• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN B : PENJELASAN RINCI KERANGKA RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAGIAN B : PENJELASAN RINCI KERANGKA RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bagian B :

Penjelasan Rinci

(3)

TENTANG

PENETAPAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TAHUN ... - ...

GUBERNUR/WALIKOTA* ...,

Menimbang : a. bahwa perencanaan penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan Provinsi/Kota ...* merupakan

pelayanan publik yang bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan air limbah yang aman dan berkelanjutan serta menjaga sumber air dari pencemaran air limbah domestik. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a. perlu menetapkan Keputusan

Gubernur/Walikota tentang Penetapan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik di

Provinsi/Kota*... untuk periode tahun ... - ... Mengingat : 1. Undang- Undang No. 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah

2. Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

3. Peraturan Pemerintah No. 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum

4. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019

5. ...

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik di Provinsi/Kota*... untuk periode tahun ... - ...

Ditetapkan di ... pada tanggal... Gubernur/Walikota*...

(tandatangan)

(4)

PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT

RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT

Kabupaten/Kota : ...

Provinsi : ...

Logo Kabupaten/

Kota

(Bagian ini dapat diisi foto atau gambar )

Disiapkan Oleh :

(5)

K ATA P E N G A N TA R

Kata Pengantar memberikan penjelasan ringkas atas isi, makna, dan manfaat penyusunan rencana induk

Bagian ini juga memuat harapan dan arahan Gubernur/Walikota sebagai pemegang kebijakan tentang pengembangan sistem jaringan air limbah terpusat dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.

Perlu disebutkan juga komitmen Gubernur/Walikota untuk menjalankan rencana strategis yang telah disusun di dalam rencana induk dengan jalan memasukkan/ mengintegrasikan hasil dari rencana induk dalam proses pemograman dan penganggaran reguler di Pemerintah Daerah.

Kata Pengantar ditandatangani Gubernur/Walikota.

Hapus seluruh teks ini pada saat Kata Pengantar siap disusun

(Kota dan tanggal pembuatan) Gubernur/Walikota

(6)

Ringkasan eksekuif berisi penjelasan ringkas mengenai isi dari rencana induk (pada umumnya idak lebih dari 3 halaman).

Hal-hal pokok minimum yang perlu dimuat di dalam ringkasan eksekuif ini adalah: Konsep penyusunan dan kriteria rencana induk

Deskripsi daerah perencanaan

Strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah Rencana program dan tahap pelaksanaan kegiatan Kesimpulan dan rekomendasi

Gunakan bahasa yang populer dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.

(7)

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR ... 90

RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) ... 91

DAFTAR ISTILAH ... 95

BAB 1. PENDAHULUAN ... 96

BAB 2. KONSEP DAN KRITERIA PENYUSUNAN RENCANA INDUK ... 98

BAB 3. DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN ... 101

BAB 4. ANALISIS KONDISI SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PROVINSI/KOTA* ... 105

BAB 5. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 106

BAB 6. RENCANA PROGRAM DAN TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN ... 110

BAB 7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 116

BAB 8. DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN Lampiran A - Penampilan Produk Laporan Studi Rencana Induk Air Limbah ... 116

Lampiran B - Lampiran Teknis ... 117

Lampiran C - Lampiran Lingkungan ... 117

Lampiran D - Lampiran Kelembagaan ... 117

Lampiran E - Lampiran Sosial Ekonomi ... 117

Lampiran F - Rincian Anggaran Biaya (RAB) ... 117

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan Cakupan Pelayanan Sistem untuk Suatu Kota ... 120

Tabel 2.2 Perbandingan Saluran Sederhana dan Saluran Biasa ... 121

Tabel 3.1 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten/Kota ... 124

Tabel 3.2 Pertumbuhan Penduduk Tahun Perencanaan dan Sebelumnya Kabupaten/Kota ... 124

Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk 20 Tahun Mendatang Kabupaten/Kota ... 124

Tabel 3.4 Proyeksi Prasarana Kota 20 Tahun Mendatang Kabupaten/Kota ... 126

Tabel 3.5 Peraturan-Peraturan Lingkungan ... 127

Tabel 3.6 Peraturan Daerah Kota Perencanaan ... 128

(8)

Tabel 3.10 Proyeksi Fasilitas Kesehatan 20 Tahun Mendatang Kabupaten/Kota ... 135

Tabel 3.11 Persentase Kasus Penderita Diare ... 135

Tabel 4.1 Ideniikasi Permasalahan Pelayanan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD ... 143

Tabel 4.2 Komparasi capaian sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap Sasaran Renstra SKPD Kota * dan Jakstra K/L. ... 143

Tabel 4.3 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kebersihan Kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Kebersihan Provinsi dan Jakstra K/L ... 143

Tabel 4.4 Hasil telaahan struktur ruang wilayah ... 143

Tabel 4.5 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota* ... 144

Tabel 4.6 Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS SKPD Kebersihan Provinsi/Kota* ... 145

Tabel 4.7 Peringkat Isu Strategis Provinsi/kota.... * ... 146

Tabel 5.1 Target SDG’S’s ... 147

Tabel 5.2 Kriteria untuk Zona prioritas ... 150

Tabel 5.3 Zona Prioritas yang Terpilih untuk Dilakukan Pengelolaan Air Limbah ... 150

Tabel 5.4 Karakterisik lahan yang Digunakan pada Zona Prioritas yang Terpilih untuk Air Limbah yang Akan diolah 151 ... 151

Tabel 5.5 Kebutuhan Pengembangan Peran Masyarakat ... 152

Tabel 6.1 Ringkasan Rencana Program Pengelolaan Air Limbah ... 153

Tabel 6.2 Zona yang Disusulkan untuk Penerapan Sanitasi On-site dan Of-site ... 153

Tabel 6.3 Desain Waktu Perencanaan untuk Tangki Sepik Komunal ... 154

Tabel 6.4 Banyaknya Toilet Umum yang Dibangun oleh DKP dan PNPM ... 154

Tabel 6.5 Proyeksi Perencanaan Toilet Umum ... 154

Tabel 6.6 Analisis Alternaif Usulan Proses Pengolahan Air Limbah ... 154

Tabel 6.7 Kebutuhan Sistem Perpipaan untuk Pelayanan SPAL Jangka Panjang ... 155

Tabel 6.8 Alternaif Pengolahan yang Sesuai dengan Kondisi Lingkungan WWTP ... 155

Tabel 6.9 Esimasi Biaya yang Dikeluarkan untuk Tiap Alternaif Pengolahan ... 156

Tabel 6.10 Besaran Biaya yang Dibutuhkan untuk Tahap Perencanaan ... 156

Tabel 6.11 Beban Pencemaran... 157

Tabel 6.11a Dampak Pengurangan Beban Terhadap Miigasi Perubahan Iklim (Penurunan Emisi GRK) ... 158

Tabel 6.12 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ... 158

Tabel 6.13 Proyeksi Volume Air Limbah ... 158

Tabel 6.14 Cakupan Sistem Pengolahan Air Limbah di Tiap Daerah Pelayanan ... 159

Tabel 6.15 Proyeksi Air Limbah di Area Prioritas ... 159

Tabel 6.16 Total Beban Limbah Domesik Eksising ... 159

Tabel 6.17 Perkiraan Beban Pencemaran dari Domesik dan Komersial Tahun 2033 ... 160

Tabel 6.18 Sistem Sanitasi dan Pengolahan Air Limbah Terbatas ... 160

Tabel 6.19 Karakterisik Sanitasi pada Daerah Prioritas ... 160

(9)

Tabel 6.22 Sistem Tarif Air Limbah di Beberapa Kota Indonesia ... 161

Tabel 6.23 Tanggung Jawab Pembiayaan Sanitasi ... 162

Tabel 6.24 Skenario Sumber Dana Investasi dan Biaya Operasional dan Maintenance ... 162

Tabel 6.25 Rencana Usulan Pendanaan ... 163

Tabel 6.26 Rencana Program dan Nilai Investasi Master Plan Air Limbah Jangka Pendek ... 164

Tabel 6.27 Rencana Program dan Nilai Investasi Master Plan Air Limbah Jangka Menengah ... 164

Tabel 6.28 Rencana Program dan Nilai Investasi Master Plan Air Limbah Jangka Panjang ... 165

Tabel 6.29 Pilihan Bentuk Kelembagaan Layanan Air Limbah ... 165

Tabel 6. 30 Perkiraan Kemajuan Kelembagaan ... 166

Tabel 6.31 Fungsi Umum dan Tanggung Jawab Kelembagaan ... 176

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kedudukan Rencana Induk ... 118

Gambar 2.1 Skema Pembahasan Opsi Teknologi ... 119

Gambar 2.2 Gambar Sistem Komunal dan Terpusat ... 120

Gambar 3.1 Peta Lokasi Perencanaan ... 122

Gambar 3.1a. Peta Badan Air ... 123

Gambar 3.2 Tren Perkembangan Daerah Perkotaan ... 125

Gambar 3.3 Proil Demograi Kota Perencanaan ... 125

Gambar 3.4 Densitas Pertambahan Penduduk ... 126

Gambar 3.5 Fasilitas Sarana Prasarana Sanitasi ... 127

Gambar 3.6 Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah ... 129

Gambar 3.7 Peta Topograi ... 130

Gambar 3.11a Peta Kejadian Penyakit ... 136

Gambar 3.12 Lokasi Pemantauan Utama ... 137

Gambar 3.13 Hasil Analisis BOD dan COD dari Lokasi Pemantauan ... 138

Gambar 3.14 Hasil Analisis DO dan E-Coli dari Lokasi Pemantauan ... 138

Gambar 3.15 Persentase Toilet dengan dan tanpa Tangki Sepik ... 139

Gambar 3.16 Rencana Pengelolaan Air Limbah Kota Perencanaan ... 140

Gambar 3.16a Layout Sistem Pengolahan Perencanaan Air Limbah ... 140

Gambar 3.16b Layout Pipa Rencana ... 141

(10)

Gambar 5.2 Transformasi Sistem Setempat ke Sistem Terpusat

Gambar 5.3 Pemetaan Zona Prioritas ... 148

Gambar 5.4 Peta Pembagian Cluster ... 149

Gambar 5.5 Strategi Pengembangan Kelembagaan ... 151

Gambar 5.6 Proses Rekayasa Sosial ... 152

DAFTAR ISTILAH

Datar Isilah dapat mengacu pada Pengerian di Peraturan Menteri No. ……… Tahun ………. Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pembuangan Air Limbah Terpusat

(11)

Petunjuk Umum :

Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud, tujuan, serta manfaat dari penyusunan Rencana Induk Kabupaten/Kota, Cakupan dan Jenis Rencana Induk, Kedudukan Rencana Induk, Peraturan Perundangan, serta standar teknis yang digunakan dalam penyusunan rencana induk.

Penjelasan isi di seiap sub-bab adalah informasi minimum yang diharapkan. Pokja dapat menambahkan informasi yang dirasa relevan.

Penjelasan lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.

Hapus seluruh teks dan Box ini setelah Bab 1 selesai disusun

Berikan penjelasan mengenai peningnya penyusunan rencana induk Kabupaten/Kota; Beri penjelasan bahwa penyusunan kebijakan strategi SPAL daerah termasuk RPJM, dsb

harus didasarkan pada rencana induk;

Perlu dicantumkan dokumen-dokumen terkait rencana induk SPAL yang telah dibuat sebelumnya, seperi Buku Puih Sanitasi dan SSK.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.1 selesai disusun

Dijelaskan rencana induk ini termasuk kategori yang mana, yaitu : Rencana induk SPAL Kab/Kota: Kota metropolitan dan kota besar;

Rencana induk SPAL Lintas Kab./Kota: lebih dari satu wilayah administrasi kab./kota dalam satu provinsi;

Rencana induk SPAL Lintas Provinsi: lebih dari satu wilayah administrasi kab./kota serta lebih dari satu provinsi;

Rencana induk SPAL kawasan strategis nasional;

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.3 selesai disusun. Beri penjelasan mengenai maksud dan tujuan disusunnya rencana induk

Maksud: agar memiliki pedoman dalam pengembangan operasional SPAL; Tujuan: agar memiliki rencana induk SPAL yang tanggap terhadap kebutuhan sesuai

karakterisik lingkungan, sosial ekonomi daerah, dan kebutuhan stakeholder. Beri penjelasan manfaat dari penyusunan rencana induk SPAL.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.2 selesai disusun.

B A B 1 . P E N D A H U L U A N

1.1 L ATA R B E L A K A N G

(12)

Dijelaskan posisi rencana induk berada bawah kebijakan spasial di masing-masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota;

Dijelaskan hubungan rencana induk air limbah dengan rencana induk lainnya;

Petunjuk teknis dalam penyusunan strategi pembangunan per kawasan, serta mem-pengaruhi rencana program investasi infrastruktur;

Dilengkapi dengan gambar

Gambar 1.1 Kedudukan Rencana Induk.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.4 selesai disusun.

Berikan penjelasan mengenai peraturan perundangan yang digunakan terkait pengelolaan air limbah dalam rencana induk ini.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.5.1 selesai disusun.

Berikan penjelasan mengenai peraturan perundangan yang digunakan terkait peran pemerintah dalam pengelolaan air limbah.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.5.2 selesai disusun

Berikan penjelasan mengenai peraturan perundangan yang mengatur peran pemerintah dan swasta dalam pengelolaan air limbah domesik.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.5.3 selesai disusun.

Berikan penjelasan mengenai peraturan perundangan Kabupaten/Kota Perencanaan terkait pengelolaan air limbah.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.5.4 selesai disusun.

Berikan penjelasan mengenai dokumen-dokumen terkait Rencana Penyusunan SPAl, seperi Buku Puih, SSK, dsb.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.5.5 selesai disusun.

1.4 K E D U D U K A N R E N C A N A I N D U K

1.5 L A N DA SA N H U KU M

1.5.1 Pengelolaan Air Limbah

1.5.2 Pemerintah

1.5.3 Kemitraan Pemerintah dan Swasta

1.5.4 Peraturan Daerah (PERDA) Kota Perencanaan

(13)

Berikan penjelasan standard teknis apa saja yang digunakan dalam menyusun rencana induk dan keluaran dari rencana induk ini.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.6 selesai disusun.

Konsep penyusunan dan Periode perencanaan rencana induk harus disesuaikan dengan target-target yang telah dibuat oleh Pemerintah.

Perlu dicatat bahwa pembuatan rencana induk yang dilakukan oleh konsultan juga didampingi oleh im teknis yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.1 selesai disusun. Petunjuk Umum

Bab ini menjelaskan mengenai konsep penyusunan rencana induk, periode perenca-naan, evaluasi rencana induk, kriteria perencanaan/pelayanan, serta survey penyusunan Rencana Induk pengembangan SPAL.

Minimum informasi yang harus tersedia adalah tabel/peta/gambar yang tercantum dalam Box serta penjelasan singkat dalam sub-bab. Pokja dapat menambahkan infor-masi yang relevan dan pening.

Berikan penjelasan ringkas untuk masing-masing tabel/peta/gambar dan informasi mengenai sumber data.

Apabila ada penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan dalam Lampiran. Cantumkan dengan jelas rujukan atau sumber data/informasi yang digunakan (dalam

bentuk catatan kaki/ditulis di bawah tabel).

Hapus teks dan Box ini setelah Bab 2 selesai disusun Berikan penjelasan mengenai sistemaika penulisan laporan rencana induk untuk iap

Kabupaten/Kota.

Hapus teks ini setelah sub-bab 1.7 selesai disusun.

Dilaksanakan dalam 1-2 tahun anggaran. Memprioritaskan hal yang mendesak.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.1.1. selesai disusun.

Tahap pembangunan 5 tahun.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.1.2. selesai disusun.

1.6 STA N DA R T E K N I S DA N K E LUA R A N

2.1 P E R I O D E P E R E N C A N A A N

BA B 2. KO N S E P DA N K R I T E R I A P E N Y U S U N A N R E N C A N A I N D U K

1.7 S I ST E M AT I K A P E L A P O R A N

2.1.1 PERENCANAAN JANGKA PENDEK (TAHAP MENDESAK)

(14)

Pelaksanaannya untuk 20 tahun yang akan datang.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.1.3. selesai disusun.

Dilakukan seiap 5 tahun.

Disesuaikan dengan perubahan rencana induk sanitasi lainnya, misalnya rencana induk SPAM.

Hasil rekomendasi audit lingkungan kota (air limbah permukiman).

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.2 selesai disusun.

Dilakukan penilaian dan uji parameter terhadap kriteria.

Persyaratan pemilihan sistem setempat (baik sistemnya ataupun lokasi/ wilayah yang akan dibangun sistem tersebut).

Persyaratan pemilihan sistem terpusat (baik sistemnya ataupun lokasi/ wilayah yang akan dibangun sistem tersebut).

Kabupaten/Kota dengan jumlah masyarakat minimal 50.000 jiwa yang telah memiliki tangki septic diharapkan memiliki sebuah IPLT dengan kualitas effluent tidak melampaui baku mutu.

Dilengkapi dengan gambar :

Gambar 2.1 Skema Pembahasan Opsi Teknologi; Gambar 2.2 Gambar Sistem Komunal dan Terpusat;

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3.1 selesai disusun.

Terdapat beberapa kriteria cakupan pelayanan wilayah sistem setempat/terpusat. Berdasarkan muatannya, saluran air limbah dibagi 2 jenis (saluran gabungan dan saluran

terpisah).

Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Perbandingan Cakupan Pelayanan Sistem untuk Suatu Kota; Tabel 2.2 Perbandingan Saluran Sederhana dan Saluran Biasa;

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3.2 selesai disusun.

Didasarkan prioritas adanya sumber air baku;

Didasarkan pada visi dan misi kota/kabupaten yang bersangkutan; Didasarkan pada kebijakan penataan ruang kota/kabupaten; Disadarkan pada sistem layanan prasarana lingkungan lainnya;

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3.3 selesai disusun.

(15)

Harus terdiri dari : Unit Pelayanan; Unit Pengumpulan; Unit Pengolahan;

Teknologi Pengolahan Lumpur;

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3.4 selesai disusun.

Harus terdiri dari :

Unit Penampungan Tinja Setempat; Sarana Pengangkutan Lumpur Tinja (SPLT); Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT);

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.3.5 selesai disusun.

Dijelaskan mengenai standard pelayanan minimum yang ada di kota perencanaan; Dijelaskan sasaran, indicator, dan target pencapaiannya;

Dilengkapi dengan tabel seperi pada Bagian C-Kriteria Teknis;

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.4 selesai disusun.

Survei dan pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan:

• Mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek, dan wilayah pelayanan, badan air penerima, dan jalur transmisi air limbah;

• Kondisi detail wilayah pelayanan saat ini dan akan datang. Survei dan Pengkajian Kualitas Air Limbah:

• Kualitas badan air penerima sesuai baku mutu dan sesuai golongannya. Survei dan pengkajian Demograi dan Ketatakotaan:

Ada data staisik sampai 10 tahun terakhir; ………

Lanjutan....

Terdapat pembagian wilayah berdasarkan jumlah penduduk; • Terdapat rumus perhitungan proyeksi penduduk.

Apabila data yang diambil idak tersedia di lapangan, maka dapat menganalogikannya dengan menggunakan data dari Kabupaten/Kota lain yang sejenis.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.5 selesai disusun.

2.3.4 R E N C A N A S I ST E M P E M B UA N G A N A I R L I M BA H T E R P U SAT

2.3.5 S I ST E M P E M B UA N G A N A I R L I M BA H S E T E M PAT

2.4 STA N DA R P E L AYA N A N M I N I M U M

(16)

Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan Air Minum; Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan Drainase; Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan Sampah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.6 selesai disusun.

Membahas tentang Program Nasional berkaitan dengan peranan pengelolaan air limbah dalam Perubahan Iklim sesuai peraturan yang berlaku;

Membahas hubungan antara SPAL dengan miigasi GRK;

Data pendukung yang berkaitan dengan model perhitungan pengurangan emisi GRK berdasarkan IPCC.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 2.7 selesai disusun.

Petunjuk Umum

Bab ini menjelaskan mengenai data kondisi daerah rencana (batas wilayah administrasi, kondisi isik, tata ruang kota, demograi, prasarana kota, kondisi kesehatan masyarakat, UU lingkungan, kondisi sosial ekonomi, dan kelembagaan), data kondisi eksising SPAL, serta permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan.

Minimum informasi yang harus tersedia adalah tabel/peta/gambar yang tercantum dalam Box serta penjelasan singkat dalam sub-bab. Pokja dapat menambahkan informasi yang relevan dan pening.

Berikan penjelasan ringkas untuk masing-masing tabel/peta/gambar dan informasi mengenai sumber data.

Apabila ada penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan dalam Lampiran. Cantumkan dengan jelas rujukan atau sumber data/informasi yang digunakan (dalam

bentuk catatan kaki/ditulis di bawah tabel).

Hapus teks dan Box ini setelah Bab 3 selesai disusun.

Dijelaskan mengenai Kabupaten/Kota yang diamai dan direncanakan.

• Dijelaskan bahwa ketentuan yang ada dalam rencana induk ini untuk Kota Kabupaten yang diamai dan direncanakan, sedangkan kota yang idak direncanakan dalam satu Kabupaten yang diamai, jika ingin melakukan pengelolaan air limbah dapat melihat SSK.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1 selesai disusun.

2.6 K E T E R PA D UA N P E R E N C A N A A N S PA L D E N G A N S E K TO R L A I N

2.7 KO N T R I B U S I S PA L DA L A M P RO G R A M P E R U BA H A N I K L I M

BA B 3. D ES K R I P S I DA E R A H P E R E N C A N A A N

(17)

Kondisi Administrasi dan Keuangan Daerah (batas-batas wilayah, topograi, hidrologi, dan tata guna lahan/RTRW).

Dilengkapi dengan gambar :

Gambar 3.1 Peta Lokasi Perencanaan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1.1 selesai disusun.

Penggunaan lahan, dilengkapi dengan peta dan RURTK. Dilengkapi dengan tabel :

- Tabel 3.1 Luas Penggunaan Lahan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1.2 selesai disusun.

Dijelaskan demograi saat ini dan proyeksi penduduk 20 tahun mendatang. Dilengkapi dengan tabel dan gambar-gambar berikut ini:

• Tabel 3.2 Pertumbuhan Penduduk Tahun Perencanaan dan Sebelumnya; • Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk 20 Tahun Mendatang;

• Gambar 3.2 Tren Perkembangan Daerah Perkotaan; • Gambar 3.3 Proil Demograi Kota Perencanaan; dan • Gambar 3.4 Densitas Pertambahan Penduduk.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1.3 selesai disusun.

Dijelaskan mengenai prasarana Air Minum yang ada, Dijelaskan mengenai prasarana Persampahan, Dijelaskan mengenai prasarana Drainase Perkotaan, Dilengkapi dengan tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 3.4 Proyeksi Prasarana Kota 20 Tahun Mendatang Gambar 3.5 Fasilitas Sarana Prasarana Sanitasi.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1.4 selesai disusun

Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut ini : - Tabel 3.5 Peraturan-Peraturan Lingkungan; - Tabel 3.6 Peraturan Daerah Kota Perencanaan; - Tabel 3.7 Baku Mutu Kualitas Air Limbah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1.5 selesai disusun.

3.1.1 BATA S W I L AYA H A D M I N I ST R A S I

3.1.2 TATA R UA N G KOTA

3.1.3 DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN

3.1.4 P R A SA R A N A KOTA

(18)

Dijelaskan struktur kelembagaan sektor air limbah dan sanitasi (bagi yang sudah ada SPALnya).

Dilengkapi dengan gambar :

Gambar 3.6 Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.1.6 selesai disusun

Data yang harus ada :

Topograi dan Kemiringan; Geologi dan Iklim;

Sungai dan Rencana Pengelolaan SDA; Laut dan Data Hidrologi;

Permeabilitas Tanah;dan Potensi Bencana Alam; Hidrooceanograi

Dilengkapi dengan gambar-gambar dan tabel berikut ini: Gambar 3.7 Peta Topograi;

Gambar 3.8 Peta Geologi;

Gambar 3.9 Peta Hidrogeologi (Air Tanah); Gambar 3.10 Peta Jenis Tanah; dan Gambar 3.11 Peta Tata Guna Lahan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.2 selesai disusun.

Dijelaskan mengenai besarnya Pendapatan masyarakat; Dijelaskan mengenai Sumber Mata Pencaharian; Dijelaskan mengenai kondisi Kepemilikan Rumah; Dijelaskan mengenai data Non-Permukiman; Dilakukan Analisis Kemiskinan;

Dijelaskan mengenai Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Dijelaskan mengenai Tingkat Kejangkitan Penyakit; Dilengkapi dengan tabel :

Tabel 3.8 Ringkasan Sumber Penghasilan;

Tabel 3.9 Alokasi Anggaran Dana dari Pemerintah terkait Pengelolaan Air Limbah; Tabel 3.10 Proyeksi Fasilitas Kesehatan 20 Tahun Mendatang;dan

Tabel 3.11 Persentase Kasus Penderita Diare.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.3 selesai disusun.

3.1.6 KO N D I S I K E L E M BAG A A N

3.2 KO N D I S I F I S I K W I L AYA H R E N C A N A

(19)

Data teknis pencapaian SPALT dan SPALS, contohnya data analisis kualitas air tanah untuk mendeteksi kebocoran sepic tank, dsb.

Data non-teknis SPALT dan SPALS. Penyusunan Buku Puih Sanitasi. Peta dasar dan peta ideniikasi. Ideniikasi permasalahan eksising:

Analisis resiko aspek kepadatan penduduk dibandingkan aspek air bersih;

Analisis resiko aspek % kejadian penyakit dibandingkan cakupan jamban sehat; dan Analisis resiko aspek ingkat kemiskinan dan prioritas pelayanan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.4 selesai disusun.

Dijelaskan permasalahan terkait Teknis dan Lingkungan (Pencemaran eksising dan proyeksi 20 tahun).

Dijelaskan permasalahan terkait Kelembagaan . Dijelaskan permasalahan terkait Pembiayaan, melipui :

Dana Pemerintah Kota; Dana Sanitasi Lingkungan; dan • Sektor Swasta/ Masyarakat.

Dijelaskan permasalahan terkait Peraturan perundangan. Dijelaskan masalah terkait Peran serta Masyarakat dan Swasta. Dijelaskan permasalahan terkait Sosial ekonomi.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.5 selesai disusun.

Dijelaskan Area Beresiko Sanitasi. Dijelaskan besarnya Beban Air Limbah. Dijelaskan Pelayanan Air Limbah yang ada. Dijelaskan Pelayanan Lumpur Tinja.

Hasil Sampel Air Limbah (Sampel diambil dengan metoda sampling di beberap lokasi pemantauan utama)

Dilengkapi dengan gambar-gambar berikut ini : • Gambar 3.12 Lokasi Pemantauan Utama;

• Gambar 3.13 Hasil Analisis BOD dan COD dari Lokasi Pemantauan; • Gambar 3.14 Hasil Analisis DO dan E-Coli dari Lokasi Pemantauan; • Gambar 3.15 Persentase Toilet dengan dan tanpa Tangki Sepik; dan • Gambar 3.16 Rencana Pengelolaan Air Limbah Kota Perencanaan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.6 selesai disusun.

3.4 KO N D I S I E KS I ST I N G S PA L

3.5 P E R M A SA L A H A N S I ST E M YA N G D I H A DA P I

(20)

Dijelaskan mengenai kebijakan-kebijakan yang telah ada terkait pengembangan SPAL. Dijelaskan mengenai rencana kebijakan yang akan dilakukan untuk pengembangan

SPAL.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 3.7 selesai disusun.

Menjelaskan tentang permasalahan terkait Peraturan perundangan dalam SPAL

Bagian ini menjelaskan Sasaran yang telah ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga, dan juga yang telah dirumuskan sebelumnya dalam Renstra SKPD, yang kemudiaan di telaah pencapaian sasaran jangka menengah dari sasaran tersebut, untuk menentukan fak-tor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat pelayanan SKPD Kebersihan Provinsi/ Kota.

Menjelaskan tentang permasalahan terkait Kelembagaan dalam SPAL

Menjelaskan tentang permasalahan terkait Pembiayaan, melipui : - Dana Pemerintah Kota

- Dana Sanitasi Lingkungan - Sektor Swasta/ Masyarakat

Menjelaskan tentang Permasalah terkait Peran serta Masyarakat/ Swasta/ Perguruan inggi dalam SPAL

Menjelaskan tentang Permasalah terkait teknis-teknologis SPAL

3.7 K E B I JA K A N P E N G E M BA N G A N S I ST E M P E N G E LO L A A N A I R L I M BA H

4.1.5 SUB SISTEM TEKNIS-TEKNOLOGIS

BA B 4. A N A L I S I S KO N D I S I S I ST E M P E N G E LO L A A N

A I R L I M BA H P ROV I N S I/KOTA*

(21)

Lengkapi dengan :

• Tabel 4. 7. Komparasi capaian sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap Sasaran Renstra SKPD Kota * dan Jakstra K/L.

Tabel 4. 8 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kebersihan Kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Kebersihan Provinsi dan Jakstra K/L

• Bagian ini mengemukakan kondisi perencanaan tata ruang wilayah untuk mengemukakan faktor-faktor pendorong atau penghambat dalam pelayanan SKPD Provinsi/Kota. • Lengkapi dengan

Tabel 4. 9. Hasil telaahan struktur ruang wilayah

• Tabel 4. 10 Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota*

Bagian ini mengemukakan hasil analisis studi EHRA untuk mengemukakan faktor-faktor pendorong atau penghambat dalam pelayanan SKPD Provinsi/Kota.

Bagian ini mengemukakan hasil analisis penyusunan Buku Puih Sanitasi untuk mengemuka -kan faktor-faktor pendorong atau penghambat dalam pelayanan SKPD Provinsi/Kota.

Menjelaskan tentang isu-isu strategis yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional. Sesuai perumusuan isu-isu strategi yang telah dihasilkan dalam tahap perumusan. Dalam penyajian peringkat isu strategis, hal terpening yang diperhaikan adalah isu tersebut dapat memberikan manfaat/pengaruh di masa yang akan datang terhadap daerah tersebut, yang telah diperimbangkan pada tahapan Perumusan Isu Strategis pada Bagian A. Dilengkapi dengan

Tabel 4. 11 Peringkat Isu Strategis Provinsi/kota.... *

Petunjuk Umum

Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat terkait pengembangan prasarana air limbah (termasuk visi&misi, tujuan & sasaran strategis, kebijakan umum air limbah kota, dan alasan utama pembangunan sarana air limbah di Kota Perencanaan), tujuan dan target penanganan, macam-macam pilihan arah pengembangan SPAL, cara penetapan arah pengembangan, pembagian zona perencanaan, penetapan zona prioritas, , arah perkembangan SPAL pada permukiman baru, serta berbagai macam strategi pengembangan (prasarana, kelembagaan, pengaturan, edukasi&peran serta masyrakat,

4.3 P E N E L A A H A N R E N C A N A TATA R UA N G W I L AYA H

4.4 PENELAAHAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA)

4.5 P E N E L A A H A N H A S I L K A J I A N B U KU P U T I H SA N I TA S I

4.6 P E N E N T UA N I S U ST R AT EG I S

(22)

Dijelaskan mengani visi dan misi Kabupaten/Kota terkait pengelolaan air limbah. Harus sesuai dengan arahan kebijakan nasional dalam bidang air limbah, RUTK, SDG’S,

dan Deklarasi Kyoto.

Seiap kebijakan/strategi yang dibuat harus memperhaikan program nasional yang telah ada, agar terjadi sinkronisasi antara strategi yang dibuat dengan program nasional. Strategi mencakup pembiayaan air limbah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.1.1. selesai disusun.

Dijelaskan tujuan dan sasaran strategis dari sistem pengelolaan air limbah. Dilengkapi dengan tabel :

Tabel 5.1 Target Internasional (Seperi Target SDG’S’s).

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.1.2. selesai disusun

Dijelaskan kebijakan umum air limbah kota yang telah ada.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.1.3. selesai disusun.

Dijelaskan alasan dari segi Kesehatan; Dijelaskan alasan dari segi Lingkungan;

Dijelaskan alasan dari segi Kesejahteraan Sosial;dan Dijelaskan alasan dari segi Kesinambungan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.1.4. selesai disusun;

5.1 K E B I JA K A N DA N ST R AT EG I P E N G E M BA N G A N S PA L

dan ekonomi dan pembiayaan).

Minimum informasi yang harus tersedia adalah tabel/peta/gambar yang tercantum dalam Box serta penjelasan singkat dalam sub-bab. Pokja dapat menambahkan informasi yang relevan dan pening.

Berikan penjelasan ringkas untuk masing-masing tabel/peta/gambar dan informasi mengenai sumber data.

Apabila ada penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan dalam Lampiran. Cantumkan dengan jelas rujukan atau sumber data/informasi yang digunakan (dalam

bentuk catatan kaki/ditulis di bawah tabel).

(23)

Dijelaskan tujuan dan target penanganan untuk seiap periode, yaitu :

Jangka Pendek : Kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar pengelolaan air limbah; Jangka Menengah : Sesuai permasalahan dan strategi yang dilaksanakan;dan Jangka Panjang : Menekan laju pencemaran badan air dan air tanah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.2. selesai disusun.

Harus memperimbangkan 4 hal:

• Mengopimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalan; • Mengembangkan sistem of-site pada kawasan tertentu; • Mengembangkan sistem of-site skala kota; dan

• Mengembangkan sistem of-site dengan teknologi maju. • Metode pemilihan dengan metode SWOT

• Analisis Kekuatan/ Strength, Kelemahan/Weakness, Peluang/ Opportunity, dan Ancaman/ Threat atau dengan metoda lainnya.

Pemilihan teknologi (gambar diagram alir pemilihan teknologi) dengan memperimbangkan faktor :

• Kepadatan penduduk; • Tingkat pendapatan;

• Pelayanan air minum (sumber air bersih yang ada, peruntukan sumber air); • Beban pencemaran KgBOD/ha/hari;

• Kemiringan tanah dan ketersediaan lahan IPAL;

• Keinginan dan kemampuan membiayai/kecocokan (Real Demand Survey / RDS); • Pilihan teknologi pengolahan air limbah (konvensional/ kombinasi saluran air hujan/

Small Bore Sewerage/ Shallow Sewerage/ Vacuum Sewerage/ tangki sepik & ilter anaerobik, dsb.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.3.1. selesai disusun

Analisis SWOT (memperhaikan 8 perimbangan), ada 4 kuadran.

• Penetapan arah pengembangan didasarkan posisi kuadran hasil analisis SWOT, ada 4 strategi (Gambar grand strategi pengembangan).

Dilengkapi dengan gambar-gambar berikut ini : • Gambar 5.1 Matriks SWOT; dan

• Gambar 5.2 Transformasi Sistem Setempat ke Sistem Terpusat.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.3.2 selesai disusun

5.2 T UJ UA N DA N TA RG E T P E N A N G A N A N

5.3 P E N G E M BA N G A N DA E R A H P E L AYA N A N 5.3.1 P I L I H A N A R A H P E N G E M BA N G A N

(24)

Ditetapkan beradasarkan 6 kriteria:

Keseragaman ingkat kepadatan penduduk;

Keseragaman bentuk topograi dan kemiringan lahan; Keseragaman ingkat kepadatan bangunan;

Keseragaman ingkat permasalahan pencemaran air tanah dan permukaan; Kesamaan badan air penerima; dan

Perimbangan batas administrasi.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.4. selesai disusun

Dijelaskan mengenai Strategi Sanitasi Kab./Kota (SSK), proses penyusunan SSK. Disesuaikan dengan perkiraan debit air limbah.

Perkiraan kondisi sosial ekonomi, dan lingkungan masa datang. Sistem pengembangan pengelolaan.

Sistem pelayanan dibagi jadi 2 (individu dan komunal). Cakupan pelayanan sesuaikan dengan SPM

Adanya aturan untuk mendukung SPAL yang bermutu.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.7.1. selesai disusun.

Dijelaskan bahwa dasar-dasar penyusunan kelembagaan terdapat 5 aspek. Dijelaskan kondisi kelembagaan pengelolaan air limbah.

Diberikan keterangan mengenai kebutuhan pengembangan kelembagaan disertai dengan model-model kelembagaan.

Dijelaskan peran dan tanggung jawab kelembagaan.

Dijelaskan kapasitas kelembagaan korelasi dengan luas wilayah layanan.

Diberikan penjelasan mengenai kelembagaan yang dibentuk oleh masyarakat sendiri (jika ada).

Dilengkapi dengan gambar :

Gambar 5.5 Strategi Pengembangan Kelembagaan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.7.2. selesai disusun.

Perlu dibuat peraturan daerah.

Apabila belum ada, maka mengikui ketentuan dalam peraturan ini.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.7.3. selesai disusun.

5.4 P E M BAG I A N ZO N A P E R E N C A N A A N

5.7 ST R AT EG I P E N G E M BA N G A N S I ST E M P E N G E LO L A A N A I R L I M BA H 5.7.1 ST R AT EG I P E N G E M BA N G A N P R A SA R A N A

5.7.2 ST R AT EG I P E N G E M BA N G A N K E L E M BAG A A N

(25)

Dibagi menjadi 2 hal (pemberdayaan masyarakat dan kampaye publik).

Dijelaskan bahwa terdapat 4 kriteria perilaku yang menandakan SPALnya efekif. Kampanye publik dilakukan secara koninu hingga masyarakat dapat berparisipasi. Dijelaskan ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan sosialisasi yang melibatkan gender. Kebutuhan pengembangan peran masyarakat dalam hal :

• Membantu penyediaan lahan IPAL;

• Pelaksanaan pembangunan infrastruktur; dan • Operasional dan pemeliharaan.

Dilengkapi dengan tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 5.5 Kebutuhan Pengembangan Peran Masyarakat

Pembutan tabel kebutuhan pengembangan peran masyarakat yang terdiri dari kolom kebutuhan (kesadaran masyarakat/parisipasi), kolom kegiatan dan media (sosialisasi/ musyawarah/konsultasi publik), kolom target (LSM/aparat pemerintah/ mahasiswa/ masyarakat), kolom sasaran, dan kolom pelaksana.

Gambar 5.6 Proses Rekayasa Sosial.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.7.4. selesai disusun.

Dijelaskan bahwa dana rencana investasi berasal dari pajak APBD dan APBN serta retribusi air limbah.

Dijelaskan bahwa sumber dana investasi tergantung area cakupan pelayanan. Disebutkan juga bahwa terdapat 3 sumber pendanaan SPAL.

Selain dari pemerintah pendanaan dapat berasal dari masyarakat/swasta.

Dilakukan analisis ekonomi untuk menetapkan ingkat pendapatan masyarakat (high/ medium/low income), sehingga bisa dilakukan analisis subsidi silang.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 5.7.5 selesai disusun.

Petunjuk Umum

Bab ini menjelaskan mengenai rencana program yang dibuat terkait pengembangan pengelolaan air limbah (rencana program umum, kriteria desain&proyeksi pembebanan, rencana jaringan, review opsi teknik air limbah dan sarana sanitasi, kriteria&standard pelayanan, rencana keterpaduan dengan sarana prasarana saniasi lainnya, serta rencana pengembangan kelembagaan), rencana tahapan pelaksanaan kegiatan (jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang), rencana pembiayaan, indikasi rencana investasi prigram, sosialisasi dokumen rencana induk, dan tahap legalisasi dari rencana induk tersebut.

Minimum informasi yang harus tersedia adalah tabel/peta/gambar yang tercantum dalam Box serta penjelasan singkat dalam sub-bab. Pokja dapat menambahkan informasi yang relevan dan pening.

5.7.4 ST R AT EG I P E N G E M BA N G A N E D U K A S I DA N P E R A N M A SYA R A K AT

5.7.5 ST R AT EG I P E N G E M BA N G A N E KO N O M I DA N P E M B I AYA A N

(26)

Diberikan keterangan mengenai Kriteria Desain Rencana Air Limbah dan Sanitasi yaitu: • Kriteria desain rencana air limbah; dan

• Kriteria desain rencana sanitasi.

Disebutkan usulan Zona On-Site dan Of-Site Pembangunan Air Limbah. Disebutkan usulan Perbaikan Saluran Air Limbah dan Saluran Drainase. Disebutkan fasilitas air limbah setempat yang Diajukan.

Diinformasikan Fasilitas Pengolahan Air Limbah dan Lokasi yang Diajukan. Dijelaskan cara Pengelolaan Lumpur Tinja:

• Rangkuman dari praktek masa kini dan isu-isu;

• Strategi dasar jangka panjang untuk pengelolaan lumpur inja; • Pengelolaan penyedotan;

Diinformasikan mengenai Pembebasan Lahan dan Pemindahan Tempat Tinggal. Dijelaskan Luas Dampak Lingkungan dari Rencana Induk.

Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut :

• Tabel 6.1 Ringkasan Rencana Program Pengelolaan Air Limbah.

• Tabel 6.2 Zona yang Disusulkan untuk Penerapan Air Limbah On-site dan Of-site. • Tabel 6.3 Desain Waktu Perencanaan untuk Tangki Sepik Komunal.

• Tabel 6.4 Banyaknya Toilet Umum yang Dibangun oleh DKP dan PNPM. • Tabel 6.5 Proyeksi Perencanaan Toilet Umum.

• Tabel 6.6 Analisis Alternaif Usulan Proses Pengolahan Air Limbah.

• Tabel 6.7 Kebutuhan Sistem Perpipaan untuk Pelayanan SPAL Jangka Panjang. • Tabel 6.8 Alternaif Pengolahan yang Sesuai dengan Kondisi Lingkungan SPAL. • Tabel 6.9 Esimasi Biaya yang Dikeluarkan untuk Tiap Alternaif Pengolahan. • Tabel 6.10 Besaran Biaya yang Dibutuhkan untuk Tahap Perencanaan. • Tabel 6.11 Beban Pencemaran.

• Tabel 6.11a Dampak Pengurangan Beban Terhadap Miigasi Perubahan Iklim (Penurunan Emisi GRK).

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.1.1. selesai disusun.

6.1 R E N C A N A P RO G R A M

6.1.1 R E N C A N A P RO G R A M U M U M

Berikan penjelasan ringkas untuk masing-masing tabel/peta/gambar dan informasi mengenai sumber data.

Apabila ada penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan dalam Lampiran. Cantumkan dengan jelas rujukan atau sumber data/informasi yang digunakan (dalam

bentuk catatan kaki/ditulis di bawah tabel).

(27)

Diberikan keterangan mengenai Kriteri Desain : • Pendekatan Strategis Sanitasi.

• Aplikasi Pendekatan Strategis Sanitasi untuk Rencana Induk. Dianalisis Cakupan Suplai Air Minum Dan Proyeksi Permintaan. Dilakukan Proyeksi Volume Dan Kuanitas Air Limbah.

Dilakukan Proyeksi Tangki Sepik Dan Volume Lumpurnya. Dianalisis Karakterisik Air Limbah.

Dianalisis Beban Pencemaran Air Limbah. Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut ini :

• Tabel 6.12 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih. • Tabel 6.13 Proyeksi Volume Air Limbah.

• Tabel 6.14 Cakupan Sistem Pengolahan Air Limbah di Tiap Daerah Pelayanan. • Tabel 6.15 Proyeksi Air Limbah di Area Prioritas.

• Tabel 6.16 Total Beban Limbah Domesik.

• Tabel 6.17 Perkiraan Beban Pencemaran dari Domesik dan Komersial.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.1.2. selesai disusun.

Disesuaikan dengan rencana pengembangan tata kota dan jaringan distribusi utama. Disebutkan bahwa terdapat 5 tahapan pelaksanaan perencanaan jaringan distribusi air

limbah.

Disebutkan data-data yang dibutuhkan : • Peta kemiringan lahan dan tata guna lahan. • Peta rencana pelayanan air minum. • Peta kepadatan penduduk.

Dijelaskan bahwa terdapat rencana pembagian zona system SPAL berdasarkan topograi, tata guna lahan, dan kondisi wilayah perencanaan. Pembagian bisa berdasarkan wilayah administrasi seperi kelurahan/ kecamatan/kabupaten, dst.

Dijelaskan bahwa pemilihan dan pentahapan untuk system air limbah terpusat/ setempat didasarkan diagram pemilihan PPSP tahun 2010.

Pembuatan peta zona prioritas

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.1.3. selesai disusun.

Dijelaskan kendala Sistem Sanitasi dan Saluran Air Limbah. Dijelaskan Pendekatan Strategis Sanitasi dan Air Limbah.

• Pendekatan strategis pengembangan sanitasi. • Pendekatan strategis saluran air limbah.

6.1.2 K R I T E R I A D ESA I N DA N P ROY E KS I P E M B E BA N A N

6.1.3 R E N C A N A JA R I N G A N

(28)

Dijelaskan bahwa sasaran pelayanan awal diprioritaskan pada daerah dengan kepadatan penduduk inggi dan kawasan strategis.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.1.5. selesai disusun.

Dijelaskan bahwa keterpaduan dilakukan sejak tahap perencanaan hingga tahap akhir agar beban IPAL idak terlalu besar.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.1.6. selesai disusun.

Dijelaskan Garis Besar dari ekonomi dan analisis keuangan terhadap opsi pengemban-gan.

Dianalisis Pengembalian dana, kemampuan, kerelaan membayar, serta alternaif sistem tarif.

Dijelaskan Pilihan/ opsi pemasukan lainnya. Dijelaskan mengenai sumber keuangan:

• Evaluasi sumber keuangan yang sudah ada. • Rencana keungan yang diajukan.

Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut ini :

• Tabel 6.22 Sistem Tarif Air Limbah di Beberapa Kota Indonesia. Tabel 6.23 Tanggung Jawab Pembiayaan Sanitasi.

• Tabel 6.24 Skenario Sumber Dana Investasi dan Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan Perawatan.

• Tabel 6.25 Rencana Usulan Pendanaan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.1.7. selesai disusun.

6.1.5 K R I T E R I A DA N STA N DA R P E L AYA N A N

6.1.6 R E N C A N A K E T E R PA D UA N D E N G A N P R A SA R A N A DA N SA R A N A SA N I TA S I

6.1.7 R E N C A N A P E N G E LO L A A N K E UA N G A N

Dijelaskan alternaif teknik Sistem Saluran Air Limbah.

Dilakukan analisis Teknik Sistem Saluran Air Limbah dan Pengolahannya. Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut ini :

• Tabel 6.18 Sistem Sanitasi dan Pengolahan Air Limbah Terbatas. • Tabel 6.19 Karakterisik Air Limbah pada Daerah Prioritas. • Tabel 6.20 Kombinasi Sistem Pengolahan Anaerobik-Aerobik. - Tabel 6.21 Debit Lumpur di Proses Pengolahan Air Limbah.

(29)

Dijelaskan bahwa sistem yang digunakan umumnya sistem pengolahan air limbah setempat.

Dijelaskan bahwa program pendukung dapat berupa rencana teknis detail/ penyuluhan, dsb.

Disebutkan rencana kebutuhan biaya konstruksi dan non-konstruksi. Dilengkapi dengan tabel :

Tabel 6.26 Rencana Program dan Nilai Investasi Master Plan Air Limbah Jangka Pendek.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.2.1. selesai disusun.

Dijelaskan bahwa sistem yang digunakan dipilih berdasarkan alternaif yang ada. Dijelaskan bahwa program pendukung dapat berupa rencana teknis detail/ penyuluhan,

dsb.

Disebutkan rencana kebutuhan biaya konstruksi dan non-konstruksi.

Dilengkapi dengan tabel : Tabel 6.27 Rencana Program dan Nilai Investasi Master Plan Air Limbah Jangka Menengah

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.2.2. selesai disusun

Dijelaskan bahwa daerah pelayanan sampai 20 tahun melingkupi area studi. Dijelaskan bahwa sistem yang digunakan dipilih berdasarkan alternaif yang ada. Dijelaskan program pendukung dapat berupa rencana teknis detail/ penyuluhan, dll. Disebutkan rencana kebutuhan biaya konstruksi dan non-konstruksi, perlu memperhaikan

ingkat inlasi.

Dilengkapi dengan tabel : Tabel 6.28 Rencana Program dan Nilai Investasi Master Plan Air Limbah Jangka Panjang.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.2.3. selesai disusun.

Dijelaskan bahwa rencana pembangunan sarana &prasarana dibagi jadi 3 tahap. Diperlukan jadwal pembiayaan untuk mempermudah.

Dijelaskan mengenai 3 hal yang perlu diperhaikan dalam rencana keuangan (sumber dana, kemampuan, dan kemauan masyarakat).

Dilakukan analisis keuangan mengenai kemampuan daerah (income per capita) dalam mengelola air limbah.

Dijelaskan bahwa terdapat 5 hal yang harus diperhaikan dalam investasi program. Harus dihitung kelayakan proyeknya berdasarkan studi kelayakan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.3. selesai disusun.

6.2 R E N C A N A TA H A PA N P E L A KSA N A A N

6.2.1 R E N C A N A JA N G K A P E N D E K / TA H A P M E N D ESA K

6.2.2 R E N C A N A JA N G K A M E N E N G A H

6.2.3 R E N C A N A JA N G K A PA N JA N G

(30)

Dijelaskan mengenai peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan SPAL (tugas dan tanggung jawab masyarakat).

Dijelaskan mengenai kegiatan-kegaiatan edukasi yang akan dilakukan terkait penyeleng-garaan SPAL.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.5. selesai disusun.

Dijelaskan bahwa melakukan konsultasi publik min. 3 kali selama 12 bulan ketika menyusun rencana induk.

Dijelaskan bahwa konsultasi harus melibatkan stakeholder.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.6. selesai disusun.

Dilakukan penetapan oleh kepala daerah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.7. selesai disusun. • Dijelaskan bahwa pengembangan kelembagaan dilakukan melalui 4 tahapan.

Yang perlu diperhaikan adalah SDM dan struktur organisasi penyelenggara.

• Dilakukan perbandingan bentuk-bentuk kelembagaan pengelolaan air limbah (PD/PT/ UPTD/Dinas/BLUD).

• Dilakukan perumusan isu-isu strategis dikaitkan dengan indikasi program kelembagaan yang sesuai.

Dilakukan Pembaruan Sektor, yaitu: Pengaturan Regulasi; dan • Peran dan “Suara” Masyarakat.

• Dijelaskan mengenai Agenda Hukum Daerah.

• Dijelaskan mengenai Bidang Indikasi Perkembangan dan Sistem Pemantauan. • Dijelaskan Tujuan dari Rencana Aksi Pengembangan Kelembagaan Lokal. Dijelaskan maksud dari Service Delivery Organizaion (SDO), yan terdiri dari:

Pilihan SDO; dan • Indikator Kinerja SDO.

• Dijelaskan Tujuan Rencana Peningkatan Kinerja Keuangan dan Pengoperasian. • Dijelaskan cara Pengaturan Pengelolaan Proyek.

Dilengkapi dengan tabel-tabel berikut ini :

Tabel 6.29 Pilihan Bentuk Kelembagaan Layanan Air Limbah. Tabel 6. 30 Perkiraan Kemajuan Kelembagaan.

Tabel 6.31 Tampilan SDO Indikator.

Tabel 6.32 Fungsi Umum dan Tanggung Jawab Kelembagaan.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.4. selesai disusun.

6.5 R E N C A N A E D U K A S I DA N P E R A N M A SYA R A K AT

6.6 R E N C A N A S O S I A L I SA S I D O KU M E N R E N C A N A I N D U K

6.7 TA H A PA N L EG A L I SA S I R E N C A N A I N D U K

(31)

Petunjuk Umum

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari rencana induk yang telah dibuat dan rekomendasi yang diberikan.

Minimum informasi yang harus tersedia adalah yang tercantum dalam Box serta penjelasan singkat dalam sub-bab. Pokja dapat menambahkan informasi yang relevan dan pening.

Apabila ada penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan dalam Lampiran.

Hapus teks dan Box ini setelah Bab 7 selesai disusun.

Berisi tentang konsep penyusunan rencana induk air limbah, permasalahan yang ada pada kondisi eksising, strategi-strategei yang diajukan dan rencana program untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada daerah perencanaan dan untuk mengem-bangkan sistem pengelolaan air limbahnya.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 7.1. selesai disusun.

Berisi tentang indak lanjut dari Rencana Induk Sistem Pembuangan Air Limbah.

Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab 6.2. selesai disusun.

Berisi tentang datar pustaka/referensi yang disitasi dalam laporan Rencana Induk Air Limbah Kabupaten/Kota.

Hapus seluruh teks ini setelah bab 8.. selesai disusun

a. Laporan utama rencana induk Air Limbah dibuat dalam format kertas A3. b. Peta-peta dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3. c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan isilah mengacu pada

pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000).

BA B 7. K ES I M P U L A N DA N R E KO M E N DA S I

7.1 K ES I M P U L A N

7.2 R E KO M E N DA S I

BA B 8. DA F TA R P U STA K A

L A M P I R A N

LAMPIRAN A - PENAMPILAN PRODUK LAPORAN STUDI RENCANA INDUK

A I R L I M BA H

(32)

a. Laporan eksekuif rencana induk air limbah dibuat dalam format kertas A4 (210 mm x 297 mm).

b. Peta-peta yang menyertai laporan eksekuif dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3.

c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan isilah mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000).

Lampiran B - Lampiran Teknis

Lampiran B1 - Rincian fasilitas sanitasi eksisting.

Lampiran B2 - Alternatif teknis untuk sistem pembuangan air limbah. Lampiran B3 - Alternatif pengolahan air limbah.

Lampiran C - Lampiran Lingkungan

Lampiran C1 - Laporan kualitas air kota perencanaan

Lampiran C2 - laporan pemeriksaan awal lingkungan kota perencanaan

Lampiran D - Lampiran Kelembagaan

Lampiran D1 - Analisis kelembagaan kota perencanaan

Lampiran D2 - Alternatif kelembagaan untuk pengolahan air limbah Lampiran D3 - Hukum dan peraturan pusat

Lampiran D4 - Laporan capacity building Lampiran E - Lampiran Sosial Ekonomi Lampiran E1 - Hasil survei sosial ekonomi Lampiran E2 - Ringkasan FGD

Lampiran F - Rincian Anggaran Biaya (RAB)

Template Tabel dan Contoh Peta/Gambar Rencana Induk

Gunakan untuk mengisi tabel-tabel sebagaimana diindikasikan di dalam template Rencana Induk

BAB 1: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Ruang Lingkup Rencana Induk 1.4. Kedudukan Rencana Induk

Berikut ini akan disajikan diagram kedudukan rencana induk dalam kebijakan- kebijakan yang ada di tiap daerah yang dijelaskan pada Gambar 1.1.

(33)

Gambar 1.1 Kedudukan Rencana Induk

*) SSK untuk Kota Sedang dan Kecil dapat digunakan sebagai Rencana Induk

Sumber : Hasil Kajian Direktorat Pengembangan PLP

1.5. Landasan Hukum

1.5.1. Pengelolaan Air Limbah 1.5.2. Pemerintah

1.5.3. Kemitraan Pemerintah dan Swasta

1.5.4. Peraturan Daerah (PERDA) Kota Perencanaan

1.5.5. Dokumen-dokumen yang terkait dengan rencana penyusunan SPAL 1.6. Standar Teknis dan Keluaran

(34)

2.1. Periode Perencanaan

2.1.1. Perencanaan Jangka Pendek (Tahap Mendesak) 2.1.2. Perencanaan Jangka Menengah

2.1.3. Perencanaan Jangka Panjang 2.2. Evaluasi Rencana Induk

2.3. Kriteria Perencanaan 2.3.1 Tingkat Pelayanan

Berikut ini akan disajikan skematik untuk memilih teknologi yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan contoh gambar sistem komunal dan terpusat. Selengkapnya terdapat pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

Gambar 2.1 Skema Pembahasan Opsi Teknologi

(35)

2.3.2 Cakupan dan Jenis Opsi Pelayanan

Untuk mempermudah pemilihan cakupan pelayanan yang akan diterapkan di suatu Kabupaten/Kota, berikut ini terdapat perbandingan antara cakupan pelayanan sistem wilayah dan kawasan, agar dapat dijadikan pertimbangan. Selain itu, akan dijelaskan juga Tabel mengenai perbandingan antara saluran biasa dan saluran sederhana, sehingga nanti dapat membantu mempermudah pengelola untuk menjadi pertimban-gan saluran yang akan diterapkan dalam kawasannya. Selengkapnya terdapat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Perbandingan Cakupan Pelayanan Sistem untuk Suatu Kota

ASPEK CAKUPAN PELAYANAN

SISTEM WILAYAH SISTEM KAWASAN

1. Kelayakan

penggunaan

Banyak diterapkan untuk wilayah yang lebih kuat

Banyak diterapkan untuk wilayah yang lebih kecil, seperi kawasan permukiman

2. Investasi

Lebih inggi mengingat

pengembangan awal yang berskala lebih besar

Lebih rendah karena skala

pengembangan awal dapat dilakukan lebih kecil.

3. Pentahapan

pengembangan

Kurang leksible mengingat pengembangannya dilakukan untk wilayah yang lebih besar

Lebih leksibel karena pengembangannya dapat dilakukan untuk wilayah-wilayah yang lebih kecil.

4 Pengelolaan

manajerial

Lebih sederhana karena hanya ada satu sistem dalam satu wilayah

Lebih rumit karena jumlah sistem di satu wilayah lebih banyak.

5 Struktur organisasi

pengelola

Lebih sederhana, walau mungkin saja memiliki jumlah personil yang lebih banyak.

Lebih kompleks, mengingat banyaknya sistem.

6 Penyaluran air

limbah

Membutuhkan sistem pemompaan mengingat wilayah layanan yang luas.

(36)

7 Instalasi pengolahan

Satu instalasi Lebih dari satu instalasi

Membutuhkan lahan yang lebih luas di suatu tempat

Membutuhkan lahan yang lebih kecil walau jumlah nya lebih banyak

Kapasitas yang lebih besar Kapasitas lebih kecil, walau dengan

jumlah yang lebih banyak.

Perlu teknologi lebih modern yang membutuhkan banyak energi

Masih dapat menerapkan teknologi sederhana yang rendah energy

Membutuhkan operator dengan

kompetensi inggi. Tidak selalu membutuhkan operator dengan kompetensi inggi

8 Biaya Operasi

Tinggi karena menggunakan teknologi yang membutuhkan banyak energy

Rendah jika dapat menggunakan pilihan teknologi sederhana

Lebih murah jika dioperasikan sesuai kapasitas perencanaan

Lebih mahal jika menggunakan pilihan teknologi dan kapasitas yang sama dengan Skala Kawasan

Sumber: Hasil Kajian Direktorat Pengembangan PLP

Tabel 2.2 Perbandingan Saluran Sederhana dan Saluran Biasa

ASPEK SALURAN SEDERHANA SALURAN BIASA

1 Penerapan

Tepat untuk wilayah kecil, sehingga tepat untuk Sistem Komunal dan Sistem Kawasan yang kecil

Tepat untuk wilayah luas, sehingga sesuai untuk Sistem Kawasan dan Sistem Wilayah

2 Muatan

Air limbah kakus (setelah padatan dipisahkan) dan air bekas cucian, masak dan kamar mandi

Air limbah kakus dan air bekas cucian masak dan kamar mandi.

3 Kedalaman Dangkal, maksimal 50 cm Dalam dapat mencapai 7 meter

4 Kemiringan Landai (0.5% - 1%) dan mengikui

kemiringan permukaan tanah Bebas

5 Komponen Sambungan rumah ( dilengkapi tangki

pemisah padatan) Sambungan rumah

Perpipaan lingkungan (tersier) dan perpipaan pengumpul (collector pipe)

Perpipaan lingkunngan (tersier), perpipaan pengumpul (collector pipe), dan perpipaan pembawa (main sewer)

Bak control Manhole (lubang control)

Instalasi pengolahan Sistem pemompaan

Instalasi pengolahan

Bangunan pengendali

6 Diameter 2 inchi – 4 inchi 4 inchi – 20inchi

7 Material PVC PVC dan beton

8 Penyaluran air

limbah

Mengandalkan gravitasi dengan

(37)

2.5 Survey Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAL 2.6. Keterpaduan Perencanaan SPAL dengan Sektor Lain 2.7. Kontribusi SPAL dalam Program Perubahan Iklim

-BAB 3: DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

3.1. Daerah Rencana;

3.1.1. Batas Wilayah Administrasi

Berikut ini disajikan contoh peta Surabaya untuk menunjukkan batas wilayah administrasi yang terdapat pada Gambar 3.1.

(38)
(39)

Untuk mempermudah mengetahui penggunaan tata ruang kota, selain peta RTRW Kabupaten/Kota juga diperlukan tabel luas penggunaan lahan tiap Kecamatan yang ada. Berikut ini disajikan format tabel untuk mengetahui luas penggunaan lahan yang ada di Kabupaten/Kota Perencanaan yaitu pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten/Kota… (Contoh)

Kecamatan Luas iap Jenis Penggunaan Lahan (ha) Jumlah

Permukiman Industri Ladang Sawah Hutan dst

1. Kecamatan A

2. Kecamatan B

3.1.3. Demograi (Kependudukan)

Data-data kependudukan diperlukan nantinya untuk melakukan proyeksi penduduk. Berikut ini disajikan

beberapa contoh Format Tabel pertumbuhan penduduk dan proyeksinya yang terdapat pada Tabel 3.2 dan

Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Pertumbuhan Penduduk Tahun Perencanaan dan Sebelumnya Kabupaten/Kota….. (Contoh)

Tahun Jumlah total Perkembangan penduduk

%

Kepadatan penduduk (jiwa km2)

Penduduk (jiwa) Kepala Keluarga (jiwa)

Sumber : Sebutkan sumber tabel yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk)

Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk 20 Tahun Mendatang Kabupaten/Kota… (Contoh)

2014 2015 2016 2017 dst

1. Kecamatan A

2. Kecamatan B

(40)

Selain itu, disajikan juga contoh gambar tren perkembangan daerah perkotaan, proil demograi, dan contoh gambar densitas penduduk, yang terdapat pada

Gambar 3.2 - Gambar 3.4.

Gambar 3.2 Tren Perkembangan Daerah Perkotaan pada Negara Lebih Berkembang dan Negara Kurang Berkembang (Contoh)

Sumber :United Nation,2002

Gambar 3.3 Proil Demograi Kota Perencanaan (Contoh)

(41)

Sumber Sebutkan sumber gambar yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk

3.1.4. Prasarana Kota

Berikut ini diberikan contoh format Tabel untuk proyeksi prasarana kota 20 tahun mendatang yang terdapat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Proyeksi Prasarana Kota 20 Tahun Mendatang Kabupaten/Kota….. (Contoh)

PRASARANA SANITASI PROYEKSI FASILITAS

2014 2015 2016 2017 2018 DST

1. Sarana Air Bersih

2. Jamban

3. Tempat Sampah

4. SPAL

5. Dst.

Pada contoh tabel diatas, parasaran sanitasi yang ada ditambahkan/dikurangi sesuai dengan kondisis eksisting dan perencanaan prasarana sanitasi. Selain itu juga disajikan

(42)

Sumber : Sebutkan sumber gambar yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk

3.1.5. Undang-undang Lingkungan

Berikut ini contoh format Tabel yang membahas mengenai peraturan-peraturan lingkungan dan peraturan daerah yang berlaku terkait pengelolaan air limbah. Selengkapnya terdapat pada Tabel 3.5- Tabel 3.7.

Tabel 3.5 Peraturan-Peraturan Lingkungan (Contoh)

NO. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ALASAN YANG DIGUNAKAN

SEBAGAI ACUAN

A. Undang-undang

1.

Undang- undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayai dan Ekosistemnya

Sebagai dasar dalam melakukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang terkait dengan sumber daya air, udara maupun sumber daya alam yang lain

2 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Berkaitan dengan pengelolaan dampak

ketenagakerjaan

3 .dst

B.Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden

1 Keputusan Presiden Republik Indonesia No.22 tahun

1990 tentang Pengendalian Dampak Lingkungan

Digunakan sebagai pedoman dalam mengelola dampak lingkungan

(43)

C. Keputusan /Peraturan Menteri

1 Peraturan Menteri..

2 .dst

D. Keputusan /Peraturan Gubernur

1 Peraturan Daerah

2 Peraturan Daerah Propinsi

E. Peraturan Daerah/Kabupaten

1

2.

Tabel 3.6 Peraturan Daerah Kota Perencanaan (Contoh)

PERATURAN DAERAH ALASAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN

1

2.

Tabel 3.7 Baku Mutu Kualitas Air Limbah*) (Contoh)

NO. PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM

1. pH - 6-9

2. BOD mg/L 100

3. TSS mg/L 100

4. Minyak dan lemak mg/L 10

Sumber : KepMen LH No. 112 Tahun 2003

Keterangan : *) Jika sudah terdapat peraturan daerah yang mengatur mengenai baku mutu kualitas air limbah,

maka yang digunakan adalah peraturan daerah tersebut

3.1.9. Kondisi Kelembagaan

(44)

1.

Gambar 3.6a Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah setingkat bidang (Contoh)

(45)

Pada Seksi Penyehatan Lingkungan (Contoh)

3. 2. Kondisi Fisik Wilayah Rencana

Berikut ini akan disajikan beberapa contoh peta untuk menggambarkan kondisi isik

daerah Kabupaten/Kota yang direncanakan. Contoh peta yang disajikan adalah

peta topograi, geologi, hidrogeologi, peta jenis tanah, dan tata guna lahan yang

selengkapnya terdapat pada Gambar 3.7- Gambar 3.11.

(46)

Gambar 3.7a. Proil Muka Air Tanah (Contoh)

Sumber: Sebutkan sumber gambar yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk

Gambar 3.8 Peta Geologi (Contoh)

(47)

Sumber: Sebutkan sumber gambar yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk

(48)

Sumber: Sebutkan sumber gambar yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk

(49)

Untuk mempermudah mengetahui kondisi social ekonomi masyarakat perlu mengetahui sumber penghasilan rata-rata di Kabupaten/Kota tersebut darimana dan besarnya alokasi anggaran dana dari Pemerintah terkait pengelolaan air limbah. Berikut ini contoh format tabelnya yang terdapat pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9.

Tabel 3.8 Ringkasan Sumber Penghasilan (Contoh)

Kecamatan Kelurahan

Tabel 3.9 Alokasi Anggaran Dana dari Pemerintah terkait Pengelolaan Air Limbah (Contoh)

No Uraian

2014 2015 2016 2017 2018

A Belanja Sanitasi

1 Air Limbah Domesik

2 Sampah Rumah Tangga

3 Drainase Lingkungan

4 Dst.

B Dana Alokasi Khusus

1 DAK Sanitasi

2 DAK Lingkungan Hidup

3 DAK Perumahan dan Permukiman

4 …

C Pinjaman Hibah untuk sanitasi

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan Rencana Induk
Gambar 2.1 Skema Pembahasan Opsi Teknologi
Tabel 2.1 Perbandingan Cakupan Pelayanan Sistem untuk Suatu Kota
Tabel 2.2 Perbandingan Saluran Sederhana dan Saluran Biasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

By using the participatory rural appraisal, university can plan things such as; Developing collaboration groups of fisher community, Constructing learning action for

Kunci untuk merealisasikan angka penjualan agar terus mangalami peningkatan dalam bisnis ritel adalah menjual atau menyediakan barang dengan mutu atau kualitas yang baik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia

Koleksi perancangan busana Enchanté de Femme Fatale merupakan koleksi evening gown yang cocok dikenakan untuk acara-acara besar, seperti acara. pernikahan,

Corporate social responsibility cost proxied through employee welfare costs (costs of post work) and costs for Community (contributions or donations).. Sampling

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah investasi dalam bentuk ekspansi Toko Aneka Jaya layak untuk dijalankan.. Alasan toko aneka jaya melakukan ekspansi usaha

Variabel yang mempengaruhi tingkat kerentanan Pantai Pamarican dan bobot nilainya adalah perubahan garis pantai 1-5 m/tahun, pengamatan visual kerusakan garis pantai terlihat

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ ANALISIS PENGARUH eWOM , CITRA MEREK, KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP MINAT BELI PRODUK SMARTPHONE XIAOMI PADA MAHASISWA