• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaranterhadap Keputusan Pembelian Konsumen Es Dawet Cah Mbanjar Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaranterhadap Keputusan Pembelian Konsumen Es Dawet Cah Mbanjar Medan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARANTERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

ES DAWET CAH MBANJAR MEDAN

OLEH

FRANSISKA N BANGUN 080502097

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PADA ES DAWET CAH MBANJAR MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran (marketing mix) terhadap keputusan pembelian pada es dawet cah mbanjar. Bauran pemasaran sebagai variabel independen diturunkan menjadi empat subvariabel yaitu : Produk, Harga, lokasi, dan Promosi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Strategi Bauran Pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada es dawet cah mbanjar.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan kuesioner kepada konsumen es dawet cah mbanjar sebanyak 67 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yaitu melalui uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji-F, strategi bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada es dawet cah mbanjar. Berdasarkan uji-t, subvariabel produk mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian padaes dawet cah mbanjar.

(3)

ABSTRACT

MARKETING MIX STRATEGIC ANALYSISON PURCHASE DECISIONSIN ES DAWET CAH MBANJAR MEDAN

This research aims to identify and analyze the effect of the marketing mix to the purchasing decision is es dawet cah mbanjar. Marketing mix as the independent variable was lowered to four subvariabel, are: Product, Price, Place, and Promotions. The hypothesis of this study is Marketing Mix Strategy which consists of product, price, place, and promotion gives effect on purchase decisionin es dawet cah mbanjar medan.

This research is classified as associative research. Primary data collection techniques were being done by interviews and questionnaires to 67 consumers of. Es dawet cah mbanjar. Data analysis methods which is been used in this research is descriptive analysis and quantitative approach through the classical assumption test, multiple regression analysis and hypothesis testing.

The results of this study based on the F-testindicate that the marketing mix has positive and significant impact on purchasing decisions ines dawet cah mbanjar. Based on t-test, subvariableProduct has a dominant influence on purchasing decisions on es dawet cah mbanjar medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan, yang senantiasa memberikan kasih, hikmat dan penyertaanNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Es Dawet Cah Mbanjar Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada orangtua tercinta Irwan Petrus Bangun Dan Lasni A. Sagala yang senantiasa mendoakan dan mendukung dengan kasih, serta atas pengorbanan materil yang tak dapat penulis bayangkan. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan moril dan materil, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Dra. Ulfah, MS sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.

5. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Kak Citra maria, Lidya Bangun, Erika Bangun, Christa Bella, Meilan Sari Sagala atas doa dan dukungan selama ini.

8. Tulang Rudi, tulang dan nantulang mei, tulang dan nantulang putri yang telah memberikan dukungan tak terduga selama penulis menjalani masa perjuangan.Terkhusus buat Op.Erickson Doli Dan Op.Erickson Boruatas dukungan moril kehidupan dari sejak kecil yang tak bisa penulis lupakan. 9. Teman-teman terbaik terkhusus kepada kak stefani,gaby, mispa, rika, rahel,

resmina yang tetap mendukung kehidupan masa perkuliahan dan mendoakan penulis selama skripsi., teman Manajemen’08 celiq, tari, hesty, eva dan teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas suka dan duka yang telah kita lewati bersama.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, terkhusus kaum intelektual.

Medan, April 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 Definisi UMKM (Usaha Kecil, dan Menengah) ... 8

2.1.2 Teori tentang Pemasaran dan Bauran Pemasaran ... 10

2.1.2.1Pengertian Pemasaran ... 10

2.1.2.2Pengertian Bauran Pemasaran ... 12

2.1.2.2.1Produk (Product) ... 12

2.1.2.2.2Harga (Price) ... 16

2.1.2.2.3Lokasi (Place) ... 18

2.1.2.2.4Promosi (Promotion) 19 2.1.3 Perilaku Konsumen...21

2.2Penelitian Terdahulu ... 27

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

2.1 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional... 32

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 33

3.5 Skala pengukuran Variabel ... 35

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.7 Jenis Data ... 38

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 38

(7)

3.10 Metode Analisis Data...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.1.2 Struktur Organisasi ... 48

4.1.3 Karakteristik Responden ... 49

4.1.4 Uji Validitas ... 52

4.1.5 Reliabilitas Instrumen ... 54

4.1.6 Analisis Deskriptif Variabel ... 54

4.1.7 Uji Asumsi Klasik ... 63

4.1.8 Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

4.1.9 Uji Hipotesis ... 72

4.2 Pembahasan ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Keuntungan Yang Diperoleh Es Dawet Cah Mbanjar ... 5

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 35

Tabel 3.2 Instrument Skala Likert ... 36

Tabel 4.1 karakter responden berdasarkan jenis kelamin ... 50

Tabel 4.2 karakter responden berdasarkan usia ... 51

Tabel 4.3 karakter responden berdasarkan pendidikan ... 52

Tabel 4.4 uji validitas ... 53

Tabel 4.5 uji realibilitas ... 54

Tabel 4.6 distribusi tanggapan responden terhadap sub variabel Produk (x1)... 55

Tabel 4.7 distribusi tanggapan responden terhadap sub variabel Harga (x2) ... 57

Tabel 4.8 distribusi tanggapan responden terhadap sub variabel Lokasi (x3) ... 58

Tabel 4.9 distribusi tanggapan responden terhadap sub variabel Promosi (x4) ... 60

Tabel 4.10 distribusi tanggapan responden terhadap sub variabel Keputusan pembelian (Y) ... 61

Tabel 4.11 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 66

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... 69

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan (uji-F) ... 73

Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial (uji-t) ... 76

Tabel 4.16 Hasil Uji Determinasi ... 78

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 24

2.2 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 struktur organisasi ... 49

4.2 grafik histogram normalitas ... 64

4.3 Normal P-Plot of Regression Standarized Residual ... 65

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.lampiran Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

PENGARUH ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PADA ES DAWET CAH MBANJAR MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran (marketing mix) terhadap keputusan pembelian pada es dawet cah mbanjar. Bauran pemasaran sebagai variabel independen diturunkan menjadi empat subvariabel yaitu : Produk, Harga, lokasi, dan Promosi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Strategi Bauran Pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada es dawet cah mbanjar.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan kuesioner kepada konsumen es dawet cah mbanjar sebanyak 67 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif yaitu melalui uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji-F, strategi bauran pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada es dawet cah mbanjar. Berdasarkan uji-t, subvariabel produk mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian padaes dawet cah mbanjar.

(12)

ABSTRACT

MARKETING MIX STRATEGIC ANALYSISON PURCHASE DECISIONSIN ES DAWET CAH MBANJAR MEDAN

This research aims to identify and analyze the effect of the marketing mix to the purchasing decision is es dawet cah mbanjar. Marketing mix as the independent variable was lowered to four subvariabel, are: Product, Price, Place, and Promotions. The hypothesis of this study is Marketing Mix Strategy which consists of product, price, place, and promotion gives effect on purchase decisionin es dawet cah mbanjar medan.

This research is classified as associative research. Primary data collection techniques were being done by interviews and questionnaires to 67 consumers of. Es dawet cah mbanjar. Data analysis methods which is been used in this research is descriptive analysis and quantitative approach through the classical assumption test, multiple regression analysis and hypothesis testing.

The results of this study based on the F-testindicate that the marketing mix has positive and significant impact on purchasing decisions ines dawet cah mbanjar. Based on t-test, subvariableProduct has a dominant influence on purchasing decisions on es dawet cah mbanjar medan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perhatian pada pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan makna tersendiri pada usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi serta dalam usaha menekan angka kemiskinan suatu negara. Pertumbuhan dan pengembangan sektor UKM sering diartikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan, khususnya bagi negara-negara yang memiliki income perkapita yang rendah. Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, tiga tahun pasca krisis tahun 1997 saja sektor UKM telah mampu memberikan kontribusi yang mengesankan, yaitu dalam total pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2000 sebesar 4,9 persen, sebanyak 2,8 persen berasal dari pertumbuhan sektor UKM (Primiana, 2009 :49 ).

(14)

modernisasi usaha-usaha yang bersifat tidak saling berkompetisi, sertamampu mendorong terciptanya sektor swasta sebagai sektor ekonomi yang efisien.

Seiring dengan semakin banyak wirausaha yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka yang perlu diperhatikan para wirausaha adalah bagaimana menciptakan keunikan dari produk dan jasa yang ditawarkan, serta dapat memberikan kepuasan kepada para konsumennya. Bila kepuasan konsumen telah terpenuhi maka terjadilah suatu transaksi yang berulang-ulang secara terus-menerus, dimana konsumen merasa adanya value dari sebuah harga yang ditawarkan.

Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha minuman mengalami perkembanganyang pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan minumansebagai kebutuhan primernya,terlebih lagi dengan temperatur udara di kota Medan yang cenderung panas. Hal ini membuat permintaan konsumen terhadap minuman-minuman yang dingin cukup tinggi. Fluktuasi ekonomi yang terjadi di Indonesia ternyatatidak mempengaruhi perkembangan industri minuman, kecenderungan ini dapat dilihat daribanyaknya bisnis minuman yang dibuka mulai dari yang berskala kecil, sedang,hingga berskala besar dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakatakan minuman.

(15)

demikian semakin ketat pula persaingan pemilik usaha dalam menarik minat konsumen.

Berdasarkan adanya perubahan-perubahan pada perilaku konsumen, dan semakin kuatnya persaingan dalam menjaring pangsa pasar, pemilik usaha dituntutuntuk harus mampu memperhatikan dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian berusaha untuk dapat memenuhinya. Dalam hal mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, pemilik usahaharus peka terhadap perubahan dan perkembangan perilaku konsumen. Sehinggapemilik usaha dapat membuat strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produknya dan akan memberikan suatu ketertarikan kepada konsumen untukmembeli produknya, sehingga dapat memberikan keuntungan dan akan membuat usaha tersebut dapat bertahan dari persaingan yang ada.

Es Dawet Cah Mbanjar merupakan salah satu usaha yang unik dengan menggunakan konsep tradisional kuliner khas Indonesia yang telah dikenal dengan berbagai tambahan resep sehingga terasa baru dan menarik minat masyarakat. Es Dawer cah Mbanjar dikelola secara tradisional namun tetap memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketingmix).

(16)

Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P” : Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion ( promosi). (Kotler, 2008 : 62).

Satu hal terpenting dalam pemasaran produk UKM adalah memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan agar tidak kalah bersaing dengan produk lainnya.Pemilik Es Dawet cah Mbanjar selalu mengontrol kualitas bahan pokok yang akan digunakan sebagai bahan baku es dawet dengan bahan yang baik dan terjamin kebersihannya. Sehingga Es dawet cah Mbanjar dapat menghasilkan Produk minuman yang baik dan terjamin kualitas rasanya. Harga yang ditawarkan Es dawet Cah Mbanjar sangat terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, yaitu Rp.3000,- untuk satu gelas Es dawet. Sehingga es dawet cah mbanjar dapat menjadi pilihan yang tepat oleh segala lapisan masyarakat karena produk yang berkualitas dengan harga terjangkau.

(17)

Tabel 1.1

Keuntungan yang diperoleh Es Dawet Cah Mbanjar

Bulan Jumlah Keuntungan

Januari Rp. 27.250.000,-

Februari Rp. 27.600.000,-

Maret Rp. 28.000.000,-

April Rp. 28.000.000,-

Mei Rp. 28.300.000,-

Sumber : Data Penjualan Es dawet cah Mbanjar, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa Es dawet Cah Mbanjar setiap bulannya mengalami peningkatan dalam perolehan laba. Hal ini menunjukkan bahwa Es dawet Cah Mbanjar terbukti mampu bersaing dengan usaha minuman lainnya yang berada di daerah sekitar. Hal ini juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan Es dawet cah Mbanjar sebagai strategi bersaing.

(18)

Es Dawet Cah Mbanjar telah mendapatkan penghargaan Bank Sumut usaha mikro kecil (UMK) award karena dinilai telah memiliki tempat berproduksi dan manajemen yang sudah terbentuk walaupun masih bersifat home industry. Es Dawet Cah Mbanjar juga sering mengikuti berbagai pameran dimana salah satunya mendapatkan penghargaan menjadi juara dua se-Sumatera pada kegiatan pameran wirausaha muda mandiri yang disponsori oleh Bank Mandiri ( majalah MIX edisi sepuluh pada oktober 2007 ).

Penelitian pra survey dilakukan terhadap 30 responden secara acak untuk mengetahui apakah populasi es dawet cah mbanjar layak untuk diteliti.hasil dari penelitian pra survey, ternyata sebanyak 18 responden pernah melakukan pembelian es dawet cah mbanjar.sehingga, hasil penelitian ini membuktikan bahwa populasi es dawet cah mbanjar layak untuk diteliti.

Berdasarkan uraian diatas dan didukung dengan data yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Analisis Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Es Dawet Cah Mbanjar Medan “.

1.2 Perumusan Masalah

(19)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian adalah:

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran yang terdiridari: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), terhadap keputusan konsumen memilih Es Dawet Cah Mbanjar Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi UKM Es dawet Cah Mbanjar Medan dalammenentukan kebijakan dan pengembangan strategi pemasaran yang sesuai dengan

kebutuhan pasar.

2. Sebagai menambah bahan referensi penelitian bagi Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran khususnya perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Definisi UMKM (Usaha Kecil, dan Menengah)

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UKM yang dikutip dari www.bi.go.id, ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UKM tersebut adalah :

1. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Menengah

(21)

Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menurut UU No. 20 tahun 2008 ini digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh sebuah usaha seperti yang diuraikan sebagai berikut:

1. Usaha Kecil

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

2. Usaha Menengah

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

(22)

membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS), selama ini menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk mendefinisikan kriteria skala usaha. Misalnya, menurut BPS, Usaha Mikro Indonesia (UMI) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang; Usaha Kecil (UK) antara 5 hingga 19 pekerja; Usaha Menengah (UM) dari 20 hingga 99 orang. Perusahaan-perusahaan dengan jumlah pekerja di atas 99 orang masuk dalam kategori Usaha Besar (UB).

2.1.2 Teori tentang Pemasaran dan Bauran Pemasaran 2.1.2.1. Pengertian Pemasaran

Setiap perusahaan tidak lepas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untukdapat memasarkan produk yang dijualnya. Kegiatan pemasaran berhubungan denganmengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia. Sehingga tujuan perusahaandapat tercapai dengan baik.

(23)

Menurut McKenna (dalam Tjiptono, 2008 :13) “marketing is everything and everything is marketing”. Dengan kata lain, pemasaran bukan lagi sekedar departemen atau fungsi manajerial dalam sebuah organisasi. Pemasaran telah menjelma menjadi filosofi dan cara berbisnis yang berorientasi pada pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara efektif, efisien, dan etis sedemikian rupa sehingga lebih unggul dibandingkan para pesaing dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara umum.

Menurut Kotler dan Gary Armstrong (2008: 5), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Oleh karena itu, definisi pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

(24)

2.1.2.2. Pengertian Bauran Pemasaran

Kotler (2005: 25), menyatakan bahwa “Bauran Pemasaran (marketing mix) adalahseperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerusmencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran, alat-alat pemasaran tersebutdiklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut “empat P”:Produk ( product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion)”.

Lamb, et.al.(2001:20) menyatakan bahwa, “Bauran pemasaranadalah paduan strategi produk, promosi, tempat dan harga yang bersifat unik yangdirancang untuk mengahsilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yangdituju”. Namun, menurut Lupiyoadi (2001:28), definisi di atas menggambarkan pengertianbauran pemasaran untuk produk barang nyata. Bauran pemasaran untuk produk barangmencakup 4P; Product, Price, Place, Promotion.Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka variabel bauran pemasaranjasa adalah sebagai berikut:

2.1.2.2.1. Produk (Product)

(25)

Lupiyoadi (2001:37), menyatakan bahwa “Produk merupakan keseluruhan konsepobyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen.Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisikdari produk tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut”.

Stanton (2000:47) menyatakan “Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata(tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga,kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisamemuaskan keinginannya”.

Kotler (2005:69), mengatakan bahwa menurut daya tahan dan wujudnya produk dapatdiklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:

1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujudyang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti birdan sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli,strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakanmarjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orangmencobanya dan membangun preferensi.

(26)

3. Jasa (services) produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudahhabis. Akibatnya produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitaspemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakuppemotongan rambut dan perbaikan barang.

Menurut Sunarto (2004:89), ada lima hal yang harus diperhatikan dalampengembangan produk, sehingga dapat menstimuli konsumen untuk melakukanpembelian. Kelima hal tersebut antara lain adalah:

1) Atribut Produk

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akandiberikan. Manfaat ini dikumunikasikan dalam bentuk atribut produk sepertikualitas, fitur, dan rancangan.

a) Kualitas produk berarti kualitas kerja atau kemampuan produk untukmelaksanakan fungsinya. Perusahaan memilih tingkat kualitas yang sesuaidengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing.

(27)

2) Pemberian Merek (Branding)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, ataukombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikanidentitas dan membedakannya dari penawaran produk pesaing (Kotler, 2000:98).Nama merek membantu konsumen untuk mengidentifikasikan produk yangmungkin menguntungkan mereka. Suatu merek menyampaikan enam makna, yaitu;atribut, manfaat, nilai-nilai, budaya, kepribadian, dan pemakai. Pemberian merekjuga memberikan keuntungan kepada penjual dan membantu penjual untuk

melakukan segmentasi pasar. 3) Pengemasan

Desain dan pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan denganperancangan dan pembuatan wadah (container) dan pembungkus (wrapper) untuksuatu produk. Tujuan penggunaan kemasan meliputi:

(1) sebagai pelindung isi(protection),

(2) untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), (3) memberikan daya tarik (promotion),

4) Pemberian Label

(5) sebagai identitas (image) produk,misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah,

(28)

4) Pemberian Label

Label memiliki beberapa fungsi, antara lain: a) Label mengidentifikasikan produk atau merek.

b) Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk: perusahaan yangmembuat, di mana: dibuat, isinya, bagaimana penggunaannya, dan bagaimanamenggunakannya secara aman.

c) Label mempromosikan produk melalui aneka gambar yang menarik. Dewasaini, label turut pula menyertakan keterangan harga, masa kadaluarsa, dankandungan gizi yang terkandung di dalam produk.

5) Jasa Pendukung Produk

Penawaran perusahaan kepada pasar biasanya meliputi beberapa jenis jasa, yangdapat menjadi bagian dari penawaran total. Perusahaan menggunakan jasapendukung produk sebagai alat untuk memperoleh keunggulan kompetitif.Perusahaan harus merancang produk dan jasa pendukungnya untuk memenuhikebutuhan pelanggan secara menguntungkan.

2.1.2.2.2 Harga (Price)

(29)

jauh pelayanan jasa dinilai olehkonsumen, dan juga dalam proses membangun citra”.

Peter dan Olson (2000 :79) menyatakan “Harga adalah satu-satunya elemen yangberkaitan dengan pendapatan”. Sedangkan Kotler (2005:77), mendefinisikan hargasebagai “Sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilaiyang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki ataumenggunakan barang dan jasa”.

Tjiptono (2002: 87) menyatakan bahwa, “Harga dapat ditetapkan dengan berbasis padapermintaan. Metode ini menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi seleradan frekuensi pelanggan. Permintaan pelanggan ini didasarkan pada berbagaipertimbangan antara lain:

(1) Kemampuan pelanggan untuk membeli (daya beli); (2) Kemauan pelanggan untuk membeli;

(3) Posisi suatu produk dalam gaya hiduppelanggan;

(4) Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan; (5) Harga produk-produk subsitusi;

(6) Sifat persaingan non harga;

(7) Perilakukonsumen secara umum; dan (8) Segmen-segmen dalam pasar.

(30)

1) Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepadapembeli sebagai penghargaan dari aktivitas tertentu dari pembeli yangmenyenangkan bagi penjual.

2) Allowence merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (list price)kepada pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukanpembeli.

3) Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen sehubungan dengan biaya transportasi produk dari penjualkepada pembeli (Tjiptono, 2002:90).

Stanton (2000:103) menyatakan bahwa Persepsi konsumen terhadap kualitas berubah-ubahseiring dengan perubahan yang terjadi pada harga. Semakin tinggi hargasuatu produk semakin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsi oleh konsumen.Konsumen mempunyai persepsi seperti ini pada saat mereka tidak memilikipetunjuk lain mengenai kualitas produk selain harga. Padahal persepsi kualitasdapat juga dipengaruhi oleh reputasi toko, periklanan, dan variabel lainnya.Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian valuekepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumenuntuk membeli. Dalam menetapkan harga, harus sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan. Harga memainkan peran yang penting dalambauran pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan bagibisnis.

(31)

Tempat (place) dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusanatas saluran distribusi. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dantingkat interaksi yang terjadi. Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggantersebut terdiri dari pelanggan mendatangi penyedia jasa, penyedia jasa mendatangipelanggan, atau penyedia jasa dan pelanggan mentransaksikan bisnis dalam jarakjauh.

Menurut Payne (2001:90), “Tempat yang digunakan untuk memasok jasa kepadapelanggan sasaran merupakan bidang keputusan kunci. Keputusan-keputusantempat (lokasi dan saluran) meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaianjasa kepada pelanggan dan di mana jasa harus ditempatkan”. Sedangkan Zeithamldan Bitner (dalam Yazid, 2001:79) menyatakan bahwa “Faktor-faktortempat/distribusi yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari: jenis saluran,perantara, lokasi outlet, transportasi, penyimpanan dan mengelola saluran”.

Tujuan dari penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan adalah agar dapatberoperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Dalam memilih lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yangmempengaruhi biaya, kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan.

2.1.2.2.4. Promosi (Promotion)

(32)

mengenalproduk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudianmembeli dan selalu ingat akan produk tersebut.Menurut Alderson dan Green (dalam Sastradipoera, 2003:85), bahwa promosi adalah“Setiap upaya pemasaran yang fungsinya untuk memberikan informasi ataumeyakinkan konsumen aktual atau potensial mengenai kegunaan suatu produk ataujasa (tertentu) dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan ataumemulai pembelian produk atau jasa perusahaan pada harga tertentu”.

Menurut Zeithaml dan Binner (dalam Yazid, 2001:99), faktor-faktor promosi yangterdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari: tenaga penjualan atau pelayanan,jumlah seleksi, pelatihan, insentif, target, jenis media dan periklanan, serta bauranpromosi (periklanan, sales promotion, personnal selling, dan publisitas).

Menurut Kotler (2004:88), promosi terdiri dari 4 (empat) alat utama, yaitu: 1) Periklanan

Segala bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasamelalui media tertentu yang dibayar oleh sponsor tertentu.

2) Penjualan

Terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangkapendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat atau lebih besar dari suatu produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangantersebut.

(33)

Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif denganpelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi perusahaan juga harus berhubungandengan kumpulan kepentingan publik yang besar.

4) Penjualan Personal

Kiat yang paling efektif dalam menyederhanakan operasional kerja terutamadalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan.

2.1.3Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku erat dihubungkan dengan permasalahan manusia. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi di dalam kotak hitam pembeli antara rangsangan dari luar dengan keputusan pembelian pembeli. Perilaku konsumen adalah tindakan yang terlibat langsung dalam menempatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan prosuk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi,2003:3).

(34)

mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen di masa yang akan datang.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam dirinya dan faktor-faktor yang ada diluar dirinya. Menurut Setiadi (2003 :11) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut :

a. Faktor Budaya

Budaya adalah penentu yang mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Seseorang akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, prefensi, dan perilaku melalui proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Itulah sebabnya jika-jika makhluk lain bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia dipelajari.

b. Faktor Sosial

(35)

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi maksudnya adalah faktor yang meliputi usia dan tingkat daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Dalam faktor usia dan tahapan dalam siklus hidupnya, orang-orang dewasa biasanyamengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Dalam faktor pekerjaan, pekerjaan dapat membentuk kelompok-kelompok yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan untuk menabung. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang karena gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Faktor terakhir yang mempengaruhi konsumen dari faktor pribadi yaitu Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian dan konsep diri adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respon nyata terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

d. Faktor Psikologis

(36)

untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sedangkan proses belajar menjelaskan prubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Terakhir adalah keyakinan dan sikap yaitu suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseoarang terhadap sesuatu.

3. Model Perilaku Konsumen

Pengaruh pertama dalam pemelihan konsumen adalah stimuli. Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan proses informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari iklan, tema atau dari pengalamannya sendiri. Pengarug kedua datang dari konsumen itu sendiri yang meliputi persepsi, sikap, dan manfaat yang dicarinya, serta karakteristik konsumen itu sendiri. Pengaruh ketiga atas kepuasan konsumen adalah respon konsumen yaitu hasil akhir dari keputusan konsumen (Simamora,2001 :226).

4. Proses pengambilan keputusan

(37)

Gambar 2.1

Proses pengambilan keputusan

Sumber : Setiadi (2003 : 16)

Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi yang sebenarnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat berasal dari rangsangan internal yaitu yang berasal dari kebutuhan dasar dari seseorang seperti rasa lapar, dan dahaga dapat juga berasal dari rangsangan eksternal seperti seseorang melewati toko roti dan melihat roti yang sedang dibakar dan merangsang rasa laparnya.

2. Pencarian informasi

Seseorang yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibedakan atas dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang biasa-biasa saja yang disebut perhatian yang menigkat. Proses pencarian informasi yang kedua adalah pencarian informasi yang lebih aktif dapat dilakukan dengan mencari bahan-bahan bacaan, bertanya kepada teman-teman dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

Secara umum konsumen menerima informasi yang paling banyak dari sumber-sumber komersial yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh pasar.

(38)

3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal digunakan oleh konsumen atau bahkan oelh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Kebanyakan model evaluasi konsumen bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

Menurut Engel, et al (2001 : 176) ada tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi yaitu:

a. Harga yaitu yang paling sering digunakan sebagian besar konsumen sebagai bahan evaluasi produk. Bagi sebagian penduduk Indonesia yang berpenghasilan rendah , maka harga merupakan faktor utama dalam mempertimbangkan produk atau jasa. Konsumen pun sangat sensitif terhadap harga.

b. Merek yaitu mana yang penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek-merek yang lama yang sudah dikenal oleh konsumen telah menjadi suatu citra bahkan menjadi status bagi produk tersebut. Maka tidak mengherankan jika merek dijadikan sebagai bahan evaluasi suatu produk. c. Asal negara : Konsumen Indonesia dikenal sebagai konsumen yang

menyukai produk import. Mereka menganggap produk impor lebih berkualitas dibandingkan produk lokal.

(39)

Keputusan membeli adalah tahap evaluasi konsumen dengan membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan (Setiadi, 2003 : 16). Konsumen juga dapat membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Respon konsumen pasca pembelian tergantung pada tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen dari produk. Kepuasan pembeli merupakan hasil dari kedekatan antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

(40)

Hendra Saputra (2008), Dengan Judul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran TerhadapKeputusan Pembelian Teh Celup Sari Wangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan“. Dengan Penelitian Yang Bertujuan Untuk Mengetahui Faktor Yang BerpengaruhDalam Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran Adalah Produk,Harga, Saluran Distribusi Dan Promosi. Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui Dan Menganalisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sari Wangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan Dan Untuk Mengetahui Variabel Yang Dominan Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Teh Celup Sari Wangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan.

Siti Durry Sholihah (2010) Dengan Judul “Analisis Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran (Marketing Mix Variable) Terhadap Keputusan Pembelian Cengkir Gading (Studi Kasus Studi Kasus Di Perusahaan Rokok Cengkir Gading Nganjuk Jawa Timur)”. Dari Empat Variabel, Hanya Tiga Variabel Yakni Produk, Harga, Dan Saluran Distribusi Memiliki Hubungan Yang Sangat Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Cengkir Gading, Sedangkan Promosi Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian.

(41)

Memiliki Hubungan Yang Positif Dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Agen Perjalanan Hanya Variabel Produk Dan Harga.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).

Pemasaran merupakan seni menjual produk dimana memahami dan mengidentifikasi pelanggan sedemikian rupa adalah tugas utama seorang pemasar untuk mengetahui barang dan jasa apa yang sesuai dengan pelanggannya. Konsep pemasaran, sebagai seni menjual produk dalam mencapai tujuan pemasarn tersebut menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam memciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan pada pasar sasaran yang terpilih ( Kotler, 2007 :6).

Hal ini menjelaskan bahwa menciptakan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan berarti bagaimana cara membujuk konsumen untuk memutuskan pembelian. Mempelajari perilaku konsumen membantu pemasar untuk memahami keputusan pembelian konsumen.

(42)

yang dapatmemuaskan keinginan atau kebutuhan pasarnya. Yang dimaksud dengan produkdalam kaitan ini adalah seperangkat sifat-sifat yang nyata dan tidak nyata yangmeliputi bahan-bahan yang dipergunakan, mutu, harga, kemasan, warna, merek,jasa, dan reputasi penjual”.

Lupiyoadi (2001:77), menyatakan bahwa “Strategi penentuan harga (pricing) sangatsignifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi imageproduk serta keputusan konsumen untuk membeli. Keputusan penetapan harga jugasedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan jasa dinilai olehkonsumen, dan juga dalam proses membangun citra”.

Menurut Payne (2001:90), “Tempat yang digunakan untuk memasok jasa kepadapelanggan sasaran merupakan bidang keputusan kunci. Keputusan-keputusantempat (lokasi dan saluran) meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaianjasa kepada pelanggan dan di mana jasa harus ditempatkan”.

Menurut Alderson dan Green (dalam Sastradipoera, 2003:85), bahwa promosi adalah“Setiap upaya pemasaran yang fungsinya untuk memberikan informasi ataumeyakinkan konsumen aktual atau potensial mengenai kegunaan suatu produk ataujasa (tertentu) dengan tujuan untuk mendorong konsumen baik melanjutkan ataumemulai pembelian produk atau jasa perusahaan pada harga tertentu”.

(43)

disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dipandang sebagai pemecahan masalah.

Rangsangan bauran pemasaran akan memberikan pengetahuan padakonsumen informasi-informasi seputar produk, antara lain keunggulan produk,bentuk, harga, lokasi penjualan, dan sebagainya. Dengan meningkatnya pengetahuanakan produk akan mempengaruhi konsumen dalam bentuk timbulnya keinginan untuk memiliki. Keinginan untuk memiliki ini kemudian akan berlanjut pada tindakan melakukan pembelian atau tidak.

Berdasarkan pemikiran diatas maka kerangka konseptual dapat dibuat secara sistematis sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Durianto dkk (2001), Situmorang (2001), Setiadi (2003), Tjiptono dan chandra(2007) diolah oleh peneliti

Produk (X1)

Harga (X2)

Lokasi/tempat (X3)

Promosi (X4)

(44)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian serta merupakan pernyataan yang paling spesifik(Kuncoro, 2009 : 12).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan atau korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti (Kuncoro, 2009:12). Oleh karena itu pada penelitian ini akan menjelaskan pengaruh Produk (X1), Harga(X2), Lokasi (X3), dan Promosi(X4) terhadap

Keputusan Pembelian(Y)Es Dawet Cah Mbanjar.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor es dawet cah mbanjar di jalan Sei serayu No.9 Medan dan di sekitar pangkalan tempat penjualan es dawet cah mbanjar. 2. Waktu Penelitian

(46)

3.3 Batasan Operasional

Pembatasan penelitian yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan peneliti serta keterbatasan informasi yang diperoleh pada objek penelitian dilakukan untuk menghindari untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisi permasalahan.

Batasan Operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (X) yaitu bauran pemasaran terdiri dari produk (product) sebagai X1, harga (price) sebagai X2, lokasi (place) sebagai X3, dan promosi

(promotion) sebagai X4.

b. Variabel dependen (Y) yaitu keputusan pembelian Es dawet cah mbanjar.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel pada penelitian ini adalah :

1.Variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah : a. Produk (X1)

Produk Merupakan Segala Sesuatu Yang Dapat Ditawarkan Kepada Pasar Untuk Diperhatikan, Dimiliki, Digunakan Atau Dikonsumsi Yang DapatMemuaskan Keinginan Atau Kebutuhan Pasarnya. Produk Dalam Penelitian Ini Adalah Es Dawet Cah Mbanjar.

(47)

Harga AdalahSejumlah Uang Yang Dibayarkan Atas Barang Dan Jasa, Atau Jumlah NilaiYang Konsumen Tukarkan Dalam Rangka Mendapatkan Manfaat Dari Memiliki Atau Menggunakan Barang Dan Jasa. Harga Di Dalam Penelitian Ini Adalah Harga Produk Es Dawet Cah Mbanjar Yang Berkisar Rp.3.000,-/Cup.

c. Lokasi (X3)

Lokasi Adalah Tempat Berlangsungnya Atau Beroperasinya Kegiatan Suatu Usaha Dan Proses Pendistribusian Produk. Lokasi Penjualan Es Dawet Cah Mbanjar Terletak Di Beberapa Lokasi Jalan Di Kota Medan.

d. Promosi (X4)

Promosi Adalah Setiap Upaya Pemasaran Yang Fungsinya Untuk Memberikan Informasi AtauMeyakinkan Konsumen Actual Atau Potensial Mengenai Kegunaan Suatu Produk AtauJasa (Tertentu) Dengan Tujuan Untuk Mendorong Konsumen Baik Melanjutkan AtauMemulai Pembelian Produk Atau Jasa Perusahaan Pada Harga Tertentu. Promosi Yang Dilakukan Oleh UKM Es Dawet Cah Mbanjar Antara Lain Melalui Publisitas, Penjualan Langsung Dan word of mouth.

e. Keputusan Pembelian (Y)

(48)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala pengukuran

Variabel Produk

Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa.

1. Harga terjangkau 2. Kepastian harga

3. Harga sesuai

1. Lokasi strategis 2. Penataan barang

dagangan

(49)

Keputusan

3.5. Skala Pengukuran Variabel

(50)

Menurut Sugiyono (2006:72), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan“. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Es Dawet Cah Mbanjar yang jumlahnya tidak teridentifikasi (unidentified) dan pernah melakukan pembelian produk es dawet cah mbanjar sebelumnya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010 : 118). Oleh karena Konsumen ES dawet cah Mbanjar yang pernah melakukan pembelian es dawet cah mbanjar tidak diketahui jumlahnya, Sehingga untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus unidentified sampel dari Supramono (2003:63).

=

��

(

)(

)

Keterangan

:

n

=

jumlah sampel

Za = nilai standard normal yang jumlahnya tergantung a Bila a = 0,05 maka Z = 1,67

Bila a = 0,01 maka Z = 1,96 p = Estimasi proporsi populasi

q = 1-p

(51)

berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan kepada 30 orang responden secara acak, 18 orang diantaranya memenuhi kriteria mengetahui produk es dawet

cah mbanjar dan pernah mengkonsumsi es dawet cah mbanjar:

�= (�,��

)(,��)(,��)

�,��

n = 66,93 = 67 orang

Teknik pengambilan Sampel diambil dengan accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan responden yang kebetulan ada atau tersedia yang dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data (Notoadmojo, 2005 : 89). Pada penelitian ini, kriteria sampel yang ditentukan adalah Konsumen yang sudah pernah membeli Es dawet cah Mbanjar sebelumnya.

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu : 1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap sampel yang berisikan daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

(52)

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan dua teknik pengumpulan data yaitu :

1.Daftar Pertanyaan (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu konsumen Es dawet cah Mbanjar yang sudah melakukan pembelian langsung di lokasi yang menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini

2.Wawancara Langsung

Wawancara secara langsung dilakukan untuk memperjelas jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh sampel penelitian.

3.Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data atau dokumen yang mendukung penelitian.

3.9. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner layak digunakan sebagai intrumen penelitian. Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang baik adalah intrumen yang sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dan dapat menjamin bahwa data yang kita kumpulkan itu sahih ( valid ) dan dapat dipercaya ( reliabel )

(53)

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama menghasilkan data yang tidak berbeda (Situmorang dan Lutfi , 2011:76). Pengujian validitas dan reliabilitas akan dilakukan atas 30 orang konsumen es dawet Cah mbanjar diluar Responden yang telah dijadikan sampel namun termasuk dalam populasi dalam penelitian ini.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17, dengan kriteria menetapkan suatu kuesioner valid adalah sebagai berikut:

1) Jika rhitung> rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2) Jika rhitung< rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

2) Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak

reliabel.

(54)

Analisis deskriptif (Sugiyono, 2006:142) adalah metode yang penganalisaannya dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Uji asumsi klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov terhadap nilai standart residual hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Kolmogrov Smirnov lebih besar dari 0,05(5%), maka data berdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normalitas. Tetapi jika data menyebar di setiap garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji heteroskedastisitas

(55)

suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model yang paling baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji multikolinearitas

Digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka bisa dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable independen. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala ultikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai tolerane >0,1 atau nilai VIF <5, maka tidak terjadi multikolinearitas. (Situmorang,dkk, 2008:104) .

3. Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui hubungan/pengaruh variabel bebas (product, price, place, dan promotion) dan variabel terikat (keputusan pembelian) akan digunakan metode analisis fungsi regresi linier berganda. Kemudian agar hasil penelitian lebih terarah dan teruji maka digunakan bantuan program SPSS (Statistical Programs For Social Science) versi 17.0.Rumusnya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+e

Keterangan:

(56)

a = konstanta

b1,b2, b3 dan b4 = koefisien Regresi Linier Berganda

X1 = Variabel produk (product)

X2 = Variabel harga (price)

X3 = Variabel lokasi (place)

X4= Variabel promosi (promotion)

e = kesalahan pengganggu (standard error)

4. Uji Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah krisis (daerah dimana H0 ditolak).

Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisisnya ada beberapa criteria ketepatan, yaitu:

a. Uji signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya sebagai berikut, yaitu:

H0 : bi = 0 (artinya variabel bebas; variable produk (product), variable harga

(57)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Ha : bi ≠ 0 (artinya variabel bebas: variable produk (product), variable harga

(price), variabel lokasi (place), variabel promosi (promotion) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria Pengambilan

Keputusan (KPK) yaitu:

Ho diterima bila Thitung< Ttabelpada α = 5%

Ho ditolak bila Thitung> Ttabelpada α = 5%

b. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1,b2,b3,b4 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2,b3,b4 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

(58)

H0 diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung> Ftabelpada α = 5%

4. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2≤1). Hal ini berarti, bila R2 semakin besar (mendekati satu), maka menunjukkan pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3,

danX4) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang

digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol), menunjukkan pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, danX4) terhadap variabel

(59)

BAB IV

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

UKM es dawet cah mbanjar adalah perusahaan berskala usaha kecil dan menengah yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran es dawet. Es dawet cah mbanjar beralamat di jalan Sei serayu no.9 Medan. UKM es dawet cah mbanjar telah beroperasi sejak tahun 2007 dibawah kepemilikanadalah Hafiz Khairul Rijal.

Es dawet cah mbanjar melakukan proses produksi sampai dengan penjualan hasil produksi secara independen tanpa bekerja sama dengan pihak manapun, dimulai dari menganalisis kebutuhan pasar, menentukan segmentasi pasar, melakukan proses produksi, pengemasan, menentukan merek, menentukan harga, mendistribusikan produk, dan mempromosikan produk.

(60)

kampus dan sekolah-sekolah. Selain itu, penjualan dilakukan dengan penjualan pintu ke pintu.

Es dawet cah mbanjar telah memiliki merek resmi serta konsumen tersendiri yang membuat produk ini beda dari pesaingnya. UKM es dawet cah mbanjar memiliki kemajuan usaha yang cukup maju, terbukti lewat usaha ini, sang pemilikHafiz Khairul RijalLewat Es Dawet Cah Mbanjar ini,Beliau juga mendapat berbagai penghargaan sebagai berikut :

1.Tahun 2008, terpilih menjadi Pemenang UMK Bank Sumut Award

2.Tahun 2008, terpilih menjadi Pemenang Wirausaha Muda Mandiri

3 Tahun 2010, terpilih menjadi UMK Award dari Departemen Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kamar Dagang Indonesia (KADIN)

4.Tahun 2010, memperoleh ISMBEA Award

5. Tahun 2010, terpilih menjadi Pemuda Pelopor Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara. (www.pemkomedan.go.id)

4.1.2 Struktur Organisasi

(61)

Agar manajemen dapat mengelola organisasi perusahaan secara efektif dan efisien, maka perlu diciptakan suatu organisasi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Struktur organisasi yang disusun harus dapat memberikan suatu gambaran menyeluruh mengenai pembagian kerja serta bidang-bidang pekerjaan dan menetapkan hubungan yang terdapat antara para pekerja maupun bagian-bagian yang ada.

Struktur organisasi UKMes dawet cah mbanjar adalah berbentuk struktur organisasi garis dimana seorang atasan sekaligus pemilik mempunyai sejumlah bawahan tertentu dan setiap bawahan mempunyai uraian tugas khusus masing-masing dan memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada atasan sekaligus pemilik tersebut.

Hafiz Khairul Rijalsebagai pemilik menunjuk 1 orang sebagai manajer pelaksana dan membawahi 4 orang sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Struktur organisasi UKM es dawet cah mbanjar dapat dilihat pada Gambar 4.1. .

Sumber : UKM es dawet cah mbanjar (2015) Gambar 4.1 Hafiz khairul rijal

Pemilik

Yani Manajer Pelaksana

(62)

Struktur organisasi

4.1.3 Karakteristik Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Es Dawet Cah Mbanjar yang jumlahnya tidak teridentifikasi. Sampel yang diambil sebanyak 67 orang berdasarkan rumus Unidentified Sampling, dengan kriteria bahwa sampel adalah Konsumen ed dawet cah mbanjar yang melakukan pembalian lebih dari satu kali.

4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran responden berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 34 50,74

Perempuan 33 49,26

Jumlah 67 100

Sumber : Kuesioner penelitian, 2015 (data diolah)

(63)

dawet cah mbanjar adalah responden berjenis kelamin laki-laki dan selebihnya adalah responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 33 orang atau sebesar 49,26% dari total responden.

4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Gambaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

≤20 36 53,73

21-25 23 34,32

≥26 8 11,95

Jumlah 67 100

Sumber : Kuesioner penelitian, 2015 (data diolah)

(64)

adalah responden yang berusia diatas sama dengan 26 tahun sebanyak 8 orang atau sebanyak 11,95% dari total responden.

4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Gambaran responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SD - -

SMP 3 4,48

SMA/Sederajat 34 50,75

Universitas/Sederajat 30 44,77

Jumlah 67 100

Sumber : Kuesioner penelitian, 2015 (data diolah)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden melewati jenjang pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 34 orang atau sebesar 50,75% dari total responden, berarti konsumen es dawet cah mbanjar yang merupakan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian es dawet cah mbanjar adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/Sederajat, diikuti selanjutnya di tingkat pendidikan Universitas/Sederajat dengan 30 orang atau 44,77% dari total responden.

(65)

Penyebaran kuesioner kepada 30 responden diluar sampel karakteristik yang sama yaitu konsumen es dawet cah mbanjar yang telah melakukan pembelian lebih dari sekali. Instrumen pertanyaan berjumlah 17 butir. Nilai r tabel dengan ketentuan jumlah kasus (df) = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka angka yang diperoleh adalah 0,361. Jika nilai corrected item total correlation > 0,361 maka variabel tersebut valid dan jika nilai corrected item total correlation <0,361 maka variabel tidak valid.

Tabel 4.4

(66)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation lebih besar dari nilai

rtabeluntuk 30 orang konsumen diluar sampel, yaitu 0,361. Maka dapat

disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 butir, dimana 13 butir pernyataan untuk variabel Bauran Pemasaran (X) dan 4 butir pernyataan mengenai variabel Keputusan Pembelian (Y). Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan ke tahap pengujian reliabilitas.

4.1.5 Uji Reliabilitas

Menurut Nunnaly (dalam Ghozali, 2006 : 42), suatu instrumen dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen dapat juga dilihat dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha sebagai berikut :

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.932 17

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha rata-rata seluruh butir pernyataan adalah 0,932 > 0,80, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh butir pernyataan Reliable.

(67)

Analisis deskriptif variabel bertujuan untuk memberikan gambaran tentang jawaban tentang responden atas pernyataan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Pernyataan yang diberikan kepada 67 orang konsumen Es Dawet Cah Mbanjar Medan yang mengambil keputusan untuk melakukan pembelian es dawet cah mbanjar berjumlah 17 butir, dimana pembagian pernyataan tentang variabel bauran pemasaran/marketing mix (X) sebanyak 13 butir dan pernyataan tentang variabel Keputusan Pembelian (Y) sebanyak 4 butir dengan tanggapan responden untuk ke-17 pernyataan sebagai berikut :

STS = Sangat Tidak Setuju (1) TS = Tidak Setuju (2)

KS = Kurang Setuju (3) S = Setuju (4)

SS = Sangat Setuju (5)

4.1.6.1 Variabel Bauran Pemasaran (X)

Variabel bauran pemasaran memiliki 13 butir pernyataan yang didistribusikan kepada 4 Sub Variabel dan masing-masing Sub Variabel memiliki 3 sampai 4 butir pernyataan.

a. Sub Variabel Produk (X1)

Distribusi jawaban responden terhadap 4 butir pernyataan mengenai variabel Produk (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai

(68)

Tabel 4.6

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Sub Variabel Produk (X1)

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2015 (data diolah) Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa :

1. Pada pernyataan pertama (menyukai cita rasa es dawet cah mbanjar) diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju dengan jumlah sebanyak 53 responden (79,10%), berarti bahwa mayoritas responden menyatakan merek es dawet cah mbanjar disukai oleh konsumen. Diikuti selanjutnya dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 12 responden (17,91%). Namun masih terdapat 2 responden (2,99%) yang menyatakan kurang setuju, dan tidak ada orang yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

(69)

3.pada pernyataan ketiga (kehigienisan produk), diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju adalah sebanyak 42 responden (62,69%) dengan pernyataan bahwa konsumen yakin es dawet cah mbanjar adalah produk yang higienis. Diikuti selanjutnya dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 15 responden (22,39%). Namun masih terdapat 6 responden (8,95%) yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju sebanyak 4 responden (5,97%), dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. pada pernyataan keempat (kualitas dan keamanan produk), diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan setuju adalah sebanyak 40 responden (59,70%) dengan pernyataan bahwa konsumen yakin es dawet cah mbanjar terbuat dari bahan yang berkualitas sehingga aman untuk dikonsumsi. Diikuti selanjutnya dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 16 responden (23,89%). Namun masih terdapat 5 responden (7,46%) yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju sebanyak 6 responden (8,96%), dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

b. Sub Variabel Harga (X2)

Distribusi jawaban responden terhadap 3 butir pernyataan mengenai variabel Harga (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7

(70)

2 0 0 0 0 0 0 12 17,91 55 82,09 67 100 3 0 0 0 0 6 8,95 46 68,65 15 22,39 67 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2015 (data diolah)

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa :

1. Pada pernyataan pertama (Harga cukup terjangkau) diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan sangatsetuju dengan jumlah sebanyak 50 responden (74,62%), berarti bahwa mayoritas responden menyatakan produk es dawet cah mbanjar memiliki harga yang murah dan cukup terjangkau. Dan terdapat 17 responden (25,38%) yang menyatakan setuju dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju,tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua (harga yang stabil), diketahui bahwa responden paling banyak menyatakan sangat setuju dengan jumlah 55 responden (82,09%) dengan pernyataan bahwa responden mengakui harga yang diberikan cukup stabil dan tidak berubah. dan terdapat 12 responden (17,91%) yang memberikan pernyataan setuju, tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Gambar

Tabel 1.1 Keuntungan yang diperoleh Es Dawet Cah Mbanjar
Gambar 2.1 Proses pengambilan keputusan
Gambar 2.2  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari 4 P variabel yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi

H2 : Faktor bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, promosi dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sayur organik CV Golden Leaf

Periklanan Promosi Penjualan Publisitas Promosi Penjualan Proses Keputusan Pembelian.. bauran komunikasi pemasaran terhadap proses keputusan pembelian pada konsumen

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh bauran pemasaran, dalam hal ini produk, harga, lokasi, dan promosi, terhadap keputusan pembelian ulang konsumen Wingko

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi terhadap keputusan konsumen melakukan

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan lokasi terhadap keputusan pembelian Nasi Bebek Pak

Pimpinan perusahaan menggunakan strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, distribusi dan strategi promosi, tetapi tidak tahu

Febriana, dkk 2016 melakukan penelitian dengan hasil menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, lokasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang