Lampiran Wawancara
Tipe
Pertanyaan
Daftar Pertanyaan Sasaran
Produk
Pelayanan
Saluran Distribusi
Citra
1. Apa yang membedakan produk olahan usaha ini dengan produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan atau usaha rumahan yang lain ?
2. Adakah standar baku pengolahan produk, mulai dari pemilihan bahan baku sampai dengan penjualan produk ke konsumen? Kalau ada bagaimana penerapan standar tersebut dalam
pengolahan produk?
3. Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pengolahan produk? Kalau pernah langkah apa yang
dilakukan untuk menanggulangi kesalahan tersebut?
1. Jenis-jenis pelayanan apa saja yang disediakan oleh usaha ini kepada konsumen?
2. Bagaimana kesesuaian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan yang diterapkan di usaha ini?
1. Bagaimana kegiatan distribusi produk usaha ini, mulai dari produksi sampai pemasaran kepada konsumen?
2. Adakah kesulitan dalam mendistribusikan produk? Jika ada sebutkan kesulitannya dan jelaskan cara menanngulangi kesulitan tersebut?
1. Citra yang seperti apa yang bapak harapkan dari konsumen
terhadap produk dan usaha ini?
Karyawan
1. Bagaimana ethos kerja dari karyawan yang bekerja di usaha ini?
2. Apa bapak memiliki kriteria khusus untuk memilih karyawan untuk bekerja di usaha ini? 3. Bagaimana pendapat anda sebagai karyawan terhadap pembagian tanggung jawab dan hak yang diberikan kepada anda di usaha ini?
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq. 2012. Manajemen Strategik :Konsep dan Aplikasi. Jakarta: RajawaliPers
Arafat, W. 2006.Behind a Powerful Image .Yogyakarta : Andi
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen SDM. Jakarta : PT Bumi Aksara
Henslowe, Philip. 2000. The art and science of public realtion – The Basic of Public Relation. New Delhi: Crest Publishing House
Kasali, Rhenald. 2007. MembidikPasar Indonesia SegmentasiTargetting Positioning.
Jakarta : PT GramediaPustakaUtama
Khasali, Renald. 2003. Management Public Relations. Jakarta : PT Grafiti
Kartawijaya, Hermawan. 2004. On Positioning. Bandung :Mizan Media Utama
Kartawijaya, Hermawan dan kawan-kawan. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand.Jakarta : PT GramediaPustakaUtama
Keegan, Warren J. (2003). Manajemen Pemasaran Global .Edisi Bahasa Indonesia.Jilid 6.Jakarta : PT. Prenhalindo
Kotler.P. 1997.Manajemen Pemasaran. : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan KontrolJilid I. Jakarta : PT Prenhallindo
Kotler, Phillip.2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Prehallindo
Kotler, Philips. 2004. Manajemen Pemasaran Jilid II. Terjemahan Drs. Benyamin
Molan.Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia
Kotler, Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid I (edisi ke-12).Jakarta : PT Indeks
___________. 2007. Manajemen Pemasarn Jilid II (edisi ke-12). Jakarta : PT Indeks
Kotler, Phillip &Amstrong Gary. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. (Alihbahasa Bob Sabran).Jilid 1.EdisiKeduabelas.Jakarta :Erlangga
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga
Moenir, 2002.ManajemenPelayananUmum Indonesia.Jakarta : Bumi Aksara
Nitisemito, A. Dale. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ries, Al & Trout, Jack. 2002. Positioning : The Battle For Your Mind. Jakarta : PT SalembaEmban Patria
Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. 2006.Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES
Sugiato, Endar. 2002. Psikologi Pelayanan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Alfabeta
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : PT Prenada Media
Swastha, Basu & Hani Handoko.2001. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Kons umen. Yogyakarta: BPFE
Tjiptono, Fandy. 1999. Strategi Pemasaran. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Andi
Tohirrin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Peneliti Terdahulu
Arif Bayu Nugraha. 2012. Langkah – langkahMenetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta PascaPerubahan Logo.Skripsi, Komunikasi S-1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta
Akbarsyah S. Anwar. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffee Urip Sumaharjo di Makassar. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Devi Pratya Ariani. 2010. Pengaruh Positioning Product Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek AQUA di Desa Randuangung Gresik. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Hanggoro Sapung. 2008. Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang. Skripsi, Manajemen S-1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam bentuk
penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana positioning
untuk Produk Bawang Goreng Inovatif pada Mdn-Crispy 22. Dengan demikian
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) , penelitian deskriptif adalah
penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau
kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu, Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau
menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Jadi dapat disimpulkan
tujuan utama dalam menggunakan metode deskriptif adalah untuk
menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian
dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.
MenurutBogdan
danTaylor(Tohirin,2012:2),penelitiankualitatifadalahprosedur penelitianyang
menghasilkandatadeskriptifberupakata–kata tertulis ataulisandariorang–
orangdan perilaku yangdapat
diamati.MenurutDavidWilliams(Tohirin,2012:2),penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode
Penelitiankualitatifberupayamembangunpandanganorangyangditelitisecararinci
sertadibentukdengankata-kata,gambaranholistik(menyeluruh danmendalam)dan
rumit. Jadi dapat disimpulkan penelitian kualitatif merupakan
suatupenelitianyangbermaksudmemahamifenomena
tentangapayangdialamiolehsubjek penelitian, misalnyaperilaku,
persepsi,motivasi,tindakan, dan lain-lainsecaraholistikdandengancaradeskripsi
dalambentuk kata-katadan bahasa
padasuatukontekskhususyangalamiahsertadenganmemanfaatkan
berbagaimetode alamiah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu langkah pokok inti
pemasaran yaitu positioning, serta untuk memberikan penjeleskan (deksripsi)
yang mendalam mengenai bagaimana bentuk positioning produk Mdn-Crispy
22 sebagai UMKM yang memproduksi bawang goreng di kota medan.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22 yang beralamat di JL.
Anugerah VII/11 Comp. Cemara Abadi, kelurahan sampali, Deli Serdang
3.3. Informan Penelitian
Tohirin (2012:68) mengatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya
jarang menggunakan sampel dalam jumlah besar, terutama dalam pendekatan
studi kasus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan non probability sampling
.yakni purposive (purposive sampling). Pengambilan secara purposif
dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh informasi, data dan fakta yang
tepat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, Menurut Suyanto
(2005:172), informan penelitan meliputi beberapa macam, yaitu :
1. Informan kunci (key information), yaitu mereka yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penellitian.
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti.
3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi
wlaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti.
Berdasrkan uraian di atas maka penulis menggunakan informan kunci dan
informan utama dalam penelitian ini, yaitu :
1. Informan kunci ,pemilik dari Mdn-Crispy 22
2. Informan utama, karyawan dari Mdn- Crispy 22
3. Informan tambahan, konsumen dari Mdn-Crispy 22
3.4. Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun (2006:33) defenisi konsep merupakan abstraksi
mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah
karekteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi
pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Konsep dari
penelitian ini yaitu
Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar
sasaran serta tujuan perusahaan.
2. Positioning
Positioning adalah bentuk strategi pemasaran yang bertujuan untuk
membuat konsumen selalu ingat dengan identitas dan kepribadian suatu
produk dengan membangun suatu kepercayaan dan keyakinan di benak
konsumen.
3. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen.
4. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
5. Saluran Distribusi
Saluran Distribusi adalah jalan yang dilalui untuk mendistribusikan
barang dari produsen sampai ke konsumen terakhir.
6. Citra
Citra adalah merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang
berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah
7. Karyawan
Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau
perusahaan dengan balas jasa berupa uang.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Teknikpengumpulandataakandilakukandenganpengamatandanwaw
ancaramendalam(Tohirin,2012;62-63).
a. Pengamatan
Pengamatanyangbisadigunakan
penelitikualitatifdalammelakukanpenelitiannya adalahdengan
berperansertasecaralengkap.Dalamteknik ini,penelitimenjadi
anggotapenuhdarikelompok yangdiamatinya.
b. Wawancara
Dalampenelitiankualitatif,wawancara
mendalambiasanyadilakukan secaratidak berstruktur.Namun
demikian,penelitibolehmelakukanwawancarauntukpenelitian
kualitatifsecaratidakberstruktur.Datayangdikumpulkanmelaluiwaw
ancaraadalah dataverbal
Nasution(Tohirin, 2012:66) dalam melakukan wawancara, peneliti
menggunakantigapolapendekatan.
1. Dalambentukpercakapaninformalyangdilakukansecarasponta
nitas,santai, tanpapolaatauarahyangditentukansebelumnya.
2. Menggunakanlembaranberisigarisbesarpokok–
pokoktopikataumasalah
yangdijadikanpegangandalammelakukanwawancara kepada
pemilik usaha, karyawan dan konsumen Mdn-Crispy 22.
3. Menggunakan
daftarpertanyaan(pedomanwawancara)yanglebihterperinci,
bersifatterbukayangtelahdipersiapkan
terlebihdahuludanakandiajukan
menurutpertanyaanyangtelahdibuat.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:
a. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca sumber
tertulis seperti buku, arsip, artikel ilmiah yang relavan dengan
permasalahan kebijakan bisnis.
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari
catatan atau dokumen lain yang ditemukan di lapangan yang
mendukung penelitian.
3.6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis akan dilakukan sesuai
dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2005:91), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan
yakni reduksi data, penyajian dan kesimpulan/verifikasi data.
Gambar 3.1
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah
diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan akan dipilih,
sementara yang tidak diperlukan akan dipisahkan oleh peneliti.
b. Penyajian Data
Penyajian Data secara kualitatif akan dilakukan dengan
menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan
panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan
sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain
pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data
dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh
bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara
yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kejanggalan (sama
dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang
baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.Tahapan ini
akan menghubungkan antara seluruh data, fakta dan informasi yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha
4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat Perusahaan
Bermula dari bekerja di pabrik pupuk yang berlokasi di Lokseumawe, pada
tahun 2005 perusahaan tersebut mengalami krisis karena tidak mampu memenuhi
bahan baku untuk membuat pupuk karena disebabkan harga bahan baku yang tinggi
dan pupuk yang di hasilkan diekspor ke luar negeri tetapi kalah bersaing dikarenakan
harga pupuk di luar lebih murah di bandingkan harga pupuk yang dihasilkan oleh
perusahaan pak Koad, langkah terbaik adalah pabrik ditutup yang disebabkan seluruh
pegawai diberhentikan pada tahun 2006. Karena pak Koad ingin mandiri yang
menghasilkan uang dari usaha sendiri, pada tahun 2009 pak Koad muncul ini
membuat usaha bawang goreng dikarenakan bawang goreng merupakan kebutuhan
yang luar biasa karena semua masyarakat membutuhkan bawang goreng, mulai dari
rumah tangga, restoran sampai pedagang-pedagang kaki lima semua menggunakan
bawang goreng.
Dari situ lah muncul ide tersebut, tetapi muncul kendala dikarenakan bawang
goreng dapat beli dengan mudah dan dapat dijumpai dimana saja dan dapat juga
dibuat sendiri. Tetapi pak koad mencoba membuat bawang goreng yang beda dari
yang lain, beliau belajar bagaimana membuat bawang goreng yang beda dengan
mencari refrensi baik dari buku maupun internet. Beliau termotivasi membuat
mempunyai prinsip ATM (amati, tiru dan modifikasi). Percobaannya membuat
bawang goreng yang diinginkannya tidak berjalan mulus karena beberapa percobaan
awal gagal, tetapi pada akhirnya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan pak Koad
yaitu bawang goreng yang crispy, garing, tidak berminyak, tahan lama dan tidak
memakai bahan pengawet. Kemudian pak Koad ingin menaikkan kelas bawang
gorengnya dengan cara membuat tampilan yang beda, karena selama ini bawang
yang di jual di pasaran terkesan biasa, tidak menarik baik dalam hal rasa, warna ,
gurihnya, tahan lamanya maupun kemasan bawang goreng tersebut. Awalnya Pak
Koad memasarkan produknya ke pasar-pasar tradisional yang ada di kota medan,
respon pasar terhadap produk tersebut pun disambut positif, biarpun harga yang di
tawarkan oleh bawang goreng crispy tersebut lebih mahal jika di bandikan dengan
bawang goreng lainnya, dikarenakan dimana ada kualitas disitu ada harga. sementara
di mall-mall maupun di pusat berbelanjaan modern yang berada di Medan belum
tampak adanya produk bawang goreng, dengan begitu pak Koad membuat sasaran
produknya untuk menengah keatas tentunya dengan kemasan yang lebih bagus.
Pada akhirnya produk bawang goreng crispy buatan Pak Koad dengan Merek
Mdn-Crispy 22 ini telah ada di mall-mall maupun di pusat perbelanjaan modern yang
ada di kota medan dan beberapa restoran di kota Medan juga menggunakan produk
bawang goreng crispy ini. Pak Koad juga sering mengikuti pameran-pameran kuliner
baik itu yang ada di sumatera maupun di pulau jawa. Pak Koad juga memasarkan
produknya lewat website bawangorengcrispy.com .Pak Koad juga memberdayakan
ibu-ibu rumah tangga yang berada disekitar rumahnya untuk memproduksi bawang
Tidak hanya memproduksi bawang goreng crispy original, tetapi pak Koad
juga membuat produk bawang goreng lainnya yaitu bawang goreng crispy pedas,
bawang goreng teri medan dan abon udang. Pak Koad berniat membuat bawang
goreng bukan hanya menjadi pelengkap makanan saja, tetapi membuat bawang
goreng juga bisa menjadi cemilan masyarakat.
4.1.2 Visi dan Misi
a. Visi
Visi dari Bawang Goreng Mdn-Crispy 22 adalah “Ingin Produsen
Bawang Goreng Nomer 1 di Indonesia Menjadikan Bawang Goreng Lokal
Sumatera Utara Menjadi Membumi di Seluruh Wilayah Indonesia”.Maksudnya
adalah ingin menjadi produsen yang paling dikenal dan paling berkembang.
b. Misi
Untuk mencapai visi di atas maka Mdn-Crispy 22 menetapkan misi :
1. Selalu melakukan inovasi terhadap produk bawang goreng crispy.
2. Memajukan dan menggunakan bawang dari daerah samosir dan
memberikan kearifan lokal bagi masyarakat sekitar.
4.1.3 Lokasi Usaha
Mdn-Crispy 22 beralamat di Jalan Anugerah VII No. 11 Komplek Perumahan
Anugerah Cemara Abadi. Lokasi usaha ini terletak di kecamatan Percut Sei Tuan.
Pemilik Usaha
Bentuk struktur organisasi pada Mdn-Crispy 22 adalah bentuk struktur
organisasi garis.Struktur organisasi ini hanya terdiri dari dua tingkatan, yaitu
pemilik usaha dan karyawan.Bapak Koad yang merupakan pemilik usaha berada
pada tingkatan atas, sedangkan tingkatan dibawahnya merupakan karyawan yang
terdiri dari karyawan bagian pengupas bawang, karyawan bagian pemotong
bawang, karyawan bagian penggoreng bawang, dan karyawan bagian
pengemasan.Selain bertindak sebagai pengambil semua keputusan, terkadang
pemilik usaha juga terdlinat langsung dalam proses produksi. Struktur organisasi
Mdn-Crispy 22 dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.1 Struktur organisasi Mdn-Crispy 22
Sumber : Diolah Peneliti (2014)
Setiap karyawan yang terdapat pada struktur sederhana Mdn-Crispy sudah
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, walaupun terkadang antar
karyawan sering saling bertukar pekerjaan. Hal ini karena pada dasarnya setiap
karyawan menguasai semua tahapan dalam proses produksi. Berikut adalah
pembagian tugas untuk setiap bagian pada struktur sederhana Mdn-Crispy 22:
1. Pemilik Usaha
Pemilik usaha bertindak sebagai penanggung jawab setiap kegiatan yang
dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22.Kegiatan tersebut mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan evaluasi terhadap
kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pemilik usaha terkadang juga ikut
ambil bagian dalam proses produksi.
2. Karyawan Pengupas Bawang
Karyawan bagian ini bertugas mengupas bawang yang didatangkan dari
samosir, bawang di kupas secara manual dengan menggunakan pisau seperti
hal nya yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya di rumah.
Pengupasan besar kecilnya bawang perbengaruh terhadap honor yang akan
mereka terima.
3. Karyawan Bagian Pemotong Bawang
Karyawan ini bertugas memotong bawang yang sudah di kupas dan
dibersihkan sebelumnya, pemotongan bawang dilakukan dengan
menggunakan alat pemotong yang dapat mempercepat proses pemotongan
dari potongan bawang yang akan digoreng. Karena jika dilakukan secara
manual akan memakai waktu yang lama
4. Karyawan Bagian Penggorengan Bawang
Karyawan bagian ini bertugas menggoreng bawang yang sudah dipotong
sebelumnya, proses penggorengan ini menggunakan dua cara, pertama
dengan menggunakan vacuum frying dan menggunakan kuali biasa. Dengan
menggunakan vacuum frying karyawan memakan waktu sekali
penggorengan sekitar 2 jam, tetapi hasil yang di dapat pasti sempurna tidak
ada yang hitam. Sedangkan menggunakan kuali biasa memakan waktu 15
menit, tetapi karyawan harus mensortir bawang yang sudah digoreng tadi,
memisahkan mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk di kemas
nantinya.
5. Karyawan Bagian Pengemasan
Karyawan bagian ini bertugas untuk mengemas bawang yang sudah siap
untuk dimasukkan kedalam botol plastik ukuran 100 gr, maupun kedalam
kemasan plastik ukuran 100 gr. Dan kemudian dikemas lagi kedalam dus
yang bermuatan per dusnya adalah 25 botol plastik.
4.1.5 Sumber Daya Manusia
Mdn-Crispy 22 dalam memproduksi bawang goreng menggunakan
karyawansebanyak 19 karyawan.Keseluruhan karyawan merupakan ibu rumah
memiliki keahlian dalam membuat bawang goreng krispi. Keahlian tersebut
merupakan hasil pelatihan yang diberikan secara langsung oleh pak Koad
Sistem pengupahan karyawan menggunankan sistem borongan, yaitu karyawan
akan mendapatkan upah yang biasanya sebesar Rp.1000 – Rp.2000 / Kg bawang
tergantung besar kecilnya bawang yang akan dikupas.
4.1.6 Sarana dan Prasarana a. Bangunan
Tempat usaha Mdn-Crispy 22 merupakan rumah pribadi dari Pak Koad
sendiri, proses pengupasan dan penggorengan dilakukan di dapur rumah pak Koad
itu sendiri dan tempat pengemasan dilakukan di ruangan khusus yang disediakan
untuk melakukan proses pengemasan, tetapi tempat pengupasan bawang dilakukan
di rumah karyawan masing-masing yang merupakan ibu rumah tangga yang berada
disekitar tempat usaha.
b. Jaringan Internet
Jaringan internet di lokasi usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung untuk
melakukan koneksi internet. Dukungan jaringan internet dapat dimanfaatkan
sebagai upaya mempromosikan produk melalui dunia maya dan proses pemesana
melalui online, selain itu jaringan internet juga berguna untuk memperbaharui
informasi bagi pemilik usaha dalam hal inovasi pelayanan dan produk.
c. Akses Jalan
Akses menuju lokasi usaha berupa jalan yang berada didalam komplek
sehingga memudahkan mobilitas dalam mendistribusikan produk ataupun
mendatangkan bahan baku.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dan tersedia dalam usaha Mdn-Crispy 22 cukup
mendukung kegiatan oprasional produksi dari usaha Mdn-Crispy 22 karena
peralatan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Adapun alat dan bahan
yang digunakan adalah :
1. Penggorengan, tempat menggoreng bawang mentah menjadi bawang
goreng.
2. Vacuum Frying,menggoreng bahan baku dengan menurunkan tekanan
udara pada ruang penggorengan sehingga menurunkan titik didih air sampai
50°-60° C. Dengan turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya
mengalami kerusakan/perubahan pada titik didih normal 100 °C bisa
dihindari.
3. Serokan, untuk mengambil bawang yang telah digoreng dari penggorengan.
4. Alat Pengiris, untuk mengiris bawang mentah menjadi potongan bawang
kecil-kecil. Alat ini terbuat dari baja anti karat yang dioperasikan oleh motor
listrik.
5. Kompor, sebagai alat pembakar untuk melakukan proses penggorengan.
Alat ini dioperasikan dengan menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar.
6. Alat pemeras, untuk menurunkan/mengeluarkan minyak tertinggal dalam
bawang goreng. Alat ini terbuat dari besi dan kaleng yang dioperasikan
7. Bawang merah Samosir, sebagai bahan baku utama.
8. Minyak goreng, merupakan bahan pembantu proses penggorengan.
4.1.7 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan Mdn-Crispy 22 adalah bahan baku yang bermutu
dan memiliki standar mutu yang baik. Sebagai produsen bawang goreng Mdn-Crispy
22 memilih bawang merah yang berkualitas yang berasal dari Kabupaten Samosir
dan bumbu – bumbupun dipilih berdasarkan permintaan konsumen dan inovasi rasa
yang dilakukan Mdn-Crispy 22.Untuk memenuhi permintaan perharinya yang
mencapai 20 kg dan keperluan tigaatau empat ton bawang merah, maka Pak Koad
selaku pemilik menerapkan strategi untuk mempersiapkan keperluan stok bahan baku
untuk seminggu kegiatan usaha.
4.1.8 Proses Produksi
Proses produksi yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 memiliki standar
produksi yang telah diterapkan sejak berdirinya usaha ini. Proses produksi
pembuatan bawang goreng dimulai dari : pemilihan bahan baku, pengupasan bawang
merah, penyortiran bawang merah, pemotongan bawang merah, penggorengan
bawang merah, pencampuran dengan bumbu, dan pengemasan. Dalam setiap tahapan
produksi bawang goreng mengutamakan kebersihan dan kualitas kerja.Usaha ini
sebenarnya tidak membutuhkan keahlian khusus. Bahan baku dan alat yang
dibutuhkan serta prosesnya pun terbilang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan
Bahan tambahan lainnya misalnya cabai atau ikan teri atau udang, tergantung
resep masing – masing. Alat-alat yang diperlukan antara lain wajan, kompor, dan
pisau dapur atu memakai alat pemotong khusus pemotong bawang. Yang pertama
sekali dilakukan dalam pembuatan bawang goreng ini ialah pengupasan kulit kering
bagian luar. Setelah itu , bawang hasil kupasan kemudian ditiriskan. Berdasarkan
pengalaman beberapa perajin, hasil kupasan ini biasanya didiamkan sehari semalam
dan ditempatkan pada tempat yang tidak terkena matahari. Perlakuan ini
dimaksudkan agar kadar air yang ada di dalam bawang goreng benar-benar minimal
sehingga bisa mempercepat proses penggorengan nantinya. Pengurangan kadar air
juga berpengaruh terhadap penampilan bawang gorengnya. Kadar air yang masih
tinggi akan menyebabkan warna bawang goreng agak kecoklatan/kehitaman.
Keesokan harinya, bawang dicuci dengan air bersih sekedar menghilangkan
kotoran ringan.Hasil pencucian ditiriskan dan dilanjutkan dengan
pengirisan.Pengirisan ini bisa menggunakan alat khusus atau biasa juga dengan pisau
biasa. Namun, tentu saja dengan menggunakan alat menggunakan alat hasilnya akan
lebih banyak dan seragam, dengan menggunakan pisau biasa, satu orang hanya
mampu mengiris 20 kg bawang setiap harinya. Sementara jika menggunakan alat,
setiap orang akan mampu mengiris sampai ratusan kilo.
Bawang yang sudah diiris kemudian digoreng dengan menggunakan
penggorengan biasa dan menggunakan vacuum frying. Setelah proses penggorengan
selesai, bawang akan ditiriskan terlebih dahulu kemudian akan di kemas kedalam
kedalam kemasan plastik yang berukuran sama. Untuk restauran akan dijual dengan
ukuran 1 kg.
4.2 Identitas Informan 1 Informan Kunci
Nama : Koad Chamdi
Umur : 40
Pendidikan Terakhir : SMA
2 Informan Utama
Nama : Muhammad Abdi
Umur : 49
Pendidikan Terakhir : SMA
3 Informan Utama
Nama : Sukma Pertiwi
Umur : 45
Pendidikan Terakhir : SMA
4 Informan Tambahan
Nama : Sutini
Umur : 35
5 Informan Tambahan
Nama : Susi
Umur : 41
Pendidikan Terakhir : SMA
4.3 Analisa Data
Dalam sub – bab ini akan dianalisa semua data yang diperoleh dari hasil
wawancara. Adapun ahsil analisa yang dilakukan adalah dengan analisa deskripif
kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informan data tersebut
sesuai dengan fokus kegiatan penelitian.
Dari seluruh data dan informasi yang dikumpulkan, baik melalui studi pustaka,
wawancara mendalam (depth interview) dengan informan, studi dokumentasi maupun
catatan – catatan peulis sewaktu melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian,
maka dapat diberikan suatu analisa tentang Pelaksanaan Langkah – Langkah
Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII
Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang.
Berkaitan dengan hasil penelitian ini dapat dijelaskan secara keseluruhan
beberapa indikasi mengenai langkah – langkah positioning yang dilakukan oleh usaha
4.3.1 Perbedaan Produk Mdn-Crispy 22 dengan Produk Pesaing Sejenis
Untuk mengetahui perbedaan produk bawang goreng Mdn-Crispy 22
denganbawang goreng produksi usaha lainnya. Adapun pertanyaan mengenai
produk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad, beliau
mengatakan:
“ Produk olahan kami merupakan produk olahan bawang dengan kualitas yang baik dibandingkan olahan bawang dari usaha lain karena jaminan kualitas produknya sudah diakui oleh konsumen”
Menurut Kotler (2009 :57) Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual
produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
kegiatan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya
beli pasar.Produk secara umum daat diartikan sebagai segala sesuatu yang baik yang
berwujud ataupun yang tidak berwujud yang dihasilkan oleh produsen untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen.
Keinginan konsumen yang semakin berkembang dan terus berubah – berubah
mengikuti zaman memaksa setiap produsen untuk terus berinovasi mengikuti
keiinginan konsumen agar tercipta permintaan atas produk yang diproduksi menjadi
tinggi.Selain untuk memenuhi keinginan konsumen, produsen juga harus
menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produsen lainya atau produsen
produsen pesaing maka dapat menjadikan perusahaan tersebut menjadi market leader
di pasar.
Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa sebenarnya produk
olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 memiliki keunggulan dan faktor pembeda
dengan olahan bawang goreng sejenis yang diproduksi oleh produsen lainnya.
Mdn-Crispy 22 memproduksi bawang goreng dengan kualitas bahan – bahan yang terbaik
dan bermutu terbukti dengan tanggapan psoitif dari konsumen dan permintaan akan
produk yang stabil dan cenderung meningkat.
Perbedaan produk olahan bawang goreng yang dilakukan Mdn-crispy dengan
olahan bawang goreng lainnya berfokus pada : pemilihan bahan baku yang
berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik, variasi rasa bawang goreng yang
beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan hingga saat ini telah berhasil
menjadi market leader untuk penjualan bawang goreng olahan di daerah Sumatera
Utara.
4.3.2 Standar Baku Pengelolaan Produk
Untuk mengetahui standar pengelolaan produk.Adapun pertanyaan
mengenaiproduk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad,
beliaumengatakan:
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Abdi(pegawai),beliau mengatakan:
“Ada, standar pengeloaan produk dimulai dilaksanakan secara terus – menerus dari mulai tahapan pemilihan bahan baku sampai penjualan produk ke konsumen”
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan dibutuhkan suatu standar yang mengatur
jalannya kegiatan usaha dan menciptakan iklim yang teratur dalam pelaksanaan
kegiataan usaha. Standar yang ada dalam setiap perusahaan dan setiap usaha bebeda
– beda disesuaikan dengan budaya perusahaan dan kemampuan ataupun kapabilitas
dari perusahaan itu sendiri. Dalam pengelolaan produk sangat penting tersedianya
standar yang jelas untuk memproduksi produk, agar produk yang dihasilkan dapat
menjadi produk yang baik dan terstandarisasi dengan baik.
Standar yang telah disepakati dan disetujui maka harus di dibakukan dalam
bentuk peraturan yang harus dipatuhi oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam
tahapan pengelolaan produk.Standar yang telah disepakati dan disetujui oleh suatu
usaha juga harus di standarisasi untuk mencapai nilai keobjektifitasan standar yang
baik.
Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa Mdn-Crispy memiliki
standar baku dalam pengelolaan produk, dimana standar tersebut dimulai dari yang
pertama, standar pemilihan bahan baku untuk olahan bawang goreng, dalam kegiatan
pemilihan bahan baku yaitu : bawang dan bahan pendukung lainnya, Mdn-Crispy 22
memilih bahan – bahan yang terbaik dan unggulan. Seperti untuk bawang merah,
Mdn- Crispy memilih bawang merah yang berasal dari pulau Samosir daerah Danau
bawang merah yang memiliki bentuk lebih kecil dibanding bawang varian lain,
namun aromanya yang menyengat dan memiliki kandungan air yang sedikit
menjadikan bawang ini menjadi pilihan banyak orang dan ibu rumah tangga dalam
urusan kuliner. Sebagai penambah cita rasa seperti cabai, udang maupun ikan teri
Medan yang khas menggunakan kualitas yang baik.
Untuk mendukung standar pengeloaan produk yang dimiliki oleh Mdn-Crispy
22 maka Mdn – Crispy 22 juga terstandarisasi Halal oleh MUI dan Sertifikasi Dinas
Kesehatan (P. IRT No. 2031275001988).Standar dan Mutu Kemasanjuga dijaga
dengan memilih kemasan yang menarik bermutu baik untuk menjaga kualitas dari
Bawang Crispy sendiri. Dengan toples yang berkualitas baik dilengkapi seal penutup
kedap udara menjadikan Bawang Crispy lebih steril dan higienis.
4.3.3 Kesalahan Dalam Pengelolaan Produk
Untuk mengetahui kesalahan dalam pengelolaan produk dan langkah – langkah
yang dilakukan untuk menanggulangi kesalahan.Adapun pertanyaan mengenai
produk. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik, Pak Koad,
beliau mengatakan:
“Pernah, jika terjadi kesalahan maka langsung dilaksanakan penanggulangan atas kesalahan tersebut dan setelah dilaksanakan penanggulangan maka dilaksanakan evaluasi”
Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Tiwi (pegawai), beliau mengatakan:
Dalam pelaksaanaan kegiatan pengelolaan produk dibutuhkan pola tindakan
atapun tahapan – tahapan mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan
evaluasi, dimana tahapan – tahapan tersebut dilaksanakan untuk menghindarkan
terjadinya kesalahan atau kekeliruaan dalam penegeloaan produk.
Dalam mengelola produk dan setiap kegiatan pengelolaan produk, usaha
ataupun perusahaan pasti pernah mengalami kesalahan yang menimbulkan kegagalan
dalam mengelola produk.Akan tetapi perusahaan ataupun usaha tidak dapat hanya
berdiam diri dan membiarkan kesalahan itu terjadi sehingga dibutuhkan langkah –
langkah penanggulangan yang dapat mengantisipasi produk dan menanggulangi
kesalahan.
Kesalahan – kesalahan yang terjadi dapat dibagi atas dua yaitu: kesalahan
sistemik yaitu kesalahan yang terjadi yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
tahapan –tahapan lainnya ataupun mempengaruhi elemen lainnya, yang kedua adalah
kesalahan non sitemik yaitu kesalahan yang terjadi yang tidak dapat mempengaruhi
tahapan – tahapan berikutnya dan elemen – elemen lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh informasi bahwa dalam kegiatan
pengeloaan produk di Mdn-Crispy 22 pernah terjadi kesalahan, hanya intensitas
kesalahan yang terjadi tidak rutin dan kesalahan yang terjadi kebanyakan adalah
kesalahan non sistemik. Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada tahapan pengeloaan
produk umumnya terjadi pada kegiatan pemasakan dari bawang merah untk diolah
dijadikan bawang goreng, dimana ditemukan kesalahan yaitu bawang goreng yang
dengan pemilik mengambil langkah untuk menanggulangi kesalahan tersebut dengan
menerapkan aturan yang mengatur besar api, kuantitas bawang yang digoreng, dan
minyak yang digunakan adalah minyak goreng dengan kuliatas terbaik dan hanya
bisa digunakan sebanyak 2 kali dan bawang goreng yang gosong dan tidak sesuai
standar langsung dipisahkan atau disortir dengan yang masih baik.
Dari hasil penanggulangan yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 maka dapat
diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy 22 tanggap dalam menanggulangi setiap
kesalahan yang terjadi terbukti dengan langkah – langkah komprehensif yang
diambil dan dilaksanakan untuk penanggulangan kesalahan.
4.3.4 Jenis – Jenis Pelayanan di Mdn-Crispy 22
Untuk mengetahui tentang jenis layanan yang disediakan oleh Mdn-Crispy
22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai pelayanan. Dari hasil wawancara dengan
Bapak Koad selaku pemilik, Beliau mengatakan :
“ Jenis – Jenis pelayanan yang tersedia adalah layanan pesan antar, pelayanan ( delivery order), layanan terhadap pesanan dalam ukuran ataupun jumlah per bungkus hingga per kilogram”.
Menurut Kotler (2002:83) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.Produksinyadapat dikaitkan atau tidak pada satu produk fisik sehingga
pelayanan merupakan perilau produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
Pelayanan dialaksanakan oleh setiap usaha ataupun perusahaan dilaksanakan
oleh perusahaan dengan memperhatikan setaip elemen yang tersedia dan jenis
produk yang dijual ataupun produk yang di tawarkan produsen kepada
konsumen.Pelayanan dapat menjadi landasan utuk atau bagi konsumen untuk setia
ataupu loyal kepada perusahaan ataupun produk yang diual atau diperoduksi.Karena
produksi dapat menimbulakan dampak emosional bagi konsumen untuk memutuskan
pembelian dan untuk memutuskan menjadi pelanggan tetap dari usaha tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh gambaran tentang pelayanan
dari Crispy 22 adalah sebagai berikut : pelayanan yang disediakan oleh
Mdn-Crispy 22 untuk konsumen adalah layanan yang berfokus pada distribusi dan
kuantitas produk yang diminta oleh konsumen dari Mdn-Crispy terbukti dengan
tersedianya layanan pesan antar dan melayani pemesanan dalam partai besar,
sedangkan untuk pemebelian langsung konsumen dapat langsung ke lokasi
pembuatan sekaligus menjadi outlet penjualan.
4.3.5 Kesesuaian Kemampuan Karyawan Dengan Standar Pelayanan Yang Diterapkan Di Mdn-Crispy 22
Untuk mengetahui tentang kesesuian kemampuan karyawan dengan standar
pelayanan yang diterapkan di Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai
pelayanan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau
mengatakan :
Sumber Daya Manusia (SDM) merupaka elemen yang pendting untuk
menjalankan usaha, sumber daya manusia memiliki peran sebagai leader atas seluruh
sumber daya yang tersedia dan yang dimiliki oleh perusahaan. Atas dasar tersebut
dibutuhkan kualitas SDM yang baik untuk dapat mengelolah setiap sumber daya
yang ada untuk pencapain tujuan perusahaan atau kegiatan usaha.
Manusia yang diperkerjakan dalam suatu perusahaan ataupun perusahaan
sering dikena dengan sebutan karyawan, karywan merupakan individu yang
diperkerjakan untuk melaksanakan setiap kegiatan yang telah diatur dan
terstandarisasi.Karyawan yang baik adalah karyawan yang mengerti iklim
pekerjaannya, mengerti pekerjaannya, memiliki kemampuan untuk melaksanakan
setiap tugas yang diberikan dan mampu mengantisipasi setiap masalah yang terjadi
sesuai dengan level pekerjaannya.
Untuk menciptakan kualitas karyawan yang baik dan sesuai dengan standar
yang dibutuhkan oleh perusahaan aka diperlukan pelatihan – pelatihan keterampilan
yang dapat memebantu peningkatan kemampuan karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti maka diperoleh
informasi tentang kesesuian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan di
Mdn-Crispy 22 adlah sebagai berikut : karyawan yang bekerja di Mdn-Crispy 22
merupakan karyawan yang direkrut dari masyarakat sekitar rumah pemilik usaha,
dimana karywan tersebut dilatih keterampilannya untuk melaksanakan pelayanan,
mulai dari tahapan produksi bahan baku sampai penjualan produk kepada konsumen.
dalam hal pelayanan sudah pada level baik dan sesuai dengan standar pelayanan
yang dimilki oleh Mdn-Crispy 22 yaitu: Disipli, Cepat, Sigap, dan Ramah.
4.3.6 Kegiatan Distribusi Produk Dari Mdn-Crispy 22
Untuk mengetahui tentang bagaimana kegiatan distribusi produk dari
Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai distribusi pelayanan. Hasil
wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :
“Sejauh ini kegiatan distribusi produk dari Mdn Crispy 22 dimulai dari toko sekaligus tempat pembuatan langsung ke distributor dan langsung mencapai konsumen”
Setelah produk diproduksi oleh perusahaan maka dilaksanakan kegiatan
distribusi untuk menjangkau konsumen atau pasar dan untuk menjual produk kepada
calon konsumen ataupun pasar.Pada tahapan ini yang menjadi fokus utama
pembahasan adalah distribusi produk pasca produksi. Menurut Kotler (2007 :122)
saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup
dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan oleh
konsumen atau pengguna bisnis. Saluran distribusi harus mengedepankan paham
efisien dan efektif, dimana dengan mengedepankan pemahaman tersebut maka akan
membantu usaha untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti tentang kegiatan
distribusi produk diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy 22 menggunakan pola
distribusi yang konvensional dimana produk pasca produksi langsung didistribusikan
kepada distributor dan langsung di distribusikan kepada konsumen melalui kegiatan
distributor itu dan kemampuan distributor menjual produk tersebut kepada
konsumen. Distributor dari Mdn-Crispy 22 mulai dari distributor kecil hingga
distributor besar seperti: swalayan hingga mall – mall besar. Permintaan terhadap
produk bawang goreng Mdn-Crispy 22 berjalan stabil dan cenderung meningkat
sehingga Mdn-Crispy melaksanakan kegiatan distribusi produk yang rutin kepada
setiap distributornya yang disesuaikan dengan ketersediaan produk di tempat
disributor.
4.3.7 Kesulitan Dalam Mendistribusikan Produk Dari Mdn-Crispy 22
Untuk mengetahui kesulitan dalam mendistribusikan produk dari Mdn-Crispy
22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai distribusi pelayanan. Hasil wawancara
dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :
“ Ada, kesulitannya adalah armada yang kurang, cara menanggulanginya adalah dengan mempercepat waktu pendistribusian produk untuk pencapaian ketepatan”
Distribusi merupakan tahapan penting dalam kegiatan perusahaan ataupun
usaha.Distribusi produk pasca produksi memiliki peranan penting bagi kelangsungan
produk dan keeksisan dari produk itu sendiri.Dalam distribusi perusahaan diharuskan
memiliki kemampuan untuk menetapkan langkah – langkah yang tepat dan akurat
untuk pencapaian tujuan usaha.Kendala ataupun kesulitan yang dihadai suatu usaha
dalam mendistribusikan produknya datang dari sisi internal maupun eksternal. Dari
sisi internal kendala dapat berasal dari kebijakan yang keluarkan oleh pengambil
penunjang dalam distribusi, kendala yang berasal dari eksternal seperti kendala yang
bersumber dari cara pendistribusian, tempat yang dituju, dan konsumen.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi tentang kesulitan yang
dihadapi oleh Crispy 22 dalam kegiatan distribusi adalah sebagai berikut:
Mdn-Crispy 22 memiliki kesulitan ataupun kekurangan dari kurangnya fasilitas
transportasi untuk mendistribusikan produk sehingga mengharuskan Mdn-Crispy
harus mendistribusikan produknya lebih cepat agar sampai dengan tepat waktu dan
Mdn – Crispy 22 juga mengatur sistem pemesanan agar tidak terjadi ketimpangan
dengan cara membuat database pemesanan atas bawang goreng setiap bulannya.
4.3.8 Penilaian Konsumen Terhadap Produk Dari Mdn – Crispy 22
Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap produk dari Mdn – Crispy
22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai citra usaha. Hasil wawancara dengan dua
orang konsumen, konsumen pertama yaitu ibu Tini, Beliau mengatakan:
“Mdn-Crispy menghasilkan bawang goreng terbaik dan selalu menjaga kualitasnya dan pelayananya sangat baik”
Seirama dengan konsumen pertama, ibu susi menyatakan bahwa :
“Mdn- Crispy22 memproduksi olahan bawang goreng yang inovatif dan dengan kualitas bahan – bahan yang digunakan adalah bahan – bahan terbaik”
Konsumen memiliki posisi terpenting dalam seluruh kegiatan usaha karena
konsumen merupakan tujuan dari adanya kegiatan usaha.selain memilki posisi
penting, konsumen juga sebagai tolak ukur untuk suatu perusahaan dinyatakan
perusahaan yang dapat dikatakan berhasil dan mampu bersaing dengan perusahaan
lainnya adalah perusahaan yang mampu memilki konsumen yang banyak dan
menjadi pelanggan yang tetap.
Selain melaksanakan kegiatan pembelian konsumen juga melaksanakan
kegiatan penilaian yaitu penilaian terhadap produk ataupun perusahaan itu sendiri
yang disebut citra produk dan citra usaha.
Kotler(2000:599) menyatakan bahwa : “image is the set beliefs, ideas,and
impressions and that people hold of object” yang berarti adalah citra adalah
kepercayaan, tanggapan sesorang terhadap sesuatu benda ataupun produk.
Berdasarkan pengertian diperoleh informasi bahwa penilaian produk yang dilakukan
oleh konsumen terhadap produk menghasilkan citra bagi produk itu sendiri ataupun
kepada perusahaan yang memproduksi produk tersebut.Kegiatan penilaian produk
tersebut melalui tahapan evaluasi dalam diri konsumen itu sendiri yang kemudian
diwujudkan melalui keputusan yang diambil oleh konsumen itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara tentang penilaian konsumen terhadap produk
dari Mdn – Crispy 22 diperoleh informasi bahwa konsumen merasa puas dan
menyukai produk yang diproduksi oleh Mdn-Crispy 22 terbukti dengan pemesanan
selalu stabil bahkan cenderung meningkat. Rata-rata, tiap hari dia memproduksi 30
kg bawang goreng original, 15 kg bawang teri pedas dan 10 kg bawang pedas. Harga
yang ditawarkan variatif mulai dari Rp 13.000 untuk bawang original, Rp 19.000
bawang pedas dan Rp 25.000 bawang teri pedas dalam tiap kemasan 100 gr. Omset
bulan.Bawang goreng Crispy 22 juga telah menembus pasar luar kota, hingga ke
Bandung, Yogyakarta dan Papua bahkan menjangkau hingga Malaysia. Berdasarkan
dari data tersebut diperoleh informasi bahwa konsumen sudah merespon positif
terhadap produk olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 dan menjadinya bawang
goreng Mdn-Crispy 22 sebagai pilihan utama.
4.3.9 Ethos Kerja Karyawan Di Mdn-Crispy 22
Untuk mengetahui ethoskerja karyawan di Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan
tersebut mengenai karyawan. Hasil wawancara dengan pemilik Bapak Koad, Beliau
mengatakan:
“ Karyawan memiliki disiplin yang baik, rajin, memiliki keinginan kerja yang
baikll, dan keterampilan kerja yang baik juga”
Ethos berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti karakter, cara hidup,
kebiasaaan sesorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia
mereka , yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang komprehensif
mengenai tatanan. Dari pengertian diatas jika ethos digabungkan dengan kerja
karyawan maka memilki pengertian yaitu kebiasaan kerja karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang ada.
Ethos kerja yang baik dan berkualitas dari karyawan akan berdampak terhadap
hasil ataupun output yang baik dan berkualitas. Dalam menumbuh kembangkan ethos
Berdasarkan hasil wawancara tentang ethos kerja karyawan di Mdn-Crispy 22
diperoleh informasi bahwa karyawan di Mdn- Crispy memiliki ethos kerja yang baik,
karyawan juga memilki sikap disiplin yang baik. Dengan hasil wawancara yang
tersebut maka dapat berdampak baik bagi usaha Mdn-Crispy 22 dan Mdn-Crispy 22
dapat memfokuskan melaksanakan perbaikan di bagian lainnya.
4.3.10 Pembagian Tanggung Jawab dan Hak Karyawan.
Untuk mengetahui pembagian tanggung jawab dan hak karyawan.Pertanyaan
tersebut mengenai karyawan. Hasil wawancara dengan karyawan Bapak Abdi, Beliau
mengatakan :
“ Pembagian tanggung jawab disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan pegawai itu sendiri, dan untuk haknya dibagi sesuai dengan hasil kerja pegawai”
Senada dengan Bapak abdi, ibu tiwi mengatakan :
“ tanggung jawab dibagi sesuia kemampuan dan haknya dibagi secara seimbang”
Karyawan dalam kegiatan usaha selain harus memilik ethos kerja yang baik
juga harus mendapat pembagian tanggung jawab yang jelas yang dapat membimbing
dan mengarahkan setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Tanggung jawab dan hak
kerja karyawan adalah aspek yang harus diperhatikan oleh suatu usaha atau pemilik
usaha, karena dengan distribusi tanggung jawab yang baik maka akan menciptakan
karyawan yang berdedikasi terhadap setiap pekerjaanya.
Pembagian tanggung jawab harus disesuaikan dengan kemampuan dan
kapasitas karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Karena jika
maka akan menimbulkan kegiatan kerja yang tidak efisien dan hasil kerjanyapun
tidak maksimal. Sedangkan untu pembagian hakpun harus disesuaikan dengan
tanggung jawab dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Hak karyawan yang
diberikan sesuai dengan tanggung jawab karyawan akan menimbulkan motivasi yang
bagi karyawan, sedangkan pemberian hak karyawan yang tidak baik akan
menjadikan beban bagi suatu usaha.
Berdasarkan hasil wawancara tentang pembagian tanggung jawab dan hak
karyawan diperoleh informasi bahwa pembagian tanggung jawab dan hak kerja di
Mdn-Crispy 22 merata.
4.4 Pembahasan
Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP
(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi beberapa
segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan memilih satu atau
beberapa segmen pasar tersebut untuk dijadikan pasar sasaran, selanjutnya adalah
menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak konsumen.
Menurut Kotler (2007:375) positiong adalah tindakan merancang tawaran dan
citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing)
didalam benak pelanggan sasarannya.Hasil akhir positioning adalah terciptanya
proporsi nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli.
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini
dikemukakan oleh Regis McKenna (1985) dalam Yuli Prihartini (2008:20) yang juga
The positioning proces sshould begin with the product themselves .To gain a
strong product positioning, a company must differentiate its product from all other
products on the market. The goal is to give the product aunique position in the market
place.
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus
dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioningi yang kuat
suatu perusahaan perlu melakukan difrensiasi dalam banyak faktor yaitu : teknologi,
harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang meletakkan citra
baik produk di dalam benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat lebih unggul
dari produk pesaing. Yang menjadi perhatian penting adalha bagaimana cara agar
konsumen dapat memiliki kesamaan persepsi dengan perusahaan tentang produk yang
di tawarkan tersebut.
Berdasarkan pada hal tersebut maka peneliti dalam penelitian ini
mendeskripsikan tentang langkah – langkah positioning dari produk bawang goreng
Mdn- Crispy 22. Langkah – langkah positioning terdiri atas: produk, pelayanan,
saluran distribusi, karyawan, dan citra.
Produk dari Mdn- Crispy adalahproduk olahan bawang goreng yang berfokus
pada : pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik,
variasi rasa bawang goreng yang beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan
hingga saat ini telah berhasil menjadi market leader dengan standar pengelolaan
pemintaan konsumen seperti layanan pesan antar dan layanan pesan yang disesuaikan
dengan kuantitas.
Distribusi Mdn-Crispy 22 menggunakan pola distribusi yang konvensional
dimana produk pasca produksi langsung didistribusikan kepada distributor dan
langsung di distribusikan kepada konsumen melalui kegiatan direct selling.
Mdn-Crispy 22 memilih distributor berdasarkan kredibilitas dari distributor itu dan
kemampuan distributor menjual produk tersebut kepada konsumen. Distributor dari
Mdn-Crispy 22 mulai dari distributor kecil hingga distributor besar seperti: swalayan
hingga mall – mall besar. Mdn-Crispy 22 memiliki kesulitan ataupun kekurangan dari
kurangnya fasilitas transportasi untuk mendistribusikan produk sehingga
mengharuskan Mdn-Crispy harus mendistribusikan produknya lebih cepat agar sampai
dengan tepat waktu dan Mdn – Crispy 22 juga mengatur sistem pemesanan agar tidak
terjadi ketimpangan dengan cara membuat database pemesanan atas bawang goreng
setiap bulannya.
Berdarsarkan penjelasan diatas maka diperoleh informasi bahwa pelaksanaan
positioning dari Mdn-Crisy merupakan pelaksanaan positioning yang berfokus pada
menentukan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan menerapkan ide
inovasi dalam setiap pembuatan produknya, Membuat standar pengeloaan produk,
menentukan standar evaluasi, menentukan tipe pelayanan, menentukan saluran
distribusi, merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Hal ini juga didukung
oleh peneliti tedahulu yaitu menurut Arif dengan judul penelitian “Langkah – langkah
Menetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta Pasca Perubahan Logo” yang
menetapkan positioning yang dilakukan oleh Telkom Flexi Yogyakarta setelah
pergantian logo adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan, mendata
kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pesaing, menentukan standar evaluasi,
menetapkan daerah yang potensial, mengidentifikasi kesenjangan posisi,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan langkah – langkah pelaksanaan
positioning pada Mdn-Crispy 22. Dalam pelaksanaan langkah – langkah pelaksanaan
positioning terdapat: produk, pelayanan, saluran distribusi, citra, dan karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan tentang maka diperoleh
informasi sebgai berikut:
1. Produk dari Mdn-Crispy 22 maka diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy
telah mampu menempatkan produknya ke target pasar yang dituju terbukti
dengan pesanan atas produk yang selalu stabil bahkan meningkat.
2. Pelayanan yang tersedia untuk kosumen adalah layanan pesan antar dan
layanan jumlah produk .
3. Saluran distribusi yang diterapkan oleh Mdn- Crispy 22 merupakan
saluran distribusi yang sederhana yang bergantung pada calon distributor
dan jumlah pemesanan.
4. Pelaksanaan kegiatan dari Mdn-Crispy 22 berfokus untuk menciptakan
citra yang baik bagi konsumen.
5. Karyawan yang ada di Mdn-Crispy 22 adalah karyawan yang terampil dan
terlatih untuk melaksanakan setiap kegitan oprasional usaha dari Mdn –
5.2 Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, penulis
bermaksud memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan distrubusi maka diperlukan
peningkatan dari sarana dan pra sarana pendukung dari kegiatan distribusi.
2. Untuk meningkatkan dan memperbesar usaha Crispy 22 maka
Mdn-Crispy 22 perlu melaksanakan kegiatan bauran pemasaran yang dapat
membantu peningkatan penjualan yang nantinya berdampak terhadap
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan kemampuan seorang ahli peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalama menyusun secara sistematis teori teori
yang mendukung permasalahan penelitian
Menurut Jogiyanto (2004:39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi,
dan proporsi – proporsi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomenana atau fakta.Menurut Effendy (2004:224) teori berguna
untuk menjadi titik tolak atau landasan berpikiri dalam memecahkan atau
menyoroti masalah.Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan,
memprediksikan, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara
sistematis.Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis
mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori
teori yang digunakan adalah
2.1 Pemasaran
2.1.1 Definisi Pemasaran
Menurut Kotler (1997:5) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manejerial yang di dalam proses itu individu dan kelompok memperoleh
sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Sunarto (2004:4) Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan
mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran
sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat
penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
2.1.2 Unsur Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran terdapat tiga komponen utama yaitu:
a) Diferensiasi
Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran
dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi
pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan oleh
perusahaan lain. Diferensiasi produk adalah semua usaha konkret yang
dilakukan oleh perusahaan agar produk yang ditawarkan mempunyai suatu
perbedaan yang positif dimata pelanggan berbeda dari yang ditawarkan
pesaing.
b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Strategi pemasaran suatu organisasi dibentuk oleh empat
kombinasi yang disebut dengan bauran pemasaran (4P). Bauran pemasaran
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran
diinginkan dalam pasar sasaran. Berikut adalaha bagian dari bauran
pemasaran :
1) Product, yang dapat menjadi customer solution dalam arti produk
yanng dihasilkan oleh perusahaan nasabah memberikan solusi bagi
konsumen individu, dan akan lebih baik apabila ditambah dengan
produk atau layanan yang lain.
2) Price, harus dilihat sebagai costyang dikeluarkan konsumen dalam
membeli, menggunakan maupun menyimpan. Penetapan harga oleh
produsen tidak akan berarti bila belum dihitung konsekuensi financial
total yang menjadi beban konsumen. Kondisi tersebut berkembang
sejalan dengan kemudahan informasi yang diperoleh bagi konsumen.
3) Place, lokasi berarti berhubungan dengan berbagai kegiatan
perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau
dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels,
coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4) Promotion, yang dilakukan bersifat komunikasi dengan para
stakeholder, yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat
umum melalui bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi dan
c) Penjualan (Selling)
Hal terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara
menjual produk tersebut. Menjual (selling) berbeda dengan memasarkan
(marketing), selling mengacu pada usaha membuat konsumen membeli
tawaran sesuai dengan strategi pemasaran. Taktik selling yang harus
dilakukan adalah dengan menjual manfaat produk kepada konsumen,
bukan lagi menjual features product.
2.1.3 Tiga Langkah Pokok Inti Pemasaran Strategis
Menurut Kotler (2007:45) hakikat dari pemasaran strategis modern
terdiri atas tiga langkah pokok yaitu Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan
Positioning. Ketiga langkah ini sering disebut dengan STP ( Segmenting,
Targeting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni
mengidentifikasikan dan membutuhkan produk dan/ atau bauran pemasaran
tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan
memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki dilayani.Langkah ketiga
adalah positioning, yaitu tindakan positioning, yaitu tindakan membangun dan
mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dan produk di dalam pasar.
2.2 Positioning
Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP
(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi
beberapa segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan
selanjutnya adalah menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak
konsumen.
2.2.1. Pengertian Positioning
Pengertian Positioning menurut Ries & Trout (2002:3) :
“Positioning is the first body of thought to come to grips with the
problems of communicating in a overcommunicated society”
PositioningmerupakansesuatuyangAndalakukanterhadappikiran
calonkonsumen,yaknimenempatkanprodukitupadapikirancalonkonsumen
melaluikomunikasi.
MenurutHermawanKartajaya (2004:11):
“The strategyforleadingyourcustomers credibly.”
Yaituupayamengarahkanpelanggansecarakredibel.Hermawanberpendapat
bahwapositioningmerupakanbeingstrategy,taklainadalahupaya
kitauntukmembangundanmendapatkankepercayaanpelanggan.
MenurutKotler(2007:375)adalahtindakanmerancangtawarandancitraperus
ahaansehinggamenempatiposisiyangkhas(dibandingkanpara
pesaing)didalambenakpelanggansasarannya.Hasilakhirpositioningadalah
terciptanyaproporsinilaiyangpas,yangmenjadialasanbagipelangganuntuk
membeli.
MenurutRhenaldKasali(1998:256),positioningadalahstrategikomunikasiu
ntukmemasukijendelaotakkonsumen,agarproduk/merek/namasuatuprodukmeng
keunggulanterhadapproduk/merek/namalaindalambentukhubunganasosiatif.
MenurutHermawanKartajaya,Yuswohady,JackyMussrydan
Taufik(2004:62) ada empat kriteria untuk menentukan positioning
berdasarkankajianterhadap4CDiamonddalammodelSustainableMarket-ing
Enterprise.Keempatkriteriatersebutadalah:Customer,Company,Competitor, dan
Change.
1. Didasarkanpadakajianataspelanggan(Customer).Positioningharus
dipersepsisecarapositifolehparapelanggandanmenjadi“reasontobuy”
mereka.
2. Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dari kekuatan internal
perusahaan (Company). Dikatakan bahwa positioning seharusnya
mencerminkankekuatandankeunggulankompetitifperusahaan.
3. Didasarkanpadakajianataspesaing(Competitor).Positioningharuslah
bersifatunik,sehinggadapatdenganmudahmendiferensiasikandiridari
parapesaing.
4. Didasarkanpadakajianatasperubahan yangterjadidalamlingkungan
bisnis.Positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai
perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,
perilakupelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.
Didasarkanpadakajianatasperubahanyangterjadidalamlingkungan
perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,perilaku
pelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.
Penempatanposisi(positioning)menjelaskanstrategimengenaicarabagaima
na perusahaan membedakan produknya dibandingkan dengan
pesaingdidalambenakkonsumen.Positioningdilakukanuntukmenciptakan
citrabaikyang diharapkan perusahaan, maksudnya adalah keterkaitan
langsungdenganbagaimanakomsumenyangberadapadasegmenpasartertentu atau
spesifikasiperusahaandalammempersepsikanproduk perusahaan.
Jadi,positioningadalahtindakanuntukmendapatkancelahdibenak
konsumenagarkonsumenmemilikipersepsidancitrayangkhususterhadap
produkdanperusahaan.
2.3 ProductPositioningStrategy
Dalam proses positioning selaludimulai product positioning. Pendapat ini
dikemukakanolehRegis Mc Kenna(1985)dalamYuli
Prihartini(2008:20)yangjugamengemukakandefinisiproductpositioning
sebagaiberikut:
Thepositioningprocessshouldbeginwiththeproductthemselves.Togainastron
gproductpositioning,acompanymustdifferentiateitsproductfromallotherproductso
nthemarket.Thegoalistogivetheproductauniquepositioninthemarketplace.
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses
positioningyang kuat suatu perusahaan perlu melakukan
diferensiasidalambanyakfaktoryaitu:teknologi,harga,kualitas,saluran distribusi
atausasarankonsumennya.
Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang
meletakkancitra baikprodukdidalambenakkonsumensehinggaproduktersebut
terlihatlebihungguldariprodukpesaing.Yangmenjadiperhatianpenting adalah
bagaimanacaraagarkonsumendapatmemilikikesamaanpersepsi
denganperusahaantentangprodukyangditawarkantersebut.
Beberapa strategipositioningproduk yang dapat dilakukan oleh
perusahaandalamkegiatanpemasaranproduknyakepadapasarsasarannya:
(Kotler,2006:265dalamYuli Prihartini2008:21)
1. Penentuanposisimenurutatribut
2. Penentuanposisimenurutmanfaat
3. Penentuanposisimenurutpenerapandanpenggunaan
4. Penentuanposisimenurutpemakai
5. Penentuanposisimenurutpesaing
6. Penentuanposisimenurutkategoriproduk
7. Penentuanposisimenurutharga
2.3.1. Positioning Berdasarkan Atribut
produkyanglebihungguldibandingkandenganpesaingnya.Menurut
FandyTjiptonodalamFrendyPrasetya (2011:44),pemosisianberdasarkan
ciri-ciriyaitudenganjalanmengasosiasikansuatuprodukatribut
tertentu,ciri,karakteristikkhususataudenganmanfaatbagipelanggan.Pemilihanatri
butyangakandijadikanbasispositioningharusdilandaskan pada 6kriteriatersebut:
1. Derajatkepentingan(importance),artinyaatributtersebutsangat
bernilaidimatapelanggan.
2. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak
ditawarkanperusahaanlain.Bisapulaatributitudikemassecara
lebihjelasolehperusahaandibandingkanpesaingnya.
3. Dapatdikomunikasikan(communicability),artinyaatributtersebut
dapatdikomunikasikansecarasederhanadanjelas,sehingga
pelanggandapatmemahaminya.
4. Preemptive,artinyaatributtersebuttidakdapatditiruoleh pesaingnya.
5. Terjangkau(affordability),artinyapelanggansasaranakanmampu
membayar perbedaanataukeunikanatribut tersebut. Setiap
tambahanbiayaataskarakteristikkhususdipandangsepadannilai
tambahnya.
6. Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan mampumemperoleh
tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.
2.3.2PositioningberdasarkanManfaat
Cara ini memiliki maksud bahwa produk diposisikan sebagai
pemimpindalamsuatumanfaattertentuataulebih dikaitkandengan