• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP

EMPLOYEE ENGAGEMENT

PADA PT ASPEX KUMBONG

MUTIARA ROSALINA JEWONDARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Mutiara Rosalina Jewondari

(4)

ABSTRAK

MUTIARA ROSALINA JEWONDARI. Analisis Budaya Organisasi terhadap

Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong. Dibimbing oleh ABDUL BASITH dan ERLIN TRISYULIANTI.

Skripsi ini mengidentifikasi nilai-nilai budaya organisasi yang dibawa oleh manajemen puncak PT Aspex Kumbong dan membahas pengaruhnya terhadap

employee engagement. Studi dilakukan terhadap pengaruh lima variabel nilai budaya organisasi PT Aspex Kumbong terhadap sub variabel employee engagement yaitu vigor, dedication, dan absorption. Pengumpulan data primer menggunakan wawancara dan pemberian kuesioner. Variabel independen (X) dari penelitian ini adalah nilai-nilai budaya organisasi. Sementara, variabel dependen (Y) adalah variabel employee engagement. Penelitian ini menggunakan analisis deksriptif dan metode structural equation modelling dengan bantuan software microsoft excel dan SmartPLS 2.0. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa inovasi berpengaruh signifikan terhadap variabel laten absorption. Sementara, variabel teliti dan cermat berpengaruh signifikan terhadap setiap variabel laten baik vigor, dedication, dan absorption, dengan pengaruh paling besar terhadap variabel dedication dibandingkan kedua variabel laten lainnya.

Kata kunci: budaya organisasi, employee engagement, Aspex Kumbong

ABSTRACT

MUTIARA ROSALINA JEWONDARI. An Influence Analysis of Organizational Culture Through Employee Engagement at Aspex Kumbong Company. Supervised by ABDUL BASITH and ERLIN TRISYULIANTI.

This thesis explained about how organizational culture affects employee engagement at Aspex Kumbong company. The research aims to find which value of five organizational culture variabels influenced employee engagement. Organizational culture (X) as independent variabel has five values such as work dicipline, loyalty, focus on target, innovation, and carefulness. All of the values was identified by delphi method. The employee engagement as dependent variable (Y) has 3 sub variables: vigor, dedication, and absorption. Primary data was collected with interviewing supervisors and giving questionary to Aspex Kumbong employees. Furthermore, the analysis of this research used descriptive analysis and structural equation modelling method, using microsoft excel and SmartPLS 2.0. The result showed that inovation influences absorption. Carefulness influence all of employee engagement variabels.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP

EMPLOYEE ENGAGEMENT

PADA PT ASPEX KUMBONG

MUTIARA ROSALINA JEWONDARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong

Nama : Mutiara Rosalina Jewondari NIM : H24100115

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Basith, MS Pembimbing I

Erlin Trisyulianti, STP, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Maret 2014 ini adalah budaya organisasi dan employee engagement dengan judul Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Basith, MS dan Ibu Erlin Trisyulianti, STP, MSi selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membantu penulisan penelitian ini, serta Ibu Dra. H. Siti Rahmawati, MPd atas berbagai saran yang diberikan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada PT Aspex Kumbong khususnya kepada Bapak Ir. H. Ahmad Basuni dan Bapak Komarinda yang memberikan izin dan membantu penulis dalam mengumpulkan data. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ngalino, Ibu Ida Rosdiana, seluruh keluarga, Praditya Ajidarma dan teman-teman atas dukungan, doa, serta cinta dan kasih sayangnya. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

METODE 4

Kerangka Pemikiran Penelitian 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 4

Metode Pengumpulan Data 5

Metode Pengolahan dan Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Gambaran Perusahaan 7

Karakteristik Responden 8

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Organisasi PT Aspex Kumbong 10 Persepsi Karyawan terhadap Employee Engagement di PT Aspex Kumbong 13 Hasil Analisis Structural Equation Modeling (SEM) 15

Implikasi Manajerial 19

SIMPULAN DAN SARAN 21

DAFTAR PUSTAKA 21

LAMPIRAN 23

(10)

DAFTAR TABEL

1 Skala penilaian persepsi 6

2 Karakteristik responden 8

3 Nilai preferensi para pakar evaluasi 1 10

4 Nilai preferensi para pakar evaluasi 2 10

5 Persepsi karyawan terhadap disiplin kerja 11

6 Persepsi karyawan terhadap loyalitas 12

7 Persepsi karyawan terhadap fokus pada target 12

8 Persepsi karyawan terhadap inovasi 13

9 Persepsi karyawan terhadap teliti dan cermat 13

10 Persepsi karyawan terhadap vigor 14

11 Persepsi karyawan terhadap dedication 14

12 Persepsi karyawan terhadap absorption 15

13 Normscore employee engagement 15

14 Nilai rataan komponen employee engagement 15

15 Nilai loading factor variabel manifest model penelitian pada setiap

variabel laten yang lebih dominan 17

16 Nilai measurement outer model 17

17 Nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi 18

18 Nilai measurement inner model T-statistic 18

19 Rekomendasi upaya peningkatan employee engagement pada PT Aspex

Kumbong 20

DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah produk cacat tahun 2013 pada setiap mesin produksi 1

2 Proses terbentuknya budaya organisasi 2

3 Kerangka pemikiran penelitian 4

4 Model penelitian Partial Least Square 7

5 Loading factor model awal 16

6 Hasil proses outer model 16

7 Hasil proses inner model 19

8 Model akhir penelitian 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian 23

2 Uji validitas instrumen budaya organisasi dan employee engagement 28 3 Uji reliabilitas instrumen budaya organisasi dan employee engagement

dengan metode Cronbach's Alpha 29

4 Perhitungan persepsi karyawan terhadap budaya organisasi dan

employee engagement 31

5 Variabel laten dan variabel manifest model penelitian Partial Least

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri media cetak seperti koran, tengah menghadapi berbagai persoalan yang kompleks. Kehadiran internet yang semakin meluas, perubahan perilaku masyarakat khususnya kalangan muda yang cenderung mencari informasi melalui gadget yang mereka miliki, perubahan minat para pengiklan dari media cetak ke media lainnya, dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan melalui penghematan penggunaan kertas merupakan ancaman-ancaman yang dapat menurunkan eksistensi industri media cetak (Supadiyanto 2013).

Kertas memiliki peranan penting dalam industri media cetak. Penurunan yang terjadi pada industri media cetak mengakibatkan perusahaan kertas mengalami penurunan pangsa pasar. Salah satu perusahaan yang merasakan dampak dari hal tersebut adalah PT Aspex Kumbong. Perusahaan ini berada pada lini industri komoditi kertas budaya (cultural paper) dengan produk kertas koran. Namun, selain adanya hambatan eksternal, PT Aspex Kumbong juga dihadapkan pada masalah internal yakni terjadinya penurunan kualitas produk. Gambar 1 menunjukkan jumlah produk di bawah kualitas standard tahun 2013 pada setiap mesin produksi. Total produksi kertas budaya pada tahun 2013 sebesar 366.000 ton dengan 31.303 ton diantaranya merupakan produk di bawah kualitas standard.

Gambar 1 Jumlah produk cacat tahun 2013 pada setiap mesin produksi (Data perusahaan, 2014)

Terjadinya penurunan kualitas produk salah satunya disebabkan oleh faktor sumber daya manusia yakni kelalaian karyawan dalam mematuhi Standard Operational Procedure (SOP). Karyawan sebagai sumber daya manusia memiliki peran yang besar dalam menentukan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu, peningkatkan aktivitas pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting bagi PT Aspex Kumbong dalam rangka meningkatkan produktivitasnya serta menekan tingkat kelalaian karyawan dalam bekerja.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Produk cacat 7437 11934 11932

T

o

n/ta

hu

n

(12)

2

Karyawan memerlukan baik nilai maupun norma yang mengarahkan cara dan tindakan mereka dalam bekerja. Sehimpunan nilai, prinsip, tradisi, dan cara bekerja yang dianut bersama dan memengaruhi perilaku serta tindakan para anggota organisasi didefinisikan sebagai budaya organisasi (Robbins dan Coulter 2010). Budaya organisasi pada awalnya dibentuk oleh nilai-nilai atau filosofi yang dibawa oleh para pendiri perusahaan (Robbins dan Judge 2008). Seleksi pemilihan karyawan yang dilakukan oleh para pendiri didasari oleh nilai-nilai atau filosofi yang dianutnya. Selanjutnya, nilai-nilai atau filosofi tersebut dibawa oleh manajemen puncak dan disosialisasikan kepada karyawan, yang pada akhirnya akan menjadi budaya organisasi perusahaan seperti dapat dilihat pada proses terbentuknya budaya organisasi (Gambar 2).

Gambar 2 Proses terbentuknya budaya organisasi (Robbins dan Judge, 2008) Oleh karena itu, manajemen puncak memiliki peranan penting dalam pembentukan budaya organisasi. Sebagai pimpinan, mereka menyebarkan nilai-nilai yang dianut oleh para pendiri perusahaan melalui perkataan maupun perbuatan yang mereka lakukan. Karyawan akan mengikuti nilai-nilai yang dianut oleh manajemen puncak sebagai pimpinan mereka. Nilai-nilai tersebut didukung oleh keyakinan, norma, maupun aturan operasional mengenai perilaku organisasi dan tidak perlu lagi didiskusikan karena membentuk suatu kesadaran individu (Schein dan Edgar 1992 dalam Muis 2013).

Implementasi dari nilai-nilai budaya organisasi yang baik di lingkungan perusahaan akan berkaitan dengan peningkatan produktivitas para karyawan (Denison dan Mishra 1995). Selaras dengan peningkatan produktivitas karyawan maka produktivitas perusahaan akan meningkat pula. Karyawan dengan produktivitas tinggi memiliki hubungan yang lebih dalam terhadap pekerjaan yang dilakukannya maupun perusahaan tempat mereka bekerja. Perasaan positif yang dimiliki karyawan terhadap pekerjaan mereka berupa motivasi, dan usaha yang diberikan kepada pekerjaan tersebut diartikan sebagai employee engagement

(Macey dan Schneider 2008). Employee engagement yang kuat akan meningkatkan produktivitas, loyalitas, dan kepuasan karyawan sehingga dapat meminimalisasi permasalahan yang timbul dari aspek pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu, perusahaan akan memperoleh banyak manfaat seperti mampu mempertahankan karyawan potensial, meningkatkan produktivitasnya, meningkatkan kepuasan pelanggan, reputasi perusahaan, dan nilai-nilai

stakeholder (Lockwood 2007). Penelitian mengenai budaya organisasi dan

employee engagement dibutuhkan oleh PT Aspex Kumbong untuk melihat penerapan nilai-nilai yang dianut oleh karyawan dan kaitannya terhadap tingkat keterkaitan karyawan terhadap pekerjaan maupun perusahaan.

(13)

3 Perumusan Masalah

Beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana nilai-nilai budaya organisasi dianut oleh karyawan PT Aspex Kumbong?

2. Bagaimana employee engagement pada PT Aspex Kumbong?

3. Bagaimana pengaruh nilai budaya organisasi terhadap employee engagement

pada PT Aspex Kumbong?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis persepsi karyawan terhadap nilai-nilai budaya organisasi PT Aspex Kumbong.

2. Menganalisis persepsi karyawan terhadap employee engagement di PT Aspex Kumbong.

3. Menganalisis pengaruh nilai-nilai budaya organisasi terhadap employee engagement pada PT Aspex Kumbong.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi PT Aspex Kumbong

Memberikan informasi mengenai tingkat employee engagement dan merekomendasikan upaya peningkatan employee engagement dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

2. Bagi para pembaca

Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai ilmu manajemen sumber daya manusia terkait budaya organsasi dan employee engagement serta penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lain dengan topik serupa di masa yang akan datang.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengambil karyawan yang bekerja di PT Aspex Kumbong sebagai obyek penelitian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh nilai-nilai budaya organisasi PT Aspex Kumbong terhadap employee engagement. Nilai budaya organisasi berasal dari nilai-nilai antara lain disiplin kerja, loyalitas, fokus hasil, inovasi, dan teliti dan cermat. Sementara, employee engagement berdasarakan

(14)

4

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di PT Aspex Kumbong Jalan Narongong km 26 Desa Dayeuh Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Indonesia. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2014 hingga bulan Maret 2014.

Nilai Alternatif Budaya Organisasi yang Dibawa oleh Manajemen Puncak PT Aspex Kumbong

Identifikasi Nilai Budaya Organisasi Berdasarkan Pakar 1. Disiplin kerja

2. Loyalitas

3. Fokus pada target 4. Inovasi

5. Teliti dan cermat

Employee Engagement

1. Vigor

2. Dedication

3. Absorption

Nilai Budaya Organisasi 1. Disiplin kerja 2. Loyalitas 3. Fokus pada target 4. Inovasi

5. Teliti dan cermat

Pengaruh Nilai Budaya Organisasi terhadap

EmployeeEngagement PT Aspex Kumbong Analisis Nilai Budaya Organisasi dan Employee

Engagement

Metode Delphi

SEM SmartPLS 2.0 Analisis Deskriptif

Visi dan Misi PT Aspex Kumbong

(15)

5

Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan alat utama yang digunakan dalam pengambilan data dengan bentuk angket terbuka dan tertutup. Sementara, data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang bersumber dari buku, internet, jurnal, dan dokumen perusahaan terkait dan data lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

PT Aspex Kumbong memiliki karyawan (N) sejumlah 1173 orang. Margin of error (e) atau persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir ditetapkan sebesar 10%. Diperoleh ukuran sampel minimum yang diambil (n) adalah 92 orang. Perhitungan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

e

Penelitian ini melibatkan 95 karyawan Indonesia pada PT Aspex Kumbong sebagai responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling berupa convenience sampling, teknik memilih termudah, periset secara langsung menentukan responden secara acak dan bebas (Sumarsono 2004).

Metode Skala Pengukuran

Kuesioner mengenai budaya organisasi dibuat berdasarkan lima nilai budaya organisasi PT Aspex Kumbong. Setiap nilai diwakili oleh empat item pertanyaan. Total item pertanyaan dari budaya organisasi sebanyak 20 item pertanyaan. Sedangkan, kuesioner mengenai employee engagement merupakan kuesioner replikasi dari Utretch Work Engagement Scale (UWES-17) dalam Schaufeli dan Bakker (2003) sebanyak 17 item pertanyaan.

Kuesioner diukur menggunakan skala Likert dengan skala 1 sampai skala 5. Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan suatu objek. Skala 1 menyatakan Sangat Tidak Setuju, skala 2 menyatakan Tidak Setuju, skala 3 menyatakan Cukup Setuju, skala 4 menyatakan Setuju, dan skala 5 menyatakan Sangat Setuju.

Metode Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

(16)

6

Uji validitas instrumen menggunakan korelasi produk momen (pearson correlation). Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (5%). Nilai rtabel (5%) dengan jumlah sampel 30 responden adalah 0,361. Uji reliabilitas instrumen menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,8 dapat dinyatakan bahwa instrumen sangat reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2, instrumen dalam penelitian ini telah valid dan reliabel karena memenuhi kriteria.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengelompokkan responden dalam karakteristik yang sama. Statistik data digambarkan untuk mengukur distribusi data (Priyatno 2009) sehingga dapat diambil informasi penting untuk menjelaskan gambaran dari distribusi data tersebut. Selain itu, analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai-nilai budaya organisasi yang telah diidentifikasi dan employee engagement dengan melihat tingkat persepsi karyawan PT Aspex Kumbong terhadap item-item pertanyaan yang diberikan. Nilai rentang digunakan untuk menganalisis presepsi karyawan. Berdasarkan perhitungan menggunakan 5 skala Likert, rentang nilai diperoleh sebesar 0,8 dengan interval dan skala penilaian persepsi ditunjukkan oleh Tabel 1.

e

Tabel 1 Skala penilaian persepsi

Sumber: Data diolah (2014) Metode Delphi

Metode delphi dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi nilai-nilai budaya organisasi yang dibawa oleh manajemen puncak dari PT Aspex Kumbong. Menurut Marimin dan Magfiroh (2013), metode delphi menggunakan opini para ahli untuk mendapatkan konsensus yang paling reliable. Tahapan penggunaan metode delphi dalam penelitian ini adalah merancang dan mengembangkan pertanyaan secara garis besar berisi pertanyaan terbuka mengenai deskripsi kelima belas nilai-nilai alternatif budaya organisasi yang akan dijawab menurut pandangan para ahli berdasarkan penerapan nilai-nilai tersebut di lingkungan perusahaan. Kemudian, dilakukan seleksi responden dengan kriteria yang tepat dan pemilihan ukuran contoh. Lima orang pakar sebagai responden dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria jabatan sebagai supervisor pada divisi umum, produksi, quality assurance, keuangan, dan logistik.

Analisis kuesioner dilakukan berdasarkan jawaban yang telah diperoleh. Iterasi pengembangan pertanyaan berupa analisis preferensi diantara kelima belas

Interval Skala

1,00 s.d. 1,80 Sangat tidak setuju / Tidak pernah

1,81 s.d. 2,60 Tidak setuju / Kadang-kadang (1-3 kali sebulan) 2,61 s.d. 3,40 Cukup setuju / Sering (1 kali seminggu)

(17)

7 nilai-nilai alternatif budaya organisasi dilakukan kuesioner awal. Kemudian, kembali kepada tahap melakukan analisis kuesioner dengan mengambil delapan nilai alternatif budaya organisasi yang memiliki mean score paling besar. Langkah terakhir dilakukan iterasi pengembangan pertanyaan berupa analisis preferensi diantara kedelapan nilai-nilai alternatif budaya organisasi tersebut sehingga menghasilkan lima nilai alternatif budaya organisasi dengan mean score

terbesar.Tahap iterasi pada penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali setelah mendapatkan hasil yang konvergen atau mengerucut.

Structural Equation Modeling (SEM)

Gambar 4 menunjukkan model penelitian Partial Least Square yang akan diuji hipotesisnya mengenai pengaruh nilai-nilai budaya organisasi PT Aspex Kumbong terhadap employee engagement. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode structural equation modeling (SEM) dengan bantuan

software SmartPLS 2.0. Partial Least Square dapat digunakan untuk memprediksi ada atau tidaknya hubungan yang terjadi antara variabel laten satu dengan variabel laten lainnya dengan situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah (Ghozali, 2008). Model analisis jalur dengan Partial Least Square dalam penelitian ini menggunakan inner model dan outer model.Inner model dilakukan untuk mengetahui hubungan antarvariabel laten sementara outer model dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel laten dengan variabel manifestnya. Variabel laten dalam penelitian yang terdiri dari disiplin kerja (DK), loyalitas (L), fokus pada target (OH), inovasi (I), teliti dan cermat (PD), vigor (V), dedication

(D), dan absorption (A).

Gambar 4 Model penelitian Partial Least Square

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Perusahaan

PT Aspex Kumbong merupakan perusahaan dengan Penanaman Modal Asing (PMA) kerjasama antara Panwell Industrial dan PT Aspex Paper Indonesia. PT Aspex Kumbong pertama kali didirikan pada tahun 1983 dengan nama PT Aspex Paper. Perusahaan ini bergerak pada industri pulp and paper dengan

Teliti dan cermat Disiplin

kerja Loyalitas Fokus pada target Inovasi

(18)

8

cakupan industri kertas budaya dengan produk kertas koran. Orientasi utama pemasaran produk PT Aspex Kumbong berada di wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Di lingkup domestik, PT Aspex Kumbong merupakan pemasok bahan baku bagi perusahaan ternama seperti Kompas, Gramedia, dan Pos Kota. Produksi dilakukan melalui pengolahan daur ulang kertas bekas menjadi kertas budaya yang digunakan sebagai bahan baku kertas koran.

Karakteristik Responden Tabel 2 Karakteristik responden

No Karakteristik Responden Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Perempuan 20

Laki-Laki 80

Total 100

2 Usia 20 - 30 tahun 26

31 – 40 tahun 44

41 – 50 tahun 27

> 50 tahun 3

Total 100

3 Pendidikan Terakhir SMP 2

SMA/Sedeajat 60

D3 18

S1 20

Total 100

4 Lama Bekerja < 2 tahun 8

2 - 5 tahun 14

5 - 10 tahun 18

11 - 15 tahun 21

> 15 tahun 39

Total 100

5 Jabatan Supervisor 16

Staff administrasi 24

Staff keamanan 6

Staff umum 54

Total 100

6 Pendapatan Rp 500.000 - Rp 1.000.000 1

Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 6

Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000 22 Rp 3.000.001 - Rp 4.000.000 27

Rp 4.000.001 - Rp 5.000.000 27

> Rp 5.000.000 1

Total 100

(19)

9 Jenis Kelamin

Tabel 2 menunjukkan karakteristik responden dalam penelitian ini. Berdasarkan Tabel 2, PT Aspex Kumbong memiliki karyawan Indonesia yang didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki sebesar 80%. Artinya terdapat 4 karyawan berjenis kelamin laki-laki dan 1 karyawan berjenis kelamin perempuan diantara 5 karyawan PT Aspex Kumbong. Hal ini disebabkan karena pekerjaan produksi pada PT Aspex Kumbong membutuhkan kekuatan fisik. Usia

Karyawan yang bekerja pada PT Aspex Kumbong didominasi oleh karyawan dengan rentang umur 31 hingga 40 tahun sebesar 44% (Tabel 2). Rentang usia ini merupakan puncak usia produktif dalam bekerja. Sedangkan, jumlah paling kecil terdapat pada karyawan dengan usia di atas 50 tahun.

Pendidikan Terakhir

Jika dilihat dari jumlah karyawan berdasarkan pendidikan terakhir pada Tabel 2, karyawan PT Aspex Kumbong memiliki tingkat pendidikan akhir pada jenjang SMA atau sederajat sebesar 60%. Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang tersedia pada PT Aspex Kumbong banyak membutuhkan pengetahuan praktis dengan sifat keahlian operasional dan administratif dari pada pengetahuan teoritis.

Lama Bekerja

Karyawan pada PT Aspex Kumbong telah mengabdikan dirinya lebih dari 15 tahun sebesar 39% (Tabel 2). Sementara, karyawan yang bekerja di bawah 2 tahun memiliki persentase paling kecil yakni sebesar 8%. Hal ini diakibatkan oleh keterbatasan yang dimiliki karyawan seperti minimnya tingkat pendidikan, keahlian, dan pengalaman di luar pabrik sehingga karyawan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Jabatan

Pembagian posisi jabatan karyawan Indonesia pada PT Aspex Kumbong secara umum antara lain, supervisor, staff administrasi, staff keamanan, dan staff umum dapat dilihat pada Tabel 2. Menurut data hasil penelitian, sebesar 60% karyawan PT Aspex Kumbong yang menjadi responden menempati posisi sebagai staff umum.

Pendapatan

(20)

10

Persepsi Karyawan terhadap Budaya Organisasi PT Aspex Kumbong Dasar penentuan nilai-nilai budaya organisasi yang ada pada PT Aspex Kumbong didasari oleh pembentukan opini para pakar yakni supervisor terhadap nilai-nilai yang dibawa oleh manajemen puncak dari PT Aspex Kumbong. Penyebaran kuesioner pertama dilakukan dengan mengajukan lima belas nilai-nilai alternatif budaya organisasi antara lain teliti dan cermat, fokus pada target, keadilan, kerja sama, prestatif, inovasi, senioritas, keselarasan, loyalitas, disiplin kerja, mandiri, integritas, respect, dan kerja keras untuk mendapatkan gambaran umum mengenai nilai yang secara implisit dibawa oleh manajemen puncak. Tabel 3 Nilai preferensi para pakar evaluasi 1

Ronde Evaluasi 1

No. Alternatif SU1 SU2 SU3 SU4 SU5 Mean Score

1. Teliti dan cermat 5 4 4 5 6 4,8

2. Fokus pada target 6 6 3 5 2 4,4

3. Keadilan 5 5 1 3 3 3,4

4. Kerja sama 2 4 6 5 3 4,0

5. Prestatif 5 4 6 2 4 4,2

6. Inovasi 3 3 5 4 5 4,0

7. Senioritas 1 1 2 1 2 1,4

8. Keselarasan 4 3 3 5 4 3,8

9. Loyalitas 4 2 5 5 4 4,0

10. Disiplin 4 6 4 5 5 4,8

11. Mandiri 2 2 2 1 1 1,6

12. Integritas 4 4 3 4 3 3,6

13. Respect 2 1 2 2 4 2,2

14. Kerja keras 5 5 5 3 5 4,6

15. Profesionalisme 5 3 3 3 4 3,6

Sumber: Data diolah (2014)

Tabel 4 Nilai preferensi para pakar evaluasi 2 Ronde Evaluasi 2

No. Alternatif SU1 SU2 SU3 SU4 SU5 Mean Score

1 Teliti dan cermat 4 4 3 4 5 4,0

2 Fokus pada target 5 6 4 6 4 5,0

3 Kerja sama 2 2 5 4 2 3,0

4 Prestatif 4 3 5 2 3 3,4

5 Inovasi 3 3 5 5 6 4,4

6 Loyalitas 4 3 5 4 4 4,0

7 Disiplin 5 6 5 4 6 5,2

8 Kerja keras 4 3 3 2 5 3,4

Sumber: Data diolah (2014)

(21)

11 pakar mengerucut menjadi delapan nilai budaya organisasi yang lebih dominan dibandingkan nilai-nilai lainnya yaitu teliti dan cermat, fokus pada target, kerja sama, prestatif, inovasi, loyalitas, disiplin kerja, dan kerja keras. Kedelapan nilai yang dominan tersebut kemudian dinilai kembali oleh kelima pakar. Berdasarkan nilai preferensi para pakar evaluasi 2 pada Tabel 4, dihasilkan lima nilai yang lebih cenderung diterapkan dalam bekerja dan dibawa oleh para manajemen puncak sebagai pimpinan. Diidentifikasi kelima nilai-nilai budaya organisasi PT Aspex Kumbong berdasarkan expert judgement menggunakan metode delphi. Kelima nilai budaya tersebut antara lain disiplin kerja, loyalitas, fokus pada target, inovasi dan teliti dan cermat.

Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku mentaati, mematuhi, menghormati, dan menghargai seluruh peraturan yang berlaku serta bersedia menerima konsekuensi berupa sanksi apabila melanggar (Sastrohadiwiryo 2005). Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap disiplin kerja

No Disiplin kerja Mayoritas

jawaban

Mean score

1. Kepatuhan terhadap peraturan dan SOP. Setuju 4,09 2. Kesediaan menerima sanksi. Setuju 4,06 3. Himbauan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Oleh

atasan

Setuju 4,02

4. Ketepatan waktu datang dan pulang bekerja. Setuju 4,20

Rataan nilai disiplin kerja Setuju 4,09

Sumber: Data diolah (2014)

Berdasarkan persepsi karyawan terhadap disiplin kerja pada Tabel 5, karyawan PT Aspex Kumbong setuju mematuhi peraturan dan SOP yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan saat bekerja dan bersedia diberi sanksi bila melanggar peraturan. Mereka juga menyatakan setuju bahwa perusahaan saat ini menerapkan tenggat waktu atau deadline terhadap para karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, mereka juga setuju bahwa mereka harus masuk serta pulang kerja tepat pada waktu yang telah ditentukan. Rataan mean score nilai budaya organisasi disiplin kerja sebesar 4,09 memiliki nilai yang paling besar diantara keempat nilai budaya organisasi lainnya.

Loyalitas

(22)

12

Tabel 6 Persepsi karyawan terhadap loyalitas

No Loyalitas Mayoritas

jawaban

2. Menjaga nama baik perusahaan di dalam. Setuju 4,08 3. Merekomendasikan perusahaan kepada kerabat. Setuju 3,33 4. Menjaga nama baik perusahaan di luar. Setuju 3,99

Rataan nilai loyalitas Setuju 3,71

Sumber : Data diolah (2014) Fokus pada target

Nilai fokus dalam penerapannya pada PT Aspex Kumbong berorientasi pada pencapaian hasil dan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nilai fokus pada target ditransformasi berdasarkan karakteristik budaya organisasi berupa orientasi hasil yang diartikan sebagai penekanan organisasi kepada karyawannya untuk mencapai sasaran (hasil) dari pada cara atau proses mencapai hasil tersebut (Robbins dan Coulter 2010).

Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap fokus pada target

No Fokus pada target Mayoritas jawaban Mean score

1. Hasil lebih penting dibandingkan proses. Tidak Setuju 2,83 2. Pencapaian hasil yang sukses dan baik. Setuju 3,85 3. Pemenuhan target perusahaan dengan berbagai cara. Setuju 3,45 4. Keharusan mencapai keberhasilan. Setuju 3,77 Rataan nilai fokus pada target Setuju 3,47 Sumber: Data diolah (2014)

Berdasarkan persepsi karyawan terhadap nilai fokus target pada Tabel 7, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan setuju bahwa dalam bekerja mereka harus memenuhi dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Mereka setuju bahwa pencapaian target atau hasil merupakan poin yang sangat penting dalam rangka menjalankan pekerjaan mereka dengan baik dan sukses. Namun, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan tidak setuju jika mereka lebih mementingkan hasil kerja yang sukses dibandingkan proses atau cara mereka mencapai hasil tersebut. Rataan mean score nilai budaya organisasi fokus pada target sebesar 3,47 memiliki nilai yang paling kecil diantara keempat nilai budaya organisasi lainnya.

Inovasi

(23)

13 itu, karyawan PT Aspex Kumbong juga setuju dalam memanfaatkan hal-hal baru serta membuat perubahan-perubahan dalam bekerja.

Tabel 8 Persepsi karyawan terhadap inovasi

No Inovasi Mayoritas jawaban Mean score

1. Menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang berbeda. Setuju 3,83 2. Fleksibilitas dalam bekerja. Setuju 3,86 3. Bekerja menggunakan hal-hal baru. Setuju 3,94 4. Melakukan perubahan dalam bekerja. Setuju 3,98

Rataan nilai inovasi Setuju 3,90

Sumber: Data diolah (2014) Teliti dan cermat

Implementasi nilai teliti dan cermat pada PT Aspex Kumbong menurut para pakar berorientasi pada kecermatan mengerjakan tugas dan pengecekan kembali pekerjaan untuk meminimalisasi kesalahan yang mengakibatkan kerugian. Nilai teliti dan cermat ditransformasi dari karakteristik budaya organisasi berupa perhatian pada detail yakni bagaimana karyawan dituntut oleh organisasi berfokus pada aspek teliti dan cermat, analisis, dan perhatian pada detail (Robbins dan Coulter 2010).

Tabel 9 Persepsi karyawan terhadap teliti dan cermat

No Teliti dan cermat Mayoritas jawaban Mean score

1. Anjuran mengecek ulang pekerjaan. Setuju 3,88 2. Anjuran meminta penjelasan terkait pekerjaan. Setuju 4,00 3. Tuntutan bekerja secara sempurna. Setuju 4,06 4. Kesadaran bekerja secara sempurna. Setuju 4,13 Rataan nilai teliti dan cermat Setuju 4,02 Sumber: Data diolah (2014)

Berdasarkan Tabel 9 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap nilai teliti dan cermat, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan setuju bahwa pihak atasan meminta mereka mengecek kembali pekerjaan yang telah diselesaikannya, karyawan diminta bertanya kepada atasan apabila terdapat perihal yang kurang jelas, dan atasan menuntut pekerjaan diselesaikan secara baik dan sempurna. Selain itu, karyawan PT Aspex Kumbong juga menyatakan setuju bahwa mereka mengecek kembali pekerjaan yang telah mereka selesaikan.

(24)

14

Vigor

Berdasarkan Tabel 10 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap vigor, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan bahwa mereka sangat sering (beberapa kali dalam seminggu) merasa sangat berenergi, kuat dan bersemangat, memiliki ketahanan kerja yang tinggi, dapat terus bekerja dalam waktu yang lama dan pantang menyerah dalam mengerjakan pekerjaannya meskipun terdapat kesulitan. Selain itu, ketika bangun di pagi hari, mereka selalu (setiap hari) merasa bersemangat ingin berangkat kerja.

Tabel 10 Persepsi karyawan terhadap vigor

No Vigor Mayoritas

jawaban

Mean score

1. Sangat berenergi saat bekerja. Sangat sering 4,12 2. Kuat dan bersemangat saat bekerja. Sangat sering 4,20 3. Bersemangat untuk bekerja ketika bangun di pagi hari. Selalu 4,24 4. Ketahanan kerja yang tinggi. Sangat sering 3,93 5. Bekerja dalam waktu lama. Sangat sering 3,93 6. Pantang menyerah meski terdapat rintangan saat

bekerja. Sangat sering 4,02

Rataan vigor Sangat sering 4,07

Sumber: Data diolah (2014)

Dedication

Dedication memiliki unsur keterlibatan karyawan dalam usaha berkontribusi menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan persepsi karyawan terhadap dedication

pada Tabel 11, seluruh item pertanyaan dalam dedication didominasi oleh jawaban sangat sering. Karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan bahwa mereka sangat sering (beberapa kali dalam seminggu) merasa pekerjaan yang dilakukannya saat ini memberikan arti dan tujuan tersendiri bagi mereka. Selain itu, karyawan PT Aspex Kumbong sangat sering (beberapa kali dalam seminggu) merasa bahwa mereka memiliki keterlibatan tinggi dalam suatu pekerjaan yang memicu mereka merasa antusias, terinspirasi, bangga, dan tertantang karena pekerjaan yang mereka lakukan.

Tabel 11 Persepsi karyawan terhadap dedication

No Dedication Mayoritas jawaban Mean score

1. Pekerjaan yang dilakukan memiliki arti dan tujuan. Sangat sering 3,91 2. Rasa antusias terhadap pekerjaan. Sangat sering 4,14 3. Terinspirasi oleh pekerjaan. Sangat sering 3,86 4. Bangga terhadap pekerjaan. Sangat sering 4,25 5. Pekerjaan dirasa menantang. Sangat sering 3,62 Rataan dedication Sangat sering 3,96 Sumber: Data diolah (2014)

Absorption

Berdasarkan Tabel 12 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap

(25)

15 merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan membuat mereka lupa akan lingkungannya dan sulit bagi mereka untuk melepaskan diri dari pekerjaannya saat ini.

Tabel 12 Persepsi karyawan terhadap absorption

No Absorption Mayoritas jawaban Mean score

1. Waktu terasa cepat saat bekerja. Sangat sering 4,02 2. Melupakan lingkungan sekitar sewaktu bekerja. Sering 3,19 3. Senang ketika sibuk bekerja. Sangat sering 3,86 4. Terlarut dengan pekerjaan saya. Sangat sering 3,67 5. Terbawa suasana dengan pekerjaan. Sangat sering 3,67 6. Sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan. Sering 3,39

Rataan absorption Sangat sering 3,63

Sumber: Data diolah (2014) Tingkat Employee Engagement

Menurut perbandingan norm score employee engagement pada Tabel 13 dengan nilai rataan komponen employee engagement pada Tabel 14, tingkat

employee engagement pada PT Aspex Kumbong berada di tengah-tengah atau termasuk dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan rataan

mean score komponen vigor, dedication, dan absorption berturut-turut pada Tabel 14 yang menyatakan nilai tinggi, rata-rata, dan rata-rata. Artinya, karyawan sangat sering (beberapa kali dalam seminggu) merasakan adanya hubungan pribadi antara dirinya dengan pekerjaannya yang saat ini mereka lakukan.

Tabel 13 Norm score employee engagement

Vigor Dedication Absorption Keterangan

≤ ≤ ≤ Sangat rendah

2,18 – 3,20 1,61 – 3,00 1,61 – 2,75 Rendah 3,21 – 4,80 3,01 – 4,90 2,76 – 4,40 Rata-rata 4,81 – 5,60 4,91 – 5,79 4,41 – 5,79 Tinggi

5,61 ≥ ≥ Sangat tinggi

Sumber: Schaufeli dan Bakker (2003)

Tabel 14 Nilai rataan komponen employee engagement No Komponen employee engagement Mean score

(5 Skala)

Mean score

(6 Skala) Keterangan 1. Vigor 4,07 4,88 Tinggi 2. Dedication 3,96 4,75 Rata-rata 3. Absorption 3,63 4,36 Rata-rata Sumber: Data diolah (2014)

Hasil Analisis Structural Equation Modeling (SEM)

Analisis Outer Model

(26)

16

perusahaan (L1), menjaga nama baik perusahaan di dalam (L2), merekomendasikan perusahaan kepada kerabat (L3), hasil lebih penting dibandingkan proses (OH1), menyelesikan pekerjaan dengan cara yang berbeda (I1), fleksibilitas dalam bekerja (I2), dan melupakan lingkungan sekitar sewaktu bekerja (A2) bernilai kurang dari 0,7 sehingga ketujuh variabel manifest tersebut harus direduksi. Ketujuh variabel manifest tersebut direduksi karena dinilai tidak cukup baik dalam merefleksikan variabel latennya. Setelah reduksi dilakukan didapat hasil proses outer model yang ditunjukkan oleh Gambar 6.

Gambar 5 Loading factor model awal

Gambar 6 Hasil proses outer model

(27)

17 merefleksikan variabel latennya dengan baik. Nilai disiplin kerja dominan direfleksikan oleh variabel manifes kepatuhan terhadap peraturan dan SOP (DK1). Nilai loyalitas dominan direfleksikan oleh variabel manifest menjaga nama baik perusahaan di luar (L4). Nilai fokus pada target dominan direfleksikan oleh variabel manifest keharusan mencapai keberhasilan (OH4). Nilai inovasi dominan direfleksikan oleh variabel manifest bekerja menggunakan hal yang baru (I3). Nilai teliti dan cermat dominan direfleksikan oleh variabel manifest anjuran mengecek ulang pekerjaan (PD1). Sedangkan, komponen employee engagement

berupa vigor dominan direfleksikan oleh variabel manifest kuat dan bersemangat saat bekerja (V2). Komponen employee engagement berupa dedication dominan direfleksikan oleh variabel manifest terinspirasi oleh pekerjaan (D3). Komponen

employee engagement berupa absorption dominan direfleksikan oleh dua variabel manifest yang sama kuat yakni terlarut dengan pekerjaan dan terbawa suasana dengan pekerjaan (A4 dan A5).

Tabel 15 Nilai loading factor variabel manifest model penelitian pada setiap variabel laten yang lebih dominan

No Variabel laten Indikator pada masing-masing variabel laten Nilai loading

factor

1. Disiplin kerja DK1: Kepatuhan terhadap peraturan dan SOP 0,874 2. Loyalitas L4: Menjaga nama baik perusahaan di luar 1,000 3. Fokus pada target OH4: Keharusan mencapai keberhasilan 0,882 4. Inovasi I3: Bekerja menggunakan hal baru 0,925 5. Teliti dan cermat PD1: Anjuran mengecek ulang pekerjaan 0,861 6. Vigor V2: Kuat dan bersemangat saat bekerja

Bekerja

0,897

7. Dedication D3: Terinspirasi oleh pekerjaan 0892 8. Absorption A4: Terlarut dengan pekerjaan

A5: Terbawa suasana dengan pekerjaan

0,952 0,952 Sumber: Data diolah (2014)

Validitas setiap variabel laten diukur dengan menggunakan nilai Average Variance Extracted (AVE). Nilai measurement outer model pada Tabel 16 menujukkan seluruh variabel laten dalam penelitian ini memiliki nilai AVE di atas 0,5 dan nilai composite reliability di atas 0,6 (Chin 1998 dalam Ghozali 2008). Artinya seluruh konstruk dalam penelitian ini telah valid dan reliabel.

Tabel 16 Nilai measurementouter model

No Variabel laten AVE Composite

(28)

18

Analisis Inner Model

Nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi berdasarkan Tabel 17 untuk

vigor, dedication, dan absorption berturut-turut sebesar 0,260; 0,239; 0,240. Nilai tersebut menjelaskan bahwa sebesar 26% dari konstruk vigor dapat dijelaskan oleh konstruk kelima nilai budaya organisasi yakni disiplin kerja, loyalitas, fokus pada target, inovasi, dan teliti dan cermat. Namun, sebesar 74% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel laten (eksogen) dari model penelitian ini. Kelima nilai budaya organisasi dapat menjelaskan 23,9% variabel laten komponen employee engagement berupa dedication dengan sebesar 76,1% dijelaskan oleh variabel laten lain. Absorption mampu dijelaskan oleh konstruk disiplin kerja, loyalitas, fokus pada target, inovasi, dan teliti dan cermat sebesar 24%. Artinya, konstruk lain selain kelima konstruk nilai budaya organisasi memiliki pengaruh yang lebih besar sebanyak 76% untuk menjelaskan absorption.

Tabel 17 Nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi

No Variabel laten R-square

1. Vigor 0,260

2. Dedication 0,239 3. Absorption 0,240 Sumber: Data diolah (2014)

Kriteria pengujian untuk variabel laten (eksogen) berpengaruh terhadap variabel laten (endogen) apabila thitung>ttabel (5%) dengan nilai ttabel (5%) sebesar 1,96. Dilihat dari hasil proses innner model pada Gambar 7 dan nilai measurement inner model T-statistic pada Tabel 18, variabel laten inovasi berpengaruh signifikan terhadap variabel laten absorption. Sementara, variabel laten teliti dan cermat berpengaruh signifikan terhadap setiap variabel laten baik vigor, dedication, dan absorption. Variabel laten teliti dan cermat memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel laten dedication dibandingkan kedua variabel laten lainnya. Namun, ketiga nilai budaya organisasi selain inovasi dan teliti dan cermat tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat employee engagement. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik nilai budaya organisasi berupa inovasi dan teliti dan cermat diterapkan maka employee engagement pada PT Aspex Kumbong akan semakin meningkat. Oleh karena itu, manajemen perlu berfokus pada implementasi nilai teliti dan cermat dan inovasi apabila perusahaan mengharapkan adanya peningkatan semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan perhatian penuh (absorption) sebagai komponen employee engagement.

Tabel 18 Nilai measurement inner model T-statistic

No Variabel laten Vigor Dedication Absorption

1. Disiplin kerja 0,362 0,717 1,548

2. Loyalitas 0,682 0,677 0,883

3. Fokus pada target 1,111 0,040 0,273

4. Inovasi 1,008 1,516 1,983

5. Teliti dan cermat 3,195 3,956 2,096

(29)

19

Gambar 7 Hasil proses inner model

Berdasarkan hubungan pengaruh yang telah dijelaskan di atas, diperoleh Gambar 8 yang menunjukkan model akhir dalam penelitian ini.

Gambar 8 Model akhir penelitian

Implikasi Manajerial

Tingkat employee engagement pada PT Aspex Kumbong tergolong sedang sehingga pihak manajemen perlu melakukan improvement pada aspek sumber daya manusia. Peningkatan employee engagement yang dapat dilakukan berdasarkan implementasi budaya organisasi yang ditunjukan oleh rekomendasi upaya peningkatan employee engagement pada Tabel 19.

Teliti dan cermat Disiplin

kerja Loyalitas Fokus pada target Inovasi

(30)

20

Tabel 19 Rekomendasi upaya peningkatan employee engagement pada PT Aspex Kumbong

No Nilai budaya

organisasi Rekomendasi upaya peningkatan employee engagement

1. Teliti dan cermat

a. Manajemen perlu terus memperhatikan setiap detail pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.

b. Perhatian dapat diberikan oleh pihak atasan kepada karyawan melalui himbauan secara langsung untuk memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukannya, meminta karyawan melakukan pekerjaan secara baik dan sempurna, serta memberikan arahan yang jelas terkait pekerjaan apabila karyawan kurang mengerti.

c. Pimpinan atau atasan langsung juga dapat mengarahkan dan membantu karyawan dalam memberikan koreksi dalam bekerja sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Berhubungan dengan hal tersebut, peran komunikasi vertikal yang efektif menjadi sangat penting. d. Kegiatan edukasi dapat menjadi solusi untuk menekan

tingkat kelalaian. Kegiatan edukasi dapat dilakukan dengan mengadakan sharing atau diskusi bersama yang dilakukan secara rutin untuk membahas dan mengevalusasi persoalan terkait pekerjaan dalam suatu forum. Ilmu yang diajarkan melalui program kegiatan edukasi bebas sifatnya, tidak hanya berorientasi pada peningkatan keahlian tetapi juga pemahaman terhadap hubungan antarmanusia dengan mengajarkan etika dan rasa saling menghargai yang ditunjukan melalui sikap tenggang rasa dan kebersamaan antarsesama karyawan.

2. Inovasi

Kekakuan iklim kerja di pabrik dapat memicu tingkat stress karyawan. Manajemen perusahaan perlu mendukung terciptanya suasana kerja yang fleksibel, menciptakan hal-hal baru dalam bekerja, membebaskan karyawannya untuk memilih cara yang tepat dalam mengerjakan suatu pekerjaan sesuai preferensi mereka namun tetap mampu menghasilkan output sesuai yang diharapkan pihak perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil antara lain:

1. Karyawan PT Aspex Kumbong telah menganut nilai-nilai alternatif budaya organisasi yang terdiri dari nilai-nilai disiplin kerja, loyalitas, fokus pada target, inovasi, dan teliti dan cermat dengan baik. Nilai budaya organisasi yang paling dominan dianut adalah nilai disiplin kerja.

2. Tingkat employee engagement karyawan pada PT Aspex Kumbong berada dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan norm score employee engagement dengan nilai rataan komponen employee engagement.

(31)

21 merasakan semangat, dedikasi, dan perhatian penuh yang diberikan kepada pekerjaannya.

3. Budaya organisasi berpengaruh terhadap employee engagement. Hal ini menunjukkan semakin baiknya budaya organisasi secara keseluruhan dianut semakin tinggi pula employee engagement pada PT Aspex Kumbong. Nilai budaya organisasi teliti dan cermat dan inovasi merupakan nilai budaya yang memberikan pengaruh secara langsung terhadap peningkatan komponen

employee engagement.

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis dalam penelitian antara lain:

1. Meningkatkan fokus perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di PT Aspex Kumbong khususnya peningkatan employee engagement.

Penekanan terhadap nilai teliti dan cermat dan inovasi bagi karyawan merupakan salah satu upaya peningkatan employee engagement pada PT Aspex Kumbong.

2. Adanya keterbatasan dalam penelitian ini membuat diperlukan penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain di luar model penelitian ini yang dapat mempengaruhi tingkat employee engagement pada PT Aspex Kumbong. Penelitian lainnya dapat berfokus pada variabel lain diluar variabel nilai budaya organisasi yang telah digunakan dalam penelitian ini, misalnya ditinjau dari sistem kompensasi, kepemimpinan, maupun pengembangan karier dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Denison DR, Mishra AK. 1995. Toward a Theory of Organizational Culture and Effectiveness. Organization Science [internet]. [diunduh 2014 Februari 20]; 6(2):204-223. Tersedia pada: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download? doi=10.1.1.104.66&rep=rep1&type=pdf.

Ghozali I. 2008. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Ed ke-2. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan MSP. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed revisi. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Idrus M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Ed ke-2. Yogyakarta (ID): Gelora Aksara Pratama.

Janssen O. 2003. Innovative Behaviour and Job Involvement at the Price Conflict and Less Satisfactory Relations with Co-Workers. Occupational and Organizational Psychology. 76:347-364.

Lockwood NR. 2007. Leveraging Employee Engagement for Competitive

(32)

22

Tersedia pada: http://www.shrm.org/research/articles/articles/documents/ 07marresearchquarterly.pdf.

Macey WH, Schneider B. 2008. The Meaning of Employee Engagement.

Industrial and Organizational Psychology.1:3-30.

Marimin, Maghfiroh N. 2013. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok.Bogor (ID): IPB Press.

Muis M. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Kinerja Industri. Bogor (ID): IPB Press.

Priyatno D. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta (ID): Andi.

Robbins SP, Judge TA. 2008. Perilaku Organisasi Jilid 2. Ed ke-12. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Robbins SP, Coulter M. 2010. Manajemen Jilid 1. Ed ke-10. Jakarta (ID): Erlangga.

Santoso S. 2010. Marketing SPSS 18. Jakarta (ID): Gramedia.

Sastrohadiwiryo S. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Schaufeli WB, Bakker AB, Salanova M. 2006. The Measurement of Work Engagement with a Short Questionnaire: A Cross-National Study.

Educational and Psychological Measurement.66:701-716.

Schaufeli WB, Bakker AB. 2003. Utrecth Work Engagement Scale (UWES) Preilinary Manual. Occupational Health Psychological Measurement

[internet]. [diunduh 2014 Jan 21]. Tersedia pada: http://www.beanmanaged. com/doc/pdf/arnoldbakker/articles/articles_arnold_bakker_87.pdf.

Sumarsono SHM. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

(33)

23 Lampiran 1 Kuesioner penelitian pengaruh budaya organisasi terhadap employee

engagement

Kuesioner Penelitian

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i menjadi salah satu responden dan dengan sukarela mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian dalam rangka penyusunan skripsi Program Sarjana yang dilakukan oleh :

Mutiara Rosalina Jewondari (H24100115)

Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong)

Departemen : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia. Informasi yang diterima dalam

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.

Peneliti sangat menghargai kejujuran Bapak/Ibu/Sdr/i dalam mengisi kuisioner ini. Atas kerjasama dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i, saya ucapkan terima kasih.

Bagian I: Identitas Responden

Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i anggap paling sesuai.

1. Jenis Kelamin:

a. Laki – Laki b. Perempuan

2. Usia Bapak/ Ibu/Sdr/i hingga saat ini:

a. < 20 tahun d. 41 – 50 tahun

b. 20 – 30 tahun e. > 50 tahun c. 31 – 40 Tahun

3. Pendidikan terakhir:

a. SD d. Diploma

b. SMP e. S1

c. SMU / sederajat f. S2

4. Lamanya bekerja pada perusahaan ini:

a. < 2 tahun d. 11 – 15 tahun

b. 2 – 5 tahun e. > 15 tahun

c. 5 – 10 tahun

Kami mohon kuesioner dijawab secara LENGKAP dan teliti. Setiap Pertanyaan WAJIB dijawab. Mohon

(34)

24

5. Status perkawinan:

a. Menikah b. Belum Menikah

6. Jabatan yang dimiliki saat ini adalah

a. Supervisor c. Staff Keamanan

b. Staff Administrasi d. Staff Umum 7. Besarnya pendapatan (gaji bersih) Bapak/Ibu/Sdr/i per bulan:

a. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 d. Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 b. Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000 e. Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000 c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 f. > Rp 5.000.000

Bagian II: Budaya Organisasi

Petunjuk pengisian: Berilah tanda (X) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta pengalaman anda selama bekerja diperusahaan ini.

No. Disiplin Kerja

1. Saya mematuhi peraturan dan SOP

yang berlaku disaat saya bekerja.

2.

Saya bersedia diberikan sanksi atau hukuman sesuai dengan ketentuan perusahaan jika saya melanggar peraturan.

3. Saya diminta untuk menyelesaikan pekerjaan saya dengan tepat waktu.

4.

Saya menggunakan seragam, perlengkapan K3, dan tanda pengenal saat bekerja sesuai dengan ketentuan perusahaan.

Saya memilih mengabdi dan tetap bertahan untuk bekerja di

perusahaan ini.

7.

Saya selalu berusaha menjaga nama baik perusahaan di saat bekerja.

8.

Saya akan merekomendasikan teman atau keluarga saya untuk bekerja di perusahaan ini.

9. Saya menjaga nama baik perusahaan di luar jam kerja.

10. Saya merasa bangga dan loyal terhadap pekerjaan saya.

(35)

25

Saya lebih mementingkan hasil kerja saya yang sukses

dibandingkan proses atau cara untuk mencapai hasil tersebut.

12. Hasil yang baik dan sukses adalah poin yang paling utama.

13.

Pencapaian target dan hasil kerja yang saya lakukan adalah hal yang terpenting.

14.

Saya harus memenuhi target yang diberikan perusahaan bagaimana pun caranya.

15.

Bagaimana pun saya harus berhasil mencapai target yang telah ditentukan.

Saya dapat menggunakan cara yang berbeda untuk menyelesaikan pekerjaan saya.

17. Saya memiliki fleksibilitas dalam menyelesaikan pekerjaan saya. cara yang menurut saya paling cepat dan tepat.

Saya berpikir untuk dapat terus bekerja dengan memanfaatkan hal-hal baru.

20.

Saya berusaha untuk membuat perubahan-perubahan di saat

Saya diminta atasan untuk mengecek kembali pekerjaan yang telah saya lakukan.

22.

Saya diminta bertanya kepada atasan jika ada hal-hal yang kurang jelas.

23.

Saya dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan secara baik dan

sempurna.

24. Saya mengecek kembali pekerjaan yang telah saya selesaikan.

25.

Atasan saya memantau setiap pekerjaan yang saya lakukan dengan teliti.

(36)

26

Bagian III: Employee Engagement

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (X) pada kotak jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang anda rasakan selama bekerja di PT Aspex kumbong.

Vigor Tidak

1. Saat bekerja saya merasa sangat berenergi.

2. Saat bekerja, saya merasa kuat dan bersemangat.

3.

Ketika saya bangun di pagi hari, saya merasa

4. Saya dapat terus bekerja dalam waktu yang lama.

5. Saya memiliki ketahanan kerja yang sangat tinggi.

Dalam bekerja, saya pantang menyerah bahkan ketika

Pekerjaan yang saya lakukan memiliki arti dan tujuan tersendiri bagi saya.

8. Saya merasa antusias dengan pekerjaan saya.

11. Bagi saya, pekerjaan saya menantang.

12. Waktu berlalu dengan cepat saat saya bekerja.

(37)

27

13.

Saat bekerja, saya seakan lupa dengan segala sesuatu di sekitar saya.

14. Saya sangat senang ketika sibuk bekerja.

15. Saya larut dalam pekerjaan saya.

16. Saya terbawa suasana ketika bekerja.

17. Sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan saya.

Mohon untuk memeriksa kembali jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i agar tidak ada yang terlewat. Selamat beraktivitas.

(38)

28

Lampiran 2 Uji validitas instrumen budaya organisasi dan employee engagement

Correlations

Pearson

Correlation Keterangan

Pearson

Correlation Keterangan

DK1 .581 Valid V1 .666 Valid

DK2 .645 Valid V2 .720 Valid

DK3 .557 Valid V3 .609 Valid

DK4 .502 Valid V4 .745 Valid

LO1 .528 Valid V5 .745 Valid

LO2 .714 Valid V6 .715 Valid

LO3 .712 Valid D1 .755 Valid

LO4 .777 Valid D2 .717 Valid

OH1 .436 Valid D3 .736 Valid

OH2 .469 Valid D4 .530 Valid

OH3 .670 Valid D5 .681 Valid

OH4 .687 Valid A1 .773 Valid

IN1 .729 Valid A2 .545 Valid

IN2 .637 Valid A3 .873 Valid

IN3 .788 Valid A4 .898 Valid

IN4 .784 Valid A5 .898 Valid

PD1 .716 Valid A6 .828 Valid

PD2 .727 Valid

PD3 .692 Valid

(39)

29 Lampiran 3 Uji reliabilitas instrumen budaya organisasi dan employee

(40)

30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

V1 62.8333 169.661 .632 . .941

V2 62.7667 168.254 .689 . .940

V3 62.8333 169.109 .563 . .942

V4 63.3000 160.493 .701 . .939

V5 63.3000 160.493 .701 . .939

V6 63.4333 159.220 .659 . .941

D1 63.1000 160.990 .715 . .939

D2 62.9667 165.206 .678 . .940

D3 63.3667 163.137 .696 . .939

D4 62.7667 170.461 .475 . .943

D5 63.6000 161.834 .626 . .941

A1 63.0333 160.516 .735 . .939

A2 63.7000 165.803 .472 . .945

A3 63.0667 157.651 .850 . .936

A4 63.2333 160.944 .883 . .936

A5 63.2333 160.944 .883 . .936

(41)

31 Lampiran 4 Perhitungan persepsi karyawan terhadap budaya organisasi dan

employee engagement

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DK1 95 2.00 5.00 4.0947 .66961

DK2 95 2.00 5.00 4.0632 .63263

DK3 95 1.00 5.00 4.0211 .66810

DK4 95 2.00 5.00 4.2000 .69343

LO1 95 2.00 5.00 3.4526 .74045

LO2 95 2.00 5.00 4.0842 .64681

LO3 95 1.00 5.00 3.3263 .91608

LO4 95 2.00 5.00 3.9895 .59241

OH1 95 1.00 5.00 2.8316 .96373

OH2 95 2.00 5.00 3.8526 .79851

OH3 95 1.00 5.00 3.4526 .90822

OH4 95 2.00 5.00 3.7684 .72130

IN1 95 2.00 5.00 3.8316 .75305

IN2 95 3.00 5.00 3.8632 .53813

IN3 95 2.00 5.00 3.9368 .66542

IN4 95 2.00 5.00 3.9789 .71428

PD1 95 2.00 5.00 3.8842 .61650

PD2 95 3.00 5.00 4.0000 .60142

PD3 95 2.00 5.00 4.0632 .59806

PD4 95 3.00 5.00 4.1263 .48907

V1 95 1.00 5.00 4.1158 .95498

V2 95 2.00 5.00 4.2000 .88245

V3 95 2.00 5.00 4.2421 .83431

V4 95 1.00 5.00 3.9263 .99190

V5 95 1.00 5.00 3.9263 .99190

V6 95 1.00 5.00 4.0211 1.11067

D1 95 1.00 5.00 3.9053 1.14922

D2 95 1.00 5.00 4.1368 .92954

D3 95 1.00 5.00 3.8632 1.07793

D4 95 1.00 5.00 4.2526 .99966

D5 95 1.00 5.00 3.6211 1.19555

A1 95 1.00 5.00 4.0211 1.10105

A2 95 1.00 5.00 3.1895 1.33125

A3 95 1.00 5.00 3.8632 1.12619

A4 95 1.00 5.00 3.6737 1.03597

A5 95 1.00 5.00 3.6737 1.03597

A6 95 1.00 5.00 3.4526 1.28633

(42)

32

Lampiran 5 Variabel laten dan variabel manifest model penelitian Partial Least Square

No Variabel laten (Eksogen dan endogen)

Indikator

1. Nilai disiplin kerja (Eksogen)

DK1: Kepatuhan terhadap peraturan dan SOP DK2: Kesediaan menerima sanksi

DK3: Himbauan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu DK4: Ketepatan waktu datang dan pulang bekerja

2. Nilai loyalitas (Eksogen)

L1: Tetap mengabdi dan bertahan bekerja untuk perusahaan L2: Menjaga nama baik perusahaan di dalam

L3: Merekomendasikan perusahaan kepada kerabat L4: Menjaga nama baik perusahaan di luar

3. Nilai fokus pada target (Eksogen)

OH1: Hasil lebih penting dibandingkan proses OH2: Pencapaian hasil yang sukses dan baik

OH3: Pemenuhan target perusahaan dengan berbagai cara OH4: Keharusan mencapai keberhasilan

4. Nilai inovasi (Eksogen)

I1: Menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang berbeda I2: Fleksibilitas dalam bekerja

I3: Bekerja menggunakan hal baru I4: Melakukan perubahan dalam bekerja

5. Nilai teliti dan cermat (Eksogen)

PD1: Anjuran mengecek ulang pekerjaan

PD2: Anjuran meminta penjelasan terkait pekerjaan PD3: Tuntutan bekerja secara sempurna

PD4: Kesadaraan bekerja secara sempurna

6. Komponen vigor

(Edogen)

V1: Sangat berenergi saat bekerja V2: Kuat dan bersemangat saat bekerja

V3: Bersemangat untuk bekerja ketika bangun di pagi hari V4: Ketahanan kerja yang tinggi

V5: Bekerja dalam waktu lama

V6: Pantang menyerah meski terdapat rintangan saat bekerja

7. Komponen dedication

(Endogen)

D1: Pekerjaan yang dilakukan memiliki arti dan tujuan D2: Rasa antusias terhadap pekerjaan

D3: Terinspirasi oleh pekerjaan D4: Bangga terhadap pekerjaan D5: Pekerjaan dirasa menantang

8. Komponen absorption

(Endogen)

A1: Waktu terasa cepat saat bekerja

A2: Melupakan lingkungan sekitar sewaktu bekerja A3: Senang dengan sibuk bekerja

A4: Terlarut dengan pekerjaan

(43)

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, 3 Februari 1993 dari orang tua bernama Ngalino dan Ida Rosdiana. Penulis merupakan putri pertama dari enam bersaudara. Penulis berpindah tempat tinggal ke Jakarta timur sejak memasuki jenjang pendidikan tingkat SD pada tahun 1998. Penulis lulus dari SMP Negeri 49 pada tahun 2007 dengan menjadi 49 besar peringkat UN tertinggi di SMP Negeri 49. Kemudian, penulis lulus dari SMA Negeri 28 Jakarta pada tahun 2010. Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui selesksi masuk Ujian Talenta Mandiri (UTM) dan diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama masa studi di IPB, penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari DIKTI.

Tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik tetapi penulis juga berusaha meningkatkan kemampuan non-akademik dengan aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan kepanitiaan selama menjalani masa perkuliahan. Organisasi yang pernah penulis ikuti yakni Duta Anti Korupsi Jilid II dan Centre of Management IPB (himpunan profesi manajemen IPB). Selama dua periode berturut-turut, penulis ikut berpartisipasi aktif menjalankan program kerja Centre of Management. Periode kepengurusan 2011-2012, penulis menjadi staff bidang IT. Sementara, periode kepengurusan 2012-2013, penulis menjadi direktur bidang HR. Penulis juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan lomba seperti mendapatkan pendanaan untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI, finalis Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dari CDA IPB, dan juara III lomba menulis esai dengan tema service excellence yang diselenggarakan oleh PT Asuransi MSIG Indonesia. Di samping itu, penulis berwirausaha di bidang

Gambar

Gambar 1 Jumlah produk cacat tahun 2013 pada setiap mesin produksi (Data
Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 2 Karakteristik responden
Gambar 6 Hasil proses outer model
+4

Referensi

Dokumen terkait

Apabila perusahaan menggunakan kedua sinyal tersebut (akrual diskresioner dan stock split ) secara bersama-sama un- tuk memberikan sinyal informasi privat ke- pada pihak

Bersihkan pipet, kemudian segera masukkan darah ke dalam tabung Sahli, biarkan selama 3 menit agar terbentuk hematin asam yang berwarna coklat.. Tambahkan akuades tetes

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas sebuah produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

Computer playfulness merupakan motivasi instrinsik dalam diri seseorang, adanya sikap spontanitas tertarik untuk menggunakan suatu teknologi komputer yang baru tentu akan

Sedangkan menurut Hall ( 2001, p8 ), sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan. Dari beberapa

Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dari uraian di atas adalah bahwa tokang tegghes atau juru makna dalam pelaksaan macapat Layang Jatiswara pada upacara

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

NetCDF classic datasets shall represent information using dimensions, vari- ables and attributes using the primitive data types as shown in the UML dia- gram in Figure 1. Te st m e