ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN,
LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TESIS
Oleh
R U D Y
087019043/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
S E
K O L A H
P A
S C
A S A R JA N
ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN,
LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
R U D Y
087019043/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nama Mahasiswa : Rudy Nomor Pokok : 087019043
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Amrin Fauzi) Ketua
(Dr. Parapat Gultom, MSIE) Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada Tanggal : 21 Juni 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Amrin Fauzi
Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE 2. Prof. Dr. Rismayani, SE., MS 3. Drs. Syahyunan, M.Si
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:
Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan dan Demografis terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya, kecuali yang secara tertulis diacu dalam tesis ini dan disebutkan
di dalam daftar pustaka. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Juni 2010
Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
Lulusan perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran lulusan perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan kunci untuk menangani pengangguran lulusan perguruan tinggi oleh sebab itu kewirausahaan perlu ditumbuhkan di dalam kampus.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 2) sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 3) sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan, 2) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian, 3) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara ?
Hipotesis penelitian ini adalah 1) variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel kepribadian, 3) variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.
Jenis penelitian adalah survey. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha tahun 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Daftar pertanyaan menggunakan skala Likert 5 skala. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau á
sebesar 5%.
diperoleh besar koefisien determinasi sebesar 0,481 artinya variabel kepribadian, lingkungan dan demografis mampu menjelaskan variabel minat kewirausahaan mahasiswa sebesar 48,1%. Variabel kepribadian dan lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, sedangkan variabel demografis secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap variabel kepribadian. Ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh secara serempak dan parsial variabel lingkungan pada mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara.
ABSTRACT
Universities’ graduates in Indonesia need relatively long time to get jobs,
consequently unemployment can not be avoided against university graduates. Entrepreneurship is the key to settle the unemployment, hence entrepreneurship should be developed in campus.
The problem statements of this research are 1) how strong is the influence of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention of students, 2) how strong is the influence of variables of needs of achievement and self efficacy towards variable of personality of students, 3) how strong is the influence of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment
variable of North Sumatera University’s students.
The objectives of this research are 1) to know and analyse the influences of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention, 2) to know and analyze the influences of needs of achievement and self efficacy towards the variable of personality, 3) to know and analyze the influences of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera
University’s students.
Hypotesis of this research are 1) variables of personality, environment and demography have influence towards the intention of entrepreneurship of students, 2) variables of needs of achievement and self efficacy have influence towards variable of personality, 3) variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital have influences towards the variable of environment towards stratum-1 students of North Sumatera University.
This is a survey research. Population of this research is all stratum-1 students of North Sumatera University who became the members of 2009 Student Entrepreneurship Center. Total respondents is 100. Data collection used questionnaires, interview and documentation study. The questionnaires used Likert scale of 5 points. Data were analyzed using path analysis with 95% level of
significance or 5% á.
Variables of personality and environment partially influenced the variable of entrepreneurship intention of students, in other hand variable of demography did not influence the entrepreneurship intention of students. Needs of achievement and self efficacy simultaneously and partially influenced the variable of personality. The variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital simultaneously and partially influenced the variable
of environment of North Sumatera University’s students.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melindungi dan memberkahi penulis selama melakukan penelitian dan kuliah
di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sehingga dapat menyelesaikan
kuliah dan penulisan tesis ini dengan baik.
Selama melakukan studi, penulisan dan penelitian ini penulis mendapatkan
banyak sekali bantuan baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan yang baik
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
setulus-tulusnya kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), SpA (K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.
3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku
Anggota Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang membangun dan
memperbaiki tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
5. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE, sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan sampai selesainya penulisan
tesis ini.
6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku
Anggota Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan dan perbaikan
atas tesis ini.
7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang
banyak memberikan masukan dan perbaikan atas tesis ini.
8. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah berjasa
membimbing dan membantu peneliti selama kuliah dan penulisan tesis ini.
9. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Ali Paul dan Ibunda Halimah serta
kakak dan adik penulis yang telah memberikan banyak dukungan moril selama
penulis menempuh pendidikan di Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
10.Istri tercinta Lanny Caulestari dan putra-putri tercinta penulis yakni Dharmawan
Phanjaya, Hermawan Phanjaya dan Visakha Phanjaya atas waktu, kesabaran,
selama kuliah, terutama selama masa-masa sulit penulisan tesis sampai selesainya
pendidikan.
11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan XIV di Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan,
kerjasamanya, persahabatan dan persaudaraan yang kalian berikan kepada penulis
selama menempuh pendidikan hingga selesainya penulisan tesis ini.
Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
balasan pahala kepada Bapak, Ibu dan teman-teman semuanya.
Medan, 22 Juni 2010
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Rudy, dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Mei 1967, anak ketiga dari empat
bersaudara dari Ayahanda Ali Paul dan Ibunda Halimah. Telah menikah dengan
Lanny Caulestari pada tahun 1995 dan dikaruniai tiga orang anak yakni Dharmawan
Phanjaya, Hermawan Phanjaya dan Visakha Phanjaya.
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Nagatimbul, Deli Serdang,
tamat dan lulus pada tahun 1980, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Husni Thamrin Medan, tamat dan lulus pada tahun 1983,
menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Husni Thamrin Medan, tamat dan
lulus pada tahun 1986. Melanjutkan kuliah di Universitas Sumatera Utara pada
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia pada tahun 1986, tamat dan lulus pada tahun
1992, kuliah Diploma-3 pada Sekolah Tinggi Bahasa Asing Harapan Medan Jurusan
Sastra Inggris pada tahun 1989, tamat dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun 2008
melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Saat ini
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… i
ABSTRACT……….... iii
KATA PENGANTAR………. v
RIWAYAT HIDUP……….……… viii
DAFTAR ISI………... ix
DAFTAR TABEL………... xiii
DAFTAR GAMBAR……….. xv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvi
BAB I PENDAHULUAN………. 1
I.1. Latar Belakang….………... 1
I.2. Perumusan Masalah………... 3
I.3. Tujuan Penelitian……….. 4
I.4. Manfaat Penelitian……….……… 4
I.5. Kerangka Berpikir.……… 5
I.6. Hipotesis……….. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 12
II.1. Penelitian Terdahulu……… 12
II.2. Teori tentang Kepribadian……….……….. 16
II.2.1. Kebutuhan Akan Prestasi.……….. 19
II.2.2. Efikasi Diri….……… 22
II.3. Teori tentang Lingkungan……….……….. 24
II.3.2. Akses Kepada Modal……….. 27
II.3.3. Kepemilikan Jaringan Sosial………. 29
II.4. Teori tentang Demografi……….. 32
II.5. Teori tentang Minat Kewirausahaan………. 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.……… 45
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian………. 45
III.2. Metode Penelitian……… 45
III.3. Populasi dan Sampel……… 45
III.4. Metode Pengumpulan Data……… 46
III.5. Jenis dan Sumber Data………... 46
III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian……. 47
III.6.1. Identifikasi Variabel……… 47
III.6.1.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama……… 47
III.6.1.2. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua……….. 47
III.6.1.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Ketiga……….. 47
III.6.2. Definisi Operasional Variabel………. 47
III.6.2.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis I.……… 47
III.6.2.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis II…………... 48
III.6.2.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis III………….. 49
III.7. Metode Analisis Data……… 53
III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 59
III.8.1. Uji Validitas Instrumen….……… 59
III.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen.……… 60
III.9. Pengujian Asumsi Klasik.……….……….. 60
III.9.1. Uji Normalitas.………..… 60
III.9.3. Uji Heteroskedastisitas……… 61
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.……… 63
IV.1. Sejarah Berdirinya Universitas Sumatera Utara.……… 63
IV.2. Karakteristik Responden.……… 67
IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 67
IV.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.… 68 IV.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69
IV.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kewirausahaan………. 70
IV.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja………. 71
IV.3. Karakteristik Responden Atas Variabel Penelitian….………… 72
IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepribadian……. 72
IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kebutuhan Akan Prestasi……… 73
IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Efikasi Diri……... 73
IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan…….. 74
IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Ketersediaan Informasi Kewirausahaan……… 74
IV.3.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemilikan Jaringan Sosial... 75
IV.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...………. 78
IV.4.2. Uji Reliabilitas Instrumen……… 81
IV.5. Hasil Pengujian Asumsi Klasik……….……….. 82
IV.5.1. Hasil Uji Normalitas……… 82
IV.5.2. Hasil Uji Multikolinearitas……….. 83
IV.5.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas………... 84
IV.6. Pembahasan………. 85
DAFTAR PUSTAKA..………... 108
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN….………. 105
V.1. Kesimpulan……… 105
V.2. Saran…..……… 106
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
III.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama………. 50
III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua..………. 51
III.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Ketiga……… 52
IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 68
IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 68
IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69
IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kewirausahaan.. 70
IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja………… 72
IV.6. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepribadian……… 78
IV.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kebutuhan Akan Prestasi…… 79
IV.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Efikasi Diri……….... 79
IV.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan.………... 79
IV.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Ketersediaan Informasi Kewirausahaan..……… 79
IV.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepemilikan Jaringan Sosial…80 IV.12 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Akses Kepada Modal.……… 80
IV.13 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Demografis……….... 80
IV.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen.……… 81
IV.16 Hasil Uji Multikolinearitas……… 83
IV.17 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama secara Serempak……… 86
IV.18 Nilai Koefisien Determinasi (R2)……… 87
IV.19 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama secara Parsial………. 89
IV.20 Korelasi Kepribadian, Lingkungan dan Demografis.………... 92
IV.21 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua secara Serempak……… 94
IV.22 Nilai Koefisien Determinasi (R2)………. 94
IV.23 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua secara Parsial……… 95
IV.24 Korelasi Variabel Kebutuhan akan Prestasi dan Efikasi Diri……... 96
IV.25 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga secara Serempak………... 97
IV.26 Nilai Koefisien Determinasi (R2)………. 98
IV.27 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga secara Parsial……… 99
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
I.1. Kerangka Berpikir……… 10
III.1. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama………... 53
III.2. Model Diagram Jalur Hipotesis Kedua……… 55
III.3. Model Diagram Jalur Hipotesis Ketiga……….. 57
IV.1. Hasil Uji Normalitas……… 82
IV.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas………. 84
IV.3. Model Diagram Jalur Penelitian………. 85
IV.4. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama………... 86
IV.5 Model Diagram Jalur Hipotesis Kedua……….. 92
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
I : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Kepribadian………. 113
II : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Lingkungan……….. 115
III : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Demografis……….. 117
IV : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Minat Kewirausahaan……….. 119
V : Hasil Uji Validitas Instrumen……….. 121
ABSTRAK
Lulusan perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran lulusan perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan kunci untuk menangani pengangguran lulusan perguruan tinggi oleh sebab itu kewirausahaan perlu ditumbuhkan di dalam kampus.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 2) sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 3) sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan, 2) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian, 3) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara ?
Hipotesis penelitian ini adalah 1) variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel kepribadian, 3) variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.
Jenis penelitian adalah survey. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha tahun 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Daftar pertanyaan menggunakan skala Likert 5 skala. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau á
sebesar 5%.
diperoleh besar koefisien determinasi sebesar 0,481 artinya variabel kepribadian, lingkungan dan demografis mampu menjelaskan variabel minat kewirausahaan mahasiswa sebesar 48,1%. Variabel kepribadian dan lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, sedangkan variabel demografis secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap variabel kepribadian. Ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh secara serempak dan parsial variabel lingkungan pada mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara.
ABSTRACT
Universities’ graduates in Indonesia need relatively long time to get jobs,
consequently unemployment can not be avoided against university graduates. Entrepreneurship is the key to settle the unemployment, hence entrepreneurship should be developed in campus.
The problem statements of this research are 1) how strong is the influence of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention of students, 2) how strong is the influence of variables of needs of achievement and self efficacy towards variable of personality of students, 3) how strong is the influence of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment
variable of North Sumatera University’s students.
The objectives of this research are 1) to know and analyse the influences of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention, 2) to know and analyze the influences of needs of achievement and self efficacy towards the variable of personality, 3) to know and analyze the influences of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera
University’s students.
Hypotesis of this research are 1) variables of personality, environment and demography have influence towards the intention of entrepreneurship of students, 2) variables of needs of achievement and self efficacy have influence towards variable of personality, 3) variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital have influences towards the variable of environment towards stratum-1 students of North Sumatera University.
This is a survey research. Population of this research is all stratum-1 students of North Sumatera University who became the members of 2009 Student Entrepreneurship Center. Total respondents is 100. Data collection used questionnaires, interview and documentation study. The questionnaires used Likert scale of 5 points. Data were analyzed using path analysis with 95% level of
significance or 5% á.
Variables of personality and environment partially influenced the variable of entrepreneurship intention of students, in other hand variable of demography did not influence the entrepreneurship intention of students. Needs of achievement and self efficacy simultaneously and partially influenced the variable of personality. The variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital simultaneously and partially influenced the variable
of environment of North Sumatera University’s students.
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk
diperkirakan sebesar 231 juta jiwa pada tahun 2009 menurut perkiraan Badan Pusat
Statistik Indonesia, 2009 dan merupakan negara nomor empat terbesar di dunia dalam
hal jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu keuntungan
jika ditinjau dari segi pasar yang besar untuk menopang perkembangan industri
di dalam negeri dan merupakan kekuatan yang besar jika sumber daya manusia yang
ada dikembangkan secara tepat. Di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar
menyebabkan Pemerintah Indonesia menghadapi berbagai permasalahan sosial yang
besar yakni menyediakan sarana pendidikan, pangan dan sandang, lapangan
pekerjaan yang besar dan masalah lainnya.
Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan
menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus
disediakan harus terus ditingkatkan. Masalah utama dalam dunia ketenagakerjaan
yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran karena pertambahan jumlah
tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Data
jumlah penduduk Sumatera Utara menempati urutan keempat di Indonesia setelah
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada bulan Agustus 2007 di Sumatera
Utara terdapat 571.334 orang penganggur.
Napitupulu (2009) menyatakan bahwa sampai saat ini sebanyak 82,2 persen
lulusan perguruan tinggi bekerja sebagai pegawai. Lulusan perguruan tinggi
cenderung menjadi pencari kerja dan sangat sedikit yang menjadi pencipta lapangan
kerja. Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan adalah
selama enam bulan hingga tiga tahun hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran
terdidik yang tidak terhindarkan. Lebih lanjut Napitupulu menyatakan bahwa
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada bulan Februari 2008 tercatat 9,3
juta orang penganggur atau sebanyak 8,46 persen dari total penduduk Indonesia.
Pengangguran di tingkat SD-SMP berjumlah 4,8 juta orang dan pengangguran
jenjang sekolah menengah atas - universitas mencapai 4,5 juta orang. Hendarman
dalam Siswoyo (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.
Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu universitas terkemuka
di luar pulau Jawa yang telah berdiri sejak tanggal 04 Juni 1952 dan telah melahirkan
banyak alumni sejak berdirinya sampai saat ini. Universitas Sumatera Utara
mempunyai 13 fakultas dan 47 program studi. Mata kuliah kewirausahaan telah
Mata kuliah kewirausahaan diajarkan kepada mahasiswa dengan harapan mahasiswa
akan tertarik untuk menjadi wirausaha selama atau setelah menyelesaikan kuliahnya
sehingga mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan
masyarakat. Dari jumlah mahasiswa Strata-1 yang aktif sampai saat ini sebanyak
20.742 0rang (data Biro Rektor USU, 2010) tercatat 156 orang mahasiswa yang
menjadi peserta program kewirausahaan mahasiswa (Student Entrepreneurship
Center, 2009) atau hanya 0,752 % dari total mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
Jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan jumlah seluruh mahasiswa Universitas
Sumatera Utara dan menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap kewirausahaan
masih rendah dan perlu ditingkatkan.
Untuk menangani masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi maka perlu
dikembangkan kewirausahaan di dalam kampus, oleh karena itu perlu diteliti
variabel-variabel yang dominan mempengaruhi minat para mahasiswa terhadap
kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan program dan kurikulum yang sesuai
untuk melahirkan banyak wirausaha dari kampus Universitas Sumatera Utara.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan, maka dirumuskan
1. Sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap
variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera
Utara?
2. Sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap
variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?
3. Sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses
kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada
mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kepribadian, lingkungan
dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan mahasiswa Strata-1
Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi
dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1
Universitas Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel ketersediaan informasi
kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap
I.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak
berikut:
1. Sebagai masukan bagi pimpinan Universitas Sumatera Utara agar dapat membuat
kebijakan dan kurikulum yang mendorong dan meningkatkan minat
kewirausahaan bagi para mahasiswa sehingga para mahasiswa dapat menjadi
pencipta lapangan pekerjaan selama atau setelah lulus kuliah.
2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan program yang
tepat untuk meningkatkan minat berwirausaha para lulusan perguruan tinggi
sehingga dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan,
mengurangi angka pengangguran masyarakat, menggerakkan perekonomian dan
lain-lain.
3. Sebagai masukan bagi para mahasiswa sehingga mahasiswa bisa tertarik menjadi
wirausaha dan dapat mempersiapkan diri dengan baik dan memadai sebelum
terjun menjadi wirausaha.
4. Sebagai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam penelitian di bidang
kewirausahaan.
5. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama
I.5. Kerangka Berpikir
Jalal dalam Napitupulu (2009) mengatakan bahwa tingginya angka
pengangguran pada lulusan perguruan tinggi menunjukkan proses pendidikan
di perguruan tinggi kurang menyentuh persoalan-persoalan nyata di dalam
masyarakat. Lebih lanjut Jalal menyatakan bahwa persoalan ini harus serius diatasi,
salah satunya dengan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di kampus-kampus
agar para sarjana tidak berpikir hanya menjadi pencari pekerjaan, tetapi mereka bisa
menciptakan peluang usaha baik bagi diri sendiri maupun orang lain karena mereka
sudah dilatih di kampus. Ciputra dalam Siswoyo (2009) menyatakan agar mahasiswa
dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan
baik, tetapi harus dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari usaha-usaha yang sesuai
dengan latar belakang ilmu yang mereka miliki. Lebih lanjut Ciputra menyatakan
bahwa pendidikan kewirausahaan seharusnya membekali mahasiswa untuk menjadi
mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika para mahasiswa
menyelesaikan studinya. Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di luar negeri banyak
universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa terhadap mata kuliah
kewirausahaan yang terus meningkat dan hal ini mengindikasikan bahwa
meningkatnya minat lulusan perguruan tinggi untuk menjadi wirausaha.
Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di negara maju pertumbuhan jumlah
wirausaha baru ini telah memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif.
Siswoyo lebih lanjut menyatakan setidaknya terdapat dua manfaat besar yang
diberikan wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yakni pertama sebagai
pengusaha mereka memberikan sumbangsih dalam melancarkan proses produksi,
distribusi dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Kedua, sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, para
wirausaha meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi ketergantungan kepada
bangsa asing.
Menurut Siswoyo (2009) pentingnya peranan kewirausahaan dapat dilihat dari
kenyataan bahwa pada tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta
wirausaha baru yang menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan baru. Bahkan
wirausaha mulai bermunculan di Negara-negara Eropa Timur yang dulunya
mempunyai paham sosialisme yang kuat. China, yang menganut paham komunis pun
mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausaha-wirausaha di negaranya sehingga
menyebabkan negara tersebut saat ini perekonomiannya tumbuh dengan sangat cepat
dan mengagumkan. Pentingnya pengembangan kewirausahan juga ditunjukkan oleh
Chang (2009) yang menyatakan bahwa pemerintahan Inggris menerbitkan buku putih
nasionalnya yang berjudul “Our Competitive Future: Building the Knowledge Driven
Economy 1997”, yang berisi alasan mengapa kewirausahaan bergitu penting dan
pengembangan perekonomian, keduanya dapat meningkatkan produktivitas dan
kesempatan kerja. Di Amerika Serikat para wirausaha berhasil menciptakan 34 juta
kesempatan kerja baru.
McClelland dalam Ciputra (2008) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa
menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah
penduduknya. Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah
wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005
sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar
440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang. Oswari (2005)
menyatakan bahwa kurangnya jumlah wirausaha di Indonesia disebabkan oleh
berbagai faktor yakni kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan, etos kerja yang
kurang menghargai kerja keras, cepat merasa puas dengan hasil kerja yang telah
dicapai, pengaruh penjajahan negara asing yang terlalu lama terhadap rakyat
Indonesia dan kondisi ekonomi yang buruk.
Shastri (2009) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang sukses memberikan
manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga memberikan manfaat kepada
komunitas, daerah dan negaranya. Manfaat-manfaat yang bisa diberikan adalah
sebagi berikut:
1. Manfaat keuangan.
3. Menciptakan perkembangan bagi dunia industri.
4. Mendukung pemanfaatan sumber daya lokal menjadi produk-produk jadi untuk
konsumsi domestik dan ekspor.
5. Menciptakan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
6. Menciptakan produk dan jasa yang lebih banyak dan inovatif.
7. Menciptakan pasar yang lebih besar.
8. Merangsang perkembangan lebih banyak riset, mesin-mesin dan peralatan yang
baru.
9. Meningkatkan pendapatan bagi pemerintah melalui pembayaran pajak.
Yohnson (2003) menyatakan bahwa universitas berperan penting dalam
memotivasi lulusannya menjadi wirausaha muda. Dengan meningkatnya wirausaha
dari kalangan sarjana, maka jumlah pengangguran akan berkurang dan menambah
jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Pentingnya peranan perguruan tinggi
didukung oleh Zimmerer dalam Yohnson (2003) yang menyatakan bahwa salah satu
faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan adalah pendidikan kewirausahaan.
Gray dalam Yohnson (2003) menyarankan untuk memulai usaha atau kegiatan
kewirausahaan sejak dini misalnya pada waktu masih kuliah.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti variabel-variabel yang bisa
meningkatkan minat kewirausahaan bagi mahasiswa. Indarti et al. (2008) menyatakan
lingkungan atau kesiapan instrumen dan demografis. Scarborough dan Zimmerer
(1993) menyatakan bahwa kepribadian merupakan salah satu hal yang dimiliki
wirausaha sukses. Lebih lanjut Scarborough dan Zimmerer mengemukakan delapan
karakteristik kepribadian yang merupakan ciri-ciri kepribadian dari seorang
wirausaha sukses yang membedakannya dari orang lain. Pentingnya variabel
kepribadian juga didukung oleh Scriber dalam Alma (2001) yang menyatakan bahwa
keberhasilan seseorang yang ditentukan oleh pendidikan formal hanya sebesar 15%
dan selebihnya (85%) ditentukan oleh sikap mental atau kepribadian orang tersebut.
Muhyi (2007) menyatakan bahwa kepribadian yang mempengaruhi kewirausahaan
adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai kepribadian, pendidikan dan
pengalaman.
Crant dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa minat kewirausahaan
dipengaruhi oleh variabel demografis seperti jender, tingkat pendidikan dan orang tua
yang memiliki bisnis. Pentingnya variabel demografis juga ditunjukkan oleh
Mazzarol et al. yang menyatakan bahwa variabel jender, umur, pendidikan dan
pengalaman bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginannya untuk menjadi
seorang wirausaha.
Muhyi (2007) menyatakan bahwa variabel lingkungan mempengaruhi minat
kewirausahaan, dari faktor lingkungan ini yang mempengaruhi faktor lingkungan
terhadap minat kewirausahaan ditunjukkan oleh Mazzarol et al. dalam Indarti et al.
(2008).
Dari berbagai hasil penelitian dan pendapat para ahli di atas terlihat bahwa
minat kewirausahaan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kepribadian, lingkungan
dan demografis.
Gambar I.1. Kerangka Berpikir I.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dibuat hipotesis sebagai berikut:
1. Variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap variabel
minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.
2. Variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel
3. Variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, kepemilikan jaringan sosial dan
akses kepada modal berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu
Indarti et al. (2008) meneliti minat mahasiswa Indonesia, Jepang dan
Norwegia selama 2002 – 2006 dengan judul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:
Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Sampel penelitian
berjumlah 332 orang mahasiswa dengan rincian 130 orang mahasiswa Indonesia, 81
orang mahasiswa Jepang dan 121 orang mahasiswa Norwegia. Sampel penelitian ini
adalah mahasiswa sarjana (S-1) dari Universitas Gadjah Mada-Indonesia, Agder
University College-Norwegia dan Hiroshima University of Economics (HUE)-Jepang.
Lebih dari 50% responden dari ketiga negara adalah laki-laki (66% responden
Indonesia, 79% responden Jepang, 62,8% responden Norwegia). Dari segi usia, lebih
dari 50% responden berusia di bawah 25 tahun (84% responden Indonesia, 97,5%
responden Jepang, 50,4% responden Norwegia). Lebih dari 50% responden Indonesia
belum pernah memiliki pengalaman kerja, 96,3% mahasiswa Jepang tidak memiliki
pengalaman kerja, hanya 19,8% mahasiswa Norweiga yang belum pernah bekerja.
Sampel diambil dengan teknik judgement atau purposive sampling. Seluruh butir
pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Likert 7-poin. Data dikumpulkan
dengan wawancara dan daftar pertanyaan (kuesioner). Metode analisis data
diperoleh kesimpulan bahwa 1) kebutuhan akan prestasi tidak berpengaruh terhadap
minat kewirausahaan mahasiswa pada mahasiswa ketiga Negara, 2) efikasi diri
mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia dan Norwegia tetapi tidak
mempunyai pengaruh pada mahasiswa Jepang, 3) kesiapan instrumen atau
lingkungan hanya mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa Norwegia dan
tidak mempengaruhi pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia
dan Jepang, 4) jender dan usia yang lebih muda tidak mempunyai pengaruh terhadap
minat kewirausahaan mahasiswa ketiga negara, 5) latar belakang pendidikan ekonomi
dan bisnis tidak mempunyai pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa
Indonesia dan Jepang, sebaliknya minat kewirausahaan pada mahasiswa Indonesia
dengan latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi malah lebih rendah,
6) pengalaman kerja mempengaruhi minat kewirausahaan pada mahasiswa Norwegia,
tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap mahasiswa Indonesia dan Jepang.
Morello et al. (2003) mengadakan studi di Ekuador dengan judul
“Entrepreneurial Intention of Undergraduates at ESPOL in Equador” dengan sampel
berjumlah 852 orang mahasiswa. 61,4% responden adalah lelaki dan sisanya 38,6%
adalah wanita, 75% responden adalah mahasiswa teknik, 10,9% adalah mahasiswa
ekonomi dan sisanya 14,10% adalah mahasiswa teknologi. 72% responden adalah
mahasiswa yang sedang bekerja, 32,5% memiliki ibu yang memiliki bisnis, 48,6%
1) mahasiswa yang memiliki orang tua sebagai pengusaha memiliki minat
kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki orang tua
yang berprofesi sebagai pengusaha, 2) minat kewirausahaan mahasiswa ekonomi
berbeda dengan minat kewirausahaan mahasiswa teknik dan teknologi, 3) mahasiswa
teknik memiliki minat kewirausahaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan mahasiswa
ekonomi, 4) mahasiswa yang bekerja memiliki minat kewirausahaan yang lebih tinggi
dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja, 5) usia akademi tidak mempunyai
korelasi dengan minat kewirausahaan mahasiswa.
Setiyorini (2009) meneliti minat berwirausaha mahasiswa Universitas Sebelas
Maret Surakarta dengan judul “Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan terhadap
Keinginan Berwirausaha” dengan jumlah responden 100 orang. Responden berusia
di antara 20-23 tahun dengan usia mayoritas antara 21-22 tahun. 22 orang responden
adalah laki-laki dan sisanya 78 orang responden adalah perempuan. 19 orang
responden memiliki pengalaman kerja dan sisanya 81 orang responden tidak memiliki
pengalaman kerja. Pengambilan sampel dilakukan secara proportional random
sampling, data dikumpulkan dengan kuesioner skala Likert 4 poin. Metode analisis
data yang digunakan adalah regresi berganda. Dari hasil penelitian Setiyorini ini
didapat kesimpulan bahwa 1) efikasi diri mahasiswa Universitas Sebelas Maret
Surakarta adalah moderat, 2) mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
4) kemampuan mengakses informasi yang moderat dan 5) kepemilikan hubungan
sosial yang moderat. Dari uji R2 diperoleh kesimpulan bahwa faktor personal dan lingkungan dapat menjelaskan minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sebelas
Maret sebesar 44%, sisanya sebesar 56% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diteliti. Secara umum minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang diteliti adalah moderat.
Basu et al. (2009) meneliti minat mahasiswa terhadap kewirausahaan dengan
judul “Assessing Entrepreneurial Intentions Among Students: A Comparative Study”
di Universitas San Jose State terhadap mahasiswa dari berbagai fakultas. Sampel
penelitian sebesar 122 orang dengan usia rata-rata responden sebesar 23,4 tahun, 12
orang mahasiswa (9,80%) telah pernah mengikuti mata kuliah kewirausahaan.
Responden terdiri atas 77% mahasiswa jurusan manajemen, 8,9% mahasiswa jurusan
teknik, 2,4% jurusan keuangan, 1,6% jurusan hukum dan sisanya 1,6% jurusan bisnis
internasional. 65,6% responden adalah mahasiswa dan sisanya 34,4% adalah
mahasiswi. 77% dari responden telah bekerja dan memiliki pengalaman kerja
rata-rata empat tahun. 17% responden berasal dari keluarga pebisnis dan 26 orang
mahasiswa telah memulai usahanya di masa lalu. 28% dari responden memiliki ayah
yang bekerja sendiri (self employed) dan 21% ibu yang bekerja sendiri (self
employed). Data dikumpulkan melalui kuesioner. Metode analisa data menggunakan
kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap minat kewirausahaan
mahasiswa, 2) mahasiswa yang memiliki ayah yang bekerja sendiri (self employed)
mempunyai sikap yang lebih positif terhadap kewirausahaan, 3) mahasiswa yang
memiliki pengalaman berwirausaha memiliki sikap yang lebih positif terhadap
kewirausahaan.
Harpowo et al. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Budaya Wirausaha
pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang”, dengan
populasi 77 orang mahasiswa Fakultas Pertanian. Sampel diambil dengan teknik
accidental sampling, data dikumpulkan melalui kuesioner dan metode analisa data
menggunakan korelasi dari Fisher. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa 1) 51,9% mahasiswa sangat antusias mengikuti mata kuliah kewirausahaan,
2) sebanyak 50,9% mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan mulai
berpikir untuk menjadi wirausaha setelah mengikuti mata kuliah kewirausahaan,
3) tidak ada korelasi antara pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa untuk
berwirausaha.
II.2. Teori tentang Kepribadian
Fromm dalam Alma (2005) menyatakan bahwa kepribadian adalah
keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut
menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan
dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai
variabel yang sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda
dengan individu lainnya.
Alisyahbana dalam Alma (2005: 64) menyatakan bahwa kepribadian adalah
keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati,
temperamen dan watak. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik
kepribadian yang khusus yang membedakannya dari orang lain. Scarborough dan
Zimmerer dalam Suryana (2006: 24) mengemukakan delapan karakteristik
kepribadian dari seorang wirausaha sukses yakni:
1. Desire for responsibility yakni memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya.
2. Preference for moderate risk yakni memilih resiko yang moderat dan telah
diperhitungkan dan tidak mengambil resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
3. Confidence in their ability to succees yakni percaya bahwa dirinya bisa meraih
kesuksesan yang diinginkannya.
4. Desire for immediate feedback yakni memiliki keinginan untuk segera
mendapatkan umpan balik.
5. High level of energy yakni memiliki semangat dan energi yang tinggi untuk
bekerja keras mencapai tujuannya.
7. Skill of organizing yakni mempunyai ketrampilan mengorganisir sumber-sumber
daya untuk mencapai tujuannya.
8. Value of achievement over money yakni lebih menghargai prestasi dibandingkan
uang, karena uang akan mengalir masuk dengan sendirinya jika seorang
wirausaha mempunyai prestasi yang bagus.
Harris dalam Suryana (2006) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses pada
umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi
serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Cuningham dalam Riyanti (2003: 30) yang melakukan wawancara terhadap
178 wirausaha dan manajer profesional Singapura menyatakan bahwa kepribadian
merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan usaha. Pentingnya kepribadian
bagi seorang wirausaha juga didukung oleh Miner dalam Riyanti (2003: 13) yang
menyatakan bahwa tipe kepribadian sangat menentukan bidang usaha apa yang bakal
mendatangkan kesuksesan dalam kewirausahaan. Stoltz dalam Riyanti (2003: 14)
menyatakan ada tiga tipe kepribadian yakni the climber, the champer dan the quitter.
The climber adalah orang yang memiliki ketahanan tinggi dalam menghadapi
rintangan, ia tidak mudah menyerah dan terus bertahan meskipun gagal berkali-kali.
The champer adalah orang yang mendaki pada ketinggian tertentu dan berhenti
lagi agar bisa lebih berhasil. Tipe quitter adalah orang yang mudah menyerah bila
menghadapi kegagalan, ia penakut dan tidak mau mengambil resiko untuk mulai
berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi.
Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) yang meneliti 93
responden wirausaha di Australia Barat, menemukan bahwa faktor kepribadian (sikap
pribadi dan latar belakang responden) mempengaruhi dorongan untuk mendirikan
usaha.
II.2.1. Kebutuhan Akan Prestasi
Konsep kebutuhan akan prestasi pertama-tama dikemukan oleh McClelland
dalam Alma (2006: 81). Kebutuhan akan prestasi merujuk pada keinginan seseorang
terhadap prestasi yang tinggi, penguasaan keahlian, pengendalian atau standar yang
tinggi. McClelland dalam Alma (2006: 81) menyatakan bahwa ada tiga motif sosial
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang jika ia berhubungan dengan orang lain
di dalam suatu lingkungan yakni:
1) Motif afiliasi (affiliation motive)
Keinginan untuk bergaul dengan orang lain secara harmonis, penuh keakraban,
dan disenangi. Orang ini akan berbahagia jika ia bisa diterima lingkungannya dan
mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Orang seperti
ini biasanya merupakan teman yang baik dan menyenangkan.
Orang yang memiliki motivasi berkuasa tinggi suka menguasai dan
mempengaruhi orang lain, ia mau orang lain melakukan apa yang diminta
/diperintahkannya, ia cenderung tidak mempedulikan perasaan orang lain,
baginya keharmonisan bukanlah hal yang utama, ia memberikan bantuan kepada
orang lain bukan atas dasar belas kasihan akan tetapi supaya orang yang
dibantunya menghormati dan kagum kepadanya sehingga ia bisa menunjukkan
kelebihannya kepada orang lain dan agar orang lain mau terpengaruh oleh mereka
sehingga bisa diperintah dan diaturnya.
3) Motif berprestasi (achievement motive)
Orang yang memiliki motif berprestasi fokus pada cara-cara untuk mencapai
prestasi yang lebih tinggi. McClelland melakukan penelitian terhadap mahasiswa
Harvard University dan membuktikan adanya korelasi antara tinggi rendahnya
kebutuhan berprestasi pada mahasiswa yang diukur semasa kuliah dengan
pemilihan karier/pekerjaan setelah mereka lulus kuliah dan terjun ke masyarakat.
Dari hasil penelitian itu ditunjukkan bahwa mereka yang memiliki motif
berprestasi tinggi sekitar 66% memilih karier sebagai pengusaha, sementara 34%
lainnya memilih pekerjaan di bidang lain. Pada mahasiswa yang memiliki motif
berprestasi rendah, hanya 10% yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha dan
McClelland kemudian mengembangkan penelitian lainnya terhadap orang-orang
di luar kampus yang terdiri atas beragam profesi antara lain dokter, pengacara,
pekerja bank, guru, pengusaha, dan lain-lain. Hasilnya para pengusaha
(entrepreneur) secara umum mendapatkan nilai n-ach (need for achievement)
yang tinggi dibandingkan dengan profesi lainnya. McClelland juga melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara perkembangan ekonomi suatu
negara dengan nilai n-ach. Hasilnya ada hubungan antara tingkat perkembangan
ekonomi suatu negara dengan nilai n-ach negara tersebut.
Oosterbeek (2008) menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki nilai/
skor yang tinggi pada uji terhadap kebutuhan akan prestasi karena mereka akan
berjuang untuk memperoleh prestasi yang tinggi, mereka mendirikan perusahaannya
secara profesional dan menentukan target yang tinggi dan berusaha mencapai target
tersebut. Oosterbeek juga menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki
kebutuhan akan kekuasaan/the need of power yang tinggi untuk mengendalikan orang
lain yang mengindikasikan bahwa mereka tahu apa yang mereka inginkan dan cara
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuannya.
McClelland dalam Zarkasyi (2006) menyatakan bahwa orang-orang yang
memiliki kebutuhan berprestasi (n-Ach) yang tinggi mempunyai karakteristik sebagai
1. Memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang terlalu mudah dan terlalu sulit,
mereka memilih tujuan yang moderat yang mampu mereka capai.
2. Memilih dan menyukai umpan balik sehingga mereka dapat menggunakan umpan
balik itu untuk menemukan cara-cara yang kreatif dan inovatif agar dapat
mencapai prestasi yang mereka inginkan.
3. Menyukai tanggung jawab untuk memecahkan permasalahan. Mereka akan
bertanggung jawab atas kegagalan dan kesuksesan yang mereka raih tanpa suka
menyalahkan pihak lainnya.
Lebih lanjut McClelland menyatakan bahwa orang yang memiliki kebutuhan
prestasi yang tinggi berbeda dengan para penjudi/gamblers atau pengambil resiko/
risk takers. Orang-orang dengan kebutuhan prestasi yang tinggi menetapkan tujuan
yang bisa dicapai yang dapat mereka pengaruhi dengan usahanya sendiri.
Faisol dalam Mudjiarto (2006: 28) menyatakan bahwa orang-orang yang
berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berani mengambil resiko.
2) Kreatif dan inovatif.
3) Mempunyai visi.
4) Mempunyai tujuan yang berkelanjutan.
5) Percaya diri.
7) Aktif, enerjik dan menghargai waktu.
8) Memiliki konsep diri yang positif.
9) Berpikir positif.
10)Bertanggung jawab secara pribadi.
11)Selalu belajar dan menggunakan umpan balik.
Penelitian Scapinello dalam Indarti et al. (2008) menunjukkan bahwa
seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima
kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah. Sengupta
dan Debnath dalam Indarti et al. (2008) dalam penelitiannya di India menemukan
bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar terhadap tingkat kesuksesan
seorang wirausaha.
II.2.2. Efikasi Diri
Bandura dalam Chowdhury (2009) menyatakan bahwa efikasi diri adalah
keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu
pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan
bahwa efikasi diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan
memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau
gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya.
hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki internal locus
of control yang tinggi.
Cromie dalam Indarti et al. (2008) menjelaskan bahwa efikasi diri
mempengaruhi kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah
ditetapkan. Lebih lanjut Cromie menyatakan bahwa efikasi diri yang positif adalah
keyakinan seseorang bahwa ia mampu mencapai pekerjaan atau prestasi yang
diinginkannya. Tanpa adanya efikasi diri seseorang tidak akan memiliki keinginan
untuk melakukan perilaku tertentu. Penelitian yang dilakukan Boyd dan Vozikis
dalam Chowdhury (2009) menemukan adanya hubungan antara efikasi diri wirausaha
dengan kegiatan menjalankan usaha.
Betz dan Hacket dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa efikasi diri
akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah minat
kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai
karirnya. Lebih lanjut Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam
berkarir, semakin kuat minat kewirausahaan yang dimilikinya.
Oosterbeek (2008) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan
seseorang akan kemampuan dirinya. Wirausaha sukses selalu yakin bahwa mereka
mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil. Mereka juga merasa mampu
Wirausaha sukses memiliki ketahanan yang tinggi, kemampuan mengambil resiko
dan menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian.
Bandura menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni:
1) Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.
Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya
memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya
pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan
kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri.
2) Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau
belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi panutan
seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat
model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi
yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.
3) Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa
seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.
4) Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional).
II.3. Teori tentang Lingkungan
Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat dapat
berubah-ubah tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya di antaranya
adalah faktor lingkungan. Menurut Lupiyoadi (2007: 12) faktor lingkungan yang
mempengaruhi minat meliputi lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat. Indarti et al. (2008) menyatakan ada tiga faktor lingkungan
yang mempengaruhi wirausaha sukses yakni ketersediaan informasi, akses kepada
modal dan kepemilikan jaringan sosial.
Dewanti (2008: 11) menyatakan bahwa kewirausahaan dipicu oleh faktor
pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor lingkungan yang berpengaruh menurut
Dewanti adalah peluang yaitu situasi yang menguntungkan, model peranan, aktivitas,
pesaing dengan industri yang sama, inkubator sebagai sumber ide, sumber daya alam
dan manusia, teknologi dan kebijakan pemerintah.
Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa
faktor lingkungan (faktor sosial, ekonomi, politik dan perkembangan infrastruktur)
mempengaruhi dorongan untuk mendirikan usaha.
Zimmerer (2004) menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti faktor
ekonomi dan kependudukan, pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa,
kemajuan teknologi, perkembangan e-Commerce dan the world wide web, terbuka
lebarnya peluang internasional dan perubahan gaya hidup masyarakat mempengaruhi
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat kewirausahaan
secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri
individu itu sendiri seperti kebutuhan akan pendapatan, harga diri, perasaan senang,
dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi individu karena
pengaruh dari luar dirinya sendiri yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, lingkungan internasional, perubahan teknologi, kondisi ekonomi, budaya
dan sosial.
Jadi pengertian lingkungan dalam penelitian ini adalah faktor luar/eksternal
yang menimbulkan dan mendorong minat kewirausahaan seseorang yang meliputi
kepemilikan jaringan sosial, akses kepada modal dan ketersediaan informasi
kewirausahaan.
II.3.1. Ketersediaan Informasi Kewirausahaan
Informasi adalah data yang telah dibentuk ke dalam format yang bermanfaat
bagi manusia. Informasi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
kewirausahaan sebagaimana pentingnya informasi dalam bidang-bidang lainnya.
Minat kewirausahaan bisa muncul dan berkembang jika terdapat informasi yang
memadai yakni keberhasilan sebuah usaha, peluang usaha, pasar yang tersedia,
dukungan dari perguruan tinggi berupa pelatihan dan pendidikan tentang
kewirausahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Krishna dalam Indarti et al. (2008)
di India membuktikan bahwa keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi
adalah salah satu karakter utama seorang wirausaha. Mujianto (2009) menyatakan
bahwa informasi dan ide untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dapat berasal dari
berbagai sumber seperti pekerjaan dan ketrampilan yang dimiliki saat ini, minat dan
hobi, pengalaman kerja, pengamatan terhadap lingkungan, informasi dari media
massa, melalui berbagai pameran, dan jejaring sosial dengan orang lain.
Muhyi (2007) menyatakan ada banyak cara untuk mendapatkan informasi
untuk memulai kegiatan kewirausahaan, yakni:
a. Melalui pendidikan formal.
b. Melalui seminar-seminar kewirausahaan.
c. Melalui pelatihan.
d. Otodidak.
Pengertian ketersediaan informasi kewirausahaan dalam penelitian ini adalah
tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung kegiatan kewirausahaan
II.3.2. Akses Kepada Modal
Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk memulai usaha.
Penelitian oleh beberapa peneliti seperti Marsden, Meier dan Pilgrim, Steel dalam
Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa kesulitan dalam mendapatkan akses modal,
skema kredit dan kendala sistem keuangan dipandang sebagai hambatan utama dalam
kesuksesan usaha menurut calon-calon wirausaha di negara-negara berkembang.
Kristiansen dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa akses kepada modal
menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu usaha. Menurut Indarti et al. (2008)
akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai
usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan dukungan
lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat.
Kasmir (2007: 85) menyatakan bahwa ada dua jenis modal yang dibutuhkan
seorang wirausaha, yakni:
1. Modal investasi
Modal investasi bersifat jangka panjang dan dapat digunakan secara
berulang-ulang dan umumnya berumur lebih dari satu tahun. Modal investasi dipakai untuk
membeli aktiva tetap seperti tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan,
dan lain-lain. Modal ini biasanya diperoleh dari perbankan selain modal sendiri.