NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatikan Dan Komputer
Oleh
Fera Aulia’a Wati NIM. 5302411065
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
iv
Dengan ilmu kehidupan akan menjadi lebih mudah,
dengan seni kehidupan akan menjadi lebih indah,
dan dengan agama kehidupan akan menjadi lebih terarah dan bermakna
(Aristoteles).
PERSEMBAHAN
Untuk Mbah Suli yang telah menjaga dan
membesarkan saya dari kecil hingga dewasa dan
sampai kuliah.
Untuk kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan
membiayai saya hingga lulus kuliah.
Fitri, Septi, Nisa, Upy, Wulan, teman-teman kos
Hijau dan teman-teman kos Al-Maslack
Untuk teman-teman seperjuangan PTIK Angkatan
2011.
Untuk sahabat yang selalu berbagi baik dalam suka
v
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP
NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN” dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Terselesaikannya laporan skripsi berkat bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati ucapan terima kasih diberikan kepada Yth :
1. Dr. Nur Qudus, M.T. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Suryono, M.T. Ketua Jurusan Teknik Elektro.
3. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.
4. Drs. Agus Suryanto, M.T. Dosen pembimbing. 5. Drs. Agus Murnomo, M.T. Dosen penguji I
6. Drs. Yohanes Primadiyono, M.T. Dosen penguji II
7. Suprapto,S.Pd,M.Pd Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngrampal
8. Wiwin Dwi Susanti guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngrampal
9. Rekan – rekan PTIK 2011 yang telah membantu menyusun laporan skripsi.
Semoga laporan skripsi dapat memberikan memanfaat sebagaimana yang diharapkan.
Semarang, ... November 2015
vi
Program Studi Pendididikan Teknik Informatika Dan Komputer, S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Drs Agus Suryanto, M.T.
Pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 01 Ngrampal menggunakan metode lama yaitu metode ceramah. Pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif sehingga siswa menjadi kurang dapat mengemukakan ide dan pendapat mereka. Guru jarang menanyakan kepada siswa akan pemahaman konsep materi pembelajaran yang disampaikan ditambah dengan keadaan siswa yang enggan bertanya kepada guru walau siswa tersebut tidak paham. Hal tersebut berdampak pada hasil ulangan siswa yang jauh dari batas KKM. Bedasarkan hal tersebut perlu diterapkan metode yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar seperti metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Tujuan penelitian untuk mengetahui keefektifan dari metode pembelajaran TTW terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pengenalan perangkat lunak pengolah kata.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan bentuk desain peelitian true experimental experimental design. Teknik pengambilan data menggunakan posttest only control design yang dilakukan pada akhir pembelajaran satu kade. Jumlah populasi yang ada sebanyak 164 yang terdiri dari 5 kelas. Kelas A digunkan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 32 dan kelas B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33.
Hasil akhir dari penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa memiliki perbedan dimana rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran TTW lebih tinggi daripada prosentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP N 1 Ngrampal dengan prosentase lebih dari 70%, sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti, penelitian bisa menjadi bahan masukan untuk memperbaiki pembelajaran, pengelolaan kelas dapat ditingkatkan, menambah metode pembelajaran inovatif lainnya.
vii
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Batasan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
1. Manfaat Bagi Siswa ... 5
2. Manfaat Bagi Guru ... 6
viii
2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 8
3. Model pembelajaran Tipe Think Talk Write (TTW) ... 8
4. Hasil Belajar ... 9
5. Mata Pelajaran TIK... 9
BAB II ... 10
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10
A. Landasan Teori ... 10
1. Pengertian Belajar ... 10
2. Teori Belajar ... 11
3. Hasil Belajar Siswa ... 12
4. Media Pembelajaran ... 14
5. Ketuntasan Belajar Siswa ... 15
6. Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komputer di Sekolah ... 16
7. Metode Pembelajaran ... 17
8. Tinjauan Materi Teknologi Informasi Dan Komputer ... 24
B. Kerangka Berfikir ... 29
C. Hipotesis ... 30
BAB III ... 31
METODE PENELITIAN ... 31
ix
2. Waktu Penelitian ... 33
D. Variabel Penelitian... 33
1. Variabel Bebas ... 33
2. Varibel Terikat ... 33
E. Populasi Dan Sampel ... 34
1. Populasi ... 34
2. Sampel ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
1. Observasi ... 35
2. Tes... 35
3. Dokumentasi ... 36
G. Instrumen Penelitian ... 36
1. Instrumen Pembelajaran ... 36
2. Instrumen Pengolahan Data ... 37
H. Analisis Instrument Penelitian ... 37
1. Taraf Kesukaran soal ... 37
2. Daya Pembeda Soal ... 38
3. Validitas soal ... 39
4. Uji Reliabilitas ... 40
x
BAB IV ... 49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
1. Analisis Data Tahap Awal ... 49
2. Analisis Data Tahap Akhir ... 53
B. Pembahasan ... 56
BAB V ... 61
PENUTUP ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
xi
Perangkat Lunak Pengolah Kata. ... 23
Tabel 2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design ... 32
Tabel 3 Jumlah Populasi Kelas VIII ... 34
Tabel 4 Kelas Sampel... 35
Tabel 5 Indeks Kesukaran Soal ... 38
Tabel 6 Kriteria Daya Beda Soal ... 39
Tabel 7 Data Uji Homogenitas Data Awal ... 51
Tabel 8 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 53
xii
Gambar 2 Ikon Microsoft Word ... 27
Gambar 3 Tampilan Lembar Kerja Pada Ms. Word ... 27
Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word ... 28
Gambar 5 Kerangka berfikir ... 30
Gambar 6 Skema Prosedur Penelitian ... 48
Gambar 7 Sketsa Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis... 50
Gambar 8 Skema Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... 52
Gambar 9 Grafik Normalitas Kelas Eksperiment ... 54
Gambar 10 Grafik Normalitas Kelas Kontrol ... 54
xiii
Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Harian... 71
Lampiran 4 Uji Normalitas ... 74
Lampiran 5 Uji Homogenitas ... 77
Lampiran 6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 79
Lampiran 7 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 81
Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Ujian... 82
Lampiran 9 Soal Uji Coba... 83
Lampiran 10 Kunci Jawaban Dan Penilaian Soal Uji Coba ... 84
Lampiran 11 Daftar Nilai Uji Coba ... 85
Lampiran 12 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 86
Lampiran 13 Contoh Perhitungan Daya Beda ... 88
Lampiran 14 Contoh Perhitungan Validitas ... 90
Lampiran 15 Contoh Perhitungan Reabilitas ... 92
Lampiran 16 Analisis Perhitungan Validitas, Reabilitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda ... 96
Lampiran 17 Lembar Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba ... 99
Lampiran 18 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 100
Lampiran 19 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 101
Lampiran 20 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 102
Lampiran 21 Soal Posttest ... 103
Lampiran 22 Kunci Jawaban Dan Penilaian Posttest ... 104
Lampiran 23 Daftar Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperiment105 Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 107
Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Akhir ... 113
Lampiran 26 Uji Hipotesis 1 ... 115
Lampiran 27 Uji Hipotesis 2 ... 117
xiv
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang
diterapkan oleh SMP N 1 Ngrampal, dimana didalamnya terdapat banyak mata
pelajaran dan salah satunya adalah Teknologi Informasi dan Komputer (TIK )
yang merupakan mata pelajaran di jenjang sekolah menengah pertama. Tujuannya
untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatis dan mandiri (Permen No 19
Th 2005). Kategori Sekolah Standar Nasional (SSN) menuntut sekolah untuk
merubah Nilai KKM pada mata pelajaran TIK yang semula 67 dirubah menjadi 70
untuk meningkatkan mutu sekolah tersebut.
Berdasarkan observasi dan wawancara di SMP N 01 Ngrampal terhadap
pelaksanaan pembelajaran TIK di SMP N 01 Ngrampal diperoleh :
1. Guru mata pelajaran TIK masih mengunakan metode ceramah, kegiatan lain
dari guru member tugas, mencatat kemudian menjelaskan sedikit materi
tersebut. Pembelajaran semacam ini hanya dapat dilakukan bila siswa
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Atas dasar
cara guru tersebut mengajar inilah yang menjadi penyebab siswa kurang
dapat memahami materi yang diberikan guru secara baik.
2. Cara seperti yang dilakukan guru tersebut mejadikan siswa menjadi pasif,
sehingga siswa menjadi kurang dapat mengemukakan ide-ide dan pendapat
3. Keadaan siswa yang enggan untuk bertanya kepada guru walaupun tidak
bisa memecahkan masalah yang diberikan dan jarang dikelompokkan dalam
belajar, sehingga jarang terjadi komunikasi antar siswa ataupun siswa
dengan guru.
4. Siswa jarang diminta untuk mengungkapkan alasannya dan juga mejelaskan
secara lisan dalam menyelesaikan permasalahan TIK sehingga terjadi
kesalahan konsep pada siswa.
5. Perserta didik kurang terbiasa menyimpulkan materi yang telah siswa
pelajari secara sistematis. Pembelajaran seperti itu dikhawtirkan membuat
siswa menjadi jenuh dalam pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi
tidak optimal bahkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.
Akibat dari hal-hal tersebut terlihat pada hasil ulangan harian siswa kelas VIII
pada tahun ajaran 2015/2016 di SMP N 01 Ngrampal memperoleh prosentase
ketuntasan adalah 67% sedangakan rata-rata diperoleh 69,5 dengan nilai KKM 70.
Berdasarkan hal tersebut perlu dirancang sebuah pembelajaran yang
membiasakan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya, memecahkan
masalah dan kemampuan komunikasi supaya hasil belajar siswa meningkat.
menurut Soedjoko (2004:10) melalui TTW peserta didik belajar mengekplor
kata-kata untuk menyataka idenya dan mendengarkan pendapat teman lain, sehingga
terbentuk pemahaman pada peserta didik, selanjutnya pemahaman peserta didik
disajikan dalam bentuk tulisan sehingga terbentuk makna.
Melihat dari penelitian Lusia Ari Sumirat, yang dilakukan pada siswa
terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa diperoleh hasil
kemampuan pemecahan masalah dengan strategi pembelajaran TTW lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat
pembelajaran ekspositori. Data rata-rata skor pada kelas TTW adalah 22,62 dan
pada kelas ekspositori adalah 17,76 dengan perbedaan rata-rata sebesar 5,06. Serta
penelitian dari I Dewa Ayu Murni Lestari dkk, dengan kesimpulan penelitian
terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan yang mengikuti pembelajaran
konvensional (ceramah) dengan hasil perolehan nilai rata-rata hasil belajar
kelompok eksperimen sebesar 75,92 > 68,03 kelompok kontrol. Begitu juga
dengan penelitian dengan judul keefektifan strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW) terhadap hasil belajar dan kemampuan menulis matematika siswa
kelas VII di SMP negeri 2 batang, di peroleh hasil siswa yang mencapai KKM
sebanyak 40 orang (88,9%) dan pada kelas dengan pembelajaran ekspositori
(ceramah) sebanyak 25 orang(66,8%) (Puspita, 2009:2).
Berdasarkan uraian latar belakang serta denga rujukan penelitian yang
terkait dengan permasalahn yang ingin diteliti oleh peneliti diatas, maka peneliti
akan melakukan penelitian mengenai strategi pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW) . Dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
B. Identifikasi Masalah
Hasil pencapaian belajar setiap siswa sangantlah berbeda. Hasil belajar
siswa tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa berasal dari
dalam diri maupun dari luar diri siswa. Menurut Rusman (2012, 124:72)
faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar yaitu faktor-faktor internal, eksternal dan faktor-faktor
lingkungan masyarakat. Berdasarkan Dari latar belakang di atas dapat diidetifikasi
beberapa faktor yang berasal dari guru maupun dari siswa seperti :
1. Pelajaran yang diajarkan oleh guru sulit dimengerti oleh siswa.
2. Guru jarang bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa.
3. Teknik mengajar guru kurang variatif.
4. Guru hanya memberikan tugas kepada siswa tanpa berikan timbal balik
berupa penjelasan dan ringkasan materi
5. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran karena mereka
beranggapan pelajaran TIK dapat dipelajarai sendiri atau otodidak.
6. Siswa tidak merasa nyaman dalam kelas, pada jam pelajaran terakhir siswa
banyak yang mengantuk tak jarang ada yang sampai tertidur.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitain ini yaitu
sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write cukup efektif
D. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang dapat diketahuai
akan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti, maka dari itu diperlukan
batasan-batasan masalah agar penelitian ini tidak keluar dari topik yang telah dibuat.
Adapaun batasnya yaitu:
1. Metode yang digunakan adalah metode kooperatif dengan model
pembelajaran Think Talk Write dan metode ceramah.
2. Hasil prestasi belajar siswa TIK antara siswa yang diajar dengan metode
kooperatif Think Talk Write dengan metode pembelajaran ceramah
3. Penelitian dibatasi pada kelas VIII pada mata pelajaran TIK.
4. Materi pembelajaran dibatasi pada pengenalan perangkat lunak pengolah
kata (microsoft word)
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk megetahui keefektifan model pembelajaran kooperetif tipe Think
Talk Write yang diterapkan di SMP N 01 Ngrampal?
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil
dan dimanfaatkan bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar
b. Mampu mengoperasikan komputer dengan baik terutama dalam
penggunaan microsof word.
c. Menambah kemampuan dalam berkomunikasi didepan umum dan
mengutarakan pendapatnya.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Menambah pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran yang inovatif.
b. Sebagai motivasi untuk mengembangka model – model pembelajaran yang lebih bervariasi.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Mendapat masukan untuk menentukan kebijakan dalam membantu
meningkatkan hasil prestasi dan ketuntasan belajar siswa kedepannya.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Sarana mendapatkan pengalaman, dengan hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan bekal dalam menciptakan dan menerapan model pembelajaran yang
inovatif dan menyenangkan.
G. Penegasan Istilah
Dalam penulisan tugas akhir ini terdapat banyak istilah. Maka dari itu untuk
menyamakan pemikiran pembaca, penulis akan meberikan penegas atas istilah – istilah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Keefektifan
Menurut Sinambela (2008: 78), pembelajaran dikatakan efektif apabila
siswa yang maksimal, sehingga yang merupakan indikator keefektifan
pembelajaran berupa: (1) ketercapaian ketuntasan belajar; (2) ketercapaian
keefektifan aktivitas siswa, yaitu pencapaian waktu ideal yang digunakan siswa
untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam rencana pembelajaran; (3)
ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran; serta (4)
respon siswa terhadap pembelajaran yang positif. Sedangkan menurut Nieveen
(Trianto, 2007: 8) memberikan parameter mengenai aspek efektivitas, yaitu: (1)
ahli dan praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut
efektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan
yang diharapkan. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila
pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.
Keefektifan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Thik Talk Write
(TTW) adalah tercapainya tujuan belajar dan hasil yang diharapkan sebagai akibat
dari keberhasilan pembelajaran model tersebut pada proses belajar mengajar
materi pokok pengenalan perangkat lunak pengolah kata.
Keefektifan dalam penelitian ini dilihat dari 3 hal yaitu sebagai
berikut.
a. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Talk Write(TTW) tuntas.
b. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
penerapan pembelajaran model Think Talk Write(TTW) lebih
tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model
c. Persentase kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
penerapan pembelajaran model Think Talk Write(TTW) lebih
tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model
ceramah.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Satu model dari model pembelajarn kelompok adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaan kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil , yaitu antara empat
sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (Hamdayama, 2014:64).
3. Model pembelajaran Tipe Think Talk Write (TTW)
Model pembelajaran tipe ini diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin .
Strategi pembelajaran Think Talk Writen(TTW) adalah suatu strategi untuk
melatih ketrampilan siswa dalam menulis. Strategi ini menekankan perlunya siswa
mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka. Secara etimologi Think diartikan
dengan “berfikir”, Talk diartikan “berbicara”, sedangkan Write diartikan diartikan
sebagai “menulis”. Dapat diartikan strategi Think Talk Write adalah sebuah
pembelajaran yang dimulai dengan berfikir melalui bahan bacaan (menyimak,
mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan
presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi (Hamdayama,
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek –aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar (Anni, 2004:5).
Dalam penelitian ini hasil belajar TIK adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
melalui model pembelajaran kooperatf Think Talk Write.
5. Mata Pelajaran TIK
Mata pelajaran merupakan kumpulan pelajaran yang terdapat pada semua
jenjang pendidian. Mata pelajaran TIK merupakan mata pelajaran yang
mempelajari tentang teknologi yang berkembang dari dulu hingga sekarang.
Dalam mata pelajaran ini juga memperkenalkan kepada siswa akan seluk beluk
10 BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap manusia dari
semua kalangan baik dari anak-anak hingga dewasa. Kegiatan belajar akan
menambah pengalaman dan juga perkembangan dari setiap individu. Hal itu
diperkuat dengan pendapat dari Rifa’i dkk (2011:82) yang mengatakan bahwa
“belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang”.
Menurut Gage dan Berliner (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) mengatakan bahwa “belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena
hasil dari pengalaman”. Morgal et.a.l. menyatakan (dalam Rifa’i dkk, 2011:82),
bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil
dari praktik atau pengalaman”. Slavin (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) menyatakan
bahwa “belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Gagne (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) menyatakan bahwa “ belajar
merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama
periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses
pertumbuhan”.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
sehari-hari yang memberikan perubahan sikap, tingkah laku pada individu melalui
proses latihan dan usaha.
2. Teori Belajar
Teori-teori belajar yang dapat mendukung penelitian dengan model
pembelajaran ini yaitu :
a) Teori belajar Vygotsky
Teori ini lebih menekankan pada interaksi sosial atau antara peserta
didik. Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah “Zone of
Proximal Development” yang merupakan dimensi sosiokultural yang penting sebagai dimensi psikologi.
Zone of proximal merupakan salah satu dari empat prinsip dari
vygotsky. Zone of proximal merupakan jarak antara tingkat perkembangan
actual dengan tingkat perkembangan potensial yang terdiri dari empat tahap
salah satunya adalah “more dependence to other stage”. Pada tahap ini
kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman
sebaya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain.
Teori ini dapat diambil simpulan belajar adalah interaksi sosial
dimana siswa melakukan pekerjaan dengan berkelompok kecil dan
dirangsang untuk aktif bertanya dan berdiskusi dalam kelompok dan forum.
Hal ini sesuai dengan strategi pembelajaran Think Talk Write yang menekan
siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa yang lain dalam kelompok
b) Teori Belajar Gestalt
John Dewey mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyajian konsep harus mengutamakan pengertian
2. Pelaksanaan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan
intelektual peserta didik.
Teori Gestalt berisi tentang penjelasan bahwa guru dalam penyajian
pelajaran di kelas jangan hanya memberikan konsep yang sudah jadi namun
juga harus memberiakan pemahaman kepada siswa dalam poses pembentukan
konsep tersebut, tidak hanya terfokus pada hasil akhirnya saja.
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dkk, 2011:85). Dalam kegiatan belajar,
tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa
peranan penting, yaitu : (1) memberikan arah pada kegiatan peserta didik. (2)
untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian pembinaan
bagi peserta didik. (3) sebagai bahan komuniasi.
Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan
ranah belajar, yaitu : ranah kognitif, ranak afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah
kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,
Menurut Sudjana, (1996:111) ciri-ciri hasil belajar yang diperoleh siswa
setelah melakukan proses belajar tampak dalam hal sebagai berikut:
1. Siswa dapat mengikuti fakta, prinsip, dan konsep yang telah dipelajari
dalam kurun waktu yang cukup lama.
2. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah
dipelajari
3. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip yang
telah dipelajarinya dalam situasi lain yang sejenis, baik dalam hubungannya
dengan bahan pelajaran maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari.
4. Siswa mempunyai dorongan kuat untuk mempelajari sendiri dengan
menggunakan prinsip dan konsep yang telah dikuasai.
5. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerjasama dengan
siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, toleransi, menghargai
pendapat orang lain, dan terbuka bila mendapat kritik dari orang lain.
6. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa mempunyai kemampuan dan
kesanggupan melakukan tugas seperti timbulnya semangat belajar, tidak
mudah putus asa, tidak merasakan adanya beban bila diberi pekerjaan
rumah, dan adanya usaha sendiri dalam memecahkan masalah belajar.
7. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajari minimal 80%
dari seharusnya tercapai, sesuai dengan tujuan instruksional khusus
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada mulanya dianggap sebagai alat untuk membantu
guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujaun untuk memberikan
pengalaman lebih nyata, memotivasi, meningkatkan daya pemahaman siswa dan
daya ingat siswa. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar
pada si pembelajar (siswa) (Aqip, 2013:50).
a) Internet sebagai media pembelajaran
Internet lahir pada masa perang dingin, yaitu sekitar tahun 1969 dan
digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Internet memiliki banyak
fasilitas yang digunakan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang
pendidikan. Fasilitas yang digunakan tersebut antara lain yaitu email,
mailinglist, newgroup, File Transfer Protokol, World Wide Web.
Email atau surat elektronik, fasilitas ini dapat digunakan untuk
mengirim tugas siswa yang jaraknya jauh melalui internet. Mailing list,
fasilitas ini merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk
membuat kelompok diskusi dan juga sebagai media untuk menyebarkan
informasi berupa tugas. Newsgroup, merupakan fasilitas internet yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi antar dua orang atau lebih secara
bersamaan dan bersifat langsung. File Transfer Protokol digunakan untuk
berbagi informasi dengan semua pegguna internet. WWW merupakan
kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang
b) Pembelajaran berbasis website
Perkembangan internet saat ini sangat pesat, website telah menjadi
suatu medium belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya, interaksi,
dinamik dan ekonomis. Web saat ini meyediakan kesempatan
mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang sesuai tuntutan dan
berorientasi pada yang belajar (learning centered). Informasi dalam web
diolah dalam suatu jaringan yang terus berkembang dan dikaitkan pada
domain pengetahuan tradisional. Pengembangan pembelajaran berbasis web
yang efektif, memerlukan penerapan suatu pendekatan sistem dan
prinsip-prinsip desain pembelajaran.
c) Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran dengan komputer terbagi menjadi dua, yaitu
pembelajaran komputer mandiri dan kompute dalam jaringan. Perbedaan
dari keduanya terletak pada aspek interaktivitas. Pembelajaran komputer
mandiri, interaktivitas peserta ajar terbatas pada interaksi dengan materi ajar
yang ada dalam program pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dengan
komputer dalam jaringan, interaktivitas peserta didik menjadi lebih banyak
alternatifnya. Pembelajara ini dikenal dua jenis fungsi komputer yaitu
komputer server dan komputer klien, interakti peserta didik dilakukan
melalui kedua jenis komputer tersebut.
5. Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan belajaran merupakan salah satu kriteria dan mekanisme
Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila siswa tersebut mencapai
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
ditetapkan berkisar dari 0-100%. KKM ditentukan dengan mempertimbangkan
kompleksitas kompetensi, sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran, dan tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di SMP Negeri 01 Ngrampal untuk
mata pelajaran TIK, seorang siswa dikatakan tuntas (ketuntasan individual)
apabila memperoleh skor minimal 70 dari skor total tes. Sedangkan disebut tuntas
belajar klasikal apabila paling sedikit 70% dari jumlah siswa di kelas tersebut
tuntas individual.
6. Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komputer di Sekolah
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, kompetensi, minat bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antarsiswa (Suyitno, 2004:
2). Pembelajaaran Teknologi informasi di sekolah merupakan sarana siswa belajar
akan perkembangan teknologi saat ini. Pembelajaran di kelas terdapat proses atau
kegiatan belajar dan mengajar dimana seorang guru mentransfer ilmunya kepada
muridnya pembelajaran TIK siswa diharapkan tidak ketinggalan akan
perkembangan teknologi saat ini. Dalam pembelajarannya TIK akan lebih
mengenalkan siswa akan seluk beluk dari perkembangan teknologi terutama
komputer dari awal ditemukan hingga komputer dengan kecanggihannya.
Teknologi informatika merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Sedangakan komputer merupakan alat yang diguakan untuk mengeksekusi
informasi tersebut. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang
akan digunakan peneliti di sekolah meliputi kegiatan pengenalan akan perangakat
lunak microsoft word, dalam penerapannya microsoft word merupakan salah satu
produk dari perusahaan perangkat lunak yang terbesar di dunia yaitu microsot
corporation. Siswa diarapkan dapat memahami perangkt lunak tersebut setelah
mengikuti pelajaran TIK di kelas. Tidak haya itu siswa juga di harapkan dapat
menjalankan perangakat lunak tersebut beserta peralatan mendukung lainnya.
Berdasarkan tujuan tersebut guru harus dapat memilih sebuah metode
pembelajaran yang sesuai agar tercapinya tujuan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya. Pembelajaran TIK akan lebih dapat dipahami oleh siswa jika siswa
dapat melihat dan mencoba sendiri komponen TIK
7. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang
dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Aqib, 2013:70). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran memiliki kesamaan dalam penerapan hanya strategi
yang digunakan saja yang membedakannya.
a) Model Pembelajaran
Model pembelajaran sangat penting dalam proses kegiatan belajar
mengajar karena akan menggambarkan seperti apa suatu pembelajaran. Hal
“model merupakan contoh yang dipergunakan para ahli dalam menyusun
langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran”
Penerapan model pembelajaran dalam kegiatan mengajar akan
memberikan perubahan pada hasil belajar peserta didik. Model
pembelajaran, dalam penerapan juga harus disesuaikan dengan
permasalahan yang akan diselesaikan dan tujuan dari pembelajaran tersebut.
Dengan demikian para pengajar sangat penting untuk mempelajari dan
memahami tentang model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran
yang tepat dapat memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b) Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (Hamdayama, 2014:64).
Pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip dalam penerapanya,
(a) Prinsip ketergantungan, dalam pembelajaran kooperatif tugas haruslah
dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan dari setiaap
anggotanya. (b) tanggung jawab perseorangan, prinsip ini merupakan
konsekuensi dari prinsip pertama dimana setiap anggota harus
mempertanggungjawabkan tugas yang telah diberikan padanya. (c) prinsip
interaksi tatap muka, pembelajaran kooperatif memberikan pengalaman
yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk saling bekerja sama,
kekurangan dari masing anggota. (d) partisipasi dan komunikasi,
pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini merupakan bekal yang siswa dalam
menghadapi dunia dan kehidupan masyarakat. Pembelajaran kooperatif juga
memiliki prosedur pembelajaran diantaranya yaitu (a) penjelasan materi (b)
belajar dalam kelompok (c) penilaian (d) pengakuan kelompok.
c) Strategi Pembelajaaran
Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:
Rifa’i dkk (2011:196) mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran
merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Yamin (2013,1:2) strategi
merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian untuk mencapai suatu
tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana,
langkah-langkah dalam mencapai tujuan. Barbara B Seels dan Rita C
Richey (dalam Yamin, 2013:2) menyebutkan strategi pembelajaran adalah
spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau
kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Menurut Reigeluth (dalam
Yamin 2013:4) bahwa strategi pembelajaran sebagai metode-metode untuk
memanipulasi unsur-unsur bahan-bahan pengetahuan. Demikian pula Burser
dan Byrd (dalam Yamin 2013: 4) mengatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan metode untuk menyampaikan informasi yang bertujuan untuk
2013:4) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
keseluruhan perencanan untuk mengajar pelajaran tertentu yang memuatkan
metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan
kegiatan belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu perencanaan pola-pola yang akan dilakukan
oleh guru pada saat akan megajar di kelas untuk menyelesaikan dan
mencapai tujuan pembelajaran.
d) Strategi Think Talk Write
Strategi ini pertama kali diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin
(dalam Sumirat, 2014:24) menyatakan bahwa :
“The think-talk-write strategy builds in time for thought and reflection and for the organization of ideas and the testing of those ideas before students are expected to write. The flow of communication progresses from student engaging in thought or reflective dialogue with themselves, to talking and sharing ideas with one another, to writing”.
Menurut Huinker dan Laughlin strategi TTW membangun pemikiran,
merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum
peserta didik diharapkan untuk menulis. Aktivitas berpikir dapat dilihat dari
proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika
kemudian membuat catatan tentang apa yang telah dibaca. Dalam membuat
atau menulis catatan peserta didik membedakan dan mempersatukan ide
yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan kedalam
bahasa mereka sendiri.
Strategi pembelajaran ini pada dasarnya dibangun melalui pola
strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog
dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutya, berbicara dan
berbagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis (Hamdayama,
2014:217). Pelaksanaan akan lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok
heterogen tiga sampai lima orang.
Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dalam
pelaksanaannya siswa dituntut untuk aktif dalam mencari informasi dan
sumber belajar selain di sekolah. Berdasarkan dari hal tersebut dapat
dicobakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW), yang dalam
pelaksanaannya siswa saling bertukar pikiran (sharing) akan pengetahuan
yang mereka ketahui. Strategi pembelajaran ini dapat meratakan
pengetahuan siswa, dimana siswa yang kurang tahu akan teknologi akan
tertular pengetahuannya tentang teknologi dari teman sekelompok yang
lebih tahu akan teknologi. Hal tersebut terlaksana sesuai dengan langkah – langakah dari strategi pembelajaran Think Talk Write, dengan metode
kooperatif.
Aktivitas berfikir (Think) dapat dilihat ketika siswa, ketika siswa
mulai befikir dan memulai untuk membaca maupun menyimak teks bacaan
suatu materi pembelajaran, kemudian membuat catatan apa yang telah
dibaca. Pada tahapan ini siswa akan mulai memikirkan apa penyelesaian
dari masalah yang akan dihadapi.
Tahap berikutnya setelah Think yaitu Talk (berbicara), Tahap ini siswa
tahap ini siswa akan ,berdiskusi dan bertukar pendapat dalam kelompok
tersebut. Dalam tahap ini siswa akan menjadi lebih terampil dalam berbicara
dan berkomunikasi.
Write (menulis), Fase ini siswa diminta untuk menuliskan hasil dari
kerja kelompok dan hasil pemikiran masing-masing siswa setelah
melakukan diskusi kelompok. Dalam tahap ini apa yang ditulis oleh siswa
berbeda dengan catatan yang pertamakali ditulis oleh siswa. Setelah
berdiskusi dengan siswa lain siswa pasti akan mendapat ide-ide baru dari
hasil diskusi tersebut.
[image:36.595.172.503.415.703.2]Adapun langkah –langakh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) yaitu sebagai berikut:
Gambar 1 Skema Proses Pembelajaran Think Talk Write Membagi lembar
kerja dan petunjuk pengerjaan
Membuat catatan kecil materi yang didapat dan mengerjakan soal secara individu
Bekumpul dan berdiskusi dengan kelompok kecil yang
telah dibuat oleh guru
GURU
SISWA
Membentuk kelompok kecil
(3-5 siswa)
Merumuskan hasil dari diskusi dan jawaban dari soal yang telah diberikan
oleh guru Salah satu siswa
menyajikan hasil dari diskusi, kelompok yang
lain menilai hasil dari presentasi Refleksi dan
simpulan oleh siswa
1
2
3
Strategi Think Talk Write memiliki beberapa komponen penting yang
berperan dalam kelancaran jalannya strategi think talk write pada
pembelajaran yaitu : (a) Guru yang berkompeten dan profesional (b) anak
didik yang aktif dalam kelas (c) buku bacaan yang sesuai dengan topik
materi yang banyak dan bervariasi (d) teknik pembelajaran yang sesuai
dengan pelaksanaan strategi think talk write. Pelaksanaan strategi think talk
write dapat juga di padukan dengan teknik lain seperti diskusi, ceramah,
resitasi (pemberian tugas), tanya jawab, penemuan.
Strategi Think Talk Write juga memiliki kelebihan dalam
pelaksanaannya diantaranya yaitu dapat mempertajam ketrampilan berfikir
visual. Mengembangkan pemecahan masalah dalam memahami materi ajar.
Mengembangakan ketrampilan berfikir kritis dan kreatif siswa. Siswa
menjadi aktif dalam kelas dan saling berinteraksi dalam kegiatan diskusi.
Membiasakan siswa berfikir dan berrkomunikasi dengan teman, guru, dan
dengan diri sendiri.
Berikut karakteristik mata pelajaran TIK dengan materi ajar
pengenalan perangkat lunak pengolah kata microsoft word dan model
[image:37.595.130.499.642.758.2]pembelajaran TTW.
Tabel 1 Karakteristik Model Pembelajaran TTW Pada Materi Ajar Pengenalan Perangkat Lunak Pengolah Kata.
No. Pembelajaran TTW Pembelajaran TIK
1.Tahap think
Siswa berfikir seperti apakah micosoft word, ikonnya seperti apa, fungsinya apa?
Siswa juga membuat catatan kecil dari permasalahan tersebut.
Siswa dituntut untuk dapat memahami, mamikirka solusi dan jawaban dari permasalahan berikut ini
“apa itu microsoft word,
fungsinya, ikon dan
2.Tahap talk
Siswa kemudian mengkonfirmasikan pendapatnya pada teman sekelompok mereka apakah sudah sesuai kesepakatan mereka. Pada tahap ini siswa akan mendapat masukan atau tambahan pengetahuan dari pengalaman teman.
Siswa dapat mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian dari microsoft word, fungsinya, ikon dan fungsinya dalam kelompok maupun individu
3.Tahap write
Siswa menuliskan hasil diskusi bersama berupa solusi dan langkah-langkah penyelesaian masalah,
Siswa menulis kesimpulan dari pengertian dari microsoft word, ikon dan fungsinya.
4.Presentasi
Siswa menyampaikan hasil diskusi untuk dibenarkan oleh guru maupun kelompok lain agar tidak terjadi miskonsepsi
Siswa dapat menjelaskan perangkat lunak pengolah kata dan menjelaskan cara mengoperasikannya.
8. Tinjauan Materi Teknologi Informasi Dan Komputer
Materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa materi
pengenalan ikon pada perangkat lunak pengolah kata
a) Software
Komputer terdiri dari dua bagian yakni software dan hardware.
Software dapat dikataan sebagai suatu program yang dibuat dengan bahasa
koputer, yang berisi perintah-perintah agar antara hardware satu dengan
hardware yang lainnya dalam satu rangkaian komputer dapat berinteraksi
dan saling bekerjasama untuk menjalankan suatu perintah yang diberikan
oleh user. Hardware merupakan seperangkat alat keras komputer yang
saling terkait satu dengan yang lainnya.
c) Perangkat lunak aplikasi dan sistem operasi
Secara umum software dapat dibedakan mejadi dua bagian yaitu
Perangkat lunak yang dikususkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
Contoh software aplikasi : Microsoft word, Microsoft excel Microsoft power point
2. Perangkat lunak sistem operasi
Perangkat lunak yang digunakan untuk menerjemahkan bahasa mesin yang dikenal komputer menjadi bahasa yang dikenal oleh manusia
Contoh : windows
b) Pengertian perangkat lunak aplikasi pengolah kata
Perangkat lunak pengolah kata adalah kelompok perangkat lunak
aplikasi yang dikususkan dan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang berkaitan dengan text. Misalnya berbagai macam tulisan atau dokumen
seperti surat, laporan, buku, majalah, bulletin, posster, brosur, dan lain
sebagainya. Contoh aplikasi pengolah kata yang banyak digunakan dengan
berbagai keunggulannya yaitu : word perfect, word star, word pro, notepat,
page maker, kword dan masih banyak lainnya. Microsoft word merupakan
salah satu program aplikasi pengolah kata yang banyak dipakai kerena
mudah untuk digunakan dalam pengoperasiannya.
Microsoft word juga dikenal sebagai program aplikasi yang user
friendly, yaitu semua perintah dan menu mudah untuk dipahami. Dalam
penggunaannya Microsoft word menyediakan fitur seperti menyisipkan
c) Mengidentifikasi letak perangkat lunak pengolah kata
Microsoft word atau yang sering diakronimkan menjadi Ms.word
merupakan salah satu program aplikasi pengolah kata yang berada di bawah
system operasi windows. Semua program aplikasi tidah terkecuali berada
dibawah sistem operasi.
Dengan kata lain kita bisa menggunakan program aplikasi pengolah
kata microsoft word ini jika komputer yang kita pakai menggunakan system
operasi windows. Microsoft word dalah salah satu program yang yang
tergabung dalam kelompok microsoft office yang terdiri dari:
a. Microsoft excel, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan data yang biasanya terdiri atas angka.
b. Microsoft word, adalah suatu perangkat lunak aplikasi yang biasa digunakan untuk meyelesaikan pekerjaan yang berkaita dengan editing naskah atau teks.
c. Microsoft power point, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk pembuatan pesentasi.
d. Microsoft access, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk pengolahan database.
Beberapa kelebihan perangkat lunak pengolah kata / microsoft word
dibanding dengan program aplikasi sejenis lainnya adalah :
1. Pengeditan naskah yang sempurna
2. Mampu membuat surat massal atau mail merge
3. Mampu melakukan perhitungan angka dan matematika
4. Pengoperasiannya sangat mudah dan sederhana
d) Menjalankan program aplikasi microsoft word
Untuk menjalankan program aplikasi pengolah kata dapat melalui
ikon maupun taskbar pada komputer dalam keadaan hidup dengan sistem
operasi windows.
a. Membuka microsoft word dengan menggunakan menu icon
Secara otomatis setelah ikon di klik akan muncul lembar dokumen
kosong, yang berarti microsoft word sudah siap untuk digunakan. Jika
microsoft word tidak menampilkan lembar dokumen maka langkah
yang harus dilakukan adalah klik file new blank document, atau
[image:41.595.181.389.405.488.2]langsung klik ikon new pada toolbar.
Gambar 2 Ikon Microsoft Word
Gambar 3 Tampilan Lembar Kerja Pada Ms. Word
[image:41.595.167.348.531.689.2]Untuk membuka aplikasi microsoft word dari menu taskbar terkadang
memiliki perbedaan, itu tergantung pada versi dari sistem operasi yang
digunakan. Namun pada intinya langkah – langkah yang digunakan hampir sama. Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan untuk
membuka program aplikasi microsoft word dari komputer yang
menggunakan system operasi windows XP
1. Klik tombol star pada menu taksbar
2. Pilih all program kemudian cari microsoft office
[image:42.595.187.493.364.573.2]3. Berikut gambar tampilannya
Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word
e) Menutup program aplikasi microsoft word
Sebelum menutup atau keluar dari program microsoft word pastikan
bahwa semua data dan dokumen sudah tersimpan dengan benar.
Perintah yang dapat digunakan untuk keluar yaitu file exit atau
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran TIK dilaksanakan pada jenjang sekolah menengah pertama
membahas tentang perkenalan akan teknologi dan perangkat pendukungnya di
sekolah. Pembelajaran TIK di sekolah kurang menarik minat siswa untuk
mengikutinya yang dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
monoton dan tidak ada variaasi. Hal ini tidak jarang membuat siswa tidak aktif di
kelas dan hanya datang dan mendengarkan saja tanpa ada komunikasi antar siswa
dengan guru. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan strategi
pembelajaran Think Talk Write di sekolah SMP N 01 Ngrampal yang siswanya
kurang termotivasi untuk mengikuti pebelajaran TIK di kelas. Penerapan strategi
pembelajaran ini ada tiga tahap yaitu berfikir berbicara dan menulis sesuai dengan
artinya. Peneraan strategi pembelajar ini diharapkan siswa merasakan suasana
baru dalam pembelajaran, siswa dapat terampil dalam memecahkan masalah,
siswa dapat berkomunikasi dengn siswa yang lain dengan lancar dan yang
terpenting rata-rata nilai hasil belajar siswa dapat mencapai KKM dan nilainya
Gambar 5 Kerangka berfikir
C. Hipotesis
Dalam penelitian ini disusun hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut :
Pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
dapat terlaksana dengan baik dan cukup efektif.
Pembelajaran TIK di kelas
Siswa kelas VIII SMP 01 Ngrampal
Kendala:
Siswa kurang
beminat dlam megikuti pelajaran
Siswa kurang
aktif mengikuti pelajaran Strategi pembelajaran
Think Talk Write
Penerapan
Siswa berfikir Siswa bebicara
Siswa menulis Manfaat :
Siswa merasakan
suasana baru
Siswa terampil
memecahkan masalah
Daya komunikasi
siswa meningkat Hasil
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif,
penelitian kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian yang banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, serta penampilan dari hasil
penelitian. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik
apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain (Suharsimi
Arikunto, 2007:11).
Peneliti menggunakan penelitian komparasi dalam metode penelitian
kuantitatif. Penelitian komparasi adalah penelitian yang membandingkan dua
gejala atau lebih. Penelitian komparasi akan dapat menemukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang
prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu
ide atau suatu prosedur kerja. Peneliti menggunakan penelitian komparasi karena
masalah dalam penelitian ini adalah masalah komparasi atau perbedaan antara dua
sampel yaitu siswa yang belajar dengan menggunakan metode kooperatif stategi
Thik Talk Write, dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru SMP N 01
Ngrampal Kabupaten Sragen tahun ajar 2015/2016.
Penelitian eksperimen (experimental research) merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui/menilai suatu pengaruh dari suatu
perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap perilaku siswa atau menguji
hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan
experimental design. Menurut Sugiyono (2010), ciri utama true experimental
design bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian, baik kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
B. Desain Penelitian
Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam
penelitian. Desain eksperimen dalam penelitian ini mengacu pada Posttest-Only
Control Design. Desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2010: 112)
desain penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design Desain Penelitian Posttest-Only Control Design
Kelompok Perlakuan Post-Test Eksperimen
Kontrol
X K
T T
Keterangan:
X = penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write K = penerapan pembelajaran konvensional, dan
T = tes hasil kemampuan pemahaman MS.Word
Penelitian ini diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari
populasi yang ada. Pemilihan sampel dilakukan dengan Teknik purposive
sampling. Kemudian sampel diuji normalitas, homogenitas, dan kesamaan
rata-ratanya. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengenalan
Ms. Word. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran model pembelajaran
pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes kemampuan
pemahaman Ms. Word. Tes dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen
dengan soal yang sama. Soal tes yang diberikan kepada kelas sampel adalah soal
yang telah diuji coba. Data-data yang diperoleh, dianalisis sesuai dengan statistik
yang sesuai.
C. Tempat dan waktu Pelaksanaan
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 01 Ngrampal Kabupaten Sragen
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2015 – selesai D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian, dalam penelitian ini menggunkan dua variabel yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif
strategi Think Talk Write dan model pembelajaran konvensional
2. Varibel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII di
SMP Negeri 01 Ngrampal Kabupaten Sragen pada mata pelajaran TIK
E. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester gasal di SMP Negeri 01
Ngrampal pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 164 terdiri dari lima kelas
[image:48.595.220.406.354.451.2]yaitu sebagai berikut :
Tabel 3 Jumlah Populasi Kelas VIII No. Kelas Jumlah
1 VIII-A 32
2 VIII-B 33
3 VIII-C 33
4 VIII-D 32
5 VIII-E 34
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakerisik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam eksperimen ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini
merupakan teknik pengambilan sampel dengan tujuan dan pertimbangan tertentu.
Tujuan atau pertimbangan yang digunakan adalah :
1 Buku sumber yang digunakan sama.
2 Siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama.
3 Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat yang sama.
Pengujian sampel dilakukan dengan melakukan perhitungan normalitas dan
homogenitas. Sampel nilai diambil dari nilai ulangan harian 1 pengenalan
MS.Word pada semester 1. Sehingga kelas yang digunakan sebagai sampel adalah
[image:49.595.114.519.234.358.2]sebagai berikut:
Tabel 4 Kelas Sampel
No Kelas Pelakuan Jumlah siswa
1 VIII-A Kelas eksperimen
Menggunakan metode pembelajaran TTW 32 2 VIII-B Kelas kontrol
Menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru SMP N 01 Ngrampal pada th ajaran 2015/2016
33
3 VIII-D Kelas uji coba soal 32
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standar. Metode ini digunakan
untuk mengetahui atau mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Seperti keadaan sekolah, sarana prasarana, dan sebagainya.
2. Tes
Tes merupakan rangkaian pertanyaan dan latiha serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemapuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelopok untuk mengumpulkan data
kuantitatif.
Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau tes
pengetahuan pada mata pelajaran TIK materi ajar pengenalan MS.Word kelas VIII
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya “barang-barang
tertulis”. Metode ini digunakan sebagai jalan untuk melakukan penelitian
(pengumpulan data). Data yang diperolaeh peneliti didapat ketika melakukan
observasi, data tersebut digunakan sebagai penguat data yang diperoleh setelah
penelitian. Data yang diperoleh oleh peneliti berupa nilai ulangan harian siswa
dan daftar nama siswa kelas VIII.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diperlukan untuk mendapatkan data dapat menjawab
permasalahan, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Silabus
Silabus disusun atau dibuat sesuai dengan kurikulum yang digunakan
oleh SMP Negeri 01 Ngrampal yaitu kurikulum KTSP, didalam
silabus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Silabus dapat lihat selengkapnya pada lampiran 1.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanann pembelajaran disusun setiap akan melaksanakan
pembelajaran dikelas yang dibuat perKD yang dapat dilaksanakan
pelaksanaan pembelajaran sejumlah satu yang digunakan untuk dua
kali pertemuan, RPP selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Instrumen Pengolahan Data
Instrumen pengumpulan data yaitu intrumen posttest. Instrumen berisi daftar
pertanyaan seputar mata pelajaran TIK yang akan diberikan atau dikerjakan oleh
siswa ketika sesudah mengikuti pelajaran TIK pada kade yang ditentukan.
Instrumen lengkap terdapat pada lampiran 21.
H. Analisis Instrument Penelitian
Instrumen tes yang digunakan perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui kualitas butir tes/soal. Sebuah tes yang baik sebagai alat pengukur
harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh sebab itulah dilakukan uji-uji
tersebut.
1. Taraf Kesukaran soal
Taraf kesukaran (TK) tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyakanya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul (Arikunto,
2010:176). Nilai TK butir merentang antara 0-1. TK sebuah butir sama dengan nol
terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah
butir akan sama denan satu apabilasemua peserta menajwab benar pada butir
tersebut. Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Dalam tes
butir-butir soal indeks TK diharapkakn bernilai sedang, jika butir soal bernilai
mudah atau sukar maka susah untuk membedaka kemampuan dari peserta. Oleh
Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal adalah:
tes(n) mengikuti yang
siswa jumlah
(X) soal tiap pada tes peserta siswa
skor Jumlah rata
Rata
soal tiap maksimum skor
rata -rata Kesukaran)
(Tingkat
TK
Menurut Purwanto (2014:101) berikut pembagian kategori TK kedalam tiga
[image:52.595.177.447.340.430.2]kelompok yaitu:
Tabel 5 Indeks Kesukaran Soal
Interval Indeks Kesukaran
(TK) Kriteria
0.00 – 0.32 Sukar
0.33 – 0.66 Sedang
0.67 – 1.00 Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kesukaran soal uji coba, didapatkan
hasil 4 soal dengan kriteria sedang, 3 soal sukar, dan 13 soal mudah. Perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 12.
2. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai (Arikunto,
2010:177).
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda soal adalah
sebagai berikut :
Keterangan:
D = daya pembeda butir
BA = banyak kelompok atas yang menjawab benar JA = banyak subjek kelompok atas
BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar JB = banyaknya subjek kelompok bawah
Tabel 6 Kriteria Daya Beda Soal Interval DP Kriteria
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek Jelek
Cukup baik Baik Sangat baik
Berdasarkan perhitungan daya beda soal didapatkan 2 soal dengan kriteria sangat
jelek, 1 soal cukup baik, 4 soal dengan kriteria baik, dan sisanya dengan kriteria
jelek. Lembar analisis butir soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 13.
3. Validitas soal
Validitas adalah suatu Ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang sahih atau valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Subah instrumen valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010 : 211).
Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah teknik korelasi
product moment menggunakan metode pearson, sebagai berikut :
Keterangan :
} }{
{N X2 X 2 N Y2 Y 2
Y X XY
rxy : Koefisien korelasi
N : Jumlah subjek/ responden X : Skor butir
Y : Skor total
∑X2
: Jumlah kuadrat nilai X
∑Y2
: Jumlah kuadrat nilai Y
(Arikunto,2010 : 213)
Hasil analisis rxy dikonsultasikan dengan tabel kritik r product moment pada
tabel signifikan 5%. Jika rXY > rtabel maka soal tersebeut valid dan begitu juga
kebalikannya jika rxy< rtabel maka soal tersebut tidak valid. Contoh perhitungan
validitas dapat dilihat pada lampiran 14.
Setelah soal uji coba diuji cobakan didapatkan 10 soal valid dan 10 soal
tidak valid dari 20 soal yang diuji cobakan. Analisis perhitungan dapat dilihat
pada lampiran 16 dan 17.
4. Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut bisa memberikan hasil yang
tetap. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berati (Arikunto, 2007: 86).
Menurut Arikunto (2007: 109), untuk menguji reliabilitas soal tes uji coba
dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach's Alpha, yaitu sebagai berikut.
22 11 1 1 t i n n r Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicari n = banyaknya butir soal
2i
= varians butir soal 2t
= varians totalN N
X X
i
2 2
2
) (
Menurut Arikunto (2007: 112) Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu
setelah didapat harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel pada tabel
product moment dengan taraf signifikan α, jika r11 > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.
Dari hasil analisis soal uji coba didapatkan hasil bahwa tes bersifat reliabel
dengan nilia r11 sebesar 0,9156 dan harga rtabel pada tabel product moment
dengan taraf signifikan 5% untuk n = 32 yaitu 0,349. Karena r11 > rtabel maka item
tes yang diuji cobakan reliabel. Untuk contoh perhitungan dapat di lihat pada
lampiran 15.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis data tahap awal
Analisis data merupakan tahap menetukan dalam sebuah penelitian karena
analisis data berfungsi untuk mengumpulkan hasil penelitian. Adapun
langkah-langkah dari analisis data yaitu :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kelompok data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data digunakan untuk
menghitung normalitas data awal yang berupa nilai ulangan harian.
Setelah mendapat data, data tersebut diuji kenormalannya dengan Uji
i i i k i hitung
E
E
O
2 12
(
)
(Sudjana, 2005: 273)dengan
2
hitung
= nilai uji normalitas yang dicari
i
O = frekuensi pengamatan
i
E = frekuensi harapan
Hipotesis yang digunakan adalah:
0
H : data berdistribusi normal
1
H : data tidak berdistribusi normal. Kemudian nilai 2
hitung
dibandingkan dengan nilai 2tabel dengan taraf
signifikan α dan derajat kebebasan dk = k – 3. Kriteria uji normalitas adalah
terima H0 jika 2
hitung
2tabel, artinya data berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Uji ini untuk mengetahui apakah kelompok dalam populasi
mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelompok dalam populasi
tersebut mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan
homogen.
Hipotesis yang d