• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FUNGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FUNGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

Cheryl Grace Pratiwi Rumahorbo NIM 4123141014

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Cheryl Grace Pratiwi Rumahorbo dilahirkan di Parapat, Kecamatan

Girsang Sipangan Bolon Parapat pada tanggal 24 Oktober 1994. Ibunda bernama

Elfrida Sitinjak dan Ayahanda bernama Jahita Felix Rumahorbo, merupakan anak

ke-3 dari 4 bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk ke SD 091465 Parapat

dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP

Negeri 1 Parapat dan lulus pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah ke

jenjang SMA di SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat dan lulus pada

tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan. Penulis pernah menjadi Tentor Biologi di salah satu

Bimbingan Belajar di Medan dan bergabung ke dalam salah satu paduan suara di

(4)

iii

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FUNGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT TAHUN

PEMBELAJARAN 2015/2016

CHERYL GRACE PRATIWI RUMAHORBO (NIM 4123141014) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada materi fungi di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran 2015/2016. Miskonsepsi siswa dianalisis berdasarkan indikator dan tingkat kognitif pada materi fungi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat yang telah mempelajari materi fungi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling. Dari 8 kelas dengan jumlah total 284 diambil 2 kelas sampel yaitu kelas X5 dan X6 dengan jumlah total sebanyak 70 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik dua dimensi berupa soal pilihan berganda dengan alasan terbuka dan 5 kemungkinan jawaban yang diikuti dengan pertanyaan konfirmasi tentang tingkat keyakinan atas jawaban yang dipilih setiap butir soal, serta alasan mereka terhadap jawaban yang dipilihnya. Skor tertinggi yang dicapai seorang siswa adalah +3 dan yang terendah adalah -1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran 2015/2016 sebesar 42,78% dikategorikan miskonsepsi sedang. Miskonsepsi siswa berdasarkan indikator pada materi fungi yang paling banyak di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat terdapat pada indikator 4 yaitu menjelaskan bagaimana cara jamur memperoleh makanan, sedangkan miskonsepsi siswa berdasarkan tingkat kognitif pada materi fungi yang paling banyak terdapat pada tingkat kognitif kreasi (C6). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi terhadap materi pelajaran fungi.

(5)

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTION ON FUNGI MATERIAL IN CLASS X SMA NEGERI 1 GIRSANG SIPANGAN BOLON PARAPAT

LEARNING YEAR 2015/2016

CHERYL GRACE PRATIWI RUMAHORBO ABSTRACT

This study aims to determine the student’s misconception in fungi material in class X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Learning Year 2015/2016. Student’s misconception were analysed based on indicator and cognitive level in fungi material. The type of this study was descriptive method. The population in this study were all student of X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat which has been studying the fungi material. The sample in this study was taken by random sampling. From 8 class with 284 students has been taken 2 class with totally students were 284 as a sample classes. The instrument of this study used two dimensional diagnostic test multiple choice. Opened-reasoning with five possible answers that followed the confirmation question about the level of confidence on the selected answer each item, as well as their reasons for choosing the answer. The highest score of a student was +3, and the lowest was -1. The results of this study showed that the student’s misconception in fungi material in class X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Learning Year 2015/2016 was about 42,78% categorized as average misconception. The most student’s misconceptions based on indicators in fungi material is the indicator that describes how the fungi getting their nutrition, while the most misconceptions students based on the cognitive level in fungi material was the cognitive level of creation (C6). It showed that students had misconceptions in fungi material.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penilis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Pertama mulai dari

pengajuan skripsi kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis

selama melaksanakan penelitian sehingga penulisan skripsi ini selesai. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Martina Asiati. Napitupulu M.Sc,

Dra. Cicik Suriyani, M.Si, dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt

selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai selesai. Ucapan terimaksih juga disampaikan kepada

bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNIMED dan kepada Bapak Syarifuddin M,Sc., Ph.D selaku

dosen Pembimbing Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta

staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga kepada Kepala Sekolah, Bapak Saor Boni Tua

Sihotang, S.Pd., M.Si, ibu B. Sipayung, S.Pd dan siswa-siswi kelas X2, X5 dan X6

SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat yang telah mendukung

penyusunan skripsi ini. Teristimewa penulis mengucapkan teristimewa kepada

Ayahanda, Jahita Felix Rumahorbo dan Ibunda tercinta, Elfrida Sitinjak yang

telah mendidik dan membesarkan penulis, memberikan dorongan moril dan

materil dan doa yang tidak henti-hentinya untuk pendidikan penulis serta cinta

kasih yang tulus untuk penulis. Terimakasih juga penulis ucapkan untuk abang,

kakak, dan adik saya: Edwin H.P Rumahorbo, Rizky B.O Rumahorbo dan Edward

(7)

ucapkan terimakasih kepada seseorang yang terbaik, Reynald B.P Tambunan yang

selalu mendukung pendidikan dan memberi semangat untuk setiap cerita. Tidak

lupa saya ucap kepada teman-teman terbaik yang selalu ada pada saat susah dan

senang Nurtaty Sianipar, Helen Soraya Sirait, Santi Hotria Sidabutar, dan

teman-teman Nams yang sudah ada sejak awal perkuliahan untuk saling mendukung

(Heny Sinaga, Riyen Munthe, Santi, Avrianika Tarigan, Evi Sihombing) dan

teman-teman dari “Posko Romantis” teman-teman PPL Narumonda Porsea

2015/2016.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan Bio

Dik A 2012, Novita Simanjuntak teman satu Pembimbing Skripsi dan teman saya

yang baik Dosma Marbun, Rehulina Barus, Yohana Ningrum Sipahutar yang telah

mendukung saya sampai skripsi ini selesai.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya

penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu

pendidikan pembaca sekalian.

Medan, Juni 2016

Cheryl G. P. Rumahorbo

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepi 6

2.2. Miskonsepsi 7

2.2.1. Ciri-ciri Miskonsepsi 8

2.2.2. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi 8

2.2.3. Cara Menggali Miskonsepsi 10

2.2.4. Cara Mengatasi Miskonsepsi 15

2.2.5. Kategori Miskonsepsi 16

2.2.6. Miskonsepsi Siswa 17

2.3. Konsep Jamur 18

2.3.1. Ukuran dan Bentuk Jamur 18

2.3.2. Struktur dan Fungsi Tubuh 19

2.3.3. Cara Hidup 20

2.3.4. Habitat 21

2.3.5. Reproduksi 22

2.3.6. Klasifikasi 22

2.3.6.1. Zygomycota 23

2.3.6.2. Ascomycota 23

2.3.6.3. Basidiomycota 26

2.3.6.4. Deuteromycota 27

2.3.7. Peran Jamur 27

2.4. Miskonsepsi pada Materi Fungi 28

2.5. Penelitian yang Relevan 30

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.1.1. Lokasi Penelitian 34

3.1.2. Waktu Penelitian 34

3.2. Populasi dan Sampel 34

3.2.1. Populasi 34

3.2.2. Sampel 34

3.3. Jenis Penelitian 35

3.4. Prosedur Penelitian 35

3.5. Instrumen Penelitian 36

3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian 37

3.5.2. Reliabilitas Tes 38

3.5.3. Tingkat Kesukaran 38

3.5.4. Daya Beda 39

3.6. Teknik Pengumpulan Data 40

3.7. Teknik Analisis Data 40

3.7.1. Menghitung Persentase Miskonsepsi 42

3.7.2. Menentukan Kategori Miskonsepsi Siswa 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 43

4.1.1. Hasil Test Diagnostik Dua Dimensi 43

4.1.2. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi 46 4.1.2.1. Perbandingan Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada

Materi Fungi 48

4.1.2.2. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Mengidentifikas

Ciri-ciri Jamur Secara Umum 51

4.1.2.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Memberikan Alasan

Pemisahan Jamur dari Tumbuhan dalam Klasifikasinya 51 4.1.2.4. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Membedakan Spora

Seksual dengan Spora Aseksual 52

4.1.2.5. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Mendeskripsikan Cara

Jamur Memperoleh Makanan 52

4.1.2.6. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Membuat Produk

Makanan yang Menggunakan Jamur (Peran dan Kerugian Jamur) 53 4.1.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif pada

Materi Fungi 54

4.1.3.1. Perbandingan Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif

pada Materi Fungi 56

(10)

ix

4.1.3.6. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Evaluasi (C5) 61 4.1.3.7. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Kreasi (C6) 61 4.1.4. Miskonsepsi Siswa Per Item Soal Berdasarkan Indikator dan

Tingkat Kognitif pada Materi Fungi 62

4.2. Pembahasan 63

4.2.1. Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi 63

4.2.2. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator 65

4.2.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif 69 4.2.4. Miskosnepsi Siswa Per Item Soal Berdasarkan Indikator dan Tingkat

Kognitif pada Materi Fungi 72 4.2.5. Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Alasan 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 75

5.2. Saran 75

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penyebab Miskonsepsi 10

Tabel 2.2. Jenis-jenis Jamur dan Peranannya dalam Kehidupan 28

Tabel 2.3. Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi 29

Tabel 3.1. Data Sampel 33

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Test Diagnostik Dua Dimensi pada Materi Fungi 36 Tabel 3.3. Penilaian Terhadap Test Diagnostik Dua Dimensi 39 Tabel 3.4. Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Jawaban dan Tingkat Keyakinan Siswa dalam Menjawab Test 40

Tabel 3.5. Kategori Tingkat Miskonsepsi Siwa 42

Tabel 4.1. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi di Kelas

X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 43 Tabel 4.2. Perbandingan Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa

Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi di Kelas X SMA

Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 46 Tabel 4.3. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada

Materi Metabolisme di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang

Sipangan Bolon Parapat 49

Tabel 4.4. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1

Girsang Sipangan Bolon Parapat 54

Tabel 4.5. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk Test Tiga Dimensi 12 Gambar 2.2. Hifa Tidak bersekat dan Hifa bersekat pada jamur 18

Gambar 2.3. Rhizopus sp 22

Gambar 2.4. Saccharomyces sp 23

Gambar 2.5. Neurospora sp 24

Gambar 2.6. Penicillium sp 24

Gambar 2.7. Trichoderma sp 25

Gambar 2.8. Gambar struktur tubuh buah Basidiomycota 26

Gambar 2.9. Bagan Kerangka Konseptual 32

Gambar 4.1. Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi

di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 45 Gambar 4.2. Persentasi Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi

Metabolisme di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan

Bolon Parapat 46

Gambar 4.3. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan

Bolon Parapat 48

Gambar 4.4. Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan

Bolon Parapat 51

Gambar 4.5. Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa Bedasarkan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA

Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat 56 Gambar 4.6. Perbandingan Rata-rata Miskonsepsi Siswa Berdasarkan

Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri

Satu Girsang Sipangan Bolon Parapat 59 Gambar 4.7. Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa Per tem Soal

Berdasarkan Indikator dan Tingkat Kognitif pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 79

Lampiran 2 Tes Diagnostik Dua Dimensi 80

Lampiran 3 Kunci Jawaban Tes Diagnostik Dua Dimensi 91 Lampiran 4 Tabel Uji Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran

Instrumen Penelitian 93

Lampiran 5 Tabel Daya Beda Butir Soal 94

Lampiran 6 Perhitungan Validitas Butir Soal 95

Lampiran 7 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal 97

Lampiran 8 Perhitungan Daya Beda Butir Soal 98

Lampiran 9 Keterangan Uji Instrumen 99

Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal 100 Lampiran 11 Analisis Skor per Nomor Item pada Kelas X5 101 Lampiran 12 Analisis Skor per Nomor Item pada Kelas X6 102 Lampiran 13 Data Hasil Tes Diagnostik Untuk Pengelompokan

Siswa Kelas X5 103

Lampiran 14 Data Hasil Tes Diagnostik Untuk Pengelompokan

Siswa Kelas X6 104

Lampiran 15 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X5 SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran

2015/2016 105

Lampiran 16 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X6 SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun Pembelajaran

2015/2016 106

Lampiran 17 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X5 Berdasarkan Indikator 107 Lampiran 18 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X6 Berdasarkan Indikator 108 Lampiran 19 Persentase Miskonsepsi Siswa Kelas X5 dan X6 Berdasarkan

Indikator 109

Lampiran 20 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X5 Berdasarkan Tingkat

Kognitif 110

Lampiran 21 Persentase Pemahaman Siswa Kelas X6 Berdasarkan Tingkat

Kognitif 111

Lampiran 22 Persentase Miskonsepsi Siswa Kelas X5 dan X6 Berdasarkan

Tingkat Kognitif 112

Lampiran 23 Perhitungan Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Kelas

XII IPA 113

Lampiran 24 Tabel Kategori Tingkat Miskonsepsi 116 Lampiran 25 Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Alasan Secara

Umum per Indikator pada Materi Fungi 117 Lampiran 26 Persentase Jenis Miskonsepsi berdasarkan Alasan 120

Lampiran 27 Peta Konsep Fungi 121

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu biologi merupakan ilmu yang diperoleh melalui investigasi yang

bersifat eksperimen dan eksplanasi teoritis atas fenomen-fenomena yang terjadi di

alam sekitar. Fenomena-fenomena alam tersebut dipahami oleh para ilmuwan

dalam bentuk konsepsi yang bersifat ilmiah (Panggabean, 2011). Pada proses

pembelajaran biologi, seringkali ditemukan siswa-siswa yang kurang memahami

konsep-konsep biologi secara mendalam. Padahal pemahaman konsep-konsep

biologi sangat diperlukan dalam pengintegrasian alam dan teknologi di dalam

kehidupan nyata di masyarakat. Kemungkinan hal ini disebabkan kurangnya

motivasi dalam diri siswa serta di dalam pembelajaran ditemukan kurangnya

keterlibatan siswa dan penekanan guru terhadap keterkaitan antara sikap biologi

dengan lingkungan secara nyata (Idha, 2009).

Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang

diakui oleh para ahli (Suparno, 2005). Miskonsepsi dapat terjadi pada subjek

apapun yang dikemas kedalam bentuk konsep-konsep yang sudah diakui para

ahlinya. Ketika konsep yang dipahami seseorang berbeda dengan konsep yang

seharusnya maka telah terjadi miskonsepsi di dalamnya. Miskonsepsi dalam

pelajaran biologi terjadi karena di dalam biologi mengandung banyak konsep

yang abstrak dan dapat menyebabkan siswa kesulitan untuk mengkontruksi

pengetahuan mereka. Miskonsepsi ini dapat terjadi di dalam dan di luar sekolah.

Guru, siswa, dan buku dapat menjadi sumber miskonsepsi. Miskonsepsi yang

dimiliki siswa akan menyebabkan hasil belajarnya kurang maksimal (Oktarina,

2012).

Hadirnya miskonsepsi dalam konsep pemahaman ternyata sangat

mengganggu dunia pendidikan, karena hal ini dapat menurunkan kualitas

pendidikan. Menurut Klofer dan Champagne dalam Bahar (2003), miskonsepsi

merupakan satu hal yang dapat mengganggu siswa dalam memecahkan suatu

permasalahan (Problem solving) sehingga menghambat tercapainya tujuan

(15)

konsep yang salah yang dipandangnya benar. Hal seperti itulah yang

menyebabkan miskonsepsi terkadang bersifat stabil dan tahan lama. Jika

miskonsepsi tidak dihilangkan akan berdampak negatif pada pembelajaran

selanjutnya (Rabithah, 2011).

Penelitian mengenai miskonsepsi terhadap materi fungi telah dilakukan

oleh Bulunuz et al (2008) di Sekolah Menengah Pertama Turki. Penelitian ini

menemukan bahwa dari hasil tes kognitif pada pembelajaran awal masih banyak

siswa yang beranggapan bahwa fungi adalah tumbuhan, fungi diartikan hanya

sekedar jamur payung yang biasa dikenal dengan istilah Mushroom. Bulunuz et al

(2008) mengklasifikasikan jawaban siswa atas pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan menjadi 3 jenis yaitu: (1) misconception (m); (2) incomplete

explanation (Penjelasan yang keliru) (ie); (3) over generalizations atau terlalu

mengumumkan (og). Seperti contoh : Mold (Jamur pada kertas) dan Yeast (ragi)

tidaklah organisme hidup maka mereka mengkategorikan pernyataan siswa

tersebut kedalam miskonsepsi (m); fungi adalah makhluk hidup parasit (og), fungi

hanya dapat tumbuh di tempat yang gelap dan lembab (ie).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 1

Girsang Sipangan Bolon Parapat tahun ajaran 2015/2016 dengan cara

mewawancarai guru mata pelajaran biologi kelas X, menunjukkan bahwa masih

terjadi miskonsepsi siswa pada pembelajaran konsep fungi. Miskonsepsi yang

ditemukan pada saat mewawancarai siswa menyatakan bahwa fungi adalah sejenis

tumbuhan sebagaimana tumbuhan yang sebenarnya seperti rumput di halaman

sekolah. Siswa yang memahami konsep bahwa fungi adalah tumbuhan juga

beranggapan bahwa fungi mampu melakukan fotosintesis serta ketika ditanya apa

saja contoh jamur yang diketahui, mereka menjawab jamur adalah segala jenis

tanaman yang mempunyai bentuk seperti payung dan berwarna putih kecoklatan.

Jawaban yang mereka berikan, membuktikan bahwa mereka sudah mengalami

miskonsepsi karena konsep yang diakui para ahli dalam fungi tidak sesuai dengan

yang mereka pahami. Menurut sistem klasifikasi Whittaker dalam sistem

klasifikasi 6 kingdom bahwa fungi tidaklah bagian dari plantae, melainkan sudah

(16)

3

materi fungi ini juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum

memperlihatkan suatu hasil yang optimal, hal ini dapat dilihat dari prestasi yang

diperoleh siswa masih berkisar pada nilai batas ketuntasan. 65% siswa masih

memperoleh nilai di bawah 70 (Nilai KKM).

Materi fungi merupakan salah satu materi biologi yang diajarkan di tingkat

SMA kelas X semester gasal untuk mencapai Standar Kompetensi 2: Memahami

prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup dengan salah satu Kompetensi

Dasar 2.4: Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil

pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan.

Miskonsepsi pada materi fungi diduga karena materi fungi merupakan materi

yang dianggap kompleks, abstrak, membosankan, dan berisi banyak bahasa latin,

serta cakupan materi yang luas mencakup klasifikasi, peran dan kerugian yang

ditimbulkan, selain itu juga buku teks yang mereka gunakan disekolah hanya satu

jenis buku saja yaitu buku karangan Aryulina (2007), padahal dalam pembelajaran

perlu banyak buku untuk dapat mengkontruksikan pengetahuan dari beberapa

sumber buku sebagai sumber pengetahuannya. Kondisi ini dapat menyebabkan

model mental yang terbentuk pada setiap individu berbeda dalam memahami

topik tersebut sehingga terjadi miskonsepsi.

Meninjau hal tersebut, sangat jelas terlihat bahwa materi fungi sebenarnya

salah satu materi biologi yang cakupan materi yang sangat luas serta terdiri dari

banyak konsep-konsep yang dapat membuka peluang bagi siswa untuk mengalami

miskonsepsi, maka perlu dilakukan penelitian untuk meneliti sudah seberapa

besarkah persentase miskonsepsi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Girsang

Sipangan Bolon Parapat pada materi Fungi dan menganalisis apakah yang

menjadi penyebab miskonsepsi tersebut. Penelitian tersebut akan dilaksanakan

dengan mengangkat judul: “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Fungi di Kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat Tahun

(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah,

maka dapat diidentifikasi adanya masalah sebagai berikut:

1. Adanya miskonsepsi siswa pada materi fungi dalam pembelajaran biologi.

2. Siswa kurang mampu mengaitkan konsep-konsep materi fungi yang telah

dipelajarinya.

3. Siswa kurang memahami konsep pembelajaran materi fungi.

1.3 Batasan Masalah

Miskonsepsi dapat terjadi pada siswa, guru, dan buku ajar, namun dalam

penelitian ini yang diteliti hanyalah besarnya persentase miskonsepsi siswa, maka

ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada kesalahan konsep (miskonsepsi)

siswa pada materi fungi di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon

Parapat dan untuk perolehan data, digunakan tes diagnostik dua dimensi dengan

alasan terbuka.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Berapa besar persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di kelas X

SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran

2015/2016?

2. Pada indikator pembelajaran manakah siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang

Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran 2015/2016 yang paling banyak

mengalami miskonsepsi pada materi fungi?

3. Pada tingkat kognitif berapakah siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang

Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran 2015/2016 paling banyak

(18)

5

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besar persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di

kelas X SMA Negeri 1 Girsa Sipangan Bolon tahun pembelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui pada indikator pembelajaran apa siswa kelas X SMA

Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon tahun Pembelajaran 2015/2016 yang paling

banyak mengalami miskonsepsi pada materi fungi.

3. Untuk mengetahui pada tingkat kognitif berapa siswa kelas X SMA Negeri 1

Girsang Sipangan Bolon Parapat tahun pembelajaran 2015/2016 paling

banyak mengalami miskonsepsi pada materi fungi.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ada dua sudut pandang,

yaitu dari sudut teoritik dan sudut praktis. Dari sudut teoritik, hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan wawasan baru yang berkaitan dengan analisis

miskonsepsi, juga bermanfaat dalam mengungkapkan seberapa besar miskonsepsi

siswa SMA dalam materi Fungi, sehingga menambahkan khazanah ilmu

khususnya dalam dunia kependidikan, meningkatkan kompetensi guru dalam

pembelajaran biologi dan dapat memperkaya kepustakaan ilmiah.

Dari sudut praktik, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

konstribusi positif khususya bagi guru biologi yang ingin melakukan proses

pembelajaran materi fungi, dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru untuk

(19)

75

Hasil penelitian miskonsepsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Girsang

Sipangan Bolon Parapat adalah sebagai berikut:

1) Persentase miskonsepsi siswa pada materi fungi di Kelas X SMA Negeri 1

Girsang Sipangan Bolon Parapat 42,45%, dikategorikan miskonsepsi sedang.

2) Miskonsepsi siswa berdasarkan indikator pada materi fungi yang paling

banyak di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat terdapat

pada indikator 4 dalam menjelaskan bagaimana fungi memperoleh

makanannya.

3) Miskonsepsi siswa berdasarkan tingkat kognitif pada materi fungi yang

paling banyak di kelas X SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat

terdapat pada tingkat kognitif C6 (kreasi).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka hal-hal yang

dapat disarankan oleh penulis demi tercapainya kemajuan pendidikan adalah :

1) Guru-guru biologi diharapkan memiliki kiat untuk mengatasi miskonsepsi

siswa seperti mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang terjadi pada

siswa, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut dan mencari

perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.

2) Siswa SMA Negeri 1 Girsang Sipangan Bolon Parapat mempelajari

informasih yang lebih banyak mengenai materi fungi dan lebih antusias untuk

mengetahui infomasi mengenai peran dan kerugian fungi dalam kehidupan.

3) Dosen melakukan pengabdian kepada guru-guru biologi Se-Indonesia melalui

studi pendalaman konteks (Materi Fungi) maupun pendalaman kemampuan

pedagogik guru untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi fungi seperti

(20)

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.

Arjanggi, R., & Suprihatin, T., (2010), The effectiveness of peer tutoring method on self regulated learning, Jurnal Sosial Humaniora, 14(2), 91-97.

Aryulina, D., (2007), Biologi jilid 1 untuk SMU Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Bahar, M., (2003), Misconceptions in Biology Education and Conceptual Change Strategies, Journal of Educational Sciences: Theory and Practice, 3(1), 55-64.

Budiati, H.,(2009), Biologi untuk SMA dan MA Kelas X, Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Bulunuz, O., Jarret, O.S., Bulunuz, M., (2008), Fifth Grade Elementary School Students, Conception and Misconception about the Fungus Kingdom, Journal of Turkish Science Education 5(3): 33-46

Bukit, I., (2011), Identifikasi Miskonsepsi Guru Biologi Pada Materi Respirasi dan Fotosintesis Se-kota Medan, Tesis Pps, UNIMED.

Campbell, N.A., J.B.Reece, 2008, Biologi 8th ed, Erlangga, Jakarta.

Chen, C. C., Lin, H. S., dan Lin, M. L., (2002), Devolving a Two-Tier Diagnostic Instrument to Assess High School Students, Understanding- The Formation of Images by a Plane Mirror. Proceeding of National Science Council, 3(12): 106-121.

Dahar, R.W., (2011), Teori- Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Gandjar I, W Sjamsjurizal, & A Oetari., (2006). Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gultom, H.S., (2011), Identifikasi Miskonsepsi Guru dan Siswa tentang Materi Sel di SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, Tesis PPs, Unimed.

Idha, C., (2009), Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment, Jurnal Pendidikan Inovatif, 03(02): 69-73.

(21)

Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawing As a Research Method. World Apllied Sciences Journal. 3: 283-293.

Marsita, R.A., Priatmoko, s., dan Kusuma E., (2010), Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pemalang dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument, Inovasi Pendidikan Kimia, 4: 512-520.

McNair,S., M. Stein, 2001, Drawing on Their Understandings: Using Illustrations to Invoke Deeper Thinking About Plants. Proceedings of the 2001 Annual International Conference of the Association for the Edducation of Theachers in Science. Costa Mesa, CA: Association for the Education of Teacher in Science, 21(5):485-497.

Murni, D. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung.

Nazar, M. Sulastri., Winarni, S., Fitriani, R. (2011). Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Laporan Hasil Penelitian Pendidikan Kimia Unsyiah Banda Aceh. Banda Aceh.

Novak, J. D., (2012), Learning, Creating, and Using Knowledge: Concept Maps as Facilitative Tools in Schools and Corporations, Journal of E-learning and Knowledge Society 6(3): 21-30

Nurazizah., (2011). Analisis Miskonsepsi Tumbuhan Tingkat Tinggi pada Buku Teks IPA SMP Se- Kota Medan, Tesis Pps, UNIMED.

Oktarina, L., (2012), Analisis Miskonsepsi Siswa, Guru dan Buku Biologi SMA Kelas XI pada Materi Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi di SMA se-Mandailinggodang Kabupaten Mandailingnatal, Tesis PPs, UNIMED.

O-Saki, K. M., Samiroden, W. D., (1990), Children ‘s Conception of Living and Dead, Journal of Biological Education, 24: 199-207.

Osborne, R.J., Gilbert, J.K, (1980), An Aproach: Student’s understanding of Basic Concept in Science. Institute of Educational, Technology University of Serrey, 9(1): 9-19.

(22)

78

Purba, S., (2012), Analisis Miskonsepsi Biologi Sel pada Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Simalungun Pematang Siantar, Tesis PPs, UNIMED.

Rahayu A., (2011), Penggunaan Peta Konsep untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Jaringan Tumbuhan. Thesis Universitas Islam Negeri Syarif Hiddatatullah, Jakarta.

Rabithah., (2011), Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia di Kelas XI SMA Swasta Sub Rayon 04 Medan, Tesis PPs, Universitas Negeri Medan.

Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Subardi, Nuryani, dan Pramono S., (2009), Biologi 3 Untuk Kelas XII SMA dan MA, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suparno, (2005), Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, Widia Sarana Indonesia, Jakarta.

Susanti, R., Rustman, N., dan Redjeki S., (2011), Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fotosintesis dan Respirasi, Prosiding Seminar Nasional 2011.

Sutrisno, L, (2002), Helping Teacher Though Utilizing a “Graphic Orgnizer” in Teaching Physics, Bengkulu.

Suwarno., (2009), Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Karya Mandiri, Jakarta.

Wahyuni, V., 2010. Penerapan pendekatan JAS pada materi jamur terhadap kualitas dan hasil belajar biologi di kelas X SMA N 3 Temanggung (Thesis). Semarang: FMIPA UNNES.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Intensitas pemanfaatan buku perpustakaan dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Batik 1 Surakarta tahun

Sinergi Media Wisata dalam pengembangan kepariwisataan di Soloraya, khususnya di Kota Solo yang notabene sedang berusaha mengembangkan sektor kepariwisataannya. Penulisan laporan

Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kematangan cinta antara pria dan wanita usia dewasa awal.. Uji statistik yang digunakan untuk

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Hukum (Skripsi) yang

reflected by Michael Corleone, the main characters in Mario Puzo’s movie1. version entitled

korosi aluminum 1100 dan baja karbon rendah 1020 menggunakan media pengkorosi air garam (NaCl) dengan konsentrasi 5%. Sebagai masukan bagi masyarakat yang menggunakan logam

City Geographical Markup Language (CityGML); the idea of view frustum determining level of details could be improvised to allow efficient streaming protocol for spatial

Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan berpikir peserta.. didik dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang