• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan Dan Demografis Terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan Dan Demografis Terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN,

LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT

KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

R U D Y

087019043/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

S E

K O L A H

P A

S C

A S A R JA N

(2)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN,

LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT

KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

R U D Y

087019043/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Rudy Nomor Pokok : 087019043

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Amrin Fauzi) Ketua

(Dr. Parapat Gultom, MSIE) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada Tanggal : 21 Juni 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Amrin Fauzi

Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE 2. Prof. Dr. Rismayani, SE., MS 3. Drs. Syahyunan, M.Si

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan dan Demografis terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya, kecuali yang secara tertulis diacu dalam tesis ini dan disebutkan

di dalam daftar pustaka. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juni 2010

Yang Membuat Pernyataan,

(6)

ABSTRAK

Lulusan perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran lulusan perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan kunci untuk menangani pengangguran lulusan perguruan tinggi oleh sebab itu kewirausahaan perlu ditumbuhkan di dalam kampus.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 2) sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 3) sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan, 2) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian, 3) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara ?

Hipotesis penelitian ini adalah 1) variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel kepribadian, 3) variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian adalah survey. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha tahun 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Daftar pertanyaan menggunakan skala Likert 5 skala. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau á

sebesar 5%.

(7)

diperoleh besar koefisien determinasi sebesar 0,481 artinya variabel kepribadian, lingkungan dan demografis mampu menjelaskan variabel minat kewirausahaan mahasiswa sebesar 48,1%. Variabel kepribadian dan lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, sedangkan variabel demografis secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap variabel kepribadian. Ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh secara serempak dan parsial variabel lingkungan pada mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara.

(8)

ABSTRACT

Universities’ graduates in Indonesia need relatively long time to get jobs,

consequently unemployment can not be avoided against university graduates. Entrepreneurship is the key to settle the unemployment, hence entrepreneurship should be developed in campus.

The problem statements of this research are 1) how strong is the influence of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention of students, 2) how strong is the influence of variables of needs of achievement and self efficacy towards variable of personality of students, 3) how strong is the influence of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment

variable of North Sumatera University’s students.

The objectives of this research are 1) to know and analyse the influences of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention, 2) to know and analyze the influences of needs of achievement and self efficacy towards the variable of personality, 3) to know and analyze the influences of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera

University’s students.

Hypotesis of this research are 1) variables of personality, environment and demography have influence towards the intention of entrepreneurship of students, 2) variables of needs of achievement and self efficacy have influence towards variable of personality, 3) variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital have influences towards the variable of environment towards stratum-1 students of North Sumatera University.

This is a survey research. Population of this research is all stratum-1 students of North Sumatera University who became the members of 2009 Student Entrepreneurship Center. Total respondents is 100. Data collection used questionnaires, interview and documentation study. The questionnaires used Likert scale of 5 points. Data were analyzed using path analysis with 95% level of

significance or 5% á.

(9)

Variables of personality and environment partially influenced the variable of entrepreneurship intention of students, in other hand variable of demography did not influence the entrepreneurship intention of students. Needs of achievement and self efficacy simultaneously and partially influenced the variable of personality. The variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital simultaneously and partially influenced the variable

of environment of North Sumatera University’s students.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melindungi dan memberkahi penulis selama melakukan penelitian dan kuliah

di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sehingga dapat menyelesaikan

kuliah dan penulisan tesis ini dengan baik.

Selama melakukan studi, penulisan dan penelitian ini penulis mendapatkan

banyak sekali bantuan baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan yang baik

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

setulus-tulusnya kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), SpA (K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

Anggota Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang membangun dan

memperbaiki tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

(11)

5. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE, sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan sampai selesainya penulisan

tesis ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

Anggota Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan dan perbaikan

atas tesis ini.

7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang

banyak memberikan masukan dan perbaikan atas tesis ini.

8. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah berjasa

membimbing dan membantu peneliti selama kuliah dan penulisan tesis ini.

9. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Ali Paul dan Ibunda Halimah serta

kakak dan adik penulis yang telah memberikan banyak dukungan moril selama

penulis menempuh pendidikan di Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

10.Istri tercinta Lanny Caulestari dan putra-putri tercinta penulis yakni Dharmawan

Phanjaya, Hermawan Phanjaya dan Visakha Phanjaya atas waktu, kesabaran,

(12)

selama kuliah, terutama selama masa-masa sulit penulisan tesis sampai selesainya

pendidikan.

11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan XIV di Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan,

kerjasamanya, persahabatan dan persaudaraan yang kalian berikan kepada penulis

selama menempuh pendidikan hingga selesainya penulisan tesis ini.

Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan

balasan pahala kepada Bapak, Ibu dan teman-teman semuanya.

Medan, 22 Juni 2010

Penulis,

(13)

RIWAYAT HIDUP

Rudy, dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Mei 1967, anak ketiga dari empat

bersaudara dari Ayahanda Ali Paul dan Ibunda Halimah. Telah menikah dengan

Lanny Caulestari pada tahun 1995 dan dikaruniai tiga orang anak yakni Dharmawan

Phanjaya, Hermawan Phanjaya dan Visakha Phanjaya.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Nagatimbul, Deli Serdang,

tamat dan lulus pada tahun 1980, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Husni Thamrin Medan, tamat dan lulus pada tahun 1983,

menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Husni Thamrin Medan, tamat dan

lulus pada tahun 1986. Melanjutkan kuliah di Universitas Sumatera Utara pada

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia pada tahun 1986, tamat dan lulus pada tahun

1992, kuliah Diploma-3 pada Sekolah Tinggi Bahasa Asing Harapan Medan Jurusan

Sastra Inggris pada tahun 1989, tamat dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun 2008

melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Saat ini

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT……….... iii

KATA PENGANTAR………. v

RIWAYAT HIDUP……….……… viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

I.1. Latar Belakang….………... 1

I.2. Perumusan Masalah………... 3

I.3. Tujuan Penelitian……….. 4

I.4. Manfaat Penelitian……….……… 4

I.5. Kerangka Berpikir.……… 5

I.6. Hipotesis……….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 12

II.1. Penelitian Terdahulu……… 12

II.2. Teori tentang Kepribadian……….……….. 16

II.2.1. Kebutuhan Akan Prestasi.……….. 19

II.2.2. Efikasi Diri….……… 22

II.3. Teori tentang Lingkungan……….……….. 24

(15)

II.3.2. Akses Kepada Modal……….. 27

II.3.3. Kepemilikan Jaringan Sosial………. 29

II.4. Teori tentang Demografi……….. 32

II.5. Teori tentang Minat Kewirausahaan………. 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.……… 45

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian………. 45

III.2. Metode Penelitian……… 45

III.3. Populasi dan Sampel……… 45

III.4. Metode Pengumpulan Data……… 46

III.5. Jenis dan Sumber Data………... 46

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian……. 47

III.6.1. Identifikasi Variabel……… 47

III.6.1.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama……… 47

III.6.1.2. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua……….. 47

III.6.1.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Ketiga……….. 47

III.6.2. Definisi Operasional Variabel………. 47

III.6.2.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis I.……… 47

III.6.2.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis II…………... 48

III.6.2.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis III………….. 49

III.7. Metode Analisis Data……… 53

III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 59

III.8.1. Uji Validitas Instrumen….……… 59

III.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen.……… 60

III.9. Pengujian Asumsi Klasik.……….……….. 60

III.9.1. Uji Normalitas.………..… 60

(16)

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas……… 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.……… 63

IV.1. Sejarah Berdirinya Universitas Sumatera Utara.……… 63

IV.2. Karakteristik Responden.……… 67

IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 67

IV.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.… 68 IV.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69

IV.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kewirausahaan………. 70

IV.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja………. 71

IV.3. Karakteristik Responden Atas Variabel Penelitian….………… 72

IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepribadian……. 72

IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kebutuhan Akan Prestasi……… 73

IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Efikasi Diri……... 73

IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan…….. 74

IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Ketersediaan Informasi Kewirausahaan……… 74

IV.3.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemilikan Jaringan Sosial... 75

IV.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...………. 78

(17)

IV.4.2. Uji Reliabilitas Instrumen……… 81

IV.5. Hasil Pengujian Asumsi Klasik……….……….. 82

IV.5.1. Hasil Uji Normalitas……… 82

IV.5.2. Hasil Uji Multikolinearitas……….. 83

IV.5.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas………... 84

IV.6. Pembahasan………. 85

DAFTAR PUSTAKA..………... 108

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN….………. 105

V.1. Kesimpulan……… 105

V.2. Saran…..……… 106

(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama………. 50

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua..………. 51

III.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Ketiga……… 52

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 68

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 68

IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69

IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kewirausahaan.. 70

IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja………… 72

IV.6. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepribadian……… 78

IV.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kebutuhan Akan Prestasi…… 79

IV.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Efikasi Diri……….... 79

IV.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan.………... 79

IV.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Ketersediaan Informasi Kewirausahaan..……… 79

IV.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepemilikan Jaringan Sosial…80 IV.12 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Akses Kepada Modal.……… 80

IV.13 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Demografis……….... 80

(19)

IV.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen.……… 81

IV.16 Hasil Uji Multikolinearitas……… 83

IV.17 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama secara Serempak……… 86

IV.18 Nilai Koefisien Determinasi (R2)……… 87

IV.19 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama secara Parsial………. 89

IV.20 Korelasi Kepribadian, Lingkungan dan Demografis.………... 92

IV.21 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua secara Serempak……… 94

IV.22 Nilai Koefisien Determinasi (R2)………. 94

IV.23 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua secara Parsial……… 95

IV.24 Korelasi Variabel Kebutuhan akan Prestasi dan Efikasi Diri……... 96

IV.25 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga secara Serempak………... 97

IV.26 Nilai Koefisien Determinasi (R2)………. 98

IV.27 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga secara Parsial……… 99

(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir……… 10

III.1. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama………... 53

III.2. Model Diagram Jalur Hipotesis Kedua……… 55

III.3. Model Diagram Jalur Hipotesis Ketiga……….. 57

IV.1. Hasil Uji Normalitas……… 82

IV.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas………. 84

IV.3. Model Diagram Jalur Penelitian………. 85

IV.4. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama………... 86

IV.5 Model Diagram Jalur Hipotesis Kedua……….. 92

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Kepribadian………. 113

II : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Lingkungan……….. 115

III : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Demografis……….. 117

IV : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Minat Kewirausahaan……….. 119

V : Hasil Uji Validitas Instrumen……….. 121

(22)

ABSTRAK

Lulusan perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran lulusan perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan kunci untuk menangani pengangguran lulusan perguruan tinggi oleh sebab itu kewirausahaan perlu ditumbuhkan di dalam kampus.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 2) sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 3) sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan, 2) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian, 3) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara ?

Hipotesis penelitian ini adalah 1) variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel kepribadian, 3) variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian adalah survey. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha tahun 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Daftar pertanyaan menggunakan skala Likert 5 skala. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau á

sebesar 5%.

(23)

diperoleh besar koefisien determinasi sebesar 0,481 artinya variabel kepribadian, lingkungan dan demografis mampu menjelaskan variabel minat kewirausahaan mahasiswa sebesar 48,1%. Variabel kepribadian dan lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, sedangkan variabel demografis secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap variabel kepribadian. Ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh secara serempak dan parsial variabel lingkungan pada mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara.

(24)

ABSTRACT

Universities’ graduates in Indonesia need relatively long time to get jobs,

consequently unemployment can not be avoided against university graduates. Entrepreneurship is the key to settle the unemployment, hence entrepreneurship should be developed in campus.

The problem statements of this research are 1) how strong is the influence of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention of students, 2) how strong is the influence of variables of needs of achievement and self efficacy towards variable of personality of students, 3) how strong is the influence of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment

variable of North Sumatera University’s students.

The objectives of this research are 1) to know and analyse the influences of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention, 2) to know and analyze the influences of needs of achievement and self efficacy towards the variable of personality, 3) to know and analyze the influences of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera

University’s students.

Hypotesis of this research are 1) variables of personality, environment and demography have influence towards the intention of entrepreneurship of students, 2) variables of needs of achievement and self efficacy have influence towards variable of personality, 3) variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital have influences towards the variable of environment towards stratum-1 students of North Sumatera University.

This is a survey research. Population of this research is all stratum-1 students of North Sumatera University who became the members of 2009 Student Entrepreneurship Center. Total respondents is 100. Data collection used questionnaires, interview and documentation study. The questionnaires used Likert scale of 5 points. Data were analyzed using path analysis with 95% level of

significance or 5% á.

(25)

Variables of personality and environment partially influenced the variable of entrepreneurship intention of students, in other hand variable of demography did not influence the entrepreneurship intention of students. Needs of achievement and self efficacy simultaneously and partially influenced the variable of personality. The variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital simultaneously and partially influenced the variable

of environment of North Sumatera University’s students.

(26)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

diperkirakan sebesar 231 juta jiwa pada tahun 2009 menurut perkiraan Badan Pusat

Statistik Indonesia, 2009 dan merupakan negara nomor empat terbesar di dunia dalam

hal jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu keuntungan

jika ditinjau dari segi pasar yang besar untuk menopang perkembangan industri

di dalam negeri dan merupakan kekuatan yang besar jika sumber daya manusia yang

ada dikembangkan secara tepat. Di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar

menyebabkan Pemerintah Indonesia menghadapi berbagai permasalahan sosial yang

besar yakni menyediakan sarana pendidikan, pangan dan sandang, lapangan

pekerjaan yang besar dan masalah lainnya.

Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan

menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus

disediakan harus terus ditingkatkan. Masalah utama dalam dunia ketenagakerjaan

yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran karena pertambahan jumlah

tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Data

(27)

jumlah penduduk Sumatera Utara menempati urutan keempat di Indonesia setelah

Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada bulan Agustus 2007 di Sumatera

Utara terdapat 571.334 orang penganggur.

Napitupulu (2009) menyatakan bahwa sampai saat ini sebanyak 82,2 persen

lulusan perguruan tinggi bekerja sebagai pegawai. Lulusan perguruan tinggi

cenderung menjadi pencari kerja dan sangat sedikit yang menjadi pencipta lapangan

kerja. Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan adalah

selama enam bulan hingga tiga tahun hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran

terdidik yang tidak terhindarkan. Lebih lanjut Napitupulu menyatakan bahwa

berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada bulan Februari 2008 tercatat 9,3

juta orang penganggur atau sebanyak 8,46 persen dari total penduduk Indonesia.

Pengangguran di tingkat SD-SMP berjumlah 4,8 juta orang dan pengangguran

jenjang sekolah menengah atas - universitas mencapai 4,5 juta orang. Hendarman

dalam Siswoyo (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu universitas terkemuka

di luar pulau Jawa yang telah berdiri sejak tanggal 04 Juni 1952 dan telah melahirkan

banyak alumni sejak berdirinya sampai saat ini. Universitas Sumatera Utara

mempunyai 13 fakultas dan 47 program studi. Mata kuliah kewirausahaan telah

(28)

Mata kuliah kewirausahaan diajarkan kepada mahasiswa dengan harapan mahasiswa

akan tertarik untuk menjadi wirausaha selama atau setelah menyelesaikan kuliahnya

sehingga mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan

masyarakat. Dari jumlah mahasiswa Strata-1 yang aktif sampai saat ini sebanyak

20.742 0rang (data Biro Rektor USU, 2010) tercatat 156 orang mahasiswa yang

menjadi peserta program kewirausahaan mahasiswa (Student Entrepreneurship

Center, 2009) atau hanya 0,752 % dari total mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan jumlah seluruh mahasiswa Universitas

Sumatera Utara dan menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap kewirausahaan

masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Untuk menangani masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi maka perlu

dikembangkan kewirausahaan di dalam kampus, oleh karena itu perlu diteliti

variabel-variabel yang dominan mempengaruhi minat para mahasiswa terhadap

kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan program dan kurikulum yang sesuai

untuk melahirkan banyak wirausaha dari kampus Universitas Sumatera Utara.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan, maka dirumuskan

(29)

1. Sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap

variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera

Utara?

2. Sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap

variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?

3. Sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses

kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada

mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kepribadian, lingkungan

dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan mahasiswa Strata-1

Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi

dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1

Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel ketersediaan informasi

kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap

(30)

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak

berikut:

1. Sebagai masukan bagi pimpinan Universitas Sumatera Utara agar dapat membuat

kebijakan dan kurikulum yang mendorong dan meningkatkan minat

kewirausahaan bagi para mahasiswa sehingga para mahasiswa dapat menjadi

pencipta lapangan pekerjaan selama atau setelah lulus kuliah.

2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan program yang

tepat untuk meningkatkan minat berwirausaha para lulusan perguruan tinggi

sehingga dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan,

mengurangi angka pengangguran masyarakat, menggerakkan perekonomian dan

lain-lain.

3. Sebagai masukan bagi para mahasiswa sehingga mahasiswa bisa tertarik menjadi

wirausaha dan dapat mempersiapkan diri dengan baik dan memadai sebelum

terjun menjadi wirausaha.

4. Sebagai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam penelitian di bidang

kewirausahaan.

5. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama

(31)

I.5. Kerangka Berpikir

Jalal dalam Napitupulu (2009) mengatakan bahwa tingginya angka

pengangguran pada lulusan perguruan tinggi menunjukkan proses pendidikan

di perguruan tinggi kurang menyentuh persoalan-persoalan nyata di dalam

masyarakat. Lebih lanjut Jalal menyatakan bahwa persoalan ini harus serius diatasi,

salah satunya dengan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di kampus-kampus

agar para sarjana tidak berpikir hanya menjadi pencari pekerjaan, tetapi mereka bisa

menciptakan peluang usaha baik bagi diri sendiri maupun orang lain karena mereka

sudah dilatih di kampus. Ciputra dalam Siswoyo (2009) menyatakan agar mahasiswa

dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan

baik, tetapi harus dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari usaha-usaha yang sesuai

dengan latar belakang ilmu yang mereka miliki. Lebih lanjut Ciputra menyatakan

bahwa pendidikan kewirausahaan seharusnya membekali mahasiswa untuk menjadi

mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika para mahasiswa

menyelesaikan studinya. Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di luar negeri banyak

universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa terhadap mata kuliah

kewirausahaan yang terus meningkat dan hal ini mengindikasikan bahwa

meningkatnya minat lulusan perguruan tinggi untuk menjadi wirausaha.

Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di negara maju pertumbuhan jumlah

(32)

wirausaha baru ini telah memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif.

Siswoyo lebih lanjut menyatakan setidaknya terdapat dua manfaat besar yang

diberikan wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yakni pertama sebagai

pengusaha mereka memberikan sumbangsih dalam melancarkan proses produksi,

distribusi dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan lapangan kerja dan meningkatkan

pendapatan masyarakat. Kedua, sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, para

wirausaha meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi ketergantungan kepada

bangsa asing.

Menurut Siswoyo (2009) pentingnya peranan kewirausahaan dapat dilihat dari

kenyataan bahwa pada tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta

wirausaha baru yang menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan baru. Bahkan

wirausaha mulai bermunculan di Negara-negara Eropa Timur yang dulunya

mempunyai paham sosialisme yang kuat. China, yang menganut paham komunis pun

mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausaha-wirausaha di negaranya sehingga

menyebabkan negara tersebut saat ini perekonomiannya tumbuh dengan sangat cepat

dan mengagumkan. Pentingnya pengembangan kewirausahan juga ditunjukkan oleh

Chang (2009) yang menyatakan bahwa pemerintahan Inggris menerbitkan buku putih

nasionalnya yang berjudul “Our Competitive Future: Building the Knowledge Driven

Economy 1997”, yang berisi alasan mengapa kewirausahaan bergitu penting dan

(33)

pengembangan perekonomian, keduanya dapat meningkatkan produktivitas dan

kesempatan kerja. Di Amerika Serikat para wirausaha berhasil menciptakan 34 juta

kesempatan kerja baru.

McClelland dalam Ciputra (2008) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa

menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah

penduduknya. Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah

wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005

sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar

440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang. Oswari (2005)

menyatakan bahwa kurangnya jumlah wirausaha di Indonesia disebabkan oleh

berbagai faktor yakni kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan, etos kerja yang

kurang menghargai kerja keras, cepat merasa puas dengan hasil kerja yang telah

dicapai, pengaruh penjajahan negara asing yang terlalu lama terhadap rakyat

Indonesia dan kondisi ekonomi yang buruk.

Shastri (2009) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang sukses memberikan

manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga memberikan manfaat kepada

komunitas, daerah dan negaranya. Manfaat-manfaat yang bisa diberikan adalah

sebagi berikut:

1. Manfaat keuangan.

(34)

3. Menciptakan perkembangan bagi dunia industri.

4. Mendukung pemanfaatan sumber daya lokal menjadi produk-produk jadi untuk

konsumsi domestik dan ekspor.

5. Menciptakan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

6. Menciptakan produk dan jasa yang lebih banyak dan inovatif.

7. Menciptakan pasar yang lebih besar.

8. Merangsang perkembangan lebih banyak riset, mesin-mesin dan peralatan yang

baru.

9. Meningkatkan pendapatan bagi pemerintah melalui pembayaran pajak.

Yohnson (2003) menyatakan bahwa universitas berperan penting dalam

memotivasi lulusannya menjadi wirausaha muda. Dengan meningkatnya wirausaha

dari kalangan sarjana, maka jumlah pengangguran akan berkurang dan menambah

jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Pentingnya peranan perguruan tinggi

didukung oleh Zimmerer dalam Yohnson (2003) yang menyatakan bahwa salah satu

faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan adalah pendidikan kewirausahaan.

Gray dalam Yohnson (2003) menyarankan untuk memulai usaha atau kegiatan

kewirausahaan sejak dini misalnya pada waktu masih kuliah.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti variabel-variabel yang bisa

meningkatkan minat kewirausahaan bagi mahasiswa. Indarti et al. (2008) menyatakan

(35)

lingkungan atau kesiapan instrumen dan demografis. Scarborough dan Zimmerer

(1993) menyatakan bahwa kepribadian merupakan salah satu hal yang dimiliki

wirausaha sukses. Lebih lanjut Scarborough dan Zimmerer mengemukakan delapan

karakteristik kepribadian yang merupakan ciri-ciri kepribadian dari seorang

wirausaha sukses yang membedakannya dari orang lain. Pentingnya variabel

kepribadian juga didukung oleh Scriber dalam Alma (2001) yang menyatakan bahwa

keberhasilan seseorang yang ditentukan oleh pendidikan formal hanya sebesar 15%

dan selebihnya (85%) ditentukan oleh sikap mental atau kepribadian orang tersebut.

Muhyi (2007) menyatakan bahwa kepribadian yang mempengaruhi kewirausahaan

adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai kepribadian, pendidikan dan

pengalaman.

Crant dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa minat kewirausahaan

dipengaruhi oleh variabel demografis seperti jender, tingkat pendidikan dan orang tua

yang memiliki bisnis. Pentingnya variabel demografis juga ditunjukkan oleh

Mazzarol et al. yang menyatakan bahwa variabel jender, umur, pendidikan dan

pengalaman bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginannya untuk menjadi

seorang wirausaha.

Muhyi (2007) menyatakan bahwa variabel lingkungan mempengaruhi minat

kewirausahaan, dari faktor lingkungan ini yang mempengaruhi faktor lingkungan

(36)

terhadap minat kewirausahaan ditunjukkan oleh Mazzarol et al. dalam Indarti et al.

(2008).

Dari berbagai hasil penelitian dan pendapat para ahli di atas terlihat bahwa

minat kewirausahaan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kepribadian, lingkungan

dan demografis.

Gambar I.1. Kerangka Berpikir I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dibuat hipotesis sebagai berikut:

1. Variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap variabel

minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

2. Variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel

(37)

3. Variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, kepemilikan jaringan sosial dan

akses kepada modal berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Indarti et al. (2008) meneliti minat mahasiswa Indonesia, Jepang dan

Norwegia selama 2002 – 2006 dengan judul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:

Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Sampel penelitian

berjumlah 332 orang mahasiswa dengan rincian 130 orang mahasiswa Indonesia, 81

orang mahasiswa Jepang dan 121 orang mahasiswa Norwegia. Sampel penelitian ini

adalah mahasiswa sarjana (S-1) dari Universitas Gadjah Mada-Indonesia, Agder

University College-Norwegia dan Hiroshima University of Economics (HUE)-Jepang.

Lebih dari 50% responden dari ketiga negara adalah laki-laki (66% responden

Indonesia, 79% responden Jepang, 62,8% responden Norwegia). Dari segi usia, lebih

dari 50% responden berusia di bawah 25 tahun (84% responden Indonesia, 97,5%

responden Jepang, 50,4% responden Norwegia). Lebih dari 50% responden Indonesia

belum pernah memiliki pengalaman kerja, 96,3% mahasiswa Jepang tidak memiliki

pengalaman kerja, hanya 19,8% mahasiswa Norweiga yang belum pernah bekerja.

Sampel diambil dengan teknik judgement atau purposive sampling. Seluruh butir

pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Likert 7-poin. Data dikumpulkan

dengan wawancara dan daftar pertanyaan (kuesioner). Metode analisis data

(39)

diperoleh kesimpulan bahwa 1) kebutuhan akan prestasi tidak berpengaruh terhadap

minat kewirausahaan mahasiswa pada mahasiswa ketiga Negara, 2) efikasi diri

mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia dan Norwegia tetapi tidak

mempunyai pengaruh pada mahasiswa Jepang, 3) kesiapan instrumen atau

lingkungan hanya mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa Norwegia dan

tidak mempengaruhi pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia

dan Jepang, 4) jender dan usia yang lebih muda tidak mempunyai pengaruh terhadap

minat kewirausahaan mahasiswa ketiga negara, 5) latar belakang pendidikan ekonomi

dan bisnis tidak mempunyai pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa

Indonesia dan Jepang, sebaliknya minat kewirausahaan pada mahasiswa Indonesia

dengan latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi malah lebih rendah,

6) pengalaman kerja mempengaruhi minat kewirausahaan pada mahasiswa Norwegia,

tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap mahasiswa Indonesia dan Jepang.

Morello et al. (2003) mengadakan studi di Ekuador dengan judul

Entrepreneurial Intention of Undergraduates at ESPOL in Equador” dengan sampel

berjumlah 852 orang mahasiswa. 61,4% responden adalah lelaki dan sisanya 38,6%

adalah wanita, 75% responden adalah mahasiswa teknik, 10,9% adalah mahasiswa

ekonomi dan sisanya 14,10% adalah mahasiswa teknologi. 72% responden adalah

mahasiswa yang sedang bekerja, 32,5% memiliki ibu yang memiliki bisnis, 48,6%

(40)

1) mahasiswa yang memiliki orang tua sebagai pengusaha memiliki minat

kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki orang tua

yang berprofesi sebagai pengusaha, 2) minat kewirausahaan mahasiswa ekonomi

berbeda dengan minat kewirausahaan mahasiswa teknik dan teknologi, 3) mahasiswa

teknik memiliki minat kewirausahaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan mahasiswa

ekonomi, 4) mahasiswa yang bekerja memiliki minat kewirausahaan yang lebih tinggi

dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja, 5) usia akademi tidak mempunyai

korelasi dengan minat kewirausahaan mahasiswa.

Setiyorini (2009) meneliti minat berwirausaha mahasiswa Universitas Sebelas

Maret Surakarta dengan judul “Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan terhadap

Keinginan Berwirausaha” dengan jumlah responden 100 orang. Responden berusia

di antara 20-23 tahun dengan usia mayoritas antara 21-22 tahun. 22 orang responden

adalah laki-laki dan sisanya 78 orang responden adalah perempuan. 19 orang

responden memiliki pengalaman kerja dan sisanya 81 orang responden tidak memiliki

pengalaman kerja. Pengambilan sampel dilakukan secara proportional random

sampling, data dikumpulkan dengan kuesioner skala Likert 4 poin. Metode analisis

data yang digunakan adalah regresi berganda. Dari hasil penelitian Setiyorini ini

didapat kesimpulan bahwa 1) efikasi diri mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta adalah moderat, 2) mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi

(41)

4) kemampuan mengakses informasi yang moderat dan 5) kepemilikan hubungan

sosial yang moderat. Dari uji R2 diperoleh kesimpulan bahwa faktor personal dan lingkungan dapat menjelaskan minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sebelas

Maret sebesar 44%, sisanya sebesar 56% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

diteliti. Secara umum minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang diteliti adalah moderat.

Basu et al. (2009) meneliti minat mahasiswa terhadap kewirausahaan dengan

judul “Assessing Entrepreneurial Intentions Among Students: A Comparative Study”

di Universitas San Jose State terhadap mahasiswa dari berbagai fakultas. Sampel

penelitian sebesar 122 orang dengan usia rata-rata responden sebesar 23,4 tahun, 12

orang mahasiswa (9,80%) telah pernah mengikuti mata kuliah kewirausahaan.

Responden terdiri atas 77% mahasiswa jurusan manajemen, 8,9% mahasiswa jurusan

teknik, 2,4% jurusan keuangan, 1,6% jurusan hukum dan sisanya 1,6% jurusan bisnis

internasional. 65,6% responden adalah mahasiswa dan sisanya 34,4% adalah

mahasiswi. 77% dari responden telah bekerja dan memiliki pengalaman kerja

rata-rata empat tahun. 17% responden berasal dari keluarga pebisnis dan 26 orang

mahasiswa telah memulai usahanya di masa lalu. 28% dari responden memiliki ayah

yang bekerja sendiri (self employed) dan 21% ibu yang bekerja sendiri (self

employed). Data dikumpulkan melalui kuesioner. Metode analisa data menggunakan

(42)

kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap minat kewirausahaan

mahasiswa, 2) mahasiswa yang memiliki ayah yang bekerja sendiri (self employed)

mempunyai sikap yang lebih positif terhadap kewirausahaan, 3) mahasiswa yang

memiliki pengalaman berwirausaha memiliki sikap yang lebih positif terhadap

kewirausahaan.

Harpowo et al. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Budaya Wirausaha

pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang”, dengan

populasi 77 orang mahasiswa Fakultas Pertanian. Sampel diambil dengan teknik

accidental sampling, data dikumpulkan melalui kuesioner dan metode analisa data

menggunakan korelasi dari Fisher. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan

bahwa 1) 51,9% mahasiswa sangat antusias mengikuti mata kuliah kewirausahaan,

2) sebanyak 50,9% mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan mulai

berpikir untuk menjadi wirausaha setelah mengikuti mata kuliah kewirausahaan,

3) tidak ada korelasi antara pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa untuk

berwirausaha.

II.2. Teori tentang Kepribadian

Fromm dalam Alma (2005) menyatakan bahwa kepribadian adalah

keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut

menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan

(43)

dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai

variabel yang sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda

dengan individu lainnya.

Alisyahbana dalam Alma (2005: 64) menyatakan bahwa kepribadian adalah

keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati,

temperamen dan watak. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik

kepribadian yang khusus yang membedakannya dari orang lain. Scarborough dan

Zimmerer dalam Suryana (2006: 24) mengemukakan delapan karakteristik

kepribadian dari seorang wirausaha sukses yakni:

1. Desire for responsibility yakni memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha

yang dilakukannya.

2. Preference for moderate risk yakni memilih resiko yang moderat dan telah

diperhitungkan dan tidak mengambil resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to succees yakni percaya bahwa dirinya bisa meraih

kesuksesan yang diinginkannya.

4. Desire for immediate feedback yakni memiliki keinginan untuk segera

mendapatkan umpan balik.

5. High level of energy yakni memiliki semangat dan energi yang tinggi untuk

bekerja keras mencapai tujuannya.

(44)

7. Skill of organizing yakni mempunyai ketrampilan mengorganisir sumber-sumber

daya untuk mencapai tujuannya.

8. Value of achievement over money yakni lebih menghargai prestasi dibandingkan

uang, karena uang akan mengalir masuk dengan sendirinya jika seorang

wirausaha mempunyai prestasi yang bagus.

Harris dalam Suryana (2006) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses pada

umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu pengetahuan,

ketrampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi

serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Cuningham dalam Riyanti (2003: 30) yang melakukan wawancara terhadap

178 wirausaha dan manajer profesional Singapura menyatakan bahwa kepribadian

merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan usaha. Pentingnya kepribadian

bagi seorang wirausaha juga didukung oleh Miner dalam Riyanti (2003: 13) yang

menyatakan bahwa tipe kepribadian sangat menentukan bidang usaha apa yang bakal

mendatangkan kesuksesan dalam kewirausahaan. Stoltz dalam Riyanti (2003: 14)

menyatakan ada tiga tipe kepribadian yakni the climber, the champer dan the quitter.

The climber adalah orang yang memiliki ketahanan tinggi dalam menghadapi

rintangan, ia tidak mudah menyerah dan terus bertahan meskipun gagal berkali-kali.

The champer adalah orang yang mendaki pada ketinggian tertentu dan berhenti

(45)

lagi agar bisa lebih berhasil. Tipe quitter adalah orang yang mudah menyerah bila

menghadapi kegagalan, ia penakut dan tidak mau mengambil resiko untuk mulai

berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi.

Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) yang meneliti 93

responden wirausaha di Australia Barat, menemukan bahwa faktor kepribadian (sikap

pribadi dan latar belakang responden) mempengaruhi dorongan untuk mendirikan

usaha.

II.2.1. Kebutuhan Akan Prestasi

Konsep kebutuhan akan prestasi pertama-tama dikemukan oleh McClelland

dalam Alma (2006: 81). Kebutuhan akan prestasi merujuk pada keinginan seseorang

terhadap prestasi yang tinggi, penguasaan keahlian, pengendalian atau standar yang

tinggi. McClelland dalam Alma (2006: 81) menyatakan bahwa ada tiga motif sosial

yang mempengaruhi tingkah laku seseorang jika ia berhubungan dengan orang lain

di dalam suatu lingkungan yakni:

1) Motif afiliasi (affiliation motive)

Keinginan untuk bergaul dengan orang lain secara harmonis, penuh keakraban,

dan disenangi. Orang ini akan berbahagia jika ia bisa diterima lingkungannya dan

mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Orang seperti

ini biasanya merupakan teman yang baik dan menyenangkan.

(46)

Orang yang memiliki motivasi berkuasa tinggi suka menguasai dan

mempengaruhi orang lain, ia mau orang lain melakukan apa yang diminta

/diperintahkannya, ia cenderung tidak mempedulikan perasaan orang lain,

baginya keharmonisan bukanlah hal yang utama, ia memberikan bantuan kepada

orang lain bukan atas dasar belas kasihan akan tetapi supaya orang yang

dibantunya menghormati dan kagum kepadanya sehingga ia bisa menunjukkan

kelebihannya kepada orang lain dan agar orang lain mau terpengaruh oleh mereka

sehingga bisa diperintah dan diaturnya.

3) Motif berprestasi (achievement motive)

Orang yang memiliki motif berprestasi fokus pada cara-cara untuk mencapai

prestasi yang lebih tinggi. McClelland melakukan penelitian terhadap mahasiswa

Harvard University dan membuktikan adanya korelasi antara tinggi rendahnya

kebutuhan berprestasi pada mahasiswa yang diukur semasa kuliah dengan

pemilihan karier/pekerjaan setelah mereka lulus kuliah dan terjun ke masyarakat.

Dari hasil penelitian itu ditunjukkan bahwa mereka yang memiliki motif

berprestasi tinggi sekitar 66% memilih karier sebagai pengusaha, sementara 34%

lainnya memilih pekerjaan di bidang lain. Pada mahasiswa yang memiliki motif

berprestasi rendah, hanya 10% yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha dan

(47)

McClelland kemudian mengembangkan penelitian lainnya terhadap orang-orang

di luar kampus yang terdiri atas beragam profesi antara lain dokter, pengacara,

pekerja bank, guru, pengusaha, dan lain-lain. Hasilnya para pengusaha

(entrepreneur) secara umum mendapatkan nilai n-ach (need for achievement)

yang tinggi dibandingkan dengan profesi lainnya. McClelland juga melakukan

penelitian untuk mengetahui hubungan antara perkembangan ekonomi suatu

negara dengan nilai n-ach. Hasilnya ada hubungan antara tingkat perkembangan

ekonomi suatu negara dengan nilai n-ach negara tersebut.

Oosterbeek (2008) menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki nilai/

skor yang tinggi pada uji terhadap kebutuhan akan prestasi karena mereka akan

berjuang untuk memperoleh prestasi yang tinggi, mereka mendirikan perusahaannya

secara profesional dan menentukan target yang tinggi dan berusaha mencapai target

tersebut. Oosterbeek juga menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki

kebutuhan akan kekuasaan/the need of power yang tinggi untuk mengendalikan orang

lain yang mengindikasikan bahwa mereka tahu apa yang mereka inginkan dan cara

mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuannya.

McClelland dalam Zarkasyi (2006) menyatakan bahwa orang-orang yang

memiliki kebutuhan berprestasi (n-Ach) yang tinggi mempunyai karakteristik sebagai

(48)

1. Memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang terlalu mudah dan terlalu sulit,

mereka memilih tujuan yang moderat yang mampu mereka capai.

2. Memilih dan menyukai umpan balik sehingga mereka dapat menggunakan umpan

balik itu untuk menemukan cara-cara yang kreatif dan inovatif agar dapat

mencapai prestasi yang mereka inginkan.

3. Menyukai tanggung jawab untuk memecahkan permasalahan. Mereka akan

bertanggung jawab atas kegagalan dan kesuksesan yang mereka raih tanpa suka

menyalahkan pihak lainnya.

Lebih lanjut McClelland menyatakan bahwa orang yang memiliki kebutuhan

prestasi yang tinggi berbeda dengan para penjudi/gamblers atau pengambil resiko/

risk takers. Orang-orang dengan kebutuhan prestasi yang tinggi menetapkan tujuan

yang bisa dicapai yang dapat mereka pengaruhi dengan usahanya sendiri.

Faisol dalam Mudjiarto (2006: 28) menyatakan bahwa orang-orang yang

berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berani mengambil resiko.

2) Kreatif dan inovatif.

3) Mempunyai visi.

4) Mempunyai tujuan yang berkelanjutan.

5) Percaya diri.

(49)

7) Aktif, enerjik dan menghargai waktu.

8) Memiliki konsep diri yang positif.

9) Berpikir positif.

10)Bertanggung jawab secara pribadi.

11)Selalu belajar dan menggunakan umpan balik.

Penelitian Scapinello dalam Indarti et al. (2008) menunjukkan bahwa

seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima

kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah. Sengupta

dan Debnath dalam Indarti et al. (2008) dalam penelitiannya di India menemukan

bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar terhadap tingkat kesuksesan

seorang wirausaha.

II.2.2. Efikasi Diri

Bandura dalam Chowdhury (2009) menyatakan bahwa efikasi diri adalah

keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu

pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan

bahwa efikasi diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan

memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau

gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya.

(50)

hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki internal locus

of control yang tinggi.

Cromie dalam Indarti et al. (2008) menjelaskan bahwa efikasi diri

mempengaruhi kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah

ditetapkan. Lebih lanjut Cromie menyatakan bahwa efikasi diri yang positif adalah

keyakinan seseorang bahwa ia mampu mencapai pekerjaan atau prestasi yang

diinginkannya. Tanpa adanya efikasi diri seseorang tidak akan memiliki keinginan

untuk melakukan perilaku tertentu. Penelitian yang dilakukan Boyd dan Vozikis

dalam Chowdhury (2009) menemukan adanya hubungan antara efikasi diri wirausaha

dengan kegiatan menjalankan usaha.

Betz dan Hacket dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa efikasi diri

akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah minat

kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai

karirnya. Lebih lanjut Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam

berkarir, semakin kuat minat kewirausahaan yang dimilikinya.

Oosterbeek (2008) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan

seseorang akan kemampuan dirinya. Wirausaha sukses selalu yakin bahwa mereka

mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil. Mereka juga merasa mampu

(51)

Wirausaha sukses memiliki ketahanan yang tinggi, kemampuan mengambil resiko

dan menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian.

Bandura menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni:

1) Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.

Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya

memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya

pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan

kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri.

2) Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau

belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi panutan

seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat

model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi

yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.

3) Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa

seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

4) Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional).

II.3. Teori tentang Lingkungan

Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang

(52)

berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat dapat

berubah-ubah tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya di antaranya

adalah faktor lingkungan. Menurut Lupiyoadi (2007: 12) faktor lingkungan yang

mempengaruhi minat meliputi lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan

lingkungan masyarakat. Indarti et al. (2008) menyatakan ada tiga faktor lingkungan

yang mempengaruhi wirausaha sukses yakni ketersediaan informasi, akses kepada

modal dan kepemilikan jaringan sosial.

Dewanti (2008: 11) menyatakan bahwa kewirausahaan dipicu oleh faktor

pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor lingkungan yang berpengaruh menurut

Dewanti adalah peluang yaitu situasi yang menguntungkan, model peranan, aktivitas,

pesaing dengan industri yang sama, inkubator sebagai sumber ide, sumber daya alam

dan manusia, teknologi dan kebijakan pemerintah.

Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa

faktor lingkungan (faktor sosial, ekonomi, politik dan perkembangan infrastruktur)

mempengaruhi dorongan untuk mendirikan usaha.

Zimmerer (2004) menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti faktor

ekonomi dan kependudukan, pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa,

kemajuan teknologi, perkembangan e-Commerce dan the world wide web, terbuka

lebarnya peluang internasional dan perubahan gaya hidup masyarakat mempengaruhi

(53)

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat kewirausahaan

secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri

individu itu sendiri seperti kebutuhan akan pendapatan, harga diri, perasaan senang,

dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi individu karena

pengaruh dari luar dirinya sendiri yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat, lingkungan internasional, perubahan teknologi, kondisi ekonomi, budaya

dan sosial.

Jadi pengertian lingkungan dalam penelitian ini adalah faktor luar/eksternal

yang menimbulkan dan mendorong minat kewirausahaan seseorang yang meliputi

kepemilikan jaringan sosial, akses kepada modal dan ketersediaan informasi

kewirausahaan.

II.3.1. Ketersediaan Informasi Kewirausahaan

Informasi adalah data yang telah dibentuk ke dalam format yang bermanfaat

bagi manusia. Informasi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam

kewirausahaan sebagaimana pentingnya informasi dalam bidang-bidang lainnya.

Minat kewirausahaan bisa muncul dan berkembang jika terdapat informasi yang

memadai yakni keberhasilan sebuah usaha, peluang usaha, pasar yang tersedia,

(54)

dukungan dari perguruan tinggi berupa pelatihan dan pendidikan tentang

kewirausahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Krishna dalam Indarti et al. (2008)

di India membuktikan bahwa keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi

adalah salah satu karakter utama seorang wirausaha. Mujianto (2009) menyatakan

bahwa informasi dan ide untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dapat berasal dari

berbagai sumber seperti pekerjaan dan ketrampilan yang dimiliki saat ini, minat dan

hobi, pengalaman kerja, pengamatan terhadap lingkungan, informasi dari media

massa, melalui berbagai pameran, dan jejaring sosial dengan orang lain.

Muhyi (2007) menyatakan ada banyak cara untuk mendapatkan informasi

untuk memulai kegiatan kewirausahaan, yakni:

a. Melalui pendidikan formal.

b. Melalui seminar-seminar kewirausahaan.

c. Melalui pelatihan.

d. Otodidak.

Pengertian ketersediaan informasi kewirausahaan dalam penelitian ini adalah

tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung kegiatan kewirausahaan

(55)

II.3.2. Akses Kepada Modal

Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk memulai usaha.

Penelitian oleh beberapa peneliti seperti Marsden, Meier dan Pilgrim, Steel dalam

Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa kesulitan dalam mendapatkan akses modal,

skema kredit dan kendala sistem keuangan dipandang sebagai hambatan utama dalam

kesuksesan usaha menurut calon-calon wirausaha di negara-negara berkembang.

Kristiansen dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa akses kepada modal

menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu usaha. Menurut Indarti et al. (2008)

akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai

usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan dukungan

lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat.

Kasmir (2007: 85) menyatakan bahwa ada dua jenis modal yang dibutuhkan

seorang wirausaha, yakni:

1. Modal investasi

Modal investasi bersifat jangka panjang dan dapat digunakan secara

berulang-ulang dan umumnya berumur lebih dari satu tahun. Modal investasi dipakai untuk

membeli aktiva tetap seperti tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan,

dan lain-lain. Modal ini biasanya diperoleh dari perbankan selain modal sendiri.

Gambar

Gambar I.1. Kerangka Berpikir
Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel III.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Ketiga
Gambar III.1. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa hal yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini telah ditambahkan dalam buku pedoman ini, serta dilengkapi dengan pedoman dan tips-tips penulisan

Hasil dari teknik bayes adalah 4 strategi utama yaitu (1) Menampilkan diferensiasi dan positioning untuk meningkatkan daya tawar dalam persaingan, (2) Melakukan

Seperti telah dikemukakan diatas bahwa yang dimaksud dengan perkawinan Campuran dalam Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 ialah perkawinan antara dua orang yang

Menurut Sekaran (2006) bahwa studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antar kelompok

jurusan Multimedia SMK Saraswati Salatiga meningkat dari 46.15% pada siklus I dan dikategori sedang, meningkat pada siklus II menjadi 75.78% dan dikategori tinggi. Kata

Peran Islam yang begitu kuat dalam masyarakat Betawi tercermin dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana Tiden seorang penulis Bahasa Betawi ungkapkan, The Betawi were

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bahwa pemeriksaan LED metode Westergren darah EDTA tanpa pengenceran NaCl 0,9 % didapatkan hasil yang tinggi

Yang dimaksud dengan grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat- perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lonjakan listrik, petir, atau arus