PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS
MELALUI STRATEGI
TEAM QUIZ
DENGAN
MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VC
SDN KARANGAYU 02 SEMARANG
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang
Oleh MUIN ARIFAH
1401410203
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
i
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS
MELALUI STRATEGI
TEAM QUIZ
DENGAN
MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VC
SDN KARANGAYU 02 SEMARANG
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang
Oleh MUIN ARIFAH
1401410203
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Peneliti menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi Team Quiz dengan Media Video pada Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang” benar-benar hasil karya sendiri. Sumber informasi yang dikutip atau dirujuk dari penulis lain telah ditulis dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka.
Semarang, 30 April 2014 Penulis,
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Muin Arifah NIM 1401410203, dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi Team Quiz dengan Media Video pada Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Jumat tanggal : 16 Mei 2014
Semarang, 30 April 2014 Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Muin Arifah, NIM. 1401410203, dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi Team Quiz dengan Media Video pada Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang” telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari : Jumat
tanggal : 16 Mei 2014
Panitia Ujian Skripsi,
Ketua
Drs. Hardjono, M. Pd. NIP. 19510801 197903 1 007
Sekretaris
Drs. Moch Ichsan, M.Pd. NIP. 195006121984031001
Penguji Utama
Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd NIP. 19620312 198803 2 001 Penguji II
Dra. Arini Estiastuti, M. Pd. NIP. 19580619 198702 2 001
Penguji III
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Habis gelap terbitlah terang” –RA Kartini-
"Saya terkesan dengan urgensi tindakan. Memahami tidaklah cukup, kita harus
mengaplikasikan. Berharap tidaklah cukup, kita harus bekerja.
-Leonardo Da Vinci-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tuaku
vi
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat,
kasih, dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi
Team Quiz
dengan Media Video pada Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang”. Skripsi
ini merupakan syarat akademis untuk memperoleh gejar Sarjana Pendidikan di
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang
.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak melibatkan berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan mahasiswa menyelesaikan skripsi.
2.
Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan
ijin mahasiswa melaksanakan penelitian .
3.
Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
memberikan dukungan pelaksanaan penelitian.
4.
Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd., Dosen Penguji utama yang telah bersedia
menguji skripsi dengan sabar dan memberi masukan yang bermanfaat.
5.
Dra. Arini Estiastuti, M.Pd., Dosen Pembimbing yang memberikan bimbingan dan
saran dengan tulus dan sabar dalam penyusunan skripsi.
6.
Dra.Yuyarti, M.Pd., Dosen Pendamping yang memberikan saran dan arahan dalam
dengan tulus dan sabar dalam penyusunan skripsi.
7.
Busroni, S.Pd.I., Kepala SDN Karangayu 02 Semarang yang telah memberikan
ijin pelaksanaan penelitian.
8.
Nur Khomsin, S.Pd., guru kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang yang telah
vii
9.
Semua guru dan karyawan SDN Karangayu 02 Semarang yang telah membantu
penulis melaksanakan penelitian.
10.
Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang yang telah menjadi subjek
penelitian.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Semarang, 18 Mei 2014
Penulis,
viii
ABSTRAK
Arifah, Muin. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi
Team Quiz dengan Media Video pada Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Dra. Arini Estiastuti, M.Pd..
Berdasarkan refleksi yang dilakukan guru ditemukan permasalahan rendahnya kualitas pembelajaran IPS dari keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar mencapai ketuntasan klasikal 34,3%. Rumusan masalah yaitu apakah strategi team quiz dengan media video dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang? Tujuan penelitian adalah meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan tiga siklus dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan 35 siswa. Sumber data diperoleh dari siswa, guru, data dokumen, dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data melalui nontes dan tes.
Siklus I hasil observasi keterampilan guru memperoleh skor 17 persentase 47,2% kriteria cukup. Skor siklus II 23 persentase 63,8% kriteria tinggi. Skor siklus III 28 persentase 77,8% kriteria sangat tinggi. Aktivitas siswa meningkat setiap siklus. Siklus I memperoleh skor 616 (62,9%) kriteria tinggi. Skor siklus II 644 (65,7%) kriteria tinggi, dan skor siklus III meningkat menjadi 711 (72,6%) kriteria tinggi. Hasil belajar ranah kognitif siklus I memperoleh ketuntasan belajar klasikal 62,9%, siklus II 77,1%, dan siklus III 88,6%. Pada ranah afektif siklus I memperoleh skor 99 (70,1%) kriteria baik. Skor siklus II 101 (72,1%) kriteria baik. Skor siklus III 108 (77,1%) kriteria sangat baik. Ranah psikomotor siklus I memperoleh skor 284 (90,1%) kriteria sangat baik. Skor siklus II 303 (96,2%) kriteria sangat baik. Skor siklus III 306 (96,8%) kriteria sangat baik.
Simpulan penelitian adalah pembelajaran IPS melalui strategi team quiz
dengan media video dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang. Saran peneliti, guru dapat menerapkan strategi team quiz dengan media video untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xix
DAFTAR BAGAN ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.2 LATAR BELAKANG MASALAH ... 1
1.3 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH . 6 1.3.1 Rumusan Masalah ... 6
1.2.2 Pemecahan Masalah ... 6
1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 8
1.3.1 Tujuan Umum ... 8
1.3.2 Tujuan Khusus ... 8
1.4 MANFAAT PENELITIAN ... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 8
1.4.2 Manfaat Praktis ... 8
1.4.2.1 Bagi Guru ... 8
1.4.2.2 Bagi Siswa ... 9
1.4.2.3 Bagi Sekolah ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
x
2.1.1 Hakikat Belajar ... 10
2.1.1.1 Pengertian Belajar ... 10
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10
2.1.1.3 Prinsip-prinsip Belajar ... 11
2.1.2 Hakikat Pembelajaran ... 13
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran ... 13
2.1.2.2 Komponen-komponen Pembelajaran ... 13
2.1.3 Kualitas Pembelajaran ... 14
2.1.3.1 Keterampilan Guru ... 17
2.1.3.1.1 Keterampilan Membuka Pelajaran ... 17
2.1.3.1.2 Keterampilan Bertanya ... 18
2.1.3.1.3 Keterampilan Memberi Penguatan ... 18
2.1.3.1.4 Keterampilan Memberi Variasi ... 19
2.1.3.1.5 Keterampilan Menjelaskan ... 19
2.1.3.1.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ... 20
2.1.3.1.7 Keterampilan Mengelola Kelas ... 20
2.1.3.1.8 Keterampilan Pembelajaran Perseorangan ... 20
2.1.3.1.9 Keterampilan Menutup Pelajaran ... 21
2.1.3.2 Aktivitas Siswa ... 21
2.1.3.2.1 Kegiatan Visual ... 22
2.1.3.2.2 Kegiatan Lisan ... 22
2.1.3.2.3 Kegiatan Mendengarkan ... 22
2.1.3.2.4 Kegiatan Menulis ... 23
2.1.3.2.5 Kegiatan Menggambar ... 23
2.1.3.2.6 Kegiatan Motorik ... 23
2.1.3.2.7 Kegiatan Mental ... 23
2.1.3.2.8 Kegiatan Emosional ... 24
2.1.3.3 Hasil Belajar ... 24
2.1.3.3.1 Ranah Kognitif ... 25
2.1.3.3.1 Ranah Afektif ... 26
xi
2.1.4 Hakikat Pendidikan IPS di SD ... 29
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan IPS ... 29
2.1.4.2 Tujuan IPS ... 29
2.1.4.3 Ruang Lingkup dan Materi IPS ... 30
2.1.4.4 Kurikulum IPS SD ... 31
2.1.4.5 Karakteristik IPS di SD ... 32
2.1.5 Teori Belajar yang Mendasari Strategi Team Quiz ... 33
2.1.6 Strategi Team Quiz ... 34
2.1.6.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ... 34
2.1.6.2 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Aktif ... 35
2.1.6.3 Pengertian Strategi Team Quiz ... 36
2.1.6.4 Langkah-langkah Strategi Team Quiz ... 36
2.1.7 Media Video ... 37
2.1.7.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 37
2.1.7.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 38
2.1.7.3 Pengertian Media Video ... 40
2.1.7.4 Kelebihan Media Video ... 41
2.1.7.5 Cara Penggunaan Media Video ... 41
2.1.8 Pendekatan Saintifik ... 41
2.1.8.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ... 41
2.1.8.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 42
2.1.8.1.1 Mengamati ... 42
2.1.8.1.2 Menanya ... 42
2.1.8.1.3 Menalar ... 43
2.1.8.1.4 Mencoba ... 43
2.1.8.1.5 Membentuk Jejaring (Mengolah) ... 43
2.1.8 Langkah-langkah Strategi Team Quiz dengan Media Videodalam Pembelajaran IPS ... 44
2.2. KAJIAN EMPIRIS ... 45
2.3. KERANGKA BERPIKIR ... 46
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50
3.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 50
3.1.1 Perencanaan ... 50
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 51
3.1.3 Observasi ... 51
3.1.4 Refleksi ... 52
3.2 SIKLUS PENELITIAN ... 52
3.2.1 Siklus Pertama ... 52
3.2.1.1 Perencanaan ... 52
3.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 53
3.2.1.3 Observasi ... 54
3.2.1.4 Refleksi ... 55
3.2.2 Siklus Kedua ... 55
3.2.2.1 Perencanaan ... 55
3.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan ... 55
3.2.2.3 Observasi ... 57
3.2.2.4 Refleksi ... 57
3.2.3 Siklus Ketiga ... 57
3.2.3.1 Perencanaan ... 57
3.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan ... 58
3.2.3.3 Observasi ... 59
3.2.3.4 Refleksi ... 60
3.3 SUBJEK PENELITIAN ... 60
3.4 LOKASI PENELITIAN ... 60
3.5 VARIABEL PENELITIAN ... 60
3.6 DATA DAN TEKNIK PENEGUMPULAN DATA ... 61
3.6.1 Sumber Data ... 61
3.6.1.1 Siswa ... 61
3.6.1.2 Guru ... 61
3.6.1.3 Data Dokumen ... 61
xiii
3.6.2 Jenis Data ... 62
3.6.2.1 Data Kualitatif ... 62
3.6.2.2 Data Kuantitatif ... 62
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 62
3.6.3.1 Teknik Nontes ... 62
3.6.3.1.1 Observasi ... 62
3.6.3.1.2 Catatan Lapangan ... 64
3.6.3.2 Teknik Tes ... 64
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ... 64
3.7.1 Data Kualitatif ... 65
3.7.1.1 Keterampilan Guru ... 65
3.7.1.2 Aktivitas Siswa ... 66
3.7.1.3 Catatan Lapangan ... 66
3.7.1.4 Penilaian Ranah Afektif ... 66
3.7.1.5 Penilaian Ranah Psikomotor ... 68
3.7.2 Data Kuantitatif ... 69
3.7.2.1 Penilaian Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 69
3.7.2.2 Penilaian Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal ... 71
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73
4.1. HASIL PENELITIAN ... 73
4.1.1. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 73
4.1.1.1 Perencanaan ... 73
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 74
4.1.1.3 Observasi ... 76
4.1.1.3.1 Keterampilan Guru Siklus I ... 76
4.1.1.3.2 Aktivitas Siswa Siklus I ... 80
4.1.1.3.3 Hasil Belajar Siklus I ... 84
4.1.1.4 Refleksi ... 89
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 92
xiv
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 92
4.1.1.3 Observasi ... 95
4.1.1.3.1 Keterampilan Guru Siklus II ... 95
4.1.1.3.2 Aktivitas Siswa SiklusII ... 98
4.1.1.3.3 Hasil Belajar Siklus II ... 102
4.1.1.4 Refleksi ... 107
4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 109
4.1.3.1 Perencanaan ... 109
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan ... 110
4.1.3.3 Observasi ... 112
4.1.3.3.1 Keterampilan Guru Siklus III ... 112
4.1.3.3.2 Aktivitas Siswa SiklusIII ... 116
4.1.3.3.3 Hasil Belajar Siklus III ... 119
4.1.3.4 Refleksi ... 125
4.2 PEMBAHASAN ... 127
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian ... 127
4.2.1.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru ... 127
4.2.1.1.1 Keterampilan Membuka Pelajaran ... 129
4.2.1.1.2 Keterampilan Bertanya ... 129
4.2.1.1.3 Keterampilan Memberi Penguatan ... 130
4.2.1.1.4 Keterampilan Memberi Variasi ... 131
4.2.1.1.5 Keterampilan Menjelaskan ... 131
4.2.1.1.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ... 132
4.2.1.1.7 Keterampilan Mengelola Kelas ... 132
4.2.1.1.8 Keterampilan Pembelajaran Perseorangan ... 133
4.2.1.1.9 Keterampilan Menutup Pelajaran ... 133
4.2.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 134
4.2.1.2.1 Kegiatan Visual ... 137
4.2.1.2.2 Kegiatan Lisan ... 137
4.2.1.2.3 Kegiatan Mendengarkan ... 137
xv
4.2.1.2.5 Kegiatan Motorik ... 138
4.2.1.2.6 Kegiatan Mental ... 139
4.2.1.2.7 Kegiatan Emosional ... 139
4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa ... 139
4.2.1.3.1 Ranah Kognitif ... 140
4.2.1.3.2 Ranah Afektif ... 142
4.2.1.3.3 Ranah Psikomotor ... 143
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian ... 145
BAB V PENUTUP... 147
5.1 SIMPULAN ... 147
5.2 SARAN ... 148
5.2.1 Bagi Guru ... 148
5.2.3 Bagi Lembaga Pendidikan ... 148
DAFTAR PUSTAKA ... 149
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Pendidikan Karakter Bangsa ... 27
Tabel 2.2 Instrumen penilaian Afektif ... 28
Tabel 2.3 SK dan KD IPS Kelas V Semester 2 ... 32
Tabel 2.4 SK dan KD IPS Kelas V Semester 2 Pokok Bahasan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ... 32
Tabel 3.1 Kualifikasi Persentase Keterampilan Guru ... 65
Tabel 3.2 Kualifikasi Persentase Aktivitas Siswa ... 66
Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Afektif ... 67
Tabel 3.4 Kualifikasi Persentase Ranah Afektif ... 68
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian LKS (Psikomotor) Setiap Kelompok .. 68
Tabel 3.6 Kualifikasi Persentase Ranah Psikomotor ... 69
Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Individual dan Klasikal . 71 Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ... 76
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 80
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I 84 Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Kognitif Data Prasiklus dan Siklus I .. 85
Tabel 4.5 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I ... 87
Tabel 4.6 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus I ... 88
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ... 95
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 99
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II 102 Tabel 4.10 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 103
Tabel 4.11 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus II ... 105
Tabel 4.12 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus II ... 106
Tabel 4.13 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ... 113
Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 116
xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus 1 ... 77
Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 81
Diagram 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I ... 85
Diagram 4.4 Hasil Belajar Ranah Kognitif Prasiklus dan Siklus I ... 86
Diagram 4.5 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I ... 87
Diagram 4.6 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus I ... 89
Diagram 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ... 96
Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 99
Diagram 4.9 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 103
Diagram 4.10 Hasil Belajar Ranah Kognitif Prasiklus sampai Siklus II ... 104
Diagram 4.11 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus II ... 105
Diagram 4.12 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus II ... 107
Diagram 4.13 Hasil Observasi Ketrampilan Guru Siklus III ... 113
Diagram 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 117
Diagram 4.15 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus III ... 121
Diagram 4.16 Hasil Belajar Ranah Kognitif Prasiklus sampai Siklus III .. 122
Diagram 4.17 Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus III ... 123
Diagram 4.18 Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus III ... 125
Diagram 4.19 Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I sampai Siklus III 128
Diagram 4.20 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I sampai Siklus III ... 136
Diagram 4.21 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif sampai Siklus III ... 141
xx
DAFTAR BAGAN
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran aktif dalam mengembangkan potensi siswa, kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003:2). Pada Bab X Pasal 37 disebutkan kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan budaya; pendidikan jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan lokal (Depdiknas, 2003:14).
IPS mengkaji seperangkat persitiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia cinta damai. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek: 1) manusia, tempat, dan lingkungan, 2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, 3) sistem sosial dan budaya, 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk tingkat lokal, nasional dan global (BSNP, 2006:575).
disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah, namun pada aspek kehidupan nyata siswa sesuai karakteristik usia, perkembangan berpikir, dan perilakunya. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi (Sapriya, 2012:194).
Hasil penelitian Pusat Kurikulum, pelaksanaan KTSP pada strategi pembelajaran IPS menimbulkan berbagai permasalahan di lapangan, antara lain penggunaan strategi pembelajaran IPS yang cenderung hafalan, menekankan verbalisme, menekankan aktivitas guru, bukan siswa. Gaya mengajar guru kurang variatif. Misalnya guru mendominasi ceramah bahkan hanya menyuruh siswa mencatat (Balitbang, 2007:6).
Peneliti telah melakukan refleksi pembelajaran IPS sehingga ditemukan kualitas pembelajaran yang masih rendah di kelas VC. Dari hasil catatan lapangan dan wawancara terhadap guru ditemukan akar penyebab kualitas pembelajaran IPS yang masih rendah meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan berbagai faktor. Guru mendominasi ceramah, belum menggunakan strategi aktif, media terbatas dan kurang menarik. Hal tersebut mengakibatkan minat belajar siswa rendah, kurang berpartisipasi, dan pandangan siswa yang masih abstrak terhadap materi IPS. Nilai ulangan IPS siswa kelas VC semester 1 tahun ajaran 2013/2014, KKM 62 persentase ketuntasannya adalah 34,3% (12 dari 35), persentase ketidaktuntasan 65,7% (23 dari 35).
guru meliputi keterampilan membuka pelajaran, bertanya, memberi penguatan, memberikan variasi, menjelaskan, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, dan menutup pelajaran. Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2010:10-11), aktivitas siswa meliputi kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, motorik, mental, dan emosional. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar sesuai tujuan tujuannya (Jihad & Haris, 2012:15).
Menurut Majid (2014:210-211), kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik (ilmiah). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, ranah kognitif menyangkut tentang apa yang dipelajari. Ranah sikap menyangkut tentang mengapa dipelajari. Ranah keterampilan menyangkut tentang bagaimana mempelajari. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan kemampuan menjadi manusia yang baik (soft skill), memiliki kecakapan, serta pengetahuan untuk hidup layak (hard skills).
diputar ulang, gerakan dapat direkam dengan video, dapat dimasukkan animasi (Prastowo, 2011:303)
Team quiz merupakan strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman. Dalam team quiz, siswa dibagi menjadi tiga kelompok: A, B, dan C. Masing-masing anggota mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompok dalam memahami materi dan menjawab pertanyaan. Pembelajaran dibagi menjadi tiga materi untuk dijelaskan. Pada materi pertama, kelompok A sebagai penanya (membuat pertanyaan), kemudian kelompok B menjawab pertanyaannya, jika tidak bisa menjawab, maka pertanyaannya dilempar ke kelompok C. Pelaksanaan materi kedua sama seperti itu, namun kelompok B menjadi kelompok penanya. Begitu juga pada pelaksanaan pada materi ketiga. Dengan adanya kuis berkelompok, maka terciptalah kompetisi antarkelompok, siswa akan berusaha belajar dengan motivasi tinggi untuk memperoleh nilai yang tinggi (Silberman, 2013:135).
Menurut Daryanto (2013:87), video merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi karena dapat dilihat siswa secara langsung. Selain itu, video menyajikan gambar bergerak dan suara yang menyertainya. Penggunaan video dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran secara signifikan karena proses pemerolehan informasi lebih besar melalui indera penglihatan dan pendengaran.
Penelitian yang dilakukan Martanti Indah Lestari tahun 2012 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Cooperative Learning Tipe Team Quiz
Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar IPS siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah 69,72, pada siklus 1 nilai rata-rata meningkat menjadi 72,09. Siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 77,90. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal sebelum tindakan hanya 48,64%. Pada siklus I peningkatan persentase mencapai 70,27% dan siklus II meningkat menjadi 83,78%. Dengan demikian, disimpulkan cooperative learning tipe team quiz dapat meningkatakan hasil belajar IPS kelas IV SDN 01 Klodran. (Skripsi PGSD UNS, 2012)
Penelitian yang dilakukan Ferdausy priharini tahun 2012 dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Role Playing dengan Media Video Pembelajaran pada Siswa Kelas III SD Negeri Petompon 01 Semarang”. Hasil penelitian siklus I menunjukkan keterampilan guru memperoleh skor 21 (kriteria cukup), skor aktivitas siswa 18,125 (kriteria cukup), dan hasil belajar siswa, yaitu 66,67%. Pada siklus II skor keterampilan guru 26 (kriteria baik), skor aktivitas siswa 22,54 (kriteria baik), dan hasil belajar siswa, yaitu 70,83%. Pada siklus III skor keterampilan guru 34 (kriteria sangat baik), skor aktivitas siswa 26,2 (kriteria baik), dan hasil belajar siswa, yaitu 87,5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas III SD Negeri Petompon 01 Semarang. (Skripsi PGSD UNNES, 2012) Dari uraian yang telah dipaparkan, peneliti akan mengkaji masalah di kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang melalui PTK. Adapun judul penelitian tersebut adalah “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Strategi Team Quiz
1.2
RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah 1.2.1.1Rumusan umum
Apakah strategi team quiz dengan media video dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang? 1.2.1.2Rumusan khusus
a. Apakah strategi team quiz dengan media video dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan keterampilan guru kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang? b. Apakah strategi team quiz dengan media video dalam pembelajaran IPS dapat
meningkatkan aktivitas siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang?
c. Apakah strategi team quiz dengan media video dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang? 1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti bersama kolaborator menentukan pemecahan masalah yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang, yaitu menerapkan strategi team quiz
dengan media video. Langkah-langkah strategi team quiz menurut Zaini, dkk., (2008:54) adalah:
a. Bagi materi menjadi tiga dan bentuk siswa menjadi tiga kelompok, yaitu A, B dan C.
b. Siswa dan guru tanya jawab terkait materi bagian pertama.
d. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika tidak dapat menjawab, lempar pertanyaan kepada kelompok C.
e. Pada materi bagian kedua, kelompok B menjadi penanya. Lakukan seperti proses kelompok A. Pada materi bagian ketiga, kelompok C menjadi penanya. f. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
Langkah-langkah strategi team quiz dengan media video dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang adalah: a. Siswa bekerja dalam tiga kelompok dengan materi yang berbeda.(membentuk
jejaring)
b. Siswa mengamati tayangan video. (mengamati)
c. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi bagian pertama. (menanya) d. Kelompok A membuat pertanyaan tentang materi pertama secara berpasangan,
sedangkan kelompok lain mempelajari catatan mereka. (menanya)
e. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika tidak dapat menjawab, pertanyaan dilempar kepada kelompok C. (mencoba, menanya) f. Pada materi bagian kedua, pembelajaran dilakukan seperti proses poin b
sampai e. Namun, kelompok B sebagai penanya. (mengamati, menanya, mencoba, menalar)
g. Pada materi bagian ketiga, pembelajaran dilakukan seperti proses poin b sampai e. Namun, kelompok C sebagai penanya. (mengamati, menanya, mencoba, menalar)
1.3
TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui strategi team quiz
dengan media video pada siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang. 1.3.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui strategi
team quiz dengan media video siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang. b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui strategi team
quiz dengan media video siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang. c. Meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS melalui strategi team quiz
dengan media video siswa kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SD dan menjadi acuan atau kajian terhadap hasil penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1Bagi Guru
1.4.2.2 Bagi Siswa
Melatih siswa bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya, menumbuhkan keaktifan, dan menumbuhkan suasana kelas yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat pada mata pelajaran IPS.
1.4.2.3Bagi Sekolah
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar 2.1.1.1Pengertian Belajar
Belajar diartikan sebagai perubahan individu yang terjadi melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangannya. Proses belajar terjadi sepanjang waktu menuju perubahan perilaku tetap pada individu, berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperolehnya. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya (Trianto, 2010:16-17).
Belajar merupakan aktivitas terencana untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan agar perilaku seseorang berubah menuju kedewasaan (Musfiqon, 2012:6). Dalam pandangan konstruktivis, belajar adalah menyusun pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar terjadi pada siswa yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsung bersama orang lain (Warsita, 2008:63).
2.1.1.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Sutikno (2013:15-25), proses belajar dipengaruhi faktor berikut: a) Faktor internal (dari dalam diri siswa)
2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi (tingkat kecerdasan), minat (perasaan senang), emosi, bakat, kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan rohani. b) Faktor eksternal (dari luar siswa)
1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah, meliputi faktor kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah (pembelajaran), strategi pembelajaran, hubungan antara guru dan siswa. 3) Faktor masyarakat, kehidupan masyarakat di sekitar siswa.
2.1.1.3Prinsip-prinsip Belajar
Siswa sebagai subjek utama pembelajaran. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran harus merangsang siswa dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip belajar, yaitu perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individu (Rusman, 2013:100).
a) Prinsip Perhatian dan Motivasi
Perhatian sangatlah berperan penting sebagai awalan dalam memicu kegiatan belajar. Motivasi memiliki keterkaitan dengan minat siswa, sehingga mereka yang mempunyai minat tinggi terhadap mata pelajaran tertentu mampu menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam belajar (Rusman, 2013:100). b) Prinsip Keaktifan
c) Prinsip Keterlibatan Langsung
Prinsip ini berkaitan erat dengan prinsip aktivitas. Individu harus terlibat langsung (merasakan atau mengalami) setiap pembelajaran (Rusman, 2013:101). d) Prinsip Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, manghafal, menanggapi. Melalui latihan-latihan maka daya-daya tersebut semakin berkembang (Rusman, 2013:101).
e) Prinsip Tantangan
Penerapan bahan belajar yang kita kemas dengan lebih menantang seperti halnya mengandung permasalahan yang harus dipecahkan, maka para siswa pun juga akan tertantang untuk terus mempelajarinya (Rusman, 2013:101).
f) Prinsip Balikan dan Penguatan
Siswa akan lebih semangat jika memperoleh nilai baik. Hasil belajar yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya. Memberi penguatan merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku pada waktu yang lain (Rusman, 2013:101).
g) Perbedaan individu
Jadi, belajar adalah kegiatan siswa mengkonstruksikan pengetahuan dengan memperhatikan faktor-faktor dan prinsip-prinsipnya melalui pengalaman dan interaksi lingkungan.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran 2.1.2.1Pengertian Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, kedudukan guru bukan sebagai penguasa tunggal, tetapi sebagai manager of learning (pengelola belajar) yang membimbing dan membantu siswa. Pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Iru dan Arihi, 2012:1).
Menurut Rusman (2013:93), pembelajaran merupakan proses interaksi antara sumber belajar, guru, dan siswa. Interaksi komunikasi dilakukan baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (menggunakan media). 2.1.2.2Komponen-komponen Pembelajaran
Menurut Sutikno (2013:34-38), beberapa komponen pembelajaran yaitu: a) Tujuan pembelajaran merupakan kemampuan-kemampuan yang diharapkan
dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar.
b) Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan. Materi harus diupayakan mampu dikuasai siswa.
c) Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi guru, siswa, dan materi. Dalam interaksi itu, siswalah yang lebih aktif, bukan guru.
e) Media adalah segala sesuatu yang digunakan mencapai tujuan pembelajaran. f) Sumber belajar adalah segala sesuatu yang terdapat materi pelajaran.
g) Evaluasi berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan tercapai. Jadi, pembelajaran adalah serangkaian cara yang dirancang guru untuk mempengaruhi atau berinteraksi dengan siswa dalam memahami sesuatu yang dipelajarinya dengan memperhatikan komponen-komponen sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Menurut Hamdani (2011:194-196), kualitas disebut juga efektivitas. Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Efektivitas mampu menggambarkan keberhasilan. Dalam mencapai efektivitas, UNESCO (1996) menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Learning to know (Belajar mengetahui)
Belajar mengetahui dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya. Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa (Hamdani, 2011:196). b) Learning to do (Belajar menguasai keterampilan)
c) Learning to live together (Belajar hidup bermasyarakat)
Pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama (Hamdani, 2011:196).
d) Learning to be (Belajar mengembangkan diri secara maksimal)
Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan (Hamdani, 2011:196).
Menurut Depdiknas (2004:7-14), kualitas pembelajaran adalah intensitas keterkaitan sistemik dan sinergi guru, siswa, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai tuntutan kurikuler. Kualitas pembelajaran meliputi keterampilan guru, aktivitas dan hasil belajar siswa, iklim, materi, media, dan sistem pembelajaran.
a. Keterampilan guru, dilihat dari kinerja berikut:
1) Membangun sikap positif siswa terhadap profesi guru. 2) Menguasai disiplin ilmu, keluasan, dan kedalaman materi. 3) Memberi layanan sesuai kebutuhan siswa.
4) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik. 5) Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan.
2) Memperluas, menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 3) Menguasai materi ajar dalam kurikulum.
4) Memahami karakteristik dan cara belajar siswa. 5) Menguasai rancangan penilaian pembelajaran. c. Iklim pembelajaran mencakup:
1) Suasana kelas kondusif dan menyenangkan. 2) Semangat kreativitas guru.
3) Suasana sekolah kondusif bagi tumbuhnya penghargaan siswa. d. Materi pembelajaran berkualitas tampak dari:
1) Kesesuaian dengan tujuan dan kompetensi pembelajaran.
2) Keseimbangan keluasan, kedalaman materi, dan waktu yang ada. 3) Partisipasi aktif siswa.
4) Materi sistematis dan kontekstual.
5) Bermanfaat sesuai perkembangan bidang ilmu, teknologi, dan seni. 6) Materi memenuhi kriteria filosofis, profesional, psikopedagogis, praktis. e. Media pembelajaran berkualitas adalah:
1) Menciptakan pengalaman belajar bermakna.
2) Memfasilitasi interaksi siswa, guru, dan bidang ilmu yang relevan. 3) Memberi pengalaman belajar siswa.
4) Mengubah suasana belajar aktif untuk berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar.
2) Memiliki perencanaan yang matang.
3) Ada semangat perubahan sesuai visi dan misi sekolah. 4) Perlunya pengendalian dan penjaminan mutu sekolah.
Jadi, kualitas pembelajaran adalah keberhasilan mencapai tujuan dengan arahan guru. Indikator kualitas pembelajaran adalah keterampilan guru, aktivitas dan hasil belajar siswa, iklim, materi, media, dan sistem pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik akan menentukan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, fokus variabel kualitas pembelajaran adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Berikut ini penjabarannya. 2.1.3.1Keterampilan Guru
Guru berperan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran sehingga dituntut menguasai materi pelajaran; mengelola kelas; menggunakan strategi, media, dan sumber belajar; melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Dengan demikian, diharapkan kualitas guru meningkat sehingga berimplikasi secara langsung terhadap perbaikan kualitas pembelajaran (Sutikno, 2013:45).
Menurut Rusman (2013:80), keterampilan dasar mengajar guru berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Indikator keterampilan dasar mengajar guru adalah:
2.1.3.1.1 Keterampilan Membuka Pelajaran
a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik. b) Melakukan apersepsi
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai. d) Menjelaskan uraian kegiatan yang akan dilakukan.
2.1.3.1.2 Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya menjadi perangsang yang mampu mendorong siswa giat berpikir dan belajar serta membangkitkan pengetahuan baru. Guru dapat menyelidiki penguasaan siswa, mendorong terbentuknya pengetahuan, menarik perhatian siswa, dan mengubah prasangka yang keliru. Namun, guru harus tepat dalam merumuskan pertanyaan. Menurut Sardiman (2011:214), komponen keterampilan bertanya adalah:
a) Menarik perhatian siswa.
b) Penggunaan kalimat dan bahasa yang jelas.
c) Memberi pertanyaan secara hangat dan menyenangkan. d) Pertanyaan diberikan merata kepada siswa.
2.1.3.1.3 Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian siswa. Penguatan diberikan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Penguatan verbal berupa kata-kata atau kalimat pujian. Penguatan nonverbal berupa gerak mendekati, mimik dan gerak badan, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, atau token (simbol atau benda kecil). Menurut Aqib (2013:84), komponen keterampilan memberi penguatan adalah:
b) Penguatan diberikan kepada siswa atau kelompok. c) Penguatan diberikan secara verbal.
d) Penguatan diberikan secara nonverbal.
2.1.3.1.4 Keterampilan Memberi Variasi
Keterampilan memberi variasi harus dikuasai guru untuk memberi perhatian, meningkatkan motivasi, dan mengatasi kebosanan siswa. Menurut Djamarah & Zain, (2011:167), komponen keterampilan memberi variasi adalah: a) Variasi suara guru dalam intonasi, nada, volume, dan kecapatan.
b) Variasi menggunakan media, peranan media adalah memudahkan pemahaman siswa dan meningkatkan perhatian, meningkatkan aktivitas.
c) Variasi interaksi, frekuensi pergantian aksi guru dan siswa yang memberikan kesempatan siswa terlibat dan memberi perhatian selama pembelajaran. d) Variasi gerak, bentuk ekspresi dalam berkomunikasi. Gerakan diperlukan
untuk menarik perhatian siswa dan menyampaikan arti pembicaraan.
2.1.3.1.5 Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan. Dalam mengkonstruksi pengetahuan siswa, guru harus mampu menjelaskan materi secara profesional. Guru dapat menggunakan media dan sumber-sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Menurut Rusman (2013:86), komponen keterampilan menjelaskan yang harus dikuasai guru adalah:
a) Membimbing siswa memahami konsep. b) Melibatkan (memberi waktu) siswa berpikir.
d) Membimbing siswa memecahkan masalah.
2.1.3.1.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan siswa secara berkelompok. Menurut Rusman (2013:89), komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah:
a) Memusatkan perhatian siswa terhadap topik diskusi. b) Memperjelas pemahaman jika ada masalah yang timbul. c) Memberi kesempatan siswa berpartisipasi.
d) Mengajukan pertanyaan yang menantang.
2.1.3.1.7 Keterampilan mengelola kelas
Menurut Djamarah & Zain, (2011:167), mengelola kelas adalah suatu usaha yang dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus mampu mengatur tata ruang kelas secara kreatif dan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Komponen keterampilan mengelola kelas adalah:
a) Sikap guru yang hangat dan akrab dengan siswa. b) Memberi reaksi terhadap gangguan.
c) Mengatur tempat duduk siswa.
d) Mengatur penempatan media dengan tepat.
2.1.3.1.8 Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa terbatas. Menurut Rusman (2013:91), komponen keterampilan mengajar perseorangan adalah:
a) Memberikan pendekatan pribadi (individual) b) Memberi bimbingan sesuai kebutuhan siswa. c) Memudahkan siswa mempelajari materi.
d) Tanggap terhadap masalah yang dihadapi siswa.
2.1.3.1.9 Keterampilan Menutup Pelajaran
Menurut Rusman (2013:92), menutup pelajaran adalah kegiatan mengakhiri pembelajaran untuk memberikan gambaran menyeluruh apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan keberhasilan guru. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan komponen kegiatan menutup pelajaran adalah: a) Merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran.
b) Melakukan evaluasi (penilaian).
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Jadi, keterampilan guru adalah kegiatan yang harus dilakukan guru selama pembelajaran meliputi keterampilan membuka pelajaran, bertanya, memberi penguatan, memberi variasi, menjelaskan, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, menutup pelajaran. 2.1.3.2Aktivitas Siswa
(aktif) dengan gerak tubuh, membuat sesuatu, bermain, bekerja. Siswa akan memiliki aktivitas fisik jika jiwanya berfungsi. Guru hanya merangsang aktivitas siswa dengan menyajikan materi, sedangkan mengolah dan mencerna dilakukan siswa sesuai kemauan, kemampuan, dan bakat masing-masing (Rohani, 2010:8).
Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2010:36). Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2010:10) kegiatan siswa meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain:
2.1.3.2.1 Kegiatan Visual
Kegiatan visual meliputi memperhatikan gambar, membaca, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, dll.
Komponen kegiatan visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah memperhatikan video, membaca buku sumber (buku paket), membaca pertanyaan kelompok lain, memperhatikan laporan (presentasi) kelompok lain.
2.1.3.2.2 Kegiatan Lisan
Kegiatan lisan meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, mewawancarai, diskusi, interupsi, dll.
Komponen kegiatan lisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, berdiskusi dengan teman sebangku, dan melaporkan hasil diskusi.
2.1.3.2.3 Kegiatan Mendengarkan
Komponen kegiatan mendengarkan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendengarkan efek suara video, mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pertanyaan guru, dan mendengarkan jawaban teman.
2.1.3.2.4 Kegiatan Menulis
Kegiatan menulis meliputi menulis cerita, laporan, tes, dll. Komponen kegiatan menulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencatat materi, menulis hasil diskusi, menuliskan jawaban di papan tulis, dan mengerjakan soal evaluasi.
2.1.3.2.5 Kegiatan Menggambar
Kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dll. Peneliti tidak memasukkan kegiatan menggambar karena materi yang menjadi objek penelitian tidak mengharuskan siswa melakukan kegiatan tersebut untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.
2.1.3.2.6 Kegiatan Motorik
Kegiatan motorik meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dll.
Komponen kegiatan motorik yang digunakan dalam penelitian ini adalah duduk sesuai kelompok, melaksanakan kegiatan diskusi, melaksanakan unjuk kerja, dan mempresentasikan hasil diskusi.
2.1.3.2.7 Kegiatan Mental
Komponen kegiatan mental yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketepatan menjawab pertanyaan, tanggap menjawab pertanyaan guru, mampu memecahkan masalah dalam diskusi, dan mengungkapkan kembali isi video.
2.1.3.2.8 Kegiatan Emosional
Kegiatan emosional meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dll. Komponen kegiatan emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sikap tenang (tidak gugup), percaya diri, terbuka, dan senang. Jadi, aktivitas siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mempelajari materi melalui kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, menggambar, motorik, mental, dan emosional.
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa adalah Kegiatan visual, lisan, mendengarkan, menulis, motorik, mental, dan emosional.
2.1.3.3Hasil Belajar
Keberhasilan belajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran khusus dari materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Cara untuk mengetahui tercapainya tujuan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan tes. Tes adalah alat pengukuran berupa perintah, pertanyaan, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee (siswa) untuk mendapatkan respon sesuai ketentuan (Sutikno, 2013:35).
konsep, maka perubahan tingkah laku yang diperoleh berupa penguasaan konsep (Rifa’i dan Anni, 2010:85).
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Poerwanti, dkk (2008:7-4), indikator untuk menilai keberhasilan belajar ditentukan oleh dua kriteria berikut:
a. Keberhasilan proses belajar
Kenerhasilan proses belajar adalah keberhasilan siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan kinerja siswa, misalnya keaktifan siswa, kerja sama dengan teman yang lain, keberanian bertanya atau mengeluarkan pendapat (Poerwanti, dkk (2008:7-4).
b. Keberhasilan hasil belajar
Keberhasilan hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran, misalnya pemahaman konsep, aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, dan keterampilan tertentu. Hasil belajar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Poerwanti, dkk (2008:7-4).
Krathwohl, Bloom, & Masia (dalam Suprihatiningrum, 2013:38), sesuai taksonomi pembelajaran, hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu:
2.1.3.3.1 Ranah Kognitif
knowledge), pengetahuan prosedur (procedural knowledge), pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge). Sedangkan dimensi proses kognitif meliputi mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create) (Suprihatiningrum, 2013:38-40).
Gambar 2.1 Pergeseran Taksonomi Bloom
Penilaian kognitif dalam penelitian ini dilakukan dengan menetapkan indikator pembelajaran dari C1 (mengingat) sampai C6 (menciptakan), yaitu pada C1 (menyebutkan); C2 (menjelaskan, menjabarkan, menceritakan); C3 (menyusun); C4 (mengaitkan); C5 (mengkritisi); C6 (membuat).
2.1.3.3.2 Ranah Afektif
Aspek afektif disebut juga dengan karakter. Menurut Kemendiknas 2010 (dalam Wibowo, 2012:43), karakter adalah watak atau kepribadian seseorang dari internalisasi kebijakan yang diyakini sebagai landasan berpikir, bersikap, dan bertindak. Nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa Indonesia yang harus dimiliki, jika diringkas adalah:
Tabel 2.1
Nilai dan Deskripsi Pendidikan Karakter Bangsa
No. Nilai Deskripsi
1. Religius Patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut 2. Jujur Menjadikan dirinya dapat dipercaya
3. Toleransi Menghargai perbedaan agama, etnis, pendapat, dan sikap 4. Disiplin Perilaku tertib dan patuh pada aturan dan ketentuan 5. Kerja keras Bersungguh-sungguh menyelesaikan tugas
6. Kreatif Menghasilkan sesuatu yang baru
7. Mandiri Perilaku yang tidak tergantung pada orang lain 8. Demokratis Menilai sama hak kewajiban dirinya dan orang lain 9. Rasa Ingin Tahu Berupaya mengetahui lebih dalam dari yang dipelarinya 10 Semangat
Kebangsaan
Menempatkan kepentingan Negara dan bangsa di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta tanah air Kesetiaan dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa 12. Menghargai
prestasi
Mendorong diri menghasilkan sesuatu yang berguna dan menghargai kerberhasilan orang lain
13. Bersahabat/ komunikatif
Memperlihatkan rasa senang bergaul dan bekerja sama dengan orang lain
14. Cinta damai Menunjukkan orang lain aman dan senang atas dirinya 15. Gemar membaca Menyediakan waktu untuk membaca yang bermanfaat 16. Peduli
lingkungan
Berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam dan memperbaikinya
17. Peduli sosial Tindakan yang senang membantu orang lain 18. Tanggung jawab Melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus
dilakukannya
Tabel 2.2
Instrumen penilaian Afektif
No. Indikator Deskriptor
1. Toleransi Menghargai perbedaan pendapat dan sikap 2. Kerja keras Bersungguh-sungguh mengerjakan tugas 3. Rasa ingin tahu Berupaya mengetahui lebih dalam dari yang
dipelajarinya
4. Tanggung jawab Menyelesaikan tugas yang harus dilakukannya
(Kemendiknas dalam Wibowo, 2012:43)
2.1.3.3.3 Ranah Psikomotor
Kawasan psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat motorik. Tingkatan psikomotor adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pada gerakan, kreativitas (Suprihatiningrum, 2013:43-44).
Menurut Sardiman (2011:27), keterampilan memang dapat dididik dengan banyak melatih kemampuan. Termasuk mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan harus mengikuti aturan-aturan tertentu, bukan semata-mata menghafal atau meniru.
Penilaian psikomotor dalam penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk hasil Lembar kerja Siswa (LKS), yaitu kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan secara berkelompok dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
2.1.4 Hakikat Pendidikan IPS di SD 2.1.4.1Pengertian Pendidikan IPS
IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Trianto, 2011:171).
Menurut Soemantri (dalam Sapriya, 2012:11), IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah, dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Menurut Wesley (dalam Soewarso dan Susilo, 2010:1), IPS adalah bagian nilai-nilai sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan. Nasution menyatakan IPS merupakan program pendidikan yang mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya, bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial: geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, dan politik.
Jadi, Pendidikan IPS adalah bagian dari kurikulum sekolah yang menggunakan pendekatan interdisipliner dari cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik.
2.1.4.2Tujuan IPS
Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah sehari-hari (Trianto, 2011:174).
Jadi, IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan siswa dalam mengatasi permasalahan sosial melalui ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.1.4.3Ruang Lingkup dan Materi IPS
Menurut BSNP (2006:575), ruang lingkup IPS SD dan materinya adalah: a. Manusia, tempat, dan lingkungan
Aspek ini termasuk studi geografi yang menelaah manusia dan analisis spasial (ruang atau wilayah), ekologis (lingkungan), dan kompleks wilayah yang merupakan gabungan dari analisis spasial dan ekologis. Aspek ini membahas hubungan manusia, tempat, dan lingkungan (Soewarso dan Susila, 2010:18). b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
Aspek ini termasuk studi sejarah karena menyangkut ruang tempat dan waktu urutan peristiwa masa lalu yang ditandai dengan tepat menggunakan tanggal. Beberapa peradaban telah timbul dan runtuh dalam sejarah manusia, hal ini memberikan sumbangan peradaban sekarang (Soewarso dan Susila, 2010:26). c. Sistem sosial dan budaya
memperlajari proses terjadinya bahasa, perkembangan dan perubahan kebuadayaan. Sosiologi mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antarindividu. Manusia sebagai bagian dari masyarakat merupakan makhluk sosial (Soewarso dan Susila, 2010:14 & 26).
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Aspek ini termasuk studi ekonomi. Kegiatan manusia dalam mencapai kemakmuran atau kesejahteraan disebut perilaku ekonomi. Perilaku ekonomi yang dilakukan secara rasional merupakan tindakan yang berdasarkan prinsip ekonomi. Perilaku ekonomi setiap orang dalam masyarakat saling berhubungan meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang terkadang menimbulkan berbagai masalah (Soewarso dan Susila, 2010:15).
e. Sitem berbangsa dan bernegara
Aspek ini termasuk ilmu politik. Menurut Soltau (dalam Soewarso dan Susila, 2010:29), ilmu negara mempelajari negara, tujuannya, dan lembaganya untuk melaksanakan tujuan tersebut, hubungan antarnegara dan warganya. Untuk tingkat SD, materi ilmu politik dimasukkan dalam IPS menggunakan label kewarganegaraan. Konsep-konsep yang perlu dikenalkan kepada siswa, misalnya negara, kekuasaan, kewenangan, sistem politik, pemerintah, Undang-Undang Dasar, hukum, keadilan, kemerdekaan, tangguang jawab, dan demokrasi.
2.1.4.4Kurikulum IPS SD
Berdasarkan Silabus Kurikulum KTSP (BSNP, 2006:580), mata pelajaran IPS pada satuan pendidikan SD/ MI kelas V semester 2 meliputi pokok bahasan:
Tabel 2.3
SK dan KD IPS Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
[image:54.612.133.507.211.601.2](BSNP, 2006:580) Dari SK dan KD tersebut materi penelitian adalah:
Tabel 2.4
SK dan KD IPS Kelas V Semester II
Pokok Bahasan Perjuangan Mempertahankan kemerdekaan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan tokoh pejuang
dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
(BSNP, 2006:580) 2.1.4.5Karakteristik IPS di SD
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS jenjang SD tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir siswa yang bersifat holistik.
Menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2011:194), pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, termasuk SD. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan siswa secara individual atau kelompok aktif mencari, menggali, menemukan konsep, prinsip secara holistik dan autentik. 2.1.5 Teori Belajar yang Mendasari Strategi Team Quiz
Menurut Bruner (dalam Slameto 2010:12), proses belajar seharusnya mementingkan partisipasi aktif siswa dan perbedaan kemampuan. Dalam belajar, guru perlu memperhatikan empat hal berikut:
a. Mengusahakan siswa berpartisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing mencapai tujuan tertentu;
b. Menyajikan struktur materi secara sederhana sehingga mudah dimengerti; c. Membimbing siswa memperoleh pengertian dan mentransfer pengetahuan; d. Pemberian umpan balik ketika siswa menemukan jawabannya.
Menurut Bruner (dalam Suprijono, 2011:24), perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan dan penyajian materi secara umum kemudian dirinci sesuai tahap perkembangan individu. Tahap perkembangan kognitif individu yang dikembangkan Bruner, yaitu:
b. Tahap ikonik, yaitu individu memahami objek-objek melalui gambar dan visualisasi verbal dalam bentuk perumpamaan dan perbandingan.
c. Tahap simbolik, yaitu individu memiliki gagasan atau ide abstrak yang sangat dipengaruhi kemampuan berbahasa dan logika.
Partisipasi siswa merupakan dasar dari pembelajaran aktif. Berdasarkan teori Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan siswa menemukan apa yang dipelajarinya. Siswa akan membentuk suatu konsep melalui partisipasi aktif untuk menemukan apa yang dipelajari. Siswa kelas V SD sudah termasuk dalam tahap simbolik, karena siswa telah mampu mengemukakan gagasan-gagasan abstrak melalui kemampuan berbahasa dan logika. Berdasarkan teori ini, maka peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif, yaitu team quiz
dan dipadukan dengan media video.
2.1.6 Strategi Team Quiz
2.1.6.1Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan, pengorganisasian materi, siswa, peralatan atau bahan, serta waktu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Strategi pembelajaran merupakan cara yang sistematis dalam mengkomunikasikan isi materi (Suparman dalam Warsita, 2008:25).
Belajar aktif berlangsung dengan cepat, menyenangkan, dan melibatkan setiap siswa. Agar dapat belajar lebih baik, akan sangat membantu jika siswa mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan berdiskusi dengan orang lain. Untuk melakukan kegiatan tersebut, siswa mencari tahu sendiri, memberi contoh, mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya atau yang harus dipelajarinya (Silberman, 2013:ix).
Menurut Silberman (2013:12), hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran aktif adalah:
a. Tata letak ruang kelas: bentuk U, meja konferensi, lingkaran, kelompok, pengelompokkan tersebar.
b. Tips memfasilitasi diskusi: mengungkapkan pendapat, memuji komentar, dan menyemangati diskusi.
c. Menghemat waktu: mulai tepat waktu, beri instruksi yang jelas, tunjuk siswa dengan cepat, persiapkan menghadapi kelompok malas/bosan.
d. Mengintervensi ketika siswa sulit diatur: menggunakan humor yang santun dan mengabaikan perilaku yang tidak terlalu mengganggu.
2.1.6.2Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Aktif
Menurut Menurut Zaini, dkk. (2008:1), ada 45 strategi pembelajaran aktif, di antaranya: critical incident (pengalaman penting), teks acak, group resume, assessment search, instant assessmen, true or false, inquiring minds want to know
billboard rangking, practice rehearsal pairs (praktek berpasangan), lightening the learning climate, the learning cell, role play.
Peneliti memilih dan akan menerapkan strategi team quiz untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Strategi team quiz
mampu merangsang keaktifan siswa dalam berkompetisi dengan kelompok lain. 2.1.6.3Pengertian Strategi Team Quiz
Team quiz merupakan strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan Mel Silberman. Dalam team quiz, siswa dibagi menjadi beberapa tim. Siswa dibentuk dalam kelompok kecil dengan setiap anggota mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab pertanyaan. Pembelajaran diawali siswa bersama guru dengan mempelajari materi secara klasikal. Siswa saling memberi arahan, pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi pelajaran tersebut. Kemudian, siswa saling bertukar pertanyaan dan jawaban. Adanya kegiatan ini, maka terciptalah kompetisi antarkelompok, para siswa akan berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi supaya memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Strategi team quiz mampu meningkatkan tanggung jawab siswa atas materi yang sedang dipelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancam (Silberman, 2013:135).
2.1.6.4Langkah-langkah Strategi Team Quiz
Langkah-langkah strategi team quiz (Zaini, dkk. 2008:54), adalah: a. Bagi materi menjadi tiga.
b. Membentuk tiga kelompok yaitu A, B dan C.
d. Kelompok A membuat pertanyaan terkait materi pertama. Kelompok lain mempelajari catatan mereka.
e. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika tidak dapat menjawab, lempar pertanyaan kepada kelompok C.
f. Pada materi bagian kedua, tunjuk kelompok B menjadi penanya. Lakukan seperti proses kelompok A. Pada materi bagian ketiga, tunjuk kelompok C menjadi penanya.
g. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
Jadi, team quiz adalah salah satu strategi pembelajaran aktif yang membangun aktivitas individu dan kelompok serta meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap materi yang sedang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. 2.1.7 Media Video
2.1.7.1Pengertian Media Pembelajaran
Berbagai komponen dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif untuk proses belajar