Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal
Pustakawan Pada Perpustakaan
Umum Kota Medan
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyartan dalam menyelesaiakan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Bidang Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi
O
L
E
H
HARI SUWENDI
(120723002)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal Pada Perpustakaan Umum Kota Medan
Oleh : Hari Suwendi
NIM : 120723002
Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd
Tanda Tangan :
Tanggal :
Pembimbing II : Hotlan Siahaan, M.Ikom Tanda Tangan :
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal Pada Perpustakaan Umum Kota Medan
Oleh : Hari Suwendi
NIM : 120723002
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd Tanda Tangan :
Tanggal :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A
Tanda Tangan :
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu
tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi
lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis
dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan
mencantumkan tanda kutip.
Medan, 07 Oktober 2014
Peneliti
Hari Suwendi
ABSTRAK
Hari Suwendi, 2014. “Persepsi Pemustaka Terahadap Keterampilan Interpersonal
Pustakawan Di Perpustakaan Umum Kota Medan, Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap
keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan pelajar, mahasiswa,
umum yang aktif sebagai anggota Perpustakaan Umum Kota Medan yang berjumlah
3892 0rang dari tahun 2012-2013. Dari populasi tersebut diambil sampel berdasarkan
rumus slovin, didapat sampel berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel
menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Variabel penelitian ini bersifat tunggal yaitu keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan
Umum Kota Medan. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
yaitu studi kepustakaan dan kuesioner. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap keterampilan
interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan sudah baik dengan
hasil nilai rata-rata 78%. Seperti: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif
dan bisa mempengaruhi orang lain, Pustakawan mampu berkomunikasi dengan
interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif, Pustakawan
mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat,
Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa
menghasilkan solusi, Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang
datang ke perpustakaan, Pustakawan mampu untuk bekerja sama dalam tim,
Pustakawan mampu menghargai kontribusi individu setiap pemustaka yang datang,
Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh, Pustakawan
tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di perpustakaan, Pustakawan
memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari informasi, Pustakawan siap
akurat dan relevan kepada pengguna, Pustakawan memiliki pengetahuan yang baik
dalam bidangnya, Maka disarankan kepada pustakawan perpustakaan Umum Kota
Medan untuk mempertahankanya bahkan sebaiknya pustakawan meningkatkan lagi
keterampilan interpersonalnya agar tercipta pustakawan professional.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah serta kasih sayang-Nya kepada kita semua
khususnya kepada penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul ”Persepsi Pemustaka Terhadap Keterampilan Interpersonal
di Perpustakaan Umum Kota Medan”ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah banyak
membimbing skripsi saya dan juga selaku Ketua Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi.
2. Ibu Hotlan Siahaan, M.I.kom selaku pembimbing II, yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi
ini.
3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan
dan Informasi.
4. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Perpustakaan dan Informasi.
5. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum selaku sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya USU.
6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah
7. Seluruh pegawai dan pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan yang telah
mengizinkan penulis mengadakan penelitian di perpustakaan.
8. Teristimewa untuk Ayahanda dan Ibunda, yang telah mendidik dan membesarkan
penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu memberi dorongan baik berupa
materil maupun moril, yang berjuang melalui do’a dan kerja keras demi
kesuksesan penulis dalam menyelesaikan skripsi dan studi ini serta adik-adik ku
yang tersayang.
9. Semua teman-teman seperjuangan ilmu perpustakaan ekstensi angkatan 2012
yang telah memberikan bantuan, semangat dan dorongan serta motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Para pengguna Perpustakaan Umum Kota Medan yang telah bersedia menjawab
kuesioner.
Semoga Allah SWT membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik
mereka semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis berharap semoga karya ini
bermanfaat bagi diri penulis dan orang yang membacanya, serta mohon kritikan dan
saran-saran yang membangun demi terjaminnya kualitas skripsi ini. Akhir kata
semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dapat memperluas
pemikiran serta wawasan dimasa yang akan datang.
Medan, 07 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH……….
1
1.1 Latar Belakang………... 1
1.2 Rumusan Masalah……… 5
1.3 Tujuan Penelitian………... 5
1.4 Manfaat Penelitian……….. 5
1.5 Ruang Lingkup……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………
7
2.1 Perpustkaan Umum... 7
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum………... 7
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum………... 8
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum………... 9
2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum……… 10
2.2 Persepsi……….., 10
2.3 Pemustaka………... 14
2.4 Keterampilan Interpersonal ……… 16
2.5 Pustakawan………. 24
BAB III METODE PENELITIAN………... 29
3.1 Metode Penelitian………... 29
3.2 Lokasi Penelitian………. 29
3.3 Populasi………... 29
3.4 Sampel………... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data……….. 31
3.6 Jenis Sumber Data………... 31
3.7 Instrumen Penelitian……… 31
3.8 Pengukuran Skala... 32
3.9 Angket Atau Kuesioner……… 32
3.7.1 Kisi KisiKuesioner………. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 35
4.1 Keterampilan Interpersonal Pustakawan……….. 35
4.2 Komunikasi Efektif……….. 35
4.3 Merespon……….. 40
4.4 Komunikasi Formal Dan Informal………... 44
4.5 Membangun Tim……….. 48
4.6 Berinisiatif………... 51
4.7 Cerdas Dan Mampu MelakukanSuatuTerfokus………. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 60
5.1 Kesimpulan………... 60
5.1 Saran………. 61
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Anggotaa ktif Perpustakaan Umum Kota Medan ... 30
Tabel 2: Kisi kisi kuesioner ... 33
Tabel 3: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain ... 35
Tabel 4: Pustakawanmampu memberikan presentasi dengan jelas ... 36
Tabel 5: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas ... 37
Tabel 6: Pustakawan mampu berkomunikkasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif ... 38
Tabel 7: Pustakawan mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat ... 39
Tabel 8: Pustakawan mampu mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi ... 40
Tabel 9: Pustakawan bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu ... 41
Tabel 10: Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan solusi ... 42
Tabel 11: Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang datang keperpustakaan ... 43
Tabel 12: Pustakawan mampu menggunakan mekanisme komunikasi formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pengguna perpustakaan ... 44
Tabel 13: Pustakawan mampu membuat focus group discussion ... 45
Tabel 14: Pustakawan mampu membuat analisa komplain ... 46
Tabel 15: Pustakawan mampu membuat kuesioner ... 47
Tabel 16: Pustakawan mampu membangun tim dan memotivasi orang lain ... 48
Tabel 17: Pustakawan mampu untuk bekerjasama dalam tim ... 49
Tabel 19: Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh .... 51
Tabel 20: Pustakawan tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di
perpustakaan ... 52
Tabel 21: Pustakawan memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari
informasi……… 53
Tabel 22: Pustakawan memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh kepada
pengguna……… 54
Tabel 23: Pustakawan siap sedia membantu saya dengan cepat ... 55
Tabel 24: Pustakawan cerdas dan mampu melakukan sesuatu dengan fokus ... 56
Tabel 25: Pustakawan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan pemustaka
dengan cepat ... 57
Tabel 26: Pustakawan dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada
pengguna ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Gambaran umum Perpustakaan Umum Kota Medan ... 66
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian ... 68
ABSTRAK
Hari Suwendi, 2014. “Persepsi Pemustaka Terahadap Keterampilan Interpersonal
Pustakawan Di Perpustakaan Umum Kota Medan, Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap
keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan pelajar, mahasiswa,
umum yang aktif sebagai anggota Perpustakaan Umum Kota Medan yang berjumlah
3892 0rang dari tahun 2012-2013. Dari populasi tersebut diambil sampel berdasarkan
rumus slovin, didapat sampel berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel
menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Variabel penelitian ini bersifat tunggal yaitu keterampilan interpersonal pustakawan di Perpustakaan
Umum Kota Medan. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
yaitu studi kepustakaan dan kuesioner. Analisis data secara statistik deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa persepsi pemustaka terhadap keterampilan
interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan sudah baik dengan
hasil nilai rata-rata 78%. Seperti: Pustakawan mampu berkomunikasi dengan efektif
dan bisa mempengaruhi orang lain, Pustakawan mampu berkomunikasi dengan
interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif, Pustakawan
mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pengguna secara cermat,
Pustakawan dapat memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa
menghasilkan solusi, Pustakawan dapat berinteraksi kepada seluruh pengguna yang
datang ke perpustakaan, Pustakawan mampu untuk bekerja sama dalam tim,
Pustakawan mampu menghargai kontribusi individu setiap pemustaka yang datang,
Pustakawan tanggap dalam melaksanakan tugasnya tanpa harus disuruh, Pustakawan
tanggap untuk membantu kesulitan pengunjung di perpustakaan, Pustakawan
memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari informasi, Pustakawan siap
akurat dan relevan kepada pengguna, Pustakawan memiliki pengetahuan yang baik
dalam bidangnya, Maka disarankan kepada pustakawan perpustakaan Umum Kota
Medan untuk mempertahankanya bahkan sebaiknya pustakawan meningkatkan lagi
keterampilan interpersonalnya agar tercipta pustakawan professional.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kemampuan kita dalam menjalin hubungan dengan orang lain menjadi faktor
penting dalam membangun suasana atau mencapai apa yang kita inginkan dalam
hidup. keberhasilan karir, kebahagiaan keluarga, kelanggengan sebuah persahabatan
semuanya merupakan contoh keberhasilan seseorang dalam hubungan interpersonal
dengan orang lain, kenyataannya kepuasan individu, seperti menjalin hubungan baru,
mempererat hubungan dengan orang lain dan bernegosiasi sering kali melibatkan
orang lain. Oleh karena itu manusia selalu membutuhkan hubungan atau kontak
dengan sesamanya.
Kompetensi seseorang dalam melaksanakan sebuah pekerjaan tidak hanya
diukur secara teknis saja namun dibutuhkan keterampilan lainnya yang bersifat
non-teknis, berupa keterampilan interpersonal yang mendukung dalam bidang apapun,
termasuk pustakawan sekalipun. Istilah interpersonal skills, soft skills, atau people skills adalah hal yang saling berkaitan, sehubungan dengan kemampuan menjalin hubungan baikdengan seseorang, baik sesama rekan satu profesi maupun dengan
pemustaka yang datang ke perpustakaan.
Keterampilan interpersonal adalah kemampuan seseorang secara efektif untuk
berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan
merespon secara layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang
lain. Bagaimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan
memahami dan merespon manusia atau orang lain.
Keterampilan interpersonal tidak hanya penting di tempat kerja, kehidupan
pribadi dan sosial kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari keterampilan
interpersonal yang lebih baik. Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang
baik biasanya dianggap sebagai orang yang optimis, tenang, percaya diri dan
Dalam dunia kerja dan bisnis, keterampilan interpersonal yang tinggi akan
membawakan kesuksesan dalam pekerjaan, misalnya dalam kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal.
Di perpustakaan, dimana pustakawan banyak berhubungan dengan pemustaka
yang datang untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, maka kemampuan
berkomunikasi yang baik akan mempengaruhi hasil kerja pustakawan. Dengan
keterampilan interpersonal ini pustakawan diharapkan dapat membangun dan
menanamkan image positif seperti memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.Pustakawan adalah mitra intelektualyang memberikan jasanya
kepada pemustaka.Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
pustakawan adalah menguasai keterampilan interpersonal.
Pustakawan masa kini selain harus peka terhadap kebutuhan informasi
pemustakanya, pustakawan juga dituntut untuk memberikan pelayanan prima (service excellent) kepada pemustakanya.Pelayanan yang prima ini dapat diberikan dengan lebih baik jika pustakawan yang melayani mempunyaiketerampilan interpersonalyang
baik. Tentunya pemustaka akan senang untuk datang ke perpustakaan jika para
pustakawanya melayani dengan sambutan yang hangat, memberikan petunjuk dengan
sabar dan bersahabat serta sensitif terhadap kebutuhan penggunannya.
Perkembangan kemampuan dalam melayani seseorang di dalam dunia
pelayaan jasa seperti perpustakaan tidak tumbuh begitu saja, tetapi melalui sebuah
proses yang diupayakan. Dunia pelayanan bukan dunia perbudakan, melainkan
tempat seseorang bekerja secara professional dalam melayani manusia lainnya sesuai
dengan bidang kerjaanya. Setiap manusia memiliki potensi dan keunikan tersendiri
yang tersembunyi dalam dirinya akan tetapi, bagaimana ia dapat mewujudkan segala
potensi yang ada di dalam dirinnya menjadi kenyataan, tergantung pada sikap dan
kepribadiannya.
Dalam hal ini, peran perpustakaan sangatlah penting sebagai lembaga yang
menjadi pusat informasi yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.
Perpustakaan umum merupakan sumber informasi dan sumber intelektual yang amat
efektif. Pusat pembinaan perpustakaan dalam buku pedoman penyelenggaraan
perpustakaan umum (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 1992) menyatakan
bahwa tujuan Perpustakaan umum adalah “untuk membina dan mengembangkan
kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur
hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan
pelayananya, sehingga dengan demikian berkembang daya kreativitas dan inovatif
bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara
menyeluruh. Oleh karena itu, perpustakaan umum sebagai lembaga yang dapat
menjangkau masyarakat dari golongan mana saja, berkewajiban menyediakan
informasi yang berguna bagi potensi diri dari setiap individu masyarakat yang
nantinya dapat meningkatkan produktivitas setiap warga masyarkat secara
menyeluruh.
Untuk memahami keberadaan para pustakawan pada Perpustakaan Umum
Kota Medan dalam kemampuan keterampilan interpersonal lmereka dalam bekerja
memberikan pelayanan kepada pemustaka, maka di sini perlu dilakukan penelitian
apakah keterampilan itu penting dan bermanfaat dalam mengoptimalkan layanan
kepada para pemustaka.Lebih khususnya lagi adalah agar dapat dicapai kompetensi
pustakawan professional.
Sehubungan dengan hal itu, penulis melakukan wawancara awal dengan
sebagian pemustaka yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan pemustaka terhadap
pentingnya sebuah keterampilan interpersonal yang dimiliki oleh pustakawan di
lingkungan perpustakaan umum kota medan, wawancara ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah keterampilan interpersonal sudah diterapkan di lingkungan
perpustakaan umum kota medan, ternyata sebagian besar pemustaka menyatakan
perlunya keterampilan interpersonal pada pustakawan, yaitu kemampuan dalam
berkomunikasi dengan baik kepada pemustaka, bersikap sopan dan ramah, mampu
membangun tim untuk bekerja sama dalam memotivasi pemustaka, dan juga sebagai
pendengar yang baik dalam mewujudkan layanan prima yang dapat membantu
dapat dicapai melalui kemampuan menerapkan keterampilan interpersonal dalam
melaksanakan tugas pustakawan.
Perpustakaan Umum Kota Medanbukan tanpa upaya untuk meningkatkan
kemampuan keterampilan interpersonal pustakawannya, Perpustakaan umum telah
melakukan berbagai cara dalam mengembangkan keterampilan interpersonal para
pustakawannya seperti bersikap ramah kepada para pengunjung perpustakaan,
memberikan motivasi kepada para pemustaka khususnya bagi masyarakat umum
bahwa ilmu pengetahuan sangatlah penting, dan juga pustakawan berusaha menjadi
pendengar yang baik dalam mewujudkan layanan prima dalam membantu pemustaka
untuk mendapatkan dan menemukan informasi dengan lebih cepat.
Namun masih terlihat pada observasi awal,ternyata penyediaan jasa layanan
perpustakaan belum mampu sepenuhnnya dalam memberikan layanan yangprima
kepada para pemustakannya yang datang dikarenakan terdapat beberapa pustakawan
yang kurang mempunyai kemampuan dasar yang cukup dalam keterampilan
interpersonal, hal ini terkadang membuat perpustakaan mendapat citra yang kurang
baik di mata sebagian pemustaka dalam pelayanannya.Sehingga masih perlu dan
bahkan menjadi suatu kebutuhan bagi para pustakawan untuk terus dibina dan
ditingkatkan melalui tambahan keterampilan interpersonal. Sumber daya manusia
atau tenaga kerja yang memiliki interpersonal yang memungkinkan setiap jenis
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran dan sebanding
antara biaya dan hasil yang di peroleh.
Untuk mencapai harapan tersebut, maka sumber daya manusia yang terlibat,
yaitu para pustakawan juga dituntut untuk meningkatkan keterampilan
interpersonalnya. Pustakawan juga harus semakin kompeten, bukan hanya sebagai
penjaga buku tetapi dapat berperan lebih aktif sebagai sumber informasi. Pemberian
layanan yang baik menjadi syarat utama keterampilan interpersonal seorang
pustakawan. Untuk memberikan layanan yang baik, maka pustakawan dituntut untuk
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana “persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di
Perpustakaan Umum Kota Medan”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belekang di atas, yang menjadi rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana persepsi pemustaka terhadap keterampilan
interpersonal yang dimiliki oleh pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan .
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka terhadap keterampilan
interpersonal pustakawan di Perpustakaan Umum Kota Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Untuk dapat menambah khasanah penelitian di bidang ilmu perpustakaan tentang keterampilan interpersonal
b. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya, untuk
meneliti topik yang sama dengan aspek yang berbeda
2. Manfaat praktis
a. Sebagai masukan bagi perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan
interpersonal pustakawannya.
b. Sebagai evaluasi dan masukan bagi pustakawan mengenai persepsi
pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan
c. Dapat menambah wawasan dan informasi penulis lebih mendalam tentang
1.5Ruang lingkup
Sesuai dengan kemampuan penulis dalam hal pemikiran serta materi, untuk
itu penulis mambatasi objek penelitian ini untuk mengetahui persepsi pemustaka
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui
perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah,
murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat.
Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena
perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai
jenis disiplin ilmu.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai pengertian yang berbeda-bada. Berikut ini,
penulis mengutip beberapa pendapat tentang pengertian Perpustakaan umum :
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan tercetakan maupun non tercetak
serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum.
Menurut Yusuf (1996, 30), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial,
agama, suku, pendidikan, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki yang dikutip oleh Sutarno (2006, 38),
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari
masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk layanan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber
informasi yang didanai oleh masyarakat dan memberikan pelayanan kepada setiap
lapisan masyarakat tanpa memandang adanya perbedaan seperti latar belakang, status
2.1.3 Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya
dengan perpustakaan lainnya. Berikut ini penulis mengutip beberapa tujuan
perpustakaan umum menurut para pakar, antara lain:
Menurut Yusuf (1996, 31), tujuan perpustakaan umum adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Sedangkan menurut Manifesto perpustakaan umum Unesco pada tahun 1972 yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1991, 46), perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan
umum adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat menggunakan
sumber-sumber informasi yang cepat, tepat, dan mudah dengan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki untuk menciptakaan masyarakat yang berbudaya bagi
masyarakat sekitarnya.
2.1.4 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai fungsi antara lain yaitu sebagai mediator
bagi pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi. Berikut ini
beberapa pendapat dari para pakar mengenai pengertian fungsi perpustakaan umum.
Menurut Yusuf (1996, 23), fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Fungsi Informatif
Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.
2. Fungsi Edukatif
Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang memanfaatkannya, termasuk anggota masyarakat yang belum sempat menggunakannya.
3. Fungsi Rekreatif
Koleksi yang disediakan perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan, artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, apalagi perpustakaan-perpustakaan khusus. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan, maupun usianya sehingga sumber informasi yang disediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 1988
dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 1988, fungsi perpustakaan
umum adalah:
1. menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2. memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan umum
adalah menghimpun dan mengolah seluruh bahan pustaka dan informasi untuk
mendidik seluruh anggota masyarakat yang memanfaatkannya dan memelihara bahan
pustaka dan informasi sebagai pusat kegiatan belajar bagi masyarakat pengguna yang
berbeda-beda.
2.1.5 Tugas Perpustakaan umum
Setiap perpustakaan mempunyai tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya.
Begitu juga dengan perpustakaan umum.Didalam buku Pedoman Perlengkapan
Perpustakaan Umum (1992,2) tugas Perpustakaan Umum adalah “mengumpulkan,
menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk
kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan
kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat”.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 37), tugas perpustakaan umum adalah
memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi,
pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan
pustaka yang dimiliki.
Dari pandapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas Perpustakaan Umum
adalah mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan
bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, dan pelestarian
serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat
sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka
untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.
2.2 Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia
dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.Persepsi
mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern.Berbagai
ahli telah memberikan definisi yang beragam tentangpersepsi, walaupun pada
persepsi adalah tanggapan (penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Kata persepsi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997, 759) yang berarti
tangapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan melalui panca inderanya.
Menurut William james yang dikutip oleh Widyatun (2004, 110) menyatakan bahwa
persepsi adalah pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat oleh
panca indra, hasil pengolahan otak dan ingatan.
Selaras dengan pendapat di atas, dalam ensiklopedia Indonesia (1997, 2684) Persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal objek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik secara indera pengelihatan, indera perabaan dan sebagainya sehingga bayangan itu dapat disadari.
Menurut Widyatun (2004, 110) bahwa persepsi adalah tanggapan atua proses
mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukan bagaimana kita akan
melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indera) disekitar kita.
Bimo Walgito (2004, 70) “mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu
proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh
organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan
aktivitas yang integrated dalam diri individu”. Respon sebagai akibat dari persepsi
dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk.Stimulus mana yang
akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan. Berdasarkan haltersebut, perasaan, kemampuan berfikir,
pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu
stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu
lain.
Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yangsama
dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi
juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadapsuatu objek tertentu dengan
cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian
sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera
muncul ketika adastimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya.
Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal
yangterjadi di sekitarnya.
Jalaludin Rakhmat (2007, 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan
tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan,
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam
diri individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu dalam lingkungannya
melalui indera-indera yang dimilikinya.
2.2.1 Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004, 98) yang dikutip oleh Walgito syarat-syarat
terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
a. Adanya objek yang dipersepsi
b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Miftah Toha (2004, 154), yang dikutip olehMartini faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
Menurut Bimo Walgito (2004, 70)faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
b. Alat indra, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otaksebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan ataukonsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu samalain
dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,
meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat
jauh berbeda dengan persepsi orang ataukelompok lain sekalipun situasinya sama.
Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu,
perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan
dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadidalam diri
seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan
pengetahuannya.
2.2.3Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2004, 145),yang dikutip oleh Martini proses
terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkanatau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangatpenting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi,dan kepribadian seseorang.
Menurut Widyatun (2004, 111) “bahwa proses terjadinya persepsi adalah
Karena objek/stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera objek
tersebut menjadi panca indera, kemudian objek stimulus tadi dibawa ke otak terjadi
adanya respon atau stimulus berupak kesan atu respon dibalikan lagi ke indera
menjadi berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja indera berupa pengalaman
dari hasil kerja otak”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam
diri individu sehingga individu sadarakan segala sesuatu dalam lingkungannya
melalui indera-indera yangdimilikinya dalam beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
b. Registrasi
c. Interpretasi
2.3 Pemustaka
Menurut Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan,
pemustaka adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang,
masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Jadi
untuk merekalah perpustakaan itu dibangun dan dikembangkan sesuai dengan
tuntutannya. Sehingga kepuasan pemustaka perlu terus diupayakan agar mereka terus
Dalam bidang usaha konvensional, pemustaka sering disebut sebagai
pelanggan.Chan(2003) menyatakan bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan
perusahaan. Pelanggan terutama pelanggan yang loyal, harus tetap dijaga dan
dimanjakan agar tidak berpaling keperusahaan lain. Sama halnya dengan usaha
konvensional, pemustaka sebagai pelanggan perpustakaan perlu terus diperhatikan
dan dilayani dengan sebaik-baiknya”.
Irawan (2003, 121) menyatakan bahwa pengguna perpustakaan adalah orang
yang paling penting dalam berkembangnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan
sebagai organisasi nirlaba, sudah sewajarnya menganut pola diatas. Pemustaka adalah
pelanggan yang membuat perpustakaan hidup. Merekalah yang membuat
perpustakaan aktif dan dinamis. Merekalah yang membuat pustakawan kreatif dan
inovatif. Serta merekalah yang membuat suasana perpustakaan menjadi lebih impresif
dan komunikatif. Coba bayangkan jika tidak seorang pemustaka pun yang berkunjung
ke perpustakaan. Perpustakaan pasti akan sepi, mati dan tidak akan berarti.
Perpustakaan akan menjadi gedung mati, dengan hiasan rak-rak berisi koleksi yang
memang tidak bernyawa. Ruangan akan hampa karena memang tidak ada siapa-siapa
disana. Hanya tenaga perpustakaan yang duduk diam tanpa reaksi apa-apa. Sungguh
tidak ada aktifitas yang signifikan untuk membuat suasana hidup. Perpustakaan akan
menjadi sepi seperti layaknya makam-makam walaupun mungkin berada di tengah
perkotaan. Tentu kondisi semacam ini tak seorang pun tenaga perpustakaan
menghendakinya. Situasi yang mencekam dan tidak mengenakkan walaupun
menerima gaji setiap bulan.Untuk itulah kepuasan pemustaka harus benar-benar
diupayakan, agar perpustakaan menjadi hidup. Sehingga buku-buku, jurnal-jurnal
ilmiah serta koleksi lainnya yang berisi ilmu pengetahuan dapat bermanfaat untuk
kesejahteraan hidup manusia.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemustaka adalah
pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau
2.4 Keterampilan Interpersonal
Menurut Robins (2013) “keterampilan interpersonal adalah sebagai
kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun
dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara layak perasaaan, sikap dan
perilaku, motivasi serta keinginan orang lain”. Bagaimana seseorang mampu
membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia
atau orang lain.
Menurut Ponco Purwanto (2012) keterampilan interpersonal adalah
keterampilan yang digunakan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan interpersonal yang kadang-kadang juga disebut sebagai keterampilan
orang atau keterampilan dalam berkomunikasi, keterampilan interpersonal melibatkan
keterampilan seperti mendengarkan secara aktif dan seberapa baik anda
berkomunikasi dengan orang lain dan seberapa baik anda berperilaku atau membawa
diri dalam melanjutkan karir mereka. Keterampilan interpersonal sering digunakan
dalam konteks bisnis untuk merujuk pada kemampuan seseorang untuk beroperasi
dalam bisnis berorganisasi melalui komunikasi dan interaksi sosial. Memiliki
keterampilan interpersonal yang positif meningkatkan produktivitas dalam organisasi
karena jumlah konflik yang berkurang, dalam situasi informal, memungkinkan
komunikasi menjadi mudah dan nyaman.Seseorang dengan keterampilan
interpersonal yang baik umumnya dapat mengendalikan perasaan yang muncul dalam
situasi sulit dan merespon dengan tepat bukannya kewalahan oleh emosi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan
interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi
dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merespon secara
layak perasaaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain.
Menurut Alfi Satrianti (2013) Adapun beberapa keterampilan dalam
keterampilan interpersonal yaitu:
1. Keterampilan mendengarkan (listening)
Salah satu dari komponen proses komunikasi adalah bagian menerima pesan
menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas
dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ada empat alasan
utama mengapa orang perlu mendengarkan:
a. Untuk memahami dan memperoleh informasi
Orang yang menguasai informasi memiliki kesemppatan besar untuk
sukses, baik secara pribadi maupun konteks profesional, sebab di era
sekarang mengusai informasi berarti menguasai sumber daya.Memahami
perintah, memahami pesan dan memahami kebutuhan orang lain,
menggali lebih banyak informasi sangat dibutuhkan sebagai modal agar
dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk dapat
berhasil dalam setiap pekerjaan.
b. Analisis terhadap kualitas informasi
Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi sangat
dibutuhkan agar bertindak dengan tepat. Mendengarkan dan mendapatkan
informmasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang
diterima, kelengkapan data dan kemampuan mengolah informasi, sehingga
simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.
c. Membangun dan memelihara hubungan
Alasan untuk mendengar adalah alasan untuk melakukan komunikasi
secara efektif. Banyak survey telah membuktikan bahwa orang yang
memiliki kemampuan untuk mendengar dengan efektif memiliki
hubungan yang lebih baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang
kurang mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan atau
tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan sesamanya.
d. Menolong orang lain
Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang
lain dan pada akhirnya dapat menolong orang lain. Pada saat seseorang
mau mendengarkan dan memberikan perhatian yang tulus serta serius
masalah kita telah dapat ditolong atau minimal dapat memberikan pola
atau persfektif yang baru tentang permasalahan yang kita hadapi. 2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik)
Umpan balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada
seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya
terhadap anda dan orang lain.
3. Keterampilan persuading (membujuk)
Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti
dengan sukarela kehendak seseorang.
4. Keterampilan resolving conflict adalah kemampuan untuk mengatasi konflik dengan orang lain.
2.4.1 Keterampilan Interpersonal
Di dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak mungkin manusia tidak
berhubungan dengan orang lain. Sudah merupakan hukum alam bahwa manusia
adalah mahluk sosial, artinya manusia harus hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dalam skema hidup bersama ini muncul kebutuhan untuk memahami kebutuhan
manusia lain, maka ada banyak hal yang harus kita kuasai dalam keterampilan
interpersonalyang dikutip oleh Howard Gardner (1993) antara lain:
1. Bagaimana kita mengenali diri kita sendiri
2. Bagaimana kita mengenal dan memahami orang lain
3. Bagaimana kita dapat mengekspresikandiri kita terhadap orang lain 4. Bagaimana kita memberikan dan menerima masukan
5. Bagaimana kita mendengarkan pembicaraan dengan orang lain 6. Bagaimana kita dapat mempengaruhi orang lain
2.4.2 Manfaat Keterampilan Interpersonal
Menurut Lifakura(2013) Adapun manfaat keterampilan interpersonal antara
lain:
1. Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi
2. Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerja sama dalam
team
3. Keterampilan Interpersonal bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, merupakan keterampilan yang bisa dipelajari
4. Keterampilan Interpersonal yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif dan efektif.
Adapun manfaat keterampilan interperpersonaldalam dunia kerja antara lain:
1. Dapat merebut peluang dengan lebih mudah
2. Punya ketajaman instuisi karena seiring melihat ke dalam dirinya
3. Punya skill dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk memperluas jaringan kerja
4. Punya motivasi dan gairah yang kuat untuk maju
5. Punya kecakapan dalam menggunakan bakat yang dimiliki 6. Dapat menemukan sesuatu yang baru
7. Memiliki kreatif dan inisiatif yang tinggi
8. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab yang lebih besar untuk memperbaiki dirinya
2.4.3Cara Mengembangkan Keterampilan Interpersonal
Menurut Ponco Purwanto (2012) Ada beberapa cara dalam mengembangkan
keterampilan interpersonal seseorang antara lain:
a. Smile
Sedikit orang yang ingin berada di sekitar orang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seorang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai kehidupan, seringlah tersenyum, energi positif yang anda pancarkan akan menarik perhatian seseorang kepada anda.
b. Jadilah apresiatif
lainmengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda.
c. Perhatikanlah orang lain
Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akanopini-opini mereka.
d. Mendengarkan dengan aktif
Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan
e. Bawalah kebersamaan
Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang
favorit. Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.
f. Tangani konflik-konflik
Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang mampu menangani konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.
g. Berkomunikasi dengan jelas
Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.
h. Hiburlah mereka
i. Lihatlah dari sisi mereka
Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri, orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang lain.
j. Jangan mengeluh
Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk.
Keterampilan interpersonal yang kuat membuat interaksi yang lebih
memuaskan di semua lingkungan. Mengembangkan keterampilan orang dan
membangun hubungan yang kuat, menunjukan perilaku etis berkomunikasi dengan
jelas dan bekerja secara efektif dalam sebuah tim maupun di dalam individu.
Sedangkan menurut Ronald G Shapiro (2013) dalam mengembangkan keterampilan interpersonal seseorang antara lain sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi
Melihat kembali pada kehidupan Anda, mungkin ada saat-saat ketika konflik menyebabkan perpisahan hubungan atau miskomunikasi yang menyebabkan hilangnya kesempatan. Mengidentifikasi pengalaman ini membantu dalam penentuan tujuan interpersonal. Anda mungkin dapat memutuskan untuk menjadi pendengar yang lebih baik, atau anda dapat belajar mengekspresikanperasaan anda dengan lebih jelas dan jujur.Fokus pada membangun hubungan yang harmonis. Jika hubungan pribadi Anda berumur pendek atau hubungan kerja yang dingin dan jauh, berkonsentrasi pada kualitas yang diperlukan untuk hubunganyangsehat kepada sesama manusia.
b. Praktek empati
Hindari perilaku yang mengecualikan orang lain atau membuat mereka merasa seperti orang luar.
c. Praktek keadilan.
Jika anda cenderung untuk mengambil lebih dari yang Anda berikan dalam hubungan, cobalah untuk menjadi lebih murah hati. Sebagai contoh, jika seorang teman atau pasangan selalu menemani anda ke acara yang Anda nikmati, membalas dengan melakukanhal yang sama untuk mereka.
d. Berkomunikasi dengan jelas dan hati-hati
Keterampilan komunikasi yang kuat melibatkan mendengarkan dengan seksama dan mengekspresikan diri dengan jelas secara pribadi, melalui telepon dan komunikasi tertulis. Dengarkan baik-baik, Banyak konflik timbul darikesalahpahaman.Mendengarkan orang lain membantu untuk menjernihkan miskomunikasi. Sebagai orang yang berbicara, fokus pada kata-kata mereka, nada suara dan bahasa tubuh untuk mengumpulkan pesan sejati.
e. Periksa etikapribadi
Orang-orang cenderung percaya mereka yang sadar diri dan yang tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka. Praktek integritas dalam hubungan Anda dengan memeriksa dampak dari perilaku dan keputusan pada orang lain. f. Menjadi pemain tim
Ketika bekerja dengan orang lain, terlibat dalam memberi dan menerima yang melibatkan kolaborasi dan kompromi. Periksa kecenderungan untuk mendominasi situasi atau mengkritik orang lain. Pujilah orang lain untuk pekerjaan dilakukan dengan baik dan terbuka untuk menerima pujian.
g. Menyelesaikan konflik
Konflik adalah bagian alami dan tak terhindarkan dari kehidupan. Perbedaan pendapat, perspektif dan ide-ide dapat memperkaya. Ketika pendapat bentrokan, mencoba untuk memahami sudut pandang orang dan menghindari pemikiran hitam dan putih. Dalam kebanyakan kasus, menyelesaikan konflik melibatkan ekspresijujur dan menghormati perasaan. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk melepaskan keterikatan terhadap isu-isu penting.
Untuk membangun hubungan baik dengan orang lain terlebih dahulu kita
harus menguasai kemampuan dan keterampilan dalam mengenal diri sendiri,
kemudian baru menguasai keterampilan dalam mengenal orang lain, keterampilan
untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana merespon, bagaimana
menyampaikan pesan dan maksud, bagaimana bernegoisasi dan mmenyelesaikan
pustakawan untuk menyelesaikannya dengan cara meningkat keterampilan
interpersonalyang dimilikinya.
Menurut Robins (2013) keterampilan interpersonal seorang pustakawan
tercermin dari beberapa kemampuan antara lain:
1. Kemampuan berkomunikasi dengan efektifdan bisa mempengaruhi orang lain, mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan terstruktur dan isi yang jelas, berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif
2. Kemampuan mendengar dan memdiskusikan pendapat orang lain dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat orang lain serta mampu memberikan komentar yang konstruktif
3. Kemampuan meresponseperti mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi, bisa memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu, memahami sebuah posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan win-win solution
4. Kemampuan menggunakan komunikasi formal dan informaldalam menjaga hubungan baik dengan sesama staff maupun pengguna perpustakaan seperti membuat focus group discussion, membuat kuesioner dan menganalisa komplain
5. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain seperti menghargai kontribusi individu
6. Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill) 7. Kemampuan berinisiatif tanpa harus disuruh
8. Cerdas dan mampu melakukan suatu terfokus 9. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim 10.Memiliki jiwa entrepreneurship
11.Kemampuan memberikan umpan balik (feedback)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan
interpersonal adalah sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi
dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara
Keterampilan interpersonal seorang pustakawan tercermin di dalam beberapa
kemampuan antara lain:
1. Kemampuan berkomunikasi dengan efektif 2. Kemampuan mendengar
3. Kemampuan merespon
4. Kemampuan menggunakan komunikasi formal dan informal 5. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain
6. Kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill) 7. Kemampuan berinisiatif tanpa harus disuruh
8. Cerdas dan mampu melakukan suatu terfokus 9. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim 10.Memiliki jiwa entrepreneurship
11.Kemampuan memberikan umpan balik (feedback)
2.5 Pustakawan
Menurut Sulistyo-Basuki, (1992, 72) dalam Soetminah “Pustakawan adalah
orang yang mengelolah sebuah perpustakaan beserta isinya, memilih buku, dokumen
dan materi non-buku yang merupakan koleksi perpustakaan dan menyediakan
informasi dan jasa peminjaman guna memenuhi kebutuhan penggunanya”. Kemudian
dalam Harold’slibrarians glossary and reference book (Prytherch, 2000), Pustakawan adalah seseorang yang mengelolah suatu perpustakaan beserta isinya,
termasuk melakukan penyeleksian, penyusunan dan pemanfaatannya, menetapkan
layanan yang sesuai dengan kebutuhan segala jenis kelompok pengguna. Dengan
demikian pustakawan ialah orang yang mengelolah perpustakaan beserta isinya untuk
memenuhi kebutuhan penggunanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pustakawan adalah orang bergerak di
bidang perpustakaan atau ahli perpustakaan yang melaksanakan kegiatan
perpustakaan dengan jalan memberikan layanan kepada masyyarakat sesuai dengan
tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan.
Menurut (UUD RI Nomor 43 Tahun 2007)“Pustakawan ialah seseorang yang
memiliki kompetensi yang di peroleh melalui pendidikan atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggunng jawab untuk melaksanakan
Jadi dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang ahli dalam
bidang perpustakaan yang bisa membantu orang menemukan buku, majalah, dan
informasi lain, serta mengelolah dan menngatur dokumen ataupun laporan yang ada
dalam sebuah perpustakaan.
2.5.1 Tugas Pokok Pustakawan
Dengan adanya jurusan ilmu perpustakaan dan informasi atau sering kali kita
sebut dengan (jurusan perpustakaan), membuat banyak masyarakat sering kali
menanyakan apakan yang dikerjakan setelah lulus nanti atau kadang ada juga yang
menanyakan terus besok kalau sudah lulus menjadi penjaga buku di perpustakaan ya.
Pertanyaan-pertanyaan itu yang kadang menjadikan kita sebagai jurusan Ilmu
Perpustakaan dan informasi merasa minder dan sering menjawab dengan senyuman
atau nada pelan dengan menjawab iya. Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan seperti
itulah harusnya kita dapat menjelaskan kepada masyarakat awam dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan dipahami kepada mereka, jadi dengan begitu mereka bisa
mengetahui apa saja yang dikerjakan seorang pustakawan tidak hanya sebagai
penjaga buku saja.Ahmad, (2011) tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang
pustakawan di perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan pustaka
b. Pengolahan dan pengelolaan sumber informasi
c. Pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi (karya cetak, karya rekam, dan multi media)
d. Pengkajian untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
e. Pengembangan profesi
Disamping itu kita juga bisa menjelaskan tugas-tugas pustakawan tidak hanya
bekerja di perpustakaan saja. Pustakawan dapat mengerjakan tugas-tugas
kepustakawanan itu secara mandiri maupun kelompok misalnya menulis artikel,
menulis buku, menyusun abstrak, membuat terjemahan, meresensi, menyampaikan
2.5.2 Peran Pustakawan
Peran seorang pustakawan selama ini ialah membantu pengguna untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat
efisien, efektif, tepat sasaran, tepat waktu. Dengan perkembangan teknologi inforamsi
maka peran pustakawan lebih ditingkatkan sehingga dapat berfungsi sebagai mitra
bagi para pencari informasi. Sebagaimana fungsi tradisionalnya, pustakawan dapat
mengarahkan pencari informasi untuk mendapatkan informasi yang sahih dan dapat
dipertanggung jawabkan. Pustakawan dapat pula mmenyediakan informasi yang
mungkin sangat bernilai, namun keberadaanya sering tersembunyi seperti literature
kelabu (grey literature). Bahkan pustakawan dapat berfungsi sebagai mitra peneliti dalam melakukan penelitian.
2.5.3 Kriteria Pustakawan
Pustakawan adalah profesi, maka untuk menjadi pustakawan perlu kriteria tertentu yang berkaitan dengan bidang tugas yang akan dikerjakan. Menurut
(Sulistyo-Basuki)” pengertian profesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari teori dan bukan saja
praktek dan diuji dalam bentuk ujian dari sebuah universitas atau lembaga yang
berwenang serta memberikan hak kepada yang bersangkutan untuk berhubungan
dengan nasabah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah
tenaga profesi, yang salah satu kriterianya memiliki ijasah di bidang perpustakaan
atau telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan
dan memperoleh sertifikat. Kemudian menurut Panji Amoraga dalam Soetminah
(1992)seorang profesional harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berusaha mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu mencari peningkatan mutu
2. Memiliki kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalamandan kebiasaan
4. Mempunyai integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman seperti harta atau kenikmatan hidup
5. Memiliki kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja Jadi pustakawan sebagai profesional perlu juga memiliki kelima ciri tersebut.
Apabila seorang pustakawan ada yang tidak dimiliki ciri-ciri seperti berikut
maka dia tidak akan efektif dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian agar
pustakawan dapat betul-betul melaksanakan tugasnya sebagai profesional kepada
masyarakat dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia maka pustakawan perlu memiliki sikap
sebagai berikut :
1. Komitmen untuk mengembangkan diri dalam bidang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi
2. Komitmen untuk membuat eksperimendan inovatif
3. Komitmen untuk menggunakan hal-hal baru untuk menunjang tugas
profesi
4. Komitmenuntuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
membedakan agama, ras,golongan maupun aliran politik
5. Komitmen untuk mematuhi kode etik pustakawan.
Selain itu karena pustakawan adalah pelayan masyarakat yang setiap hari
berhadapan dengan berbagai lapisan masyarakat, maka pustakawan perlu memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Ramah
2. Pandai bergaul
3. Berpenampilan menarik
4. Suka menolong orang lain
Jadi dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang
berpenampilan menarik, ramah, pandai bergaul serta yang ahli dalam bidang
serta mengelolah dan mengatur dokumen ataupun laporan yang ada dalam sebuah
perpustakaan.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan
penelitian.Berikut ini adalah penelitian yang dapat menjadi referensi peneliti dalam
melakukan penelitian adalah sebagai berikut.
Penelitian dari Dyah Ayu Nuraini pada tahun 2013 dengan judul Pengaruh
Persepsi Pemustaka Terhadap Interpersonal Skill Pustakawan Pelayanan Umum di
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatifdan teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data yaitu metode observasi, dokumentasi, wawancara dan
angket.Analisis data secara deskriptif kuantitatif dan pengukuran efektivitas
berdasarkan skala likert (4-1). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interpersonal
skill pustakawan peleyanan umum sudah baik dengan hasil total nilai rata-rata 2,90.
Adapun relevansinya dengan penelitian yang dilakukan peneliti yang berjudul
“Persepsi pemustaka terhadap keterampilan interpersonal pustakawan di
Perpustakaan Umum Kota Medan”.Penelitian ini sama-sama membahas tentang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Arikunto (2002, 136) bahwa,
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono, (2002, 6)
“Penelitian deskriptifadalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya, tanpa membuat dan menghubungkan dengan variabel
lain”.
3.2 Lokasi Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka lokasi penelitiannya berada di
Perpustakaan Umum Kota Medan yang berada di Jalan Iskandar Muda No. 270
Medan.
3.3 Populasi
Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis menetapkan populasi
penelitian.Menurut Sugiyono (2002, 57) menyatakan bahwa, “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi kriteria populasi dalam
penelitian ini adalah pengguna pada Perpustakaan Umum Kota Medan.Dengan
3.4 Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili
populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2002, 57) sampel adalah
sebahagian dari jumlah dan karakterisitk yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Untuk menentukan besaran sampel penelitian ini dengan menggunakan rumus
Slovin, yaitu:
e = taraf kesalahan sebesar 10%
� = 3892
1 + 3892 (0.1)2
n= 100 Orang
Karena populasi penelitian berstrata, maka dalam menentukan besaran sampel
penelitian digunakan teknik proportionate stratified random sampling, sehingga dapat diketahui jumlah sampel strata adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Anggota Aktif Perpustakaan Umum kota Medan
NO Pengguna Populasi Sample
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang
sedang menggunakan perpustakaan.
2. Studi kepustakaan dan berkas, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah,
laporan tahunan, dan kepustakaan lain serta pemilihan berkas yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.6 Jenis Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner.
2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari
jurnal, buku, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
3.7 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari
beberapa macam, hal itu erat hubungannya dengan sifat penelitian yang dilakukan.
Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan disesuaikan dengan instrumennya
sebagaimana dinyatakan oleh Arikunto (2002, 126) bahwa:
1. Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal.
2. Instrumen untuk metode angket atau kuesioner.
3. Instrumen untuk metode observasi adalah check list.
4. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau
check list.
Pada penelitian ini, penulis menentukan bahwa instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) sebagai instrumen penelitian.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara