• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL OLEH MASYARAKAT TERHADAP ANAK DIBAWAH UMURDI WILAYAH HUKUM POLRES KABUPATEN MANDAILING NATAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL OLEH MASYARAKAT TERHADAP ANAK DIBAWAH UMURDI WILAYAH HUKUM POLRES KABUPATEN MANDAILING NATAL."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PELECEHAN SEKSUAL OLEH MASYARAKAT TERHADAP ANAK DIBAWAH

UMURDI WILAYAH HUKUM POLRES KABUPATEN MANDAILING NATAL

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Nur Jannah NIM. 3101111212

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan

anugerahNya yang telah memberikan kesehatan dan pengetahuan sehinggauntuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini merupakan tugas akhir

penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul: “Peran Polri Dalam Menangani

Tinak Pidana Pelecehan Seksual Oleh Masyarakat Terhadap Anak Dibawah Umur Di Wilayah Hukum Polres Kabupaten Mandailing Natal”.

Dalam penulisan skripsi ini, mulai dari awal hingga akhir penulis banyak

menemukan hambatan. Namun karena dukungan berbagai pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikannya. Dengan penuh iklas dan kerendahan hati pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra.Reh Bungana Beru, PA, SH, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

5. Bapak Arif Wahyudi, SH, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,

sebagai Dosen Penguji Skripsi Penulis.

6. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Dosen Pembimbing Skripsi Penulis.

7. Bapak Drs. Halking, M,Si sebagai Dosen Penguji Skripsi Penulis.

8. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, sebagai Dosen Penguji Skripsi Penulis.

(5)

10.Bapak Joni selaku bagian tata usaha Jurusan PPKn yang telah banyak membantu

dalam kelengkapan berkas yang dibutuhkan penulis.

11.Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua segala cinta kasih, doa, motivasi, dukungan moril

dan materil yang senantiasa diberikan kepada penulis dengan tulus dan penuh kasih

sayang.

12.Rekan-rekan seperjuangan Kelas Reguler B PPKn stambuk 2010, Kristina, Entina

Sari, Ahmad Sayuti, Irma, Rodiah, Mildan, Indah terimakasih telah menjadi bagian

dalam hidupku yang telah banyak membantu dan memotivasi.

13.Tidak lupa juga kepada semua pihak yang mungkin tidak dapat disebutkan satu

persatu dalam tulisan ini, yang mana telah memberikan dukungan, waktu dan doa

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi

berkat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak

kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu penulis dengan

rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan

dan wawasan kita semua. Atas masukan yang diberikan penulis mengucapkan

terimakasih.

Medan, Januari 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

b. Pengertian Lembaga Kepolisian ... 12

c. Fungsi Dan Tujuan Lembaga Kepolisian ... 13

d. Kedudukan Kepolisian Republik Indonesia ... 14

e. Kewajiban Dan Wewenang Polri ... 15

3. Tindak Pidana ... 18

a. Pengertian Tindak Pidana ... 18

4. Pelecehan Seksual Terhadap Anak ... 19

a. Pengertian Pelecehan Seksual ... 19

(7)

B. Kerangka Berpikir ... 23

C. Hipotesis ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A.Lokasi Penelitian ... 25

B. Populasi dan sampel ... 26

C.Variabel dan definisi Operasional ... 27

D.Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 30

A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 30

1. Angket ... 31

2. Wawancara ... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A.Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Berapa Lama Bapak/Ibu Polri Bertugas Sebagai Anggota Polri ... 31

Table 2 : Sosialisasi UU No. 23 Tahun 2002 kepada Polisi merupakan upaya

mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak ... 32

Table 3 : Bagaimana Tindakan Bapak/Ibu Polri Mengenai Kasus Pelecehan

Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur... 33

Table 4 : Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Anak Dibawah Umur Tidak Penting

Ditangani ... 34

Table 5 : UU No. 23 Tahun 2002 dapat menjamin dihapuskannya tindak kekerasan

terhadap anak ... 35

Table 6 : Apakah Bapak/Ibu Polri Mengetahui Undang-Undang Tentang Pelecehan

Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur... 36

Table 7 : Tindakan Apa Yang Harus Bapak/Ibu Polri Lakukan Ketika Ada Laporan

Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur ... 37

Table 8 : Hukuman Apa Yang Pantas Bapak/Ibu Polri Berikan Pada Orang Yang

Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur ... 38

Table 9 : Ada Perlindungan Dari Polri Terhadap Korban Pelecehan Seksual Dibawah

Umur ... 39

Table 10 : Apakah Pihak Kepolisian Dapat Melakukan Penahanan Bagi Pihak Tersangka 40

Table 11 : Hukuman Yang Diberikan Kepada Tersangka Sesuai Dengan Pasal Yang

Berlaku ... 41

Table 12 : Hambatan-Hambatan Atau Kendala Dalam Menangani Kasus Pelecehan

Seksual Terhadap Anak Dibawah Umur ... 42

Table 13 : Masih Berlaku Hukum Adat Dalam Mengatasi Kasus Pelecehan Seksual

Terhadap Anak Dibawah Umur... 43

Tabel 14 : Yang Paling Berperan Dalam Mengatasi Agar Tidak Terjadi Kasus

Pelecehan Seksual Terhadap Anak Dibawah Umur ... 44

Tabel 15 : Pengaduan Yang Telah Di Cabut Tidak Dapat Diajukan Lagi ... 45

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian

Lampiran 2 : Wawancara

Lampiran 3 : Nota Tugas

Lampiran 4 : Surat Penerbitan Surat Ijin Penelitian Jurusan

Lampiran 5 : Suran Ijin Mengadakan Penelitian Fakultas

Lampiran 6 : Surat Penelitian dari Tempat Penelitian ( Polres Madina )

Lampiran 7 : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn

Lampiran 8 : Surat Keterangan Menyerahkan Buku dan Tidak ada Masalah dengan

Perpustakaan Fakultas ( Ruang Baca Fakultas )

Lampiran 9 : Surat Keterangan Perpustakaan Unimed

Lampiran 10 : Kartu Bimbingan Skripsi Jurusan PPKn

Lampiran 11 : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPKn

Lampiran 12 : Pernyataan Keaslian Tulisan

(10)

25 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah generasi penerus cita-cita pembangunan sebuah Negara.

Anak juga merupakan titipan anugerah dari yang Maha Kuasa untuk kita didik

dan bimbing dengan baik karena hal itu merupakan wujud syukur kita telah

diberikan oleh Allah SWT. Selain itu anak juga memiliki hak-hak yang harus

dipenuhi demi perkembangan dan pertumbuhannya.

Salah satu hal yang dibutuhkan setiap anak maupun sebagai warga Negara

adalah terjaminnya kesejahteraan dan terjaminnya keamanan hidupnya. Hal ini

diatur dalam Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

pasal 4 yang berbunyi: “ setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,

berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Istilah pelecehan sendiri tidak dapat ditemukan dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan yang ada di Indonesia. Kejahatan pelecehan yang saat ini

memiliki arti yakni kejahatan terhdapap norma kesopanan dan kesusilaan atau

lebih rinci kejahatan seksual, baik pelecehan seksual dan pemerkosaan.

Masalah ekonomi dan sosial yang melanda Indonesia berdampak pada

peningkatan permasalahan yang dihadapi anak Indonesia yang ditandai dengan

(11)

anak yang didagangkan, penelantaran, serta anak yang berhadapan dengan hukum

dan lainnya.

Selain itu dampak negatif dari kemajuan media elektronik juga

menempatkan anak-anak rawan terhadap tindak kekerasan, pelecehan seksual, dan

pencabulan terhadap anak. Tindak pidana pelecehan terhadap anak adalah suatu

perbuatan yang memenuhi unsur pidana dalam hal yang bersinggungan dengan

kesopanan dan kesusilaan, dimana korbannya berusia dibawah umurr 18 tahun.

Kondisi ini menempatkan anak-anak rawan terhadap tindakan kekerasan,

seperti penganiayaan, pelecehan bahkan yang paling menakutkan adalah tindakan

pemerkosaan terhadap anak. Hal ini tentu saja menjadi sulit dikarenakan dapat

merusak jiwa dan mental sang anak tersebut.

Tugas dan wewenang kepolisisan bukan hanya sekedar menjadi penyidik

setelah kasus terjadi akan tetapi juga memiliki peran penting dalam mencegah

terjadinya tindak pidana pencabulan terhadap anak, mengingat anak adalah asset

bangsa yang begitu berharga, menjadi tumpuan harapan bangsa untuk masa yang

akan datang.

Jikalau terjadi tindak pidana terhadap mereka maka Undang-undang

tersebutlah yang menjadi pedoman para penegak hukum untuk melakukan

penyelidikan dan memberikan sanksi kepada pelakunya.Salah satu institusi yang

paling penting peranannya dalam penanganan masalah tindak pidana pencabulan

terhadap anak adalah Kepolisian Republik Indonesia, dimana institusi ini berada

pada posisi paling terdepan dalam penanganan dan pengungkapan kasus yang

(12)

Hal ini ditegaskan dalam kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

(KUHAP) Pasal 1 buti 1 yang menyatakan Penyidikan adalah Pejabat Polisi

Negara Republik Indonesia atau pegawai negeri sipil tertentu yang diberi

wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan.

Pasal 1 Butir 5 KUHP mencantumkan Penyidikan adalah serangkaian

tindakan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga kuat sebagai

tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakuka penyidikan menurut

cara yang diatur dalam Undang-undang. Dari beberapa uraian diatas sudah dapat

dipastikan bahwa institusi Kepolisian Republik Indonesia merupakan pemegang

peranan yang palingpenting dalam usaha pengungkapan sebuah kasus tindak

pidana pencabulan atau pelecehan terhadap anak sebagai korban.Peranan yang

paling penting dalam usaha pengungkapan sebuah kasus tindak pidana

perlindungan terhadap anak menurut Undang-undang tersebut diatas menjadi

tanggung jawab semua pihak terutama orang tua, masyarakat dan pemerintah.

Melihat banyaknya pelanggggaran hukum yang terjadi pada anak sehingga

membutuhkan penanganan yang lebih dari pihak kepolisian. Berbagai

kejahatan-kejahatan dan pelanggaran mengenai kesopanan yang dapat dilihat dalambukunya

Prodjodikoro antara lain adalah kejahatan melanggar kesusilaan, pornografi,

pelanggaran mengenai kesusilaan,zinah ( overspel, adultery ), perkosaan untuk

bersetubuh ( verkreachting ), bersetubuh atau cabul dengan orang yang sedang

pingsan dan tidak berdaya, bersetubuh atau cabul dengan orang dibawah umur,

(13)

Berbagai bentuk pelanggaran atau kejahatan yang terhadap anak sehinga

anak membutuhkan dampingan dari pihak kepolisian untuk menciptakan rasa

aman dan tenteram pada anak di bawah umur.

Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan mata rantai awal yang

penting dan menentukan dalam upaya menyiapkan dan mewujudkan masa depan

bangsa dan negara. Namun apabila anak kurang mendapatkan perhatian dari

lingkungan terdekatnya maka mudah baginya untuk melakukan perbuatan yang

menyimpang dari norma hukum yang berlaku di masyarakat. Dan perbuatan

sebatas kenakalan remaja hingga akhirnya menjurus pada perbuatan kriminal yang

membutuhkan penanganan hukum secara serius, khususnya perlindungan hak-hak

anak dalam proses peradilan pidana.

Perkembangan dalam bidang hukum yang paling penting adalah

dikeluarkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Pada Undang-Undang Perlindungan Anak ini merupakan perangkat yang ampuh

dalam melaksanakan Konvensi Hak Anak (KHA) di Indonesia. Undang-Undang

ini dibuat berdasarkan empat prinsip Konvensi Hak Anak: non-diskriminasi,

kepentingan terbaik sang anak, hak untuk hidup, bertahan dan berkembang dan

hak untuk berpartisipasi. Didalamnya diatur hak-hak dasar anak untuk

memperoleh identitas, kebebasan, pendidikan, layanan kesehatan, hiburan dan

perlindungan.

Berdasarkan latar belakang diatas, menarik perhatian penellitian untuk

(14)

Tindak Pidana Pelecehan Seksual Oleh Masyarakat Terhadap Anak Dibawah

Umur di Wilayah Hukum Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Peranan polisi dalam menangani tindak pidana pelecehan seksual oleh

masyarakat terhadap anak di bawah umur di wilayah Hukum Polres

Madina Kabupaten Mandailing Natal.

2. Peran Polisi dalam melindungi anak dari kejahatan pelecehan seksual oleh

masyarakat terhadap anak di bawah umur di wilayah hukum Polres

Madina Kabupaten Mandailing Natal.

3. Hambatan-hambatan apa yang dialami petugas kepolisian dalam

melaksanakan tugasnya menanggulangi tindak pidana pelecehan seksual

oleh masyarakat terhadap anak di bawah umur di wilayah Hukum Polres

(15)

Dari pendapat diatas maka yang menjadi pokok permasalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan Polisi dalam menangani tindak pidana

pelecehan seksual oleh masyarakat terhadap anak di bawah umur di

wilayah Hukum Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang dialami petugas

kepolisian dalam melaksanakan tugasnya menanggulangi Tindak Pidana

Pelecehan Seksual oleh masyarakat Terhadap Anak dibawah umur di

Wilayah Hukum Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Peran Polri Dalam Menangani Tindak Pidana Pelecehan

Seksual oleh Masyarakat Terhadap Anak di bawah Umur di Wilayah

Hukum Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal ?

2. Hambatan-hambatan apa yang dialami petugas kepolisian dalam

melaksanakan tugasnya menanggulangi Tindak Pidana Pelecehan Seksual

oleh masyarakat Terhadap Anak dibawah umur Di Wilayah Hukum Polres

(16)

E. Tujuan Penelitian

Dengan adanya tujuan, maka penulis dapat mengarahkan penelitian

sehingga arah penelitian semakin terfokus dan arah pencapaian tujuan yang

diinginkan juga semakin jelas.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peranan Polisi dalam menangani tindak pidana

pelecehan seksual oleh masyarakat terhadap anak dibawah umur di

wilayah Hukum Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang dialami petugas

kepolisian dalam melaksanakan tugasnya menanggulangi Tindak Pidana

Pelecehan Seksual oleh masyarakat Terhadap Anak dibawah umur Di

Wilayah Hukum Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal.

F. Manfaat Penelitian

Segala usaha penelitian selalu memberikan manfaat yang sangat berarti.

Demikian juga dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi penulis : Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan penulis

mengenai Peran Polri Dalam Menangani Tindak Pidana Pelecehan Seksual

OlehMasyarakat Terhadap Anak Dibawah Umur di Wilayah Hukum

Polres Madina Kabupaten Mandailing Natal.

2. Bagi mahasiswa:Sebagai bahan referensi dan penambah wawasan tentang

(17)

Masyarakat Terhadap Anak Dibawah Umur di Wilayah Hukum Polres

Madina Kabupaten Mandailing Natal.

3. Bagi masyarakat: Sebagai referensi untuk memberikan masukan

pentingnya dalam mencegah terjadinya tindak pidana pencabulan terhadap

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Peran dalam mengatasi tindak pidana pelecehan seksual terhadap anak

adalah menerima pengaduan atas segala macam tindak kekerasan terhadap

anak, kemudian melakukan pemeriksaan kepada saksi, korban maupun

pelaku sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku kemudian menetapkan

pasal atau UU yang telah dilanggar oleh si pelaku untuk nantinya bisa

ditentukan hukuman yang akan diterima oleh si pelaku agar jera,

kemudian setelah itu poisi berperan memberikan perlindungan terhadap

saksi maupun korban dan untuk korban juga di berikan pendampingan

agar dapat menghilangkan trauma akan kekerasan yang telah menimpanya.

2. Hambatan yang dihadapi dalam menangani kasus tindak pidana pelecehan

seksual terhadap anak adalah komunikasi terhadap korban, masalah bahasa

sehari-hari yang digunakan tersangka, korban, dan saksi-saksi, masalah

tenanga ahli/ psikiater di panyabungan kabupaten mandailing natal belum

ada untuk koprban kasus tindak pidana pelecehan seksual terhadap anak

dibawah umur yang keterbelakangan mental, biaya visum repertum yang

dirasakan sangat mahal, kurangnya kesadaran hukum dari masyarakat, dan

penyidikan terhadap kasus-kasus anak waktunya waktu yang diberikan

(19)

sedangkan jumlah penyidik khusus nya penyidik anak sangat sedikit untuk

melayan masyarakat.

B. Saran

Demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat, maka peneliti memberikan

sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada pihak Kepolisian Polres Kabupaten Mandailing Natal

agar lebih berperan aktif dalam mencegah pelecehan seksual terhadap anak

di bawah umur.

2. Sekiranya pihak Kepolisian terus-menerus melakukan sosialisasi agar

memupuk kesadaran masyarakat atau keluarga dalam mencegah terjadinya

pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

3. Diharapkan kepada masyarakat khususnya keluarga atau orang tua lebih

menjaga buah hatinya agar terhindar dari pelecehan seksual dan

(20)
(21)

DAFTARPUSTAKA

Ali, Mohamad. 2002. Penelitian Pendidikan Prosedu rdan Strategi. Bandung: Tarsito.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : RinekaCipta.

Basrowi. 2005.Pengantar sosialogi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Comte, Aguste. 2005. Pengantar sosialogi. Bogor:Ghalia Indonesia.

FakultasIlmuSosial, UNIMED. 2010. Buku Pedoman Penulis Sekripsi. Medan.

Goetomo.2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya :MiteraPelajar.

Gulo. 2002. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Pt. Gramedia Widiasarana Indonesia. raga. 2001.

Moeljotno, 2008. Kitap Undang-Undang Hukum Pidana( KUHP). Jakarta: Bumi Aksara.

Maran, Rafael raga. 20001. Pengantar sosiologi polittik. Jakarta: rinekacipta.

Narwoki, j. dwi. 2007. Sosialogi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.

Nawita, Muslik. 2013. Bunda, SeksituApa?.Bandung: Yrama Widya.

Poerwadarminto.2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Ruspiai, 2007.Peranandan Usaha Polisidalam Melindungi Masyarakat di Kecamatan Medan Barat. Medan. Fakultas Ilmu Sosial.

Subidoyo, Bambang. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gremedia Pustaka Utama.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja. Grafindo

Soehartono.2004.Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

(22)

Sholehuddin, 2003. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-UndangRepublik Indonesia No 23 Tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak.

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode diskriptif kualitatif artinya penulis akan menjelaskan dan memaparkan hakekat dasar dari

[r]

Dari penelelitian yang dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : Kondisi karakteristik tanah asli sebelum di campur dengan kapur yaitu kondisi

Kondisi sampah disekitar lingkungan responden meliputi banyaknya sampah yang berserakan, banyaknya lalat di sekitar tumpukan sampah, banyaknya tikus berkeliaran, banyaknya

Selama ini Rakom masih mengandalkan relawan sebagai pengisi informasi. Sumber daya manusia memang salah satu kendala yang dihadapi Rakom. Namun, warga sudah mulai

dengan kebijakan kriminal yang didefinisikan sebagai upaya rasional dalam menanggulangi kejahatan, maka penggunaan jalur non penal , dapat dilakukan dengan cara, antara lain

• Kemudian Imam berkata, "Inilah Injil Yesus Kristus menurut (Lukas / Matius / Markus /Yohanes)” dan umat menjawab “Dimuliakanlah Tuhan”, sambil membuat TANDA SALIB di

Bagi peneliti lanjutan, pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa