• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MEDIATOR DALAM PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TANAH MELALUI MEDIASI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN MEDIATOR DALAM PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TANAH MELALUI MEDIASI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MEDIATOR DALAM PROSES PENYELESAIAN

SENGKETA TANAH MELALUI MEDIASI

(Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :

Pinta Rukianti Sihole NIM. 3123111060

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Pinta Rukianti Sihole. NIM. 3123111060. “Peran Mediator Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Pengadilan No. 8 Medan. Jenis penelitian menggunakan penelitian hukum yuridis empiris yang ditinjau dari sudut sifat penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data dalam penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Dengan prosedur teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan studi dokumentasi, yakni mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku atau agenda yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi yang dilakukan di Pengadilan Negeri Medan melalui dua tahap, yakni tahap pra mediasi dan tahap mediasi. Mediator berperan untuk menyelesaikan masalah antar pihak yang bersengketa dengan tuntas, mempertemukan kepentingan kepentingan kedua belah pihak yang saling berbeda untuk memperoleh titik temu yang dapat dijadikan untuk memecahkan masalah yang dipersengketakan. Mediator membantu para pihak penggugat dan tergugat memahami pandangan masing-masing dan membuka wawasan yang baru agar memperoleh kesepakatan bersama. Hambatan-hambatan dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni, pihak yang bersengketa. Hal ini disebabkan karena adanya rasa egois (ego tinggi) antar pihak tergugat dan penggugat, gengsi, merasa mengulur waktu, merasa dia yang berhak, membenarkan diri sendiri dan menyalahkan pihak lawan. Faktor eksternal, yakni, keluarga dan mediator dapat juga menjadi penghambat dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi.

(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya yang telah dianugerahkan kepada penulis, sehingga mampu

menyelesaikan proposal penelitian ini, dengan judul “Peran Mediator Dalam

Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi (Studi Kasus Di Pengadilan

Negeri Medan)”. Proposal ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis

laksanakan untuk memenuhi persyaratan penelitian skripsi.

Pada kesempatan kali ini, teristimewa penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua yang terkasih, Ayahanda Lamsar Sihole dan Ibunda Ruslinda Sagala yang penuh dengan kasih dan cinta membimbing penulis untuk tetap berkarya, untuk tetap menjadi kebanggaan mereka demi kebahagiaan dan keberhasilan anaknya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum, selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing penulis, yang selama ini telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, dan ilmunya, serta kritik-kritik yang membangun kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor UNIMED beserta seluruh stafnya.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

(6)

ii

4. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum, selaku ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Arief Wahyudi, SH, M.H., selaku sekretaris jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH, M.Hum, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama 8 semester ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan begitu banyak pengajaran dan pengalaman selama berada di Universitas Negeri Medan.

8. Terkhusus buat Pak Joni yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian urusan berkas.

9. Bapak Sugeng Wahyudi, SH, M.M, selaku Ketua Pengadilan Negeri Medan telah mengijinkan penulis untuk meneliti dan meminta data dari Pengadilan Negeri Medan.

10.Bapak Mahyuti, SH, M.H., selaku hakim mediator di Pengadilan Negeri Medan yang telah meluangkan waktu dan bersedia untuk diwawancarai. 11.Terkhusus buat abang tersayang, F. Sando Limbong yang telah meringankan

(7)

iii

12.Kakak Nervina Sihole, AmKeb., serta adik-adik saya Ranti Hot Roganda Sihole, Rahyuni Sihole, dan Pudantku Jomer Sihole yang telah memberikan dukungan dan doa, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

13.Koni Sitindaon, S.Pd., sahabat kesayanganku sekaligus saudaraku yang sudah seperti kakak sendiri, yang merelakan hatinya untuk menemani penulis melakukan penelitian dan memberi semangat dan dukungan, mendengar/berbagi cerita suka dan duka, tangis dan tawa, sehingga penulis tetap semangat dan maju terus, terima kasih untuk bantuanmu kakak.

14.Saut Jumadi Situmorang, yang selalu memberi semangat, dukungan dan perhatian dalam kondisi apapun kepada penulis. Terima kasih untuk pertemanannya dan semoga kita dapat wisuda bersama tahun ini.

15.Kawan-kawanku tersayang, Masna Erita Simanjuntak, Irawati Sofiana Sianturi, Mince Wastina Sihombing, Kak Fatimah Manurung, Helen Karolina Hutauruk, dan Leny Astria Sinaga, selama ini bertukar pikiran dalam proses penyusunan skripsi, terimakasih buat kalian untuk diskusi, motivasi dan terima kasih untuk persaudaraaan dan pertemanannya.

(8)

iv

17.Teman-teman PPLT SMK YASPOR Balige (Jumadi, Wardijhon, Marganda, Yocky, Jhonatan, Mustika, Cici Amih, Mia Audina, Abang Jonggi, Damson, Pangihutan, Petrus, dll), yang telah bersama melewati masa PPL dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga kita dapat wisuda bersama-sama tahun ini.

18.Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan dari segi bobot ilmiah dan tata bahasa. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini.

19.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini dan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita.

Medan, Juli 2016

(9)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Teoritis ... 8

1. Pengertian Peran ... 8

2. Jenis-Jenis Penyelesaian Sengketa ... 9

a. Penyelesaian Sengketa Di Pengadilan ... 9

b. Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan (ADRI) ... 11

3. Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi ... 13

a. Pengertian Mediasi ... 13

b. Mediator ... 14

(10)

vi

d. Proses Penyelesaian Sengketa Tanah melalui Mediasi ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 28

1. Variabel Penelitian... 28

2. Defenisi Operasional ... 29

E. Jenis Data dan Sumber Data ... 29

1. Jenis Data ... 29

a. Data Primer ... 29

b. Data Sekunder ... 31

2. Sumber data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Profil pengadilan Negeri Medan ... 33

B. Data Hasil Penelitian ... 35

1. Kasus Sengketa Tanah Yang Ditangani Di Pengadilan Negeri Medan ... 35

2. Hasil Penelitian Wawancara ... 44

(11)

vii

1. Peran Mediator Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui

Mediasi Di Pengadilan Negeri Medan ... 49

2. Hambatan-Hambatan Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi Di Pengadilan Negeri Medan ... 56

a. Faktor Internal ... 57

b. Faktor Eksternal ... 58

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-Kisi Panduan Wawancara ... 30

Tabel 2 Kisi-Kisi Dokumentasi ... 31

Tabel 3 Statistik Kepegawaian Di Pengadilan Negeri Medan ... 34

Tabel 4 Kasus Sengketa Tanah Tahun 2013 ... 36

Tabel 5 Kasus Sengketa Tanah Tahun 2014 ... 42

Tabel 6 Kasus Sengketa Tanah Tahun 2015 ... 43

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara hukum” (Pasal 1 ayat (3).

Ketentuan tersebut merupakan landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Hukum diletakkan sebagai supremasi kekuasaan tertinggi yang mencerminkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ada kalanya terjadi perselisihan atau persengketaan antar warga negara. Adapun penyebab terjadinya perselisihan atau persengketaan adalah akibat seseorang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang kompleks dan adanya perbedaan pandangan dan kebiasaan-kebiasaan pada lingkungan. Bervariasinya perselisihan atau persengketaan yang terjadi tidak selalu dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, dengan hasil pemecahan masalah yang dapat diterima bagi para pihak yang berselisih bahkan tidak jarang berujung pada munculnya sengketa.

(15)

2

status tanah, masalah kepemilikan, masalah bukti-bukti perolehan yang menjadi dasar pemberian hak dan sebagainya.

Perselisihan atau persengketaan tersebut dapat diselesaikan melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan menghasilkan suatu keputusan yang bersifat umum, yang belum mampu merangkul kepentingan bersama, karena menghasilkan suatu putusan

win-lose solution” (strategi menang kalah). Dengan adanya pihak yang menang

dan kalah tersebut, di satu pihak akan merasa puas tetapi di pihak lain merasa tidak puas, sehingga dapat menimbulkan suatu persoalan baru di antara para pihak yang bersengketa. Proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan sangat lambat, membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang relatif lebih mahal.

Selain proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan, ada juga proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan, menghasilkan kesepakatan yang “ win-win solution”, karena penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui

kesepakatan dan musyawarah diantara para pihak sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan bersama yang dapat diterima baik oleh kedua belah pihak. Keputusan yang dihasilkan melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat dijamin kerahasiaannya oleh para pihak karena tidak ada kewajiban untuk proses persidangan yang terbuka untuk umum dan dipublikasikan. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan pada umumnya dinamakan dengan Alternative

Dispute Resolution (ADR). Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat

(16)

3

Salah satu penyelesaian sengketa yang sering dilakukan melalui ADR adalah mediasi. Mediasi merupakan salah satu alternatif dalam meyelesaikan sengketa. Menurut Fuady (2000:47), Mediasi adalah suatu proses negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang tidak memihak dan netral yang akan bekerja dengan dengan pihak yang bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam menyelesaikan sengketa tersebut secara memuaskan bagi kedua belah pihak.

(17)

4

Setiap pengadilan mewajibkan mediasi bagi para pihak yang bersengketa, namun, tidak semua pihak yang bersengketa bersedia untuk melakukan mediasi, begitu juga dengan pihak yang bersengketa di Pengadilan Negeri Medan. Pengadilan Negeri Medan merupakan salah satu wadah yang melaksanakan proses mediasi sebelum melangkah ke tahap sidang, yang berlaku untuk semua kasus perdata, termasuk di dalamnya sengketa tanah.

Masyarakat Medan dan sekitarnya yang pernah mengalami sengketa dan ditangani di Pengadilan Negeri Medan kurang mengetahui fungsi keberadaan PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi, sehingga tidak bersedia melakukan mediasi. Dan beranggapan bahwa penyelesaian sengketa melalui mediasi membutuhkan waktu dan biaya yang cukup mahal. Hal ini disebabkan karena kurang bersosialisasinya masyarakat dengan Pengadilan Negeri Medan, dan bahkan sebagian masyarakat tidak mau tahu tentang keberadaan PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi.

Pengadilan Negeri Medan telah menangani kasus sengketa tanah sebanyak 68 kasus dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pada awalnya kasus tersebut ditangani melalui proses mediasi. Namun, proses mediasi dalam penyelesaian sengketa tanah ini belum pernah berhasil dilakukan di Pengadilan Negeri Medan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan

judul “Peran Mediator Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui

(18)

5

B.Identifikasi Masalah

Dalam setiap penelitian, penentuan permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Sebelum hal ini dilakukan, maka identifikasi masalah perlu dilaksanakan.

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.

2. Kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi.

3. Belum tercapainya pelaksanaan PERMA N0. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan.

4. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.

5. Kurang maksimalnya kinerja Pengadilan Negeri terhadap penyelesaian sengketa melalui mediasi.

C.Pembatasan Masalah

(19)

6

1. Peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.

2. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan?

b. Bagaimana hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan?

A.Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian harus mempunyai tujuan, yang tidak terlepas dari pokok permasalahan yang dibahas. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam penyelesaian segketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.

F. Manfaat Penelitian

(20)

7

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah

1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi diri penulis khususnya pengetahuan dibidang peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di pengadilan negeri.

2. Bagi masyarakat, dengan mengetahui dan berlakunya PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang penyelesaian sengketa melalui mediasi sehingga masyarakat tidak lagi merasa dibingungkan dalam menyelesaikan sengketa tanah yang dihadapi.

3. Bagi mediator, dengan ditetapkannya PERMA No. 1 Tahun 2016, diharapkan dapat lebih memahami dan melaksanakan tugasnya dan perannya dengan baik. 4. Bagi Jurusan/Fakultas, Untuk dijadikan bahan bacaan dan menambah literatur

(21)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pokok permasalahan yang telah dibahas, maka dapat diambil kesimpulan sebagagi berikut:

1. Peran mediator dalam melaksanakan proses mediasi sangat mempengaruhi hasil perdamaian antara pihak yang bersengketa. Mediator berperan untuk menyelesaikan masalah antar pihak yang bersengketa dengan tuntas, mempertemukan kepentingan kepentingan kedua belah pihak yang saling berbeda untuk memperoleh titik temu yang dapat dijadikan untuk memecahkan masalah yang dipersengketakan. Mediator membantu para pihak penggugat dan tergugat memahami pandangan masing-masing dan membuka wawasan yang baru agar memperoleh kesepakatan bersama. Namun peran mediator di pengadilan Negeri Medan belum seutuhnya dilakukan dengan baik, karena proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi belum pernah dinyatakan berhasil/mediasi gagal.

2. Hambatan-hambatan yang dialami dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan, melalui 2 faktor, yakni :

a. Faktor internal

(22)

60

merasa mengulur waktu, merasa dia yang berhak, membenarkan diri sendiri dan menyalahkan pihak lawan.

b.Faktor eksternal

Keluarga dan mediator dapat juga menjadi penghambat dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi. Kadangkala keluarga ikut campur dan mempengaruhi salah satu pihak yang bersengketa. Mediator merupakan salah satu faktor penghambat proses mediasi di pengadilan, karena seorang mediator harus mempunyai keahlian khusus dan mengetahui seluk beluk mediasi. Berhasil tidaknya mediasi berada ditangan mediator, sehingga pengadilan Negeri membutuhkan mediator yang profesional.

B. Saran

1. Diharapkan kepada Pengadilan Negeri Medan untuk memperbanyak jumlah mediator bersertifikat seperti yang dinyatakan dalam Perma No. 1 Tahun 2016, karena hakim mediator di Pengadilan Negeri Medan hanya memiliki satu orang yang menangani kasus sengketa tanah. Hal ini mengingat banyaknya kasus sengketa tanah yang terjadi.

2. Mengingat proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan belum pernah berhasil atau dinyatakan mediasi gagal, maka dibutuhkan mediator yang memiliki keahlian khusus dan mengerti seluk beluk mediasi (mediator yang profesional).

(23)

61

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdurrachman. 2003. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Universitas Trisakti.

Asikin, Z. 2015. Hukum Acara Perdata Di Indonesia. Jakarta : Prenadamedia Group.

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group.

Fuady, M. 2000. Arbitrase Nasional. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Harahap, Yahya. 2007. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.

Harsono, Boedi. 2003. Menuju Penyempurnaan Hukum tanah Nasional. Jakarta: Universitas Trisakti.

Lumumba, Patrice. 2013. Negosiasi Dalam Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Makarao, Taufik. 2004. Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata. Jakarta: Rineka Cipta.

Santoso, Urip. 2008. Hukum Agraria Dan Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiawan, D. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: FIS Unimed.

Soerjono, Seokanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

Sugeng, B. 2013. Pengantar Hukum Acara Perdata Dan Contoh Dokumen

Litigasi. Jakarta : Prenadamedia Group.

(24)

62

Usman, Rachmadi. 2012. Mediasi di Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika.

Widjaja, Gunawan. 2001. Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jakarta: RaGrafindo Persada.

Widjaja dan Yani. 2001. Hukum Arbitrase. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winarta, Frans Hendra. 2012. Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar Grafika.

Sumber Jurnal:

Azwary. 2013. “Peran Kantor Pertanahan Dalam Rangka Penyelesaian Sengketa

Tanah Secara Mediasi Di Kantor Pertanahan Jakarta Utara”. Jurnal Ilmu Hukum. Volume 2, Nomor 1.

Fitriani, Riska. 2008.“Penyelesaian Sengketa Lahan Hutan Melalui Proses

Mediasi Di Kabupaten Siak”. Jurnal Ilmu Hukum.Volume 3,Nomor 1.

Lestari, Rika. 2009. “Perbandingan Hukum Penyelesaian Sengketa Secara

Mediasi Di Pengadilan Dan Di Luar Pengadilan Di Indonesia”.Jurnal

Ilmu Hukum. Volume 3, Nomor 2.

Mahyuni. 2009. “Lembaga Damai Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdata Di

Pengadilan”. Jurnal Hukum. Volume 16, Nomor 4.

Sufriadi, Yanto. 2011. “Penyebab Sengketa Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan

Umum (Studi Kasus Sengketa Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan

(25)

63

Sumber Peraturan Perundang Undangan:

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Gambar

Gambar 2 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Medan .......................................
Tabel 1 Kisi-Kisi Panduan Wawancara ....................................................................
Grafika. Sumber Jurnal:

Referensi

Dokumen terkait

Mediasi pada intinya adalah agar para pihak yang bersengketa bisa diselesaikan dengan cara mediasi, mediasi dalam hal ini sama dengan artinya dengan

Menurut Rachmadi Usman, mediasi adalah proses negosiasi penyelesaian masalah (sengketa) dimana suatu pihak luar, tidak memihak, netral, tidak bekerja dengan para

Dengan ditunjuknya pihak BPN sebagai mediator, maka didalam melakukan proses penyelesaian sengketa melalui mediasi seorang mediator akan bertindak netral, mediator

Adapun peran mediator hakim dalam proses mediasi pada perkara perceraian di Pengadilan Agama Tanjungbalai adalah sebagai pihak ketiga yang netral dan peran mediator tersebut

Adapun peran mediator hakim dalam proses mediasi pada perkara perceraian di Pengadilan Agama Tanjungbalai adalah sebagai pihak ketiga yang netral dan peran mediator tersebut

Mediasi merupakan suatu proses dimana para pihak untuk suatu sengketa dengan bantuan pihak ketiga (mediator) yang netral mengidentifikasi isu-isu yang disengketakan,

Pada dasarnya mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral (non intervensi) dan tidak berpihak

Garry Goopaster memberikan definisi mediasi sebagai proses negosiasi pemecahan masalah di mana pihak luar yang tidak memihak imparsial bekerja sama dengan pihak- pihak yang bersengketa