• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PR DJAGUNG PRIMA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PR DJAGUNG PRIMA MALANG"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PR DJAGUNG PRIMA MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

ULFA LINDASARI 08610075

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ULFA LINDASARI

Nim : 08610075

Jurusan : MANAJEMEN

Tempat / Tgl. Lahir : PASURUAN, 14 DESEMBER 1989

Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi saya yang berjudul:

“PENGARUH STRESSOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PR DJAGUNG PRIMA MALANG”

Adalah hasil karya saya, dan bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia tugas akhir ini digugurkan dan mendapatkan sanksi akademis.

Malang, 28 Juli 2012 Yang Menyatakan

(9)
(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya yang memperoleh ilmu sehingga dapat menyusun sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PR Djagung Prima Malang”. Skripsi ini bukan semata sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar

sarjana, akan tetapi merupakan sebuah tanggung jawab moral dan intelektual bagi setiap orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan atas bantuan dan dorongan dari semua pihak, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, MAP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dra. Aniek Rumijati, MM. selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang

4. Dra. Siti Nurhasanah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah mengarahkan dan memberikan motivasi selama penulisan skripsi ini. 5. Dra. Nurul Asfiyah, MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah

mengarahkan dan memotivasi selama penulisan skripsi ini.

(11)

7. Manajemen dan karyawan PR Djagung Prima Malang, terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

8. Keluargaku tercinta, bapak dan ibu atas keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing ananda sehingga bisa menjadi manusia yang lebih berguna. 9. Especially untuk Johan Achen Dai Hadjar terimakasih untuk motivasi,

bantuan dan semua hal yang kamu lakukan untuk membantu penulisan skripsi ini.

10.Seluruh teman-teman yang telah membantu, memberi masukan dan mensupport penyusunan skripsi ini, teman-teman Manajemen B ’08 (Vida, Zea, Dika, Endah dll) tidak lupa teman-teman kos ku (Rahayu PS, Eva, Hana S, Yuanita R, Wahyu PS, Irin, dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu) terimakaih untuk motivasi kalian semua.

11.Pihak-pihak yang membantu dalam penulisan skripsi yang tak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari akan keterbatasan pada penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis bersedia menerima dengan lapang hati untuk menerima kritik dan saran yang bermanfaat demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi yang memerlukan, Amin.

Malang, 28 Juli 2012 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Lampiran ... v

Abstrak ... vi

Abstract ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Penelitian terdahulu ... 9

B. Landasan Teori ... 11

1. Pengertian Stressor ... 11

2. Faktor-Faktor Penyebab Stres ... 12

3. Pengertian Stress Kerja ... 14

4. Konsekuensi dari Stress Kerja ... 17

5. Gejala Stress Kerja ... 18

6. Sumber Potensial Stress ... 19

7. Hal-Hal yang Mempengaruhi Stres ... 20

(13)

9. Indikator Kinerja ... 21

10.Hubungan Stressor, Stress dan Kinerja ... 23

C. Kerangka Pikir ... 24

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Jenis Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional Variabel ... 27

1. Variabel Bebas (x) ... 27

2. Variabel Intervening (y) ... 29

3. Variebel terikat (z) ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 32

E. Sumber Data ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Pengukuran Variabel ... 34

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 34

1. Uji Validitas ... 34

2. Uji Reabilitas ... 35

I. Teknik analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 52

1. Usia ... 52

2. Pendidikan ... 53

3. Masa Kerja ... 54

C. Uji Instrumen ... 55

1. Uji Validitas ... 55

(14)

D. Analisis Data ... 57

1. Analisis Rentang Skala ... 57

2. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 65

3. Uji F ... 70

E. Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Realisasi Produksi dengan Jumlah Produk

Cacat... ... 5

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Peneliti... 10

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 31

Tabel 3.2 Teknik Pengukuran Variabel... 34

Tabel 3.3 Skala Penilaian Stressor, Stress Kerja, dan Kinerja... 37

Tabel 4.1 Klasifikasi Tenaga Kerja Tetap………. 47

Tabel 4.2 Klasifikasi Tenaga Kerja Mingguan………. 47

Tabel 4.3 Klasifikasi Tenaga Kerja Borongan……….. 48

Tabel 4.4 Jam Kerja Karyawan………. 48

Tabel 4.5 Sistem Penggajian dan Pengupahan………. 49

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….. 53

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………... 54

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……….. 54

Tabel 4.9 Uji Validitas………. 56

Tabel 4.10 Uji Reabilitas………. 57

Tabel 4.11 Perhitungan Rentang Skala Variabel Stressor……….. 58

Tabel 4.12 Perhitungan Rentang Skala Variabel Stres Kerja……… 61

Tabel 4.13 Perhitungan Rentang Skala Variabel Kinerja……….. 63

(16)

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Stres kerja

Terhadap Kinerja……….... 67

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Variabel Stressor Terhadap Kinerja……….... 69

Tabel 4.17 Hasil Uji F Stressor Terhadap Stres Kerja ………... 71

Tabel 4.18 Hasil Uji F Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan……… 72

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Stres... 16

Gambar 2.2 Hubungan Stress Kerja dan Kinerja... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pikir... 25

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PR Djagung Prima Malang………... 43

Gambar 4.2 Proses Produksi PR Dagung Prima Malang………. 52

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Hasil Kuesioner

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Gibson, Ivancevich, dan Donelly. 1996. Perilaku, Struktur, Dan Proses. Jakarta: Binarupa Aksara.

Handoko, T.H. 2000. Manajemen Personalia Dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Ivancevich. Konophaske, Robert. Matteson, Michel T. 2007. Perilaku Dan Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Ktreiner, Robert dan Angelo, Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Mangkunegara, A.A.A.P. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Rivanto, Jerry. 2009. Pengaruh Stressor Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Susu Sapi Anugrah Kediri. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Robbins, Steven. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Soehardi, Sigit. 2003. Esensi Perilaku Organisasi. Yogyakarta: BPFE. Sugiyono, Dr. 2008. Metpen Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2011. Metode Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta. CAPS

Syahir, Achmad. 2008. Pengaruh Stressor Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Karyawan Utility Pada PT TIFICO Tangerang. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Usaha didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam perusahaan harus saling terkait, sehingga semua aktifitas perusahaan dapat terlaksana dengan lancar. Dunia usaha saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang bermunculan bergerak dalam berbagai bidang. Hal ini mengakibatkan semakin ketat pula persaingan antar perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, sehingga perusahaan harus lebih berhati-hati dalam menjalankan aktifitasnya.

(21)

2

Tuntutan dalam pekerjaan yang melampaui kemampuan individu, tekanan atau desakan waktu dan lingkungan kerja yang kurang menyenangkan, hal-hal tersebut terkadang dapat menimbulkan stress pada karyawan. Jika banyak karyawan dalam perusahaan mengalami stress kerja maka akan berdampak pada kinerja karyawan tersebut, dan jika hal tersebut terjadi dalam waktu yang berkelanjutan maka akan berdampak pada penurunan produktivitas perusahaan.

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dihasilkan atas aktivitas karyawan di perusahaan baik secara kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu sesuai dengan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan kepada masing-masing karyawan. Organisasi yang berhasil dan efektif merupakan organisasi yang mampu mengelola sumber daya manusia secara berkualitas sehingga dapat mendukung upaya pencapaian tujuan perusahaan secara maksimal.

PR Dajgung Prima adalah salah satu industri rokok kretek di Malang yang masih bertahan dengan sistem linting rokok secara manual. Proses produksi seluruhnya dilakukan oleh tenaga manusia, sehingga perusahaan mempekerjakan karyawan borongan dalam jumlah besar. Namun, penggunaan tenaga borongan sering disalah gunakan oleh perusahaan dengan tidak memperhatikan kesejahteraan buruhnya. Kondisi tersebut berpotensi membuat karyawan mengalami stres kerja akibat tuntutan-tuntutan yang harus diterima sebagai tanggung jawab atas pekerjaannya.

(22)

3

dengan karyawan tetap. Pada PR Djagung Prima Malang karyawan borongan dituntut untuk memenuhi target produksi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Penerapan sistem linting secara manual mengharuskan karyawan memiliki kemampuan berupa keterampilan dan kecepatan saat bekerja dengan hasil produk yang berkualitas dan layak dipasarkan. Dalam usaha peningkatan kinerja, perusahaan menetapkan kebijakan kerja ganda yaitu linting dan gunting pada karyawan borongan terutama ketika terjadi peningkatan jumlah permintaan.

(23)

4

Kondisi yang dirasakan karyawan ini diduga manjadi pemicu terjadinya stres kerja pada karyawan borongan. Hal itu tentu akan sangat mempengaruhi kondisi fisik, perilaku, dan psikis karyawan borongan yang jika tidak dikelola dengan benar besar kemungkinan berdampak pada kinerja karyawan borongan. Karyawan bagi perusahaan merupakan asset yang penting karena tanpa karyawan aktivitas perusahaan tidak dapat berjalan. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan perusahaan perlu mengetahui bagaimana perkembangan karyawan borongan agar produksi tetap stabil.

(24)

5

Tabel 1.1

Realisasi Produksi dan produk Cacat Pada PR Djagung Prima Malang Tahun 2011

Total 22.164.700 30.232

Sumber : PR Djagung Prima Malang

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kerusakan produk menunjukkan adanya ketidakstabilan kinerja karyawan yang ditandai dengan peningkatan produk cacat. Adanya peningkatan ini menunjukkan adanya sumber potensial yang dapat menyebabkan terjadinya stres kerja yang menganggu kinerja karyawan borongan. Konsistensi kinerja pada karyawan borongan sangat diperlukan agar produktivitas perusahaan terus meningkat. Manajemen stres kerja diperlukan terutama untuk meminimalisir terjadinya stres kerja sehingga kinerja karyawan tetap stabil.

(25)

6

stres kerja dapat menurunkan kinerja karyawan. Stressor yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tingkat stress kerja yang tinggi, karyawan berprestasi rendah, kesalahan meningkat, yang akhirnya mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Stressor kerja yang rendah sampai sedang bisa menjadi motivator karena cenderung memberikan dampak ketenangan dalam bekerja, sehingga kinerja karyawan meningkat. Sedangakan tanpa adanya stressor berakibat timbulnya kebosanan, motivasi menurun, prestasi rendah, sikap acuh, sehingga kinerja rendah. Apabila kondisi tersebut dibiarkan berlangsung akan mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri dan juga untuk perusahaan karena karyawan merupakan sumber daya yang penting dalam sebuah organisasi terutama untuk menjalankan segala kegiatan dan kelangsungan hidup organisasi dalam mencapai tujuannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema ”Pengaruh Stressor Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Stress Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PR Djagung Prima Malang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

(26)

7

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja karyawan PR Djagung Prima Malang?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap kinerja karyawan PR Djagung Prima Malang?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap kinerja karyawan PR Djagung Prima Malang?

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah digunakan untuk memperoleh pemahaman agar lebih jelas dan terarah. Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan berkisar pada karyawan borongan linting PR Djagung Prima Malang dengan dasar Teori Robbins untuk penggunaan variabel stressor dan stres kerja sedangkan kinerja menggunakan Teori Mangkunegara.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

a) Mendeskripsikan stressor karyawan PR Djagung Prima Malang b) Mendeskripsikan stress kerja karyawan PR Djagung Prima Malang c) Mendeskripsikan kinerja karyawan PR Djagung Prima Malang

d) Mendeskripsikan pengaruh stressor terhadap stress kerja karyawan PR Djagung Prima Malang.

(27)

8

f) Mendeskripsikan pengaruh stressor terhadap kinerja karyawan PR Djagung Prima Malang.

2. Kegunaan Penelitian a) Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan informasi, masukan, dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan penanganan stress kerja serta peningkatan kinerja karyawan borongan PR Djagung Prima Malang.

b) Bagi Peneliti Selanjutnya

(28)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang disusun oleh Jerry Rivanto (2009) yang berjudul ”Pengaruh stressor terhadap stress kerja dan kinerja

karyawan pada Perusahaan Susu Sapi Anugerah Kediri”. Dari hasil penelitian

diperoleh kesimpulan bahwa stressor yang meliputi stressor on the job dan stressor off the job dalam kategori rendah, stress kerja dalam kategori rendah, sedangkan kinerja karyawan dalam kategori tinggi. Hasil analisis regresi linear berganda dapat diketahui bahwa stressor berpengaruh signifikan terhadap stress kerja karyawan bagian produksi. Hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa stressor on the job paling berpengaruh terhadap stress kerja karyawan. Stress kerja karyawan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada perusahaan Susu Sapi Anugrah.

Penelitian kedua yang dijadikan landasan adalah penelitian Ahmad Syahir (tahun 2008) dengan judul ” Pengaruh stressor terhadap stres kerja dan

kinerja karyawan utility pada PT Teijen Indonesia Fiber Corporation Tbk (TIFICO) Tangerang”. Dimana diperoleh kesimpulan bahwa stressor on the job, stressor off the job dan stress kerja karyawan dalam kategori rendah dan kinerja dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa stressor on the job dan stressor off the job baik secara parsial maupun simultan

(29)

10

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bagian utility pada PT TIFICO Tangerang. Adapun untuk mengetahui perbandingan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang, disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Peneliti Sekarang

Nama

Peneliti Judul Variabel Alat Analisis Hasil

Jerry

(30)

11

Dari tabel diatas dapat diketahui perbedaan antara peneliti dengan kedua peneliti sebelumnya. Sebagai perbandingan peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu Jerry (2009) dan Achmad (2008). Perbedaannya terletak pada variabel X yaitu stressor, kedua peneliti terdahulu membagi stressor menjadi dua variabel yaitu stressor on the job dan stressor off the job, tetapi peneliti hanya menggunakan variabel stressor. Perbedaan yang lainnya terletak pada alat analisis yang digunakan, kedua peneliti terdahulu menggunakan analisis rentang skala, regresi linear berganda dengan dua uji hipotesis yaitu Uji F dan Uji T, tetapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis rentang skala, regresi linear sederhana dan satu uji hipotesis yaitu Uji F karena peneliti hanya menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Stressor

Stressor menimbulkan beragam reaksi yang beragam dari tiap individu. Beberapa orang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi daripada orang lain dan mereka dapat menyesuaikan perilaku mereka sehingga dapat menguasai perubahan. Sebaliknya banyak orang yang menanggapi tekanan sebagai beban, sehingga mereka tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

(31)

12

diartikan sebagai keadaan lingkungan khusus sebagai sumber potensial stress (Gibson, Ivancevich dan Donelly. 1996:339). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stressor merupakan sumber potensial atau penyebab terjadinya stress pada diri seorang karyawan. Gibson (1996:348) menyatakan bahwa stressor kerja yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tingkat stress kerja tinggi, karyawan berprestasi rendah, sukar tidur, lekas marah, kesalahan meningkat, keraguan dalam bekerja dan akhirnya mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Stressor kerja yang sedang cenderung memberikan dampak ketenangan dalam bekerja, persepsi tajam, sehingga kinerja karyawan meningkat sedangkan stressor kerja yang rendah berakibat timbulnya kebosanan, motivasi menurun, prestasi rendah, sikap acuh sehingga kinerja karyawan rendah.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan stress

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressor. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressor, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressor. Faktor-faktor penyebab stress menurut Handoko (2000:200), yaitu :

a) beban kerja yang berlebihan b) tekanan atau desakan waktu c) kemenduaan peranan d) frustasi

(32)

13

f) kekuatiran finansial

g) masalah anak dan keluarga h) masalah fisik (kesehatan)

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005, 351-352) ada empat jenis utama stressor, yaitu :

a) Stressor tingkat individual adalah stressor yang berkaitan secara langsung dengan tugas-tugas kerja seseorang, meliputi tuntutan pekerjaan, kelebihan beban kerja, konflik peran, ambiguitas peran, kerepotan sehari-hari, dan keamanan kerja.

b) Stressor tingkat kelompok disebabkan oleh dinamika kelompok dan perilaku manajerial. Para manajer menciptakan stres pada para karyawan dengan : menunjukan perilaku yang tidak konsisten, gagal memberika dukungan, menunjukkan ketidakpedulian, memberikan arahan yang tidak memadahi, menciptakan suatu lingkungan dengan produktifitas tinggi, dan memfokuskan pada hal-hal negatif sementara itu mengabaikan kinerja yang baik.

c) Stressor organisasional, meliputi kebudayaan, struktur organisasi, dan pengenalan perubahan dalam organisasi kerja.

(33)

14

Menurut Robbins (2008:371) sumber potensial dari stress terdiri dari tiga faktor yaitu :

a) Faktor lingkungan, meliputi : ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik dan ketidakpastian teknologi.

b) Faktor organisasi, meliputi : tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan antar pribadi.

c) Faktor individu, meliputi : masalah keluarga, masalah ekonomi, dan kepribadian.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996:343), faktor penyebab stress dipengaruhi oleh situasi lingkungan fisik, individu, kelompok dan organisasi. Situasi tersebut dikelompokkan menjadi:

a) Lingkungan fisik meliputi: cahaya, suhu, dan udara yang terpolusi

b) Lingkungan individu meliputi: konflik peran ganda, beban kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab dan kondisi kerja

c) Lingkungan kelompok meliputi: hubungan yang buruk dengan rekan sekerja, bawahan dan atasan.

d) Lingkungan organisasi meliputi: kurang adanya partisipasi, struktur organisasi, tingkat jabatan, dan kebijakan yang kurang jelas.

3. Pengertian Stres Kerja

(34)

15

lingkungan luarnya yang menetapkan tuntutan berlebihan pada seseorang. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996:339) stress merupakan suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individual dan atau proses-proses psikologi, akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.

Menurut Handoko (2000:200) Stress merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stress yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya.

(35)

16

Gambar 2.1 Model Stres

Sumber : Robbins (2008:371)

(36)

17

atau perlihatkan, gejala-gejala tersebut meliputi gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala perilaku.

4. Konsekuensi Dari Stress Kerja

Menurut Sigit (2003:217) secara garis besar akibat-akibat stress dapat dibedakan kedalam tiga golongan, yaitu perilaku, kognitif, dan phisiologis. Terhadap perilaku dapat menimbulkan turunnya kepuasan kerja, mundurnya kinerja, kemangkiran kerja (absenteisme), tingginya perputaran tenaga kerja, terjadinya kecelakaan, dan penyalahgunaan obat. Secara kognitif ialah pengambilan keputusan yang jelek, sulitnya berkonsentrasi, dan sering lupa. Secara phisiologis ialah tekanan darah meningkat, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung. Namun ini semua masih tergantung pada kondisi masing-masing orang, antara lain keturunan, usia, dukungan sosial, watak/kepribadian, dan bagaimana menanganinya.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996:343) konsekuensi yang terjadi akibat dari stress kerja karyawan terbagi menjadi tiga, yaitu meliputi:

a) Stress Fisiologis adalah stress yang dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.

(37)

18

c) Stress perilaku adalah stress yang berpengaruh terhadap perubahan produktivitas, absensi, juga perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah, gangguan tidur, dan keluar kerja.

5. Gejala Stres Kerja

Menurut Robbin (2008:375) gejala yang ditimbulkan oleh stress adalah sebagai berikut:

a) Gejala fisiologis, meliputi perubahan dalam metabolisme, meningkatnya laju detak jantung dan pernafasan, meningkatnya tekanan darah, menimbulakan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.

b) Gejala psikologis, meliputi ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda.

c) Gejala perilaku, meliputi perubahan dalam produktivitas, absensi; dan tingkat keluarnya karyawan, perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.

Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:297) gejala yang ditimbulkan oleh stress yaitu:

(38)

19

b) Gejala fisiologis, dimana gejala yang ditimbulkan berupa tekana darah yang meningkat, sistem kekebalan, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan masalah sistem pencernaan.

c) Gejala kognitif, dimana gejala yang ditimbulkan adalah pengambilan keputusan yang buruk, kurang kosentrasi, lupa, frustasi, dan apatis.

6. Sumber Potensial Stres

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996:342) penyebab stress dibedakan menjadi dua yaitu stress di tempat kerja dan stress yang bukan berkaitan dengan kerja. Namun kedua penyebab stress ini saling berhubungan dan berkaitan. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996:343), membagi stress di tempat kerja menjadi empat kategori, yaitu: a) Stres lingkungan fisik

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan dari kondisi lingkungan pekerjaan atau perusahaan yang tidak nyaman. Selain itu penyebab stress lingkungan fisik juga termasuk masalah di dalam pekejaan. Indikator: cahaya, suhu, suara, dan udara yang terpolusi.

b) Stres individu

Merupakan penyebab stress yang ditimbulkan karena adanya perbedaan pendapat antar individu. Dalam hal ini terjadi ketidakcocokan kepribadian antar karyawan. Indikator: konflik peran, konflik ganda, beban kerja berlebih, tidak ada kontrol, tanggung jawab, dan beban kerja.

(39)

20

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena ketidakefektifan organisasi yang dipengaruhi oleh sifat hubungan diantara kelompok-kelompok. Idikator: hubungan yang buruk dengan rekan kerja, bawahan atau atasan.

d) Stres organisasional

Merupakan penyebab stress yang terjadi karena kurangnya partisipasi dari individu terhadap struktur organisasi dalam mengambil keputusan. Indikator: desain struktur jelek, politik jelek, tidak ada kebijakan khusus. 7. Hal-hal yang Mempengaruhi Stress

Menurut Robbin (2008:377) sekurang-kurangnya terdapat lima variabel yang relevan untuk mengurangi terjadinya stress, meliputi:

a) Persepsi, karyawan bereaksi untuk menanggapi persepsi meraka terhadap realitas. Oleh karena itu persepsi akan memperlunak hubungan antara suatu kondisi stress potensial dan reaksi seorang karyawan terhadap kondisi itu.

b) Pengalaman kerja, dikatakan beban orang yang berpengalaman merupakan guru yang sangat baik. Pengalaman juga menjadi salah satu pengurang rasa stress.

(40)

21

d) Keyakinan akan tempat kedudukan kendali, tempat kedudukan kendali diperkenalkan sebagai atribut kepribadian. Dengan tempat kedudukan kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir mereka sendiri. Mereka dengan kedudukan eksternal yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.

e) Permusuhan, seseorang yang gila kerja, selalu bergegas dan tidak sabar atau kompetitif. Hal tersebut tidak diartikan bahwa seseorang seperti itu rawan terhadap penyakit atau terhadap efek negatif stress.

8. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan perwujutan kerja yang dilakukan oleh karyawan atau organisasi. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah dilakukuan sebab banyak faktor yang mempengaruhi tingkat rendahnya kinerja seseorang.

Menurut Mangkunegara (2005:9) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakna tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Kinerja menurut Kusriyanto (1991:3) dalam Mangkunegara (2005:9) adalah: perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya per jam).

(41)

22

Menurut Mangkunegara (2005:67), terdapat tiga metode yang digunakan dalamn rangka pengukuran kinerja karyawan pada perusahaan, yaitu :

a) Mutu atau kualitas produk

Pada pengukuran ini perusahaan lebih mendasarkan pada tingkat kulaitas produk yang karyawan telah dihasilakan karyawan. pengukuran melalui kualitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana seorang karyawan dalam melaksanakan tugasdan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya

b) Kuantitas atau jumlah produk

Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah produk yang dihasilkan ini erat kaitannya dengan kemampuan seorang karyawan dalam menghasilkan produk dalam jumlah tertentu. Kuantitas ini secara langsung berhubungan dengan tingkat kecepatan yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam menghasilkan produk

c) Ketepatan waktu

(42)

23

10. Hubungan Stressor, Stress Kerja dan Kinerja

Menurut Robbins (2008:377) Pola U terbalik menunjukkan hubungan tingkat stres (rendah-tinggi) dan kinerja (rendah-tinggi). Bila tidak ada stres, tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan. Selanjutnya, bila stress menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang paling ekstrim adalah kinerja menjadi nol, karyawan, menjadi tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stress.

(43)

24

Gambar 2.2

Hubungan Stress Kerja dan Kinerja

Tinggi

Stres Kerja

Rendah Kinerja Tinggi

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu mengenai pengaruh stressor terhadap kinerja karyawan dengan stres kerja sebagai variabel intervening pada PR Djagung Prima Malang. Berdasarkan teori yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun kerangka pikir yang menunjukkan hubungan antara ketiga variabel yaitu stressor, stres kerja dan kinerja yang digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

(44)

25

Gambar 2.3 Kerangka pikir

Gambar kerangka pikir diatas menerangkan tiga hubungan pengaruh antara masing-masing variabel yaitu stressor, stres kerja dan kinerja karyawan PR Djagung Prima. Stressor merupakan sumber potensial terjadinya stres kerja. Pengelolaan stressor penting dilakukan agar karyawan tidak mengalami gejala-gejala secara fisik, perilaku, maupun secara psikologis dari adanya stres kerja. Stres kerja pada tingkat tertentu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri.

Kondisi karyawan PR Djagung Prima Malang khususnya karyawan borongan disinyalir rentan terhadap stress. Faktor-faktor yang menyebabkan

(45)

26

stress tersebut dapat berasal dari organisasi yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan antar karyawan. Adanya faktor-faktor penyebab stress tersebut akan berdampak secara fisik, perilaku, dan psikologis yang mengganggu kinerja karyawan borongan. Jika hal tersebut terus menerus terjadi dan dalam jangka waktu yang cukup lama akan mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari tiga hal yaitu kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah yang dihadapi dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Pengertian hipotesis menurut Arikunto (2002:63) yaitu suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). Berdasarkan perumusan masalah dan penelitian terdahulu, dalam penelitian ini hipotesis yang diambil adalah:

a) Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara stressor terhadap stress kerja karyawan PR Djagung Prima Malang.

b) Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap kinerja karyawan PR Djagung Prima Malang.

Gambar

Tabel 1.1 Realisasi Produksi dan produk Cacat Pada PR Djagung Prima Malang
Gambar 2.1 Model Stres
Gambar 2.2 Hubungan Stress Kerja dan Kinerja
Gambar 2.3 Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

Kini internet telah menyediakan situs - situs web yang menyediakan informasi untuk suatu organisasi, tentu saja seiring dengan kemajuan zaman.Penulis dapat membantu pihak

Secara keseluruhan, kinerja keuangan PT Murindo Multi Sarana pada tahun 2015, 2016 dan 2017 dilihat dari solvabilitasnya dapat dikatakan kurang baik, karena

Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Koperasi Agrobisnis Tarutama Nusantara

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Menggunakan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “PENGARUH POLIMORFISME GEN BETA FIBRINOGEN -455 G/A PADA PEMBERIAN ASPIRIN DAN EFEKNYA TERHADAP SKOR

Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Variabel Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan PT.. Bank Rakyat

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada variabel gaya hidup maka dapat diketahui berpengaruh terhadap minat beli pada Shopee di Kota Padang dengan nilai regresi

2 H.A.W.Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008);hal 52.. menyerap reaksi dari khalayak. Organisasi atau instansi atau lembaga mempunyai tujuan