• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Arsip Berita dalam Upaya pelestarian Informasi pada Stasiun TVRI Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Manajemen Arsip Berita dalam Upaya pelestarian Informasi pada Stasiun TVRI Sumatera Utara"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN ARSIP BERITA DALAM UPAYA

PELESTARIAN INFORMASI PADA STASIUN TVRI

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Di susun oleh: ATANIA RASBINA

060709010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Manajemen Arsip Berita dalam Upaya Pelestarian Informasi pada Stasiun TVRI Sumatera Utara

Oleh : Atania Rasbina Sembiring NIM : 060709010

Pembimbing I : Ishak, SS, M.Hum

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Himma Dewiyana, ST, M.Hum

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :Manajemen Arsip Berita dalam Upaya Pelestarian Informasi

pada Stasiun TVRI Sumatera

Oleh : Atania Rasbina Sembiring

NIM : 060709010

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syahron Lubis, MA

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, September 2010

Atania Rasbina Sembiring

(5)

ABSTRAK

Sembiring, Atania Rasbina.2010. Manajemen Arsip Berita dalam Upaya

pelestarian Informasi pada Stasiun TVRI Sumatera Utara. Medan:

Fakultas Sastra Unversitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen arsip berita pada stasiun TVRI Sumatera Utara dalam upaya pelestarian informasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah. Lokasi penelitian yang diteliti penulis berada di Stasiun TVRI yang beralamat di Jl. Putri Hijau Medan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Wawancara Mendalam (depth

interview), Observasi, Studi Dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Stasiun TVRI belum memiliki manajemen pengelolaan arsip yang baik dikarenakan Stasiun TVRI belum memenuhi syarat-syarat preservasi yang baik. Dikatakan demikian karena arsip di Stasiun TVRI tidak memiliki staf yang khusus didalam pengelolaan arsip atau yang sering disebut seorang arsiparis. Proses pengelolaan arsip di TVRI belum beraturan dikarenakan arsip berita yang direkam pada pita VHS disimpan dan dipindahkan lagi ke dalam format CD dan mini DV, untuk membuat berita kalaidoskop. Apabila berita yang tidak masuk kedalam kriteria kalaidoskop maka berita tersebut langsung dihapus dan dimusnahkan tanpa adanya aturan yang diikuti.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “ Manajemen Arsip Berita dalam Upaya Pelestarian Informasi pada

Stasiun TVRI Sumatera Utara “.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syaratuntuk meraih

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari, penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan yang

besar dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih

secara khusus kepada kedua orang tua. Buat Bapak S.Sembiring dan mamak

A.Tarigan serta buat nenek R.Tarigan yang selalu mendukung penulis. Terima

kasih buat segala yang telah diberikan atas doa dan dukungan yang selama ini

dibrikan baik secara moril dan materil.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

kepada pihak yang telah memberikan dukungan. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Drs.Syahron Lubis M.A selaku Dekan Fakultas Satra USU.

2. Bapak Drs.Jonner Hasugian, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra.

3. Bapak Ishak, SS. M.Hum selaku dosen pembimbing I yang sudah

meluangkan waktu dan pikiran serta arahan-arahan dalam penulisan

skripsi ini.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang juga

begitu banyak meluangkan waktu dan senantiasa membantu dan memberi

arahan serta masukan yang berguna didalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pegawai program Studi Ilmu Perpustakaan dan

Informasi Fakultas Sastra USU.

6. Pak Dhani selaku staf bagian transkrip dan Dokumentasi serta bang Andi

(7)

pernah bosanuntuk membantu penulis dan senantiasa meluangkan waktu

dan tenaga dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada adik tunggal ku Ivanardi Wiranatha.S yang senantiasa mendoakan

penulis dan memberi dorongan semangat kepada penulis untukpenulisan

skripsi ini.

8. Kepada semua kakak dan abang sepupu ku yang selalu mendoakan

penulis.

9. Kepada Permata Golgotha khususnya Sektor PHILADELPHIA terlebih

kepada teman sepelayanan ku di sektor (k’Eva, k’Santi, Irma, Ray, Anber

dan Devi) yang telah memberi pengertian dan mendoakan penulis untuk

penyelesaian skripsi ini.

10.Kepada sahabat terbaiku Inggit, Minda, Chichi dan Dila yang setiap saat

tak henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat dan tak

bosan-bosannya memberi dukungan moril kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat selesai.

Akhir kata, penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan dan

kesalahan dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Hormat Saya,

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian... 4

1.5. Ruang Lingkup... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 5

2.1. Arsip... 5

2.1.1. Pengertian Arsip... 5

2.1.2. Jenis Arsip………... 6

2.1.3. Peranan Arsip……….. 7

2.2. Manajemen Arsip... 8

2.2.1. Pengertian Manajemen Arsip... 8

2.2.2. Tujuan Manajemen Arsip……… 9

2.2.3. Daur Hidup arsip... 10

2.2.4. Peralatan dan Perlengkapan Arsip... 12

2.2.5. Jenis dan Penyebab Kerusakan Arsip... 13

2.2.6. Niai Guna Arsip... 16

2.2.7. Penyusutan Arsip... 16

(9)

2.2.9. Sistem Temu Kembali Informasi... 18

2.2.10. Pemindahan Arsip... 19

2.2.11. Pemusnahan Arsip... 21

2.3. Pelestarian Informasi... 22

2.3.1. Pengertian Pelestarian Informasi... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian... 27

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 27

3.3. Proses Penelitian... 28

3.3.1. Mengidentifikasi Informan... 28

3.3.2. Analisa Data... 28

3.3.3. Menulis Hasil Penelitian... 29

3.3.4. Menarik Kesimpulan... 29

3.4. Teknik Pengumpulan Data... 30

3.5. Jenis dan Sumber Data... 31

BAB IV PEMBAHASAN ... 31

4.1. Karakteristik Informan... 31

4.2. Analisis Data... ... 31

4.2.1. Penciptaan Arsip... 31

4.2.1.1. Proses Kearsipan... 31

4.2.2.Pemeliharaan Arsip... 32

4.2.2.1. Peralatan dan Perlengkapan Arsip... 32

4.2.3. Penempatan Kearsipan... 33

4.2.3.1. Tempat Penyimpana Arsip... 33

4.2.3.2. Pengkodean Arsip... 34

4.2.3.3. Sistem Temu Kembali Arsip... 35

4.2.4. Pelestarian Arsip... ... 35

4.2.4.1. Penyebab Kerusakan Arsip... ... 35

(10)

4.2.5.1. Jadwal Retensi Arsip... 36

4.2.6. Peranan Kearsipan... ... 37

4.2.7. Arsiparis... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

5.1. KESIMPULAN ... 43

5.2. SARAN ... 44

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Gambar Daur Hidup Arsip………..9

Gambar 2 : Alur Penciptaan Arsip...40

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Daftar Arsip Berita pada Stasiun TVRI dalam Format VHS...48

Lampiran II : Pedoman Wawancara...49

Lampiran III : Hasil Transkrip Wawancara...50

(14)

ABSTRAK

Sembiring, Atania Rasbina.2010. Manajemen Arsip Berita dalam Upaya

pelestarian Informasi pada Stasiun TVRI Sumatera Utara. Medan:

Fakultas Sastra Unversitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen arsip berita pada stasiun TVRI Sumatera Utara dalam upaya pelestarian informasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah. Lokasi penelitian yang diteliti penulis berada di Stasiun TVRI yang beralamat di Jl. Putri Hijau Medan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Wawancara Mendalam (depth

interview), Observasi, Studi Dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Stasiun TVRI belum memiliki manajemen pengelolaan arsip yang baik dikarenakan Stasiun TVRI belum memenuhi syarat-syarat preservasi yang baik. Dikatakan demikian karena arsip di Stasiun TVRI tidak memiliki staf yang khusus didalam pengelolaan arsip atau yang sering disebut seorang arsiparis. Proses pengelolaan arsip di TVRI belum beraturan dikarenakan arsip berita yang direkam pada pita VHS disimpan dan dipindahkan lagi ke dalam format CD dan mini DV, untuk membuat berita kalaidoskop. Apabila berita yang tidak masuk kedalam kriteria kalaidoskop maka berita tersebut langsung dihapus dan dimusnahkan tanpa adanya aturan yang diikuti.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsip merupakan bagian penting dalam seluruh kegiatan suatu organisasi,

disamping merupakan pusat ingatan, sumber informasi dan sumber bukti sejarah.

Melalui arsip akan diperoleh data atau keterangan-keterangan yang di perlukan

dalam memecahkan masalah, juga dapat diketahui maju mundurnya suatu

organisasi serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk masa yang

akan datang.

Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan,

pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta

penyimpanan warkat menurut sistem tertentu. Saat dibutuhkan dapat dengan cepat

dan tepat ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka harus

dimusnahkan.

Salah satu sumber informasi penting yang dapat menunjang proses

kegiatan administrasi maupun birokrasi adalah arsip (record). Sebagai rekaman

informasi dari seluruh aktivitas organisasi, arsip berfungsi sebagai pusat ingatan,

alat bantu pengambilan keputusan, bukti eksistensi organisasi dan untuk

kepentingan organisai yang lain. Berdasarkan fungsi arsip yang sangat penting

tersebut maka harus ada menajeman atau pengelolaan arsip yang baik sejak

penciptaan sampai dengan penyusutan.

Pengelolaan arsip secara baik yang dapat menunjang kegiatan administrasi

agar lebih lancar seringkali diabaikan dengan berbagai macam alasan. Berbagai

kendala seperti kurangnya tenaga arsiparis maupun terbatasnya sarana dan

prasarana selalu menjadi alasan buruknya pengelolaan arsip. Karena selalu

dianggap bidang kearsipan sebagai “bidang pinggiran” diantara aktivitas-aktivitas

kerja lainnya.

Sejalan dengan perkembangan jaman, kemajuan di bidang teknologi yang

(16)

perlukan suatu sistem kearsipan tertentu yang sistematis agar sewaktu-waktu jika

diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.

Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya

organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi

organisasi. Mengingat arti pentingnya arsip pemerintah Indonesia menaruh

perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan. Hal ini terbukti dengan

diperlukannya beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang Kearsipan

Nasional. Arsip penting untuk di lestarikan agar informasi yang terdapat didalam

arsip dapat tersimpan dan terjaga dengan baik.

Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi

pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta. Siaran

perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik

Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta.

TVRI merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan jangkauannya

mencapai seluruh wilayah Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah

dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya adalah stasiun TVRI Sumatera Utara

yang berdiri 28 Agustus 1970.

Sejak awal dari berdirinya stasiun TVRI Sumatera Utara sudah banyak

sekali menayangkan program-program berita yang bermanfaat bagi penonton

sehingga sudah banyak informasi yang dihasilkan ataupun disimpan oleh stasiun

TVRI Sumatera Utara.

Yang dimaksud dengan arsip berita pada TVRI adalah kumpulan berita

atau informasi mengenai sesuatu yang terjadi khususnya di daerah Sumatera Utara

disajikan lewat bentuk berita yang berdurasi 1 jam. Sedangkan total penyiaran

yang ditayangkan oleh TVRI selama 4 jam per hari.

Penyimpanan arsip pada stasiun TVRI dari awal berdirinya sampai saat ini

sudah berubah 2 kali pada awalnya TVRI menggunakan film untuk menyimpan

arsip berita dan sekarang arsip berita disimpan kedalam format CD dan kaset mini

(17)

ditayangkan lagi untuk akhir tahun atau dapat dikatakan berita-berita

kaladeioskop.

Pada observasi awal penulis melihat arsip berita pada stasiun TVRI belum

memiliki manajemen arsip yang baik. Arsip yang tersimpan dari sejak berdiri

sampai saat ini, yang masih aktif hanya arsip dari tahun 2008 sampai Mei 2010

berjumlah 365 arsip. Saat ini sistem arsip juga belum memiliki sistem temu

kembali arsip yang baik sehingga arsip yang ada sulit untuk ditemukan.

Kondisi arsip stasiun TVRI pada saat ini belum stabil dikarenakan format

kaset yang selama ini digunakan untuk menyimpan arsip akan direncanakan

berubah kedalam format digital. Alat perekam berita yang disiarkan TVRI

menggunakan pita VHS (Video Home System) yang durasinya mencapai 3 jam

pita VHS ini dapat memuat 3 sampai 4 berita karena durasi berita dalam satu hari

hanya berkisar 1 jam dan pita VHS dapat digunakan 3 sampai 4 hari sesuai

dengan lamanya berita ditayangkan. Maka untuk menjaga keawetan pita VHS

berita yang ada didalam pita tersebut dipindahkan kedalam CD (Compact Disc)

dan mini DV (Digital Video). Proses pelestarian arsip di stasiun TVRI hanya

menggunakan ruangan yang memiliki AC (Air Conditioner). Hal ini belum sesuai

dengan prosedur pelestarian arsip sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana

tata cara manajemen arsip berita yang dilakukan oleh stasiun TVRI Sumatera

Utara dalam melestarikan informasi yang sudah disiarkan sejak berdirinya stasiun

TVRI Sumatera Utara, apakah telah sesuai dengan prosedur penataan arsip atau

tidak.

Bertolak dari hal ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Manajemen Arsip Berita dalam Upaya Pelestarian Informasi pada Stasiun

TVRI Sumatera Utara. ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah manajemen arsip berita pada stasiun

(18)

1.3 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui manajemen arsip berita pada stasiun TVRI Sumatera Utara

dalam upaya pelestarian informasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

1. Stasiun TVRI Sumatera Utara

Diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan atau

pertimbangan yang berguna untuk manajemen arsip pada stasiun

TVRI Sumatera Utara.

2. Peneliti

Sebagai bahan rujukan untuk mengetahui teori-teori atau konsep –

konsep tentang manajemen atau pengelolaan arsip pada Stasiun TVRI

Sumatera Utara.

3. Penulis

Diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai

manajemen arsip dalam pelestarian informasi pada stasiun TVRI

Sumatera Utara.

1.5 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang ingin diteliti oleh penulis adalah manajemen

arsip yang berkaitan dengan pelestarian arsip yang meliputi kegiatan manajemen

arsip seperti pengelolaan arsip, penciptaan arsip, penyimpanan arsip, sampai

(19)

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1. Arsip

2.1.1. Pengertian Arsip

Arsip merupakan bagian yang penting dalam sebuah organisasi baik

organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta. Peranan arsip sangat

menunjang kemajuan lembaga tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai

arsip, maka berikut beberapa penjelasan mengenai arsip yang dikemukakan oleh

beberapa tokoh:

Menurut Waluyo (2010:2) secara etimologi arsip berasal dari bahasa

Yunani kuno Archeon, Arche yang dapat bermakna permulaan, asal, tempat

utama, kekuasaan dan juga berarti bangunan/kantor.

Menurut Gie dalam Sutarto (1983:168) pengertian arsip adalah ”suatu

kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu

kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara tepat diperlukan kembali”.

Sedangakan menurut Wursanto (1991:12) ”Kearsipan menyangkut

pekerjaan yang berhubungan dengan warkat, surat, dokumen, yang berisi

informasi yang perlu pengolahan, penyimpanan, sampai pada penemuan kembali

arsip.

Sedangkan menurut UU No.7 tahun 1971, mengenai

ketentuan-ketentuan pokok kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b dalam Widjaja (1990) ,yang

dimaksud dengan arsip adalah;

a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga Negara dan badan-badan pemerinah dalam bentuk corak apapun, baik dalam keaadan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan pemerintah.

b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan atau perorangan dalam bentuk corak apapun baik keadaan tunggal maupun kelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa arsip adalah

(20)

dikelola kembali agar mudah untuk ditemukan kembali apabila diperlukan. Selain

itu dapat diketahu juga bahwa arsip merupakan sumberdaya berharga karena

informasi yang dikandungnya. Informasi hanya dapat berguna jika ia direkam

dengan segera dan benar, secara teratur diperbarui dan dengan mudah dapat

diakses ketika dibutuhkan.

2.1.2. Jenis Arsip

Arsip dalam setiap organisasi berbeda-beda dikarenakan fungsi arsip yang

juga berbeda-beda.Menurut Widjaja (1986: 101) penggolongan arsip berdasarkan

fungsi arsip dalam mendukung kegiatan organisasi ini ada dua, yaitu:

1. Arsip dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung

dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pada umumnya atau dalam penyelenggaraan pelayanan ketatausahaan. Arsip dinamis dapat dirinci lagi menjadi.:

a. Arsip aktif yaitu: arsip yang masih digunakan terus menerus bagi

kelangsungan pekerjaan dilingkungan unit pengolahannya dari suatu organisasi.

b. Arsip semi aktif yaitu: arsip yang frekuensi penggunaanya sudah

mulai menurun dari arsip aktif.

c. Arsip in-aktif yaitu: arsip yang tidak lagi dipergunakan secara terus menerus, atau frekuensi penggunaanya sudah jarang atau hanya digunakan sebagai referensi saja.

2. Arsip Statis, Yitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung

dalam perencanaan, penyelenggaraan pelayanan ketatausahaan dalam rangka penyelenggaraan kehidupan kebangsaan ataupun penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan baik.

Sedangkan menurut Irna (2010:2) arsip dibedakan menurut fungsinya, tempat penyimpanannya, bendanya dan lamanya penyimpanan berikut adalah penjelasannya:

1. Menurut Fungsinya

1. Arsip dinamis ialah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan yang kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara.

a) Arsip Aktif : Arsip dinamis yang masih dipergunakan secara

terus-menerus bagi pelasksanan kelangsungan pekerjaan dalam

(21)

b) Arsip in aktif : Arsif dinamis yang penggunaanya sudah berkurang

dan tidak dipergunakan lagi secara terus-menerus karena

penyelengaraan administrasinya.

2. Arsip statis ialah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kegiatan tugas pokok maupun penyelengaraan pelayanan ketatausahaan dalam penyelenggaraan kebangsaan pada umumnya dan penyelenggaraan sehari-hari administrasi Negara.

2. Menurut Tempat Penyimpanannya

1. Arsip sentral adalah arsip yang disimpan pada pusat atau arsip yang dipusatkan penyimpananya. Arsip ini disebut juga arsip umum.

2. Arsip unit adalah arsip yang disebarkan penyimpanannya atau arsip yang disimpan di setiap bagian atau unit dalam suatu organisasi. Arsip ini disebut juga arsip khusus

3. Menurut Bendanya

1. Arsip primer yaitu arsip yang asli. Arsip ini bukan tindasan, bukan karbon kopi, bukan salinan, foto copian dan bukan mikrofilmnya.

2. Arsip sekunder yaitu arsip yang berupa tindasan, fotocopi, salinan, atau microfilm.

4. Menurut Lamanya Penyimpanan

1.Arsip abadi merupakan arsip yang kegunaannya berlangsung untuk

waktu yang lama dan abadi seperti arsip sejarah dan lain-lain.

2. Arsip tidak abadi merupakan arsip yang kegunaannya hanya untuk

sementara waktu atau hanya pada saat itu saja.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa jenis-jenis arsip dapat dilihat

berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua bagian yaitu arsip dinamis dan

arsip statis. Arsip juga dibedakan berdasarkan tempat penyimpanannya, bendanya

dan lamanya penyimpanan.

2.1.3. Peranan Arsip

Didalam setiap organisasi atau instansi peran arsip berbeda- beda karena

arsip dapat berperan sesuai dengan fungsinya dalam masing-masing organisasi.

Menurut Sedarmayanti (2003: 19) peranan arsip adalah sebagai berikut:

a. Alat utama ingatan organisasi

(22)

c. Bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.

d. Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan pada

umumnya menghasilkan arsip.

e. Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya.

Dari pendapat diatas dapat kita nyatakan bahwa arsip memiliki peranan

yang sangat penting bagi kelangsungan proses kegiatan setiap organisasi.

Walaupun arsip sering dipandang rendah oleh beberapa kalangan yang tidak

mengerti tentang kearsipan.

2.2. Manajemen Arsip

2.2.1. Pengertian Manajemen Arsip

Manajemen arsip merupakan suatu aktivitas sekelompok orang yang

dilandasi pengetahuan, keahlian dan tanggung jawab untuk melakukan

pengelolaan arsip dengan sumber daya yang dimiliki sehingga mencapai tujuan

yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Tiga langkah penting dalam

mengelola arsip organisasi secara tepat bagi kepentingan manajemen dan

pengguna yaitu: pengembangan jadwal retensi arsip, penentuan media

penyimpanan dan penentuan fasilitas penyimpanan arsip.

Manajemen arsip adalah proses dimana sebuah organisasi mengelola

semua aspek arsip baik yang diciptakan maupun yang diterimanya dalam

berbagai format dan jenis media, mulai dari penciptaan, pengunaan, penyimpanan,

dan penyusutan.

Menurut Amsyah (1992:4) “pekerjaan pengurusan arsip yang meliputi pencatatan, pengendalian dan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, pengawasan, pemindahan dan pemusnahan. Jadi pekerjaan tersebut meliputi suatu siklus “kehidupan” warkat sejak lahir sampai mati”.

(23)

Dari pendapat diatas maka dapat dikatakan pengertian manajemen arsip

adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang meliputi : pengendalian, penyimpanan

dan pemeliharaan arsip.

Menurut Barthos dalam glossary for Archivist, Manuscript Curators and

Record manager manajemen kearsipan diartikan sebagai ”A field of management responsible for the systematic control of the creation, maintenance, use, and disposition of records” ( surat bidang manajemen

yang bertanggungjawab pada pengendalian sistematis terhadap penciptaan, pemeliharaan, penggunaan dan penyusutan arsip).

Sedangkan menurut Patricia dalam Martono (1997:23) bahwa manajemen kearsipan adalah ”as the systematic control placed over life cycle of

recorded from creation to ultimate disposition or permanent storage of a records”

Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa arsip sebagai pengendalian secara

sistematis atas daur hidup arsip dari penciptaan sampai dengan pemusnahan akhir

atau penyimpanan arsi secara permanen Dari kedua pernyataan diatas mengenai

pengertian manajemen kearsipan maka dapat kita ketahui bahwa manajemen

kearsipan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan daur hidup arsip.

2.2.2. Tujuan Manajemen Arsip

Tujuan utama manajemen arsip adalah mampu menyediakan arsip yang

tepat kepada orang yang tepat pada waktu yang cepat dengan biaya seefisien

mungkin. Tujuan pengelolaan arsip menekankan pentingnya penyediaan dan

pengamanan informasi yang cepat, akurat guna pengambilan keputusan pimpinan

instansi sekaligus me-minimalisasi biaya operasional yang dikeluarkan. Untuk

mencapai tujuan perlu diupayakan target kegiatan minimal sebagai berikut:

• Terselenggaranya sistem penyimpanan dan penemuan kembali

yang efektif dan efisien.

• Terciptanya kontrol yang tepat untuk menjamin pemindahan arsip

dari tempat yang mahal ke tempat yang lebih murah.

• Pengamanan seluruh arsip organisasi baik secara fisik maupun

informasinya dari faktor penyebab kerusakan atau kehilangan arsip

(24)

Menurut Wursanto dalam basari (2010:4) kearsipan “merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata usaha, baik badan usaha pemerintah maupun badan usaha swasta, kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor lainnya. Kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat, surat-surat dan dokumen-dokumen inilah yang selanjutnya disebut kearsipan”.

2.2.3. Daur Hidup arsip

Arsip memiliki tahap-tahap pembentukan ataupun proses mulai dari

penciptaan sampai dengan pemeliharaan arsip dan proses-proses tersebut

memiliki fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Sehingga informasi yang terdapat

dalam arsip tersebut tidak musnah begitu saja.

Menurut Diamond, (1983) arsip itu memiliki empat tahap kehidupan, yaitu :

1) first is creation, when pen is put on the paper data are generated by a computer or information is captured on film tape or any other medium,

2) Active Use, which can range from a few days for several yeasrs. During this period, user frequently reference the records, so they need quick access.

3) The third period on the cycle is inactive, when the records in storage,

4) The final stage in the cycle is destruction.

1) pertama adalah penciptaan, bila pena diletakkan pada data kertas yang dihasilkan oleh sebuah komputer atau informasi yang ditangkap pada pita film atau media lainnya,

2) Penggunaan aktif, yang bisa berkisar dari beberapa hari untuk beberapa tahun. Selama periode ini, pengguna sering mereferensi catatan, sehingga mereka membutuhkan akses cepat.

(25)

Dibawah ini dapat dilihat gambar daur hidup arsip :

Gambar 1: Daur Hidup Arsip (sumber: Diamond, 1983)

Gambar diatas menjelaskan bahwa daur hidup arsip terdiri dari:

1) Creation (Penciptaan Arsip)

Merupakan kegiatan awal yaitu dimana kegiatan penciptaan merupakan

kegiatan awal dari terbentuknya sebuah arsip yang perlu disimpan dan dilestarikan

informasi yang tekandung didalam arsip tersebut.

2) Maintenance & Use ( Pemeliharaan Arsip)

Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan arsip agar arsi tersebut tidak

mudah rusak sehingga dijaga perawatan dari arsip tersebut.

3) Disposition (Penempatan Arsip)

Kegiatan penempatan arsip adalah kegiatan dimana arsip tersebut ditepatkan

sesuai dengan fungsinya atau jenis arsip tersebut.sesuai dengan peraturan

masing-masing organisasi.

4) Preservation (Pelestarian Arsip)

Kegiatan preservation adalah kegiatan untuk melestarikan arsip yang sudah

tercipta. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan informasi yang tersimpan

sebagai arsip dan mudah untuk melakukan penemuan kembali informasi yang

(26)

5) Temporary Storage (Penyimpanan Sementara)

Penyimpanan arsip sementara dilakukan untuk membedakan arsip yang sudah

tidak aktif lagi dan arsip yang masih dipakai akan disimpan namun arsip yang

sudah tidak terpakai lagi dan jika perlu dimusnahkan harus dimusnakan.

6) Destruction (Pemusnahan Arsip)

Kegiatan pemusnahan arsip adalah kegiatan terakhir dalam kegiatan daur

hidup arsip dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengefisien tempat. Arsip yang

harus dimusnahkan adalah arsip yang betul-betul tidak berfungsi lagi.

Sedangkan menurut Wallace, (1992: 2) ”Manajemen kearsipan pada dasarnya adalah melaksanakan fungsi-fungsi seluruh daur hidup arsip (life cycle of records), yang mencakup proses penciptaan (records creation), pendistribusian (record distribution), penggunaan arsip (record utilization), penyimpanan arsip aktif (storage active records), pemindahan arsip (records transfer), penyimpanan arsip in aktif (storage inactive records), pemusnahan arsip (records disposal), penyimpanan arsip secara permanen (permanent storage).

Dari kedua pengertian diatas maka dapat kita ketahui bahwa daur hidup

arsip merupakan kegiatan yang mencakup proses awal penciptaan arsip sampai

dengan pemusnahan arsip.

2.2.4. Peralatan dan Perlengkapan Arsip

Dalam pemilihan peralatan ataupun perlengkapan arsip banyak hal yang

harus diperhatikan. Ini dikarenakan arsip yang sangat sensitif dan dapat rusak

kapan saja apabila penyimpananya tidak sesuai dengan bentuk arsip tersebut. Oleh

karena itu dibutuhkan orang yang ahli dalam hal ini seorang arsiparis untuk

mengelola sebuah kearsipan didalam suatu organisasi ataupun instansi.

Memurut Sedarmayanti (2003: 44) Peralatan dan Perlengkapan untuk

penyimpanan dan penemuan kembali arsip dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu:

1) Secara manual (Manual System)

Yaitu, penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang dilakukan dengan tangan biasa, atau tidak dibantu oleh tenaga listrik. Contohnya:

a) Penggunaan map.

(27)

c) dll

2) Secara elektronik (Elektronic System)

Yaitu, Penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang dibantu oleh tenaga listrik. Contohnya:

a) Penggunaan komputer.

b) Penggufaan mikrofilm.

c) dll

Mecam-macam peralatan dan perlengkapan arsip untuk menyiipan dan

menemukan kembaldi arsip antara lain :

1. Filling Cabinet 2. Ordner

3. Dettep Tray

4. Safe Keeping Documnet

5. Rak Bukt

6. Demari Arsip

7. Visible Recgrd Cabinet 8. Compact Rolling Shelving 9. Rotary Fillinbg System

Dari uraian tersebut maka dapat kita ketahui peralatan dan perlengkapan

arsip yang dibutuhkan untuk penyimpanan suatu arsip karena ada arsip yang

tersimpan sebara manual dan secara elektronik maka peralatan yang dibutuhkan

juga harus berbeda-beda

2.2.5. Jenis dan Penyebab Kerusakan Arsip

Kerusakan pada Arsip menunjukan bahwa menurunnya kualitas yang

dimiliki oleh suatu bahan pustaka sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara

maksimal, yang dapat disebabkan oleh faktor Internal dan eksternal.

Adapun yang dimaksud dengan kerusakan arsip oleh faktor Internal

menurut Susetyo (1993:3) adalah sebagai berikut :

1) Kertas

(28)

a. Sifat keasaman dari beberapa jenis kertas dan sifat dari lapisan penghasil gambar halida perak dari suatu foto yang sensitif dengan cahaya.

b. Kekuatan panas, kelembaban, cahaya, senyawa (substansi) biologi

(jasad renik/ mikroorganisme seperti jamur, serangga dan binatang pengerat),

c. Manusia dan polutan atmosfir

d. Bencana

Material Fotografi

Cakupan dari Material Fotografi yaitu: film gambar hidup, bentuk mikro, cetakan fotografis seperti salt paper, albumen, kolodion dan cetakan gelatin. Penyebab Kerusakan dari material Fotografi antara lain:

a. Proses material foto yang tidak memadai

b. Proses pencucian yang tidak benar

c. Polutan atmosfir pada material foto seperti hidrogen sulfida,

amoniak, sulfur oksida, dan ozon

d. Temperatur, kelembaban , dan keasaman yang tinggi

e. Penyimpanan di dalam atau dengan material yang mengandung

asam

2) Optical Discs

Jenis dari Optical Disc adalah : Videodisc, Compact disc, Disket

Kelangsungan optical disc belum dapat ditentukan. Pada tahun 1989 kelangsungan arsip dari disk optik diperkirakan oleh pembuatnya setidak-tidak selama 10 tahun, walaupun beberapa diantaranya disiapkan untuk menjamin disc mereka lebih lama dari ini

3) Sound Discs

Soun Discs atau sering kita katakan dengan perekam suara juga mudah mengalami kerusakan diantaranya disebabkan oleh :

a. Tekanan fisik

b. Temperatur yang terlalu rendah dan terlalu tinggi.

c. Jamur

d. Debu

4) Magnetic Media

Jenis Magnetic Media adalah : Disket, Reel-to-reel tape, Kaset Penyebab dari kerusakan Magnetic Media antara lain adalah :

a. Fluktuasi pada temperatur dan kelembaban relatif

b. Debu

c. Goresan

(29)

Menurut Rusidi (2010:1) Sebab-sebab kerusakan arsip sebelum

mempersiapkan rencana preservasi, seorang arsiparis harus mengetahui dan

memahami mengenai sebab-sebab kerusakan arsip. Pada dasarnya kerusakan arsip

disebabkan oleh :

1. Faktor Biologis

Yang termasuk dalam kategori penyebab kerusakan arsip karena faktor

biologis adalah : mikroba, lumut, jamur dan serangga. Unsur-unsur

biologis tersebut umumnya dapat hidup subur dengan menumpang pada

arsip dan peralatan lainnya.

2. Faktor Fisika

Kerusakan terjadi karena cahaya, panas dan air. Faktor-faktor ini

menyebabkan perubahan photochemical, hydrolytic/oxidatic di dalam

kertas. Sinar ultraviolet dari cahaya lampu ataupun matahari dan energi

radiasi yang mengenai arsip akan menyebabkan kerusakan arsip. Energi

panas di ruang penyimpanan menyebabkan arsip menjadi rapuh.

3. Faktor Kimia

Zat-zat kimia yang masuk di ruang penyimpanan dan mengenai arsip

menyebabkan kerusakan kertas, seperti gas asidik, pencemaran atmosfer,

debu dan tinta. Gas asidik menyebabkan kertas luntur dan getah.

4. Faktor Lain

seperti banjir, kabakaran dan kerusakan lain akibat perbuatan manusia.

Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan tersebut, arsiparis

menjadi tahu rencana atau langkah-langkah apa yang seharusnya

dilakukan untuk preservasi.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa terdapat faktor internal dan

faktor eksternal yang menyebabkan kerusakan arsip. Dengan adanya penjelasan

(30)

2.2.6. Niai Guna Arsip

Penentuan nilai guna arsip adalah suatu proses penilaian arsip untuk mene

ntukan jangka waktu penyimpanan/ retensi arsip yang didasarkan atas pengkajian

terhadap isi arsip, penataannya dan hubungannya dengan arsip-arsip lainya.

Menurut Sedarmayanti (2003: 104) nilai guna arsip adalah nilai arsip yang

didasarkan pada kegunaannya bagi kepentingan pengguna arsip.

Maka dapat dikatakan bahwa nilai guna sebuah arsip itu berdasarkan

kepentingan pengguna arsip dalam membutuhkan suatu informasi.

Berdasarkan surat edaran kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor: SE/02/1983 tentang pedoman umum untuk menentukan Nilai Guna Arsip, bahwa arsip dapat dibedakan menjadi dua atas dasar nilai kegunaan arip bagi pengguna arsip, yaitu nilai guna primer dan nilai guna sekunder.

1. Nilai Guna Primer

Adalah arsip yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan instansi pencipta, yaitu meliputi nilai guna administrasi, nilai guna hukum, nilai guna keuangan, nilai guna ilmiah dan nilai guna teknologi.

2. Nilai Guna Sekunder

Adalah arsip yang didasarkan kepada kegunaan arsip bagi kepentingan instansi/lembaga lain dan atau kepentingan umum diluar instansi penciptaannya. Nilai guna sekunder meliputi nilai guna kebuktian dan nilai guna informasional.

Dari pendapat diatas maka dapat kita ketahui nilai guna sebuah

arsip itu dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu nilai guna sekunder

dan nilai guna primer. Nilai guna tersebut juga ditepatkan pada

masing-masing fungsi arsip.

2.2.7. Penyusutan Arsip

Kegiatan penyusutan arsip dilaksanakan apabila nilai guna arsip tersebut

sudah berkurang atau fungsi arsip tersebut sudah tidak ada lagi sehingga

dilakukan penyusutan arsip.

Dalam peraturan pemerintah nomor 34 tahun 1979 tentang penyusutan

arsip desebutkan penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan

(31)

a) Memindahkan arsip in-aktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan lembaga-lembaga negara atau badan-badan pemerintahan masing-masing.

b) Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

c) Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional.

Menurut Martono (1994:35) penyusutan arsip perlu dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Angka pemakaian

b) Jadwal retensi

c) Nilai kegunaan arsip

d) Pemindahan arsip

e) Pemusnahan arsip

Dari pendapat diatas maka dapat kita ketahui bahwa penyusutan arsip

dapat dilakukan apabila arsip tersebut sudah layak dimusnahkan sesuai dengan

pedoman pemusnahan arsip.

2.2.8. Jadwal Retensi Arsip

Jadwal retensi arsip merupakan bagian dari kegiatan penyusutan ataupun

pemusnahan arsip yang merupakan kegiatan penting untuk dilakukan dalam

memanajemen arsip agar dapat mengetahui fungsi atau nilai informasi yang

terdapat dalam arsip tersebut.

Menurut Sedarmayanti (2003:103) jadwal retensi arsip adalah ”suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan”. Dengan demikian, jadwal retensi arsip merupakan suatu daftar yang menunjukan :

1. Lamanya masing-masing arsip disimpan pada file aktif (satuan kerja),

sebelum dipindahkan ke pusat penyimpanan arsip (file in aktif)

2. Jangka waktu penyimpanan masing-masing/ sekelompok arsip

sebelum dimusnahkan ataupun dipindahkan ke arsip Nasional.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa jadwal retensi arsip

adalah: daftar yang membedakan arsip yang masih aktif dengan arsip yang sudah

tidak aktif lagi. Dan memiliki nilai fungsi yang berkurang.

Guna Jadwal Retensi Arsip adalah:

1) Untuk memisahkan antara arsip aktif dengan arsip in-aktif

2) Memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip aktif.

(32)

4) Menjamin pemeliharaan arsip in-aktif yang bersifat permanen.

5) Memudahkan pemindahan arsip ke Arsip Nasional.

2.2.9. Sistem Temu Kembali Informasi

Manajemen kearsipan yang baik akan mempermudah didalam kegiatan

sistem temu kembali arsip waktu yang lama.Tidak selalu arsip yang dibutuhkan

adalah arsip yang masih aktif karena ada saatnya organisasi tersebut ingin melihat

kembali informasi yang terdapat pada arsip yang sudah tidak aktif lagi karena

nilai guna dari setiap arsip berbeda-beda. Sehingga dibutuhkan manajemen arsip

yang baik untuk mempermudah sistem temu balik arsip dalam sebuah informasi.

Menurut Sulistyo-Basuki dalam Surachman, pengertian sistem temu

kembali informasi yakni:

”Sistem temu kembali Informasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok Informasi bagi Pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Dapat dinyatakan bahwa sistem temu kembali informasi memiliki fungsi dalam menyediakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan penggunanya”.

Definisi lain menurut Taque-sutcliffe dalam Lubis (2007:5)

mengemukakan bahwa:

”Sistem temu kembali informasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menemukan dokumen yang dapat memberikan kepuasan bagi pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Tujuan utama sistem temu kembali informasi adalah untuk menemukan dokumen yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna secara efektif dan efesien, sehingga dapat memberikan kepuasan baginya. Dengan demikian sasrn akhir dari sistem temu kembali informasi dlh kepusan pemakai”.

Dari pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem temu

kembali informasi merupakan suatu kegiatan ataupun sistem yang dilakukan

dalam penemuan kembali informasi yang dibutuhkan pengguna sesuai dengan

(33)

2.2.10. Pemindahan Arsip

Kegiatan pemindahan arsip dilakukan apabila arsip sudah kebanyakan.

Biasanya arsip yang dipindahkan adalah arsip yang sudah memiliki nilai guna yng

berkurang.

Tujuan pemindahan Arsip adalah:

1. adanya efisiensi dlm penyimpanan & penemuan kembali arsip aktif

2. Adanya ekstra ruangan untuk penyimpanan arsip aktif

3. Mengurangi biaya perawatan

Ada 2 Metode dalam pemindahan arsip yaitu :

1. Secara rutin/Berulang (perpetual method)

begitu arsip selesai diproses (closed) langsung dipindah,

2. Secara periodik (periodic method)

dilakukan sekali atau dua kali dlm setahun (pada tengah atau akhir

tahun)

Pemindahan arsip dilakukan menurut jadwal penyimpanan atau berdasarkan

tanggal arsipnya. Beberapa alasan berikut juga mengapa pemindahan arsip dilakukan:

1. tidak ada lagi ruang yang tersedia untuk penyimpanan arsip aktif

2. menimbulkan biaya lebih, karena peralatan penyimpanan dan ruang kantor

tambahan meningkat dan dikurangi biayanya dari penyimpanan terdekat atau

penyimpanan offsite menjadi alternatif yang menarik.

3. arsip yang disimpan tidak lagi diminta dan karena itu siap untuk

DIPINDAHKAN

4. beban kerja telah berkurang, dan waktu tersedia untuk kegiatan pemindahan

arsip

5. kasus atau proyek arsip telah mencapai waktu akhir (kontrak telah

kadaluwarsa, kasus hukum diselesaikan dan ditutup)

6. membentuk kebijakan organisasi yang mengharuskan setiap divisi untuk

(34)

Pada hakikatnya arsip yang mengalami pemindahan adalah arsip inaktif, yaitu

arsip yang nilai pakai atau keguanaannya telah menurun. Untuk memindahkan

arsip inaktif maka ada prosedur atau ketentuan yang digunakan. Berikut adalah

proses ketentuannya.

1. Ketentuan umum dalam pemindahan arsip inaktif adalah suatu hal yang

disepakati secara umum oleh pimpinan dan staf yang berada di setiap unit

kerja suatu instansi untuk dipahami dan digunakan sebagai acuan dasar

dalam melaksanakan pemindahan arsip inaktif. Jadwal retensi arsip

(records retention schedule) adalah kesepakatan tertulis antara pencipta,

pengguna, dan manajer arsip dinamis untuk menyimpan atau

memusnahkan arsip. Pada dasarnya jadwal retensi arsip menetapkan

berapa lama setiap jenis arsip ingin digunakan sebagai referensi dalam

penyelesaian pekerjaan, berapa lama perlu disimpan untuk referensi inaktif

dan kapan arsip bisa dimusnahkan.

2. Formulir pemindahan arsip inaktif adalah termasuk dalam kategori

formulir intern. Ada beberapa alasan penting mengapa formulir

dipergunakan, di antaranya adalah untuk keseragaman dan pembakuan

kerja serta mempermudah penertiban prosedur dan tata kerja, termasuk

pemindahan arsip inaktif.

3. Sarana pemindahan arsip inaktif ini akan menggunakan bok arsip yang

menjadi standar instansi pada umumnya yaitu mengacu pada Surat

Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

2000 tentang Standar Bok Arsip.

4. Berita acara pemindahan arsip inaktif dibuat untuk bukti

per-tanggungjawaban secara sah tentang adanya pemindahan wewenang dan

tanggungjawab pengelolaan arsip inaktif dari pimpinan unit kerja ke

pimpinan pusat arsip.

5. Prosedur pemindahan arsip inaktif, tahapan kerja pemindahan arsip inaktif

dimulai dari penyeleksian arsip inaktif, pembuatan daftar arsip yang akan

(35)

serah terima arsip inaktif dari unit kerja ke Pusat Arsip dengan

penandatanganan berita acara pemindahan arsip inaktif.

6. Seleksi dilakukan di unit kerja/pengolah terhadap seluruh arsip yang

tersimpan di sentral file atau pusat penyimpanan arsip aktif. Tahap

kegiatan ini dilakukan untuk menentukan apakah arsip yang tersimpan di

sentral file ini ada yang sudah menjadi arsip inaktif. Untuk menentukan

arsip inaktif ini dilakukan berdasarkan jadwal retensi arsip instansi.

7. Daftar arsip atau formulir pemindahan arsip inaktif dapat didesain dengan

memperhatikan unsur-unsur keterangan yang secara substansi dibutuhkan

dan sesuai kondisi manajemen arsip dinamis instansi. Dalam kondisi

tertentu pemindahan arsip inaktif langsung menggunakan formulir

pemindahan (records transmittal). Sedangkan di Indonesia pada umumnya

pemindahan arsip disamping menggunakan formulir berupa daftar

pertelaan arsip juga dengan berita acara pemindahan.

8. Serah terima ini dilakukan dengan menandatangani berita Acara

Pemindahan Arsip Inaktif rangkap dua. Setelah penandatanganan Berita

Acara unit kerja dan Pusat Arsip masing-masing mendokumentasikan

Berita Acara Pemindahan Arsip Inaktif tersebut dan Daftar Pertelaan Arsip

yang terlampir (Massofa, 2009: 3)

2.2.11. Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip dapat dilaksanakan oleh unit pengolah dan atau unit

kearsipan.Pemusnahan arsip di unit pengolah dilak-sanakan terhadap arsip yang

hanya memiliki retensi aktif dan tidak memiliki retansi in`jtif dengan nasib akhir

mtsnah. (pada umumnya memiliji jangka simpan kurang dari 2

tahun).Pemusnahan arsip da unit kearsipan dilak-sanakan terhadap arsip yang

memiliki retensi `ktif dan inaktif dengan nas)b akhir musnah.

Menurut Sadarmayanti (0003* 103) ”Pemusnahan arsip adalah tindakan

atau kegiatan menghancerkan secara fisik arcip yang cudah berakhir fungsinya,

(36)

Dari pangertian tersebut dapaD dikatakan bahwa pemusnahan arsip adalah

kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghancurkan atau

menghilangkan arsip secara fisik sehingga tidak ada lagi arsip yang sudah tidak

memiliki fungsi.

2.3. Pelestarian Informasi

2.3.1. Pengertian Pelestarian Informasi

Pelestarian informasi ataupun pelestarian arsip dilakukan supaya informasi

yang terkandung didalam arsip dapat tersimpan dengan baik dan dapat

memperpanjang usia pendayagunaan informasi arsip tersebut untuk kepentingan-

kepentingan tertentu seperti: Ilmu pengetahuan, kepentingan sejarah/ budaya,

kepentingan administrasi, arsip juga perlu dilestarikan agar bisa menjadi kenangan

untuk kedepannya apabila suatu saat dapat diperlukan lagi.

Menurut Hazen sebagaimana dikutip oleh Gardjito (1991:91),

istilah pelestarian meliputi 3 ragam kegiatan, yaitu:

a. kegiatan-kegatan yang ditujukan untuk mengontrol lingkungan

perpustakaan agar dapat memenuhi syarat-syarat pelestarian bahan-bahan pustaka yang tersimpan di dalamnya;

b. berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk

memperpanjang umur bahan pustaka, misalnya dengan cara deasidifikasi, restorasi, atau penjilidan ulang; dan

c. seluruh kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengalihkan isi

informasi dari satu bentuk format atau matrik ke bentuk lain. Setiap kegiatan menurut kategori-kategori tersebut itu tentu saja masih dapat dikembangkan lagi ke dalam berbagai aktivitas lain yang lebih khusus dan rinci.

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa pengertian pelestarian

arsip merupakan tata cara pengelolaan informasi yang terkandung dalam arsip

yang didalamnya terdapat berbagai unsur kegiatan dari awal penciptaan sampai

dengan pelestariannya

Dalam The American Heritage Dictionary disebutkan bahwa preservasi

(37)

lainnya, menjaga agar tetap utuh dan menyiapkan sesuatu untuk melindungi dari

kehancuran.

Sedangkan pengertian pelestarian bahan pustaka berdasarkan International

of Federation Library Association (IFLA) dan ditetapkan sebagai pedoman

pelestarian oleh Perpustakaan Nasional Indonesia, mencakup 3 aspek, yaitu:

1. semua aspek usaha untuk melestarikan bahan-bahan, cara-cara untuk

pengelolaan, keuangan, sumberdaya manusia pelaksananya, metode, dan teknik-teknik penyimpanan bahan-bahan pustaka;

2. semua kebijakan dan kegiatan yang bersangkutan dengan pengawetan

atau konservasi, yaitu cara-cara khusus untuk melindungi bahan-bahan pustaka demi kelestarian bahan-bahan pustaka tersebut;

3. semua langkah untuk mempertimbangkan dan melaksanakan

pemugaran atau restorasi, yaitu cara-cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan-bahan pustaka yang rusak (Soedarsono, 1989) dan Sulistyo Basuki (1991)”..

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat di katakan bahwa kegiatan

pelestarian informasi atau preservasi adalah: bentuk kegiatan yang mendukung

adanya pencegahan kerusakan dari informasi tersebut sehingga dilakukan kegiatan

pelestarian arsip ataupun preservasi.

Untuk mencegah adanya kerusakan yang terjadi pada informasi khususnya

pada arsip maka perlu dilakukan pelestarian yang baik serta pelestarian tersebut

harus sesuai dengan jenis arsip nya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat tabel 1

(38)

Tabel 1: Syarat-Syarat Preservasi Yang Baik

Media

Kondisi Lingkungan

Temperatur Kelembaban Relatif Pencahayaan Debu Polusi

Faktor-f aktor Negat if pada plate

glass < 21 2

30–

50 5 50 * I dem I dem

Dokumen- dokumen Audio- visual

Dokumen- dokumen Audio- visual

Silinder 18 2 40 5

Pita m agnetik (audio

dan video) 18 2 30 5

(39)

2.3.2. Tujuan Pelestarian informasi

Pelestarian informasi merupakan salah satu hal penting bagi keberadaan

sebuah instansi baik pemerintahan maupun swasta. Keberadaan informasi yang

patut dilestarikan merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sinstansi

selain ruangan atau gedung, peralatan/perabot, tenaga, dan anggaran. Unsur-unsur

tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling mendukung untuk

terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik (Martoatmodjo, 1993:1).

Informasi dilestarikan memiliki tujuan- tujuan yang berbeda-beda sesuai

dengan informasi yang dibutuhkan atau sesuai dengan informasi yang diperoleh

seorang pengguna.

Menurut Damayani, (2007)Tujuan Pelestarian Informasi adalah :

1. Untuk meletarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dengan mengalihkan kebentuk media lain, dan

2. Untuk melestarikan bentukfisik asli koleki pustaka dan arsip sehingga dapat digunakan dalam bentuk seutuh mungkin.

Sedangkan menurut Ajick (2010:1) menyebutkan tujuan pelestarian informasi adalah :

1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen

2. Menyelamatkan fisik dokumen

3. Mengatasi kendala kekurangan ruangan

4. Mempercepat perolehan informasi

Dari pernyataan diatas dapat kita ketahui bahwa pelestarian informasi penting

dilakukan karena informasi yang terkandung dalam arsip itu harus disimpan dan

dilestarikan dengan baik untuk menyelamatkan informasi atau nilai-nilai sejarah

yang terkandung dalam arsip.

2.3.3. Pedoman pelestarian Arsip

Pedoman untuk pelestarian arsip diperlukan sebagai dasar hukum

penyelenggaraan pelestarian arsip. Sehingga dalam rencana pelestarian arsip ada

pedoman atau tata cara yang harus diikuti dalam pelestarian arsip

(40)

penyelenggaraan kegiatan organisasi yang berfungsi sebagai bukti akuntabilitas kinerja, alat bukti hukum dan memori organisasi. Oleh karena sifatnya yang sangat penting, arsip vital harus memperoleh perlindungan khusus terutama dari kemungkinan musnah, hilang atau rusak yang diakibatkan oleh bencana”.

Dari pernyataan diatas maka dapat kita ketahui bahwa untuk melestarikan

sebuah arsip diperlukan pedoman yang khusus ini bertujuan untuk melestarikan

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data obyektif, valid dan reliabel. Dalam penelitian diperlukan

metode yang sesuai untuk memecahkan suatu permasalahan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif deskriptif. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan

adanya kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan

pada latar alamiah.

Menurut Glaser dan Strauss dalam Pendit (2003:297), data kualitatif dapat

mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk teori tentang

hubungan antar manusia, yaitu kondisi, norma, penyimpangan, proses, pola dan

sistem sosial yang ada disebuah masyarakat, sesuai dengan apa yang selama ini

dialami dan dirasakan oleh orang-orang di masyarakat itu.

Bentuk penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang menekankan

pada sifat naturalisme, yaitu kenyataan yang muncul yang menjadi bahan kajian

penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Lokasi penelitian yang diteliti penulis berada di Stasiun TVRI yang

beralamat di Jl. Putri Hijau Medan. Sedangkan waktu pengambilan data dilakukan

pada bulan Juni s.d. Juli.

3.3. Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

(42)

Dalam penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap

mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk

memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi nara

sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting (Sutopo, 2002:50).

Informan penelitian ini adalah staf yang bertugas dibagian transkrips atau

bagian dokumentasi di Stasiun TVRI.

3.3.2. Analisa Data

Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada

orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa tahapan

yang perlu dilakukan yaitu:

1. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,

perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul

diluar dengan apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan

pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis

sebagai acuan dan pedoman. Pemilihan data yang relevan pada transkrip

wawancara dengan pokok pembicaraan. Dalam penelitian ini, analisis

dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil

wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh

informan.

2. Menguji asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data

Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji

data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali

berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga

dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan

(43)

dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara

konsep-konsepdan faktor-faktor yang ada.

3.3.3. Menulis Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, penulisan yang digunakan adalah presentase data

yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara

mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data yang diperoleh dari informan

yang dibaca berulang kali sehingga penulis mengerti benar permasalahnya,

kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan

pengalaman dari informan. Selanjutnya dilakukan interprestasi data secara

keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil

penelitian.

3.3.4. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan akhir merupakan keadaan yang belum jelas kemudian

meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat dari

proses analisis terhadap gejala yang ada atau dari beberapa permasalahan

didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang akhirnya terjadi sebuah

kesimpulan. Hal ini dimaksudkan apabila ada data baru kemudian akan merubah

kesimpulan sementara segera melakukan perbaikan melalui data yang diperoleh

selanjutnya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan:

1. Wawancara Mendalam (depth interview), wawancara adalah percakapan

yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak

yaitu pewawancara (interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviuwe) yang memberikan jawaban pertanyaan itu

(Moleong, 2002: 135). Maka untuk memperoleh data utama adalah melalui

(44)

relevan. Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan

mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai

permasalahan yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih

dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum

berada dilokasi penelitian. Wawancara mendalam dilakukan secara

langsung dengan seorang staf Stasiun TVRI Sumatera Utara bagian

pemberitaaan dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur.

2. Observasi, Arikunto (2002:146) mendefenisikan bahwa observasi adalah

”kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan

seluruh aspek indera”. Dari pengertian ini dapat diambil suatu pengertian

bahwa, observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan”. Dengan

cara peneliti melihat langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data

dan mengadakan pengamatan langsung Arsip Berita yang berada pada

stasiun TVRI Sumatera Utara.

3. Studi Dokumentasi, data yang diperlukan untuk mendukung penelitian

yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan

kepustakaan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan penulis, seperti

sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama

melakukan interpretasi data.

2. Data sekunder, adalah data yang mendukung data primer dan diperoleh

melalui studi kepustakaan seperti, buku, jurnal, dokumen lain yang

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Informan

Informan penelitian ini adalah Staf Bagian Transkrips atau Dokumentasi.

Yang memiliki latar belakang pendidikan SMA dan memiliki pengalaman bekerja

di TVRI selama 12 tahun. Awal masuk bekerja di Stasiun TVRI beliau di tempat

kan di Bidang Teknik tepatnya di Bagian VTR selama 6 tahun dan Bagian

Audioman selama 4 tahun. Setelah itu beliau dipindahkan ke Bidang Pemberitaan

tepatnya di Bagian Editor selama 1 tahun dan Bagian Transkripsi atau

Doksumentasi sampai sekarang.

4.2. Analisis Data 4.2.1. Penciptaan Arsip 4.2.1.1. Proses Kearsipan

Proses kearsipan merupakan melakukan fungsi-fungsi seluruh daur hidup

arsip yang mencakup proses penciptaan, sampai dengan pemusnahan arsip, dan

penyimpanan arsip secara permanen. Sama halnya dengan kegiatan yang

dilakukan oleh informan yang dalam hal ini bekerja pada bagian dokumentasi.

Menurut informan stasiun TVRI sudah memiliki proses pengelolaan arsip dengan

baik dan tak memiliki kendala, hal ini sesuai dengan pernyataan informan yaitu:

” Berita yang sedang disiarkan langsung direkam kedalam pita VHS lalu

disimpan lagi kedalam kaset CD dan setelah setahun berita nya dipindahkan kedalam kaset mini DV untuk dipilih kembali dan dijadikan berita kalaidoskop.”

Dari pernyataan informan tersebut dapat kita ketahui bahwa proses

pengelolaan arsip bagian berita distasiun TVRI mereka buat sesuai dengan

(46)

mereka tidak memiliki kendala karena sudah terbiasa melakukan hal tersebut. Dari

awal perekaman atau sama dengan penciptaan arsip di pita VHS dari berita yang

sudah disiarkan, dan setelah itu berita yang sudah direkam dipindahkan kedalam

bentuk CD, dan berita yang dikumpulkan selama setahuan dipilih untuk di buat

berita kalaidoskop dan ditayangkan di akhir tahun berita kalaidoskop disimpan di

kaset mini DV. Sama halnya menurut teori tentang penciptaan arsip dimana

didalamnya ada suatu proses sehingga arsip dapat tercipta.

4.2.2.Pemeliharaan Arsip

4.2.2.1. Peralatan dan Perlengkapan Arsip

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk menyimpan arsip

adalah berbeda-beda karena masih ada arsip yang dikelola secara manual dan ada

juga arsip yang dikelola sudah secara elektronik. Secara manual misalnya

Penggunaan map, Penggunaan filing cabinet, dan lain-lain. Begitu juga peralatan

arsip secara elektronik seperti: komputer, mikrofilm, dan lain-lain. Pada dasarnya

alat yang digunakan untuk menyimpan arsip haruslah nyaman dan sebisa mungkin

terjaga agar tidak mudah rusak. Dalam hal ini informan juga menyatakan bahwa

peralatan yang digunakan adalah pita VHS, CD dan mini DV, dan disusun ke

dalam lemari arsip. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan seperti:

”kami menggunakan alat seperti: pita VHS, CD dan mini DV...karena itu yang cocok untuk digunakan...”

Dari pernyataan informan tersebut dapat diketahui bahwa bagian berita

stasiun TVRI menggunakan alat pita VHS, CD dan mini DV untuk menyimpan

berita. Hal ini digunakan karena mereka menganggap bahwa alat tersebut cocok

karena sesuai dengan jenis arsip yang mereka ciptakan. Penulis juga menganggap

bahwa alat penyimpanan arsip sudah sesuai dengan arsip yang mereka ciptakan.

Arsip yang mereka ciptakan adalah arsip berupa dokumentasi elektronik bukan

berbentuk berkas-berkas sehingga menyimpan arsip dengan menggunakan alat

(47)

4.2.3. Penempatan Kearsipan 4.2.3.1.Tempat Penyimpanan Arsip

Secara teori tempat penyimpanan arsip dapat dikategorikan menjadi 2

bagian yang pertama disimpan pada bagian pusat dan yang kedua pada bagian

unit. Hal ini bertujuan untuk mempermudah didalam pencarian kembali. Arsip

yang disimpan di pusat suatu organisasi merupakan arsip yang nilai gunanya

sudah berkurang dan sudah jarang untuk digunakan lagi pada organisasi tersebut.

Arsip yang disimpan pada bagian unit adalah arsip yang disebarkan

penyimpanannya atau arsip yang disimpan di setiap bagian atau unit dalam suatu

organisasi. Arsip ini disebut juga arsip khusus. Tempat untuk menyimpan arsip

juga harus efektif dan nyaman untuk menjaga kondisi arsip supaya tidak mudah

rusak dan terjaga.

Dalam hal ini informan menyatakan bahwa Stasiun TVRI memiliki tempat

penyimpanan arsip pada setiap masing-masing unit. Karena arsip yang disimpan

pada bagian pemberitaan berbeda dengan arsip pada bagian penyiaran dan bagian

lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:

“…iya ada..”

“..disini kami memiliki penyimpana arsip sendiri-sendiri…ya seperti arsip yang kami simpan tidak gabung dengan arsip di penyiaran..mereka sudah memiliki lemari tempat penyimpanan sendiri…lebih bagus malah dan disusun rapi tidak seperti punya kami…...”

“dan semua ini disimpan di lemari arsip dan di ruangan yang ber AC agar kelembapan nya dapat terjaga sehingga tidak mudah rusak.”

Dari pernyataan informan tersebut dapat di ketahui bahwa arsip pada

stasiun TVRI memiliki tempat penyimpanan yang tersendiri di masing-masing

unit. Sama halnya di bagian pemberitaan Stasiun TVRI yang memiliki tempat

penyimpanan tersendiri. Karena tingkat kegunaan dari arsip masing-masing unit

berbeda-beda sehingga harus disimpan di masing-masing unit agar mempermudah

(48)

di dalam lemari arsip yang berada diruangan yang memiliki AC serta sistem

penyusunan arsip berdasarkan tanggal berita tersebut disiarkan. Didalam pita VHS

tersimpan 3-4 berita karena pita VHS memiliki durasi 3 jam dan dalam sehari

pemberitaa di Stasiun TVRI menyiarkan berita selama 30-60 menit.

Dalam hal ini pada bagian pemberitaan Stasiun TVRI belum memiliki

tempat penyimpanan arsip yang baik karena tidak mengikuti preservasi yang baik

dalam menjaga arsip agar tidak mudah rusak walaupun informan menganggap

cara yang mereka lakukan dalam menjaga arsip tidak mudah rusak sudah benar.

4.2.3.2. Pengkodean Arsip

Biasanya didalam mengklasifikasi suatu arsip diberikan kode agar dapat

membedakanya dengan arsip yang lain. Dan biasanya setiap instansi ataupun

organisasi yang memiliki manajemen arsip yang baik sudah menggunakan

pengkodean dalam membedakan arsip agar mudah apabila ingin dicari kembali.

Ataupun kode arsip dapat dibedakan berdasarkan jenis arsip yang disimpan.

Informan juga menyatakan bahwa bagian berita di Stasiun TVRI juga memiliki

kode arsip tapi tidak memiliki kriteria khusus. Seperti yang diungkapkan informan

dibawah ini:

”kami tidak memiliki kriteria khusus didalam memberi pengkodean arsip..”

”kami hanya memberi kode arsip sesuai dengan tanggal penyiaran berita...seperti misalnya berita yang ditayangkan pada tanggal 1-4 maret tahun 2010 maka kami akan memberi kode nya 01s/d04 03 010..”

Maka dari pernyataan informan tersebut dapat kita ketahui bahwa stasiun

pemberitaa di Stasiun TVRI tidak memiki kriteria khusus untuk membuat kode

dalam pengarsipan. Mereka memberi kode hanya dari tanggal yang sesuai dengan

tanggal penyiaran berita. Dan biasanya mereka menyimpan ataupun memberi

Gambar

Gambar 1: Daur Hidup Arsip (sumber: Diamond, 1983)
Tabel 1: Syarat-Syarat Preservasi Yang Baik
Gambar 2: Alur Penciptaan Arsip
Gambar 3: Alur Penyimpanan Arsip
+2

Referensi

Dokumen terkait