• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komitmen Organisasi dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT San Jaya Teknik Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komitmen Organisasi dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT San Jaya Teknik Bandung"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Nama Lengkap : Gyta Juwita Nurlita Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 12 Maret 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Sadang Blok Rangsel No.119 RT 01/13

Bandung, 40225

No. Telpon : 081382465293

Email : Gygit93.yj@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1. 1998 – 1999 : TK Siti Khodijah

2. 1999 – 2005 : SDN Margahayu Utara I

3. 2005 – 2008 : SMPN 3 Margahayu

4. 2008 – 2011 : SMAN 17 Bandung

5. 2012 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) S1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Bandung, Agustus 2016

(5)

The Influence Of Organizational Commitment And Discipline Of

Employees On Employee Performance In PT. S.A.N Jaya Tekhnik

Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Jenjang S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

Gyta Juwita Nurlita

21212250

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vi

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT, yang Berkat

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Disiplin Kerja Karyawan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Pt. San Jaya Teknik Bandung”, Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu Syarat untuk menempuh jenjang strata

satu program studi manajemen Fakultas Ekonomi dan bisnis pada Universitas

Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangannya, baik dalam sistematika penulisan maupun dalam pembahasannya.

Hal itu semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis

tentang materi yang dibahas. Oleh karena itu penulis dengan lapang hati

menerima kritik, saran atau masukan yang melengkapi akan sangat berarti bagi

peningkatan kompetensi penulis dimasa yang akan datang.

Dalam menyususn skripsi ini, penulis banyak mendapat pengarahan,

bimbingan dan bantuan lain dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini

penulis dengan kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor di Universitas Komputer

Indonesia, Bandung.

(7)

3. Ketua Program Studi manajemen Dr.Reani Dwi Santy , SE.,M.Si

4. Ibu Isniar Budiarti, SE.,M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan motivasi, arahan dan dukungan serta petunjuk-petunjuk yang

berharga bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Komputer Indonesia atas semua ilmu yang telah diberikan.

6. Keluargaku (Bapak, Ibu, Kakak dan Adikku) yang telah membantu dan

memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk semua teman-teman fakultas ekonomi dan bisnis program studi

manajemen angkatan 2012 khususnya teman seperjuangan kelas MN-6

dan terlebih untuk MAMA The Gengs (Fitri Novianty A.S, Yuni S.

Suherman, Rani Anggraeni, Fitriani M. Rahmat, Maria Ulfah Fauziah dan

Ade Bahtiar) yang telah banyak membantu penulis dan telah menjadi

sahabat yang baik selama penulis berkuliah.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi

penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan

penelitian yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin yaa robbal a’lamin.

Bandung, September 2016

(8)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO...iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1. Identifikasi Masalah... 10

1.2.2. Rumusan Masalah ... 11

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian...11

1.3.1. Maksud Penelitian...11

1.3.2. Tujuan Penelitian...11

1.4. Kegunaan Penelitian... 12

1.4.1. Kegunaan Praktis...12

1.4.2. Kegunaan Akademis ... 12

1.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 13

1.5.1. Lokasi Penelitian ... 13

BAB II KAJIANPUSTAKA,KERANGKAPEMIKIRANDANHIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 14

2.1.1. Komitmen Organisasi ... 14

2.1.2. Disiplin Kerja... 18

2.1.3. Prestasi Kerja ... 23

(9)

2.2. Kerangka Pemikiran ... 28

2.2.1. Hubungan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja ... 29

2.2.2. Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja ... 30

2.2.3. Hubungan Komitmen Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja... 30

2.3. Hipotesis ... 33

BABIII METODOLOGIPENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 34

3.2. MetodePenelitian... 34

3.2.1. DesainPenelitian ... 35

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data... 41

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis... 53

BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 64

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 64

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 66

4.2 Karakteristik Responden ... 72

4.3. Analisis Deskriptif ... 75

4.3.1. Analisis Deskriptif Komitmen Organisasi ... 76

4.3.2. Analisis Deskriptif Disiplin Kerja ... 84

4.3.3. Analisis Prestasi Kerja Karyawan ... 97

4.4. Analisis Verifikatif ... 107

4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 108

4.4.2. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. SAN Jaya Teknik ... 114

BABV KESIMPULANDANSARAN 5.1. Kesimpulan ... 116

5.2. Saran ... 118

(10)

119

Adi Saputra Komang, 2011. Pengaruh Komitmen organisasi Dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Vol: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng.Singaraja : Undiksha.

Agus Dwiyanto. 2008. Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Allen, N. J. & J. P. Meyer. 1997. Commitment in The Workplace Theory Research and Application. Califotnia: Sage Publications.

Anggi Dyah Ayu Kartika, Djamhur Hamid, Arik Prasetya. 2014. PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Tetap PT. Pabrik

Gula Toelangan Sidoarjo). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No.

2 Oktober 2014

Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson, Edward E. Smith, dan Daryl J. Bern, Pengantar Psikologi, Edisi Kesebelas, Jilid Satu, Alih Bahasa Widjaja Kusuma, Interaksara. Bagian I, II.

Azwar, Saifuddin.(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar

B. Siswanto Sastrohadiwiryo, DR, (2003), Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2, PT. Bumu Aksara, Jakarta

Bejo, Siswanto, 2005. “Manajemen Tenaga Kerja Indonesia pendekatan

Administratif dan Operasional”. Jakarta : Bumi Aksara

Brotoharsojo, Hartanto & Wungu, Jiwo, 2003, Tingkatkan Kinerja Perusahaan dengan Merit System, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Fananie, Zainuddin 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press

Fandy Tjiptono, 2007, Strategi Pemasaran . Edisi ke dua, penerbit Andi, Yogyakarta.

(11)

Hasibuan, Malayu (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu (2013), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Ilham Thaief, Aris Baharuddin, Priyono2 & Mohamad Syafi’i Idrus. 2015. Effect of Training, Compensation and Work Discipline against Employee Job Performance. Canadian Center of Science and Education Vol. 7, No. 11; 2015

Irfan Nanda Rikiawan, Mochammad Al Musadieq, Hamidah Nayati Utami. 2013. PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PRESTASI

KERJA. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 6 No. 2 Desember 2013

Ivancevich, J. M. Et al. (2007), Perilaku & Manajemen Organisasi. Erlangga: Jakarta.

Jurnal Manajemen Waktu Ditinjau dari Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja oleh Kathie Permatasari K. (2008)

Komang Joni Udayana, 2015. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi

Kerja Karyawan PT. Sekar Nusa Baruna Cabang Singaraja Tahun 2015.

Vol: 5 Nomor: 1 , Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Luthans, Fred (2006), Perilaku Organisasi. Yogyakarta : ANDI

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Maria J Wantah, (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktoret 141 Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Mathis, Jackson (2000)seperi dikutipSopiah (2008:155). Komitmen

Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W. (2003). Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 270.

(12)

Riva’i, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Rivai, Veitzhal dan Mulyadi, Deddy. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Robbins, Stephen P, 2002, Prilaku Organisasi, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Edisi Kedelapan, Jilid Kedua, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Robbins, S.P., Judge. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sedarmayanti.(2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja : Suatu Tinjauan Dari Aspek Ergonomi Atau Kaitan Antara Manusia Dengan Lingkungan Kerjanya. Cetakan Ketiga. Bandung: Mandar Maju

Sopiah, (2008) Perilaku Organisasional, Yogyakarta : Andi. Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta

Steers (1991) dalam Sopiah (2008:166) Komitmen Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Populasi dan Sampel. Bandung: Alfabeta

Soelaiman, 2007, Manajemen Kinerja ; Langkah Efektif untuk Membangun, Mengendalikan dan Evaluasi Kerja, Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Intermedia Personalia Utama.

Sutrisno, Edy (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Suyanto, Bagong. (2005).Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif

Pendekatan. Jakarta : Prenada Media

Umi Narimawati, dkk, 2011. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Penyusunan Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.

Umi Narimawati. 2008. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Willson and Heyyel. 1987. Hand Book Of Modern Office Management and

Administration Service. Mc Graw Hill Inc. New Jersey.

(13)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

Pada bab kajian teoritis diuraikan teori-teori dan hasil-hasil penelitian

yang relavan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diangkat dalam

skripsi. Bab ini tidak sekedar berisi kutipan atau percantuman teori-teori, konsep,

proposisi dan paradigma secara berjajar dan runtut yang diambil dari berbagai

sumber, tetapi merupakan hasil olahan dari berbagai hal diatas yang kemudian di

tarik benang merahnya. Uraian yang ada di tinjauan teori ini diharapkan dapat

memberikan landasan ilmiah tentang perumusan metode dan arah penelitian serta

pemecahan masalah.

2.1.1. Komitmen Organisasi

2.1.1.1. Pengertian Komitmen Organisasi

Cherirington (1996) dalam Khikmah (2005) menyebutkan bahwa

komitmen organisasi sebagai nilai personal, yang kadang-kadang mengacu

sebagai sikap loyal pada perusahaan. Robbins (2003) mengemukakan komitmen

organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau

tidak suka terhadap organisasi tempat bekerja.

Mathis dan Jackson dalam Sopiah (2008:155) memberikan definisi bahwa,

“Komitmen organisasional adalah derajat yang mana karyawan percaya dan

(14)

meninggalkan organisasi”. Sopiah juga mendefinisikan bahwa “Komitmen

organisasional adalah suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi yang

ditandai dengan adanya : (1) kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan

dan nilai-nilai organisasi, (2) kemauan untuk mengusahakan tercapainya

kepentingan organisasi, dan (3) keinginan yang kuat untuk mempertahankan

kedudukan sebagai anggota organisasi.

Lebih lanjutnya, menurut Luthans (2006:249) mendefinisikan, “Komitmen

organisasi paling sering didefinisikan sebagai : (1) keinginan kuat untuk tetap

sebagai anggota organisasi tertentu, (2) keinginan untuk berusaha keras sesuai

keinginan organisasi, dan (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan

organisasi”.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

komitmen organisasional merupakan ikatan individu dan sikap loyalitas karyawan

untuk melibatkan diri secara aktif dalam organisasi demi kemajuan organisasi.

2.1.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui

proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008)

menyatakan tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara

lain :

1. Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan

(15)

2. Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan

rekan sekerja; dan

3. Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan

cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya

tentang organisasi.

Sementara itu, Minner (dalam Sopiah, 2008) mengemukakan empat faktor

yang mempengaruhi komitmen karyawan antara lain :

1. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja dan kepribadian

2. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam

pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan

3. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk

organisasi, kehadiran serikat pekerjan, dan tingkat pengendalian yang

dilakukan organisasi terhadap karyawan

4. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja seorang karyawan sangat berpengaruh

terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru

beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja

dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan.

2.1.1.3. Dimensi Komitmen Organisasi

Meyer dan Allen (1991) merumuskan tiga dimensi komitmen dalam

berorganisasi, yaitu: affective, continuance, dan normative. Ketiga hal ini lebih

(16)

daripada jenis-jenis komitmen berorganisasi. Hal ini disebabkan hubungan

anggota organisasi dengan organisasi mencerminkan perbedaan derajat ketiga

dimensi tersebut.

1. Komitmen afektif (Affective commitment) berkaitan dengan hubungan

emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan

organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi.

Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi akan terus

menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan

untuk itu (Allen & Meyer, 1997).

2. Komitmen berkelanjutan (Continuance commitment) berkaitan dengan

kesadaran anggota organisasi akan mengalami kerugian jika

meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuance

commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi

karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi

tersebut (Allen & Meyer, 1997).

3. Komitmen normative (Normative commitment) menggambarkan

perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota

organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi

anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam

organisasi tersebut (Allen & Meyer, 1997).

2.1.1.4. Dampak Komitmen Organisasi

Komitmen karyawan dalam organisasi adalah bertingkat, dari tingkatan

(17)

akan mempunyai dampak terhadap seluruh kegiatan organisasi. Ditinjau dari segi

organisasi menurut Steers (1991) dalam Sopiah (2008:166), karyawan yang

berkomitmen rendah akan berdampak pada turn over, tingginya absensi,

meningkatnya kelambatan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan sebagai

karyawan di organisasi tersebut, rendahnya kualitas kerja, dan kurangnya loyalitas

pada perusahaan.

Begley dan Czajka (1993) dalam sopiah (2008:167) menyebutkan bahwa

karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi dampaknya adalah

tingkat stress berkurang. Sedangkan menurut Hackett dan Guinon (1995) dalam

Sopiah (2008:166), karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi

akan berdampak pada karyawan tersebut yaitu karyawan lebih puas dengan

pekerjaannya dan tingkat absensinya menurun.

2.1.1.5. Indikator Komitmen Organisasi

Lincoln (1989) dan Bashaw (1994) mengemukakan komitmen organisasi

memiliki 3 indikator :

1. Kemauan karyawan

2. Kesetiaan karyawan

3. Kebanggan karyawan pada organisasi

2.1.2. Disiplin Kerja

2.1.2.1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan suatu proses perkembangan konstruktif bagi

(18)

bukan orangnya. Disiplin juga sebagai proses latihan pada pegawai agar para

pegawai dapat mengembangkan kontrol diri dan agar dapat menjadi lebih efektif

dalam bekerja. Adapun pengertian disiplin kerja menurut Husin (2000:95) adalah

pegawai patuh dan taat melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun

tulisan dari kelompok maupun organisasi.

Sjafri dan Aida (2007:123) menyebutkan “Kedisiplinan karyawan adalah

sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan

organisasi tertentu”. Pendapat lain diungkapkan oleh Rivai (2004:444) bahwa

“Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

prilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang

berlaku”. Menurut Siagian (2001:305) “Disiplin karyawan adalah suatu bentuk

pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap

perilaku dan karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha

bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan

prestasi kerjanya”.

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat

disimpulkan, bahwa disiplin kerja karyawan merupakan sikap atau perilaku yang

menghormati dan mematuhi secara sukarela atas peraturan yang telah ditetapkan

organisasi baik yang tertulis ataupun tidak tertulis sehingga pekerjaan dapat

(19)

2.1.2.2. Faktor–faktor yang mempengaruhi Disiplin Kerja

Bejo Siswanto (2005:291) berpendapat bahwa faktor-faktor dari disiplin

kerja itu ada 5 yaitu :

1. Frekuensi Kehadiran, salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat

kedisiplinan pegawai. Semakin tinggi frekuensi kehadirannya atau

rendahnya tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah memliki

disiplin kerja yang tinggi.

2. Tingkat Kewaspadaan, pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya

selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan

yang tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya.

3. Ketaatan Pada Standar Kerja, dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai

diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai

dengan aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau

dapat dihindari.

4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja, dimaksudkan demi kenyamanan dan

kelancaran dalam bekerja.

5. Etika Kerja, diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan

perkerjaannya agar tercipta suasana harmonis, salin menghargai antar

sesama pegawai.

2.1.2.3. Dimensi disiplin kerja

Tiap perusahaan menggunakan dimensi yang berbeda untuk menilai

disiplin kerja karyawannya. Menurut Muhadjir (dalam Yasa,2009) aspek-aspek

(20)

1. Kejujuran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan

oleh perusahaan.

2. Ketepatan waktu dalam mengerjakan pekerjaan yang ditentukan oleh

perusahaan.

3. Kehadiran dalam jam kerja.

4. Mengikuti cara bekerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

5. Ketepatan dalam menggunakan bahan dan perlengkapan.

2.1.2.4. Nilai-Nilai Disiplin Kerja

Muhadjir (dalam Yasa,2009) menyebutkan ada beberapa hal yang

digunakan untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan.

1. Peraturan yang berlaku, dengan adanya peraturan yang semakin ketat

maka akan membuat karyawan semakin takut untuk melanggarnya.

Karena semakin ketat peraturan maka sanksinya juga akan semakin ketat.

2. Balas jasa, yang akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan

terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Jika kecintaan pada perusahaan

besar maka displin akan besar juga. Jadi perusahaan harus memberikan

balas jasa yang sesuai untuk karyawannya.

3. Pengawasan pimpinan adalah tindakan nyata dan paling efektif untuk

mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan pengawasan berarti atasan

harus aktif dan langsung mengawasi prilaku, sikap, dan gairah kerja

(21)

4. Ketegasan pimpinan dalam mengambil tindakan. Pimpinan harus bisa

bersikap tegas dalam menghukum tiap karyawan yang tidak disiplin

dengan sanksi yang telah ditetapkan.

5. Keadilan baik dalam pemberian upah maupun dalam pemberian hukuman.

Keadilan harus disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab yang dipikul

oleh karyawan.

2.1.2.5. Indikator Disiplin Kerja

Dede Hasan (2002:66) merumuskan indikator disiplin kerja adalah

sebagaiberikut:

1. Melaksanakan dan menyelesaikan tugas pada waktunya

2. Bekerja dengan penuh kreatif dan inisiatif.

3. Bekerja dengan jujur, penuh semangat dan tanggung jawab.

4. Datang dan pulang tepat pada waktunya.

5. Bertingkah laku sopan.

Karyawan yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi akan merasa riskan

meninggalkan pekerjaan jika belum selsai, bahkan akan merasa senang jika dapat

menyelesaikan tepat waktu, dia mempunyai target dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan sehingga selalu memprioritaskan pekerjaan mana yang perlu

(22)

2.1.3. Prestasi Kerja

2.1.3.1. Pengertian Prestasi Kerja

Setiap organisasi baik swasta maupun pemerintah, selalu berupaya agar

karyawan yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi kerja

setinggi mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi kerja

menunjukkan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang. Prestasi kerja adalah suatu

hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu. (Hasibuan, 2013:94).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Mangkunegara (2009:67)

mendefinisikan “Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Pendapat senada diungkapkan oleh

Sutrisno (2012:151) bahwa prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja yang telah

dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja.

Hasibuan (2008:94) menyatakan bahwa Prestasi kerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan , pengalaman, dan kesungguhan serta

waktu.

Mangkunegara (2002:33) menyatakan Prestasi kerja dari kata job

performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

(23)

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja yang

telah dicapai seorang karyawan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

2.1.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Byar dan Rue dalam Sutrisno (2011:151) mengatakan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan.

Faktor individu yang dimaksud adalah:

1. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang

digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu tugas.

3. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu

oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja adalah:

1. Kondisi fisik

2. Peralatan

3. Waktu

4. Material

5. Pendidikan

6. Supervisi

7. Desain Organisasi

8. Pelatihan

(24)

2.1.3.3. Dimensi prestasi kerja

Sutrisno (2010:152) mengatakan pengukuran prestasi kerja diarahkan pada

enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi organisasi, yaitu:

1. Hasil kerja.

Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh

mana pengawasan dilakukan.

2. Pengetahuan pekerjaan.

Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan

berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.

3. Inisiatif.

Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya

dalam hal penanganan masalah-masalah yang timbul.

4. Kecekatan mental.

Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja,

dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.

5. Sikap.

Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas

pekerjaan.

6. Disiplin waktu dan absensi.

(25)

2.1.3.4. Indikator Prestasi Kerja

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Nasution

(2000:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja

antara lain :

1. Kualitas kerja.

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian

kerja, dan kerapihan kerja.

2. Kuantitas kerja.

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

3. Disiplin kerja.

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi

peraturan perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.

4. Inisiatif.

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja

atas dorongan dari atasan.

5. Kerjasama.

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri

serta kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam

batas kewenangannya.

2.1.4.Hasil Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca

(26)

keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Sekar Nusa Baruna Cabang Singaraja Tahun Tetap Pt. Pabrik Gula Toelangan Sidoarjo)

Oleh :

Anggi Dyah Ayu Kartika,

(27)

Djamhur Hamid, dan Arik Prasetya.

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Karyawan

3 Pengaruh Komitmen Organisasional, Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

Oleh :

Dwi Irawati dan H. Noor Mustakim (2) disiplin kerja secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai, dan (3) motivasi kerja secara positif dan

4 Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap

It can be conclude that the training followed by the employees is assessed on its target especially for the content of the

material and optimal time duration. Compensation is rated in good level, especially on the salaries and complementary compensation. While for the facility element consists of vehicle and residence needs to be improved.

Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu

(28)

tujuannya. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan

banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme, dan juga

komitmennya terhadap bidang yang ditekuninya.

Sebagai sesuatu yang berhubungan positif dengan kinerja, komitmen yang

merupakan suatu sikap dan perilaku yang dapat dipandang sebagai penggerak

seseorang dalam bekerja adalah saling terkait erat. Adanya suatu komitmen dapat

menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik atau malah

sebaliknya menyebabkan seseorang justru meninggalkan pekerjaannya, akibat

suatu tuntutan komitmen yang lainnya.

2.2.1. Hubungan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja

Komitmen Organisasional merupakan salah satu faktor yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan. Hasil penelitian ini

didukung oleh, hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irfan Nanda

Rikiawan (2013) di AJB Bumiputera 1912 yang menyatakan bahwa Komitmen

Organisasional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Prestasi Kerja

Karyawan.

Penelitian ini juga didukung oleh pendapat Mowday dalam Sopiah

(2008:155) “Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan

seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasional adalah

keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam

organisasi dan bekerja keras bagi pencapaian tujuan organisasi.”

Komitmen organisasional yang ada pada karyawan membuat karyawan

(29)

sehingga tercipta sikap menyukai organisasi dan loyalitas terhadap organisasi

serta kesediaan untuk bekerja semaksimal mungkin demi kepentingan organisasi

yang nantinya dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan. Selain itu dengan

adanya fasilitas- fasilitas dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan, membuat

karyawan merasa aman dan tentram sehingga karyawan makin loyal terhadap

perusahaan.

2.2.2. Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Disiplin kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap prestasi

kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika disiplin kerja meningkat maka

prestasi kerja akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat

Hasibuan (2013:193) “Semakin baik disiplin kerja karyawan, semakin tinggi

prestasi kerja yang dicapainya.Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi

organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.”

2.2.3. Hubungan Komitmen Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Komitmen Organisasional

dan Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Hal ini menjelaskan bahwa

apabila penerapan komitmen organisasional dan disiplin kerja ditingkatkan maka

prestasi kerja karyawan akan meningkat. Demikian juga sebaliknya, apabila

penerapan komitmen organisasional dan disiplin kerja diturunkan maka prestasi

kerja karyawan akan menurun.

Sopiah (2008:166) menyatakan bahwa “Karyawan yang berkomitmen

(30)

absensi berkurang, loyal pada organisasi, dll”. Selain itu hasil penelitian ini juga

didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eri Dwi Karunia (2012)

yang menjelaskan bahwa adanya pengaruh secara simultan yang signifikan dari

(31)
(32)

2.3. Hipotesis

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi (X1),

disiplin kerja (X2), dengan prestasi kerja karyawan (Y) PT.S.A.N Jaya

Teknik Bandung.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel komitmen

organisasional (X1) terhadap prestasi kerja karyawan (Y) PT.S.A.N Jaya

Teknik Bandung.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel disiplin kerja (X2)

terhadap prestasi kerja karyawan (Y) PT.S.A.N Jaya Teknik Bandung.

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel komitmen

organisasional (X1) dan disiplin kerja (X2) secara simultan terhadap prestasi kerja

(33)

34

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.

Husein Umar (2005:303) mangatakan bahwa: “Objek penelitian

menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana

dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang dianggap perlu”.

3.2. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:2) berpendapat bahwa, metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan keadaan

berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis

yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Sedangkan metode

verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan

(34)

Sugiyono (2005:21): “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan

untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu

hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian

poin ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh diantara variabel yang

sedang diteliti.

Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel

independent mempengaruhi terhadap variabel dependent, serta besarnya arah

hubungan yang terjadi. Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif

verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.

Explanatory Survey adalah suatu survei yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis,

survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Moh.Nazir dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Lina Ismawati (2010:30) adalah:

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

(35)

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan

berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah

dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

3. Menetapkan rumusan masalah.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan

teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian

yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik

pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

analisis kualitatif (metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode

verifikatif)

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian melalui data informasi yang

diperoleh dari perusahaan kemudian data menyimpulkan penelitian,

sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah

(36)

Tabel 3.1

digunakan Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive dan Survey

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan

antara dua variabel bebas (independent) yang memiliki hubungan dengan satu

variabel tergantung (dependen). Desain penelitian tersebut dapat digambarkan

(37)

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Variabel menurut Nur Indrianto (2002:69) sebagai berikut: “Penentuan contrust sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti

dalam mengoperasionalisasikan contrust, sehingga memungkinkan bagi peneliti

yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.”

Operasionalisasi Variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai

dengan judul penelitian.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Komitmen Organisasi

Variabel Konsep Variabel

(38)

Table 3.3

Operasionalisasi variable Disiplin Kerja

Variabel Konsep Variabel

Dimensi

Kejujuran. Tingkat datang dan pulang tepat

Operasional Variabel Prestasi Kerja

Variabel Konsep Variabel Dimensi atau

Indikator Ukuran

(39)

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah primer dan

sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) data primer sebagai berikut :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data”. Penelitian menggunakan data primer apabila peneliti

mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari

objek pertama yang akan diteliti.

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah : “Sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan

data sekunder apabila peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah

diolah oleh pihak lain.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ( Penentuan Sampel Minimal)

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih

dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Umi Narimawati (2008:161) menyatakan bahwa, populasi adalah “objek atau

subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh

(40)

Tabel 3.5

Komposisi Karyawan PT. SAN Jaya Teknik Bandung

No Divisi Sample

1. Staff 10

2. Produksi 40

Total 50

Sumber: PT. SAN Jaya Teknik Bandung

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit

pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati,2008). Penarikan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan sttatified random sampling

berdasarkan fakultas dan prodi dimana dosen mengajar.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research),

dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang

menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.

Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

a. Observasi (Pengamatan langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk

memperoleh data yang diperlukan. Obeservasi dilakukan dengan

mengamati kegiatan yang berhubungan dengan variabel peneliti. Hasil dari

observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan

(41)

b. Wawancara atau Interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang

dibahas. Penulis dapat mengadakan hubungan langsung dengan

pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan

penelitian. Dalam teknik wawancara ini, penulis dapat mengadakan tanya

jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi.

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya

akan dihitung secara statistik kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan

yang ditunjukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, skala alternatif jawaban yang digunakan 5 skala

likert, Adapun pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat

(42)

Tabel 3.6

Skala Likert Jawaban Bobot Nilai

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik-teknik

sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen–dokumen lain yang ada kaitannya dengan

permasalahan yang diteliti, dalam hal ini mengenai stres, kecerdasan emosional

dan kinerja karyawan.

2. Studi Literatur

Studi literatur adalah mengumpulkan data-data yang ada pada setiap

variabel yang akan diteliti. Termasuk didalamnya mengumpulkan jurnal dan

berbagai teori dari berbagai ahli dalam bidangnya serta penelitian terdahulu

3.2.4.1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

(43)

(Azwar 2007:89). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi

ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan

menghasilkan data yang tidak relavan dengan tujuan pengukuran. Rumus yang

digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

r1 = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal

∑X2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑Y2 = jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n = banyaknya responden

Dalam mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi

menurut Suharsimi Arikunto (2009:164) dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai

berikut :

r = n ∑ XY

-

∑ X ∑ Y

(44)

Tabel 3.7 Interprestasi Nilai r

Besarnya Nilai Interprestasi

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:164)

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%).

Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Dimana :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan

dengan 5% satu sisi adalah :

1. Item instrument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05

= 1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05(165) =

1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah

dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya. t = r √(n-2) : db = n - 2

(45)

Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk melihat valid

tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui

nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total butir pernyataan,

apabila koefisien korelasinya lebih besar atau sama dengan 0,30 maka pernyataan

tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan

(46)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

No Variabel Koefisien

Validitas

Sumber: Hasil pengolahan data 2016

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien validitas dari setiap butir

pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0,30. Hasil pengujian ini menunjukkan

(47)

dijadikan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis

selanjutnya.

3.2.4.1.Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:43), mengemukakan :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,

precision, and consistency”.

Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji realibilitas untuk menguji kehandalan atau

kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji

validitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau

tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode

yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman –

Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan

cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap – ganjil). Cara

kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

b. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total

(48)

c. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II

d. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II

r1 = 2Ґb

1 + Ґb

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Keputusan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf

signifikan 5% satu sisi adalah :

1. Jika ℎ� �� lebih dari satu atau sama dengan , 5dengan taraf

signifikan 5% maka instrument dinyatakan reliable dan dapat

digunakan.

2. Jika ℎ� �� kurang dari , 5dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka

instrument dinyatakan tidak reliable dan tidak dapat digunakan.

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS. Sekumpulan butir

pertanyaan dalam kuisoner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas

(49)

Tabel 3.8

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Realibilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0.50

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang

dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika

alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif

sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur

digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas dan

apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan

pernyataan tersebut dinyatakan andal (reliabel). Berdasarkan hasil pengolahan

menggunakan metode Cronbach’s-Alpha diperoleh hasil uji reliabilitas kuesioner

masing-masing variabel sebagai berikut.

1 Komitmen Organisasi

(Variabel X1) 0,811

0,700

Reliabel

2 Disiplin Kerja Karyawan

(Variabel X2) 0,743 Reliabel

3 Prestasi Kerja Karyawan

(Variabel Y) 0,859 Reliabel Sumber: Hasil pengolahan data 2016

Pada tabel 3.8 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner

(50)

menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan sudah reliabel

sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur

variabel sudah memberikan hasil yang konsisten.

3.2.4.2. Uji MSI (Data Ordinal ke Interval)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan

data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka

untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan

analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal

menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori

jawaban dan hitungan proporsi kumulatifnya.

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi

kumulatif. Untuk data n>30 dianggap mendekati luas daerah

dibawah kurva normal.

d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi kumulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

(51)

Dimana:

Means of Internal = Rata-Rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan

menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai

Skala Minimal + 1

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis

3.2.5.1.1. Analisis Deskriptif/Kualitatif

Analisis Deskriptif / Kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang

ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif

digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi

untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk

dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik. Means of Interval = Dencity at Lower Limit – Density at Upper Limit

(52)

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian

dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual

diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi

bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui

perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan

jumlah responden.

Sumber: Umi Narimawati (2007:84)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjunya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor

ideal dikonstribusikan dengan tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.10

Kriteria Pengklasifikasian Persentase Skor Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2007:84)

(53)

3.2.5.1.2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitaif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan

data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka

untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui

“Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan

analisis regresi korelasi serta determinasi.

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel dapat digunakan salah satunya

adalah sebagai contoh analisis regresi Berganda (Multiple Regression).

1. Analisis Regresi

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh

beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak

beas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan Regresi Linear Berganda adalah:

Dimana:

Y = variabel dependend

X1, X2 = variabel independend

A = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor

(54)

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah (X1) dan (X2),

sedangkan variabel dependen adalah (Y) , sehingga persamaan regresi berganda

estimasinya.

Dimana :

Y = variabel dependend

α = konstanta dari persamaan regresi

β1 = koefisien regresi dari variabel X1

β2 = koefisien regresi dari variabel X2

X1 = variabel independend

X2 = variabel independend

ε = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda

maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan

persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggran asumsi-asumsi klasik merupakan

dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan

pengujian terhadap hipotesis.

(55)

2. Asumsi Klasik

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum

menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression) sebagai alat

untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau

keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang

baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah

data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan

penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi

normalitas (Husein Umar, 2011 : 181)

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas

(asymtotic significance), yaitu :

a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara

normal.

b) UjiMultikolinieritas

Frisch menyatakan bahwa, suatu model regresi dikatakan terkena masalah

multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati

sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebasnya. Akibatnya model

tersebut akan mengalami kesulitan untuk melihat pengaruh variabel bebas

(56)

Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyasari, 2011 : 198). Jika terdapat korelasi yang

kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel

independen , maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar, yang

mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance

Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003:362) , jika nilai VIF nya kurang

dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikoliniearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Gujarati (2005 : 406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan

penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi

kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar

koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut

harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkoreksikan

masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai

koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari

residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap

nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya

(57)

Selain itu dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitasjuga

bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah

terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang

teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan

Linna Ismawati (2010:49) pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat

tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan

koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

Dimana : -1 ≤ p ≤ +1

r = koefisien korelasi

x = variabel independen

y = variabel dependen

n = jumlah responden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada

Tabel dibawah ini :

= ∑ � � − ∑ � ∑

(58)

Tabel 3.11

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 20 Sangat rendah (hampir tidak hubungan) 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.60 Cukup tinggi

0.81 - 1 Korelasi tinggi Sumber : Syahri Alhusin, 2003 : 157

4. Analisis Koefisien Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukan

oeh besarnya koefisien detrminasi (R2). Semakin besar niainya maka menunjukan

bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel

terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan SPSS

atau secara manual didapat dari R2 = SSreg //SStot.

Dimana :

d = Koefisien determinasi

r = Koefisien Korelasi

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian ini yang akan diuji adalah Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Dengan

memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan

digunakan dalam analisisnya sebagai berikut :

(59)

1. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a. Rumus uji-t yang digunakan adalah:

thitung diperoleh dari nilai koefisien regresi dibagi dengan nilai standar

errornya.

b. Hipotesis:

H1. β = 0, Tidak terdapat pengaruh Komitmen Organisasi terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. S.A.N Jaya Teknik.

H1 . β ≠ 0, Tidak terdapat pengaruh Komitmen Organisasi terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. S.A.N Jaya Teknik.

H2, β = 0 Tidak terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi

Kerja Karyawan Pada PT. S.A.N Jaya Teknik.

H2 , β ≠ 0 Terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Pada PT. S.A.N Jaya Teknik.

c. Kriteria Pengujian

Ho ditolak apabila thitung < dari ttabel (α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,

maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

(60)

a. Jika thitung ≥ ttabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya diantara variabel X dan Variabel Y ada

Hubungannya.

b. Jika thitung ≤ ttabel Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

artinya antara variabel X dan Variabel Y tidak ada Hubungannya.

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan Ho dan daerah penerimaan

H1 :

Gambar 3.2

Daerah penolakan H0 dan Daerah Penerimaan H1

2. Pengujian Secara Simultan

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara

simultan terhadap variael terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

Dimana :

JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda

K = Jumlah variabel bebas

F

hitung

=

� � /

(61)

n = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan

menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F – kritis dengan

nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil

perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang

menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan

perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X

dengan Variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan

analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus

Pearson.

b. Hipotesis

H0 ; Type Equation Here. = 0, Tidak terdapat pengaruh komitmen organisasi

dan disiplin kerja karyawan terhadap prestasi kerja karyawan Pada PT. S.A.N

Jaya Teknik.

H1 ; ρ 0, Terdapat pengaruh komitmen organisasi dan disiplin kerja karyawan

terhadap prestasi kerja karyawan Pada PT. S.A.N Jaya Teknik.

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila F hitung > dari F tabel (α = 0,05)

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah yxi 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan nol,

(62)

Gambar 3.3

Daerah penerimaan dan penolakan HO

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel Komitmen Organisasi
Table 3.3 Operasionalisasi variable Disiplin Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. DJITOEINDONESIAN TOBACCO DI SURAKARTA ”. Skripsi ini disusun guna memenuhi

Barkah Allah SWt dan kesungguhan penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, MOTIVASI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP.

dalam penelitian ini adalah mengenai “ Pengaruh Disiplin Kerja, Keselamatan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.. RAJA BESI KOTA SEMARANG

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lingkungan kerja (X1), disiplin kerja (X2) dan komitmen organisasi (X3), berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y)

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT..

“Pengaruh Kompensasi Finansial, Kompensasi Non Finansial Dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Studi Pada Perusahaan Jasa Konsultan Teknik PT. Arcende)”, Jurnal

Dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan antara Komitmen Organisasi (X1), dan Lingkungan kerja fisik (X2) terhadap Kepuasan kerja (Y) Karyawan PT Jaya

Prestasi Kerja Pegawai Ditinjau Dari Komitmen Organisasi, Disiplin, Pelatihan dan Lingkungan Kerja Studi Kasus Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten.. Jurnal Ilmiah Manajemen Sumber