ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI
PENILAIAN KESEHATAN KSP DAN USP PADA
DINAS KOPERASI KABUPATEN SIDOARJO
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
VENTYA DEVI PRAMADITA 08.41010.0194
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
x
ABSTRAK……. ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI……... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi... 6
2.2 Sistem Informasi Manajemen ... 7
2.3 Eliminate, Simplify, Integrate, Automate ... 8
2.4 Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 9
2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 20
2.6 Analisis dan Perancangan Sistem ... 21
2.7 Kebutuhan Dokumen Perencanaan Perangkat Lunak ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Metode Penelitian ... 28
xi
... Halaman
3.2.1 Analisis Permasalahan ... 29
3.2.2 Analisis Operasional ... 30
3.2.3 Analisis Kebutuhan Data ... 31
3.2.4 Analisis Keamanan ... 31
3.3 Tahap Perancangan Sistem ... 32
3.3.1 Perancangan Proses Fungsional ... 32
3.3.2 Perancangan Data... 34
3.3.3 Perancangan Antar Muka ... 34
3.3.4 Perancangan Keamanan ... 36
3.3.5 Perancangan Sistem ... 37
3.4 Tahap Evaluasi ... 38
3.4.1 Evaluasi DFD ... 38
3.4.2 Evaluasi ERD ... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Hasil Analisis Sistem ... 39
4.1.1 Hasil Analisis Permasalahan ... 39
4.1.2 Hasil Analisis Operasional ... 47
4.1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Data ... 56
4.1.4 Hasil Analisis Keamanan ... 58
4.2 Hasil Tahap Perancangan Sistem ... 58
4.2.1 Hasil Perancangan Proses Fungsional ... 58
4.2.2 Hasil Perancangan Data ... 75
xii
4.2.5 Hasil Perancangan Sistem ... 99
4.3 Hasil Evaluasi Rancangan Sistem ... 128
4.3.1 Hasil Evaluasi DFD ... 128
4.3.2 Hasil Evaluasi ERD ... 138
BAB V PENUTUP ... 140
5.1 Kesimpulan ... 140
5.2 Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 141
xiii
DAFTAR TABEL
... Halaman
Tabel 1.1 Penetapan Predikat Kesehatan ... 2
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen... 9
Tabel 2.2 Standar Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset ... 11
Tabel 2.3 Standar Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Beresiko... 12
Tabel 2.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 12
Tabel 2.5 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan ... 12
Tabel 2.6 Standar Perhitungan RPM ... 13
Tabel 2.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko Pinjaman Bermasalah ... 13
Tabel 2.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Beresiko ... 14
Tabel 2.9 Standar Perhitungan Manajemen Umum ... 14
Tabel 2.10 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan ... 15
Tabel 2.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ... 15
Tabel 2.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ... 16
Tabel 2.13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas ... 16
Tabel 2.14 Standar Rasio Beban Operasi Anggota atas Partisipasi Bruto ... 17
Tabel 2.15 Standar Perhitungan Beban Usaha Terhadap SHU Kotor ... 17
Tabel 2.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan ... 17
Tabel 2.17 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar ... 17
Tabel 2.18 Standar Rasio Pinjaman Diberikan terhadap Dana Diterima ... 18
xiv
Sendiri/Ekuitas ... 18
Tabel 2.21 Standar Rasio Kemandirian Operasional ... 19
Tabel 2.22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto ... 19
Tabel 2.23 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota ... 19
Tabel 4.1 Keterangan Alir Sistem Penilaian Kesehatan Saat Ini ... 41
Tabel 4.2 Keterangan Fungsi Mencatat Status Laporan RAT ... 48
Tabel 4.3 Keterangan Fungsi Mencatat Data Komponen Penilaian Kesehatan... 49
Tabel 4.4 Keterangan Fungsi Melakukan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 50
Tabel 4.5 Keterangan Fungsi Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 52
Tabel 4.6 Keterangan Fungsi Mengevaluasi hasil penilaian kesehatan KSP dan USP ... 55
Tabel 4.7 Keterangan Fungsi-Fungsi Baru ... 57
Tabel 4.8 Penjelasan Mencatat Status Laporan RAT KSP dan USP... 60
Tabel 4.9 Penjelasan Mencatat Data Komponen... 60
Tabel 4.10 Penjelasan Melakukan Penilaian Kesehatan ... 63
Tabel 4.11 Penjelasan Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 65
Tabel 4.12 Penjelasan Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 67
Tabel 4.13 Fungsi Objek Form Tampilan Awal ... 79
Tabel 4.14 Fungsi Objek Menu Koperasi ... 80
Tabel 4.15 ungsi Objek Menu Standar Predikat Kesehatan ... 81
Tabel 4.16 Fungsi Objek Menu Aspek ... 82
xv
... Halaman
Tabel 4.18 Fungsi Objek Menu Rasio Modal ... 84
Tabel 4.19 Fungsi Objek Menu Rasio Manajemen ... 86
Tabel 4.20 Fungsi Objek Menu Mencatat Status Laporan RAT ... 87
Tabel 4.21 Fungsi Objek Menu Mencatat dan Mengelola Data Komponen ... 89
Tabel 4.22 Fungsi Objek Menu Melakukan Penilaian Kesehatan ... 92
Tabel 4.23 Fungsi Objek Menu Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan... 93
Tabel 4.24 Fungsi Objek Menu Status Laporan RAT ... 95
Tabel 4.25 Fungsi Objek Menu Laporan Penilaian Kesehatan Kesehatan Seluruh KSP dan USP ... 96
Tabel 4.26 Fungsi Objek Menu Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan... 97
Tabel 4.27 Fungsi Objek Menu Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 98
Tabel 4.28 Komponen ... 100
Tabel 4.29 Koperasi ... 101
Tabel 4.30 Status_Laporan ... 102
Tabel 4.31 Standar_Predikat_Kesehatan ... 102
Tabel 4.32 Penilaian_Kesehatan ... 102
Tabel 4.33 Aspek ... 103
Tabel 4.34 Rasio ... 103
Tabel 4.35 Rasio_Modal ... 104
Tabel 4.36 Rasio_Manajemen ... 104
Tabel 4.37 Tindakan ... 105
Tabel 4.38 Rancangan Uji Coba Tampilan Login ... 105
xvi
Tabel 4.41 Rancangan Uji Coba Menu Data Koperasi... 109
Tabel 4.42 Rancangan Uji Coba Menu Standar Predikat Kesehatan ... 110
Tabel 4.43 Rancangan Uji Coba Menu Aspek ... 111
Tabel 4.44 Rancangan Uji Coba Menu Rasio ... 113
Tabel 4.45 Rancangan Uji Coba Menu Master Detail Rasio ... 114
Tabel 4.46 Rancangan Uji Coba Menu Rasio Manajemen ... 115
Tabel 4.47 Rancangan Uji Coba Menu Mencatat Status Laporan RAT ... 117
Tabel 4.48 Rancangan Uji Coba Menu Mencatat Data Komponen ... 118
Tabel 4.49 Rancangan Uji Coba Menu Penilaian Kesehatan ... 121
Tabel 4.50 Rancangan Uji Coba Menu Evaluasi ... 123
Tabel 4.51 Rancangan Uji Coba Menu Laporan Status Koperasi ... 123
Tabel 4.52 Rancangan Uji Coba Menu Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Seluruh KSP dan USP ... 125
Tabel 4.53 Rancangan Uji Coba Menu Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan ... 126
xvii
DAFTAR GAMBAR
... Halaman
Gambar 2.2 Simbol External Entity ... 22
Gambar 2.3 Simbol Data Flow ... 22
Gambar 2.4 Simbol Proses ... 23
Gambar 2.5 Simbol Data Store ... 23
Gambar 3.1 Metode Penelitian ... 28
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 42
Gambar 4.2 Blok Diagram Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 45
Gambar 4.3 Alir Sistem Mencatat Status Laporan RAT KSP dan USP ... 59
Gambar 4.4 Alir Sistem Mencatat Data Komponen ... 61
Gambar 4.5 Alir Sistem Melakukan Penilaian Kesehatan ... 62
Gambar 4.6 Alir Sistem Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 64
Gambar 4.7 Alir Sistem Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 66
Gambar 4.8 Context Diagram Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 68
Gambar 4.9 DFD Level 0 Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 69
Gambar 4.10 DFD Level 1 Melakukan Penilaian Kesehatan ... 70
Gambar 4.11 DFD Level 1 Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan ... 71
Gambar 4.12 DFD Level 1 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan ... 72
Gambar 4.13 DFD Level 2 Mengelola Status Laporan RAT ... 73
Gambar 4.14 DFD Level 2 Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan ... 73
xviii
Kesehatan... 75
Gambar 4.17 Conceptual Data Model ... 76
Gambar 4.18 Tampilan Awal Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 78
Gambar 4.19 Tampilan Form Login ... 78
Gambar 4.20 Tampilan Menu Koperasi ... 79
Gambar 4.21 Tampilan Menu Standar Predikat Kesehatan ... 81
Gambar 4.22 Tampilan Menu Aspek ... 82
Gambar 4.23 Tampilan Menu Rasio ... 83
Gambar 4.24 Tampilan Menu Rasio Modal ... 84
Gambar 4.25 Tampilan Menu Rasio Manajemen ... 85
Gambar 4.26 Tampilan Menu Mencatat Status Laporan RAT ... 87
Gambar 4.27 Tampilan Menu Mencatat dan Mengelola Data Komponen ... 89
Gambar 4.28 Tampilan Menu Melakukan Penilaian Kesehatan ... 92
Gambar 4.29 Tampilan Menu Mengevaluasi Hasil Penilaian Kesehatan ... 93
Gambar 4.30 Tampilan Menu Status Laporan RAT ... 94
Gambar 4.31 Tampilan Menu Laporan Penilaian Kesehatan Kesehatan Seluruh KSP dan USP ... 95
Gambar 4.32 Tampilan Menu Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat Kesehatan... 96
Gambar 4.33 Tampilan Menu Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP dan USP ... 97
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat. Hal tersebut berdampak pada segala aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi dapat digunakan untuk membantu proses bisnis pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Demikian halnya dengan Dinas Koperasi. Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo memiliki tugas pokok yaitu mengelola dan mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh koperasi di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Ada beberapa jenis koperasi yang dikelola dan diawasi oleh Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo diantaranya adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP). KSP adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam, sedangkan USP adalah unit usaha koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.
2
itu dibutuhkan adanya penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP sehingga pengelolaannya sesuai dengan nilai-nilai, norma, dan prinsip koperasi.
Pada saat ini, proses perhitungan penilaian kesehatan KSP dan USP dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel. Penilaian kesehatan KSP dan USP dilakukan oleh Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Penilaian kesehatan tersebut dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan pada Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang diserahkan oleh masing-masing KSP dan USP. Ruang lingkup penilaian kesehatan KSP dan USP meliputi penilaian terhadap beberapa aspek, antara lain (1) permodalan, (2) kualitas aktiva produktif, (3) manajemen, (4) efisiensi, (5) likuiditas, (6) kemandirian dan pertumbuhan, serta (7) jati diri koperasi.
Skor nilai akhir yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut digunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Penetapan predikat kesehatan berdasarkan skor nilai dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Penetapan Predikat Kesehatan
NO SKOR NILAI PREDIKAT KESEHATAN
1 80 < x < 100 Sehat
2 60 < x < 80 Cukup Sehat 3 40 < x < 60 Kurang Sehat 4 20 < x < 40 Tidak Sehat
5 x < 20 Sangat Tidak Sehat
bobot aspek, pengecekan tabel rasio dan tabel predikat kesehatan dilakukan secara manual, serta tidak ada warning system bagi KSP/USP yang belum menyerahkan laporan RAT. Hal tersebut mengakibatkan pada proses penilaian kesehatan KSP/USP membutuhkan waktu yang lama sehingga pembuatan laporan penilaian kesehatan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Dilihat dari dimensi content (ketepatan isi) adalah proses input bobot aspek, proses pengecekan terhadap tabel standart rasio dan proses pengecekan tabel predikat kesehatan masih dilakukan secara manual. Hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan saat proses input dan pengecekan tabel standart sehingga skor nilai dan hasil predikat yang diperoleh pun menjadi tidak akurat.
Analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP/USP ini menghasilkan dokumen berupa Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) dan Desain dan Arsitektur Perangkat Lunak (DAPL). Dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan software. Harapannya, setelah perancangan tersebut dikembangkan menjadi sebuah aplikasi yang berbasis dekstop dapat mengatasi permasalahan keterlambatan laporan, dan meminimalkan ketidakakuratan data dari hasil penilaian.
1.2 Perumusan Masalah
4
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dalam pembuatan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP/USP tersebut, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:
1. Rancangan aplikasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai rancangan yang melakukan perhitungan penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP berdasarkan aspek dan komponen penilaian yang telah ditentukan.
2. Hasil rancangan aplikasi akan digunakan untuk implementasi aplikasi berbasis dekstop.
3. Dapat menghasilkan rancangan laporan berupa Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KSP/USP, Laporan Status Laporan KSP/USP, Laporan Penilaian Kesehatan Keseluruhan, dan Laporan Penilaian Kesehatan Berdasarkan Predikat.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan merancang aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sehingga menghasilkan dokumen SKPL dan dokumen DAPL.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini dibahas tentang latar belakang sebagai dasar studi kasus ini, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang mendeskripsikan semuanya sebagai pengantar.
Bab kedua merupakan landasan teori. Pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang melandasi permasalahan yang ada. Landasan teori-teori mempunyai beberapa pokok bahasan diantaranya yaitu konsep dasar sistem informasi, sistem informasi manajemen, Eliminate Simplify Integrate Automate (ESIA), penilaian kesehatan KSP dan USP, siklus hidup pengembangan sistem, serta kebutuhan dokumen perencanaan perangkat lunak.
Bab ketiga yaitu metode penelitian. Bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo meliputi tahap analisis sistem, tahap perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem.
Bab keempat yaitu hasil dan pembahasan. Bab ini berisi penjelasan tentang hasil dari tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo meliputi hasil tahap analisis sistem, hasil tahap perancangan sistem, dan hasil tahap evaluasi rancangan sistem.
6 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
Menurut O’ Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dimensi Time (waktu)
a. Timeliness (tepat waktu), artinya informasi harus tersedia ketika dibutuhkan.
b. Currency (aktual), artinya informasi harus up to date.
c. Frequency, tingkat ketersediaan informasi pada waktu dibutuhkan.
d. Time period, informasi harus tersedia dalam periode masa lalu, kini dan
yang akan datang. 2. Dimensi Content (isi)
a. Accuracy (tepat), informasi harus bebas dari kesalahan.
b. Relevance, informasi harus berhubugan dengan kebutuhan dari penerima
dan situasi tertentu.
c. Completeness (lengkap), semua informasi yang dibutuhkan harus tersedia.
d. Conciseness (ringkas), informasi harus ringkas dan padat.
e. Scope, luas lingkup informasi yang dibutuhkan.
f. Performance, informasi dapat dijadikan ukuran untuk mengukur kinerja
3. Dimensi Form (Bentuk)
a. Clarity (jelas), informasi yang diberikan dalam bentuk yang mudah
dimengerti.
b. Detail (rinci), informasi harus rinci namun ringkas.
c. Order (tersusun), informasi tersusun sesuai format yang telah ditentukan.
d. Presentation (penyajian), bentuk penyajian dan informasi.
e. Media (sarana), sarana yang diperlukan untuk menyampaikan informasi.
2.2 Sistem Informasi Manajemen
Ada empat kategori laporan yang biasanya disediakan oleh Sistem Informasi Manajemen (SIM) (Djahir dan Pratita, 2014:127), yaitu:
1. Periodik
Laporan periodik adalah laporan yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan, kwartalan, dan sebagainya.
2. Ikhtisar
Laporan ikhtisar adalah laporan yang memberikan ringkasan terhadap sejumlah data/informasi.
3. Perkecualian
Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul pada saat terjadi sesuatu yang tidak normal dalam organisasi.
4. Perbandingan
8
2.3 Eliminate, Simplify, Integrate, Automate
Perancangan ulang proses biasanya bertujuan untuk membuat suatu proses lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan harus bernilai tambah. Saat merancang ulang proses yang sudah ada, penekanannya adalah pada eliminasi semua kegiatan yang tidak bernilai tambah dan merampingkan kegiatan yang bernilai tambah. Menurut Peppard (1995) dalam Fajriyansyah dan Abdurachman (2012), ada empat cara improvisasi yang dapat dilakukan terhadap proses-proses dalam perusahaan yang ditawarkan oleh teknologi informasi, yaitu:
1. Eliminate
Menghilangkan proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi dilakukan jika sistem komputer diimplementasikan
2. Simplified
Penyederhanaan proses-proses tertentu atau pengurangan rantai proses untuk tujuan pelaksanaan aktifitas yang lebih cepat dan murah.
3. Integrate
Adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa proses yang biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi yang terpisah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana.
4. Automate
2.4 Penilaian Kesehatan KSP dan USP
Kesehatan KSP dan USP adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat, dan sangat tidak sehat. Penilaian kesehatan KSP dan USP dilakukan oleh Pejabat Penilai yaitu pejabat yang ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai pejabat yang berwenang untuk memberikan penilaian kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tahun 2009, penilaian kesehatan dinilai dari beberapa aspek dan komponen. Aspek dan komponen penilaian kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen No Aspek
yang dinilai
Komponen Bobot
penilaian
1 Permodalan 15
a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Modal Sendiri x 100%
Total Aset
6
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman yang diberikan yang beresiko
Modal Sendiri x 100% Pinjaman diberikan yang beresiko
6
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Modal Tertimbang x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
3
2 Kualitas Aktiva Produktif 25
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
Volume pinjaman pada anggota x 100% Volume pinjaman
10
b. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap Pinjaman yang diberikan
Pinjaman bermasalah x 100% Pinjaman yang diberikan
5
c. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah
10
No Aspek yang dinilai
Komponen Bobot
penilaian Cadangan resiko x 100%
Pinjaman bermasalah
d. Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap Pinjaman yang diberikan
Pinjaman yang beresiko x 100% Pinjaman yang diberikan
5
3 Manajemen 15
a. Manajemen Umum b. Kelembagaan
c. Manajemen Permodalan d. Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas
3
a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto
Beban operasi anggota x 100% Partisipasi bruto
4
b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor Beban usaha x 100%
SHU kotor
4
c. Rasio efisiensi pelayanan Biaya karyawan x 100%
b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Pinjaman yang diberikan x 100% Dana yang diterima
5
6 Kemandirian dan Pertumbuhan 10
a. Rentabilitas aset
SHU sebelum pajak x 100% Total aset
3
b. Rentabilitas modal sendiri SHU bagian anggota x 100% Total modal sendiri
3
c. Kemandirian operasional pelayanan
Partisipasi Neto x 100% Beban usaha + beban perkoperasian
4
7 Jatidiri Koperasi 10
a. Rasio partisipasi bruto
Partisipasi bruto x 100% Partisipasi bruto + pendapatan
No Aspek yang dinilai
Komponen Bobot
penilaian b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
PEA x 100% Simpanan pokok + simpanan wajib
PEA = Manfaat Ekonomi Partisipasi Pemanfaatan Pelayanan (MEPPP) + SHU bagian anggota
3
Jumlah 100
Hasil dari perhitungan di atas akan dicocokan dengan tabel standar rasio dari masing-masing aspek dan kemudian diperoleh suatu nilai. Nilai tersebut kemudian dikalikan dengan bobot aspek untuk mendapatkan skor nilai kesehatan.
Berikut adalah tabel standar rasio beserta skor yang diperoleh bagi masing-masing aspek:
a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Standar rasio modal sendiri terhadap total aset dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Standar Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset
Rasio Modal (%) Nilai Skor
0 < x < 20 25 1,50
20 < x < 40 50 3,00
40 < x < 60 100 6,00
60 < x < 80 50 3,00
80 < x < 100 25 1,50
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman yang diberikan yang beresiko
12
Tabel 2.3 Standar Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan Beresiko
Rasio Modal (%) Nilai Skor
0 < x < 10 0 0
10 < x < 20 10 0,6
20 < x < 30 20 1,2
30 < x < 40 30 1,8
40 < x < 50 40 2,4
50 < x < 60 50 3,0
60 < x < 70 60 3,6
70 < x < 80 70 4,2
80 < x < 90 80 4,8
90 < x < 100 90 5,4
< 100 100 6,0
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Standar rasio kecukupan modal sendiri dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rasio Modal (%) Nilai Skor
< 4 0 0
4 < x < 6 50 1,50
6 < x < 8 75 2,25
> 8 100 3,00
d. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan Standar rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Standar Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Pinjaman Diberikan
Rasio (%) Nilai Skor
< 25 0 0
25 < x < 50 50 5,00 50 < x < 75 75 7,50
e. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap volume pinjaman
Standar rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap volume pinjaman dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Standar Perhitungan RPM
Rasio (%) Nilai Skor
> 45 0 0
40 < x < 45 10 0,5
30 < x < 40 20 1,0
20 < x < 30 40 2,0
10 < x < 20 60 3,0
0 < x < 10 80 4,0
= 0 100 5,0
f. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah
Standar rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Standar Perhitungan Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko Pinjaman Bermasalah
Rasio (%) Nilai Skor
0 0 0
0 < x < 10 10 0,5
10 < x < 20 20 1,0
20 < x < 30 30 1,5
30 < x < 40 40 2,0
40 < x < 50 50 2,5
50 < x < 60 60 3,0
60 < x < 70 70 3,5
70 < x < 80 80 4,0
80 < x < 90 90 4,5
90 < x < 100 100 5,0
g. Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap Pinjaman yang diberikan
14
Tabel 2.8 Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Beresiko
Rasio (%) Nilai Skor
> 30 25 1,25
26 < x < 30 50 2,50
21 < x < 26 75 3,75
< 21 100 5,00
h. Manajemen Umum
Standar perhitungan manajemen umum dapat dilihat pada Tabel 2.9. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen umum. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen umum yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 2.9 Standar Perhitungan Manajemen Umum Jumlah Jawaban
Ya
Skor
1 0,25
2 0,50
3 0,75
4 1,00
5 1,25
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
12 3,00
i. Kelembagaan
Tabel 2.10 Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan Jumlah Jawaban
Ya
Skor
1 0,50
2 1,00
3 1,50
4 2,00
5 2,50
6 3,00
j. Manajemen Permodalan
Standar perhitungan manajemen permodalan dapat dilihat pada Tabel 2.11. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen permodalan. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen permodalan yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 2.11 Standar Perhitungan Manajemen Permodalan Jumlah Jawaban
Ya
Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
k. Manajemen Aktiva
16
Tabel 2.12 Standar Perhitungan Manajemen Aktiva Jumlah Jawaban
Ya
Skor
1 0,30
2 0,60
3 0,90
4 1,20
5 1,50
6 1,80
7 2,10
8 2,40
9 2,70
10 3,00
l. Manajemen Likuiditas
Standar perhitungan manajemen likuiditas dapat dilihat pada Tabel 2.13. Perhitungan nilai berdasarkan pada hasil penilaian atas jawaban pertanyaan pada aspek manajemen likuiditas. Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen likuiditas yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 2.13 Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas Jumlah Jawaban
Ya
Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
m. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto
Tabel 2.14 Standar Rasio Beban Operasi Anggota atas Partisipasi Bruto
Rasio (%) Nilai Skor
> 100 0 1
95 < x < 100 50 2
90 < x < 95 75 3
0 < x < 90 100 4
n. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
Standar rasio beban usaha terhadap SHU kotor dapat dilihat pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15 Standar Perhitungan Beban Usaha Terhadap SHU Kotor
Rasio (%) Nilai Skor
> 80 25 1
60 < x < 80 50 2
40 < x < 60 75 3
0 < x < 40 100 4
o. Rasio efisiensi pelayanan
Standar rasio efisiensi pelayanan dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16 Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio (%) Nilai Skor
< 5 100 2,0
5 < x < 10 75 1,5
10 < x < 15 50 1,0
> 15 0 0,0
p. Rasio kas
Standar rasio kas dapat dilihat pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17 Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
Rasio (%) Nilai Skor
18
Rasio (%) Nilai Skor
10 < x < 15 100 10
15 < x < 20 50 5
> 20 25 2,5
q. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Standar rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dapat dilihat pada Tabel 2.18.
Tabel 2.18 Standar Rasio Pinjaman Diberikan terhadap Dana Diterima
Rasio (%) Nilai Skor
< 60 25 1,25
600 < x < 70 50 2,50
70 < x < 80 75 3,75
80 < x < 90 100 5
r. Rentabilitas aset
Standar rasio rentabilitas aset dapat dilihat pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset
Rasio (%) Nilai Skor
< 5 25 0,75
5 < x < 7,5 50 1,50
7,5 < x < 10 75 2,25
> 10 100 3,00
s. Rentabilitas modal sendiri
Standar rasio rentabilitas modal sendiri dapat dilihat pada Tabel 2.20.
Tabel 2.20 Standar Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri/Ekuitas
Rasio (%) Nilai Skor
< 3 25 0,75
3 < x < 4 50 1,50
Rasio (%) Nilai Skor
> 5 100 3,00
t. Kemandirian operasional pelayanan
Standar rasio kemandirian operasional pelayanan dapat dilihat pada Tabel 2.21.
Tabel 2.21 Standar Rasio Kemandirian Operasional
Rasio (%) Nilai Skor
< 100 0 0
> 100 100 4
u. Rasio partisipasi bruto
Standar rasio partisipasi bruto dapat dilihat pada Tabel 2.22.
Tabel 2.22 Standar Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto
Rasio (%) Nilai Skor
< 25 0 0,00
25 < x < 50 50 3,50
50 < x < 75 75 5,25
> 75 100 7
v. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
Standar rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) dapat dilihat pada Tabel 2.23.
Tabel 2.23 Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio (%) Nilai Skor
< 5 0 0,00
5 < x < 7,5 50 1,50 7,5 < x < 10 75 2,25
20
2.5 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Siklus hidup pengembangan sistem adalah nama lain dari Software
Development Life Cycle (SDLC) ini merupakan suatu proses pengembangan atau
perubahan pada suatu perangkat lunak. Pengembangan atau perubahan tersebut dilakukan dengan cara menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan oleh banyak orang yang telah mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Berikut adalah tahapan-tahapan dari SDLC Menurut Kendall dan Kendall (2010:11), yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan.
Pada tahap ini penganalisis melihat apa yang terjadi di dalam bisnis untuk menentukan dengan tepat masalah, peluang dan tujuan. Output dari tahap ini adalah laporan yang berisikan definisi problem dan ringkasan tujuan.
2. Menentukan syarat-syarat informasi.
Pada tahap ini, penganalisis menentukan sampel dan memeriksa data mentah, melakukan wawancara, dan melakukan pengamatan terhadap pengguna. 3. Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem.
Pada tahap ini penganalisis melakukan analisis kebutuhan-kebutuhan sistem menggunakan diagram alir data untuk menyususn daftar input, proses dan
output.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan.
Dalam tahap ini, penganalisis merancang antarmuka pengguna, merancang basis data, dan merancang prosedur back up dan kontrol untuk melindungi sistem dan data serta untuk membuat paket spesifikasi program.
Dalam tahap ini dilakukan pengembangan perangkat lunak berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat.
6. Menguji dan mempertahankan sistem.
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibuat.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem.
Perangkat lunak yang telah dibuat akan diimplementasikan dan dilakukan evaluasi apakah perangkat lunak dapat mengatasi permasalahan yang terjadi.
2.6 Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis Sistem menurut Al Fatta (2007:44) adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:79), perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analis sistem.
Tujuan tahap perancangan sistem yaitu (1) memenuhi kebutuhan pemakai sistem, dan (2) memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap untuk pemrogram dan ahli-ahli teknik yang terlibat. Rancangan sistem atau perangkat lunak dapat digambarkan dalam:
1. System Flow
System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus
22
2. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggambarkan suatu
sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di tempat data tersebut mengalir. Simbol-simbol dasar dalam DFD menurut Kendall dan Kendall (2010:40) yaitu:
a. External Entity
Suatu External Entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Gambar 2.2 merupakan simbol entitas dalam DFD dalam model Gane dan Sarson.
Gambar 2.2 Simbol External Entity
b. Data Flow
Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data Flow
menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau entitas dengan proses. Gambar 2.3 merupakan simbol Data Flow.
c. Process
Suatu proses meliputi beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dari arus data yang masuk untuk dijalankan atau diproses agar menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Gambar 2.4 merupakan simbol Proses.
0
Process
Gambar 2.4 Simbol Proses
d. Data Store
Data Store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses
penyimpanan data. Suatu nama perlu diberikan pada data store untuk menunjukkan nama dari file-nya. Gambar 2.5 merupakan simbol data
store yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:
1. Suatu file atau Database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.
3. Suatu tabel acuan manual.
1 Data Store
Gambar 2.5 Simbol Data Store
Berikut ini adalah urutan langkah bagaimana menggambarkan suatu sistem pada DFD:
24
Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan Data
Flow Diagram. Pada Context Diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat
dan entity apa saja yang digunakan. Dalam Context Diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.
b. Data Flow Diagram Level 0
DFD Level 0 adalah langkah selanjutnya setelah Context Diagram. Hal yang digambarkan dalam Diagram Level 0 ini adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity, Process, Data Flow, dan Data Store.
c. Data Flow Diagram Level 1
DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD Level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD Level 0.
3. Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem yang di
dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribut yang merupakan ciri entity tersebut. Menurut Marlinda (2004), Attribute memiliki pengertian kolom di sebuah relasi. Macam-macam Attribute yaitu:
a. Simple Attribute
Attribute ini merupakan Attribute yang unik dan tidak dimiliki oleh
Attribute lainnya.
b. Composite Attribute
c. Single Value Attribute
Attribute yang hanya memiliki satu nilai harga.
d. Multi Value Attribute
Multi Value Attribute adalah Attribute yang banyak memiliki nilai harga.
e. Null Value Attribute
Null Value Attribute adalah Attribute yang tidak memiliki nilai harga.
Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. Macam-macam relasi itu sendiri antara lain:
1. One To One (1:1)
Relasi dari entitas satu dengan entitas dua adalah satu berbanding satu.
2. One To Many (1:m)
Relasi antara entitas yang pertama dengan entitas yang kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat juga dibalik, banyak berbanding satu.
3. Many To Many
Relasi antara entitas yang satu dengan entitas yang kedua adalah banyak berbanding banyak.
Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan
26
1. Conceptual Data Model
Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang
menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.
2. Physical Data Model
Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang
menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal.
2.7 Kebutuhan Dokumen Perencanaan Perangkat Lunak
Dalam merencanakan pembuatan proyek perangkat lunak, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah persiapan-persiapan pembuatan dokumen untuk kebutuhan proyek. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk merencanakan proyek perangkat lunak adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Menurut Pressman (2010:180) spesifikasi kebutuhan perangkat lunak merupakan gabungan antara pemodelan dalam bentuk teks dan diagram untuk menjelaskan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak komputer untuk kebutuhan pelanggan, dengan cara relatif mudah untuk dipahami. Pemodelan berbasis sistem atau perangkat lunak berbentuk teks memperlihatkan sistem atau perangkat lunak dari sudut pandang pengguna, sedangkan pemodelan berbasis data memperlihatkan ruang informasi dan memperlihatkan objek-objek data yang akan dimanipulasi oleh perangkat lunak dan juga memperlihatkan relasi antar objek yang terjadi.
2. Desain dan Arsitektur Perangkat Lunak
28 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut terdiri atas tahap analisis sistem, tahap perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem.
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam Tugas Akhir ini, agar dalam pengerjaannya dapat dilakukan dengan terarah dan sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metode Penelitian
3.2 Tahapan Analisis
Analisis sistem dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Wawancara tersebut dilakukan terhadap Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tahapan analisis sistem terdiri atas beberapa langkah yaitu analisis permasalahan, analisis operasional, analisis kebutuhan data, dan analisis keamanan.
3.2.1 Analisis Permasalahan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat menganalisis permasalahan yang terdapat pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo berdasarkan wawancara dengan pihak Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah, tahapan yang dilakukan yaitu, (1) mengamati proses bisnis, (2) menentukan masalah berdasarkan proses bisnis yang diterapkan saat ini. Setelah masalah diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menentukan peluang yang bisa dilakukan. Jika masalah dan peluang sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan tujuan yang bisa diperoleh. Oleh karena itu beberapa kegiatan dilakukan pada tahap ini, yaitu:
30
dialami, serta harapan yang ingin dicapai oleh Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.
2. Menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh. 3. Menentukan ruang lingkup dan batasan permasalahan.
4. Mendefinisikan hasil-hasil berdasarkan wawancara yang telah dilakukan. Berdasarkan tahapan tersebut maka output dari tahap ini berisikan alur proses bisnis yang tergambar pada dokumen alir.
b. Menentukan kebutuhan informasi pengguna
Tahap ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan informasi pengguna yang terlibat. Adapun langkah yang dilakukan adalah (1) memeriksa data penilaian kesehatan KSP dan USP, (2) mengamati perilaku pengguna aplikasi (Kepala Seksi dan Staf) dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan tugasnya, (3) memahami informasi apa yang dibutuhkan, bagaimana proses bisnisnya, dan memahami prosedur penilaiannya.
c. Menggambarkan kebutuhan sistem
Menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem penjualan ini dilakukan dengan menggambarkan dan menyusun input, proses, dan output secara umum dari sistem dengan blok diagram.
3.2.2 Analisis Operasional
bisa menangani fungsi organisasi dan proses bisnis yang ada. Langkah-langkah tersebut yaitu:
a. Menentukan fungsi apa yang harus dikerjakan oleh aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP.
b. Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang ada, entitas apa saja yang berperan, dan alur apa saja yang terjadi dalam fungsi yang dibuat.
3.2.3 Analisis Kebutuhan Data
Setelah diperoleh fungsi yang harus dikerjakan oleh aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan analisis kebutuhan data. Analisis kebutuhan data digunakan untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan pengguna secara khusus. Hasil dari analisis kebutuhan data adalah berupa daftar kebutuhan data pada setiap fungsi-fungsi sistem. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan entitas dalam aplikasi. b. Meninjau dokumentasi penilaian yang ada pada Seksi Bina Usaha Simpan
Pinjam.
c. Mewawancarai Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam mengenai proses pengolahan data penilaian tersebut.
3.2.4 Analisis Keamanan
Analisis keamanan sistem merupakan analisis non-fungsional sistem yang
dilakukan dengan cara menentukan siapa yang boleh mengakses aplikasi penilaian
kesehatan, sampai kepada proses dan fungsi tertentu dalam aplikasi penilaian
kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sehingga bisa
diperoleh bahwa masing-masing entitas memiliki hak akses yang berbeda dalam
32
3.3 Tahap Perancangan Sistem
Pada subbab ini menggambarkan tentang rancangan fungsi-fungsi sistem yang terdiri atas proses, data, dan antar muka. Perancangan sistem dimulai dari alir sistem, DFD, ERD, serta perancangan input dan output sistem.
3.3.1 Perancangan Proses Fungsional
Perancangan proses pada aplikasi digambarkan melalui: a. Alir Sistem (System Flow)
Secara garis besar langkah yang dilakukan untuk dapat membuat System Flow pada perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan entitas yang terlibat pada sistem sesuai dengan analisis yang dilakukan.
2. Menentukan fungsi-fungsi dalam sistem berdasar analisis yang telah dilakukan.
3. Mendefinisikan proses-proses detil dari fungsi yang ada sesuai dengan urutan proses bisnis yang baru secara detail.
4. Menentukan secara jelas aktivitas dari dimulainya suatu fungsi di dalam sistem sampai berakhirnya aktifitas pada fungsi tersebut.
b. Context Diagram
Secara garis besar langkah yang dilakukan untuk membuat Context Diagram pada perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP ini adalah sebagai berikut:
2. Mengidentifikasi semua input dan output yang terlibat dengan entitas tersebut.
3. Menentukan nama sistem.
4. Menentukan apa yang diterima/diberikan entitas dari/ke sistem tersebut.
c. Data Flow Diagram Level 0
Merupakan dekomposisi dari diagram konteks, tahap yang dikerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan proses-proses utama yang ada pada sistem.
2. Menentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem.
3. Menentukan data store (master ataupun transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
d. Data Flow Diagram Level 1
Merupakan dekomposisi dari Data Flow Diagram Level 0, langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan proses yang lebih kecil dari proses utama yang ada di level 0. 2. Menentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing subproses
tersebut.
3. Menentukan arus data store sebagai sumber maupun tujuan alur data.
e. Data Flow Diagram Level 2
Merupakan dekomposisi dari Data Flow Diagram Level 1, langkah yang dilakukan sebagai berikut:
34
2. Menentukan apa yang diberikan atau diterima masing-masing subproses tersebut.
3. Menentukan arus data store sebagai sumber maupun tujuan alur data.
3.3.2 Perancangan Data
Subbab berikut ini bertujuan untuk menggambarkan rancangan data pada aplikasi penilaian kesehatan KSP/USP. Perancangan data tersebut menghasilkan Conceptual Data Model (CDM). Langkah-langkah dalam pembuatan CDM adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tipe data dari masing-masing atribut 2. Menentukan primary key setiap tabel
3. Menggambar relasi antar entitas serta menuliskan nama relasi, kardinalitas, dan mandatory atau tidaknya
4. Mengecek model tersebut apakah sudah benar atau masih salah secara teknik pengambaran
5. Memperbaiki setiap error dan warning
3.3.3 Perancangan Antar Muka
Perancangan antar muka dalam subbab ini membahas tentang rancangan untuk perangkat lunak, perangkat keras, dan perancangan antar muka pengguna sebagai berikut:
a. Antar Muka Perangkat Lunak
mendapatkan perangkat lunak yang baik untuk Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyelaraskan dengan kemampuan pengguna pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.
2. Mengevaluasi kembali kebutuhan bisnis yang ada.
3. Memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dengan pihak Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.
4. Memilih perangkat lunak yang mudah digunakan. b. Antar Muka Perangkat Keras
Setelah memilih perangkat lunak yang baik, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan perancangan antar muka perangkat keras yang digunakan untuk mendapatkan sekumpulan perangkat keras untuk menjalankan aplikasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Memilih hardware yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang dibuat.
2. Memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dengan pihak Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.
c. Antar Muka Pengguna
Antar muka pengguna adalah sebuah titik dimana sistem dan user saling berinteraksi. Pada bagian ini digambarkan terlebih dahulu alur kerja
Graphical User Interface (GUI) secara keseluruhan mengenai:
1. Perancangan Form
36
analisis fungsional, non-fungsional dan tahap perancangan. Sehingga bisa dideskripsikan tentang form tersebut beserta alur kerjanya.
2. Perancangan Laporan
Dalam merancang laporan pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo juga dapat digambarkan berdasarkan hasil dari tahap analisis fungsional, non-fungsional dan tahap perancangan. Sehingga bisa dideskripsikan tentang laporan yang dibuat.
3.3.4 Perancangan Keamanan
Perancangan keamanan dari aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP tersebut terdiri atas:
a. Otentikasi
Proses otentikasi meliputi pengumpulan informasi yang unik dari para user dan kemudian disimpan dalam sebuah database. Informasi tersebut digunakan sebagai username dan password. Pengguna yang akan mengakses ke sistem diminta memasukkan username dan password untuk dicocokkan dengan database sistem.
b. Otorisasi
3.3.5 Perancangan Sistem
Berikut ini dijelaskan bagaimana aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo dirancang berdasarkan standar pemrograman, model fisik, dan rencana uji coba sistem, berikut penjelasannya: 1. Standar Pemrograman
Dalam menentukan standar pemrograman yang cocok untuk mengembangkan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Menentukan bahasa pemrograman yang sesuai dengan masalah dan tujuan pada tahap analisis.
b. Menentukan apakah hasil program bersifat ringan dijalankan atau tidak. c. Memiliki sumber daya yang cukup banyak, sehingga pada saat terjadi
masalah saat pengoperasian bisa diatasi dengan cepat dan mudah. 2. Model Fisik
a. Physical Data Model (PDM)
PDM dapat dibuat dengan cara melakukan generate dari hasil rancangan CDM dari perancangan data pada subbab 3.3.2.
b. Data Dictionary
Data Dictionary dibuat berdasarkan hasil rancangan PDM yang
merupakan deskripsi tabel-tabel transaksi yang berisikan field, tipe data,
constrain, dan keterangan tabel.
3. Rencana Uji Coba
38
berdasarkan perancangan interface dengan dibuat rancangan uji coba tiap fungsi.
3.4 Tahap Evaluasi
Untuk tahap evaluasi dari perancangan sistem yang telah dirancangkan, maka dilakukan pengecekan dan pengevaluasian dari DFD dan ERD yang dikerjakan pada tahap analisis dan perancangan.
3.4.1 Evaluasi DFD
Evaluasi DFD ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari rancangan sudah benar atau belum. Berikut adalah tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pengecekan model DFD mulai level konteks sampai dengan level 2. Berdasarkan DFD yang telah dibuat, dilakukan check model dengan menggunakan Power Designer Process Analyst. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui berapa hasil error dan warning dari proses model yang telah dibuat.
3.4.2 Evaluasi ERD
Evaluasi ERD ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari rancangan sudah benar atau belum. Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam pengecekan model ERD mulai dari CDM dan PDM. Berdasarkan ERD yang telah dibuat, dilakukan check model dengan menggunakan Power Designer Data Architect. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui berapa hasil error dan
39
Pada bab empat ini dibahas mengenai hasil analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo berdasarkan tahap-tahap analisis dan perancangan yang dilakukan pada bab tiga, maka didapatlah hasil analisis dan perancangan sistem berupa Blok Diagram, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), rancangan basis data (Entity
Relationship Diagram), struktur tabel dan perancangan antar muka aplikasi.
4.1 Hasil Analisis Sistem
Setelah mendeskripsikan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo sesuai dengan tahapan analisis sistem pada bab tiga, maka didapatkan hasil yang dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah tersebut terdiri atas (1) analisis permasalahan, (2) analisis operasional, (3) analisis kebutuhan data, dan (4) analisis keamanan.
4.1.1 Hasil Analisis Permasalahan
Sesuai dengan tahap-tahap analisis permasalahan yang telah dilakukan didapatkan suatu hasil sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
40
Tabel 4.1 Keterangan Alir Sistem Penilaian Kesehatan Saat Ini No.
Proses
Nama Proses Keterangan Output
1. Memasukkan data
komponen
Staf melakukan input data komponen berdasarkan laporan RAT yang diserahkan oleh pihak KSP dan USP pada setiap akhir tahun
Data komponen
2. Menghitung data
komponen
Staf melakukan
perhitungan terhadap data-data komponen berdasarkan data-data yang telah dimasukkan
Nilai komponen
3. Mengecek tabel standar rasio
Staf melakukan
pengecekan terhadap tabel standar rasio berdasarkan nilai komponen yang diperoleh
Nilai skor rasio
4. Menghitung total skor
Staf melakukan
perhitungan total skor dari masing-masing skor komponen yang diperoleh
Total skor
5. Mengecek tabel predikat nilai
kesehatan
Staf melakukan
pengecekan terhadap tabel standar rasio berdasarkan nilai komponen yang diperoleh
Predikat kesehatan
6. Pembuatan laporan kertas kerja
penilaian kesehatan
a. Staf menyusun laporan kertas kerja penilaian kesehatan pada KSP dan USP berdasarkan data penilaian kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya
b. Laporan tersebut dibuat rangkap dua, salah satu laporannya akan diarsip dan
satunya lagi
diserahkan ke Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
42
Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
Mulai
Laporan RAT
Pengecekan Tabel Standart
Rasio Nilai Komponen
Nilai Skor Rasio
Total Skor
Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan
KSP dan USP
1 Pengecekan
Tabel Predikat Nilai Kesehatan
Predikat Kesehatan Menginputkan
Data Komponen
Data Komponen
Pembuatan Laporan
Laporan Kertas Kerja Penilaian Kesehatan
KSP dan USP 1
Selesai
Menghitung Data Komponen
Perhitungan Total Skor
Setelah mengetahui proses penilaiannya maka selanjutnya dilakukan identifikasi masalah. Melalui identifikasi tersebut dapat diketahui permasalahan apa yang sebenarnya terjadi pada Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan dimensi waktu terdapat beberapa proses yang mengakibatkan pembuatan laporan penilaian kesehatan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Penyebabnya adalah:
a. Banyaknya data yang harus diolah
b. Proses input bobot aspek, pengecekan tabel rasio dan tabel predikat kesehatan dilakukan secara manual
c. Tidak ada warning system bagi Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo mengenai KSP/USP yang belum menyerahkan laporan RAT
2. Berdasarkan dimensi isi terdapat beberapa proses yang mengakibatkan hasil nilai yang diperoleh KSP/USP menjadi tidak akurat. Penyebabnya adalah:
a. Proses input bobot aspek, pengecekan terhadap tabel standar rasio, dan proses pengecekan tabel predikat kesehatan masih dilakukan secara manual
b. Kesalahan saat proses input dan pengecekan sehingga skor nilai dan hasil predikat yang diperoleh pun menjadi tidak akurat
44
Koperasi Kabupaten Sidoarjo ini dapat digunakan sebagai panduan oleh pengembang sistem untuk membangun sebuah aplikasi penilaian kesehatan yang mampu membantu Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.
2. Menentukan Kebutuhan Informasi Pengguna
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan oleh Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Berhubungan dengan beberapa tahap yang telah dilakukan, maka didapatkan suatu hasil yaitu:
a. Pengguna aplikasi terdiri atas Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam dan Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam.
b. Informasi mengenai tabel-tabel standar rasio yang telah ditetapkan.
c. Informasi mengenai tabel-tabel standar predikat kesehatan yang telah ditetapkan.
d. Informasi mengenai hasil penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP yang bersangkutan.
e. Informasi KSP dan USP yang terlambat menyerahkan Laporan RAT. f. Informasi mengenai KSP dan USP sesuai dengan predikat kesehatan yang
diperoleh.
3. Menentukan Kebutuhan Sistem
garis besar dalam input, process, dan output dalam proses perhitungan penilaian kesehatan KSP dan USP. Terdapat dua tahap yaitu tahap analisis dan tahap perancangan.
Proses Output
Input
Data Komponen
Melakukan Perhitungan Nilai Komponen
Data Detail Rasio Manajemen
Data Detail Rasio
Mencatat dan Mengelola Laporan RAT
Desain Status Laporan RAT Koperasi
Data Status Laporan RAT
Melakukan Perancangan
Melakukan Perhitungan Nilai Skor Rasio
Melakukan Pengecekan Predikat Kesehatan
Mengelola Laporan Penilaian Kesehatan KSP
dan USP
Data Laporan Nilai
Predikat Kesehatan Mengevaluasi Hasil
Penilaian Kesehatan KSP dan USP
Desain Laporan Nilai Predikat Kesehatan
Desain Laporan Nilai Predikat Kesehatan
Keseluruhan Desain Laporan Nilai
Predikat Kesehatan Dokumen Analisis Kebutuhan Data
Dokumen Analisis Operasional
Dokumen Analisis Keamanan
Gambar 4.2 Blok Diagram Aplikasi Penilaian Kesehatan KSP dan USP
46
menghasilkan output alur proses penilaian kesehatan, definisi masalah, kebutuhan informasi pengguna, dan kebutuhan sistem. Proses analisis operasional menghasilkan output deskripsi entitas dalam sistem dan fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Proses analisis kebutuhan data menghasilkan output menghasilkan perkiraan data yang dibutuhkan dalam pembuatan desain ERD. Proses analisis keamanan menghasilkan output berupa hak akses pengguna terhadap aplikasi. Pada tahap perancangan terdapat beberapa proses yaitu: a. Proses mencatat dan mengelola Laporan RAT
Proses ini membutuhkan masukan berupa data koperasi, data komponen dan data status laporan RAT. Hasil dari proses ini berupa perancangan status laporan RAT Koperasi, dan perancangan data komponen.
b. Proses penilaian
Proses ini terdiri atas tiga sub proses yaitu proses perhitungan nilai komponen, proses perhitungan nilai skor rasio, dan proses pengecekan predikat kesehatan. Proses tersebut membutuhkan masukan berupa data koperasi, data standar rasio, data standar predikat kesehatan, data detail rasio manajemen, data detail rasio, dan data komponen. Hasil dari proses ini berupa perancangan laporan nilai predikat kesehatan.
c. Proses pengelolaan laporan penilaian kesehatan KSP dan USP
Proses ini membutuhkan masukan berupa data laporan nilai predikat kesehatan. Hasil dari proses ini berupa perancangan laporan predikat kesehatan keseluruhan, dan rancangan laporan KSP/USP berdasarkan predikat kesehatan.
Proses ini membutuhkan masukan berupa data laporan nilai predikat kesehatan. Hasil dari proses ini berupa rancangan laporan evaluasi hasil penilaian kesehatan.
4.1.2 Hasil Analisis Operasional
Dalam tahap ini, kebutuhan dalam pembuatan sistem informasi dilakukan dalam beberapa aktifitas yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Identifikasi Pengguna
Aplikasi penilaian kesehatan ini memiliki dua pengguna yaitu Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam dan Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam. Berikut adalah deskripsi dari masing-masing pengguna.
a. Pengguna : Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
Deskripsi : Staf adalah pengguna yang bertanggung jawab untuk melakukan proses penilaian kesehatan pada KSP dan USP. b. Pengguna : Kepala Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
Deskripsi : Kepala Seksi adalah pengguna yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi hasil penilaian kesehatan pada KSP dan USP.
2. Identifikasi Fungsi-Fungsi
a. Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
1. Mencatat status laporan RAT KSP dan USP.
48
Tabel 4.2 Keterangan Fungsi Mencatat Status Laporan RAT Nama
Fungsi
Mencatat Status Laporan RAT KSP dan USP Stakeholder Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
Deskripsi Staf melakukan input data status laporan RAT setelah memperoleh Laporan RAT dari KSP/USP
Kondisi Awal
Data Koperasi, Data Status Laporan
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem
Otentikasi Data Pengguna Staf melakukan input
username dan password
a. Sistem melakukan pemeriksaan username
dan password yang telah dimasukkan
b. Sistem mengarahkan ke tampilan utama dan menampilkan menu yang dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan hak aksesnya
Menyimpan Status Laporan Staf memilih menu
“Mencatat Status
Laporan RAT”
Sistem menampilkan form
input status laporan RAT
Staf memilih tombol
“Tambah” Sistem menampilkan id status laporan secara otomatis Staf memilih nama
koperasi
Menampilkan nama koperasi yang dipilih
Staf melakukan input data status laporan RAT, periode laporan, dan tanggal penyerahan
-
Staf memilih tombol
“Simpan” Sistem status laporan ke database menyimpan data sistem
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem Staf salah memasukkan
username dan password
a. Sistem menampilkan peringatan bahwa
username atau password
yang dimasukkan salah b. Sistem menghapus data
username dan password
yang telah dimasukkan dan menampilkan form
login
Kondisi Akhir
a. Session login pengguna
Kebutuhan Non
Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah staf Error
Handling
a. Sistem menampilan pesan ketika data berhasil disimpan ke database
b. Sistem menampilkan pesan error ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
2. Mencatat data komponen penilaian kesehatan.
Fungsi ini merupakan fungsi dimana staf mencatat data komponen yang akan digunakan untuk melakukan penilaian kesehatan. Keterangan dari fungsi ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Keterangan Fungsi Mencatat Data Komponen Penilaian Kesehatan
Nama Fungsi
Mencatat Data Komponen Penilaian Kesehatan Stakeholder Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
Deskripsi Staf melakukan input data komponen Kondisi
Awal
Data Koperasi, Data Komponen
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem Otentikasi Data Pengguna Staf melakukan input
username dan
password
a. Sistem akan melakukan pemeriksaan username dan
password yang telah
dimasukkan
b. Sistem akan mengarahkan ke tampilan utama dan menampilkan menu yang dapat diakses oleh pengguna sesuai dengan hak aksesnya Menyimpan Data Komponen
Staf memilih menu
“Mencatat dan
Mengelola Data
Komponen”
Sistem menampilkan form input data komponen
Staf melakukan input data komponen
- Staf menekan tombol
“Simpan” Menyimpan data komponen ke database sistem
50
Eksepsi Staf salah
memasukkan
username dan
password
a. Sistem akan menampilkan peringatan bahwa username atau password yang dimasukkan salah
b. Sistem akan menghapus data
username dan password
yang telah dimasukkan dan menampilkan form login Kondisi
Akhir
a. Session login pengguna
b. Informasi Data Komponen Kebutuhan
Non
Fungsional
Security Hak akses untuk fungsi ini adalah staf Error
Handling
a. Sistem akan menampilan pesan ketika data berhasil disimpan ke database b. Sistem akan menampilkan pesan error
ketika data yang dimasukkan pada form tidak sesuai dengan ketentuan
3. Melakukan penilaian kesehatan KSP dan USP.
Fungsi ini merupakan fungsi dimana aplikasi melakukan proses penilaian kesehatan KSP dan USP berdasarkan data komponen yang telah dimasukkan oleh staf sebelumnya. Keterangan dari fungsi ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Keterangan Fungsi Melakukan Penilaian Kesehatan KSP dan USP
Nama Fungsi
Melakukan Penilaian Kesehatan KSP dan USP Stakeholder Staf Seksi Bina Usaha Simpan Pinjam
Deskripsi Proses perhitungan nilai kesehatan dimulai setelah staf selesai memasukkan data komponen
Kondisi Awal
Data Koperasi, Data Komponen, Data Rasio Modal, Data Rasio Manajemen, Data Standar Predikat Kesehatan
Alur Aksi Pengguna Respon Sistem Otentikasi Data Pengguna Staf melakukan input
username dan
password
a. Sistem akan melakukan pemeriksaan username dan
password yang telah
dimasukkan