OLEH :
Cheryl Grace Pratiwi Rumahorbo NIM 4123141014
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Cheryl Grace Pratiwi Rumahorbo dilahirkan di Parapat, Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon Parapat pada tanggal 24 Oktober 1994. Ibunda bernama
Elfrida Sitinjak dan Ayahanda bernama Jahita Felix Rumahorbo, merupakan anak
ke-3 dari 4 bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk ke SD 091465 Parapat
dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP
Negeri 1 Parapat dan lulus pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah ke
jenjang SMA di SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat dan lulus pada
tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan. Penulis pernah menjadi Tentor Biologi di salah satu
Bimbingan Belajar di Medan dan bergabung ke dalam salah satu paduan suara di
iii
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FUNGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT TAHUN
PEMBELAJARAN 2015/2016
CHERYL GRACE PRATIWI RUMAHORBO (NIM 4123141014) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada materi fungi di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran 2015/2016. Miskonsepsi siswa dianalisis berdasarkan indikator dan tingkat kognitif pada materi fungi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat yang telah mempelajari materi fungi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling. Dari 8 kelas dengan jumlah total 284 diambil 2 kelas sampel yaitu kelas X5 dan X6 dengan jumlah total sebanyak 70 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik dua dimensi berupa soal pilihan berganda dengan alasan terbuka dan 5 kemungkinan jawaban yang diikuti dengan pertanyaan konfirmasi tentang tingkat keyakinan atas jawaban yang dipilih setiap butir soal, serta alasan mereka terhadap jawaban yang dipilihnya. Skor tertinggi yang dicapai seorang siswa adalah +3 dan yang terendah adalah -1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebesar 42,78% dikategorikan miskonsepsi sedang. Miskonsepsi siswa berdasarkan indikator pada materi fungi yang paling banyak di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat terdapat pada indikator 4 yaitu menjelaskan bagaimana cara jamur memperoleh makanan, sedangkan miskonsepsi siswa berdasarkan tingkat kognitif pada materi fungi yang paling banyak terdapat pada tingkat kognitif kreasi (C6). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi terhadap materi pelajaran fungi.
ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTION ON FUNGI MATERIAL IN CLASS X SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT
LEARNING YEAR 2015/2016
CHERYL GRACE PRATIWI RUMAHORBO ABSTRACT
This study aims to determine the student’s misconception in fungi material in class X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Learning Year 2015/2016. Student’s misconception were analysed based on indicator and cognitive level in fungi material. The type of this study was descriptive method. The population in this study were all student of X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat which has been studying the fungi material. The sample in this study was taken by random sampling. From 8 class with 284 students has been taken 2 class with totally students were 284 as a sample classes. The instrument of this study used two dimensional diagnostic test multiple choice. Opened-reasoning with five possible answers that followed the confirmation question about the level of confidence on the selected answer each item, as well as their reasons for choosing the answer. The highest score of a student was +3, and the lowest was -1. The results of this study showed that the student’s misconception in fungi material in class X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Learning Year 2015/2016 was about 42,78% categorized as average misconception. The most student’s misconceptions based on indicators in fungi material is the indicator that describes how the fungi getting their nutrition, while the most misconceptions students based on the cognitive level in fungi material was the cognitive level of creation (C6). It showed that students had misconceptions in fungi material.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penilis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran 2015/2016”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Pertama mulai dari
pengajuan skripsi kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis
selama melaksanakan penelitian sehingga penulisan skripsi ini selesai. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Martina Asiati. Napitupulu M.Sc,
Dra. Cicik Suriyani, M.Si, dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai selesai. Ucapan terimaksih juga disampaikan kepada
bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED dan kepada Bapak Syarifuddin M,Sc., Ph.D selaku
dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta
staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga kepada Kepala Sekolah, Bapak Saor Boni Tua
Sihotang, S.Pd., M.Si, ibu B. Sipayung, S.Pd dan siswa-siswi kelas X2, X5 dan X6
SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat yang telah mendukung
penyusunan skripsi ini. Teristimewa penulis mengucapkan teristimewa kepada
Ayahanda, Jahita Felix Rumahorbo dan Ibunda tercinta, Elfrida Sitinjak yang
telah mendidik dan membesarkan penulis, memberikan dorongan moril dan
materil dan doa yang tidak henti-hentinya untuk pendidikan penulis serta cinta
kasih yang tulus untuk penulis. Terimakasih juga penulis ucapkan untuk abang,
kakak, dan adik saya: Edwin H.P Rumahorbo, Rizky B.O Rumahorbo dan Edward
ucapkan terimakasih kepada seseorang yang terbaik, Reynald B.P Tambunan yang
selalu mendukung pendidikan dan memberi semangat untuk setiap cerita. Tidak
lupa saya ucap kepada teman-teman terbaik yang selalu ada pada saat susah dan
senang Nurtaty Sianipar, Helen Soraya Sirait, Santi Hotria Sidabutar, dan
teman-teman Nams yang sudah ada sejak awal perkuliahan untuk saling mendukung
(Heny Sinaga, Riyen Munthe, Santi, Avrianika Tarigan, Evi Sihombing) dan
teman-teman dari “Posko Romantis” teman-teman PPL Narumonda Porsea
2015/2016.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan Bio
Dik A 2012, Novita Simanjuntak teman satu Pembimbing Skripsi dan teman saya
yang baik Dosma Marbun, Rehulina Barus, Yohana Ningrum Sipahutar yang telah
mendukung saya sampai skripsi ini selesai.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu
pendidikan pembaca sekalian.
Medan, Juni 2016
Cheryl G. P. Rumahorbo
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepi 6
2.2. Miskonsepsi 7
2.2.1. Ciri-ciri Miskonsepsi 8
2.2.2. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi 8
2.2.3. Cara Menggali Miskonsepsi 10
2.2.4. Cara Mengatasi Miskonsepsi 15
2.2.5. Kategori Miskonsepsi 16
2.2.6. Miskonsepsi Siswa 17
2.3. Konsep Jamur 18
2.3.1. Ukuran dan Bentuk Jamur 18
2.3.2. Struktur dan Fungsi Tubuh 19
2.3.3. Cara Hidup 20
2.3.4. Habitat 21
2.3.5. Reproduksi 22
2.3.6. Klasifikasi 22
2.3.6.1. Zygomycota 23
2.3.6.2. Ascomycota 23
2.3.6.3. Basidiomycota 26
2.3.6.4. Deuteromycota 27
2.3.7. Peran Jamur 27
2.4. Miskonsepsi pada Materi Fungi 28
2.5. Penelitian yang Relevan 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.1.1. Lokasi Penelitian 34
3.1.2. Waktu Penelitian 34
3.2. Populasi dan Sampel 34
3.2.1. Populasi 34
3.2.2. Sampel 34
3.3. Jenis Penelitian 35
3.4. Prosedur Penelitian 35
3.5. Instrumen Penelitian 36
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian 37
3.5.2. Reliabilitas Tes 38
3.5.3. Tingkat Kesukaran 38
3.5.4. Daya Beda 39
3.6. Teknik Pengumpulan Data 40
3.7. Teknik Analisis Data 40
3.7.1. Menghitung Persentase Miskonsepsi 42
3.7.2. Menentukan Kategori Miskonsepsi Siswa 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 43
4.1.1. Hasil Test Diagnostik Dua Dimensi 43
4.1.2. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi 46 4.1.2.1. Perbandingan Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada
Materi Fungi 48
4.1.2.2. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Mengidentifikas
Ciri-ciri Jamur Secara Umum 51
4.1.2.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Memberikan Alasan
Pemisahan Jamur dari Tumbuhan dalam Klasifikasinya 51 4.1.2.4. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Membedakan Spora
Seksual dengan Spora Aseksual 52
4.1.2.5. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Mendeskripsikan Cara
Jamur Memperoleh Makanan 52
4.1.2.6. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Membuat Produk
Makanan yang Menggunakan Jamur (Peran dan Kerugian Jamur) 53 4.1.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif pada
Materi Fungi 54
4.1.3.1. Perbandingan Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif
pada Materi Fungi 56
ix
4.1.3.6. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Evaluasi (C5) 61 4.1.3.7. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Kreasi (C6) 61 4.1.4. Miskonsepsi Siswa Per Item Soal Berdasarkan Indikator dan
Tingkat Kognitif pada Materi Fungi 62
4.2. Pembahasan 63
4.2.1. Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi 63
4.2.2. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator 65
4.2.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif 69 4.2.4. Miskosnepsi Siswa Per Item Soal Berdasarkan Indikator dan Tingkat
Kognitif pada Materi Fungi 72 4.2.5. Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Alasan 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 75
5.2. Saran 75
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penyebab Miskonsepsi 10
Tabel 2.2. Jenis-jenis Jamur dan Peranannya dalam Kehidupan 28
Tabel 2.3. Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi 29
Tabel 3.1. Data Sampel 33
Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Test Diagnostik Dua Dimensi pada Materi Fungi 36 Tabel 3.3. Penilaian Terhadap Test Diagnostik Dua Dimensi 39 Tabel 3.4. Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Jawaban dan Tingkat Keyakinan Siswa dalam Menjawab Test 40
Tabel 3.5. Kategori Tingkat Miskonsepsi Siwa 42
Tabel 4.1. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi di Kelas
X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 43 Tabel 4.2. Perbandingan Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa
Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi di Kelas X SMA
Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 46 Tabel 4.3. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada
Materi Metabolisme di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang
Sipangan Bolon Parapat 49
Tabel 4.4. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1
Girsang Sipangan Bolon Parapat 54
Tabel 4.5. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Test Tiga Dimensi 12 Gambar 2.2. Hifa Tidak bersekat dan Hifa bersekat pada jamur 18
Gambar 2.3. Rhizopus sp 22
Gambar 2.4. Saccharomyces sp 23
Gambar 2.5. Neurospora sp 24
Gambar 2.6. Penicillium sp 24
Gambar 2.7. Trichoderma sp 25
Gambar 2.8. Gambar struktur tubuh buah Basidiomycota 26
Gambar 2.9. Bagan Kerangka Konseptual 32
Gambar 4.1. Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi
di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 45 Gambar 4.2. Persentasi Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi
Metabolisme di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan
Bolon Parapat 46
Gambar 4.3. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan
Bolon Parapat 48
Gambar 4.4. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan
Bolon Parapat 51
Gambar 4.5. Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa Bedasarkan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA
Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 56 Gambar 4.6. Perbandingan Rata-rata Miskonsepsi Siswa Berdasarkan
Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri
Satu Girsang Sipangan Bolon Parapat 59 Gambar 4.7. Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa Per tem Soal
Berdasarkan Indikator dan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 79
Lampiran 2 Tes Diagnostik Dua Dimensi 80
Lampiran 3 Kunci Jawaban Tes Diagnostik Dua Dimensi 91 Lampiran 4 Tabel Uji Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran
Instrumen Penelitian 93
Lampiran 5 Tabel Daya Beda Butir Soal 94
Lampiran 6 Perhitungan Validitas Butir Soal 95
Lampiran 7 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal 97
Lampiran 8 Perhitungan Daya Beda Butir Soal 98
Lampiran 9 Keterangan Uji Instrumen 99
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal 100 Lampiran 11 Analisis Skor per Nomor Item pada Kelas X5 101 Lampiran 12 Analisis Skor per Nomor Item pada Kelas X6 102 Lampiran 13 Data Hasil Tes Diagnostik Untuk Pengelompokan
Siswa Kelas X5 103
Lampiran 14 Data Hasil Tes Diagnostik Untuk Pengelompokan
Siswa Kelas X6 104
Lampiran 15 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X5 SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran
2015/2016 105
Lampiran 16 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X6 SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran
2015/2016 106
Lampiran 17 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X5 Berdasarkan Indikator 107 Lampiran 18 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X6 Berdasarkan Indikator 108 Lampiran 19 Persentase Miskonsepsi Siswa Kelas X5 dan X6 Berdasarkan
Indikator 109
Lampiran 20 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X5 Berdasarkan Tingkat
Kognitif 110
Lampiran 21 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X6 Berdasarkan Tingkat
Kognitif 111
Lampiran 22 Persentase Miskonsepsi Siswa Kelas X5 dan X6 Berdasarkan
Tingkat Kognitif 112
Lampiran 23 Perhitungan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Kelas
XII IPA 113
Lampiran 24 Tabel Kategori Tingkat Miskonsepsi 116 Lampiran 25 Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Alasan Secara
Umum per Indikator pada Materi Fungi 117 Lampiran 26 Persentase Jenis Miskonsepsi berdasarkan Alasan 120
Lampiran 27 Peta Konsep Fungi 121
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu biologi merupakan ilmu yang diperoleh melalui investigasi yang
bersifat eksperimen dan eksplanasi teoritis atas fenomen-fenomena yang terjadi di
alam sekitar. Fenomena-fenomena alam tersebut dipahami oleh para ilmuwan
dalam bentuk konsepsi yang bersifat ilmiah (Panggabean, 2011). Pada proses
pembelajaran biologi, seringkali ditemukan siswa-siswa yang kurang memahami
konsep-konsep biologi secara mendalam. Padahal pemahaman konsep-konsep
biologi sangat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan teknologi di dalam
kehidupan nyata di masyarakat. Kemungkinan hal ini disebabkan kurangnya
motivasi dalam diri siswa serta di dalam pembelajaran ditemukan kurangnya
keterlibatan siswa dan penekanan guru terhadap keterkaitan antara sikap biologi
dengan lingkungan secara nyata (Idha, 2009).
Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang
diakui oleh para ahli (Suparno, 2005). Miskonsepsi dapat terjadi pada subjek
apapun yang dikemas kedalam bentuk konsep-konsep yang sudah diakui para
ahlinya. Ketika konsep yang dipahami seseorang berbeda dengan konsep yang
seharusnya maka telah terjadi miskonsepsi di dalamnya. Miskonsepsi dalam
pelajaran biologi terjadi karena di dalam biologi mengandung banyak konsep
yang abstrak dan dapat menyebabkan siswa kesulitan untuk mengkontruksi
pengetahuan mereka. Miskonsepsi ini dapat terjadi di dalam dan di luar sekolah.
Guru, siswa, dan buku dapat menjadi sumber miskonsepsi. Miskonsepsi yang
dimiliki siswa akan menyebabkan hasil belajarnya kurang maksimal (Oktarina,
2012).
Hadirnya miskonsepsi dalam konsep pemahaman ternyata sangat
mengganggu dunia pendidikan, karena hal ini dapat menurunkan kualitas
pendidikan. Menurut Klofer dan Champagne dalam Bahar (2003), miskonsepsi
merupakan satu hal yang dapat mengganggu siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan (Problem solving) sehingga menghambat tercapainya tujuan
konsep yang salah yang dipandangnya benar. Hal seperti itulah yang
menyebabkan miskonsepsi terkadang bersifat stabil dan tahan lama. Jika
miskonsepsi tidak dihilangkan akan berdampak negatif pada pembelajaran
selanjutnya (Rabithah, 2011).
Penelitian mengenai miskonsepsi terhadap materi fungi telah dilakukan
oleh Bulunuz et al (2008) di Sekolah Menengah Pertama Turki. Penelitian ini
menemukan bahwa dari hasil tes kognitif pada pembelajaran awal masih banyak
siswa yang beranggapan bahwa fungi adalah tumbuhan, fungi diartikan hanya
sekedar jamur payung yang biasa dikenal dengan istilah Mushroom. Bulunuz et al
(2008) mengklasifikasikan jawaban siswa atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan menjadi 3 jenis yaitu: (1) misconception (m); (2) incomplete
explanation (Penjelasan yang keliru) (ie); (3) over generalizations atau terlalu
mengumumkan (og). Seperti contoh : Mold (Jamur pada kertas) dan Yeast (ragi)
tidaklah organisme hidup maka mereka mengkategorikan pernyataan siswa
tersebut kedalam miskonsepsi (m); fungi adalah makhluk hidup parasit (og), fungi
hanya dapat tumbuh di tempat yang gelap dan lembab (ie).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 1
Girsang Sipangan Bolon Parapat tahun ajaran 2015/2016 dengan cara
mewawancarai guru mata pelajaran biologi kelas X, menunjukkan bahwa masih
terjadi miskonsepsi siswa pada pembelajaran konsep fungi. Miskonsepsi yang
ditemukan pada saat mewawancarai siswa menyatakan bahwa fungi adalah sejenis
tumbuhan sebagaimana tumbuhan yang sebenarnya seperti rumput di halaman
sekolah. Siswa yang memahami konsep bahwa fungi adalah tumbuhan juga
beranggapan bahwa fungi mampu melakukan fotosintesis serta ketika ditanya apa
saja contoh jamur yang diketahui, mereka menjawab jamur adalah segala jenis
tanaman yang mempunyai bentuk seperti payung dan berwarna putih kecoklatan.
Jawaban yang mereka berikan, membuktikan bahwa mereka sudah mengalami
miskonsepsi karena konsep yang diakui para ahli dalam fungi tidak sesuai dengan
yang mereka pahami. Menurut sistem klasifikasi Whittaker dalam sistem
klasifikasi 6 kingdom bahwa fungi tidaklah bagian dari plantae, melainkan sudah
3
materi fungi ini juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum
memperlihatkan suatu hasil yang optimal, hal ini dapat dilihat dari prestasi yang
diperoleh siswa masih berkisar pada nilai batas ketuntasan. 65% siswa masih
memperoleh nilai di bawah 70 (Nilai KKM).
Materi fungi merupakan salah satu materi biologi yang diajarkan di tingkat
SMA kelas X semester gasal untuk mencapai Standar Kompetensi 2: Memahami
prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup dengan salah satu Kompetensi
Dasar 2.4: Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil
pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan.
Miskonsepsi pada materi fungi diduga karena materi fungi merupakan materi
yang dianggap kompleks, abstrak, membosankan, dan berisi banyak bahasa latin,
serta cakupan materi yang luas mencakup klasifikasi, peran dan kerugian yang
ditimbulkan, selain itu juga buku teks yang mereka gunakan disekolah hanya satu
jenis buku saja yaitu buku karangan Aryulina (2007), padahal dalam pembelajaran
perlu banyak buku untuk dapat mengkontruksikan pengetahuan dari beberapa
sumber buku sebagai sumber pengetahuannya. Kondisi ini dapat menyebabkan
model mental yang terbentuk pada setiap individu berbeda dalam memahami
topik tersebut sehingga terjadi miskonsepsi.
Meninjau hal tersebut, sangat jelas terlihat bahwa materi fungi sebenarnya
salah satu materi biologi yang cakupan materi yang sangat luas serta terdiri dari
banyak konsep-konsep yang dapat membuka peluang bagi siswa untuk mengalami
miskonsepsi, maka perlu dilakukan penelitian untuk meneliti sudah seberapa
besarkah persentase miskonsepsi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Girsang
Sipangan Bolon Parapat pada materi Fungi dan menganalisis apakah yang
menjadi penyebab miskonsepsi tersebut. Penelitian tersebut akan dilaksanakan
dengan mengangkat judul: “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah,
maka dapat diidentifikasi adanya masalah sebagai berikut:
1. Adanya miskonsepsi siswa pada materi fungi dalam pembelajaran biologi.
2. Siswa kurang mampu mengaitkan konsep-konsep materi fungi yang telah
dipelajarinya.
3. Siswa kurang memahami konsep pembelajaran materi fungi.
1.3 Batasan Masalah
Miskonsepsi dapat terjadi pada siswa, guru, dan buku ajar, namun dalam
penelitian ini yang diteliti hanyalah besarnya persentase miskonsepsi siswa, maka
ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada kesalahan konsep (miskonsepsi)
siswa pada materi fungi di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon
Parapat dan untuk perolehan data, digunakan tes diagnostik dua dimensi dengan
alasan terbuka.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Berapa besar persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di kelas X
SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran
2015/2016?
2. Pada indikator pembelajaran manakah siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang
Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran 2015/2016 yang paling banyak
mengalami miskonsepsi pada materi fungi?
3. Pada tingkat kognitif berapakah siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang
Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran 2015/2016 paling banyak
5
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besar persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di
kelas X SMA Negeri 1 Girsa Sipangan Bolon tahun pembelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui pada indikator pembelajaran apa siswa kelas X SMA
Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon tahun Pembelajaran 2015/2016 yang paling
banyak mengalami miskonsepsi pada materi fungi.
3. Untuk mengetahui pada tingkat kognitif berapa siswa kelas X SMA Negeri 1
Girsang Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran 2015/2016 paling
banyak mengalami miskonsepsi pada materi fungi.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ada dua sudut pandang,
yaitu dari sudut teoritik dan sudut praktis. Dari sudut teoritik, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan baru yang berkaitan dengan analisis
miskonsepsi, juga bermanfaat dalam mengungkapkan seberapa besar miskonsepsi
siswa SMA dalam materi Fungi, sehingga menambahkan khazanah ilmu
khususnya dalam dunia kependidikan, meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran biologi dan dapat memperkaya kepustakaan ilmiah.
Dari sudut praktik, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
konstribusi positif khususya bagi guru biologi yang ingin melakukan proses
pembelajaran materi fungi, dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru untuk
75
Hasil penelitian miskonsepsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang
Sipangan Bolon Parapat adalah sebagai berikut:
1) Persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di Kelas X SMA Negeri 1
Girsang Sipangan Bolon Parapat 42,45%, dikategorikan miskonsepsi sedang.
2) Miskonsepsi siswa berdasarkan indikator pada materi fungi yang paling
banyak di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat terdapat
pada indikator 4 dalam menjelaskan bagaimana fungi memperoleh
makanannya.
3) Miskonsepsi siswa berdasarkan tingkat kognitif pada materi fungi yang
paling banyak di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat
terdapat pada tingkat kognitif C6 (kreasi).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka hal-hal yang
dapat disarankan oleh penulis demi tercapainya kemajuan pendidikan adalah :
1) Guru-guru biologi diharapkan memiliki kiat untuk mengatasi miskonsepsi
siswa seperti mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang terjadi pada
siswa, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut dan mencari
perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.
2) Siswa SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat mempelajari
informasih yang lebih banyak mengenai materi fungi dan lebih antusias untuk
mengetahui infomasi mengenai peran dan kerugian fungi dalam kehidupan.
3) Dosen melakukan pengabdian kepada guru-guru biologi Se-Indonesia melalui
studi pendalaman konteks (Materi Fungi) maupun pendalaman kemampuan
pedagogik guru untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi fungi seperti
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Arjanggi, R., & Suprihatin, T., (2010), The effectiveness of peer tutoring method on self regulated learning, Jurnal Sosial Humaniora, 14(2), 91-97.
Aryulina, D., (2007), Biologi jilid 1 untuk SMU Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Bahar, M., (2003), Misconceptions in Biology Education and Conceptual Change Strategies, Journal of Educational Sciences: Theory and Practice, 3(1), 55-64.
Budiati, H.,(2009), Biologi untuk SMA dan MA Kelas X, Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Bulunuz, O., Jarret, O.S., Bulunuz, M., (2008), Fifth Grade Elementary School Students, Conception and Misconception about the Fungus Kingdom, Journal of Turkish Science Education 5(3): 33-46
Bukit, I., (2011), Identifikasi Miskonsepsi Guru Biologi Pada Materi Respirasi dan Fotosintesis Se-kota Medan, Tesis Pps, UNIMED.
Campbell, N.A., J.B.Reece, 2008, Biologi 8th ed, Erlangga, Jakarta.
Chen, C. C., Lin, H. S., dan Lin, M. L., (2002), Devolving a Two-Tier Diagnostic Instrument to Assess High School Students, Understanding- The Formation of Images by a Plane Mirror. Proceeding of National Science Council, 3(12): 106-121.
Dahar, R.W., (2011), Teori- Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Gandjar I, W Sjamsjurizal, & A Oetari., (2006). Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Gultom, H.S., (2011), Identifikasi Miskonsepsi Guru dan Siswa tentang Materi Sel di SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, Tesis PPs, Unimed.
Idha, C., (2009), Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment, Jurnal Pendidikan Inovatif, 03(02): 69-73.
Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawing As a Research Method. World Apllied Sciences Journal. 3: 283-293.
Marsita, R.A., Priatmoko, s., dan Kusuma E., (2010), Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pemalang dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument, Inovasi Pendidikan Kimia, 4: 512-520.
McNair,S., M. Stein, 2001, Drawing on Their Understandings: Using Illustrations to Invoke Deeper Thinking About Plants. Proceedings of the 2001 Annual International Conference of the Association for the Edducation of Theachers in Science. Costa Mesa, CA: Association for the Education of Teacher in Science, 21(5):485-497.
Murni, D. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung.
Nazar, M. Sulastri., Winarni, S., Fitriani, R. (2011). Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Laporan Hasil Penelitian Pendidikan Kimia Unsyiah Banda Aceh. Banda Aceh.
Novak, J. D., (2012), Learning, Creating, and Using Knowledge: Concept Maps as Facilitative Tools in Schools and Corporations, Journal of E-learning and Knowledge Society 6(3): 21-30
Nurazizah., (2011). Analisis Miskonsepsi Tumbuhan Tingkat Tinggi pada Buku Teks IPA SMP Se- Kota Medan, Tesis Pps, UNIMED.
Oktarina, L., (2012), Analisis Miskonsepsi Siswa, Guru dan Buku Biologi SMA Kelas XI pada Materi Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi di SMA se-Mandailinggodang Kabupaten Mandailingnatal, Tesis PPs, UNIMED.
O-Saki, K. M., Samiroden, W. D., (1990), Children ‘s Conception of Living and Dead, Journal of Biological Education, 24: 199-207.
Osborne, R.J., Gilbert, J.K, (1980), An Aproach: Student’s understanding of Basic Concept in Science. Institute of Educational, Technology University of Serrey, 9(1): 9-19.
78
Purba, S., (2012), Analisis Miskonsepsi Biologi Sel pada Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Simalungun Pematang Siantar, Tesis PPs, UNIMED.
Rahayu A., (2011), Penggunaan Peta Konsep untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Jaringan Tumbuhan. Thesis Universitas Islam Negeri Syarif Hiddatatullah, Jakarta.
Rabithah., (2011), Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia di Kelas XI SMA Swasta Sub Rayon 04 Medan, Tesis PPs, Universitas Negeri Medan.
Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Subardi, Nuryani, dan Pramono S., (2009), Biologi 3 Untuk Kelas XII SMA dan MA, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Jakarta.
Suparno, (2005), Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, Widia Sarana Indonesia, Jakarta.
Susanti, R., Rustman, N., dan Redjeki S., (2011), Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fotosintesis dan Respirasi, Prosiding Seminar Nasional 2011.
Sutrisno, L, (2002), Helping Teacher Though Utilizing a “Graphic Orgnizer” in Teaching Physics, Bengkulu.
Suwarno., (2009), Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Karya Mandiri, Jakarta.
Wahyuni, V., 2010. Penerapan pendekatan JAS pada materi jamur terhadap kualitas dan hasil belajar biologi di kelas X SMA N 3 Temanggung (Thesis). Semarang: FMIPA UNNES.