Informasi Dokumen
- Penulis:
- Nia Sylviana Junaz
- Athira Demitri
- Pengajar:
- Dra. Jumirah, Apt., M. Kes
- Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si
- Sekolah: Universitas Sumatera Utara
- Mata Pelajaran: Kesehatan Masyarakat
- Topik: Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan dengan Status Gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
- Tipe: skripsi
- Tahun: 2015
- Kota: Medan
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang penelitian yang menunjukkan bahwa perilaku konsumsi makanan berhubungan erat dengan status gizi, terutama di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di BAPPEDA Kabupaten Langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS, mengingat pola makan yang tidak sehat dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan seperti obesitas dan penyakit tidak menular. Latar belakang ini juga menyoroti pentingnya pengetahuan dan sikap gizi seimbang dalam menentukan perilaku konsumsi makanan.
1.1 Latar Belakang
Latar belakang penelitian ini mencakup perubahan pola makan masyarakat akibat globalisasi dan kemajuan teknologi yang mengarah pada konsumsi makanan tinggi lemak dan energi. Penelitian ini berfokus pada PNS yang berisiko mengalami obesitas akibat pola makan yang tidak sehat, ditunjukkan oleh data WHO dan RISKESDAS. Penelitian ini berusaha meneliti hubungan antara perilaku konsumsi makanan dan status gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan signifikan antara perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat pada tahun 2015. Ini penting untuk memahami bagaimana kebiasaan makan mempengaruhi kesehatan pegawai negeri.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS. Ini mencakup tujuan umum dan tujuan khusus yang meliputi pengetahuan dan sikap gizi seimbang, susunan dan frekuensi makanan, serta kuantitas asupan gizi.
1.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS Kabupaten Langkat. Ini menjadi dasar untuk analisis lebih lanjut dalam penelitian.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengelola kantin untuk menyajikan menu yang lebih sehat serta meningkatkan kesadaran PNS tentang pentingnya konsumsi makanan sehat dan seimbang untuk menjaga kesehatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini membahas berbagai konsep dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan status gizi dan perilaku konsumsi makanan. Tinjauan pustaka mencakup definisi status gizi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta perilaku konsumsi makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan individu. Ini memberikan dasar teoritis untuk penelitian yang dilakukan.
2.1 Status Gizi Orang Dewasa
Status gizi orang dewasa dipengaruhi oleh kebiasaan makan yang sering kali tidak seimbang, dengan kecenderungan mengonsumsi makanan berlemak dan kurangnya asupan serat. Ini mengarah pada risiko kesehatan seperti obesitas dan penyakit tidak menular, yang menjadi fokus penelitian ini.
2.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi meliputi usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, dan faktor sosial budaya. Pengetahuan tentang faktor-faktor ini penting untuk memahami bagaimana perilaku konsumsi makanan dapat diubah untuk meningkatkan status gizi.
2.3 Perilaku Konsumsi Makanan Orang Dewasa
Perilaku konsumsi makanan terbentuk dari pengetahuan dan sikap individu. Pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang dapat meningkatkan sikap positif terhadap pilihan makanan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
2.4 Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan dengan Status Gizi
Bagian ini menekankan pentingnya perilaku konsumsi makanan yang sehat untuk mencapai status gizi yang baik. Penelitian menunjukkan bahwa asupan nutrisi yang seimbang dapat mencegah masalah kesehatan seperti obesitas dan penyakit kronis.
2.5 Konsep Dasar Gizi Seimbang
Konsep gizi seimbang mencakup prinsip-prinsip dasar dalam pemilihan makanan yang mengandung berbagai zat gizi. Ini penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah masalah gizi di kalangan individu, terutama PNS yang memiliki pola makan yang berisiko.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah desain analitik dengan pendekatan cross-sectional. Ini melibatkan pengumpulan data melalui kuesioner dan formulir recall untuk mengevaluasi perilaku konsumsi makanan dan status gizi PNS. Teknik sampling total digunakan untuk mengumpulkan data dari seluruh populasi yang diteliti.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross-sectional, yang memungkinkan peneliti untuk mengamati hubungan antara variabel pada satu titik waktu. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang perilaku konsumsi makanan dan status gizi PNS.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor BAPPEDA Kabupaten Langkat pada tahun 2015. Lokasi ini dipilih karena merupakan tempat kerja PNS yang menjadi objek penelitian, sehingga relevan untuk mengkaji perilaku konsumsi makanan mereka.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat yang berjumlah 46 orang. Teknik total sampling digunakan untuk mengambil seluruh populasi sebagai sampel, sehingga hasil penelitian dapat dianggap representatif.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk menilai pengetahuan dan sikap gizi seimbang, serta menggunakan formulir recall 24 jam untuk mengukur asupan makanan. Metode ini memastikan data yang akurat mengenai perilaku konsumsi makanan.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian meliputi perilaku konsumsi makanan, status gizi, pengetahuan, dan sikap gizi seimbang. Definisi operasional dari masing-masing variabel sangat penting untuk memastikan pemahaman yang konsisten di antara peneliti dan pembaca.
IV. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PNS BAPPEDA memiliki pengetahuan dan sikap gizi seimbang yang sedang, dengan konsumsi makanan yang tidak lengkap. Penelitian ini juga menemukan hubungan signifikan antara perilaku konsumsi makanan dengan status gizi, yang menunjukkan perlunya intervensi untuk meningkatkan pola makan sehat.
4.1 Gambaran Umum Kantor BAPPEDA Kabupaten Langkat
Bagian ini memberikan gambaran umum tentang struktur dan fungsi Kantor BAPPEDA Kabupaten Langkat, yang berfungsi sebagai latar belakang untuk memahami konteks penelitian. Ini penting untuk memahami bagaimana lingkungan kerja mempengaruhi perilaku konsumsi makanan.
4.2 Karakteristik PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat
Karakteristik demografis PNS BAPPEDA mencakup usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Informasi ini penting untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perilaku konsumsi makanan dan status gizi.
4.3 Pengetahuan Gizi Seimbang PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan PNS tentang gizi seimbang berada pada kategori sedang. Ini menunjukkan perlunya peningkatan pendidikan gizi untuk mendukung perilaku konsumsi makanan yang lebih baik.
4.4 Sikap PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat
Sikap PNS terhadap gizi seimbang juga berada pada kategori sedang. Sikap yang positif terhadap makanan sehat dapat berkontribusi pada perilaku konsumsi makanan yang lebih baik, yang perlu ditingkatkan melalui program edukasi.
4.5 Konsumsi Makanan PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat
Konsumsi makanan PNS menunjukkan bahwa sebagian besar tidak memenuhi kriteria makanan seimbang, dengan frekuensi rendah dalam konsumsi sayuran dan buah-buahan. Ini menjadi perhatian utama dalam penelitian ini.
V. HASIL PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian mengaitkan temuan dengan literatur yang ada, menyoroti pentingnya perilaku konsumsi makanan yang sehat dan dampaknya terhadap status gizi. Ini juga mencakup rekomendasi untuk intervensi yang dapat meningkatkan pola makan di kalangan PNS.
5.1 Pengetahuan Gizi Seimbang dan Sikap pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
Pembahasan ini menyoroti hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dan sikap PNS. Pengetahuan yang baik diharapkan dapat mendorong sikap positif terhadap pilihan makanan sehat, yang penting untuk meningkatkan status gizi.
5.2 Konsumsi Makanan Berdasarkan Susunan Makanan dan Frekuensi Makanan pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
Analisis konsumsi makanan menunjukkan bahwa PNS cenderung mengabaikan konsumsi sayuran dan buah-buahan, yang penting untuk kesehatan. Ini menjadi titik fokus untuk intervensi edukasi gizi.
5.3 Konsumsi Makanan Berdasarkan Kuantitas Karbohidrat, Protein dan Lemak pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
Kuantitas asupan karbohidrat, protein, dan lemak menunjukkan kecenderungan konsumsi yang berlebihan, yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas. Ini menunjukkan perlunya pengaturan asupan gizi yang lebih baik.
5.4 Status Gizi pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
Status gizi PNS menunjukkan bahwa banyak yang mengalami kelebihan berat badan. Ini menekankan pentingnya intervensi untuk memperbaiki perilaku konsumsi makanan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
5.5 Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
Hubungan signifikan antara perilaku konsumsi makanan dan status gizi menunjukkan bahwa perubahan dalam pola makan dapat berdampak positif pada kesehatan PNS. Ini mendukung perlunya program kesehatan di tempat kerja.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa terdapat hubungan antara perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat. Rekomendasi diberikan untuk meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan serta pendidikan gizi di kalangan PNS.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumsi makanan yang tidak seimbang berkontribusi terhadap status gizi yang buruk di kalangan PNS. Ini menekankan pentingnya perhatian terhadap pola makan yang sehat.
6.2 Saran
Saran diberikan agar PNS meningkatkan konsumsi buah dan sayuran serta mengikuti program edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap makanan sehat. Ini penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.