• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Marjin Laba Bersih Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Marjin Laba Bersih Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2010"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

هتاكربو ه ةمْحرو ْ كْي ع اّسلا

Terima kasih kepada yang terhormat

Dosen pembimbing

Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si.

Dosen penguji

(2)
(3)

Latar Belakang Penelitian

Struktur Modal

Profitabilitas

(Marjin Laba

bersih)

Struktur

Aktiva

Pendanaan

Internal

(4)

Tahun Marjin Laba

Bersih (%)

Struktur

Akitva (%)

Struktur

Modal (%)

2008

10,95

29,79

52

2009

10,16

31,35

51

2010

11,71

29,34

49

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Nilai Rata-rata Marjin Laba Berih, Struktur Aktiva dan Struktur

Modal (DAR) Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di

(5)

Fenomena

Menurunya rata-rata marjin laba bersih diikuti pula oleh

menurunya struktur modal perusahaan pertambangan dari

0,52% ditahun 2008 menurun menjadi 0,51% ditahun 2009.

Dengan marjin laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani

untuk meningkatkan struktur modalnya dengan hutang,

dikarenakan biaya hutang akan lebih besar dari laba yang

dihasilkan

Kenaikan rata-rata struktur aktiva dari 29,79% naik ke

31,35% pada tahun 2009 yang dialamai perusahaan

pertambangan tidak mendorong perusahaan untuk menaikan

proposri struktur modalnya atau mengambil utang baru untuk

pembiayaan perusahaan.

(6)

Masalah yang dapat diidentifikasi adalah stuktur modal yang

kurang optimal tercermin dari rata-rata perusahaan pertambangan

yang menurunkan bauran hutangnya karena dikhawatirkan

perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiaban finansial ketika

kondisi ekonomi sedang memburuk dan kecilnya profit yang

diahasilkan perusahaan, ini dapat dilihat dari rata-rata marjin laba

bersih perusahaan yang menurun

.

Pada saat bersamaan adanya kenaikan rata-rata struktur aktiva

perusahaan pertambangan, namun sebagian dari perusahaan

pertambangan memiliki tingkat struktur aktiva yang tidak terlalu

tinggi,

yang

sering

kali

menjadi

hambatan

perusahaan

pertambangan dalam melakukan pendanaan eksternal.

(7)

1. Bagaimana perkembangan marjin laba bersih pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

2. Bagaimana perkembangan struktur aktiva pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

3. Bagaimana

struktur

modal

pada

perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Seberapa besar pengaruh marjin laba bersih dan

struktur aktiva terhadap struktur modal pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di marjin

laba bersih

(8)

1. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba bersih

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui perkembangan struktur modal

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh marjin laba

bersih dan struktur aktiva terhadap struktur modal

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

(9)

Menurut Agus Sartono (2010:123)

“Net

profit margin

merupakan rasio antara laba setelah pajak dibandingkan dengan

penjualan. Semakin tinggi Net Profit Marjin, semakin baik

operasi suatu perusahaan

.

Menurut Weston dan Brigham (2003:175)

Struktur aktiva

adalah Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan

total aktiva.

Menurut Sutrisno (2009:255)

Besarnya struktur modal

mengindikasikan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan

dibelanjai oleh utang. Mengingat pendanaan tersebut adalah

(10)

Dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2008:297),

“Perusahaan

yang mempunyai laba relatif stabil akan

selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai

akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai

kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan

pinjaman atau penarikan modal asing.

Hubungan Profitabilitas (Marjin Laba Bersih)

Dengan Sturktur Modal

(11)

Dikemukakan Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston

(2001:39), yaitu:

“Perusahaan

yang aktivanya sesuai

untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak

menggunakan banyak utang.

Hubungan Struktur Aktiva degan Struktur Modal

(12)

Agus Sartono (2010:248), mengemukakan bahwa:

“Struktur

modal dipengaruhi oleh faktor-faktor penting

yaitu tingkat penjualan, struktur asset, tingkat

pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba

dan perlindungan pajak, skala perusahaan, dan kondisi

intern perusahaan dan ekonomi makro.

(13)

Struktur Modal

Total Utang

Total Akiva

Sutrisno (2009:217)

Marjin Laba

Bersih

Laba setelah pajak

Penjualan

Agus Sartono

(2010:123)

Struktur Aktiva

Aktiva Tetap

Total Aktiva

Weston dan Brigham

(2005:175)

Bambang Riyanto (2008:297)

Agus Sartono (2010:248)

Brigham dan Houston (2001:39)

Paradigma Penelitan

(14)

OBJEK PENELITIAN

Marjin Laba Bersih

Struktur Aktiva

Struktur Modal

Deskriptif verifikatif dengan

pendekatan kuantitatif

Desain Penelitian

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Mengumpulkan data-data.

3. Melakukan studi literatur.

4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel dan membuat definisi

operasional dari masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk

menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran

hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan komputer.

7. Membuat kesimpulan terhadap hasil uji hipotesis.

8. Menyusun laporan hasil

(15)

Variable

Konsep Variable

Indikator

Ukuran Skala

Marjin Laba

Bersih

(Variable

X

1

)

“Net

profit margin adalah merupakan

rasio antara laba bersih (Net Profit)

yaitu penjualan sesudah dikurangi

dengan seluruh expense termasuk

pajak

dibandingkan

dengan

penjualan. Semakin tinggi Net Profit

Marjin, semakin baik operasi suatu

perusahaan

.

Agus Sartono (2010:123)

Laba Setelah Pajak

Penjualan

Persen

%

Rasio

Struktur

Aktiva

(Variable

X

2

)

Perimbangan

atau

perbandingan

antara aktiva tetap dan total aktiva.

(Weston dan Brigham, 2003:175)

Total Utang

Total Aktiva

Persen

%

Rasio

Struktur

Modal

(Variable Y)

Besarnya

struktur

modal

mengindikasikan

besarnya

aktiva

yang dimiliki perusahaan dibelanjai

oleh utang. Mengingat pendanaan

tersebut adalah untuk membiayai

setiap

aktiva

yang

dimiliki

perusahaan.

Sutrisno (2009:255)

Total Hutang

Total Akitva

Persen

(16)

SUMBER DATA:

Data Sekunder

Analisis Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinieritas

Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Analisi Korelasi

TEKNIK PEENTUAN DATA:

Populasi

Sampel

Teknik Sampling

Nonprobability sampling

dengan jenis sampling purposive

(17)

Menyatakan

H

0

dan H

1

H

0

:

β

1

;

β

2

0, Marjin laba bersih dan Struktur Aktiva

berpengaruh

positif

yang

tidak

signifikan terhadap Struktur Modal

H

1

:

β

1

;

β

2

> 0, Marjin laba bersih dan Struktur Aktiva

berpengaruh positif yang signifikan

terhadap Struktur Modal.

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Menentukan

F

hitung

Jika F

hitung

F

tabel,

maka H

0

ada didaerah penolakan,

H

1

diterima, artinya antara variable X

1

, X

2

dan Y ada

hubungannya.

(18)

H0

: β

1

0 Marjin laba bersih berpengaruh positif

yang tidak signifikan terhadap Struktur

Modal.

H1

: β

1

> 0 Marjin laba bersih berpengaruh positif

yang signifikan terhadap Struktur Modal.

H0 :

β

2

≤‎

0

Struktur Aktiva berpengaruh positif yang

tidak signifikan terhadap Struktur Modal.

H1 :

β

2 > 0

Struktur Aktiva berpengaruh positif yang

signifikan terhadap Struktur Modal.

Menentukan

t

hitung

Jika t

hitung

t

tabel,

maka H

0

ada didaerah penolakan,

H

1

diterima, artinya antara variable X

1

, X

2

dan Y ada

hubungannya.

Jika t

hitung

t

tabel,

maka H

0

ada di daerah penerimaan,

H

1

ditolak, artinya antara variable X

1

, X

2

dan Y tidak

ada hubungannya.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)

(19)

Hasil Analisis Deskriptif

9

9.5

10

10.5

11

11.5

12

2008 2009 2010

N

il

a

i

M

a

rji

n

La

ba

Bers

ih

(N

P

M

) dal

a

m

%

Tahun

Marjin Laba Bersih

Perubahan marjin laba bersih yang cukup signifikan terjadi pada tahun

2009 diakibatkan oleh anjloknya harga komoditas pertambangan. Dengan

marjin laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani untuk meningkatkan

struktur modalnya dengan hutang, dikarenakan biaya hutang akan lebih

besar dari laba yang dihasilkan.

(20)

Perubahan Struktur Aktiva yang cukup signifikan terjadi pada

tahun 2009 diakibatkan oleh belum stabilnya kondisi ekonomi.

sehingga pada akhirnya berdampak pada tingkat struktur aktiva

yang ada diperusahaan.

Perkembangan Rata-Rata Struktur Aktiva Pada Perusahaan Pertambangan

yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2008-2010

28

28.5

29

29.5

30

30.5

31

31.5

32

2008

2009

2010

(21)

47

48

49

50

51

52

53

2008

2009

2010

Nil

ai S

tr

u

k

tur

Modal

d

alam

%

Tahun

Struktur Modal

Perubahan Struktur Modal yang cukup signifikan terjadi

disebabkan oleh dampak krisis global yang membuat perusahaan

petambangan merasa enggan untuk memenuhi pendanaan dengan

dana eksternal karena dikhawatirkan tidak bisa memenuhi

kewajiban atas pendanaan eksternal tersebut.

(22)

Hasil Analisis Verifikatif

Analisis Regresi Linear Berganda

(23)

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi linier

berganda memnuhi kriteria BLUE (

Based Linear Unbiased

Estimator

). dalam uji asumsi klasik ada beberapa pengujian

(24)

A. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

51

Normal Parameters

a,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

14.41932392

Most Extreme Differences

Absolute

.076

Positive

.076

Negative

-.076

Kolmogorov-Smirnov Z

.546

Asymp. Sig. (2-tailed)

.927

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(25)
(26)

B. Uji Multikolinearitas

(27)

C. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Glejser

Nilai t-statistik Uji Glejser dari seluruh variable penjelas

tidak ada yang signifikan secara statistik atau > dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak

(28)

D. Uji Autokorelasi

(29)
(30)

Koefisien Determinasi

(31)

Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Hasil Uji F Marjin Laba Bersih dan Struktur Aktiva

terhadap Struktur Modal

F

hitung

> F

tabel

(15,654 > 3,19)

dengan nilai sig. 0,000 < 0,05

Maka H

1

diterima dan Ho ditolak.

(32)

Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Hasil Uji t Marjin Laba Bersih Terhadap Struktur Modal

t

hitung

> t

tabel

(-5,470 > -2,01063)

dengan nilai sig. 0,000 < 0,05

Maka H

1

diterima dan Ho ditolak.

(33)

Hasil Uji t Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

t

hitung

< t

tabel

(-1,137 < -2,01063)

Dengan nilai sig. 0,261 > 0,05

Maka H

1

ditolak dan Ho diterima

(34)

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

secara simultan marjin laba bersih dan struktur aktiva mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial marjin laba

berish berpengaruh yang signifikan terhadap sturktur modal dan struktur

aktiva secara parsial tidak berpengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur

modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perkembangan marjin laba bersih mengalami fluktuasi pada tahun 2008-2010

disebabkan oleh menurunnya harga komoditas petambangan. Dengan marjin

laba bersih yang kecil perusahaan tidak berani untuk meningkatkan struktur

modalnya dengan hutang, dikarenakan biaya hutang akan lebih besar dari laba

yang dihasilkan

Perkembangan Struktur aktiva mengalmi fluktuasi pada tahun 2008-2010

disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia yang belum stabil

(35)
(36)
(37)

PENGARUH MARJIN LABA BERSIH DAN STRUKTUR

AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2010

The Effect Of Net Profit Margin And Assets Structure On Capital

Structure Of Mining Companies Listed In Indonesian Stock Exchange

For 2008 - 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

AGUS SAEPUL ROCHMAN

21208022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(38)
(39)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Marjin Laba Bersih Dan Struktur Aktiva Terhadap

Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2010

Nama : Agus Saepul Rochman

NIM : 21208022

Jenjang : Strata Satu (S1)

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Bandung, September 2012 Menyetujui

Dosen Pembimbing

(Linna Ismawati, SE., M.Si.) NIP : 4127.34.02.008

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

(Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si.) (Linna Ismawati, SE., M.Si.)

(40)

iv ABSTRACT

The Effect Of Net Profit Margin And Assets Structure On Capital

Structure Of Mining Companies Listed In Indonesian Stock

Exchange For 2008 - 2010

By : Agus Saepul Rochman Guide : Linna Ismawati, SE., M.Si

This research aims to determine net profit margin, assets structure and capital structure, also to know the effect of net profit margin and assets structure on capital structure to simultaneously and partially on Minning companies listed in Indonesian Stock Exchange for 2008-2010.

The method used is descriptive method and verifikatif. While the data used are secondary data that is composed of pooled data is financial statements Minning companies listed in Indonesian Stock Exchange for 2008-2010. Statistical test used is multiple linear regression analysis, the classical assumption test, pearson correlation analysis, coefficient of determination and test the hypothesis that counted manually and using SPSS 17.0 application for windows.

The results showed that simultaneous net profit margin and assets structure have a significant effect on capital structure, with the results obtained Fcount > Ftable, is 15,654 > 3,19. Partially, net profit margin is negative effect

significant capital structure, with the results obtained tcount > ttable is, -5,470 >

-2,01063. While assets structure is hasn’t negative effect and not significant on capital structure, with the results obtained tcount < ttable, is -1,137 < -2,01063.

(41)

v ABSTRAK

PENGARUH MARJIN LABA BERSIH DAN STRUKTUR

AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2010

Oleh : Agus Saepul Rochman Pembimbing : Linna Ismawati, SE., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui marjin laba bersih, struktur aktiva dan struktur modal, juga untuk mengetahui pengaruh marjin laba bersih dan struktu aktiva terhadap struktur modal baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa pooled data yaitu laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji hipotesis yang dihitung secara manual dan menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa marjin laba bersih dan struktu aktiva secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih, dengan didapat hasil Fhitung > Ftabel, yaitu 15,654 > 3,19. Secara parsial, marjin laba

bersih berpengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur modal, dengan didapat hasil thitung > ttabel, yaitu -5,470 > -2,01063. Sedangkan struktur aktiva

tidak berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap laba bersih, dengan didapat hasil thitung < ttabel, yaitu -1,137 < -2,01063.

(42)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas

berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,

sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini.

Adapun tujuan dari Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

untuk menempuh jenjang S1 Program Studi Manajemen di Universitas

Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena

keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak,

Sehingga sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M. Si. selaku Dekan Fakultas

(43)

vii

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi UNIKOM, selaku Wali Dosen Manajemen 1, dan selaku

dosen pembimbing

4. Ibu Sri Herlinawati, selaku staff administrasi Pusat Informasi Pasar Modal

(PIPM)

5. Karyawan-karyawan Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang bersedia

meluangkan waktunya selama Penulis melakukan Penelitian

6. Yang tercinta kedua orang tua, kakak, adik, dan keluarga besarku yang telah

memberikan dorongan dan motivasi baik secara moral maupun materi.

7. Dosen-dosen dan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan

kepada Penulis dalam penulisan Skripsi.

Akhirnya semoga Skripsi ini dapat dimanfaatkan dan diberikan

sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi Penulis maupun

bagi pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, September 2012

Penulis

(44)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah... 7

1.2.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

(45)

ix

1.4.2 Kegunaan Akademisi ... 9

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 10

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10

1.5.2 Waktu Penelitian ... 10

BAB II ... 10

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Profitabilitas ... 11

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas ... 11

2.1.1.2 Net Profit Margin ... 14

2.1.2 Struktur Aktiva ... 17

2.1.2.1 Pengertian Struktur Aktiva... 17

2.1.3 Struktur Modal ... 19

2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal ... 19

2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 23

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 25

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

2.2.1 Hubungan Marjin Laba Bersih, Struktur Aktiva Dan Struktur

Modal ... 31

2.2.1.1 Hubungan Profitabilitas (Marjin Laba Bersih) Dengan Sturktur

Modal ... 31

2.2.1.2 Hubungan Struktur Aktiva degan Struktur Modal ... 31

2.2.1.3 Hubungan Profitabilitas (Marjin laba bersih) dan Struktur

(46)

x

2.3 Hipotesis ... 35

BAB III... 36

OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Desain Penelitian ... 39

3.2.2 Operasionalisasi Variable ... 41

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data... 44

3.2.3.1 Sumber Data... 44

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis... 51

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 51

3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 62

BAB IV ... 62

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 68

4.1.1 Sejarah Perusahaan Pertambangan ... 68

4.1.2 Aktivitas Perusahaan Pertambangan... 70

4.2 Analisis Deskriptif ... 75

4.2.1 Perkembangan Marjin Laba Bersih (X1) Pada Perusahaan

Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

(47)

xi

4.2.2 Perkembangan Struktur Aktiva (X2) Pada Perusahaan

Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2008-2010 ... 78

4.2.3 Perkembangan Struktur Modal (Y) Pada Perusahaan Pertambangan

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010... 82

4.3 Analisis Verifikatif ... 85

4.3.1 Pengaruh Marjin Laba Bersih (X1) dan Struktur Aktiva (X2)

Dengan Struktur Modal (Y) Secara Parsial Maupun Simultan ... 85

A. Analisis Regresi Linear Berganda... 85

B. Uji Asumsi Klasik ... 88

C. Analisis Korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation) .... 93

D. Koefisien Determinasi ... 96

E. Pengujian Hipotesis ... 98

BAB V ... 112

KESIMPULAN DAN SARAN ... 112

5.1 Kesimpulan... 112

5.2 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(48)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kondisi perekonomian saat ini ternyata sangat tergantung dengan masalah

pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa berhadapan

dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya mengembangkan skala

produksi dan memperluas pasar untuk mencapai tingkat operasional yang lebih

efisien. Beberapa pakar sependapat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor

riil harus digerakkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun demikian

banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha salah satunya yang sangat krusial

adalah masalah pendanaan.

Dunia usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh kemacetan

kredit-kredit yang diberikan ke dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum

pemberian masa kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit

yang disetujui.

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam

kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu

diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu menentukan struktur modal

(49)

2

Struktur modal atau capital structure merupakan proporsi atau perbandingan

dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan

menggunakan utang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.

Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan,

karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang

langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur

modal tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan

beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya leverage, nilai

perusahaan pertama-tama meningkat mencapai maksimum dan kemudian menurun.

Keputusan struktur modal perusahaan akan sangat menentukan kemampuan

perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga berpengaruh terhadap

resiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningkatkan leverage maka

perusahaan dengan sendirinya akan meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Dan

sebaliknya perusahaan harus memperhatikan masalah pajak, karena sebagian ahli

berpendapat bahwa penggunaan modal yang berlebihan akan menurunkan

profitabilitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

dapat diukur melalui rasio, rasio merupakan alat untuk menyatakan pandangan

(50)

3

profitabilitas adalah marjin laba bersih, rasio ini menunjukkan seberapa besar laba

yang dapat disumbangkan kepada perusahaan dari setiap Rp 1,00 tingkat penjualan.

Bambang Riyanto (2008:297), mengemukakan bawha: “Perusahaan yang

mempunyai laba relatif stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya

sebagai akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai kesempatan yang

lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing.”

Perusahaan yang memiliki profit tinggi, cenderung menggunakan pembiayaan

dengan pendanaan eksternal atau hutang, Semakin tinggi profitabilitas berarti

semakin baik dan perusahaan akan semakin mampu memenuhi kewajibannya

finansialnya sebagai akibat penggunaan modal asing, maka di duga semakin besar

profitabilitas maka struktur modal perusahaan tersebut juga semakin meningkat,

maka profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal.

Struktur aktiva pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi struktur

modal suatu perusahaan. Struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses

produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek

(umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan

lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi.

Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih

(51)

4

Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39), mengemukakan bahwa:

“Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih

banyak menggunakan banyak utang.”

Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur (hutang)

pada umumnya didasarkan pada pertimbangan: murah, dikatakan murah, karena biaya

bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan

hutang tersebut.

Krisis keuangan global yang berawal di amerika serikat, suka tidak suka

akhirnya meyeret industri pertambangan di seluruh dunia menjadi korban berikutnya.

Sektor pertambangan indonesia yang sampai kuartal 2008 begitu berjaya, justru

mendapat pukulan paling telak sejak saat itu. Indeks bursa saham Indonesia tutup

sementara, dan rupiah terdepresiasi ke level Rp. 10.663 per USD, bahkan sempat

lebih buruk dari itu, harga komoditi pertambangan pun turun antara 50% - 70% sejak

musim panas tahun ini (Sumber: www.worldbank.org). Dampak krisis pun masih

dirasakan oleh perusahaan pertambangan di tahun 2009 hal ini tercermin dalam

laporan keungan perusahaan sektor pertambangan yang mencatat rata-rata margin

laba bersih lebih kecil dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh kewajiban

perusahaan pertambangan yang harus memenuhi kontrak jual beli yang sudah

disepakti sebelumnya.

Berikut perkembangan marjin laba bersih, struktur aktiva dan struktur modal

(52)
[image:52.612.95.545.135.532.2]

5

Tabel 1. 1 Nilai Rata-rata Marjin Laba Bersih, Struktur Aktiva dan Struktur Modal (DAR) Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

NO CODE

Marjin Laba Bersih (%)

Struktur Akitva (%)

Struktur Modal (%)

2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010

1 BUMI 19,10 5,92 7,12 5,24 15,38 12,46 60 78 75

2 KKGI 11,96 7,87 17,13 10,04 8,67 11,17 45 45 42

3 MEDC 21,78 2,88 8,93 7,95 11,56 11,10 62 64 64

4 ANTM 14,26 6,94 19,25 28,21 29,08 23,98 21 18 22

5 CITA 11,86 7,15 5,52 48,11 61,84 53,73 43 37 44

6 INCO 27,38 22,40 34,27 72,51 67,67 66,87 17 22 23

7 TINS 14,83 4,07 11,37 15,20 26,15 2,32 34 29 29

8 PKPK 7,22 5,08 2,79 54,48 47,43 40,87 61 61 59

9 RUIS 2,55 1,79 1,22 28,59 29,38 24,81 67 63 64

10 MITI 0,002 13,06 3,84 34,57 34,86 33,42 84 85 74

11 ADRO 4,90 16,21 8,94 17,57 17,46 21,70 58 59 54

12 BYAN 0,42 1,76 8,47 28,50 27,32 22,13 70 66 64

13 ITMG 17,84 22,25 12,24 32,20 28,66 31,96 38 34 34

14 PTRO 0,86 0,93 22,60 46,98 55,98 64,17 60 59 46

15 PTBA 23,67 30,48 25,40 6,29 4,60 10,56 33 28 26

16 ELSA 5,26 12,73 1,52 36,57 31,65 35,46 51 54 47

17 CTTH 2,19 11,21 8,38 33,36 35,27 32,05 78 67 62

Rata-rata Marjin laba Bersih,

Struktur Aktiva, dan Struktur Modal

10,95 10,16 11,71 29,79 31,35 29,34 52 51 49

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Data tabel 1.1 diatas menunjukan kenaikan rata-rata struktur aktiva dari 29,79%

naik ke 31,35% pada tahun 2009 yang dialamai perusahaan pertambangan tidak

mendorong perusahaan untuk menaikan proposri struktur modalnya atau mengambil

utang baru untuk pembiayaan perusahaan. Fenomena ini menggambarkan perusahaan

(53)

6

dikekhawatirkan perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban finansialnya disaat

kondisi perekonomian dalam keadaan krisis

Rata-rata margin laba bersih pun lebih kecil dari tahun sebelumnya yaitu dari

10,95% trurun menjadi 10,16%, berdasarkan survey awal, hal ini disebabkan oleh

kewajiban perusahaan pertambangan yang harus memenuhi kontrak jual beli yang

sudah disepakti sebelumnya, dimana harga komoditi sedang mengalami penurunan

hingga mencampai 50%, dengan marjin laba bersih yang kecil perusahaan tidak

berani untuk meningkatkan struktur modalnya dengan hutang, dikarenakan biaya

hutang akan lebih besar dari laba yang dihasilkan. Dari data tabel 1.1 menunjukan

menurunya marjin laba bersih diikuti pula oleh menurunya struktur modal perusahaan

pertambangan dari 52% ditahun 2008 menurun menjadi 51% ditahun 2009.

Untuk itu diperlukan pertimbangan variabel-variabel yang mempengaruhi

struktur modal suatu perusahaan dalam hal ini dilihat dari marjin laba bersih dan

struktur aktiva sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi struktur modal dalam hal

ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2008 -2010.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih jauh, dan menyajikan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul

“Pengaruh Marjin Laba Bersih dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

(54)

7

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi adalah stuktur modal yang kurang optimal

tercermin dari rata-rata perusahaan pertambangan yang menurunkan bauran

hutangnya karena dikhawatirkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiaban

finansial ketika kondisi ekonomi sedang memburuk dan kecilnya profit yang

diahasilkan perusahaan, ini dapat dilihat dari rata-rata marjin laba bersih perusahaan

yang menurun.

Pada saat bersamaan adanya kenaikan rata-rata strukut aktiva perusahaan

pertambangan, namun sebagian dari perusahaan pertambangan memiliki tingkat

struktur aktiva yang tidak terlalu tinggi, yang sering kali menjadi hambatan

perusahaan pertambangan dalam melakukan pendanaan eksternal.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan marjin laba bersih pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagaimana perkembangan struktur aktiva pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagaimana struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

(55)

8

4. Seberapa besar pengaruh marjin laba bersih dan struktur aktiva terhadap

struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di marjin laba

bersih

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan menganalisis

informasi beserta data yang relevan mengenai utang yang berhubungan dengan

struktur modal dengan menggunakan marjin laba bersih dan struktur aktiva yang

dilakukan perusahaan serta untuk menjawab masalah-masalah tertentu yang ada

kaitannya dengan struktur modal.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba bersih pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui perkembangan struktur modal pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh marjin laba bersih dan struktur aktiva

terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

(56)

9

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktisi

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai

berikut :

1) Bagi perusahaan diharapkan dapat menjadi umpan balik bagi perusahaan yang

diteliti dan menjadi masukan mengenai marjin laba besih, struktur aktiva dan

dampaknya terhadap struktur modal pada pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia di masa yang akan datang.

2) Bagi pihak lain sebagai referensi atau tambahan informasi yang diperlukan

untuk pengembangan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengaruh marjin

laba bersih, struktru aktiva dan struktur modal

1.4.2 Kegunaan Akademisi

Adapun kegunaan penelitian ini semoga dapat bermanfaat secara akademis

kepada pihak sebagai berikut :

1. Bagi peneliti hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan,

dan pemahaman tentang marjin laba bersih, struktru aktiva dan struktur modal.

2. Bagi pengembangan ilmu manajemen hasil penelitian diharapkan dapat

memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu manajemen

khususnya mengenai pengaruh marjin laba bersih, struktru aktiva dan struktur

(57)

10

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di 19 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2008-2010. Untuk memperoleh data dan informasi yang

dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang

terkait dengan data laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Pengambilan data melalui Pusat Informasi

Pasar Modal (PIPM) Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui situs

http://www.idx.co.id.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret 2012 sampai

[image:57.612.72.569.446.670.2]

dengan Juli 2012

Tabel 1. 2 Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli

Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra Survei :

Persiapan judul

Persiapan teori

Pengajuan judul penelitian Menentukan tempat penelitian Usulan Penelitian Pengumpulan Data

Pengolahan Data

(58)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut Bambang Riyanto (2008 : 35) , mengatakan: “Profitabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama suatu periode

tertentu.”

Adapun pendapat Menurut Agus Sartono (2010:122) menyatakan sebagai

berikut: “Profitabilitas adalah Kempauan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:304), mengemukakan bahwa:

“Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui

semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,

jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”

Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2009:107),

menyatakan bahwa: “Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan

keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.”

Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah

(59)

12

perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh

perusahaan.

Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat analisis dari rasio keuangan yang

bertujuan untuk melakukan evaluasi bagaimana suatu perusahaan berprestasi dan

bagaimana menempatkan posisinya di masa yang akan datang. Rasio profitabilitas

yang merupakan salah satu indikator dalam analisis rasio keuangan pun sebaiknya

tidak dikerjakan secara mekanistis, akan tetapi harus dengan pertimbangan sebagai

bagian dari proses evaluasi yang lebih luas.

Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2004:39),

menerangkan bahwa rasio profitabilitas diterapkan pada tiga area penting dalam

analisis laporan keuangan, yaitu meliputi:

1. Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment) untuk menilai

kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.

2. Kinerja operasi. Untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.

3. Pemanfaatan aktiva (asset utilization). Untuk menilai efektivitas dan

intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran

(turnover).

Menurut Lawrence J. Gitman (2009:65), “Terdapat banyak ukuran

profitabilitas, yang keseluruhannya merupakan ukuran untuk mengevaluasi

keuntungan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, tingkat aktiva tertentu,

atau investasi pemilik. Tanpa laba, perusahaan tidak dapat memperoleh modal dari

(60)

13

sangat penting dalam meningkatkan laba, dimana hal tersebut akan berpengaruh

terhadap pendapatan perusahaan.”

Cara-cara pengukuran rasio profitabilitas menurut Agus Sartono (2010:123):

1. Gross Profit margin Ratio

Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor dengan penjualan. Semakin

besar gross profit margin ratio maka semakin baik keadaan operasi perusahaan

karena hal ini menunjukan bahwa cost of good sold lebih rendah dibandingkan sales.

Gross profit margin ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila

harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu

juga sebaliknya.

2. Net Profit margin

Merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan yang sudah

dikurangi seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualannya.

�� ����� ����� =Laba Setelah pajak

Penjualan x 100%

3. Return on Investen atau Return On Assets (ROA)

Return on investment atau return on assets menunjukan kemampuan

perusahaan mengahasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

�����������������= Penjualan−Harga pokok penjualan

(61)

14

����� � ������ =Laba Setelah Pajak

Total Aktiva x 100%

4. Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik

modal sendiri, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak. Rasio ini dinyatakan

sebagai berikut:

����� �������= Laba Setelah pajak

Modal Sendiri x 100%

2.1.1.2 Net Profit Margin

Lukman Syamsuddin (2007:62), mendefinisikan Net Profit margin sebagai

berikut: “Net profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih (Net Profit)

yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak

dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi Net Profit margin, semakin baik

operasi suatu perusahaan”.

Rumus Net Profit margin dapat ditulis sebagai berikut :

�� ����� �����= �� �������� ���������� �� ( � )

����

Menurut Bambang Riyanto (2008:336)., net profit margin diartikan sebagai

keuntungan netto per rupiah penjualan. Menurut beliau, rumus perhitungan net profit

(62)

15

�� ����� �����= Keuntungan Setelah pajak (EAT) Penjualan ��o

Profit margin digunakan untuk mengukur profitabilitas dari penjualan dan

tingkat efisiensi operasi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan

menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini

menunjukkan berapa persen laba yang dapat direalisasikan dari setiap tingkat

penjualan tertentu atau dapat pula di interpretasikan seberapa besar laba yang dapat

disumbangkan kepada perusahaan dari setiap Rp 1,00 tingkat penjualan.

Tinggi rendahnya profit margin dipengaruhi oleh penjualan dan biaya-biaya

operasi (harga pokok penjulan + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umun).

Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba

yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu yang disebabkan kenaikan tingkat

penjualan lebih besar dari pada biaya operasi. Sedangkan profit margin yang rendah

menunjukkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari

tingkat penjualan tertentu yang disebabkan penjualan yang terlau rendah untuk biaya

tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan tertentu, atau kombinasi dari

kedua hal tersebut. Secara umum profit margin yang rendah menunjukkan

manajemen yang tidak efisien. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap profit

margin yang tinggi.

Besarnya profit margin pada setiap transaksi penjualan ditentukan oleh dua

(63)

16

operasi). Besar kecilnya net operating income (laba bersih operasi) tergantung pada

pendapatan dari sales dan besarnya operating expense (biaya operasi). Dengan jumlah

operating expense tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales,

atau dengan jumlah sales tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperkecil

operating expensenya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bambang

Riyanto (2008:39) yang menyatakan bahwa, terdapat dua alternatif usaha untuk

memperbesar profit margin, yaitu:

1. Dengan menambah biaya operasi sampai tingkat tertentu diusahakan

tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain,

tambahan sales harus lebih besar dari pada tambahan operating expense.

Perubahan besarnya sales dapat disebabkan oleh perubahan harga penjualan

per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu, atau disebabkan

karena luasnya penjualan bertambah dalam unit kalau tingkat harga produk

per unit sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa

pengertian meningkatkan sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan

dari sales dengan jalan:

a. Memperbesar volume sales unit pada tingkat harga penjualan tertentu

b. menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit

tertentu.

2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan

adanya pengurangan dari operating expense yang sebesar-besarnya, atau

(64)

17

berkurangnya pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales dari periode

tertentu berkurang, tetapi karena disertai dengan berkurangnya operating

expense yang lebih sebanding maka akibatnya ialah bahwa profit marginnya

makin besar.

2.1.2 Struktur Aktiva

2.1.2.1 Pengertian Struktur Aktiva

Menurut Bambang Riyanto (2008:19), “Struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar

dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar

dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang

pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva

yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses

produksi. Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya

tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya

dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai

pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial

konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya

paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya

permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva

lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang.

Menurut Lukman Syamsuddin (2007:9), struktur aktiva akan nampak pada

(65)

18

rasio tertentu dari laporan keuangan yang nampak pada neraca sebelah debet yang

menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk mengetahui berapa

besarnya aktiva tertentu dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki. Penentuan

struktur aktiva yang baik bagi suatu perusahaan, bukanlah tugas yang mudah karena

hal ini membutuhkan kemampuan manajer untuk menganalisa keadaan-keadaan pada

masa lalu, serta estimasi-estimasi masa yang akan datang, yang dihubungkan dengan

tujuan jangka panjang perusahaan.

Dalam hal ini, struktur aktiva dihubungkan dengan tujuan jangka panjang

perusahaan, sebab untuk perusahaan tertentu, contohnya perusahaan pertambangan,

sering menjadikan struktur aktiva perusahaan sebagai jaminan dari penggunaan utang

jangka panjang atau pendanaan ektern yang dilakukan perusahaan. Sebagian besar

perusahaan industri, modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed asset), sebab aktiva

tetap merupakan the earning assets (aktiva yang sesungguhnya menghasilkan

pendapatan bagi perusahaan). Perusahaan seperti ini menggunakan aktiva tetap lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja, yang disebut sebagai perusahaan

yang “capital intensive”. Sedangkan perusahaan yang mempekerjakan lebih banyak

pekerja disebut sebagai perusahan yang “labour intensive”. Artinya, semakin besar

rasio aktiva tetap atas total aktiva, maka semakin capital intensive keadaan suatu

perusahaan. Namun, aktiva lancar tidak lantas menjadi hal yang tidak penting, karena

bagaimana pun, aktiva lancar sangat diperlukan dalam produksi dan penjualan dari

apa yang telah dihasilkan oleh aktiva tetap.

(66)

19

Menurut Bambang Riyanto (2008:22), mengemukakan bahwa: “Struktur aktiva

adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam

artian relatif antar aktiva lancar dan aktiva tetap.”

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2007:9) menyatakan bahwa:

“Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing

komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan

perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya

alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva.

Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham (2005:175) mengemukakan

bahwa:“Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap

dan total aktiva.”

Adapun rumus perhitungan untuk struktur aktiva tersebut di atas adalah sebagai

berikut:

������������� = ������ ����

���������� � 100%

2.1.3 Struktur Modal

2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal

Kegiatan operasi perusahaan, seringkali dihadapkan pada masalah dari mana

(67)

20

perusahaan dapat di lihat di sisi pasiva dari neraca perusahaan, sedangkan

penggunaan dana dapat di lihat pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap

penggunaan dana, haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva

yang dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana yang dimiliki,

sedangkan hutang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya. Hutang yang

dimaksudkan disini adalah hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

Menurut Bambang Riyanto (2008:4), “keseluruhan aktivitas yang bersangkutan

dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana

tersebut disebut pembelanjaan perusahaan”.

Perolehan dan penggunaan dana, harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi

dan efektifitas. Adapun penggunaan dana harus dilakukan secara efisien artinya setiap

rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin

untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang

maksimal. Efisiensi penggunaan dana secara langsung akan menentukan besar

kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut atau rentabilitas.

Sedangkan penggunaan dana harus dilakukan secara efisien, artinya manajer

keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang

diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling

menguntungkan.

Pada prinsipnya, pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan bersumber dari

intern dan ekstern perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2008:5), sumber intern

(68)

21

perusahaan, misalnya dana yang berasal dari keuntungan yang ditahan di dalam

perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber intern,

dikatakan perusahaan itu melakukan pembelanjaan atau pendanaan intern. Sedangkan

sumber ekstern yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari

pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari bank. Apabila

perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya dipenuhi dari dana yang berasal dari

pinjaman, dikatakan perusahaan itu melakukan pendanaan utang. Jika kebutuhan dana

diperoleh dari emisi atau penerbitan saham baru, dikatakan perusahaan itu melakukan

pendanaan atau pembelanjaan modal sendiri.

Menurut Bambang Riyanto (2008:6), fungsi pembelanjaan pada dasarnya terdiri atas:

1. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana yang dalam pelaksanaannya

manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi

atau keputusan investasi.

2. Fungsi memperoleh dana atau fungsi pendanaan, yang dalam pelaksanaannya

manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif pendanaan

atau keputusan pendanaan.

Berhubungan dengan semua itu, maka pembelanjaan perusahaan dapat diartikan

sebagai keseluruhan aktivitas perusahaan dalam usaha mendapatkan dana yang

diperlukan, dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling

menguntungkan, serta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefektif dan seefisien

(69)

22

Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan

pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan, maka akan sangat mengurangi

ketergantungannya kepada pihak luar. Namun, ketika kebutuhan dana sudah semakin

meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber intern sudah

digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal

dari luar perusahaan, baik dari utang maupun dengan mengeluarkan saham baru.

Proporsi penggunaan utang jangka panjang dan modal sendiri ataupun utang jangka

panjang dan aktiva yang didanai dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang

selanjutnya disebut dengan struktur modal, menjadi sangat penting dalam manajemen

keuangan perusahaan mengingat baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek

yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan.

Menurut Brigham (2001) “Struktur modal berkaitan dengan pengambilan

keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Struktur modal tercermin pada hutang

jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri. Kebijakan struktur modal melibatkan

(trade off) antara risiko dan tingkat pengembalian”

Sedangkan Menurut Lawrence J. Gitman (2009:546), rasio utang mengukur

proporsi jumlah aktiva yang didanai oleh utang perusahaan.

Menurut Sutrisno (2009:255), besarnya struktur modal mengindikasikan

besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan dibelanjai oleh utang. Mengingat

pendanaan tersebut adalah untuk membiayai setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.

Peneliti menggunakan debt to asset ratio, karena debt to asset ratio

(70)

23

Sehingga dapat diketahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

Selain itu, debt to asset ratio dapat mengindikasikan tingkat keamanan dana melalui

jaminan dari total aktiva yang dibiayai dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan struktur modal adalah proporsi total utang dengan modal sendiri

untuk membiayai setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.

Menurut Sutrisno (2009:217), menerangkan bahwa: “Rasio total utang dengan

total aktiva yang biasa disebut rasio utang , mengukur persentase besarnya dana yang

berasal dari utang.”

Adapun rumus untuk menghitung debt to asset ratio adalah sebagai berikut:

Debt to Asset Ratio = Total Hutang Total Aktiva

Sumber: Sutrisno (2009:217)

2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Agus Sartono (2010:248), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah:

1. Tingkat penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti

memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang

lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan yang tidak stabil.

2. Struktur aset. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat

menggunakan hutang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena dari

(71)

24

dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian, besarnya asset tetap

dapat dijadikan sebagai jaminan atau kolateral utang perusahaan.

3. Tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan,

maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin

besar kebutuhan untuk pembiayaan masa mendatang, maka semakin besar

keinginan perusahaan untuk menahan laba.

4. Profitabilitas. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang

menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang.

5. Variabel laba dan perlindungan pajak. Variabel ini sangat erat kaitannya

dengan stabilitas penjualan. Jika variabilitas atau volatibilitas laba perusahaan

kecil, maka perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk

menanggung beban tetap dari utang.

6. Skala perusahaan. Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih

mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil.

Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki

fleksibilitas yang lebih besar pula.

7. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro. Sebagai contoh, perusahaan

membayar deviden sebagai upaya untuk meyakinkan pasar tentang prospek

perusahaan, dan kemudian menjual obligasi. Strategi itu diharapkan dapat

meyakinkan investor bahwa prospek perusahaan baik. Dengan kata lain, agar

(72)

25

Sedangkan menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:39-41),

menyatakan bahwa: “Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap struktur

modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,

tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian manajemen, sikap

manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, keadaan pasar,

kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan”.

Adapun menurut Bambang Riyanto (2008:297), mengemukakan bahwa:

“Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah tingkat

bunga, stabilitas dari “earning”, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya

jumlah modal yang dibutuhkan, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan”.

[image:72.612.109.536.393.682.2]

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Sebelumnya

No Pengarang Judul Sumber Alat Analisis Kesimpulan

1 Endang Sri Utami

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur

FENOMENA,

Volume 7,

Nomor 1,

Maret 2009, hal. 3947, ISSN

16934296

Ukuran Perusahaan, Standar

deviasi dari

Return on

Equity, Tingkat Pertumbuhan, Struktur Aktiva, NPM, DAR

Ukuran perusahaan, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di BEI

2 M. Toyib Daulay

Pengaruh Size, Profitability,

Dan Growth

Ofassets

Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu,

Volume 2

Nomor 2,

(73)

26

Terhadap

Struktur Modal Pada

Industrimakanan Dan Minuman Yang Go-Public

di Bursa Efek Indonesia

November 2009, ISSN : 1979 - 5408

Aset, DAR terhadap struktur modal, pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal 3 Mahira

Rafique

Effect Of Profitability & Financial

Leverage On Capital

Structure: A Case Of Pakistan’s Automobile Industry

Economics and Finance Review Vol. 1(4) pp. 50 –

58, June,

2011, ISSN: 2047 - 0401

Degree of Financial Leverage, EBT/TA, EBT/EBIT Positive Relationship between capital

structure and financial burden on firm, as is indicated by the co-efficient value (1,48). But taking the significance level of profitability to be 0,1 the p-value of DFL was pound to be 0.96

4 Andiyas Miawan dan Ignatia S Seventi

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek

Jakarta Tahun 2003-2006

Jurnal

PERSPEKTIF EKONOMI,

Volume 1,

Nomor 2,

Oktober 2008, hal. 135-148

Struktur aktiva, ROA,

market to

book ratio, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, Uniquness (biaya penjualan/total penjualan), DAR

Ada empat

variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal secara parsial, yaitu ROA, ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan Uniquenes

5 Bram

Hadianto dan Pengaruh Risiko Sistetematik, Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 1,

BETA, Struktur aktiva, NPM,

(74)

27

Christian Tayana

Struktur Aktiva, Profitabilitas,

dan Jenis

Perusahaan Terhadap

Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off

Mei 2010, Hal 15-39

Jenis

Perusahaan, DAR

dan jenis

perusahaan yang diproksi dengan variabel boneka berpengaruh positif terhadap struktur modal. 6 M. Sienly

Veronica Wijaya dan Bram Hadianto

Pengaruh

Struktur Aktiva, Ukuran,

Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap

Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia : Sebuah

Pengujian Hipotesis Pecking Order

Jurnal Ilhmia Akuntansi Vol. 7, No. 1, Mei 2008, Hal 71-84

Struktur aktiva, ukuran perusahaan,

CR, NPM,

DAR

Struktur aktiva dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal

7 Masdar Mas’ud

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan

Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan

Manajemen dan Bisnis,

Volume 7,

Nomor 1,

Maret 2008, hal. 82-99

Gambar

Tabel 1. 1 Nilai Rata-rata Marjin Laba Bersih, Struktur Aktiva dan Struktur
Tabel 1. 2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Sebelumnya
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

secara parsial dapat diambil kesimpulan, bahwa Pertumbuhan laba, Tingkat Suku Bunga, dan Return on Equity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Investasi Aktiva

Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen (dividen tunai) pada perusahaan pertambangan batubara yang

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva berpengaruh positif signifikan dan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel Pertumbuhan aktiva, Resiko bisnis, Struktur aktiva, dan Struktur kepemilikan mempunyai pengaruh terhadap

Pembahasan Hasil Pengujian Hasil perhitungan untuk hipotesis pertama, menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel struktur aktiva mempunyai hubungan positif terhadap struktur

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih, Utang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih dan hasil pengujian secara simultan

Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan maka dapat diperoleh hasil pengujian hipotesis sehingga mendapatkan kesimpulan bahwa hasil hipotesis profitabilitas, struktur