• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMK

NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Tata Boga

Oleh:

TETRIS MEILITA SIMAMORA

5113142042

JURUSAN PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Tetris Meilita Simamora, NIM : 5113142042 Perbedaan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara pembelajaran menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan model pembelajaran Konvensional pada materi pengetahuan bahan makanan nabati siswa kelas X tata boga SMK Negeri 8 Medan.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 6 kelas pada semester I Tahun Ajaran 2015/2016. Pengambilan sample dilakukan dengan cara random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas X boga 6 sebagai kelas eksperimen dan X boga 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah test pilihan berganda sebanyak 38 soal yang telah diuji cobakan dan dianalisis terlebih dahulu. Data diambil dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan selanjutnya dianalisis untuk menguji hipotesis dengan rumus statistik.

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa sesudah diberikan perlakuan pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) hasilnya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Konvensional. Ditunjukkan dengan perolehan rata-rata nilai posttest dari kelas eksperimen 87,86 dan kelas kontrol sebesar 76,52. Dari hasil analisis uji hipotesis dengan taraf α = 0,05 dan dk 70 data perbandingan nilai posttest dari kedua kelas didapat bahwa harga thitung > ttabel (6,63 >1,67) maka Ha

diterima, dengan demikian diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan model Konvensional pada pelajaran pengetahuan bahan makanan siswa kelas X tata boga SMK Negeri 8 Medan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada Penulis sehingga penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual

Teaching And Learning (CTL) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada

Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan”.

Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan baik

dukungan moril maupun material sehingga Skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. Pembantu Dekan 1 FT UNIMED.

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si. Ketua Jurusan PKK.

4. Ibu. Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si Sekretaris Jurusan PKK.

5. Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si. Ketua Prodi Program Studi Pendidikan Tata Boga.

6. Ibu Dra. Adikahriani, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk membantu/membimbing serta memberi saran

dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Esi Emilia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen

Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama perkuliahan.

8. Ibu Dra. Mastarina Barus, M.Pd dan Ibu Dra. Nila Handayani, M.Pd selaku

Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian

Skripsi ini.

9. Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si, yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

10.Terimakasih untuk ibu Lena Sumiati P, SPd. MM selaku Ketua Jurusan yang

(7)

11.Teristimewa saya sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

Ayahanda Drs. Jamian Simamora dan Ibunda Herrina Br.Manullang yang telah

memberikan doa, kasih, dukungan moral dan materil yang sangat berlimpah pada

saat perkuliahan hingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

12.Terima kasih untuk Kakanda Rossy Simamora, Katrin Simamora, Cenni

Simamora & Fitrisna Simamora, Abangda Werisdol Simamora, Adikku Roberto

Simamora dan keponakanku tersayang Alex, Fenita, Cika dan Pricilia yang telah

memberikan doa, dukungan, dan semangat selama proses perkuliahan hingga saat

ini.

13.Terima kasih untuk orang terspesial yang terkasih Ruben Oliver Matondang S.Pd

yang selalu memberikan Kasih, Doa, Motivasi, Dukungan dan Semangat selama

perkuliahan sampai penyelesain skripsi ini.

14.Kepada teman-teman terbaik Ayu, Maria, Julia, Berliana, Esra, Elfrida, Juli, Elvi,

Winna, Dina, Ayu S dan Emma yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini.

15.Teman-teman Mahasiswa PKK khususnya Prodi. Pend. Tata Boga Stambuk 2011

Reguler/Ekstensi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan sumbangan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan yang tidak

disengaja ataupun karena ada keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu penulis

menerima segala kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga Skripsi ini bermanfaat. Terima Kasih.

Medan, Februari 2016 Penulis

Tetris Meilita Simamora

(8)

DAFTAR ISI

1. Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan... ... 10

2. Hakikat Model Pembelajaran……….. 26

3. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ( CTL ) 27 4. Model Pembelajaran Konvensional... 38

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

C. Populasi Dan Sampel penelitian ... 49

1. Populasi ... 49

2. Sampel ... 50

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 50

D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Instrumen Penelitian………. . 51

2. Uji Coba Instrumen ... 51

E. Teknik Analisis Data ... 56

(9)

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian……….. . 61

B. Uji Persyaratan Analisis Data……… .. 64

1. Uji Normalitas……….. . 64

2. Uji Homogenitas……….. .. 65

C. Uji Hipotesis……… ... 66

D. Pembahasan Penelitian……….. .. 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… .. 72

B. Saran……….. .. 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Macam-macam sayuran... 14

2. Macam-macam buah-buahan... . 18

3. Macam-macam beras... ... 20

4. Macam-macam gandum... .. 22

5. Macam-macam jagung ... 23

6. Macam-macam umbi-umbian... 24

7. Macam-macam kacang-kacangan... . 25

8. Perbedaan pembelajaran Contextual dan Konvensional ... 42

9. Data Jumlah Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan... . 49

10. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan... .. 51

11. Distribusi frekuensi kontextual ... 61

12. Distribusi frekuensi konvensional ... 62

13. Uji kecendrungan……… . 63

14. Ringkasan Uji Normalitas……… 64

15. Ringkasan Uji Homogenitas……… 65

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1. Penampang Beras... 20

2. Gambar 2. Penampang Gandum... 21

3. Gambar 3. Penampang Jagung... 22

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 1. Silabus……….. 76

2. Lampiran 2. RPP Kontextual...………. 82

3. Lampiran 3. RPP Konvensional……….... 93

4. Lampiran 4. Soal (sesudah divalidkan) ……….... 104

5. Lampiran 5. Kunci Jawaban………. 112

6. Lampiran 6. Perhitungan validitas……… 113

7. Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas……… 116

8. Lampiran 9. Perhitungan indeks kesukaran………. 118

9. Lampiran 10. Perhitungan Daya Pembeda……….. 120

10. Lampiran 11. Data Hasil Penelitian……….. 123

11. Lampiran 13. Prosedur perhitungan M, Sd,S², dan Distribusi Frekuensi.... 127

12. Lampiran 16. Prosedur Perhitungan Uji Normalitas……… 136

13. Lampiran 17. Prosedur Perhitungan Uji Homogenitas………. 139

14. Lampiran 18. Prosedur Perhitungan Uji Hipotesis ... ...…….. 141

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

dinamis. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang

memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan

dalam arti perbaikan pendidikan yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan

untuk bekerja lebih baik dalam menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan

dengan pendidikan yang ada dinegara kita. Kegiatan proses belajar mengajar

merupakan kegiatan inti dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, baik buruknya

suatu proses pembelajaran akan menentukan kualitas pendidikan dari sebuah bangsa,

karena pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya

manusia yang berkompetensi.

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, tenaga kependidikan yang

meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti,

teknisi sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan

sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik/ guru yang

berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup dan terampil dalam

melaksanakan tugasnya.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah Indonesia khususnya

Kementrian Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai usaha yaitu peningkatan

(14)

2

menekankan pada kompetensi serta peningkatan standar minimal nilai Ujian Nasional

( UN ) setiap tahunnya. Namun pada kenyataannya kualitas pendidikan di Indonesia

cenderung masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa

tampak pada tingginya jumlah siswa yang tinggal kelas yakni 12,5%. ( Teacher

Employment and Equity Efficincy and Quality Improvement ) ( Kompas, 21/12/2007).

Mata Pelajaran yang diteliti dalam penelitian ini adalah mata pelajaran

Pengetahuan Bahan Makanan dengan materi pelajaran bahan makanan yang berasal

dari tumbuh-tumbuhan. Pengetahuan bahan makanan adalah mata pelajaran yang

mempelajari mengenai berbagai jenis makanan, vitamin yang terkandung dalam

setiap jenis makanan, manfaatnya bagi kehidupan kita dan hasil olahannya. Materi

ini dipilih karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

pengetahuan bahan makanan, siswa cenderung menjadi pasif saat pelajaran teori

dikarenakan kurangnya pengetahuan siswa mengenai jenis-jenis bahan makanan yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan baik nama maupun bentuknya. Guru yang mengajar

menggunakan metode konvensional dan ceramah saat mengajar mata pelajaran

pengetahuan bahan makanan membuat guru lebih aktif dari pada siswa karena guru

yang menjelaskan tetapi siswa hanya diam, duduk dan mendengarkan sehingga hasil

belajar siswa kurang baik. Sementara kita tahu bahwa mata pelajaran bahan makanan

mempunyai penjabaran yang sangat luas pada setiap materinya. Sebaiknya siswa

(15)

3

Sekolah SMK Negeri 8 Medan yang berada dijalan Dr. Mansyur Medan. Sekolah

ini memiliki mata pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan namun dipelajari hanya

pada kelas X saja. Proses pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini masih sangat

monoton yaitu guru hanya memberikan metode konvensional (ceramah) dan

mencatat dipapan tulis serta mendiktekan. Dalam proses belajar mengajar dikelas

masih berpusat kepada guru dimana murid hanya menulis dan mendengarkan, guru

menjelaskan berdasarkan buku panduan dan menjelaskan secara teori, dalam hal ini

guru tidak menghubungkan pelajarannya dengan kehidupan sehari-hari yang sering

dialami oleh siswa sehingga materi kurang dipahami oleh siswa. Penggunaan fasilitas

media pembelajaran seperti infokus tidak digunakan oleh guru mata pelajaran

pengetahuan bahan makanan. Hal ini sungguh disayangkan karena membuat siswa

kurang mengerti dalam mengenal berbagai bahan makanan. Siswa hanya mengetahui

materi dari penjelasan yang diberikan kepada siswa dengan metode ceramah,

selebihnya siswa mencari tahu sendiri tentu hal ini tidak efektif karena tidak semua

siswa mempunyai keinginan untuk mencari tahu jenis-jenis bahan makanan yang

tidak pernah didengar maupun dilihatnya. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara langsung dengan guru mata pelajaran pengetahuan bahan makanan di

SMK Negeri 8 Medan pada tanggal 20 februari 2015, diperoleh informasi bahwa nilai

pada mata pelajaran ini masih tergolong rendah dan bervariasi, hasil data

menunjukkan bahwa dengan melihat daftar nilai siswa 3 tahun terakhir yaitu pada

Tahun Ajaran 2012/2013 semester I sebanyak 70,6% (24 orang) memperoleh nilai

(16)

4

orang) mendapat nilai Amat Baik dan semester II sebanyak 52,9% (18 orang)

memperoleh nilai Cukup, sebanyak 47,1% (16 orang) memperoleh nilai Baik dan

sebanyak 0% (0 orang) memperoleh nilai Amat Baik. Pada TAhun Ajaran 2013/2014

semester I sebanyak 61,7% (21 orang) memperoleh nilai Cukup, sebanyak 38,2% (13

orang) memperoleh nilai Baik dan sebanyak 0% (0 orang) memperoleh nilai Amat

Baik dan semester II sebanyak 64,7% (22 orang) memperoleh nilai Cukup, sebanyak

35,3% (12 orang) memperoleh nilai Baik dan senayak 0% (0 orang) memperoleh nilai

Amat Baik. Pada Tahun Ajaran 2014/2015 semester I sebanyak 65,7% (23 orang)

memperoleh nilai Cukup, sebanyak 34,2% (12 orang) memperoleh nilai Baik dan

sebanyak 0% (0 orang) yang memperoleh nilai Amat Baik dan semester II sebanyak

62,9% (22 orang) yang memperoleh nilai Cukup, sebanyak 37,1% (13 orang)

memperoleh nilai Baik dan sebanyak 0% (0 orang) memperoleh nilai Amat Baik.

Dari hasil data tiga tahun terakhir dapat diketahui masih banyak siswa yang berada

pada nilai C (cukup) dengan jumlah rata-rata 22 siswa per kelas setiap tahunnya. Hal

ini terjadi karena kurangnnya pengetahuan siswa terhadap materi Pengetahuan Bahan

Makanan dan membuat siswa kurang mampu menampilkan hasil akhir yang baik

dalam mata pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan, kecendrungan dewasa ini untuk

kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan

diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang

dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada

(17)

5

panjang, oleh karena itu peneliti melihat cara belajar yang kurang efektif dan ingin

memberikan suatu model pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) agar proses belajar mengajar lebih efektif.

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh guru

untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini dapat dilakukan

oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, pengajaran yang

kreatif dan pemeliharaan suasana belajar yang menyenangkan.

Model pembelajaran yang tepat pada prinsipnya dapat membantu siswa untuk

membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan masyrakat dan

juga guru. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih dan menentukan

langkah-langkah yang tepat dalam memperbaiki pembelajaran khususnya memilih model

pembelajaran yang digunakan agar siswa lebih mudah memahaminya serta lebih aktif

dan kreatif.

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) merupakan

konsep belajar yang membatu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan

(18)

6

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu

yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran

guru dikelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Hal tersebut dapat dicapai

apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi

pembelajaran yang mengacu pada metode pengajaran dan penyampaian materi dan

mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.

Khususnya dalam pembelajaran Pengetahuan Bahan Makanan, agar siswa dapat

memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka strategi pembelajaran

yang berorientasi standar proses pendidikan harus diterapkan oleh guru. Guru akan

memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin

dicapai, baru memaparkan isi kata kunci dan diakhiri dengan memberikan soal-soal

kepada siswa. Sehinggga pembelajaran tidak bersifat monoton.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk

melihat pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran terhadap

hasil belajar siswa dengan mengambil judul “ Perbedaan Hasil Belajar

Pengetahuan Bahan Makanan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual

Teaching And Learning (CTL) Dengan Model Pembelajaran Konvensional Pada

(19)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa?

2. Apakah proses pembelajaran pengetahuan bahan makanan masih dilakukan

dengan metode konvensional?

3. Bagaimana upaya dalam meningkatkan hasil belajar pengetahuan bahan makanan

siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan ?

4. Apakah yang menyebabkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) harus ditingkatkan ?

5. Bagaimana hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa kelas X SMK Negeri

8 Medan yang diajar dengan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning (CTL) ?

6. Bagaimana hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa kelas X SMK Negeri

8 Medan yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) ?

7. Apakah hasil belajar menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL) dengan model pembelajaran Konvensional berbeda pada

siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan ?

8. Apakah hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa kelas X SMK Negeri 8

Medan yang menggunakan model Contextual Teaching And Learning (CTL)

lebih tinggi dari hasil belajar yang menggunakan metode pembelajaran

(20)

8

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan penelitian dan memperjelas ruang lingkup pembahasan

maka penulis membatasi masalah yakni :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama KBM adalah Model Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Model pembelajaran

Konvensional.

2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi pokok bahan makanan

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

3. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan T. A 2015 /

2016

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa kelas X SMK Negeri

8 Medan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL)

2. Bagaimana hasil belajar pengetahuan bahan makananan siswa kelas X SMK

Negeri 8 Medan menggunakan model pembelajaran Konvensional ?

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar pengetahuan bahan makanan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan model

(21)

9

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa kelas X SMK

Negeri 8 medan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL).

2. Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan bahan makananan siswa kelas X

SMK Negeri 8 Medan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan bahan makanan

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

dengan model pembelajaran Konvensional.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, dapat memberikan sumbangan dan pengembangan teori-teori

yang relevan tentang perbedaan hasil belajar pengetahuan bahan makanan

menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

dengan model pembelajaran Konvensional.

2. Sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi guru bidang studi Pengetahuan Bahan

Makanan tentang arti pentingnya penerapan model Pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

pengetahuan bahan makanan dan untuk menambah pengetahuan peneliti tentang

(22)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis

data dan pengujian hipotesis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Kontekstual (Contextual

Teaching and Learning) pada kompetensi dasar pengetahuan bahan

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan di kelas X SMK Negeri 8

Medan memiliki skor rata-rata sebesar 87,86 dan standart deviasi = 7,68.

2. Hasil Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Konvensional pada

kompetensi dasar pengetahuan bahan makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan di kelas X SMK Negeri 8 Medan memiliki skor rata-rata

sebesar 76,52 dan standart deviasi = 7,21.

3. Ada perbedaan hasil belajar pada kompetensi dasar pengetahuan bahan

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan di kelas X SMK Negeri 8

Medan yang menggunakan model pembelajaranmodel pembelajaran

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) lebih baik daripada

model pembelajaran Konvensional, dengan hasil pengujian hipotesis

(23)

73

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh, ada beberapa saran yang

dapat diajukan yaitu :

1. Dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, Model

pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terbukti

sangat efektif. Sehingga peneliti menyarankan agar penerapannya

dapat diaplikasikan dalam pembelajaran yang efektif disekolah.

2. Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

sebaiknya digunakan untuk menyelesikan bahan-bahan pelajaran yang

memiliki penjabaran yang banyak dan pembelajaran yang baru bagi

seorang siswa, sehingga target-target pembelajaran lebih cepat tercapai

dengan tidak mengurangi kualitas pembelajaran itu sendiri.

3. Sebelum menerapkan model Contextual Teaching And Learning (CTL)

disarankan agar memiliki persiapan yang baik dalam mengembangkan

potensi siswa, sehingga pembelajaran dapat dengan waktu yang lebih

efektif.

4. Melihat keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan adanya

penelitian yang lebih lanjut dengan sasaran hasil belajar teori dan

praktik serta ruang lingkup yang lebih luas dan bervariasi untuk

(24)

74

DAFTAR PUSTAKA

Anisah. 2009. Kelemahan dan kelebihan Contextual Teaching and Learning (CTL). http ://Blogsprot.Com. Diakses 16 Februari 2015-02-24

Arikunto, Suharmisi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharmisi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Abdurahman. 2008. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Addin, Muhammad. 2012. Perbedaan Metode Eksperimen Dengan Metode Ceramah Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Muatan Lokal Di Kelas XI SMA Negeri 3 Binjai Tahun Prlajaran 2011/2012

Balfas, Anwar. 2008. Mengembangkan Kemampuan Literasi dan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Sastra Berbasis Konteks. Vol. 15, No.29. September 2012 http://ejournal.unud.ac.id/abstrack /3% 20 anwar balfasi kaltim. Pdf. Diakses 19 Februari 2015

Djamarah, Syaiful. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Dimyanti, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Fatmawati, Harnani. 2013. Pengetahuan Bahan Makanan. Direktorat Pembinaan SMK

Hudjono. 2012. . Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual http: //ilmiah pendidikan. Blogspot. Com / 2009/ 11 / pengaruh penggunaan metode kontekstual. Html. Diakses tanggal 20 Februari.

Johnson, Elaine, 2008. Contextual Teaching and Learning. Bandung : MLC

Kumandar, 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raya Frafindo Persada

Kusmiati dkk, 2000. Pengetahuan Bahan Makanan. Bandung : Angkasa

(25)

75

Ritonga, Rahmilawati. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Prayatna Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Medan

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Bandung : Kencana

Sanjaya, wina. 2010. Perencanaan Dan Sistem Pembelajaran. Medan: Media Persada

Siregar, Risma. 2009. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Di SMA Swasta Budi Murni 2 Medan. Medan

Soedijarto, 1993. Hubungan motivasi terhadap hasil belajar pada mahasiswa pendidikan jarak jauh/jurnal pendidikan vol. 7 no. 2 September 2006, 99. Medan : LPPM-UT

Sudjana. 2012. Metoda Statistika, bandung : Tarsito

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

4) use case Penilaian dengan aktor Wali Kelas yang melakukan proses input nilai akademik siswa. Berikut langkah-langkahnya: a) Wali Kelas memilih menu nilai akademik untuk

SKBDN diterbitkan oleh bank penerbit yang sering disebut bank pembuka.. ( Issuing

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

Diagram kontrol MEWMA digunakan untuk mendeteksi pergeseran rata-rata proses. Penerapan diagram kontrol ini dilakukan dengan pembobot 0<λ<1 dan H sebagai batas

[r]

Saya memiliki tato gambar anak kecil, yang berhiaskan hati di dekat kepalanya, saya memiliki tato ini hanya sebagai identitas diri saya kalau saya sudah mempunyai anak,

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik