• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL (STUDI KASUS DI KPAID PROVINSI SUMATERA UTARA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL (STUDI KASUS DI KPAID PROVINSI SUMATERA UTARA)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK DALAM

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN LERHADAP ANAK

YANG MENJADI KORBAN KEKERASAN

SEKSUAL (SLUDI KASUS DI KPAID

PROVINSI SUMALERA ULARA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Rahmi Sarah Paramita NIM. 3113111050

FAKULLAS ILMU SOSIAL

UNIVERSILAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan nikmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Di samping persyaratan akademis, skripsi ini juga merupakan bentuk ungkapan kepedulian penulis terhadap pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap pembaca. Adapun judul skripsi ini yaitu “Peranan Lembaga Perlindungan Anak dalam Memberikan Perlindungan terhadap Anak yang Menjadi Korban Kekerasan Seksual (Studi Kasus di KPAID Provinsi Sumatera Utara”.

(6)

iii

terbaik kepada kedua orangtua penulis sebagai bentuk rasa terimakasih yang tulus karena kedua orangtua penulis tidak pernah lelah merangkul penulis saat penulis patah semangat, tidak ada yang peduli serta putus asa. Penulis merasa apa yang dicapai selama ini tidak lepas dari doa yang selalu dipanjatkan kedua orangtua penulis selama ini, sehingga penulis akan selalu mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan kedua orangtua penulis.

Pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial. 5. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial.

6. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum., selaku Ketua Jurusan PPKn dan

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sekaligus juga yang telah dianggap sebagai orang tua bagi penulis.

(7)

iv

8. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji sekaligus yang telah dianggap sebagai orang tua bagi penulis.

9. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH, M.Hum., selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.

10. Bapak M. Fahmi Siregar, SH, MH., selaku Dosen Penguji yang juga telah banyak memberi motivasi, arahan, bimbingan dan masukan kepada penulis.

11. Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

12. Seluruh Komisioner dan Staf di KPAID Provinsi Sumatera Utara yang telah

mendukung, memberikan izin serta membantu penulis selama melakukan penelitian.

13. Risda Handayani Tanjung selaku kakak penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dan Royhan Farizqi Tanjung selaku adik penulis yang selalu mendesak penulis untuk menyelesaikan skripsi ini agar bisa foto bersama pada saat memakai toga ketika wisuda.

14. Keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan dukungan, baik secara moril maupun materil atas kelancaran penyelesaian skripsi.

15. Keluarga besar mahasiswa PPKn Regular B stambuk 2011 yang selama ini

telah bersama-sama menempuh pendidikan pada saat belajar di jurusan PPKn.

16. Keluarga besar mahasiswa Jurusan PPKn yang senantiasa mendukung penulis

(8)

v

17. Afnida Sari Napitupulu selaku adik, saudara dan sahabat yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis, yang selalu menemani penulis ketika penelitian dan selalu ada saat penulis merasa putus asa. Hastika Novia Putri selaku kakak dan sahabat penulis yang selalu menyempatkan diri untuk memberikan kata-kata penyemangat kepada penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Rahmita Pertiwi dan Fadhillah Arisandy selaku teman kost, saudara, dan sahabat penulis yang selalu setia menemani penulis selama menempuh pendidikan hingga menyelesaikan pendidikan ini, yang selalu menemani penulis dalam suka duka serta tangis dan tawa serta selalu memberikan energi positif kepada penulis agar menyelesaikan skripsi yang tidak selesai-selesai ini.

19. Seluruh teman PPLT SMK Al-Washliyah 2 Perdagangan yang telah

bersama-sama melalui pengalaman praktik mengajar serta senantiasa mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi.

20. Seluruh siswa-siswi SMK Al-Washliyah 2 Perdagangan yang telah membantu

dan mau bekerjasama pada saat penulis melakukan praktik mengajar di sekolah tersebut.

(9)

vi

dukungan yang telah diberikan dapat menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.

Medan, April 2016 Penulis,

(10)

vii

2. Anak Menjadi Korban Kekerasan Seksual ... 14

3. Perlindungan Anak ... 16

3.1. Pengertian Perlindungan Anak ... 16

3.2. Hukum Perlindungan Anak ... 21

4. Lembaga Perlindungan Anak ... 22

B. Kerangka Ber4ikir ... 24

(11)

viii

E. Variabel Penelitian dan Defenisi O4erasional ... 30

1. Variabel Penelitian ... 30

2. Defenisi O4erasional ... 30

F. Teknik Pengum4ulan Data ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 31

TAT IV PERANAN DAN KENDALA KPAID PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM MEMTERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORTAN KEKERASAN SEKSUAL ... 3P A. Deskri4si Lokasi Penelitian ... 33

B. Peranan KPAID Provinsi Sumatera Utara dalam Memberikan Perlindungan terhada4 Anak yang Menjadi Korban Kekerasan Seksual ... 33

(12)

x

DAFTAR TABEL

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. ... 20

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pertafyaaf Wawafcara

2. Data Pefgaduaf Kasus ke Kpaid Provifsi Sumatera Utara

3. Nota Tugas

4. Surat Izif Pefelitiaf dari Jurusaf

5. Surat Izif Pefelitiaf dari FIS

6. Surat Keterafgaf telah Mefgadakaf Pefelitiaf

7. Surat Keterafgaf Bebas Perpustakaaf dari Jurusaf

8. Surat Keterafgaf Bebas Perpustakaaf dari Perpustakaaf UNIMED

9. Daftar Peserta Semifar Proposal Pefelitiaf Mahasiswa Jurusaf PPKf

10. Kartu Bimbifgaf Skripsi

11. Perfyataaf Keasliaf Tulisaf

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

sedang banyak dibicarakan, baik di lingkungan masyarakat maupun di berbagai

media massa. Pembahasan mengenai anak seolah-olah tidak ada habisnya.

Permasalahan mengenai anak selalu mendapat perhatian khusus oleh semua

kalangan. Melakukan kajian tentang anak sangat menarik, mengingat anak

merupakan generasi penerus bangsa. Anak merupakan aset bangsa yang akan

menjadi penerus cita-cita bangsa, sehingga anak layak untuk mendapatkan

bimbingan dan perlindungan dari segala macam ancaman baik yang bersifat fisik

maupun mental.

Bimbingan dan perlindungan perlu dilakukan karena anak rentan terhadap

segala ancaman yang terjadi pada dirinya. Ancaman yang terjadi pada anak dapat

membuat anak merasa tertekan sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan

dan perkembangannya. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka akan

berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik

maupun mental. Anak dapat mengalami trauma yang akan selalu membekas

terhadap kejiwaan dan perkembangan anak.

Dengan melihat hal ini, maka anak perlu mendapatkan perhatian bahkan

perlindungan khusus, sehingga anak dapat merasa nyaman dalam setiap aktivitas

yang dilakukannya. Dikatakan demikian karena perlakuan terhadap anak dan

(16)

2

orang dewasa sangat berbeda. Anak haruslah diperlakukan selayaknya terhadap

seorang anak, tidak dapat disamakan perlakuannya terhadap orang dewasa atau

menjadikan orang dewasa sebagai tolok ukur dalam memperlakukan anak.

Seperti yang tercantum dalam Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi. Pasal ini menunjukkan bahwa anak harus dilindungi

dari kekerasan maupun diskriminasi.

Kekerasan maupun diskriminasi yang dimaksudkan dapat diambil contoh

saat anak menjadi korban kekerasan seksual di dalam kehidupannya. Tidak dapat

dipungkiri seorang anak dapat menjadi korban kekerasan seksual yang dapat

menyebabkan tertekannya psikis anak. Hal ini berdasarkan fakta yang ada bahwa

tingginya tingkat kekerasan seksual yang dialami anak.

Seperti yang diungkapkan oleh Anshor (2014 : 1) bahwa Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, dari bulan Januari sampai

Agustus tahun 2014, telah terjadi sebanyak 621 (enam ratus dua puluh satu) kasus

kejahatan seksual terhadap anak, sedangkan pada tahun 2013 tercatat sebanyak

590 (lima ratus sembilan puluh) kasus. Data lain juga dikemukakan oleh

Dwiatmodjo (2011 : 202), bahwa dari 1998 kasus kekerasan anak pada tahun

2009, sekitar 62,7% adalah kasus kekerasan seksual (sodomi, perkosaan,

pencabulan, dan incest) yang diadukan ke Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Data yang tercantum di dalam koran Sumut Pos pada tanggal 06 Mei 2014

(17)

3

kasus tertinggi kedua setelah kasus hak kuasa asuh yang ditangani oleh KPAID

Provinsi Sumatera Utara dan setiap tahunnya kasus kekerasan seksual ini

mengalami peningkatan. Adapun pada koran Jurnal Asia pada tanggal 06 Mei

2014 bahwa merujuk pada tahun 2011, 2012, dan 2013 kekerasan seksual

mengalami peningkatan di Sumatera Utara namun tidak signifikan. Data inilah

yang merupakan pengaduan masyarakat ke KPAID Provinsi Sumatera Utara.

Seperti yang dikatakan Piliang dalam Koran Jurnal Asia pada tanggal 06 Mei

2014 bahwa pada tahun 2012 kasus kekerasan seksual sebanyak 52 kasus, pada

tahun 2013 sebanyak 54 kasus, dan sepanjang Januari hingga April 2014 sebanyak

16 kasus.

Data yang dicatat oleh KPAI dan KPAID Provinsi Sumatera Utara

merupakan sebuah tamparan keras bagi bangsa Indonesia karena setiap tahunnya

kekerasan seksual yang dilaporkan ke KPAI khususnya KPAID Provinsi

Sumatera Utara justru meningkat bukannya mengalami penurunan. Jika hal ini

dibiarkan berkelanjutan maka anak-anaklah yang akan menjadi korbannya.

Padahal diketahui bahwa anak adalah mutiara bangsa yang harus dijaga untuk

masa depan bangsa Indonesia nantinya. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan

Linda (dalam Dwiatmodjo, 2011 : 202) yang mengatakan bahwa perempuan dan

anak Indonesia mendapat perlindungan dari tindak kekerasan, diskriminasi,

eksploitasi, dan perlakuan salah.

Melihat hal ini, maka anak yang menjadi korban kekerasan seksual perlu

mendapatkan perlindungan agar dirinya tidak merasa sendiri dalam menghadapi

(18)

4

negara, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Komisi Perlindungan Anak

Indonesia dapat mendampingi seorang anak yang menjadi korban kekerasan

seksual.

Lembaga ini adalah salah satu lembaga yang dibentuk pemerintah untuk

menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan anak, tidak terkecuali kasus

anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Akan tetapi, lembaga perlindungan

anak di Indonesia belum mampu sepenuhnya mengatasi serta mengurangi

berbagai persoalan anak, terutama anak yang korban kekerasan seksual. Kondisi

ini semakin memprihatinkan, karena melihat semakin banyak anak yang menjadi

korban kekerasan seksual, namun perlindungan terhadap anak belum maksimal

dilakukan oleh lembaga perlindungan anak.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka perlu

dilakukan penelitian dengan judul MPeranan Lembaga Perlindungan Anak

dalam Memberikan Perlindungan terhadap Anak yang Menjadi Korban

Kekerasan Seksual (Studi Kasus di KPAID Provinsi Sumatera Utara)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan

masalah dalam penelitian, sebagai berikut :

1. Tingkat urgensi perlindungan anak yang menjadi korban kekerasan

seksual.

2. Upaya perlindungan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan

(19)

5

3. Peranan lembaga perlindungan anak dalam memberikan

perlindungan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan

seksual.

4. Kendala yang dihadapi lembaga perlindungan anak dalam

memberikan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban

kekerasan seksual.

C. Pembatasan Masalah

Suatu masalah perlu dibatasi agar tampak fokus yang akan diteliti serta

mengarahkan pandangan pada pembahasan. Untuk memberikan batasan agar

penelitian terfokus dan terarah, maka penelitian dibatasi:

1. Peranan lembaga perlindungan anak dalam memberikan

perlindungan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual.

2. Kendala yang dihadapi lembaga perlindungan anak dalam

memberikan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban

kekerasan seksual.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan lembaga perlindungan anak dalam memberikan

perlindungan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual?

2. Apa sajakah kendala yang dihadapi lembaga perlindungan anak

dalam memberikan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban

(20)

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui peranan lembaga perlindungan anak dalam

memberikan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban

kekerasan seksual.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi lembaga perlindungan

anak dalam memberikan perlindungan terhadap anak yang menjadi

korban kekerasan seksual.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian tentu ada manfaatnya, sehingga hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi :

Bagi pemerintah dan masyarakat:

1. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan acuan agar aparat pemerintah

dan masyarakat dapat lebih mengetahui peranan lembaga perlindungan

anak dalam memberikan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban

kekerasan seksual.

2. Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi jurusan PPKn di Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Bagi peneliti :

1. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan

(21)

7

2. Hasil penelitian dijadikan sebagai bahan referensi, terutama bagi peneliti

berikutnya yang berminat untuk meneliti permasalahan yang terkait

(22)

656 6

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

A. KesimpulanB

1. Peranan KPAID Provinsi Sumatera Utara antara lain adalah merumuskan

empat kebijakan yang berhubungan dengan perlindungan anak.

Kebijakan-kebijakan yang dirumuskan berguna sebagai landasan hukum bagi KPAID

Provinsi Sumatera Utara dalam menangani kasus-kasus yang terjadi pada

anak. Di Sumatera Utara kasus kekerasan seksual setiap tahunnya

meningkat sehingga KPAID Provinsi Sumatera Utara mendesak

kabupaten/kota untuk membentuk KPAID Kabupaten/Kota. Pembentukan

KPAID Kabupaten/Kota bertujuan untuk membantu KPAID Provinsi

Sumatera Utara apabila ada kasus kejahatan pada anak terutama kasus

kekerasan seksual sehingga penanganannya cepat dilakukan.

2. Dalam menangani kasus kekerasan seksual, KPAID Provinsi Sumatera

Utara banyak menghadapi kendala. Kendala yang dihadapi KPAID

Provinsi Sumatera Utara dalam menangani kasus kekerasan seksual adalah

kurangnya bukti dalam kasus kekerasan seksual. Apabila buktinya hanya

berupa surat visum, maka aparat penegak hulum masih berpikir apakah

kasus ini akan dilanjutkan atau tidak, karena aparat penegak hukum

berlandaskan kepada “unus testis nullus testis (satu saksi bukanlah saksi)”.

Kendala lain yang dihadapi adalah sarana dan prasarana yang tidak

mendukung, padahal seperti yang diketahui bahwa korban kekerasan

seksual pasti mengalami trauma sehingga dibutuhkan dokter pendamping

(23)

666 6

dan pendampingan psikososial, namun dokter pendamping dan

pendampingan psikososial ini tidak akan ditemukan di daerah-daerah.

B. SaranB

Berdasarkan hasil penelitian, KPAID Provinsi Sumatera Utara

menunjukkan adanya peranan yang dilakukan dalam memberikan perlindungan

terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Akan tetapi di dalam

menjalankan peranannya, KPAID Provinsi Sumatera Utara banyak menemui

kendala, sehingga penanganan kasus kekerasan seksual pada anak masih kurang

maksimal. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk memberikan saran yang dapat

berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama tentang peran KPAID

Provinsi Sumatera Utara dalam memberikan perlindungan terhadap anak yang

menjadi korban kekerasan seksual. Maka beberapa saran yang dimaksud adalah :

1. KPAID Provinsi Sumatera Utara harus lebih memaksimalkan kinerjanya

dalam melakukan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban

kekerasan seksual. KPAID Provinsi Sumatera Utara harus lebih

meningkatkan perhatian serta melakukan pencegahan dengan berbagai

cara agar kasus kekerasan seksual terhadap anak dapat menurun karena

melihat kasus kekerasan seksual pada anak di Sumatera Utara meningkat

setiap tahunnya.

2. KPAID Provinsi Sumatera Utara harus lebih serius untuk mendesak

pemerintah kabupaten/kota untuk membentuk KPAID Kabupaten/Kota

sehingga penanganan kasus kekerasan seksual di daerah dapat lebih intens

(24)

676 6

penegak hukum dan masyarakat agar lebih memberikan perhatian serta

peduli terhadap perlindungan anak sehingga hak-hak anak tidak

terabaikan.

3. Korban juga harus lebih berani untuk mengungkapkan kekerasan seksual

yang dialaminya agar pelaku mendapatkan hukuman sesuai dengan

perbuatannya, serta mau bekerjasama dengan KPAID Provinsi Sumatera

Utara untuk kasus yang dialaminya agar KPAID Provinsi Sumatera Utara

daoat membantu dengan maksimal sehingga korban mendapatkan keadilan

(25)

68

DAFTAR PUSTAKA

Anshors Maria Ulfa. 2014. Menghentikan Kekerasan dan Diskriminasi terhadap

Anak dan Kelompok Minoritas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Makalah disampaikan pada Konferensi INFID “Re-demokratisasi Ekonomis Sosials dan Politik untuk Pembangunan Nasional. 14-15 Oktober 2014. Jakarta.

Arikuntos Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikuntos Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 14 Jakarta : Rineka Cipta

Djamils M. Nasir. 2013. Anak Bukan untuk Dihukum : Catatan Pembahasan UU Sistem Peradilan Pidana Anak (UU-SSPA). Jakarta : Sinar Grafika.

Dwiatmodjos Haryanto. 2011. Pelaksanaan Perlindungan Hukum terhadap Anak

yang Menjadi Korban Tindak Pidana di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banyumas. Jurnal Dinamika Hukum Volume 11 No. 2 Mei 2011. Gultoms Maidin. 2013. Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan.

Bandung : PT Refika Aditama.

Gultoms Maidin. 2013. Perlindungan Hukum Terhadap Anak : Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia. Bandung : PT Refika Aditama.

Hidayatis Nur. 2014. Perlindungan Anak terhadap Kejahatan Kekerasan Seksua

(Pedofilia). Jurnal Pengembangan Humaniora Volume 14 No. 1 April 2014.

Jurnal Asia. 06 Mei 2014. Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat di Sumut.

Kartikasaris Vina. 2013. Tinjauan Yuridis tentang Urgensi Perlindungan Hukum terhadap Anak sebagai Korban Tindak Pidana Perkosaan. Skripsi. Malang. Universitas Brawijaya.

Kartonos Kartini. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju.

Marlina. 2012. Peradilan Pidana Anak di Indonesia : Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice. Bandung : PT Refika Aditama.

(26)

69

Nashriana. 2014. Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Paramastris Iras dkk. 2010. Early Prevention Toward Sexual Abuse on Children. Jurnal Psikologi Volume 37 No. 1 Juni 2010 : 1-12.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Purwatiningsihs Ary. 2008. Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak atas Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) berdasarkan Pasal 66 UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Studi di Kota Surakarta). Tesis. Surakarta : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Rahardjos Budis dkk. 2015. Konsep dan Pengertian PUHA : Pengarusutamaan Hak Anak. _______ : Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. Republika. 30 Oktober 2015. Perlindungan Anak di Era Jokowi.

Salams Moch. Faisal. 2005. Hukum Acara Peradilan Anak di Indonesia. Bandung : Mandar Maju.

Saraswati dan Merlin. 2013. Kekerasan Seksual pada Anak. Jakarta : Angsa Merah.

Soetedjos Wagiati dan Melani. 2013. Hukum Pidana Anak. Bandung : PT Refika

Aditama.

Sumut Pos. 06 Mei 2014. Kekerasan Seksual Anak Tertinggi Kedua di Sumut. Suyantos Bagongs dkk. 2011. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta : Kencana

Tim Pulih Newsletter. 2009. Kekerasan Seksual pada Anak. Newsletter Volum 14 Desember 2009.

UUD Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

(27)

70

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

Gambar

Tabel 4.1. ................................................................................................
Gambar 2.1. ............................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif (restrukturisasi) siswa pada situasi atau informasi baru yang berbeda. Proses ini akan terjadi apabila

Tujuan analisis ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh variabel kecepatan access, harga, dan jaringan sinyal terhadap kepuasan pelanggan Indosat Ooredoo maka

Data jadwal Bimbingan Cek Infomasi Informasi Informasi Mengeai TA Cek Informasi Piiih menu Bidang Keahlian Dosen Dosen Pilih menu Bidang Keahlian Dosen Daftar Judul TA Load

maka pada skripsi ini akan dibuat sebuah meja yang dapat diatur ketinggiannya dengan. kontrol smartphone android mengunakan media koneksi

Masalah yang terdapat pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Soga Desa Tenajar Kidul Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata

Gambar 2 memperlihatkan bahwa rata-rata kecelakaan sepeda motor di kota Surabaya berada pada rentang 67 sampai 101 kejadian kecelakaan/bulan atau mencapai 3.4

2) Penyelenggaraan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Peneliti. Dengan kewenangan ini, LIPI melalui Pusbindiklat Peneliti harus dapate. merumuskan akreditasi penilaian

Dalam hal peran aktif DPRD terhadap aspirasi kebijaksanaan pengelolaan sampah terpadu juga sangat minim karena kurangnya informasi yang diberikan oleh pemerintah kota maupun