• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI POLA PENGASUHAN ORANG TUA DARI REMAJA YANG MELAKUKAN SEKS PRANIKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI POLA PENGASUHAN ORANG TUA DARI REMAJA YANG MELAKUKAN SEKS PRANIKAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata pacaran sudah sangat biasa ditelinga masyarakat luas saat ini. Bahkan dari dulu pun pacaran sudah bisa dikatakan sebagai budaya mulai remaja sampai orang dewasa. Banyak orang mengatakan bahwa pacaran adalah salah satu cara untuk meresmikan suatu perasaan cinta antara dua individu. Dulu orang yang sedang berpacaran mungkin hanya sekedar keluar jalan-jalan berdua, seperti nonton bersama atau sekedar belanja bersama. Saat ini banyak yang mengatakan bahwa dalam pacaran wajib adanya kontak fisik, seperti berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dan bahkan melakukan kontak fisik yang lebih jauh dari itu. Kontak fisik yang lebih jauh ini bisa dikatakan dengan melakukan hubungan seks diluar pernikahan. perilaku seks pranikah ini sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia pada umumnya, yang dipilih sebagai salah satu pola atau cara dalam berpacaran.

Kartono (2005) menjelaskan dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi, terjadilah banyak perubahan sosial yang serba cepat pada hampir semua kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup manusia, sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka, pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan sosial antara lain oleh: urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi, lamanya pendidikan, demokrasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi. Pola seks itu lalu dibuat menjadi hypermodern dan radikal, sehingga bertentangan dengan sistem regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas dan cinta bebas yang tidak ada bedanya dengan pelacuran.

(2)

2

tidak dapat diperbaiki lagi. Untuk perilaku seks pranikah sendiri masuk dalam kategori tindakan a-sosial dan melanggar aturan.

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh orang yang sedang pacaran hanya dilakukan oleh orang-orang yang hidup di kota-kota besar karena pengaruh modernisasi. Tapi saat ini tidak dapat dipungkiri, dikota-kota kecil di Indonesia juga sudah banyak kasus-kasus seks pranikah. Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) di tahun 2001-2003, remaja mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan sexual pada usia 14-19 tahun, perempuan sebanyak 34,7%, laki-laki 30,9%. Sedangkan pada usia 20-24 tahun, perempuan 48,6% dan laki-laki 46,5 %. Menurut SKRRI faktor yang paling berpengaruh dalam perilaku seks pra nikah pada remaja adalah pengaruh teman sebaya atau punya pacar, punya teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah, dan punya teman yang mendorong untuk melakukan seks pra nikah.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengaku khawatir dengan meningkatnya trend perilaku seks sebelum menikah dikalangan remaja. Hasil kajian BKKBN 2010 mengatakan rata-rata dari 100 remaja di Jabodetabek, sekitar 54% pernah melakukan hubungan seks pranikah. Hal serupa juga terjadi di sejumlah kota besar lainya. Tercatat rata-rata kejadian seks pranikah di Surabaya mencapai 47%, dan di Bandung dan Medan 52%. Rentang usia remaja yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah antara 13-18 tahun.

Semakin maraknya perilaku seks pranikah di Indonesia akan membawa dampak negatif. Beberapa dampak negatif dari perilaku seks pranikah antara lain:

1. Seks pranikah merupakan penyebab utama terjadinya kehamilan diluar nikah. kehamilan yang terjadi biasanya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. 2. Terjadinya kehamilan diluar nikah akan menimbulkan rasa malu bagi yang

(3)

3

tersebut 40,1% menggunakan kontrasepsi, dan 23,79% menyatakan siap melakukan aborsi bila terjadi kehamilan. Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Internasional (WHO), separo dari jumlah kematian bayi di Indonesia adalah akibat aborsi tak aman. Angka kematian itu menempatkan Indonesia di urutan pertama jumlah kematian ibu dan anak di Asia Tenggara. Setiap tahun, diperkirakan 19.000 perempuan Indonesia meninggal dunia akibat komplikasi saat kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan. Yang mengkhawatirkan, berdasarkan penelitian di 10 kota besar dan enam kabupaten, dari dua juta kasus aborsi, 70% di antaranya dilakukan diam-diam oleh tenaga medis yang tidak memiliki izin. Dari data aborsi yang dikeluarkan WHO, tercatat lebih dari separuh atau 57% pelaku aborsi adalah perempuan yang berusia di bawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia di bawah 19 tahun.

3. Remaja yang mengalami kehamilan diluar nikah terpaksa harus putus sekolah.

4. Pelaku seks pranikah juga berpeluang terjangkit PMS (penyakit menular seks) seperti HIV/AIDS yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian. Laporan Departemen Kesehatan RI, yang disampaikan oleh Direktur Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tjandra Yoga Aditama (26/11/2009) di Jakarta, menyatakan bahwa penyebab utama penyebaran penyakit HIV/AIDS adalah faktor hubungan seksual, yaitu sebesar 49,7% pada kasus heteroseksual dan 3,4% pada kasus homoseksual. Kartono (2007) menjelaskan bahwa pada remaja yang tidak melakukan hubungan seks, tentunya tidak terdapat PMS, karena penyakit ini hanya bisa menular melalui hubungan seks.

(4)

4

seksual aktif cenderung bervariasi apabila ditinjau dari segi lokasi, dimana remaja pusat kota memperlihatkan kecenderungan yang lebih tinggi.

Pada usia tersebut remaja sudah mengalami, bahkan melewati masa pubertas. Banyak perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja. Santrock (2007) menyatakan ada beberapa perubahan fisik penting yang terjadi pada remaja. Karakteristik pubertas pada laki-laki diikuti dengan membesarnya ukuran penis, tumbuh rambut kemaluan yang halus, dan ejakulasi pertama. Sedangkan pada perempuan karakteristik pubertas diikuti dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak, serta menstruasi pertama. Disinilah organ-organ seksual mengalami kematangan. Selain itu, dimasa remaja inilah banyak perubahan sosial yang dialami oleh remaja.

Akibat telah matangnya organ-organ seksual pada remaja sehingga dorongan-dorongan seksual remaja pun meningkat. Santrock (dalam Desmita, 2008) menjelaskan bahwa peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual karena kematangan organ-organ seksual dan perubahan hormonal, sehingga untuk melepaskan keteganga seksual tersebut, remaja mencoba mengekspresikan dorongan seksualnya dalam berbagai bentuk tingkah laku. Mulai dari berpacaran, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual. Papilia, Olds, dan Feldman (2009) juga menjelaskan bahwa jenis-jenis ekspresi dari dorongan seksual remaja bisa seperti seks oral dan anal, serta saling masturbasi, dan menjadi hal yang biasa dikalangan remaja. Pengetahuan remaja mengenai perilaku seksual masihlah sangat sedikit. Perilaku seksual yang kurang sehat biasa dilakukan oleh remaja tanpa adanya pengetahuan yang cukup dan hanya semata-mata karena untuk melampiaskan dorongan-dorongan seksualnya. Sehingga jika tidak ada bimbingan dari orang yang lebih berpengalaman (orang tua, kakak, pendidik, dan lain-lain) maka remaja tidak akan menghentikan aktifitas seksual yang tidak sehat tersebut. Salah satu pihak yang paling dekat dengan lingkungan remaja adalah orang tua, seperti pola pengasuhan orang tua.

(5)

5

membesarkan, mendewasakan dan didalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak terutama bagi anak yang belum sekolah. Oleh karena itu, keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak, keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi

perkembangan anak, sedangkan keluarga yang jelek akan berpengaruh negatif”.

Kartono (2010) juga menjelaskan bahwa keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Karena itu, baik buruknya struktur keluarga akan mempengaruhi pula baik dan buruknya perkembangan kepribadian dan social anak.

Selain itu, peran orang tua juga sangat penting, karena keberhasilan mendidik anak sangatlah tergantung dari bagaimana orang tua bersikap dan berinteraksi dengan anak pada tahapan-tahapan perkembangannya. Orang tua harus mampu menyesuaikan perilaku, pola komunikasi dan pola asuh pada anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pola asuh pada orang tua kepada anak dan remaja pasti lah ada perbedaan, karena dari segi fisik dan psikologis pada masa anak-anak dan remaja terdapat banyak perbedaan. Pola asuh adalah pola perilaku orang tua yang diterapkan pada anak yang bersifat konsisten dari waktu ke waktu. Orang tua harus bisa lebih peka dalam pemilihan pola asuh yang tepat. Kesalahan pola asuh dalam keluarga akan berdampak negatif pada remaja. Orang tua diharapkan bisa memposisikan diri menjadi orang tua yang baik, yang bisa tercermin dari pola asuh yang diterapkan dalam keluarga.

Dalam keluarga seseorang belajar tentang hal-hal dalam hidup sebelum mereka berhubungan dengan lingkungan sosialnya, seperti cara bicara, cara makan, etika bergaul dengan teman, dan lain-lain. Perilaku seseorang baik saat anak-anak, remaja, maupun saat sudah dewasa sangat tergantung oleh bagaimana orang tua mengajarkan cara berperilaku kepada dirinya. Oleh karena itu keluarga atau orang

tua sering disebut “pondasi awal” manusia dalam berperilaku. Dalam posisi dimana

(6)

6

keluarga ang sangat longgar tidak menutup kemungkinan anak dapat mengikuti pola perilaku seks pranikah. Orang tua berhak menegur anaknya apabila anaknya dirasa telah melakukan kesalahan. Orang tua di harapkan peka tentang gejolak-gejolak yang terjadi pada remaja. Apabila orang tua sudah bisa untuk peka terhadap gejolak yang terjadi pada anaknya, diharapkan orang tua bisa dan mampu mengarahkan anak-anaknya. Oleh sebab itu, pemilihan pola asuh yang tepat dalam keluarga akan menjauhkan anggota keluarga khususnya remaja dari perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat, seperti perilaku seks pranikah.

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa sangatlah penting peran orang tua dan pemilihan pola asuh yang tepat yang diterapkan dalam keluarga untuk menghindari remaja agar tidak terlibat dalam pola perilaku seks pranikah yang jumlah kasusnya semakin meningkat di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola pengasuhan orang tua pada remaja yang melakukan seks pranikah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola pengasuhan orang tua pada remaja yang melakukan seks pranikah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah referensi dalam bidang psikologi, khususnya dalam bidang psikologi remaja, psikologi perkembangan, maupun psikologi sosial.

2. Manfaat Praktis

(7)

IDENTIFIKASI POLA PENGASUHAN ORANG TUA

DARI REMAJA YANG MELAKUKAN SEKS PRANIKAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

Myristica Anatoni

07810197

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)

IDENTIFIKASI POLA PENGASUHAN ORANG TUA

DARI REMAJA YANG MELAKUKAN SEKS PRANIKAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

Myristica Anatoni

07810197

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Identifikasi Pola Pengasuhan Orang Tua dari Remaja yang Melakukan Seks Pranikah

Nama Peneliti : Myristica Anatoni

Nim : 07810197

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 15 April-13 Mei 2011

Tanggal Ujian : 12 Agustus 2011

(10)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 12 Agustus 2011

(11)

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Myristica Anatoni

Nim : 07810197

Fakultas/Jurusan : Psikologi/Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Identifikasi Pola Pengasuhan Orang Tua dari Remaja yang Melakukan Seks Pranikah 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali

dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

(12)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Pola Pengasuhan Orang Tua dari Remaja yang Melakukan Seks Pranikah”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Saya menyadari sebagai seorang manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan. Namun, atas dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bpk. Latipun dan Bpk. M. Salis Yuniardi atas bimbingannya selama ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa banyak menemui hambatan-hambatan dalam penyelesaiannya.

3. Ari Firmanto, S. Psi, selaku dosen wali yang telah memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga seleseinya skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Khususnya ibu Tri Muji Ingarianti atas bimbingannya selama ini.

5. Kepada semua subjek penelitian dalam skripsi ini, terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan wawancara.

(13)

v

7. Buat adik-adikku Durio Anatoni dan Vitis Anatoni. Terima kasih untuk doa dan bisa menjadi penghilang penat selama penyusunan skripsi ini.

8. Fathir Rahman Harianto atas doa, semangat dan cintanya. Terima kasih atas kesabaran menanggapi keluh kesah selama penyusunan skripsi ini.

9. Buat semua sahabat-sahabat saya (Cool Pumpkinz) Ila, Cika, Tya, Eta, Ulan, Budi, Ryan, Lia, Ninis, Ryo, Rial, Fiqi, dan Taufik atas motivasi dan doanya selama ini.

10.Buat anak-anak kost “Titu” khususnya Jana. Terima kasih untuk semangat dan bantuannya selama ini.

11.Buat teman-teman kelas D psikologi ’07 khususnya Yuni, Misbah, Aulia, dan Afika, Putri, Agung, Syaini dan Ghea terima kasih untuk kekompakannya selama ini.

12.Buat teman-teman seperjuangan skripsi Uti, Ratnawati, ririf, dan mbak Riza. Terima kasih untuk semangat dan kebersamaannya selama bimbingan skripsi ini.

13.Buat teman-teman assisten Laboratorium Psikologi. Terima kasih buat kebersamaannya selama ini

14.Buat mbak Santi dan Mbak Ifa. Terima kasih atas bantuannya selama ini. 15.Untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih banyak.

Saya menyadari banyak sekali kekurangan atas penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, saya berharap adanya saran guna perbaikan penulisan yang akan datang dan semoga skripsi ini dapat digunakan sebaik mungkin.

Malang, Juli 2011

(14)

vi DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Intisari ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Lampiran ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh ... 7

B. Peran Ayah dan Ibu dalam Keluarga ... 11

C. Orang Tua dari Remaja yang Bermasalah ... 13

D. Bentuk-bentuk Disiplin ... 14

E. Remaja ... 15

F. Faktor Orang Tua dalam Perilaku Antisosial Remaja ... 24

G. Seks Pranikah ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 26

B. Batasan Istilah ... 27

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Konteks Penelitian ... 30

G. Tahapan Penelitian ... 30

H. Analisis Data ... 31

I. Keabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Hasil Analisis Data ... 51

C. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(15)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisa Data Per Subjek Lampiran 2 Panduan Wawancara Lampiran 3 Guide Obervasi Lampiran 4 Inform Concern

Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 6 Hasil Wawancara

(16)

viii

DAFTAR PUSTAKA

Agustiana, H. (2006). Psikologi perkembangan: pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: PT. Refika Aditama

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (2010). Trend seks pranikah remaja Indonesia, kegiatan seks sebelum nikah rawan HIV AIDS. Diakses 10 Januari 2011 dari http://besteasyseo.blogspot.com/2010/11/trend-seks-pranikah-remaja-indonesia.html

Dagun, S.M. (2002). Psikologi keluarga (peranan ayah dalam keluarga). Jakarta: Rineka Pustaka.

Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Erlina, A. H. (2010). Perbedaan interaksi sosial ditinjau dari pola asuh orang tua

pada remaja. Jurnal, 25-29.

Feldman, R. D, Papilia, D. E, & Olds, S. W. (2009). Human development: perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Kartono, K. (2009). Psikologi abnormal dan abnormalitas seksual. Bandung: CV. Mandar Maju.

__________. (2009). Patologi sosial (Jilid 1). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. __________. (2010). Patologi sosial 2 (kenakalan remaja). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Lurah, S. (2009). Seks pranikah, ancam masa depan remaja. Diakses 2 Februari 2011 dari http://www.wonosari.com/t4589-seks-pranikah

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Markum, M. E. (1991). Anak, keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Sinar Hrapan.

Moleong, L. J. (2009). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Munir, M. (2010). Tiap tahun, remaja seks pranikah meningkat. Diakses 7 Januari 2011 dari http://news.okezone.com/read/2010/12/04/338/400182/tiap-tahun-remaja-seks-pra-nikah-meningkat.

(17)

ix

__________. (2002). Life-span development: perkembangan masa hidup (Jilid II). Jakarta: Erlangga.

__________. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwoto, S. W. (2007). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Siahaan, H.N. (1991). Peranan ibu bapak dalam mendidik anak. Bandung: Angkasa Sobur, A. (1986). Komunikasi orang tua dan anak. Bandung: Angkasa

Sudarsono. (1990). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Yusniah. (2008). Hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa MTS Al-Falah Jakarta Timur. Jurnal, 15-19. Diperoleh dari

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan arsip wajib yang dapat dipercaya sehingga menimbulkan perasaan dari sisi wajib pajak bahwa berkas yang disampaikan oleh wajib pajak tersebut telah ditangani

Kertas dan pulp merupakan produk yang dihasilkan dari pemanfaatan selulosa tanaman (kayu). Kertas berfungsi sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan

Pada penelitian ini sebuah sensor kamera dengan resolusi 64x64 pixel untuk mendapatkan hasil dari setiap pixel, maka menggunakan proses secara massively-parallel pada kamera

menunjukkan ada hubungan pajanan pestisida dengan kejadian dislipidemi pada wanita usia subur di Desa Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, secara rinci hasil uji

Maka pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan abu layang dalam sintesis zeolit A yang digunakan sebagai penyaring molekul (molecular sieve) fraksi dari minyak mentah

terbanyak ditemukan pada sampel tanah yang berasal dari lokasi yang telah memiliki IUPHKm dan menerapkan pola budidaya agroforestri, sedangkan sampel tanah pada

dengan NPK dapat memenuhi kebutuhan unsur hara N, P, dan K yang dibutuhkan untuk pertumbuhan generatif tanaman sorgum salah satunya umur berbunga, hal ini dapat

Adapunyang menyebabkan penerapan syariah menjadi sangat urgen dalam bisnis jasa konstruksi, antara lain dikarenakan maraknya budaya bisnis yang tidak sehat dalam dunia