• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN DI SMA GLOBAL PRIMA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN DI SMA GLOBAL PRIMA MEDAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI

CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA GLOBAL PRIMA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

DINAMAYANTI MAULINA SIHOTANG NIM. 8136192008

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Dinamayanti Maulina Sihotang. NIM 8136192008. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Membaca Pemahaman Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Cerpen di SMA Global Prima Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(6)

ABSTRACT

Dinamayanti Maulina Sihotang. NIM 8136192008. The Effect of Cooperative Learning Models and Ability Reading Comprehension Toward Appreciation Short Story in Class X Student of SMA Global Prima Medan Academic Year 2015/2016. Thesis. Post Graduate of Medan State University.

This study aims to determine, (1) the result ability of appreciation of short stories are taught by cooperative learning model GI higher than the students appreciation short story are taught by cooperative learning model TPS; (2) results of appreciation short story to have high ability reading comprehension is better than students have lower ability reading comprehension and (3) the interaction between cooperative learning models and ability reading comprehension in affecting the students appreciation short story instructional result.

The population in this study were all students class X at SMA Global Prima Medan consist of 3 classes. The sample in this study were randomly assigned using cluster sampling method, by taking two classes with the number of each class of 40 children. The research method using quasi-experimental research. The instrument used in this study is a test result ability of appreciation of short stories, tests and ability reading comprehension. Analysis of the data used is the ANOVA factorial 2 × 2.

Based on the results obtained: (1) there are differences in students’ learning achievement of ‘result ability of appreciation of short stories class cooperative learning model GI with students’ learning achievement of result ability of appreciation of short stories class cooperative learning model type TPS with Fcount > Ftable (8,666 > 3,96); (2) there are differences in students’ learning result ability of appreciation of short stories who have high ability reading comprehension with students’ learning result ability of appreciation of short stories who have lower ability reading comprehension with the Fcount > Ftable (81,373 > 3,96); and (3) there is an interaction between the cooperative learning models and ability reading comprehension in learning result ability of appreciation of short stories Fcount > Ftable (4,110 > 3,96).

The results obtained are expected to provide information for teachers and schools to use cooperative learning model type GI in improving the students’ learning result ability of appreciation of short stories. In addition it needs to be improved ability reading comprehension of students in the classroom.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmad dan anugerah yang telah dikaruniakan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Mengapresiasi Cerpen di SMA Global Prima Medan” dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai karena didukung oleh banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia pascasarjana Universitas Negeri Medan Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd.

4. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Biner Ambarita, M. Pd., yang memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Dosen Pembimbing II Bapak Dr. Abdurrahman Adisaputra, M.Hum.

6. Narasumber, Bapak Prof. Dr. Amrin Saragih, M.A., Ph. D., Bapak Dr. Syahnan Daulay, M.Pd., dan Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Pd., yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Medan khususnya Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

8. Kepala Sekolah SMA Global Prima Medan, Bapak Indra Kusuma.

9. Teristimewa penulis sampaikan kepada suami tercinta Ricardo Simamora, S.Ag., yang dengan sabar dan setia tetap memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis dalam menempuh studi dan penyelesaian tesis ini.

(8)

11.Kedua Mertuaku A. M. Simamora dan T. Sijabat yang telah memberikan bantuan, semangat, dan dukungan sepenuh hati kepada penulis.

12.Abang Adri dan Diky yang telah memberikan bantuan dan memberikan informasi selama penyusunan tesis.

13.Semua teman angkatan I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unimed semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.

Penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kata sempurna, sehingga memungkinkan adanya kekurangan maupun kesalahan baik dalam teknik penulisan, tatabahasa, maupun isinya. Oleh karena itu, guna penyempurnaan berikutnya penulis sangat mengharapkan saran, kritik, maupun masukan dari pembaca.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... I

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 9

1.3 Pembatasan Masalah ……… 9

1.4 Rumusan Masalah ……… 10

1.5 Tujuan Penelitian ……… 11

1.6 Manfaat Penelitian ……… 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 13

2.1 Kajian Teoretis ………. 13

2.1.1 Kemampuan Mengapresiasi Cerpen ……… .. 13

2.1.1.1 Pengertian Mengapresiasi Cerpen ……….. 13

2.1.1.2 Penilaian Mengapresiasi Cerpen ……… 16

2.1.1.3 Langkah-Langkah Mengapresiasi Cerpen ………….. 22

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ……… 23

2.1.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ………. 26

2.1.2.2 Model Pembelajaran kelompok kooperatif Tipe Think Pair Share ……….. 33

2.1.3 Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman ………. 36

2.1.3.1 Jenis-Jenis Pemahaman dalam Membaca ……….. 38

2.1.3.2 Formula Fry………… ……… 40

2.2 Penelitian yang Relevan ……… 42

2.3 Kerangka Berpikir ………. 43

2.3.1 Perbedaan Kemampuan Apresiasi Cerpen Siswa Kelas Model Pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation dengan Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ... 43 2.3.2 Perbedaan Kemampuan Apresiasi Cerpen Siswa yang

(10)

Pemahaman Rendah ………. 46

2.3.3 Interaksi antara Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Mengapresiasi Cerpen ………. 47

2.4 Penelitian Hipotesis ………... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………... 53

3.1 Tempat dan Waktu Penelitan ………... 53

3.2 Populasi dan Sampel ………..……….. 53

3.2.1 Populasi ……….. 53

3.2.2 Sampel ……… 54

3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ……… 55

3.4 Metode dan Desain Penelitian ……….. 57

3.5 Prosedur Penelitian ……….. 59

3.6 Pelaksanaan Penelitian ……… 61

3.6.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 61 3.6.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share … 62 3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitan ……… 63

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ……….. 63

3.7.2 Instrumen Penelitian ……… 64

3.7.2.1 Instrumen Kemampuan Mengapresiasi Cerpen ….. 64

3.7.2.2 Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman ….. 65

3.7.2.3 Uji Coba Instrumen ………. 67

3.7.2.4. Hasil Uji Coba Intrumen ……… 69

3.8 Teknik Analisis Data ………..……… 71

BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 74

4.1 Deskripsi DataPenelitian ... …… 86

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... …… 88

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... …… 90

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... …... 100

4.5 Keterbatasan Penelitian ... …… 116

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... …... 118

5.1 Simpulan ... ….. 118

5.2 Implikasi ... ….. 119

5.3 Saran ……… 121

DAFTAR PUSTAKA …...... 123

(11)

ix

[image:11.595.61.536.104.681.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur dan Tahapan Pelaksanaan Penelitian Model

Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan Mengapresiasi

Cerpen ……… 60

4.1 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi

Cerpen Kelas Model PembelajaranKooperatif Tipe CIRC …… 75 4.2 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi

Cerpen pada Kelas Model PembelajaranKooperatif Tipe TPS… 77

4.3 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi

Cerpen Siswa Berkemampuan Membaca PemahamanTinggi…. 78 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi

Cerpen Siswa Berkemampuan Membaca Pemahaman Rendah … 79

4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Tinggi

pada Kelas Model Pembelajaran KooperatifTipe GI ... …… 81 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi

dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Rendah pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... ……. 83 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen

dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Tinggi pada Kelas

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ……….. 84

4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Rendah

Pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... …….. 86 4.9 Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini, pemerintah memasukkan pembelajaran sastra lebih kompleks jika dibanding dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa dapat melakukan beberapa kegiatan kemampuan antara lain mendengarkan sastra, membaca sastra, berbicara sastra, dan menulis sastra dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Penyajian pembelajaran sastra yang baik dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang relevan kepada peserta didik dapat membantu mengembangkan kemampuan hidup. Siswa dapat menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif, sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan yang diharapkan (Trimurdiati 2006:1).

(13)

2

Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran apresiasi sastra siswa SMA di sekolah-sekolah relatif lebih sedikit dibanding dengan kemampuan lainnya. Hal ini akan berdampak pada siswa dalam mengapresiasi sastra terutama mengapresiasi cerpen yaitu siswa kesulitan ketika dihadapkan pada sebuah cerpen terutama jika diminta untuk menentukan unsur-unsur instrinsik cerpen.

[image:13.595.56.545.159.683.2]

Salah satu sekolah yang peneliti temui adalah SMA Swasta Global Prima Medan, dalam pembelajaran sastra siswa hanya membaca dan siswa sulit untuk menentukan unsur-unsur instrinsik suatu karya sastra salah satunya yaitu cerpen. Berdasarkan hasil wawancara, pencapaian hasil belajar dalam mengapresiasi cerpen di kelas X SMA Swasta Global Prima Medan masih rendah dan jauh dari harapan. Berdasarkan nilai rata-rata mengapresiasi cerpen masih di bawah standar ketuntasan minimal yang ditetapkan, yaitu 60 untuk tahun ajaran 2010/2012, 65 untuk tahun ajaran 2012/2013, dan 68 untuk tahun ajaran 2013/2014. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Hasil Rata-Rata Nilai Apresiasi Cerpen Tahun Ajaran 2010/2011 s.d 2013/2014 pada Siswa Swasta Global Prima School Medan

No Tahun Ajaran

Nilai Rata-Rata Nilai

Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-Rata

KKM

1 2010/2011 78 50 60 65

2 2011/2012 76 55 65 70

3 2013/2014 80 50 68 70

Sumber: Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA Swasta Global Prima Medan, 2015.

(14)

3

Medan dalam mengembangkan dan menuangkan ide dalam mengapresiasi cerpen, cenderung mengalami kesulitan dalam memahami bagaimana mengapresiasi cerpen yang tepat. Artinya, masalah juga terdapat pada guru-guru bahasa Indonesia yang kurang mampu menjelaskan materi apresiasi cerpen secara tepat dan sederhana sehingga siswa selama ini kurang dalam mengapresiasi karya sastra khususnya cerpen.

Seminar yang bertema “Pengajaran Sastra untuk manusia Seutuhnya guna Menghadapi Milenium Baru” di Padang pada tanggal 27 Oktober 1999 menghasilkan

suatu kesimpulan bahwa kebanyakan guru di sekolah, sejak satu dasawarsa terakhir gagal melaksanakan pengajaran sastra yang mencerdaskan siswa. Pengajaran sastra selama ini keliru karena mengandalkan memori dan tidak memberikan perhatian pada pengembangan kreatifitas serta tidak melibatkan anak didik dalam problematika (dalam Fahrudin, 2009: 19).

Pembelajaran mengapresiasi cerpen, siswa bisa belajar memahami nilai-nilai agung berupa pergulatan baik dan buruk, realitas sosial, nilai-nilai religiusitas, dan moral yang bisa mempertajam kepekaan terhadap kondisi masyarakat dan tingkah laku sesama, baik dari karakter tokoh maupun latar serta budaya yang terkandung dalam karya sastra. Sebagaimana diungkapkan Effendi (2002:6) bahwa apresiasi adalah kegiatan mengakrabi karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.

(15)

4

adalah pembaca menghargai dan mengagumi penguasaan sastrawan di dalam memilih, mengolah, dan menyusun lambang-lambang hingga sastrawan dapat menyampaikan pengalaman secara memadai. Penghargaan dan kekaguman ini menimbulkan rasa puas. Ketiga, tingkat ketika pembaca memasalahkan dan menemukan hubungan (relevansi) pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapinya. Pada tingkat ini pembaca memahami bahwa walaupun dunia khayal yang diciptakan bukan kenyataan, tetapi justru dunia itu diciptakan agar dapat memahami dan menghayati dunia dan kehidupan nyata dengan lebih baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui kendala-kendala dalam pengajaran sastra khususnya di bidang cerita pendek. Apa saja yang menyebabkan siswa tidak menyukai materi tersebut. Sesuai dengan amanat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Bertolak pada permasalahan yang muncul dari berbagai aktivitas pembelajaran di atas, maka perlu adanya pembelajaran yang disajikan dengan cara mendorong keaktifan, mampu meningkatkan solidaritas, dan mengoptimalkan keterlibatan siswa. Pemilihan strategi dan metode yang tepat dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Sanjaya (2011:87) mengemukakan tanpa suatu model pembelajaran yang cocok, tepat, dan jitu tidak mungkin tujuan tercapai. Oleh karena itu, guru seharusnya mampu mencari model pembelajaran yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses pengajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan hasil belajar diharapkan dapat lebih ditingkatkan.

(16)

5

pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis model pembelajaran berkelompok yang memungkinkan siswa untuk saling belajar bekerja sama dan dapat saling mengisi dengan teman. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat memudahkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) Memudahkan siswa belajar tentang sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, (2) Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dan Group investigiaton (GI).

(17)

6

Model pembelajaran kooperatif think pair share, memberi kesempatan kepada siswa bekerja sendiri (berpikir) sehingga memupuk sifat lebih mandiri dalam mengerjakan soal yang diberikan dan juga menimbulkan sifat bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok kecil sehingga membangkitkan rasa percaya diri siswa. Dalam hal ini optimalisasi partisipasi siswa dapat terlihat sehingga muncul jawaban-jawaban secara spontan yang bisa memberikan kontribusi pada kelompok yang sedang dihadapinya. Sehingga di sini guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Siswa yang kesulitan akan tertolong dan materi yang sulit akan lebih mudah untuk dipahami siswa sehingga ketuntasan dalam proses pembelajaran dapat tercapai.

Selain model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, salah satu model pembelajaran yang dapat dikedepankan adalah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Pitoyo (2014:1) mengemukakan group investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa kelas dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.

(18)

7

Setiap kelompok investigasi terdiri dari 3-5 orang, dan akhirnya siswa dapat menggabungkan, mempersentasikan, dan mengikhtisarkan jawaban mereka. Model pembelajaran investigasi kelompok sangat cocok untuk kajian-kajian yang bersifat terpadu yang berkaitan dengan pemerolehan, analisis, dan sintesis informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah multidimensi. Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari dan menemukan informasi dari berbagai macam sumber di dalam maupun di luar kelas. Kemudian para siswa mengevaluasi dan mensintesiskan semua informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dapat menghasilkan produk berupa laporan kelompok. Yang terpenting dalam pembelajaran yang menggunakan model investigasi kelompok, guru harus memberikan contoh (memodelkan) berbagai keterampilan sosial dan komunikasi yang diharapkan dari siswa.

Selain faktor model pembelajaran yang tepat sebagai faktor ekternal, faktor lain sebagai factor internal siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar apresiasi cerpen siswa adalah kemampuan membaca pemahaman. Rendahnya kemampuan membaca pemahaman disebabkan disebabkan karena kurangnya kebiasaan membaca. Dengan demikian, kemampuan membaca terutama membaca pemahaman diduga mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan apresiasi sastra siswa.

(19)

8

yang dilakukannya. teorinya, sehingga siswa akan mempunyai kemampuan mengapresiasi sastra.

Hal itu senada dengan pendapat Wiwindasari, dalam jurnal penelitiannya (2014:2) bahwa:

Pentingnya membaca bagi kehidupan manusia sudah lama disadari. Melalui membaca akan diperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru yang dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga masyarakat lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. Oleh karena itu, membaca masih terus dibutuhkan sebagai alat mempelajari dan memahami berbagai bidang ilmu. Hal ini tentu sangat dirasakan oleh seorang pelajar. Sukses dalam membaca pemahaman sangat penting bagi pelajar dalam rangka pengembangan kemampuan akademik, keahlian, dan kecerdasan.

Sementara itu, Yunus (2012:22) tidak meragukan bahwa membaca merupakan kunci keberhasilan seorang siswa. Baginya membaca merupakan faktor penting dalam segala usaha pengajaran. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam pengajaran sastra di sekolah-sekolah diharapkan banyak memberikan kegiatan siswa untuk membaca karya sastra secara langsung dan utuh serta memahaminya. Dengan demikian, apresiasi sastra dapat dikatakan sebagai kemampuan menikmati, menghargai, dan menilai karya sastra. Dengan demikian, tanpa membaca isi karya sastra terlebih dahulu mustahil seseorang memberikan penghargaan apalagi untuk menilai.

(20)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berasarkan latar belakang masalah di atas dapat diindentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar mengapresiasi cerpen siswa kelas X SMA Global Prima Medan? 2. Apakah model pembelajaran yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda

terhadap hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen?

3. Model pembelajaran yang bagaimanakah yang tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas kemampuan mengapresiasi cerpen ?

4. Apakah hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran GI lebih tinggi dari pada hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen siswa dengan model pembelajaran TPS? 5. Apakah hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen yang memiliki

kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman rendah?

6. Sejauh manakah pengaruh kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran mengapresiasi cerpen?

7. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan mengapresiasi cerpen?

1.3 Pembatasan Masalah

(21)

10

dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar mengapresiasi cerpen kelas X SMA Global Prima School Medan. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi hanya pada model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model pembelajaran tipe group investigation. Hasil belajar mengapresiasi cerpen lebih ditekankan pada kemampuan siswa mengapresiasi cerpen dalam unsur-unsur intrinsik. Subjek dalam penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas X SMA Global Prima School Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kemampuan mengapresiasi cerpen kelas model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih tinggi dibandingkan kelas model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siswa kielas X SMA Global Prima Medan?

2. Apakah kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang memilki kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memilki kemampuan membaca pemahaman rendah pada siswa kelas X SMA Global Prima Medan?

(22)

11

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis menentukan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siswa kelas X SMA Global Prima Medan.

2. Untuk mengetahui kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memilki kemampuan membaca pemahaman rendah pada siswa kelas X SMA Global Prima Medan.

3. Untuk mengetahui adanya Interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar mengapresiasi cerpen pada siswa kelas X SMA Global Prima Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat praktis dan teoretis yang dapat diambil dr hasil penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

(23)

12

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam proses pembelajaran

b. Bagi guru, sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal.

c. Bagi sekolah, sebagai masukan dan dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lain.

(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen kelas model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dari Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen kelas model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa SMA Global Prima Medan.

2. Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dari Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman rendah pada siswa SMA Global Prima Medan. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan membaca

(25)

119

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen kelas model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dari Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen kelas model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa SMA Global Prima Medan. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI, siswa akan merasakan bagaimana mengapresiasi cerpen dengan tepat. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan penelitian menyatakan bahwa kemampuan mengapresiasi cerpen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibanding dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

(26)

120

pemahaman siswa dalam belajar. Tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa mempengaruhi cara dirinya menerima, menalar, dan mempraktekkan bagaimana cara menggunakan mengapresiasi cerpen dengan tepat. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat dilakukan dengan memberikan motivasi pada siswa dalam bentuk nasihat-nasihat belajar dan sebagainya. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam belajar harus terus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian yang menyatakan bahwa Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen pada siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman rendah.

(27)

121

kemampuan membaca pemahaman dengan Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen pada siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk dapat meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen pada siswa perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan: (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam pembelajaran mengapresiasi cerpen, (b) pihak sekolah harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, dan (c) melaksanakan pelatihan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI kepada seluruh guru. 2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa

perlu dilakukan upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum melakukan pembelajaran mengapresiasi cerpen, untuk mengetahui posisi awal pembelajaran dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan untuk melatih kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen secara aktif dan pasif di sekolah.

(28)

122

(29)

123 DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama.

Akcay, N. Okur dan K. Doymus. 2012. “ The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Student Academic Achievements.” Journal of Educational Sciences Research Internasional E-Journal. Vol. 2 No. 1 June 2012.

Arends, R. 2008. Learning to Teach. New York: Mc Graw Hill Company. Arikunto, S.2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan. Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan. 2005. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendy, Onong U. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fahrudin, M. 2009. “Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa

dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek (sebuah Survei di Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus Yudistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri). Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana UNS.

Getter, Kristin L dan D. Bradley Rowe. 2008. “Using Simple Cooperative learning Techniques in a Plant Propagation Course”. NACTA Journal, Desember 2008. Pp. 39-43.

Huda, M. 2011. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ibe, N. 2009. “Metacognitive Strategies on Classroom Participation and Student Achievement ini Senior Secondary School Science Clasrooms”. Science Education Internasional. Vol. 20, no. ½, December 2009, hal. 25-31

Ibnian, Salem Saleh K. dan Ala, Daifallah H. 20013. “Implications of Multiple Intelligences Theory in ELT Field”. Internasional Journal of Humanities and Social Science Vol. 3 No. 4. Special Issue – February 2013.

Ibrahim, N. 2000. Pembelajaran Kooperatif: UNESA – Universitas Press.

(30)

Isjoni dan Mohd. Arif I. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutkhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamidjan. 1996. Teori Membaca. Surabaya: IKIP Surabaya.

La Iru dan la Ode Safiun A. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Maimunah. 2005. “Pembelajaran Voleme Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM.” Tesis . Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Nasution, M. Hasan. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Hasil Belajar Indonesia Siswa SD Negeri. Tesis Magister Unimed : tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, B. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. _________________ . 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa: berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University press.

Nurhadi, dan Senduk, A. G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Unversitas Negeri malang. Pitoyo, Andri. Herman J. Waluyo, dan Sarwiji Suwandi, Andayani. 2014. “The Effect of Group

Investigation Learning Model, Accelerated Learning team and Role Playing on Elementary School Student ‘Writing Skills Viewed from Cognitive Style.” Journal of Educational and Practise Vol. 5. No. 1, 2014.

Sani, Ridwan A. 2010. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup.

Saputro, S. 2000. Strategi Pembelajaran. Malang: Departemen Pendidikan nasional Universitas Malang.

Sayuti, S. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Sharan, S. 2009. Handbook of Cooperative Learning: Inovasi Pengajaran dan pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Imperium.

Slavin, R. 2015. Cooperative learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa media.

(31)

125

Solihatin, E. 2005. Cooperative learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. 2000. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

________ . 2002. Penilaian hasil dan Proses Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Taufik, I. 1997. “Keterbacaan Karya Sastra di Berbagai Negara dan Indonesia”. Laporan Hasil Obeservasi Taufiq ismail kelas Berbagai Negara (draf disampaikan dalam Ceramah dalam PILNAS XI HISKI di Jakarta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wahab, J. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bacaan Melalui Investigasi Kelompok (Group Investigation). Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wiwindasari. 2014. Penerapan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Palembang dalam Menemukan Unsur-unsur alur, Penokohan, dan Latar Cerpen. Jurnal Bahasa Indonesia.

Sumber Internet

Fadholi, A. 2009. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS). http:ariffadholi.blogspot.com/2009/10/kelebihan-kekurangan-tps.html. diakses pada tanggal 10 November 2015.

Mulyati, Y. 2003. Kecepatan Efektif Membaca: Apa, Mengapa, (online). Tersedia; http://file. Upi.edu/Direktori/ FPBS/JURPEND. BHS. DAN SASTRA Peraturan menteri Pendidikan nasional No. 11/2005 tentang Buku Teks pelajaran, Pasal 2 ayat (1) dan ayat (1).

Gambar

Gambar   Halaman
tabel berikut ini.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, standar kompetensi lulusan menjadi sangat pening karena dapat digunakan oleh para penyelenggara kursus dan pelaihan atau satuan pendidikan nonformal

reflected by Michael Corleone, the main characters in Mario Puzo’s movie1. version entitled

Mengingat banyaknya permasalahan yang berhubungan dengan putusan serta-merta, maka untuk menjaga agar skripsi ini tidak menyimpang dari materi yang hendak disajikan perlu

Dari uraian diatas, kami akan merintis sebuah usaha baru di bidang bisnis es krim dengan inovasi dan varian rasa baru, yaitu es krim goreng ROLADING (Roti Lahar Dingin).. Dengan

[r]

Debitur yang bermasalah dalam capacity tidak memiliki kemampuan membayar kembali angsuran sesuai dengan perjanjian kredit karena terjadinya berbagai kesalahan dalam

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POS OP FRAKTUR TIBIA 1/3 PROXIMAL SINISTRA DENGAN MODALITAS IR DAN

Yin Cheong Cheng & Magdalena Mo Ching Mok, (2007) "Manajemen Berbasis Sekolah dan Pergeseran Paradigma dalam Pendidikan: Sebuah Studi Empiris", Jurnal