PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS KELAS X SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 STABAT T.P. 2015/2016
Oleh : Atikah Putri Lubis
4121121002
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Atikah Putri Lubis dilahirkan di Medan, pada tanggal 21 Januari 1995. Ayah bernama Irsan Hakim Lubis dan ibu bernama Linda Ardiani dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 064972 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 6 Medan dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas ke SMA Negeri 6 Medan dan lulus pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012, penulis
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS KELAS X SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 STABAT T.P. 2015/2016
Atikah Putri Lubis (NIM. 4121121002) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas x semester II di SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan Pretest-Postest Control Group Design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat yang terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa 335 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas, yaitu kelas X2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 39 orang dan kelas X1 kelas kontrol yang berjumlah 38 orang. Instrumen digunakan yaitu instrumen tes hasil belajar dalam bentuk uraian dengan jumlah 10 soal yang telah divalidasi dan lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh dua observer dan dianalisis secara deskriptif. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan ∝= 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen = 21,47 dengan SD = 5,89 dan kelas kontrol = 21,26 dengan SD = 5,84. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,02 dan Ftabel = 1,72, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil analisis data dari uji beda menggunakan uji t dua pihak diperoleh thitung = 0,159 < ttabel = 1,995, Ho diterima berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Nilai rata-rata postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 70,25 dan 61,68. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dari pertemuan I sampai pertemuan IV, diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa di kelas eksperimen sebesar 77,15 dengan kategori aktif dan nilai rata-rata aktivitas di kelas kontrol sebesar 50,81 dengan kategori cukup aktif. Hasil uji t satu pihak diperoleh thitung = 4,19 dan ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji t bahwa ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis kelas X Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas X Semester II di SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.J.B Sinuraya, M.Pd., Ibu Dra. Ratna Tanjung,
M.Pd, dan Bapak Drs.Jonny H Panggabean, M.Si. sebagai dosen penguji I, II, III yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku dekan MIPA Unimed dan Bapak Drs. Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika dan penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd. sebagai dosen Pembimbing Akademik dan seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Fisika Unimed yang sudah membantu Penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Purwito, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Stabat, Bapak Drs. Suherman, M.Pd dan Ibu Dra. Eriati selaku guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat, yang telah membantu dalam penelitian dan seluruh staf pegawai yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
v
om( Zainul, Dian, Zulham, Budi, Saragih) , Unde, Abang Sepupu (muhammad Kadri, Reza, Rezi, Fandy), kakak Sepupu (Sarah, Finy) dan seluruh keluarga besar telah memberikan dukungan, semangat, doa, moril dan materil dari awal perkuliahan sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Selain itu penulis ucapkan teristimewa terimakasih kepada teman, sahabat, musuh, Hariadi yang telah memberikan saya banyak arti kehidupan, sahabat tersayang dari SMP Ismira, Lia, dan M.Fahmi, serta teman dari SMA Nurul S, IB, Iqbal, Juned dan yang lainnya serta juwairiah yang mengajarkan saya untuk selalu santai tapi fokus, Eka Murti yang mengajarkan saya untuk bisa memahami teman, serta teman-teman seperjuangan Syariva,Veronicawati ,Sarana, dan Victorya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan di Asisten Laboratorium Fisika Umum yang sudah seperti keluarga kedua di kampus Khoirul ican, Siti anisa, Inggit, Nurul, Rizki Syafina, Putri( Srijayanti, Ermin, Desvianita), Nida, Nadia dan yang lainnya yang sudah memberikan semangat dan motifasi serta teman-teman seperjuangan Fisika Dik C 2012 (Andriko, Afika, Anzar, Sulis, Nurlia, Rika, Listri dan yang lainnya), juga kepada keluarga PPL Stabat Kak Tari
dan keluarga serta seluruh teman-teman Fisika Unimed 2012 yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan seluruh teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 8
1.7 Defenisi Operasional 8
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Prinsip-prinsip Belajar 10
2.1.3 Hasil Belajar 11
2.1.4 Aktivitas Belajar 12
2.1.5 Pengertian Pembelajaran 13
2.1.5.1 Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung 14 2.1.5.2 Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 15 2.1.5.3 Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan 16
Pendekatan saintifik
2.1.6 Jenis- Jenis Inquiry 17
2.1.7 Pengertian Model Pembelajaran 18
vii
Inquiry Training
2.1.8.2 Sistem sosial model pembelajaran 24 Inquiry Training
2.1.8.3 Dampak-dampak Instruksional dan 24 Pengiring Model Pembelajaran Inquiry Training 2.1.9 Keunggulan model pembelajaran Inquiry Training 25 2.1.10 Hasil-hasil penelitian dengan Menerapkan 25
model pembelajaran Inquiry Training
2.1.11 Pembelajaran Konvensional 26
2.1.12 Materi Pembelajaran 27
2.1.12.1Fluida Statis 27
2.2 Kerangka Konseptual 44
2.3 Hipotesis Penelitian 45
Bab III Metode Penelitian
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 47
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian 47
3.2.1 Sampel Penelitian 47
3.3 Variabel Penelitian 47
3.3.1 Variabel Bebas 47
3.3.2 Variabel Terikat 47
3.4 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 47
3.5 Prosedur Penelitian 48
3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Wawancara Guru 49
3.6.2 Angket Siswa 49
3.6.3 Tes Hasil Belajar 50
3.6.4 Instrumen Aktivitas Siswa 51
3.7 Validitas Tes Hasil Belajar
3.7.1 Validitas Isi 52
3.8 Teknik Analisis Data
viii
3.8.2 Uji Normalitas 53
3.8.3 Uji Homogenitas Data 54
3.8.4 Pengujian Hipotesis 54 3.8.4.1 Uji kesamaan rata-rata pretest (uji t dua pihak) 54
3.8.4.2 Uji kesamaan rata-rata postest (uji t satu pihak) 55
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Data Penelitian 57 4.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan 57
Kelas Kontrol 4.1.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan 58
Kelas Kontrol 4.2 Pengujian Analisa Data 59 4.2.1 Uji Normalitas 59
4.2.2 Uji Homogenitas 60
4.2.3 Uji Hipotesis 60
4.3 Observasi Aktivitas 61
4.3.1 Perlakuan Dalam Pelaksanaan Penelitian 63 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 71
Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.1 Kesimpulan 76
5.2 Saran 76
Daftar Pustaka 78
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pemanfaatan Konsep Tekanan 29
Gambar 2.2 Akuarium Berisi Zat Cair 29
Gambar 2.3 Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Fluida Dalam 30
Keadaan Setimbang
Gambar 2.4 Tekanan Zat cair 32
Gambar 2.5 Tekanan Hidrostatik dalam bejana berhubungan 32 pada kedalaman yang sama
Gambar 2.6 Pengukur Tekanan 33
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Sebuah Dongkrak Hidrolik 34 Gambar 2.8 Penerapan Hukum Pascal Dalam Kehidupan Sehari-Hari 35 Gambar 2.9 Volume Fluida Yang Dipindahkan Oleh Benda 35 Gambar 2.10 Dua Buah Gaya Pada Benda Yang Tercelup 36
Dalam Zat Cair
Gambar 2.11 Kondisi Benda Mengapung Dalam Fluida 37
Gambar 2.12 Kondisi Benda Melayang Dalam Fluida 37
Gambar 2.13 Kondisi Benda Tenggelam Dalam Fluida 38 Gambar 2.14 Partikel yang ditarik oleh gaya 38
yang sama besar kesegala arah
Gambar 2.15 Contoh Lain Dari Tegangan Permukaan 39 Gambar 2.16 Sudut Kontak Yang Dibentuk Oleh Air-Kaca 40
dan Raksa- kaca
Gambar 2.17 Sebuah Pipa Dicelupkan Ke Dalam Cairan 41 Sehingga Cairan Dalam Pipa Akan Naik (a) Jika Θ < 90° dan Akan Turun Jika (b) Θ > 90°
Gambar 2.18 Gaya-gaya yang bekerja pada benda 43 yang bergerak dalam Fluida
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 58 dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 59 dan Kelas Kontrol
x
Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Praktikum 64 Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata LKS Kelompok 64 Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-Rata Setiap Praktikum 65 Gambar 4.7 Diagram Nilai Rata-Rata Penilaian Aktivitas 66 Gambar 4.8 Diagram Nilai Rata-Rata Kegiatan Aktivitas 67 Gambar 4.9 Diagram Nilai Rata-Rata Aktivitas Setiap Pertemuan 67 Gambar 4.10 Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan 68
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran melalui pendekatan scientific 17
Tabel 2.2 Sintaks Inquiry Training 22
Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu 25
Tabel 3.1 Desain penelitian Two Group (pretes dan postes ) 48 Tabel 3.2 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar 50
Pada Materi Pokok Fluida Statis
Tabel 3.3 Kriteria Penyekoran Tes Uraian 50 Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa 51 Tabel 3.5 Interpretasi kategori aktivitas siswa 52 Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57 Tabel 4.2 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58 Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas 59 Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas 60 Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t Data Pretes ( Uji t dua pihak) 60 Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t Data Postes (Uji t satu pihak) 61
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 81 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 91 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 99 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 107
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 116
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 120
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) 3 123
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) 4 127
Lampiran 9 Soal Postes 01 130
Lampiran 10 Soal Postes 02 131
Lampiran 11 Soal Postes 03 132
Lampiran 12 Soal Postes 04 133
Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 134
Lampiran 14 Soal Tes Hasil Belajar 145
Lampiran 15 Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 147
Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 148
Lampiran 17 Kunci Jawaban 149
Lampiran 18 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 164 Lampiran 19 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol 166 Lampiran 20 Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 168 Lampiran 21 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen 169 Lampiran 22 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol 171 Lampiran 23 Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 173 Lampiran 24 Perhitungan Rata-rata,Standar Deviasi dan Varians 174
Lampiran 25 Uji Normalitas Data 178
Lampiran 26 Uji Homogenitas Pretes dan Postes 183
Lampiran 27 Uji Hipotesis 185
xiii
Lampiran 32 Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 223 Lampiran 33 Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 224
Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian 225
Lampiran 35 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 230 Lampiran 36 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 231 Lampiran 37 Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi F 232 Lampiran 38 Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t 234
Lampiran 39 Validasi Instrumen Tes 235
Lampiran 40 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi 241
Lampiran 41 Surat Ijin Observasi 242
Lampiran 42 Surat Selesai Melaksanakan Observasi 243
Lampiran 43 Surat Ijin Penelitian 244
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut komisi tentang pendidikan abad ke-21 merekomendasikan empat strategi dalam mensukseskan pendidikan : Pertama, learning to learn yaitu memuat bagaimana siswa mampu menggali informasi yang ada di sekitarannya dari ledakan informasi itu sendiri. Kedua, learning to be yaitu siswa diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, learning to do yaitu berupa tindakan atau aksi untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan sains. Keempat, learning to be together
yaitu memuat bagaimana hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara satu dengan yang lain sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama seperti mampu menghargai orang lain (Trianto,2011:4-5).
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional antara lain adalah membentuk manusia Indonesia yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan serta teknologi dengan sikap serta perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demo-kratis serta bertanggung jawab (Sani, 2014:45).
2
pendidikan adalah melakukan berbagai inovasi pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut tentu saja guru yang harus menentukan dan mengupayakan sistem pengajaran supaya lebih bermakna dan berdaya guna. Di dalam proses pembelajaran guru diharapkan dapat memilih model-model pembelajaran yang efektif dan bervariasi. Pemilihan model pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pengajaran, bahan yang diajarkan, kompentensi siswa serta sarana dan prasarana yang tersedia, persyaratan lain yang harus diperhatikan adalah guru harus mengenal dan menguasai model pembelajaran itu sendiri, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut disesuaikan dengan bahan/tujuan dan ruang lingkupnya (Sakdiyah, 2012:41).
Namun masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) adalah masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Hal ini merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2011: 6).
Peristiwa ini terbukti dengan kenyataan yang peneliti jumpai pada observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 08 Desember 2015 dengan menggunakan instrumen angket serta wawancara dengan salah satu guru fisika di sekolah SMA Negeri 1 Stabat. Hasil wawancara dengan Eriati, mengatakan bahwa masih mengajar dengan secara konvensional sehingga siswa cenderung pasif, individual dan kurang berpartisiasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan media juga masih kurang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sehingga siswa cenderung mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak dan menghapal konsep-konsep yang ada dalam fisika tanpa mengetahui terciptanya konsep serta unsur yang terkandung dalam suatu konsep. Guru mengaku hal ini berakibat pada hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 60. Namun, rata-rata nilai fisika yang diperoleh siswa kurang memuaskan atau dapat dikatakan banyak yang tidak mencapai KKM yaitu 55.
3
menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas sulit dipahami dan kurang menarik dengan alasan banyaknya rumus-rumus dan hitungan yang sulit dipahami, 71% (28 orang siswa) siswa jarang mengulang pelajaran fisika yang telah dipelajarinya, 53 % (21orang siswa) siswa menyatakan bahwa pembelajaran fisika yang selama ini berlangsung di kelasnya dengan mencatat materi. 79% (31 orang siswa) siswa takut mengerjakan soal ke depan kelas dengan alasan takut dimarahi jika salah, dan 100% (39 orang siswa) siswa menyatakan tidak pernah melakukan kegiatan praktikum di laboratorium karena peralatan laboratorium yang kurang memadai dan waktu yang tidak cukup. Padahal sekolah tersebut menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi guru-guru belum menerapkanya secara efektif sehingga proses pembelajaran tidak sejalan dengan bagaimana seharusnya Kurikulum 2013 yang dianjurkan pemerintah.
Kurikulum 2013 diimplementasikan secara bertahap di SMA mulai tahun pelajaran 2013-2014 menekankan pendekatan pembelajaran saintifik. Pembela-jaran Saintifik merupakan pembelaPembela-jaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Menurut Semiawan dan Zamroni model pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang cocok antara lain dengan model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran inkuiri (Kemendikbud, 2013: 7).
Dengan tahapan saintifik mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan ini berarti pembelajaran tidak hanya sekedar mengingat tetapi merupakan pengetahuan yang mendalam lewat proses penemuan. Hal ini sesuai dengan hakekat pembelajaran IPA yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bermakna, bukan berupa hafalan materi semata. Belajar bermakna menurut Wahab Jufri adalah : (1) belajar sebagai pengembangan kem-ampuan berpikir, (2) belajar sebagai pengembangan fungsi otak, (3) proses belajar berjalan sepanjang hayat. Karena itulah pendekatan saintifik sangat sesuai dilak-sanakan dengan model- model pembelajaran berbasis inquiry.
4
pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar berangkat dari fakta menuju teori. Model pembelajaran ini bertitik tolak dari suatu keyakinan tentang kebebasan siswa dalam rangka perkembangan siswa secara independent. Melalui model pembelajaran Inquiry Training ini, siswa akan mendapatkan dampak instruksional berupa proses ilmiah dan strategi untuk Inkuiri kreatif, dan dampak sertaan berupa spirit kreativitas, kebebasan otonomi dalam belajar, toleransi ambiguitas dan hakikat tentative (tidak pasti) pengetahuan. Hal tersebut didapat dari partisipasi aktif siswa dalam rangkaian kegiatan hands-on sehingga me-numbuhkan pertanyaan dan siswa akan mencari jawaban tersebut berdasarkan rasa ingin tahunya (Puspandini, 2014:2)
Menurut Joyce, dkk (2009:201) model pembelajaran Inquiry Training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melaui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengem-bangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan
dan menemukan jawabannya berdasarkan ingin tahunya.
Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman yang bermakna, sehingga mereka dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan dapat menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Model pembelajaran sains dengan pendekatan Inquiri merupakan alternatif jawaban. Karena pendekatan itu dapat memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah melalui penyelidikan ilmiah, sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawabanya (Riyadi, 2008: 3).
Sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran Inquiry Training melaui pendekatan saintifik maka kemampuan sikap ilmiah dan berfikir ilmiah siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial; rasa ingin tahu; kreativitas; kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
5
Secara umum pada Pembelajaran Inquiry guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator sedangkan peserta didik berperan sendiri dalam mencari dan menemukan. sehingga peserta didik akan medapatkan pengetahuan yang men-dalam dan akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training diharapkan dapat mening-katkan aktivitas siswa melalui proses berpikir sendiri, berdiskusi dan menganalisis dalam tahap-tahap penyajian masalah, pengumpulan data, pelaksanaan eks-perimen, pengorganisasian data dan perumusan masalah sehingga siswa dapat menemukan konsep bedasarkan bahan yang disediakan oleh guru.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yeni Arisa (2014) yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis” diperoleh hasil dari penelitiannya bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiri training pada hasil belajar siswa meningkat dengan kategori aktif, terlihat pada hasil penerapan model pembelajaran inquiri training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh hasil rata-rata kelas eksperimen 76,7 sedangkan kelas kontrol
64,14. Selain ada peningkatan, ada kelemahan dalam penelitian ini adalah kurangnya menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan efektif dan efesien serta kurangnya mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Arini Ulfa Mawaddah (2015) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa” diperoleh bahwa rata-rata peningkatan aktivitas siswa cukup baik dari pertemuan I dengan kategori cukup aktif ke pertemuan II dengan kategori aktif. Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti kurang memberikan arahan dalam membuat hipotesis dan mengaitkan hipotesis dengan hasil percobaan yang diperoleh.
6
Selain itu, peneliti juga menggunakan alat praktikum sederhana untuk menunjang proses pembelajaran dalam materi Fluida Statis yang dirancang oleh siswa sendiri melalui petunjuk guru yang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa yang juga terdapat bagian membandingkan Hipotesis awal dengan hasil percobaan .
Berdasarkan pernyataan yang telah diungkapkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida
Statis Kelas X Semester II di SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016”. 1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, ditemukan beberapa identifikasi masalah antara lain :
1. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik. 2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
3. Pembelajaran fisika masih didominasi oleh guru (teacher centered) sehingga siswa terkesan pasif.
4. Kegiatan praktikum tidak pernah dilaksanakan, sehingga keterampilan proses
sains menjadi pasif dan kurang terlihat.
5. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses pembelajaran
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah,maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran Konvensional.
2. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Scientific
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
4. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif disertai pengamatan aktivitas.
7
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konven-sional pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
4. Adakah pengaruh yang signifikan akibat model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konven-sional pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016
8
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru fisika untuk mempertimbangkan model pembelajaran Inquiry Training sebagai salah satu alternatif pengajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti guna meningkatkan pemahaman.
3. Sebagai sumbangan pemikiran yang positif dalam dunia pendidikan
4. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan para peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian serupa.
1.7 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel, adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri (Trianto,2011). 2. Pendekatan Scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan,2014).
3. Hasil Belajar adalah suatu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.(Sudjana,2009)
76 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. Hasil belajar pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training adalah 70,25 dengan kategori Tuntas. 2. Hasil belajar pada kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran
konvensional adalah 61,68 dengan kategori Tuntas.
3. Rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Traning adalah 77,15 dengan kategori Aktif. 4. Model pembelajaran Inquiry Traning memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida srtatis di kelas x semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
5.2 Saran
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1) kebanyakan siswa
kurang paham membuat hipotesis dari demonstrasi yang diamati; 2) siswa tidak terbiasa dengan alat-alat laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini sehingga peneliti harus mengajarkan penggunaan alat-alat laboratorium tersebut. 3) penilaian aktivitas, yang diobservasi kurang efektif karena deskriptor yang terlalu banyak dan tidak ringkas.
Berdasarkan kelemahan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran bagi pihak yang ingin menerapkan model ini selanjutnya, agar :
1. Menyampaikan fenomena yang lebih nyata kepada siswa
2. Terlebih dahulu mengajarkan penggunaan alat-alat laboratorium yang akan digunakan sehingga tidak menghambat proses pembelajaran pada fase mengumpulkan data eksperimen.
3. Membuat deskriptor yang lebih baik dalam rubrik penilaian aktivitas sehingga observer dapat mengobservasi dengan efektif.
77
5. Kepada peneliti selanjutnya agar menambah jumlah observer. Agar ketika dilaksanaknnya pembelajaran pengawasan lebih maksimal, karena setiap observer sudah mendapatkan tugas untuk mengawasi satu atau dua kelompok saja sehingga pembelajaran dapat berlangsung kondusif.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, A., (2014), The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students’ Academic Achievement in Science Course, Universal Journal Of Educa-tional Research 2(1):37-41
Amalia, N.N., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas x semester II salah satu SMA Negeri di Percut Sei Tuan T.P 2014/2015, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Arikunto,S., (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arisa, Y., (2014), Online Physic Module :Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis, Journal Inpafi 2(4) :54-60
Azizah, A., dan Parmin, (2012), Online Physic Module : Inquiry Training untuk Mengembangkan Keterampilan Meneliti Mahasiswa, Journal Of Unnes Science Education 1(1) :2252-6617
Dahar, R.W., (2011), Teori- teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Bandung.
Dimyati, dan Mudjino, (2013), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, dan zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, (2011), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Giancoli, D.C., (1997), Fisika, Ed ke-4, Erlangga, Jakarta.
Halliday, R.,(1978), Fisika, Ed ke- 3, PT Gelora Aksara Pratama, Bandung.
Hosnan, (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia Indonesia, Bogor.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Model-model Pembelajaran, Edisi Kedelapan,Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2013), Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Kemendikbud Dirjen Pendidikan SMA, (2013), Pengembangan RPP, Direktorat Pembinaan SMA, Jakarta.
Mawaddah,A.U.,(2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa , Journal Ikatan alumni Fisika Universitas Negeri Medan. 1(1) : 2461-1247
79
Belajar dan Kerja Ilmiah Fisika Siswa Kelas X SMA Neg. 7 Malang Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Universitas Negeri Malang,2(1) :1-6.
Riyadi,U., (2008), Model Pembelajaran Inquiry dengan Kegiatan Laboratorium untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pokok Baha-san Fluida Statis, Tesis Universitas Negeri Semarang, Tidak dipublikasikan.
Sakdiyah, (2010), Kemampuan Guru IPS Dalam Menerapkan Model Pemb-elajaran Efektif Pada SMP Neg.1 Darussalam Banda Aceh, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 7 (2):1693-4849
Sani, R.A., (2014), Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi Aksara, Jakarta
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2012), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Subagia, I,W.,dan Wiratma, I, G,L .,(2007) Online Physic Module :, Penerapan Model Siklus Belajar Berbasis Tri Pramana Pada Pembelajaran Sains Di Sekolah, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha,14(1):1-12
Sudjana, (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudjana,N.,(2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdak-arya, Bandung.
Sumiati, dan Asra, (2013), Metode Pembelajaran, Bumi Rancaekek Kencana, Bandung.
Sugiono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Syah,M., (2012), Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Toenas, S.J.I., Sunarno,W.,dan Sajidan, (2012), Online Physic Module : Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Jurnal Pasca UNS, 1(3) :2252-7893.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
80