• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KELUARGA REMAJA PUTRI YANG PERNAH HAMIL DI LUAR NIKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KELUARGA REMAJA PUTRI YANG PERNAH HAMIL DI LUAR NIKAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fase remaja adalah fase dalam kehidupan yang mana pada fase ini mereka ingin untuk dimengerti dan dipahami. Satu diantara usaha yang dilakukan adalah dengan mengetahui dan mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja khususnya dalam mengantar remaja menuju kematangan psikis dan kematangan sosialnya. Selain itu, remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang menuju kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, serta menentukan arah dalam kehidupannya (Mappiare, 1982).

Proses perkembangan tidak selalu berjalan linear, lurus, atau searah dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut, karena banyak faktor yang menghambatnya. Lingkungan yang tidak kondusif salah satu penyebabnya seperti ketidakstabilan lingkungan politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang otoriter atau kurang memberikan kasih sayang dan pelecehan nilai-nilai moral atau agama dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. Kondisi tidak sehat tersebut memberikan efek negative terhadap perkembangan remaja, mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stress dan depresi. Dalam kondisi seperti inilah banyak rema ja yang merespon keadaaan dengan perilaku negative seperti melakukan kriminalitas, minum -minuman keras, penyalahgunaan obat terlarang, tawuran dan pergaulan yang menyebabkan seks bebas (Syamsu, 2010).

(2)

2

Selain itu survei yang dilakukan BKKBN padap pertengahan 2009 menyatakan, 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari total kasus (Jawa Pos, 9 April 2010)

Data ini didukung hasil survei terakhir suatu lembaga survei yang seperti diungkapkan oleh Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) M Masri Muadz yang dilakukan di 33 provinsi tahun, sebanyak 63% remaja mengaku sudah mengalami hubungan seks sebelum menikah. Berdasar data penelitian pada 2005-2006 di kota-kota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Suraba ya, Malang dan Makassar, masih berkisar 47,54% remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah. Namun, hasil survei terakhir tahun 2008 meningkat menjadi 63% (BKKBN, 2008).

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan seks pranikah belum memadai sehingga masih banyak kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Di lain pihak, pemerintah tidak melayani kebutuhan kontrasepsi bagi remaja dan wanita belum menikah. Dalam Data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 2009 disebutkan bahwa dari 37.000 responden remaja dan perempuan belum menikah, 40 % pernah mengalami kehamilan (dalam Yusuf, 2010).

(3)

3

Keingintahuan remaja ini dikarenakan kurangnya bimbingan dan mempelajari prinsip pokok tentang benar dan salah, orang tua dan guru kurang menekankan dalam usaha pembinaan remaja melihat yang penting untuk mengendalikan perilaku dalam kehidupan orang dewasa. Selain itu, masalah kedisiplinan yang kurang ditegaskan baik dirumah dan disekolah. Hal ini disebabkan orang dan guru mengansumsikan bahwa remaja mengetahui apa yang benar, maka penekanan kedisiplinan hanya terletak pada pemberian hukuman pada perilaku salah yang dianggap sengaja dilakukan. Sedangkan penjelasan agar remaja memahami kesalahan suatu perilaku jarang ditekankan (Santrock, 2002).

Disisi lain remaja merupakan bagian generasi muda yang mempunyai fungsi, peran dan tanggung jawab dalam pembangunan yang sama dengan remaja lainnya, mereka juga memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dilewati. Hurlock (1980), mengatakan remaja yang tidak dapat melewati tugas perkembangannya akan bermasalah pada tahap perkembangan selanjutnya. Banyaknya remaja yang melakukan seks bebas tanpa memikirkan bahaya yang diakibatkan, padahal perilaku seks bebas sangat berbahaya bagi kesehatan mereka Pada akhirnya perilaku seks pranikah mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan tekanan pada remaja, karena pada dasarnya remaja belum matang secara emosional dan psikologis. Biasanya juga dihantui oleh rasa bersalah dan malu, sehingga tidak jarang mereka mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilannya dengan berbagai cara atau biasa dikenal dengan istilah aborsi dan mereka dengan berani mengambil resiko untuk melakukan aborsi tanpa memikirkan efek dan kerugiannya.

Remaja hamil dihadapkan pada resiko tinggi, baik dari sudut kedokteran maupun sudut kemasyarakatan. Padahal perempuan yang hamil di bawah usia 17 tahun memiliki potensi yang sangat tinggi akan kematian sewaktu persalinan karena tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh. Dalam artian, belum cukup matang dan belum siap dilewati oleh bayi. Tidak hanya sang ibu, bayinya pun memiliki potensi resiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun. Selain itu, sang ibu juga sangat rawan terkena kanker rahim karena pertumbuhan tubuhnya (terutama rahim) belum optimal (Fkmukti, 2011).

(4)

4

kehamilannya, akan membuat remaja putus sekolah, dan tidak mungkin masuk sekolah lagi setelah kehamilannya berakhir. Dan anak yang memutuskan untuk membesarkan bayinya memiliki konsekuensi sosial yang berat. Bayi mereka memilki tingkat penyakit dan moralitas yang lebih tinggi dan seringkali mengalami masalah emosional dan pendidikan dikemudian hari.

Simkins (dalam Sarwono, 2004) menyatakan sebagian tingkah laku seksual memang tidak memiliki dampak, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkan. Tetapi sebagian besar perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah dan agresif, misalnya pada gadis-gadis yang hamil dan terpaksa menggugurkan kandungannya.

Sanderwitz & Paxman (dalam Sarwono, 2004) menyatakan, akibat psikososial yang timbul akibat kehamilan diluar nikah adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah. Cemoohan dan penolakan dari masyarakat sekitar pun kemungkinan akan terjadi. Akibat lainnya adalah terganggunya kesehatan dan resiko kehamilan serta kematian bayi yang tinggi. Selain itu, juga ada akibat-akibat putus sekolah dan akibat ekonomi, karena diperlukan biaya perawatan dan lain-lain.

Remaja yang mengarah pada perilaku kenakalan atau deliquencycenderung mempunyai problem tambahan dibandingkan dengan remaja yang hidup dengan keluarga yang utuh, penuh kasih sayang, serta menanamkan kedisiplinan bagi setiap anggota keluarga. Mereka merasa ditinggalkan, kecewa dan kesedihan yang dalam (Balson, 1993). Hal ini diakibatkan selain menghadapi beban psikologis yang cukup berat, mereka juga harus menanggung perlakuan dari masyarakat yang kurang mendukung eksistensi remaja di masyarakat.

(5)

5

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja antara lain faktor keluarga terutama pengasuhan orang tua. Keluarga sebagai unit terkecil dalam kelompok masyarakat, merupakan lembaga yang pertama dan utama bagi anak sebagai tempat sosialisasi dirinya. Dari sinilah anak mulai mengenali arti hidup, cinta kasih dan simpati, mendapatkan bimbingan pendidikan serta merasakan suasana aman. Seluruh keluarga diikat oleh suatu perasaan kebersamaan yang dalam, oleh rasa kasih sayang, loyalitas, dan solidaritas yang murni.

Peranan keadaan keluarga terhadap perkembangan sosial anak-anak tidak hanya terbatas pada situasi sosial ekonominya atau pada keutuhan struktur dan interaksinya saja. Juga cara-cara dan sikap-sikap dalam pergaulannya memegang peranan yang cukup penting didalamnya. Hal ini mudah diterima apabila kita ingat bahwa keluarga itu sudah merupakan sebuah kelompok sosial dengan tujuan-tujuan, stuktur, norma-norma, dinamika kelompok, termasuk cara-cara kepemimpinannya, yang sangat mempengaruhi kehidupan individu yang menjadi anggota kelompok tersebut (Gerungan, 2000).

Seperti diketahui bahwa rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.

Orang tua sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku , dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya yang kemudian menjadi kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Hal demikian disebabkan karena anak mengindetifikasikan diri pada orang tuanya sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain (Gerungan, 1996).

(6)

6

dengan cara yang baik, mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, mengetahui hak-haknya dan mampu membela hak-haknya, namun anggapan bahwa perhatian dan perlindungan orangtua kepada anak akan selalu berdampak positif ternyata tidak selamanya benar karena pada kenyataannya perhatian terlalu berlebihan (over protective) dapat menyebabkan anak mengalami perasaan tertekan yang seringkali menjadi kecenderungan untuk melakukan pemberontakan terhadap orangtua

Menurut Stender (dalam Gerungan 2000) bahwa kebanyakan hal dimana orang tua bersikap over protective terhadap anak, maka anak akan berkembang dengan ciri-ciri sangat bergantung kepada orang tuanya di dalam tingkah lakunya.

Menurut Stuart Hauser dan rekan-rekan menjelaskan bahwa orangtua yang memberi perilaku yang memudahkan (enabling behaviors) seperti menjelaskan, menerima, dan berempati lebih memfasilitasi perkembangan identitas remaja daripada orangtua yang menggunakan perilaku-perilaku yang membatasi (constraining behaviors)seperti mengkritik dan tidak menghargai (Santrock, 2002).

Telah dijelaskan diatas bahwa akibat dari pengabaian dari keluarga menyebabkan salah satunya adalah pergaulan bebas remaja, mereka melakukan seks bebas yang menye babkan kehamilan diluar nikah. Perilaku seks pranikah mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan tekanan pada remaja, karena pada dasarnya remaja belum matang secara emosional dan psikologis. Biasanya juga dihantui oleh rasa bersalah dan malu, sehingga tidak jarang mereka mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilannya dengan berbagai cara atau biasa dikenal dengan istilah aborsi dan mereka dengan berani mengambil resiko untuk melakukan aborsi tanpa memikirkan efek dan kerugiannya.

(7)

7

B . Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yang ingin diungkap adalah:

1. Bagaimanakah gambaran pola asuh orang tua yang diterapkan pada remaja putri yang pernah hamil diluar nikah?

2. Bagaimanakah gambaran interaksi sosial dalam keluarga remaja putri yang pernah hamil diluar nikah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui profil keluarga remaja putri yang hamil diluar nikah yaitu:

1. Mengetahui gambaran pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak sebelum remaja putri hamil diluar nikah

2. Mengetahui gambaran interaksi sosial dalam keluarga sebelum remaja putri hamil diluar nikah

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah sumbangsih ilmiah dalam usaha memperoleh pemahaman, pengembangan teori psikologi keluarga, mengenai manfaat dari penelitian tentang pola asuh keluarga, khususnya untuk remaja putri yang hamil diluar nikah.

2. Manfaat Praktis

(8)

i

PROFIL KELUARGA REMAJA PUTRI

YANG PERNAH HAMIL DI LUAR NIKAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Dwi Orbeta Nila Cristy (06810153)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)
(10)
(11)
(12)

v

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala kebesaran, karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.

Skripsi ini berjudul “Profil keluarga remaja putri yang pernah hamil diluar nikah ”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. M. Salis Yuniardi, M.Si selaku dosen wali yang juga dengan sabar memberikan bimbingan, dukungan, arahan, masukan yang membangun, dan bantuan serta senantiasa memberikan kata maaf pada penulisyang diberikan sejak awal penulis menjadi anak didiknya.

3. Yudi Suharsono, M.si selaku pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan, dan masukkan dari awal sampai akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

4. Ni’matuzahroh, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah denga n sabar dan telaten memberikan pengarahan dan masukan-masukan yang sangat membantu penulis menyelesaikan karya ini.

5. Orang tua tersayang yang mengajarkan arti hidup, selalu mencurahkan doa, kasih sayang, dan perhatian serta semangat yang tiada henti. Karya ini saya persem bahkan sebagai wujud terima kasih untuk bapak dan ibu yang dengansusahpayahberusahauntukmenjadikansayasebagaiseseorangsarjana. 6. Mas, mbak sela, dan ceoter sayang yang telah memberikan dukungan dan doa

selama ini.

(13)

vi

8. Seluruh subjek penelitian yang mau meluangkan waktu dan membatu saya dalam menyelesaikan karya ini, terimakasih.

9. Noph, Kiki, wida , tole , meti terima kasih semuanya. Karena teman-teman akhirnya saya bisa menyelesaikan karya ini dan akhirnya saya bisa mengikuti jejak kalian.

10. Ijo, hydar, terima kasih buat semua dukungan dan bantuannya.

11. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga penelitian ini selesai yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terimaksih.

Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, sa ran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

(14)

vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Keluarga ... 8

1. Pengertian Keluarga ... 8

2. Prof il Keluarga ... 8

3. Fungsi Keluarga ... 12

4. Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak ... 13

B. Remaja ... 14

1. Pengertian Remaja ... 14

2. Ciri-ciri Masa Remaja ... 15

3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja ... 17

C. Kehamilan ... 18

1. Pengertian Kehamilan ... 18

2. Etiologi Kehamilan ... 18

3. Lama Kehamilan ... 19

(15)

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian ... 22

F. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

G.Analisa Data Penelitian... 25

H.Keabsahan Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Identitas Subjek ... 27

D.Rangkuman Analisis Keseluruhan Subjek... 40

(16)

ix

DAFTAR TABEL

(17)

x

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Cerita remaja kita. Diakses tanggal 9 Sepetember 2011. Dari www.N9kini.com.

Ahmadi, A. 1979.Psikologi Sosial. PT. Bina ilmu. Surabaya

. 2002.Psikologi Sosial. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Ahmadi, Rulam. 2005. Memahami Metodelogi Penelitian Kualitatif. Malang: UM Press.

Ali, Muhammmad & M. Asrori. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Balson, M. 1993. Bagaimana Menjadi Orang Tua Yang Baik . Jakarta : Bumi Aksara

Carr, A. 2001. Family therapy. concept, process and practice. British Library Cataloguing inpublication data

Dagun, S.M. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta :Rineka Cipta

Fkmukti. 2011. Keluarga berencana dan alat KB. www.bkkbnjatim.go.id ; diakses tanggal 4 Agustus 2011

Gerungan, W, A. 2004. Psikologi Sosial. PT. Refika Aditama. Bandung

Gordon, T. 1992. Menjadi Orang Tua Efektif. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Gunarsa, S. D & Gunarsa, Y.S. D. 2001. Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga.Jakarta: PT. Bpk Gunung Mulia.

. 2007. Psikologi Remaja. PT. Bpk Gunung Mulia. Jakarta

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Hurlock, E.B.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(18)

xi

Progestian, Prima. 2010. Pengertian, lama, dan periode kehamilan manusia. Diakses tanggal 4 Agustus 2011. Dari www.skripiakhir/artikel.com.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Seniati, Liche. 2005. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT Indeks Gramedia.

Siahaan, Hendri. N. 1986. Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak. Bandung: Angkasa.

Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiono. 2009. Memahami Penlitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susilo. 2011. Kenakalan remaja. Diakses tanggal 11 Mei 2011. Dari www.osun.com

Wiknjosastro, Adriaansz, G., Saifuddin, AB. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perlindungan hukum yang diberikan oleh hakim di dalam sidang peradilan bagi korban perkosaan adalah seorang hakim akan melakukan pertimbangan hukum

Oleh karena itu, keterpaksaan diri korban, misalnya dibuat menyerah (tidak berdaya), tidak seberapa melakukan perlawanan atau takut melakukan upaya meloloskan diri

Al-Qur’an adalah suatu jalan petunjuk bagi manusia yang akan menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang di dalam Al-Qur’an diterangkan

Guru pamong yang membimbing mahasiswa praktikan bidang studi IPA adalah Abdul Basit, S.Pd. Beliau merupakan guru yang sangat sabar dan interaksi antara guru dengan peserta

Dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang “ Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas

Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Semua penyitaan yang telah dilakukan menjadi.. hapus

Dari sengketa ini dapat disimpulkan bahwa prinsip yurisdiksi teritorial dapat pula berlaku terhadap kejahatan yang dilakukan tidak hanya di wilayah negara yang bersangkutan, tapi

Penelitian Muh Muslim (2002) berjudul “Penggunaan Diksi dalam Rubrik Konsultasi Masalah Seks di Majalah Aneka Yess! Asuhan dr. Keunikan penilitian ini disimpulkan bahwa