PENGARUH PEMANASAN TERHADAP AKTlVlTAS
ANTIMIKROBA BUMBU RAWON TUMlS PADA
Bacillus cereus
DAN
Sfaphylococus aureus
Oleh
:
SRI
HARNANIK
F02495116
2000
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Sri Harnanik. F02495 1 16. PENGARUH PEMANASAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIMIKROBA BUMBU RAWON TUMIS PADA BAKTERI PATOGEN
Bncillus cereus DAN Stn~~l~ylococus nureus. Di bawali bi~nbingan : Betty Sri Laksmi Jenie.
Penelitian tentang antibakteri bumbu rawon saat ini baru sampai pada tahap
bumbu segar, sementara bumbu rawon banyak dijumpai dipasaran sebagai bumbu
matang dan aplikasinya di tingkat rumah tangga maupun industri jasa boga diolah
dengan panas. Oleh karena it11 perlu diketaliui daya antibakteri dari bumbu yang telah
dipanaskan dalam sistem pangan, terutama terhadap bakteri yang sering menyebabkan
keracunan produk olahan seperti Bncill?ls cerelrs dan Staphylococcus mrreirs.
Penelitian ini bertujuan me~npelajari pengaruh pemanasan yaitu penutnisan
(80°C,15 menit) dan pemanasan 100°C selama 10 dan 20 menit serta pemanasan
dengan otoklaf 121°C selarna 20 menit terhadap daya antimikroba bumbu rawon dalam
sistem pangan ekstrak dagi~ig pada bakteri patogen B. cerezls dan S. n~~reiis. Analisis yang dilakukan pada penelitian itii meliputi pengukuran pH, kadar air, jumlah mikroba
awal dengan metode cawan, dan aktivitas antibakteri bumbu rawon dalam sistem
pangan ekstrak daging dengan metode kontak.
Bumbu rawon mentah mempunyai kadar air sebesar 76.29 %, sedangkan
bumbu tumis 52,56 %. Bumbu rawon setelah dicampur dengan sistem pangan ekstrak
daging yang diuji me~niliki nilai pH 4,5 untuk selurub perlakuan. Jumlah total mikroba
pada bumbu mentah sekitar 2.1 x lo4 kolonilg, B. cereus sebesqr 4,3 x 10' kolonilg, dan total S. azrlezrs 3,2 x 1@ kolonilg , setelah ditumis bumbu rawon mengandung total mikroba sebanyak 8,3 x 10~koloni/g, jumlah
B.
cerezrs turun menjadi 7.0 x 10' kolonilg danS.
n?rrei/s menjadi tidak ada.Hasil uji metode kontak menunjukkan bumbu rawon memiliki pengarub yang
berbeda terhadap pertumbuhan rnikroba uji. Bumbu rawon mentah mampu
tnenghambat pertumbuhan B. C P I . ~ I I S dan '7. azo.ez/s selama waktu kontak 24 jam.
Setelali tnetigalami penurnisan bumbu rawon lebih efektif mengha~nbat B. cerezrs
satuan log, tetapi terhadap S. nrirezrs daya hambatnya menjadi berkurang. Pemanasan
bumbu tumis lebih lanjut rnengakibatkan turunnya aktivitas antimikroba bumbu rawon
terhadap B. cere7is. Besarnya penurunan aktivitas antimikroba bumbu rawon terhadap
B. cereus relatif tidak dipengaruhi oleh suhu, waktu dan metode pemanasan. Namun
ha1 ini berlaku sebaliknya pada aktivitas antimikroba bumbu rawon terhadap S. nureus.
Pada metode pemanasan 100°C selama 10 dan 20 menit bumbu rawon sangat efektif
dalam menghambat perturnbuhan S. nureus, yaitu lnampu menurunkan jumlah
S. nureus sebanyak 3-4 satuan log, tetapi setelah diotoklaf 121°C 20 menit daya
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP AKTIVITAS
ANTlMlKROBA BUMBU RAWON TUMlS PADA
Bacillus cereus
DAN
Staphylococcus aureus
Oleh:
SRI
HARNANIK
PO249511 6
SKRlPSl
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor
2000
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAICULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGARUH PEMANASAN TERECADAP AKTIVITAS ANTIMIKROBA
BUMBU RAWON TUMIS PADA Brrcillrrs cererrs DAN Stflpltylococics nureus
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperolel~ gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknologi Paugan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertaniau Bogor
Dilahirkan di Blitar pada tanggal 22 Juni 1976
DAFTAR IS1
Halaman
...
KATA PENGANTAR i
...
DAFTAR IS1
...
111DAFTAR TABEL
...
vDAFTAR GAMBAR
...
v...
DAFTAR LAMPIRAN v I.
PENDAHULUAN...
1.
...
I1 TINJAUAN PUSTAIU 3 A.
AICTIVITAS ANTIMIICROBA DAN MEIWNISMENYA...
3B
.
AICTIVITAS ANTIMIKROBA BUMBU RAWON...
5C
.
KARAKTERISTIIC MIKROBA PATOGEN...
101
.
Staphylococzcs azrezls...
102
.
Bacilltcs ceretw...
l b D.
PEMANASAN DAN ICETAHANAN PANAS MIICROBA...
12I11
.
BAHAN DAN METODE...
15.
A BAHAN DAN ALA?'...
15.
B METODOLOGI...
16...
1.
Persiapan Bumbu Raw011 dan Sistenl Pangan 16...
2.
Analisis Data Dasar BLIIII~U 18 3.
Pe~le~ltuan Aktivitas A~lti~nilcroba Bulnbu Rawon dellgall Metode...
19IV . HASIL DAN PEMBAHASAN 2 1
A
.
Analisis Data Awal Bumbu Rawo 2 1...
B
.
Pengamh Pemanasan terhadap Aktivitas AntimikrobaBumbu Rawon 25...
1 . Pengaruh terhadap Pertumbuhan Relatif Total Mikroba 25
...
2 . Pengaruh terhadap Pertumbuhan Relatif B
.
cereus 30...
3
.
Pengaruh terhadap Pertumbuhan RelatifS
.
nureus 33V . KESIMPULAN DAN SARA 3 8
A . ISESIMPULAN ... 38
B
.
SARAN ... 39VI
.
DAFTAR PUSTAKA 40DAFTAR TABEL
Halaman
...
Tabel 1
.
Perubahan beberapa senyawa rempah setelah dipanaskan 14Tabel 2
.
Formulasi bumbu rawon ....
.
13...
Tabel 3
.
Nilai p H dan kadar air burnbu 21DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Jumlah mikroba awal pada bumbu rawon mental1 dan tumis ... 22
Gambar 2 . Pertumbuhan relatif total mikroba ... 27
Gambar 3
.
Pertumbuahan relatif B.
cerefrs ... 3 1.
... .Gambar 4 Pertulnbuhan relatif S nlrrelrs 33
DAFTAR LAMPIRAN
. ...
Lampiran 1 Nilai pH bu~nbu rawon pada berbagai perlakuan 45
.
Lampiran 2 Kadar air bumbu rawon mentah dan tumis ... 45
Lampiran 3
.
Data awal kualitas mikrobiologi bumbu rawon mental1dan tumis ... : ... 45
Lampiran 4
.
Pertumbuhan total mikroba pada bumbu rawon-ekstrak daging..
46.
Lampiran 5 Pertumbuhan 8
.
C W ~ I I S pada bu~nbu rawon-ekstrak daging ... 47.
...KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, Hanya karena
karunia dan kehendakNyala11 aldlimya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi
sarjana di IPB. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah bagi Rasullullah, para
sahabat dan pengikutnya hingga akhir jaman.
Pada kesempatan ini penulis menyalnpaikan penghargaan dan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya ltepada pihak-pihak yang telah membantu atas terselesaikannya
skripsi ini.
1. Bapak dan ibu tercinta atas segala perjuangan, pengorbanan, ~noril maupun
materiil yang tak terhingga, semoga Allah membalas dengan balasan yang berlipat
ganda.
2. lbu Prof Betty Sri Laksnli Jenie atas segala kesabaramya membimbing hingga
skripsi ini terselesaikan.
3 . Ibu almarhurnah Prof. Srikandi Fardiaz dan Ibu Winiati Puji Rallayn atas segala
bantuan dan jasanya.
4. Ibu Dra. Suliantari, MS, dan Bapak Dr. Daluul Syah sebagai dosen penguji atas
saran dan masultannya.
5. Kakakku dan 2 adikku (Wiwik dan Mamik) yang memberi dukungan dan selalu
menyayangiku, juga keponakanlcu yang manis-manis Faris, Riza dan Nabila.
6. Ina, Sista, Slamet, Tifah, Ika icung, Adriani, Ical, Trisna, Dini, Nawi, Fajar, Mety
m'Dewi, m'Mety, m'Desy, m'Oeci, m'Resti, bu Rina, bu Lilik, dan bu Iin, atas
persaudaraan dan kerjasamauya yang tulus.
,7. M' Ari, bi Omah, mas Taufik, m' Antin dan kru Lab ~ i k r o b i o l o ~ i PAU 99 atas
selurull bantuan dan pengorbanannya.
8. Warga Lodung 31 95, FM 96, Tiara 97-98, warga An-Naml99 (Nova,Titin, Naning
dll), warga TPG 32, PPM Al-Inayah 98, BIUM dan kepada selnua pihak yang tak
lnungltin disebut satu-persatu atas persa~udaraan dan segala kebaikannya. Mudah-
I. PENDAHULUAN
Bumbu li~asalca~i tradisional sudah banyak beredar dipasaran, baik dala~ii bentuk
segar olalian tradisional mauplln hasil olalian industri. Beberapa bulllbu masalc tradisional
telah menembus pasar eltspor. Demileian jugs industri jasa boga yang nlenyajiltan
n~rrsalral~ tradisional saat ini tcngah berlcembang pesat, baik sltala lcecil ~iiaupun besar.
Menurut BPS (1999) produksi bumbu liiasak selallia tahun 1998 iiiellcapai 37,568 ton
dengan nilai Rp. 1 1 7.5 79.345.000. Sedangkall ekspor canlpuraii retnpah meiicapai 82.255
kg dengall llilai 200.976 US$. Ole11 Icaretla itu informasi illlliah telita~ig 111ut~1 daii
keama~ian pangan tradisional nielijacli sangat penting tel.~ltama dalalii rnen~~lijang r~salia
peningkatau elcspor bumbu dan masaltan tradisional.
Penelitian tentang bumbu masaka11 tradisioiial telah dilakultan oleh beberapa
peneliti, seperti penelitian tentang daya atitimikroba beberapa bumbu masalc tradisioiial
seperti bumbu rawon, bu~iibu gulai, blllnb~~ renclal~g, bu~iibu opor, soto, lcari, clali bumbu
ayalii goreny terhadap beberapa jenis bakteri dan ltapang. Penelitian tentang bu11ibt1
rawon antara lain pcrnah dilakuk;~n olcli Juliastuti (1992), Sari ( 1 99S), Trial]:, (1 998),
Em~iiawati (1998), dan Naufalili (1 999).
Juliastuti (1992) melaporkan bahwa bulllbu rawon segar terbukti bersifat
bakterisidal terhadap Es'sche/.i'sc/c~ coli daii Sol17lonell~ lyplzi171w.i~ml serta bevsifat
bakteristatik terliadap i'ibr~o cholercre. Juliast~lti juga melaporlcan daya a~iti~iiikroba
~ L I I T I ~ L I raw011 terhadap ltetiga balcteri tersebut se~iiakiil berlurang deligall semakin lama
waIc1~1 clan tinggi peliial~asan. Sedangltan Sari ( 1998) n~elaporltan baliwa bumbu rawon
segar pasar dan olalian inclustri telah bersifat bakterisidal terhadap B. cerezcs pada
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP AKTlVlTAS
ANTIMIKROBA BUMBU RAWON TUMlS PADA
Bacillus cereus
DAN
Sfaphylococus aureus
Oleh
:
SRI
HARNANIK
F02495116
2000
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Sri Harnanik. F02495 1 16. PENGARUH PEMANASAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIMIKROBA BUMBU RAWON TUMIS PADA BAKTERI PATOGEN
Bncillus cereus DAN Stn~~l~ylococus nureus. Di bawali bi~nbingan : Betty Sri Laksmi Jenie.
Penelitian tentang antibakteri bumbu rawon saat ini baru sampai pada tahap
bumbu segar, sementara bumbu rawon banyak dijumpai dipasaran sebagai bumbu
matang dan aplikasinya di tingkat rumah tangga maupun industri jasa boga diolah
dengan panas. Oleh karena it11 perlu diketaliui daya antibakteri dari bumbu yang telah
dipanaskan dalam sistem pangan, terutama terhadap bakteri yang sering menyebabkan
keracunan produk olahan seperti Bncill?ls cerelrs dan Staphylococcus mrreirs.
Penelitian ini bertujuan me~npelajari pengaruh pemanasan yaitu penutnisan
(80°C,15 menit) dan pemanasan 100°C selama 10 dan 20 menit serta pemanasan
dengan otoklaf 121°C selarna 20 menit terhadap daya antimikroba bumbu rawon dalam
sistem pangan ekstrak dagi~ig pada bakteri patogen B. cerezls dan S. n~~reiis. Analisis yang dilakukan pada penelitian itii meliputi pengukuran pH, kadar air, jumlah mikroba
awal dengan metode cawan, dan aktivitas antibakteri bumbu rawon dalam sistem
pangan ekstrak daging dengan metode kontak.
Bumbu rawon mentah mempunyai kadar air sebesar 76.29 %, sedangkan
bumbu tumis 52,56 %. Bumbu rawon setelah dicampur dengan sistem pangan ekstrak
daging yang diuji me~niliki nilai pH 4,5 untuk selurub perlakuan. Jumlah total mikroba
pada bumbu mentah sekitar 2.1 x lo4 kolonilg, B. cereus sebesqr 4,3 x 10' kolonilg, dan total S. azrlezrs 3,2 x 1@ kolonilg , setelah ditumis bumbu rawon mengandung total mikroba sebanyak 8,3 x 10~koloni/g, jumlah
B.
cerezrs turun menjadi 7.0 x 10' kolonilg danS.
n?rrei/s menjadi tidak ada.Hasil uji metode kontak menunjukkan bumbu rawon memiliki pengarub yang
berbeda terhadap pertumbuhan rnikroba uji. Bumbu rawon mentah mampu
tnenghambat pertumbuhan B. C P I . ~ I I S dan '7. azo.ez/s selama waktu kontak 24 jam.
Setelali tnetigalami penurnisan bumbu rawon lebih efektif mengha~nbat B. cerezrs
satuan log, tetapi terhadap S. nrirezrs daya hambatnya menjadi berkurang. Pemanasan
bumbu tumis lebih lanjut rnengakibatkan turunnya aktivitas antimikroba bumbu rawon
terhadap B. cere7is. Besarnya penurunan aktivitas antimikroba bumbu rawon terhadap
B. cereus relatif tidak dipengaruhi oleh suhu, waktu dan metode pemanasan. Namun
ha1 ini berlaku sebaliknya pada aktivitas antimikroba bumbu rawon terhadap S. nureus.
Pada metode pemanasan 100°C selama 10 dan 20 menit bumbu rawon sangat efektif
dalam menghambat perturnbuhan S. nureus, yaitu lnampu menurunkan jumlah
S. nureus sebanyak 3-4 satuan log, tetapi setelah diotoklaf 121°C 20 menit daya
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP AKTIVITAS
ANTlMlKROBA BUMBU RAWON TUMlS PADA
Bacillus cereus
DAN
Staphylococcus aureus
Oleh:
SRI
HARNANIK
PO249511 6
SKRlPSl
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor
2000
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAICULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PENGARUH PEMANASAN TERECADAP AKTIVITAS ANTIMIKROBA
BUMBU RAWON TUMIS PADA Brrcillrrs cererrs DAN Stflpltylococics nureus
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperolel~ gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknologi Paugan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertaniau Bogor
Dilahirkan di Blitar pada tanggal 22 Juni 1976
DAFTAR IS1
Halaman
...
KATA PENGANTAR i
...
DAFTAR IS1
...
111DAFTAR TABEL
...
vDAFTAR GAMBAR
...
v...
DAFTAR LAMPIRAN v I.
PENDAHULUAN...
1.
...
I1 TINJAUAN PUSTAIU 3 A.
AICTIVITAS ANTIMIICROBA DAN MEIWNISMENYA...
3B
.
AICTIVITAS ANTIMIKROBA BUMBU RAWON...
5C
.
KARAKTERISTIIC MIKROBA PATOGEN...
101
.
Staphylococzcs azrezls...
102
.
Bacilltcs ceretw...
l b D.
PEMANASAN DAN ICETAHANAN PANAS MIICROBA...
12I11
.
BAHAN DAN METODE...
15.
A BAHAN DAN ALA?'...
15.
B METODOLOGI...
16...
1.
Persiapan Bumbu Raw011 dan Sistenl Pangan 16...
2.
Analisis Data Dasar BLIIII~U 18 3.
Pe~le~ltuan Aktivitas A~lti~nilcroba Bulnbu Rawon dellgall Metode...
19IV . HASIL DAN PEMBAHASAN 2 1
A
.
Analisis Data Awal Bumbu Rawo 2 1...
B
.
Pengamh Pemanasan terhadap Aktivitas AntimikrobaBumbu Rawon 25...
1 . Pengaruh terhadap Pertumbuhan Relatif Total Mikroba 25
...
2 . Pengaruh terhadap Pertumbuhan Relatif B
.
cereus 30...
3
.
Pengaruh terhadap Pertumbuhan RelatifS
.
nureus 33V . KESIMPULAN DAN SARA 3 8
A . ISESIMPULAN ... 38
B
.
SARAN ... 39VI
.
DAFTAR PUSTAKA 40DAFTAR TABEL
Halaman
...
Tabel 1
.
Perubahan beberapa senyawa rempah setelah dipanaskan 14Tabel 2
.
Formulasi bumbu rawon ....
.
13...
Tabel 3
.
Nilai p H dan kadar air burnbu 21DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Jumlah mikroba awal pada bumbu rawon mental1 dan tumis ... 22
Gambar 2 . Pertumbuhan relatif total mikroba ... 27
Gambar 3
.
Pertumbuahan relatif B.
cerefrs ... 3 1.
... .Gambar 4 Pertulnbuhan relatif S nlrrelrs 33
DAFTAR LAMPIRAN
. ...
Lampiran 1 Nilai pH bu~nbu rawon pada berbagai perlakuan 45
.
Lampiran 2 Kadar air bumbu rawon mentah dan tumis ... 45
Lampiran 3
.
Data awal kualitas mikrobiologi bumbu rawon mental1dan tumis ... : ... 45
Lampiran 4
.
Pertumbuhan total mikroba pada bumbu rawon-ekstrak daging..
46.
Lampiran 5 Pertumbuhan 8
.
C W ~ I I S pada bu~nbu rawon-ekstrak daging ... 47.
...KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, Hanya karena
karunia dan kehendakNyala11 aldlimya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi
sarjana di IPB. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah bagi Rasullullah, para
sahabat dan pengikutnya hingga akhir jaman.
Pada kesempatan ini penulis menyalnpaikan penghargaan dan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya ltepada pihak-pihak yang telah membantu atas terselesaikannya
skripsi ini.
1. Bapak dan ibu tercinta atas segala perjuangan, pengorbanan, ~noril maupun
materiil yang tak terhingga, semoga Allah membalas dengan balasan yang berlipat
ganda.
2. lbu Prof Betty Sri Laksnli Jenie atas segala kesabaramya membimbing hingga
skripsi ini terselesaikan.
3 . Ibu almarhurnah Prof. Srikandi Fardiaz dan Ibu Winiati Puji Rallayn atas segala
bantuan dan jasanya.
4. Ibu Dra. Suliantari, MS, dan Bapak Dr. Daluul Syah sebagai dosen penguji atas
saran dan masultannya.
5. Kakakku dan 2 adikku (Wiwik dan Mamik) yang memberi dukungan dan selalu
menyayangiku, juga keponakanlcu yang manis-manis Faris, Riza dan Nabila.
6. Ina, Sista, Slamet, Tifah, Ika icung, Adriani, Ical, Trisna, Dini, Nawi, Fajar, Mety
m'Dewi, m'Mety, m'Desy, m'Oeci, m'Resti, bu Rina, bu Lilik, dan bu Iin, atas
persaudaraan dan kerjasamauya yang tulus.
,7. M' Ari, bi Omah, mas Taufik, m' Antin dan kru Lab ~ i k r o b i o l o ~ i PAU 99 atas
selurull bantuan dan pengorbanannya.
8. Warga Lodung 31 95, FM 96, Tiara 97-98, warga An-Naml99 (Nova,Titin, Naning
dll), warga TPG 32, PPM Al-Inayah 98, BIUM dan kepada selnua pihak yang tak
lnungltin disebut satu-persatu atas persa~udaraan dan segala kebaikannya. Mudah-
I. PENDAHULUAN
Bumbu li~asalca~i tradisional sudah banyak beredar dipasaran, baik dala~ii bentuk
segar olalian tradisional mauplln hasil olalian industri. Beberapa bulllbu masalc tradisional
telah menembus pasar eltspor. Demileian jugs industri jasa boga yang nlenyajiltan
n~rrsalral~ tradisional saat ini tcngah berlcembang pesat, baik sltala lcecil ~iiaupun besar.
Menurut BPS (1999) produksi bumbu liiasak selallia tahun 1998 iiiellcapai 37,568 ton
dengan nilai Rp. 1 1 7.5 79.345.000. Sedangkall ekspor canlpuraii retnpah meiicapai 82.255
kg dengall llilai 200.976 US$. Ole11 Icaretla itu informasi illlliah telita~ig 111ut~1 daii
keama~ian pangan tradisional nielijacli sangat penting tel.~ltama dalalii rnen~~lijang r~salia
peningkatau elcspor bumbu dan masaltan tradisional.
Penelitian tentang bumbu masaka11 tradisioiial telah dilakultan oleh beberapa
peneliti, seperti penelitian tentang daya atitimikroba beberapa bumbu masalc tradisioiial
seperti bumbu rawon, bu~iibu gulai, blllnb~~ renclal~g, bu~iibu opor, soto, lcari, clali bumbu
ayalii goreny terhadap beberapa jenis bakteri dan ltapang. Penelitian tentang bu11ibt1
rawon antara lain pcrnah dilakuk;~n olcli Juliastuti (1992), Sari ( 1 99S), Trial]:, (1 998),
Em~iiawati (1998), dan Naufalili (1 999).
Juliastuti (1992) melaporkan bahwa bulllbu rawon segar terbukti bersifat
bakterisidal terhadap Es'sche/.i'sc/c~ coli daii Sol17lonell~ lyplzi171w.i~ml serta bevsifat
bakteristatik terliadap i'ibr~o cholercre. Juliast~lti juga melaporlcan daya a~iti~iiikroba
~ L I I T I ~ L I raw011 terhadap ltetiga balcteri tersebut se~iiakiil berlurang deligall semakin lama
waIc1~1 clan tinggi peliial~asan. Sedangltan Sari ( 1998) n~elaporltan baliwa bumbu rawon
segar pasar dan olalian inclustri telah bersifat bakterisidal terhadap B. cerezcs pada