• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 6 PADANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

FADHLI AULIA ILHAM 130723032

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang

Oleh : Fadhli Aulia Ilham

NIM : 130723032

Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Padang

Oleh : Fadhli Aulia Ilham

NIM : 130723032

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2015

(5)

ABSTRAK

Ilham, Fadhli Aulia. 2015. Penga ruh Perpusta ka a n Sekola h terha dap Proses

Bela ja r Siswa di SMA Negeri 6 Pa da ng. Medan: Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif dan menganalisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Padang sebanyak 252 orang. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat tolerir sebesar 5%, maka diperoleh sampel sebanyak 155 orang. Populasi penelitian ini adalah berstrata, maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportiona te stra tified

ra ndom sa mpling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket.

Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan dari data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai thitung 11,282 pada tingkat signifikan 0,006. Sedangkan ttabel pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05) sebesar 1,83 karena thitung > ttabel atau 11,282 > 1,83,

maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. Hasil uji determinasi sebesar 0,563 artinya variabel perpustakaan sekolah memberi pengaruh terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang sebesar 56,3% dan sisanya sebesar 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Proses Belajar Siswa di SMA

Negeri 6 Padang” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi

Ilmu Perpustakaan dan Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis terlebih dahulu mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua orangtua tercinta H. Bukhari Ismirat dan Dra. Hj. Khaiyarti Z, adinda tersayang Wilda Fhitriany Usman, S.Farm serta ketiga adikku Fadhlan Aulia Zikra, Farid Aulia Multazam, dan Fadhila Khairatun Nisa yang selama ini telah memberi dukungan, motivasi, bantuan, perhatian dan kasih sayang serta doa tanpa batas kepada penulis.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

(7)

3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran seta arahan yang lebih baik lagi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom selaku dosen penguji II yang telah memberikan ide-ide yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

6. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik serta membantu penulis selama perkuliahan.

7. Bapak Drs. Ramadansyah, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Padang yang telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian serta pengambilan data di sekolah tersebut untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Ekstensi 2013 serta teman-teman di kontrakan yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

(8)

kekurangan atau kesalahan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis.

Medan, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Hipotesis ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIK ... 8

2.1. Pengertian Belajar ... 8

2.1.1. Proses Belajar ... 9

2.1.2. Tujuan Belajar ... 11

2.2. Perpustakaan Sekolah ... 13

2.2.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 14

2.2.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah... 16

2.2.3. Manfaat Perpustakaan Sekolah ... 17

2.2.4. Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah ... 19

2.2.5. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 20

2.2.6. Pelayanan Perpustakaan Sekolah ... 22

2.3. Kaitan Perpustakaan dengan Proses Belajar ... 25

2.4. Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Metode Penelitian ... 29

3.2. Lokasi Penelitian... 29

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1. Populasi ... 29

3.3.2. Sampel ... 30

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.6. Defenisi Operasional ... 32

3.7. Instrumen Penelitian ... 33

3.7.1. Pengujian Angket ... 34

3.7.1. Uji Validitas ... 35

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 35

3.8. Teknik Analisis Data ... 36

3.8.1. Analisis Deskriptif ... 36

3.82. Uji Normalitas ... 37

3.8.3. Uji Homogenitas ... 37

(10)

3.8.6. Koefisien Determinasi (R2) ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Pengumpulan Data ... 40

4.1.1. Pengujian Validitas ... 40

4.1.2. Pengujian Reliabilitas ... 43

4.2. Analisis Deskriptif ... 44

4.2.1. Tanggapan Responden terhadap Perpustakaan Sekolah ... 44

4.2.1.1. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan ... 44

4.2.1.2. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sumber Bahan Pendidikan ... 47

4.2.1.3. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana dalam Mengembangkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap ... 48

4.2.2. Tanggapan Responden terhadap Proses Belajar Siswa ... 51

4.2.2.1. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Kesiapan ... 51

4.2.2.2. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Situasi ... 53

4.2.2.3. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Evaluasi ... 55

4.2.2.4. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Respons ... 58

4.2.2.5. Proses Belajar Siswa ditinjau dari Konsekuensi ... 59

4.3. Pengolahan Data Deskriptif ... 61

4.3.1. Deskriptif Data ... 61

4.3.1.1. Variabel Perpustakaan Sekolah ... 62

4.3.1.2. Variabel Proses Belajar Siswa ... 64

4.4. Pengujian Persyaratan Analisis ... 67

4.4.1. Uji Normalitas ... 67

4.4.2. Uji Homogenitas ... 69

4.5. Metode Analisis Statistik... 69

4.5.1. Regresi Linear Sederhana... 69

4.5. Uji Parsial (Uji-t) ... 71

4.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan... 73

5.2. Saran ... 73

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Siswa SMA Negeri 6 Padang ... 30

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 31

Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses Belajar ... 34

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perpustakaan Sekolah ... 44

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Belajar... 42

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses Belajar ... 43

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan ... 44

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sumber Bahan Pendidikan ... 47

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sarana dalam Mengembangkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap ... 49

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Kesiapan ... 51

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Situasi ... 54

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Evaluasi ... 55

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Respons ... 58

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Proses Belajar ditinjau dari Konsekuensi... 60

Tabel 4.12. Statistik Variabel Perpustakaan Sekolah... 62

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Data Variabel Perpustakaan Sekolah ... 63

Tabel 4.14. Statistik Variabel Proses Belajar Siswa ... 65

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Data Variabel Proses Belajar Siswa ... 66

Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas... 68

Tabel 4.17. Hasil Uji Homogenitas ... 69

Tabel 4.18. Analisis Regresi Linear Sederhana... 70

Tabel 4.19. Hasil Pengujian Signifikan Secara Parsial ... 71

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian ... 78

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 83

Lampiran 3. Frekuensi Jawaban Responden ... 87

(14)

ABSTRAK

Ilham, Fadhli Aulia. 2015. Penga ruh Perpusta ka a n Sekola h terha dap Proses

Bela ja r Siswa di SMA Negeri 6 Pa da ng. Medan: Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif dan menganalisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Padang sebanyak 252 orang. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat tolerir sebesar 5%, maka diperoleh sampel sebanyak 155 orang. Populasi penelitian ini adalah berstrata, maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportiona te stra tified

ra ndom sa mpling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket.

Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan dari data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai thitung 11,282 pada tingkat signifikan 0,006. Sedangkan ttabel pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05) sebesar 1,83 karena thitung > ttabel atau 11,282 > 1,83,

maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. Hasil uji determinasi sebesar 0,563 artinya variabel perpustakaan sekolah memberi pengaruh terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang sebesar 56,3% dan sisanya sebesar 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada era modern yang semakin canggih seperti sekarang ini, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan akar dari peradaban bangsa. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis, hal itu terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Lembaga pendidikan baik pengajar maupun peserta didik dituntut mampu meningkatkan daya pikir seiring dengan perkembagan zaman.

(16)

2 keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan saat sekarang ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang untuk menjawab tantangan hidup. Untuk memperoleh pendidikan dan pengetahuan, banyak cara yang bisa ditempuh di antaranya dengan memanfaatkan perpustakaan termasuk perpustakaan sekolah. Konsep pendidikan sekarang tidak lagi menempatkan tenaga pengajar sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, tetapi siswa dapat datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan berbagai macam bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat yang ada di lingkungan sekolah, khususnya para guru dan siswa. Perpustakaan sekolah berperan sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan seperti sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan kualitas pendidikan.

Pada saat ini, proses belajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat. Hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang, sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

(17)

ditentukan oleh proses belajar yang dialami oleh siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Hal ini karena proses belajar mampu menghasilkan manusia-manusia cerdas yang merencanakan, mengatur dan melaksanakan pembangunan nasional, akan tetapi hanya proses belajar yang baik saja yang mampu melakukan itu. Untuk mencapai proses belajar yang baik perlu didukung oleh fasilitas yang memadai seperti adanya perpustakaan sekolah, kurikulum yang cocok, kualitas sumber daya manusia yang kompeten serta sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses belajar di sekolah.

SMA Negeri 6 Padang didirikan pada tanggal 14 Januari tahun 1984. Awalnya, sekolah ini merupakan kelas jauh dari SMA Negeri 1 Padang. Sebagai layaknya sekolah filial (cabang), tahun ajaran 1983/1984 proses pembelajaran berlangsung dengan status menumpang di SD Negeri 35 Jembatan Buai, Mata Air. Setahun di sana, pada tahun ajaran 1984/1985 proses pembelajaran berpindah ke SD Negeri 38 Seberang Padang Selatan dengan status kepala sekolah. SMA Negeri 6 yang dirangkap langsung oleh kepala SMAN 1 Padang yang bernama Drs. Rusdi, namun pelaksanaan tugas operasional sekolah saat itu diserahkan kepada Drs. Mahmud. AR. Selanjutnya, tiga bulan lamanya pembelajaran siswa SMA Negeri 6 Padang dipindahkan ke SD Koto Kacia sekarang menjadi SD Negeri 22 Padang.

(18)

4 komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, Mushalla, laboratorium biologi, laboratorium kimia, ruang OSIS, kantin, kolam ikan, kebun, dan fasilitas lainnya.

SMA Negeri 6 Padang memiliki luas lahan 15.000 m², luas bangunan 9.300 m², jumlah siswa 865 orang, jumlah guru 70 orang dan 20 orang pegawai non-Tendik. Sekolah ini memiliki hutan sekolah, kebun buah naga, kebun buah markisa,

green house, 6 ga zebo, lesehan, sumur serapan 6 buah, 2 TOGA, komposter 37 titik lubang biopori 21 lubang, 2 kolam ikan, galeri, dan bank sampah.

Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang didirikan pada tahun 1992, perpustakaan ini berada di bawah naungan sekolah tersebut. Awalnya gedung perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ini bergabung dengan ruang komputer, akan tetapi saat sekarang ini gedung

perpustakaan telah berdiri sendiri dengan luas bangunan 220 m2. Keberadaan

perpustakaan di SMA Negeri 6 Padang sebagai salah satu penunjang proses belajar siswa. Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ini sebanyak 1.205 judul terdiri dari koleksi buku teks, referensi, dan koleksi DVD yang digunakan untuk seluruh siswa. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang ini memiliki ruang koleksi peminjaman dan referensi, ruang pengolahan, ruang baca, dan audio visual. Dari sisi SDM perpustakaan SMA Negeri 6 Padang tidak memiliki tenaga pustakawan, akan tetapi hanya dikelola oleh guru honorer.

(19)

dalam melaksanakan proses belajar. Dilihat dari observasi awal terhadap siswa jurusan IPS mereka lebih banyak bercanda, keluyuran ke kelas lain, dan mereka terlihat lebih

santai dalam belajar. Kurangnya pemahaman siswa dalam belajar kemungkinan

disebabkan kesulitan siswa mengingat kembali pelajaran yang telah lama dan kurangnya kreativitas guru untuk mengingatkan kembali materi yang telah lama diajarkan. Selain itu kurangnya perhatian guru terhadap siswa dalam melakasanakan proses pembelajaran dan guru lebih terfokus kepada materi yang akan diajarkan, sehingga membuat siswa mengalami kejenuhan dan kebanyakan dari siswa tersebut mencari kesibukan sendiri. Walaupun proses belajar mereka berbeda tetapi rasa ingin tau mereka terhadap pendidikan lumayan baik, terbukti dari data pengunjung Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang dari bulan September sampai bulan

Desember berjumlah 33 orang dari kelas X, 71 orang dari kelas XI, dan 58 dari kelas XII.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh kenyataan yang menunjukkan adanya permasalahan dalam proses belajar di SMA Negeri 6 Padang. Permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar saat sekarang ini adalah lemahnya proses pembelajaran, terbukti dari nilai ujian semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh siswa kelas XI yang berjumlah 9 kelas dengan nilai rata-rata 69,45 pada bidang studi bahasa Indonesia, 74,48 pada bidang studi bahasa Inggris, dan 72,97 pada bidang studi matematika.

(20)

6 tertarik untuk melakukan penelitian tentang “pengaruh perpustakaan sekolah

terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang?

2. Apakah perpustakaan sekolah berkontribusi terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

2. Untuk mengetahui kontribusi perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk dapat memberikan manfaat bagi:

1. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang, sebagai bahan masukan dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kualitas dalam proses belajar siswa.

(21)

3. Peneliti, untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam meneliti tentang pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang positif dan

(22)

BAB II

KERANGKA TEORETIK

2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live lea rning). Belajar merupakan kebutuhan pokok, karena belajar merupakan suatu hal yang sangat penting. Belajar itu tidak mengenal batas usia, proses, kejadian, dan tempat. Belajar akan membuat seseorang mampu berinteraksi dengan orang lain bahkan dengan lingkungannya sendiri. Selain itu, belajar juga memberi pengalaman baru buat seseorang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya baik sekarang maupun yang akan datang. Menurut Siregar (Siregar dan Nara 2010, 3) belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingah laku dalam dirinya.

(23)

adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati. Selain itu belajar menurut Whittaker yang dikutip oleh Djamarah (2011, 12) belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa pengertian belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan, diperoleh dari pengalaman, atau latihan oleh setiap individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai postif yang dapat diamati.

2.1.1 Proses Belajar

(24)

10 dimensi cara menguasai pengetahuan dan cara menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur yang telah ada.

Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Peristiwa belajar banyak berakar pada berbagai pandangan dari konsep, oleh karena itu perwujudan proses belajar dapat terjadi dalam berbagai model. Menurut Bruner yang dikutip oleh Nasution (2011, 9) proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2) transformasi, (3) evaluasi.

Perta ma, informasi. Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada

yang menambah pengetahuan yang kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, misalnya bahwa tidak ada energi yang lenyap. Kedua, transformasi. Informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau kenseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan. Ketiga, evaluasi. Kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

(25)

belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar. (4) Respons. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia akan memberikan respons. (5) Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa. (6) Reaksi terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa proses belajar merupakan cara-cara khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan seperti tahapan perubah tingkah laku, kognitif, afektif, dan psikomotor pada individu yang perwujudannya dapat terjadi dalam berbagai model dengan unsur utamanya yaitu tujuan, kesiapan, situasi, interpretasi, respons, konsekuensi, dan reaksi.

2.1.2 Tujuan Belajar

(26)

12 (1) untuk mendapatkan pengetahuan; (2) penanaman konsep dan keterampilan; (3) pembentukan sikap. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. Tujuan belajar merupakan hal yang penting dalam sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen sistem yang efektif.

Tujuan belajar merupakan suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal dengan transfer belajar (Nasution 2011, 3). Sedangkan menurut Hamalik (2008, 73-75), tujuan belajar terdiri dari tihga komponen:

1. Tingkah laku terminal. Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.

2. Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi di mana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal.

3. Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang diguakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa.

(27)

Sintesis; yang dimaksud dengan proses belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dari siswa, dengan indikator sebagai berikut:

1. Kesiapan 2. Situasi 3. Evaluasi 4. Respons 5. Konsekuensi

2.2 Perpustakaan Sekolah

(28)

14 Pada umumnya masyarakat di lingkungan sekolah beranggapan bahwa perpustakaan sekolah merupakan tempat mengumpulkan dan menyimpan baha n-bahan pustaka saja. Sebenarnya perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi terbesar yang ada di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai (Sutarno 2006, 39-40). Bukan hanya sebagai pusat dan sumber informasi saja, perpustakaan sekolah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari lembaga induknya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid-murid (Bafadal 2008, 150).

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat dan media untuk menunjang proses belajar. Perpustakaan sekolah juga merupakan institusi pengelola dalam melestarikan bahan pustaka. Selain itu juga sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, informasi, keterampilan, dan rekreasi bagi pemustaka. 2.2.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

(29)

membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar (Bafadal 2008, 5). Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik atau siswa.

Menurut Yusuf (Yusuf dan Suhendar 2007, 3), tujuan diadakannya perpustakaan sekolah yaitu:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

4. Menyediakan berbagai macam informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Lembaga pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pendidikan. Perpustakaan sekolah adalah salah satu sarana yang menunjang lembaga tersebut untuk dapat mengikuti perkembangan dunia pendidikan. Untuk itu, perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan yang dapat menunjang proses belajar di sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian lembaga penaungannya (Sinaga 2011, 16).

(30)

16 berfungsi sebagai penarik minat baca bagi siswa dan sarana hiburan dalam memanfaatkan waktu luang. Dengan adanya perpustakaan sekolah, kebutuhan informasi yang hendak dicari oleh pemustaka dapat terpenuhi. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai media pendidikan yang membekali siswa dalam memenuhi pengetahuannya serta dapat menunjang pencapaian maksimal bagi siswa untuk mendapatkan hasil dan prestasi yang lebih baik.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari program pendidikan sehingga berpengaruh bagi program pendidikan secara menyeluruh. Perpustakaan sekolah dijadikan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan komponen pendidikan di lingkungan sekolah. Menurut Saleh (Saleh dan Komalasari 2010, 1.12) salah satu fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat. Selain itu, perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai sarana yang turut menentukan proses belajar sekaligus memberikan warna dalam proses interaktif edukatif yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan misi serta visi yang diemban oleh perpustakaan sekolah tersebut.

(31)

mengembangkan dirinya lebih lanjut. Kedua, fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi

tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

Ketiga, fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang

bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Keempa t, fungsi riset atau penelitian. Maksudnya adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sumber informasi terbesar yang ada di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah berfungsi tidak hanya sebagai tempat menyimpan bahan pustaka saja, akan tetapi perpustakaan sekolah merupakan sarana rekreasi dan riset dalam suatu penelitian. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan juga berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan sumber informasi.

2.2.3 Manfaat Perpustakaan Sekolah

(32)

18 setiap sekolah diwajibkan menyediakan perpustakaan dan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila koleksi yang ada dimanfaatkan secara optimal dan benar-benar memperlancar penerapan tujuan proses belajar mengajar di sekolah (Bafadal 2008, 5).

Perpustakaan di suatu lembaga pendidikan sangat bermanfaat karena dapat membantu dan meningkatkan tugas para pendidik dan juga membantu siswa dalam proses belajarnya. Keberadaan perpustakaan di sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Beberapa manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk merangsang minat membaca siswa, karena membaca merupakan sumber pengetahuan yang besar. Menurut Bafadal (2008, 5-6) manfaat perpustakaan secara terinci baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab. 7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam

menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru dalam menemukan sumber pengajaran.

9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(33)

lingkungan sekolah salah satunya dengan memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan secara optimal untuk menunjang proses belajar. Tidak hanya itu, perpustakaan sekolah sangat bermanfaat sekali bagi siswa di antaranya menimbulkan kecintaan siswa dalam membaca, menunjang proses belajar siswa, mengajarkan siswa belajar mandiri serta mempercepat penguasaan teknik membaca dan perkembangan kecakapan berbahasa.

2.2.4 Tenaga Pengelola Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan bukanlah suatu tempat penyimpanan informasi yang bekerja secara otomatis. Perpustakaan lebih merupakan suatu sistem informasi yang di dalamnya melibatkan banyak aspek, baik itu benda dan terutama sekali manusia. Suatu hal yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas layanan adalah sumber daya manusia yang terdapat di perpustakaan, dalam hal ini yang berperan penting adalah pustakawan. Pustakawan adalah orang yang berhubungan dengan pustaka, sedangkan pustaka sinonim dari kata buku. Oleh karena itu, pustakawan selalu berhubungan dengan buku, sedangkan buku ada di perpustakaan, di sekolah, di toko buku, rumah. Dalam arti yang sangat sederhana pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan (Hasugian 2009, 137).

(34)

20 sumber daya manusia yang sangat berperan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Peran pustakawan selama ini membantu pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat efisien, efektif, tepat sasaran, serta tepat waktu.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yag melibatkan banyak aspek di antaranya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pustakawan. Pustakawan adalah orang yang berperan penting dalam mengelola perpustakaan. Supaya dapat melaksanakan tugas-tugas dengan baik, maka pustakawan membutuhkan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan kepada pustakawan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral kerja petugas perpustakaan sekolah.

2.2.5 Koleksi Perpustakaan Sekolah

(35)

didayagunakan oleh setiap pemustaka, karena itu pustakawan harus memproses dan menyelenggarakan sistem peminjaman yang praktis serta disesuaikan dengan kondisi staf dan keperluan pemustaka. Koleksi perpustakaan atau Libra ry

collection diartikan sebagai keseluruhan bahan-bahan pustaka yang dibina dan

dikumpulkan oleh suatu perpustakaan melalui upaya pembelian, sumbangan, pertukaran, atau membuat sendiri dengan tujuan untuk disajikan dan didayagunakan oleh seluruh pemakai perpustakaan (Sinaga 2011, 37-38).

Jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah harus beraneka ragam, supaya dapat memenuhi kebutuhan informasi siswa dan guru dalam menunjang proses belajar. Menurut Yusuf (Yusuf dan Suhendar 2007, 23) jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari bahan buku dan bahan nonbuku. Bahan buku umumnya terbuat dari kertas sebagai media rekam informasi. Bahan ini lebih praktis, luwes, dan dapat dibawa kemana-mana. Contoh dari bahan buku yaitu buku teks, buku ajar, buku referensi, buku paket, majalah, koran, jurnal, dan lainnya. Sedangkan bahan nonbuku yang biasa disebut sebagai bahan audiovisual merupakan bahan yang dibuat dari hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil cetakan dari kertas. Contoh dari bahan nonbuku yaitu film, kaset video, tape recorder, mikrofis, CD dan lainnya. Sedangkan menurut Sutarno (2006, 82) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama yaitu:

1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, buletin, pamphlet, kamus, ensiklopedia, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan lain-lain.

(36)

22 Sumber informasi yang berada di perpustakaan sekolah dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan bagi siswa, tidak terkecuali bagi guru. Jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan harus dapat memenuhi kebutuhan guru dan siswa dalam menunjang proses belajar. Jumlah koleksi yang ada di perpustakaan sekolah harus menitikberatkan kepada fungsi perpustakaan dalam memberikan informasi. Menurut Perpustakaan Nasional RI (2001, 12) jumlah koleksi dasar perpustakaan sekolah minimal 1000 judul, terdiri dari berbagai disiplin ilmu atau pelajaran sesuai sekolah yang bersangkutan.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa kebutuhan informasi berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah koleksi yang memadai dan relevan. Semakin banyak jumlah koleksi yang ada di perpustakaan, maka kebutuhan informasi dalam menunjang proses belajar juga semakin terpenuhi. Koleksi perpustakaan adalah keseluruhan bahan pustaka di perpustakaan yang diperoleh baik dengan cara dibeli, sumbangan, maupun pertukaran untuk didayagunakan oleh pemustaka. Jenis koleksi dapat berupa buku dan nonbuku yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi para siswa dan guru.

2.2.6 Pelayanan Perpustakaan Sekolah

(37)

Perpustakaan harus dapat melayani kebutuhan informasi untuk menunjang proses belajar dengan menyediakan berbagai macam sumber informasi bagi guru dan siswa. Layanan perpustakaan yang diberikan kepada pemustaka merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari layanan teknis dan layanan jasa. Kegiatan perpustakaan dalam memberikan pelayanan yang baik akan memberikan citra yang baik pula terhadap perpustakaan. Menurut Sutarno (2006, 90) layanan yang diberikan oleh perpustakaan tersebut mampu menciptakan rasa nyaman bagi pengguna perpustakaan. Adapun layanan perpustakaan tersebut:

1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. 2. Berorientasi kepada pengguna perpustakaan.

3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana.

5. Murah dan ekonomis.

6. Menarik dan menyenangkan dan menimbulkan rasa empati. 7. Bervariatif.

8. Mengundang rasa ingin kembali. 9. Ramah tamah.

10.Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

11.Mengembangankan hal-hal yang baru/inovatif.

12.Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.

13.Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pengguna perpustakaan dan bersifat mandiri.

(38)

24 Pada perpustakaan sekolah, pemustaka dapat mencari sendiri sumber informasi yang mereka butuhkan. Pada sistem layanan terbuka ini, pemustaka boleh langsung ke rak untuk mencari bahan pustaka yang menunjang proses belajar. Menurut Pujihastuti (Pujihastuti, 2012) dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya di rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlunya diperhatikan. Misalnya, rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus lengkap dan jelas. Jarak antara satu dengan rak yang lain lebih lebar.

Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem layanan tertutup, pemustaka tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Menurut Pujihastuti (Pujihastuti, 2012) layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi harus melalui petugas perpustakaan. Pengguna dapat memilih koleksi bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.

(39)

bahan pustaka, sedangkan layanan tertutup adalah layanan yang tidak memperbolehkan pemustaka untuk mengambil sendiri bahan pustaka melainkan melalui petugas perpustakaan dengan terlebih dahulu melihat koleksi yang ada di katalog.

Sintesis; yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan, dengan indikator sebagai berikut:

1. Sarana penunjang pendidikan 2. Sumber bahan pendidikan

3. Sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap 2.3 Kaitan Perpustakaan dengan Proses Belajar

(40)

26 Perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk menemukan berbagai macam jenis informasi. Sumber informasi yang terlibat secara langsung di perpustakaan bisa dalam bentuk cetak maupun noncetak, karena dapat menunjang proses belajar. Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 78) perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media. Perpustakaan sekolah sangat berpengaruh besar dalam menunjang proses belajar siswa. Namun perpustakaan sekolah tidak akan berarti apabila tidak dimanfaatkan secara efektif. Upaya penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar-mengajar (Sinaga 2011, 15).

(41)

mengunjungi perpustakaan pun akan meningkat dan membantu masyarakat di lingkungan sekolah dalam melaksanakan proses belajar.

Menurut beberapa pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah sudah wajib ada di setiap sekolah karena selain sebagai pusat informasi perpustakan sekolah juga berperan penting dalam menunjang proses belajar. Perpustakaan yang terorganisir dengan baik, efisien, efektif, dan sistematis turut menentukan keberhasilan dalam proses belajar. Pustakawan juga harus memperhatikan kualitas perpustakaan sekolah supaya keberhasilan dalam menunjang proses belajar juga dapat tercapai. Namun apabila perpustakaan sekolah tidak dimanfaatkan secara efektif, maka keberadaan perpustakaan sekolah tersebut tidak akan berarti.

2.4 Penelitian yang Relevan

Menurut Suroso (2009) dengan judul penelitian “Persepsi siswa terhadap

perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar SD 3 Kadipiro Kabupaten Bantul Yogyakarta” dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah

dalam menunjang proses belajar mengajar tergolong sangat baik. Penelitian Suroso ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Suroso menganalisis data menggunakan analisis skor.

Menurut Fitriyani (2010) dengan judul penelitian “Peran perpustakaan

sekolah dalam menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (studi kasus pada SDN Ciputat VI dan SDN Cempaka Baru II)” dapat diketahui bahwa

(42)

28 mengajar sehingga keberadaan perpustakaan sekolah sangat menunjang pelaksanaan KBK dalam meningkatkan prestasi siswa. Penelitian Fitriyani ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Fitriyani menganalisis data menggunakan skala presentase sederhana.

Menurut Rini (2010) dengan judul penelitian “ Pengaruh pemanfaatan

perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Karangdowo tahun ajaran 2009/2010” dapat diketahui bahwa perpustakaan

sekolah sangat menunjang prestasi belajar siswa. Penelitian Rini ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Rini menganalisis data menggunakan analisis statistik.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif. Peneliti menganalisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana karena peneliti ingin melihat pengaruh satu variabel independen (X) terhadap satu variabel dependen (Y), yaitu pengaruh variabel perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. Menurut Sugiyono (2008, 57) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Padang yang beralamat di Jalan Raya Sutan Syahrir, Koto Kaciak No. 11 Mata Air, Padang, Sumatera Barat. 3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif, populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena yang dijadikan fokus penelitian.

3.3.1 Populasi

(44)

30 mengambil sampel hanya dari kelas XI, karena siswa kelas XI belum terfokus untuk pelaksanaan UN seperti siswa kelas XII dan sudah dapat dilihat frekuensi perolehan nilainya selama 2 semester sebelumnya yaitu pada kelas X. Adapun perincian dari populasi penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1. Jumlah Siswa SMA Negeri 6 Padang

No. Siswa Jumlah

1 Kelas XI IPA 140

2 Kelas XI IPS 112

Total 252

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006, 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Hasan (2002, 58) sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin:

� = N

+ Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel, N = ukuran populasi,

(45)

� = + , 2

� = + ,

� = ,

� = ,

� = dibulatkan

Untuk menentukan besarnya sampel, maka peneliti menggunakan batas kesalahan yang dapat ditolelir sebesar 5% dan diperoleh sampel sebanyak 155 orang. Populasi pada penelitian ini berstrata, maka teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik proportiona te stra tified ra ndom sa mpling. Menurut Sugiyono (2008, 120), teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

No. Siswa Jumlah Populasi Sampel

1 Kelas XI IPA 140 � = 8 , 86

2 Kelas XI IS 112 = 8,8 69

Total 155

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

(46)

32 2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui bahan pustaka yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari:

1. Data primer yaitu memberikan daftar pernyataan yang berkaitan dengan masalah penelitian kepada responden.

2. Data sekunder yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui bahan pustaka yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu

independent va ria bel adalah perpustakaan sekolah (variabel X), dan dependent

va ria bel adalah proses belajar (variabel Y). Adapun uraian dari definisi

operasional variabel ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel perpustakaan sekolah (X)

(47)

a. Sarana penunjang pendidikan b. Sumber bahan pendidikan

c. Sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap 2. Variabel proses belajar (Y)

Proses belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dari siswa. Indikator proses belajar adalah sebagai berikut:

a. Kesiapan b. Situasi c. Evaluasi d. Respons e. Konsekuensi

3.7 Instrumen Penelitian

Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran, oleh karena itu harus ada alat ukur yang digunakan. Alat ukur itu sering disebut sebagai instrumen penelitian, dalam hal ini penulis memilih menggunakan angket. Pada penelitian ini angket disusun dalam bentuk pernyataan dan menggunakan satuan skala Likert. Adapun bentuk setiap jawaban pada skala Likert sebagai berikut:

(48)

34 Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses

Belajar

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Item

(49)

3.7.2. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono 2008, 173). Pengujian validitas data dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus dari Pearson yaitu korela si product

moment yang dikutip oleh Arikunto (2006, 273):

r

xy = Σ

√ Σ 2 Σ 2

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

xy = Perkalian dari x dan y

Pengukuran uji validitas menggunakan softwa re SPSS versi17.0 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan dikatakan valid,

Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid.

3.7.3 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono 2008, 183). Pengujian relibialitas data penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Cronba ch Alpha. Dasar pengambilan keputusan adalah:

(50)

36 3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat dibalik semua data tersebut dengan mengelompokkannya menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel perpustakaan sekolah dan variabel proses belajar, maka data yang dikumpulkan melalui angket selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif mengenai subjek penelitian berdasarkan data. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpresentasikan. Cara menghitung presentasi jawaban yang diberikan oleh responden, maka digunakan rumus yang dibuat oleh Hadi (2001, 421):

P = �

� � %

Keterangan:

P = Presentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden

(51)

1 – 25% = Sebagian kecil 26 – 49% = Hampir setengah

50 = Setengah

51 – 75% = Sebagian besar 76 – 99% = Pada umumnya 100% = Seluruhnya 3.8.2 Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0. Dalam uji

Kolmogorov-Smirnov, untuk menerima atau menolak H0 dengan cara

membandingkan nilai p dengan taraf signifikan 0,05. Kriterianya sebagai berikut: H0 diterima jika nilai p > α atau berdistribusi normal

H0 ditolak jika nilai p < α atau berdistribusi normal

3.8.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi memiliki variasi yang sama. Perhitungan homogenitas dengan uji

Levene Sta tistic menggunakan SPSS versi 17.0. Cara menafsirkan pengujian ini

jika nilai Levene Statistic > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen.

3.8.4 Analisis Regresi Linear Sederhana

(52)

38 independent, sedangkan pada regresi berganda terdapat lebih dari satu β karena variabel independennya lebih dari satu. Untuk mengukur pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar digunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan softwa re SPSS versi 17.0. Adapun regresi linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = α + βx

Keterangan:

α = Konstanta, yakni besaran yang tidak berubah, sehingga merupakan

lawan dari variabel.

β = Slope parameter, misalnya kenaikan x sebesar satu satuan akan

meningkatkan Ŷ sebesar β

x = Variabel independen (perpustakaan sekolah) Ŷ = Variabel dependen (proses belajar)

3.8.5 Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan tingkat signifikan dari variabel perpustakaan sekolah terhadap variabel proses belajar. Pengujian koefisien regresi variabel perpustakaan sekolah, cara menentukan H0 dan Ha:

a. H0 diterima jika thitung > ttabel (α 0,05), terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa. b. Ha ditolak jika thitung < ttabel (α 0,05), tidak terdapat pengaruh yang positif

(53)

3.8.6 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian kontribusi pengaruh variabel perpustakaan sekolah terhadap variabel proses belajar dapat dilihat dari koefesien determinasi (R2) di mana 0 < R < 1. Hal ini menunjukkan nilai R semakin mendekati nilai 1. Sebaliknya jika nilai R semakin dekat pada nilai 0, maka pengaruh variabel perpustakaan sekolah terhadap variabel proses belajar semakin lemah. Menurut Situmorang (Situmorang dan Lutfi 2014, 163), pedoman pemberian interpretasi koefisien adalah:

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat tidak erat

0,2 – 0,39 Tidak erat

0,4 – 0,59 Cukup erat

0,6 – 0,79 Erat

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan angket dan studi kepustakaan. Pada bab ini yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berdasarkan angket dengan cara memberikan daftar pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket diberikan kepada 155 responden yang terdiri dari kelas XI IPA dan kelas XI IPS. Penyebaran angket ini dilakukan untuk mengukur pengaruh perpustakaan sekolah terhadap proses belajar siswa di SMA Negeri 6 Padang.

4.1.1 Pengujian Validitas

Pengujian validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui keakuratan atau ketepatan data dari setiap variabel yang diteliti. Pernyataan valid jika pernyataan angket tersebut memang cocok untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Adapun tahap yang dilakukan peneliti dalam menguji validitas butir pernyataan dengan mengkorelasikan skor dari setiap butir dengan skor dari total jawaban. Teknik untuk menganlisis dengan menggunakan nilai r Product Moment

Correla tion. Pegujian ini dilakukan kepada 30 responden yang tidak termasuk

dalam sampel penelitian.

Uji validitas instrumen dalam penelitan ini dilakukan dengan membandingkan nilai Correla ted Item-Tota l Correla tion pada setiap butir pernyataan dengan nilai rtabel. Setiap butir pernyataan yang diketahui valid harus

(55)

28 dan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka rtabel adalah 0,3610. Jika nilai

Correla ted Item-Tota l Correla tion lebih besar dari 0,3610 maka butir pernyataan

tersebut adalah valid. Adapun hasil pengujian validitas untuk setiap variabel adalah seperti yang tertera pada tabel berikut, untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perpustakaan Sekolah

Indikator Butir

Pernyataan rtabel rhitung Keterangan

a. Sarana penunjang

(56)

42 Hanya 4 butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid (drop) yaitu pernyataan nomor 5, 8, 12, dan 13.

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Proses Belajar

Indikator Butir

Pernyataan rtabel rhitung Keterangan

a. Kesiapan belajar

(57)

Hanya 5 butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid (drop) yaitu pernyataan nomor 18, 19, 27, 30, dan 31.

4.1.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu angket yang merupakan indikator dari variabel. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid. Reliabilitas instrumen digunakan untuk melihat apakah data yang dikumpulkan menunjukkan konsistensi dan stabilitas data. Uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel, hal ini bertujuan untuk melihat variabel yang reliabel. Dasar keputusan untuk mengatakan variabel itu reliabel, jika memiliki nilai Cronba ch Alpha > 0,60. Berikut ini hasil dari pengujian reliabel untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Perpustakaan Sekolah dan Varibel Proses Belajar

Variabel Nilai Cronba ch Alpha Keterangan

Perpustakaan Sekolah 0,750 Reliabel

Proses Belajar 0,860 Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

(58)

44 4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. Adapun indikator untuk mengukur variabel perpustakaan sekolah sebagai berikut: (1) sarana penunjang pendidikan; (2) sumber bahan pendidikan; dan (3) sarana dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Supaya dapat mengetahui tanggapan responden terhadap perpustakaan sekolah dapat dilihat melalui jawaban yang telah dijawab responden pada angket yang telah disebarkan.

4.2.1.1Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana Penunjang Pendidikan Proses belajar siswa harus terpenuhi dan berjalan dengan baik, maka untuk melihat proses belajar siswa dapat ditinjau dari sarana penunjang pendidikan yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang. Tanggapan yang diberikan responden dapat kita lihat pada Tabel 4.4.

(59)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jawaban responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jawaban pernyataan nomor 1 yaitu peralatan yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang sudah memenuhi kebutuhan belajar siswa dalam beberapa matapelajaran seperti kimia, fisika, biologi, bahasa indonesia, bahasa inggris, geografi, dan olahraga dengan cara menyediakan alat peraga sebagai sarana penunjang proses belajar sebanyak 29 responden (18,7%) menyatakan sangat setuju, 68 responden (43,9%) menyatakan setuju, 38 responden (24,5%) menyatakan kurang setuju, 15 responden (9,7%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (62,6%) membutuhkan alat peraga di perpustakaan agar dapat memenuhi kebutuhan dalam proses belajar di kelas. Perpustakaan yang memiliki alat peraga yang lengkap dapat memberi pengaruh yang positif dan signifikan dalam peningkatan proses belajar siswa dalam matapelajaran tertentu dengan baik.

(60)

46 serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Perpustakaan yang ikut serta juga dalam peningkatan kualitas pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar siswa dengan baik.

Jawaban pernyataan nomor 3 yaitu media yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang serperti media audio, media visual, dan media audio visual sudah memenuhi kebutuhan siswa dalam proses belajar sebanyak 33 responden (21,3%) menyatakan sangat setuju, 52 responden (33,5%) menyatakan setuju, 48 responden (31,0%) menyatakan kurang setuju, 17 responden (11,0%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (54,8%) menyatakan bahwa media yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang seperti media audio, media visual, dan media audio visulal juga ikut berperan serta dalam proses belajar siswa. Perpustakaan yang ikut serta dalam peningkatan kualitas dan mutu pendidikan pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar siswa di kelas dengan baik.

(61)

Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang memberikan kenyaman bagi siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan belajar di kelas. Perpustakaan menyediakan meja baca serta kursi yang banyak untuk kebutuhan pemustaka sehingga perpustakaan mampu dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat mempengaruhi proses belajar siswa dengan baik. 4.2.1.2Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sumber Bahan Pendidikan

Proses belajar siswa harus terpenuhi dan berjalan dengan baik, maka untuk melihat proses belajar siswa dapat ditinjau dari sumber bahan pendidikan yang ada di perpustakaan SMA Negeri 6 Padang. Tanggapan yang diberikan responden dapat kita lihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sumber Bahan Pendidikan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jawaban responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

(62)

48 hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (50,3%) membutuhkan koleksi buku rujukan dan terbitan berkala di perpustakaan agar dapat membantu meningkatkan proses belajar siswa. Perpustakaan yang memiliki koleksi buku rujukan dan terbitan berkala dapat membantu siswa dalam meningkatkan proses belajar di kelas dengan baik.

Jawaban pernyataan nomor 7 yaitu Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang sudah menyediakan beraneka ragam jenis koleksi nonbuku seperti mikrofis, mikrofilm, dan kaset dalam menunjang proses belajar siswa sebanyak 34 responden (21,9%) menyatakan sangat setuju, 45 responden (29,0%) menyatakan setuju, 44 responden (28,4%) menyatakan kurang setuju, 25 responden (16,1%) menyatakan tidak setuju, dan 7 responden (4,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa kurang dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (50,9%) membutuhkan koleksi mikrofis, mikrofilm, dan kaset di perpustakaan agar dapat membantu meningkatkan proses belajar siswa. Perpustakaan yang memiliki koleksi mikrofis, mikrofilm, dan kaset dapat membantu siswa dalam meningkatkan proses belajar di kelas dengan baik. 4.2.1.3Proses Belajar Siswa ditinjau dari Sarana dalam Mengembangkan

Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

(63)

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Perpustakaan Sekolah ditinjau dari Sarana dalam Mengembangkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

No

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jawaban responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jawaban pernyataan nomor 9 yaitu Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang berperan sebagai sarana edukatif, informatif, dan rekreasi di lingkungan sekolah sebanyak 37 responden (23,9%) menyatakan sangat setuju, 42 responden (27,1%) menyatakan setuju, 44 responden (28,4%) menyatakan kurang setuju, 29 responden (18,7%) menyatakan tidak setuju, dan 3 responden (1,9%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (51%) menyatakan bahwa Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang merupakan sarana penunjang dalam proses belajar siswa. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang menjadi sarana yang mampu memberikan pengetahuan, informasi dan sebagai sarana rekreasi dalam meningkatkan proses belajar siswa.

(64)

50 responden (21,3%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (50,3%) membutuhkan informasi terbaru di perpustakaan supaya dapat memenuhi kebutuhan dalam proses belajar. Perpustakaan yang selalu menyediakan informasi terbaru agar dapat menjadi sarana belajar bagi siswa sehingga siswa bisa melaksanakan proses belajar di kelas.

Jawaban pernyataan nomor 11 yaitu Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang turut dalam menerapkan bagaimana cara belajar mandiri, disiplin dan percaya diri sebanyak 29 responden (18,7%) menyatakan sangat setuju, 49 responden (31,6%) menyatakan setuju, 49 responden (31,6%) menyatakan kurang setuju, 23 responden (14,8%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (50,3%) menyatakan bahwa Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang menjadi sumber dan sarana dalam belajar mandiri bagi siswa di lingkugan sekolah. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang selalu menyediakan informasi sehingga siswa dapat mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkannya secara mandiri, disiplin, dan percaya diri supaya siswa bisa melaksanakan proses belajar.

(65)

responden (14,2%) menyatakan tidak setuju, dan 6 responden (3,9%) menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah siswa SMA Negeri 6 Padang (51,6%) menyatakan bahwa siswa yang sering memanfaatkan perpustakaan akan ada perubahan sikapnya dalam proses belajar di kelas. Perpustakaan SMA Negeri 6 Padang menjadi sarana yang mampu melatih siswa supaya dapat belajar secara mandiri agar dapat merubah perilaku belajar menjadi lebih baik.

4.2.2 Tanggapan Responden terhadap Proses Belajar Siswa

Proses belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dari siswa. Indikator proses belajar adalah sebagai berikut: (1) kesiapan; (2) situasi; (3) evaluasi; (4) respons; dan (5) konsekuensi. 4.2.2.1Proses Belajar Siswa ditinjau dari Kesiapan

Untuk mengetahui jawaban responden terhadap variabel proses belajar siswa ditinjau dari indikator di SMA Negeri 6 Padang dapat dillihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Proses Belajar Siswa ditinjau dari Kesiapan

No

Gambar

Tabel 3.1. Jumlah Siswa SMA Negeri 6 Padang
Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata
Tabel 3.3. Kisi-kisi Variabel Perpustakaan Sekolah dan Variabel Proses    Belajar
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perpustakaan Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pengumuman ini, untuk diketahui oleh seluruh Peserta Pelelangan Umum.. Sutan Sinar Situmorang

Sahabat MQ/ Seleksi calon menteri Susilo Bambang Yudhoyono akan dimulai hari ini// Seluruh dokumen pakta integritas pun telah disiapkan/ namun pakta tersebut ditujukan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyesuaian Pos Tarif

The objective of our study was to compare the terminal follicular growth in purebred Cambridge ewes carriers or non-carriers of the fecundity gene; and to determine the effects

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12· Tahun 2006 tentang Perubahan Ketjuh atas Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang

The microinjection method for production of transgenic farm animals requires specialized techniques and results in intolerably low production efficiencies. We investigated whether

phosphate buffered saline PBS. Additional samples were collected 16 to 18 h after mating. Mating caused a significant increase in OT in all mares and teasing caused a significant

Diskusi : Tanda intravital tersebut ditemukan hampir pada seluruh kasus korban mati tenggelam yang di periksa oleh Bagian Departemen Kedokteran Forensik FK USU RSUP H.. Adam