• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Portofolio Saham yang Optimal pada Saham LQ di BEI dengan Menggunakan Indeks Beta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Portofolio Saham yang Optimal pada Saham LQ di BEI dengan Menggunakan Indeks Beta"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL PADA

SAHAM LQ 45 DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS

BETA

Disusun Oleh :

Nama : Susi Anggreyani NIM : 105081002448

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Susi Anggreyani

NIM : 105081002448

Jurusan : Manajemen

Tempat,Tanggal Lahir : Brebes, 16 Oktober 1986 Alamat : Jalan Palmerah Barat VI No.90

Rt.003/Rw.010 Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone : 0838 – 99 - 44 – 5095

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Hobi : Travelling, Browsing dan Membaca

Latar Belakang Pendidikan :

Lulus SDN 21 Pagi Palmerah Jakarta - 1998 Lulus SLTP N 127 Kebon Jeruk Jakarta – 2001 Lulus SMA N 16 Palmerah Jakarta - 2004

Pengalaman Kerja :

- Pernah menjadi staff kantor notaris ANH Jakarta Barat (6 bulan) - Menjadi guru privat

(6)

i

ABSTRAK

Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana pada periode tertentu, di mana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dana yang diinvestasikan pada periode tertentu. Di dalam portofolio tersebut terdapat portofolio yang jumlahnya tidak terbatas atau banyak sekali, yang dalam pembentukannya investor akan memilih mana yang tepat dari sekian banyak portofolio yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara memperoleh tingkat keuntungan saham dan tingkat risiko dari tiap-tiap saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, untuk mengetahui cara memperoleh tingkat keuntungan dan risiko portofolio saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dan juga untuk mengetahui cara memperoleh pembentukan portofolio yang optimal di BEJ dengan menggunakan indeks beta.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEJ sebanyak 45 perusahaan pada periode Januari 2010 sampai Desember 2011. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, di mana pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja, dan dengan catatan sampel tersebut representatif atau mewakili populasi yaitu sebanyak 29 perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu

Indonesian CapitalDirectory dan Jakarta Stock Exchange.

Dari perhitungan data, nilai β (beta) atau systematic risk rata-rata saham perusahaan adalah sebesar 1,608454106. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa rata-rata risiko sebesar 0,055463935. Berdasarkan perhitungan portofolio tingkat keuntungan pasar rata-rata 0,0226399 dan risiko portofolio diperoleh sebesar 0,032022118. Dalam pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini dipilih saham yang mempunyai ERB positif kemudian dibandingkan dengan nilai Ci (Cut Of Rate). Sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan Ci dimasukkan dalam kandidat portofolio yang optimal sebanyak 23 perusahaan.

(7)

i

ABSTRACT

The investment decision is essentially a matter of the management of funds at certain period, which the investor has hopes to earn revenue or profits fund invested in a particular period. Inside the portfolio there are an infinite number of portfolios or a lot, which is the formation of investors will choose exactly which of the many existing portfolio. The purpose of this study was to determine how to obtain the level of profit share and the level of risk of each stock in companies listed on the Jakarta Stock Exchange, to find out how to obtain the level of benefits and risks of portfolio shares listed on the Jakarta Stock Exchange, and also to find out how obtain the optimal portfolio formation on the JSE using beta index.

The population is LQ 45 firms listed on the JSE as many as 45 companies in the period January 2010 to December 2011. Samples taken in this study using purposive sampling technique where the sampling is done on purpose, with a note or a representative sample of the population is represented by 29 companies. Methods of data collection using the Indonesian Capital Directory documentation and Jakarta Stock Exchange.

From the calculation of the data, the value of β (beta) or the average systematic risk is equal to 1,608454106 shares of the company. The calculation result shows that the average risk of 0,055463935. Based on the calculation of the market portfolio rate of return on average 0,0226399 and portfolio risk obtained by 0,032022118. In the formation of optimal portfolios in the study were selected stocks that have positive ERB then compared with the value of Ci (Of Rate Cut). ERB securities have value greater than or equal to Ci candidates included in the optimal portfolio by 23 companies.

(8)

ii KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Portofolio Saham yang Optimal pada Saham LQ 45 di BEJ dengan Menggunakan Indeks Beta”.

Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid,M. S, Dekan Fakultas Ekonomi dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Suhendra, S.Ag, MM, Ketua Jurusan Manajemen

4. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, Dosen pembimbing II yang penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan dukungan moriil.

(9)

iii 8. Almamater UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta.

9. Calon pendamping hidupku Tata, yang selalu memberi semangat .

10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati apabila saran atau kritikan terhadap perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Jakarta, 2013

(10)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK i

ABSTRACK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. LatarBelakang 1

B. RumusanMasalah 6

C. TujuanPenelitian 7

D. ManfaatPenelitian 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi 9

1. PengertianInvestasi 9

2. Proses Investasi 10

3. Tipe-tipeInvestasi 11

(11)

v

C. Saham 13

D. Portofolio 18

E. Beta 32

F. IndeksHargaSaham 35

G. Penelitian Terdahulu 36

H. Kerangka Berpikir 39

BAB III :METODE PENELITIAN

A. RuangLingkupPenelitian 42

B. MetodePenentuanSampel 42

C. MetodePengumpulan Data 45

D. MetodeAnalisis Data 46

E. OperasionalVariabelPenelitian 49

BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.GambaranUmum 51

1.Pasar Modal 51

2. Bursa Efek Jakarta 52

B. DiskriptifObyekPenelitian 53

C.DiskriptifVariabelPenelitian 54

1. VariabelSaham Individual 54

2. Variabel Return Saham 56

D. AnalisisdanPembahasan 58

BAB V :KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan 73

B. Implikasi 74

C. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 76

(12)

iv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal.

2.1 Tingkat Keuntungan Kondisi 20

2.2 Penelitian Terdahulu 36

3.1 Daftar saham yang masuk dalam Indeks LQ 45 44

4.1 Tabel Return Saham 54

4.2 Daftar IHSG dan return pasar 57

4.3 Beta dan alpha saham individual 64

4.4 Saham kandidat portofolio (ERB>C*) 67

(13)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal.

2.1 Risiko total 30

2.2 Risiko dan tingkat keuntungan 31

2.3 Kombinasi aktiva bebas risiko dan portofolio 31

2.4 Kerangka konseptual pemikiran 41

4.1 Grafik return saham individual 56

(14)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal.

1 Nama Sampel Perusahaan dan Close Price 78

2 Daftar Return Saham 79

3 Return IHSG 80

4 Beta dan Alpha Saham Individual 81

5 Perhitungan ERB 82

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bursa efek atau pasar modal di Indonesia ada dua yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya Stock Exchange). Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) sekarang Bursa Efek Indonesia pernah menjadi salah satu bursa terbaik di Asia Tenggara pada tahun 1996. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat ini ternyata didorong oleh minat investor asing yang masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Dengan adanya pasar modal, para investor dapat melakukan investasi pada banyak pilihan investasi, sesuai dengan keberanian mengambil risiko dimana para investor akan selalu memaksimalkan return yang dikombinasikan dengan risiko tertentu dalam setiap keputusan investasinya.

Teori keuangan mengatakan apabila risiko suatu investasi meningkat maka disyaratkan tingkat keuntungan yang semakin besar. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Ahmad, 2004: 3).

(16)

2 pengelolaan dana pada suatu periode tertentu, dimana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama periode waktu tertentu. Sebelum mengambil keputusan investasi baru, para investor perlu mengadakan analisa yang cermat. Dalam mengambil keputusan investasi para investor mengharapkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu atau hasil tertentu dengan risiko yang minimal terhadap investasi yang dilakukan. Keuntungan investasi sangat tergantung banyak hal, tapi hal yang utama adalah tergantung pada kemampuan atau strategi penanaman modal atau investor dalam membaca keadaan dan situasi pasar yang tidak menentu.

(17)

3 Jika seorang investor menginginkan keuntungan yang optimal, investor harus menentukan strategi yang baik, kalangan fund manager dan analis selalu merujuk nasehat-nasehat lama “Jangan taruh telur dalam satu ranjang’”. Didalam investasi sahampun demikian Jangan meletakkan uang hanya

dalam satu jenis saham” ini adalah yang disebut dengan istilah diversifikasi

portofolio. Diversifikasi portofolio saja tidak cukup, perlu diversifikasi waktu dan pola permainan. Diversifikasi waktu berarti jangan habiskan semua sekaligus. Lakukan alokasi sebagai antisipasi jika nilai portofolio turun.

(18)

4 Diversifikasi pola permainan artinya bila memang ada waktu maka investor perlu mengalokasikan dana dalam dua pola permainan sekaligus, short term (hit dan run) dan long term (buy dan hold) artinya sebagian dana yang dimainkan dengan gaya buy and hold, sebagian lain hit and run dalam arus permainan transaksi harian, untuk mencapai keuntungan optimal maka harus dilengkapi kemampuan dan kesediaan melakukan analisis baik fundamental maupun teknikal.

Dalam membentuk satu portofolio, maka sebaiknya investor berusaha memaksimalkan pengembalian (return) yang diharapkan dari investasi yang dilakukan dengan tingkat risiko tertentu. Portofolio seperti ini merupakan portofolio yang efisien. Investor yang sangat berhati-hati menghindari risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Bila investor memilki portofolio yang efisien lebih dari satu, maka portofolio yang optimal yang akan dipilih. Untuk menaksir keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio maka perlu menaksir jumlah tingkat keuntungan yang diharapkan sebanyak jumlah saham yang membentuk portofolio tersebut (Husnan, 2001: 102).

(19)

5 Indeks beta merupakan salah satu alat ukur yang akurat untuk mengukur suatu portofolio yang mempunyai risiko rendah, maka saham yang dipilih adalah saham–saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, portofolio saham dapat mengurangi risiko yang timbul. Pada dasarnya investor mengharapkan investasi yang ditanamkan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin. Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio, maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan dari saham lain. Tetapi diversifikasi bukanlah suatu jaminan dalam mengusahakan risiko yang minimum dengan keuntungan maksimum sekaligus. Sehingga para investor yang rasional perlu mengadakan analisis sebelum melakukan investasi agar risiko dapat diminimalisasi sekecil mungkin. Investor melakukan diversifikasi dalam berbagai portofolio dikarenakan hasil yang diharapkan dari tiap jenis sekuritas dapat saling menutup. Sedangkan kenyataannya adalah tiap-tiap investor mempunyai tanggapan risiko yang mungkin berbeda.

(20)

6 dicapai. Investor dihadapkan pada beberapa alternatif sekuritas yang beberapa diantaranya dapat dipilih.

Kenapa dipilih saham-saham LQ45, karena saham yang masuk dalam LQ45 merupakan saham-saham unggulan berdasarkan kapitalisasi pasar 12 bulan terakhir dan masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular. Apa yang dibutuhkan pemodal adalah kemampuan untuk menyusun pilihannya dari tiap kombinasi kepuasan paling sedikit sampai kepuasan tertinggi. Investor yang rasional hanya tertarik dengan portofolio yang optimal. Hal tersebut menjadi landasan peneliti untuk mengambil judul “ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL PADA SAHAM

LQ 45 DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS BETA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko sekuritas individual saham pada perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimanakah tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko portofolio saham pada perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?

(21)

7 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka untuk menganalisis portofolio yang optimal dengan menggunakan indeks beta, tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Menganalisis cara memperoleh tingkat keuntungan (return) dan tingkat risiko sekuritas individual saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Menganalisis cara memperoleh tingkat keuntungan (return) dan tingkat

risiko portofolio saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Menganalisis cara pembentukan portofolio yang optimal dengan menggunakan indeks beta di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan yang telah disampaikan diatas maka penelitian ini berguna untuk: 1. Kegunaan praktis penelitian ini adalah:

Manfaat bagi investor dan masyarakat

a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan portofolio yang optimal.

(22)

8 2. Kegunaan teoritis penelitian ini adalah:

a. Manfaat Bagi Kalangan Akademis

Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sebagaimana yang telah dipelajari didalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan tentang pasar modal dan investasi. Bagi civitas akademika menambah informasi, sumbangan penelitian bahan kajian dalam penelitian. Bagi civitas akademika menambah informasi, sumbangan penelitianbahan kajian dalam penelitian.

b. Manfaat Bagi Perusahaan

(23)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Husnan (1998: 3) investasi adalah setiap pengguna dana dengan maksud memperoleh penghasilan. Sedangkan menurut Halim(2003: 2) investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000:5). Dari beberapa pengertian investasi dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan kegiatan dalam bidang finansial yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kekayaan atau asset yang ditanam.

2. Proses Investasi

Menurut Husnan (2003: 49) proses investasi menunjukkan bagaimana seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang biasa dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut dilakukan langkah-langkah:

a. Menentukan kebijakan investasi

(24)

10 keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi, jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.

b. Analisis Sekuritas

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasikan efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan analisis ini dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut.

c. Pembentukan Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi, tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain: preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya.

d. Melakukan Revisi Portofolio

(25)

11 e. Evaluasi Kinerja

Dalam tahap ini pemodal atau investor melakukan penilaian terhadap kinerja( performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari potofolio lainnya.

3. Tipe-tipe Investasi

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung maupun tidak langsung.

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan dipasar uang(Money Market).

Macam-macam investasi langsung dapat disarikan sebgai berikut:

1) Invetasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan(tabungan, deposito) 2) Investasi langsung dapat diperjualbelikan(investai langsung dipasar uang,

investasi langsung di pasar modal, investasi langsung di pasar turunan)(Jogiyanto, 2000:9)

b. Investasi Tidak Langsung

(26)

12 dengan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolio (Jogiyanto, 2000:10).

B. Risiko

Menurut Ahmad (2003:100) risiko dapat didefinisikan sebagai kemungkinan untuk luka, rusak, atau hilang. Dalam investasi risiko selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang dapat diperoleh dengan surat berharga. Berkaitan dengan uraian diatas maka klasifikasi risiko total terdiri dari:

1. Risiko Sistematik

Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (undiversifiable) disebut pula risiko pasar yang berkaitan dengan perekonomian secara makro, misalnya purchasing power risk, political risk, foreign exchange, dan risiko lainnya.

2. Risiko Tidak Sistematik

Disebut juga risiko khusus yang terdapat pada masing-masing perusahaan, seperti risiko kebangkrutan, risiko manajemen, dan risiko industri khusus perusahaan yang disebut juga risiko yang dapat didiversifikasikan atau

(27)

13 C. Saham

1. Pengertian Saham

Sekuritas atau efek adalah surat berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal primer maupun sekunder ( Gitosudarmo, 1999: 265). Sedangkan menurut Thian Hin (2001: 13). Saham yaitu surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Saham merupakan tanda bukti pengambilan pengambilan bagian saham, juga merupakan tanda bukti pengambilan bagian peserta dalam suatu perusahaan (Riyanto, 1999: 240). Saham adalah tanda penyertaan modal pada perusahaan perseroan terbatas. Jenis saham antara lain:

a. Saham Biasa

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasanya memperoleh hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan (Gitosudarmo:1999:265). b. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa (Jogiyanto; 2003:67), saham preferen adalah saham yang memberikan hak deviden dan atau bagian kekayaan pada saat perubahan lebih dahulu dari saham biasa, dan disamping itu mempunyai preferen untuk digunakan dalam mengajukan pencalonan direksi/ komisaris (Gitosudarmo, 1999:266).

(28)

14 Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri (Jogiyanto, 2003: 74).

Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut ( binder produk–produk yang ada di pasar modal). Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan, pemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud dari saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanam di perusahaan (Tjiptono dan Hendy, 1995:2001).

Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai 3 tujuan investasi utama ( Kertonegoro, 1995: 108) adalah:

a. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal, sehingga mereka akan mencari saham blue chip dan saham nonspekulatif lainnya.

b. Sebagai pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka panjang sehingga mereka mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh

(29)

15 c. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan deviden sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan hasil tinggi.

Menurut Koetien (1993) tujuan pencatatan saham dibursa adalah:

a. Memberikan kepada bursa semua informasi yang dibutuhkan kepada Investor.

b. Kepada masyarakat diberikan keterangan-keterangan hingga secara wajar dapat dianggap, masyarakat dapat membantunya menilai baik tidaknya efek yang bersangkutan.

2. Penilaian Saham

Harga saham adalah harga yang dibentuk dan interaksi para penjual dan pembeli saham dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu para investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Menurut Ang (1997: 62) nilai dari saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga jenis :

a. Nilai nominal

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam saham yang berfungsi untuk tujuan akuntansi, nilai ini tidak dapat digunakan untuk mengukur sesuatu. Nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan dalam neraca.

(30)

16 Harga dasar saham baru merupakan harga perdananya, harga saham diperoleh dari perkalian antara nilai par value dengan jumlah saham yang diterbitkan. Harga dasar suatu saham sangat erat hubungannya dengan harga pasar tersebut. Harga dasar diperhitungkan dalam perhitungan indeks harga saham, harga dasar akan berubah seiring dengan aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split,warrant, redemtion.

c. Harga Pasar (Market Price)

Harga pasar merupakan harga dimana harga tersebut berlaku saat pasar sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan ( Closing Price), harga pasar adalah harga yang mencerminkan naik turunnya suatu saham. Jika harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan maka akan terbentuk market value.

Harga saham dibursa ditentukan oleh kekuatan pasar yang berarti saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran, karena permintaan dan penawaran atas saham berfluktuasi setiap harinya, maka harga sahampun akan mengikuti pada fluktuasi tersebut. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih banyak, maka harga saham akan cenderung meningkat . Faktor-faktor yang menentukan harga saham dipasar adalah:

1) Taksiran penghasilan yang akan diterima

(31)

17 Harga saham mencerminkan prestasi emiten, pergerakan harga saham dengan kinerja emiten. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilan dari operasi usaha semakin besar, hal ini berarti keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemegang saham juga semakin besar. Bagi investor, harga saham dan pergerakannya merupakan faktor penting dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila harganya ditetapkan terlalu tinggi (overprice)

(32)

18 D. Portofolio

1. Pengertian portofolio

Portofolio adalah kumpulan saham / aset lain yang dimiliki oleh pemodal perorangan atau lembaga. Menurut Ardiyos (dalam skripsi

Aminah, 2004: 23) tujuan portofolio adalah mengurangi risiko dengan

penganekaragaman kepemilikan efek. Portofolio secara harfiah memiliki sekumpulan surat–surat. Teori ini disebut teori portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam bentuk surat-surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilk modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan santunan (penghasilan) yang lebih tinggi.

Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sejumlah pilihan portofolio efisien sesuai dengan preferensi terhadap return dan resiko. Dengan asumsi bahwa investor bersifat risk averse yaitu meminta tambahan tingkat keuntungan yang semakin besar untuk tambahan satu unit resiko yang sama. Portofolio efisien adalah kombinasi investasi yang memberikan nilai return yang sama dengan tingkat risiko yang minimal atau dengan tingkat risiko yang sama akan memberikan return

(33)

19 Dalam teori ini risiko investasi dalam saham didefinisikan sebagai investasi standar dan tingkat keuntungan. Menurut Gitosudarmo(1999:266)

teori portofolio memiliki 2 asumsi penting yaitu:

a. Keuntungan surat berharga adalah berpola distribusi normal

b. Para investor terkadang bersikap kurang atau tidak menyukai risiko (Risk averse)

Risiko dari portofolio yang didiversifikasikan secara baik tergantung pada risiko pasar dari masing-masing saham yang di masukkan dalam portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk portofolio yang memiliki risiko rendah, maka saham–saham yang dipilih bukanlah sahamsaham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, Kalau portofolio tersebut mewakili kesempatan investasi yang ada, dengan proporsi sesuai dengan bobot investasi tersebut, maka portofolio tersebut disebut sebagai portofolio pasar (Husnan, 2001:104).

(34)

20 yang disesuaikan terdiri dari sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer yang umumnya dilakukan.pembentukan portofolio normal bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan (Fabozzi, 2000: 794).

Prinsipnya adalah membentuk suatu portofolio yang merefleksikan gaya manajer uang membutuhkan penentuan saham yang akan dimasukkan kedalam potofolio normal dan penentuan cara penimbangan saham-saham tersebut (penimbangan setara atau penimbangan kapitalisasi)(Fabozzi, 2000: 795).

Maka kesimpulan yang didapat portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga.

2. Karakteristik Portofolio

Tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu portofolio tidak lain merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut dinyatakan dalam rumus:

E (Rp) =

(35)

21 Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 1998:85). Kalau kita mengatakan suatu investasi mempunyai risiko, berarti bahwa investasi tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang akan diperoleh bersifat tidak pasti. Dalam keadaan seperti itu para pemodal hanya akan mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Misalkan suatu investasi digambarkan sebagai berikut (Husnan, 2001:50)

Tabel 2.1

Tingkat Keuntungan di Berbagai kondisi

Kondisi Perekonomian Probabilitas Tingkat Keuntungan

Makmur 0,20 0,30

Normal 0,60 0,20

Resesi 0,20 0,10

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa situasi yang berisiko berarti pemodal dihadapkan pada ketidakpastian memperoleh tingkat keuntungan. Dengan kata lain, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Tetapi dalam portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan Investor seringkali dihadapkan pada pilihan antara aktiva berisiko pengembalian aktiva dari suatu portofolio aktiva sepanjang waktu tertentu secara langsung dapat diperhitungkan sebagai berikut:

(36)

22 Dimana:

Rp = tingkat pengembalian portofolio

Rg = tingkat pengembalian aktiva selama periode berjalan

Wg = berat aktiva g pada portofolio (yaitu aktiva g sebagai bagian dari nilai pasar secara keseluruhan portofolio

G = Jumlah aktiva pada portofolio Secara ringkas dapat dinyatakan:

Rp =

Secara khusus Markowitz mengkuatisir risiko sebagai varians pengembalian yang diharapkan aktiva. Dalam pengembalian aktiva, varians adalah ukuran penyimpangan penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian disekitar pengembalian yang diharapkan.

Persamaan bagi varians pengembalian yang diharapkan bagi aktiva i, yang dinyatakan sebagai (Ri) adalah:

Varians (Ri)P1[r1– E(Ri)]+P2[R2(r2– E(Ri)]+ . . . +Pn[rn- E(Rn)] Atau

Varians (Ri) =

Karena varians dinyatakan dalam unit kuadarat, maka sering dilihat Varians diubah menjadi standar / akar kuadarat dari akar varians:

(37)

23 Varians portofolio yang terdiri dari 2 aktiva sedikit lebih sulit dihitung, itu tergantung tak hanya pada varians dari dua aktiva, namun juga pada beberapa dengan hubungan antara kedua aktiva. Formulanya adalah:

Var(Rp) = Wi2 Var (Ri )+ Wi2 Var Rj + 2WiWjCov( Ri, Rj)

Dimana:

Cov(Rij,Rj) = kovarians antara pengembalian bagian aktiva i dan aktiva j. Kovarians antara kedua aktiva I dan j dihitung:

Cov(RiRj) = Pi[ri E(Ri)][ri E(Ri)]+ ... + Pn[rin E(Ri)][ri + E(Ri)] Dimana:

Rin = tingkat pengembalian ke-n yang mungkin bagi aktiva i Rm = tingkat pengembalian ke-m yang mungkin bagi aktiva j

Pn = kemungkinan memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i dan j N = Jumlah hasil yang mungkin bagi tingkat pengembalian

(Fabozzi;1999:70)

(38)

24 Dari segi lain, memilih portofolio optimal bukanlah hal yang mudah, ini disebut pemilihan portofolio.

Pembentukan portofolio berangkat dari usaha diversifikasi investasi guna mengurangi risiko. Terbukti bahwa semakin banyak jenis efek yang dikumpulkan dalam keranjang portofolio maka risiko kerugian saham yang satu dapat dinetralisir oleh keuntungan yang diperoleh dari saham lain. Teori pemilihan portofolio pertama kali dikembangkan oleh Markowitz dengan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Seorang pemodal mempunyai sejumlah uang tertentu.

2. Sejumlah uang tersebut di investasikan untuk jangka waktu tertentu disebut holding period.

3. Pada akhir masa tertentu (Holding Period) pemodal akan menjual sahamnya.

4. Pemodal akan selalu mencoba menghindari risiko(Risk Averse)

5. Untuk menghindari risiko, pemodal mencoba melakukan diversifikasi investasi

6. Pemodal menghadapi babarapa portofolio dimana harga sudah pasti. Masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan uang mereka diantara berbagai portofolio untuk memaksimalkan hasil yang dharapkan.

7. Semua portofolio secara sempurna dapat dibagi

(39)

25 dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan.( Fabozzi, 2000: 426). Dalam proses minimisasi risiko portofolio varian (standar deviasi) pengembalian merupakan alat ukur resiko portofolio. Sebagai tambahan, kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan portofolio dapat dihitung. Jenis analisis ini akan berguna dalam menentukan bauran yang paling tepat dari serangkaian alokasi portofolio yang optimal. Analisis ini disebut analisis risiko kerugian.

Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer yang umumnya dilakukan. Pembentukan portofolio normal bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan. Prinsipnya adalah membentuk suatu portofolio yang merefleksikan gaya manajer memilih dan menimbang uang membutuhkan penentuan cara penimbangan saham tersebut (penimbangan setara/ penimbangan kapitalisasi)(Fabozzi, 2000:794).

Tujuan dari pembentukan portofolio adalah:

1. Pada risiko tertentu berusaha mencapai keuntungan maksimal mungkin. 2. Pada tingkat keuntungan tertentu berusaha mencapai risiko yang minimal

(Sunaryah,2004:195).

(40)

26 1989) dan indeks pasar yang dibuat oleh para investor terhadap harga sekuritas yaitu hubungan yang harus terjadi antara pengembalian dari sekuritas dengan risiko jika investor harus bertindak secara optimal.

Bersama-sama dengan teori portofolio dan pasar modal menyediakan suatu kerangka untuk menentukan dan mengukur risiko investasi dan membangun hubungan antara pengembalian sekuritas yang diharapkan

(expected security return) dengan risiko, antara risiko dengan pendapatan yang dipersyaratkan dari investasi. Pengembalian dari portofolio seorang investor selama suatu interval waktu tertentu sama dengan perubahan nilai portofolio ditambah distribusidistribusi yang ditentukan dari portofolio, jika ada yang diekspresikan sebagai presentasi dari nilai portofolio awal(Fabozzi,dkk,1999: 257).

(41)

27 1. Placement Analysis yaitu pengumpulan data kualitatif dan kuantiatif yang

berhubungan dengan alat investasi yang akan dijadikan portofolio.

2. Portofolio construction yaitu pengumpulan alat investasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan investor.

3. Portofolio selection yaitu melakukan kombinasi dari berbagai alat investasi yang sudah dipilih sehinga didapat portofolio yang efisien(Ahmad, 2001: 4).

Langkah lain yang ditempuh dalam melakukan pemilihan instrumen investasi menurut Ang (dalam Anoraga 2001:106) adalah sebagai berikut: 1. Melalui analisis yang cermat, dipilih instrumen investasi yang diinginkan 2.Pembobotan masing-masing investasi terhadap nilai portofolio secara

keseluruhan.

3. Melakukan penentuan horison investasi (Invesment Horizon)

4. Masing-masing instrumen investasi ditentukan expected returnnya sesuai dengan horison investasi

5. Melakukan perhitungan expected return, rata-rata, seta standar deviasi dari portofolio sesuai dengan horison investasi.

Hasil perhitungan beta akan berbeda, tergantung pada jarak waktu perhitungan pengembalian, jumlah observasi yang dipakai, perode waktu spesifik yang digunakan dan indeks pasar yang digunakan (Fabozzi, 1999: 266)

(42)

28 Pemahaman akan preferensi risiko pemodal akan membantu memilih sekuritas-sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio yang dibentuk. Analisis akan menjadi lebih sederhana kalau dalam pembentukan portofolio dimasukkan kesempatan investasi yang bebas risiko. Apabila portofolio yang akan dibentuk terdiri dari kombinasi antara portofolio yang terdiri dari sekuritas yang berisiko dengan aset yang bebas risiko, maka serangkaian portofolio tersebut kalau digambarkan membentuk sumbu datar, akan membentuk garis lurus(Husnan,1999:466).

Dua cara yang bisa dilakukan dalam penilaian kinerja portofolio adalah melakukan perbandingan langsung dan menggunakan ukuran kinerja tertentu. Ukuran kinerja tertentu ( one parameter performance measure) perlu dikaitkan dengan risiko salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual fund) adalah dengan membandingkan dengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Mutual fund yaitu portofolio yang dikelola oleh managed investment companies (artinya para profesional) dibanding dengan portofolio yang dipilih secara acak (Husnan; 1999:466). Ada empat parameter yang bisa dipergunakan sebagai ukuran kinerja portofolio. Parameter tersebut dikaitkan dengan risiko baik risiko baik risiko total maupun risiko sistematis. Parameter tersebut adalah excess return to variability measures, different return dengan risiko sebagai deviasi standar, excess return to beta, differential return dengan risiko diukur sebagai beta.

(43)

29 1. Memperkirakan tingkat keuntungan (expected return) probabilitas

keuntungan saham individual

2. Mengurangi risiko (standar deviasi) yaitu varian dan standar deviasi saham individual.

3. Risiko atau standar deviasi dari saham-saham (portofolio) akan berkurang, maka perlu memilih kombinasi saham yang mempunyai koefisien korelasi yang rendah atau bahkan korelasi negatif.

4. Expected Return (tingkat pengembalian) dari saham 5. Standar deviasi dari 2 saham (portofolio)

Apabila seorang investor ingin mengetahui sumbangan suatu saham terhadap risiko suatu portofolio yang didiversifikasikan secara baik, sebaiknya melihat seberapa risiko saham tersebut terhadap perubahan pasar. Kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan-perubahan pasar biasa disebut beta investasi. Rata-rata beta seluruh saham tentu saja sama dengan 1,0. Deviasi standar dari suatu saham dengan beta sebesar 1,5 adalah sama dengan 1,5 kali portofolio pasar. Sedangkan saham yang mempunyai beta hanya 0,9 berarti deviasi standarnya adalah hanya 0,9 kali deviasi portofolio pasar(Husnan,1999;166). Beta bisa bernilai negatif, berarti kenaikan perolehan pasar menyebabkan penurunan perolehan aset atau saham (arah perolehan saham atau aset berlawanan dengan arah perolehan pasar) (Supranto,2004:296).

(44)

30 terbesar dengan risiko yang sudah pasti atau memberikan risiko yang sudah pasti atau yang mengandumg risiko terkecil dengan tingkat return yang sudah pasti. Karena risiko portofolio adalah penjumlahan dari varian dan kovarian sesuai dengan proporsi masing-masing aktiva. Untuk 3 buah aktiva , risiko portofolio dapat dikalikan dalam perkalian matriks sebagai berikut:

σp 2 = [ω1ω 2ω3]

Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversified disebut dengan risiko yang dapat defersifikasikan atau risiko perusahaan (Company Risk) atau risiko spesifik ( Spesific Risk) atau risiko unik ( Unique Risk) atau risiko yang tidak sistematik (Unsystematic Risk). Sebaliknya risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio disebut dengan non diversifiable risk atau risiko pasar ( Market Risk). Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti infasi, resesi dan lain sebagainya. Risiko total (Total Risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan non diversifiable.

Gambar.2.1

Risiko Total, risiko yang dapat didiversifikasikan dan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan

RisikoPortofolio

Jumlah Saham

Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang

Risiko Total

Risiko dapat dideversifikasikan

(45)

31 Rf

dibentuk dari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Semua kombinasi antara suatu kesempatan investasi yang berisiko dengan investasi yang bebas risiko selalu akan menunjukkan persamaan garis lurus.

Gambar.2.2

Risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan ketika dibentuk portofolio dengan aktiva yang bebas risiko

Setelah ada kesempatan investasi yang bebas risiko maka akan tinggal hanya satu portofolio yang efisien. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefinisikan sebagai aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return yang sama dengan nol. Karena variannya (deviasi standar) sama dengan nol, kovarian antara aktiva bebas risiko dengan aktiva beresiko yang lain akan menjadi nol dan untuk varian aktiva bebas risiko (σ BR) yang sama dengan nol, maka kovarian antara aktiva bebas risiko A σ

dengan aktiva berisiko (σ Bri) adalah juga sama dengan nol. Berikut ini hubungan antara portofolio yang berisiko (Husnan,2001: 88).

A E(RA

(46)

32 E(RA)

Gambar.2.3.

Kombinasi aktiva yang bebas risiko dengan portofolio

σp

Dengan demikian semua pemodal akan memilih portofolio G( yang terdiri dari aktiva berisiko ) dengan (mungkin) berkombinasi pada investasi yang bebas risiko. Apabila investor memilih berada diantara RfG, berarti investor menginvestasikan sebagian dana investor pada risk free asset.

Sebaliknya investorr memilih berada disebelah kanan titik G berarti investor meminjam ( dengan suku bunga yang bebas risiko) dan menginvestasikan seluruh dana tersebut pada G.

E. Beta

Rasio σim m2 adalah beta atau kepekaan pasar dari suatu saham. Saham dengan beta lebih besar dari 1,0 merupakan saham yang sangat peka terhadap perubahan pasar dan sebaliknya. Saham yang lebih besar dari 1 disebut sebagai saham yang agresif, sedangkan saham yang mempunyai beta kurang dari satu disebut sebagai saham yang difensif. Dengan demikian untuk saham-saham yang agresif, kalau terjadi perubahan ( baik naik E(RA)maupun turun) tingkat keuntungan portofolio pasar sebesar 10%, maka tingkat keuntungan saham-saham tersebut berubah dengan arah yang sama sebaesar lebih dari Rf

A

(47)

33 10%, keadaan sebaliknya berlaku untuk saham-saham yang defensif(Husnan; 2001: 168).

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai berikut:

Βp =

Notasi :

βp = Beta portofolio

β i = Beta individual Wi = Proporsi sekuritas

Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap individual sekuritas alasannya sebagai berikut:

1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu

2.Perhitungan beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran.(Jogiyanto,2003: 291)

Dari analisis bisa saja mengunakan analisis investor dalam menentukan beta. Investor bisa juga menggunakan untuk menghitung beta waktu lalu yang dipergunakan sebagai taksiran beta dimasa yang akan datang. Formulanya adalah sebagai berikut:

Ri = αi + βiRm + ei (Husnan;2001,40).

Kesalahan pengukuran beta portofolio akan semakin kecil dengan semakin banyaknya sekuritas didalamnya, karena kesalahan perhitungan beta

n

n

i Wi

(48)

34 untuk masing-masing sekuritas akan saling meniadakan. Kesalahan pengukuran beta portofolio yang semakin kecil akan mengakibatkan beta portofolio semakin stabil dari satu periode ke periode selanjutnya yang akibatnya korelasi keduanya akan semakin besar. Ini berarti bahwa portofolio dengan banyak aktiva merupakan prediktor yang lebih baik untuk beta masa depan dibandingkan dengan beta sekuritas atau portofolio dengan lebih sedikit sekuritas didalamnya.

(49)

35 F. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kaejadian ekonomi. Indeks harga sering dikatakan merupakancermin dari fenomena ekonomi, sosial, politik dan keamanan suatu negara(Halim, 2005: 12).

1. Indeks Harga Saham Individual

Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan masing-masing saham, sampai pada tanggal tertentu. Dalam kondisi perekonamian yang wajar secara teoritis indeks harga saham berada diatas harga dasar(Sunaryah, 2004:138). Indeks harga saham individu hanya menunjukan perubahan dari harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu perusahaan tertentu apakah mengalami perubahan, kenaikan atau penuruna(Anoraga dan Piji Pakarti, 2001: 101). Dapat disimpulkan bahwa suatu indeks harga saham merupakan suatu nilai yang mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu terhadap harga pasarnya.

2. Indeks Harga Saham Gabungan

(50)

sekuritas-36 sekuritas(Sunaryah, 2004:142). Indeks harga saham menunjukkan pergerakan harga saham secara umum (Anoraga dan Piji Pakarti, 2001: 101). Jadi indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek.

G. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel.2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil

(51)

37

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil

2. Tingkat

keuntungan (return)

portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan mencari beta portofolio dengan menggunakan indeks tunggal yaitu sebesar 0,115579866 dan risiko sekuritas saham individual -1,97555871.

3. Portofolio optimal dapat dilakukan dengan

menggunakan indeks tunggal karena dapat digunakan untuk menghitung return

(52)

38

Peneliti Judul Alat Analisis Hasil

(53)

39

Peneliti Judul Alat analisis Hasil

(54)

40 determinannya. Dengan demikian beta portofolio historis akan merupakan prediktor beta masa depan yang lebih baik daripada beta sekuritas individual.

(55)

41 Portofolio Optimal Menggunakan

Indeks Tunggal Saham LQ45

Gambar.2.4

Kerangka Konseptual Pemikiran

Metode Indeks Beta

Return dan Risiko Saham Individual

ERB > Ci Kandidat Portofolio

Return dan Risiko Portofolio

(56)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk dalam kelompok indeks LQ 45 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu yang diperoleh dari publikasi berupa data harga saham LQ 45 penutupan (close price)

volume perdagangan saham bulanan publikasi BI dan SBI 1 bulanan selama tahun 2010 – 2011, dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).

Adapun saham-saham yang dipilih yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling dan saham-saham yang terus muncul serta terdaftar dalam kelompok indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010 sampai dengan 2011.

B. Metode penentuan Sampel

(57)

43 populasi yang memenuhi kriteria yaitu populasi yang digunakan adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI :

Tabel.3.1

Saham-saham yang terdaftar dalam LQ 45

No. Kode Efek Nama Emiten

1. AALI PT. Astra Argo Lestari Tbk 2. ADRO PT. Adaro Energi Tbk. 3. ANTM PT. Aneka Tambang Tbk. 4. ASII PT. Astra International Tbk. 5. ASRI PT. Alam Sutra Realty Tbk.

22. ELTY PT. Bakrieland Development Tbk. 23. ENGR PT. Energi Mega Persada Tbk. 24. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 25. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.

26. INCO PT. International Nickel Indonesia Tbk. 27. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 28. INDY PT. Indika Energi Tbk.

29. INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 30. ISAT PT. Indosat Tbk.

31. ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 32. JSMR PT. Jasa Marga Tbk.

(58)

44 No. Kode Efek Nama Emiten

34. LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk.

35. LSIP PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. 36. MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk. 37. PGAS PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

38. PTBA PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk 39. SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk.

40. SMGR PT. Semen Gresik Tbk 41. TINS PT. Timah Tbk.

42. TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 43. UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 44. UNTR PT. United Tractors Tbk.

45. UNVR PT. Unilever Tbk.

Sampel menurut Sugiyono (2000: 56) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Saham-saham yang dipilih dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dilakukan dalam sample dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi.

Tabel.3.2

Daftar Saham yang Masuk dalam Indeks LQ45 Periode Januari 2010 s.d Desember 2011

No. Kode Efek Nama Emiten

(59)

45

No. Kode Efek Nama Emiten

11. ELTY PT. Bakrieland Development Tbk. 12. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 13. INDY PT. Indika Energy Tbk.

14. INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 15. ISAT PT. Indosat Tbk.

16. ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 17. JSMR PT. Jasa Marga Tbk.

18. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 19. LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk.

20. LSIP PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. 21. MEDC PT. Medco Energi International Tbk. 22. PGAS PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

23. PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 24. SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

25. TINS PT. Timah Tbk.

26. TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. 27. UNSP PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk. 28. UNTR PT. United Tractors Tbk.

29. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh berupa harga penutupan saham tahunan yang terdapat dalam IDX Statistics dan membaca buku-buku serta jurnal yang berhubungan dengan penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

(60)

46 diperoleh dari studi pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini jenis data yang diambil adalah:

a. Jumlah emiten yang termasuk ke dalam saham-saham indeks LQ 45. Sumber data dari Jakarta Stock Exchange Januari 2010-Desember 2011. b. Harga saham perusahaan. Sumber data dari Jakarta Stock Exchange

Januari 2010-Desember 2011.

c. Deviden perusahaan. Sumber data dari Indonesian Capital Directory. Data yang diperoleh dan digunakan dalm penelitian ini mencakup periode waktu Januari 2010 sampai Desember 2011. Selain data-data di atas, penulis menggunakan data index bulanan IHSG dan LQ 45.

D. Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan data analisis portofolio adalah dengan menggunakan indeks beta berdasarkan pada pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi tingkat keuntungan pasar ( Husnan, 1998: 85). Model indeks beta disini dipergunakan untuk menentukan tingkat keuntungan (return) dan risiko saham secara individual dan portofolio serta menyusun kombinasi portofolio yang optimal. Standar dari perhitungan portofolio agar dapat dikatakan optimal bila Teknik analisis yang dilaksanakan dengan indeks beta dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.Teknik analisis untuk saham individual

(61)

47

b) Menentukan return pasar

Return Pasar = Dimana:

β A = Portofolio saham A

σM = Varians pasar

Atau dapat juga digunakan rumus:

(62)

48 2. Teknik analisis untuk saham portofolio

a) Formula untuk menghitung return portofolio E(Rp) =

Dimana:

E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio Xi = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i

b) Formula untuk menghitung risiko portofolio diukur dari standar portofolio(σp ) dan unsur-unsur yang membentuknya,yaitu:

(1) Varians tiap saham, yaitu hasil penguadratan standar deviasi tiap saham.

(2) Korelasi antar saham yang tergabung dalam portofolio

(63)

49 d) Besarnya Cut Off point (C*)

Cut off point adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Dengan formula sebagai berikut:

Ci =

Dimana: Ai =

Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB di titik C*. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dari ERB di titik C* tidak diikut sertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Return Saham Individual

Diskripsi variabel utama dalam penelitian ini adalah return saham individual. Return saham individual adalah adalah return yang diperoleh dari investasi yaitu yang capital gain dan deviden.

(64)

50 a. Harga saham

Harga saham adalah sejumlah dana yang harus dilakukan investor untuk mendapatkan saham. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) yaitu harga pasar saham atau harga bursa yang diperjualbelikan dilantai bursa pada akhir bursa. b. Return Saham Individual

Return Saham =

Return dalam penelitian ini adalah return saham (Y= variable dependen) adalah return yang diperoleh dari investasi saham yaitu

capital gain dan deviden. 2. Variabel Return Pasar

Return pasar diperoleh dari investasi pada saham yang ada di bursa saham yang mencerminkan dari perubahan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan ) pada periode tertentu.

Return pasar =

Dimana :

IHSGt = nilai IHSG tahun sekarang IHSGt-1 = nilai IHSG tahun lalu

(65)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI)

1. Pasar Modal

(66)

52 dibuka kembali, dengan memperdagangkan efek yang dikeluarkan sebelum perang dunia II. Namun, keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958 dan pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Republik Indonesia secara resmi membuka kembali pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong. Penutupan bursa efek saat itu berlangsung politis, terutama agar sistem perekonomian di Indonesia lebih mengarah ke sistem sosial.

Sejak diaktifkannya kembali kegiatan pasar modal Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977, bursa efek terus berkembang. Pemerintah memberi beberapa kemudahan yang mengatur operasional tentang pelaksanaan bursa efek. Terakhir pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyusun Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia Setelah tahun 1988 menunjukkan jumlah perkembangan yang signifikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pasar modal di Indonesia merupakan bursa berkembang paling cepat di dunia, meskipun hal tersebut belum dapat dibuktikan secara empiris.

2. Bursa Efek Jakarta

(67)

53 Bursa Efek Jakarta (BEJ) disebut juga Jakarta Stock Exchange (JSX) merupakan perseroan terbatas swasta yang sahamnya dimiliki oleh anggota bursa dan mendapat perizinan operasional dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Bursa Efek Jakarta merupakan institusi yang terpusat dan mempertemukan kekuatan penawaran dan permintaan efek. Disini proses transakasi jual beli diatur secara rapi dengan menggunakan peraturan sistematis yang dikeluarkan oleh pengelolanya.

Transaksi perdagangan di BEI (Bursa Efek Indonesia) menggunakan

order driven market system dan sistem lelang kontinyu (Countinous Auction System), dengan sistem ini berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi di lantai bursa. Lelang sistem kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran (Supply) dan permintaan (Demand) dari investor. Sistem Otomatisasi dengan JATS, broker memasukkan order dari investor ke work station JATS di lantai bursa, kemudian data itu akan diproses oleh komputer JATS yang akan menemukan harga transaksi yang cocok waktu urutan dari order. Sistem lelang ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemukan harga kesepakatan.

B.Diskriptif Obyek Penelitian

(68)

54 (1997) adalah kegiatan menawarkan saham perusahaan untuk dijual kepada publik untuk pertama kalinya.

Jumlah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI Januari 2010 sampai dengan tahun Desember 2011 adalah sebanyak 45 emiten, yang terdiri dari berbagai macam industri. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini masing-masing mempunyai group atau kelompok dalam usahanya, manufaktur maupun non-manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi, seperti:

tobacco (rokok), cement (semen), textile (kain), pharmaceutical (farmasi). Perusahaan non-manufaktur adalah perusahaan yang usahanya tidak mengolah bahan baku menjadi barang jadi seperti plantation (tanaman), fishery

(perikanan), forestry (kehutanan), minning (pertambangan), bank (perbankan),

telecommunication (telekomunikasi), tranportation (transportasi).

C. Diskriptif Variabel Penelitian

1. Variabel Return Saham Individual

(69)

55 Tabel.4.1

Tabel Return Saham

Sumber: Bursa Efek Indonesia dan data diolah Sampel Nama Perusahaan Close

Price 2010

Close Price

2011

Deviden Return Saham

Astra argo Lestari Tbk. 22429 22196 423 0,00847118

Adaro Energy Tbk. 2064 2173 17,18 0,06113372

Aneka Tambang (Persero) Tbk. 2241 2241 48,05 0,02144132 Astra Internasional Tbk. 47596 1967 757,5 -0,94275779

Bank Central Asia Tbk. 5852 7421 56,5 0,27776828

Bank Negara Indonesia Tbk. 2964 3873 56,73 0,32581984 Bank Rakyat Indonesia Tbk. 9292 6158 82,68 -0,3283814 Bank Danamon Indonesia Tbk. 5565 5503 105,49 0,00781492 Bank Mandiri (Persero) Tbk. 5887 6783 80,12 0,1658094

Bumi Resources Tbk. 2056 2733 34,37 0,3461722

Bakrieland Development Tbk. 176 136 1 -0,2215909 Indofood Sukses Makmur Tbk. 4346 5300 113 0,24551311

Indika Energy Tbk. 3154 3365 48 0,0821179

Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 15988 15962 244 0,0136352

Indosat Tbk. 5313 5269 98,71 0,01029738

Indo Tambangraya Megah Tbk. 39713 44258 1040,5 0,1406466 Jasa Marga (Persero) Tbk. 2574 3654 87,91 0,4537335

Kalbe Farma Tbk. 2315 3356 25 0,4604751

Lippo Karawaci Tbk. 555 663 2,88 0,1997838

PP London Sumatera Indonesia Tbk.

9796 3087 135 -0,671090

Medco Energi International Tbk. 3035 2569 26,04 -0,1449621 Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk.

4017 3546 77,38 -0,0979885 Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero) Tbk.

18204 19583 273,31 0,09076631

Semen Gresik (Persero) Tbk. 8717 9279 185,57 0,08576009

Timah (Persero) Tbk. 2504 2336 62,67 -0,04206469

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

(70)

56 Gambar.4.1

Grafik Return Saham Individual

Ini menunjukkan bahwa rata-rata return saham individual masih banyak yang bertanda negatif, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel selama tahun 2010 sampai dengan 2011 mempunyai kecenderungan penurunan harga saham. Grafik return return saham menunjukkan bahwa perolehan return tiap saham sangat bervariasi atau terdapat return yang sangat tinggi dan ada yang memperoleh return yang sangat rendah.

2. Variabel Return Pasar

Return pasar diperoleh dari investasi pada saham yang ada di bursa saham yang mencerminkan dari perubahan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan ) pada periode tertentu.

Return Pasar = Dimana :

IHSGt = IHSG tahun ke-i IHSGt-1 = IHSG tahun lalu

1 1

  

t t t

(71)

57 Tabel.4.2

Daftar IHSG dan Return Pasar

No. Bulan IHSG Rm

1. Januari-10 2610,8 0

2. Februari-10 2549,3 -0,02356

3. Maret-10 2777,3 0,089436

4. April-10 2971,25 0,069834

5. Mei-10 2796,96 -0,05866

6. Juni-10 2913,68 0,041731

7. Juli-10 3069,28 0,053403

8. Agustus-10 3081,88 0,004105

9. September-10 3501,3 0,136092

10. Oktober-10 3635,32 0,038277

11. November-10 3531,21 -0,02864

12. Desember-10 3703,51 0,048793

13. Januari-11 3409,17 -0,07948

14. Februari-11 3819,62 0,120396

15. Maret-11 3678,67 -0,0369

16. April-11 3819,62 0,038315

17. Mei-11 3836,97 0,004542

18. Juni-11 3888,57 0,013448

19. Juli-11 4130,8 0,062293

20. Agustus-11 3841,73 -0,06998

21. September-11 3549,03 -0,07619

22. Oktober-11 3709,85 0,045314

23. November-11 3715,08 0,00141

24. Desember-11 3821,99 0,028777

(72)

58 Grafik.4.2

Grafik Return Pasar

Berdasarkan Tabel.4.2 dan Grafik 4.2 Return saham pasar yang dihitung dengan mengetahui pergerakan perubahan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 2010 sampai dengan 2011.

D. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Penelitian

(73)

59 dihasilkan dari data ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama periode observasi, akan tetapi bila periode observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil adalah kurang tepat, karena sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu (Jogianto, 2003: 270).

Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal dengan rumus:

Ri = α i +βiRm + ei

Dimana :

Ri = Tingkat keuntungan saham individual masa depan

α i = Nilai yang menunjukkan nilai pengharapan dari bagian tingkat saham i

yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar atau αi adalah risiko tidak sistematis (unsystematic Risk)

βi = Parameter yang mengukur perubahan yang diharapakan pada Ri kalau terjadi perubahan. Rm atau βi adalah risiko sistematis (Systematic Risk)

Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar

Ei = Menunjukkan elemen acak dari bagian tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar E(ei) = 0

(74)

60 yang digunakan untuk menghitung risiko yang berhubungan dengan return ekspektasi.

Saham-saham yang terlibat dalam portofolio ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan :

a. Tingkat keuntungan saham positif dan tinggi serta risiko yang kecil dari sampel yang diteliti.

b. Korelasi antar saham

Pemilihan saham untuk portofolio ini diperhatikan saham-saham yang negatif atau relatif lebih rendah dengan saham-saham yang lain.

c. Besar beta saham sebagai pengukuran sensitifitas suatu saham terhadap pasar. Semakin besar nilai beta saham, semakin besar nilai risiko yang dihadapi saham tersebut.

d. ERB dan C* sekuritas yang dimasukkan dalam portofolio optimal adalah sekuritas yang mempunyai nilai rasio ERB lebih tinggi atau sama dengan nilai C*, karena C* menunjukkan batas cut off point atau titik pembatas portofolio yang menghasilkan keuntungan yang optimal.

Rumus perhitungan ERB adalah sebagai berikut:

ERBi =

Dimana:

ERBi = Excess Return To Beta sekuritas ke i

E(Ri) = Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke i

Gambar

Tabel 2.1
Gambar.2.1
Gambar.2.2
Gambar.2.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai reaksi siklisasi-asetilasi sitronelal dengan menggunakan enzim lipase dari Aspergillus niger sebagai katalis dapat disimpulkan bahwa

[r]

Temuan dari penelitian ini adalah bahwa variabel lingkungan fisik, kualitas layanan dan kualitas relasional memiliki hubungan yang bervariasi dengan loyalitas pelanggan pada

Tetapi dalam merasakan keinginan untuk membeli, apabila tidak ditunjang oleh faktor-faktor lain yang dapat mendukung konsumen tersebut untuk melakukan pembelian,

Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan, dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen pengiriman, dokumen angkutan barang, PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB

Secara implisit di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan terdapat Pasal khusus yang mengatur mengenai pekerja anak, yaitu Pasal 68 sampai dengan Pasal 75, dari

Membuat tenggang waktu (Deadline). Taktik ini digunakan bila salah satu pihak yang berunding ingin mempercepat penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan

Volume cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata adalah 800 ml. Setelah 20 minggu, produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya, cairan amnion juga banyak berasal