• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Pakan Lokal Dari Limbah Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong Di Kabupaten Tasikmalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Pakan Lokal Dari Limbah Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong Di Kabupaten Tasikmalaya"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN PAKAN LOKAL DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK

MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK

SAPI POTONG DI KABUPATEN TASIKMALAYA

FAISHAL ADLAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

FAISHAL ADLAN. Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya. Dibimbing oleh ERIKA BUDIARTI LACONI dan IDAT GALIH PERMANA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran umum dan karakteristik peternakan di Kabupaten Tasikmalaya, mengidentifikasi dan menganalisis potensi serta kualitas limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan indeks konsentrasi produksi pakan serta menghitung nilai kapasitas ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya. Metode pengumpulan data primer diperoleh dari survey langsung dan data sekunder dari dinas terkait yang selanjutnya data dianalisa secara deskriptif. Limbah pertanian yang menjadi fokus penelitian ini terdiri dari jerami padi, ubi jalar, kacang tanah dan pisang. Hasil analisa potensi jumlah ketersediaan limbah yang tinggi berdasarkan indeks konsentrasi produksi pakan yakni di 16 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah produksi BK 679 984.78 ton tahun-1, PK 29 647.39 ton tahun-1, dan TDN 324 967.64 ton tahun-1. Jumlah efektif untuk pengembangan sapi potong yaitu berdasarkan ketersediaan protein kasar limbah pertanian sebesar 43 293 ST.

Kata kunci: kapasitas tampung, limbah pertanian, sapi potong

ABSTRACT

FAISHAL ADLAN. Local Feed Utilization of Agriculture by Product to Support Beef Cattle Husbandry in Tasikmalaya District.Supervised by ERIKA BUDIARTI LACONI and IDAT GALIH PERMANA.

The aims of this study were to identify the household beef cattle husbandry characteristic in Tasikmalaya District, to identify and analyze potency and quality of agricultural waste in Tasikmalaya District based on index of feed production (IKPP) and estimate carrying capacities (KPPTR) of beef cattle. Method collection of primary data was obtained from direct surveys and secondary data from the Indonesia department of agriculture. The results of this study showed that agriculture waste were rice straws, sweet potato straws, peanut straw and banana waste. Based on data analysis of agriculture by product as feed the most potential feed for development of beef cattle based index of feed production in the 16 sub-districts in Tasikmalaya District, with total production was 679 984.78 ton year-1 dry matter, 29 647.39 ton year-1 crude protein and 324 967.64 ton year-1total digestible nutrient. This number of nutrient production can be used to increase beef cattle population up to 43 293 animal units.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

FAISHAL ADLAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

PEMANFAATAN PAKAN LOKAL DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK

MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA TERNAK

(8)
(9)

Judul Skripsi : Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian untuk Mendukung Pengembangan Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya

Nama : Faishal Adlan NIM : D24110091

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Erika Budiarti Laconi, MS Pembimbing I

Dr Ir Idat Galih Permana, MscAgr Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi Manu Hara Karti, MSi Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul

“Pemanfaatan Pakan Lokal dari Limbah Pertanian untuk Mendukung Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya” dapat diselesaikan dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi sumber pakan berdasarkan ketersediaan nutrien limbah pertanian terhadap peningkatan populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya.Potensi limbah pertanian menjadi bahasan utama pada penelitian ini karena limbah pertanian belum dimanfaatkan secara optimal.Penelitian ini merupakan penelitian unggulan lintas fakultas yang didanai oleh Dikti melalui dana BOPTN dengan kode mata anggaran 2013.109.521213 atas nama Prof Dr Ir Erika Budiarti Laconi MS.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Lokasi dan Waktu 2

Prosedur 2

Pengumpulan Data Primer dan Sekunder 2

Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) 2

Analisis Kualitas Nutrien Bahan Pakan 2

Produksi Limbah Pertanian 3

Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) 3

Analisis Data Deskriptif 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Tasikmalaya 3

Gambaran Umum Peternakan di Kabupaten Tasikmalaya 3 Potensi Limbah Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya 5

Pengembangan Ternak Sapi Potong 7

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 12

RIWAYAT HIDUP 18

(14)

DAFTAR TABEL

1 Konversi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat 3 2 Nilai konversi dan struktur populasi ternak sapi potong 3

3 Keadaan umum peternak di Kabupaten Tasikmalaya 5

4 Kualitas nutrien limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya 6 5 Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 6 6 Produksi limbah pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya 7 7 Jumlah limbah pertanian yang diberikan oleh peternak 8

8 Jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan 8

9 Nilai KPPTR sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Produksi komoditi pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 13 2 Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 14 3 Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 15 4 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong

berdasarkan ketersediaan bahan kering (BK) di Kabupaten Tasikmalaya 16 5 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong

berdasarkan ketersediaan protein kasar (PK) di Kabupaten Tasikmalaya 17 6 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong

berdasarkan ketersediaan total digestiblenutrient(TDN) di Kabupaten

(15)

PENDAHULUAN

Pengembangan usaha peternakan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian nasional, karena permintaan protein hewani akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi tinggi. Peningkatan pengembangan usaha sapi potong sangat penting untuk dilakukan karena permintaan pasar terhadap daging sapi semakin meningkat, ketersediaan tenaga kerja cukup besar, kebijakan pemerintah yang mendukung, hijauan dan limbah pertanian tersedia sepanjang tahun dan usaha peternakan sapi lokal tidak terpengaruh krisis (Wiyatna 2002).

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kawasan sentra pengembangan peternakan karena di kabupaten ini tersedia sumberdaya yang sangat potensial dan lingkungan agroklimat yang mendukung upaya pengembangan sapi potong.Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2 708.81 km2 atau 270881 ha, secara administratif terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa.Pengembangan investasi di sektor agribisnis sangat terbuka, mengingat ketersediaan lahan yang belum tergarap optimal masih cukup luas. Dukungan lain untuk pengembangan agribisnis di Kabupaten Tasikmalaya adalah jenis tanah, cuaca, maupun sumber daya alam lainnya. Sektor peternakan juga sangat terkait erat dengan pengembangan sektor agribisnis.Pengembangan sektor peternakan di kabupaten ini diprioritaskan pada ternak besar maupun unggas.Pola pengembanan ternak besar diarahkan pada usaha penggemukan maupun peranakan.Populasi ternak sapi potong di kabupaten ini yaitu 36 864 ekor (BPS 2012).

(16)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, pada bulan Agustus sampai Desember 2014. Analisis kandungan nutrien sampel limbah pertanian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Prosedur Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Data primer diperoleh dari wawancara menggunakan panduan kuisioner kepada 32 peternak rakyat sapi potong di 3 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Kecamatan Cikatomas, Jatiwaras dan Sukaraja.Metode yang digunakan purposive sampling berdasarkan kecamatan yang memiliki potensi ternak sapi potong dan peternak yang menggunakan limbah pertanian sebagai pakan.Sampel pakan yang diambil merupakan limbah pertanian yang paling banyak digunakan sebagai pakan ternak oleh peternak rakyat.Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Peternakan, Dinas Tanaman Pangan setempat dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Indeks Konsentrasi Produksi Pakan (IKPP) Hasil Sampingan Tanaman Pangan

Menurut Syamsu (2006), indeks konsentrasi produksi pakan (IKPP) digunakan untuk menentukan kecamatan yang memiliki potensi limbah pertanian untuk pengembangan sapi pedaging di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. IKPP dapat dihitung menggunakan Persamaan 1 sebagai berikut:

IKPP = P P

−1

− P −1 ...(1)

Keterangan:

Nilai IKPP ≥ 1.0 : wilayah yang memiliki produksi hasil sampingan tanaman

pangan tinggi

Nilai IKPP 0.5 - <1.0 : wilayah yang memiliki produksi hasil sampingan tanaman sedang

Nilai IKPP <0.5 : wilayah yang memiliki produksi hasil sampingan tanaman pangan rendah.

Analisis Kualitas Nutrien Bahan Pakan

Kandungan nutrien sampel limbah pertanian dianalisis menggunakan metode analisis proksimat (AOAC 2005). Data total digestible nutrient (TDN) diperoleh dengan perhitungan menggunakan Persamaan 2 menurut Owens et al. (2010).

(17)

Produksi Limbah Pertanian

Produksi limbah dari komoditi pertanian dihitung berdasarkan produksi segar, produksi bahan kering (BK), produksi protein kasar (PK) dan produksitotal digestible nutrient (TDN). Proporsi untuk pangan dan pakan dari tiap komoditi dikonversi dalam bentuk persen (Tabel 1). Proporsi limbah pertanian dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Proporsi untuk pangan = ×100%....(3)

Proporsi untuk pakan = 100% - proporsi untuk pangan...(4)

Berikut ini data proporsi pangan dan pakan dari limbah pertanian yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.

Tabel 1 Konversi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat

Tanaman

Padi Bulir Batang dan daun 19.20 80.80

Ubi jalar Umbi Batang dan daun 25.93 74.07

Kacang tanah Kacang kulit Batang dan daun 60.68 39.32

Pisang Buah Tangkai 2.73* 4.65*

*sisa limbah tanaman pisang tidak digunakan atau dibuang

Produksi komoditi pertanian (ton tahun-1) diperoleh dari data badan pusat statistik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya 2012.Produksi limbah pertanian dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 5 berikut ini:

PL (ton tahun-1)=P −1 × % PBK : Produksi bahan kering PPK : Produksi protein kasar

PTDN : Produksi total digestable nutrient

Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR)

Nilai KPPTR berhubungan erat dengan jumlah limbah pertanian yang digunakan sebagai pakan ternak dan juga potensi limbah pertanian.Jumlah pemberian limbah pertanian didapatkan dari hasil wawancara ke peternak.

(18)

Tabel 2Nilai Konversi dan struktur populasi ternak sapi potong

Jumlah populasi ternak dihitung berdasarkan satuan ternak (ST). Nilai kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) disuatu kabupaten dihitung dengan Persamaan 9 berikut ini:

KPPTR (ST) =

−1 −1

P −1 −1 ...(9) Keterangan:

A : Produksi nutrien limbah pertanian

B : Limbah pertanian yang sudah dimanfaatkan

KSP : Kebutuhan nutrien sapi potong berdasarkan NRC (2000).

Analisis Data Deskriptif

Data primer dan data sekunder dianalisa secara deskriptif menurut Mattjik dan Sumertajaya (2000) dengan cara tabulasi dan penggambaran data. Data kecamatan terpilih mewakili seluruh kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 7°02'29" - 7°49'08" Lintang Selatan dan 107°54'10" - 108°26'42" Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Tasikmalaya memiliki batas wilayah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya dan Kab. Ciamis; sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut; dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis.Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2 708.81 km2 atau 270 881 ha, secara administratif terdiri dari 39 Kecamatan dan 351 desa.Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0-2 500 meter di atas permukaan laut (dpl) (BPS 2012). Sebagian besar bentuk wilayah adalah bergelombang sampai berbukit, kecuali di kecamatan-kecamatan bagian Utara yang berbukit sampai bergunung.Sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan bumi yang agak curam sampai dengan curam, yaitu sebesar 78.47% (BPS 2012).Kondisi ini kurang menguntungkan untuk memelihara ternak ruminansia dengan sistem ekstensif.

(19)

61%-73%.Curah hujan rata-rata per tahun 2 171.95 mm dengan jumlah hari hujan efektif selama satu tahun sebanyak 84 hari.Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, dengan musim hujan terjadi antara bulan Oktober dan musim kemarau terjadi antara bulan Juni-September (BPS 2012).Berdasarkan temperatur lingkungan dan kelembaban sapi potong dapat berkembang optimal di dataran tinggi di Kabupaten Tasikmalaya karena jika kelembaban dibawah 80% maka ambang batas comfort zone untuk sapi potong adalah 30oC (Nardone et al. 2010).

Gambaran Umum Peternakan di Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan survei yang dilakukan diketahui bahwa cara pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh peternak di Kabupaten Tasikmalaya dengan cara intensif. Ternak dikandangkan secara individu maupun berkelompok.Cara pemeliharaan secara intensif dilakukan karena rendahnya lahan penggembalaan, faktor keamanan serta kualitas hijauan di lahan penggembalaan rendah.

Umur peternak di Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berada pada umur produktif (umur 25-55 tahun). Faktor umur berkaitan erat dengan produktivitas kerja, jika seseorang masih tergolong usia produktif ada kecenderungan produktivitasnya tinggi. Usia produktif mempunyai rasa keingintahuan terhadap sesuatu dan kemauan untuk mengaplikasikan teknologi baru masih tinggi (Chamdi 2003). Deskripsi peternak berdasarkan survei lapang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Keadaan umum peternak di Kabupaten Tasikmalaya

Parameter Uraian Peternak (%)

Umur 25-55 tahun 71.88

Pengalaman beternak <5 12.50

5 87.50

(20)

petani.Berdasarkan tingkat pengalaman beternak, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar peternak memiliki pengalaman beternak lebih dari 5 tahun (87.5%).Pada umunya pengalaman beternak diperoleh dari orang tuanya secara turun menurun. Menurut Syamsu (2006), pengalaman beternak yang cukup lama memberikan indikasi bahwa peternak memiliki pengetahuan dan pengalaman manajemen pemeliharaan ternak lebih baik.

Potensi Limbah Pertanian di Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi limbah pertanian sebagai pakan.Jenis limbah pertanian yang biasa digunakan sebagai pakan oleh peternak di Kabupaten Tasikmalaya adalah jerami padi, daun kacang tanah, daun batang ubi jalar dan tangkai pisang.Limbah pertanian ini dapat dimanfatkan sebagai sumber serat pada pakan ternak ruminansia.Potensi limbah pertanian tidak hanya dilihat dari kuantitasnya tetapi dilihat juga dari kualitasnya.Komposisi nutrien limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kualitas nutrien limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya

Jenis Bahan Kandungan nutrien 100% BK (%)

BK* Abu* SK* LK* PK* BETN* TDN tanpa nitrogen, TDN: total digestible nutrient; *Hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, **Hasil perhitungan menurut Owens et al. (2010)

Berdasarkan nutrien yang terkandung dari limbah pertanian yang ada, seluruh limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya merupakan sumber serat bagi ternak ruminansia.Serat kasar merupakan sumber energi utama bagi ternak ruminansia.Menurut Sukria dan Krisna (2009) hijauan yang baik untuk pakan ternak ruminansia memiliki SK > 18%.

Tabel 5 Produksi Limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012

Jenis Limbah Produksi limbah pertanian (ton tahun

-1)

Segar BK PK TDN

Jerami padi 2 302 390 1 153 829 48 922 552 454

Daun batang ubi jalar 5 871 1 389 190 769

Daun kacang tanah 6 712 2 085 308 1 134

Tangkai pisang 56 386 21 179 1 885 9 012

Total 2 371 359 1 178 482 51 306 563 368

BK: bahan kering; PK: protein kasar; TDN: total digestible nutrient

(21)

konsentrasi produksi pakan(IKPP)asal limbah pertanian kategori tinggi. Nilai IKPP menunjukkan wilayah yang memiliki potensi untuk pengembangan ternak sapi potong berdasarkan ketersediaanjumlah limbah pertanian.Tabel 6 menunjukkan produksi limbah pertanian per kecamatan yang dinilai berpotensi di KabupatenTasikmalaya. Limbah pertanian di 16 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya tersedia 1 901 159.18 ton tahun-1 (dalam segar) yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi potong. Akan tetapi tidak semua bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak karena terbatasnya akses untuk menjangkau limbah pertanian dari lahan pertanian ke kandang.

Tabel 6 Produksi limbah pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan IKPP Produksi limbah pertanian (ton

-1tahun-1)

Kecamatan yang memiliki produksi limbah pertanian tertinggi yaitu Cisayong.Kecamatan dengan kategori produksi tinggi memberikan sumbangan untuk pakan lebih besar daripada daerah yang termasuk daerah kategori sedang dan rendah.Faktor yang mempengaruhi produksi limbah yaitu luas areal tanam komoditi pertanian.Semakin tinggi luas areal tanam suatu komoditi tanaman pangan maka semakin tinggi jumlah produksi limbah pertanian yang dihasilkan (Syamsu 2006).

Pengembangan Ternak Sapi Potong

(22)

pertanian yang sudah dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Tabel 7 menunjukkan jumlah limbah pertanian yang diberikan peternak untuk ternak sapi potong.Ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya diberikan pakan berupa limbah pertanian sebagai sumber hijauannya dan diberikan konsentrat jika tersedia.Peternakan di Kabupaten Tasikmalaya lebih terfokus untuk pembesaran sapi potong.Berdasarkan pengamatan di lapang, sapi potong memiliki bobot kisaran 300-350 kg.Jumlah pakan yang diberikan oleh peternak di Kabupaten Tasikmalaya masih kurang memenuhi kebutuhan nutrien. Menurut NRC (2000) ransum sapi potong dengan bobot 325 kg dan PBBH 0.89 kghari-1 harus mengandung BK 8.9 kg, PK 10%, dan TDN 60%.

Tabel 7 Jumlah limbah pertanian yang diberikan oleh peternak Limbah

Pertumbuhan sapi potong dapat dioptimalkan dengan pemberian konsentrat.Selain itu, penggunaan jerami padi juga perlu dikurangi karena dapat mengganggu pencernaan sapi potong.Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak memiliki faktor pembatas, yaitu tingginya kandungan serat kasar dan rendah kandungan protein, sehingga daya cerna jerami padi rendah dan konsumsi menjadi terbatas (Panjonoet al.2000).

(23)

Tabel 8 menunjukkan hubungan antara populasi ternak sapi potong dengan jumlah limbah pertanian yang digunakan.Jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan dijadikan pengurang jumlah limbah pertanian yang tersedia.Jumlah penambahan ternak sapi potong didapatkan dari hasil pengurangan ketersediaan limbah pertanian dengan jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan, kemudian dibagi dengan kebutuhan ternak sapi potong berdasarkan NRC (2000).Ketersediaan limbah yang belum termanfaatkan mempengaruhi jumlah ternak yang dapat ditambahkan di Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan ketersediaan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan dari total ketersediaan limbah pertanian, ada beberapa kecamatan yang tidak memiliki sisa dibandingkan kecamatan lain yaitu Kecamatan Parungponteng, Cikalong, Parungnunggal, dan Pancatengah. Beberapa kecamatan tersebut memiliki tidak memiliki sisa limbah pertanian untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Akibatnya, tidak dapat dilakukan peningkatan populasi ternak sapi potong di enam kecamatan tersebut.

Gambar 1 Potensi peningkatan populasi ternak sapi potong berdasarkan ketersediaan limbah pertaniandi Kabupaten Tasikmalaya.

(24)

Berdasarkan dengan hasil perhitungan KPPTR sapi potong yang divisualisasikan melalui Gambar 1, terdapat dua kecamatan yang berpotensi untuk peningkatan populasi ternak sapi potong, yaitu Kecamatan Cisayong dan Cigalontang.Kecamatan yang berwarna merah kurang mampu menampung ternak sapi potong tambahan.Hasil perhitungan KPPTR lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 9.

Berdasarkan Tabel 9, nilai KPPTR mengacu ke KPPTR berdasarkan ketersediaan nutrien PK. Hal tersebut disebabkan karena nilai KPPTR berdasarkan ketersediaan PK merupakan nilai KPPTR efektif daripada TDN dan BK. Peningkatan populasi ternak sapi potong sebanyak 43293ST atau setara dengan 1.17 kali populasi yang ada di Kabupaten Tasikmalaya (Lampiran 3) dapat dilakukan berdasarkan ketersediaan PK di 11 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dengan kecamatan dengan peningkatan populasi tertinggi adalah Kecamatan Cisayong sebesar 6 477 ST.

Tabel 9 Nilai KPPTR sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya

Kecamatan Populasi riil sapi potong KPPTR Sapi potong (ST)

(ST) BK PK TDN

Cisayong 102 19 843 6 477 13 571

Cigalontang 141 17 605 5 668 12 035

Sodonghilir 1 713 15 181 1 633 10 336

Culamega 161 13 947 4 375 9 535

Ciawi 114 13 240 4 253 9 053

Salawu 79 12 580 4 192 8 597

Sukaratu 43 11 985 3 956 8 195

Leuwisari 121 11 640 3 704 7 954

Pagerageung 119 10 350 3 274 7 073

Bojonggambir 300 9 736 2 762 6 648

Padakembang 95 9 449 3 000 6 460

Total 28 754 145 555 43 293 99 457

BK: bahan kering; PK: protein kasar; TDN: total digestible nutrient; ST: satuan ternak

(25)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sebagian besar peternakan di Kabupaten Tasikmalaya berbasis peternakan rakyat dengan menggunakan pakan asal limbah pertanian. Limbah pertanian yang digunakan peternak di Kabupaten Tasikmalaya antara lain jerami padi, daun batang ubi jalar, daun kacang tanah dan tangkai pisang. Limbah tersebut dimanfaatkan sebagai sumber serat yang baik untuk sapi potong.Peningkatan populasi ternak sapi potong berdasarkan ketersediaan PK jerami padi dapat dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya sebesar dengan kecamatan tertinggi yaitu Kecamatan Cisayong.

Saran

Pemberian pakan sapi potong berbasis limbah pertanian harus diimbangi dengan pemberian konsentrat untuk memenuhi kebutuhan. Perlu adanya penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas, kecernaan dan daya simpan sehingga limbah pertanian dapat dimanfaatkan secara maksimal.Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga perlu dilakukan agar peternak lebih cepat menyerap teknologi pengolahan pakan yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Methods of Analysis. Washington DC (US): Association of Official Analytical Chemists. [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia.2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan

Hewan 2013.Jakarta (ID): Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya. 2012. Kabupaten Tasikmalaya dalam Angka Tahun 2012.Tasikmalaya (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya.

Antorida D. 2014.Potensi limbah tanaman pangan di Kabupaten Garut jawa barat untuk pengembangan budidaya ternak sapi perah. [skripsi]. Bogor (ID). Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Chamdi AN. 2003. Kajian profil social ekonomi usaha kambing di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan.Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.2003 Sep 29-30; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Puslitbang Peternakan.

Martjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid I. Bogor (ID): IPB Press.

(26)

Nardone A, Ronchi B, Lacetera N, Ranieri MS, Bernabucci U. 2010.Effects of climate changes on animal roduction and sustainability of livestock systems.Livestock Sci. 130, 57-69.

Panjono, Harmadji EB dan Kustono.2000. Performan induk dan pedet sapiPeranakan Ongole yang diberi random jerami padi dengan suplementasi daun gamal. Bul. Pet. 24(2): 76 – 81.

Owens FN, Sapienza DA, Hassen AT. 2010. Effect of nutrient composition of feeds on digestibility of organic matter by cattle. J. Anim Sci. 88; E151-E169. Rosida, I. 2006. Analisis potensi sumberdaya peternakan Kabupaten Tasikmalaya

sebagai wilayah pengembangan ternak sapi potong.[skripsi].Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.

Sukria HA, Krisna R. 2009.Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia, Bogor (ID): IPB Press.

Syamsu JA. 2006. Analisa potensi limbah tanaman pangan sebagai sumber paka ternak ruminansia di Sulawesi Selatan. [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wahyono DE, Hardianto R, Anam C, Wijono DB, Purwanto T, Malik M. 2003. Strategi Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Agroindustri Untuk Pembuatan Pakan Lengkap Ruminansia.Makalah Seminar Nasional Pengembangan Sapi Potong, Lembang, Jawa Barat.[Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian.

(27)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Produksi komoditi pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 (BPS Kab. Tasikmalaya 2012)

(28)

Lampiran 2 Produksi limbah pertanian di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 Kecamatan Produksi limbah pertanian (ton tahun

(29)

Lampiran 3 Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012

(30)

Lampiran 4 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong berdasarkan ketersediaan bahan kering (BK) di Kabupaten Tasikmalaya

Kecamatan Produksi BK Total penggunaan Sisa BK KPPTR (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ST)

(31)

Lampiran 5 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong berdasarkan ketersediaan protein kasar (PK) di Kabupaten Tasikmalaya

Kecamatan Produksi PK

Total

penggunaan Sisa PK KPPTR (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ST)

(32)

Lampiran 6 Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR) sapi potong berdasarkan ketersediaan TDN di Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan Produksi TDN Total penggunaan Sisa TDN KPPTR

(ton tahun-1) (ton tahun-1) (ton tahun-1) (ST)

(33)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 1993, anak dari pasangan Bapak H. Abdul Rohim dan Ibu Sri Mugiarti.Penulis anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di SDN Ciriung 2, SMP Negeri 2 Cibinong, SMA Pesantren Terpadu Hayatan Thayyibah Kota Sukabumi dan penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan IPB melalui jalur beasiswa utusan daerah (BUD) dari Kementrian Agama Republik Indonesia.

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis pernah aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Teknologi Pengolahan Pakan dan Kebijakan dan Pengawasan Mutu Pakan. Penulis juga akftif di beberapa organisasi, antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB tahun 2011-2012, Community Santri Scholarship of Ministry of Religion Affairs (CSS MoRA) IPB tahun 2012-2013 dan 2013-2014, serta Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) tahun 2012-2013 dan 2013-2014.

UCAPAN TERIMA KASIH

Gambar

Tabel 3  Keadaan umum peternak di Kabupaten Tasikmalaya
Tabel 6  Produksi limbah pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
Tabel 8  Jumlah limbah pertanian yang sudah digunakan
Gambar 1  Potensi peningkatan populasi ternak sapi potong berdasarkan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan

Besaran korelasi antara FC dan Simpangan (Indikator warna kromatik yang diintegrasikan terhadap bentuk pada respon Tes Rorschach dihubungkan dengan besarnya

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi mempunyai pegawai dilihat dari latar belakang

Sementara Cikini Retail dan Plaza Menteng yang terintegrasi dengan hotel budget Formule-1, pada tahun 2010 memberikan kontribusi masing-masing 6% dan 4% dari pendapatan

Bagian penting dari sebuah strategi atau kebijakan baru adalah untuk memastikan apakah kebijakan tersebut sesuai dengan tujuan kebijakan dan tepat sasaran. Oleh karena itu,

Bukti dari peningkatan keterampilan menghitung volume bangun ruang siswa dapat diketahui dari nilai atau hasil tes keterampilan menghitung volume bangun ruang yang telah

4.21 Hasil Observasi Terhadap Kondisi Siswa Dan Indikator Etika Berbicara Dengan Teman Sebaya Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Modeling di SMK

INI ADALAH SOAL MID SEMESTER UNTUK BAHASA INGGRIS YANG SAUDARA HARUS JAWAB DAN POSTINGKAN JAWABAN DI WALL BESERTA FOTO KAMU DAN SETELAH DIPOSTINGKAN DIPRINT DAN DIBAWA JAWABAN