• Tidak ada hasil yang ditemukan

Influence Of Augmented Products To Guest Satisfaction Of Madani Hotel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Influence Of Augmented Products To Guest Satisfaction Of Madani Hotel Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PRODUK TAMBAHAN (AUGMENTED PRODUCTS) TERHADAP KEPUASAN TAMU MADANI HOTEL MEDAN

OLEH

Suhendri Ersyad Lubis

080521089

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PRODUK TAMBAHAN (AUGMENTED PRODUCTS) TERHADAP KEPUASAN TAMU MADANI HOTEL MEDAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Produk Tambahan (Augmented Products) yang terdiri dari: Parking, , Food & Beverages, Free Breakfast, Coffe Shop, dan WIFI Internet Access berpengaruh terhadap kepuasan tamu yang menginap di Madani Hotel Medan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana pengaruh Augmented Products terhadap kepuasan tamu yang menginap di Madani Hotel Medan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Produk Tambahan (Augmented Product) yang terdiri dari: Parking, Food & Beverage, Free Breakfast, Coffee Shop dan WIFI Internet Access berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu yang menginap di Madani Hotel Medan.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kueisioner yang disebarkan kepada responden yang pernah menginap di Madani Hotel Medan minimal dua kali. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif asosiatif kausal dan regresi linear sederhana.

Pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Produk tambahan yang terdiri dari: Parking, Food & Beverages, Free Breakfast, Coffee Shop, dan WIFI Internet Access berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu yang menginap.

(3)

ABSTRACT

INFLUENCE OF AUGMENTED PRODUCTS TO GUEST SATISFACTION OF MADANI HOTEL MEDAN

Summary of problems in this study Is Augmented Products consist of : Parking, Food & Beverages , Free Breakfast , Coffee Shop, and WIFI Internet Access influence on the guest satisfaction staying at Madani Hotel Medan ? The purpose of this study was to find out and analyze the extent of the Augmented Products on guest satisfaction staying at Madani Hotel Medan .

The hypothesis of this study is Additional Products ( Augmented Product) consist of : Parking, Food & Beverage , Free Breakfast , Coffee Shop and Internet Access WIFI is positive and significant impact on guest satisfaction staying at Madani Hotel Medan

Primary data collection is done through qustionary disseminated to respondents who have stayed in Madani Hotel Medan at least twice . The method used is descriptive analysis of causal associative and simple linear regression

The hypothesis results showed Augmented products consist of: Parking, Food & Beverages , Free Breakfast , Coffee Shop , and WIFI Internet Access is Postitive and significant on Guest Satisfaction.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat

dan karuniaNYA Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini

berjudul “ Analisis Pengaruh Produk Tambahan (Augmented Products) Terhadap

Kepuasan Tamu Madani Hotel Medan”.

Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan

do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., Msi selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai

Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu memberi arahan dan

koreksi dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Liasta Ginting, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing, serta memotivasi Penulis dalam penulisan skripsi ini.

Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

(5)

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Parsungkunan Lubis dan Ibunda Rosmawati

Ritonga, dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh

kesabaran terima kasih atas do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun

materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan

baik. Saudara-saudaraku tersayang Bugis Lubis, Kafrawi Lubis, Zulfikar Lubis,

dan Rizki Lubis yang mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

Kepada seluruh teman dan sahabat Penulis khususnya Rizkha Afriani, Lt.

Rudolf Panjaitan, Rumondang, J. Monang, Lt. Anshari, Komb. Eric, Mar. Franklin,

Martha, Mahraini Siregar, Justin Sinaga, Wahyu dan Vita serta teman-teman lain

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Januari 2014

Penulis

            

(6)
(7)
(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang

Di Sumatera Utara Mei-Juli 2013 ... 4

Tabel 1.3 Tamu Madani Hotel Medan Januari 2013 s.d Agustustus 2013 ... 8

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 31

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 33

Tabel 3.3 Data Tamu Madani Hotel Medan Januari s.d Agustus 2013 ... 34

Tabel 3.4 Validitas Variabel X ... 56

Tabel 3.5 Validitas Variabel Y ... 56

Tabel 3.6 Realibilitas Variabel ... 57

Tabel 4.1 Tipe dan Tarif Kamar Madani Hotel Medan ... 44

Tabel 4.2 Function Rooms Madani Hotel Medan ... 45

Tabel 4.3 Restaurant & Cafe Madani Hotel Medan ... 45

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 58

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel X... 59

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Y... 61

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana ... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi (R²) ... 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Lima Tingkatatan Produk ... 13

Gambar 2.2 Karakteristik Jasa ... 21

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 28

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

PENGARUH PRODUK TAMBAHAN (AUGMENTED PRODUCTS) TERHADAP KEPUASAN TAMU MADANI HOTEL MEDAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Produk Tambahan (Augmented Products) yang terdiri dari: Parking, , Food & Beverages, Free Breakfast, Coffe Shop, dan WIFI Internet Access berpengaruh terhadap kepuasan tamu yang menginap di Madani Hotel Medan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana pengaruh Augmented Products terhadap kepuasan tamu yang menginap di Madani Hotel Medan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Produk Tambahan (Augmented Product) yang terdiri dari: Parking, Food & Beverage, Free Breakfast, Coffee Shop dan WIFI Internet Access berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu yang menginap di Madani Hotel Medan.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kueisioner yang disebarkan kepada responden yang pernah menginap di Madani Hotel Medan minimal dua kali. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif asosiatif kausal dan regresi linear sederhana.

Pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Produk tambahan yang terdiri dari: Parking, Food & Beverages, Free Breakfast, Coffee Shop, dan WIFI Internet Access berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu yang menginap.

(12)

ABSTRACT

INFLUENCE OF AUGMENTED PRODUCTS TO GUEST SATISFACTION OF MADANI HOTEL MEDAN

Summary of problems in this study Is Augmented Products consist of : Parking, Food & Beverages , Free Breakfast , Coffee Shop, and WIFI Internet Access influence on the guest satisfaction staying at Madani Hotel Medan ? The purpose of this study was to find out and analyze the extent of the Augmented Products on guest satisfaction staying at Madani Hotel Medan .

The hypothesis of this study is Additional Products ( Augmented Product) consist of : Parking, Food & Beverage , Free Breakfast , Coffee Shop and Internet Access WIFI is positive and significant impact on guest satisfaction staying at Madani Hotel Medan

Primary data collection is done through qustionary disseminated to respondents who have stayed in Madani Hotel Medan at least twice . The method used is descriptive analysis of causal associative and simple linear regression

The hypothesis results showed Augmented products consist of: Parking, Food & Beverages , Free Breakfast , Coffee Shop , and WIFI Internet Access is Postitive and significant on Guest Satisfaction.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak

pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang

mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi

kebutuhan dan kepuasan yang bersifat dinamis dengan sumber daya yang terbatas.  Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

kebutuhan terhadap barang dan jasa, sudah merupakan konsekuensi bagi para

pelaku industri dan bisnis. Kemampuan menerapkan strategi pemasaran yang tepat

adalah kunci utama agar perusahaan-perusahaan pelaku bisnis dapat bertahan dan

mencapai keberhasilan. Sektor jasa merupakan salah satu industri yang mengalami

kemajuan yang sangat pesat dan memiliki peran sangat penting dalam

perekonomian Indonesia terutama di kota-kota besar, tidak terkecuali kota Medan.

Indonesia memiliki banyak industri disektor jasa, seperti industri perhotelan,

industri pariwisata, restoran, transportasi, telekomunikasi, jasa perbankan, serta

sektor jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut mengalami perkembangan yang

signifikan dari tahun ke tahun.

Salah satu industri di sektor jasa yang mengalami kemajuan pesat adalah

industri perhotelan, kemajuan ini sangat di dorong oleh berkembangnya industri

pariwisata, bisnis, kemudahan akses transportasi serta di dukung oleh infrastruktur

(14)

Pada awalnya, pertumbuhan industri perhotelan lebih tertuju pada

pengembangan sektor pariwisata. Ini dapat dilihat dari berdirinya resort hotel yaitu

hotel yang didirikan dekat dengan sebuah objek wisata. Hotel jenis ini memberikan

pemasukan berupa devisa bagi negara dan bagi masyarakat sekitarnya berupa

terbukanya lapangan pekerjaan baru. Namun seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan perekonomian, hotel tidak hanya dijadikan sebagai pendukung

industri pariwisata tetapi telah bergeser menjadi salah satu industri jasa yang

berorientasi bisnis.

Banyak kegiatan bisnis, pemerintahan, dan keluarga serta aktivitas politik

yang mengharuskan kunjungan ke berbagai daerah-daerah dalam melaksanakan

tugas-tugasnya, bahkan dengan berkembangnya perekonomian secara global para

investor juga berdatangan baik lokal maupun investor asing. Tentunya dengan

semakin banyaknya aktivitas tersebut dengan berbagai kepentingan akan sangat

membutuhkan sarana dan prasarana akomodasi yang layak. Hal inilah yang

mendorong berkembangnya industri perhotelan di kota Medan.

Industri perhotelan adalah industri yang bergerak di bidang penjualan jasa

pelayanan. Perkembangan industri perhotelan yang pesat saat ini mengakibatkan

timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk menginap maupun

untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di hotel. Dalam rangka menghadapi

persaingan ini perusahaan di tuntut untuk tampil lebih kompetitif dalam penawaran

harus menarik. pihak manajemen hotel dituntut untuk mengembangkan diri agar

dapat terus bersaing dalam menarik maupun mempertahankan pelanggan

(15)

Memahami tantangan dan peluang di industri perhotelan, para pelaku bisnis

disektor ini melakukan berbagai terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi yang

berkesinambungan. Para pelaku bisnis disektor ini paham bahwa mereka tidak

dapat mengandalkan produk utama (core product) saja agar bisa bertahan dan

berkembang, selain memberikan pelayanan yang prima bagi tamu hotel, mereka

juga memerlukan produk tambahan (augmented products) untuk mendukung

produk utama yang ditawarkan terhadap tamu hotel.

Produk tambahan (augmented products) diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang positif bagi hotel, semakin lengkap produk tambahan yang

ditawarkan pihak hotel semakin baik dampaknya bagi kepuasan tamu. Dalam

mengembangkan dan menawarkan produk tambahan ini juga memerlukan perhatian

serius dari pihak manajemen hotel sebab, banyak hotel-hotel khusunya hotel

berbintang yang menyediakan berbagai layanan dan produk tambahan yang

beragam bagi tamu namun kurang memberikan kontribusi yang signifikan bagi

hotel tersebut. Inilah yang harus dikaji benar-benar oleh pihak manajemen, apakah

produk tambahan yang ditawarkan dapat menambah kepuasan tamu? Maka pihak

manajemen perlu memahami kebutuhan dan perilaku konsumen secara

keseluruhan.

Berikut dapat dilihat perbandingan tingkat penghunian kamar hotel berbintang di

(16)

Tabel: 1.1

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Sumatera Utara Mei-Juli 2013

Klasifikasi TPK (%) Perubahan (Poin)

Mei'13 Juni'13 Juli'13

Rata-rata Bintang 45,59 46,35 41,60 0,75 -4,75

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2013 (Data diolah)

Pada Juni 2013, TPK tertinggi terjadi pada hotel bintang 5 yaitu mencapai

57,21 persen, sedangkan TPK hotel terendah terjadi pada hotel bintang 2 yang

hanya mencapai 25,50 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Mei 2013 beberapa

TPK hotel bintang pada bulan Juni 2013 mengalami peningkatan. Peningkatan

TPK terbesar terjadi pada hotel bintang 1 yaitu sebesar 6,88 poin diikuti oleh hotel

bintang 3 yang naik sebesar 2,74 poin dan hotel bintang 5 naik sebesar 2,73 persen.

Sedangkan hotel bintang 2 dan hotel bintang 4 mengalami penurunan TPK

masing-masing sebesar 7,31 poin dan sebesar 0,19 poin.

Pada Juli 2013, TPK tertinggi terjadi pada hotel bintang 3 yaitu mencapai

56,98 persen, sedangkan TPK hotel terendah terjadi pada hotel bintang 2 yang

hanya mencapai 27,52 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Juni 2013 beberapa

TPK hotel bintang pada bulan Juli 2013 mengalami peningkatan. Peningkatan TPK

terbesar terjadi pada hotel bintang 3 yaitu sebesar 5,32 poin dan hotel bintang 2

(17)

sebesar 16,16 diikuti bintang 1 yang turun 9,93 poin dan hotel bintang 4 sebesar

6,82 poin.

Madani Hotel Medan merupakan salah satu hotel bintang empat di kota

Medan yang beralamat di jalan Sisingamangaraja/Amaliun No. 1 Medan. Madani

Hotel dekat dengan dengan pusat kota serta beberapa tujuan wisata dan pusat bisnis

seperti Istana Maimoon dan Masjid Raya. Madani Hotel Medan merupakan

satu-satunya hotel berkonsep syariah di kota Medan serta merupakan hotel pertama yang

menggunakan konsep syariah di pulau Sumatera memberanikan diri ikut bersaing

merebut pangsa pasar. Madani Hotel Medan adalah hotel dengan konsep

Manajemen syariah yang bernuansa timur tengah Dengan berbagai fasilitas layanan

yang ditawarkan Madina Hotel Medan yang bernuansa Islami harus mampu

bersaing dengan dengan hotel-hotel berbintang yang beroperasi di Kota Medan

yang umumnya berkonsep konvensional yang tidak kalah dalam memberikan

pelayanan yang prima.

Madani Hotel Medan berlantai tujuh dengan jumlah Kamar 173 yang

terletak dilantai tiga sampai tujuh dengan berbagai type kamar sebagai berikut :

Superior Rooms, Deluxe Rooms, Executive Suite Rooms, Madani Suite Rooms,

Family suite Rooms, Royal Suite Rooms, seluruh kamar Free WIFI internet Akses.

Madani Hotel menyediakan ruangan untuk acara Weddyng Party, convention, Road

Show, Audition, Miting Concert, Lauching Product, Party, Exhibition, Seminar, dan

Wisuda.

(18)

products yang mengiringi Core Product Hotel. Produk inti ( Core Product ) dari

hotel adalah jasa yang menyediakan kamar untuk menginap. Produk Tambahan

(Augmented products) yaitu produk fisik jasa dan manfaat tambahan atau untuk

mendiferensiasikan produk dari pesaing (Tjiptono, 2005:92).

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler, 2005:70). Jadi, tingkat kepuasan adalah

fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Para pelaku

bisnis, politik, pemerintahan, dalam berbagai kesempatan melakukan

kunjungan-kunjungan untuk menyelesaikan urusan bisnis, rapat, seminar dan sebagainya.

Tentunya ini menjadi sebuah peluang dan faktor yang mendorong pertumbuhan

bisnis perhotelan karena hotel merupakan sarana akomodasi yang digunakan. Pasar

bagi hotel bukan lagi hanya wisatawan saja tetapi juga para pelaku bisnis, pejabat,

politisi dan berbagai kegiatan yang membutuhkan sarana akomodasi.

Hubungan kepuasaan tamu dengan produk tambahan merupakan hubungan

yang saling mempengaruhi yang baik dan berkualitas dan menambah nilai hotel

sebagai penginapan. Dengan adanya produk tambahan maka tamu nantinya akan

mencoba untuk menginap kembali dan membawa rekan-rekan serta menyebarkan

informasi tentang Madani Hotel Medan. Diharapkan dengan adanya produk

tambahan (augmented products) yang disediakan Madani Hotel akan memberikan

nilai lebih bagi para tamu.

Pengembangan strategi bauran pemasaran yang dilakukan pihak Madani

(19)

manajemen hotel hal ini ditandai dengan adanya pelayanan penunjang fasilitas

Madani Hotel Medan menambahkan fasilitas function room. Madani Hotel Medan

memiliki 8 function room dengan masing-masing function room memiliki luas

ruangan yang berbeda-beda. Function rooms tersebut dapat digunakan untuk

meeting, conventions and weddings. Function rooms tersebut merupakan andalan

Madani hotel Medan selain rooms yang ditawarkannya. Dengan adanya function

rooms tersebut, para businessman yang datang ke Medan tidak hanya dapat

menginap di Madani Hotel medan tetapi sekaligus menggunakan function rooms

untuk acara keperluan bisnis mereka seperti mengadakan seminar ataupun rapat.

Selain delapan function room tersebut Madani Hotel juga dilengkapi dengan

berbagai produk tambahan utama dalam memberikan kepuasan bagi tamu hotel

seperti parkir yang luas dan aman dengan kapasitas 500 unit kenderaan, akses wifi

24 jam, lobby yang dekat dengan area business centre dan shopping arcade yang

tentunya akan memudahkan tamu dalam berbelanja, pelayanan kamar 24 jam yang

untuk membuat tamu merasa nyaman dan terlayani, save devosit box dan CCTV 24

jam untuk keamanan tamu beserta barang bawaannya, coffee shop, salon, mini bar,

laundry/dryclean, kids corner, money changer, tempat penitipan bayi, fitnes center

juga ditunjang oleh aneka makanan dan minuman dengan menu yang bercitarasa

tinggi serta bervariasi mulai dari masakan tradisional Indonesia, Modern serta

(20)

Berikut dapat dilihat data jumlah pengunjung delapan bulan terakhir:

Tabel 1.2

Tabel pengunjung Madani Hotel Medan Januari 2013 s.d Agustustus 2013

Sumber: Dokumen Madani Hotel Medan 2013 (data diolah)

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan dan pelayanan yang

prima disertai dengan produk tambahan (augmented products) untuk meningkatkan

kepuasan tamu hotel yang telah dilakukan Madani Hotel Medan telah mampu

menarik tamu untuk menginap, namun tingkat hunian kamar hotel tersebut tidak

signifikan dan fluktuatif serta relatif tidak stabil inilah yang mendorong penulis

untuk menganalisis sejauh mana pengaruh produk tambahan (Augmented Products)

terhadap kepuasan tamu hotel oleh karena itu, penulis memilih judul

“ Pengaruh Produk Tambahan (Augmented products) Terhadap Kepuasan Tamu Madani Hotel Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah

Produk Tambahan (Augmented products) berpengaruh terhadap kepuasan tamu

yang menginap di Madani Hotel Medan Medan” ?

(21)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh

mana pengaruh Augmented products terhadap kepuasan tamu yang menginap di

Madani Hotel Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Madani Hotel Medan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Madani

Hotel Medan khususnya mengenai bagaimana mencipatakan augmented

products yang tepat sesuai dengan kebutuhan tamu hotel serta pengaruh

Augmented products tersebutterhadap kepuasan tamu yang menginap.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang

ingin melakukan penelitian dibidang yang sama dimasa mendatang.

3. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang

diperolah di perkuliahan dengan penerapan teori tersebut dilapangan serta

dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran, khususnya

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar untuk

diperhatikan, dimiliki, digunakan dan dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan

dan keinginan. Itu mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide

(Kotler dan Amstrong, 2001:8).

Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan

nilai bagi pelanggan. Barang dan jasa merupakan sub kategori yang menjelaskan

dua jenis produk (Payne, 2000:31).

Produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan atau tidak, yang

diperoleh seseorang melalui pertukaran (Lamb,2001:414).

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi yang ditujukan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun

yang tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan tertentu (Tjiptono 2005:31).

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat dikatakan bahwa produk adalah segala

sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen yang dapat memenuhi dan

memuaskan kebutuhan konsumen.

2.1.2 Kategori Penawaran Produk

(Kotler, 2005:89) mengidentifikasikan adanya keragaman dalam penawaran

(23)

1. Produk fisik murni

Penawaran semata-mata hanya terdiri atas produk fisik, misalnya pasta

gigi, sabun mandi, bumbu masak tanpa ada jasa pendukung lainnya.

2. Produk jasa dengan pendukung

Kategori ini berupa produk fisik yang disertai dengan satu atau

beberapa jasa pelengkap untuk menarik daya tarik konsumen.

Contohnya, produsen mobil melengkapi mobilnya dengan berbagai jasa

pendukung, seperti jasa pemeliharaan, reparasi dan sebagainya.

3. Hibrid

Dalam kategori ini, komponen jasa dan barang sama porsinya

Jasa utamanya yang dilengkapi dengan barang dan jasa minor

Penawaran terdiri dari suatu jasa produk bersama-sama dengan jasa

tambahan dan/atau dengan barang-barang pendukung. Contohnya,

sekalipun penawaran utama sebuah hotel adalah sarana akomodasi,

produk fisik tetap dibutuhkan (misalnya bangunan dan kamar hotel,

tempat tidur, serta produk-produk tambahan lainnya).

4. Jasa Murni

Penawaran hampir seluruhnya berupa jasa. Misalnya fisioterapi,

(24)

2.1.3 Tingkat Produk

Philip Kotler dalam bukunya Manajemen pemasaran jilid 2 (2002 : 449)

menerangkan mengenai tingkatan produk, dimana produk dapat dikategorikan

kedalam lima tingkatan, yaitu:

1. Manfaat Inti (Core Benefit)

Manfaat inti merupakan tingkatan yang paling dasar dari tingkatan produk dan

berisikan manfaat atau jasa inti yang sebenarnya dibeli oleh konsumen.

Misalnya seorang tamu hotel membeli “istirahat dan tidur”.

2. Produk Generik (Generic Product)

Produk generik merupakan manfaat umum yang diperoleh para konsumen dari

produk yang dikonsumsinya. Misalnya sebuah kamar hotel merupakan sebuah

produk yang mempunyai kamar-kamar untuk disewakan kepada tamunya. Jadi

hotel tersebut memberikan manfaat umum kepada konsumen dari sewa

kamarnya.

3. Produk Yang Diharapkan (Expected Product)

Yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh pembeli

ketika membeli produk tersebut. Misalnya tamu hotel dapat mengharapkan

tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca dan ketenangan.

4. Produk Tambahan (Augmented Products)

Adalah adanya manfaat tambahan yang ditawarkan untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen. Misalnya suatu hotel meningkatkan produknya

dengan menyertakan pesawat televisi dengan alat pengendalijarak jauh, bunga

(25)

2 3 4 5

1 5. Produk Potensial (Potential Product)

produk yang secara potensial mempunyai manfaat untuk dikonsumsi

(mencakup semua peningkatan transformasi yang pada akhirnya akan dialami

oleh produk tersebut dimasa depan). Misalnya perusahaan secara agresif

mencari berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan

tawarannya dengan cara kemunculan hotel yang seluruhnya berkamar suite

dimana tamu menempati kamar yang baru itu.

Apabila seseorang membutuhkan suatu produk, maka yang terbayang

terlebih dahulu ialah manfaat dari produknya, setelah itu baru mempertimbangkan

faktor- faktor lain diluar manfaat. Faktor itulah yang membuat konsumen

mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.

Sumber: Kotler (2002 : 449)

Gambar 2.1 Lima Tingkatan Produk Keterangan :

1. Manfaat inti

2. Produk Dasar

3. Produk yang diharapkan

4. Produk yang ditingkatkan

(26)

2.2 Produk Tambahan (Augmented products)

Yang dibeli konsumen dari suatu produk adalah manfaat yang diperoleh dari

produk tersebut bukan semata wujud fisiknya. Salah satu perhatian penting dari

para pemasaran dalam menawarkan suatu produk adalah tingkat produk, dimana

salah satu tingkatannya adalah produk tambahan (augmented products).

Terdapat beberapa defenisi augmented products menurut para ahli:

Augmented products merupakan kombinasi yang baik antara core products dengan

suplementary services (Lovelock dan Cristoper, 2001:98).

Augmented products yaitu produk fisik, jasa dan manfaat tambahan

yang disertakan pada penawaran produk untuk memuaskan kebutuhan

tambahan dan/atau untuk mendiffrensiasikan produk dari produk pesaing

(Tjiptono,2005:92).

Augmented products merupakan penawaran layanan dan manfaat yang

rumit yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. Ketika merancang produk,

para pemasar harus mengidentifikasi kebutuhan inti konsumen yang akan

dipenuhi. Kemudian mereka mendesain produk aktual dan mencari cara untuk

menambah manfaat produk tersebut untuk menciptakan paket manfaat yang

paling memuaskan konsumennya.`

Dalam aplikasinya, augmented products yang di tawarkan berbeda beda

sesuai dengan produk inti (core products) yang ditawarkan suatu perusahaan.

Berdasarkan pendekatan multi level yang dikembangkan oleh kothler dananderson

(dalam Tjiptono, 2006:192)

(27)

Core product level, berupa kebutuhan dasar yang dipuaskan suatu produk.

1. Tangible product level. Produk inti (core products) direalisasikan dan

ditawarkan kepada konsumen dalam berbagai bentuk fisik yang tercermin

dalam karakteristik, model, kemasan, nama merk dan tingkat kualitas

produk.

2. Augmented products level, yaitu produk fisik, jasa, dan manfaat tambahan

yang disertakan pada penawaran produk untuk memuaskan kebutuhan

tambahan dan/atau untuk mendiffrensiasikan produk dari produk pesaing.

Banyak diantara karakteristik produk tambahan ini sebagian besar berupa

jasa seperti layanan pembelian, purna beli, garansi dan lain-lain.

Sebagian besar analisis terhadap penawaran jasa mendapati bahwa faktor

intangibility dan inseparability menyebabkan aplikasi tiga level generik penawaran

produk kurang bermanfaat pada penawaran jasa,

Alternatif lain pada penawaran jasa menggunakan dua komponen utama

(Tjiptono:2005:93):

Jasa inti (Core service) yang mencerminkan manfaat inti

Jasa sekunder (Secondary services) yang mencerminkan tangible dan augmented

products level.

Augmented products membutuhkan kombinasi antara unsur-unsur berwujud

dan tidak berwujud, agar manfaat inti yang ditawarkan dapat dikenali dan dipahami

dengan mudah oleh konsumen. Dalam praktiknya, unsur-unsur berwujud jauh lebih

(28)

konsumen. Masalah lain dalam pemasaran jasa menyangkut karakteristik tidak

terpisahkannya antara produksi dan konsumsi.

Augmented products dapat dianalisis berdasarkan sejumlah elemen (Tjiptono,

2005:94) sebagai berikut:

1. Fitur (Features)

Dalam produk fisik, fitur merupakan komponen-komponen spesifik produk

yang dapat ditambahkan atau dikurangi tanpa mengubah karakteristik esensial

produk tersebut. Fitur ditambahkan atau dikurangi sedemikian rupa sehingga

perusahaan dapat menghasilkan serangkaian produk yang memiliki daya tarik

yang berbeda, bagi sejumlah segmen pasar yang berbeda.

2. Styling

Styling berarti memberikan penampilan unik pada produk. Styling pada jasa

tidak hanya penampilan pada unsur-unsur berwujud, tetapi termasuk pula

unsur-unsur tidak berwujud. Dalam kaitannya dengan karakteristik

inseparability, relasi dan interaksi antara pelanggan dengan penyedia jasa

sangat penting dalam menentukan keberhasilah pemasaran jasa. Sebagai

contoh ada beberapa perbedaan style antara restoran Mcdonald, KentuckyFried

Chicken, dan Burger King, meskipun ketiganya berkecimpung dalam bisnis

makanan siap saji.

3. Kemasan

Unsur tidak berwujud dalam jasa tidak bisa dikemas seperti halnya produk fisik

yang menggunakan pembungkus untuk melindungi produk dan sekaligus

(29)

dapat dikemas seperti halnya produk fisik. Kemasan yang baik dapat

memudahkan konsumsi jasa, misalnya desain wadah bisa mempermudah

penanganan jasa dalam kemasan jasa perhotelan juga bisa dikemas seperti hotel

menyediakan pemesanan kamar, ball room via telepon, pemesanan online.

4. Merek

Pada prinsipnya, tujuan penggunaan merek untuk mengidentifikasikan produk

sebagai hak milik atau kepunyaan organisasi tertentu dan untuk memfasilitasi

diferensiasi suatu produk dari produk pesaing.

5. Bukti fisik

Bila para produsen barang cenderung memasukkan jasa/layanan tambahan

dalam augmented products mereka, maka sebaliknya tidak sedikit pemasar jasa

justru mendiferensiasikan jasanya daru para pesaing dengan jalan

menambahkan karakteristik fisik, seperti desain brosur, seragam karyawan, dan

outlet jasa yang ekslusif dan unik.

6. Penyampaian jasa

Seperti halnya pada pemasaran barang, faktor pengiriman/penyampaian produk

juga merupakan diferensitor penting dalam jasa. Dalam konteks jasa,

aksesibilitas dipandang lebih tepat daripada konsep distribusi yang biasa

dijumpai dalam pemasaran barang.

7. Proses

Selain hasil akhir, proses produksi/operasi juga merupakan faktor penting

(30)

producers dalam bisnis jasa yang bersangkutan, oleh karena itu desain jasa

harus benar-benar memperhitungkan aspek proses dan cara interaksi antara

karyawan perusahaan jasa dengan konsumen selama proses tersebut.

8. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia terlibat dalam proses penyampaian jasa sangat penting

peranannya dalam menentukan jasa yang dihasilkan dan dalam menentukan

persepsi pelanggan terhadap jasa bersangkutan. Oleh sebab itu, sumber daya

manusia menjadi unsur penting dalam penawaran jasa.

9. Kualitas

Tingkat kualitas jasa merupakan aspek krusial dalam penawaran jasa total.

Kualitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan pelanggan untuk

mengevaluasi jasa suatu organisasi dibandingkan penawaran dari perusahaan

lain. Dalam praktiknya, konsumen mungkin saja lebih mengutamakan

penilaian terhadap kualitas penyedia jasa dari pada kualitas penawaran jasa

tersebut. Hal seperti ini banyak terjadi dalam pengambilan keputusan dalam

memilih universitas, rumah sakit, hotel, dan sebagainya.

Semua komponen augmented products yang diuraikan tersebut sangat

penting dalam bidang perhotelan sebagai penyedia jasa terhadap tamu hotel yang

bertujuan untuk memberikan kepuasan atas jasa yang dikonsumsi oleh tamu.

2.3 Jasa

2.3.1 Pengertian Jasa

Jasa dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang memiliki beberapa

(31)

melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan property dalam

kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikannya ( Payne, 2009:8).

Menurut Yoeti (2004:1) yang dimaksud dengan jasa (sevice) adalah suatu

produk yang tidak nyata (intangible) dari hasil kegiatan timbal balik antara pemberi

jasa (producer) dan penerima jasa (customer) melalui suatu atau beberapa aktivitas

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tidak jauh berbeda dengan defenisi

tersebut Gronroos dalam Tjiptono dan Chandra (2005:11) mendefenisikan jasa

adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya

(namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan

jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang

disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak

merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi

pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberi nilai tambah

(seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau

pemecahan masalah yang di hadapi konsumen (Lupiyoadi, 2001:5). Menurut Kotler

dan Keller (2008:36) jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat

ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak

menghasilkan kepemilikan apapun.

2.3.2 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler dan Keller (2008:39), Jasa memiliki beberapa karakteristik

(32)

1. Intangibility (Ketidakberwujudan)

Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, artinya tidak dapat dilihat,

dirasa, diraba, dicium sebelum dibeli. Hal ini mengakibatkan pelanggan

tidak dapat memprediksi hasilnya sebelum membeli jasa tersebut. Kesulitan

untuk memprediksi suatu jasa membuat seseorang mencari bukti-bukti yang

dapat menunjukkan kualitas suatu jasa. Kualitas suatu jasa dapat

diprediksikan melalui tempat jasa tersebut diproduksi atau dihasilkan, orang

yang menghasil jasa, peralatan, bahan komunikasi, simbol dan harga jasa

tersebut.

2. Inseparability (Ketidakterpisahan)

Berbeda halnya dengan barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan

dalam persediaan, didistribusi, melalui berbagai perantara, dan dikonsumsi

kemudian, jasa umunya diproduksi dan dikonsumsi sekaligus. Hal ini

mengakibatkan kualitas jasa ditentukan oleh interaksi produsen jasa dengan

pelanggannya. Oleh sebab itu, efektivitas individu dalam menyampaikan

jasa merupakan unsur yang penting dalam pembelian jasa.

3. Variability (Keberubah-ubahan)

Jasa sangat bervariasi karena kualitas jasa tergantung pada siapa yang

menyediakannya, kapan, dimana, dan untuk siapa jasa tersebut dihasilkan.

Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas jasa dan biasanya mencari

informasi atau membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih suatu

(33)

4. Perishability (Ketidaktahanlamaan)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan

berlalu begitu saja. Hal ini mengakibatkan kapasitas produksi menjadi

faktor yang kritikal. Perishability juga berakibat pada manajemen

permintaan atau

manajemen hasil. Jasa yang tepat harus disediakan untuk pelanggan yang

tepat pada tempat yang tepat di saat yang tepat dan harga yang tepat untuk

memaksimalkan profitabilitas.

Sumber: Kotler dan Amstrong (2004:368)

Gambar 2.2 : Karateristik Jasa

2.4 Hospitality dan Caretaking

Hotel merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang

penyediaan akomodasi, dimana produk intinya adalah menyediakan kamar yang

nyaman bagi tamu yang menginap. Hotel sangat erat kaitannya dengan Hospitality

dan Caretaking. Kedua elemen ini secara langsung maupun tidak langsung, dapat Ketakberwujudan

Jasa tidak dapat dilihat,  dirasakan, diraba, didengar,  atau dicium sebelum dibeli 

Keberubah-ubahan

Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya dan dimana, kapan, dan bagaimana penyediannya untuk dijual atau digunakan  kemudian 

(34)

Jasa yang berhubungan dengan hospitality harus mencerminkan kesenangan

dalam bertemu pelanggan baru dan pelanggan lama yang kembali. Mereka sangat

erat berhubungan dengan hubungan langsung antara pihak perusahaan dengan

pihak pelanggan. Pihak perusahaan berusaha memuaskan keinginan-keinginan

pelanggan yang muncul selain keinginan awalnya, intinya perusahaan harus

menambah tingkat kepuasan pelanggan dengan menambah kenyamanan pelanggan.

Misalkan di hotel, keinginan tamu semula adalah kamar untuk menginap. Tetapi

kemudian tamu tersebut ingin bersantai dengan menunggu teman atau rekan

bisnisnya, hotel haruslah memiliki fasilitas tunggu yang memadai (misalnya sebuah

lobby yang nyaman serta dilengkapi fasilitas hiburan seperti televisi atau majalah).

Contoh lainnya, sebuah rumah sakit berusaha menambah lingkup produknya

dengan adanya layanan kamar untuk kamar pasien yang menginap. Bahkan pada

level tertentu juga disediakan makanan dan minuman.

Caretaking adalah perhatian atau perlindungan terhadap barang bawaan

pelanggan (Tjiptono, 2005:91). Pada produk barang, hal ini berkaitan dengan

pengemasan, pengantaran dan instalasi produk tersebut. Sedangkan dalam hotel,

contohnya adalah menyediakan lapangan parkir yang baik dan nyaman bagi tamu

yang datang dan penanganan bagasi. Elemen Hospitality dan caretaking inilah

yang sebagian ,merupakan produk tambahan (Augmented products) yang

ditawarkan untuk tamu atau pelanggan. Hal ini merupakan faktor penentu

meningkatnya atau menurunnya kepuasan pelanggan terhadap produk inti (Core

(35)

2.5 Definisi Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa adalah bagian dari sistem jasa keseluruhan dimana

perusahaan tersebut memiliki semua bentuk kontak dengan konsumennya, mulai

dari pengiklanan sampai dengan penagihan, hal itu mencakup kontak yang

dilakukan pada saat penyerahan jasa (Lovelock dan Wright, 1999:52).

Pemasaran jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh

satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan

perpindahan kepemilikan ( Kotler dan Keller, 2006:372).

Pemasaran jasa adalah proses sosial dimana dengan prose situ, individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

mempertukarkan jasa yang bernilai kepada pihak lain, yang mana pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu (Lupiyoadi,

2001:58).

2.6 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler, 2005:70). Seorang pelanggan jika

merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar

kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya.

Menurut (Umar, 2005:51) kepuasan dibagi dua macam yaitu :

(36)

Kepuasan Psikologika : merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang

bersifat tidak berwujud dari produk.

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktek

pemasaran. Serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas bisnis.

Kepuasan pelanggan berkontribusi kepada sejumlah aspek kruisal, seperti

terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatkan reputasi perusahaan, berkurangnya

biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas

karyawan. Selain itu kepuasan pelanggan juga dipandang sebagai salah satu

indikator terbaik untuk masa depan. Pelanggan yang merasa puas akan membeli

ulang, dan mereka memberitahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang

produk.

Kata kepuasan berasal dari bahasa latin “satis”(artinya cukup baik,

memadai) dan”facio”(melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan dapat

diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu cukup baik

dan memadai”. Tetapi berkaitan dengan konsep perilaku konsumen muncul banyak

sekali defenisi yang diberikan para ahli mengenai kepuasan konsumen ( Tjiptono,

2005:349). Beberapa pendapat mengenai kepuasan konsumen menurut para ahli

antara lain :

Menurut ( Umar, 2005:50) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang konsumen jika

sudah merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka akan

(37)

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja yang diharapkan (Kothler, 2005:70). Sedangkan menurut

(Sumarwan, 2003:322) kepuasan pelanggan merupakan dampak dari perbandingan

antara harapan nasabah sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh

konsumen dari produk yang dibeli tersebut. .(Kotler, 2001:52) menandakan bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja dengan harapannya.

2.6.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Dengan memberikan pelayanan yang prima, akan membentuk kesan yang

memuaskan bagi pelanggan, sehingga pelanggan akan cenderung tetap memilih

pelayanan yang diberikan perusahaan, sebaliknya pelayanan yang buruk akan

berdampak pada beralihnya pelanggan ke perusahaan lain yang menawarkan

pelayanan yang lebih baik dan memuaskan pelanggan.

Terdapat lima faktor yang harus diperhatikan perusahaan dalam menentukan

tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen. (Lupiyoadi 2001:158) yaitu:

1. Kualitas produk.

Pelanggan akan merasa puasa apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan

bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas Pelayanan.

Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik

(38)

3. Emosional.

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum padanya bila dia memakai produk dengan merek tertentu.

4. Harga.

Produk dengan kualitas sama tapi menerapkan harga relatif murah akan

memberi nilai yang tinggi pada pelanggannya.

5. Biaya.

Pelanggan yang tidak mengeluarkan biaya tambahan atau membuang waktu

untuk mendapatkan suatu produk cenderung puas terhadap produk tersebut.

2.7 Penelitian Terdahulu

Diawaty, Sari Eka (2010) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Produk Tambahan (Augmented products) Terhadap Kepuasan Tamu Hotel Pelangi

Medan”. Tujuan penelitiannya adalah mengetahui pengaruh Produk Tambahan

(Augmented products) terhadap kepuasan tamu Hotel Pelangi Medan.

Menggunakan metode analisis deskriptif, Regresi Linear Berganda.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang pengukurannya

menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS versi

14.00. Sebelum kuesioner disebarkan uji terlebih dahulu untuk dapat melihat

validitas dan reliabilitas SPSS versi 14.00.

Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien

mempunyai tanda positif, Dengan nilai F hitung 20,358 > F tabel 2,29 ini

menunjukkan variabel parking (X1), food and beverages (X2), variabel waiting

(39)

merupakan variabel bebas (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan tamu (Y) yang merupakan variabel terikat. adanya pengaruh Produk

Tambahan (Augmented products) sebesar 85,50% sedangkan selebihnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Maharani, sonya (2010), melakukan penelitian dengan judul “ Analisis

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Pembayaran

Rekening Listrik ( Studi pada Unit Pelayanan Pelanggan Semarang Barat)” . Hasil

analisis menggunakan SPSS versi 13.00 menunjukkan bahwa: (1) Kualitas

pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Dari hasil koefisien

regresi yang didapat menunjukkan, faktor jaminan menjadi faktor terbesar yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan, kemudian bukti fisik, daya tanggap,

keandalan, sementara empati menjadi faktor terendah yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan.

Pengujian hipotesis secara parsial dari variabel independen signifikan,

karena nilai signifikansi semua <0,05. (2) Pengujian hipotesis secara simultan dari

variabel independen signifikan, karena nilai signifikansi <0.05. (3) Koefisien

Determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel bukti fisik, keandalan, daya

tanggap, jaminan dan empati dalam menjelaskan Kepuasan pelanggan Unit

pelayanan Pelanggan Pembayaran Rekening Listrik Semarang Barat Adalah sebesar

(40)

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan

teoritis yang mencerminkan hubungan antara variabel yang diteliti. Kerangka

konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek

penelitian yang dilakukan dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti. Sesuai

dengan permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mempermudah analisis dan

mengimplementasikan ke dalam sebuah gambaran kerangka berpikir.

Kotler menerangkan mengenai tingkatan produk, dimana produk dapat

dikategorikan kedalam lima tingkatan, salah satunya adalah produk tambahan

(augmented products) yaitu manfaat tambahan yang ditawarkan akan

meningkatkan kepuasan kepada konsumen.

Hotel sangat erat kaitannya dengan Hospitality dan Caretaking. Kedua

elemen ini secara langsung maupun tidak langsung, dapat menambah manfaat dan

kepuasan yang dirasakan oleh tamu yang menginap. Elemen Hospitality dan

caretaking inilah yang sebagian ,merupakan produk tambahan (Augmented

products) yang ditawarkan untuk tamu hotel.

Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa produk tambahan

berpengaruh terhadap kepuasan tamu hotel. Untuk lebih jelas mengenai pengaruh

tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut

Sumber: Kotler (2002 : 449)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Produk Tambahan 

(X) 

(41)

Dalam kerangka konseptual tersebut di atas dapat dijelaskan, bahwa

Kepuasan Tamu yang menginap di hotel dapat dipengaruhi oleh adanya Produk

Tambahan yang terdiri dari Parking, Food and Beverages, Free Breakfast, Coffee

Shop, dan WIFI Internet Access. Secara teoritis semakin bagus kualitas Parking,

food and beverages, breakfeast, Coffe Shop dan Wifi Internet Access yang

ditawarkan hotel, maka diharapkan dapat meningkatkan kepuasan tamu hotel.

2.9 Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, perumusan masalah yang di

dukung dengan kajian teoritis dan dilengkapi juga dengan kerangka konseptual,

maka hipotesis yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut : “ Produk

Tambahan (Augmented products) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan tentang pengaruh Produk Tambahan

(Augmented products) terhadap Kepuasan Tamu Madani Hotel Medan

menggunakan penelitian Asosiatif Kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah

penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar

variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Madani Hotel Medan yang berlokasi di Jalan

Sisingamangaraja/Amaliun No.1 Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

dilakukan pada bulan Oktober 2013 s.d Desember 2013.

3.3 Batasan Operasional

Variable-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas X yaitu : Produk Tambahan (Augmented products) pada

Madani Hotel Medan.

Variabel terikat Y yaitu : Kepuasan Tamu yang menginap di Madani Hotel

(43)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan

variabel-variabel yang sudah didefinisikan sebagai upaya pemahaman penelitian. Definisi

variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Produk Tambahan (Augmented products)

Merupakan jasa tambahan yang disertakan pada penawaran jasa utama

untuk memuaskan kebutuhan dengan mendiferensiasikan jasa hotel dari

hotel pesaing.

2. Kepuasan Tamu

Kepuasan Tamu adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap

kinerja yang diharapkan.

Untuk lebih jelasnya mengenai operasional variabel pada penelitian ini

dapat dilihat pada Table 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Variabel Skala

Pengukuran hotel dengan hotel pesaing

1. Pengeloaan parkir yang baik

2.Aneka makanan dan minuman yang

ditawarkan bervariasi .

3.Sarapan yang disediakan gratis enak

(44)

4.Letak Coffee Shop

strategis.

5.Jaringan wifi berkualitas 24 jam diseluruh area hotel.

1. Fasilitas serta layanan hotel sesuai dengan

4. Tamu merasa nyaaman saat menginap.

5. Tamu merasa senang menginap di Madani Hotel.

Likert

Sumber : Sugiyono (2001) data diolah

3.5 Skala Pengukuran

Skala yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel Augmented products

dan variabel kepuasan tamu hotel. Skala pengukuran variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono 2006:86).

Penelitian dalam melakukan terhadap variabel-variabel yang akan diuji,

(45)

responden, maka skala yang digunakan adalah 1 sampai 5. Adapun 5 alternatif

yang digunakan dalam pemberian skor adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Instrument Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak

Setuju

1

Sumber : Sugiyono (2006:86)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Menurut (Sugiyono, 2004:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah

rata-rata jumlah pengunjung yang menginap di Madani Hotel Medan selama

delapan bulan terakhir mulai bulan Januari sampai dengan Agustus tahun 2013

yaitu sebanyak : 21. 436 dibagi delapan bulan, maka jumlah populasinya adalah:

(46)

Tabel 3.3

Data Tamu Madani Hotel Medan 2013

Sumber : Madani Hotel Medan 2013 3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2006:73). Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representative (mewakili).

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel dengan tujuan tertentu dengan kriteria bahwa

tamu yang dijadikan sampel penelitian adalah tamu yang menggunakan jasa dan

telah menginap minimal dua kali di Madani Hotel Medan.

Rata-rata pengunjung bulanan dari Januari sampai dengan Agustus tahun

2013 pada Madani Hotel Medan adalah 2.680 orang. Sampel diambildengan rumus

Slovin dalam (Umar, 2004:146) sebagai berikut :

No. Bulan Tamu Domestik Tamu Asing Jumlah

1 Januari 2053 12 2065

2 Februari 2136 20 2156

3 Maret 3528 23 3551

4 April 3554 6 3560

5 Mei 2255 9 2264

6 Juni 2151 8 2159

7 Juli 2873 23 2896

8 Agustus 2767 18 2785

(47)

n = 96, 402 digenapkan menjadi 97 orang sampel

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir dalam kasus ini adalah 10%.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Suatu karangan ilmiah membutuhkan data-data yang di analisa memecahkan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Penulis dalam penelitian ini

menggunakan dua jenis data yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi

penelitian melalui kuisioner dan wawancara kepada responden.

2. Data Sekunder, yaitu data dari perusahaan maupun dari studi kepustakaan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Observasi

suatu jenis pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung

(48)

2. Kuisioner

Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuisioner kepada sampel yang

terdiri dari tamu yang menginap di Madani Hotel Medan.

3. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku-buku literatur

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas

Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) serta

tingkat reliabilitas yang tinggi. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen

penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian tersebut

bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah syarat untuk menguji kesahihan alat ukur yang digunakan

dalam penelitian. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Penelitian ini di uji pada tamu Madani Hotel Medan. Uji validitas dilakukan pada

30 orang tamu diluar sampel. Pengujian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika r hitung bernilai positif dan r hitung > r tabel, maka butir pernyataan

(49)

2. Jika r hitung bernilai negatif dan r hitung < r tabel, maka butir pernyataan

dinyatakan tidak valid.

3. Nilai r hitung dapat dilihat pada tabel Item-Total Statistic di kolom

Corrected Item–Total Correction.

4. Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r dengan menggunakan df = n -2 = 30-2 = 28 dapat diketahui r_tabel = 0,361.

Pengujian validitas instrument dilakukan dengan menggunakan SPSS 17,00

for Windows, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4

Validitas Untuk Variabel X (Parking, Food and Beverages, Breakfeast, Coffee Shop, WIFI Internet Access)

No. Butir

Pernyataan r_hitung r_tabel Keterangan

1 0,696 0,361 Valid

Validitas Untuk Variabel Y (Kepuasan Tamu)

No. Butir

Pernyataan r_hitung r_tabel Keterangan

1 0,631 0,361 Valid

Dari sembilan butir pernyataan yang diuji, keseluruhan butir pernyataan

diperoleh r hitung bernilai positif dan nilai r hitung > nilai r tabel

(50)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai

r_alpha dengan r_tabel. Dalam uji relibilitas sebagai nilai r_alpha adalah nilai

alpha yang terdapat pada tabel reliability statistics di kolom Cronbach’s

Alpha,dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika r_alpha bernilai positif dan nilai r_alpha > r_tabel, maka reliabel

Jika r_alpha bernilai negatif dan nilai r_alpha < r tabel, maka tidak reliabel.

Nilai r_alpha untuk setiap variabel dapat dilihat dari Tabel 3.6

Tabel 3.6 Relibilitas Variabel

Instrument Conbrach’s Alpha Keterangan

Variabel X (Parking, Food & Beverages, Breakfeas, Coffee Shop, WIFI Internet Access

0,835 Reliabel

Variabe Y (Kepuasan

Tamu) 0,804 Reliabel

Sumber: Pengolahan SPSS (2013)

Berdasarkan hasil uji tersebut,diketahui nilai r_alpha variabel X yang

terdiri dari Parking, Food and Beverages, Breakfast, Coffee Shop, dan WIFI

Internet Access (0,835) dan r_alpha variabel Kepuasan Tamu (0,804) lebih

besar dibandingkan dengan nilai r_tabel (0,361), maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh pernyataan dinyatakan reliabel.

3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis data dimana

(51)

diinterprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah

yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh dan hubungan variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y), maka akan digunakan metode regresi linear dengan menggunakan

program SPSS versi 17,00 for windows. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Y = a +bX+e

Dimana :

Y = Kepuasan

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Augmented products

e = Standart Error

3.10.3 Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel bebas (X) secara

bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y), di 0<R²<1. Hal ini menunjukkan

jika nilai R semakin dekat dengan nilai 1, maka pengaruh variabel bebas terhadap

variabel tidak bebas semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R² semakin dekat pada nilai

(52)

3.10.4 Uji Signifikansi (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Tingkat signifikansi yang

digunakan adalah sebesar 5%, dengan derajat kebebasan = (n-k-l), dimana (n)

adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Ho diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Madani Hotel Medan

Madani Hotel Medan merupakan sebuah hotel dengan terobosan konsep

baru yang dirintis oleh Bapak H. Masri Nur dengan istrinya Hj. Murni, keluarga

pengusaha yang telah sukses merintis usaha Gelora Taylor Jl. Pandu, Gelora plaza I

Jl. SM Raja dan Gelora plaza II Jl. Bhakti/R.A. Hakim. Klinik Madani Jl.

Bhakti/RA. Hakim di Kota Medan, yang peduli dengan pendidikan dan keagamaan

dan sebagai wujud kepeduliannya mereka membuka lembaga pendidikan Darul

Ilmi Murni yang berlokasi di Jl. Besar Titikuning – Namorambe dan membangun

Mesjid Darul Ilmu Murni di Simalingkar B dan aktif di pengajian Sejuta Umat serta

oraganisasi keagamaan lainnya.

Madani Hotel Medan mulai tahap perencanaan pembangunannya sekitar

bulan Sepetember tahun 2003 dengan arsitek bangunan Ir. Mulkan Yahya, Msc saat

pembangunan dibawah pengawasan Bapak Mujiono, dan sebagai pelaksana

bangunan adalah Bapak Ir. Sukardi, sebagai pimpro Bapak Jumingan dan

didampingi oleh Bapak Jumakir, dalam operasional lapangan diawasi oleh Bapak

Sulaiman, Dani dan Haris, SE.

Awalnya Hotel ini diberi nama Gelora International Hotel, mengingat Hotel

ini dibangun untuk mengedepankan nilai-nilai keislaman dengan berlandaskan

(54)

hotel ini berubah nama dengan nama Madani yang diutarakan oleh Bapak H.

Mas’ud Lubis selaku Ka. Administrasi Proyek Pembangunan Hotel saat itu yang

disetujui oleh owner yang sebelumnya direncanakan namanya Hotel Madani.

Hotel ini diberi nama Madani karena Madani Hotel Medan mengedepankan

nilai-nilai keislaman berkonsepkan syariah dengan nuansa religius dengan tujuan

meningkatkan peradaban Kota Medan – Sumatera Utara terutama Bangsa Indonesia

dan dengan logo berlambangkan segi delapan yang berarti ”Penuh Hikmah” dengan

huruf M ditengah lambang tersebut merupakan lambang kebesaran syariahnya

Madani Hotel Medan yang berarti juga bahwa Madani Hotel Medan penuh dengan

hikmah baik bagi tamu, staff/pegawai, terutama bagi management Madani Hotel

Medan.

Soft Opening pada hari Senin 16 Juli 2007 oleh Walikota Medan Drs. H.

Abdillah, Ak., MBA dihadiri wakil Walikota Bapak Ramli serta pejabat

pemerintahannya lainnya seperti Sekda Prov.Sumatera Utara Drs. H.Muhyan

Tambuse, Sekda Drs.Afifuddin Lubis, Msi, Kadis Pendapatan Sumutera Utara

Bapak H. Safaruddin SH, Dirut Bank SUMUT Bapak Gus Irwan Pasaribu serta

jajaran Kepala Dinas, dan pengusaha-pengusaha yang ada di Kota Medan.

4.1.2 Jenis Usaha / Kegiatan

Madani Hotel Medan adalah Hotel berbintang empat yang bergerak

dibidang pelayanan jasa perhotelan dan merupakan hotel pertama di kota Medan

yang memiliki konsep Manajemen syariah. Didalam melakukan usaha tersebut

(55)

Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan yang tercipta oleh bisnis

keluarga, untuk meningkatkan rasa kekeluargaan antara kepentingan perusahaan,

karyawan dan tamu. Mengembangkan semangat untuk meningkatkan kemampuan

secara terus menerus berdasarkan, kecermatan, etika, kerja dan kesederhanaan.

Madani Hotel Medan akan semakin sukses jika para karyawan dapat

memberikan loyalitas kerja dan disiplin kerja yang baik untuk itu dituntut kepada

manajer hotel untuk selalu memberikan motivasi kerja yang baik bagi para

karyawan demi kemajuan dan kesuksesan Madani Hotel Medan. Pada Madani

Hotel Medan telah tersusun segala rencana kedepan untuk memajukan hotel seperti

program rutin, program jangka bulanan, program semesteran, program tahunan, dan

program jangka panjang (kedepan).

4.1.3 Fasilitas Hotel

Madani Hotel Medan berlantai tujuh dengan berbagai fasilitas dan produk

tambahan yang ditawarkan pada tamu dalam mewujudkan pelayanan yang prima,

antara lain:

1. Kamar

Kamar Madani Hotel Medan berjumlah 173 kamar yang terletakdi lantai tiga

(56)

Tabel 4.1

Tipe dan Tarif Kamar Madani Hotel Medan

No. Room Type Jumlah Tarif Include

1 Superior 109 kamar Rp. 640.000 Breakfeast 2 Deluxe 34 kamar Rp. 780.000 Breakfeast  3 Executive Deluxe 15 kamar RP. 910.000 Breakfeast  4 Executive Deluxe 4 kamar Rp. 1.540.000 Breakfeast  5 Family Suite 5 kamar Rp. 2.240.000 Breakfeast  7 Madani Suite 5 kamar Rp. 3.010.000 Breakfeast  8 Royal Suite 1 kamar Rp. 5.250.000 Breakfeast  Sumber: Madani Hotel Medan 2013 (data diolah)

Seluruh kamar telah dilengkapi dengan free WIFI boadband internet or

dedicated line internet access, Cold/hot water with standing shower or bathtub, AC

with individual temperature control, mini bar or mini refrigator, 32” TV flat or

LCD with satellite TV Channel, International direct dial facilities or SLJJ, Private

Save deposite box ( for suite room), Automatic Shavers and hand Hair dryer at

toilet (for suite room).

2. Fuction Rooms

Madani Hotel menyediakan delapan function rooms yang bisa digunakan

untuk berbagai kegiatan seperti acara Weddyng Party, convention, Road Show,

Audition, Meeting Concert, Lauching Product, Party, Exhibition, Seminar, Wisuda,

(57)

Tabel 4.2

Function Rooms Madani Hotel Medan

No. Name of

Room

Capacity Size (m)

Cocktail Theatre Banquet Class U-Shape

Sumber: Madani Hotel Medan 2013 (data diolah)

Dengan adanya function rooms tersebut, tamu dapat memilih ruangan yang

mana yang sesuai dengan acara yang akan diselenggarakan misalnya untuk

Wedding party tamu dapat menggunakan Gelora Ballroom dengan kapasitas hingga

1500 pax, jika ingin mengadakan acara keluarga atau pesta ulang ulang tahun, Sisha

Lounge sangat cocok untuk acara tersebut mampu menampung hingga 40 seat, dan

Bahrain room ruangan yang lebih kecil dapat digunakan sebagai ruang rapat bagi

tamu.

3. Restaurant & Cafe

Madani Hotel Medan memiliki restoran dan kafe yang terletak di area lobby

dan lantai 2 menyediakan berbagai makanan dan minuman dengan cita rasa tinggi

dengan kapasitas yang memadai untuk menampung pengunjung. Seperti terlihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Restaurant & Cafe Madani Hotel Medan

No. Capacity Floor

Gambar

Tabel: 1.1 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Sumatera Utara
Tabel 1.2 Tabel pengunjung Madani Hotel Medan Januari 2013 s.d Agustustus 2013
Gambar 2.2 : Karateristik Jasa
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait