• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Langkah-Langkah Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran Wawancara

Tipe

Pertanyaan

Daftar Pertanyaan Sasaran

Produk

Pelayanan

Saluran Distribusi

Citra

1. Apa yang membedakan produk olahan usaha ini dengan produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan atau usaha rumahan yang lain ?

2. Adakah standar baku pengolahan produk, mulai dari pemilihan bahan baku sampai dengan penjualan produk ke konsumen? Kalau ada bagaimana penerapan standar tersebut dalam

pengolahan produk?

3. Apakah pernah terjadi kesalahan dalam pengolahan produk? Kalau pernah langkah apa yang

dilakukan untuk menanggulangi kesalahan tersebut?

1. Jenis-jenis pelayanan apa saja yang disediakan oleh usaha ini kepada konsumen?

2. Bagaimana kesesuaian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan yang diterapkan di usaha ini?

1. Bagaimana kegiatan distribusi produk usaha ini, mulai dari produksi sampai pemasaran kepada konsumen?

2. Adakah kesulitan dalam mendistribusikan produk? Jika ada sebutkan kesulitannya dan jelaskan cara menanngulangi kesulitan tersebut?

1. Citra yang seperti apa yang bapak harapkan dari konsumen

terhadap produk dan usaha ini?

(3)

Karyawan

1. Bagaimana ethos kerja dari karyawan yang bekerja di usaha ini?

2. Apa bapak memiliki kriteria khusus untuk memilih karyawan untuk bekerja di usaha ini? 3. Bagaimana pendapat anda sebagai karyawan terhadap pembagian tanggung jawab dan hak yang diberikan kepada anda di usaha ini?

(4)
(5)
(6)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2012. Manajemen Strategik :Konsep dan Aplikasi. Jakarta: RajawaliPers

Arafat, W. 2006.Behind a Powerful Image .Yogyakarta : Andi

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen SDM. Jakarta : PT Bumi Aksara

Henslowe, Philip. 2000. The art and science of public realtion – The Basic of Public Relation. New Delhi: Crest Publishing House

Kasali, Rhenald. 2007. MembidikPasar Indonesia SegmentasiTargetting Positioning.

Jakarta : PT GramediaPustakaUtama

Khasali, Renald. 2003. Management Public Relations. Jakarta : PT Grafiti

Kartawijaya, Hermawan. 2004. On Positioning. Bandung :Mizan Media Utama

Kartawijaya, Hermawan dan kawan-kawan. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand.Jakarta : PT GramediaPustakaUtama

Keegan, Warren J. (2003). Manajemen Pemasaran Global .Edisi Bahasa Indonesia.Jilid 6.Jakarta : PT. Prenhalindo

Kotler.P. 1997.Manajemen Pemasaran. : Analisa, Perencanaan, Implikasi dan KontrolJilid I. Jakarta : PT Prenhallindo

Kotler, Phillip.2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Prehallindo

Kotler, Philips. 2004. Manajemen Pemasaran Jilid II. Terjemahan Drs. Benyamin

Molan.Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia

Kotler, Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid I (edisi ke-12).Jakarta : PT Indeks

___________. 2007. Manajemen Pemasarn Jilid II (edisi ke-12). Jakarta : PT Indeks

Kotler, Phillip &Amstrong Gary. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. (Alihbahasa Bob Sabran).Jilid 1.EdisiKeduabelas.Jakarta :Erlangga

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

(7)

Moenir, 2002.ManajemenPelayananUmum Indonesia.Jakarta : Bumi Aksara

Nitisemito, A. Dale. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ries, Al & Trout, Jack. 2002. Positioning : The Battle For Your Mind. Jakarta : PT SalembaEmban Patria

Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. 2006.Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Sugiato, Endar. 2002. Psikologi Pelayanan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : PT Prenada Media

Swastha, Basu & Hani Handoko.2001. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Kons umen. Yogyakarta: BPFE

Tjiptono, Fandy. 1999. Strategi Pemasaran. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Andi

Tohirrin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

(8)

Peneliti Terdahulu

Arif Bayu Nugraha. 2012. Langkah – langkahMenetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta PascaPerubahan Logo.Skripsi, Komunikasi S-1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta

Akbarsyah S. Anwar. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Coffee Toffee Urip Sumaharjo di Makassar. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Devi Pratya Ariani. 2010. Pengaruh Positioning Product Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek AQUA di Desa Randuangung Gresik. Skripsi, Ekonomi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.

Hanggoro Sapung. 2008. Pelaksanaan Strategi Positioning Pada Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang. Skripsi, Manajemen S-1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam bentuk

penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan bagaimana positioning

untuk Produk Bawang Goreng Inovatif pada Mdn-Crispy 22. Dengan demikian

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) , penelitian deskriptif adalah

penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu, Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau

menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Jadi dapat disimpulkan

tujuan utama dalam menggunakan metode deskriptif adalah untuk

menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian

dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.

MenurutBogdan

danTaylor(Tohirin,2012:2),penelitiankualitatifadalahprosedur penelitianyang

menghasilkandatadeskriptifberupakata–kata tertulis ataulisandariorang–

orangdan perilaku yangdapat

diamati.MenurutDavidWilliams(Tohirin,2012:2),penelitian kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode

(10)

Penelitiankualitatifberupayamembangunpandanganorangyangditelitisecararinci

sertadibentukdengankata-kata,gambaranholistik(menyeluruh danmendalam)dan

rumit. Jadi dapat disimpulkan penelitian kualitatif merupakan

suatupenelitianyangbermaksudmemahamifenomena

tentangapayangdialamiolehsubjek penelitian, misalnyaperilaku,

persepsi,motivasi,tindakan, dan lain-lainsecaraholistikdandengancaradeskripsi

dalambentuk kata-katadan bahasa

padasuatukontekskhususyangalamiahsertadenganmemanfaatkan

berbagaimetode alamiah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu langkah pokok inti

pemasaran yaitu positioning, serta untuk memberikan penjeleskan (deksripsi)

yang mendalam mengenai bagaimana bentuk positioning produk Mdn-Crispy

22 sebagai UMKM yang memproduksi bawang goreng di kota medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22 yang beralamat di JL.

Anugerah VII/11 Comp. Cemara Abadi, kelurahan sampali, Deli Serdang

3.3. Informan Penelitian

Tohirin (2012:68) mengatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya

jarang menggunakan sampel dalam jumlah besar, terutama dalam pendekatan

studi kasus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan non probability sampling

.yakni purposive (purposive sampling). Pengambilan secara purposif

(11)

dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh informasi, data dan fakta yang

tepat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, Menurut Suyanto

(2005:172), informan penelitan meliputi beberapa macam, yaitu :

1. Informan kunci (key information), yaitu mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penellitian.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi

wlaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti.

Berdasrkan uraian di atas maka penulis menggunakan informan kunci dan

informan utama dalam penelitian ini, yaitu :

1. Informan kunci ,pemilik dari Mdn-Crispy 22

2. Informan utama, karyawan dari Mdn- Crispy 22

3. Informan tambahan, konsumen dari Mdn-Crispy 22

3.4. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (2006:33) defenisi konsep merupakan abstraksi

mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah

karekteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi

pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan

menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Konsep dari

penelitian ini yaitu

(12)

Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan

barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar

sasaran serta tujuan perusahaan.

2. Positioning

Positioning adalah bentuk strategi pemasaran yang bertujuan untuk

membuat konsumen selalu ingat dengan identitas dan kepribadian suatu

produk dengan membangun suatu kepercayaan dan keyakinan di benak

konsumen.

3. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan konsumen.

4. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

5. Saluran Distribusi

Saluran Distribusi adalah jalan yang dilalui untuk mendistribusikan

barang dari produsen sampai ke konsumen terakhir.

6. Citra

Citra adalah merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang

berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah

(13)

7. Karyawan

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau

perusahaan dengan balas jasa berupa uang.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Teknikpengumpulandataakandilakukandenganpengamatandanwaw

ancaramendalam(Tohirin,2012;62-63).

a. Pengamatan

Pengamatanyangbisadigunakan

penelitikualitatifdalammelakukanpenelitiannya adalahdengan

berperansertasecaralengkap.Dalamteknik ini,penelitimenjadi

anggotapenuhdarikelompok yangdiamatinya.

b. Wawancara

Dalampenelitiankualitatif,wawancara

mendalambiasanyadilakukan secaratidak berstruktur.Namun

demikian,penelitibolehmelakukanwawancarauntukpenelitian

kualitatifsecaratidakberstruktur.Datayangdikumpulkanmelaluiwaw

ancaraadalah dataverbal

(14)

Nasution(Tohirin, 2012:66) dalam melakukan wawancara, peneliti

menggunakantigapolapendekatan.

1. Dalambentukpercakapaninformalyangdilakukansecarasponta

nitas,santai, tanpapolaatauarahyangditentukansebelumnya.

2. Menggunakanlembaranberisigarisbesarpokok–

pokoktopikataumasalah

yangdijadikanpegangandalammelakukanwawancara kepada

pemilik usaha, karyawan dan konsumen Mdn-Crispy 22.

3. Menggunakan

daftarpertanyaan(pedomanwawancara)yanglebihterperinci,

bersifatterbukayangtelahdipersiapkan

terlebihdahuludanakandiajukan

menurutpertanyaanyangtelahdibuat.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca sumber

tertulis seperti buku, arsip, artikel ilmiah yang relavan dengan

permasalahan kebijakan bisnis.

(15)

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari

catatan atau dokumen lain yang ditemukan di lapangan yang

mendukung penelitian.

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis akan dilakukan sesuai

dengan teknik analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2005:91), analisa data kualitatif akan dilakukan dengan tiga tahapan

yakni reduksi data, penyajian dan kesimpulan/verifikasi data.

Gambar 3.1

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses merangkum data-data yang telah

(16)

diperlukan dan berhubungan dengan permasalahan akan dipilih,

sementara yang tidak diperlukan akan dipisahkan oleh peneliti.

b. Penyajian Data

Penyajian Data secara kualitatif akan dilakukan dengan

menggunakan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan

panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan

sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain

pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data

dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk

mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh

bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara

yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kejanggalan (sama

dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan yang

baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.Tahapan ini

akan menghubungkan antara seluruh data, fakta dan informasi yang

(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Usaha

4.1.1 Sejarah dan Profil Singkat Perusahaan

Bermula dari bekerja di pabrik pupuk yang berlokasi di Lokseumawe, pada

tahun 2005 perusahaan tersebut mengalami krisis karena tidak mampu memenuhi

bahan baku untuk membuat pupuk karena disebabkan harga bahan baku yang tinggi

dan pupuk yang di hasilkan diekspor ke luar negeri tetapi kalah bersaing dikarenakan

harga pupuk di luar lebih murah di bandingkan harga pupuk yang dihasilkan oleh

perusahaan pak Koad, langkah terbaik adalah pabrik ditutup yang disebabkan seluruh

pegawai diberhentikan pada tahun 2006. Karena pak Koad ingin mandiri yang

menghasilkan uang dari usaha sendiri, pada tahun 2009 pak Koad muncul ini

membuat usaha bawang goreng dikarenakan bawang goreng merupakan kebutuhan

yang luar biasa karena semua masyarakat membutuhkan bawang goreng, mulai dari

rumah tangga, restoran sampai pedagang-pedagang kaki lima semua menggunakan

bawang goreng.

Dari situ lah muncul ide tersebut, tetapi muncul kendala dikarenakan bawang

goreng dapat beli dengan mudah dan dapat dijumpai dimana saja dan dapat juga

dibuat sendiri. Tetapi pak koad mencoba membuat bawang goreng yang beda dari

yang lain, beliau belajar bagaimana membuat bawang goreng yang beda dengan

mencari refrensi baik dari buku maupun internet. Beliau termotivasi membuat

(18)

mempunyai prinsip ATM (amati, tiru dan modifikasi). Percobaannya membuat

bawang goreng yang diinginkannya tidak berjalan mulus karena beberapa percobaan

awal gagal, tetapi pada akhirnya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan pak Koad

yaitu bawang goreng yang crispy, garing, tidak berminyak, tahan lama dan tidak

memakai bahan pengawet. Kemudian pak Koad ingin menaikkan kelas bawang

gorengnya dengan cara membuat tampilan yang beda, karena selama ini bawang

yang di jual di pasaran terkesan biasa, tidak menarik baik dalam hal rasa, warna ,

gurihnya, tahan lamanya maupun kemasan bawang goreng tersebut. Awalnya Pak

Koad memasarkan produknya ke pasar-pasar tradisional yang ada di kota medan,

respon pasar terhadap produk tersebut pun disambut positif, biarpun harga yang di

tawarkan oleh bawang goreng crispy tersebut lebih mahal jika di bandikan dengan

bawang goreng lainnya, dikarenakan dimana ada kualitas disitu ada harga. sementara

di mall-mall maupun di pusat berbelanjaan modern yang berada di Medan belum

tampak adanya produk bawang goreng, dengan begitu pak Koad membuat sasaran

produknya untuk menengah keatas tentunya dengan kemasan yang lebih bagus.

Pada akhirnya produk bawang goreng crispy buatan Pak Koad dengan Merek

Mdn-Crispy 22 ini telah ada di mall-mall maupun di pusat perbelanjaan modern yang

ada di kota medan dan beberapa restoran di kota Medan juga menggunakan produk

bawang goreng crispy ini. Pak Koad juga sering mengikuti pameran-pameran kuliner

baik itu yang ada di sumatera maupun di pulau jawa. Pak Koad juga memasarkan

produknya lewat website bawangorengcrispy.com .Pak Koad juga memberdayakan

ibu-ibu rumah tangga yang berada disekitar rumahnya untuk memproduksi bawang

(19)

Tidak hanya memproduksi bawang goreng crispy original, tetapi pak Koad

juga membuat produk bawang goreng lainnya yaitu bawang goreng crispy pedas,

bawang goreng teri medan dan abon udang. Pak Koad berniat membuat bawang

goreng bukan hanya menjadi pelengkap makanan saja, tetapi membuat bawang

goreng juga bisa menjadi cemilan masyarakat.

4.1.2 Visi dan Misi

a. Visi

Visi dari Bawang Goreng Mdn-Crispy 22 adalah “Ingin Produsen

Bawang Goreng Nomer 1 di Indonesia Menjadikan Bawang Goreng Lokal

Sumatera Utara Menjadi Membumi di Seluruh Wilayah Indonesia”.Maksudnya

adalah ingin menjadi produsen yang paling dikenal dan paling berkembang.

b. Misi

Untuk mencapai visi di atas maka Mdn-Crispy 22 menetapkan misi :

1. Selalu melakukan inovasi terhadap produk bawang goreng crispy.

2. Memajukan dan menggunakan bawang dari daerah samosir dan

memberikan kearifan lokal bagi masyarakat sekitar.

4.1.3 Lokasi Usaha

Mdn-Crispy 22 beralamat di Jalan Anugerah VII No. 11 Komplek Perumahan

Anugerah Cemara Abadi. Lokasi usaha ini terletak di kecamatan Percut Sei Tuan.

(20)

Pemilik Usaha

Bentuk struktur organisasi pada Mdn-Crispy 22 adalah bentuk struktur

organisasi garis.Struktur organisasi ini hanya terdiri dari dua tingkatan, yaitu

pemilik usaha dan karyawan.Bapak Koad yang merupakan pemilik usaha berada

pada tingkatan atas, sedangkan tingkatan dibawahnya merupakan karyawan yang

terdiri dari karyawan bagian pengupas bawang, karyawan bagian pemotong

bawang, karyawan bagian penggoreng bawang, dan karyawan bagian

pengemasan.Selain bertindak sebagai pengambil semua keputusan, terkadang

pemilik usaha juga terdlinat langsung dalam proses produksi. Struktur organisasi

Mdn-Crispy 22 dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur organisasi Mdn-Crispy 22

Sumber : Diolah Peneliti (2014)

(21)

Setiap karyawan yang terdapat pada struktur sederhana Mdn-Crispy sudah

memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, walaupun terkadang antar

karyawan sering saling bertukar pekerjaan. Hal ini karena pada dasarnya setiap

karyawan menguasai semua tahapan dalam proses produksi. Berikut adalah

pembagian tugas untuk setiap bagian pada struktur sederhana Mdn-Crispy 22:

1. Pemilik Usaha

Pemilik usaha bertindak sebagai penanggung jawab setiap kegiatan yang

dilaksanakan pada Mdn-Crispy 22.Kegiatan tersebut mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan evaluasi terhadap

kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pemilik usaha terkadang juga ikut

ambil bagian dalam proses produksi.

2. Karyawan Pengupas Bawang

Karyawan bagian ini bertugas mengupas bawang yang didatangkan dari

samosir, bawang di kupas secara manual dengan menggunakan pisau seperti

hal nya yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya di rumah.

Pengupasan besar kecilnya bawang perbengaruh terhadap honor yang akan

mereka terima.

3. Karyawan Bagian Pemotong Bawang

Karyawan ini bertugas memotong bawang yang sudah di kupas dan

dibersihkan sebelumnya, pemotongan bawang dilakukan dengan

menggunakan alat pemotong yang dapat mempercepat proses pemotongan

(22)

dari potongan bawang yang akan digoreng. Karena jika dilakukan secara

manual akan memakai waktu yang lama

4. Karyawan Bagian Penggorengan Bawang

Karyawan bagian ini bertugas menggoreng bawang yang sudah dipotong

sebelumnya, proses penggorengan ini menggunakan dua cara, pertama

dengan menggunakan vacuum frying dan menggunakan kuali biasa. Dengan

menggunakan vacuum frying karyawan memakan waktu sekali

penggorengan sekitar 2 jam, tetapi hasil yang di dapat pasti sempurna tidak

ada yang hitam. Sedangkan menggunakan kuali biasa memakan waktu 15

menit, tetapi karyawan harus mensortir bawang yang sudah digoreng tadi,

memisahkan mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk di kemas

nantinya.

5. Karyawan Bagian Pengemasan

Karyawan bagian ini bertugas untuk mengemas bawang yang sudah siap

untuk dimasukkan kedalam botol plastik ukuran 100 gr, maupun kedalam

kemasan plastik ukuran 100 gr. Dan kemudian dikemas lagi kedalam dus

yang bermuatan per dusnya adalah 25 botol plastik.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

Mdn-Crispy 22 dalam memproduksi bawang goreng menggunakan

karyawansebanyak 19 karyawan.Keseluruhan karyawan merupakan ibu rumah

(23)

memiliki keahlian dalam membuat bawang goreng krispi. Keahlian tersebut

merupakan hasil pelatihan yang diberikan secara langsung oleh pak Koad

Sistem pengupahan karyawan menggunankan sistem borongan, yaitu karyawan

akan mendapatkan upah yang biasanya sebesar Rp.1000 – Rp.2000 / Kg bawang

tergantung besar kecilnya bawang yang akan dikupas.

4.1.6 Sarana dan Prasarana a. Bangunan

Tempat usaha Mdn-Crispy 22 merupakan rumah pribadi dari Pak Koad

sendiri, proses pengupasan dan penggorengan dilakukan di dapur rumah pak Koad

itu sendiri dan tempat pengemasan dilakukan di ruangan khusus yang disediakan

untuk melakukan proses pengemasan, tetapi tempat pengupasan bawang dilakukan

di rumah karyawan masing-masing yang merupakan ibu rumah tangga yang berada

disekitar tempat usaha.

b. Jaringan Internet

Jaringan internet di lokasi usaha Mdn-Crispy 22 cukup mendukung untuk

melakukan koneksi internet. Dukungan jaringan internet dapat dimanfaatkan

sebagai upaya mempromosikan produk melalui dunia maya dan proses pemesana

melalui online, selain itu jaringan internet juga berguna untuk memperbaharui

informasi bagi pemilik usaha dalam hal inovasi pelayanan dan produk.

c. Akses Jalan

Akses menuju lokasi usaha berupa jalan yang berada didalam komplek

(24)

sehingga memudahkan mobilitas dalam mendistribusikan produk ataupun

mendatangkan bahan baku.

d. Peralatan

Peralatan yang digunakan dan tersedia dalam usaha Mdn-Crispy 22 cukup

mendukung kegiatan oprasional produksi dari usaha Mdn-Crispy 22 karena

peralatan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Adapun alat dan bahan

yang digunakan adalah :

1. Penggorengan, tempat menggoreng bawang mentah menjadi bawang

goreng.

2. Vacuum Frying,menggoreng bahan baku dengan menurunkan tekanan

udara pada ruang penggorengan sehingga menurunkan titik didih air sampai

50°-60° C. Dengan turunnya titik didih air maka bahan baku yang biasanya

mengalami kerusakan/perubahan pada titik didih normal 100 °C bisa

dihindari.

3. Serokan, untuk mengambil bawang yang telah digoreng dari penggorengan.

4. Alat Pengiris, untuk mengiris bawang mentah menjadi potongan bawang

kecil-kecil. Alat ini terbuat dari baja anti karat yang dioperasikan oleh motor

listrik.

5. Kompor, sebagai alat pembakar untuk melakukan proses penggorengan.

Alat ini dioperasikan dengan menggunakan tabung gas sebagai bahan bakar.

6. Alat pemeras, untuk menurunkan/mengeluarkan minyak tertinggal dalam

bawang goreng. Alat ini terbuat dari besi dan kaleng yang dioperasikan

(25)

7. Bawang merah Samosir, sebagai bahan baku utama.

8. Minyak goreng, merupakan bahan pembantu proses penggorengan.

4.1.7 Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan Mdn-Crispy 22 adalah bahan baku yang bermutu

dan memiliki standar mutu yang baik. Sebagai produsen bawang goreng Mdn-Crispy

22 memilih bawang merah yang berkualitas yang berasal dari Kabupaten Samosir

dan bumbu – bumbupun dipilih berdasarkan permintaan konsumen dan inovasi rasa

yang dilakukan Mdn-Crispy 22.Untuk memenuhi permintaan perharinya yang

mencapai 20 kg dan keperluan tigaatau empat ton bawang merah, maka Pak Koad

selaku pemilik menerapkan strategi untuk mempersiapkan keperluan stok bahan baku

untuk seminggu kegiatan usaha.

4.1.8 Proses Produksi

Proses produksi yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 memiliki standar

produksi yang telah diterapkan sejak berdirinya usaha ini. Proses produksi

pembuatan bawang goreng dimulai dari : pemilihan bahan baku, pengupasan bawang

merah, penyortiran bawang merah, pemotongan bawang merah, penggorengan

bawang merah, pencampuran dengan bumbu, dan pengemasan. Dalam setiap tahapan

produksi bawang goreng mengutamakan kebersihan dan kualitas kerja.Usaha ini

sebenarnya tidak membutuhkan keahlian khusus. Bahan baku dan alat yang

dibutuhkan serta prosesnya pun terbilang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan

(26)

Bahan tambahan lainnya misalnya cabai atau ikan teri atau udang, tergantung

resep masing – masing. Alat-alat yang diperlukan antara lain wajan, kompor, dan

pisau dapur atu memakai alat pemotong khusus pemotong bawang. Yang pertama

sekali dilakukan dalam pembuatan bawang goreng ini ialah pengupasan kulit kering

bagian luar. Setelah itu , bawang hasil kupasan kemudian ditiriskan. Berdasarkan

pengalaman beberapa perajin, hasil kupasan ini biasanya didiamkan sehari semalam

dan ditempatkan pada tempat yang tidak terkena matahari. Perlakuan ini

dimaksudkan agar kadar air yang ada di dalam bawang goreng benar-benar minimal

sehingga bisa mempercepat proses penggorengan nantinya. Pengurangan kadar air

juga berpengaruh terhadap penampilan bawang gorengnya. Kadar air yang masih

tinggi akan menyebabkan warna bawang goreng agak kecoklatan/kehitaman.

Keesokan harinya, bawang dicuci dengan air bersih sekedar menghilangkan

kotoran ringan.Hasil pencucian ditiriskan dan dilanjutkan dengan

pengirisan.Pengirisan ini bisa menggunakan alat khusus atau biasa juga dengan pisau

biasa. Namun, tentu saja dengan menggunakan alat menggunakan alat hasilnya akan

lebih banyak dan seragam, dengan menggunakan pisau biasa, satu orang hanya

mampu mengiris 20 kg bawang setiap harinya. Sementara jika menggunakan alat,

setiap orang akan mampu mengiris sampai ratusan kilo.

Bawang yang sudah diiris kemudian digoreng dengan menggunakan

penggorengan biasa dan menggunakan vacuum frying. Setelah proses penggorengan

selesai, bawang akan ditiriskan terlebih dahulu kemudian akan di kemas kedalam

(27)

kedalam kemasan plastik yang berukuran sama. Untuk restauran akan dijual dengan

ukuran 1 kg.

4.2 Identitas Informan 1 Informan Kunci

Nama : Koad Chamdi

Umur : 40

Pendidikan Terakhir : SMA

2 Informan Utama

Nama : Muhammad Abdi

Umur : 49

Pendidikan Terakhir : SMA

3 Informan Utama

Nama : Sukma Pertiwi

Umur : 45

Pendidikan Terakhir : SMA

4 Informan Tambahan

Nama : Sutini

Umur : 35

(28)

5 Informan Tambahan

Nama : Susi

Umur : 41

Pendidikan Terakhir : SMA

4.3 Analisa Data

Dalam sub – bab ini akan dianalisa semua data yang diperoleh dari hasil

wawancara. Adapun ahsil analisa yang dilakukan adalah dengan analisa deskripif

kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informan data tersebut

sesuai dengan fokus kegiatan penelitian.

Dari seluruh data dan informasi yang dikumpulkan, baik melalui studi pustaka,

wawancara mendalam (depth interview) dengan informan, studi dokumentasi maupun

catatan – catatan peulis sewaktu melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian,

maka dapat diberikan suatu analisa tentang Pelaksanaan Langkah – Langkah

Positioning Produk Bawang Goreng Inovatif Pada Mdn-Crispy 22 Jalan Anugrah VII

Kompleks Cemara Abadi, Keluraham Sampali, Kabupatem Deli Serdang.

Berkaitan dengan hasil penelitian ini dapat dijelaskan secara keseluruhan

beberapa indikasi mengenai langkah – langkah positioning yang dilakukan oleh usaha

(29)

4.3.1 Perbedaan Produk Mdn-Crispy 22 dengan Produk Pesaing Sejenis

Untuk mengetahui perbedaan produk bawang goreng Mdn-Crispy 22

denganbawang goreng produksi usaha lainnya. Adapun pertanyaan mengenai

produk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad, beliau

mengatakan:

“ Produk olahan kami merupakan produk olahan bawang dengan kualitas yang baik dibandingkan olahan bawang dari usaha lain karena jaminan kualitas produknya sudah diakui oleh konsumen”

Menurut Kotler (2009 :57) Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual

produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan

sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan

kegiatan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya

beli pasar.Produk secara umum daat diartikan sebagai segala sesuatu yang baik yang

berwujud ataupun yang tidak berwujud yang dihasilkan oleh produsen untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen.

Keinginan konsumen yang semakin berkembang dan terus berubah – berubah

mengikuti zaman memaksa setiap produsen untuk terus berinovasi mengikuti

keiinginan konsumen agar tercipta permintaan atas produk yang diproduksi menjadi

tinggi.Selain untuk memenuhi keinginan konsumen, produsen juga harus

menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produsen lainya atau produsen

(30)

produsen pesaing maka dapat menjadikan perusahaan tersebut menjadi market leader

di pasar.

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa sebenarnya produk

olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 memiliki keunggulan dan faktor pembeda

dengan olahan bawang goreng sejenis yang diproduksi oleh produsen lainnya.

Mdn-Crispy 22 memproduksi bawang goreng dengan kualitas bahan – bahan yang terbaik

dan bermutu terbukti dengan tanggapan psoitif dari konsumen dan permintaan akan

produk yang stabil dan cenderung meningkat.

Perbedaan produk olahan bawang goreng yang dilakukan Mdn-crispy dengan

olahan bawang goreng lainnya berfokus pada : pemilihan bahan baku yang

berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik, variasi rasa bawang goreng yang

beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan hingga saat ini telah berhasil

menjadi market leader untuk penjualan bawang goreng olahan di daerah Sumatera

Utara.

4.3.2 Standar Baku Pengelolaan Produk

Untuk mengetahui standar pengelolaan produk.Adapun pertanyaan

mengenaiproduk. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik, Pak Koad,

beliaumengatakan:

(31)

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Abdi(pegawai),beliau mengatakan:

“Ada, standar pengeloaan produk dimulai dilaksanakan secara terus – menerus dari mulai tahapan pemilihan bahan baku sampai penjualan produk ke konsumen”

Dalam pelaksanaan setiap kegiatan dibutuhkan suatu standar yang mengatur

jalannya kegiatan usaha dan menciptakan iklim yang teratur dalam pelaksanaan

kegiataan usaha. Standar yang ada dalam setiap perusahaan dan setiap usaha bebeda

– beda disesuaikan dengan budaya perusahaan dan kemampuan ataupun kapabilitas

dari perusahaan itu sendiri. Dalam pengelolaan produk sangat penting tersedianya

standar yang jelas untuk memproduksi produk, agar produk yang dihasilkan dapat

menjadi produk yang baik dan terstandarisasi dengan baik.

Standar yang telah disepakati dan disetujui maka harus di dibakukan dalam

bentuk peraturan yang harus dipatuhi oleh pihak – pihak yang berkepentingan dalam

tahapan pengelolaan produk.Standar yang telah disepakati dan disetujui oleh suatu

usaha juga harus di standarisasi untuk mencapai nilai keobjektifitasan standar yang

baik.

Hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa Mdn-Crispy memiliki

standar baku dalam pengelolaan produk, dimana standar tersebut dimulai dari yang

pertama, standar pemilihan bahan baku untuk olahan bawang goreng, dalam kegiatan

pemilihan bahan baku yaitu : bawang dan bahan pendukung lainnya, Mdn-Crispy 22

memilih bahan – bahan yang terbaik dan unggulan. Seperti untuk bawang merah,

Mdn- Crispy memilih bawang merah yang berasal dari pulau Samosir daerah Danau

(32)

bawang merah yang memiliki bentuk lebih kecil dibanding bawang varian lain,

namun aromanya yang menyengat dan memiliki kandungan air yang sedikit

menjadikan bawang ini menjadi pilihan banyak orang dan ibu rumah tangga dalam

urusan kuliner. Sebagai penambah cita rasa seperti cabai, udang maupun ikan teri

Medan yang khas menggunakan kualitas yang baik.

Untuk mendukung standar pengeloaan produk yang dimiliki oleh Mdn-Crispy

22 maka Mdn – Crispy 22 juga terstandarisasi Halal oleh MUI dan Sertifikasi Dinas

Kesehatan (P. IRT No. 2031275001988).Standar dan Mutu Kemasanjuga dijaga

dengan memilih kemasan yang menarik bermutu baik untuk menjaga kualitas dari

Bawang Crispy sendiri. Dengan toples yang berkualitas baik dilengkapi seal penutup

kedap udara menjadikan Bawang Crispy lebih steril dan higienis.

4.3.3 Kesalahan Dalam Pengelolaan Produk

Untuk mengetahui kesalahan dalam pengelolaan produk dan langkah – langkah

yang dilakukan untuk menanggulangi kesalahan.Adapun pertanyaan mengenai

produk. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik, Pak Koad,

beliau mengatakan:

“Pernah, jika terjadi kesalahan maka langsung dilaksanakan penanggulangan atas kesalahan tersebut dan setelah dilaksanakan penanggulangan maka dilaksanakan evaluasi”

Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Tiwi (pegawai), beliau mengatakan:

(33)

Dalam pelaksaanaan kegiatan pengelolaan produk dibutuhkan pola tindakan

atapun tahapan – tahapan mulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan

evaluasi, dimana tahapan – tahapan tersebut dilaksanakan untuk menghindarkan

terjadinya kesalahan atau kekeliruaan dalam penegeloaan produk.

Dalam mengelola produk dan setiap kegiatan pengelolaan produk, usaha

ataupun perusahaan pasti pernah mengalami kesalahan yang menimbulkan kegagalan

dalam mengelola produk.Akan tetapi perusahaan ataupun usaha tidak dapat hanya

berdiam diri dan membiarkan kesalahan itu terjadi sehingga dibutuhkan langkah –

langkah penanggulangan yang dapat mengantisipasi produk dan menanggulangi

kesalahan.

Kesalahan – kesalahan yang terjadi dapat dibagi atas dua yaitu: kesalahan

sistemik yaitu kesalahan yang terjadi yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap

tahapan –tahapan lainnya ataupun mempengaruhi elemen lainnya, yang kedua adalah

kesalahan non sitemik yaitu kesalahan yang terjadi yang tidak dapat mempengaruhi

tahapan – tahapan berikutnya dan elemen – elemen lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh informasi bahwa dalam kegiatan

pengeloaan produk di Mdn-Crispy 22 pernah terjadi kesalahan, hanya intensitas

kesalahan yang terjadi tidak rutin dan kesalahan yang terjadi kebanyakan adalah

kesalahan non sistemik. Kesalahan – kesalahan yang terjadi pada tahapan pengeloaan

produk umumnya terjadi pada kegiatan pemasakan dari bawang merah untk diolah

dijadikan bawang goreng, dimana ditemukan kesalahan yaitu bawang goreng yang

(34)

dengan pemilik mengambil langkah untuk menanggulangi kesalahan tersebut dengan

menerapkan aturan yang mengatur besar api, kuantitas bawang yang digoreng, dan

minyak yang digunakan adalah minyak goreng dengan kuliatas terbaik dan hanya

bisa digunakan sebanyak 2 kali dan bawang goreng yang gosong dan tidak sesuai

standar langsung dipisahkan atau disortir dengan yang masih baik.

Dari hasil penanggulangan yang dilaksanakan oleh Mdn-Crispy 22 maka dapat

diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy 22 tanggap dalam menanggulangi setiap

kesalahan yang terjadi terbukti dengan langkah – langkah komprehensif yang

diambil dan dilaksanakan untuk penanggulangan kesalahan.

4.3.4 Jenis – Jenis Pelayanan di Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui tentang jenis layanan yang disediakan oleh Mdn-Crispy

22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai pelayanan. Dari hasil wawancara dengan

Bapak Koad selaku pemilik, Beliau mengatakan :

“ Jenis – Jenis pelayanan yang tersedia adalah layanan pesan antar, pelayanan ( delivery order), layanan terhadap pesanan dalam ukuran ataupun jumlah per bungkus hingga per kilogram”.

Menurut Kotler (2002:83) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya, yang

pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun.Produksinyadapat dikaitkan atau tidak pada satu produk fisik sehingga

pelayanan merupakan perilau produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

(35)

Pelayanan dialaksanakan oleh setiap usaha ataupun perusahaan dilaksanakan

oleh perusahaan dengan memperhatikan setaip elemen yang tersedia dan jenis

produk yang dijual ataupun produk yang di tawarkan produsen kepada

konsumen.Pelayanan dapat menjadi landasan utuk atau bagi konsumen untuk setia

ataupu loyal kepada perusahaan ataupun produk yang diual atau diperoduksi.Karena

produksi dapat menimbulakan dampak emosional bagi konsumen untuk memutuskan

pembelian dan untuk memutuskan menjadi pelanggan tetap dari usaha tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh gambaran tentang pelayanan

dari Crispy 22 adalah sebagai berikut : pelayanan yang disediakan oleh

Mdn-Crispy 22 untuk konsumen adalah layanan yang berfokus pada distribusi dan

kuantitas produk yang diminta oleh konsumen dari Mdn-Crispy terbukti dengan

tersedianya layanan pesan antar dan melayani pemesanan dalam partai besar,

sedangkan untuk pemebelian langsung konsumen dapat langsung ke lokasi

pembuatan sekaligus menjadi outlet penjualan.

4.3.5 Kesesuaian Kemampuan Karyawan Dengan Standar Pelayanan Yang Diterapkan Di Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui tentang kesesuian kemampuan karyawan dengan standar

pelayanan yang diterapkan di Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai

pelayanan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau

mengatakan :

(36)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupaka elemen yang pendting untuk

menjalankan usaha, sumber daya manusia memiliki peran sebagai leader atas seluruh

sumber daya yang tersedia dan yang dimiliki oleh perusahaan. Atas dasar tersebut

dibutuhkan kualitas SDM yang baik untuk dapat mengelolah setiap sumber daya

yang ada untuk pencapain tujuan perusahaan atau kegiatan usaha.

Manusia yang diperkerjakan dalam suatu perusahaan ataupun perusahaan

sering dikena dengan sebutan karyawan, karywan merupakan individu yang

diperkerjakan untuk melaksanakan setiap kegiatan yang telah diatur dan

terstandarisasi.Karyawan yang baik adalah karyawan yang mengerti iklim

pekerjaannya, mengerti pekerjaannya, memiliki kemampuan untuk melaksanakan

setiap tugas yang diberikan dan mampu mengantisipasi setiap masalah yang terjadi

sesuai dengan level pekerjaannya.

Untuk menciptakan kualitas karyawan yang baik dan sesuai dengan standar

yang dibutuhkan oleh perusahaan aka diperlukan pelatihan – pelatihan keterampilan

yang dapat memebantu peningkatan kemampuan karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti maka diperoleh

informasi tentang kesesuian kemampuan karyawan dengan standar pelayanan di

Mdn-Crispy 22 adlah sebagai berikut : karyawan yang bekerja di Mdn-Crispy 22

merupakan karyawan yang direkrut dari masyarakat sekitar rumah pemilik usaha,

dimana karywan tersebut dilatih keterampilannya untuk melaksanakan pelayanan,

mulai dari tahapan produksi bahan baku sampai penjualan produk kepada konsumen.

(37)

dalam hal pelayanan sudah pada level baik dan sesuai dengan standar pelayanan

yang dimilki oleh Mdn-Crispy 22 yaitu: Disipli, Cepat, Sigap, dan Ramah.

4.3.6 Kegiatan Distribusi Produk Dari Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui tentang bagaimana kegiatan distribusi produk dari

Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai distribusi pelayanan. Hasil

wawancara dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :

“Sejauh ini kegiatan distribusi produk dari Mdn Crispy 22 dimulai dari toko sekaligus tempat pembuatan langsung ke distributor dan langsung mencapai konsumen”

Setelah produk diproduksi oleh perusahaan maka dilaksanakan kegiatan

distribusi untuk menjangkau konsumen atau pasar dan untuk menjual produk kepada

calon konsumen ataupun pasar.Pada tahapan ini yang menjadi fokus utama

pembahasan adalah distribusi produk pasca produksi. Menurut Kotler (2007 :122)

saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup

dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan oleh

konsumen atau pengguna bisnis. Saluran distribusi harus mengedepankan paham

efisien dan efektif, dimana dengan mengedepankan pemahaman tersebut maka akan

membantu usaha untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti tentang kegiatan

distribusi produk diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy 22 menggunakan pola

distribusi yang konvensional dimana produk pasca produksi langsung didistribusikan

kepada distributor dan langsung di distribusikan kepada konsumen melalui kegiatan

(38)

distributor itu dan kemampuan distributor menjual produk tersebut kepada

konsumen. Distributor dari Mdn-Crispy 22 mulai dari distributor kecil hingga

distributor besar seperti: swalayan hingga mallmall besar. Permintaan terhadap

produk bawang goreng Mdn-Crispy 22 berjalan stabil dan cenderung meningkat

sehingga Mdn-Crispy melaksanakan kegiatan distribusi produk yang rutin kepada

setiap distributornya yang disesuaikan dengan ketersediaan produk di tempat

disributor.

4.3.7 Kesulitan Dalam Mendistribusikan Produk Dari Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui kesulitan dalam mendistribusikan produk dari Mdn-Crispy

22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai distribusi pelayanan. Hasil wawancara

dengan Bapak Koad selaku pemilik, beliau mengatakan :

“ Ada, kesulitannya adalah armada yang kurang, cara menanggulanginya adalah dengan mempercepat waktu pendistribusian produk untuk pencapaian ketepatan”

Distribusi merupakan tahapan penting dalam kegiatan perusahaan ataupun

usaha.Distribusi produk pasca produksi memiliki peranan penting bagi kelangsungan

produk dan keeksisan dari produk itu sendiri.Dalam distribusi perusahaan diharuskan

memiliki kemampuan untuk menetapkan langkah – langkah yang tepat dan akurat

untuk pencapaian tujuan usaha.Kendala ataupun kesulitan yang dihadai suatu usaha

dalam mendistribusikan produknya datang dari sisi internal maupun eksternal. Dari

sisi internal kendala dapat berasal dari kebijakan yang keluarkan oleh pengambil

(39)

penunjang dalam distribusi, kendala yang berasal dari eksternal seperti kendala yang

bersumber dari cara pendistribusian, tempat yang dituju, dan konsumen.

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi tentang kesulitan yang

dihadapi oleh Crispy 22 dalam kegiatan distribusi adalah sebagai berikut:

Mdn-Crispy 22 memiliki kesulitan ataupun kekurangan dari kurangnya fasilitas

transportasi untuk mendistribusikan produk sehingga mengharuskan Mdn-Crispy

harus mendistribusikan produknya lebih cepat agar sampai dengan tepat waktu dan

Mdn – Crispy 22 juga mengatur sistem pemesanan agar tidak terjadi ketimpangan

dengan cara membuat database pemesanan atas bawang goreng setiap bulannya.

4.3.8 Penilaian Konsumen Terhadap Produk Dari Mdn – Crispy 22

Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap produk dari Mdn – Crispy

22.Adapun pertanyaan tersebut mengenai citra usaha. Hasil wawancara dengan dua

orang konsumen, konsumen pertama yaitu ibu Tini, Beliau mengatakan:

“Mdn-Crispy menghasilkan bawang goreng terbaik dan selalu menjaga kualitasnya dan pelayananya sangat baik”

Seirama dengan konsumen pertama, ibu susi menyatakan bahwa :

“Mdn- Crispy22 memproduksi olahan bawang goreng yang inovatif dan dengan kualitas bahan – bahan yang digunakan adalah bahan – bahan terbaik”

Konsumen memiliki posisi terpenting dalam seluruh kegiatan usaha karena

konsumen merupakan tujuan dari adanya kegiatan usaha.selain memilki posisi

penting, konsumen juga sebagai tolak ukur untuk suatu perusahaan dinyatakan

(40)

perusahaan yang dapat dikatakan berhasil dan mampu bersaing dengan perusahaan

lainnya adalah perusahaan yang mampu memilki konsumen yang banyak dan

menjadi pelanggan yang tetap.

Selain melaksanakan kegiatan pembelian konsumen juga melaksanakan

kegiatan penilaian yaitu penilaian terhadap produk ataupun perusahaan itu sendiri

yang disebut citra produk dan citra usaha.

Kotler(2000:599) menyatakan bahwa : “image is the set beliefs, ideas,and

impressions and that people hold of object” yang berarti adalah citra adalah

kepercayaan, tanggapan sesorang terhadap sesuatu benda ataupun produk.

Berdasarkan pengertian diperoleh informasi bahwa penilaian produk yang dilakukan

oleh konsumen terhadap produk menghasilkan citra bagi produk itu sendiri ataupun

kepada perusahaan yang memproduksi produk tersebut.Kegiatan penilaian produk

tersebut melalui tahapan evaluasi dalam diri konsumen itu sendiri yang kemudian

diwujudkan melalui keputusan yang diambil oleh konsumen itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara tentang penilaian konsumen terhadap produk

dari Mdn – Crispy 22 diperoleh informasi bahwa konsumen merasa puas dan

menyukai produk yang diproduksi oleh Mdn-Crispy 22 terbukti dengan pemesanan

selalu stabil bahkan cenderung meningkat. Rata-rata, tiap hari dia memproduksi 30

kg bawang goreng original, 15 kg bawang teri pedas dan 10 kg bawang pedas. Harga

yang ditawarkan variatif mulai dari Rp 13.000 untuk bawang original, Rp 19.000

bawang pedas dan Rp 25.000 bawang teri pedas dalam tiap kemasan 100 gr. Omset

(41)

bulan.Bawang goreng Crispy 22 juga telah menembus pasar luar kota, hingga ke

Bandung, Yogyakarta dan Papua bahkan menjangkau hingga Malaysia. Berdasarkan

dari data tersebut diperoleh informasi bahwa konsumen sudah merespon positif

terhadap produk olahan bawang goreng dari Mdn-Crispy 22 dan menjadinya bawang

goreng Mdn-Crispy 22 sebagai pilihan utama.

4.3.9 Ethos Kerja Karyawan Di Mdn-Crispy 22

Untuk mengetahui ethoskerja karyawan di Mdn-Crispy 22.Adapun pertanyaan

tersebut mengenai karyawan. Hasil wawancara dengan pemilik Bapak Koad, Beliau

mengatakan:

“ Karyawan memiliki disiplin yang baik, rajin, memiliki keinginan kerja yang

baikll, dan keterampilan kerja yang baik juga”

Ethos berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti karakter, cara hidup,

kebiasaaan sesorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia

mereka , yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang komprehensif

mengenai tatanan. Dari pengertian diatas jika ethos digabungkan dengan kerja

karyawan maka memilki pengertian yaitu kebiasaan kerja karyawan dalam

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan yang ada.

Ethos kerja yang baik dan berkualitas dari karyawan akan berdampak terhadap

hasil ataupun output yang baik dan berkualitas. Dalam menumbuh kembangkan ethos

(42)

Berdasarkan hasil wawancara tentang ethos kerja karyawan di Mdn-Crispy 22

diperoleh informasi bahwa karyawan di Mdn- Crispy memiliki ethos kerja yang baik,

karyawan juga memilki sikap disiplin yang baik. Dengan hasil wawancara yang

tersebut maka dapat berdampak baik bagi usaha Mdn-Crispy 22 dan Mdn-Crispy 22

dapat memfokuskan melaksanakan perbaikan di bagian lainnya.

4.3.10 Pembagian Tanggung Jawab dan Hak Karyawan.

Untuk mengetahui pembagian tanggung jawab dan hak karyawan.Pertanyaan

tersebut mengenai karyawan. Hasil wawancara dengan karyawan Bapak Abdi, Beliau

mengatakan :

“ Pembagian tanggung jawab disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan pegawai itu sendiri, dan untuk haknya dibagi sesuai dengan hasil kerja pegawai”

Senada dengan Bapak abdi, ibu tiwi mengatakan :

“ tanggung jawab dibagi sesuia kemampuan dan haknya dibagi secara seimbang”

Karyawan dalam kegiatan usaha selain harus memilik ethos kerja yang baik

juga harus mendapat pembagian tanggung jawab yang jelas yang dapat membimbing

dan mengarahkan setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Tanggung jawab dan hak

kerja karyawan adalah aspek yang harus diperhatikan oleh suatu usaha atau pemilik

usaha, karena dengan distribusi tanggung jawab yang baik maka akan menciptakan

karyawan yang berdedikasi terhadap setiap pekerjaanya.

Pembagian tanggung jawab harus disesuaikan dengan kemampuan dan

kapasitas karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Karena jika

(43)

maka akan menimbulkan kegiatan kerja yang tidak efisien dan hasil kerjanyapun

tidak maksimal. Sedangkan untu pembagian hakpun harus disesuaikan dengan

tanggung jawab dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan. Hak karyawan yang

diberikan sesuai dengan tanggung jawab karyawan akan menimbulkan motivasi yang

bagi karyawan, sedangkan pemberian hak karyawan yang tidak baik akan

menjadikan beban bagi suatu usaha.

Berdasarkan hasil wawancara tentang pembagian tanggung jawab dan hak

karyawan diperoleh informasi bahwa pembagian tanggung jawab dan hak kerja di

Mdn-Crispy 22 merata.

4.4 Pembahasan

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP

(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi beberapa

segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan memilih satu atau

beberapa segmen pasar tersebut untuk dijadikan pasar sasaran, selanjutnya adalah

menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak konsumen.

Menurut Kotler (2007:375) positiong adalah tindakan merancang tawaran dan

citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing)

didalam benak pelanggan sasarannya.Hasil akhir positioning adalah terciptanya

proporsi nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli.

Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini

dikemukakan oleh Regis McKenna (1985) dalam Yuli Prihartini (2008:20) yang juga

(44)

The positioning proces sshould begin with the product themselves .To gain a

strong product positioning, a company must differentiate its product from all other

products on the market. The goal is to give the product aunique position in the market

place.

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus

dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioningi yang kuat

suatu perusahaan perlu melakukan difrensiasi dalam banyak faktor yaitu : teknologi,

harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.

Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang meletakkan citra

baik produk di dalam benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat lebih unggul

dari produk pesaing. Yang menjadi perhatian penting adalha bagaimana cara agar

konsumen dapat memiliki kesamaan persepsi dengan perusahaan tentang produk yang

di tawarkan tersebut.

Berdasarkan pada hal tersebut maka peneliti dalam penelitian ini

mendeskripsikan tentang langkah – langkah positioning dari produk bawang goreng

Mdn- Crispy 22. Langkah – langkah positioning terdiri atas: produk, pelayanan,

saluran distribusi, karyawan, dan citra.

Produk dari Mdn- Crispy adalahproduk olahan bawang goreng yang berfokus

pada : pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengemasan yang inovatif dan menarik,

variasi rasa bawang goreng yang beraneka ragam. Mdn-Crispy 22 sejak didirikan

hingga saat ini telah berhasil menjadi market leader dengan standar pengelolaan

(45)

pemintaan konsumen seperti layanan pesan antar dan layanan pesan yang disesuaikan

dengan kuantitas.

Distribusi Mdn-Crispy 22 menggunakan pola distribusi yang konvensional

dimana produk pasca produksi langsung didistribusikan kepada distributor dan

langsung di distribusikan kepada konsumen melalui kegiatan direct selling.

Mdn-Crispy 22 memilih distributor berdasarkan kredibilitas dari distributor itu dan

kemampuan distributor menjual produk tersebut kepada konsumen. Distributor dari

Mdn-Crispy 22 mulai dari distributor kecil hingga distributor besar seperti: swalayan

hingga mallmall besar. Mdn-Crispy 22 memiliki kesulitan ataupun kekurangan dari

kurangnya fasilitas transportasi untuk mendistribusikan produk sehingga

mengharuskan Mdn-Crispy harus mendistribusikan produknya lebih cepat agar sampai

dengan tepat waktu dan Mdn – Crispy 22 juga mengatur sistem pemesanan agar tidak

terjadi ketimpangan dengan cara membuat database pemesanan atas bawang goreng

setiap bulannya.

Berdarsarkan penjelasan diatas maka diperoleh informasi bahwa pelaksanaan

positioning dari Mdn-Crisy merupakan pelaksanaan positioning yang berfokus pada

menentukan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan menerapkan ide

inovasi dalam setiap pembuatan produknya, Membuat standar pengeloaan produk,

menentukan standar evaluasi, menentukan tipe pelayanan, menentukan saluran

distribusi, merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Hal ini juga didukung

oleh peneliti tedahulu yaitu menurut Arif dengan judul penelitian “Langkah – langkah

Menetapkan Positioning PT. Telkom Flexi Yogyakarta Pasca Perubahan Logo” yang

(46)

menetapkan positioning yang dilakukan oleh Telkom Flexi Yogyakarta setelah

pergantian logo adalah dengan menentukan produk pasar yang relevan, mendata

kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi pesaing, menentukan standar evaluasi,

menetapkan daerah yang potensial, mengidentifikasi kesenjangan posisi,

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan langkah – langkah pelaksanaan

positioning pada Mdn-Crispy 22. Dalam pelaksanaan langkah – langkah pelaksanaan

positioning terdapat: produk, pelayanan, saluran distribusi, citra, dan karyawan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan tentang maka diperoleh

informasi sebgai berikut:

1. Produk dari Mdn-Crispy 22 maka diperoleh informasi bahwa Mdn-Crispy

telah mampu menempatkan produknya ke target pasar yang dituju terbukti

dengan pesanan atas produk yang selalu stabil bahkan meningkat.

2. Pelayanan yang tersedia untuk kosumen adalah layanan pesan antar dan

layanan jumlah produk .

3. Saluran distribusi yang diterapkan oleh Mdn- Crispy 22 merupakan

saluran distribusi yang sederhana yang bergantung pada calon distributor

dan jumlah pemesanan.

4. Pelaksanaan kegiatan dari Mdn-Crispy 22 berfokus untuk menciptakan

citra yang baik bagi konsumen.

5. Karyawan yang ada di Mdn-Crispy 22 adalah karyawan yang terampil dan

terlatih untuk melaksanakan setiap kegitan oprasional usaha dari Mdn –

(48)

5.2 Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, penulis

bermaksud memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan distrubusi maka diperlukan

peningkatan dari sarana dan pra sarana pendukung dari kegiatan distribusi.

2. Untuk meningkatkan dan memperbesar usaha Crispy 22 maka

Mdn-Crispy 22 perlu melaksanakan kegiatan bauran pemasaran yang dapat

membantu peningkatan penjualan yang nantinya berdampak terhadap

(49)

BAB II

KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan kemampuan seorang ahli peneliti dalam

mengaplikasikan pola berpikirnya dalama menyusun secara sistematis teori teori

yang mendukung permasalahan penelitian

Menurut Jogiyanto (2004:39) teori adalah kumpulan dari konsep, definisi,

dan proporsi – proporsi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan

memprediksi fenomenana atau fakta.Menurut Effendy (2004:224) teori berguna

untuk menjadi titik tolak atau landasan berpikiri dalam memecahkan atau

menyoroti masalah.Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan,

memprediksikan, dan menemukan keterpautan fakta – fakta yang ada secara

sistematis.Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis

mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori

teori yang digunakan adalah

2.1 Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler (1997:5) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manejerial yang di dalam proses itu individu dan kelompok memperoleh

sesuatu yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Sunarto (2004:4) Pemasaran adalah pemenuhan kepuasan

(50)

menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan

mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Pemasaran

sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat

penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.1.2 Unsur Strategi Pemasaran

Dalam strategi pemasaran terdapat tiga komponen utama yaitu:

a) Diferensiasi

Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran

dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi

pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan oleh

perusahaan lain. Diferensiasi produk adalah semua usaha konkret yang

dilakukan oleh perusahaan agar produk yang ditawarkan mempunyai suatu

perbedaan yang positif dimata pelanggan berbeda dari yang ditawarkan

pesaing.

b) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi pemasaran suatu organisasi dibentuk oleh empat

kombinasi yang disebut dengan bauran pemasaran (4P). Bauran pemasaran

merupakan kombinasi variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran

(51)

diinginkan dalam pasar sasaran. Berikut adalaha bagian dari bauran

pemasaran :

1) Product, yang dapat menjadi customer solution dalam arti produk

yanng dihasilkan oleh perusahaan nasabah memberikan solusi bagi

konsumen individu, dan akan lebih baik apabila ditambah dengan

produk atau layanan yang lain.

2) Price, harus dilihat sebagai costyang dikeluarkan konsumen dalam

membeli, menggunakan maupun menyimpan. Penetapan harga oleh

produsen tidak akan berarti bila belum dihitung konsekuensi financial

total yang menjadi beban konsumen. Kondisi tersebut berkembang

sejalan dengan kemudahan informasi yang diperoleh bagi konsumen.

3) Place, lokasi berarti berhubungan dengan berbagai kegiatan

perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau

dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels,

coverage, assortments, locations, inventory, and transport.

4) Promotion, yang dilakukan bersifat komunikasi dengan para

stakeholder, yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat

umum melalui bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi

penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan pribadi dan

(52)

c) Penjualan (Selling)

Hal terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara

menjual produk tersebut. Menjual (selling) berbeda dengan memasarkan

(marketing), selling mengacu pada usaha membuat konsumen membeli

tawaran sesuai dengan strategi pemasaran. Taktik selling yang harus

dilakukan adalah dengan menjual manfaat produk kepada konsumen,

bukan lagi menjual features product.

2.1.3 Tiga Langkah Pokok Inti Pemasaran Strategis

Menurut Kotler (2007:45) hakikat dari pemasaran strategis modern

terdiri atas tiga langkah pokok yaitu Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan

Positioning. Ketiga langkah ini sering disebut dengan STP ( Segmenting,

Targeting, Positioning). Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni

mengidentifikasikan dan membutuhkan produk dan/ atau bauran pemasaran

tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan

memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki dilayani.Langkah ketiga

adalah positioning, yaitu tindakan positioning, yaitu tindakan membangun dan

mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dan produk di dalam pasar.

2.2 Positioning

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP

(Segmentation-Targetting-Positioning). Setelah membagi pasar menjadi

beberapa segmen pasar berdasarkan indikator – indikator tertentu atau dan

(53)

selanjutnya adalah menentukan posisi yang ingin diwujudkan dalam benak

konsumen.

2.2.1. Pengertian Positioning

Pengertian Positioning menurut Ries & Trout (2002:3) :

Positioning is the first body of thought to come to grips with the

problems of communicating in a overcommunicated society”

PositioningmerupakansesuatuyangAndalakukanterhadappikiran

calonkonsumen,yaknimenempatkanprodukitupadapikirancalonkonsumen

melaluikomunikasi.

MenurutHermawanKartajaya (2004:11):

The strategyforleadingyourcustomers credibly.

Yaituupayamengarahkanpelanggansecarakredibel.Hermawanberpendapat

bahwapositioningmerupakanbeingstrategy,taklainadalahupaya

kitauntukmembangundanmendapatkankepercayaanpelanggan.

MenurutKotler(2007:375)adalahtindakanmerancangtawarandancitraperus

ahaansehinggamenempatiposisiyangkhas(dibandingkanpara

pesaing)didalambenakpelanggansasarannya.Hasilakhirpositioningadalah

terciptanyaproporsinilaiyangpas,yangmenjadialasanbagipelangganuntuk

membeli.

MenurutRhenaldKasali(1998:256),positioningadalahstrategikomunikasiu

ntukmemasukijendelaotakkonsumen,agarproduk/merek/namasuatuprodukmeng

(54)

keunggulanterhadapproduk/merek/namalaindalambentukhubunganasosiatif.

MenurutHermawanKartajaya,Yuswohady,JackyMussrydan

Taufik(2004:62) ada empat kriteria untuk menentukan positioning

berdasarkankajianterhadap4CDiamonddalammodelSustainableMarket-ing

Enterprise.Keempatkriteriatersebutadalah:Customer,Company,Competitor, dan

Change.

1. Didasarkanpadakajianataspelanggan(Customer).Positioningharus

dipersepsisecarapositifolehparapelanggandanmenjadi“reasontobuy”

mereka.

2. Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dari kekuatan internal

perusahaan (Company). Dikatakan bahwa positioning seharusnya

mencerminkankekuatandankeunggulankompetitifperusahaan.

3. Didasarkanpadakajianataspesaing(Competitor).Positioningharuslah

bersifatunik,sehinggadapatdenganmudahmendiferensiasikandiridari

parapesaing.

4. Didasarkanpadakajianatasperubahan yangterjadidalamlingkungan

bisnis.Positioningharusberkelanjutandanselalurelevandenganberbagai

perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,

perilakupelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Didasarkanpadakajianatasperubahanyangterjadidalamlingkungan

(55)

perubahandalamlingkunganbisnisapakahituperubahanpersaingan,perilaku

pelanggan,perubahansosial-budaya,dansebagainya.

Penempatanposisi(positioning)menjelaskanstrategimengenaicarabagaima

na perusahaan membedakan produknya dibandingkan dengan

pesaingdidalambenakkonsumen.Positioningdilakukanuntukmenciptakan

citrabaikyang diharapkan perusahaan, maksudnya adalah keterkaitan

langsungdenganbagaimanakomsumenyangberadapadasegmenpasartertentu atau

spesifikasiperusahaandalammempersepsikanproduk perusahaan.

Jadi,positioningadalahtindakanuntukmendapatkancelahdibenak

konsumenagarkonsumenmemilikipersepsidancitrayangkhususterhadap

produkdanperusahaan.

2.3 ProductPositioningStrategy

Dalam proses positioning selaludimulai product positioning. Pendapat ini

dikemukakanolehRegis Mc Kenna(1985)dalamYuli

Prihartini(2008:20)yangjugamengemukakandefinisiproductpositioning

sebagaiberikut:

Thepositioningprocessshouldbeginwiththeproductthemselves.Togainastron

gproductpositioning,acompanymustdifferentiateitsproductfromallotherproductso

nthemarket.Thegoalistogivetheproductauniquepositioninthemarketplace.

Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses

(56)

positioningyang kuat suatu perusahaan perlu melakukan

diferensiasidalambanyakfaktoryaitu:teknologi,harga,kualitas,saluran distribusi

atausasarankonsumennya.

Penempatan posisi produk dimaksudkan sebagai strategi yang

meletakkancitra baikprodukdidalambenakkonsumensehinggaproduktersebut

terlihatlebihungguldariprodukpesaing.Yangmenjadiperhatianpenting adalah

bagaimanacaraagarkonsumendapatmemilikikesamaanpersepsi

denganperusahaantentangprodukyangditawarkantersebut.

Beberapa strategipositioningproduk yang dapat dilakukan oleh

perusahaandalamkegiatanpemasaranproduknyakepadapasarsasarannya:

(Kotler,2006:265dalamYuli Prihartini2008:21)

1. Penentuanposisimenurutatribut

2. Penentuanposisimenurutmanfaat

3. Penentuanposisimenurutpenerapandanpenggunaan

4. Penentuanposisimenurutpemakai

5. Penentuanposisimenurutpesaing

6. Penentuanposisimenurutkategoriproduk

7. Penentuanposisimenurutharga

2.3.1. Positioning Berdasarkan Atribut

(57)

produkyanglebihungguldibandingkandenganpesaingnya.Menurut

FandyTjiptonodalamFrendyPrasetya (2011:44),pemosisianberdasarkan

ciri-ciriyaitudenganjalanmengasosiasikansuatuprodukatribut

tertentu,ciri,karakteristikkhususataudenganmanfaatbagipelanggan.Pemilihanatri

butyangakandijadikanbasispositioningharusdilandaskan pada 6kriteriatersebut:

1. Derajatkepentingan(importance),artinyaatributtersebutsangat

bernilaidimatapelanggan.

2. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak

ditawarkanperusahaanlain.Bisapulaatributitudikemassecara

lebihjelasolehperusahaandibandingkanpesaingnya.

3. Dapatdikomunikasikan(communicability),artinyaatributtersebut

dapatdikomunikasikansecarasederhanadanjelas,sehingga

pelanggandapatmemahaminya.

4. Preemptive,artinyaatributtersebuttidakdapatditiruoleh pesaingnya.

5. Terjangkau(affordability),artinyapelanggansasaranakanmampu

membayar perbedaanataukeunikanatribut tersebut. Setiap

tambahanbiayaataskarakteristikkhususdipandangsepadannilai

tambahnya.

6. Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan mampumemperoleh

tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.

2.3.2PositioningberdasarkanManfaat

Cara ini memiliki maksud bahwa produk diposisikan sebagai

pemimpindalamsuatumanfaattertentuataulebih dikaitkandengan

Gambar

Gambar 3.1 Sumber : Sugiyono (2005:91)
Gambar 4.1 Struktur organisasi Mdn-Crispy 22

Referensi

Dokumen terkait

When a subject of selecting suitable supervised classifier comes in, ensemble classification scheme is being the hottest research topic recently (Aitkenhead and

Saya/Kami dengan ini memberi ijin kepada PT ASTRA AVIVA LIFE untuk menggunakan atau memberikan informasi atau keterangan mengenai Saya/Kami yang tersedia diperoleh atau disimpan

In the present work, IRS P6 AWiFS derived vegetation indices like NDVI and NDWI are computed to study the growth profile of wheat crop in Sirsa district of Haryana along with crop

bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/184/2015 tentang Pengelola Hibah GAVI sudah tidak sesuai dengan perkembangan regulasi yang terkait dengan organisasi

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

“ how does the Indonesian language affect the use of English while talking to foreign tourists ,” the researcher was not only classified the sentences and phrases

siswa penyandang tunarungu sama dengan siswa yang normal dalam. mencari

Hasil kajian juga menunjukkan bahawa terdapat hubungan positif yang signifikan di antara efikasi-kendiri guru dengan persepsi guru terhadap amalan kepemimpinan