• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatikan Dan Komputer

Oleh

Fera Aulia’a Wati NIM. 5302411065

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

iv

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi lebih mudah,

dengan seni kehidupan akan menjadi lebih indah,

dan dengan agama kehidupan akan menjadi lebih terarah dan bermakna

(Aristoteles).

PERSEMBAHAN

Untuk Mbah Suli yang telah menjaga dan

membesarkan saya dari kecil hingga dewasa dan

sampai kuliah.

Untuk kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan

membiayai saya hingga lulus kuliah.

Fitri, Septi, Nisa, Upy, Wulan, teman-teman kos

Hijau dan teman-teman kos Al-Maslack

Untuk teman-teman seperjuangan PTIK Angkatan

2011.

Untuk sahabat yang selalu berbagi baik dalam suka

(5)

v

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP

NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN” dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Terselesaikannya laporan skripsi berkat bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati ucapan terima kasih diberikan kepada Yth :

1. Dr. Nur Qudus, M.T. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Suryono, M.T. Ketua Jurusan Teknik Elektro.

3. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.

4. Drs. Agus Suryanto, M.T. Dosen pembimbing. 5. Drs. Agus Murnomo, M.T. Dosen penguji I

6. Drs. Yohanes Primadiyono, M.T. Dosen penguji II

7. Suprapto,S.Pd,M.Pd Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngrampal

8. Wiwin Dwi Susanti guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngrampal

9. Rekan – rekan PTIK 2011 yang telah membantu menyusun laporan skripsi.

Semoga laporan skripsi dapat memberikan memanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Semarang, ... November 2015

(6)

vi

Program Studi Pendididikan Teknik Informatika Dan Komputer, S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Drs Agus Suryanto, M.T.

Pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 01 Ngrampal menggunakan metode lama yaitu metode ceramah. Pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif sehingga siswa menjadi kurang dapat mengemukakan ide dan pendapat mereka. Guru jarang menanyakan kepada siswa akan pemahaman konsep materi pembelajaran yang disampaikan ditambah dengan keadaan siswa yang enggan bertanya kepada guru walau siswa tersebut tidak paham. Hal tersebut berdampak pada hasil ulangan siswa yang jauh dari batas KKM. Bedasarkan hal tersebut perlu diterapkan metode yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar seperti metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Tujuan penelitian untuk mengetahui keefektifan dari metode pembelajaran TTW terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pengenalan perangkat lunak pengolah kata.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan bentuk desain peelitian true experimental experimental design. Teknik pengambilan data menggunakan posttest only control design yang dilakukan pada akhir pembelajaran satu kade. Jumlah populasi yang ada sebanyak 164 yang terdiri dari 5 kelas. Kelas A digunkan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 32 dan kelas B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33.

Hasil akhir dari penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa memiliki perbedan dimana rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran TTW lebih tinggi daripada prosentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP N 1 Ngrampal dengan prosentase lebih dari 70%, sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif.

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti, penelitian bisa menjadi bahan masukan untuk memperbaiki pembelajaran, pengelolaan kelas dapat ditingkatkan, menambah metode pembelajaran inovatif lainnya.

(7)

vii

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Bagi Siswa ... 5

2. Manfaat Bagi Guru ... 6

(8)

viii

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 8

3. Model pembelajaran Tipe Think Talk Write (TTW) ... 8

4. Hasil Belajar ... 9

5. Mata Pelajaran TIK... 9

BAB II ... 10

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Teori Belajar ... 11

3. Hasil Belajar Siswa ... 12

4. Media Pembelajaran ... 14

5. Ketuntasan Belajar Siswa ... 15

6. Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komputer di Sekolah ... 16

7. Metode Pembelajaran ... 17

8. Tinjauan Materi Teknologi Informasi Dan Komputer ... 24

B. Kerangka Berfikir ... 29

C. Hipotesis ... 30

BAB III ... 31

METODE PENELITIAN ... 31

(9)

ix

2. Waktu Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian... 33

1. Variabel Bebas ... 33

2. Varibel Terikat ... 33

E. Populasi Dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Observasi ... 35

2. Tes... 35

3. Dokumentasi ... 36

G. Instrumen Penelitian ... 36

1. Instrumen Pembelajaran ... 36

2. Instrumen Pengolahan Data ... 37

H. Analisis Instrument Penelitian ... 37

1. Taraf Kesukaran soal ... 37

2. Daya Pembeda Soal ... 38

3. Validitas soal ... 39

4. Uji Reliabilitas ... 40

(10)

x

BAB IV ... 49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

1. Analisis Data Tahap Awal ... 49

2. Analisis Data Tahap Akhir ... 53

B. Pembahasan ... 56

BAB V ... 61

PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(11)

xi

Perangkat Lunak Pengolah Kata. ... 23

Tabel 2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design ... 32

Tabel 3 Jumlah Populasi Kelas VIII ... 34

Tabel 4 Kelas Sampel... 35

Tabel 5 Indeks Kesukaran Soal ... 38

Tabel 6 Kriteria Daya Beda Soal ... 39

Tabel 7 Data Uji Homogenitas Data Awal ... 51

Tabel 8 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 53

(12)

xii

Gambar 2 Ikon Microsoft Word ... 27

Gambar 3 Tampilan Lembar Kerja Pada Ms. Word ... 27

Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word ... 28

Gambar 5 Kerangka berfikir ... 30

Gambar 6 Skema Prosedur Penelitian ... 48

Gambar 7 Sketsa Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis... 50

Gambar 8 Skema Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... 52

Gambar 9 Grafik Normalitas Kelas Eksperiment ... 54

Gambar 10 Grafik Normalitas Kelas Kontrol ... 54

(13)

xiii

Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Harian... 71

Lampiran 4 Uji Normalitas ... 74

Lampiran 5 Uji Homogenitas ... 77

Lampiran 6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 79

Lampiran 7 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 81

Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Ujian... 82

Lampiran 9 Soal Uji Coba... 83

Lampiran 10 Kunci Jawaban Dan Penilaian Soal Uji Coba ... 84

Lampiran 11 Daftar Nilai Uji Coba ... 85

Lampiran 12 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 86

Lampiran 13 Contoh Perhitungan Daya Beda ... 88

Lampiran 14 Contoh Perhitungan Validitas ... 90

Lampiran 15 Contoh Perhitungan Reabilitas ... 92

Lampiran 16 Analisis Perhitungan Validitas, Reabilitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda ... 96

Lampiran 17 Lembar Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba ... 99

Lampiran 18 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 100

Lampiran 19 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 101

Lampiran 20 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 102

Lampiran 21 Soal Posttest ... 103

Lampiran 22 Kunci Jawaban Dan Penilaian Posttest ... 104

Lampiran 23 Daftar Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperiment105 Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 107

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Akhir ... 113

Lampiran 26 Uji Hipotesis 1 ... 115

Lampiran 27 Uji Hipotesis 2 ... 117

(14)

xiv

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang

diterapkan oleh SMP N 1 Ngrampal, dimana didalamnya terdapat banyak mata

pelajaran dan salah satunya adalah Teknologi Informasi dan Komputer (TIK )

yang merupakan mata pelajaran di jenjang sekolah menengah pertama. Tujuannya

untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta

membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatis dan mandiri (Permen No 19

Th 2005). Kategori Sekolah Standar Nasional (SSN) menuntut sekolah untuk

merubah Nilai KKM pada mata pelajaran TIK yang semula 67 dirubah menjadi 70

untuk meningkatkan mutu sekolah tersebut.

Berdasarkan observasi dan wawancara di SMP N 01 Ngrampal terhadap

pelaksanaan pembelajaran TIK di SMP N 01 Ngrampal diperoleh :

1. Guru mata pelajaran TIK masih mengunakan metode ceramah, kegiatan lain

dari guru member tugas, mencatat kemudian menjelaskan sedikit materi

tersebut. Pembelajaran semacam ini hanya dapat dilakukan bila siswa

memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Atas dasar

cara guru tersebut mengajar inilah yang menjadi penyebab siswa kurang

dapat memahami materi yang diberikan guru secara baik.

2. Cara seperti yang dilakukan guru tersebut mejadikan siswa menjadi pasif,

sehingga siswa menjadi kurang dapat mengemukakan ide-ide dan pendapat

(16)

3. Keadaan siswa yang enggan untuk bertanya kepada guru walaupun tidak

bisa memecahkan masalah yang diberikan dan jarang dikelompokkan dalam

belajar, sehingga jarang terjadi komunikasi antar siswa ataupun siswa

dengan guru.

4. Siswa jarang diminta untuk mengungkapkan alasannya dan juga mejelaskan

secara lisan dalam menyelesaikan permasalahan TIK sehingga terjadi

kesalahan konsep pada siswa.

5. Perserta didik kurang terbiasa menyimpulkan materi yang telah siswa

pelajari secara sistematis. Pembelajaran seperti itu dikhawtirkan membuat

siswa menjadi jenuh dalam pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi

tidak optimal bahkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

Akibat dari hal-hal tersebut terlihat pada hasil ulangan harian siswa kelas VIII

pada tahun ajaran 2015/2016 di SMP N 01 Ngrampal memperoleh prosentase

ketuntasan adalah 67% sedangakan rata-rata diperoleh 69,5 dengan nilai KKM 70.

Berdasarkan hal tersebut perlu dirancang sebuah pembelajaran yang

membiasakan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya, memecahkan

masalah dan kemampuan komunikasi supaya hasil belajar siswa meningkat.

menurut Soedjoko (2004:10) melalui TTW peserta didik belajar mengekplor

kata-kata untuk menyataka idenya dan mendengarkan pendapat teman lain, sehingga

terbentuk pemahaman pada peserta didik, selanjutnya pemahaman peserta didik

disajikan dalam bentuk tulisan sehingga terbentuk makna.

Melihat dari penelitian Lusia Ari Sumirat, yang dilakukan pada siswa

(17)

terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa diperoleh hasil

kemampuan pemecahan masalah dengan strategi pembelajaran TTW lebih tinggi

dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat

pembelajaran ekspositori. Data rata-rata skor pada kelas TTW adalah 22,62 dan

pada kelas ekspositori adalah 17,76 dengan perbedaan rata-rata sebesar 5,06. Serta

penelitian dari I Dewa Ayu Murni Lestari dkk, dengan kesimpulan penelitian

terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan yang mengikuti pembelajaran

konvensional (ceramah) dengan hasil perolehan nilai rata-rata hasil belajar

kelompok eksperimen sebesar 75,92 > 68,03 kelompok kontrol. Begitu juga

dengan penelitian dengan judul keefektifan strategi pembelajaran Think Talk

Write (TTW) terhadap hasil belajar dan kemampuan menulis matematika siswa

kelas VII di SMP negeri 2 batang, di peroleh hasil siswa yang mencapai KKM

sebanyak 40 orang (88,9%) dan pada kelas dengan pembelajaran ekspositori

(ceramah) sebanyak 25 orang(66,8%) (Puspita, 2009:2).

Berdasarkan uraian latar belakang serta denga rujukan penelitian yang

terkait dengan permasalahn yang ingin diteliti oleh peneliti diatas, maka peneliti

akan melakukan penelitian mengenai strategi pembelajaran Think-Talk-Write

(TTW) . Dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

(18)

B. Identifikasi Masalah

Hasil pencapaian belajar setiap siswa sangantlah berbeda. Hasil belajar

siswa tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa berasal dari

dalam diri maupun dari luar diri siswa. Menurut Rusman (2012, 124:72)

faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar yaitu faktor-faktor internal, eksternal dan faktor-faktor

lingkungan masyarakat. Berdasarkan Dari latar belakang di atas dapat diidetifikasi

beberapa faktor yang berasal dari guru maupun dari siswa seperti :

1. Pelajaran yang diajarkan oleh guru sulit dimengerti oleh siswa.

2. Guru jarang bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa.

3. Teknik mengajar guru kurang variatif.

4. Guru hanya memberikan tugas kepada siswa tanpa berikan timbal balik

berupa penjelasan dan ringkasan materi

5. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran karena mereka

beranggapan pelajaran TIK dapat dipelajarai sendiri atau otodidak.

6. Siswa tidak merasa nyaman dalam kelas, pada jam pelajaran terakhir siswa

banyak yang mengantuk tak jarang ada yang sampai tertidur.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitain ini yaitu

sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write cukup efektif

(19)

D. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang dapat diketahuai

akan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti, maka dari itu diperlukan

batasan-batasan masalah agar penelitian ini tidak keluar dari topik yang telah dibuat.

Adapaun batasnya yaitu:

1. Metode yang digunakan adalah metode kooperatif dengan model

pembelajaran Think Talk Write dan metode ceramah.

2. Hasil prestasi belajar siswa TIK antara siswa yang diajar dengan metode

kooperatif Think Talk Write dengan metode pembelajaran ceramah

3. Penelitian dibatasi pada kelas VIII pada mata pelajaran TIK.

4. Materi pembelajaran dibatasi pada pengenalan perangkat lunak pengolah

kata (microsoft word)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk megetahui keefektifan model pembelajaran kooperetif tipe Think

Talk Write yang diterapkan di SMP N 01 Ngrampal?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil

dan dimanfaatkan bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar

(20)

b. Mampu mengoperasikan komputer dengan baik terutama dalam

penggunaan microsof word.

c. Menambah kemampuan dalam berkomunikasi didepan umum dan

mengutarakan pendapatnya.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Menambah pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran yang inovatif.

b. Sebagai motivasi untuk mengembangka model – model pembelajaran yang lebih bervariasi.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Mendapat masukan untuk menentukan kebijakan dalam membantu

meningkatkan hasil prestasi dan ketuntasan belajar siswa kedepannya.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Sarana mendapatkan pengalaman, dengan hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan bekal dalam menciptakan dan menerapan model pembelajaran yang

inovatif dan menyenangkan.

G. Penegasan Istilah

Dalam penulisan tugas akhir ini terdapat banyak istilah. Maka dari itu untuk

menyamakan pemikiran pembaca, penulis akan meberikan penegas atas istilah – istilah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Keefektifan

Menurut Sinambela (2008: 78), pembelajaran dikatakan efektif apabila

(21)

siswa yang maksimal, sehingga yang merupakan indikator keefektifan

pembelajaran berupa: (1) ketercapaian ketuntasan belajar; (2) ketercapaian

keefektifan aktivitas siswa, yaitu pencapaian waktu ideal yang digunakan siswa

untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam rencana pembelajaran; (3)

ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran; serta (4)

respon siswa terhadap pembelajaran yang positif. Sedangkan menurut Nieveen

(Trianto, 2007: 8) memberikan parameter mengenai aspek efektivitas, yaitu: (1)

ahli dan praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut

efektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan

yang diharapkan. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila

pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.

Keefektifan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Thik Talk Write

(TTW) adalah tercapainya tujuan belajar dan hasil yang diharapkan sebagai akibat

dari keberhasilan pembelajaran model tersebut pada proses belajar mengajar

materi pokok pengenalan perangkat lunak pengolah kata.

Keefektifan dalam penelitian ini dilihat dari 3 hal yaitu sebagai

berikut.

a. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write(TTW) tuntas.

b. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan

penerapan pembelajaran model Think Talk Write(TTW) lebih

tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model

(22)

c. Persentase kemampuan pemecahan masalah siswa dengan

penerapan pembelajaran model Think Talk Write(TTW) lebih

tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model

ceramah.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Satu model dari model pembelajarn kelompok adalah model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaan kooperatif merupakan model pembelajaran

dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil , yaitu antara empat

sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras atau suku yang berbeda (Hamdayama, 2014:64).

3. Model pembelajaran Tipe Think Talk Write (TTW)

Model pembelajaran tipe ini diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin .

Strategi pembelajaran Think Talk Writen(TTW) adalah suatu strategi untuk

melatih ketrampilan siswa dalam menulis. Strategi ini menekankan perlunya siswa

mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka. Secara etimologi Think diartikan

dengan “berfikir”, Talk diartikan “berbicara”, sedangkan Write diartikan diartikan

sebagai “menulis”. Dapat diartikan strategi Think Talk Write adalah sebuah

pembelajaran yang dimulai dengan berfikir melalui bahan bacaan (menyimak,

mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan

presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi (Hamdayama,

(23)

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek –aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar (Anni, 2004:5).

Dalam penelitian ini hasil belajar TIK adalah hasil yang diperoleh siswa setelah

melalui model pembelajaran kooperatf Think Talk Write.

5. Mata Pelajaran TIK

Mata pelajaran merupakan kumpulan pelajaran yang terdapat pada semua

jenjang pendidian. Mata pelajaran TIK merupakan mata pelajaran yang

mempelajari tentang teknologi yang berkembang dari dulu hingga sekarang.

Dalam mata pelajaran ini juga memperkenalkan kepada siswa akan seluk beluk

(24)

10 BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap manusia dari

semua kalangan baik dari anak-anak hingga dewasa. Kegiatan belajar akan

menambah pengalaman dan juga perkembangan dari setiap individu. Hal itu

diperkuat dengan pendapat dari Rifa’i dkk (2011:82) yang mengatakan bahwa

“belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan

belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang”.

Menurut Gage dan Berliner (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) mengatakan bahwa “belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena

hasil dari pengalaman”. Morgal et.a.l. menyatakan (dalam Rifa’i dkk, 2011:82),

bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil

dari praktik atau pengalaman”. Slavin (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) menyatakan

bahwa “belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Gagne (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) menyatakan bahwa “ belajar

merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama

periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses

pertumbuhan”.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

(25)

sehari-hari yang memberikan perubahan sikap, tingkah laku pada individu melalui

proses latihan dan usaha.

2. Teori Belajar

Teori-teori belajar yang dapat mendukung penelitian dengan model

pembelajaran ini yaitu :

a) Teori belajar Vygotsky

Teori ini lebih menekankan pada interaksi sosial atau antara peserta

didik. Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah “Zone of

Proximal Development” yang merupakan dimensi sosiokultural yang penting sebagai dimensi psikologi.

Zone of proximal merupakan salah satu dari empat prinsip dari

vygotsky. Zone of proximal merupakan jarak antara tingkat perkembangan

actual dengan tingkat perkembangan potensial yang terdiri dari empat tahap

salah satunya adalah “more dependence to other stage”. Pada tahap ini

kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman

sebaya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain.

Teori ini dapat diambil simpulan belajar adalah interaksi sosial

dimana siswa melakukan pekerjaan dengan berkelompok kecil dan

dirangsang untuk aktif bertanya dan berdiskusi dalam kelompok dan forum.

Hal ini sesuai dengan strategi pembelajaran Think Talk Write yang menekan

siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa yang lain dalam kelompok

(26)

b) Teori Belajar Gestalt

John Dewey mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Penyajian konsep harus mengutamakan pengertian

2. Pelaksanaan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan

intelektual peserta didik.

Teori Gestalt berisi tentang penjelasan bahwa guru dalam penyajian

pelajaran di kelas jangan hanya memberikan konsep yang sudah jadi namun

juga harus memberiakan pemahaman kepada siswa dalam poses pembentukan

konsep tersebut, tidak hanya terfokus pada hasil akhirnya saja.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dkk, 2011:85). Dalam kegiatan belajar,

tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa

peranan penting, yaitu : (1) memberikan arah pada kegiatan peserta didik. (2)

untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian pembinaan

bagi peserta didik. (3) sebagai bahan komuniasi.

Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan

ranah belajar, yaitu : ranah kognitif, ranak afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah

kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan

kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,

(27)

Menurut Sudjana, (1996:111) ciri-ciri hasil belajar yang diperoleh siswa

setelah melakukan proses belajar tampak dalam hal sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengikuti fakta, prinsip, dan konsep yang telah dipelajari

dalam kurun waktu yang cukup lama.

2. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah

dipelajari

3. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip yang

telah dipelajarinya dalam situasi lain yang sejenis, baik dalam hubungannya

dengan bahan pelajaran maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari.

4. Siswa mempunyai dorongan kuat untuk mempelajari sendiri dengan

menggunakan prinsip dan konsep yang telah dikuasai.

5. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerjasama dengan

siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, toleransi, menghargai

pendapat orang lain, dan terbuka bila mendapat kritik dari orang lain.

6. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa mempunyai kemampuan dan

kesanggupan melakukan tugas seperti timbulnya semangat belajar, tidak

mudah putus asa, tidak merasakan adanya beban bila diberi pekerjaan

rumah, dan adanya usaha sendiri dalam memecahkan masalah belajar.

7. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajari minimal 80%

dari seharusnya tercapai, sesuai dengan tujuan instruksional khusus

(28)

4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada mulanya dianggap sebagai alat untuk membantu

guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujaun untuk memberikan

pengalaman lebih nyata, memotivasi, meningkatkan daya pemahaman siswa dan

daya ingat siswa. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar

pada si pembelajar (siswa) (Aqip, 2013:50).

a) Internet sebagai media pembelajaran

Internet lahir pada masa perang dingin, yaitu sekitar tahun 1969 dan

digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Internet memiliki banyak

fasilitas yang digunakan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang

pendidikan. Fasilitas yang digunakan tersebut antara lain yaitu email,

mailinglist, newgroup, File Transfer Protokol, World Wide Web.

Email atau surat elektronik, fasilitas ini dapat digunakan untuk

mengirim tugas siswa yang jaraknya jauh melalui internet. Mailing list,

fasilitas ini merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk

membuat kelompok diskusi dan juga sebagai media untuk menyebarkan

informasi berupa tugas. Newsgroup, merupakan fasilitas internet yang dapat

digunakan untuk berkomunikasi antar dua orang atau lebih secara

bersamaan dan bersifat langsung. File Transfer Protokol digunakan untuk

berbagi informasi dengan semua pegguna internet. WWW merupakan

kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang

(29)

b) Pembelajaran berbasis website

Perkembangan internet saat ini sangat pesat, website telah menjadi

suatu medium belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya, interaksi,

dinamik dan ekonomis. Web saat ini meyediakan kesempatan

mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang sesuai tuntutan dan

berorientasi pada yang belajar (learning centered). Informasi dalam web

diolah dalam suatu jaringan yang terus berkembang dan dikaitkan pada

domain pengetahuan tradisional. Pengembangan pembelajaran berbasis web

yang efektif, memerlukan penerapan suatu pendekatan sistem dan

prinsip-prinsip desain pembelajaran.

c) Pembelajaran berbantuan komputer

Pembelajaran dengan komputer terbagi menjadi dua, yaitu

pembelajaran komputer mandiri dan kompute dalam jaringan. Perbedaan

dari keduanya terletak pada aspek interaktivitas. Pembelajaran komputer

mandiri, interaktivitas peserta ajar terbatas pada interaksi dengan materi ajar

yang ada dalam program pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dengan

komputer dalam jaringan, interaktivitas peserta didik menjadi lebih banyak

alternatifnya. Pembelajara ini dikenal dua jenis fungsi komputer yaitu

komputer server dan komputer klien, interakti peserta didik dilakukan

melalui kedua jenis komputer tersebut.

5. Ketuntasan Belajar Siswa

Ketuntasan belajaran merupakan salah satu kriteria dan mekanisme

(30)

Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila siswa tersebut mencapai

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

ditetapkan berkisar dari 0-100%. KKM ditentukan dengan mempertimbangkan

kompleksitas kompetensi, sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran, dan tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa.

Berdasarkan ketentuan yang berlaku di SMP Negeri 01 Ngrampal untuk

mata pelajaran TIK, seorang siswa dikatakan tuntas (ketuntasan individual)

apabila memperoleh skor minimal 70 dari skor total tes. Sedangkan disebut tuntas

belajar klasikal apabila paling sedikit 70% dari jumlah siswa di kelas tersebut

tuntas individual.

6. Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komputer di Sekolah

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, kompetensi, minat bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar

terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antarsiswa (Suyitno, 2004:

2). Pembelajaaran Teknologi informasi di sekolah merupakan sarana siswa belajar

akan perkembangan teknologi saat ini. Pembelajaran di kelas terdapat proses atau

kegiatan belajar dan mengajar dimana seorang guru mentransfer ilmunya kepada

muridnya pembelajaran TIK siswa diharapkan tidak ketinggalan akan

perkembangan teknologi saat ini. Dalam pembelajarannya TIK akan lebih

mengenalkan siswa akan seluk beluk dari perkembangan teknologi terutama

komputer dari awal ditemukan hingga komputer dengan kecanggihannya.

Teknologi informatika merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan

(31)

Sedangakan komputer merupakan alat yang diguakan untuk mengeksekusi

informasi tersebut. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang

akan digunakan peneliti di sekolah meliputi kegiatan pengenalan akan perangakat

lunak microsoft word, dalam penerapannya microsoft word merupakan salah satu

produk dari perusahaan perangkat lunak yang terbesar di dunia yaitu microsot

corporation. Siswa diarapkan dapat memahami perangkt lunak tersebut setelah

mengikuti pelajaran TIK di kelas. Tidak haya itu siswa juga di harapkan dapat

menjalankan perangakat lunak tersebut beserta peralatan mendukung lainnya.

Berdasarkan tujuan tersebut guru harus dapat memilih sebuah metode

pembelajaran yang sesuai agar tercapinya tujuan pembelajaran yang telah dibuat

sebelumnya. Pembelajaran TIK akan lebih dapat dipahami oleh siswa jika siswa

dapat melihat dan mencoba sendiri komponen TIK

7. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang

dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Aqib, 2013:70). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran memiliki kesamaan dalam penerapan hanya strategi

yang digunakan saja yang membedakannya.

a) Model Pembelajaran

Model pembelajaran sangat penting dalam proses kegiatan belajar

mengajar karena akan menggambarkan seperti apa suatu pembelajaran. Hal

(32)

“model merupakan contoh yang dipergunakan para ahli dalam menyusun

langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran”

Penerapan model pembelajaran dalam kegiatan mengajar akan

memberikan perubahan pada hasil belajar peserta didik. Model

pembelajaran, dalam penerapan juga harus disesuaikan dengan

permasalahan yang akan diselesaikan dan tujuan dari pembelajaran tersebut.

Dengan demikian para pengajar sangat penting untuk mempelajari dan

memahami tentang model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran

yang tepat dapat memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b) Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat sampai

enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras atau suku yang berbeda (Hamdayama, 2014:64).

Pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip dalam penerapanya,

(a) Prinsip ketergantungan, dalam pembelajaran kooperatif tugas haruslah

dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan dari setiaap

anggotanya. (b) tanggung jawab perseorangan, prinsip ini merupakan

konsekuensi dari prinsip pertama dimana setiap anggota harus

mempertanggungjawabkan tugas yang telah diberikan padanya. (c) prinsip

interaksi tatap muka, pembelajaran kooperatif memberikan pengalaman

yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk saling bekerja sama,

(33)

kekurangan dari masing anggota. (d) partisipasi dan komunikasi,

pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan

berkomunikasi. Kemampuan ini merupakan bekal yang siswa dalam

menghadapi dunia dan kehidupan masyarakat. Pembelajaran kooperatif juga

memiliki prosedur pembelajaran diantaranya yaitu (a) penjelasan materi (b)

belajar dalam kelompok (c) penilaian (d) pengakuan kelompok.

c) Strategi Pembelajaaran

Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran yang

dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:

Rifa’i dkk (2011:196) mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran

merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Yamin (2013,1:2) strategi

merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian untuk mencapai suatu

tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana,

langkah-langkah dalam mencapai tujuan. Barbara B Seels dan Rita C

Richey (dalam Yamin, 2013:2) menyebutkan strategi pembelajaran adalah

spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau

kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Menurut Reigeluth (dalam

Yamin 2013:4) bahwa strategi pembelajaran sebagai metode-metode untuk

memanipulasi unsur-unsur bahan-bahan pengetahuan. Demikian pula Burser

dan Byrd (dalam Yamin 2013: 4) mengatakan bahwa strategi pembelajaran

merupakan metode untuk menyampaikan informasi yang bertujuan untuk

(34)

2013:4) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan

keseluruhan perencanan untuk mengajar pelajaran tertentu yang memuatkan

metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan

kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan suatu perencanaan pola-pola yang akan dilakukan

oleh guru pada saat akan megajar di kelas untuk menyelesaikan dan

mencapai tujuan pembelajaran.

d) Strategi Think Talk Write

Strategi ini pertama kali diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin

(dalam Sumirat, 2014:24) menyatakan bahwa :

The think-talk-write strategy builds in time for thought and reflection and for the organization of ideas and the testing of those ideas before students are expected to write. The flow of communication progresses from student engaging in thought or reflective dialogue with themselves, to talking and sharing ideas with one another, to writing”.

Menurut Huinker dan Laughlin strategi TTW membangun pemikiran,

merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum

peserta didik diharapkan untuk menulis. Aktivitas berpikir dapat dilihat dari

proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika

kemudian membuat catatan tentang apa yang telah dibaca. Dalam membuat

atau menulis catatan peserta didik membedakan dan mempersatukan ide

yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan kedalam

bahasa mereka sendiri.

Strategi pembelajaran ini pada dasarnya dibangun melalui pola

(35)

strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog

dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutya, berbicara dan

berbagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis (Hamdayama,

2014:217). Pelaksanaan akan lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok

heterogen tiga sampai lima orang.

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dalam

pelaksanaannya siswa dituntut untuk aktif dalam mencari informasi dan

sumber belajar selain di sekolah. Berdasarkan dari hal tersebut dapat

dicobakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW), yang dalam

pelaksanaannya siswa saling bertukar pikiran (sharing) akan pengetahuan

yang mereka ketahui. Strategi pembelajaran ini dapat meratakan

pengetahuan siswa, dimana siswa yang kurang tahu akan teknologi akan

tertular pengetahuannya tentang teknologi dari teman sekelompok yang

lebih tahu akan teknologi. Hal tersebut terlaksana sesuai dengan langkah – langakah dari strategi pembelajaran Think Talk Write, dengan metode

kooperatif.

Aktivitas berfikir (Think) dapat dilihat ketika siswa, ketika siswa

mulai befikir dan memulai untuk membaca maupun menyimak teks bacaan

suatu materi pembelajaran, kemudian membuat catatan apa yang telah

dibaca. Pada tahapan ini siswa akan mulai memikirkan apa penyelesaian

dari masalah yang akan dihadapi.

Tahap berikutnya setelah Think yaitu Talk (berbicara), Tahap ini siswa

(36)

tahap ini siswa akan ,berdiskusi dan bertukar pendapat dalam kelompok

tersebut. Dalam tahap ini siswa akan menjadi lebih terampil dalam berbicara

dan berkomunikasi.

Write (menulis), Fase ini siswa diminta untuk menuliskan hasil dari

kerja kelompok dan hasil pemikiran masing-masing siswa setelah

melakukan diskusi kelompok. Dalam tahap ini apa yang ditulis oleh siswa

berbeda dengan catatan yang pertamakali ditulis oleh siswa. Setelah

berdiskusi dengan siswa lain siswa pasti akan mendapat ide-ide baru dari

hasil diskusi tersebut.

[image:36.595.172.503.415.703.2]

Adapun langkah –langakh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) yaitu sebagai berikut:

Gambar 1 Skema Proses Pembelajaran Think Talk Write Membagi lembar

kerja dan petunjuk pengerjaan

Membuat catatan kecil materi yang didapat dan mengerjakan soal secara individu

Bekumpul dan berdiskusi dengan kelompok kecil yang

telah dibuat oleh guru

GURU

SISWA

Membentuk kelompok kecil

(3-5 siswa)

Merumuskan hasil dari diskusi dan jawaban dari soal yang telah diberikan

oleh guru Salah satu siswa

menyajikan hasil dari diskusi, kelompok yang

lain menilai hasil dari presentasi Refleksi dan

simpulan oleh siswa

1

2

3

(37)

Strategi Think Talk Write memiliki beberapa komponen penting yang

berperan dalam kelancaran jalannya strategi think talk write pada

pembelajaran yaitu : (a) Guru yang berkompeten dan profesional (b) anak

didik yang aktif dalam kelas (c) buku bacaan yang sesuai dengan topik

materi yang banyak dan bervariasi (d) teknik pembelajaran yang sesuai

dengan pelaksanaan strategi think talk write. Pelaksanaan strategi think talk

write dapat juga di padukan dengan teknik lain seperti diskusi, ceramah,

resitasi (pemberian tugas), tanya jawab, penemuan.

Strategi Think Talk Write juga memiliki kelebihan dalam

pelaksanaannya diantaranya yaitu dapat mempertajam ketrampilan berfikir

visual. Mengembangkan pemecahan masalah dalam memahami materi ajar.

Mengembangakan ketrampilan berfikir kritis dan kreatif siswa. Siswa

menjadi aktif dalam kelas dan saling berinteraksi dalam kegiatan diskusi.

Membiasakan siswa berfikir dan berrkomunikasi dengan teman, guru, dan

dengan diri sendiri.

Berikut karakteristik mata pelajaran TIK dengan materi ajar

pengenalan perangkat lunak pengolah kata microsoft word dan model

[image:37.595.130.499.642.758.2]

pembelajaran TTW.

Tabel 1 Karakteristik Model Pembelajaran TTW Pada Materi Ajar Pengenalan Perangkat Lunak Pengolah Kata.

No. Pembelajaran TTW Pembelajaran TIK

1.Tahap think

Siswa berfikir seperti apakah micosoft word, ikonnya seperti apa, fungsinya apa?

Siswa juga membuat catatan kecil dari permasalahan tersebut.

Siswa dituntut untuk dapat memahami, mamikirka solusi dan jawaban dari permasalahan berikut ini

“apa itu microsoft word,

fungsinya, ikon dan

(38)

2.Tahap talk

Siswa kemudian mengkonfirmasikan pendapatnya pada teman sekelompok mereka apakah sudah sesuai kesepakatan mereka. Pada tahap ini siswa akan mendapat masukan atau tambahan pengetahuan dari pengalaman teman.

Siswa dapat mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian dari microsoft word, fungsinya, ikon dan fungsinya dalam kelompok maupun individu

3.Tahap write

Siswa menuliskan hasil diskusi bersama berupa solusi dan langkah-langkah penyelesaian masalah,

Siswa menulis kesimpulan dari pengertian dari microsoft word, ikon dan fungsinya.

4.Presentasi

Siswa menyampaikan hasil diskusi untuk dibenarkan oleh guru maupun kelompok lain agar tidak terjadi miskonsepsi

Siswa dapat menjelaskan perangkat lunak pengolah kata dan menjelaskan cara mengoperasikannya.

8. Tinjauan Materi Teknologi Informasi Dan Komputer

Materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa materi

pengenalan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

a) Software

Komputer terdiri dari dua bagian yakni software dan hardware.

Software dapat dikataan sebagai suatu program yang dibuat dengan bahasa

koputer, yang berisi perintah-perintah agar antara hardware satu dengan

hardware yang lainnya dalam satu rangkaian komputer dapat berinteraksi

dan saling bekerjasama untuk menjalankan suatu perintah yang diberikan

oleh user. Hardware merupakan seperangkat alat keras komputer yang

saling terkait satu dengan yang lainnya.

c) Perangkat lunak aplikasi dan sistem operasi

Secara umum software dapat dibedakan mejadi dua bagian yaitu

(39)

Perangkat lunak yang dikususkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu

Contoh software aplikasi : Microsoft word, Microsoft excel Microsoft power point

2. Perangkat lunak sistem operasi

Perangkat lunak yang digunakan untuk menerjemahkan bahasa mesin yang dikenal komputer menjadi bahasa yang dikenal oleh manusia

Contoh : windows

b) Pengertian perangkat lunak aplikasi pengolah kata

Perangkat lunak pengolah kata adalah kelompok perangkat lunak

aplikasi yang dikususkan dan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan

yang berkaitan dengan text. Misalnya berbagai macam tulisan atau dokumen

seperti surat, laporan, buku, majalah, bulletin, posster, brosur, dan lain

sebagainya. Contoh aplikasi pengolah kata yang banyak digunakan dengan

berbagai keunggulannya yaitu : word perfect, word star, word pro, notepat,

page maker, kword dan masih banyak lainnya. Microsoft word merupakan

salah satu program aplikasi pengolah kata yang banyak dipakai kerena

mudah untuk digunakan dalam pengoperasiannya.

Microsoft word juga dikenal sebagai program aplikasi yang user

friendly, yaitu semua perintah dan menu mudah untuk dipahami. Dalam

penggunaannya Microsoft word menyediakan fitur seperti menyisipkan

(40)

c) Mengidentifikasi letak perangkat lunak pengolah kata

Microsoft word atau yang sering diakronimkan menjadi Ms.word

merupakan salah satu program aplikasi pengolah kata yang berada di bawah

system operasi windows. Semua program aplikasi tidah terkecuali berada

dibawah sistem operasi.

Dengan kata lain kita bisa menggunakan program aplikasi pengolah

kata microsoft word ini jika komputer yang kita pakai menggunakan system

operasi windows. Microsoft word dalah salah satu program yang yang

tergabung dalam kelompok microsoft office yang terdiri dari:

a. Microsoft excel, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan data yang biasanya terdiri atas angka.

b. Microsoft word, adalah suatu perangkat lunak aplikasi yang biasa digunakan untuk meyelesaikan pekerjaan yang berkaita dengan editing naskah atau teks.

c. Microsoft power point, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk pembuatan pesentasi.

d. Microsoft access, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk pengolahan database.

Beberapa kelebihan perangkat lunak pengolah kata / microsoft word

dibanding dengan program aplikasi sejenis lainnya adalah :

1. Pengeditan naskah yang sempurna

2. Mampu membuat surat massal atau mail merge

3. Mampu melakukan perhitungan angka dan matematika

4. Pengoperasiannya sangat mudah dan sederhana

(41)

d) Menjalankan program aplikasi microsoft word

Untuk menjalankan program aplikasi pengolah kata dapat melalui

ikon maupun taskbar pada komputer dalam keadaan hidup dengan sistem

operasi windows.

a. Membuka microsoft word dengan menggunakan menu icon

Secara otomatis setelah ikon di klik akan muncul lembar dokumen

kosong, yang berarti microsoft word sudah siap untuk digunakan. Jika

microsoft word tidak menampilkan lembar dokumen maka langkah

yang harus dilakukan adalah klik file  new  blank document, atau

[image:41.595.181.389.405.488.2]

langsung klik ikon new pada toolbar.

Gambar 2 Ikon Microsoft Word

Gambar 3 Tampilan Lembar Kerja Pada Ms. Word

[image:41.595.167.348.531.689.2]
(42)

Untuk membuka aplikasi microsoft word dari menu taskbar terkadang

memiliki perbedaan, itu tergantung pada versi dari sistem operasi yang

digunakan. Namun pada intinya langkah – langkah yang digunakan hampir sama. Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan untuk

membuka program aplikasi microsoft word dari komputer yang

menggunakan system operasi windows XP

1. Klik tombol star pada menu taksbar

2. Pilih all program kemudian cari microsoft office

[image:42.595.187.493.364.573.2]

3. Berikut gambar tampilannya

Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word

e) Menutup program aplikasi microsoft word

Sebelum menutup atau keluar dari program microsoft word pastikan

bahwa semua data dan dokumen sudah tersimpan dengan benar.

Perintah yang dapat digunakan untuk keluar yaitu file exit atau

(43)

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran TIK dilaksanakan pada jenjang sekolah menengah pertama

membahas tentang perkenalan akan teknologi dan perangkat pendukungnya di

sekolah. Pembelajaran TIK di sekolah kurang menarik minat siswa untuk

mengikutinya yang dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru

monoton dan tidak ada variaasi. Hal ini tidak jarang membuat siswa tidak aktif di

kelas dan hanya datang dan mendengarkan saja tanpa ada komunikasi antar siswa

dengan guru. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan strategi

pembelajaran Think Talk Write di sekolah SMP N 01 Ngrampal yang siswanya

kurang termotivasi untuk mengikuti pebelajaran TIK di kelas. Penerapan strategi

pembelajaran ini ada tiga tahap yaitu berfikir berbicara dan menulis sesuai dengan

artinya. Peneraan strategi pembelajar ini diharapkan siswa merasakan suasana

baru dalam pembelajaran, siswa dapat terampil dalam memecahkan masalah,

siswa dapat berkomunikasi dengn siswa yang lain dengan lancar dan yang

terpenting rata-rata nilai hasil belajar siswa dapat mencapai KKM dan nilainya

(44)
[image:44.595.114.565.107.399.2]

Gambar 5 Kerangka berfikir

C. Hipotesis

Dalam penelitian ini disusun hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut :

Pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write

dapat terlaksana dengan baik dan cukup efektif.

Pembelajaran TIK di kelas

Siswa kelas VIII SMP 01 Ngrampal

Kendala:

 Siswa kurang

beminat dlam megikuti pelajaran

 Siswa kurang

aktif mengikuti pelajaran Strategi pembelajaran

Think Talk Write

Penerapan

Siswa berfikir Siswa bebicara

Siswa menulis Manfaat :

 Siswa merasakan

suasana baru

 Siswa terampil

memecahkan masalah

 Daya komunikasi

siswa meningkat Hasil

(45)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif,

penelitian kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian yang banyak dituntut

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, serta penampilan dari hasil

penelitian. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik

apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain (Suharsimi

Arikunto, 2007:11).

Peneliti menggunakan penelitian komparasi dalam metode penelitian

kuantitatif. Penelitian komparasi adalah penelitian yang membandingkan dua

gejala atau lebih. Penelitian komparasi akan dapat menemukan

persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang

prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu

ide atau suatu prosedur kerja. Peneliti menggunakan penelitian komparasi karena

masalah dalam penelitian ini adalah masalah komparasi atau perbedaan antara dua

sampel yaitu siswa yang belajar dengan menggunakan metode kooperatif stategi

Thik Talk Write, dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru SMP N 01

Ngrampal Kabupaten Sragen tahun ajar 2015/2016.

Penelitian eksperimen (experimental research) merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui/menilai suatu pengaruh dari suatu

perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap perilaku siswa atau menguji

hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan

(46)

experimental design. Menurut Sugiyono (2010), ciri utama true experimental

design bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian, baik kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.

B. Desain Penelitian

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam

penelitian. Desain eksperimen dalam penelitian ini mengacu pada Posttest-Only

Control Design. Desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih

secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain

tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelompok

yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2010: 112)

desain penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design Desain Penelitian Posttest-Only Control Design

Kelompok Perlakuan Post-Test Eksperimen

Kontrol

X K

T T

Keterangan:

X = penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write K = penerapan pembelajaran konvensional, dan

T = tes hasil kemampuan pemahaman MS.Word

Penelitian ini diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari

populasi yang ada. Pemilihan sampel dilakukan dengan Teknik purposive

sampling. Kemudian sampel diuji normalitas, homogenitas, dan kesamaan

rata-ratanya. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengenalan

Ms. Word. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran model pembelajaran

(47)

pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes kemampuan

pemahaman Ms. Word. Tes dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan soal yang sama. Soal tes yang diberikan kepada kelas sampel adalah soal

yang telah diuji coba. Data-data yang diperoleh, dianalisis sesuai dengan statistik

yang sesuai.

C. Tempat dan waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 01 Ngrampal Kabupaten Sragen

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2015 – selesai D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian, dalam penelitian ini menggunkan dua variabel yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif

strategi Think Talk Write dan model pembelajaran konvensional

2. Varibel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII di

SMP Negeri 01 Ngrampal Kabupaten Sragen pada mata pelajaran TIK

(48)

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-subjek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester gasal di SMP Negeri 01

Ngrampal pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 164 terdiri dari lima kelas

[image:48.595.220.406.354.451.2]

yaitu sebagai berikut :

Tabel 3 Jumlah Populasi Kelas VIII No. Kelas Jumlah

1 VIII-A 32

2 VIII-B 33

3 VIII-C 33

4 VIII-D 32

5 VIII-E 34

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakerisik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam eksperimen ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini

merupakan teknik pengambilan sampel dengan tujuan dan pertimbangan tertentu.

Tujuan atau pertimbangan yang digunakan adalah :

1 Buku sumber yang digunakan sama.

2 Siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama.

3 Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat yang sama.

(49)

Pengujian sampel dilakukan dengan melakukan perhitungan normalitas dan

homogenitas. Sampel nilai diambil dari nilai ulangan harian 1 pengenalan

MS.Word pada semester 1. Sehingga kelas yang digunakan sebagai sampel adalah

[image:49.595.114.519.234.358.2]

sebagai berikut:

Tabel 4 Kelas Sampel

No Kelas Pelakuan Jumlah siswa

1 VIII-A Kelas eksperimen

Menggunakan metode pembelajaran TTW 32 2 VIII-B Kelas kontrol

Menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru SMP N 01 Ngrampal pada th ajaran 2015/2016

33

3 VIII-D Kelas uji coba soal 32

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang

dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standar. Metode ini digunakan

untuk mengetahui atau mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Seperti keadaan sekolah, sarana prasarana, dan sebagainya.

2. Tes

Tes merupakan rangkaian pertanyaan dan latiha serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemapuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelopok untuk mengumpulkan data

kuantitatif.

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau tes

pengetahuan pada mata pelajaran TIK materi ajar pengenalan MS.Word kelas VIII

(50)

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya “barang-barang

tertulis”. Metode ini digunakan sebagai jalan untuk melakukan penelitian

(pengumpulan data). Data yang diperolaeh peneliti didapat ketika melakukan

observasi, data tersebut digunakan sebagai penguat data yang diperoleh setelah

penelitian. Data yang diperoleh oleh peneliti berupa nilai ulangan harian siswa

dan daftar nama siswa kelas VIII.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk mendapatkan data dapat menjawab

permasalahan, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) Silabus

Silabus disusun atau dibuat sesuai dengan kurikulum yang digunakan

oleh SMP Negeri 01 Ngrampal yaitu kurikulum KTSP, didalam

silabus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

Silabus dapat lihat selengkapnya pada lampiran 1.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanann pembelajaran disusun setiap akan melaksanakan

pembelajaran dikelas yang dibuat perKD yang dapat dilaksanakan

(51)

pelaksanaan pembelajaran sejumlah satu yang digunakan untuk dua

kali pertemuan, RPP selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Instrumen Pengolahan Data

Instrumen pengumpulan data yaitu intrumen posttest. Instrumen berisi daftar

pertanyaan seputar mata pelajaran TIK yang akan diberikan atau dikerjakan oleh

siswa ketika sesudah mengikuti pelajaran TIK pada kade yang ditentukan.

Instrumen lengkap terdapat pada lampiran 21.

H. Analisis Instrument Penelitian

Instrumen tes yang digunakan perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kualitas butir tes/soal. Sebuah tes yang baik sebagai alat pengukur

harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh sebab itulah dilakukan uji-uji

tersebut.

1. Taraf Kesukaran soal

Taraf kesukaran (TK) tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyakanya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul (Arikunto,

2010:176). Nilai TK butir merentang antara 0-1. TK sebuah butir sama dengan nol

terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah

butir akan sama denan satu apabilasemua peserta menajwab benar pada butir

tersebut. Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Dalam tes

butir-butir soal indeks TK diharapkakn bernilai sedang, jika butir soal bernilai

mudah atau sukar maka susah untuk membedaka kemampuan dari peserta. Oleh

(52)

Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal adalah:

tes(n) mengikuti yang

siswa jumlah

(X) soal tiap pada tes peserta siswa

skor Jumlah rata

Rata 

soal tiap maksimum skor

rata -rata Kesukaran)

(Tingkat

TK 

Menurut Purwanto (2014:101) berikut pembagian kategori TK kedalam tiga

[image:52.595.177.447.340.430.2]

kelompok yaitu:

Tabel 5 Indeks Kesukaran Soal

Interval Indeks Kesukaran

(TK) Kriteria

0.00 – 0.32 Sukar

0.33 – 0.66 Sedang

0.67 – 1.00 Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kesukaran soal uji coba, didapatkan

hasil 4 soal dengan kriteria sedang, 3 soal sukar, dan 13 soal mudah. Perhitungan

dapat dilihat pada lampiran 12.

2. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan

antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai (Arikunto,

2010:177).

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda soal adalah

sebagai berikut :

(53)

Keterangan:

D = daya pembeda butir

BA = banyak kelompok atas yang menjawab benar JA = banyak subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Tabel 6 Kriteria Daya Beda Soal Interval DP Kriteria

DP ≤ 0,00

0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek Jelek

Cukup baik Baik Sangat baik

Berdasarkan perhitungan daya beda soal didapatkan 2 soal dengan kriteria sangat

jelek, 1 soal cukup baik, 4 soal dengan kriteria baik, dan sisanya dengan kriteria

jelek. Lembar analisis butir soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 13.

3. Validitas soal

Validitas adalah suatu Ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang sahih atau valid mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan. Subah instrumen valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010 : 211).

Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah teknik korelasi

product moment menggunakan metode pearson, sebagai berikut :

Keterangan :

 

 

 

 

} }{

{N X2 X 2 N Y2 Y 2

Y X XY

(54)

rxy : Koefisien korelasi

N : Jumlah subjek/ responden X : Skor butir

Y : Skor total

∑X2

: Jumlah kuadrat nilai X

∑Y2

: Jumlah kuadrat nilai Y

(Arikunto,2010 : 213)

Hasil analisis rxy dikonsultasikan dengan tabel kritik r product moment pada

tabel signifikan 5%. Jika rXY > rtabel maka soal tersebeut valid dan begitu juga

kebalikannya jika rxy< rtabel maka soal tersebut tidak valid. Contoh perhitungan

validitas dapat dilihat pada lampiran 14.

Setelah soal uji coba diuji cobakan didapatkan 10 soal valid dan 10 soal

tidak valid dari 20 soal yang diuji cobakan. Analisis perhitungan dapat dilihat

pada lampiran 16 dan 17.

4. Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut bisa memberikan hasil yang

tetap. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat

dikatakan tidak berati (Arikunto, 2007: 86).

Menurut Arikunto (2007: 109), untuk menguji reliabilitas soal tes uji coba

dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach's Alpha, yaitu sebagai berikut.

               

2

2 11 1 1 t i n n r   Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari n = banyaknya butir soal

2

i

= varians butir soal 2

t

= varians total
(55)

N N

X X

i

2 2

2

) (

Menurut Arikunto (2007: 112) Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu

setelah didapat harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel pada tabel

product moment dengan taraf signifikan α, jika r11 > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.

Dari hasil analisis soal uji coba didapatkan hasil bahwa tes bersifat reliabel

dengan nilia r11 sebesar 0,9156 dan harga rtabel pada tabel product moment

dengan taraf signifikan 5% untuk n = 32 yaitu 0,349. Karena r11 > rtabel maka item

tes yang diuji cobakan reliabel. Untuk contoh perhitungan dapat di lihat pada

lampiran 15.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis data tahap awal

Analisis data merupakan tahap menetukan dalam sebuah penelitian karena

analisis data berfungsi untuk mengumpulkan hasil penelitian. Adapun

langkah-langkah dari analisis data yaitu :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kelompok data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data digunakan untuk

menghitung normalitas data awal yang berupa nilai ulangan harian.

Setelah mendapat data, data tersebut diuji kenormalannya dengan Uji

(56)

i i i k i hitung

E

E

O

2 1

2

(

)

(Sudjana, 2005: 273)

dengan

2

hitung

 = nilai uji normalitas yang dicari

i

O = frekuensi pengamatan

i

E = frekuensi harapan

Hipotesis yang digunakan adalah:

0

H : data berdistribusi normal

1

H : data tidak berdistribusi normal. Kemudian nilai 2

hitung

 dibandingkan dengan nilai 2tabel dengan taraf

signifikan α dan derajat kebebasan dk = k – 3. Kriteria uji normalitas adalah

terima H0 jika 2

hitung

  2tabel, artinya data berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Uji ini untuk mengetahui apakah kelompok dalam populasi

mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelompok dalam populasi

tersebut mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan

homogen.

Hipotesis yang d

Gambar

Gambar 1 Skema Proses Pembelajaran Think Talk Write
Tabel 1 Karakteristik  Model Pembelajaran TTW Pada Materi Ajar Pengenalan Perangkat Lunak Pengolah Kata
Gambar 2 Ikon Microsoft Word
Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi apa yang digunakan dalam Waserda Koperasi Unit Desa Pakis, dengan cara mengidentifikasi faktor

3 DESA NAGA HUTA KECAMATAN SIANTAR MARIMBUN NAGA HUTA SIANTAR MARIMBUN PEMATANG SIANTAR SUMATERA UTARA Kandidat Careworker... SIMPANG III

Hasil analisa diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap kriteria kerusakan rumah tinggal untuk kategori rusak ringan adalah jawaban tertinggi Kurang Tahu

Berdasarkan temuan Tim Inspeksi Veteriner dan semakin meningkatnya jumlah perusahaan pengolah perikanan Indonesia yang masuk dalam daftar RASFF Komisi Eropa, serta respon yang

Natrium sitrat juga merupakan salah satu agen hidrotrop dalam sistem hidrotropik yang telah dilaporkan dapat meningkatkan kelarutan obat sukar larut melalui reaksi kompleksasi

Data penyampelan di lokasi-lokasi pembuangan limbah industri menemukan berbagai jenis logam berat dan senyawa kimia organik yang bersifat toksik dilepaskan begitu saja ke badan

Bisa juga diartikan sebagai sistem ajaran (doktrin) dan praktek yang didasarkan pada sistem ke- percayaan seperti itu, atau sebagai kepercayaan akan keberadaan dan pengaruh

(1) Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengendalikan pengoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan tugas meliputi