• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN PEPAYA CALIFORNIA DI LAHAN PASIR PANTAI DESA KARANGSEWU KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN PEPAYA CALIFORNIA DI LAHAN PASIR PANTAI DESA KARANGSEWU KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

KULON PROGO

Skripsi

Disusun oleh: Ikhsanul Irawan

20120220029

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kemampuannya (Q.S. Al-Baqoroh;286)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu (Q.S. Al-Baqoroh : 45)

(3)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala hal dari awal hingga akhir dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Tidak terlupakan pula shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kaum muslimin kezaman islamiyah dengan peradaban ilmu pengetahuan yang maju sehingga penulis dapat menempa ilmu dengan baik dan insya allah ilmu ini akan bermanfaat untuk kepentingan pribadi maupun orang banyak. Dengan segenap kemampuan dan kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan dengan tulus kepada:

 Kedua orang tua tercinta, Bpk. Juhaidi dan Ibu Idiana. yang telah membesarkan saya dengan penuh ketulusan dan pengorbanan tanpa mengharapkan balasan apa-apa hanya agar anaknya bisa hidup dengan nyaman dan menjadi anak yang soleh, serta berbakti pada orang tua, agama, Bangsa dan Negara. Terima kasih sebesar-besarnya atas apa yang telah kalian berikan selama 21 tahun ini hingga anak kalian Ikhsanul Irawan bisa menyelesaikan studi seperti apa yang kalian harapkan selama ini. Walau tidak ada bandingannya, hanya skripsi ini yang bisa ananda persembahkan untuk ibu dan bapak. Semoga kalian berumur panjang dan dengan restu bapak dan ibu anakmu bisa menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan masyarakat.

 Kakak saya tercinta Lili Maryati dan Abang saya tercinta Dedi Parza. LC, terima kasih atas segala dukungan kalian baik yang berupa moril maupun materi.

 Keluarga besar di Belitung, kakek, nenek, om dan bibi serta semua kakak dan adek sepupu.

(4)

yang telah diberikan selama saya mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan.

 Teman-teman dan sahabat alumni Ponpes Daarul Arofah di Yogyakarta, Eko Bagus Sholihin. S.IP (Teman satu meja dari kelas 1 SMP), Jefi M Qoris, Uji Pratama, Sandi, Ummahatul, Yolan, dan Fatimah. Terima kasih atas persaudaraan yang tetap melekat hingga sekarang.

 Keluarga Besar Mahasiswa Agribisnis angkatan 2012. Terima kasih atas kebersamaan, sharing ilmu, dan berbagi informasi serta motivasi-motivasi kalian selama kita sama-sama berproses menyelesaikan skripsi ini. Selamat menjadi sarjana, selamat menemui kehidupan yang baru, semoga kita akan terus menjadi teman dan keluarga. Yang belum semoga cepat menyusul.

 Keluarga Besar Ikatan Keluarga Pelajar Belitung Cab Yogyakarta dan Keluarga Besar Masyarakat Belitung di Yogyakarta, Pak Nazwar selaku orang tua dan pembimbing, Ketua IKPB Oky Surya, Wakil Ketua Eko Bagus, Bendahara sekaligus sahabat sejak lama Ayu ariesta, Pengurus IKPB lainnya Kenny, Oscar, Dayat, Danang, Irwan, Eko Z, Kurnia, dan seluruh teman-teman mahasiswa Belitong di yogyakarta. Terima kasih atas segala proses, kebersamaan yang telah kita ciptakan. Terima kasih telah menjadi keluarga di tanah rantau. Semoga kita tetap keluarga hingga dewasa dan akhir hayat kelak.

 Teman-teman kontrakan Teletubies, Eko Bagus Sholihin S.IP, Muhammad Rudi SP, dan Mahendra Ardi K SP, terima kasih telah saling mendukung dan mengingatkan dalam mengerjakan skripsi.

(5)

vii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk, kekuatan, dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi yang berjudul “ANALISIS KELAYAKAN PEPAYA CALIFORNIA DI LAHAN PASIR PANTAI DESA KARANGSEWU KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO” ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian pada tahun keempat Fakultas Pertanian Prodi Agribisnis di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat terwujud tentu saja tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Ibu Francy Risvansuna F, SP. MP dan Ibu Ir. Eni Istiyanti, MP yang telah memberikan ilmu, waktu dan nasihat-nasihat selama membimbing penyusunan skripsi ini.

2. Keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3. Bapak, Ibu dan kakak yang senantiasa mendukung serta mendoakan penulis. 4. Teman-teman seperjuangan

Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Oktober 2015

(6)

viii

MOTTO ... 1

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

INTISARI ... xiv

ABSTRACT ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 4

C. Kegunaan... 5

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Pepaya California ... 6

2. Lahan pasir pantai ... 9

3. Usahatani ... 12

4. Biaya Produksi ... 13

5. Kelayakan ... 15

B. Kerangka Pemikiran ... 17

C. Hipotesis ... 19

III. METODE PENELITIAN ... 20

(7)

ix

1. Penentuan Daerah Penelitian ... 20

2. Pengambilan responden ... 21

B. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan data ... 22

C. Asumsi dan Pembatasan Masalah ... 22

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 25

1. Net Present Value (NPV) ... 26

2. Net Benefit Cost ratio (B/C) ... 27

3. Internal Rate Of Return (IRR) ... 27

4. Payback period ... 28

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 30

A. Letak Geografis ... 30

2. Budidaya Pepaya California ... 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

5. Pekerjaan Sampingan Petani ... 43

6. Identitas Keluarga Petani ... 44

B. Analisis Kelayakan Usahatani Pepaya California ... 46

C. Biaya Investasi ... 47

1. Penggunaan Bibit ... 47

2. Peralatan ... 48

3. Sewa Lahan ... 49

(8)

x

5. Biaya Pupuk Organik ... 50

D. Biaya Operasional ... 50

1. Biaya Sarana Produksi ... 50

2. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja... 55

3. Biaya Lain-Lain ... 56

4. Biaya Total ... 57

5. Benefit Usahatani ... 59

6. Kriteria Kelayakan Usahatani Pepaya California ... 60

E. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Petani Pepaya California ... 66

1. Hama dan Penyakit ... 66

2. Harga ... 68

VI. PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

(9)

xi

Tabel 1. Kandungan hara dalam tanah pasir ... 9

Tabel 2. Produksi tanaman pepaya menurut Kecamatan di Kabupaten Kulonprogo ... 21

Tabel 3. Jumlah Petani Pepaya California Di Desa Karangsewu Kecamatan Galur ... 22

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 31

Tabel 5 Jumlah Lembaga Pendidikan di Desa Karangsewu ... 33

Tabel 6. Luas Desa Menurut Penggunaan Lahan... 34

Tabel 7. Jumlah petani pepaya California lahan pasir pantai menurut usia di Desa Karangsewu tahun 2016 ... 39

Tabel 8. Jumlah petani pepaya California lahan pantai menurut tingkat pendidikan di Desa Karangsewu tahun 2016... 40

Tabel 9. Jumlah petani pepaya California lahan pasir pantai menurut pengalaman bertani pepaya di Desa Karangsewu tahun 2016 ... 41

Tabel 10. Petani pepaya California lahan pantai di Desa Karangsewu berdasarkan luas penggunaan lahan tahun 2016. ... 42

Tabel 11. Petani pepaya California lahan pantai di Desa Karangsewu berdasarkan pekerjaan sampingan tahun 2016. ... 43

Tabel 12. Anggota keluarga petani pepaya California lahan pantai di Desa Karangsewu berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan tahun 2016. ... 45

Tabel 13. Rata-rata biaya perlatan pada usahatani pepaya California per 0,074 hektar... 48

Tabel 14. Biaya Investasi Tenaga Kerja Pada Usahatani Pepaya California per 0,074 Hektar ... 49

Tabel 15. Rata-rata pembelian pupuk organik per 0,074 hektar ... 51

Tabel 16. Rata-rata Biaya Pembelian Pupuk Buatan Per 0,074 Hektar ... 52

Tabel 17. Rata-rata Pembelian Pestisida per 0,074 Hektar ... 54

Tabel 18. Biaya Lain-Lain Usahatani Pepaya California per 0,074 Hektar... 56

Tabel 19. Biaya Total Usahatani Pepaya California per 0,074 Hektar ... 58

Tabel 20. Benefit Usahatani Pepaya California Per 0,074 Hektar ... 59

(10)

xii

Tabel 22. Nilai Net B/C Usahatani Pepaya California per 0,074 hektar... 62 Tabel 23. Perhitungan IRR Usahatani Pepaya California ... 63 Tabel 24. Perhitungan Payback Period Usahatani Pepaya California... 64 Tabel 25. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Pepaya California

(11)

xiii

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Usahatani Pepaya California ... 19

Gambar 2. Kutu Putih Pada Pepaya California ... 67

Gambar 3. Daun Pepaya Yang Terserang Kutu Daun ... 68

(12)
(13)

ANALISIS KELAYAKAN PEPAYA CALIFORNIA DI LAHAN PASIR PANTAI DESA KARANGSEWU KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO (skripsi ini dibimbing oleh Francy Risvansuna F, SP. MP. Dan Ir. Eni Istiyanti. MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya dan benefit usahatani pepaya California di lahan pasir pantai, mengetahui kelayakan usahatani pepaya California di lahan pasir pantai dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi petani pepaya California di lahan pasir pantai. Penelitian ini dilakukan di dua dusun yang berlahan pasir pantai yaitu Dusun Imorenggo dan Dusun Gupit Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo. Pengambilan responden dilakukan menggunakan simple random sampling di Dusun Gupit dan sensus di Dusun Imorenggo sehingga diperoleh 30 responden petani. Data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kemudian data dianalisis menggunakan analisis kelayakan usahatani. Total biaya yang diperlukan dalam usahatani pepaya California di lahan pasir pantai Desa Karangsewu sebesar Rp. 28.933.555,- dengan benefit sebesar Rp 133.005.657,-.Analisis kelayakan usahatani menggunakan NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period. Net Present Value (NPV) dengan suku bunga 4% diperoleh NPV sebesar Rp 31.749.295. Hal ini berarti bahwa usahatani pepaya California menguntungkan karena nilai NPV lebih besar dari 0 (nol), maka usahatani pepaya California layak untuk dikembangkan. Net B/CR sebesar 3,776 menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan pada saat tanaman telah menghasilkan dapat menutup kerugian pada saat tanaman belum menghasilkan. Net B/C lebih besar dari 1 sehingga usahatani pepaya California layak untuk dijalankan. IRR lebih besar dari discount rate (tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku) yaitu 44,95% lebih besar dari 4% sehingga usahatani pepaya California layak dijalankan. Dalam perhitungan Payback Period, usahatani pepaya California dapat mengembalikan investasi selama 3,44 triwulan atau 10 bulan 3 hari.

(14)

FEASIBILITY ANALYSIS OF PAPAYA CALIFORNIA BEACH SAND LAND IN KARANGSEWU VILLAGE GALUR DISTRICT KULON PROGO

REGENCY

Ikhsanul Irawan

Francy Risvansuna F, SP. MP / Ir Eni Istiyanti, MP.

Agribusiness Department Faculty Of Agriculture Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta

ABSTRACT

This study aims to determine the costs and benefits of papaya California farm land sand beach, determine the feasibility of California papaya farm on land sand beaches and knowing the problems that are often faced by farmers in land papaya California beach sand. This research was conducted in two hamlets which have land sand beach that Imorenggo Hamlet and Hamlet Gupit Karangsewu Village Galur District of Kulon Progo Regency. Respondent performed using simple random sampling in Gupit Hamlet and Hamlet Imorenggo census in order to obtain 30 respondents farmers. Data obtained by observation and interviews using questionnaires. Then the data were analyzed using analysis of the feasibility of farming. The total cost is required in California papaya farm on land sand Karangsewu Village Rp. 28,933,555, - with the benefit of Rp 133,005,657, -. The feasibility analysis of farming using NPV, Net B / C, IRR and Payback Period. Net Present Value (NPV) at the rate of 4% NPV Rp 31,749,295. This means that the farming of papaya California advantageous because NPV value greater than 0 (zero), then the papaya California farm to be developed. Net B / CR of 3.776 indicates that the benefit gained by the time the plant has produced to cover losses when immature. Net B / C is greater than 1 so farms papaya California feasible. IRR is greater than the discount rate (the interest rate applicable loan) is 44.95% greater than 4% so that the papaya California farming viable. In calculating the payback period, farm papaya California can recover the investment during the quarter of 3.44 or 10 months and 3 days.

(15)

1 A. Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting

kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang

melimpah selayaknya bisa dikembangkan. Indonesia juga dikenal sebagai negara

yang memiliki iklim tropis sehingga sangat berpeluang besar bagi pengembangan

budidaya tanaman buah-buahan, terutama tanaman buah-buahan tropika. Sebagai

salah satu komoditi pertanian yang penting, buah-buahan harus senantiasa

ditingkatkan produksinya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.

Peningkatan penduduk yang cepat menyebabkan jumlah bahan pangan dan

buah-buahan yang diperlukan manusia juga akan semakin bertambah, namun

dalam kenyataannya peningkatan produksi pangan dunia tidak mampu untuk

mengejar kecepatan pertambahan penduduk. Pada tahun 1984 jumlah penduduk

dunia mencapai 4,8 milyar dan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,2 milyar

pada tahun 2000, bahkan pada tahun 2050 akan menjadi 10 milyar jiwa. Tahun

2012 penduduk dunia berjumlah 6,7 milyar. Akibat lain dari pertambahan

penduduk adalah diperlukannya lahan yang lebih banyak untuk memenuhi

kebutuhan manusia akan tempat tinggal, sehingga lahan pertanian semakin jauh

berkurang. Apalagi saat ini sangat banyak lahan subur pertanian dialih fungsikan

sebagai tempat aktivitas selain pertanian (Dannar, 2012).

Mengingat masalah tersebut, salah satu alternatif yang dapat dilakukan

adalah peningkatan potensi lahan marjinal. Lahan marjinal merupakan lahan yang

(16)

lahan marjinal yang memiliki potensi tinggi untuk dimanfaatkan di Indonesia

adalah lahan pantai, sebab Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki

beribu-ribu pulau sehingga memiliki pantai yang sangat luas. Indonesia memiliki

panjang garis pantai mencapai 106.000 km dengan potensi luas lahan 1.060.000

ha, secara umum termasuk lahan marginal.

Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas

rendah. Produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor

pembatas yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah,

infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan

efisiensi penggunaan air rendah (Kertonegoro, 2001; Al-Omran, etal., 2004).

Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan

warna. Menurut Syukur (2005) lahan pasir pantai memiliki kemampuan

menyediakan udara yang berlebihan, sehingga mempercepat pengeringan dan

oksidasi bahan organik. Namun lahan pasir pantai memiliki potensi yang besar

untuk mendukung pengembangan sektor agribisnis. Lahan pasir pantai memiliki

beberapa kelebihan untuk lahan pertanian yaitu luas, datar, jarang banjir, sinar

matahari melimpah, dan kedalaman air tanahnya dangkal. Selain itu persiapan

lahan pasir pantai cukup sederhana hanya dengan membuat bedengan tidak dibuat

parit-parit yang dalam, sehingga akan terjadi efisiensi biaya dari pengolahan

tanah.

Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari 5 kabupaten yang ada di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu potensi dari kabupaten ini

adalah memiliki lahan yang luas dan beragam sehingga masyarakatnya banyak

(17)

Pepaya California merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang

diusahakan di Kabupaten Kulonprogo. Namun salah satu keunikan dari usahatani

tersebut yaitu berada di Kecamatan Galur yang sebagian besar daerahnya

merupakan lahan pasir pantai. Usahatani di lahan pasir pantai tentunya akan

sangat membutuhkan beberapa aktivitas tambahan, seperti: pembuatan sumur

yang berfungsi untuk penyiraman, pagar penahan angin dan penggunaan pupuk

kandang yang lebih banyak. Dengan bertambahnya aktivitas tambahan tersebut

tentunya akan menambah biaya usahatani. Meskipun pelaksanaan perawatan

sudah maksimal, bukan berarti petani terhindar dari resiko kegagalan panen.

Seperti kasus pada tahun 2007, ketika sebagian besar petani pepaya

California mengalami gagal panen. Kegagalan panen tersebut disebabkan tiupan

angin dari laut yang mengandung garam, sehingga menyebabkan bercak-bercak

pada daun pepaya. Bercak bercak tersebut menurunkan produksi buah pepaya dan

menyebabkan kematian pada pohon pepaya pada kasus yang lebih ekstrim. Kutu

putih merupakan hama utama pada pepaya California yang mana sangat

mengganggu pertumbuhan pepaya. Hama ini menyerang seluruh bagian batang

mulai dari kembang, daun, buah sampai tulang batang. Serangan dari hama

tersebut berdampak terhadap pertumbuhan tanaman pepaya sehingga menurunkan

produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Disamping itu biaya perawatan

dan pemeliharaan juga bertambah dikarenakan pembelian obat untuk

memberantas hama tersebut. Jika tidak segera dikendalikan, kutu putih tersebut

dapat menurunkan hasil panen hingga 60%.

Berdasasarkan uraian diatas, ingin di ketahui berapa biaya dan benefit

(18)

diusahakan? Masalah apa saja yang sering dihadapi petani pepaya California

lahan pasir pantai Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo?

Untuk menjawab permasalahan diatas maka diperlukan penelitian yang berjudul

analisis kelayakan pepaya California di lahan pasir pantai Desa Karangsewu

Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui biaya dan benefit usahatani papaya California di Lahan

Pasir Pantai Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo.

2. Untuk mengetahui kelayakan usahatani pepaya California di Lahan Pasir

Pantai Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo.

3. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan apa saja yang sering di hadapi

para petani pepaya California di Lahan Pasir Pantai Desa Karangsewu

Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo.

C. Kegunaan

1. Bagi petani, dapat dijadikan informasi dan sumber pengambilan keputusan

yang kedepannya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Apabila

usahatani tersebut layak maka dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

Apabila tidak layak maka bisa beralih ke komoditas lain.

2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran

(19)

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan,

khususnya usaha tani pepaya. Selain itu dapat sebagai bahan masukan bagi

peneliti, mahasiswa dan pihak-pihak lain yang memerlukan informasi

(20)

6 A. Tinjauan Pustaka

1. Pepaya California

Pepaya California merupakan jenis varietas yang merupakan hasil pemuliaan

Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB. Pepaya California berasal dari plasma

nutfah sebagai calon tetua, diantaranya varietas hawai solo jenis lokal asal

Cicurug Bogor dan introduksi dari luar negeri. Selanjutnya dilakukan

penyilangan, seleksi dan pemurnian. Sebenarnya pepaya California yang kini

banyak beredar di pasar-pasar supermarket merupakan pepaya California hasil

dari permuliaan PKBT tersebut. Pada saat diperkenalkan sebenarnya PKBT

menggunakan nama pepaya IPB-9, tetapi 12 dikarenakan respon pasar yang tidak

begitu baik maka pihak PKBT mengganti namanya dengan pepaya California.

Adapun tujuan dari PKBT untuk melakukan pemuliaan jenis pepaya ini adalah

sebagai salah satu upaya PKBT untuk meningkatkan kualitas pepaya lokal dan

untuk menghasilkan varietas baru yang sesuai dengan selera konsumen (Rina,

2010).

Pohon pepaya California lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, paling

tinggi lebih kurang 2 meter. Daunnya berjari banyak dan memiliki kuncung di

permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal dan permukaannya rata,

dagingnya kenyal, tebal, dan manis rasanya. Daging buah pepaya ini bewarna

Jingga kemerahan. Bobot rata-rata pepaya California yaitu 1,3 kg per buah.

Pepaya California tumbuh subur bila ditanam di lahan dengan ketinggian antara

(21)

umur 4 bulan setelah bibit dipindahkan ke lahan. Adapun buahnya dapat dipanen

pada umur 180 hari setelah berbunga. Uniknya, pepaya California memiliki

ukuran buah yang seragam serta dapat tumbuh sepanjang tahun (tanpa mengenal

musim) di Indonesia.

Menurut penelitian Ari (2015) yang berjudul “Analisis Kelayakan

Usahatani Pepaya California Di Desa Lembupurwo Kecamatan Mirit Kabupaten

Kebumen” menunjukkan bahwa usahatani pepaya California di Desa

Lembupurwo Kecamatan Mirit layak untuk dikembangkan. Total biaya yang

diperlukan, dalam usahatani Pepaya California di Desa Lembupurwo sebesar Rp.

185.263.549,- dengan penerimaan sebesar Rp. 232.634.255,-. Analisis kelayakan

usaha menggunakan NPV, Net B/CR, dan IRR. Net Present Value (NPV) dengan

suku bunga 12% diperoleh NPV sebesar Rp. 29.026.854,-. Hal ini berarti bahwa

usahatani pepaya California mengguntungkan karena nilai NPV lebih besar dari 0

(nol), maka usahatani pepaya California dapat dikembangkan. Net B/CR sebesar

1,911 menunjukkan bahwa keuntungan yang didapatkan pada saat tanaman telah

menghasilkan dapat menutup kerugian pada saat tanaman belum menghasilkan.

Net B/CR lebih dari 1 sehingga usahatani pepaya California dapat dijalankan. IRR

lebih besar dari discount rate (tingkat suku bunga yang berlaku) yaitu 44,46%

lebih besar dari 12% sehingga usahatani pepaya California dapat dijalankan.

Menurut jurnal Reza (2014) yang berjudul “Analisis Usahatani Pepaya

(Carica papaya L.) Varietas Penang Di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang”

menunjukkan bahwa pelaksanaan budidaya atau kultur teknis yang dilakukan oleh

petani responden di Kecamatan Koto Tangah belum sesuai dengan yang

(22)

pemberantasan hama dan penyakit . Produksi rata-rata yang dihasilkan petani

responden masih dibawah produksi ideal yaitu 71.345,51 kg/ha. Pendapatan

rata-rata yang diterima petani responden di Kecamatan Koto Tangah yaitu sebesar Rp

114.439.448,13/ ha. Keuntungan rata-rata yang diperoleh petani pepaya varietas

Penang yaitu sebesar Rp 66.796.661,49/ ha. Untuk analisis R/C pada kegiatan

usahatani pepaya varietas Penang yaitu sebesar 1,68.

Menurut hasil penelitian Rina Chaerningrum (2010), Total biaya usahatani

yang dikeluarkan oleh petani pepaya California di Desa Cikopo Mayak,

Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan luas lahan 1

ha adalah Rp 77.319.000, luas lahan 0,5 ha (setelah konversi kedalam 1 ha) adalah

Rp 71.859.000 dan luas lahan 0,25 ha (setelah konversi kedalam 1 ha) adalah Rp

47.096.000. Sedangkan pendapatan yang diterima oleh petani luas lahan 1 ha

adalah Rp 159.961.000, luas lahan 0,5 ha adalah 186.701.000 dan luas lahan 0,25

ha adalah Rp 183.304.000. Petani luas lahan 0,25 ha memiliki nilai efisiensi

tertinggi yaitu sebesar 4,89 dan terendah adalah petani dengan luas lahan 1 ha

yaitu 3,06. Sedangkan petani luas lahan 0,5 ha memiliki nilai efisiensi sebesar

3,59. Jika dilihat dari produksi yang dihasilkan petani luas lahan 0,5 ha,

produktivitasnya lebih besar dari petani luas lahan 1 ha. Hal ini dikarenakan pola

penanaman yang digunakan berbeda. Petani luas lahan 1 ha melakukan

penanaman monokultur sedangkan 0,5 ha tumpangsari.

2. Lahan pasir pantai

Tanah pasir pantai merupakan tanah muda (baru) yang dalam klasifikasi

(23)

Udipsamment (Soil Survey, 1998). Menurut Darmawijaya (1992) dalam Dannar

(2012), Udipsamment pada umumnya belum mengalami perkembangan horizon,

bertekstur kasar, struktur kersai atau berbutir tunggal, konsistensi lepas-lepas

sampai gembur dan kandungan bahan organik rendah. Di Indonesia tanah ini

dijumpai di Ciherang dan sekitar Yogyakarta dan daerah-daerah sekitar pantai.

Struktur lepas pada tanah ini menyebabkan rentan terhadap erosi angin

maupun air. Permukaan lahan pasir pantai sering berubah mengikuti arah angin

kencang (13-15 m/detik). Kondisi tersebut di atas menunjukkan masih banyaknya

faktor pembatas pertumbuhan sehingga sangat kurang menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman. (Mulyanto et al., 2001).

Tabel 1. Kandungan hara dalam tanah pasir

No Sifat-sifat tanah Nilai Nilai besaran/harkat 1. Daya hantar listrik (DHL) (mS) 0,07-0,22 (sangat

rendah)

2. Kadar bahan organik (%) <1 (sangat rendah) 3. Kandungan N-total (%) 0,05-0,08 (sangat

rendah)

4. Kandungan P-tersedia (ppm) 100-150 (sangat tinggi) 5. Kandungan K-tersedia (cmol/1kg) 0,09-0,2 (sangat rendah) 6. Kandungan Ca tersedia (cmol/1kg) 0,2-0,6 (sangat rendah) 7. Kapasitas Pertukaran Kation (cmol/1kg) 4-5 (sangat rendah) 8. Kandungan fraksi pasir (%) 95

(24)

Analisis tanah pasir pantai menunjukkan bahwa tanah ini didominasi oleh fraksi

pasir (> 95 %), sedang fraksi debu dan lempung masing-masing di bawah 3 %.

Bahan organik tanah pasir sangat rendah (< 1 %) dan sebagai konsekuensinya

tanah ini mempunyai sifat menyangga ion (unsur hara) dan kemampuan

menyekap air juga rendah (KPK 4,0-5,0 cmol/kg). Kandungan N-total

0,05-0,08%, Ptotal 100-150 ppm, Ca-tersedia 0,2-0,6 cmol/kg, K-tersedia 0,09-0,2

cmol/kg, Mg-tersedia 0,2-0,6 cmol/kg, dan DHL sangat rendah yakni 0,07-0,22.

Di samping itu, tanah pasir memiliki sifat fisik sebagai berikut: tekstur pasir,

struktur butiran sampai kersai, drainasi baik, konsistensi lepas-lepas,

permeabilitas sangat cepat (150 cm/jam), berat volume 1,58 mg/m3, kapasitas

lapangan 2,3-4,10 %, titik layu permanen 0,75-1,05 %, lengas tersedia 1,55-3,05

%, pori makro 20,32 % dan pori mikro 2,04 % (Yudono et al., 2002 cit. Kastono

2007).

Kendala utama dalam pemanfaatan tanah pasir yaitu miskin mineral,

lempung, bahan organik dan tekstur yang kasar. Tekstur yang kasar dan struktur

berbutir tunggal menyebabkan tanah ini bersifat porus, aerasinya besar, dan

kecepatan infiltrasinya tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan pupuk yang

diberikan mudah tertindih. Pada umumnya udipsamment mempunyai bahan induk

dari gunung berapi cukup kaya unsur hara tetapi kekurangan unsur N. Akan tetapi

unsur hara tersebut masih dalam bentuk 5 yang tidak tersedia bagi tanaman karena

belum mengalami pelapukan lebih lanjut. Untuk mempercepat proses pelapukan

tersebut diperlukan pemupukan dengan bahan organik yaitu pupuk kandang atau

pupuk hijau. Lahan pasir pantai memiliki beberapa kelebihan untuk lahan

(25)

air tanahnya dangkal. Selain itu persiapan lahan pasir pantai cukup sederhana

hanya dengan membuat bedengan tidak dibuat parit-parit yang dalam, sehingga

akan terjadi efisiensi biaya dari pengolahan tanah.

Saat ini pemanfaatan lahan pasir pantai untuk budidaya sudah banyak

dikembangkan. Dimas (2014) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Kelayakan Usahatani Cabai Merah Lahan Pantai Di Desa Srigading Kecamatan

Sanden Kabupaten Bantul”. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani bahwa

usaha tani cabai merah lahan pasir layak untuk diusahakan. Dengan rata-rata luas

usahatani 0,129 hektar dibutuhkan biaya sebesar 2,8 juta, dan menghasilkan

penerimaan 6,1 juta, pendapatan 3,9 juta, dan keuntungan sebesar 3,25 juta.

Artinya usahatani tersebut menghasilkan pendapatan (Rp 3,9 juta) yang lebih

besar dari nol; mampu menjual produk senilai hampir Rp 13.000 yang lebih tinggi

dari BEP harga (Rp 6,075) dan menghasilkan produksi yang lebih tinggi (472,5

kg) dari BEP produksi (221,3 kg); serta nilai BCR 2,1 lebih besar dari 1.

Budi dan Suradal (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Kelayakan

Usahatani Bawang Merah Di Lahan Pasir Pantai Dengan Teknologi Ameliorasi Di

Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa usahatani bawang merah dengan menggunakan

teknologi ameliorasi dengan bahan tambahan tanah liat, pupuk kandang dan zeolit

mampu meningkatkan produktivitas lahan pasir pantai hingga 20 ton bawang

merah per hektar. Penambahan bahan ameliorant tetap dianjurkan karena dapat

memperbaiki kesuburan lahan dan lingkungan yang berkelanjutan. Hasil analisis

(26)

menunjukkan B/C 2,39 dan R/C 3,39 sehingga usahatani bawang merah ini layak

diusahakan.

3. Usahatani

Menurut Suratiyah (2015), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi

berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat

yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu

yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan

mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien

mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.

Adapun tujuan dari dilakukannya kegiatan usahatani adalah

memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Konsep

memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana cara mengalokasikan

sumberdaya yang tersedia dengan jumlah tertentu agar dapat seefisien mungkin

untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Sedangkan untuk konsep

meminimumkan biaya adalah bagaimana agar dapat menekan biaya yang

sekecil-kecilnya untuk mencapai tingkat produksi tertentu (Soekartawi et al, 1986).

Faktor produksi dalam usahatani mencakup tanah, modal, dan tenaga

kerja. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Tanpa tanah rasanya

mustahil usahatani dapat dilakukan. Dalam tanah dan sekitar tanah banyak lagi

faktor yang harus diperhatikan, katakan luasnya, topografinya, kesuburannya,

keadaan fisiknya, lingkungannya, lerengnya, dan lain sebagainya. Dengan

(27)

dengan baik (Daniel, 2002). Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu

usaha, demikian pula usahatani. Dengan modal dan peralatan, faktor produksi

tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi

manusia. Dengan modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja

dapat dihemat. Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penentu, terutama bagi

usahatani yang sangat tergantung pada musim. Kelangkaan tenaga kerja

mengakibatkan mundurnya waktu penanaman sehingga berpengaruh pada

pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas. Baik pada usahatani keluarga

maupun perusahaan pertanian, peranan tenaga kerja belum sepenuhnya dapat

diatasi dengan teknologi yang menghemat tenaga (teknologi mekanis). Hal ini

dikarenakan selain mahal, ada juga hal-hal tertentu yang tidak dapat digantikan

oleh selain tenaga kerja manusia (Suratiyah, 2015).

4. Biaya Produksi

Menurut Soekartawi (2001), biaya produksi adalah nilai dari semua faktor

produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses

produksi berlangsung. Secara umum, biaya merupakan pengorbanan yang

dikeluarkan oleh produsen dalam mengelola usahataninya untuk mendapatkan

hasil yang maksimal.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) investasi merupakan penanaman modal

dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relative panjang diberbagai

bidang usaha. Investasi adalah penggunaan sumber keuangan atau usaha dalam

waktu tertentu dari setiap orang yang menginginkan keuntungan darinya. Salah

(28)

konsep penggunaan dana dimasa yang akan datang yang diharapkan akan

memperoleh keuntungan (Suratman, 2001). Secara umum komponen biayanya

sebagai berikut:

a. Biaya investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal usaha atau

dapat juga dikeluarkan pada saat usahatani sedang berjalan. Biaya investasi juga

memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif lama (lebih dari satu

tahun). Investasi awal pada usaha budidaya Pepaya California berupa land

clearing (persiapan pengolahan lahan), pembelian bibit, dan pembelian alat.

Present value adalah nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan

nilai awal dari penanaman modal, sedangkan anuitas dari sebuah present value

tergantung pada besar kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan.

Discount factor adalah suatu bilangan yang menggambarkan (weight) pembuat

pada setiap nilai discount factor (DF) tertentu. Besarnya discount factor ini dipilih

diantara variasi bunga bank yang berlaku di daerah tersebut.

b. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan dalam suatu proses usahatani dan memiliki sifat habis pakai

dalam kurun waktu relatif singkat (kurang dari 1 tahun). Biaya-biaya tersebut

meliputi penyusutan alat, tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan.

5. Kelayakan

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008) pengertian kelayakan usahatani adalah

(29)

akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan

biaya yang akan dikeluarkan. Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau

tidak secara ekonomi dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan antara

penerimaan dengan biaya. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

a. Net Present Value (NPV)

NPV menunjukan keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek

(umur investasi) dan merupakan selisih antara nilai sekarang dari manfaat dengan

nilai sekarang dari biaya pada tingkat diskonto tertentu. Usahatani Pepaya

California dinyatakan layak bila NPV lebih besar dari nol, jika NPV sama dengan

nol yang berarti usahatani Pepaya California mengembalikan persis sebesar

peluang faktor produksi modal, jika NPV lebih kecil dari nol maka usahatani

Pepaya California akan ditolak artinya ada penggunaan lain yang lebih

menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan usaha tersebut.

b. Net Benefit Cost ratio (B/C)

Merupakan penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi

penggunaan biaya yang berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang

positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Net B/C menunjukkan

manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih.

Usahatani Pepaya California dikatakan layak atau banyak manfaatnya jika

diperoleh nilai Net B/C lebih besar dari satu dan jika diperoleh nilai Net B/C lebih

(30)

c. Internal Rate Of Return (IRR)

Merupakan tingkat diskonto pada saat NPV sama dengan nol yang

dinyatakan dalam persen. Nilai IRR menunjukkan tingkat keuntungan dari

usahatani Pepaya California tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan

usahatani Pepaya California dalam mengembalikan bunga pinjaman. Jika IRR

usahatani Pepaya California lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang

berlaku maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan.

d. Payback Period

Merupakan penilaian kelayakan investasi dengan mengukur jangka waktu

pengembalian investasi. Perhitungan dasar yang digunakan adalah aliran kas (cash

flow), sehingga metode perhitungan yang digunakan adalah discounted payback

period. Semakin cepat modal itu kembali, maka semakin baik usahatani Pepaya

California untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk

membiayai kegiatan lainnya.

B. Kerangka Pemikiran

Lahan pasir adalah lahan yang berada disekitar pantai yang berwujud pasir

dengan daya serap air yang tinggi. Lahan pasir memiliki keterbatasan fisik yaitu

kelembaban tinggi, kebutuhan air yang tinggi, dan kandungan hara yang rendah.

Usahatani pepaya California membutuhkan input yang cukup banyak. Input

merupakan berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mendukung

(31)

Dari usahatani pepaya California membutuhkan biaya yang terdiri dari biaya

investasi dan biaya operasional. Penjumlahan biaya investasi dan biaya

operasional dinamakan dengan total biaya/TC (Total Cost). Benefit akan

diperoleh dari perkalian harga output dan jumlah kg pepaya.

Kelayakan usahatani pepaya California diukur dari Net Present Value (NPV),

Net benefit cost ratio (Nett B/C, internal Rate of Return (IRR) dan Payback

Period (PP). Net present value (NPV) menunjukan keuntungan yang akan

diperoleh selama umur proyek (umur investasi) dan merupakan selisih antara nilai

sekarang dari manfaat dengan nilai sekarang dari biaya pada tingkat diskonto

tertentu. Usahatani pepaya California dikatakan layak apabila Net present value

(NPV lebih besar dari nol (NPV > 0). Net benefit cost ratio (Nett B/C) Merupakan

penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya yang

berupa perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah

nilai bersih sekarang yang negatif. Usahatani pepaya California dikatakan layak

apabila nilai Net B/C lebih besar dari satu. Internal rate of return (IRR)

merupakan tingkat diskonto pada saat NPV sama dengan nol yang dinyatakan

dalam persen. Nilai IRR menunjukkan tingkat keuntungan dari usahatani Pepaya

California tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan usahatani Pepaya

California dalam mengembalikan bunga pinjaman.Usahatani pepaya California

dikatakan layak apabila nilai Internal rate of return (IRR) lebih besar dari

discount rate yang telah ditentukan. Payback period (jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan modal suatu usaha investasi) semakin cepat

(32)

diusahakan. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, dapat digambarkan

(33)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Usahatani Pepaya California

C. Hipotesis

Diduga usahatani pepaya California di lahan pasir pantai Desa Karangsewu

Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo layak di usahakan dan dikembangkan

ditinjau dari Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (B/C), internal

Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP).

USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA

Input

Produksi

Biaya

Investasi Operasional Benefit

Harga

Kelayakan Net Present Value (NPV)NetBenefit CostRatio (B/C)Internal Rate of Return (IRR)Payback Period (PP)

Discount Factor

(34)

20

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah

biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

yang diterima, serta kelayakan usahatani pepaya California yang dilihat dari

indikator Net Present value (NPV), Net benefit cost (B/C), Internal rate of return

(IRR), dan Payback period. Setelah itu dapat di ketahui apakah usahatani pepaya

California tersebut layak atau tidak untuk diusahakan.

A. Teknik Pengambilan Sampel 1. Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangsewu, Kecamatan Galur,

Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive). Alasan yang mendasari dipilihnya daerah

tersebut sebagai lokasi penelitian adalah karena Kecamatan Galur berada di posisi

tiga besar produksi buah pepaya di Kabupaten Kulon Progo dari empat kecamatan

yang berbatasan dengan laut selatan (lahan pasir). Kecamatan Galur berada di

posisi kedua dibawah Kecamatan Temon dan diatas Kecamatan Wates dan

Kecamatan Panjatan. Alasan lain yang mendukung dipilihnya daerah tersebut

sebagai lokasi penelitian adalah karena Kecamatan Galur merupakan daerah yang

tergolong baru dikembangkan untuk usahatani pepaya California dibandingkan

Kecamatan Temon yang sudah berjalan lama, artinya pengembangan usahatani

pepaya California di Kecamatan Galur kedepannya masih berpotensi mengalami

(35)

Tabel 2. Produksi tanaman pepaya menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon

Sumber : Daerah dalam angka Kabupaten Kulon Progo 2015

2. Pengambilan responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari pra survey, jumlah petani pepaya

California yang ada di Desa Karangsewu Kecamatan Galur sebanyak 50 orang.

Dalam penelitian ini dilakukan dua metode pengambilan data petani, yaitu secara

Sensus dan Simple Random Sampling. Sensus sendiri merupakan teknik

Penentuan sampel yang mana semua anggota populasi dijadikan responden,

sementara Sampel Random Sampling merupakan pengambilan sebagian

responden dari sejumlah populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi itu. Untuk petani Di Dusun Imorenggo dilakukan secara

Sensus dengan jumlah responden petani 15 orang, sedangkan petani Di Dusun

Gupit dilakukan secara Sampel Random Sampling dengan jumlah responden

(36)

Tabel 3. Jumlah Petani Pepaya California Di Desa Karangsewu Kecamatan Galur

Dusun Jumlah Petani Jumlah Responden

Gupit 35 15

Imorenggo 15 15

Jumlah 50 30

Jadi jumlah petani pepaya California di Desa Karangsewu sebanyak 50

orang. Adapun jumlah responden untuk penelitian ini adalah 30 orang.

B. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan data 1. Data Primer

Data primer adalah semua data yang didapat langsung dari obyek

penelitian, dikumpulkan dan disusun oleh peneliti. Data primer ini meliputi

luas lahan yang digunakan untuk usahatani, biaya usahatani, produksi dan

benefit. Adapun data tersebut diperoleh dengan cara observasi dan

wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh dari instansi atau

lembaga yang ada hubungannya dengan penelitian. Data sekunder ini

meliputi keadaan umum, keadaan penduduk, keadaan pertanian serta

keadaan perekonomian di wilayah tersebut.

C. Asumsi dan Pembatasan Masalah 1. Asumsi

(37)

b. Keadaan tanah, iklim dan topografi di daerah penelitian dianggap

sama.

c. Masa pakai peralatan hanya dipakai untuk satu kali periode tanam.

d. Suku bunga selama periode tanam dianggap tidak berubah.

2. Pembatasan Masalah

a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pada tahun

2012-2015

b. Tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan untuk analisis data

adalah tingkat suku bunga bank BRI sebesar 16 %.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Usaha pepaya California adalah kegiatan usahatani mulai dari persiapan

lahan, penanaman bibit pepaya California, pemanenan, hingga pasca panen

pepaya (siap dijual).

2. Sarana produksi adalah komponen yang digunakan untuk usahatani pepaya

California hingga menghasilkan produk seperti pupuk kandang, pupuk

buatan dan pestisida.

a. Pupuk kandang adalah unsur alami dari kotoran ternak yang

mempunyai manfaat tinggi untuk meningkatkan unsur tanah, diukur

dalam satuan kg.

b. Pupuk buatan adalah pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang

bermanfaat untuk meningkatkan unsur tanah, diukur dalam satuan kg.

c. Pestisida adalah obat untuk mengendalikan hama dan penyakit pepaya

(38)

3. Lahan pasir pantai adalah luasan area tanam pepaya California yang

digunakan dalam usaha tani dan dinyatakan dalam satuan hektar (ha).

4. Produksi adalah hasil usahatani pepaya California yang dihasilkan petani

pada luasan lahan tertentu dalam satu periode tanam, dan dinyatakan

dalam satuan kilogram (kg).

5. Harga adalah uang yang diterima petani pada saat menjual hasil produksi

pepaya California dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp)

6. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal usaha dan

dapat juga dikeluarkan pada saat usahatani sedang berjalan. Investasi awal

pada usahatani Pepaya California berupa land clearing (persiapan dan

pengolahan lahan), pembelian bibit dan pembelian alat. Biaya investasi

diukur dalam satuan Rupiah (Rp).

7. Biaya operasional adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai

dengan (tergantung dari) besar-kecilnya jumlah produksi. Biaya

operasional diukur dalam satuan Rupiah (Rp).

8. Present value adalah nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan

nilai awal dari penanaman modal, sedangkan anuitas dari sebuah present

value tergantung pada dasar besar kecilnya tingkat bunga dan jangka

waktu yang digunakan.

9. Discount factor adalah suatu bilangan yang menggambarkan (weight)

pembuat pada setiap nilai discount factor (DF) tertentu. Besarnya discount

factor ini dipilih di antara variasi bunga bank yang berlaku didaerah

(39)

10. Benefit adalah hasil produksi usahatani pepaya California dikalikan

dengan harga yang sudah ditentukan, dinyatakan dalam satuan rupiah

(Rp).

11.Net present value (NPV) adalah net benefit yang telah di discount yang

menggunakan kesempatan biaya modal, di ukur dalam satuan rupiah (Rp).

12.Net benefit cost (B/C) adalah perbandingan antara net benefit yang telah di

discount positif dengan net benefit yang telah di discount negative yang di

ukur dalam satuan persen (%).

13.Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkat suku bunga yang

menghasilkan net present value nol, di ukur dalam satuan persen (%).

14.Payback period adalah jangka waktu yang menunjukkan terjadinya arus

penerimaan secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk

present value, di ukur salam satuan bulan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif meliputi transfer

data, editing data, pengolahan data dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis

kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan usahatani

serta kondisi kecocokan lahan untuk usahatani pepaya California di lokasi

penelitian .

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji kelayakan usahatani

pepaya California yaitu dengan mengolah data yang diperoleh dan

(40)

dengan menggunakan software Microsoft excel kemudian di interprestasi data

secara deskriptif. Analisis data yang digunakan pepaya California sebagai berikut

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang

penerimaan dengan nilai sekarang pengeluaran pada tingkat diskonto tertentu,

yang dinyatakan dengan rumus :

NPV = ∑ ( )

Keterangan :

Bt = Manfaat yang diperoleh pada tahun t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun t n = Umur ekonomis usaha

i = Discount rate (tingkat suku bunga pinjaman) t = Triwulan 0,1,2,3,…..12

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV adalah sebagai berikut :

1) NPV > 0

Artinya usahatani pepaya California layak untuk dilaksanakan karena

manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

2) NPV = 0

Artinya usahatani pepaya California sulit untuk dilaksanakan karena

manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

3) NPV < 0

Artinya usahatani pepaya California tidak layak untuk dilaksanakan karena

(41)

2. Net Benefit Cost ratio (B/C)

Net Benefit Cost ratio (B/C) adalah perbandingan present value dari net

benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif,

perhitungan ini digunakan untuk melihat berapa kali lipat penerimaan yang akan

diperoleh dari biaya yang dikeluarkan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

NetB/C = ∑ ( )( ) ∑ ( )( )

Keterangan :

Bt = Manfaat yang diperoleh pada tahun t Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun t n = Umur ekonomis usaha

i = Discount rate (tingkat suku bunga pinjaman) t = Triwulan 0,1,2,3,…..12

Suatu usaha dikatakan bermanfaat atau layak untuk dilaksanakan jika

diperoleh nilai Net B/C lebih besar dari satu dan usaha tidak layak atau ditolak

jika diperoleh nilai Net B/C lebih kecil dari satu.

3. Internal Rate Of Return (IRR)

Internal Rate Of Return (IRR) merupakan tingkat diskonto (discount rate)

pada saat NPV sama dengan nol yang dinyatakan dalam persen, dengan rumus :

IRR = + ( )

Keterangan :

(42)

NPV 1 = Nilai NPV yang bernilai positif NPV 2 = Nilai NPV yang bernilai negatif

Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari discount

rate yang telah ditentukan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari discount rate

maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.

4. Payback period

Paybackperiod adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan

modal suatu usaha investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih

adalah selisih pendapatan terhadap pengeluaran per tahun, periode pengembalian

biasanyanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun. Rumus payback period

adalah :

PBP =

+

∑ ∑

Dimana:

PBP = Pay Back Period

Tp-1 = Tahun sebelum terdapat PBP Ii = Jumlah investasi telah didiskon

Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah didiskon sebelum PBP

(43)

30

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis

Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu

adalah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tirtorahayu

Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Sebelah timur berbatasan dengan Desa Nomporejo

Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bugel

Desa Karangsewu memiliki luas wilayah sebesar 927 ha dan

terdiri dari 17 pedukuhan yaitu, Pedukuhan Boro I, Boro II, Bedoyo III, Gupit

IV, Siliran V, Siliran VI, Wonopeti VII, Mabeyan VIII, Sorogaten IX,

Sorogaten X, Bapangan XI, Sewugalur XII, Dalen XIII, Kempleng XIV,

Kempleng XV, Barongan XVI, dan Imorenggo XVII.

B. Topografi

Desa Karangsewu terletak di kawasan tepi pantai dengan kondisi

topografi yang landai dan datar. Elevasi ketinggian rata-rata Desa

Karangsewu adalah 2-7 meter diatas permukaan laut dengan Sungai Progo

sebagai muara serta sungai-sungai lain yang dimanfaatkan sebagai saluran

(44)

C. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk suatu daerah mempunyai pengaruh yang besar

terhadap perkembangan daerah tersebut. Mengetahui umur penduduk suatu daerah

dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya usia produktif. Jika suatu daerah

mempunyai penduduk usia produktif lebih besar dari usia non produktif, maka

daerah tersebut akan lebih cepat mengalami kemajuan karena memiliki tenaga

kerja untuk membangun daerahnya akan semakin besar. Adapun ukuran usia

produktif yaitu antara umur 15-59 tahun sedangkan ukuran usia non produktif

antara 0-14 tahun dan usia 60 tahun keatas.

Berdasarkan data kependudukan pemerintah desa, jumlah penduduk Desa

Karangsewu sebanyak 8.233 jiwa dengan rincian 3.966 jiwa laki-laki dan 4.267

jiwa perempuan, dengan total 2.049 kepala keluarga. Desa Karangsewu termasuk

desa dengan struktur penduduk usia muda sehingga pertumbuhan penduduknya

masih tergolong tinggi. Adapun jumlah penduduk berdasarkan umur di Desa

Karangsewu adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No. Kelompok Umur (Tahun) Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase (%)

Laki-laki Perempuan

1 0 – 14 1036 1115 2151 26,13

2 15-59 2518 2645 5163 62,71

3 >60 412 507 919 11,16

(45)

Berdasarkan tabel di atas di ketahui jumlah penduduk di Desa Karangsewu

adalah 8.233 jiwa. Dapat di ketahui bahwa jumlah penduduk usia produktif yaitu

usia 15-59 tahun sebanyak 5.163 jiwa dan penduduk non produktif yaitu 0-14

tahun dan > 60 tahun sebanyak 3.070 jiwa. Dengan demikian dapat dihitung rasio

beban tanggungan (Burdance Dependency Ratio) yaitu perbandingan penduduk

non produktif dengan jumlah penduduk produktif adalah sebagai berikut:

BDR =jumlah penduduk non produktifjumlah penduduk produktif × 100%

= × 100%

= 37,29%

Berdasarkan hasil perhitungan BDR diperoleh angka ketergantungan

sebesar 37,29% yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 37

orang usia non produktif. Nilai angka ketergantungan sebesar 37 ini dapat

dikategorikan dalam ketergantungan rendah jika dilihat dari kategori angka

ketergantungan yaitu:

1. Angka Beban Tanggungan Tinggi : ≥ 70

2. Angka Beban Tanggungan Sedang : 51-69

(46)

D. Pendidikan

Sarana pendidikan adalah tempat dimana penduduk mengenyam

pendidikan untuk meningkatkan pengetahuannya sehingga dapat memajukan

daerahnya. Adapun jenis dan jumlah lembaga pendidikan di Desa Karangsewu

adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Jumlah Lembaga Pendidikan di Desa Karangsewu

Tingkat pendidikan Jumlah (Sekolah)

TK 10

SD 5

SMP/MTS 2

SMA 1

Jumlah 18

Berdasarkan tabel 5 jumlah sekolah di lingkungan kemendiknas Kecamatan

Galur di Desa Karangsewu terdapat sebanyak 18 sekolah (baik negeri maupun

swasta) dari jenjang taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas/sekolah

mengah kejuruan. Jumlah TK sebanyak 10, SD sebanyak 5, SMP/MTS sebanyak

2 dan SMA/SMK sebanyak 1. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa

untuk sarana pendidikan di Desa Karangsewu dari tingkat pra sekolah sampai

(47)

E. Keadaan Pertanian 1. Penggunaan Lahan

Lahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan

usahatani, karena lahan merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman.

Penggunaan lahan di Desa Karangsewu terdiri dari lahan sawah, lahan kering,

bangunan, dan lain-lain. Penggunaan lahan Desa Karangsewu yang mayoritas

merupakan lahan pertanian terdiri dari permukiman, sawah, kebun, ladang

dan tanah pasir. Potensi sumber daya alam adalah pertanian dengan

komoditas diantaranya tanaman padi, kelapa, sengon, pepaya, melon,

semangka, cabe, buah naga, dan lain sebagainya. Luas penggunaan lahan di

Desa Karangsewu dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Luas Desa Menurut Penggunaan Lahan

No PenggunaanLahan Luas (ha)

1. Tanah Sawah 264,15

2. Tanah Kering 374,62

3. Bangunan 23,24

4. Lainnya 264,12

Jumlah 926,13

Berdasarkan Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan paling

luas adalah tanah kering yaitu seluas 374,62 hektar, dengan pemanfaatan tanah

kering sebagai lahan bercocok tanam maka potensi untuk meningkatkan hasil

(48)

2. Budidaya Pepaya California

Pepaya merupakan salah satu buah yang banyak dinikmati, selain rasanya yang

manis dan menyegarkan, pepaya juga mengandung nutrisi yang sangat baik bagi

kesehatan seperti Betakaroten, Vit C, Vit B1, B2, Kalsium, Fospor, dan Kalium.

Salah satu jenis pepaya yang saat ini mulai banyak dibudidayakan adalah jenis

Pepaya California. Pepaya California mempunyai ukuran antara 0,8 – 2 kg/buah.

Pepaya California mempunyai ciri-ciri berkulit tebal, berbentuk lonjong, buah

matang berwarna kuning, rasanya manis, daging buah kenyal dan tebal. Pepaya

California termasuk jenis unggul, batangnya lebih pendek dibanding jenis pepaya

lain, tinggi tanaman sekitar 2 meter dan sudah bisa dipanen setelah berumur 7

hingga 9 bulan. Pohonnya dapat berbuah hingga umur tiga tahun. Dalam satu

bulan bisa dipanen sampai empat kali.

Peluang pasar pepaya California sangat terbuka, dan permintaan pasar akan

pasokan Pepaya California belum terpenuhi, khususnya untuk memenuhi

permintaan dari kota-kota besar dan supermarket. Disisi lain ketersediaan pepaya

California relatif terbatas, karena pepaya unggulan yang mungil ini belum banyak

dikenal dan dikembangkan secara luas oleh petani. Perawatan pepaya California

yang relatif mudah sangat menguntungkan petani untuk membudidayakannya.

Pepaya California tumbuh subur bila ditanam pada lahan yang subur dan

sedikit berpasir. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian

700 meter diatas permukaan laut. Pada awal musim tanam sebelum bibit

(49)

Kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan tanah diantaranya mencangkul dan

pembuatan lubang tanam. Pengolahan tanah dilakukan agar tanah menjadi gembur

agar terdapat sirkulasi udara yang baik. Penanaman Pepaya California dilakukan

dengan memindahkan bibit dari polibag yang telah berumur antar 1-1,5 bulan,

kelubang tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Sehari sebelum penanaman

lahan yang akan akan digunakan disiram air terlebih dahulu dan diisi pupuk

kandang. Penanaman dilakukan dengan cara melepaskan bibit dari polibag dan

menanam bibit ditengah lubang tanam.

Pemeliharaan pepaya California meliputi penyemprotan atau pengairan,

pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama. Tanaman pepaya memerlukan

cukup air tetapi tidak tahan genangan. Maka pengairan dan pembuangan air harus

diatur dengan baik. Penanaman pepaya California pada dataran rendah dengan

curah hujan yang kecil memerlukan pengairan secara berkala. Petani biasanya

membuat saluran drainase atau parit disekitar lubang tanam untuk meghindari

genangan air, karena bila tergenang air batang bisa membusuk.

Pupuk kandang atau kompos diberikan pada saat dilakukan penanaman.

Seminggu setelah penanaman menggunakan pupuk organik sebanyak 200 gram

/pohon. Setelah memasuki usia 3 bulan diberikan pupuk ponska 300 gram /pohon.

Usia 6, 9, dan 12 bulan pupuk ponska 500 gram ditambah pupuk kandang 40 kg

/pohon. Setelah tumbuhan berbuah bisa diberikan pupuk TSP supaya daya tahan

lebih kuat dan buahnya lebih manis. Pemupukan tanaman dapat diulang setiap 3

(50)

pupuk kandang sebanyak 40 kg/pohon. Cara pemupukan ponska dapat ditabur

melingkar pohon, kemudian ditutup dengan tanah.

Penyiangan juga merupakan hal penting dalam pemeliharaan pepaya

California. Dengan melakukan penyiangan tentunya akan membuat pemupukan

yang dilakukan lebih efektif karena tidak adanya perebutan makanan antara

pepaya California dan gulma. Penyiangan pepaya California tergolong mudah

karena memang gulma di lahan pasir pantai tidak begitu banyak. Penyiangan juga

bisa disambi dengan kegiatan lainnya seperti pemupukan sehingga akan lebih

efisien waktu.

Proses perawatan yang selanjutnya adalah pengendalian hama. Pepaya

California merupakan jenis pepaya yang rentan terkena hama. Ada beberapa jenis

hama yang biasa menyerang Pepaya California. Antara lain: hama kutu putih,

pengendaliannya bisa dengan menyemprotkan pestisida confidor. Selain itu, ada

penyakit yang menyerang daun, akar, batang bahkan buah, biasanya pada musim

penghujan. Pengendaliannya bisa dilakukan dengan cara penyemprotan pestisida

antracol.

Tanaman Pepaya California dapat dipanen pertama setelah berumur 7-12

bulan. Buah pepaya dipanen pada waktu buah telah memberikan tanda-tanda

kematangan, yaitu terdapat semburat warna kuning pada kulit buah bagian ujung.

Cara memanen buah pepaya California sebaiknya dilakukan dengan cara,

memotong tangkai buah dengan meng- gunakan gunting pangkas atau pisau

(51)

buah diletakkan ditempat terlindung dan diberi alas plastik. Buah yang cacat dan

(52)

39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Petani 1. Umur Petani

Umur mempengaruhi kinerja seseorang dalam bertani tidak terkecuali petani

pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

berpengaruh terhadap kinerjanya. Tabel 7 menunjukkan penggolongan responden

usahatani pepaya California di Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon

Progo berdasarkan kelompok umur.

Tabel 7. Jumlah petani pepaya California lahan pasir pantai menurut usia di Desa Karangsewu tahun 2016

No Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 15-60 28 93,3

2 >60 2 6,67

Jumlah 30 100

Dari 30 petani responden di Desa Karangsewu sebagian besar berada pada usia

produktif yaitu sebanyak 28 orang atau 93,3%. Sisanya berada pada usia tidak

produktif lagi yaitu sebanyak 2 orang atau 6,67%. Adapun usia rata-rata petani di

Desa Karangsewu yaitu 44,4 tahun dengan usia tertinggi 68 tahun dan usia terendah

22 tahun. Faktor usia mempengaruhi kinerja petani secara fisik, sehingga petani

mampu mengelola usahanya lebih intensif serta memelihara tanaman pepaya lebih

baik. Secara motivasi, umur akan mempengaruhi petani pepaya California dalam

(53)

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

keberhasilan usahatani. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara berpikir petani

dalam mengembangkan usahataninya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang

petani maka akan semakin mudah untuk menerapkan berbagai teknologi yang

berkaitan dengan usahataninya. Selain itu petani juga dapat dengan mudah menerima

informasi baru mengenai pertanian, pasar dan harga. Informasi yang berkaitan dengan

kebijakan-kebijakan dalam hal pertanian juga akan lebih mudah diterima sehingga

petani dapat mengatur strategi untuk dapat meningkatkan usahataninya. Untuk

mengetahui keadaan pendidikan petani pepaya California di Desa Karangsewu di

Kecamatan Galur dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah petani pepaya California lahan pantai menurut tingkat pendidikan di Desa Karangsewu tahun 2016

Tingkat Pendidikan Jumlah Petani Persentase (%)

SD 4 13,3

SMP 5 16,7

SMA 20 66,7

PT 1 3,3

Jumlah 30 100

Dari tabel 8 dapat di ketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan petani adalah

Sekolah Menengah Atas yaitu sebesar 20 orang (67,7%), sedangkan sisanya Sekolah

Dasar sebanyak 4 orang (13,3%), Sekolah Menengah Pertama sebanyak 5 orang

(16,7%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang (3,3%). Petani yang mendapatkan

(54)

karena kesadaran akan pentingnya pendidikan di Desa karangsewu sudah terbilang

tinggi dan tentunya didukung dengan tingkat ekonomi yang memadai.

3. Pengalaman Bertani

Selain umur dan tingkat pendidikan, pengalaman bertani juga merupakan faktor

yang dapat mempengaruhi petani dalam melaksanakan usahataninya. Pengalaman

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya petani dalam melakukan

usahatani pepaya California. Adapun Pengalaman bertani petani pepaya California

lahan pasir Desa Karangsewu dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah petani pepaya California lahan pasir pantai menurut pengalaman bertani pepaya di Desa Karangsewu tahun 2016

Pengalaman Bertani

(Tahun) Jumlah Petani Persentase (%)

<3 5 16,7

3-5 17 56,7

>5 8 26,6

Jumlah 30 100

Adapun rata-rata pengalaman bertani pepaya California yaitu 4,1 tahun dengan

dengan pengalaman bertani tertinggi 6 tahun dan terendah 1 tahun. Petani yang sudah

berpengalaman menjalankan usahatani pepaya California, mampu menentukan

perlakuan secara lebih tepat karena faktor kebiasaan dan pengalaman dalam

usahatani. Petani yang memiliki pengalaman usahatani pepaya California yang lebih

lama cenderung memiliki hasil produksi yang lebih tinggi dibandingkan petani yang

Gambar

Tabel 1. Kandungan hara dalam tanah pasir
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Usahatani Pepaya California
Tabel 2. Produksi tanaman pepaya menurut Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo
Tabel 3. Jumlah Petani Pepaya California Di Desa Karangsewu Kecamatan Galur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Harga pokok produksi usahatani pepaya california merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk memproduksi pepaya california dalam suatu proses budidaya pada... satu

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dalam usahatani Pepaya California di Kabupaten Lombok Barat, (2) Untuk mengetahui

Anaisis Kelayakan Usahatani Cabai Merah Lahan Pasir Di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul Tahun 2014. Feasibility Analysis Of Red Chili Papper Farming Business

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui biaya dan pendapatan yang diperoleh petani pepaya California di Kabupaten Kebumen khususnya di Kecamatan Puring

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Saluran pemasaran pepaya California di Desa Sukajaya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis, 2) Besarnya biaya, marjin dan

Payback period yang diperoleh pada usahatani pepaya california di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis adalah 1 tahun 5 bulan 4 hari, kendala yang dihadapi

Kontribusi yang besar dari pendapatan usahatani bawang merah lahan pasir pantai terhadap pendapatan rumah tangga memiliki implikasi bahwa bawang merah lahan pasir

Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas untuk usahatani pepaya California milik Pak Yasir di Kelurahan Agrowisata dilakukan berdasarkan perubahan dua variabel resiko paling tinggi