• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Produksi Program Suara Anak Negeri Di Jak TV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Produksi Program Suara Anak Negeri Di Jak TV"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ONGKO PRASETYO NIM:207051100569

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

DI

JAI( TV

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Oreko Pra$etys htIM.20705U00569

Ade Masturi. MA h[IP. 19750606 200710 1

mr

JT]RUSAI\I KOMI]NIKASI DAN PENYIARAN ISLAM TAKULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMI]NIKASI

IINMRSITAS

ISLAII

NEGERI

Gmg

SYARIF HIDAYATIILLAH JAKARTA

(3)

J*ktv telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu

Komrmikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1 Agustus 2A1,3- Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi

Islarn (S.Kom.I) padaprogran Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

JakartA 1 Agustus 2013

Sidang Munaqasyah

Selaetaris

Pengqii 1 Penguji 2

Wa'41(

Drs, Cecen Cafltrawihva.

MA

19670818 199E03 1 002

Ade

MutHri"MA

NIP. r975ffi06 200710

I

001 Ketua Sidang

I\m:

19709}03 199603 100I IrtIP: 1971041222000032001
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan tiruan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juli 2013

(5)

i

Ongko Prasetyo 207051100569

Analisis Produksi Program Suara Anak Negeri Di JAK TV

Televisi adalah salah satu media massa yang masih banyak diakses oleh masyarakat sekarang ini. Televisi sebagai salah satu media, jelas keberadaannya sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap acara yang disuguhkan mempunyai andil besar dalam menyampaikan ide, visi dan misi produsernya sehingga televisi terbukti dapat mempengaruhi opini publik. Dari berbagai macam acara yang disajikan masih sedikit sekali audience yang mau menonton acara yang bersifat mendidik dan dapat memberikan inspirasi.

Program acara Suara Anak Negeri adalah salah satu program acara yang bersifat mendidik masyarakat. Dimana dalam acara ini terkandung nilai-nilai pesan dakwah yang disampaikan oleh narasumber dengan santai namun tidak mengurangi makna yang disampaikannya.

Penelitian ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan; yaitu bagaimana format program dakwah “Suara Anak Negeri” di JAK TV Serta bagaimana proses produksi meliputi Pra produksi, Setup and Rehearsal, produksi serta pasca produksi Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan: 1) Untuk mengetahui jenis format acara pada program Suara Anak Negeri 2) untuk memahami proses

produksi program “Suara Anak Negeri” di JAK TV.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, untuk memperoleh pemahaman pengaderan program dakwah di JAK TV. Melalui pendekatan ini peneliti berusaha mengkaji acara Suara Anak Negeri yang bisa melahirkan pesan-pesan positif dan dengan demikian bisa dilihat acara tersebut bisa memperkuat dan menambah teori lama tentang fungsi televisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam (in depth interview), observasi terlibat (direct observation) dan dokumentasi dengan analisis data deskriptif.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT, dan kesejahteraan serta kedamaian semoga dilimpahkan kepada mahluk-Nya yang paling mulia dan sebaik-baik manusia, yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga beliau, para sahabat beliau yang mulia, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan hingga hari pembalasan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari benar bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak terkait, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karena berkat arahan, bantuan, petunjuk dan motivasi yang diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna mendapatkan gelar Strata Satu (S1) di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Ibunda Sri Wantini serta Ayahanda Semiyanto yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi dukungan moril maupun materiil, semangat dan motivasi kepada penulis. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

(7)

iii

2. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA, sebagai sekretaris Koordinator Program Non Reguler FIDKOM, serta Bpk Ahmad Fatoni, S.Sos.I, sebagai Staff Administrasi.

3. Dra. Asriyati Jamil M.Hum (alm), selaku koordinator teknis program Non Reguler Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang sempat memberikan dorongan moriil untuk penulis.

4. Bapak Ade Masturi, M.A selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan pemikirannya kepada penulis 5. Drs Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, M.A selaku Ketua Jurusan dan

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

6. Para Dosen, Karyawan, dan staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang membantu penulis dalam mendapatkan bahan skripsi.

8. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Fakultas Ilmu dakwah dan ilmu komunikasi yang memberikan tempat yang nyaman bagi penulis demi kelancaran skripsi ini.

(8)

iv

10.Adikku, Agung Prasetyo Budi meskipun sering mengganggu pembuatan skripsi, tetapi mereka tetap memberikan semangat dan motivasinya kepada penulis.

11.Kawan-kawan Seperjuangan KPI Non Reguler 2007, Abdul Gani, Ryo Adytama , Ajrini, Aini, Fadila, Isnaanto, Donni Bhestadi, Aldy, Andi Widianto, Dani, Syahrul, Mutiara, Rizka, Ferdy Yulian, Indah, Nila, Neneng, Cahaya, Lulu, Ica, Jepri, Ade Alfan, Pak H. Sulaiman, Samlawi, Saifullah, Aan, Za’arsy, Farida, Joya, Serta KPI Non Reguler angkatan 2008 yang telah memberikan dukungannya kepada penulis. yang tak henti-hentinya menularkan semangat berjuang untuk skripsi. Dan yang belum semoga kalian cepat menyusul, amin.

12.Keluarga besar HMI Cabang Ciputat dan HMI KOMFAKDA Cabang Ciputat.

13.Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan yang terjadi selama ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi teman-teman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin

Jakarta, Juli 2013

(9)

v

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistimatika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Analisis Produksi ... 13

1. Pengertian Analisis ... 13

2. Pengertian Produksi ... 14

a. Materi Produksi ... 16

b. Sarana Produksi ... 17

c. Biaya Produksi ... 17

d. Organisasi Pelaksanaan Produksi ... 19

e. Tahap Pelaksanaan Produksi ... 20

1) Pra Produksi ... 21

2) Setup and Rehearsal ... 23

3) Produksi ... 23

4) Pasca Produksi ... 26

B. Program ... 29

1. Pengertian Program ... 29

2. Analisis Produksi Program ... 30

C. Ruang Lingkup Dakwah ... 31

1. Pengertian Dakwah ... 31

(10)

vi

1. Sejarah dan Perkembangan ... 45

2. Visi dan Misi ... 47

3. Filosofi Logo ... 47

B. Struktur Umum Direksi JAK TV ... 49

C. Profil Program Suara Anak Negeri ... 50

1. Gambaran Umum Program Suara Anak Negeri ... 50

2. Visi dan Misi Program Suara Anak Negeri ... 53

3. Tujuan dan Sasaran Program Suara Anak Negeri ... 54

4. Segmentasi Pemirsa... 54

5. Tim Program Suara Anak Negeri ... 54

BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM SUARA ANAK NEGERI DI JAK TV A. Format Program Suara Anak Negeri ... 56

B. Proses Produksi Program Suara Anak Negeri ... 57

1. Pra Produksi ... 58

2. Setup And Rehearsal ... 61

3. Produksi ... 63

4. Pasca Produksi ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran-saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi sebagai salah satu media yang sangat diminati masyarakat memiliki acara yang sangat beragam, mulai dari acara hiburan, news, informasi, hingga pendidikan. Begitu banyaknya siaran di televisi memudahkan masyarakat mendapatkan informasi yang banyak dan beragam. Beragamnya acara televisi bukan hanya memberikan dampak yang positif namun juga memberikan dampak yang negatif bagi pemirsa.

Pengaruh televisi itu kuat terhadap kehidupan manusia, sudah diduga dan disadari ketika media massa itu pada tahun 1962 mulai dimunculkan ditengah-tengah masyarakat. Tetapi pengaruhnya itu bisa positif bisa negatif, bergantung kepada pengelolanya.1

Tidak sedikit stasiun televisi yang memuat tayangan-tayangan tidak bermutu hanya untuk mengejar rating semata. Banyak pemirsa televisi yang disajikan tayangan yang mengandung kekerasan, seks, mistik bahkan merusak moral masyarakat. Selain itu, televisi juga harus mampu mengimbangi program siaran televisi yang sifatnya seronok, agar umat Islam tidak terperangkap pada budaya, nilai-nilai negatif yang dapat merusak kearifan lokal, dan mitos-mitos yang diciptakan oleh televisi melalui kreasi imajinatifnya, yang terkadang membuat manusia lupa akan batasan nilai lokal.

1

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2008), h. 100.

(12)

Kecanggihan teknologi komunikasi termasuk didalamnya televisi juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah. Dengan mengetahui kelebihan televisi, maka alat tersebut dapat digunakan sebagai media dakwah, sebab sangat diharapkan bahwa dakwah yang dilakukan melalui televisi dapat berjalan efektif dan efisien karena sebagai salah satu pola penyampaian dalam upaya transfer ilmu pengetahuan.2

Siaran dakwah Islam menjadi sebuah tayangan yang disajikan oleh pihak televisi dikarenakan negara Indonesia ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam menyajikannya, stasiun televisi memuat tayangan nuansa Islam baik secara tidak langsung dengan menyisipkan nilai-nilai Islam di acara film contohnya Islam KTP di SCTV, ada pula yang secara langsung dikemas dalam bentuk Tausiyah.

Menurut M. Bahri Ghazali, dakwah dengan menggunakan media komunikasi lebih efektif dan efisien, atau dengan bahasa lain dakwah yang demikian adalah dakwah yang komunikatif, tanpa mengurangi arti dakwah secara langsung. 3

Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efisien bila menggunakan cara-cara yang strategis dan tepat didalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana dan prasarana dalam hal ini media dakwah, karena dakwah merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau semua segi kehidupan

2

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 33.

3

Wadhl Mansur, “Televisi Manfaat dan Madharat,” (Jakarta: Fikahati Aneska, 1993),

(13)

manusia, maka dalam penyampainnya harus dapat menyentuh semua tingkatan baik dari sudut sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Dalam melakukan satu aktivitas, hendaknya digunakan cara-cara yang efektif dan efisien agar aktivitas tersebut benar-benar mencapai target yang diharapkan. Begitu pula dengan aktivitas dakwah sejauh mana nilai efektifitas harus diperhitungkan, agar tujuan dakwah dapat mencapai keberhasilan.

Seperti hal-hal yang lain, dakwah yang disajikan media massa adalah realitas kedua. Di dalamnya sudah masuk perilaku media, termasuk efek suara, efek tata letak, dan efek visual. Orang siapa saja, dan apa saja latar belakangnya dapat menjadi mubalig asalkan media massa menampilkannya.4

Hal yang menentukan kualifikasi mubalig bukan lagi masalah keilmuan, bukan pula integritas moral, apalagi kualitas rohaniyah. Yang menentukan adalah selera para pengelola media massa. Dakwah tidak lagi kegiatan sakral, yang hanya dilakukan segelintir orang. Dakwah sekarang menjadi bagian dari budaya pop.5

Program dakwah di tv pada umumnya diisi oleh sosok seorang ustadz yang berceramah dan di lanjutkan oleh tanya jawab, atau yang lebih di kenal dengan kuliah subuh. Dakwah seperti itu yang sejak lama telah dikenal, tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka banyak yang memodifikasi program dakwah dengan semenarik mungkin. Tujuannya agar penonton tetap dapat menerima pesan dakwah yang ingin disampaikan

Begitu maraknya program dakwah di hampir setiap stasiun Televisi di Indonesia, penulis bermaksud meneliti sebuah program acara Dakwah yang

4

Jalaluddin Rakhmat, Catatan Kang Jalal : Visi Media,Politik, dan Pendidikan,

(Bandung, PT Remaja Rosdakarya,1997), Cet-I,h. 213-214.

5

(14)

disiarkan oleh salah satu televisi swasta. Stasiun televisi JAK TV yang mempunyai suatu program yang berfokus untuk menyampaikan informasi dakwah, yaitu program Suara Anak Negeri.

Program acara Suara Anak Negeri merupakan salah satu program acara yang disiarkan oleh JAK TV. Acara ini mengudara setiap hari Minggu pukul 16.00- 18.00, yang disiarkan secara live dari masjid-masjid maupun tempat-tempat umum lainnya yang ada di daerah Jabodetabek. Suara Anak Negeri adalah sebuah program untuk berbagi ilmu Islam secara interaktif. Program Suara Anak Negeri di JAK TV yang dipandu oleh komedian Beddu, disajikan secara santai namun tetap ada ilmu yang tersampaikan kepada pemirsa. Dengan ajaran dan tausyiah Islam, disertai inspirasi dari ustadz-ustadz tamu dan juga lantunan musik yang menyejukkan hati.

Pada program Suara Anak Negeri penulis hanya mengambil satu

episode saja, yaitu episode “Nikmatnya Bersyukur”. dimana pada episode

tersebut menampilkan segmen-segmen yang menarik seperti tanggapan masyarakat mengenai rasa syukur, menghadirkan bintang tamu dari kalangan artis yaitu Ricky Perdana, dan yang membedakan pada episode ini adalah menghadirkan dua ustadz yaitu Ustadz Soleh Mahmud atau yang biasa dipanggil dengan Ustadz Solmed selain itu juga diisi oleh Ustadzah Witra.

(15)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Program Suara Anak Negeri sudah ada 39 Episode sampai pada bulan Januari 2013. Demi efektifitas penelitian, penulis hanya mengambil satu episode saja yang diproduksi pada bulan Februari 2013, tanggal 17 Februari 2013.

Berdasarkan batasan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana format acara pada program Suara Anak Negeri di JAK TV pada episode Nikmatnya Bersyukur ?

2. Bagaimana proses produksi pada program Suara Anak Negeri JAK TV, di tinjau dari pra produksi, setup and Rehearsal proses produksi, dan pasca produksi pada episode Nikmatnya Bersyukur ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui format acara pada program Suara Anak Negeri di JAK TV pada episode Nikmatnya Bersyukur.

2. Dapat mengetahui proses produksi pada program Suara Anak Negeri di JAK TV saat pra produksi, setup and Rehearsal, proses produksi, sampai pasca produksi episode Nikmatnya Bersyukur.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis

(16)

masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi mengenai penggunaan media elektronik (televisi) untuk kepentingan dakwah Islam.

b. Sebagai dasar bagi studi-studi selanjutnya, dan sekaligus menambah khazanah serta referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi dan referensi bagi para praktisi dakwah atau khalayak yang tertarik pada ranah dakwah dan institusi penyelenggara siaran televisi khususnya televisi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi (DNK TV).

b. Sebagai dokumentasi atau bahan evaluasi bagi pihak JAK TV tentang

program “Suara Anak Negeri”.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif ini diambil karena sasaran atau obyek penelitian dibatasi agar data-data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin dan demi menghindari terjadinya pelebaran obyek penelitian.

(17)

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang menggambarkan penelitian terhadap proses produksi program Suara

Anak Negeri khususnya pada episode “Nikmatnya Bersyukur”.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan.7 Dalam penelitian ini terdapat subjek yang merupakan faktor utama dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu semua crew yang terkait langsung dalam program Suara Anak Negeri. Subjek penelitian ini juga merupakan orang yang memberikan informasi dalam penelitian ini, dan informan yang memberikan informasi tersebut adalah Produser eksekutif dari program Suara Anak Negeri Bapak Velantine Valiant. b. Objek Penelitian

Objek penelitian (variabel) memiliki makna ”apa yang akan

diteliti”. Sehingga yang menjadi objek penelitian ini adalah proses pra

produksi, Setup and Rehearsal, produksi, dan pasca produksi program Suara Anak Negeri di JAK TV pada episode Nikmatnya Bersyukur yang diproduksi di bulan februari 2013.

6

Lexy J. Moleong, MA., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, ed.Revisi, 2007), h. 4.

7

(18)

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Stasiun JAK TV yang terletak di kawasan SCBD Jl. Jend.Sudirman, Kav. 52-53 Jakarta Selatan. Serta lokasi Shooting program “Suara Anak Negeri”. Waktu penelitian ini pada bulan Maret 2013.

4. Teknik Pengumpulan Data

Terkait dengan penelitian ini maka penulis menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Observasi, dimana teknik yang peneliti gunakan bersifat langsung. yaitu dengan melakukan kunjungan ke stasiun JAK TV serta lokasi dimana produksi Suara Anak Negeri sedang berlangsung. Demikian observasi ini dilakukan agar mendapatkan data yang tepat dan akurat mengenai program Suara Anak Negeri di JAK TV.

b. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.8 Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan lisan maupun tertulis, apabila narasumber sulit ditemui, lewat metode ini diharapkan permasalahan yang ada dapat terjawab secara jelas dan mendetail. Dalam hal ini peneliti melakukan proses wawancara kepada eksekutif produser program

“Suara Anak Negeri” yaitu Velantin Valiant dan para kru-kru lainya.

8

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

(19)

c. Dokumentasi, Adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat pihak lain. Teknik tersebut digunakan untuk memperoleh dan mencatat data secara langsung tentang profil program Suara Anak Negeri dan hal-hal yang berkaitan dengan program acara Suara Anak Negeri. Teknik ini bertujuan untuk mendukung data dan didukung dengan dokumentasi berupa foto yang langsung diambil dari lokasi penelitian. Di samping itu, peneliti akan mengambil dokumen atau file yang ada pada JAK TV sebagai pelengkap informasi dari hasil perolehan data melalui observasi dan wawancara di lapangan yang dilakukan.

5. Teknik Analisis Data

(20)

1) Pengumpulan data

2) Mengklasifikasikan semua data dan mengedit sesuai kebutuhan 3) Menyusun data sesuai rencana

4) Melakukan analisa untuk menjawab rumusan masalah. 5) Menyimpulkan hasil analisa

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Praktek Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) terbitan CeQDA (Center for Qualiry Development and Asssurance), Tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi yang telah meneliti Program dakwah di stasiun-stasiun TV seperti METRO TV, TV ONE, TRANS TV, RCTI, TVRI, MNC TV, INDOSIAR, SCTV, ANTV diantaranya:

a. Aliyah tahun 2005 yang berjudul Dakwah Melalui Televisi (Study Kritis Terhadap Acara Lentera Hati di Metro TV). Tinjauan dari penelitian ini untuk menganalisis proses produksi programnya berlangsung dari pra produksi sampai evaluasi dan mengkritik tentang proses produksi terhadap program tersebut.

(21)

c. Analisis produksi Makna kehidupan di Trans Tv oleh Minarsih Fitriasari Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2010. Pada skripsi ini menganalisis tentang produksi acara.

d. Analisis Produksi program Forum Kerukunan Umat beragama di TVRI diteliti oleh Anne Chrisnasari Syahman Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada tahun 2010

e. Analisis Produksi program sinetron Islam KTP di SCTV, diteliti oleh Qurnia Nurmala Sari mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Tahun 2010

Sedangkan judul skripsi penulis “Analisis Produksi Program Suara

Anak Negeri di JAK TV”. Pada skripsi ini penulis membahas tentang seperti apa proses pelaksanaannya terkait dengan perencanaan sebelumnya dan proses produksi pada program Suara Anak Negeri ditinjau dari pra produksi, setup and rehearsal , produksi, dan pasca produksi.

F. Sistematika Penulisan

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang masalah , pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Membahas ruang lingkup analisis produksi program televisi meliputi : pengertian analisis, pengertian produksi, pengertian program, analisis produksi, dan analisis produksi program. Juga meliputi ruang lingkup dakwah seperti : pengertian dakwah dan unsur-unsur dakwah.

BAB III GAMBARAN UMUM STASIUN JAK TV

Membahas sejarah dan perkembangan JAK TV. Profil JAK TV meliputi: visi dan misi JAK TV, filosofi logo JAK TV, struktur organisasi JAK TV. Gambaran umum program Suara Anak Negeri JAK TV.

BAB IV ANALISIS PROGRAM SUARA ANAK NEGERI

Pada bab ini memuat tentang temuan data selama proses produksi Suara Anak Negeri (format acara, pra produksi, Setup and Rehearsal produksi, pasca produksi) episode Nikmatnya bersyukur.

BAB V PENUTUP

(23)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Analisis Produksi

1. Pengertian Analisis

Analisis sepadan dengan kata analys, yaitu membuat atau menganalisa perancang alur, sehingga menjadi mudah dan jelas untuk dibuat ataupun dibaca, dapat berarti juga menganalisa, pemisahan, pemeriksaan yang diteliti.1

Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah penelitian guna meneliti struktur kegiatan secara mendalam. Kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan dilapangan untuk memeriksa beberapa kegiatan yang dilakukan.

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pemahaman dan pengertian arti keseluruhan.2 Dalam penelitian selalu dikenal dengan istilah analisis. Menurut Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, mereka menganggap bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, proses penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pertama, reduksi data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

1

Jhon M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: PT.

Gramedia,1990), h.18.

2

Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai

pustaka,2005), cet. Ke-3, h.43.

(24)

muncul dari temuan-temuan dilapangan. Kedua, penyajian data yaitu merupakan menyajikan data dari sekumpulan temuan-temuan yang sekiranya dapat memberikan kemungkinan menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dan yang ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu dari data-data yang telah terkumpul mulai dicari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan alur sebab akibat dan proporsinya, sehingga semua dapat ditarik kesimpulan.3

Menurut Moeloeng yang dikutip Rahmat Kriyantono mengungkapkan mengenai definisi analisis data yaitu sebagai kegiatan pengorganisasian serta mengurutkan data-data kedalam pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Kemudian Moeloeng menambahkan bahwa analisis dan interpretasi tidak sama. Menurutnya interpretasi data adalah memberikan arti dari data yang telah dianalisis, menguraikan dan menjelaskan kategori, uraian data, dan mencari hubungan-hubungan antara dimensi-dimensi yang diuraikan.4

2. Pengertian Produksi

Produksi (peliputan) adalah semua kegiatan liputan (shooting) baik di studio, dilapangan, atau studio dan dilapangan. Proses liputan (shooting) juga disebut taping.5 Ketika tahap perencanaan dan persiapan

3

Mattew B.Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Penerjemah

Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press,1992), h.16-19

4

Rahmat Kriyantono, Tekhnik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: PT.Kencana Prenata

Media Group, 2007), Cet ke-2 h.163.

5

J. B. Wahyudi, Tekhnologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak , (Jakarta: PT

(25)

sudah selesai, barulah pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis atau talent dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (Shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.

Dalam pelaksanaan produksi ini sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan daftar shoot list dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat, dicatat oleh bagian pencatat kode waktu dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu nanti akan berguna dalam proses editing.

Berfikir tentang produksi program televisi bagi produser profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu, selain untuk menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna. Produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi. Visi tersebut harus tumbuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada orientasi, ideologi, religi dan pemikiran-pemikiran kritis atau sarana yang dipakai untuk menampilkan materi produksi.

(26)

biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.6

a. Materi Produksi

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi

yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron. Tentu saja kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program yang utuh. Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar semua data yang bersangkut-paut dengan materi hasil produksi itu lengkap.

Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau sinetron (film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi konsep program. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program berbeda-beda.

Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment.

6

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,

(27)

Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.

b. Sarana Produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus.

Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi pertimbangan utama seorang produser ketika ia mulai dalam perencanaan produksinya. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.

c. Biaya Produksi

Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu program produksi. Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu:

1. Financial Oriented

(28)

tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. Misalnya: tidak menggunakan artis yang pembayarannya mahal, menggunakan lokasi shooting yang tidak terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya didasari atas kemungkinan keuangan.

2. Quality Oriented

Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun financial. Untuk menghasilkan kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh melibatkan semua orang nomor satu dibidangnya.

(29)

kerugian dan menjadi macet karena kekeliruan dalam melaksanakan rencana anggaran atau membuat estimasi biaya.

d. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang, misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang bersangkut-paut dengan masalah perijinan. Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Dalam hal ini, produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser pelaksana atau production manager. Ia mendampingi sutradara dalam mengendalikan organisasi.

(30)

artistik sepenuhnya dibawah tanggung jawab art designer atau art director.

Sutradara dibantu sepenuhnya oleh art designer dan director of photography (kamerawan). Sementara kamerawan membawahi bagian pencahayaan (lighting) dan suara (sound). Sutradara adalah penanggungjawab penuh suatu produksi.

Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berbeda pula. Sutradara disebut pengarah program atau program director (PD). Fungsi dan tugasnya mirip dengan sutradara, Hanya ia bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang lain adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera melalui tombol di meja kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya pada jumlah kamerawan. Dengan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus.

e. Tahap Pelaksanaan Produksi

(31)

Menurut Alan Wurtzel dalam Darwanto Subroto, menguraikan prosedur kerja untuk memproduksi siaran televisi, disebut sebagai Four Stage of Television Production. Keempat tahapannya adalah sebagai berikut:7

1. Pre Production Planning

Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang, atau juga disebut sebagai tahap perencanaan. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu.

Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan. Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti.8 Seringkali perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perencanaan harus besifat luwes dan terbuka untuk dapat diubah bila diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan.

7

Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi,( Duta Wacana Press, 1994), h.157.

8

Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano, Production and Operations Management,

(32)

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:9

a. Penemuan ide

Tahap ini dimulai ketika produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan narasumber, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

c. Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat menyurat. Latihan para kru dan pembuat setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.

Dalam perencanaan produksi setiap tim produksi selalu menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi yang baik. Maka sebuah perusahaan atau tim haruslah memperhatikan teknik berproduksi yang baru, akibat automatisasi dan sistem pengendalian yang maju, kemampuan para pesaingnya untuk menyediakan

9

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,

(33)

fasilitas yang baru.10 Pada dasarnya merencanakan proses produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Terlebih produksi tersebut berbentuk program acara televisi yang aspek kelayakannya langsung dilihat dan dinilai oleh masyarakat luas.

2. Setup and Rehearsal

Setup merupakan tahapan persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya, dari hal yang terkecil sampai yang terbesar dalam produksi. Sedang masalah latihan (rehearsal) tidak saja berlaku bagi para artis pendukungnya, tetapi sangat penting pula bagi anggota kerabat kerja (semua crew yang terlibat) dalam latihan ini dipimpin langsung oleh pengarah acara.

3. Production

Yang dimaksud dengan produksi adalah mengubah bentuk naskah menjadi bentuk audiotif bagi radio dan audio visual untuk televisi.

Karakter produksi dibagi/ ditentukan menurut lokasinya: a. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio b. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di luar studio c. Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.

Sesudah menentukan karakter produksi dan proses perencanaan serta persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis (talent) , crew mencoba mewujudkan apa

10

(34)
[image:34.595.101.514.215.622.2]

yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi: gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.

Dalam pelaksanaan produksi ini sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scene). Berikut ini adalah beberapa posisi kamera (camera position), yang apabila terangkaikan akan menjadi suatu cerita yang hidup:11

a. Shoot jauh (long shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera dari jarak jauhnya yang cukup untuk mengambil pemandangan yang lengkap dari suatu adegan. b. Shoot dekat (close shoot)

Suatu pengambilan objek dari bahu ke atas. Close shoot dalam naskah kamera disingkat CS.

c. Shoot agak dekat (medium shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera dari dada ke atas. Dalam naskah kamera istilah itu disingkat MSC.

d. Shoot sewajah (close-up)

Suatu pengambilan objek untuk menghasilkan gambar wajah seseorang sebatas dagu ke atas. Istilah ini disingkat CJ.

e. Shoot terdekat (big close-up)

Pengambilan sebuah objek secara khusus oleh kamera untuk menampilkan salah satu bagian dari tubuh manusia atau sudut benda tertentu sehingga tampak amat sangat jelas. Big close-up yang lazim disingkat BCU, kadang-kadang disebut juga Extra close-up dan

11

Sunandar, Telaah Format Program Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis

(35)

Extreme close-up. Dengan big close-up dapat ditampilkan mata, hidung, bibir, dan lain-lain scara khusus untuk memberikan kesan tertentu kepada pemirsa.

f. Shoot sedang (medium shoot)

Suatu pengambilan objek oleh kamera sebatas pinggang keatas. Dan naskah kamera, objek tersebut disingkat MS.

g. Shoot agak jauh (medium long shoot)

Suatu pengambilan oleh kamera sebatas lutut ke atas. Shoot yang sering kali disingkat MLS ini dinamakan juga shoot lutut (knee shoot). h. Shoot dua (two shoot)

Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan dua orang sebatas dada ke atas.

i. Shoot kelompok (group shoot)

Pengambilan objek oleh kamera yang menampilkan sejumlah orang sebatas dada ke atas.

j. Shoot udara (aerial shoot)

Pengambilan objek oleh kamera dari udara untuk menghasilkan suatu pemandangan yang mengesankan.

k. Shoot lebar (wide shoot)

[image:35.595.106.512.186.605.2]

Pengambilan suatu objek yang tidak teralu jauh, suatu pengambilan gambar oleh kamerayang melingkupi area yang luas.

l. Shoot amat jauh (very long shoot)

(36)

Semua shoot yang dibuat dicatat oleh bagian pencatat shoot dengan mencatat time code pada saat mulai pegambilan, isi shoot dan time code pada akhirnya pengambilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu beputar pada saat kamera dihidupkan dan dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna pada proses editing.

[image:36.595.102.515.225.620.2]

Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam si akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Sesudah semua adegan dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (oridinal material foot age) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing.

4. Post Production

Pada tahap terakhir atau tahap post production,dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau tahap penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual, demikian pula untuk televisi apakah digunakan satu atau lebih kameranya.

Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam editing, yaitu : pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier. Kedua , editing dengan teknik digital atau non linier dengan komputer.12 a. Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting

12

Fred wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta : Pinus Book Publisher,

(37)

dan gambar. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam screening. Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline ini telah dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Naskah editing ini formatnya sama dengan skenario.

b. Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editingonline ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

c. Mixing (percampuran gambar dengan suara)

(38)

harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.

d. Editing online dengan teknik digital atau non-linier

Editing non-linier atau editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama jenis dan fasilitasnya, misalnya : Pinacle-Maltrox- Canopus – Premiere, dan lain-lain. Tahap pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Sesudah tersusun baik baru urutan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambungkan dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dengan menambah, mengurangi, atau mensisipi shoot yang diperlukan.

e. Editing online dengan tekhnik digital

(39)

dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi.

B. Program

1. Pengertian Program

Secara etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah acara ( seperti sebuah siaran, pengelolaan dan sebagainya).13 Sedangkan menurut As Homby, program merupakan sebuah rancangan acara yang akan disiarkan ditelevisi.14

Secara terminologi, Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan

dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengaju

kepada pengertian acara.

Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dan sebagainya) yang akan dijalankan.15

Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.16 Secara teknis penyiaran televisi,

13

DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet.ke-1, h.

702.

14

AS Homby, AP Cowie, oxford advanced leaner „s oxforduniversity press, h. 21.

15

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet.ke-1, h.702.

16

Morissan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Televisi, (Tangerang: Ramdina

(40)

program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan jam ke jam setiap hari.

Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, mendefinisikan program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku.17

2. Analisis Produksi Program

Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk ditayangkan ditelevisi. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian dan berbagai peralatan serta dukungan biaya. Dalam pengertian analisis produksi disini adalah dimana dalam setiap produksi itu memiliki beberapa tahapan yang harus kita ketahui. Menganalisa berarti kita menyelidiki proses itu terjadi sehingga kita mengetahui dengan pasti akan kebenarannya.

17

P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Video, (Jakarta: PT

(41)

C. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah merupakan suatu proses supaya mengubah satu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah SWT yaitu al-Islam.18

Secara etimologi kata “Dakwah” berasal dari bahasa Arab, yang

mengandung arti memanggil, mengajak, menjamu.19 Sedangkan perkataan dakwah dapat diartikan sebagai sebuah panggilan, ajakan, dan undangan.20 Secara istilah, dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Usaha yang diselenggarakan itu berupa mengajak orang itu untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau

memeluk agama Islam, amar ma‟ruf, perbaikan dan pembangunan

masyarakat (Ishlah) dan nahi munkar. Proses penyelenggaraan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, baik kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi oleh Allah SWT.

Selanjutnya mengenai pengertian dakwah, banyak rumusan yang dikemukakan oleh beberapa pakar agama, walaupun rumusan-rumusan tersebut berbeda, namun mengandung makna yang hampir sama. Diantara beberapa pengertian dakwah adalah sebagai berikut: Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, atau yang lain, yang dilakukan secara sadar dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun kelompok agar timbul suatu pengertian, kesadaran,

18

Wardi Bachtiar, Metodologi Peneitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1997), Cet 1, h. 31.

19

Mahmud Yusuf, Kamus Arab- Indonesia, (Jakarta, Yayasan Penterjemahan / Penafsiran

Al-Qur‟an), h. 127.

20Hamzah Ya‟kub,

(42)

penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai suatu pesan yang disampaikan tanpa ada unsur paksaan.21

Sedangkan Abdul Rosyad Saleh secara panjang lebar menjelaskan bahwa dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Usaha yang diselenggarakan untuk mengajak orang lain beriman dan menaati perintah Allah SWT atau memeluk agama Islam, amar ma’ruf nahyi mungkar, dan perbaikan dan pembangunan masyarakat (Ishlah). Proses penyelenggaraan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, baik kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi oleh Allah SWT.22

Kedua pendapat diatas memberikan pemahaman kepada kita bahwa dakwah adalah usaha-usaha atau kegiatan yang sifatnya mengajak orang lain kepada kebaikan dan menghindari kejahatan sesuai ajaran Islam tanpa paksaan, baik ditujukan kepada perorangan maupun kelompok.

Dengan demikian dakwah bisa dikatakan sebagai suatu strategi penyampaian nilai-nilai Islam pada umat manusia demi terwujudnya tata kehidupan yang imani dan realitas hidup yang Islami. Dapat juga dikatakan sebagai agen mengubah manusia kearah kehidupan yang lebih baik.

21

Muzayyin Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta, Bumi Aksara,

1993), Cet ke-2, h. 6.

22

(43)

Sedangkan kitab suci Al-Qur‟an membicarakan dakwah dalam Surat An Nahl ayat 125, berikut bunyinya;

ه ك س ح ي ه ي ت م د ج ة س ة ع ة ك ك لي ى د م ع

د ت م ع ه ه ي ع ل ض

Artinya "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An Nahl/ 16: 125)23

Dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara hikmah (ada yang menyebutnya bijaksana), nasehat yang baik dan berdebat dengan cara yang baik pula. Tidak boleh ada paksaan dan tekanan. Apalagi yang sifatnya menggunakan kekerasan. Jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam sendiri.

2. Unsur-Unsur Dakwah

Dalam aktifitas dakwah terdapat beberapa unsur-unsur yang bersinergi, sehingga akan terbentuk pola kegiatan dari dakwah tersebut. Menurut Enjang dan Aliyudin, dakwah dalam prosesnya akan melibatkan unsur-unsur (rukun) dakwah yang terbentuk secara sistemik, artinya antara unsur yang satu dengan unsur yang lain saling berkaitan. Secara sederhana unsur-unsur dakwah dalam proses dakwah dapat digambarkan sebagai berikut : 24

23

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahannya

(Jakarta, CV.Indah Press 2002).h. 241.

24

Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis & Praktis ,

(44)

Bagan I

Skema Unsur-Unsur Dakwah Dalam Proses Dakwah25

Melihat gambar diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur utama

dakwah ada enam, yaitu : da‟i, maudu‟ (materi dakwah) atau pesan

dakwah, uslub (metode dakwah), wasilah (media dakwah), mad‟u ( objek dakwah), dan tujuan dakwah. Sedangkan konteks dakwah dan respon balik (feed back) merupakan situasi dan implikasi yang tak terpisahkan ketika terjadi proses dakwah.

a. Da‟i (Subjek Dakwah)

Yang menjadi subyek dakwah yaitu mereka yang melaksanakan tugas dakwah. Mereka biasanya dikenal dengan ulama, muballigh, dan da'i. Khusus mereka yang perempuan biasa dipanggil mubalighoh dan da‟iyah. Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok. Pada pokoknya, yang dimaksud subyek di sini adalah

25

Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis & Praktis ,

( Bandung : Widya Padjadjaran, 2009) cet. Ke-1 h.73.

Tujuan Dakwah

Respon balik (feed back)

Da‟ i

Maudu (Materi

Wasilah (media Uslub

(Metode

Mad‟u

(45)

seorang yang mempunyai nilai keteladanan yang baik (uswatun hasanah) dalam segala hal, baik lisan, iman dan amal perbuatan.26

Sebagai pelaksana misi dakwah, selain ia dai atau muballigh, ia juga adalah seorang kader atau pemimpin. Dia hidup dalam masyarakat yang terus berubah dan harus sadar akan perubahan ini, kemudian memberikan petunjuknya. Wilayah da'i adalah mulai dari masyarakat desa yang primitif hingga masyarakat industri yang telah banyak terkontaminasi oleh budaya-budaya yang tidak sesuai dengan nilai dan moral agama. Da'i berada di tengah masyarakat yang senantiasa bergejolak. Ia harus membekali diri, selain penguasaan atas materi dakwah yang disampaikan, ia juga harus paham benar tentang kondisi masyarakat secara psikologi, sosial, kultural, etnis, ekonomi, maupun politik27

Sebagai orang yang akan menjalankan amanah Allah di atas muka bumi, maka juru dakwah harus memiliki sifat-sifat khusus, harus memiliki kepribadian muslim sejati. Menurut Muhammad Ghazali bahwa ada tiga sifat dasar yang harus dimiliki seorang juru dakwah ke jalan Allah, yaitu : setia pada kebenaran, menegakkan perintah kebenaran dan menghadapi semua manusia dengan kebenaran.28

26

Rafiudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : CV.

Pustaka Setia, 1997), cet. Ke-1, h. 47.

27

M. Syafaat Habin, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta : Wijaya, 1982), cet. Ke-1, h.

106-107.

28

A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, (Jakarta : Bulan Bintang, 1994), h.

(46)

Muhammad Ghazali juga menegaskan dua syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang juru dakwah, yaitu : pengetahuan mendalam tentang Islam dan juru dakwah harus memiliki jiwa kebenaran (ruh yang penuh dengan kebenaran, kegiatan, kesadaran, kemajuan).29

b. Mad‟u (Objek Dakwah)

Sedangkan yang menjadi obyek dakwah atau mad'u atau sasaran dakwah, adalah mereka yang diseru, dipanggil, atau diundang. Maksudnya ialah orang yang diajak ke dalam Islam sebagai penerima dakwah.30

Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah, sasaran dakwahnya terbagi menjadi :

1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

2. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

29

A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Qur'an, (Jakarta : Bulan Bintang, 1994), h.

167.

30

Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,

(47)

3. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial kultural berupa golongan priyai, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama terdapat dalam masyarakat di Jawa.

4. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.

5. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomi berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin.

6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi okupasional (profesi dan pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri, dan sebagainya.31

c. Maudu (Pesan/Materi Dakwah)

Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan , materi atau segala

sesuatu yang harus disampaikan oleh da‟i (subjek dakwah) kepada

mad‟u (objek dakwah), yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di

dalam Kitabullah maupun Sunah Rasul-Nya.32 Atau disebut juga al-baq (kebenaran hakiki) yaitu al-Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an (lihat QS. al-isra :105)

“Dan kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya

dan Al Qur’an telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan kami

tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (Al isra: 105).33

31

M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), ed. Ke-2, cet. Ke-4, h.47

32

Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu DakwahPendekatan Filosofis & Praktis , (

Bandung : Widya Padjadjaran, 2009) cet. Ke-1 h.78.

33

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahannya

(48)

Pendapat diatas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari; materi dakwah adalah al-Islam (al-Qur‟an dan al-Sunah) tentang berbagai soal prikehidupan manusia. Selanjutnya Muhaemin menjelaskan secara pokok isi Al-Qur‟an meliputi :

1) Akidah : Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan, meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau diyakini menurut al-Qur‟an dan al-Sunnah.

2) Ibadah : Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.

3) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya.

4) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari alam sekitar.

5) Sejarah: peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat manusia yang diterangkan Al-Qur‟an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya.

6) Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi ; yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-perubahannya.

7) Lain-lain berupa anjuran-anjuran, janji-janji ataupun ancaman.

(49)

Pesan dakwah atau materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam

yang disebut juga syari‟at Islam, yang oleh Schiko Murata dan William

C. Chitick disebut sebagai Trilogi Islam (Islam, Iman, dan Ihsan)34 Dengan demikian yang menjadi pesan dalam dakwah adalah syariat Islam sebagai kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui malaikat jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Pesan dakwah ini dalam Al-Qur‟an diungkapkan dengan istilah yang beraneka ragam yang kandungannya menunjukan fungsi ajaran Islam.

d. Tujuan Dakwah

Kegiatan dakwah yaitu menyeru ke jalan Allah. Yang disampaikan berupa apa saja mengenai perintah dan larangan Allah SWT sebagaimana terdapat dalam ajaran Islam dan yang telah ribuan tahun dijalankan oleh para Rasul, Nabi dan para pengikutnya sampai sekarang. Sebagian penyampai dakwah ada yang menyisipkan, menambahkan atau melengkapi dengan realitas kehidupan dan beberapa metode supaya tujuannya tercapai.35

Tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia kepada jalan yang baik, jalan yang diridhoi Allah SWT sehingga terbentuknya :

1. Khoirul Bariyyah (sebaik-baik manusia) 2. Khoirul Usroh (sebaik-baik saudara) 3. Khoirul Jamaah (sebaik-baik kelompok)

34

Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam (Islam, Iman, dan Ihsan), terj.

Gufron A. Mas‟ad, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997), h.315

35

Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta:Grafindo, 2005),

(50)

4. Khoirul Ummah (sebaik-baik umat)

Dari penjelasan di atas telah jelas bahwasanya dakwah bertujuan mengajak kepada situasi yang lebih baik lagi, tentunya dengan ajaran yang telah di turunkan oleh Rasullah SAW. Titik tuju dakwah islam adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar mengambil segala ajaran Allah SWT yang terkandung dalam kitab suci al-Qur‟an dan Sunnah Nabi sebagai pedoman hidupnya.36

e. Uslub (Metode Dakwah)

“ Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata methodos

artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq atau disebut thariqah. Dalam bahasa Inggris, metode berasal dari kata method, yang mempunyai arti pelajaran atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif. Metode dakwah berarti jalan atau cara atau teknik berkomunikasi yang digunakan oleh seorang da'i dalam menyampaikan risalah Islam kepada masyarakat (mad'u) yang menjadi obyek dakwahnya.”37

Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa metode yang baik dan tepat adalah salah satu faktor keberhasilan berdakwah. Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub dalam al-Qur'an dan Hadits Rasulullah SAW.

36

Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta:Grafindo, 2005),

cet.ke-1, h. 98.

37

Said bin Ali Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994),

(51)

Macam-macam metode dakwah seperti yang tersebut di bawah ini adalah :38

1. Dakwah bil Lisan dengan bicara dalam pergaulannya sehari-sehari yang disertai dengan misi agama seperti penyebarluasan salam.

2. Dakwah bil Kitab dengan menggunakan keterampilan tulis menulis berupa artikel.

3. Dakwah dengan alat-alat elektronika dengan memanfaatkan alat-alat elektronik seperti radio, televisi, komputer dan sebagainya yang berfungsi sebagai alat bantu.

4. Dakwah bil Hal dengan melakukan berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat.

f. Wasilah Al-dakwah (Media Dakwah)

Dalam kamus komunikasi pengertian media adalah “sarana

yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya atau kedua-duanya.”39 Media adalah segala yang membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan efisien, 40

Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah. Alat bantu dakwah berarti media dakwah memiliki

38

Ibid.,h.102. 39

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung , CV Mandar Maju, 1998),

h.220

40

Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, (Jakarta, Media Dakwah, 1984), h.

(52)

peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih kurang dapat mencapai tujuan yang maksimal. Hakekat dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan) ideologi (pengajaknya). Sedangkan pengajak (da'i) sudah barang tentu memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da'i harus mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah satu komponennya adalah media dakwah .41

Menurut M. Bahri Ghazali, kepentingan dakwah terhadap adanya media atau alat yang tepat dalam berdakwah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah akan mudah diterima oleh komunikan (mad’u).42

Ada beberapa media komunikasi dakwah, yang dapat digolongkan menjadi lima golongan besar, yaitu:43

1. Lisan : termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah dalam suatu acara, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan yang semuanya dilakukan dengan lisan atau bersuara.

2. Tulisan : dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan umpamanya; buku-buku, majalah surat kabar, buletin, risalah,

41

Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, (Jakarta, Media Dakwah, 1984), h.

165.

42

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.12.

43

DR. Hamzah Ya'kub, "Publisistik Islam : Teknik Dakwah dan Leadership", (Bandung :

(53)

kuliah-kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk-spanduk dan lain sebagainya.

3. Lukisan : yakni gambar-ganbar dalam seni lukis, foto dan lain sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang banyak dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud yang ingin disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya komik-komik bergambar islami untuk anak-anak.

4. Audio Visual : yaitu suatu cara menyampaikan sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televisi, radio, film, dan sebagainya.

5. Akhlak : yaitu suatu cara menyampaikan langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata.

Di zaman maju seperti sekarang ini dakwah tidak cukup disampaikan dengan lisan tanpa bantuan alat-alat modern yang sekarang ini dikenal dengan sebutan alat-alat atau media komunikasi massa, yaitu; pers (percetakan), radio, film dan televisi. Kata-kata yang terucapkan dulu terbatas jarak antara ruang dan waktu. Sekarang sudah tidak ada halangan lagi. Beberapa media baik elektronik maupun cetak, keduanya sama-sama berperan besar dalam mempercepat informasi dan kabar yang baru saja terjadi di tempat lain.

(54)

disampaikan dengan radio tidak hanya didengar oleh masyarakat setempat, tetapi pada saat itu juga dapat menembus luar angkasa dan didengar bukan hanya penduduk Indonesia, tetapi seluruh dunia mendengar. Lain pula dengan film dan televisi, penyampaian dakwah itu berbentuk audio visual, sehingga panca indera penglihatan dan pendengaran serta emosi manusia sekaligus menerima dan menanggapi maksud-maksud dan tujuan dakwah yang diharapkan itu.44

Kenyataan membuktikan bahwa hubungan antara manusia sekarang ini, hampir-hampir tidak bisa menghindarkan diri dari pemakaian alat-alat komunikasi massa bahkan menurut Carl Hovlan, ciri yang menonjol bagi era abad 20 ini ialah kenyataan bahwa kita hidup dalam abad komunikasi massa. Bagi masyarakat kita, koran,

Gambar

GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM STASIUN JAK TV
gambar, susunan gambar yang dapat bercerita.
gambar, susunan gambar yang dapat  bercerita.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chaer (2010: 14) yang menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh manusia sebagai

Kompetensi Guru (X3) Terhadap Kinerja Guru (Y). Korelasi Parsial Koef.. Dalam penelitian ini ditemukan korelasi yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini maka disarankan bagi: (1) para dosen, dalam penerapan model pembelajaran inquiry sebagai alternatif model untuk mengembangkan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, motivasi berprestasi prestasi kerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit

copyright Pejalan kaki sebagai istilah aktif adalah orang/ manusia yang bergerak atau berpindah dari suatu tempat titik tolak ke tempat tujuan tanpa menggunakan alat lain,

Pada akhir masa Hindu- Budha di Jawa pada umumnya dan di Tatar Sunda khususnya terdapat bentuk budaya masa prasejarah (budaya lokal) yang muncul kembali

Kalau membunuh diri karena sebab tidak tahan dengan ujian Allah swt diharamkan, lantas bagaimana dengan bunuh diri dalam rangka mempertahankan kedaulatan

Gambar 10 dan 11 juga menunjukkan hasil uji coba isolasi jaringan eksperimental yang diharapkan seperti pada skenario, dimana hanya host genap yang dapat melakukan