• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN PERTANYAAN PADA MATERI GARAM HIDROLISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN PERTANYAAN PADA MATERI GARAM HIDROLISIS"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODELPROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN

PERTANYAAN PADA MATERI GARAM HIDROLISIS

Oleh DITA APRIANI

(2)

tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil penelitian ini didukung oleh penilaian sikap siswa antara lain rasa ingin tahu, banyak bertanya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, proaktif dalam menjawab pertanyaan, komunikatif dan bekerja-sama. Rata-rata penilaian afektif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi di-bandingkan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa modelproblem solvingefektif dalam meningkatkan kemampuan

memfokuskan pertanyaan pada materi garam hidrolisis.

Kata kunci : Efektivitas,problem solving,memfokuskan pertanyaan, materi garam hidrolisis

(3)

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN

PERTANYAAN PADA MATERI GARAM HIDROLISIS

Oleh

DITA APRIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 10 April 1993, anak ketiga

dari empat bersaudara buah hati Bapak Mujiman dan Ibu Hartuti (Alm).

Pendidikan diawali pada tahun 1998 di taman kanak-kanak Al-Hikmah Bandar

Lampung diselesaikan tahun 1999, SDN 2 Tanjung Senang yang diselesaikan

tahun 2005, SMPN 29 Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2008, SMA Bina

Mulya Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2009, SMA Gajah Mada yang

diselesaikan tahun 2011. Pada tahun yang sama diterima di Program Studi

Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur tertulis SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi anggota HIMASAKTA Divisi

Pendidikan tahun 2011/2012. Pada tahun 2014 mengikuti Program Kuliah Kerja

Lapangan (KKL), Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA Muhammadiyah Gisting, desa

(8)

Moto

“Suatu tindakan yang disertai doa membuat kita lebih percaya diri dan pantas untuk sukses” (Dita Apriani)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”

(Al-Baqarah : 45)

“Belajarlah mengalah sampai tak seorangpunbisa mengalahkanmu”

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat beserta salam semoga

tercurah pada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad S.A.W., dengan

kerendahan hati saya persembahkan tulisan sederhana ini kepada :

Teristimewa untuk Bapak dan Ibu ,, yang selalu mendoakan, mendukung,

memotivasi, memberikan cinta, kasih sayang dan materi untuk keberhasilan

saya di masa depan. Jerih payah dan kerja keras Bapak dan Ibu tidak akan

terlupakan dan tidak akan dapat terbalaskan. Semoga keikhlasan Bapak dan Ibu

mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Keluarga Mbak Dewi, Mas Teguh dan Adik Taufik, terima kasih telah

memberikan doa dan keceriaan dalam hidup.

Teruntuk sahabat-sahabat dan tim skripsi, terimakasih atas motivasi, semangat

serta bantuan yang selalu kalian berikan dalam menyelesaikan studi.

(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah saya

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Problem Solving Dalam Meningkatkan Kemampuan Memfokuskan Pertanyaan Pada Materi Garam Hidrolisis”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah

pada Rasullulah Muhammad SAW. Terimakasih disampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia

4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya

untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian

kuliah dan penyusunan skripsi ini.

5. IbuEmmawaty Sofya, S.Si, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,

(11)

6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaan, keikhlasan,

dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan P.MIPA Universitas Lampung

8. Ibu Dra. Zusmizawati, selaku kepala SMA Negeri 10 Bandarlampung, atas

izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Maria Ulfa, S.Pd., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya.

10. Sahabat seperjuangan angkatan 2011 seluruhnya tanpa terkecuali, Kakak dan

Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Bandar Lampung, Juni 2015

Penulis,

(12)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Efektivitas Pembelajaran... 8

B. ModelProblem Solving... 9

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 10

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 17

E. Analisis Konsep ... 18

F. Kerangka Pemikiran ... .. 23

G. Anggapan Dasar ... 24

(13)

vi

III. METODOLOGI PENELITIAN... 25

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian ... 26

C. Data Penelitian ... 26

D. Rancangan Penelitian ... 26

E. Instrumen Penelitian... 27

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 28

G. Hipotesis Kerja... 33

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 39

1. Uji Persamaan Dua Rata-Rata... 41

2. Uji perbedaan dua rata-rata ... 43

B. Pembahasan... 49

C. Kendala Saat Penelitian ... 56

V. SIMPULAN A. SIMPULAN... 57

B. SARAN... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 61

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 66

3. Lembar Kerja Siswa ... 97

(14)

vii

5. Rubrik Penilaian Pretes ... 125

6. Soal Postes ... 128

7. Rubrik Penilaian Soal Postes ... 130

8. Nilai Siswa ... 134

9. Lembar Observasi Afektif Siswa ... 136

10. Rubrikasi Afektif Siswa ... 138

11. Niai Afektif Siswa ... 140

12. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 144

13. Surat Keterangan Penelitian... 145

14. Daftar Hadir Seminar Usul Penelitian ... 146

(15)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis... 12

2. Analisis konsep garam hidrolisis ... 19

3. Rancangan penelitian ... 26

4. Hasil uji normalitas nilai pretes siswa... 42

5. Hasil uji homogenitas nilai pretes siswa ... 42

6. Hasil pengujian kesamaan dua rata-rata nilai pretes siswa ... 43

7. Hasil uji normalitasn-gainsiswa... 44

8. Hasil uji homogenitasn-gain siswa ... 45

(16)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 32

2. Rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa pada kelas kontrol dan eksperimen ... 39

3. Rata-rata nilain-Gain kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen... 41

4. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator rasa ingin tahu... 46

5. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator banyak bertanya dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran... 47

6. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator proaktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan... 47

7. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator komunikatif... 47

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan

berin-teraksi dalam kehidupan nyata yang artinya bahwa pendidikan diberikan kepada

siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang mampu menyiapkan mereka

menghadapi kehidupan nyata. Pendidikan dituntut agar mampu menghasilkan

siswa yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman

(Wardoyo, 2013).

Pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dan

tuntutan zaman, maka memerlukan suatu kurikulum. Kurikulum merupakan

sepe-rangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Tim Penyusun, 2006). Kurikulum

pendidikan yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendi-dikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksana-kan oleh masing-masing satuan pendididilaksana-kan. KTSP terdiri dari tujuan pendididilaksana-kan

tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan

pendi-dikan, kalender, dan silabus. Salah satu mata pelajaran yang dimuat dalam KTSP

(18)

2

dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang melalui langkah-langkah

ob-servasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui

eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.

Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA, yang berkembang berdasarkan pada

feno-mena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai produk

seperti fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori; kimia sebagai proses atau kerja

il-miah; dan kimia sebagai sikap. Pembelajaran kimia di SMA dan MA memiliki

tu-juan tertentu yaitu untuk memupuk sikap ilmiah yang mencakup sikap kritis

terha-dap pernyataan ilmiah, tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil

obser-vasi, memahami konsep-konsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila

siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya adalah

keteram-pilan berpikir kritis dan guru ikut berperan penting dalam mengembangkan

kete-rampilan berpikir siswa tersebut.

Guru sebagai fasilitator siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa

harus memiliki kemampuan dalam hal pengendalian proses pembelajaran di kelas.

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana menerapkan

suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi materi yang

akan dicapai, sehingga siswa lebih aktif berpikir selama proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah modelproblem

solving. Modelproblem solvingadalah suatu penyajian materi pelajaran dengan

menghadapkan siswa kepada persoalan yang harus diselesaikan untuk mencapai

(19)

3

terdiri dari 5 langkah yaitu ada masalah yang jelas untuk dipecahkan, mencari data

atau keterangan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut,

me-netapkan jawaban sementara dari masalah tersebut menguji kebenaran jawaban

sementara tersebut, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan langkah-langkah

terse-but, pembelajaran dengan menggunakan modelproblem solvingdiharapkan

efek-tif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dikarenakan

proses pembelajaran menggunakan modelproblem solvingdapat melatih siswa

untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan dalam memecahkan masalah

memerlukan keterampilan berpikir kritis.

Ennis (1989) mendefinisikan bahwa berpikir kritis sebagai suatu cara berpikir

re-flektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus

yakini dan harus dilakukan. Terdapat 12 sub keterampilan berpikir kritis yang

di-kelompokkan dalam lima keterampilan berpikir kritis. Salah satunya adalah

kete-rampilan memberikan penjelasan sederhana. Ketekete-rampilan ini memiliki tiga

ke-mampuan, salah satunya adalah kemampuan memfokuskan pertanyaan yang akan

digunakan pada penelitian ini. Kemampuan memfokuskan pertanyaan dipilih agar

siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan

siswa aktif bertanya dan dapat menjawab pertanyaan dari berbagai kemungkinan

jawaban siswa. Munculnya pertanyaan pada siswa diawali dengan adanya

ma-salah yang ditampilkan oleh guru.

Langkah-langkah pada modelproblem solving yang dapat digunakan untuk

mela-tihkan kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan adalah pada tahap

(20)

4

dipecahkan. Pada tahap ini siswa diharuskan merumuskan pertanyaan dari sebuah

fakta sehingga masalah menjadi jelas dan dapat dipecahkan, siswa akan dilatih

su-paya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis yaitu merumuskan

per-tanyaan. Pada tahap ketiga yaitu menetapkan jawaban sementara dari masalah.

Pada tahap ini siswa dilatih mempertimbangkan dugaan jawaban berdasarkan data

yang telah diperoleh. Tahap ini juga melatih siswa dalam meningkatkan

keteram-pilan berpikir kritis yaitu merumuskan kriteria jawaban yang mungkin. Kedua

keterampilan di atas meupakan indikator dari kemampuan memfokuskan

per-tanyaan.

Hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA

Negeri 10 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran

kimia masih didominasi oleh guru. Fakta tersebut menunjukkan bahwa tidak

ak-tifnya siswa saat proses pembelajaran berlangsung karena siswa hanya menerima

materi yang disampaikan oleh gurunya, sehingga tidak melatih siswa untuk

ber-pikir kritis. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengubah model mengajar guru

yang tepat agar siswa dapat menjadi aktif dan terampil berpikir. Hasil penelitian

Saputra(2012) yang berjudul “Efektivitas Model PembelajaranProblem Solving Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa”menjelaskan bahwa dengan menggunakan modelproblem

solvingdalam pembelajaran pada materi kesetimbangan kimia dapat

meningkat-kan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarmeningkat-kan hasil observasi dan hasil

pe-nelitian sebelumnya, maka dilakukan pepe-nelitian meng-gunakan modelproblem

(21)

5

Mata pelajaran kimia kelas XI semester genap terdapat beberapa standar

kompe-tensi (SK), salah satunya adalah SK 4 yaitu memahami sifat-sifat larutan

asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Pada SK 4 terdapat beberapa

kompe-tensi dasar (KD) salah satunya adalah KD 4.5 yaitu menentukan jenis garam yang

mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut. KD 4.5 ini

mem-pelajari pokok bahasan mengenai garam hidrolisis. Garam hidrolisis adalah salah

satu materi kimia yang memiliki konsep-konsep yang berhubungan dengan pokok

bahasan sebelumnya maupun konsep-konsep yang ada dalam materi garam

hidro-lisis saling berkaitan baik secara teoritis maupun matematis dalam penyelesaian

soal. Sehingga materi garam hidrolisis sesuai untuk mengaplikasikan

pembelajar-an menggunakpembelajar-an modelproblem solvingdalam meningkatkan keterampilan

ber-pikir siswa.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan, maka dilakukanlah penelitian pada

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Bandar Lampung dengan judul “Efektifitas ModelProblem Solvingdalam Meningkatkan Kemampuan Memfokuskan

Per-tanyaan Pada Materi Garam Hidrolisis”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana Efektivitas ModelProblem Solvingdalam Meningkatkan Kemampuan

(22)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan modelproblem solvingyang efektif dalam

meningkatkan kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa:

Efektivitas modelproblem solvingdalan meningkatkan kemampuan

memfokuskan pertanyaan siswa khususnya pada materi Garam Hidrolisis.

2. Bagi guru dan calon guru:

Guru dan calon guru memperoleh model pembelajaran yang efektif pada

materi Garam Hidrolisis.

3. Sekolah

Penerapan modelproblem solvingdalam pembelajaran merupakan alternatif

untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah yang

diguna-kan, maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila

adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa

(23)

7

nilai pretes-postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

pening-katan nilai pretes-postes siswa di kelas kontrol.

2. Menurut Meltzer peningkatan nilai pretes-postes siswa dihitung dengan

rumus gain ternormalisasi (n-Gain)(Rismalinda, 2014).

3. Langkah-langkah model problem solving menurut Suryani (2012) adalah

(a) ada masalah yang jelas, (b) mencari data atau keterangan yang dapat

di-gunakan untuk menyelesaikan masalah, (c) menetapkan jawaban sementara

dari masalah tersebut, (d) menguji kebenaran jawaban sementara tersebut, dan

(e) menarik kesimpulan

4. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah keterampilan berpikir kritis

menurut Ennis (1989) yaitu memberikan penjelasan sederhana dengan

ke-mampuan memfokuskan pertanyaan pada indikator merumuskan pertanyaan

dan merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin

pada materi Garam Hidrolisis

5. Garam Hidrolisis adalah salah satu materi kimia yang memiliki

konsep-konsep yang berhubungan dengan pokok bahasan sebelumnya, baik secara

teoritis maupun perhitungan matematis dalam penyelesaian soal. Materi yang

dibahas pada pokok bahasan garam hidrolisis meliputi penentuan sifat

berapa larutan garam, menentukan komponen penyusun dan penyebab dari

be-berapa larutana garam yang mengalami hidrolisis sebagian dan total, serta

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang

berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil.

Menu-rut Hamalik (2005) menyatakan bahwa pembelajaran efektif adalah pembelajaran

yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar karena aktivitas yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran akan memberikan pengalaman baru bagi siswa untuk mendapatkan

pengetahuan baru pula. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas

seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami isi materi

yang sedang dipelajari. Sedangkan efektifitas pembelajaran menurut Siddiq

(2012) adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun

antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

pembe-lajaran yang diharapkan. Begitupun untuk keefektifan model pembepembe-lajaran.

Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila

ada-nya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa dikelas

eksperimen dan kelas kontrol yang ditujukkan dengan peningkatan nilai

postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan perubahan nilai

(25)

9

B.Model Pembelajaran Problem Solving

Kemampuan memecahkan masalah memerlukan proses berpikir. Jika masalah itu

berhasil dipecahkan berarti siswa mempelajari sesuatu yang baru. Oleh karena

itu, kemampuan siswa dalam berpikir seperti mengamati, bertanya, berkomunikasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya perlu terus ditingkatkan. Pemikiran siswa

diarahkan pada hal-hal yang menuntut kemampuan mencari jawaban sebanyak

mungkin terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa dirangsang berpikir kreatif

dan dapat menjajagi bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuan-penemuan

baru. Berkaitan dengan pengertian yang telah diuraikan, maka pemecahan

ma-salah atau problem solving dapat diartikan sebagai kemampuan yang

menunjuk-kan pada proses berpikir yang terarah untuk menghasilmenunjuk-kan gagasan, ide, atau

me-ngembangkan kemungkinan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya

agar tercapai tujuan yang diinginkan ( Sumiati dan Asra, 2008 ).

Menurut Suryani (2012) langkah-langkah model problem solving yaitu meliputi :

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari

siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

ma-salah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,

bertanya dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini

tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di

(26)

10

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam hal ini siswa harus

berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban

ter-sebut betul-betul sesuai.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir

tentang jawaban dari masalah tadi.

Model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) memiliki kelebihan

sebagai berikut:

1. Model ini lebih dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan

dengan kehidupan siswa.

2. Proses belajar-mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa

menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. Apabila menghadapi

permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, masyarakat dan kerja kelak,

suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.

3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir peserta didik

se-cara kreatif dan menyeluruh, sebab dalam proses belajarnya siswa banyak

ber-latih memecahkan permasalahan dari berbagai segi dalam rangka

pemecahan-nya.

C.Keterampilan Berpikir Kritis

Menurut Robert Ennis berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan

re-flektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.

(27)

eva-11

luasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan

argumentasi (Fisher, 2008).

Menurut Liwoso (Suyanti, 2010) proses pembelajaran berpikir kritis dimulai

dengan suatu pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak

ter-batas dan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan dan kesimpulan pola-pola

pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasan-alasan, penyimpangan, dan

prasangka baik para pengajar maupun para ahli membandingkan dan membentuk

lembaga penilaian. Sedangkan menurut Sembel (Suyanti, 2010) berpikir kritis

me-rupakan sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yang

mem-buat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang harus kita

percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Berpikir kritis bukanlah

dilaku-kan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah

memper-tanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa

ditemu-kan alternative atau solusi terbaiknya.

Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis (KBKr)

yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima

kelom-pok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana (elementary

clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan

(interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta

stra-tegi dan taktik (strategy and tactics).

Adapun kedua belas indikator tersebut adalah:

1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen.

(28)

12

4. Mempertimbangkan kredibilitas sumber.

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. 10. Mengidentifikasi asumsi.

11. Memutuskan suatu tindakan. 12. Berinteraksi dengan orang lain.

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis Keterampilan berpikir

kritis

Sub keterampilan

berpikir kritis Indikator

1. Memberikan penjelasan sederhana

1. Menfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria jawaban yang mungkin. c. Menjaga pikiran terhadap

situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argumen a. Mengidentifikasi kesim-pulan

b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c. Mengidentifikasi alasan

yang tidak dinyatakan d. Mencari persamaan dan

perbedaan

e. Mengidentifikasi dan me-nangani ketidaktepatan f. Mencari struktur dari

argumen g. Meringkas 3. Bertanya dan menjawab

pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang me-nantang

a. bertanya dan menjawab pertanyaan mengapa? b. Apa alasan utama Anda? c. Apa yang Anda maksud

dengan...?

d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan menjadi

contoh?

f. Bagaimana mengaplikasi-kan ke kasus ini? g. Apa yang menjadi

(29)

13

Tabel 1 (Lanjutan)

Keterampilan berpikir kritis

Sub keterampilan

berpikir kritis Indikator

1. Memberikan penjelas-an sederhpenjelas-ana

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang me-nantang

i. Apakah ini yang Anda katakan,...?

j. Apakah yang ingin Anda katakan lagi mengenai hal tersebut? 2. Membangun

kemampuan dasar

4. Memutuskan sumber yang dapat dipercaya

a. Keahlian

b. Mengurangi konflik yang menarik perhatian c. Kesepakatan

antarsumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ditetapkan f. Mengetahui resiko g. Kemampuan

memberikan alas an h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi

menggunakan dugaan b. Mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan

c. Laporan yang dilakukan oleh pengamat

d. Mencatat hal-hal yang diperlukan

e. Pembuktian

f. Kemungkinan dalam pembuktian

g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam

menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat

atas kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretsi suatu

pernyataan 1) Penyangkalan 2) Kondisi yang

di-butuhkan dan secukupnya

3) Kata logika lainnya:

“hanya”, “jika dan hanya jika”. “atau”, “beberapa”,

(30)

14

Tabel 1 (Lanjutan)

Keterampilan berpikir kritis

Sub keterampilan

berpikir kritis Indikator

3. Menyimpulkan 7. Menginduksi dan mem-pertimbangkan hasil in-duksi

a. Menggeneralisasi a. Kekhasan dari sebuah

data: batasan cakupan data

b. Pengambilan contoh c. Tabel dan grafik b. Menyimpulkan

kesim-pulan yang bersifat penjelasan dan hipotesis

1. Tipe-tipe kesimpulan yang bersifat menjelaskan dan hipotesis:

1. Pernyataan sebab akibat

2. Menyatakan hal yang dapat dipercaya dan sikap orang lain. 3. Menginterpretasikan

maksud penulis 4. Menyatakan secara

historikal tentang hal-hal yang terjadi 5. Melaporkan definisi 6. Menyatakan sesuatu

yang merupakan alasan dan kesimpulan yang tidak tercantum.

2. Menginvestigasi a) Merancang

eksperimen, termasuk merancang variabel kontrol.

b)Mencari fakta dan fakta yang berlawanan c) Mencari penjelasan

yang mungkin

3. Kriteria memberikan anggapan yang tepat. a) Mengemukakan

kesimpulan yang dapat menjelaskan fakta b) Mengemukakan

kesimpulan berdasar-kan fakta

(31)

15

Tabel 1 (Lanjutan)

Keterampilan berpikir kritis

Sub keterampilan

berpikir kritis Indikator

3. Menyimpulkan 7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

d) Mengemukakan kesimpulan yang masuk akal

8. Membuat dan mengkaji hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi c. Menerapkan konsep

(prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif

e. Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan 4. Membuat penjelasan

lanjut

9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbang-kan definisi

a. Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang, ekspresi yang sama, cara kerja, contoh dan non contoh

b. Strategi definisi 1) Tindakan:

melaporkan maksud, menetapkan maksud, mengungkap-kan posisi pada suatu permasalahan (termasuk rencana dan definisi yang meyakin-kan) 2) Mengidentifikasi dan

mengendali-kan (a) Memberikan

perhatian kepada keadaan

(b) Jenis-jenis respon yang mungkin:

(i) “Definisi yang kurang tepat”

(respon yang sederhana) (ii) Pengurangan

keadaan yang bukan-bukan

“Menurut

definisi tersebut, ada hasil yang

(32)

16

Tabel 1 (Lanjutan)

Keterampilan berpikir kritis

Sub keterampilan

berpikir kritis Indikator

4. Membuat penjelasan lanjut

9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbang-kan definisi

(iii) Mempertimbang-kan alternatif interpretasi 3) Mendefinisikan istilah

dan mempertimbang-kan definisi konten (isi).

10. Mengidentifikasi asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang dibutuhkan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu

tindakan

a. Mendefinisikan masalah b. Memilih kriteria untuk

mempertimbangkan solusi yang mungkin c. Merumuskan alternatif

solusi

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan sementara

e. Merivew, memasukkan sumber ke dalam laporan dan membuat keputusan f. Memonitor pelaksanan 12. Berinteraksi dengan

orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorika d. Mempresentasikan

posisi, baik lisan maupun tulisan

Pada penelitian ini, yang dikembangkan adalah kelompok memberikan penjelasan

sederhana dengan indikator kemampuan memfokuskan pertanyaan dan sub

indi-kator yang dipilih yaitu merumuskan pertanyaan dan merumuskan kriteria

(33)

17

D.Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan hasil penelitian terkait model pembelajaran problem solving :

1. Hasil penelitian Saputra (2012) menemukan bahwa pembelajaran dengan

model problem solving lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan

ber-pikir kritis siswa daripada dengan pembelajaran konvensional dengan nilai

rata-rata n-Gain keterampilan berpikir kritis siswa dengan sub indikator (1)

mengapa, (2) kemampuan untuk memberikan alasan, (3) mengemukakan

hipotesis, (4) membuat bentuk definisi (contoh dan non contoh), dan (5)

men-definisikan masalah. Untuk kelas kontrol dan eksperimen berturut-turut

adalah (1) -0.81 dan 0.73, (2) -0.63 dan 0.762, (3) -0.2 dan 0.49, (4) -0.5 dan

0.697, dan (5) 0.44dan 0.70

2. Penelitian Safitri (2013) menemukan bahwa pembelajaran melalui penerapan

model problem solving dapat berpengaruh terhadap tingkat kemampuan siswa

dalam mengklasifikasi dan menginferensi pada materi asam-basa. Hal ini

tebukti dari rata-rata nilai yang di dadapat dari perolehan nilai posttest.

Rata-rata nilai keterampilan klasifikasi untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah

berturut-turut 95 (sangat baik); 86,04 (sangat baik); dan 87,38 (baik).

Rata-rata nilai keterampilan inferensi untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah

berturut-turut 93,75 (sangat baik); 78,55 (baik); dan 64,58 (baik).

3. Penelitian Damayanti (2014) menemukan bahwa penerapan model

pem-belajarn Problem Solving disertai hierarki konsep dapat meningkatkan

kreativitas dan prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam dengan

(34)

18

menjadi 76,00% pada siklus II. Pada aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa

68,00% pada siklus I meningkat menjadi 80,00% pada siklus II dan aspek

afektif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan presentase dari 74,49% pada

siklus I meningkat menjadi 79,40% pada siklus II.

E. Analisis Konsep

Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi

untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk

meme-cahkan masalah, siswa harus mengetahui aturan yang relevan, dan

aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Analisis konsep

dengan konsep bujursangkar (Rosser, 1984:461) dalam Dahar (1989) antara lain

(1) Nama konsep. Dengan menyetujui nama untuk suatu konsep orang dapat

ber-komunikasi tentang konsep itu. (2) Atribut-atribut kriteria dan variabel konsep.

Atribut-atribut kriteria dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk

membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, dan untuk menentukan

apakah suatu objek baru merupakan suatu contoh dari konsep. Atribut-atribut

va-riabel konsep ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda antara contoh-contoh tanpa

mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. (3) Definisi konsep. Pada

ting-kat formal siswa dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan.

Kemampu-an untuk menyatakKemampu-an suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakKemampu-an. Sebagai

suatu kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu. (4) Contoh-contoh dan

non-contoh-noncontoh. (5) Hubungan konsep pada konsep-konsep lain : superordinat,

(35)

19

Tabel 2. Analisis konsep pada materi garam hidrolisis

No Nama/ Label

Definisi Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non

Contoh Kritis variabel Super Ordinat Ordinat Sub Ordinat

1 Garam Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Komponen kation dan anion garam dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida(Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.

Konsep konkret

Senyawa ionik ion positif (kation), ion negatif (anion) hasil reaksi asam dan basa Arrhenius Teori

asam-Garam netral garam asam garam basa

Garam netral adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat dan tidak mengubah warna kertas lakmus

Konsep konkret

(36)

20

Tabel 2 (Lanjutan)

No Nama/ Label

Definisi Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non

Contoh Kritis variabel Super Ordinat Ordinat Sub

Ordinat

3 Garam

asam

Garam asam adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah dan dapat mengubah kertas lakmus menjadi berwarna merah basa lemah

Jenis

Garam basa yaitu garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam lemah

Konsep konkret

Terbentuk dari basa kuat dan asam lemah

Jenis

Garam hidrolisi adalah reaksi anion atau kation suatu garam, atau keduanya, dengan air sehingga menggeser kesetimbangan air. Reaksi ini biasanya mempenga-ruhi pH larutan

Konsep abstrak

Reaksi anion atau kation suatu garam, atau keduanya, dengan air

Jenis kation dan anion

Teori asam dan basa Reaksi asam basa

Reaksi

kesetimbangan

(37)

21

Tabel 2 (Lanjutan)

No Nama/ Label

Definisi Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non

Contoh

Kritis variabel Super

Ordinat

Hidrolisis parsial adalah reaksi antara kation atau anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dengan air yang terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa kuat (garam basa) atau garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat (garam asam) dilarutkan dalam air

Konsep abstrak

- Reaksi kation dari asam lemah

bereaksi dengan air - Reaksi anion dari

basa lemah

bereaksi dengan air - Garam asam dan

garam basa dilarutkan dalam air

Jenis kation dan anion

Teori asam dan basa Reaksi asam basa berasal dari asam kuat berasal dari asam lemah dan basa

Hidrolisis total adalah reaksi antara kation dan anion yang berasal dari asam lemah dan basa le-mah dengan air yang terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa le-mah dilarutkan dalam air, dan sifat netral atau asam atau basa dari laru-tannya bergantung pada nilai Ka dan Kb untuk

Konsep abstrak

- Reaksi kation dengan air dan reaksi anion dengan air terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa lemah dilarutkan dalam air

Teori asam dan basa Reaksi asam basa berasal dari asam lemah dan basa

(38)

22

No Nama/ Label

Definisi Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non Contoh

Kritis variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat 7

Hidro-lisis total

ion-ion yang terhidrolisis.

Konsep abstrak

Jenis kation dan anion

Penyangga CH3COONH4

Al2(CO3)3 8 Tetapan

Hidro-lisis (Kh)

Tetapan

Kesetmbangan dari reaksi Hidrolisis

Berdasark an prinsip

Tetapan kesetimbangan

Jenis kation dan anion

Teori asam dan basa Reaksi asam basa

Reaksi kesetimbang an

Penyangga Tetapan

hidrolisis larutan garam NH4Cl 0,001

pH garam hidrolisi adalah bilangan yang menyatakan tingkat keasaman larutan garam yang menghidrolisis air

Berda-larutan garam yang

menghidrolisis air

[H+], [OH-] zat Garam yang mengalami hidrolisis

pH larutan asam dan

pH dari larutan (CH3COO)2Ca adalah 9,18

(39)

23

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan memfokuskan

pert-anyaan dengan indikator merumuskan pertpert-anyaan dan merumuskan kriteria

ja-waban yang mungkin menggunakan model problem solving. Model Problem

Solving melibatkan siswa terhadap permasalahan dalam pembelajarannya.

Pene-rapan model ini akan membuat siswa cenderung aktif melibatkan diri pada proses

pembelajaran, sehingga guru tidak mendominasi kelas. Tahap pertama,

meng-orientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat

menen-tukan atau menemukan permasalahan dari fenomena masalah yang telah

disam-paikan oleh guru, sehingga akan melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis yaitu merumuskan pertanyaan.

Tahap kedua yaitu mencari data atau keterangan yang digunakan untuk

memecah-kan masalah. Pada tahap ini, siswa mencari informasi sebanyak-banyaknya

me-ngenai masalah yang dihadapi. Kemudian, pada tahap ketiga yaitu menetapkan

jawaban sementara dari masalah. Pada tahap ini siswa mempertimbangkan

du-gaan jawaban berdasarkan data yang diperoleh, siswa akan dilatih untuk

mening-katkan keterampilan berpikir kritis yaitu merumuskan kriteria untuk

mempertim-bangkan jawaban yang mungkin. Tahap keempat yakni menguji kebenaran dari

jawaban sementara. Pada tahap ini siswa melakukan percobaan untuk

membukti-kan jawaban sementara. Kemudian melakumembukti-kan diskusi untuk membahas hasil

percobaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS berbasis

problem solving. Tahap kelima menarik kesimpulan; artinya siswa harus sampai

(40)

24

Penerapan model problem solving ini memberikan kebebasan untuk mengolah

semua informasi yang mereka dapatkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan

awal yang mereka miliki, sehingga dapat melatih siswa untuk mengembangkan

kemampuan yang dimiliki yaitu keterampilan merumuskan pertanyaan dan

me-rumuskan kriteria jawaban yang mungkin.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Perbedaan n-Gain kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa

semata-mata terjadi karena perubahan perlakuan dalam proses belajar siswa

mem-peroleh materi yang sama oleh guru yang sama.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kimia

sis-wa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun

pelajaran 2014/2015 diabaikan.

H. Hipotesis Umum

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model problem solving efektif dalam

(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 215

siswa. Kemampuan akademik siswa pada tiap kelas adalah heterogen, sehingga

proporsi jumlah siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang

maupun kurang dalam tiap kelasnya hampir sama. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknikpurposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan

pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan teknik ini maka peneliti menetapkan

kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen yang mengalami pembelajarannya

menggunakan model problem solvingdan XI IPA 6 sebagai kelas kontrol yang

mengalami pembelajaran yang biasa digunakan guru di SMA Negeri 10 Bandar

(42)

26

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan modelproblem

solvingdan tanpa penggunaan modelproblem solving.

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan memfokuskan

pertanyaan.

c. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi yang diberikan yaitu

garam hidrolisis.

C. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kuanti-tatif yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretes) dan hasil tes

se-telah pembelajaran diterapkan (postes) siswa, serta data yang bersifat kualitatif

yaitu data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakam metode quasi eksperimen dengan desain

Non-Equivalent Control Group Design. Menurut Creswell (2003) terdapat

langkah-langkah yang menunjukan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 3. Rancangan Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen O1 X1 O2

(43)

27

Keterangan :

X1 : Pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaranproblem solving - : Pembelajaran kimia tanpa menggunakan modelproblem solving

O1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretes O2 : Kelas ekserimen dan kelas kontrol diberi postes

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain silabus, rencana

pe-laksanaan pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, instrumen tes, rubrik penilaian

instrumen tes, lembar kerja siswa (LKS), lembar penilaian beserta rubrik afektif

dan psikomotor. Adapun instrumen tes yang digunakan berupa soal pretes dan

postes. Soal pretes yang digunakan adalah soal uraian yang mengukur

kemam-puan memfokuskan pertanyaan pada materi asam basa dan soal postes yang

di-gunakan adalah soal uraian yang mengukur kemampuan memfokuskan pertanyaan

pada materi Garam Hidrolisis. Dalam pelaksanaannya, kelas eksperimen dan

kelas kontrol diberikan soal pretes dan postes yang sama.

Agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus

valid. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat digunakan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

se-cara tepat. Pada penelitian ini menggunakan validitas isi yang dilakukan dengan

judgment. Validitas isi dengan carajudgmentmemerlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka dalam hal ini validitas isi dilakukan oleh ahli. Dalam hal ini

dilaku-kan oleh dosen pembimbing untuk memvalidasinya. Dalam hal ini pengujian

(44)

peneli-28

tian, tujuan pengukuran, indikator dan butir-butir pertanyaannya. Bila ternyata

unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap

valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan yang

bersangkutan.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah

1. Observasi Penelitian

a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 10 Bandar Lampung untuk

melaksanakan penelitian.

b. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI IPA

mengenai proses pembelajaran yang biasa dilakukan guru.

2. Menentukan Populasi dan Sampel

Menentukan populasi dan sampel penelitian berdasarkan wawancara

dengan guru bidang studi kimia di SMA Negeri 10 Bandar Lampung.

3. Mempersiapkan Instrumen dan Perangkat Pembelajaran

Tahap persiapan Yaitu membuat silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal tes, instrumen tes berupa soal pretes dan

postes, rubrik penilaian instrumen tes, lembar kerja siswa (LKS), lembar

penilaian beserta rubrik afektif dan psikomotor.

4. Validasi Instrumen

Instrumen yang telah dibuat divalidasi dengan carajudgmentyang

dilaku-kan oleh dosen pembimbing.

(45)

29

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan dalam dua kelas, yaitu

kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaranproblem solving

dan kelas kontrol dengan pembelajaran yang biasa digunakan guru di SMA

Negeri 10 Bandarlampung yaitu dengan metode ceramah, diskusi dan

tanya jawab.

a) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi hidrolisis sesuai

dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing

kelas.

(1) Kelas eksperimen

Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, guru mengelompokkan

siswa dalam 5 kelompok secara heterogen.

a. Kegiatan Pendahuluan

- Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

- Guru memberikan motivasi dan apersepsi terkait materi yang

akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

Tahap 1: Merumuskan masalah

- Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan

sebagai langkah permasalahan bagi siswa.

(46)

30

Tahap 2 : Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan

untuk memecahkan masalah

- Guru membimbing siswa untuk mencari referensi yang relevan

untuk memecahkan masalah.

- Siswa mencari referensi yang relevan untuk memecahkan

masalah.

Tahap 3 : Merumuskan hipotesis

- Guru membimbing siswa untuk mengembangkan pendapatnya

dalam bentuk hipotesis untuk menjawab yang diajukan pada

tahap sebelumnya.

- Siswa merumuskan hipotesis.

Tahap 4: Menguji kebenaran jawaban sementara

- Guru membimbing siswa dalam proses eksperimen, tugas dan

diskusi membuktikan jawaban sementara bersama dengan

teman sekelompoknya.

- Siswa melakukan eksperimen, tugas dan diskusi untuk

membuktikan jawaban sementara bersama dengan teman

se-kelompoknya.

Tahap 5 : Membuat kesimpulan

- Guru membimbing siswa mempresentasikan hasil eksperimen

dan diskusi serta melakukan tanya jawab

- Siswa mempresentasikan hasil eksperimen dan diskusi.

- Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan

(47)

31

- Siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen dan

diskusi.

- Guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang

materi yang telah dipelajari.

c. Kegiatan Penutup

- Guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.

(2) Kelas Kontrol

Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, guru mengelompokkan

siswa dalam 5 kelompok secara heterogen.

a. Kegiatan Pendahuluan

- Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

- Guru memberikan motivasi dan apersepsi terkait materi yang

akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

- Guru memberikan pertanyaan untuk didiskusikan siswa

mengenai materi Garam Hidrolisis.

- Siswa berdiskusi untuk mencari jawaban tersebut.

- Siswa mempresentasikan hasil diskusi nya.

- Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil diskusi

siswa

- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang baru saja

(48)

32

Kegiatan Penutup

- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang baru saja

mereka dapatkan.

c) Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

6. Analisis data

7. Penulisan pembahasan

8. Simpulan

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian Observasi Pendahuluan

Menentukan Populasi dan Sampel

Mempersiapkan instrumen dan perangkat pembelajaran

Validasi Instrumen

Pretes Kelas Eksperimen

Pembelajaran model problem solving

Pembahasan dan Simpulan Analisis Data

Postes

Kelas Kontrol

Pembelajaran yang biasa digunakan guru

disekolah (ceramah, diskusi dan tanya

(49)

33

G. Hipotesis Kerja

Rata-ratan-Gain keterampilan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada

materi Garam Hidrolisis yang diterapkan modelproblem solving lebih tinggi

daripada rata-ratan-Gain dengan tanpa menggunakan modelproblem solving.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Teknik analisis data

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pretes

dan postes untuk mengukur kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan

yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Perhitungan nilai pretes dan postes

Nilai pretes atau postes dirumuskan sebagai berikut :

Nilai =

Jumlah skor yang diperoleh siswa

Jumlah skor maksimal

x 100

b. Perhitungann-Gain

Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila

adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa

di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditujukkan dengan peningkatan

nilai pretes-postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

pening-katan nilai pretes-postes siswa di kelas kontrol.

Untuk mengetahui efektivitas kemampuan siswa dalam memfokuskan

per-tanyaan pada materi Garam Hidrolisis antara dengan menerapkan model

problem solvingdan tanpa menerapkan modelproblem solving, maka

(50)

34

(n-Gain)bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes kedua

kelas. Menurut Meltzer dalam Rismalinda (2014) besarnya peningkatan

dihitung dengan rumusn-Gain,yaitu :

n-Gain= nilai postes-nilai pretes nilai maksimum -nilai pretes

2. Pengujian hipotesis a. Uji normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Rumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah :

H0: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Uji ini biasanya menggunakan ujiChi-Kuadrat:

χ =

(Oi Ei)

Ei

Sudjana (2005 : 293)

dengan krieria uji : terima H0jika χ2hitung χ2tabel dengan taraf signifikan 5% Keterangan :

χ2 : nilaiChi-Kuadrat

Oi : frekuensi pengamatan

Ei : frekuensi yang diharapkan

(51)

35

b. Uji homogenitas dua varians

Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua

kelompok sampel mempuyai varians yang homogen atau tidak.

H0: kedua kelas penelitian mempunyai varians yang homogen H1: kedua kelas penelitian mempunyai varians yang tidak homogen Rumus statistik untuk uji homogenitas (F) :

= ( )

( 1)

Keterangan :

= varians terbesar

= varians terkecil

Kriteria uji : terima H0jika FhitungFtabel, dengan taraf nyata 5%

c. Uji Persamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan apakah pada awalnya

kedua kelas penelitian memiliki kemampuan memfokuskan pertanyaan yang

berbeda secara signifikan atau tidak. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk

pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

Rumusan hipotesis:

H0: = : rata-rata nilai pretes kemampuan awal siswa dalam

memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai

pretes kemampuan awal siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas

(52)

36

H1: : rata-rata nilai pretes kemampuan awal siswa dalam

memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata

nilai pretes kemampuan awal siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas

kontrol.

Keterangan :

: rata-rata nilai pretes (x) pada kelas eksperimen

: rata-rata nilai pretes (x) pada kelas kontrol

x : kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian

menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana,

2002):

X = rata-rata nilai pretes kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas ekeriperimen

2

X = rata-rata nilai pretes kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas kontrol

s2 = varians gabungan

n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol

2 1

s = varians kelas eksperimen

(53)

37

2 2

s = varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian: terima H0jika -ttabel< thitung< ttabel dengan derajat kebebasan d(k) = n1+ n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1-α ).

d. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif

perlakuan terhadap sampel dengan melihatn-Gainantara pembelajaran pada

kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

Rumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0: µ1≤µ2 : Rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen (yang diterapkan model

problem solving) lebih tinggi daripada rata-ratan-Gain

kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas

kontrol (yang tidak diterapkan modelproblem solving)

H1: µ1>µ2 : Rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen (yang diterapkan model

problem solving) lebih rendah daripada rata-ratan-Gain

kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas

kontrol (yang tidak diterapkan modelproblem solving)

Keterangan:

: rata-ratan-Gain(x) pada kelas eksperimen

: rata-ratan-Gain(x) pada kelas kontrol

(54)

38

Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian

menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana,

2002):

X = rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen

2

X = rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas kontrol

s2 = varians gabungan

n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol

2 1

s = varians kelas eksperimen 2

2

s = varians kelas kontrol

Dengan kriteria pengujian: terima H0jika t > t1-1/2αdengan derajat kebebasan

d(k) = n1+ n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1-α ).

(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian efektifitas

model pembelajaranproblem solvingpada materi hidrolisis garam dapat

disimpulkan bahwa :

Rata-ratan-Gainkemampuan memfokuskan pertanyaan dengan model

pembelajaranproblem solvinglebih tinggi dari pada rata-ratan-Gain

kemampuan memfokuskan pertanyaan dengan tidak menggunakan model

pembelajaranproblem solvingpada materi hidrolisis garam, maka dapat

disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan modelproblem solving

efektif untuk meningkatkan kemampuan memfokuskan pertanyaan pada siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa agar lebih

memperhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga

(56)

58

2. Model pembelajaranproblem solvingdapat dipakai sebagai alternatif model

pembelajaran bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J. W. 2003.Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches Second Edition. New Delhi: Sage Publications.

Damayanti, D. R. 2014. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Disertai Hierarki Konsep pada Materi Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)Universitas Sebelas Maret, 124.

Dahar, R. W. 1996.Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Ennis, R. H. 1989.Critical Thinking.University of Illinois. Urbana-Campaign.

Fisher, A. 2008.Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar.Erlangga : Jakarta

Hamalik, O. 2005.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Mergendoller, John R dan Nan L Maxwell. 2005. The Effectiveness of Problem-Based Instruction : A Comparative Study Of Instructional Methods and Student Characteristics.The Interdiscriplinary Journal Of Problem Based Learning.1(2): 1-69.

Oktavia, V. 2013. Analisis Kemampuan Memfokuskan Pertanyaan dan Menganalisis Argumen pada Materi Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran Inquiriterbimbing. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Rismalinda, A. 2014. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Ilmiah dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Lancar pada Materi Kesetimbangan Kimia.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Safitri, N. 2013. Analisis Keterampilan Klasifikasi dan Inferensi pada Materi Asam-Basa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Siswa Kelas XI IPA.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

(58)

60

Siddiq, D. A. 2012. Efektivitas Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving dalam Meningkatkan Kemampuan Analisis Matematis Siswa.

Skripsi.Universitas Lampung. Bandarlampung.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung

Sumiati dan Asra. 2008.Model Pembelajaran.Wacana Prima. Bandung.

Suryani, L A. 2012.Strategi Belajar Mengajar. Ombak. Yogyakarta.

Suyanti, R. D. 2010.Strategi Pembelajaran Kimia.Graha Ilmu. Yogyakarta.

Thompson, C. 2011. Critical Thinking Across The Curriculum: Process Over Out-put.International Journal Of Humanities and Social Science. 1(9): 1-7.

Tim Penyusun. 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.BNSP. Jakarta.

____________. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Trianto. 2014.Model Pembelajaran Terpadu .Bumi Aksara. Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis
Tabel 1 (Lanjutan)
Tabel 1 (Lanjutan)
Tabel 1 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengadaan tanah untuk sarana jalan serta jalan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah masih menyalah artikan kata penguasaan negara terhadap tanah yang terkandung

Ketika berbicara tentang masa transisi di Indonesia, hal awal yang terbersit dalam pikiran kita adalah masa di mana negara ini mengalami perubahan yang dulu dipercaya

Dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, dimana untuk menggambarkan tingkat konsumsi di daerah penelitian dibandingkan dengan tiga indikator(tingkat konsumsi

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan alternatif matakuliah yang dapat dikembangkan sebagai matakuliah berpraktik,

yang digunakan oleh para pemerandalam film yang berjudul “ The Fault in Our Stars ”.Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mencari jenis kalimat commissive dalam

advantage of using the used cooking oil to make bio-diesel in a more economical way, as we don’t need to pay much for waste vegetable oil and at the same time will decrease

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta memberikan ketabahan, kekuatan, kemudahan dan kedamaian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh peningkatan dosis pupuk NPK (16:16:16) dan dosis pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai ( Capsicum annuum