BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, antara lain adalah perubahan gaya hidup terutama pada pola makan. Saat ini masyarakat cenderung tidak banyak melakukan aktivitas fisik diakibatkan kemajuan teknologi. Begitu pula dengan pola makan, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan energi telah menjadi gaya hidup baru bagi mereka. Ini dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan dan gencarnya promosi makanan cepat saji.
Pola makan memiliki keterkaitan dengan pola penyakit. Perubahan pola makan mempengaruhi pola penyakit. Saat ini penyakit menular tidak lagi menjadi prioritas masalah kesehatan, ini dikarenakan angka kematian akibat penyakit tidak menular mengalami peningkatan dibandingkan dengan penyakit menular. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian di dunia yaitu sebesar 63 persen, lebih dari 9 juta semua kematian tersebut terjadi pada usia di bawah 60 tahun. Begitu pula di Indonesia, menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2009-2010 didapatkan bahwa penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian.
status gizi. Mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai kebutuhan akan membentuk status gizi yang tidak baik. Perilaku konsumsi makanan yang salah dan aktivitas fisik yang kurang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu sehingga dapat menyebabkan gizi lebih.
Data WHO tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 1,9 miliar remaja usia 18 tahun, orang dewasa dan usia lanjut mengalami kelebihan berat badan. Secara keseluruhan, sekitar 13 persen orang dewasa (11 persen pria dan 15 persen wanita) dari populasi dunia mengalami obesitas. Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan prevalensi obesitas meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2010. Angka obesitas pada pria pada tahun 2010 sekitar 15 persen meningkat menjadi 20 persen. Sedangkan pada wanita dari 26 persen meningkat menjadi 35 persen.
Usia dewasa merupakan usia dimana proses pertumbuhan tidak lagi terjadi serta telah disibukkan dengan rutinitas pekerjaan. Konsumsi makanan pada orang dewasa yang bekerja perlu diperhatikan, ini dikarenakan mereka sangat rawan mengalami obesitas. Asupan gizi pada orang yang bekerja harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan jenis pekerjaannya. Jenis pekerjaan yang cenderung lebih banyak tidak mengandalkan aktivitas fisik adalah pekerjaan kantoran di Bank, Kantor Pemerintahan, dan lain lain. Umumnya, orang yang bekerja di kantor lebih menyukai makanan berlemak, berenergi, gurih dan manis.
dan buah masih kurang. Selain itu frekuensi konsumsi terhadap makanan pokok dan lauk pauk juga kurang baik. Mereka juga cenderung mengkonsumsi makanan siap saji yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak atau tinggi kalori. Data status gizi pegawai terdapat 50 persen mengalami obesitas. Terlihat bahwa pola makan yang kurang baik menyebabkan status gizi tidak baik pula.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi dan Trias (2013) pada pegawai negeri sipil Dinas Kesehatan Jawa Timur menunjukkan bahwa sumber karbohidrat yang dikonsumsi pegawai adalah nasi sebesar 59,8 persen dengan frekuensi terbanyak pada laki-laki 3 kali per hari sebesar 39,1 persen dan perempuan 2 kali per hari sebesar 21,8 persen. Sedangkan pada pegawai yang mengkonsumsi bakso adalah sebesar 29,8 persen dengan frekuensi terbanyak pada laki-laki 2 kali/minggu sebesar 13,8 persen dan pada perempuan 1 kali/minggu sebesar 7,2 persen. Menurut data yang didapat dari 87 sampel, terdapat 56,3 persen pegawai memiliki status gizi yang tidak baik, yaitu mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan terdapat hubungan antara frekuensi mengkonsumsi nasi dan bakso keliling dengan status gizi pegawai negeri sipil di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
baik. Beberapa PNS masih banyak yang tidak mengetahui menu makanan beranekaragam, mereka beranggapan nasi dan lauk pauk saja sudah memenuhi makanan beranekaragam dan bergizi seimbang. Sikap PNS dalam menanggapi makanan bergizi seimbang juga masih kurang. Ini terlihat dari tanggapan mereka mengenai gizi seimbang tidak menunjukkan sikap positif. Sedangkan konsumsi makanan mereka tergolong tidak baik, ini dikarenakan mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan energi namun kurang akan serat serta diimbangi dengan mobilitas tubuh yang dilakukan di Kantor tidak banyak. Berdasarkan hasil data yang didapat, jumlah energi rata-rata yang dikonsumsi PNS diduga melebihi dari kebutuhan. Ini dicurigai dengan data sampel status gizi yang diperoleh yaitu rendahnya pegawai yang memiliki status gizi normal.
Keadaan ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat. Ini dikarenakan perilaku konsumsi makanan merupakan penyebab langung dan berperan penting dalam membentuk status gizi, dan ini diperkuat oleh beberapa penelitian sebelumnya terhadap pegawai negeri sipil. 1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengetahuan dan sikap gizi seimbang pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015.
2. Mengetahui susunan makanan dan frekuensi makanan pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015.
3. Mengetahui kuantitas asupan karbohidrat, protein dan lemak pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015.
4. Mengetahui hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan sikap PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
5. Mengetahui hubungan sikap dengan konsumsi makanan (susunan makanan, asupan karbohidrat, protein dan lemak) PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015
6. Megetahui hubungan konsumsi makanan (susunan makanan, asupan karbohidrat dan lemak) dengan status gizi pada PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat Tahun 2015.
1.4 Hipotesis Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengelola kantin kantor BAPPEDA Kabupaten Langkat untuk memperhatikan penyajian menu makanan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pegawai negeri sipil BAPPEDA Kabupaten Langkat agar memantau berat badan secara periodik guna menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.