• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penyuntingan Naskah dan Pencantuman Sitasi Bibliografis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Penyuntingan Naskah Dan Pencantuman Sitasi

Bibliografis

Oleh: A. Ridwan Siregar Departemen Ilmu Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara

Makalah disampaikan pada

PELATIHAN PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS

(2)

PENYUNTINGAN NASKAH DAN PENCANTUMAN SITASI BIBLIOGRAFIS

A. Ridwan Siregar

Departemen Ilmu Perpustakaan, Universitas Sumatera Utara ridwan@usu.ac.id

1. Penyuntingan Naskah

Penyuntingan naskah (manuskrip) dan pencantuman sitasi bibiliografis adalah bagian dari proses

penulisan suatu karya. Penyuntingan naskah adalah proses pemilihan dan penyiapan bahasa, citra,

suara, video, atau film melalui proses koreksi, kondensasi, pengorganisasian, dan modifikasi lainnya

dalam bentuk berbagai media. Seseorang yang melakukan penyuntingan disebut penyunting atau

editor. Proses penyuntingan berawal dari ide karya itu sendiri dan dilanjutkan dalam hubungan antara

pengarang dengan penyunting. Oleh karena itu, penyuntingan merupakan suatu kegiatan yang

melibatkan keterampilan kreatif, hubungan manusia, dan serangkaian metode yang sesuai.

Kegiatan penyuntingan bertujuan untuk memastikan bahwa sebuah buku teks yang ditulis

memiliki struktur yang logis, transparan, dan akrab pengguna (user friendly); suatu karya yang jelas,

ringkas dan konsisten; dan memfasilitasi akses langsung terhadap informasi. Sebuah buku teks dengan

asesmen sendiri (self assessment) dapat terdiri dari daftar isi, kata pengantar, bab tentang desain dan

tujuan, dilanjutkan dengan metode asesmen, asesmen, pelaporan, survei, dan daftar sumber rujukan.

Penyuntingan tidak sama dengan pengoreksian kesalahan (proofread). Pengoreksian kesalahan

adalah kegiatan memeriksa secara dekat suatu karya berkaitan dengan kesalahan ejaan, tanda baca, dan

tipografi. Adakalanya kegiatan ini juga bertujuan untuk memastikan suatu karya mudah dibaca sehingga

mencakup kegiatan memeriksa kata kerja, tata bahasa, fragmen kalimat, pilihan kata, dan sebagainya.

Kegiatan penyuntingan dapat dibagi ke dalam dua tahapan. Pertama, penyunting berkonsentrasi

pada alur logis, organisasi, struktur, transisi, frasa ganda, konsistensi retorika, tingkat pilihan kata,

kosakata terdaftar, irama, dan ungkapan atau gaya bahasa sehari-hari. Kedua, penyunting lebih fokus

pada konsistensi, tema, gaya, keringkasan, ketepatan nada dan sasaran audiens atau pembaca. Kegiatan

ini juga termasuk mengevaluasi gaya sitasi untuk memastikannya sesuai dengan persyaratan gaya sitasi

tertentu yang dipilih.

Dalam dunia penulisan, seringkali penulis merasa bahwa mereka telah menyelesaikan karyanya

ketika selesai mengetik penutup, dan selanjutnya mengirimkan naskah tersebut kepada penyunting.

Tetapi kemudian mereka menyadari dan melihat sejumlah kesalahan seperti pada judul atau topik, kata

(3)

kesalahan selalu saja terjadi. Namun demikian, penulis harus memastikan bahwa tulisannya bebas dari

kesalahan dan dapat dibaca semudah mungkin.

Ammann (2007) memberikan tujuh saran bagi penulis professional dan nonprofessional, yang

disadur seperti berikut ini.

Tulis pertama, edit kemudian. Meskipun beberapa penulis dapat melakukan pekerjaan menyunting sambil menulis, tetapi kebanyakan penulis lebih kreatif dan efektif jika mereka membiarkan

gagasan atau pemikiran mereka mengalir lebih dahulu sebelum mereka mencoba untuk menyuntingnya.

Istirahat. Setelah bercokol dengan teks selama berjam-jam, kita cenderung kehilangan perspektif. Kadang kita mengira bahwa kita sedang meyunting padahal kita sedang membaca apa yang

kita maksudkan. Jika berhenti sementara, kita akan kembali dengan mata yang segar dan pandangan

yang segar dan selanjutnya dapat melakukan penyuntingan dengan lebih baik.

Sunting bertahap. Berapa banyak tahapan yang diperlukan tergantung pada panjang, tingkat kompleksitas, dan pentingnya suatu dokumen. Untuk naskah sebuah buku, kita perlu membaca seluruh

dokumen lebih dahulu. Kemudian, mungkin merasa perlu untuk memindahkan bagian tertentu,

menambah atau menghapus materi. Setelah kita puas, lihat lagi dokumen secara keseluruhan sesering

yang diperlukan. Penyuntingan konten meliputi struktur kalimat, pilihan kata, dan kejelasan. Kemudian

mengoreksi tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. Jika menggunakan fitur pengecekan ejaan dan

pengecekan tata bahasa yang terdapat dalam program pengolah kata, sebaiknya tidak bergantung pada

rekomendasi yang ditawarkan. Program tahu aturan tetapi tidak tahu konteks, sehingga kita bisa salah

mengubah kata yang tepat ke yang salah.

Perhatikan hewan peliharaan sendiri. Banyak penulis menggunakan kata-kata tertentu berulang-ulang dan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Oleh karena itu, identifikasi

kebiasaan buruk tersebut dan pastikan telah melakukan koreksi terhadap hal-hal seperti itu.

Ulangi proses penyuntingan, penataan karya, dan sunting kembali sesering diperlukan. Hal ini mungkin tidak perlu untuk dokumen pendek, tetapi diperlukan puluhan kali dalam peyuntingan sebuah

naskah buku yang panjang. Kita dapat mengkobinasikan penyuntingan di layar dengan penyuntingan

cetak, tetapi kesalahan lebih sering terlihat pada kertas dari pada layar monitor.

Baca karya dengan nyaring. Bila kita berpikir karya yang kita tulis sudah sempurna, cobalah membacanya dengan kuat-kuat. Ada kemungkinan kita akan tersandung pada sebuah kalimat yang pada

cetakan atau layar kelihatannya bagus, tetapi ternyata janggal atau bahkan membingungkan.

(4)

yang memiliki keahlian dalam bidang yang sama adalah yang terbaik untuk memastikan bahwa semua

informasi yang kita sampaikan adalah akurat. Seorang penyunting profesional dapat membantu perihal

yang berkaitan dengan tata bahasa dan konten. Semakin banyak mata dan perspektif yang kita peroleh

untuk sebuah karya, maka semakin besar kemungkinan karya tersebut akan menjadi yang terbaik.

Apa yang diuraikan di atas kelihatannya seperti menjadikan banyak pekerjaan. Memang

demikian, tetapi jika kita tidak menyunting dan menyunting lagi tulisan kita, maka gagasan brilian yang

kita ungkapkan tidak akan memiliki dampak yang kita inginkan bagi pembaca. Menulis naskah pertama

hanya merupakan langkah pertama, menyunting karya berarti menyelesaikan pekerjaan.

Pamusuk Eneste (2005) menyebutkan bahwa ada beberapa syarat untuk menjadi seorang

penyunting, yaitu: (1) menguasai ejaan, (2) menguasai tatabahasa, (3) bersahabat dengan kamus, (4)

memiliki kepekaan bahasa, (5) memiliki pengetahuan luas, (6) memiliki ketelitian dan kesabaran, (7)

memiliki kepekaan terhadap SARA dan pornografi, (8) memiliki keluwesan, (9) memiliki kemampuan

menulis, (10) menguasai bidang tertentu, (11) menguasai bahasa asing, dan (12) memahami kode etik

penyuntingan naskah.

Selanjutnya disebutkan bahwa kode etik penyuntingan naskah antara lain: (1) Editor wajib

mencari informasi mengenai penulis naskah, (2) Editor bukanlah penulis naskah, (3) Wajib menghormati

gaya penulis naskah, (4) Wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya,

(5) Wajib mengkonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah, dan (6) Tidak boleh

menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah ditulisnya.

2. Pencantuman Sitasi Bibliografis

Pencantuman sitasi bibliografis dengan cara yang benar dan konsisten sesuai dengan salah satu

standar gaya sitasi (citation style) merupakan keharusan dalam tradisi akademik. Pencantuman sitasi

dengan benar dapat mencegah penulis dari kemungkinan terjadinya plagiat. Suatu karya tulis yang tidak

mengikuti salah satu standar dapat merendahkan nilai akademik karya tersebut. Setiap kelompok

disiplin ilmu menggunakan gaya sitasi yang lazim digunakan dalam komunitasnya. Tulisan ini hanya

merupakan petunjuk awal ke arah pemahaman yang lebih baik tentang gaya sitasi. Oleh karena itu,

setiap orang dianjurkan untuk mempelajari lebih jauh tentang suatu standar yang akan digunakannya.

Panduan suatu standar gaya sitasi yang lengkap dapat diperoleh dalam bentuk cetak atau dalam bentuk

elektronik.

Sitasi (citation) adalah rujukan terhadap suatu buku, artikel, halaman web, atau publikasi lain

(5)

acuan, atau references) biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu

artikel jurnal atau makalah. Entri rujukan disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara

alpabetis. Sementara daftar pustaka (daftar kepustakaan, bibliografi, atau bibliography) terdapat pada

akhir suatu buku atau jenis monograf lainnya. Entri disusun secara alpabetis (A–Z). Jika pengarang yang

sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri didaftar secara kronologis berdasarkan tahun

publikasi. Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang sama,

tambahkan huruf kecil a, b, c, dan seterusnya setelah tahun penerbitan, seperti: 2007a, 2007b, 2007c.

Standar Gaya Sitasi

Ada sejumlah standar gaya sitasi yang dapat dipilih untuk digunakan dalam suatu penulisan

karya. Setiap standar tersebut dikembangkan dan dipelihara secara berkelanjutan oleh suatu asosiasi

atau institusi. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Chicago style,semua bidang.

Turabian style, semua bidang.

MLA (Modern Language Association), kesusasteraan, seni, dan humaniora.

APA (American Psychological Association), psikologi, pendidikan dan ilmu-ilmu sosial.

AMA (American Medical Association) kedokteran, kesehatan dan biologi.

NLM (National Library of Medicine).

ACS (American Chemical Society).

APSA (American Political Science Association), politik.

CBE (Council of Biology Editors).

IEEE Style.

ASA (American Sociological Association).

Columbia style.

MHRA (Modern Humanities Research Association).

Perbandingan Berbagai Gaya Sitasi

Sebagai perbandingan, berikut ini disajikan beberapa contoh cantuman bibliografis yang dibuat

berdasarkan beberapa standar gaya sitasi. Perhatikan dengan seksama perbedaan entri antara suatu gaya

(6)

Cantuman untuk buku (monograf) Chicago

Okuda, Michael, and Denise Okuda. 1993. Star Trek chronology: The history of the

future. New York: Pocket Books.

Turabian

Okuda, Michael, and Denise Okuda. Star Trek chronology: The history of the future.

New York: Pocket Books. 1993.

MLA

Okuda, Michael, and Denise Okuda. Star Trek Chronology: The History of the Future.

New York: Pocket, 1993.

APA

Okuda, M., & Okuda, D. (1993). Star Trek chronology: The historyof the future. New

York: Pocket Books.

AMA

Okuda M, Okuda D. Star Trek Chronology: The History of the Future. New York: Pocket

Books; 1993.

NLM

Okuda M, Okuda D. Star Trek chronology: The history of the future. New York: Pocket

Books;1993.

Cantuman untuk artikel jurnal (serial) Chicago

Wilcox, Rhonda V. 1991. Shifting roles and synthetic women in Star Trek: The Next

Generation. Studies in Popular Culture 13(2): 53-65.

Turabian

Wilcox, Rhonda V. "Shifting Roles and Synthetic Women in Star Trek: The Next

Generation." Studies in Popular Culture 13 (April 1991):53-65.

MLA

Wilcox, Rhonda V. "Shifting Roles and Synthetic Women in Star Trek: The Next

Generation." Studies in Popular Culture 13.2 (1991): 53-65.

(7)

Wilcox, R. V. (1991). Shifting roles and synthetic women in Star Trek: The Next Generation.

Studies in Popular Culture, 13(2), 53-65.

AMA

Wilcox RV. Shifting roles and synthetic women in Star Trek: The Next Generation.

Stud Pop Culture. 1991;13:53-65.

NLM

Wilcox RV. Shifting Roles and Synthetic Women in Star Trek: The Next Generation.

Stud Pop Culture 1991 13(2):53-65.

Cantuman untuk situs web Chicago

Lynch, Tim. 1996. Review of DS9 trials and tribble-ations. Psi Phi: Bradley's Science

Fiction Club. http://www.bradley.edu/campusorg/psiphi/DS9/ep/503r.html

(accessed October 8, 1997).

Turabian

Lynch Tim. DSN Trials and tribble-ations review. 1996. Available from Psi Phi: Bradley's

Science Fiction Club. Http://www.bradley.edu/campusorg/psiphi/DS9/ep/

503r.htm. Accessed 8 October, 1997.

MLA

Lynch, Tim. "DSN Trials and Tribble-ations Review." Psi Phi: Bradley's Science Fiction

Club. 1996. Bradley University. 8 Oct. 1997.

<http://www.bradley.edu/campusorg/psiphi/ DS9/ep/503r.html>.

APA

Lynch, T. (1996). DS9 trials and tribble-ations review. Retrieved October 8, 1997, from

Psi Phi: Bradley's Science Fiction Club.

Website: http://www.bradley.edu/campusorg/psiphi/DS9/ep/503r.html.

AMA

Lynch T. DSN Trials and tribble-ations review. Psi Phi:Bradley's Science Fiction

Club Website. 1996. Available at: http://www.bradley.edu/campusorg/psiphi/

(8)

Pencantuman Sumber Rujukan dalam Teks Sistem nama dan tahun (Harvard System)

Hasil studi yang dilakukan oleh Ha aii’s O ea Ma al I stitute menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal (Calvez, 2004: 41).

atau:

Menurut Leigh Calvez (2004: 41), studi yang dilakukan oleh Ha aii’s O ea Ma al I stitute menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal.

Sistem urutan (citation order system)

Hasil studi yang dilakukan oleh Ha aii’s O ea Ma al I stitute menunjukkan bahwa ikan hiu

terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal1.

atau:

Menurut Leigh Calvez1, studi yang dilakukan oleh Ha aii’s O ea Ma al I stitute menunjukkan bahwa ikan hiu terpengaruh oleh kebisingan mesin kapal.

Pencantuman Pengarang Pengarang tunggal

Nama pengarang harus dicantumkan seperti yang terdapat pada halaman judul.

Contoh:

Martin, Emily (1992). The woman in the body: A cultural analysis of reproduction. Boston: Beacon Press.

Pengarang lebih dari satu

Nama-nama pengarang dan urutannya dicantumkan seperti yang terdapat pada halaman judul

(tidak selalu alpabetis).

Contoh:

Cott, Nancy R., and Elizabeth H. Pleck, eds. (1979). A heritage of her own: Toward a

new social history of American women. New York: Simon and Schuster.

Pengarang korporasi

Nama korporasi harus dicantumkan dengan lengkap. Jika nama korporasi dan penerbit sama,

tetap harus dicantumkan, baik pada posisi pengarang maupun pada posisi penerbit.

Contoh:

Alan Guttmacher Institute (1988). State legislative record: 1988 fertility-related bills and

(9)

Kumpulan tulisan

Nama editor harus dicantumkan seperti terdapat pada halaman judul. Setelah nama editor,

cantumkan tanda koma dan diikuti "ed." jika satu editor, atau "eds." jika lebih dari satu editor.

Contoh:

Rosser, Sue V., ed. (1986). Teaching science and health from a feminist perspective.

New York: Pergamon.

Jika merujuk pada satu artikel yang terdapat dalam suatu kumpulan tulisan, maka entri

bibliografi dimulai dengan nama pengarang artikel yang dirujuk. Nama editor ditulis setelah judul karya,

didahului dengan "Ed." atau "Eds."

Contoh:

Fee, Elizabeth (1982). "Women and health care: A comparison of theories." Women and

health: The politics of sex in medicine. Ed. Elizabeth Fee. Farmingdale, N.Y.:

Baywood Publishing Company. 17-34.

Karya terjemahan

Nama pengarang harus dicantumkan pada entri. Nama penerjemah dicantumkan setelah judul,

dimulai dengan "Trans.". Jika penerjemah merangkap editor, maka "Trans." dan "Ed." Jika keduanya

berbeda, maka cantumkan "Trans." diikuti nama penerjemah dan kemudian cantumkan "Ed." diikuti

nama editor.

Contoh:

Keesing, Roger M. (1992). Antropologi budaya: Suatu perspektif kontemporer. Trans.

Samuel Gunawan. Jakarta: Erlangga.

Jika merujuk pada komentar atau karya penerjemah secara khusus, maka nama penerjemah

dicantumkan pertama, diikuti koma, "trans.", dan satu tanda titik. Nama pengarang (susunan normal)

didahului dengan "By" dicantumkan setelah judul.

Contoh:

Nice, Richard, trans. (1977). Outline of a theory of practice. By Pierre Bourdieu.

Cambridge: Cambridge University Press.

Darmawan, Iyan, trans. (1985). Harper’s re ie of io he istry. By David W. Martin. Jakarta: EGC.

Tanpa pengarang

Jika suatu karya, pengarangnya tidak dapat diidentifikasi, maka judul karya dalam dua tanda petik

(10)

Contoh:

"Come Away, Come, Sweet Love!" (1979). The norton anthology of English literature. ed.

M. H. Abrams. 4th ed. Vol. 1. New York: W.W. Norton. 2 vols.

Pencantuman Entri Entri buku

Suatu entri rujukan yang khas untuk buku terdiri dari tiga bagian: pengarang, judul dan informasi

penerbitan (tempat terbit, penerbit dan tahun terbit). Setiap bagian entri diikuti dengan satu tanda titik

dan satu spasi.

Contoh:

Geertz, Clifford (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.

Buku cetak dan terbit ulang

Sebuah buku cetak atau terbit ulang adalah buku yang pernah diterbitkan dalam bentuk yang

berbeda dan adakalanya oleh penerbit yang berbeda. Gunakan format cantuman standar untuk buku.

Sisipkan tahun terbit buku asli sebelum menuliskan informasi terbitan terbaru.

Contoh:

Gibbon, Lewis Grassic (1988). Sunset song. 1932. Intro. Tom Crawford. Edinburgh:

Canongate Classics.

Buku edisi khusus

Suatu edisi yang merujuk pada karya yang dipersiapkan oleh editor atau orang lain kecuali

pengarang, nama editor dicantumkan setelah judul buku.

Contoh:

Yeats, W. B. (1989). The collected poems of W. B. Yeats. Ed. Richard J. Finneran. New

York: Macmillan.

Karya multivolume

Jika menggunakan lebih dari satu volume dari karya multivolume, tuliskan jumlah total volume

pada entri bibliografi dengan cara mencantumkan angka dan "vols." setelah judul dan sebelum informasi

penerbitan. Kemudian pada tulisan, buatlah rujukan terhadap volume dan nomor halaman tertentu.

Contoh:

Lucas, Robert E., Jr. and Thomas J. Sargent, eds. (1981). Rational expectations and

(11)

Buku dalam satu seri

Jika suatu buku merupakan bagian dari terbitan berseri, cantumkan nama seri dan nomor seri

buku tersebut di antara judul dan informasi terbitan.

Contoh:

Shilstone, Frederick W. (1991). Approaches to teaching Byro ’s poetry. Approaches to teaching world literature 36. New York: MLA.

Bab buku

Setelah nama pengarang, tuliskan judul bab (diapit tanda dua petik), dilanjutkan dengan judul

buku dan informasi bibliografis lainnya.

Contoh:

Jones, James (1986). "A e i a e o o y efo e the Civil Wa .” American history. New

Haven: Yale University Press.

Artikel ensiklopedi

Jika pada artikel tertera jelas nama pengarang, tuliskan nama pengarang terlebih dahulu. Jika

nama pengarang tidak jelas, tuliskan judul artikel terlebih dahulu.

Contoh:

Garvey, Lawrence (1982) ed. "El Paso, Illinois." Encyclopedia Americana.

"Refrigeration." (1989). The new illustrated science and invention encyclopedia. Ed. Donald

Clarke. 28 vols. Westport: H. S. Stuttman.

Entri jurnal

Entri terbitan berkala

Terbitan berkala terbagi atas dua kategori umum yaitu jurnal akademik dan majalah/surat

kabar. Jika jurnal merupakan bagian dari suatu seri, nomor/nama seri dicantumkan sebelum nomor

volume. Jika jurnal hanya menggunakan nomor penerbitan, nomor tersebut menggantikan nomor

volume.

Contoh:

Cooksey, Elizabeth C. (1997). "Conse ue es of you g othe s‘ a ital histo ies fo

(12)

Artikel jurnal halaman berlanjut

Jurnal dengan halaman berlanjut, dimana semua penerbitan pada satu volume memiliki nomor

halaman yang tidak terputus dari penerbitan pertama, kedua, dan seterusnya. Untuk jurnal jenis ini,

nomor penerbitan tidak perlu dituliskan, tahun saja sudah cukup, tanpa tanggal yang lengkap.

Contoh:

Gardner, Eric (1993). "This attempt of their sister': Harriet Wilson's our nig from printer to readers." New

England Quarterly 66: 226-46.

Entri Lain Situs web

Cantumkan nama pengarang (jika ada); judul lengkap dokumen yang diapit tanda dua petik;

judul lengkap karya jika mungkin dengan huruf miring; tanggal publikasi atau tanggal revisi terakhir (jika

ada); alamat http lengkap diapit tanda kurung siku; dan tanggal kunjungan ke situs dalam tanda kurung.

Contoh:

Burka, Lauren P. (1993). "A Hypertext history of multi-user dimensions." MUD history.

<http://www.ccs.neu.edu/home/1pb/mud-history.html> (5/12/1994).

Wawancara

Mulailah dengan mencantumkan nama orang yang diwawancarai. Nama akhir lebih dahulu,

kemudian tuliskan "Personal interview", diikuti oleh tanggal wawancara.

Contoh:

Nelson, Cary. (1987). Personal interview. 15 Sept. 1987. Villalobos, Joaquin. 1992.

Interview. Mother Jones July 1992: 8-10.

Disertasi yang tidak diterbitkan

Mulailah dengan mencantumkan nama pengarang, kemudian judul disertasi diapit tanda dua

petik, dan singkatan "Diss.", nama lembaga.

Contoh:

Johnstone, Sue (1993). "Feminism and pornography: Policing the boundary between art and popular

culture." Dissertation. Rutgers University.

Rujukan

Ammann, Lillie (2007). Seven editing tips for propfessional and nonprofessional writers.

(13)

Eneste, Pamusuk (2005). Buku pintar penyuntingan naskah, ed. ke-2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2005.

Sumber Gaya Sitasi:

AMA: http//www.liu.edu/cwis/cwp/library/workshop/citama.htm

APA: http//www.liu.edu/cwis/cwp/library/workshop/citapa.htm

APSA: http//library.stmarytx.edu/acadlib/subject/misc/eldoapsa.htm

Chicago: http//www.liu.edu/cwis/cwp/library/workshop/citchi.htm

MLA: http//www.liu.edu/cwis/cwp/library/workshop/citmla.htm

NLM: http//www.kelcom.igs.net/-nhodgins/nlm_style_guide.html

Referensi

Dokumen terkait

Media cetak adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat dalam bentuk cetak.. Peneliti memilih

Menurut KUHP, yaitu : Dalam hal menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan suatu karya jurnalistik di muka umum melalui media cetak atau elektronik, baik berupa

Kelas IV,  Semester  2  Standar Kompetensi  Kompetensi Dasar  Energi dan Perubahannya    7.  Memahami gaya  dapat  mengubah  gerak dan/atau  bentuk suatu benda 

Q\DWD ´ 3HUDVDDQ LQIHURULWDV EHU sumber pada rasa tidak lengkap atau tidak sempurna dalam setiap bidang kehidupan sehingga gaya hidup itu merupakan suatu bentuk

Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Term itu adalah suatu kata atau suatu kumpulan kata yang

industri media cetak mengembangkan diri dengan membuat portal berita online, atau koran elektronik dalam bentuk pdf, atau aplikasi lain untuk menyesuaikan diri dengan

Berdasarkan uraian tentang bladbadan di atas, dapat diperoleh suatu pengertian bahwa bladbadan adalah suatu bentuk kias berupa kalimat atau untaian kalimat tidak lengkap yang

Media promosi perancangan yang dipilih penulis untuk buku panduan pramuka ini adalah media cetak dalam bentuk buku memiliki gaya visual yang modernHanif MZ 2018 Maka penulis akan