• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN PERALATAN KANTOR KELAS X SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN PERALATAN KANTOR KELAS X SMK"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM

MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR

PENGADAAN PERALATAN KANTOR KELAS X

SMK NEGERI 1 PURWODADI TAHUN 2011/2012

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Lutfi Didik Pratama NIM 7101408196

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 7 Desember 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Nanik Suryani, M. Pd. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19560421 198503 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 17 Januari 2013

Penguji

Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 19680102 199203 1 002

Anggota I Anggota II

Dra. Nanik Suryani, M. Pd. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19560421 198503 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv PERN YATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain.

Semarang, Desember 2012

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Seseorang yang kompeten adalah

seseorang yang mampu memotivasi

dirinya untuk meraih pretasi

yang tinggi (Lutfi Didik Pratama)

Persembahan:

(6)

vi PRAKATA

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar, dan Motivasi Belajar Sis wa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Pe ralatan Kantor Kelas X SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan yang benar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.

2. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, dan Dosen Pembimbing I yang telah memberi ijin penelitian, memberikan bimbingan, arahan serta saran selama penyusunan skripsi ini.

3. Ismiyati, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

(7)

vii

5. Drs. Murmanto, M.M, Kepala SMK Negeri 1 Purwodadi yang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SMK Negeri 1 Purwodadi.

6. Bapak dan Ibu guru di SMK Negeri 1 Purwodadi yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi atas kerjasama dan kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Desember 2012

(8)

viii SARI

Pratama Lutfi Didik. 2012. “Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Kelas X SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Pembimbing II. Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci : Kompetensi Guru, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru mata pelajaran perlatan kantor di SMK Negeri 1 Purwodadi diperoleh informasi bahwa siswa pada saat mengikuti pelajaran dalam kondisi siap, kompetensi mengajar guru yang sudah baik, hal ini terlihat dari kompetensi guru pada saat mengajar. Kenyataannya masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM pada pelajaran peralatan kantor.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa?, (2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa?, (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa?, dan (4) untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi guru dalam mengajar, dan motivasi belajar siswa, terhadap prestasi belajar belajar siswa?.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi berjumlah 113 siswa. Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sejumlah 88 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda dan analisis deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan: Y = 8.423 + 0,439X1 + 0,489X2. Uji F yang diperoleh Fhitung = 39.778, sehingga H3 diterima. Secara parsial (uji t) kompetensi guru

dalam mengajar (X1) diperoleh thitung = 3.902, sehingga H1 diterima. Variabel

motivasi belajar (X2) diperoleh thitung= 2.928, sehingga H2 diterima. Secara

simultan (R2) kompetensi guru dalam mengajar, dan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 47,1%.

(9)

ix ABSTRACT

Pratama Didik Lutfi. 2012. "The Effect of Teacher Competence in Teaching and Student Motivation to the Student Achievement of Basic Competence in Performing the Office Equipment Procurement Procedure at Grade X of SMK N 1 Purwodadi in the Academic Year of 2011/2012". Final Project. Department of Economics Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor I. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Advisor II. Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Keywords: Teache r Competency, Motivation, Learning Achievement

Based on the initial observations through interviewing the teachers of office equipment the subject at SMK N 1 Purwodadi, it is obtained that the students attended the classes are always at the ready condition, and the competence of teachers are good. In fact, there are many students got mark under the KKM of office equipment.

The purposes of the study are: (1) to know whether there are influences of the teacher’s competence in teaching towards the achievement of students in learning, (2) to know whether there are influences of students learning motivation towards the achievement of students in learning, (3) to know whether there are influences of teacher’s competence in teaching and students learning motivation towards the achievement of students in learning, and (4) to know how much the teacher’s competence in teaching and the student learning motivation influence the achievement of students in learning?.

This reseach population is 113 students of grade X at SMK N 1 Purwodadi. For having 88 students as the sample, Slovin Formulation is implemented. The methods of collecting the data are questionnaires, documentation, and observation. The analysis of the data uses multiple regression analysis and descriptive analysis of percentage is used for the analyzing the data.

The results show that the multiple linear regression analysis is obtained by applying following the equation: Y = 8423 + 0.439 X1+ 0.489 X2 . Next by having F test, it is obtained that Fcount = 39,778, so that H1 is acceptable. Partially

(t test), the teacher’s competence in teaching (X1) is obtained through tcount =

3902, so that H1 is accepted. The variable of learning motivation (X2) has

obtained tcount = 2928, so that H 2 is accepted. Simultaneously (R2), the teacher's

competence in teaching and the students learning motivation affect the achievement of students learning, 47.1%.

(10)

x

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian... 9

BAB 2 LANDASAN TEORI ... .. 11

2.1Prestasi Belajar ... 11

(11)

xi

2.3Motivasi Belajar Siswa ... 22

2.4Kerangka Berfikir... 27

2.5Penelitian Terdahulu yang Relevan... 29

2.6Hipotesis Penelitian ... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ... ... 32

3.1Metode Penentuan Obyek penelitian... 32

3.1.1. Populasi Penelitian ... 32

3.1.2. Sampel Penelitian ... 32

3.1.3. Variabel Penelitian ... 35

3.2Metode Pengumpulan Data ... 37

3.2.1. Metode Angket atau Kuesioner ... 37

3.2.2. Metode Dokumentasi ... 38

3.2.3. Metode Observasi... 38

3.3Uji Coba Instrumen Penelitian ... 39

3.4Metode Analisis Data ... 41

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 47

4.1Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum ... 47

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... . 50

4.1.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 53

4.1.4 Uji Hipotesis ... 55

4.1.5 Deskripsi Variabel Penelitian... 59

4.2Pembahasan ... ... 71

4.2.1 Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar Terhadap Prestasi Belajar ... 71

4.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi belajar Siswa ... 74

(12)

xii

BAB 5 PENUTUP... 80

5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Saran... 81

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1.1. Rincian Hasil Belajar Siswa ... 5

3.1 Populasi Penelitian... 32

3.2 Menentukan Masing-Masing Sampel Fraction (fi) dengan Metode Cluster Sampling ... 35

3.3 Interval dan Kategori ... 46

4.1 Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 47

4.2 Sarana dan Prasarana ... 48

4.3 Data Siswa ... 49

4.4 Hasil Uji Normalitas ... 50

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 52

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.7 Hasil Analisis Uji Simultan ... 55

4.8 Hasil Analisis Uji Parsial ... 56

4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan (R²) ... 57

4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial (uji r²) ... 58

4.11 Kategori Tentang Variabel Kompetensi Guru dalam Mengajar ... 59

4.12 Kategori Tentang Kompetensi Pedagogik ... 61

4.13 Kategori Tentang Kompetensi Kepribadian ... 62

4.14 Kategori Tentang Kompetensi Sosial ... 63

4.15 Kategori Tentang Kompetensi Profesional... 64

4.16 Kategori Tentang Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 65

4.17 Ketegori Tentang Tekun Menghadapi Tugas ... 66

4.18 Kategori Tentang Ulet Menghadapi Kesulitan ... 67

4.19 Kategori Tentang Menunjukkan Minat Terhadap Mata Pelajaran ... 68

4.20 Kategori Tentang Dapat Mempertahankan Pendapatnya ... 69

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

2.1 KerangkaBerpikir ... ... 30 4.1 Grafik Normal P-Plot ... 51 4.2 Grafik Scatter plot ... 53 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Kompetensi Guru

dalam Mengajar ... 60 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Motivasi Belajar

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa... 85

2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen ... 91

3. Angket Uji Coba Penelitian... 94

4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 100

5. Angket Penelitian ... 103

6. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 109

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 113

8. Rangkuman Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 126

9. Penentuan Interval Variabel ... 128

10. Tabulasi Hasil Penelitian... 131

11. Tabulasi data Deskriptif Persentase Per-Indikator ... 140

12. Uji Asumsi Klasik ... 148

13. Analisis Regresi Berganda ... 150

14. Uji Hipotesis... 151

15. Koefisien Determinasi (Uji R) ... 152

16. Lembar Dokumentasi ... 153

17. Surat Ijin Penelitian ... 154

(16)

1

Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU no. 20 tahun 2003). Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal, sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan mempunyai fungsi yang harus diperhatikan, seperti dapat dilihat pada UU No.2 tahun 2003 menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

(17)

2

dengan lingkungan” (Hamalik, 2008:37). Belajar memegang peranan

penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Jadi belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dari jenjang pendidikan. Hal ini berarti berhasil atau tidak pembelajaran tergantung pada proses belajarnya, dimana proses belajar menentukan prestasi belajar siswa.

(18)

Menurut Purwanto (2007:102), bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan:

Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, dan faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga / keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar mereka dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan lebih mampu mengelola kelas nya sehingga belajar para siswa berjalan dengan baik dan lancar.

(19)

4

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru sebaiknya menghayati dan memahami para siswa yang dibinanya, karena kondisi siswa pada setiap saat tidak akan sama, ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar mengajar tersebut pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa, daya serap siswa pada prestasi siswa yang berupa nilai hasil rapot.

Selain faktor ekstern, ada pula faktor intern yang mempengaruhi potensi perkembangan anak dalam pencapaian prestasi belajar salah satunya adalah motivasi. Mediawati (2010:135) menyatakan bahwa:

Motivasi belajar akan mendorong seseorang untuk me lakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan. Jika siswa terdorong untuk melakukan belajar maka akan terjadi suatu pembelajaran yang efektif yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar akan berusaha mencurahkan segenap kemampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik dan kuat akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi tinggi.

(20)

diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanam pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.

Siswa akan memiliki motivasi belajar tinggi, jika keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa ini tetap berusaha keras baik dalam situasi bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan belajar lebih lama dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Kegagalan yang dialami oleh siswa, diartikan sebagai kurangnya usaha, bukan merupakan faktor eksternal, untuk itu siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-tugas belajar dan berprestasi di sekolah.

Berdasarkan observasi awal di SMK N 1 Purwodadi diperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai untuk Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor di SMK N 1 Purwodadi adalah 75. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1. Ketuntasan Belajar Sis wa

Kelas Jumlah

Krite ria

Tuntas Tidak tuntas

Jumlah % Jumlah %

X AP 1 38 12 31,58% 26 68,42%

X AP 2 38 4 10,53% 34 89,47%

X AP 3 37 13 35,14% 24 64,86%

Jumlah 113 29 25,66% 84 74,34%

(21)

6

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X AP sejumlah 84 siswa (74,34%) dalam kriteria tidak tuntas dan sejumlah 29 siswa (25,66%) dalam kriteria tuntas. Perinciannya adalah: 1) X AP 1 sejumlah 12 siswa (31,58%) dalam kriteria tuntas dan sejumlah 26 siswa (68,42%) dalam kriteria tidak tuntas; 2) X AP 2 sejumlah 4 siswa (10,53%) dalam kriteria tuntas dan sejumlah 34 siswa (89,47%) dalam kriteria tidak tuntas dan 3) X AP 3 sejumlah 13 siswa (35,14%) dalam kriteria tuntas dan sejumlah 24 siswa (64,86%) dalam kriteria tidak tuntas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata diklat mengelola peralatan kantor dan pengamatan di kelas pada saat proses pembelajaran dapat dilihat bahwa dalam mengajar guru menyampaikan materi dengan lancar dan jelas. Pada saat siswa mengalami kesulitan dalam belajar guru dapat memberikan jalan keluar terhadap permasalahan tersebut. Pada proses pembelajaran guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar siswa lebih termotivasi untuk belajar secara lebih aktif.

(22)

bahwa kehadiran siswa pada pelajaran mengelola peralatan kantor jarang menjumpai siswa yang absen atau membolos.

Berdasarkan permasalahan diatas diketahui bahwa kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa sudah cukup baik akan tetapi prestasi belajar siswa masih dibawah KKM, karena dalam kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor hasil belajar yang tunjukkan dalam prestasi belajar. Hal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Guru dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Sis wa Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Kelas X SMK

Negeri 1 Purwodadi Tahun 2011/2012”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?

(23)

8

3. Adakah pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?

4. Seberapa besar pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi siswa belajar kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kompetensi gur u dalam

mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012.

(24)

prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan penelitian tentang pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa, yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Penelitian ini juga untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa yang belum dikaji dalam penelitian ini serta mengembangkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di dalam kelas.

2. Kegunaan Praktis 1. Bagi Guru

(25)

10

2. Bagi Peneliti

(26)

11 2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004:75) adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002:49) menyatakan bahwa “ prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal yang

didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran”. Anni (2007:2) berpendapat “ belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.

(27)

12

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

c. Prestasi belajar di buktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan- ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Berdasarkan rumusan prestasi belajar diatas, dalam penelitian ini prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang dicapai ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah yang diutamakan dalam aspek kognitif dan ditunjukkan dengan nilai yang berupa angka hasil ulangan harian siswa.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2007:102), bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.

(28)

Menurut Tu’u (2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

a. Faktor kecerdasan

Kecerdasan atau intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b. Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata.

c. Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.

d. Faktor motif

Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk melakukan sesuatu. Motif erat kaitanya dengan tujuan yang akan dicapai siswa.

e. Faktor cara belajar

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih dibanding cara cara belajar yang tidak efektif. Cara belajar yang efisien mempunyai ciri:

1) Berkonsentrasi sebelum dan saat pelajaran.

2) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima. 3) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang

dipelajari.

4) Mencoba menyelesaikan dan melatih soal-soal yang diberikan oleh guru di sekolah.

f. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

g. Faktor sekolah

(29)

14

Menurut Slameto (2010:54) faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Faktor Intern

Di dalam faktor intern ini dibedakan menjadi tiga faktor yaitu: 1) Faktor jasmaniah

Faktor ini meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis

Faktor ini meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan

Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis)

b. Faktor Ekstern

Di dalam faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluarga

Faktor ini meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Faktor ini meliputi mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Menurut Arifin (2012:12), prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

(30)

Menurut Anni (2007:14), seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah:

a. kondisi internal

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; psikis seperti, kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial seperti, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

b. Kondisi eksternal

Beberapa faktor eksternal seperti antara lain variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkunagan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar.

2.2. Kompetensi Guru dalam Mengajar

2.2.1. Pengertian Kompetensi Guru dalam Mengajar a. Kompetensi Guru

Slameto (2010:97), “menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan”.

Masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetnsi-kompetensi lainnya adalah Kompetnsi-kompetensi kepribadia n dan kompetensi kemasyarakatan”. (Hamalik, 2008:34). Oleh karena itu kompetensi guru dalam proses belajar mengajar mutlak diperlukan untuk proses belajar mengajar yang efektif.

(31)

16

belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dai isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. “Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal”. (Hamalik 2008:36). b. Mengajar

Mengajar adalah usaha untuk mengetahui ilmu pengetahuan. Menurut Nasution (2000:4) menyebutkan 3 definisi mengajar:

1) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. 2) Mengajar adalah menyampaikan budaya pada anak.

3) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengukur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup kuat. Mengajar merupakan perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana dikatakan unik karena hal itu berkaitan dengan manusia yang belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru dan berkaitan dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan dikatakan sederhana ka rena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari- hari, mudah dihayati oleh siapa saja (Usman, 2011:6).

(32)

Melihat pengertian dari kompetensi guru dan pengertian mengajar diatas, sehingga dapat diartikan kompetensi guru dalam mengajar adalah kecakapan dan keteladalan guru dalam menjelaskan dan menghantarkan ilmu kepada siswa sebagai usaha menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

2.2.2. Macam-macam Kompetensi Guru

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 dan PP No. 19/2005 dalam Khoiri (2010:37) menyatakan, kompetensi guru dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan pemebelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga ilmu pedagogik ilmu yang membicarakan masalah- masalah pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara menyelenggarakan pendidikan, siswa, guru, dan sebagainya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian tercantum dalam penjelasan PP Nomor 14 Tahun 2005. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia. Karakteristik kepribadian guru yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya, meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

c. Kompetensi Sosial

(33)

18

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia berhasil melaksanakan tugas mengajar. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

2.2.3. Peranan Kompetensi Guru dalam Mengajar

Keberhasilan guru melaksanakan perananya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampua nnya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar. Peranan tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Guru sebagai Demonstrator

Guru senantiasa menguasai bahan atau ma teri pelajaran yang akan diajarkanya serta mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya, dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

b. Guru sebagai Pengelola Kelas

Guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan dan memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.

d. Guru sebagai Evaluator

(34)

Berdasarkan pandangan adams & Dickey dalam Hamalik (2008:48), dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas (dalam studi be lajar mengajar), tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan mengajar. a. Guru sebagai pengajar (menguasai materi)

Menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa di kelas.

b. Guru sebagai pemimipin kelas (menguasai pengelolaan kelas) Perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok murid.

c. Guru sebagai pembimbing (mengarahkan dan mendorong siswa) Memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

d. Guru sebagai pengatur lingkungan (mampu menyediakan media)

Memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

e. Guru sebagai pertisipan

Memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.

f. Guru sebagai ekspeditur (mampu memberikan bahan ajar dengan contoh-contoh yang benar)

Memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.

g. Guru sebagai perencana (mempunyai ketermpilan memilih bahan ajar)

Memiliki ketermpilan cara memilih dan meramu bahan pelajaran secara profesional.

h. Guru sebagai supervisor (menjaga ketertiban kelas)

Memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban kelas.

i. Guru sebagai motivator

Memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa.

j. Guru sebagai penanya (dapat mengaktifkan siswa)

Memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berfikir dan cara memecahkan masalah.

k. Guru sebagai pengganjar (memberikan penghargaan kepada anak berprestasi)

(35)

20

l. Guru sebagai evaluator (menilai secara objektif)

Memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

m. Guru sebagai konselor

Memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu (Hamalik 2008:48-49).

Menurut Usman (2011:16-19), membagi kompetensi guru atas kompetensi pribadi dan kompetensi professional. Kompetensi pribadi atas kemampuan mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, melaksanakan administrasi sekolah, melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Sedangkan kompetensi profesional meliputi kemampuan manguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Hal senada dengan pendapat lain bahwa kompetensi guru dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:

a. Kompetensi bidang kognitif

Artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan menganai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

b. Kompetensi bidang sikap

Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaanya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaanya.

c. Kompetensi perilaku

(36)

administrasi kelas, dan lain- lain. Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak dalam sifatnya kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik/keterampilan melaksanakannya (Uno 2008:67)

Sudjana (2009:19-22) mengemukakan untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan, yakni:

a. Merencanakan program belajar mengajar

Perencanaan program belajar- mengajar merupakan suatu proyeksi atau perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pelajaran itu berlangsung. Kegiatan tersebut secara terinci harus jelas, karena siswa akan dibawa (tujuan), apa yang harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian). Tujuan, isi, metode dan teknik serta penilaian merupakan unsure utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program belajar- mengajar. Tujuan program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagai guru dalam melaksanakan praktik atau tindakan mengajar. b. Melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar

(37)

22

c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para siswa, baik secara iluminatif-observatif maupun secara struktural-objektif. Penilain secara iluminatif-observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa. Penilaian secara struktural-objektif berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa.

d. Menguasai bahan pelajaran

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang dapat dibaca para siswa, tidak berarti guru tidak perlu menguasai bahan, memang guru tidak maha tahu, tetapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahlianya atau mata mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

2.3. Motivasi Belajar Siswa

2.3.1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2007:73) bahwa “motif dapat diartikan

sebagai daya penggerak diri dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2007:73) “motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Berdasarkan pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga

elemen penting, yaitu:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

(38)

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya muncul dari suatu aksi yakni tujuan.

Menurut Mulyasa (2009:195) “motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang kearah suatu tujuan tertentu”. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan atau melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. “Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif “(Sardiman 2007:73). Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau penggerak yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah dorongan atau penggerak yang berasal dari dalam mapun dari luar diri seseorang siswa untuk berusaha mencari dalam bentuk pengalaman dan latihan yang berpengaruh pada tingkah laku.

2.3.2. Macam-Macam Motivasi

Menurut Sardiman (2007:86) macam- macam motivasi dibagi menjadi empat hal, yaitu:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif- motif bawaan: motif yang dibawa sejak lahir, motivasi ini ada tanpa harus dipelajari.

b. Motif- motif yang dipelajari: motif- motif yang timbul karena dipelajari. Sering disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial.

(39)

24

a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

b. Motif- motif darurat, antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena ada rangsangan dari luar.

c. Motif- motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang berfungsinya

karena adanya perangsangan dari luar. 2.3.3. Ciri-Ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2007:83) motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dan dalam waktu yang lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak mudah puas dengan prestasi yang dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam- macam masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu)

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

(40)

Seseorang yang memiliki ciri-ciri tersebut maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri tersebut akan sangat penting pada kegiatan belajar mengajar.

2.3.4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2007:85) terdapat tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.3.5. Uns ur-Uns ur Motivasi

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97-98):

Dalam belajar siswa dapat termotivasi belajarnya karena adanya segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya ada kondisi fisiologis siswa dalam proses belajar belajar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Unsur- unsur itu antara lain: a. Cita-cita atau aspirasi siswa

(41)

26

yang baik, keinginan siswa untuk memperoleh masa depan yang lebih baik, timbulnya cita-cita dengan perkembangan moral, kemauan, bahasa, dan nilai- nilai kehidupan. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan Belajar

Motivasi belajar timbul karena adanya kemampuan siswa yang akan memperkuat motivasi anak dalam mengerjakan tugas-tugas perkembangannya. Kemampuan siswa terkait dengan perrolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar dan lebih sering memperoleh kesuksesan dan memperkuat motivasinya. Kemampuan belajar yang dilakukan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar lebih terfokus pada kemampuan siswa dengan adanya persiapan belajar untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru dan bertanya apabila ada materi yang belum dipahami, siswa juga dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar, serta dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.

c. Kondisi Siswa

Siswa sebagai makhluk psikofisik, jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis, misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk, mungkin disebabkan waktu berangkat sekolah siswa belum sarapan, karena sakit, atau begadang. Pengaturan waktu belajar siswa juga dapat mempengaruhinya dalam mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan koondisi fisik sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Misal: ketika berangkat sekolah ada masalah- masalah dengan orang tua atau sanak keluarga yang menimbulkan kemarahan, kejengkelan ataupun kecemasan yang menyebabkan anak tersebut tidak bergairah dalam menerima pelajaran.

2.4. Kerangka Berfikir

(42)

usaha tersebut tidak selalu mudah, banyak siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya kompetensi guru.

Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor ekstern yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjaga kelangsungan proses belajar mengajar. Proses belajar dan hasil belajar para siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagian besar ditentukan oleh adanya konpetensi guru yang mengajar dan membimbing di sekolah yang memiliki peran dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajarannya. Untuk itu, diperlukan adanya tuntutan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar, dimana seorang guru mempunyai kemampuan sesuai kualifikasi, fungs i dan tanggung jawab sebagai guru yang tidak sekedar mengetahui dan memahami saja.

(43)

28

tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan. “Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik” (Sardiman, 2007:85).

(44)

Profesional Guru dan Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar KKPI

Kelas X

Administrasi Perkantoran SMK Negeri Kota

Semarang

SMK Negeri Kota Semarang

(X1), Motivasi Belajar (X2) dan Hasil Belajar (Y)

Kompetensi Profesional

Guru dan

Motivasi Belajar

(45)

30

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Kompetensi guru dalam mengajar

(X1), indikator:

1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial

4. Kompetensi Profesional Khoiri (2010:37)

Prestasi belajar siswa (Y):

Nilai ulangan harian Motivasi belajar siswa (X2), indikator:

1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat terhadap mata pelajaran

4. Dapat mempertahankan pendapatnya

5. Senang mencari dan memecahkan soal-soal

(46)

2.6. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo yang berati dibawah dan tesis yang berarti kebenaran, jadi hipotesis adalah dibawah kebenaran. Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007:162) “hipotesis dapat diartikan sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan uraiain tersebut hipotesis bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti me lalui data yang terkumpul. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diambil hipotesis, yaitu:

Ha1: Ada pengaruh positif antara kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi.

Ha2: Ada pengaruh positif antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi.

(47)

32 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Objek Penelitian

3.1.1. Populasi Pe nelitian

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan” (Zuriah, 2007:116). “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2010:173).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1, X AP 2 dan X AP 3 di SMK Negeri 1 Purwodadi yang berjumlah 113 siswa. Siswa yang berjumlah 113 tersebut perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Sis wa

1. X AP 1 38

2. X AP 2 38

3. X AP 3 37

Jumlah 113

Sumber: Data Se kolah

3.1.2. Sampel Penelitian

(48)

maupun bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Untuk menentukan besarnya ukuran sampel digunakan rumus Slovin (Umar, 2003:141).

Rumus : Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditaksir atau di inginkan 5%

Kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir penulis menggunakan 5% sebagai kelonggaran ketidak telitian, karena peneliti menginginkan taraf kepercayaan penelitian 95%. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat diperoleh sampel sebagai berikut:

N = 113

(49)

34

Sampel penelitian ini adalah 88,11 (dibulatkan menjadi 88 siswa), kemudian disebar secara acak/random pada 3 kelas yang ada. Ukuran sampel yang ada telah diketahui, selanjutya peneliti akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, dengan asumsi bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama berdasarkan pada karakterisristik yang dimiliki oleh siswa.

Pelaksanaan teknik pengambilan sampel dilaksanakan dengan cara undian, dengan asumsi bahwa setiap orang memiliki kessempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pengambilan sampel secara undian adalah layaknya orang melaksanakan undian.

Prosedur untuk menentukan besarnya sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan metode tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan: fi = sampel fraction

Ni = sub populasi

(50)

Untuk menentukan sampel subpopulasi kelas adalah sebagai berikut:

f1 = f2 = f3 =

Tabel 3.2. Menentukan Ukuran Masing-Masing Sampel Fraction (fi) dengan Metode Cluster Sampling

No. Nama Kelas

Sub

Populasi fi

Sampel

(ni) Jumlah

Kelas (N) (Ni/N) (fi x 88)

1. X AP 1 38 0,34 29,58 30

2. X AP 2 38 0.34 29,58 30

3. X AP 3 37 0,33 28,81 28

Jumlah 88

3.1.3. Variabel Penelitian

(51)

36

a. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa. Indikator untuk mengetahui prestasi siswa adalah nilai ulangan siswa.

b. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang tidak terpengaruh/terikat oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel bebas, yaitu:

1. Kompetensi Guru dalam Mengajar (X1) Indikator kompetensi guru, adalah: 1. Kompetensi Pedagogik

2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial

4. Kompetensi Profesional (Khoiri 2010:37) 2. Motivasi Belajar Siswa (X2), indikator:

a) Tekun menghadapi tugas b) Ulet menghadapi kesulitan

c) Menunjukkan minat terhadap mata pelajaran d) Dapat mempertahankan pendapatnya

(52)

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh bahan-bahan keterangan atau kenyataan yang benar untuk mengungkapkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, baik data pokok maupun data penunjang. Guna mendapatkan data tersebut, dapat digunakan beberapa metode pengumpulan data, dimana masing- masing metode tidak berdiri sendiri melainkan saling mendukung dan melengkapi hasil dari temuan metode lainya. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

3.2.1. Metode angket atau kuesioner

“Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang diketahuinya” (Suharsimi, 2010:194). Angket atau kuesioner ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa.

(53)

38

Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban. Pada item soal disediakan 4 (empat) pilihan jawaban, yaitu SS, S, KS, dan TS. Setiap jawaban diberi bobot nilai atau skor yaitu:

SS = Sangat Setuju skor 4 S = Setuju skor 3

KS = Kurang Setuju skor 2 TS = Tidak Setuju skor 1 (Widoyoko, 2012:105)

3.2.2. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya” (Suharsimi, 2010:274). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor kelas X AP SMK N 1 Purwodadi, selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui jumlah, daftar nama dan daftar nilai siswa kelas X AP SMK N 1 Purwodadi yang menjadi responden dalam penelitian. 3.2.3. Metode Observasi

“Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

(54)

Metode observasi ini digunakan sebagai pendukung untuk memperkuat data dalam penelitian mengenai kompetensi guru dalam mengajar.

3.3. Uji Coba Instrumen 3.3.1. Validitas

“Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner” (Ghozali, 2011:52). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.

Uji validitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas untuk instrumen kompetensi guru dalam mengajar (X1) dan motivasi belajar (X2) menggunakan uji validitas dengan melakukan korelasi bivariate antara masing- masing skor indikator dengan total skor konstruk dengan program SPSS for windows release 18.

Butir dinyatakan valid apabila r hitung> r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan apabila r hitung< r tabel maka butir dinyatakan tidak valid. “Hasil analisis korelasi bivariate dengan melihat output

(55)

40

adalah identik karena keduanya mengukur hal yang sama” (Ghozali, 2011:55).

“Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang”

(Sugiyono, 2010:177). Berdasarkan penghitungan hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa dari 49 butir yang diujicobakan kepada 30 responden terdapat 6 butir soal yang tidak valid, karena memiliki rhitung < rtabel = 0,361, yaitu nomor 4, 14, 16, 23, 40 dan 48 pada lampiran 8 halaman 126. Berdasarkan hasil uji validitas dari 43 butir yang valid, penomorannya diurutkan kembali dan digunakan untuk pengambilan data.

3.3.2. Reliabilitas

(56)

tidak konsisten harus dibuang dari analisis dan Alpha akan meningkat”.

Hasil penghitungan menunjukkan hasil nilai Cronbach’s Alpha pada masing- masing variabel sebesar 0,888 dan 0,858 pada lampiran 8 halaman 126. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

Pada metode analisis data ini menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis linear regresi berganda.

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Evaluasai ekonometrika digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh mengelami penyimpangan terhadap asumsi klasik atau tidak. Evaluasi ekonometrika yang digunakan adalah:

1. Uji Normalitas

(57)

42

dengan bantuan program SPSS 16. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila titik mendekati garis diagonal.

2. Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)” (Ghozali 2011:105). Untuk mengetahui adanya multikolinearitas dapat dilakukan melalui:

1) nilai Tolerance, mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance > 0,10 maka dapat dikatakan tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian. Sebaliknya jika nilai tolerance < 0,10, dalam penelitian tersebut terjadi multikolinearitas

2) VIF (Varians Inflation Factor), yaitu dan VIF > 10 maka dapat dikatakan terdapat multukolinearitas dalam penelitian tersebut, jika VIF < 10 dapat diartikan bahwa tidak terjadi gangguan pada multikolinearitas pada penelitian tersebut. 3. Uji Heteroskedastisitas

(58)

sebaran nilai residual terstandar tidak membantu pola tertentu namun tampak random dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.4.2. Analisis Regresi Berganda

Metode ini digunakan untuk mengetahui persamaan regresi pengaruh kompetensi guru dalam mengajar, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel bebas digunakan rumus:

Y = α + b1 X1 + b2 X2

(Sugiyono, 2010:267) Keterangan:

α : Konstanta

b1 : koefisien regresi untuk X1 b2 : koefisien regresi untuk X2 X1 : kompetensi guru

X2 : motivasi belajar Y : prestasi belajar

3.4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Uji Simultan (Uji F)

“Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui

(59)

44

bantuan program SPSS. Cara yang digunakan untuk uji F yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai f pada tingkat signifikansi sebesar 5%.

Penggunaan uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS release 18. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis apabila:

1. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Uji Parsial (Uji t)

“Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen” (Ghozali, 2011:178).Penggunaan hipotesis (uji t)

menggunakan bantuan program SPSS for windows release 18, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap variabel α = 5%.

Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dilakukan dengan SPSS apabila:

1. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(60)

3. Koefisien Determinasi Simultan( R2)

“Uji Koefisien determinasi digunakan untuk menguju

goodness-fit dari model regresi” (Ghozali, 2011: 177). Koefisien

determinasi R2= 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R2= 1, berarti variabel tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2 berada dalam selang atau interval antara 0 dan 1 (0 ≤ R2≤ 1).

Cara mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan adjusted R2 keseluruhan mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas menerangkan variabel terikat.

4. Koefisien Determinasi Parsial (r2) “Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas” (Ghozali, 2011:97). Teori tersebut

(61)

46

3.4.4. Metode Analisis Deskriptif Persentase

Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan data hasil angket dari variabel bebas kompetensi guru dalam mengajar (X1), dan motivasi belajar (X2) terhadap variabel terikat prestasi belajar siswa (Y), dengan rumus:

Skor % =

(Ali, 1994:184) Keterangan:

n : nilai yang diperoleh

N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal) Penentuan tabel kategori sebagai berikut:

1) Skor tertinggi = 43 x 4 = 172 2) Skor terendah = 34 x 1 = 43

3) Rentangan dalam skor = 172 – 43 = 129 4) Interval skor = 129 : 4 = 32,25

Tabel. 3.3. Interval dan Kategori Interval persentase Kategori

139,76 – 172 107,6 – 139, 75 75,26 – 107,5 43 – 75,25

Sangat baik Baik Kurang Sangat Kurang (Sudjana, 2002:47)

(62)

47

3.1.4. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Purwodadi

Secara geografis SMK Negeri 1 Purwodadi berada di Jalan P. Diponegoro No. 24 Purwodadi Kabupaten Grobogan, mempunyai tanah seluas ± 15.450 m2. SMK Negeri 1 Purwodadi juga mudah dijangkau karena letaknya yang stategis yaitu di jalan raya Purwodadi-Solo.

1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Negeri 1 Purwodadi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Negeri 1 Purwodadi

No Jenis Tenaga Jumlah Status

PNS Non PNS

1 Tenaga Pendidik 85 66 19

2 Tenaga Kependidikan 22 5 17

Jumlah 107 71 36

Sumber: Data Pene lit ian

(63)

48

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana seperti gedung dan bangunan yang ada di SMK Negeri 1 Purwodadi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Purwodadi

No Nama Ruang Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Pelayanan Administrasi 1

4 Ruang Perpustakaan 1

11 Ruang Lab. Fisika/Biologi/Kimia 1

12 Ruang Lab. Bahasa 1

13 Ruang Praktik Komputer 4

14 Ruang Lab. Multimedia 1

15 Ruang Praktik TKJ 1

16 Ruang Praktik Butik 1

17 Ruang Praktik Akuntansi 1

18 Ruang Praktik Perbankan 1

19 Ruang Praktik Pemasaran 2

Sumber: Data Pene lit ian

(64)

praktik TKJ 1 (satu), ruang praktik butik 1 (satu), ruang praktik akuntansi 1 (satu), ruang praktik perbankan 1 (satu), ruang praktik pemasaran 2 (dua).

3. Data Siswa

Tabel 4.3. Data Siswa SMK Negeri 1 Purwodadi 2011/2012

No Kelas Jumlah

kelas

Jumlah Persentase

1 X 12 420 31,65%

2 XI 12 451 33,98%

3 XII 12 456 34,37%

Jumlah 36 1327 100%

Sumber: Data Pene lit ian

(65)

50

3.1.5. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Pengujian data atau uji kenormalan data dilakukan sebelum uji hipotesis dilakukan.

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Predicted Value

N 88

Normal Parametersa Mean 66.3295455

Std. Deviation 10.46115153

Most Extreme Differences Absolute .136

Positive .136

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z 1.276

Asymp. Sig. (2-tailed) .077

a. Test distribution is Normal.

a. Uji Normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data berdistribusi tidak normal b. Kriteria penerimaan Ho

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

B Kotoran sapi tingkatkan kesejahteraan

Saya bisa mempunyai relasi yang lebih banyak lagi, mendapat tambahan pendapat terutama dalam interpretasi dan diskusi, mendapat tambahan contoh-contoh

Cadangan kerugian piutang à tidak semua piutang dagang dapat ditagih 100%, maka dari itu perusahaan harus membuat perkiraan berapa banyak kira-kira piutang itu tidak dapat

Spit 3 juga setebal 10 cm. Keadaan tanahnya tidak berbeda dengan spit Z, yaitu tanah mengandung pasir berwarna kelabu kuning. Nampaknya tanah pada spit ini juga sudah beraduk

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penyesuaian diri pada remaja yang memiliki saudara autis yang menjadi pemicu untuk

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,