• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWI KELAS 1 DAN SISWI KELAS 2 MTS DI PONDOK PESANTREN MODERN Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswi Kelas 1 Dan Siswi Kelas 2 Mts di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWI KELAS 1 DAN SISWI KELAS 2 MTS DI PONDOK PESANTREN MODERN Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswi Kelas 1 Dan Siswi Kelas 2 Mts di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWI KELAS 1 DAN SISWI KELAS 2 MTS DI PONDOK PESANTREN MODERN

ISLAMASSALAAM SUKOHARJO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

PUSPO ARI WIBOWO J500120074

PROGAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWI KELAS 1 DAN SISWI KELAS 2 MTS DI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM

ASSALAAM SUKOHARJO

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

PUSPO ARI WIBOWO J 500 120 074

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Pembimbing Utama

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWI KELAS 1 DAN SISWI KELAS 2 MTS DI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM

ASSALAAM SUKOHARJO

Oleh:

PUSPO ARI WIBOWO J 500 120 074

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 20 Maret, 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Erna Herawati, Sp. KJ. (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Adriesti Herdaetha, Sp. KJ., M.H. (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Nur Mahmudah, M. Sc. (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan orang lain, yang tertulis di naskah ini kecuali disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan di atas, maka akan penulis pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 2017

Penulis

PUSPO ARI WIBOWO J 500 120 074

(5)

Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswi Kelas 1 dan Siswi Kelas 2 Mts di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo

Abstrak

Kecemasan merupakan kondisi emosional subjektif seperti ketegangan, ketakutan, dan kehawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya saraf pusat. Permasalahan penyesuaian diri di sekolah mungkin timbul ketika remaja memulai jenjang sekolah yang baru dan yang menuntut siswa untuk hidup mandiri, seperti halnya sekolah berasrama. Gangguan kecemasan yang sering terjadi pada anak-anak dapat menyebabkan merosotnya prestasi di sekolah. prosentasi kasus kacemasan lebih tinggi pada wanita dibanding laki-laki sebesar 12,6 berbanding 6,8 kasus per-1000 penduduk setiap tahun dengan jumlah pada wanita sebesar 17,8% dan laki-laki sebesar 9,6% per-1000 penduduk setiap tahun. Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode crosssectional untuk mengukur tingkat kecemasan kedua kelompok secara bersamaan. Identifikasi untuk mengukur tingkat kepercayaan responden menggunakan kuesioner Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI), dan di lanjutkan menggunakan TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) untuk mengukur tingkat kecemasan. Siswi kelas 1 dan 2 MTs diundang untuk mengisi Kuesioner LMMPI dan TMAS yang dibagikan. Didapatkan total 45 sampel untuk mewakili tiap kelompok. Rerata skor kecemasan kelas 1 lebih tinggi 5.02 dibandingkan kelas 2 MTs dan Hasil uji independent sample t test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor nilai kecemasan antara kelompok anak siswi kelas 1 MTs dengan siswi kelas 2 MTs. Secara statistik memiliki perbedaan yang begitu signifikan dengan nilai p=0,000. kata kunci : kecemasan, siswi asrama, PPMI Assalaam

Abstract

Anxiety is emotional subjective conditions such as tension, cares, and fears and also characterized by active central nervous system. Anxiety disorders are common in young children and can cause a decline in school performance. Comparison of cases of women and men was 12.6 versus 6.8 cases in 1000 population each year with the number of women at 17.8% and men 9.6% in 1000 population each year. Problems in school adjustment may arise when teens begin new levels of schooling that requires students to live independently, namely the halls of residence. Because it requires a study to determine differences in the level of anxiety among students according to the length stay in the dorm, so that anxiety can be avoided or even in use as motivation to increased student achievement. Research conducted including analytic descriptive research using cross sectional method to measure anxiety levels both groups simultaneously. Identification to measure the level of confidence of respondents using questionnaires Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-L), and continue using TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) to measure the level of anxiety. Grade 1 and 2 MTs are invited to fill out questionnaires and TMAS LMMPI. Of the total 45 samples representing each group. The mean anxiety score 1st grade higher then 2nd class by 5:02 point and compared The test results independent sample t

(6)

test showed that there are differences between the mean scores of anxiety among the group of children grader in 1 MTs with 2 MTs. Statistically differences are so significant with p = 0.000.

keyword: anxiety, student dormitories, PPMI Assalaam

1.PENDAHULUAN

Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas SDM adalah melalui bidang pendidikan. Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal karena setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, termasuk juga bakat yang ada pada individu yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Kemampuan dan kecerdasan dalam diri individu dapat dikembangkan melalui pendidikan (Mulyasa, 2004).

Alternatif pendidikan yang ditawarkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas salah satunya adalah sekolah berasrama (boarding school) yang ada di lingkungan pondok pesantren (Nelson et al, 2011).

Gangguan kecemasan yang sering terjadi pada anak-anak dapat menyebabkan merosotnya prestasi di sekolah, ketidakharmonisan dalam hubungan keluarga, dan dalam hubungan sosial. Beberapa gangguan kecemasan yang terjadi pada masa anak-anak juga diprediksi menjadi gangguan kecemasan saat remaja dan bisa menjadi gangguan depresi juga (Walkup et al, 2008).

depresi merupakan gangguan suasana perasaan hati (mood) yang ditandai oleh kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas (reality testing ability/RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada splitting of personality ), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas normal. Depresi dan gangguan kecemasan yang terjadi selama masa

(7)

remaja merupakan beberapa faktor yang menyebabkan gangguan mental dan fisik yang meluas (Al-Mighwar, 2006).

Kecemasan dipengaruhi oleh berbagai faktor pemicu, beberapa di antaranya adalah lingkungan baru, perpisahan dengan sosok terdekat, ketakutan akan sesuatu, tidak mampunya memenuhi kebutuhan diri dan lain lain, semua faktor yang memicu kecemasan berasal dari diri sendiri dalam menghadapi situasi yang baru, setiap orang akan merasa cemas pada situasi baru tidak terkecuali siswi kelas 1 MTs maupun siswi kelas 2 MTs di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (Hawari, 2006).

Deteksi dini tingkat kecemasan siswi merupakan hal yang penting untuk membantu pihak sekolah maupun siswi itu sendiri dalam menaikan prestasi akademik dan penatalaksanaan untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dihadapi siswi tersebut.

2.METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswi kelas 1 MTs dan siswa kelas 2 MTs yang masing-masing mewakili siswi yang baru tinggal di asrama dan siswi yang telah lebih lama tinggal di asrama. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yang diambil secara acak setelah dilakukan pengelompokan kelas dan pengisian kuesioner tentang tingkat kecemasan. Gambaran deskriptif penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan dianalisis decara deskriptif, yakni dengan membuat uraian sistematik mengenai hasil penelitian.

(8)
[image:8.595.112.512.160.261.2]

3.HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kecemasan dan Normalitas Data

Sumber : Data primer, diolah 2016

Berdasarkan data pada tabel 1, terlihat hasil rata-rata skor kecemasan 45 siswi kelas 2 MTs adalah 22,98 dengan skor minimum 19 dan skor maksimum 27, range kedua skor tersebut sebesar 8, median sebesar 23, modus sebesar 23, dan standar deviasi sebesar 1,96. Sedangkan untuk hasil rata-rata dari 45 siswi kelas 1 MTs didapatkan skor kecemasan 28 dengan skor minimum 20 dan skor maksimum 36, range dari kedua skor tersebut sebesar 16, median sebesar 18, modus sebesar 28, dan standar deviasi sebesar 3,9. Pada uji normalitas hasil signifikansi Shapiro-wilk pada siswi kelas 2 MTs sebesar 0,283 dan siswi kelas 1 MTs ialah sebesar 0,283, dan dikarenakan signifikansi hasil pada uji shapiro-wilk kedua kelompok data >0,05 maka disimpulkan kedua data berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan menggunakan independent sample t-test.

Tabel 2. Hasil Independent Sample T-Test Signifikasi Uji F (lavane’s test) 0, 001

Uji T 0, 000

IK 95% Terendah Tertinggi

-6, 37137 -3, 76196 Sumber : Data Primer, diolah 2016

Dengan F test, dan di dapatkan hasil F 12,910 dengan nilai p sebesar 0,001. Oleh karena nilai probabilitas dengan equal variances not assumed adalah <0,05 (0,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah berbeda atau tidak

Kelas 2 MTs Kelas 1 MTs

Skor min 19 20

Skor max 27 36

Mean 22,98 28

Median 23 28

Modus 23 28

Shapiro- Wilk 0,283 0,283

(9)

homogen, tetapi hasil laven’s test homogen atau bervariasi bukanlah permasalahan pada independent sample t test ini.Pada uji t, nilai p = 0,000 (nilai p <0,05), sehingga didapatkan perbedaan yang bermakna pada skor kecemasan siswi kelas 2 MTs dan siswi kelas 1 MTs dengan nilai IK 95% antara -6,37137 sampai -3,76196. Dikarenakan nilai probabilitas yang pada uji-t <0,05 maka hipotesis diterima, sehingga dapat disimpulkan secara statistik bahwa terdapat perbedaan kecemasan yang bermakna antara siswi kelas 2 MTs dan siswi kelas 1 MTs.

Kecemasan yang timbul pada anak karena perpisahan sementara tidak selalu patologis, pada taraf tertentu justru memacu performa dari sang anak untuk menanggulangi permasalahan yang dihadapi akibat perpindahan tersebut (kecemasan yang sedang). Baru pada tahap kecemasan yang tinggi akan meruntuhkan performa sang anak. Hal ini sesuai dengan hukum Yarkes-Dodson, yang menjelaskan bahwa ada hubungan kecemasan dengan performa uang digambarkan sebegai kurva U yang terbalik. Performa akan berkurang pada tingkat kecemasan rendah dan sangat tinggi. Sedangkan pada tingkat kecemasan yang sedang dapat menambah performa seseorang (Puri, 2011).

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan tingkat kecemasan di PPMI Assalaam dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara siswi kelas 1 MTs dan siswi kelas 2 MTs di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Sukoharjo.

PERSANTUNAN

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada dr. Adriesti Herdaetha, Sp. KJ., M.H. dan dr. Nur Mahmudah, M. Sc. yang telah membimbing dengan penuh kesabaran serta memberi perhatian dan motivasi dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, serta penulis mengucapkan terimakasih

(10)

kepada dr. Erna Herawati, Sp. KJ. yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh dosen, staff dan teman – teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah banyak waktu untuk berbagi ilmu, memberikan bantuan moral dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar., 2006. Psikologi Remaja: Petunjuk bagi Guru dan Orangtua. Bandung: Pustaka Setia.

Beauchemin, J., Hutchins, T., Patterson, F., 2008. Mindfulness meditation may lessen anxiety, promote social skills, and improve academic performance among adolescents with learning disabilities. Complementary Health Practice Review, 13(1), 34-35.

Depertemen kesehatan RI., 1993. Pedoman, Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Depertemen kesehatan Indonesia.

Hawari., 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA., 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Tangerang (Indonesia) : Bina Rupa Aksara.

Mulyasa E., 2004. Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo., 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipt.

Nelson, J. M., & Harwood, H., 2011. Learning disabilities and anxiety: A meta.analysis. JournalofLearning Disabilities, 44(1), 3–17. doi:10. 1177/ 0022219 409359939.

Sadock Benjamin James, Sadock Virginia Alcott., 2007. Kaplan & Sadock Synopsis Of Psychiatry Behavioral Sciences/ Clinical Psyciatry. 10th Edition. Phiadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

(11)

Taylor, S. E., Peplau, L. A., Sears, D. O., 2007. Social Psycology. Prentice Hall: New Jersey.

Walkup, J. T., Albano, A. M., Piacentini, J., Birmaher, B., Compton, N. S., Sherril, J. T., Ginsburg, G. S., Rynn, M. A., McCracken, J., Waslick, B., Iyengar, S., March, J. S., Kendall, P. C., 2008. Congnitive Behavioral Therapy, sertraline, or a combination in chilhood anxiety. 359(26): 2753-2766.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kecemasan dan Normalitas Data

Referensi

Dokumen terkait

Stabilisasi Tanah Lempung dengan Menggunakan Semen Portland Tipe I dan Abu Vulkanik dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas.. Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera

[r]

After the data is converted into the ratio and analyzed with Pareto diagram, the cost components that have make the biggest contribution to the quality cost are

[r]

Setelah mengamati keseluruhan segmen antara Najwa Shihab dengan Ganjar Pranowo, peneliti menemukan beberapa kata yang dipilih, yang merujuk pada fakta yang dibahas dalam

Hasil yang dicapai yaitu suatu rancangan basisdata yang terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan pada bidang penjualan dan pembelian yang dapat menunjang seluruh

Q4 Does Just Noticeable Differs mediate between role of sales person, self control mechanism and product stimuli to attitude to trade in.. Q5 Does self control mechanism, and role

diberikan tugas untuk memberikan nomor surat pada surat.. keluar menggunakan INTAN. Langkah yang Praktikan lakukan. dalam menangani surat