BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di
dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran, termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal di atas
maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:Pertama fungsi anggaran (budgetair), yaitu
sebagai sumber pendapatan negara pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara
membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.Kedua fungsi mengatur
(regulerend), yaitu dimana pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.Ketiga fungsi stabilitas, yatu dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana
untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. Keempat fungsi
redistribusi, yaitu pendapatanPajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
Salah satu jenis pajak adalah pajak penghasilan (PPh) pasal 23. Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal
21 (Siti Resmi, 2011:297).
Pajak penghasilan (Pph) pasal 23 merupakan hal yang penting seperti pajak lainnya.
PT.INTI (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
bidang industri dan perakitan barang-barang elektronik serta pelayanan jasa instalasi
telekomunikasi yang sebagian besar komponennya didatangkan dari luar negeri.
Komponen-komponen tersebut diantaranya: CKD (Completely Knocked Down) dan SKD (Semi Knock
Down) dimana komponennya 100% masih diimpordari luar negeri. Pada saat ini PT.INTI
(PERSERO) telah mampu memproduksi dan merakit berbagai macam perangkat dan peralatan
selain itu menyediakan jasa telekomunikasi, konstruksi, manajemen, dan jasa lainnya yang
terdiri dari instalasi/pemasangan peralatan, perawatan, penilai dan maklon. Sebagai pemotong
pajak panghasilan pasal 23, PT.INTI wajib melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran
dan peleporan atas pembayaran sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan pengunaan
harta, dan jasa pihak lain.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut dan dalam
Laporan Kerja Praktek ini penulis akan tuangkan laporan dengan judul “TINJAUAN ATAS
PELAKSANAAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek
Adapun tujuan laporan kerja praktek adalah untuk mengetahui :
1) Prosedur pelaksanaan penghitungan Pph pasal 23 oleh PT INTI (Persero)
2) Hambatan dalam proses pembayaran PPh 23
3) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada proses
pembayaran PPh 23.
1.3 Kegunaan Laporan Kerja Praktek
Dari hasil kerja praktek ini penulis mengharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan masukan untuk mengetahui tentang pelaksanaan
pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 23.
1.3.1 Kegunaan Praktis
Diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengadakan perbaikan yang terkait atau berhubungan dengan pelaksanaan pemotongan
dan penyetoran PPh Pasal 23.
1.3.2 Kegunaan Akademis
Dari hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan kajian lebih
lanjut terkait dengan topik yang dibahas bagi rekan-rekan mahasiswa/i khususnya di bidang
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam penyusunan Laporan kerja Praktek ini, penulis melakukan kerja praktek di
PT INTI (Persero) yang berlokasi di Jl. Mochamad Toha No.77 Bandung. Penulis
ditempatkan di divisi keuangan Bagian Pajak dan Asuransi.
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Waktu kerja praktek dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai dari tanggal 27 Juli
2015 sampai dengan 27 Agustus 2015 terbagi menjadi 2, yaitu pagi dari pukul 07.30 hingga
pukul 11.30 dan siang dari pukul 13.00 sampai dengan 17.00, kecuali hari Sabtu dan
Tabel 1.1
BULAN Juni Juli Agustus september oktober november
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT.INTI
Perusahaan didirikan sebagai evolusi dari kerja sama PN Telekomunikasi dan
Siemen AG pada tahun 1966. Kerja sama ini berlanjut pada pembentukan Pabrik Telepon
dan Telegraf (PTT) sebagai Bagian dari LPP Postel pada tahun 1968.
Pada tahun 1974, bagian ini dipisahkan dari LPP Postel menjadi sebuah Perseroan Terbatas
yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
Pendirian Perusahaan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No: 34 tahun 1974 tanggal 23 September 1974 tentang Penyetoran Modal
Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang
Industri Telekomunikasi dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No:
Kep-1771/MK/IV/12/1974 tanggal 28 Desember 1974 tentang Penetapan Modal
Perusahaan Perseroan. Anggaran Dasar Perusahaan dibuat oleh Akta Notaris Pengganti
Warda Sungkar Alurmei, S.H., Nomor 322 tanggal 30 Desember 1974 dan telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: Y.A.5/273/10 tanggal 1 Agustus
1975, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Akta Notaris Muhammad
Hanafi, S.H., Nomor: 30 tanggal 19 Juli 2012, dan telah mendapat persetujuan berdasarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: 036/MPBUMN/ 1988, PT
INTI (Persero) dimasukkan ke dalam kelompok Industri Strategis. Pada tanggal 17 Januari
1998 dikeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No: 12 tahun 1998
yang menghilangkan peran departemen teknis dalam mengelola BUMN. Sebagai tindak
lanjutnya, pembinaan INTI beralih ke Kementrian Negara Pendayagunaan BUMN.
Pada tahun yang sama BPIS beralih status menjadi sebuah holding company dengan
nama PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) atau PT BPIS dan sepuluh BUMN
strategis di bawahnya menjadi anak perusahaan. Kondisi ini berakhir pada tahun 2002,
dimana PT BPIS dibubarkan pada bulan Maret 2002 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor:
52 Tahun 2002. Selanjutnya pengelolaan INTI beralih kembali ke Kementrian Negara
Pendayagunaan BUMN.
Periode 1974-1984
PT INTI (Persero) resmi berdiri pada tanggal 30 Desember tahun 1974, Bidang
usaha INTI meliputi produk-produk radio sonde, radio High Frequency (HF), radio Very
High Frequency (VHF), pesawat telepon dan stasiun bumi untuk Sistem Komunikasi
Satelit Domestik (SKSD) Palapa. Produk stasium bumi yang disebut terakhir ini
mencatatkan sejarah dalam perkembangan INTI dengan memberikan kontribusi pada
prestasi penjualan tertinggi di periode ini, yaitu sebesar 24,3 milyar rupiah di tahun 1981.
Fasilitas produksi yang dimiliki INTI pada periode ini antara lain:
1) Pabrik Perakitan Telepon
2) Pabrik Perakitan Peralatan Transmisi
4) Laboratorium Software Komunikasi Data (PACKSATNET) bekerjasama dengan
Logitech.
Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara lain dengan Siemens AG,
BTM, PRX, JRC. Pada era tersebut produk Pesawat Telepon Umum Koin (PTUK) INTI
menjadi standar Perumtel (sekarang Telkom).
Periode 1985-1998
Diawali oleh rencana pemerintah untuk melakukan digitalisasi infrastruktur
telekomunikasi di Indonesia dan menunjuk INTI sebagai pemasok tunggal Sentral Telepon
Digital Indonesia (STDI) yang dilaksanakan berdasarkan Technical and Business
Cooperation Agreement (TBCA) dengan Siemens AG.
Fasilitas produksi terbaru yang dimiliki INTI pada masa ini, disamping
fasilitas-fasilitas yang sudah ada sebelumnya, antara lain Pabrik Sentral Telepon Digital Indonesia
(STDI) pertama di Indonesia dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT).
Pabrik STDI berkapasitas 150.000 Satuan Sambungan Telepon (SST) ini dibangun pada
tahun 1984 dan produksi pertamanya sebesar 10.000 SST diluncurkan pada tahun 1985.
Di kemudian hari kemampuan pabrik ini dilengkapi juga dengan teknologi produksi
Surface Mounting Technology (SMT). Produk STDI ini berkontribusi sangat signifikan
bagi pertumbuhan penjualan dan laba INTI. Walaupun pada tahun 1990 pemerintah
membuka persaingan dengan mengijinkan dua pemasok sentral digital lainnya, yaitu
AT&T dan NEC, namun sampai dengan tahun 1998 INTI masih tetap menjadi market
leader dalam hal pangsa pasar infrastruktur telekomunikasi, yaitu sebesar 60% dari total
Dengan memanfaatkan fasilitas pabrik ini pula, ruang lingkup produk INTI
dilengkapi oleh Pulse Code Modulation (PCM), Private Automatic Branch Exchange
(PABX), dan pesawat telepon meja INTI 111 yang semuanya merupakan produk lisensi
dari Siemens AG.
Disamping itu INTI juga memproduksi perangkat-perangkat hasil pengembangan
sendiri seperti Stasiun Bumi Kecil (SBK), High Frequency (HF) Radio, Digital Microwave
Radio (DMR), Sistem Telepon Kendaraan Bergerak (STKB), Pesawat Telepon Umum
Coin Box dan Pesawat Telepon Umum Swalayan (PTUS). Sejak tahun 1989, produk INTI
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1) Produk sentral;
2) Produk transmisi; dan
3) Produk terminal atau CPE.
Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada periode ini antara lain:
- Bidang sentral dengan Siemens AG
- Bidang transmisi dengan Japan Radio Company
- Bidang CPE dengan Siemens AG, BTM, Tamura, Syapura, dan Tatung TEL
Dari ketiga kategori produk tersebut, produk yang memberikan kontribusi terbesar
dalam penjualan INTI adalah produk sentral.
Pada era ini, INTI memiliki reputasi dan prestasi yang signifikan, yaitu :
- Bersama Telkom telah berhasil dalam proyek otomatisasi telepon di ensio seluruh ibu kota
kabupaten dan ibu kota kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.
Pada periode ini, tepatnya tahun 1988, Berdasarkan KEPMEN
036/M-PBUMN/1988, PT INTI (Persero) masuk ke dalam Industri Strategis. Bisnis Terbesar pada
periode ini adalah Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI). Pada periode ini pula PT INTI
(Persero) berhasil mengembangkan produk SBK 3 kanal dan Sentral Telepon Digital
Indonesia Kecil (STDI-K).
Periode 1998-2002
Dengan berakhirnya TBCA dengan Siemens AG, INTI mengukuhkan diri sebagai
penyedia solusi engineering, terutama sebagai system integrator untuk pembangunan
infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, tidak terkecuali pembangunan infrastruktur
telekomunikasi seluler. Tidak kurang dari 2000 BTS telah dibangun oleh INTI di seluruh
penjuru Indonesia. Pada periode ini aktivitas ensiononal dipersiapkan untuk dipindahkan
kepada anak perusahaan PT INTI (Persero).
Pada tahun 2002, Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun 2002,
Pembubaran PT.BPIS dan PT INTI di bawah KN. BUMN. Bisnis terbesar pada periode ini
adalah pembangunan jaringan seluler.
Periode 2003-2008
Pada era ini kerjasama teknologi tidak lagi terkonsentrasi pada Siemens, tetapi
dilakukan secara berimbang (multi principal) dengan beberapa perusahaan multinasional
dari Eropa dan Asia. Aktivitas manufaktur tidak lagi ditangani sendiri oleh INTI, tetapi
1) Bidang CPE, dibentuk anak perusahaan bernama PT.INTI PISMA International yang
bekerja sama dengan JITech International, bertempat di Cileungsi Bogor
2) Bidang mekanik dan ension, dibentuk usaha patungan dengan PT PINDAD bernama
PT.IPMS, berkedudukan di Bandung, yang resmi berdiri di bulan Juli 2004.
3) Bidang-bidang switching, akses dan transmisi, dirintis kerja sama dengan beberapa
perusahaan multinasional seperti SAGEM, MOTOROLA, ALCATEL, Ericsson,
Samsung.
Bisnis terbesar pada periode ini adalah CDMA. RMJ (regional metro junction) dan
jaringan akses fiber optic dan Out Site Plant (OSP), digital microwave link, pembangunan
tower nasional, CME dan power supply serta indoor coverage.
Periode 2009-sekarang
PT INTI (Persero) memantapkan langkahnya untuk memasuki bisnis solusi
Engineering, sistem integrator dan pengembangan produk-produk genuine. Beberapa
produk genuine unggulan PT INTI antara lain: Smart PBX, GPA, IPUMC, FFWS,
I-PERISALAH, KWH Meter, dan MSAN.
Sebagai sistem integrator, PT INTI (Persero) memfokuskan diri pada segmen pasar
TELCO, CELCO dan Private Enterprise. Untuk pasar TELCO, PT INTI (Persero)
menginisiasi ide Modernisasi Jaringan akses tembaga milik PT Telkom, Tbk di seluruh
Indonesia menjadi jaringan akses fiber optic dengan menggunakan teknologi MSAN,
GPON dan FTTH (Fiber To The Home) dengan pola Trade In Trade Off atau lebih dikenal
Melalui Proyek TITO ini telah modernisasi jaringan akses lebih dari 400 ribu
sambungan di 8 STO pada akhir tahun 2012. Dan melalui proyek ini PT INTI (Persero)
kembali membangun kemampuan di dalam industry telekomunikasi antara lain: Fiber
Termination Management (FTM), Optical Splitter, Fiber Optic Accesoris, Optical Network
Termination (ONT), Optical Dropp Cable, Fiber Management System (FMS).
Di sektor CELCO, PT INTI (Persero) menginisiasi proyek Rural BTS untuk PT
Indosat, membangun OSP (outside plant) fiber optic backbone untuk BTS untuk PT.
Telkomsel dan PT. XL Axiata, serta menyediakan ension untuk operator selular tersebut.
Untuk segmen pasar Private & Enterprise, PT INTI (Persero) menyediakan solusi PLTS
(Pembangkit Listrik Tenaga Surya) untuk PT. PLN, menyediakan layanan pengelolaan
perangkat IT PT. Telkom dengan pola seat management yang berupa pengelolaan sekitar
35.000 seat (meliputi ension, laptop, printer maupun proyektor) dari mulai instalasi,
application management, dan dismantle.
Selain itu, PT INTI (Persero) memiliki solusi Smart Clinic yang diperuntukkan bagi
pengelola layanan kesehatan seperti rumah sakit maupun poliklinik.
2.2 Struktur Organisasi PT.INTI
Suatu Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan hal yang terpenting,
struktur organisasi merupakan bangunan fungsi bagian-bagian manajemen yang tersusun
dari suatu kesatuan hubungan yang menunjukan tingkatan fungsi, tugas, wewenang dan
KADIV.KEUANGAN
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI)
2.3 Uraian Tugas PT.INTI
Uraian tugas pada PT.Industri Tellekomunikasi Indonesia (INTI) adalah sebagai berikut:
2.3.1 Kadiv Keuangan
a. Memimpin, mengelola, merencanakan dan mengkoordinasikan Divisi Keuangan
meliputi kegiatan penagihan dan penerimaan, strategi pendanaan, pajak dan
asuransi serta pendanaan operasional.
b. Memperkirakan Strategi bisnis dan arah kebijakan strategis sebagai salah satu
pedoman kegiatan bisnis perusahaan.
c. Merencanakan dan mengevaluasi Rencana Jangka Panjang dan Rencana Jangka
Pendek bidang Keuangan.
d. Melakukan koordinasi dengan unit-unit di lingkungan perusahaan dalam rangka
melaksanakan dan meningkatkan performansi serta memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam bidang penagihan, pendanaan, pajak dan asuransi.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
g. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh Direksi.
2.3.2 Kabag Pajak dan Asuransi
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Pajak dan Asuransi.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Pajak.
c. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Asuransi.
d. Mengajukan ijin prinsip sebagai dasar Pembebasan PPh 22 Impor untuk Divisi
Pengadaan dan Logistik
e. Mengajukan Surat Keterangan Bebas PPh Dalam Negeri dan PPh 23 Wajib Bayar
untuk unit Penagihan.
f. Penyelesaian Pemeriksaan Pajak (Rampung ) dan Restitusi dari KPP BUMN dan
Kas Negara ke Kas PT.INTI.
g. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
h. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
i. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP diantaranya :
- Melakukan Display project di system operasional;
- Membuat Purchase Requisition Asuransi
- Melakukan Entry Service Acceptance Asuransi
- Melakukan Display Report Purchasing
- Melakukan Park dan Posting GL Tax Document
- Melakukan Display Faktur Pajak PPN
- Membuat DMEE File dari SAP ke e-SPT PPN dan PPh Masa Bulanan
- Melakukan Print Out Bukti Potong PPh
- Melakukan Print Surat Setoran Pajak
- Melakukan Display GL Account
- Melakukan Display Jurnal GL
- Melakukan Display AR/AP Balance
- Melakukan Display Report Asset
- Melakukan Display Laporan Keuangan
j. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan
k. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.3 Kabag Penagihan Dan Penerimaan
A..Memimpin,mengelola dan merencanakan kegiatan Penagihan dan Penerimaan
Celco dan Private Enterprises.
B. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
pembuatan dokumen penagihan ke pelanggan beserta kelengkapan dan ketentuan
dalam kontrak.
C) Merencanakan,mengorganisasikan,mengendalikan kegiatan yang berhubungan
D. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
E. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu (ISO
9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
F. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP diantaranya :
- Mengecek Info Project di system operasional
- Melakukan maintenance master data customer;
- Melakukan cek Customer Balance
- Melakukan Proses AR
- Melakukan Park AR Dokumen
- Melakukan Posting AR
- Melakukan Print Invoice, Kwitansi dan Faktur Pajak
- Melakukan Post with clearing AR
- Melakukan Display GL Journal
- Melakukan Incoming Payment
- Melakukan cek AR line item
- Melakukan Print ulang Invoice, Kwitansi dan Faktur Pajak
G.. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
2.3.4 Kabag Pendanaan Operasional
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Pendanaan Operasional.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan verifikasi pembayaran dan penerimaan keuangan dari pihak internal /
eksternal perusahaan.
c. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan fungsi bendahara (pembayaran / penerimaan dan penyimpanan uang).
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP
g. Laporan penyelesaian tugas khusus/tambahan
h. Jam pelatihan; Jumlah Promosi; Indek Pemenuhan Kompetensi;
2.3.5 Kabag Strategi Pendanaan
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Strategi Pendanaan.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Perencanaan Keuangan.
c. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
g. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
h. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.6 Kaur Asuransi
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Asuransi.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Asuransi.
c. Melakukan verifikasi Voucher Pembayaran Asuransi.
d. Membantu pengurusan Klaim Asuransi.
e. Rekonsiliasi atas outstanding premi dengan pihak Perusahaan Asuransi.
f. Menerbitkan SPPA/SPK Asuransi.
g. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
h. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
i. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
j. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
k. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.7 Kaur Pajak 1
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Pajak.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Pajak.
c. Mengajukan ijin prinsip sebagai dasar Pembebasan PPh 22 Impor untuk Divisi
Pengadaan dan Logistik
d. Mengajukan Surat Keterangan Bebas PPh Dalam Negeri dan PPh 23 Wajib Bayar
untuk unit Penagihan.
e. Membantu kelengkapan Dokumen Pajak untuk persiapan Tender Divisi
Pemasaran.
f. Melakukan verifikasi Pajak Faktur Penjualan (sebelum di tagihkan) dari unit
Penagihan.
g. Melakukan verifikasi Pengajuan Uang Muka Impor (sebelum di bayarkan) dari unit
Logistik.
h. Membuat Rekapitulasi Setoran Pajak (ke Bank/Kantor Pos).
i. Membuat Laporan SPT Masa ke KPP BUMN (Madya Bandung).
j. Menyediakan data untuk Auditor Pajak dalam rangka penyelesaian Penarikan.
l. Menyetorkan PBB Tegallega dan Palasari ke KPP Pratama Karees dan KPP
Pratama Soreang.
m. Rekonsiliasi pajak dengan Akuntansi.
n. Membuat Laporan SPT Badan Tahunan.
o. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
p. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
q. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
r. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
s. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.8 Kaur Pajak 2
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Pajak.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Pajak.
c. Mengajukan ijin prinsip sebagai dasar Pembebasan PPh 22 Impor untuk Divisi
Pengadaan dan Logistik
d. Mengajukan Surat Keterangan Bebas PPh Dalam Negeri dan PPh 23 Wajib Bayar
e. Membantu kelengkapan Dokumen Pajak untuk persiapan Tender Divisi
Pemasaran.
f. Melakukan verifikasi Pajak Faktur Penjualan (sebelum di tagihkan) dari unit
Penagihan.
g. Melakukan verifikasi Pengajuan Uang Muka Impor (sebelum di bayarkan) dari unit
Logistik.
h. Membuat Rekapitulasi Setoran Pajak (ke Bank/Kantor Pos).
i. Membuat Laporan SPT Masa ke KPP BUMN (Madya Bandung).
j. Menyediakan data untuk Auditor Pajak dalam rangka penyelesaian Penarikan.
k. Retur Pajak (Rampung) dari Kas Negara.
l. Menyetorkan PBB Tegallega dan Palasari ke KPP Pratama Karees dan KPP
Pratama Soreang.
m. Rekonsiliasi pajak dengan Akuntansi.
n. Membuat Laporan SPT Badan Tahunan.
o. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
p. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
q. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
r. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
2.3.9 Kaur Penagihan 1
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Penagihan Telco 1.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
pembuatan dokumen penagihan ke pelanggan beserta kelengkapan dan ketentuan
dalam kontrak.
c. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan tagihan yang diterima.
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
g. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
h. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.10 Kaur Penagihan 2
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Penagihan Telco 1.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
pembuatan dokumen penagihan ke pelanggan beserta kelengkapan dan ketentuan
dalam kontrak.
c. Merencanakan,mengorganisasikan,mengendalikan kegiatan yang berhubungan
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
g. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
h. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.11 Kaur Penagihan 3
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Penagihan dan penerimaan.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
pembuatan dokumen penagihan ke pelanggan beserta kelengkapan dan ketentuan
dalam kontrak.
c. Merencanakan,mengorganisasikan,mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan tagihan yang diterima.
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
g. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
h. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.12 Kaur Bendahara
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Bendahara.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan fungsi bendahara (pembayaran / penerimaan dan penyimpanan uang).
c. Menyusun laporan posisi Kas Harian dan Bank.
d. Menyusun Laporan Bulanan dan rekonsiliasi Kas Bulanan dengan unit Akuntansi.
e. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
f. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
g. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
h. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
i. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.13 Kaur Verifikasi 1
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Verifikasi Vendor.
b. Melakukan verifikasi pembayaran dan penerimaan keuangan atas kegiatan
Direktorat Operasi.
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
g. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
h. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.14 Kaur Verifikasi 2
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Verifikasi Internal.
b. Melakukan verifikasi pembayaran dan penerimaan keuangan atas kegiatan Non
Direktorat Operasi.
c. Melakukan monitoring SPK yang pembayarannya lebih dari satu kali.
d. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
e. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
f. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
h. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.15 Kaur Pengelolaan Dana
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Pengelolaan Dana.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Pengelolaan Dana.
c. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
Investasi (RKAP) unitnya.
d. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
e. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP
f. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
g. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.3.16 Kaur Perencanaan Keuangan
a. Memimpin, mengelola dan merencanakan kegiatan Perencanaan Keuangan.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Perencanaan Keuangan.
c. Menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan
d. Menetapkan, menerapkan, memelihara, mendokumentasikan dan meningkatkan
Sistem Manajemen Terintegrasi mengenai aspek Lingkungan (ISO 14001), Mutu
(ISO 9001) dan SMK3 untuk kegiatan, produk dan jasa di unit kerjanya.
e. Merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan kegiatan yang berhubungan
dengan Implementasi SAP.
f. Melaksanakan tugas-tugas khusus atau tambahan yang diberikan oleh atasan.
g. Melaksanakan Pembinaan Karyawan di Unitnya.
2.4 Aspek Kegiatan PT.INTI
PT. INTI (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada
dibawah pengelolaan industri telekomunikasi sinergis (BPIS) yang bergerak dibidang
peralatan telekomunikasi. PT. INTI (Persero) merupakan salah satu badan yang berdiri
sendiri dengan status perusahaan perseroan yang menjelma dari kegiatan dengan
perusahaan telekomunikasi.
Sejak berkembangnya tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan
teknologi informasi (IT), PT. INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang
semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi
kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi teknologi. Sehingga
kini, PT.INTI merupakan perusahaan penyedia barang dan jasa dalam industri
telekomunikasi dan memiliki pelanggan utama para operator besar, seperti Telkom,
merambah perusahaan swasta maupun instansi yang tidak bergerak dalam industri
telekomunikasi namun membutuhkan peralatan maupun jasa telekomunikasi.
PT. INTI (Persero) bergerak dalam bidang manufaktur dan assembling perangkat
telekomunikasi, barang-barang elektonika serta pelayanan jasa instalasi. Sebagian
komponen didatangkan dari luar negeri dalam bentuk Completely Knocked Down (KCD).
Dimana komponennya adalah komponen impor yang selanjutnya dilakukan perakitan
menjadi hasil selesai, dan Semi Knocked Down (SKD), dimana sebagian komponen impor
dari negara yang sama.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut PT. INTI (Persero) bekerjasama dalam
bidang teknik dengan beberapa perusahaan dari negara lain, diantaranya Siemens AG
(Jerman), Japan Radio Co. Ltd (Jepang), Motorola, Ericsson, dan Alcatel. Dalam hal ini
PT. INTI (Persero) telah mampu memproduksi berbagai macam perangkat dan peralatan
serta jasa telekomunikasi yang pemasarannya tidak hanya terbatas pada sektor pemerintah
saja, namun juga melayani sektor umum dan swasta.
PT. INTI (Persero) Bandung telah banyak memproduksi berbagai produk-produk
telekomunikasi maupun alat penunjang peralatan telekomunikasi. Namun dengan seiring
berkembangnya globalisasi terdapat banyak persaingan dengan perusahaan luar, oleh
karena itu PT. INTI (Persero) memutuskan untuk mengembangkan ke bidang probis
properti.
2.4.1 Produk yang dipasarkan oleh Probis Properti
- Menyewakan ruang perkantoran
- Menyewakan kendaraan
- Menyewakan ruang seminar atau pesta
- Menyewakan lahan
2.4.2 Cara Pemasaran Probis Properti
Yaitu dengan cara memberikan penawaran harga kepada publik atau umum dengan
mempromosikan melalui iklan, pembuatan brosur, melalui media cetak atau elektronik
agar melakukan optimasi lahan ruangan dan bidang keuangan untuk persiapan para
42 BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN
4.1Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada Bab III (Tiga) tentang pelaksanaan perhitungan pajak
penghasilan (Pph) pasal 23 oleh PT.INTI Bandung atas sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan pengunaan harta dan jasa pihak lain dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perhitungan
pemotongan pajak penghasilan (Pph) pasl 23 di PT.INTI Bandung telah sesuia dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
4.2 Saran
1) Sebaiknya selalu berkoordinasi dengan vendor karena terdapat beberapa vendor yang
masih belum lengkap memberikan data perusahaan pada pihak pemotong sehingga itu
menjadi penghambat untuk melakukan perhitungan, juga
2) Diharapkan software yang digunakan untuk mencocok an PO dengan WHT Code yaiu
[Type here]
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Landasasn Teori
Pengertian pajak menurut para ahli :
Menurut Moh. Zain yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:22) :
“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan
akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 adalah :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
Dari beberapa definisi pajak di atas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki beberapa
unsur. Unsur-unsur pajak tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang
Merupakan hal yang sangat mendasar, dalam pemungutan pajak harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan.
2) Pajak dapat dipaksakan
Jika tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan maka Wajib Pajak dapat dikenakan tindakan
hukum oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang.
3) Diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah
Pemerintah dalam melaksanakan fungsinya, seperti melaksanakan ketertiban,
[Type here]
diperoleh dari rakyat dalam bentuk pajak digunakan untuk memenuhi biaya atas
fungsi-fungsi yang harus dilakukan pemerintah.
4) Tidak dapat ditunjukkannya kontraprestasi secara langsung
Wajib Pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung dengan apa yang telah dibayarkannya
pada pemerintah. Wajib Pajak hanya dapat merasakan secara tidak langsung bentuk-bentuk
kontaprestasi dari pemerintah.
FUNGSI PAJAK
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:25) :
”Pengertian fungsi dalam fungsi pajak adalah pengertian fungsi sebagai kegunaan suatu
hal. Maka fungsi pajak adalah kegunaan pokok, manfaat pokok pajak. Sebagai alat untuk untuk menentukan politik perekonomian, pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok
dalam meningkatkan kesejahteraan umum”.
Umumnya dikenal dengan 2 macam fungsi pajak yaitu :
1) Fungsi Budgetair
Fungsi budgetair ini merupakan fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal (fiscal function),
yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas
negara yang dilakukan sistem pemungutan berdasarkan undang-undang perpajakan yang
berlaku. Pajak berfungsi sebagai alat untuk memasukkan uang dari sektor swasta (rakyat)
ke dalam kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarka
fungsi inilah pemerintah sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk membiayai
berbagai kepentingan melakukan upaya pemungutan pajak dari penduduknya.
1) Fungsi Regulerend
Fungsi regulerend disebut juga fungsi mengatur, yaitu pajak merupakan alat
[Type here]
fungsi tambahan, karena fungsi regulerend ini hanya sebagai tambahan atas fungsi utama
pajak yaitu fungsi budgetair.
3.1.2 Pajak Penghsailan Pasal 23
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan
bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan
kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Pajak pengahasilan PPh Pasal 23 merupakan salah satu jenis uang muka PPh yang
harus dibayar selama tahun berjalan oleh Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak
Bentuk Usaha Tetap (BUT) melalui sistem pemotongan apabila mereka melakukan
transaksi yang menimbulkan penghasilan berupa penghasilan dari modal atau penghasilan
dari jasa tertentu.
Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 23 (objek pajak PPh Pasal 23) sesuai dengan
Pasal 23 UU No.36 tahun 2008, yaitu :
1) Dividen, berupa :
a. Pembagian laba, baik secara langsung dan tidak langsung, dengan nama dan dalam
bentuk apapun;
b. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;
c. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
d. Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang
[Type here]
e. Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
f. Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
g. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan
sebagai biaya usaha.
2) Bunga termasuk premiun, diskonto, yang merupakan bunga antarpinjaman dari Wajib
Pajak badan ke Wajib Pajak badan, Wajib Pajak badan ke Wajib Pajak Orang Pribadi atau
sebaliknya, serta bunga obligasi yang tidak dijual kepada bursa efek dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;
3) Royalti, berupa :
a. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta dalam bidang kesusastraan,
kesenian/karya ilmiah, paten, desain/model, rencana, merk dagang, atau bentuk hak
kekayaan intelektual atau hak serupa lainnya;
b. Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial,
komersial/ilmiah;
c. Pemberian pengetahuan/informasi dalam bidang ilmiah, teknikal, industrial/komersial
d.Penggunaan/hak menggunakan film gambar hidup, film/pita video untuk siaran televisi,
atau pita suara untuk siaran radio.
4) Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak
[Type here]
orang pribadi yang berasal dari penyelenggara kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan
suatu kegiatan, yang diberikan kepada semua pembeli/konsumen tanpa diundi dan hadiah
diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang jasa;
5) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; Pengertian sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah penghasilan yang diterima
atau diperoleh sehubungan dengan kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan
harta selama jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis
sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima hak selama jangka waktu
yang telah disepakati.
6) Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan
dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.
Pemotong PPh Pasal 23 adalah badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,
Bentuk Usaha Tetap (BUT), penyelenggara pemerintah, atau perwakilan perusahaan luar
negeri harus memotong PPh sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto, dan 2%
(dua persen) dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali yang telah dikenakan Pph Pasal 4(2)final.
Lima belas persen (15%) dari jumlah bruto atas :
1) Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
2) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;
[Type here]
4) Hadiah dan penghargaan lain selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 (yang dibayarkan
oleh perusahaan, badan, dan penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran
sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan);
Dua persen (2%) dari jumlah bruto atas :
1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa
atas tanah dan/atau bangunan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat
final sebagaimanadiatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh;
2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan dan jasa lainnya yaitu :
a. Jasa penilai;
b. Jasa Aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan laporan keuangan;
d. Jasa perancang;
e. Jasa pengeboran di bidang migas kecuali yang dilakukan oleh BUT;
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain
migas;
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja
[Type here]
m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan
KSEI dan KPEI;
n. Jasa kustodian/penyimpanan-/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI;
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
p. Jasa mixing film;
q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik,telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel, selain yangdilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnyadi bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atausertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
s. Jasa perawatan / pemeliharaan / pemeliharaan mesin,peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, dan/atau TVkabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yangruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyaiizin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
t. Jasa maklon
u. Jasa penyelidikan dan keamanan;
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
w. Jasa pengepakan;
x. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalammedia massa, media luar
ruang atau media lain untukpenyampaian informasi;
[Type here]
z. Jasa kebersihan atau cleaning service;
Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh
badan pemerintah, subjek paajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha
tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri
atau bentuk usaha tetap.
Apabila Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tidak memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif yang seharusnya berlaku.
Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan juga pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan
secara desentralisasi, artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau terutangnya
penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 23, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
pengawasan terhadap pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 tersebut (Siti Resmi,
2011:307).
Dalam Pasal 23 ayat 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, pemotongan pajak PPh pasal 23 tidak dilakukan atas :
a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak
opsi;
c. Dividen yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam
[Type here]
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan
syarat :
1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
2) Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah
yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen
paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan
harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut;
d. Bunga obligasi yang diterima selama atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5
(lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaanatau pemberian izin usaha;
e. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer, yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi;
f. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
g. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang
berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan
[Type here]
3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.2.1.1 Prosedur Perhitungan Pph 23 pada PT.INTI Bandung
1) Vendor memberikan surat pesanan (purchase order ) ke bagian logistik
2) kemudian bagian logistic memberikan kepada bagian keuangan divisi
pajak untuk dihitung Pph 23.
3) Bagian pajak memverivikasi dan membuat perhitungan Pph 23 .
4) Apabila terjadi kesalahan atau kelengkapan Purchase Order belum
memenuhi standar kelengkapan, bagian pajak akan mengembalikan
Purchase Order ke bagian logistk.
5) Apabila sudah lengkap lalu di input ke aplikasi SPT untuk dikirim ke
DJP.
6) Membuat bukti potong.
7) Bukti potong diserahkan kepada Vendor.
3.2.1.2 Hambatan yang terjadi di lapangan
1) Beberapa vendor sering lupa menyerahkan data perusahaan yang berisi
nama perusahaan, NPWP dan nomer seri faktur pajak.
2) Pada saat menyamakan purchase order dengan daftar WHT code
[Type here]
3.2.1.3 Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan
1) Selalu kordinasi dengan vendor untuk selalu mengirimkan data yang
lengkap
2) Berkomunikasi ke bagian logistic yang membuat purchase order.
3.2.2 Pembahasan kerja praktek
3.2.2.1 Prosedur perhitungan Pph pasal 23 pada PT.INTI Bandung.
Untuk perhitungan Pph 23 sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu
peraturan Dirjen Pajak PER-70/PJ/2007, dalam peraturan tersebut telah
ditentukan besarnya tariff efektif untuk jenis jasa yang digunakan, sehingga
perusahaan dapat menghitung berapa besarnya tariff yang dikenakan atas
jasa yang dibeli dengan hanya melihat pada peraturan tersebut.
Adapun dokumen yang digunakan untuk menghitung Pph 23 ini,
yaitu berupa surat pesanan (purchase order ) yang diajukan oleh vendor
kepada PT.INTI , dan setelah itu dibuatkan bukti potong.
Perusahaan pun menggunakan beberapa software untuk
memudahkan para pegawainya memeriksa surat pesanan (purchase order)
yaitu menggunakan software SAP Log On yang digunakan untuk
memudahkan pengelompokan PO (Purchase Order).
3.2.2.2 Hambatan yang terjadi di lapangan
Dalam melakukan pemeriksaan PO (Purchase order ) salah satu
[Type here]
persusahaan, NPWP, nomer seri faktur pajak, dan juga sering terjadinya
ketidak cocokan saat melakukan pengelompokan PO pada WHT Code.
3.2.2.3 Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan
Selalu koordinasi dengan vendor untuk selalu melengkapi data
perusahaan agar pada saat pemeriksaan tidak terjadi kesalahan. Bila terjadi
ketidakcocokan antara PO dengan WHT Code melakukan Koordinasi
PENGHASILAN PASAL 23
PADA PT. INTI BANDUNG
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek pada
Program Studi Akuntansi Strata Satu
Oleh :
DANU ANDITO
21112058
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
iii Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 2
1.3 Kegunaan Kuliah Kerja Praktek ... 3
1.3.1 Kegunaan Praktis ... 3
1.3.2 Kegunaan Akademis ... 3
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 3
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 3
iv BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT Industri Telekomunikasi (INTI) ... 6
2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan PT.INTI ... 13
2.3.Uraian Tugas Perusahaan ... 14
2.4 Kegiatan Perusahaan ... 28
BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori ... 30
3.1.1 Fungsi Pajak ... 31
3.1.2 Pajak Penghasilan Pph 23 ... 32
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 39
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 39
3.2.2.1 Prosedur Pelaksanaan Perhitungan Pph 23 ... 39
3.2.2.2 Hambatan yang terjadi di lapangan ... 39
3.2.2.3 Upaya Yang Telah dilakuakan Perusahaan Untuk mengatasi Hambatan ... 40
v
3.2.2.2 Hambatan yang Terjadi di Lapangan ... 40
3.2.2.3 Upaya yang di lakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan ... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 42
4.2 saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
vii
Lampiran 2 Jawaban Kesediaan Kuliah Kerja Praktek...46
Lampiran 3 Daftar Kehadiran Mahasiswa ...47
Lampuran 4 Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek ...48
Lampiran 5 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Perusahaan ...49
Lampiran 6 Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari dosen Pembimbing ...50
Lampiran 7 Lampiran Pasal 23 ...51
Lampiran 8 Pph 4(2) ...52
Lampirab 9 Purchase order 1 ...53
Lampiran 10 Purchase order 2 ...54
Lampiran 11 Purchase order 3 ...55
Lampiran 12 Purchase order 4 ...56
Lampiran 13 faktur pajak ...57
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo,2003,Perpajakan, penerbit Andi,Jakarta
Markus Muda & lalu Henry Yujana, (2002), Pajak Penghasilan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Universitas Pasundan Fakultas Ekonomi, Panduan Kuliah Praktek Kerja, Penerbit: Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.
Waluyo, Wirawan B Ilyas, 2003, Perpajakan Indonesia, penerbit Salemba Empat, Jakarta.
http://www.inti.co.id/index.php/who-we-are/visi-misi diakses selasa, 22 September 2015
http://www.pajak.go.id/ diakses kamis, 8 Oktober 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Danu Andito
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 11 November 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah :Jl.Pasang No 21 RT/RW 03/05 Kel.Cihapit
Kec.Bandung Wetan Kota Bandung.
Telepon : 088808113954
E-mail : anditodanu@gmail.com
Pendidikan Formal
Tahun 1998-2000, TK Aselia Bandung
Tahun 2001-2007, SDS Priangan
Tahun 2007-2009, SMP Negeri 22 Bandung
Tahun 2010-2012, SMA Kartika Siliwangi XIX-I Bandung
Tahun 2012-sekarang Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Yang Menyatakan
DANU ANDITO
i
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya, dan atas petunjuk dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan sebagai hasil dari Kuliah Kerja Praktek (KKP) tersebut dengan judul “TINJAUAN ATAS
PELAKSANAAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT.INTI
BANDUNG.”Laporan ini disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
yang penulis laksanakan di kantor PT. INTI (Persero) Bandung.
Dalam penyusunan Laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu
penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar laporan ini dapat
tersusun dengan lebih baik.
Selama penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak , baik berupa dorongan moril maupun materil. Sehingga, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Utama Universitas Komputer Indonesia
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia
3. Dr.Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia
4. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku dosen wali ak3 Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia
5. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku koordinator kerja praktek Universitas
ii
7. Staf Dosen Pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman serta dukungan
kepada penulis selama kuliah
8. Kepada Pak Rachmat Sugiarto , Pak Aan Rusmawan dan Pak Suhendra Salim yang telah
membantu penulis selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT INTI
9. Staf PT INTI bagian keuangan dan Pajak yang telah membantu penulis dalam mendapatkan
data-data instansi dan pengalaman kerja selama di PT INTI
10. Kedua orang tua, yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam
menyusun laporan Kuliah kerja Praktek (KKP) ini
11. Sekretariat Jurusan Akuntansi Unikom yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek ini
12. Untuk teman-teman ak3 yang selama ini sama-sama berjuang dan memberikan
masukan-masukan yang sangat berarti bagi penulis
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu
penulis dengan segala keikhlasan dan kesabarannya dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja
Praktek ini.
Bandung, November 2015
Penulis,