HUBUNGAN
ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGASSIKAP PETANl
TEKHAUAYSUTPA i SISTEM
USAi-iA .I 1BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGKIBl SNIS (Kasus 2 ~ e l o r n ~ o k ~ a n i pada Sebuah Desa di
Kecamatarm Ciranjang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
OLEH
:KhPAZY
AlvNPROGRAM
PASCASARJANAK I M Y A\TY - 2002. I-lubur~gm antam Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap SUTr'A4 ; Siste~n Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2
Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecarnatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Pro\-insi Jawa Barat). Dibimbing oieh NURMALA K. PAIWJAITAN. SARWITITI. dan GARDJITO.
Penelitian ini bertujuan untuk I ) mempelajari jariilgan komunikasi petani padi sau-ah. 2) merrpelajari karakteti~tik informasi teknologi SUTPA, 3) mempelajari sikap p e m i terhadap teknologi SUTPA, dan 4 ) mempelajari hubungan antara jaringall
komunikasi. kankierisiik infom,asi teknologi SUTPA, dm. sikap petani terhadap teknologi tersebut.
Pengambilan sampel dilakukan dengan meiode purposif terhadap kelnmpok
tani yang mensrapkan teknologi SUTPA. Data primer dikumpulkan melalui metode sunreyt sosiornszi dan wawancara mendalam. Metode survey dilakukan dengan b a n w ~ kursic~er terhadap 90 orang petmi responden, dan metode sosiometri untuk andisis jailngm koiniiikasi. sedaqgkan wawancara mendalam digunakan untuk pengumpuIan data secara kualitatif Hubungan antar peubah dianalisis dengan uji
statistik koefisien korelasi .
.
Rank Spearman dan uji Regresi Linear Berganda.f-IasLsi! pcnelitlm r n e n n ~ j u k k ? ~ hahwa; 1) struktur jaringan komunikasi didominasi bentuk roda dan jaringan informasi yang terjadi melalui komunikasi 2 (dua) tahap, 2) sikap petani terhadap teknologi SUTPA kurang mendukung, 3) terdapat
korelasi yang nyata antara jaringan komunikasi (seperti saluran komunikasi, deajat koneksi, dan derajat integrasi) dengan sifat informasi mengenai teknologi SUTPA. sedangkan derajat diversitas tidak berkorelasi nyata dengan sifat informasi tersebut. Saluran komunikasi, derajat koneksi, derajat integrasi, dan derajat diversitas berkorelasi n?ata dengan intensitas informasi, 4) terdapat korelasi nyata
SURAT
PERhYATAANDengan ini saya rnenyatakan bahwa tesis yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN SIKAP PE'I'AY 1
TERHADAP SUTPA 1 SISTEM USAHA TAN1 BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGaBISNIS (Kasus 2 Kelompok Tani
pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)
add& benar r n e r ~ p a k ~ karya sendiri dan belum pemah dipablikasikan. Semw sumber dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya
HUBUNGAN ANTARA
JAIPIWGANKOMUNIKASI DENGAN
SIKAP PETANI TERHADAP SUTPA
1SISTEM USAHA TAN1
BERBASIS PAD1 BERORIENTASI AGRIBISNIS
(Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di
Kecamatan Ciranjrng Kabupaten Cianjur
Yrovinsi Jawa Barat)
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pda
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM
P . . 4 S C R S a m AINS'S'lTUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Hubungan antara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani terhadap SUTPA 1 Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis (Kasus 2 Kelompok Tani pada Sebuah Desa di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat
Nama : Khazy Anty
NRP : 99500
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP)
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
Dr. Nurmala K. Pandiaitan, MS. DEA Ketua
'g
Gardiito, MSc Mengetahui,2. Ketua Program Studi Komunikasi 3. Direktur Program Pascasarjana Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan
Puji dan s j l u k x pnulis panjatkan
ke
hadirat Tuhan Yang Maha Kuaw, karrrna ?&at rahmat dan karunia-Nya, pendisan tesis ini &pat diselesaikan. Tema yang iiipilih dalam penelitian ini adalah jaringan komunikasi, dengan judd 'Wubunganmtara Jaringan Komunikasi dengan Sikap Petani kl* SUTPNSistem Usaha Tani
Berbasis Padi Berorientasi Agribisnis: (Kasus 2 Kelompok Tani p d a Sebuah Desa di
Kecamatm Ciranjang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat".
Tesis
ini
terwujud berkat bantuandari
berbagai pihak. Oleh sebb itu, pdakesempatan ini penulis mengucqkan terima kasih yang tuIus kepada ibu
Dr.
NumaalaK.
Pandjaitan,MS,
DEA., seIaku Ketua Komisi Pembimbhg, ibuIr. Samititi S,
MS..
d m BapakFr.
Gardiito, MSc selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang tehh h y a k mencurahkan waktu, sumbangan pemkhn, pen& pehaiian clank e s a k dahm membimbing d m mengadkan penulis guna penyelesaian tesis hi. Ucapan terima kasih disampikm k e p h Bapak Dr.k Djuara P. Lubis, ha., yang klah bedrema sebagai Penguji Luar Komisi.
T
&
kasih juga ditjuLaa kepadeR e h r Univecsitas Andalas dan D i d Politeknik Perbnian Universitas Andalas yang telah memimi izin dm kesempatan kepada penuIis untuk melanjutkan pendidhn pa& Program Pascasarjana lnstiM Pertmian Bogor,
dan
kepada pihak pengeiola dana h i s w a BPPs yang telah membiayai penulis selama mengihiti per,didikm di IPB, serb ~ k a n rnahasiswa Kf4P pada umurnnya dan Angkatan 1999Terima kasih in i juga penulis sampaikan kepada ytc. Ayahanda Chizir Achmd
.-
(:I.
lm
:I- Ibunda Yunibar Jusuc keluarga Kakanda Chazbandi (Alm), Chaibuardi BA.,cao hi:tuarga kedua adik tersayang Yenni dan
E11y
Zabet serta kedua mertua Syafei Phrr {,";lrn) dm Raihanah Abbas (AIrnh) yang telahbanyak
memberikan domngan semid;i;i~:~:,! ,., do'a atas kesuksesan dan keselamatan penulis. Orang yang lebih berhak rceneaima penghargaab atas karya semua ini addah
Dta
NettiYulkqi,
Msi. buah hati tercinta penulis.SYK a:) tethadap SUTPA
. . .
...
IIuhrtngan an-m reuoan
...
KESIILTFULAN
DAN
SARANKesimpdan
...
Sarai?...
i J
FTAR GAMBAU2. Skema kerangka pemiki~wr : i-Iubungan antam Jaringan Komunikasi Dengan Sikap Petani Te; haC.ip SUTPA / Sistem Usaha Tani Behasis
...
...
2
.
Kuesioner penelitian 127PENDAHULUAN
Fzmbangunan pertanian, khususnya sub-sektor pertanian tanaman pangan
mei.lttmt Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, bertujuan untuk me-
ningkatkan pmduksi pangan secara tens-menerus, baik s e c m kuantitatif maupun
seam kualitatif. Adapun tujuan tersebut disusun d a h rangka; memantapkan swasembada pangan dan kebhanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
memenul~i kebutuhan industri pakan ternak dalam negeri, meningkatan pendapatan
kesempatan kerja (Anonim, 1993).
Usaha yang diternpuh pemerintah dalam mngka mencapai sasaran atau target
tersebut, dilakukan dengan berbagai bentuk program intensiljkasi mulai dari Demonstrasi Massal Swasembada Beras @emas SSB), Bimbingan klassal (Bimas),
Tntens-i Massal @mas), I n k m i h i khusus (Insus), Supra Insus yang dikend dengan istilah "teknologi paket 10 D", pengkajian program Sistem Usaha Tani Berbasis Padi Berorientasi Agri bisnis (SUTPA), clan Zain sebagainya.
*-
Meldui program-program tersebut, teiah diintduksi berbagai teknoiogi pertanian yang menunjang pernbangunan pertanian itu sendiri seperti pernbangunan
petani untuk b e ~ o c o k tanam secara baik dm Gtnsr yang tergabung d a l m kelompok
tani mtuk mempermudah dm memperlancar sisfem komunikasi di antara anggota kelompok.
M a m rangka rnenerapkan teknolo:$ ~wrtankn rnutakhir, Departemen Pertanian metalui Badan Penelitian dan Pengemhangan Pertatlian telah rnelakukan - pengkajian progrerrti ' Sistem Usaha Tani Brzbsis Padi Berorientaei Agribisnis
(SUTPA). Pengkajian p r o w SUTPA dilakukan pada wilayah-wilayah h h i g a s i tehis yang petmbya sudah sering mendapat bimbigan inhmifikasi khusus, seperti
S u p Insus dari Bimas.
Pengkajian program SUTPA dimulai p d a tahun 199511 996 di 14 pmpinsi
44,OM HE, tenrzasuk
di
Kecamatan Ckmjang Kabupaten Cianjur. Sebagai salah satu upaya untuk m j a w a b b e h e tantangan yang sedang d b b p i , maka pada tahun 1W1997 dan t a b u 199711 998 program SUTPA d i k e m h g hmenjadi seluas M.000
Ha
padadsherah
sentra pradultsi padi di 19 ptopinsi di Indonesia. Pmgembmgm program SWTPAini
~~
perwujudan dari sektor pertanian yang bmpetitif dan modemddam
ran& menciptakan petmi yang pwgresifdan
kcmemi1 ymg brientasi @Kmis.Keunttmgan agronomis dipemleh dengan d i t e q b m y a kkndog: yang
tercakup
di dalam p q p m SUTPA, dapat dilihat p& beberapa hasil penelitianyanrig dihkukm deb Suphdi dm Malian (I 9 5 ) ; S- (1%); Mudjisihono,
D.
Prayitno.
M.
TRamrin dan T.F-Djaafar
(1999) antam lain, 1) umur panen lebihmeningkat menjadi 300% bahkan lebih, dan 5
:: rneilc~&emat
penggunaan air, sem 6 ) memberikan kemudahan dalam menge rjakan pel~yia; igan, pemupukan, pengendalianW p e n y a k i t dan panen. Sdanjutnya dari .l.apmn Hasil Pengicajian program SUTPA oleh Manti, Zadry
H,
Nasrul H, S y W Z. dan Amril B (1998) menyimpd-kan bahwa penerapan teknologi pmduksi
?-;d
spesifik lokrtsidan
penerapan-? telinoiogi alat tanan-benih langsung (Atabels.2 sistem tanam benih langsung -
(Tabela) pada program SUTPA merupakan terobsan dalam rangka rneningkatkan prodllktivitas, produksi padi smk migheaat biaya produksi dm polda
g i i b y a mampu meningkatkan pendapatm petani sata dayn saing komoditi
itu sendiri.
SUTPA yang
dirasakan
petani, terdapat beberap2 h d d a ataukeEemahan
yangditemui di lapangan (tenrtama pada tehlogi Tabeh dm Atahla). B e k a p kendala a t m kelemahan-kelemahan yang teridentilikasi oleh MMisibono d(1999) antara lain; 1) pengolahan
tanah
hams lebii sempuma yaitutiagkat
semplana dan permukaamya rata, 2) kebuhhn be& kbih banyak 3)tidzrk
dapat
melakukanphalian dalam hal pengabran air irigasi, 5 ) pemakaian kbkida yang tidak tepat,
6 ) petmi masih mempunyai persepsi yang sama antam s k k m Tapin &$an Tabla, ?) k o m m b i mtara petani dengan Satgas rnaupun pewpenwwal TaMa kurang la=, dan 8) jumlah A-la yang mash kabtas.
intmduksi paket teknologi yang tercaktkup dalam program SIJTPA belum sepcnuknya
diterapkan petani sesuai rencanz awal. Hal ini disebabkan oleh antara lain informasi mengenai teknologi SUTPA yang diketahui petani masih terbatas, sehingga belum memacu petani untuk rnentjkuti dan melanjutkan program tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahw4 dikarenakan oleh sistem informasi mengenai suatu
teknotogi barn yang diterima petani selarna ini, menyebabkan petani tidak dapat menerapkan teknologi tersebut dengan sepenuhnya secara kpat dan benar. Oleh sebab itu masih diperlukan upays untuk lebih meningkatkan apresiasi petani terhadap p r o m S t ! P A ddm percepata alib teknologi SUTP A tersebut.
Berkenaan dengan apa y ang dikernukakan oleh Rogers (1 983) bahwa, suatu innvasi atau teknologi baru tidak akm berarti dan tidak b e r m a b bagi masyamkat petani, apabila tidak d i k o m d , b i k a n atau disebarluaskan kepada m e d a h s e s menyebarluaskan atau difusi inovasi tersebut, diperlukan suatu sistem dan s a e g i komunikasi yang tepat, agar informasi mengenai inovasi yang diterima petani dapat menambah kepcayaan, keyakkm dan pemahaman lebih baik clan benar. Hal ini sesuai dengan pendapat E k d i (1 993) b&wa, salah satu tujuan komunilrasi adalab
untuk mengubah sikap seseorang, supaya dapat bertindak atau b e r t i l a k u seswi yang diharapkan.
Sehubungan dengan pernyataan di atas Rogers ( 1 983) dan Gonzalez (I 993) m e n y d a n bahwa, "ketika suatu inovasi mulai diperkenalkan kepada petani, pada umumnya mereka tidak akan segera mengadopsi inovasi tersebut". Sejurnlah petani
bahwa sikap yang terbentuk psda diri seworang a h menentukan tindakan iner~!i& walaupun tirtdakan atau tingkahlaku yang tamp& belum dapat dijadikan sehagai indikato r sikap yang sesungguhnya
Dapat dipahami bahwa sikap yang tdentuk polda diri seseorang sebagai
akumulasi dari informasi mengenai sesuatu yang disbpinya, melalui saliXlg tiliar men& kifomasi dengan individu b. Menufu"fllogers
dan
Kincaid (1C;SI) alan Rogers (1 9831, proses tukar menukar W m i tersebut merupakan inti dari aktiviltas komunikasi yang dilak- partisipan rlalrun memapi d i n g pengeltian d mp e ~ a n s e c a r a b e r s a m a
Suatu inovasi atau kkmlogi hana ti* selalu diadopsi atau ditohk sewra
lmgsung oleh p e d , hid i g disebhkan oleh inovasi tembut juga k*eman Eegm
k e h yang dapat menimbulkan suatu "keti-m", yaitu adanya keunimmm
dan
kerugian bagi petaxli yang akan mengadopsinya %hubungan dengan adanyaketidakpastian tersebut, maka seseorang akan WZDW
untuk
mencari i n f b dlebih jauh ahu infomasi pendukmg kbih bmyak mengenai inovasi tersebut, sebgai u p y a untuk menghilangkm k e t i w atau setidak-tidaknya mengmmgi k e t i d a k p s h a b u t u n e meq$s&rmasikan
dan menguatkan
keputusan yang h ditetqkan.jaringan infomasi yang interaktif. Nubungan-hubungan komunikasi yang terpola tersebut rnenciptakan suatu 'Ijzrirlgan komunikasi" di antara petani di &lam kelompok dan memungkinkan suaw inovasi dapat terdifusi secara baik dan dapat diadopsi oleh petani.
Mernperhatikan b e b e q a Mtor tersebut di atas, maka peneiitian ini di-
rancang dengan tujuan untuk memplajari dm menganalisis hubungan jaringan komunikasi pet& padi sawah yang meneqkan teknologi SUTPA dengan sikap
mereka terhadap teknologi
SUTPA
tersebut.BerdasaFkm u_.aian di atsts, maka penelitian ini diamhkan mtuk menelusuri
I . Bagaimana bentuk j m a n kornunikasi petani padi sawah yang pemafi
mengikuti program SUTPA ?
2. Bagaimana kai-akteristik informasi teblogi SUTPA
di
Iingkungan petani ysngpemah mengikuti program SUTPA ?
3. Bagaimana sikap petaai yang p d mengikuti prograrn SUTPA terhadap teknologi tersebut?
Tujuan
Penelitian
umum Pcjm pmelitim ini &a!& mtilk mengck!.!=l;i hubungan jaringan k o m u n h i dengan si kap petani terhdap SUTPk Sebgkan seam khusus
peneiitian ini - krtujum untuk;
I. MernpeIajari jaringan kcmunikasi petani padi sawah ying pemah mengikuti program
SUTPA.
2. MempeIajari karaktetistik inhnnasi teknologi SUTPA di lingkungan petani ymg
p a h mengikuti program
SUTPA
3. Mempelajari sikap pet& yang pen& menghti program SUTPA
terhadap
teknologi mebut.4. MempeIajari hubungan autara jarhgan komunikasi, karakteristik infmm~lsi dan
sikap petani terfieadap teknologi SUTPk
Kegunaan Penelitisrn
Hasii penelitian ini diharapkan mmjadi bahan naasukan yang
berarti
hgi;1. Pihak yang berkepentingan dahn penyebaran atau difwi inovasi @an,
khususnya SUTPA
2. Bagi peneliti, hasil sMi ini dapat menambah masukan d a h n pengembangan
TINJAUAN
PUSTAKA
Tinjauan tearitis terhadap penelitian mengenai "Hubungan mtara Janngan
Komunikasi dengan Sikap Petmi terhadap Teknologi SUTPA" meliputi; 1) komunikasi, anrata lain; pengertian kornunikasi, jarkgan komunikasi, komunikasi
dm difusi inovasi, 2) sikap, antara lain; pgertian s i l q , kompomn g G 4 , -or-
f&or ymg mempengaruhj sikap dan pengukuran sikap, 3) hubungan j-an komunikasi dengan sikap,
dm
4) SUTPA-
sistem usaha &mi &&asis pa& berorientasi agribisnis.Komunikasi
Pengertian
Komunikasi
Komunlkasi didefisikan sebagai suatu p m x s penyampian
informrrsi,
ide,emosi, ketemmpihn,
dm
lain dagainya dari sumberke
penerima mehduipenggmm simbo1, angka, g d i k dan lain sebagahya (Arih, 1988). Kmudim
Zarrden (1990), memberikan definisi komufiihi seb@ suatu pmses mengrrrmkan * *
infbmasi, ide, sikap dim emosi oleh seseorang
kepsda
orang fain. Komunikasi.
wbagai suatu p y a t a m antar manusia, baik secara perorangan maupun secaraLittlejohn (1 996), memberikan definisi komunikasi sebagai suatu proses yang
: ; kernbuat admya kebersamaan bagi dua individu atau lebih, yang semuladirnonopoli . Jeh satu atau beberapa individu saja. Selanjutnya Kincaid rian Schramm (1987),
: ;.lendekisikan komunikasi sebgai proses d i n g membagi atau menggunakan
: lfomasi secara bemama dan saling bemubungan di antam partisipan &lam proses
; i;fomasi. . .-
G o d e s &lam Jahi (1 993), menyatakan bahwa kcnnunikasi adalah sebagai
proses yang mana partisipan-partisipmya d i n g membuat dan ding bertukar t a d a infomasi dmi seseorang kepada yang l h y a &xi waktu
ke
waktuKO-
b:mmnikasitemhut
menjehkan bahwa, proses komunikasi setenamp nmupkan proses pertukar;vl infbrmasi (sharing of infomulion) di antara i d @ . D e w i;.cmikiaa, Rogers dan W d(1 98 1 ) dan Rogers (1 983), menjelaskan Mwrr, poseskomunikasi merupakan proses pertdamn inhmasi seam $ems menerus, di mana
setiap infomasi merupakan akumulasi dari hfomi-hformasi sebelunmya yang akhhya a k a menimbullran kesamaan pengedhn diaatara partisipan.
Komudmi pssda hakekatnya bukan hanya ilmu peqebhuan, tetapi juga
me~upakan seni w a d . Berkenaan dengan pernyataan -but, maka K i n d dan Schrarnm (1 987), k q m d q a t bahwa untuk d a p t krkormmilcasi dmgm baik, setiap partisipan dituntut tidak hanya memahami proses M o m n n i k a i ~ tetapi juga harus
den* jheriramunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi atau p e m , pendapal, idc , konsepsi, pengetah an, perasam, sikap, dan perbutan ke@ orang
lain seem timbal balik, baik sebagai sumber (yaitu penympai pesan) maupun sebagai pmcr7ma pesan.
Eiogixs clan Kincaid ( 1 98 f ) dan Rogers ( 1 983) mengatakan bahwa, proses
- . sling n~::mbuat dan d i n g
tukar
mnukar inforrnasi d i antara jmtkipn &ah agar +didapadcan smtu saling pengeman dan pemahamafi secara bersama mengenai suatu obyek di anma mereka Selanjutnya Gonzales dalam Jahi (1
W3),
menjelaskan5ahwa p&lpan y m g rneIakukan transhi atau d i n g tukslr menukar infomi
dengan m i y a sendiri telah memberikan kontribusi pada proses tumbuh-
k e m h g n j a s a b g pengertian,
Ihi beberap pengertian komunikasi di atas, &pat diEarik suatu kesimpulm
tentang penkertian komunikasi sesuai dengan penelitian hi, yaitu kom-i m q a k a n i n u i sosid berupa proses d i n g
tukar
menukar informi, ide, emosi, keterampilan d m lain sehagainya, dalam m e n w tujumkesamaan
pengertian atau makna dari a p y m g di- tersebut.Jaringan
Komunikasi
Salah satu cara untuk memahami tingkahlaku manusia adalah dengan
mengamati dan memahami hubungan-hubungsn sosid yang tercipta b n a adanya
Secara sea l ~rhana, difinisi jaringan komunikasi adalah -'siapa berbicara dengan siapa m u kepada siapa" (Beebe dm Masterson, 1 994). Selanj utnya Gonzales
dalam Jahi (19S3) mengatidcan bafiwa, hub- siqa dcngan siapa dapat
diilustmsikan d a l m sebuah sosiogram yang berguna
unak
menelusuri jmhgan informasi a t a ~ ~ u r l :fifusi suatu inovasi. Kernudiam DeVito (1 997), mendefmisikan jaringan k o m e i h i sebagai suatu s a l m atau jalan tertentu yang di-n unt&rnenemkan p e w dari satu orang ke orang lain
Sehubungau dengan terbentuknya j m kmunikasi, maka Rogers dan
Tiogers (1976) menjefaskan bahwa, istiiah jahgm
dalam konteks ZEomunikasi
mengacu pada suatu pengelompokkztn sej- iradividu a&lu iairmya yang ber-interaksi sab ssma lain menurut pola hubmgm tmtah dari waktu ke waktu. Selanjutnya pengesiian jaringan komuaikasi menu& ROW dan Kincaid (I 98 1) dan
Rogers (19831, midah jaringan yang tedki atas sekumpuhn individu ding membentuk hubungan relatif stabil melalui jaringan Wrmasi terpola pada
kurun
w a k t u ~ t u d a h m m g l c a m e n c a p a i t u j u a a y m g ~ s e c a r a b e r s a m aBedas&m beberrrpa Pengertian mengenai komunikasi di atas, dapat d i e kesimpulan bahwa p n g a h jaingm k o m m h s i secm W spesifik
sesuai dengan pnelitbn ini, p i t u suatu mngkah hubungsln
di
antara individu di dalam suatu sistem sosial, sebagai &'bat dmi terjsdinya pmhhm irrfbnnasi dianma individu -but, sehingga mudmtuk suatu pda jruingm komunikasi. Dengan & m & h Jaringan komunikasi ke1ompk tani yang pernah menerapkan
yang terbentuk kr..:.~,~ I. terjadinya komunikasi mu pertukaran informasi di antm 'petani dalam mem bicerdcan teknotogi SUTPA.
Mempelajiu+ t ir~gkahlaku manusia berdasatkan proses komuniki yang tejadi di mtara partisi pan menurut Rogers dan Kinmid (1 9811, adahh meldui pendebtan d i s i s jalxgan komunikasi. Analisis
-
j
kom-i merupakan - suatu m d e pec;:!itiar, untuk mengidentifibi s l n h r komunikasi suatusistem,
dalam maraa hubungm mengenai aliran atau jmingaa kornlmhsi dimalisis dengan menggunakan bebempa jenis hubungan iaterpemd sebagai unit andisis.
Lebih lanjut dijehskan M w a , ada beberap ha1 yang perlu d i b k a n di
dahm adisis jaringan komunikasi antam
lain;
I) i d e n t i h i klik (clique) danmenentukan bagahma clique
ini
mem- ti@dMa komunikasi dalam sistem, 2) identiiikasi perman k o r n m i s p i @ q x r h pantam (liaison), jembatan (bridge) dan pencilan (isolate), dan 3) mqukw beberapa indeks s t d d u r komunikasi seperti derajat koneksi iedividu, h j a t htepi, demjat diversitas,&d,
cliquedm
atau seluruh sistem. Sedangkan hdhtm jahgm k o m u n W di tingkat individu terdiri atas; 1) demjat Ired individu (ilpdivichral mlufecfedness),2) derajat in-i individu (individual Wgration), dan 3) demjat perbedsaanya
(individual diversity). IndiWr t e d t
di
atas d d a h sebagai pubah jaingan atau "netuwrk varhbles '' (Rogers dan Kin+ 1981 ).memahami tentang -i: txl-.i~r dan bentuk kornmikasi yang mereka jalankan.
Badasarkan ha1 terse1:-.;t r-~ska Kmch, Crutchfield dan Bailachey (1 962) dm Rogers
(1 983) berpendapat
t
i ! h ~ i . keadaan a b u t disebabkan olehada
banyak xkalikemungkhan hubwpm cx~tar individu di dalam kelompok yang t h n t u k dan
hubungan tersebut yar;; d.zn memkntuk jaringan hemp jaringan kornunikasi.
Krech gt (i W2) lcbih Ianjut mengataksln bahwa, sbuktw komunikasi ya!ag
terbmtuk di &lam suatu kelompk, d i m oleh status hirarkhi
Wtu
pehdaan status atau tingkatan status dari yang paling bawah sampai paling atas), di
mana ar-ggota kelompok y m g
be*
(ras atau jabatam-ya) bi1a k d a ddam suatusituasi yang krpaksa
akan
~nelakukan kontak atau Womunikasi pertama dengausesama anggota lain c h i kelompoknya dm dengsrn adanya status hirarkhi demikian akan mempengadi efisiemi perneeahan d a b yang muncul dahn astern sosial
tersebut.
Semen- itu Rogers (1983), mengatakan bahwa strulctur k o m ~ i yang e n t u k pa& suatu sistem, d h m a k m
~~
besar d u i individu di d a b sistem tersebut Ixrsiht homofili. Mereka rnehhkm ptoses komunikasi kngmsesama mereka yang mempunyai
kesamaan
dengan m y 4 sehingga m b e n t u kkelompok kezil bmqa clique. Selanjutup dijelaskan bahwa, metode d i s k jaringan dilIakukan dengan cara mengelompkhn para individu dalam clique tertentu
orang yang bmtatm Iebih rendah u n d tidak membicarakan atau mengkritik tugas
dari orang yang bmtatw Iebih tinggi dari mereka atau sebaliknya.
Selanjutnya hasiI studi yang dilakukan oleh Heinicke dm Bales t a h h p kestabilan status dan ekktivitas kelompk menyimpulkan b a h ~ a , "ketompok yang
status M i n y a stabil, terbukti Lebih efektiif dalam Mubungan atau
bedcomunikasi bila dibandingkan -lump& di mana hubungan status di
Ekntuk m u m dari struktur jarhgan komunikasi yang tehentuk pada suatu
sistem, menurut k e c h et a1 (1962) dan DeVi (1997) mtara lain k k n t u k ;
Melakukan anedisis j a r i r e kmmikssi ti& hanya mmgidentiiikasi stnrZrtur komunhinya, tetapi juga dapt memahami gambaan in-i, srrah dm
kkwrrsi komi~nikasi yang terjadi serta spesifik individu dalam sistem wsial,
Pensro
spesifik iEtdividu tersebut mtara lslin bintang (scar), pemntara (Iiaison), jemhatan (brddge), daln pencilan (id&). Perlunya identi-i individu yangmemperlancar atau menghambat penyebaran suatu inovasi (Rogers dan Kincaid.
1 98 1 ). Selain peranan individu yang terdapat di &lam struktur jaringan komunikasi tersebut, juga t d a p a t clique yaitu kelompok kecil di &lam sistem.
Lebi lanjut Rogers dm iCincaid (1 98 1 ), menjelaskan bahwa clique addah
bagian dari sistem alau sub-sistem berupa kelompok kecil, dimana para anggotanya relatif :ebih scrhg berinteraksi satti sama lain dibandhgkan dengan anggota lamnya di dalam sistem. Bridge adalah anggota kelompok clalam suatu organisasi yang menghubungkan kelompok tersebut dengan kelompok lainnya. Individu ini membantu untuk ding xiernbexi informasi
di
antam kelospok dm mengkoodinasi-kan kelompok. Liaison, addah sama perannya dengan bridge, tetapi individu itu sendie b ~3nggc)ta h A d salah satu kelomp~k. kdividu ini juga m e m h t u d a l m
membagihgikan informasi yang reievan di antara anggota kelompok d a h u sistem.
Sedan* Isolate, adalah anggota kelompok yang mempunyai kontak minimal dengan wamg lain di dalam kelompok atau hanya dengan satu orang saja atau tidak
sama sekali. Orang ini menyembunyikan diri
dalsm
kelompok ahu diasingkan olehr e h y a
Sefanjutnya Rogers dan Kincaid (1 981) menjelaskan bahwa, derajat koneksi
individu ( i n d i v i b l comctedness) atau h j a t keterhubungan iadividu atau tingkat keterkaitan individu, yang didemsib sebagai jurnlah hubungan komunikasi secara lmgsmg ymg d i 1 i k i oleh seorang individu dengan i~diVi.d~
laifl
Mam suatusistem di- dengan jumlah kemungkinan hubungan sejenis di dalam suatu sistem, yaitu N-I, dimma
N
addah jumlah individu di dalam jaringan. r)erajzthubungan komunikasi tidak langsung diantara individu-individu auggota jaringan icomunikasi pribadi dibagi dengan jurnlah hubungan yang mugkin diantara anggota i aringan tersebut. sedangkan derajat diversitas atau derajat pefkdam individu
(individual diversip) disebut juga tingkd keragaman individu, didefisikan sebagai proporsi hubungan yang menyimpang yang dimiliki individu dari sumbw-sumber i n f o m i di dalarn sistem.
Adapun cara pengumpub data jaringan komunikasi adalah h g a n metode sosiometri, yaitu meto& penyelidikan yang didasarkan p d a "siapa b t e r a k s i
d e w siapa" atau "dari siapa
-ran&
mendapatkan informasi tertentu, sesering q a k a h mereka m e n d i s k w h topik tersebut". Data sosiomesi yang dituang dalanbentuk skema atau gambar miometri disebut dewsosiopm. p-bar sosiogrer=
clapat
memperlihatkan, opinion leacder lpemimpin opini yaug disebut juga pemuka penclapat), bridge, liaison, isdate, jumlah clique yang ada dalm suatu j-m, arahjaringan informasi, struldur j a k g q k e p h h n atau frekuensi -h ('Rogers dm Kincaid 1 98 1 ; G o d e s &Earn Jahi 1 993).
Komumikasi
danDifusi imvasi
%bagaimam yang d h h h u i , bahw masyarakat petani dipdesaan, krinteraksi dengan dam, dengan cara beke j a atau kTkasya dari w a b
ke
waktu. M w k a hidup bersma sew mggota rnasyarakat yang mempunyai padmgan dmpenilaian temadap dam, k ~ a , waktu dm hu- dengan alam (Levis, 1%).
msnfjnt-lya atau tidak berarti apa-apa bsgi petani, apabila inovasi tersebut tidak dikcm ~4kasikan ke ddam alam m a s m a t pedesaan tersebut. Lebi h Ianjut dikata- krtl : bal;.wa suatu inovasi yang telah teruji, perlu disebarluaskan agar rnasyarakat
&pat n:rmgenal, mengetahui, dan menentukan akankah mengadopsi atau menolak
teImo1n::i tersebut.
Kehubungan dengan difisi inovasi, menurut Rogers (1983), Zahapan yang umum dilakukan proses pengambilan keputusan inovasi meliputi; a) tahap
pengemian, b) tahq persuasi, c ) tahap p e n g m b i h kepuiusaa, d)
tahap
implemmntasi, dan e) tahap k o n h m i .Tahap pengenalan, adalah tahap memperkenalkan keberadaan suatu hovasi kepada o~.ang lain dan mereka memperoleh bekapa pmgertk tentang bagahma kegunm~ madkt inovasi tersebut Tabp p u a s i , a & M b b p yang rnenunjukkm gejda di mana individu mulai membentuk sikap sdca atau tidak-suka
t d a p iaovasi, Tahq keputusan, merupakan tahap individu melakukan aktivitas
yang
akan
ay- u t u k membuat suatu pilihan mewxima atau menolak.Tahap implementasi, aid& tahap individu melakukan a p yang flldah mefupakau keputusannya, yaitu menerapkan inovasi atau tidak m e n e q b n
Tahap
konhmsi,yaitu
tahap
individu mencari pguatan atau pngukuhmterhadap
keputusrrn yangte1ah dibuatnya, Pada tahap ini mungkin irmdividu y m g akan menolak keputusan yang telafi dibuat sebelumnya, jika dia d ipada i n f o m i yang krtenmngan dengan inovasi yang telah diterapkan atau yang pemah ditolahya atau
.A~'d!>ila seseorang akan melakukan pengambilan keputusan t e h d a p suatu
inova+. hiisanya melakukan usaha pencarian informasi lebih banyak, baik dari
media ~nassa ataupun dari orang yang
Serada
di sekitar m e ~ k a Meialui infonnasiyang iiiyraleh, seseorang akan melakukan saling t u k menukar infomasi yang merek:i pil-~yai, sehingga ha1 ini akan menambah pnguatan pada diri media
rnengnai ir~formasi tersebut. +
Prore pertdamn informasi rnefllpkm inti dari aktivitas komunikasi, hd ini
memungkH:kan fllatu inovasi dapat terdihi dan diadopsi oleh peiani rnelalui
hubuflgan jltringan komur_ik~?~i yang terjadi.
Behempa penelitian mengenai jaringan komunikasi diiakukan antam lain oleh; S v d i (19721, mengenai penyeharm i n o w i dan' lapisan atas ke lapisan bawah di sebuah
desa
di J a w Barat menyimpkm bahwa, jengan komunikasi yang h-kntuk pada suatu kelompok sqpt k m a n b dalarn proses adopsi inovasiatau penyetapan inovasi p e h a n . D e m W juga Wmya dengan h i 1 penelitian Angelina (1992) di Kabupaten Bogor menyhnpubn Wwa, jaringan kornunikasi sangat bemanfaat dalam pengabpsian unsur-mur p s a ~ usahatani.
Sikap m e 1uli~4 kan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial, karena sikap adahh sa;;th 5 - tu unsur kepribadian yang mempunyai pengsruh besar dalarn
Ciri -rang. Sehagai suatu gejala psikologis, slLap memilii -defhisi
yang dikemukakan dcngan berbagai tinjauan oleh para sthli.
Menurut Rakhmat (I 999), sikq hanydab sejenis motif sosiogenis yang dipernleh melaliii proses belajar, sedangkm h x b &
4
(1 %2) menyatakan bahwa, sikap &ah kecendYmgan seseorang untuk mengetahui, rnemakm dan bertifidak tehxhp obyek yang disikapi dm terorganisir di Mam suatu s i s m yangberlaugsung s c a m rerus menerus. Sehjutnya dijehskan bahwa sikap merupakan
&i yang tertutup dan mmya men
cerminkan
opini atau p d q m t sewrangseam impEsit, t e q i sebdiknya a p yang seseorang belum tentu menggambadm sikap atau atti&& yang sebenamya
Fishbein dan Ajzen ( 1 975) berpeadapat bclhwa, sikap merupakan predisposisi (keadaan yaag mudah terpenganrh) emosional yang dipeIajari
untuk menanggapi
atau h d c s i seem konsisten k r h l a p s u m obyek, bdc ddam h t u k tanggapan positif maupun tanggapan negatif. Kemudian Allport (1 % 1) dolnm Triadis (1 97 1 ) menyatakan S&wa, s i b p merupakan k a b n dm kesiapan mm*A yang temwni-Fazio dan Roskos-Ewoidser! ( I 3'34) dalam Baron dm Byrne (1 997) menekankan bahwa sikap merupakan m s i s i di antam obyek sikap dan evaluasi dari obyek sikap
tersebut.
Kemudian M m a t E 1 999) mengatakan bahwa, sikap bukadah tingkahhku,
tetapi merupakan kecenderugga:~ -mtuk merasa, berpikir, berpersepsi, krtindak dm
be&igkahlaku dengan cara-zsn tertentu terhadap d q e k sikap, baik berupa benda,
orang, kekmpok, ternpat. situasi ataupun gag-, Lebih Ianjut dijelaskan bahwa,
sikap mempunyai daya p d o m n g atau motivasi bukan sekedar &aman masa lalu, tetsrpi menenPakan apakah weorang harus setuju atau tidak setuju temadap sesuatu, menentukan apa yang disuh, diharapkan dan diingkbn serta mengesrunpingkan apa yang ti& dEngidm dm
harus
dihindmi. Shp ~ 1 a t i f lebib menetap, timbuldari pengalaman dan mengandung aspek evduatif, 6 y a mengatdung nilai
menyenangkan atau tidak rnenyenangkan. Fishkin
dm
Ajzen (1975) berpendapatbahwa, sikap tidak identik den- #pons dalm bentuk thgkahlaku yang dapsrt
diamati.
Sikap tidak dapat diamdsecara
hgsung, tehpi dapat disimpuhn dari konsisbensi tingkahlaku yang dapt diamati.l k r i kbetapa definisi di atas dapat disimpdkm bahwsikap berkenaan dengan k-nan p i h , perasaan dan kecendenmgan untuk beltindak atau kecenchingan untuk bedngkahlaku seseorang dalam merespons obyek sikap yang
krsifat permanen dm dhyatakan den* pemyataan setuju atau ketidak-setuiuan
Komponen Sikap
Sikap juga dibzfinisikan sebssai siltern atau organkasi ymg bersifht mtnetap
dari komponen kognisi, afeksi dm kor,asi. Komponen kognisi rnenunjuk kepada pengetahuan mengenai obyek; mencamp hh, pengetahw dan kepercayaan (beliej) tenbng -7- suatu obyek. Kompnt:~: akksi menunjuk kepada yrasaan ymg mempakan fungsi evaluatif terhadap obyek mengenai, baik - b u d , mendukung
-
tidak mendukung, Sementara komponm konasi menlmjuk kepada kesiapan merespons obyek atau 'hiat'' atau kecendenmgan bahdak sehubungan dengarz obyek srkap (Krecha
aJ
; 1962).Azwar (1 988) menjelaskan bahwa, komponen kognisi berisikan persepsi, kepnxyaan dm s w t i p y n g dirniliki individu mengeaai sesuatu obyek sikap.
Kepercaym datang dari apa yang telafl d i l W atau apa yrtng telah d i k d u i ,
Komponen kognisi sering disamakan d e n p padagan
(0-1,
tenrtaEa rnenyangkut masalah issu kontroversial. Kompnm afeksi m m p a b peperrrsaanindividu terhadap obyek sikap. Secm umum komponen
ini
d k a m a h denganp e w yang dimiliki
terhadap
sesuatu, namun peugeaiaa perasaan prihdi sering- Mi sangat hbeda perwujudamya bila dikaitkan dengan sikap. Komponen konasi menunjukkan bagaimam Mingkahlaku atau k d m q p n khgkahlaku yangsikap seseomng akan dicerminhnya dala,n hcntuk tingkahlaku telhadap obyek
yang disikapi.
Fishbein dan Azjen (1 975) menyatakm hFlhwa, komponen afeksi mempakan
bagian esensial dari sikap. Hal ini b e d baham sesuatu yang menjadi pikiran seseorang tidak akan lepas dari perasaamya yang menyerbi apa yang menjadi pikirannya t e r s e b ~ c h i memungkinkan mxdomngnya untuk bertingkddaku. Sehjutnya dijelaskan bahwa sikap sebagai suatu sistem yang menekankan pada keterkaitan antara ketiga komponen yang terkait, yaitu pengduan individu tentang obyek mempengmhi p m a n dan kecendmmgm k r h d a k terhadap obyek
tersebut. Peiubahan
dalam
pengetahan tentangobyek
akan
m e n i m b u h perubahan dalam perasam tentang obyek dan selanjutnya a h n mempengaruhi kecenderung- annya unruk bettindak sehubungan b g a n obyek yang disikapinya.Fabr-faktor yang
MempengaruhiSWp
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975),
sikap
bukan bwaan dari labit melainkan sesuatu yang dipelajari, artinya bahwa kesiapan untuk meresponssecara
konsisten untuk mendukung atautidak
mendukung terhadap suatu obyek melalui pengalaman clan pengaruh lingkungm.Sikap terbentuk oleh pengalaman individu dalmn hi:bungannya dengan obyek sikap. Pengalaman mengarahkan pa& pembentuka? keyrkinan yang knmriasi tentang .
obyek, tindakan dm atau peristiwa tertentu ('Fishbci!~ dan Ajzen 1975).
Azwar (1988) menjelaskan bahm hkz01~-hktor ekstemal yang dianggap
sangat berpengruvh dalam mengarahkan sikap kl:~ada b e n d yaug dikehendaki,
-
mtara lain: peran komwrikator, ethitivitas kornw'kasi, dan organisasi komunikasi,serta pendekatan komunikasi persuasif Dalam kaifan tersebut, Krech gZ(1%2) menyatakan bahm & empat fhktor pembentuk sikap, yaitu; a) keingiuan individu,
b) informasi, c ) keterlibatan individu dalam kelompok, dan d) k e p r i b d h . Lebih lanjut dijelaskan, bahwa;
a). Keinghan individu. Slkap dapat terbmtuk
dalam
proses pencapaim keinginan dan kepuasan individu, artinya sikap dipandang memiliki nilai i-tal yang dapat mempermudah atau merighambat proses pencapah tujuan, pemenuhan keinginan dan pencapahkep-
individu. Seseorang akan mengemkmgkansikap positif k h d q suatu obyek tertentu, apabila dengan sikapnya yang psitif
stkan
men* pada p m a p h tujuaa, pemenuhankeinginan
dm akhirnya dapat mencapai kepuasan. Tetapi sebalhya orangakan
rnengembangh s h pnegatif t e b h p suatu obyek tertentu apabila deagan sikap negatiftddap suatu o b ~ k tertmtu akan menghamhat pencapaim tujuaa, pemenuhan keinginan, dan pencapaim kepuasan.
b). Infomasi. Sikap t e m t u k deh perkembangan pengetahurn subyek tenkqg
obyek sehubungan dengan infbmzasi tentang obyek yang s e m h ktambah.
dalam diri individu. Sikap terhadap obyek berkembang ke arah yang lehih positif-mendukung obyek atau ke arah yang lebih negatif-tidak mendukung obyek, tergantung pada perkembafigan infor.nasi yang &pat diterima individu. Apabila informasi y m g diterima memperkuat keyakinan tentang obyek, maka akan mengarah pada terbentuknya sikap yang semakin positif terhadap obyek. Sebaliknya apabila infomasi yang diterima mernperiemah keyakinan &an
obyek,
akan
mengarahkan pada pernbentdan slkap yang semakin negatif techadap obyek. Lebih lanjut Littlejohn (1 996) menambatikan bahwa, terjadinyapetubahan sikap seseomng discbahkan h n a terakumulasinya informasi rnengenai suatu obyek sikap.
c).
Kcter!ihetm hdividu. Sikap jvga drtn,net tertKntuk o!eh keter-tcaitan individu dengan individu lain atau dengan kelompok. Sikap i d ~ r i d u krkaitan dengan ketedibatan individu dalam kelompk. Sikap individu dipengaruhhi oleh keyakinan, nilai, dm norma kelompok. Sikap individu sebagian terbentuk oleh dukmgan dari kelompok di mana hdividu terlibert di dalamnya, dm sikap individu sering merupakan refleksi atau cerminan dari sikap kelompok,keyakinan, nilai dm norma keiompok tmkmtu.
kepribadiannya, seperti Wlihat pada sikap kesukuan, sikap ~k.lig: t .s, sikap poli tik
dm sebagainya yang menek&. pada aspek pribadi.
Menurut EfFendi (1 983), untuk mmgukur sikap beberapa
ha
I jxrlu dipertim- ..--.-
bangkan t&ap cirisiri umum sikap, antam lain; I) sikap bukan pmbawaan sejak lahir, tetapi krkntuk dari interaksi dengan lingktmgamya; 2) sikap dapat bmbah, kmna s h p sebagai hasil belajar, 3) sikap ti& b e d i m d i r i , senantiasa befgantung
pada
obyek; 4) sikap berhubungan dengan waktu, b e d pada wk-hsudah terpeauhi, 6 ) sikap magandung f&ktor-f&or motivasi dan emasi, ha1 inilah
yang membdakan mnyadengan pengetah~~anya.
Salah soltu teknik pengulruran sikap yang disebut "me Method of Sumared
Rating" (popder dengan sicah model Liiert) rneqmkm mwe pcmyataan sikap yang menggunakan respon subyek s e w dasar penen- nilai shhnya. $Ma
Likert krisikan qemngkat pmyatsan (statement) yang merupakan pendapat seseorang tentang suatu obyek sikap dan metmempathnnya pada suatu skala kontinum (Likert, 1967). Selanjutnya dijelaskan b a h w m a g d w sikap seseorang, individu diminta memberikan persetujuan atau ketidak-setujuan terhadap obyek
Metode Likert biasanya digunakan untuk pernyataan &lam jumldr ksar dan dalam memberikan respon subyek diizinkan memilih dalarn lima kategcri, yaitu;
sangat sstuj u, setuj u, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju t Azwdr, 1 988).
Lekih lanjut dikatakan bahwa, subyek yang sangat sehju terhadap obyek tertentu, akan memilih pertimbangan yang tertinggi, yaitu sangat setuju dan ~ M i i . . i ~ y a Jadi
"statemerzl jmorable" yang direspon sangat setuju, d i b i nilai pertknkngn = 4,
setuju = 3, ragu-ragu = 2, tidak setuju = 1 dan sangat tidak setuju = 0.
Menurut tikert (1
%7),
untuk memenuhi mutu kese1uruba.n skaia sikap, prludipehatikan kriteria operasional sebagai berikut;
a). Setiap pemyataan harus rnerupakan gambmm sikap terhadap satu aspk dari
obyek sikap.
bj. Keseiuruhan perangkat pernyataan hams mewakili semua aspek dari ob4-ek sikap.
c). Setiap pemyatam harus memiliki
s
U
4-3-2-14 unaJr pernyahan yang positif,dan skala 0- 1-2-3-4 untuk pernyataat~ yang negatX
d). Setiap prnyataan hams mampu mem- subjek yang mempuuyai sikap
yang positif atau sikap negatif terhadap suatu objek.
e).
Setiap pemyataansecara
terpisah hemMaya seluruh perangkatpernyahan tersebut.
Defisi jaringan komunikasi yang dikemukakan okh Rogers h n Kincaid
saling berhubmgan rnelalui jaringan in formasi yang terpola dm mempunyai Gngl;;;. t stmktur tertentu yang s& stabil.
Berkenaan dengan pendapt K m h gZ(1962) bahwa, terbentuknyz ~ i k a p disebabkan oleh perkembangan pengetahurn sehubungan dmgan semakin
bs,-
tambahnya infbrmasi mengenai suatu obyek, maka hal senada juga dikemtikak~~~1
oleh IittleJohn (1996) Gahwa, apabila dihubangkan dengan suatu infonnasi, z d a
sikap &pat dip&& sebagai suatu akumulasi dari inhmsi mengenai suatu obyek, seseorang, situasi atau pengalaman, di mana &p keping infbmasi tersebut dievaluasi bedasarkan sistem kognisi yang Mah terbentuk mbelumny~ Dengan demikian &pat M a n h%wa, informasi h u yang mssuk ke dakm sistern kognisi seseomg akan m e m p p e n g ~ rian
a h
mequbab sikap orang tersebut dmperubahan yang tg'adi terhadap sikap
ini pada
gilirannya akan mengamh pa& perubah tin- orang tersebutRogers dan Kincaid (198 1) mengatahu bahwa, dari sudut ilmu hmunikatsi sikap memberi
~~
tinpkahblnl
komunikan (sebgai penerima) sebe1um dan sesudah menaha informasi. Wmgd blok ukurdari
bdmgsmgnya komunikasitejadi pubahan sikap dan pendapat komunikan sesuai kehendak
korouni-
kator (sebagai sumber).m e m h t u mempe&ncar proses adopsi program keluarga be~ncana (Qnzde:.
dalam Jahi, 1993). Selain itu hasil penelitian lain rnengtrngkapkan M w a Iaki-Jaka
penderita m g a n jantung di Arnerika lebih cepat sembuh dan dapat kembali bekeja scper~i sediakah, dimana para isti m e ~ k a memperoleh lebih bmyd dukungan dari -got. jaringan wsial
di
w a n mereka (Rogers dm Kincaid 1981).Kemudian penelitian Rogers dan Kincaid (1981) di Chiia menyimpukm bahwa, dengan mernmfdan kekmpk dalam b e n d jaringan komunikasi dalam
membentuk tingkahlafiu individu ymg dlehendaki menunj- h i 1 yang smgat nyata terhadap p e m w daim diri mereka masingmasing. Melalui dinamika kelompok =ponden dimin@ rnengkritik tinglkahlaku mereka dm tingkahlaku orang lain urrtuk rnemotivasi perubahan
di
d a m diri mereb sendiri.Penelitian Harmonis (1 997) menyhpdcm Wwa, peubah komunikasi
kelompok menjadi pub& yang sangat dominan dalarn membentuk kesenjangan
mtara pengetahuan dan tingkhhku, s d m g h n antam pengetah- dan s h p ; sikap dan tingkatilaku tidak tdapat kesenjanpan yang signifikan.
Hasil penelitian Shobaruddin (1 992) mengenai
3tdi
hubungan pola mj ankommikasi dengm iklim dm budaya kaja" menyhpulkan bahwa, pola j-an
komunikasi ~u~ signifikan terhadap usaha tern& sapi perah. Dengan kata