ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM INOVATIF YANG TERINTEGRASI BERBASIS PROYEK DAN INQUIRY
UNTUK SMA KELAS XI SEMESTER I MATERI HIDROKARBON SESUAI KURIKULUM 2013
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
BINTANG SAURMA PASARIBU NIM: 8146142005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i ABSTRAK
BINTANG SAURMA PASARIBU. Nim : 8146142005. Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI Pada Materi Hidrokarbon dengan Model Pembelajaran Proyek Dan Inquiry. Thesis. Medan, 2016. Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universtitas Negeri Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengetahui persepsi dosen dan guru serta tingkat kelayakan dan keterlaksanaan buku penuntun kimia Inovatif terintegrasi berbasis proyek dan inquiry.Lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Sampel penelitian diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas kelas kontrol dengan buku penuntun yang ada disekolah dan kelas eksperimen menggunakan penuntun inovatif yang sudah dikembangkan. Sebelum dilakukan penelitian penuntun praktikum telah dinilai dengan presepsi oleh 20 guru kimia dan 3 dosen kimia dengan menggunakan angket BSNP Modifikasi Berdasarkan hasil tabulasi angket diperoleh bahwa nilai rata-rata dari kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata dari kelas kontrol. Sehingga diperoleh bahwa penuntun praktikum Inovatif berbasis proyek dan Inquiry lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran dibandingkan dengan penuntun praktikum yang ada disekolah. Sedangkan setelah diujicobakan dan diperoleh hasil belajar kelas kontrol dimana rata-rata nilai pretes sebesar 20,1 dan rata-rata nilai postes sebesar 71,7. Sedangkan di kelas eksperimen nilai pretes sebesar 28,9 dan rata-rata nilai postes sebesar 84,6. Sehingga menurut data hasil belajar siswa diperoleh bahwa penuntun praktikum dikelas eksperimen lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran dibandingkan kelas kontrol.
ii ABSTRACT
BINTANG SAURMA PASARIBU. Nim : 8146142005. Analysis and Development of Practical Guidance SMA Chemistry Class XI On Hydrocarbon Content with Project Learning Model and Inquiry. Thesis . Medan, 2016. The Postgraduate Program of Chemistry Education of State University of Medan.
This study aims to determine the perception of lecturers and teachers as well as the feasibility and enforceability of Innovative chemistry handbook based integrated project and inquiry.Lokasi research is SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Samples were taken of two classes of grade control classes with handbooks that exist in school and classroom experiments using an innovative guidance that has been developed. Prior to this research lab guide have been assessed with a perception by 20 teachers and 3 chemical chemistry lecturer by using questionnaires BSNP Modification Based on the tabulation of questionnaires showed that the average value of the experimental class is higher than the average value of the control class. Thus obtained the guidance practicum-based Innovative Inquiry proyekdan more effectively applied in learning compared with existing practical guidance in schools. Meanwhile, after learning the results of the pilot stage and gained control class where the average value of 20,1 pretest and post-test average value of 71,7. While in the experimental class prepost-test score of 28,9 and the average post-test score of 84,6. So that according to the data of student learning outcomes obtained the guidance practicum class experiment more effectively applied in learning than the control class.
iii
KATA PENGANTAR
iv
sebagai guru kimia dan siswa-siswi IPA Kelas XI di SMA Negeri 2 Pematangsiantar
Terimakasih teristimewa buat keluarga penulis, suamiku Amos Panggabean M.Pd, Ayahku Toga Pasaribu, Ibuku Nurmaya Napitupulu, Mertuaku teresia Sihombing serta keluarga semuanya penulis yang telah sabar memberi dukungan moril maupun doa-doanya bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat pada waktunya serta kepada adek-adek saya di Rumah belajar Smart Thousand Star’s.
Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan selama perkuliahan generasi XXV kelas A, B1 dan B2 Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed khususnya kepada kakak Eva Pratiwi Pane dan adek Heru Cristanto, yang telah memberi motivasi dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih kepada seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas setiap dukungan doa dan motivasi yang diberikan selama ini.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang dapat membalas kebaikan yang telah saudara semuanya berikan kepada penulis dan semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Medan, Februari 2016 Penulis
v
2.5.3. Pendekatan Saintifik/Ilmiah Dengan Model Pembelajaran Proyek 29
2.5.4. Pendekatan Saintifik/Ilmiah Dengan Model Pembelajaran Inquiry 32
vi
4.4.5.Aspek Mengembangkan Kecakapan Hidup (Life Skill) 69
4.4.6.Aspek Desain 70
4.4.7.Aspek Bahasa 72
4.5. Standarisasi Penuntun Praktikum Kimia Kelas XI Materi Hidrokarbon 73
vii 4.5.2. Efektifitas Penuntun Praktikum Inovatif
terintegrasi Proyek dan Inquiry Materi Hidrokarbon 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79
5.1.Kesimpulan 79
5.2.Saran 80
viii DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Kompetensi materi senyawa hidrokarbon 22
Tabel 2.2.format instrumen penilaian praktik di lab 42
Tabel 3.1. Deskripsi Proposal dan Sampel Pada SMA yang Ditetapkan Sebagai Sampel pada Penelitian Pengembangan Penuntun Praktikum 48
Tabel 3.2. Kriteria validasi penuntun Praktikum 50
Tabel 3.3. Nilai N-Gain Temormalisasi dan Klasifikasi 54
Tabel 4.1. Komponen dalam Buku Penuntun 62
ix DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus 87
Lampiran 2. RPP Kontrol 95
Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen 99
Lampiran 4. Angket Kelayakan Isi kelas Kontrol 107
Lampiran 5. Angket Kelayakan Isi kelas Eksperimen 109
Lampiran 6. Tabulasi hasil Angket Kelayakan Isi kelas Kontrol 111
Lampiran 7. Tabulasi Hasil Angket Kelayakan Isi kelas Eksperimen 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
2
dilakukan secara terus menerus sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia (Situmorang,2013).
Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untik memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Menurut Arends (2008) : ketrampilan kognitif maupun fisik adalah fondasi yang dibangun pembelajaran tingkat tingginya (termasul Learning to learn, belajar mengajar). Sebelum siswa dapat menenemukan berbagai konsep yang kuat, berpikir kritis, mengatasi masalah atau menulis secara kreatif, mereka mula-mula harus mendapatkan berbagai ketrampilan dan informasi dasar. Sebelum siswa berpikir kritis, mereka harus memiliki ketrampilan-ketrampilan dasar yang berhubungan dengan menarik logikal, deperti menarik kesimpulan dari data.
Untuk mempermudah pemahaman siswa tentang suatu materi haris di dukung oleh penggunaan sumber belajar yang berkualitas. Sumber belajar (learning resources) merupakan suatu sumber baik data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunkan oleh peserta didik dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapi tujuan belajar dan mencapi kompetensi tertentu. Secara garis besar, sumber belajar dapat berbentuk pesan, orang, bahan, alat atau perlengkapan, pendekatan atau metode teknik dan lingkungan .
3
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta. Istilah R & D kerja (penelitian dan pengembangan) menunjukkan bahwa terdapat setidaknya dua proses yang terjadi pada saat yang sama, praktik baik dieksplorasi dan dikembangkan. Pendekatan sistematis berarti bahwa wawasan penelitian difokuskan pada kegiatan dalam praktek itu adalah wawasan yang mewakili bagian sistematis dari pembelajaran. Inovasi Pembelajaran dalam buku penuntun praktikum dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain Penedekatan Scientific. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran perlu diperkuat dengan menerapkan model pembelajaran berbasis Inquiry dan Proyek. Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya konsteksual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis Inquiry dan Proyek (Munthe, 2011).
4
Penuntun praktikum yang bermutu dan inovatif adalah salah satu fasilitas pendidikan penting yang perlu dikembangkan, khususnya dalam mata pelajaran kimia. Kimia sebagai bagian dari sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis. Seseorang yang mempelajari kimia tidak hanya membutuhkan keterampilan saja, tetapi juga diperlukan proses berfikir untuk memahami, menemukan, mengembangkan konsep, teori dan hukum serta pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Sintawatii, 2014).
Beberapa penuntun praktikum yang beredar dan pernah diterapkan oleh guru kimia di sekolah, di antaranya Kimia Berbasis Eksperimen Penerbit Platinum (2014), Panduan Praktikum Terpilih Penerbit Erlangga (2008), Buku Panduan Praktikum Manual Percobaan Penerbit Duta Nusantara (2013). Setelah dianalisis, buku-buku penuntun praktikum tersebut masih monoton, yakni pada penggunaan alat dan bahan di laboratorium, namun alternatif atau saran untuk penganti alat dan bahan dengan yang lain. Sementara tidak semua sekolah memiliki alat dan bahan praktikum seperti yang tertera dalam buku-buku tersebut. Akibatnya guru kesulitan untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk buku penuntun, bahkan guru hanya mengajar teori tanpa melakukan praktikum sesuai tuntutan silabus pembelajaran.
5
konkret. Berdasarkan salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 bahwa ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Selain itu, menurut Iqmal Tahir dan Eko Sugiarto dalam Manajemen Pelatihan Laboratorium menyatakan bahwa laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang melibatkan pemakaian bahan kimia tertentu. (BSNP). Penuntun praktikum perlu didesain semenarik mungkin, seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Untuk itu dibutuhkan kreatifitas dalam menyusun penuntun praktikum yang inovatif agar menjadikan pembelajaran yang menarik bagi siswa.
6
SMA/MA. Tidak maksimalnya pelaksanaan praktikum di sekolah disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah praktikum hanya dengan diskusi atau demonstras, belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang menjadi pedoman dalam melakukan praktikum kimia, guru juga belum memiliki panduan dalam menilai keterampilan proses sains dan sikap ilmiah, serta tidak tersedianya alat dan bahan praktikum yang mendukung kegiatan praktikum karena disebabkan oleh mahalnya alat dan bahan tersebut (Tuysuz, 2010).
Analisis penuntun praktikum yang telah dilakukan sebelumnya oleh Fransisca Tobing (2012) menyatakan bahwa penuntun praktikum layak menjadi sumber pendukung belajar Kimia. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Rahman Hakim Sembiring (2013) bahwa penuntun praktikum layak menjadi acuan praktikum dan sumber belajar penunjang. Menurut fauzi (2014) Kelas eksperimen I memiliki rata-rata persen peningkatan hasil belajar sebesar 79,48% dan kelas eksperimen II sebesar 60,33% yang artinya efektifitas penggunaan penuntun praktikum sesuai model pembelajaran penemuan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan penuntun praktikum sesuai model pembelajaran berbasis proyek.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan pengembangan penuntun praktikum kimia SMA dalam bentuk sebuah penuntun praktikum. Dengan demikian, penulis/peneliti untuk mencoba menulis tentang ”Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Inovatif yang
Terintegrasi Berbasis Proyek dan Inquiry untuk SMA Kelas XI semester I
7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran hidrokarbon disekolah masih menggunakan metode diskusi dan demonstrasi
2. Belum optimalnya praktikum disekolah akibat kurangnya ketersediaan penuntun praktikum
3. Terbatasnya alat dan bahan untuk melaksanakan prkatikum dilaboratorium
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah penelitian ini dibatasi agar memberikan arah yang tepat, maka penelitian ini dibatasi pada :
1. Penelitian dibatasi pada materi kimia SMA kelas XI yaitu kimia Hidrokarbon yang mengacu pada standar isi kurikulum 2013.
2. Penelitian difokuskan pada pendapat guru kimia senior yang mengajar kelas XI secara berturut-turut 3 tahun terakhir dan memiliki kualifikasi sarjana pendidikan dan terlibat aktif di laboratorium dan dosen ahli. 3. Pendekatan ilmiah yang digunakan adalah model pembelajaran Proyek
dan Inquiry
4. Efektifitas pembelajaran didasarkan pada hasil belajar peserta didik 5. Uji Kelayakan dan validitas ahli penuntun praktikum terintegrasi
8
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Bagaimana persepsi dosen kimia dan guru kimia pada penuntun praktikum kimia pada pokok bahasan Hidrokarbon yang terdapat pada penuntun praktikum kimia SMA kelas XI dihasilkan dari berbagai penerbit?
2. Bagaimana tingkat kelayakan dan keterlaksanan penuntun praktikum kimia inovatif yang telah dikembangkan?
3. Bagaimana mengetahui persepsi dosen kimia dan guru kimia atas materi praktikum kimia hidrokarbon yang ada pada penuntun praktikum terintegrasi berbasis Proyek dan Inquiry yang merujuk dari butir Aspek Angket BSNP yang telah dimodifikasi?
4. Apakah terdapat efektivitas proses pembelajaran yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum terintegrasi berbasis Proyek dan Inquiry?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
9
2. Untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keterlaksanan penuntun praktikum kimia inovatif yang telah dikembangkan ?
3. Untuk mengetahui persepsi dosen kimia dan guru kimia atas materi praktikum kimia hidrokarbon yang ada pada penuntun praktikum terintegrasi berbasis Proyek dan Inquiry merujuk dari butir Aspek Angket BSNP yang telah dimodifikasi
4. Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang dibelajarkan dengan menggunakan penuntun praktikum terintegrasi berbasis Proyek dan Inquiry.
1.6Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai :
1. Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik dalam melakukan praktikum kimia pada pokok bahasan hidrokarbon untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun penuntun praktikum kimia larutan SMA kelas XI terintegrasi berbasis Proyek dan Inquiry yang dapat membangkitkan minat belajar kimia siswa.
10
4. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan, dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang hasil pengembangan penuntun praktikum kimia inovatif yang berorientasi pada kurikulum 2013.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Buku penuntun praktikum materi Hidrokarbon Kelas XI SMA dihasilkan dari berbagai penerbit sudah layak sesuai aspek BSNP yang sudah dimodifikasi namun masih perlu dikembangkan dalam tehnik pembelajarannya untuk memudahkan siswa dalam belajar praktikum. 2. Buku penuntun praktikum Inovatif yang terintegrasi berbasis Proyek dan
Inquiry pada materi Hidrokarbon Kelas XI SMA yang dikembangkan telah dinilai oleh 20 guru kimia dan 3 dosen kimia, dan telah layak memenuhi standart BSNP yang telah dimodifikasi .
80
4. Buku penuntun praktikum Inovatif yang terintegrasi Proyek dan Inquiry pada materi Hidrokarbon Kelas XI SMA yang dikembangkan telah efektif dan layak diterapakan pembelajaran.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran kimia khususnya praktikum pada materi Hidrokarbon, diharapkan guru mampu menggunakan praktikum Inovatif yang terintegrasi Proyek dan Inquiry
2. Dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan praktikum, hendaknya guru tidak hanya sekedar mentransfer konsep-konsep kimia, melainkan memberi pemahaman lebih bagaimana konsep tersebut bisa terjadi,dipahami, dikuasai dan diaplikasikan.
3. Melihat penggunaan penuntun praktikum disekolah beluk dikuasai oleh siswa karena tidak meratanya pemahaman siswa, hendaknya guru kimia benar-benar memperhatiakan siswa dalam bekerja sama dan membuat siswa lebih kreatif dalam praktikum.
4. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terintegrasi media internet untuk dapat menumbuh kembangkan sikap karakter toleransi,
komunikatif, percayadiri, menghragai prestasi dan demokratis siswa
81
82
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, yunus.2014.Desain Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2014.Pt Reflika Aditama.Bandung
Arends, R. I. 2007. Learning to Teach Buku 2 Edisi Ketujuh.Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Arends. 2008. Learning To Teach: Belajar untuk mengajar. Terjemahan : Helly Prajitno Soetjipto dan sri Mulyantini soetjipto. Pustaka Pelajar : Yogjakarta
Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Bagci, N., &Simsek, S. (1999). The influence of different teaching methods in
teaching physics subjects on student’s success, TheJournal of Gazi
Education Faculty. 19(3), 7988 Situmorang (2009)
Bryant, R. J., &Edmunt, A. M. (1987).They like lab-centered science. TheScienceTeacher, 54(8), 42-45.
BSNP, 2006, Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta:
Depdiknas
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2007. Model Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam.
SMA/MTS. Digandakan oleh Kegiatan Penyelenggaraan
Sosialisasi/Diseminasi/Seminar/Workshop/Publikasi Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga Erlangga
Daniel L. Schacter, Daniel T. Gilbert, Daniel M. Wegner (2009, 2011). Psychology, 2nd edition.Worth Publishers.p. 264. ISBN 978-1-4292-3719-2
Ganj, Darya (2004) Methods of Teaching Physics; Discovery Publishing House, New Delhi.
Derlina. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Konstruktivis Untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir
Logis Siswa SMA. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian
83
Emiliya, Rizki. 2015.Pengembangan penuntun praktikum model Discovery
Learning dan Project Based Learning pada pembelajaran asam dan basa
di SMA kelas XI.Tesis.Unimed Press.
Feyzioglu, B., (2009), An Investigation of the relationship between Science process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievementin
Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education 6(3):114-132
Gagne.R,M, Briggs,L.J, (1979). Principles ot instructional Design. Second Edition, New York: United States of America Engange Nonmajors in Learning and Appreciating Science, CBE-Life
Science Educational, 10: 309-317.
Indarti, dkk. 2013. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas X Sman 8 Malang
Jahro, I.S. 2009.Desain Praktikum Alternatif sederhana (PAS) Wujud Kreativitas
Guru Dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia.
Jurnal Pendidikan Kimia1(2): 44-47
Jubandi, A. (2010), Penerapan Problem Base Learning (PBL) Yang
Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer pada Pembelajaran
Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan
Lagowsky. 2002. The Role Of The Laboratory In Chemical Education. Texas. The University of Texas at Austin.
Mahdjoubi, L., dan Rahman, M.A.A., (2012), Effect of Multimedia Characteristics on Notice CAD Learner’s Practice Performance,
Architectural Engineering and Design Management, 8: 214-225.
84
McLeish, J., (1976), The Lecture Method. In N. L. Gage, ed., The Physiology of
Teaching Method. Chicago: National Society for Study of Education
Mubaraq L., (2009), Model Pembelajaran Berbasis Web Pada Materi Fluida
Dinamis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan
Generic Sains Siswa, Bumi Aksara, Bandung.
Munthe, (2011), Analisis dan standarisasi buku kimia kelas x semester 1
berdasarkan Standar isi KTSP. Tesis, Program Pasca Sarjana UNIMED,
Medan
Novak, J. (1998) Learning, Creating and Using Knowledge: Concept Maps as
Facilitative Tools in Schools and Corporations; Lawrence Erlbaum
Associates, Inc; New Jersey, pp 24-25.
Nurrohman,Sabar.2010.Pendekatan PJBL sebagai internalisasi scientific method
bagi mahasiswa calon guru fisika.Tesis.UNY.Yogyakarta.
Saefuddin, asis.2014. Pembelajaran Efektif. Pt Remaja Rosdakarya.Bandung.
Sinambela, Pardomuan. 2013. Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran. Jurnal Generasi kampus vol 6. No. 2
Scott, Pamela & Pentecost, Thomas C., 2013, From Verivication to Guided inquiry: What Happens When a Chemistry Laboratory Curriculum
Changes?, Journal of College Science Teaching 42(3): 82-88
Sembiring, R.H., (2013), Pengembangan Buku Penuntun Praktikum Kimia Kelas
XII SMA Berdasarkan Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Setyosari, Pinaji, (2012) Metode Penelitian Pendidikan dan penegembangan
Kencana, Jakarta
Sintawati, Reni. 2014. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia Sma
Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Asam Basa. UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Shin, D., Yoon, E.S., Lee, K.Y., dan Lee, E.S., (2002), A Web Based, Interactive Virtual Laboratory System for Unit Operations and Process System Engineering Education: Issues, Design, and Implementation, Computers
85
Silawati, Tutisiana. 2006.Microscience Experience:Sebuah Alternatif Praktikum Bagi
Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh.Jurnal Pendidikan Terbuka dan
Jarak Jauh, Voume.7, Nomor 2, September 2006, 113-120
Simamora, Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC
Sinambela, Pardomuan. 2013. Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran. Jurnal Generasi kampus vol 6. No. 2
Situmorang, H., Situmorang, M., (2009), Keefektifan Media Komputer Dalam Meningkatkan Penguasaan Kimia Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Pada Pengajaran Materi dan Perubahannya, Jurnal Pendidikan
Matematika dan Sains3(1):45-51
Situmorang, H. 2013. Efektivitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah kejuruan Pada pengajaran Sistem
Koloid. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19(1): 28-36
Situmorang, R. 2013. Pengaruh Metode Peta Pikiran terhadap Hasil belajar siswa pada
Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi.. Jurnal Penelitian Bidang
Pendidikan Volume 19(1): 19-27.
Sudjana, N., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Suharta & Lynna P.2013. Pengembangan Karakter Kejujuran dan Kemandirian
Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Masalah.Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed
Tahun 2013 Bidang Pendidikan.
Suyanti, R., (2008), Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
dilengkapi Modul dan penilaian Portofolio untuk meningkatkan Prestasi
Belajara Penentuan pH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I, Tesis,
Prodi Kimia, Universitas Maret Surakarata
Sugiono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Suharta dan putri Lyna A. Luthan. 2013. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Pendidikan. Pengembangan Karakter Kejujuran Dan Kemandirian Siswa Melalui
86
Tatli Z. (2011). Development, Application and Evaluation of Virtual Chemistry LaboratoryExperiments for "Chemical Changes" Unit at Secondary
School 9th Grade Curriculum.PhD. Karadeniz Technical University.
Tatli, Z., & Ayas, A., (2012), Virtual Chemistry Laboratory : Effect of
constructivist Learning Environment, Turkish Online Journal of Distance
Education, 13: 1-12
Taufiq.A.K. 2010.Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Luar Sekolah.
http://id.netlog.com/adekhaerudin/blog/blogid=25922 (diakses 12
Desember 2014)
Tezcan, H., & Bilgin, E. (2004).Affects of laboratory method and other factors on the student success in the teaching of the solvation subject at the high
schools. J Gazi Educ Fac ,24:175-191.
Tuysuz, C. 2010. The Effect of the Virtual Laboratory on Students’ Achievement
and Attitude in Chemistry. IOJES 2(1): 37-53
Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis
& Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED
Tobing, F., (2012), Pengembangan Penuntun Praktikum Untuk Kelas X SMA
Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Wasonowati, RTR, dkk. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl)
Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun
2014
Widyantini, Theresia. 2014. Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII. PPPPTK Matematika
Wijayanto, Dedi dkk. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia Sma
Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Asam Basa. UNM
Yusof, K. M., (2010), Cooperative Problem-Based Learning (CPBL) A Practical
PBL Model For Engineering Courses, Global Engineering Education
Conference5 : 366 – 373.