• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Dalam Melindungi Anak Korban Kekerasan Seksual Dalam Lingkungan Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Peranan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Dalam Melindungi Anak Korban Kekerasan Seksual Dalam Lingkungan Keluarga"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Nurjannah Nasution* Edy Yunara** Nurmalawaty***

Berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU Perlindungan Saksi Dan Korban, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) lembaga yang berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada saksi dan atau korban sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pertama pengaturan tentang perlindungan terhadap kekerasan yang terjadi pada anak korban kekerasan seksual dalam lingkungan keluarga dan bagaimana peranan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dalam memberikan perlindungan terhadap anak korban kekerasan seksual dan bagaimana hak-hak saksi dan korban terhadap pelanggaran yang terjadi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketentuan hukum terhadap kekerasan seksual terhadap anak dalam lingkungan keluarga dan mengetahui peran lembaga perlindungan saksi dan korban dan kendala yang dihadapi dalam mengungkapkan kasus kekerasan seksual terhadap anak dalam lingkungan keluarga.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif dengan mengakaji dan menganalisis data primer berupa peraturan perundang-undangan, data-data sekunder yaitu berupa buku-buku hukum dan jurnal hukum yang berkaitan, skripsi yang berhubungan, serta data-data tersier berupa website-website dari internet.

Perlindungan dan pengawasan anak korban kekerasan seksual setelah perubahan atas undang-undang perlindungan saksi dan korban, Pasal 5 mengatur mengenai hak-hak saksi dan korban. Penjatuhan hukuman bagi para korban kekerasan seksual terhadap anak sudah lebih ditingkatkan lagi karena selain sanksi pidana dan denda didalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 juga diatur mengenai sanksi kebiri kimia dan pemasangan alat pendeteksi elektronik dan juga pengumuman identitas pelaku.

*

Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

**

Dosen Pembimbing I

***

Dosen Pembimbing II

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengertian saksi telah diuraikan diatas, maka menurut penulis dapat diambil suatu pengertian yang pas tentang perlindungan saksi yaitu segala upaya pemenuhan hak

disusun untuk memberikan informasi bagaimana kekerasan seksual dapat terjadi pada anak dan bagaimana peran orang tua dalam menangani anak yang mengalami kekerasan

Data yang diperoleh secara langsung dari lapangan berupa pengamatan terkait kasus anak korban kekerasan seksual dan pengamatan mengenai pelaksanaan peranan KPAID Palembang

Adapun hak-hak korban dicantumkan pada Pasal 5 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan korban dikutip

Perlindungan hukum bagi perempuan penyandang disabilitas korban kekerasan seksual menjadi perhatian khusus lebih dari perlindungan korban kekerasan seksual pada umumnya, karena selain

Pengaturan perlindungan korban dalam Hukum pidana Positif Indonesia diatur dalam: Dalam KUHP terdapat beberapa pasal yang memberikan perlindungan bagi anak terhadap kekerasan seksual,

Pelaksanaan Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual Oleh DP3ADALDUKKB Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Jawa

23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan adapun faktor yang menjadi kendala dalam perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban kekerasan seksual di Kota Makassar adalah sulitnya