PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
RENCANA PENGEMBANGAN PROYEK SEI MANGKEI DALAM RANGKA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
RINY FITRIANY
112101151
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program D-III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
NAMA : RINY FITRIANY
NIM : 112101151
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : RENCANA PENGEMBANGAN PROYEK SEI
MANGKEI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Tanggal Mei 2014 DOSEN PEMBIMBING
DR. Yeni Absah, S.E., M.Si NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal Mei 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
DR. Yeni Absah, S.E., M.Si NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI USU
NAMA : RINY FITRIANY
NIM : 112101151
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : RENCANA PENGEMBANGAN PROYEK
SEI MANGKEI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN
Medan, Agustus 2014
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas
Akhir ini dengan judul: “Rencana Pengembangan Proyek Sei Mangkei dalam
Rangka Meningkatkan Nilai Tambah bagi PT. Perkebunan Nusantara III Medan”.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, saya sadar akan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan dimiliki sehingga mungkin pembaca akan menemui
banyak kekurangan karena itu kritik dan saran sangat diharapkan.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M,Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang juga
merangkap sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk memberikan petunjuk dan nasehat dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Yang Teristimewa kepada orangtua, Ayahanda tercinta (Alm. Sofyan)
Mamak tersayang (Arnita) yang telah sabar dan tulus mendidik dan
membesarkan saya, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang
tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin
akan terbalas, hanya Tugas Akhir ini yang saya persembahkan sebagai awal
dari keberhasilan penulis dimasa mendatang, Amin. Serta saudara-saudara
sekandung yang cantik-cantik kak Lidia, kak Devi, kak Eva dan Junita.
6. Kepada PTPN 3 khususnya seluruh karyawan bagian 3.13 yang banyak
membimbing selama proses magang serta membantu dalam pemberian data
yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini. Khususnya kepada Pak
Rizal, Buk Muthia, Pak Kamal, Pak Imam, Pak Triza, dll
7. Seluruh teman-teman D3 Keuangan stambuk 2011 yang saling membantu
memberikan informasi baik tugas, ujian maupun TA. Semua yang ikut
membantu baik secara langsung maupun tidak, saya ucapkan terima kasih
atas kerjasamanya.
Akhir kata, saya berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi saya
sendiri maupun pihak-pihak yang berpekepentingan, walaupun saya menyadari
bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Medan, Agustus 2014
KATA PENGANTAR ... i
BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN ... 10
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 10
B. Visi dan MisiPT. Perusahaan Nusantara III... 11
C. Struktur Perusahaan ... 12
D. Uraian Pekerjaan ... 13
E. Kinerja Terkini ... 17
F. Wilayah PT. Perusahaan Nusantara III... 18
BAB III PEMBAHASAN A. Rencana Pembangunan Proyek Sei Mangkei Sumatera Utara ... 20
B.Kendala yang akan dihadapi dalam pembangunan Proyek Sei Mangkei ... 26
C. Peranan Pembangunan Proyek Sei Mangkei hingga saat ini ... 27
D. Nilai Tambah bagi PTPN III ... 33
D. Target yang akan dicapai di Masa Mendatang ... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 38
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia
berlomba-lomba memajukan seluruh sektor yang terdapat di negara tersebut untuk
memajukan perekonomian negara itu sendiri. Tidak terkecuali dalam sektor
industri. Sektor industri sangat penting agar tercapainya struktur ekonomi yang
seimbang. Keberhasilan pembangunan sektor industri begitu erat dengan
pembangunan sektor lain dan saling ketergantungan. Kekuatan dan kemampuan
sektor lain akan mendukung perkembangan sektor industri. Dalam hubungan
timbal balik ini salah satu peranan sektor industri adalah terbukanya bisnis-bisnis
baru sehingga memperluas lapangan kerja.Sektor industri merupakan salah satu
sektor yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau
barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Kegiatan industri
mempunyai karakteristik kebutuhan lahan, air, energi, tenaga kerja, orientasi dasar
lokasi, kualitas dan kuantitas limbah dan setiap ruang mempunyai daya dukung
tertentu. Oleh karena itu, untuk mengalokasikan ruang suatu kegiatan industri
harus diketahui dahulu jenis-jenis industri yang prospektif dan industri yang tidak
sesuai tumbuh pada suatu daerah tertentu. Fenomena permasalahan yang dihadapi
adalah pembangunan industri di suatu daerah kurang didukung oleh sarana dan
kegiatan sosial ekonomi masyarakat, sehingga sering menimbulkan kasus-kasus
pencemaran terhadap lingkungan.
Akan tetapi disamping sektor industri menghasilkan produksi, ternyata di
sisi lain sektor perindustrian juga memiliki dampak yang negatif. Masih banyak
permasalahan yang membutuhkan perbaikan seperti keterbatasan sumberdaya
manusia, keterbatasan infrastruktur pendukung seperti jaringan jalan, pelabuhan,
kereta api dan energy, birokrasi juga belum sepenuhnya probisnis, arus barang
illegal masih tinggi, masalah perburuhan masih banyak, insentif fiscal tidak
bersaing dan suku bunga masih tinggi.
Kegiatan industri juga menghasilkan material non produk (non product
output) atau keluaran bukan produk (KBP) seperti terjadinya pencemaran
lingkungan. Contoh yang termasuk NPO atau keluaran bukan produk (KBP)
adalah berupa bahan, energi, dan air yang dipakai dalam proses produksi, namun
tidak berakhir menjadi produk akhir. Keluaran bukan produk dapat juga dikatakan
sebagai aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah. Di samping itu, keluaran
bukan produk berupa bahan pencemar tersebut seringkali mengarah pada suatu
kondisi yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan.
Oleh karena itu, kegiatan industri memilih lokasi di daerah dengan nilai
produktivitas tanah rendah dan diusahakan jauh dari pusat permukiman penduduk.
Wawasan lingkungan dan pembangunan industri haruslah memperhatikan
kondisi dan potensi sumberdaya alam dan lingkungannya. Hal ini bertujuan agar
terjamin kelestarian sumberdaya alam dan kualitas hidup yang baik untuk
akan memberikan dampak positif kepada pengembangan wilayah dan pemerataan
pembangunan, pembentukan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang baru
perhubungan dan telekomunikasi serta perbaikan lingkungan hidup dan
kelestarian alam. Selain itu dalam rangka pembangunan nasional ditujukan untuk
memenuhi bahan baku bagi industri di dalam negeri yang terus berkembang
maupun untuk meningkatkan pendapatan dengan membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat.Dengan meluasnya lapangan kerja maka pendapatan nasional akan
terbagi lebih merata.
Pertumbuhan penduduk yang cepat memberi implikasi kebijaksanaan yang
serius bagi banyak negara berkembang. Dengan pertumbuhan penduduk yang
demikian cepatnya, tampaknya akan membawa dampak serius bagi negara
berkembang dalam merancang pembangunan ekonomi. Banyak sarana penting
dan mendasar yang perlu disediakan pemerintah diantaranya pangan, pendidikan,
kesehatan dan lapangan pekerjaan. Pada umumnya dalam situasi seperti sekarang
ini, banyak diantara negara berkembang yang belum mampu menyediakan
pelayanan tersebut.
Tantangan yang dihadapi saat ini tuntutan untuk lebih banyak lagi
menciptakan lapangan kerja, pengembangan berbagai wilayah yang harus lebih
dipacu lagi, peningkatan manfaat sumberdaya alam, serta pelestarian lingkungan.
Kawasan pengembangan ekonomi perlu disertai dengan wilayah goegrafis
dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh, sementara
itu kebutuhan lahan terus meningkat. Kondisi seperti ini tentunya memicu
Pusat dan Daerah maupun masyarakat itu sendiri yang akan menimbulkan
persaingan semakin tidak sehat. Oleh karena itu, dalam pembangunan wilayah
atau regional pembentukan suatu kawasan ekonomi harus dibuatkan suatu
perencanaan terpadu.
Kebijakan pemerintah sebagaimana menurut UU No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal dalam Pasal 31 telah menyebutkan adanya pengaturan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai bagian dari kegiatan penanaman modal
di Indonesia. Pembentukan KEK merupakan upaya pemerintah untuk
mempercepat peningkatan ekspor dan investasi, sehingga diperlukan kebijakan
khusus. kebijakan khusus yang dimaksud dalam bentuk fasilitas khusus di bidang
perpajakan, kepabeanan, infrastruktur pendukung, kemudahan perijinan,
keimigrasian, dan ketenagakerjaan.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) adalah sebuah pola induk perencanaan ambisius dari pemerintah
Indonesia untuk dapat mempercepat realisasi perluasan pembangunan ekonomi
dan pemerataan kemakmuran. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
ini akan didukung berdasarkan potensi demografi dan kekayaan sumber daya
alam, dan dengan keuntungan geografis masing-masing daerah.
Sebagai salah satu program dari Masterplan Percepatan dan Perluasan
pembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI), pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Sei Mangkei diharapkan mampu menjadi media yang
memfasilitasi pembangunan ekonomi melalui sektor industri. Pengembangan
akselerasi pertumbuhan perekonomian, baik dalam lingkup daerah maupun
nasional.
Kawasan Industri Sei Mangkei di dalam MP3EI termasuk di dalam
Koridor Ekonomi Sumatera, dengan kegiatan ekonomi utama kelapa sawit. Dalam
pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera, pembangunan struktur ruang
diarahkan untuk memahami pola pergerakan dari kebun sawit sebagai kegiatan
ekonomi utama menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industri yang
selanjutnya menuju pelabuhan. Oleh sebab itu, penentuan prioritas dan kualitas
pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan, kereta api dan
pelabuhan diarahkan untuk melayani angkutan barang untuk menunjang kegiatan
ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama kelapa sawit di Sumatera memegang
peranan penting bagi penyediaan kelapa sawit Indonesia dan dunia.
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Dunia.
Produksi komoditas kelapa sawit Indonesia yang merupakan bahan mentah
minyak goreng (crude palm oil/CPO) rata-rata mencapai 23,5 juta ton per tahun.
Guna kelancaran pemasaran produk olahan kelapa sawit pemerintah harus menata
kembali infrastruktur publik.
Produksi kelapa sawit di Indonesia sebagian besar di ekspor dalam bentuk
CPO, seharusnya sudah harus mengembangkan industri hilir kelapa sawit untuk
menggenjot nilai tambah kelapa sawit tersebut. Industri hilir dalam mata rantai
industri kelapa sawit, antara lain : oleo kimia dan biodiesel. Pengembangan
penghasil hulu sampai hilir, sehingga dapat menjual produk yang bernilai tambah
tinggi dengan harga bersaing.
Kawasan Industri Sei Mangkei, yang terletak di Kecamatan Bosar
Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara sebagai “Sei Mangkei
– Integrated Sustainable Palm Oil Cluster (SM – ISPOIC)”. Pembangunan
Kawasan Industri Sei Mangkei ini sudah selaras dengan arah kebijakan
pembangunan Kabupaten Simalungun, yakni “Mengembangkan kebijakan
industri, perdagangan dan investasi dengan membuka kesempatan kerja dan
berusaha melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia”. Kawasan Industri Sei Mangkei
inidiharapkan terjadi peningkatan pendayagunaan dan pemanfaatan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia serta penggunaan tekonologi ramah
lingkungan.
Kawasan Industri Sei Mangkei yang terletak di Nagori Sei Mangkei,
Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Lokasi Kawasan Industri Sei
Mangkei ini cukup strategis dikarenakan, yaitu :
1. letak geografisnya yang berada relatif di tengah-tengah perkebunan
kelapa sawit atau dekat dengan sumber bahan baku (Raw Material
Oriented);
2. Telah ada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 ton Tandan Buah Segar
(TBS)/Jam sejak Tahun 1997 dan dekat dengan beberapa PKS dengan
radius 70 Km milik PTPN III = 165 ton TBS/Jam, PTPN IV = 300 ton
3. Dekat dengan sungai Bah Bolon yang sangat diperlukan sebagai
sumber air pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS);
4. Dekat dengan pelabuhan Kuala Tanjung (± 40 Km), tempat
pengapalan CPO dan CKPO yang mampu mengakomodasi kapal-kapal
dengan berat 30.000 – 40.000 DWT dan pelabuhan Inalum yang
jaraknya hanya 36 km, sehingga sangat memudahkan transportasi
produk-produk industri tersebut keluar Sumatera Utara dan Program
MP3EI dimana pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi global hub di
Koridor Ekonomi I (Sumatera);
5. Dekat dengan jalan besar Pematang Siantar – Lima Puluh yaitu
jaraknya 5 km dan jalur kereta api Gunung Bayu - Perlanaan, sehingga
transportasi produk ke daerah lain di Sumatera juga bisa lancar; dan
6. Dari segi pengembangan wilayah dapat memacu pengembangan
wilayah Kabupaten Simalungun secara keseluruhan dan
wilayah-wilayah yang berada disekitarnya.
Kegiatan ekonomi yang berkesinambungan akan menghasilkan nilai
tambah pula bagi perusahaan dalam hal ini yaitu PT. Perusahaan Nusantara III.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian dengan
judul “Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja nilai tambah yang didapatkan PTPN III sebagai penyedia
dana Pengembangan Proyek Sei Mangkei?
2. Apa saja target yang akan dicapai oleh PTPN III dalam Rencana
Pengembangan Proyek Sei Mangkei?
C. Tujuan Penelitian
Dari rurmusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan
pada Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Mengkaji peranan Pembangunan Proyek Sei Mangkei terhadap PTPN
III
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
pembangunan kawasan industri terhadap pengembangan wilayah
2. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi PTPN III dalam mengambil keputusan di masa yang
akan datang tentang sejauh mana peranan pembangunan
3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil
perkebunan.Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan
tanaman kelapa sawit dan dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit
(CPO) dan inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.
Sejarah perseroan diawali dengan pengambilalihan perusahaan-perusahaan
perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958
yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi
Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1969 PPN direstukturisasi
menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang
selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT.
Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan
BUMN, pemerintah merestrukturisasi BUMN sub sektor, perkebunan dengan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah exploitasi dan perampingan
struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada
tahun 1994, 3 BUMN yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT.
Perkebunan IV (Persero), dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1996, pada 14
Februari 1996 ketiga perseroan itu digabung dan diberi nama PT. Perkebunan
Nusantara III Persero yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris
Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No.C28331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita
Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.8674
Tahun 1996.
B. Visi dan Misi PT. Perusahaan Nusantara III Visi :
a) Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik
Misi :
a) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan
b) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan
c) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan
mengembangkannya secra optimal
d) Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal-hasil terbaik
bagi para investor
f) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas
C. Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 2.1 Struktur Organisasi PTPN III
D. Uraian Pekerjaan a. Direktur Utama
Direktur utama mengkoordinir seluruh fungsi dan langsung
mengkoordinir anggota Direksi lainnya yang terdiri dari Direktur
Produksi, Direktur Keuangan, Direktur SDM, Direktur Perencanaan dan
Pengembangan.
Tugas dan wewenang Direktur Utama :
a) Mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalan
dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan
menjaga harta perusahaan.
b) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional
perusahaan.
c) Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan, sesuai yang diatur di
dalam anggaran perusahaan. Serta ketentuan yang digariskan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Menteri Pertanian selaku
kuasa pemegang saham dan Dewan Komisaris.
d) Menetapkan langkah-langkah dalam melaksanakan
kebijaksanaan di bidang produksi, teknik, pengolahan, tenaga
manusia, keuangan, dan pemasaran.
e) Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan
f) Bersama-sama anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan di
dalam dan di luar pengadilan.
g) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham
melalui Dewan Komisaris.
b. Direktur Produksi
Direktur Produksi dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir Kepala
Bagian Tanaman, Kepala Bagian Teknik, Dan Kepala Bagian Teknologi.
Tugas dan wewenang Direktur Produksi :
a) Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum
dalam kebijaksanaan Direksi.
b) Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian diri
dari unit-unit usaha dan sarana pendukung mencakup tanaman
(kultur teknis) produksi, teknologi dan sebagainya.
c) Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan
yang tercantum pada kebijakan Direksi.
d) Melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi di
bidang tanaman maupun sarana pendukung lainnya dari
unit-unit usaha yang telah ada.
c. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir
KepalaBagian Keuangan, Kepala Bagian Akuntansi, Kepala Bagian
Tugas dan wewenang Direktur Keuangan :
a) Menyusun perencanaan di bidang keuangan.
b) Menetapkan perencanaan di bidang keuangan.
c) Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang
keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang
berkaitan dengan itu.
d) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap
bidang-bidangnya.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Kepala Bagian
Akuntansi merupakan salah satu bagian yang dikoordinir oleh Direktur
Keuangan. Kepala Bagian Akuntansi terdiri dari tiga Kepala Urusan, yaitu
Kepala Urusan Verifikasi dan Aktiva Tetap, Kepala Urusan Konsolidasi
Laporan Keuangan dan Kepala Urusan Akuntansi Kandir. Masing-masing
Kepala Urusan mengkooordinir dua staff Urusan di bawahnya.
Kepala Urusan Verifikasi dan Aktiva Tetap, disinilah penulis
ditempatkan. Kepala Urusan ini membawahi dua staff yaitu Urusan
Verifikasi dan Aktiva Tetap A dan Staf Urusan Verifikasi B. Dimana
wilayah A mencakup Daerah Labuhan Batu 1 (DLAB 1), Daerah Labuhan
Batu 2 (DLAB 2), Daerah Labuhan Batu 3 (DLAB 3), dan Daerah
Tapanuli Selatan (DTAPS). Wilayah B mencakup Daerah Deli Serdang 1
(DSER 1), Daerah Deli Serdang 2 (DSER 2), Daerah Simalungun
Kepala Urusan Konsolidasi Laporan Keuangan membawahi Staff
Urusan Konsolidasi Laporan Keuangan dan Staff Urusan Analisa Laporan
Keuangan. Yang terakhir yaitu Kepala Urusan Akuntansi Kandir yang
membawahi dua staff juga, yaitu Staff Urusan Admin Gudang dan
Penjualan Produksi dan Staff Urusan Laporan Manajemen Kantor Direksi.
d. Direktur SDM
Dalam melaksanakan tugas, Direktur SDM mengkoordinasi Kepala
Bagian Umum, Kepala Bagian SDM, Kepala Bagian KBL, Kepala Bagian
Hukum dan Manajemen Resiko.
Tugas dan wewenang Direktur SDM :
1) Menyusun perencanaan di bidang ketenagakerjaan dan
masalah umum serta kesejahteraan karyawan.
2) Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan di bidang yang
dikelolanya.
3) Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum.
4) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap
bidang-bidang yang dikelolanya.
e. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Dalam melaksanakan tugas, Direktur Perencanaan dan
Pengembangan Mengkoordinasi Kepala Bagian Perencanaan dan
pengkajian, Kepala Bagian Pengembangan, Kepala Bagian TI dan
TB/CMR.
1) Menyusun perencanaan di bidang perencanaan dan
pengembangan
2) Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dan
pengembangan sesuai dengan kebijakan Dewan Direksi.
3) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap
bidang-bidang di atas termasuk anak perusahaan
E. Kinerja Terkini
Setiap Perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan membutuhkan waktu untuk mewujudkan
itu semua. Begitu pula pada PTPN III yang akan terus berupaya mewujudkan itu
semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan kedisiplinan serta
loyalitas dalam bekerja.
Untuk mendorong hasil yang maksimal dibutuhkan kinerja yang bermutu
dimana kinerja-kinerja tersebut dapat membantu mewujudkan nilai yang menjadi
tujuan PT. Perusahaan Nusantara III. Jadi kinerja terkini yang dijalankan
perusahaan ini dimana kinerja tersebut yang menjadi tugas pokok yang telah
ditetapkan. Adapun kegiatan utama PTPN III adalah :
a. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan,
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman
serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan
pengusahaan budidaya tanaman tersebut.
b. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain
c. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam
hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan.
d. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis dan
agroindustri.
e. Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
Kegiatan yang dilaksanakan ada yang bersifat rutin dan nonrutin. Kegiatan
yang bersifat rutin seperti diskusi dan komunikasi dengan perguruan tinggi
maupun lembaga penelitian (misalnya BPPT dan LIPI) untuk mendapatkan bahan
percobaan yang dapat diterapkan di PTPN III, pemeliharaan alat-alat labolatorium
serta mengikuti seminar, pameran di dalam dan di luar daerah. Sedangkan
kegiatan yang bersifat nonrutin berupa kerjasama untuk melakukan penelitian
baik dengan pihak dalam negeri maupun luar negeri yang bersifat jangka panjang.
Selain menjalani kegiatan pokok, kegiatan-kegiatan yang diluar kegiatan
pokok juga tetap dilaksanakan. Misalnya saja kegiatan kerohanian seperti
perayaan hari-hari besar keagamaan sehingga kegiatan ini mengandung nilai-nilai
dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup. Tidak hanya kegiatan
rohani, para pegawai juga melakukan kegiatan-kegiatan jasmani seperti
melakukan senam pagi disetiap hari jumat pagi.
F. Wilayah PT. Perusahaan Nusantara III
PTPN III mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet pada tahun 2009
pada areal seluas 105.067,57Ha, karet 37,856,16Ha dan areal lain-lain
16.732,14Ha. Selain penanaman komoditi pada areal kebun sendiri. PTPN III juga
mengelola areal Plasma milik Petani seluas 19.553,94Ha untuk tanaman kelapa
sawit dan tanaman karet 9.150,80Ha.
Tabel 2.1 Luas Areal PT. Perkebunan Nusantara III
Areal Tanaman Luas(Ha) Produksi (Ton) Kelapa Sawit :
Kebun Plasma 9.150,80 Kebun Plasma : 961
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III Medan (2014)
Unit-Unit Kegiatan Usaha
Selain Unit usaha kebun PTPN III juga memiliki sejumlah 21 unit pabrik
pengolahan
1. Pabrik Kelapa Sawit 11 unit
2. Pabrik Sheet 6 unit
3. Pabrik Crumb Rubber Low Grade 2 unit
PEMBAHASAN
A. Definisi Nilai Tambah
Pengertian nilai tambah adalah proses pengolahan hasil industri
yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi sehingga
nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya,
serta aktivitas yang ditimbulkan akan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian dan sosial baik bagi daerah operasional, pusat,
maupun daerah non operasional. Konsekuensi logis dari olahan yang lebih
baikakan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Nilai tambah
merupakan nilai produk barang sesudah diolah dikurangi dengan nilai
bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam pengolahan.
Perubahan nilai bahan baku yang telah mengalami perlakuan pengolahan
besar nilainya dapat diperkirakan.
Dalam rangka mempercepat pembangunan nasional di Sumatera
Utara, PTPN III turut berinisiatif membangun satu proyek pembangunan
yang dinamakan proyek KEK Sei Mangkei.Keberadaaan KEK Sei
Mangkei merupakan komponen strategis dari program MP3EI yang
diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor
dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.Implementasi awal
dalam pengembangan sektor industri diSumatera Utara adalah
ditetapkannya wilayah Sei Mangkei sebagai pusat kegiatan perindustrian
Pemerintah Republik Indonesia. Sejumlah industri sedang dan akan
dibangun di kawasan Klaster Industri Kelapa Sawit Sei Mangkei, Sumatra
Utara yang dibangun untuk meningkatkan nilai tambah kelapa sawit
Indonesia. Selain penambahan pabrik kelaps sawit (PKS) milik PTPN III
dengan kapasitas total 75 ton per jam, juga akan dibangun beberapa
industri lainnya. Mulai dari pembangkit listrik 2 x 35 mega watt, juga akan
dibangun pabrik minyak inti sawit berkapsitas 400 liter per hari, pabrik
biodiesel, betacaroten, fatty acid, fatty alkohol dan oleokimia lainnya.
Klaster hasil industri kelapa sawit Sei Mangkei yang dibangun PTPN
IIIsangat potensial karena memiliki beberapa keunggulan mulai lokasinya
yang berada di areal perkebunan yang jauh dari pemukiman penduduk,
tidak jauh dari pelabuhan Kuala Tanjung dan tersedianya sumber bahan
baku yaitu CPO dan PKO serta melimpahnya sumber air dari sungai Bah
Bolon.Sei Mangkei yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini berkomitmen untuk membawa
investasi ke kawasan tersebut dan menjadi mitra stratgis PTPN III
membangun kawasan ekonomi khusus tersebut. Dengan nilai investasi
sebesar Rp 2,5 triliun
1. Pembangunan Infrastruktur dan Sarana Penunjang di dalam kawasan
yang telah selesai dilaksanakan
a) Gedung Pengelola Kawasan
Pembangunan Sarana jalan di Dalam Kawasan Sei Mangkei pada
Tahap I terdiri dari ROW 43 dengan 2 lajur sepanjang 950 meter
dan ROW 28 sepanjang 1.751 meter .
c) Water Treatment Plan
Untuk memenuhi kebutuhan Air Bersih di Kawasan Sei Mangkei
telah dibangun Sarana Water Treatment Plan dengan Kapasitas
250 M3/Jam
d) Pembangkit Listrik Biomassa Sawit
Dengan kapasitas2 x 3,5 Mw yang berfungsi untuk mensuplai
Listrik Kawasan
e) Drainase Induk sepanjang 1.920 meter
2. Pembangunan Pabrik oleh PTPN III di dalam Kawasan yang telah
selesai dilaksanakan
a) Peningkatan PKS menjadi 75 Ton TBS/ Jam
b) Pembangunan Pabrik Kernel Oil ( PKO ) Kapasitas 400 Ton
Kernel /Hari
3. Rencana Pembangunan Infrastruktur di dalam Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Sei Mangkei Tahun 2014
a) Pembangunan IPAL/WWTP Kapasitas 250 M3/Jam
b) Pembangunan Jalan Utama ROW 62, ROW 43, Row 30 dan
Sistem Drainage
c) Pembangunan Dry Port
dengan Kapasitas 5.300 Teus yang berfungsi Sebagai pelayanan
d) Jalur KA dari KEK Sei Mangkei ke Sepur Simpang Perlanaan
sepanjang 2.950 Meter sepur
e) Pembangunan Tanki Timbun : 2 ( dua ) unit Tangki Kapasitas
5.000 Ton CPO dan 2 unit Tangki kapasitas 3.000 on CPKO
f) Biogas Plant Kapasitas 2,1 MW
4. Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan kerjasama antara PTPN III
dengan Instasi Terkait (PLN , Pertagas Niaga/Pertamina)
a. Kerjasama antara PTPN III dengan PLN wilayah Sumatera Utara
Estimasi kebutuhan listrik di KEK Sei Mangkei sebagi berikut :
1) Tahun 2014 : 28 MW
2) Tahun 2015 : 40 MW
3) Tahun 2020 : 102 MW
4) Tahun 2030 : 400 MW
PT. PLN Pusat merencanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di
KEK Sei Mangkei, melalui dua tahap:
I. Tahap sementara yang akan berupa penyambungan kabel
tegangan menengah (20 kV) dari Pematang Siantar dan
Kuala Tanjung ke Sei Mangkei. Penyambungan ini akan
memasok listrik ke KEKSei Mangkei hingga 12 MW pada
awal tahun 2014.
II. Tahap permanen yang akan siap beroperasi pada kwartal
ketiga tahun 2015 berupa pembangunan Gardu Induk (GI)
baru di kota Perdagangan yang akan mampu memasok
b. Kerjasama antara PTPN III dengan Pertagas Niaga/Pertamina
untuk IPP (Independent Power Producers)
Proses kajian untuk melakukan rencana IPP dengan bahan bakar
gas sebesar 35 MMSCFD
5. Rencana Pembangunan Infrastruktur Gas di KEK Sei Mangkei
a) Kerjasama antara PT Pertagas Niaga dan PTPN III untuk
mensuplai kebutuhan gas di KEK Sei Mangkei.
Telah dilakukan MoU antara PTPN III dan PT. Pertagas Niaga
untuk Jual Beli Gas Bumi untuk keperluan Kawasan Ekonomi
Khusus Sei Mangkei (pada tanggal 27 Mei 2013) dan saat ini telah
dilakukan Head of Agrement (HoA) pada tanggal 8 November
2013
6. Status Lahan (HGU-HPL)
a) Persetujuan Menteri BUMN terhadap pelepasan aset (tanah) PTPN
III yang mempunyai hak HGU seluas 2002,7 ha
Menteri BUMN telah menyampaikan persetujuan Pengalihan Hak
Guna Usaha (HGU) Lahan Milik PTPN III di Sei Mangkei menjadi
Hak Pengelolaan Lahan (HPL) melalui surat No. S-743/MBU/2012
pada tanggal 19 Desember 2012
b) Pengusulan perubahan status hak tanah PTPN 3 dari HGU ke HPL
seluas 2002,7 ha
Pada tanggal 26 Maret 2013 PTPN III mengirim surat nomor
3.13/X/41/2013 ke BPN RI melalui Kepala Kanwil BPN Sumatera
Mangkei Seluas 2002,77 Ha yang terletak di Provinsi Sumatera
Utara kabupaten Simalungun Kecamatan Bosar Maligas Desa Sei
Mangkei.
c) Izin pelepasan HGU dari BPN RI melalui surat no :
2188/14.3/V/2013 tanggal 27 Mei 2013.
Pemberian izin pelepasan hak Guna Usaha nomor 1./ Sei Mangkei
atas nama PTPN III atas tanah seluas 2002.77 Ha, terletak di Desa
Sei Mangkei, kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatara utara.
d) Permohonan Pengukuran Ke BPN
PTPN III telah mengirimkan surat nomor :3.11.X/65/2013 tanggal
7 Mei 2013
e) Surat Perintah Setor dari BPN wilayah Sumatera Utara
BPN telah mengeluarkan Surat Perintah Setos (SPS) nomor :
025/SPS-12.200.6/VI/2013
f) Pengukuran Luasan Areal KEK Sei Mangkei
Telah dilaksanakan proses pengukuran oleh BPN dengan terbitnya
peta bidang No. 33/09/2013 tanggal 22 November 2013 dan peta
bidang no. 34/09/2013 tanggal 26 November 2013.
g) Permohonan Hak Pengelolaan (HPL) ke BPN
PTPN III telah mengajukan kembali Hak Pengelolaan ( HPL ) ke
BPN Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 25 November 2013
melalui surat nomor 3.11/X/131/2013 dan formulir 402a (nomor
oleh BPN dengan Peta Bidang Tanah nomor : 26/09/2013 dan
Bidang Tanah nomor : 33/09/2013 seluas 1.933,80 Ha.
Infrastruktur yang didanai oleh PTPN III tersebut menelan dana
Rp.5,8 miliar untuk jaringan listrik, Rp.35,9 miliar untuk jalan, Rp.11,4
miliar untuk drainase induk, dan Rp 8,8 miliar untuk saranan pengolahan
air bersih.
B. Kendala yang akan dihadapi dalam Pembangunan Proyek Sei Mangkei
Sebuah proyek merupakan suatu usaha/aktivitas yang kompleks,
tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi
performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan
penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang
tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan penting
tertentu. Aktivitas/kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata
rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian
Kendala/hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal waktu
dan dana. Sejauh ini, proyek Sei Mangkei masih terganjal perencanaan
Tata Ruang Provinsi. Pemerintah di tingkat pusat dan provinsi belum
memiliki political willyang kuat untuk mendukung pengembangan proyek
MP3EIdi Sumatera Utara. Selain itu, dalam proyek ini juga terganjal oleh
kucuran dana, sehingga memperlambat proses pembangunan proyek.
Fakta lain mengatakan, belum bebasnya lahan-lahan yang berada di lokasi
proyek Sei Mangkei juga menjadi salah satu pemicu terhambatnya
pembangunan proyek.
C. Peranan Pembangunan Proyek Sei Mangkei hingga saat ini
Dunia bisnis akan memasuki era globalisasi, dengan berbagai
tantangan dan resikonya bagi organisasi/perusahaan, yang akan
mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya. Bisnis global yang
kompetitif itu dalam realisasinya tidak sekedar menyentuh “transaksi
finansial” dalam proses import dan eksport, tetapi mengarah kepada
transaksi kemasyarakatan, seperti pembentukan sebuah perserikatan bisnis
internasional, kerjasama antar perusahaan multinasional, yang didesain
untuk meraih keuntungan bersama. Bisnis internasional seperti itu
membawa dimensi-dimensi baru yang berpengaruh langsung ataupun tidak
langsung terhadap bisnis lokal dan nasional.
Peranan adalah perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada
individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yaang
perusahaan. Sebagai kawasan ekonomi yang telah berkembang, KEK Sei
Mangkei telah memiliki beberapa peranan penting bagi pemerintah hingga
masyarakat sekitar kawasan.
1. Mendukung Tujuan Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan
Ekonomi
Kemajuan Pendapatan Nasional memungkinkan dilakukannya
perbandingan daya saing kemajuan ekonomi antarnegara.Perbandingan
itu dapat pula menjadi salah satu acuan pemerintah dalam program
percepatan pembangunan kawasan Sumatera yang tertuang dalam PP
No.29/2011.Diperkirakan KEK Sei Mangkei bisa mendorong
pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Kehadiran KEK Sei
Mangkei diharapkan dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan
baku impor dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.
2. Terbentuknya Industri Hilir
Usaha untuk mewujudkan Master Plan MP3EI, terutama pada
sektor klaster industri hilir kelapa sawit di Kawasan Industri Sei
Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi Kawasan
Ekonomi Khusus pertama di Indonesia.Pemanfaatan CPO selama ini
digunakan oleh industri dalam negeri sebagai bahan baku industri
turunan CPO yang hanya 18 jenis produk yaitu industri pangan (antara
lain minyak goreng, margarin, shortening, CBS, Vegetable Ghee) dan
industri non pangan yaitu oleokimia (antara lain fatty acids, fatty
Kawasan/Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit, telah dicapai beberapa
hal:
1) Penetapan Proyek Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) sebagai
satelit program MP3EI Indonesia bagian barat yang telah
dicanangkan Presiden RI.
2) Telah diselesaikannya perluasan kapasitas pabrik kelapa sawit Sei
Mangkei dari semula 30 Ton/Jam TBS menjadi 75 Ton TBS/jam.
3) Fasilitas Pembangunan pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dan
Pembangkit Listrik Tenag Biomassa (PLTBS) telah memasuki
tahap akhir.
4) Telah tersusunnya matriks rencana pembangunan infrastruktur
Klaster Sei Mangkei – Sumut, Dumai – Kuala Enok Riau, dan
Maloy Kaltim.
Sedangkan terkait peningkatan investasi industri hilir dan jaminan
pasokan bahanbaku telah dicapai beberapa hal, diantaranya:
1) Masuknya investasi industri hilir skala besar lebih dari Rp 20
Triliun oleh PT. Ferrostal Indonesia dan sebuah perusahaan dari
Eropa untuk membangun pabrik di Kawasan Industri Sei Mangkei.
2) Telah berpartisipasi aktif pada kegiatan Sub Working Group of
Palm Oil untuk menangkal dampak negative campaign industri
palm oil di Indonesia.
Ekspor dalam bentuk bahan baku akan sangat rentan terhadap fluktuasi
harga (risiko harga) karena harganya sangat fluktuatif dengan
masalah ini pemerintah berusaha mengembangkan industri hilir
berbasis perkebunan dengan dengan kebijakan menaikan pajak ekspor
(PE) produk primer perkebunan dengan harapan ketersediaan bahan
baku lebih terjamin dengan harga yang lebih murah. Indonesia
memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hilir kelapa
sawit.PTPN III dengan proyek Sei Mangkei mengembangkan industri
hilir agar nantinya Negara tidak kehilangan peluang untuk memperoleh
tambahan penerimaan dalam bentuk pajak dan kehilangan kesempatan
untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas.
3. Mengintegrasikan industri hulu dan hilir
Kenyataan mengungkapkan industri hulu di Indonesia lebih
berkembang dan maju dibandingkan industri hilir. Berdasarkan penelitian
terdapat lima faktor utama yang menghambat perkembangan industry hilir,
yaitu (1) lemahnya penguasaan/akses pasar, (2) PPN
pertanian/perkebunan, (3) tariff impor bahan baku dan penolong yang
tinggi, (4) disharmoni tarif impor dan kurangnya insentif investasi. Maka
dari itu KEK Sei Mangkei hadir demi memenuhi industry hilir yang
nantinya akan semakin berkembang sehingga industry hilir dapat
seimbang perkembangannya dengan industry hulu.
4. Sebagai Penyedia Investor
Dalam proyek ini, PTPN III siap melakukan kerja sama dengan
para investor yang ingin berinvestasi di kawasan seluas 16.000 Ha
tersebut. Secara korporasi PTPN III telah mempersiapkan sarana dan
tersebut.PTPN III sangat berharap agar para investor segera melakukan
investasi di Kawasaan Ekonomi Khusus mengingat banyaknya kemudahan
yang diberikan dalam melaksanakan investasi diantaranya adalah
keringanan di bidang fiskal dan prosedural pengurusan hak atas tanah,
sehingga sangat menguntungkan dari segi finansial bagi para investor
dalam melakukan investasi.Dengan bertambahnya jumlah investor yang
akan menanamkan modalnya sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang membawa kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.
5. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Selain mengamankan kinerja finansial perusahaan dan
meningkatkan nilai tambah, meningkatkan daya saing produk hilir sawit,
membuka peluang investasi, KEK Sei Mangkei secara langsung juga
membuka lapangan kerja.Kebijakan pembangunan daerah mencakup
upaya perluasan lapangan kerja yang dilakukan melalui pemerataan
pembangunan di daerah.Oleh sebab itu, pembangunan daerah perlu
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan pemerataan pembangunan
masing-masing daerah sesuai dengan potensi dan kebutuhannya sehingga
dapat dicapai perluasan dan pemerataan kesempatan kerja di daerah.
6. Multiplier Effects bagi Masyarakat sekitar
Efek baik dari pembangunan proyek Sei Mangkei ini tidak hanya
dirasakan oleh para investor tetapi masyarakat sekitar pun dapat
memanfaatkan kesempatan ini. Menciptakan multiplier effects seperti
Selain itu, perkebunan dan industri berbasis sawit limbahnya juga
bisa digunakan untuk bahan baku makanan sapi yang berkualitas baik.
Hasil penelitian menunjukkan, daun dan pelepah sawit dapat dijadikan
pakan dengan dukungan mesin pencacah daun dan pelepah sawit lalu
dicampur konsentrat dan daun hijau sehingga menjadi pakan ternak yang
memenuhi standar gizi ternak.Dengan demikian masyarakat sekitar dapat
pula merasakan efek positif dengan memanfaatkan keadaan yang ada.
D. Nilai Tambah bagi PTPN III
Selain bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat, KEK Sei
Mangkei juga memiliki nilai tambah sendiri bagi PT.Perusahaan
Nusantara III.Nilai tambah tersebut berupa nilai tambah dari sisi ekonomi
maupun sosial. Nilai tambah ekonomi adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan
mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal
(cost of capital). Nilai tambah ekonomi berupa keuntungan laba bersih
selain memberikan nilai tambah bagi perusahaan itu sendiri, perusahaan
juga harus memastikan bahwa perusahaan sudah memberikan keuntungan
bagi para investor. Biaya modal harus dapat merefleksikan resiko dari
suatu unit bisnis.Pengembangan kawasan industri Sei Mangkei akan
memberi pertumbuhan progresif terhadap perekonomian daerah Sumatera
Utara, dengan adanya penciptaan nilai tambah produk melalui aktivitas
yaitu tahun 2011 sebesar Rp.9.086.304.113.551 naik menjadi
Rp.10.208.927.252.901 pada tahun 2012.Penciptaan nilai tambah ini
tentunya akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar
dibandingkan menjual produk dalam bahan mentah. KEK dikembangkan
melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan
geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor,
impor dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi
dan daya saing internasional.
Pembangunan tidak hanya memusatkan perhatian pada aspek
ekonomi, melainkan juga aspek nonekonomi. Hubungan-hubungan yang
saling terkait antara apa yang dinamakan faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor nonekonomi dianamakan sistem sosial. Termasuk dalam
faktor-faktor nonekonomi adalah sikap masyarakat dan individu dalam
memandang kehidupan (norma budaya), kerja, dan wewenang: struktur
administrasi, hukum, dan birokrasi dalam sektor pemerintah, tingkat
partisipasi rakyat dalam perumusan keputusan dan kegiatan pembangunan;
serta keluwesan atau kekakuan stratifikasi ekonomi dan sosial (Todaro,
2006).
Nilai tambah sosial adalah suatu kegiatan yang terjadi antara dua
orang atau lebih yang saling berkaitan satu sama lain dansaling
menguntungkan.Dalam hubungan yang harmonis diharapkan produktivitas
akan meningkat, yang dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha,
pekerja, lingkungan sosial dan negara. Pengusaha dan pekerja secara
agar mampu mewujudkan eksistensi yang kompetitif. Eksistensi seperti itu
bermakna bisnis yang dilakukan nampak memberikan hasil berupa
keuntungan yang menjadi tujuan utamanya. Keuntungan yang diperoleh
merupakan hasil kerjasama antara pengusaha dan semua pekerja di
lingkungan organisasinya. Oleh karena itu dari keuntungan sebagai milik
perusahaan, layak disisihkan sejumlah dana untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi para pekerja dan keluarganya. Pemberian bagian dari
keuntungan yang layak, dampaknya akan diperoleh kembali oleh
perusahaan berupa motivasi kerja yang tinggi dan kesediaan memberikan
kontribusi terbaik dari para pekerja, yang memungkinkan perusahaan
mempertahankan dan meningkatkan eksistensi yang kompetitif secara
berkelanjutan. Disamping itu perusahaan juga harus menyadari arti dan
peranan lingkungan sosial, bangsa dan negara sebagai wilayah
operasionalnya. Kesadaran itu harus diiringi dengan kesediaan
menyisihkan bagian dari keuntungan, untuk ikut serta dalam membangun
perekonomian negara, khususnya lingkungan sosial dan sekitarnya.
Keikutsertaan itu berupa perwujudan tanggung jawab moral dan material
pada lingkungan yang telah memungkinkan perusahaan meraih sukses
berupa keuntungan dalam berbisnis. Dalam kondisi sama-sama memiliki
kepentingan itu, maka diperlukan upaya menggali dan mengembangkan
kerjasama dan kebersamaan, sesuai posisi, peranan dan fungsi
masing-masing.
Menurut Rachbini (2001) perubahan sosial yang sitemik pun amat
diintegrasikan menuju self sustained growth yang diharapkan. Perubahan
sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh potensi
masyarakat yang ada. Keuntungan sosial bagi PTPN III disisi lain yaitu
peningkatan jaringan bisnis akan semakin meluas, efek positif yang
ditimbulkan akan mengangkat citra baik perusahaan ini sendiri menjadikan
langkah perusahaan dalam dunia bisnis kedepannya akan semakin mudah.
Dengan begitu perusahaanakan semakin berkembang dan teknologi
semakin meningkat (Sukirno, 2006).
E. Target yang akan dicapai di masa mendatang
Pengembangan industri hilir sebaiknya terintegrasi dengan
program perluasan tenaga kerja dan transmigrasi yang mengedepankan
mekanisasi pertanian.Implementasi paket kebijakan ekonomi pemerintah
diharapkan bisa mendorong terciptanya substitusi impor, yakni kebijakan
memproduksi di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya
diimpor.Apalagi impor minyak dalam situasi nilai tukar rupiah yang
melemah telah menguras devisa negara. Indonesia yang mampu
memproduksi 28 juta ton CPO dari perkebunan seluas 8,9 juta hektare
pada 2013 sebaiknya banting setir dengan mengembangkan biodiesel
berbahan baku kelapa sawit yang merupakan energi baru terbarukan.
Pengembangan biodiesel secara konkret juga bisa menstimulus sektor riil
dan menaikkan pendapatan petani.
KEK Sei Mangkei dirancang untuk mengakomodir lebih dari 200
bangsa Indonesia ke masa depan. Kehadiran KEK Sei Mangkei diharapkan
dapat menstabilkan harga bahan baku sawit, meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), mengembangkan wilayah dan sekaligus
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Proyek yang
bernilai triliunan rupiah ini nantinya diharapkan dapat sekaligus
dikembangkan sebagai kawasan industri kelas dunia yang menghasilkan
komponen serta suku cadang industri manufaktur yang diekspor keseluruh
A. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan diadakannya proyek Sei Mangkeisebagai salah satu
program percepatanpembangunan kawasan Sumatera Utara ini
akan mendorong perekonomian regional dan nasional
2. Industri adalah salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting
dan menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia. KEK Sei
Mangkei yang dikelola oleh PTPN III merupakan konsep yang
strategis menyediakan ruang bagi industri-industri yang terintegrasi
dengan pengembangan industri hilir kelapa sawit.
3. PTPN III sejauh initelah berhasil memperoleh nilai tambah berupa
nilai tambah dari sisi ekonomi maupun sosial. Pengembangan
kawasan industri Sei Mangkei akan memberi pertumbuhan
progresif terhadap perekonomian daerah Sumatera Utara, dengan
adanya penciptaan nilai tambah produk melalui aktivitas industri.
Dari segi sosial sendiri bisa berpengaruh terhadap masyarakat
sekitar.Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana
B. Saran
1. Sebaiknya pengembangan proyek Sei Mangkei harus memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan. Limbah dari KEK Sei Mangkei dapat
di daur ulang agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
2. Pengembangan industri hilir agar dapat lebih banyak dikebangkan oleh
perusahaan lokal sehingga kita sebagai tuan rumah memang dapat
menyaingi negara-negara maju di dunia serta menguasai pangsa pasar
Nawari, Hadari. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Nurhayati. (2010). Manajemen Proyek, Graha Ilmu, Yogyakarta.
www.eksposnews.com/view/27/49609/Sei-Mangkei-Mampu-Serap-Ribuan-Tenaga-kerja.html.U-e4YMR
www.eprints.undip.ac.id/35827/1/SURYANINGSIH.pdf
www.inaport1.co.id/?p=3442
www.investor.co.id/home/momentum-industri-hilir-cpo/67602
www.kemenprin.go.id/artikel/22/Kawasan-Industri-Sei-Mangke
www.ptpn3.co.id