ABSTRAK
EFEKTIVITAS MODELPROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN
PERTANYAAN PADA MATERI GARAM HIDROLISIS
Oleh DITA APRIANI
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil penelitian ini didukung oleh penilaian sikap siswa antara lain rasa ingin tahu, banyak bertanya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, proaktif dalam menjawab pertanyaan, komunikatif dan bekerja-sama. Rata-rata penilaian afektif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi di-bandingkan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa modelproblem solvingefektif dalam meningkatkan kemampuan
memfokuskan pertanyaan pada materi garam hidrolisis.
Kata kunci : Efektivitas,problem solving,memfokuskan pertanyaan, materi garam hidrolisis
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVINGDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMFOKUSKAN
PERTANYAAN PADA MATERI GARAM HIDROLISIS
Oleh
DITA APRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 10 April 1993, anak ketiga
dari empat bersaudara buah hati Bapak Mujiman dan Ibu Hartuti (Alm).
Pendidikan diawali pada tahun 1998 di taman kanak-kanak Al-Hikmah Bandar
Lampung diselesaikan tahun 1999, SDN 2 Tanjung Senang yang diselesaikan
tahun 2005, SMPN 29 Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2008, SMA Bina
Mulya Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2009, SMA Gajah Mada yang
diselesaikan tahun 2011. Pada tahun yang sama diterima di Program Studi
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur tertulis SNMPTN.
Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi anggota HIMASAKTA Divisi
Pendidikan tahun 2011/2012. Pada tahun 2014 mengikuti Program Kuliah Kerja
Lapangan (KKL), Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA Muhammadiyah Gisting, desa
Moto
“Suatu tindakan yang disertai doa membuat kita lebih percaya diri dan pantas untuk sukses” (Dita Apriani)
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”
(Al-Baqarah : 45)
“Belajarlah mengalah sampai tak seorangpunbisa mengalahkanmu”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat beserta salam semoga
tercurah pada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad S.A.W., dengan
kerendahan hati saya persembahkan tulisan sederhana ini kepada :
Teristimewa untuk Bapak dan Ibu ,, yang selalu mendoakan, mendukung,
memotivasi, memberikan cinta, kasih sayang dan materi untuk keberhasilan
saya di masa depan. Jerih payah dan kerja keras Bapak dan Ibu tidak akan
terlupakan dan tidak akan dapat terbalaskan. Semoga keikhlasan Bapak dan Ibu
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Keluarga Mbak Dewi, Mas Teguh dan Adik Taufik, terima kasih telah
memberikan doa dan keceriaan dalam hidup.
Teruntuk sahabat-sahabat dan tim skripsi, terimakasih atas motivasi, semangat
serta bantuan yang selalu kalian berikan dalam menyelesaikan studi.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah saya
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Problem Solving Dalam Meningkatkan Kemampuan Memfokuskan Pertanyaan Pada Materi Garam Hidrolisis”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
pada Rasullulah Muhammad SAW. Terimakasih disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia
4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian
kuliah dan penyusunan skripsi ini.
5. IbuEmmawaty Sofya, S.Si, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,
6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaan, keikhlasan,
dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan P.MIPA Universitas Lampung
8. Ibu Dra. Zusmizawati, selaku kepala SMA Negeri 10 Bandarlampung, atas
izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian.
9. Ibu Maria Ulfa, S.Pd., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya.
10. Sahabat seperjuangan angkatan 2011 seluruhnya tanpa terkecuali, Kakak dan
Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis,
v DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Efektivitas Pembelajaran... 8
B. ModelProblem Solving... 9
C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 10
D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 17
E. Analisis Konsep ... 18
F. Kerangka Pemikiran ... .. 23
G. Anggapan Dasar ... 24
vi
III. METODOLOGI PENELITIAN... 25
A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
B. Variabel Penelitian ... 26
C. Data Penelitian ... 26
D. Rancangan Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian... 27
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 28
G. Hipotesis Kerja... 33
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 39
1. Uji Persamaan Dua Rata-Rata... 41
2. Uji perbedaan dua rata-rata ... 43
B. Pembahasan... 49
C. Kendala Saat Penelitian ... 56
V. SIMPULAN A. SIMPULAN... 57
B. SARAN... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 61
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 66
3. Lembar Kerja Siswa ... 97
vii
5. Rubrik Penilaian Pretes ... 125
6. Soal Postes ... 128
7. Rubrik Penilaian Soal Postes ... 130
8. Nilai Siswa ... 134
9. Lembar Observasi Afektif Siswa ... 136
10. Rubrikasi Afektif Siswa ... 138
11. Niai Afektif Siswa ... 140
12. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 144
13. Surat Keterangan Penelitian... 145
14. Daftar Hadir Seminar Usul Penelitian ... 146
viii DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis... 12
2. Analisis konsep garam hidrolisis ... 19
3. Rancangan penelitian ... 26
4. Hasil uji normalitas nilai pretes siswa... 42
5. Hasil uji homogenitas nilai pretes siswa ... 42
6. Hasil pengujian kesamaan dua rata-rata nilai pretes siswa ... 43
7. Hasil uji normalitasn-gainsiswa... 44
8. Hasil uji homogenitasn-gain siswa ... 45
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 32
2. Rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa pada kelas kontrol dan eksperimen ... 39
3. Rata-rata nilain-Gain kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen... 41
4. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator rasa ingin tahu... 46
5. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator banyak bertanya dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran... 47
6. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator proaktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan... 47
7. Rata-rata penilaian afektif dengan indikator komunikatif... 47
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan
berin-teraksi dalam kehidupan nyata yang artinya bahwa pendidikan diberikan kepada
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang mampu menyiapkan mereka
menghadapi kehidupan nyata. Pendidikan dituntut agar mampu menghasilkan
siswa yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman
(Wardoyo, 2013).
Pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan zaman, maka memerlukan suatu kurikulum. Kurikulum merupakan
sepe-rangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Tim Penyusun, 2006). Kurikulum
pendidikan yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendi-dikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksana-kan oleh masing-masing satuan pendididilaksana-kan. KTSP terdiri dari tujuan pendididilaksana-kan
tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendi-dikan, kalender, dan silabus. Salah satu mata pelajaran yang dimuat dalam KTSP
2
dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang melalui langkah-langkah
ob-servasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep.
Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA, yang berkembang berdasarkan pada
feno-mena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai produk
seperti fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori; kimia sebagai proses atau kerja
il-miah; dan kimia sebagai sikap. Pembelajaran kimia di SMA dan MA memiliki
tu-juan tertentu yaitu untuk memupuk sikap ilmiah yang mencakup sikap kritis
terha-dap pernyataan ilmiah, tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil
obser-vasi, memahami konsep-konsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila
siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya adalah
keteram-pilan berpikir kritis dan guru ikut berperan penting dalam mengembangkan
kete-rampilan berpikir siswa tersebut.
Guru sebagai fasilitator siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa
harus memiliki kemampuan dalam hal pengendalian proses pembelajaran di kelas.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana menerapkan
suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi materi yang
akan dicapai, sehingga siswa lebih aktif berpikir selama proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah modelproblem
solving. Modelproblem solvingadalah suatu penyajian materi pelajaran dengan
menghadapkan siswa kepada persoalan yang harus diselesaikan untuk mencapai
3
terdiri dari 5 langkah yaitu ada masalah yang jelas untuk dipecahkan, mencari data
atau keterangan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut,
me-netapkan jawaban sementara dari masalah tersebut menguji kebenaran jawaban
sementara tersebut, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan langkah-langkah
terse-but, pembelajaran dengan menggunakan modelproblem solvingdiharapkan
efek-tif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dikarenakan
proses pembelajaran menggunakan modelproblem solvingdapat melatih siswa
untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan dalam memecahkan masalah
memerlukan keterampilan berpikir kritis.
Ennis (1989) mendefinisikan bahwa berpikir kritis sebagai suatu cara berpikir
re-flektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus
yakini dan harus dilakukan. Terdapat 12 sub keterampilan berpikir kritis yang
di-kelompokkan dalam lima keterampilan berpikir kritis. Salah satunya adalah
kete-rampilan memberikan penjelasan sederhana. Ketekete-rampilan ini memiliki tiga
ke-mampuan, salah satunya adalah kemampuan memfokuskan pertanyaan yang akan
digunakan pada penelitian ini. Kemampuan memfokuskan pertanyaan dipilih agar
siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan
siswa aktif bertanya dan dapat menjawab pertanyaan dari berbagai kemungkinan
jawaban siswa. Munculnya pertanyaan pada siswa diawali dengan adanya
ma-salah yang ditampilkan oleh guru.
Langkah-langkah pada modelproblem solving yang dapat digunakan untuk
mela-tihkan kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan adalah pada tahap
4
dipecahkan. Pada tahap ini siswa diharuskan merumuskan pertanyaan dari sebuah
fakta sehingga masalah menjadi jelas dan dapat dipecahkan, siswa akan dilatih
su-paya dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis yaitu merumuskan
per-tanyaan. Pada tahap ketiga yaitu menetapkan jawaban sementara dari masalah.
Pada tahap ini siswa dilatih mempertimbangkan dugaan jawaban berdasarkan data
yang telah diperoleh. Tahap ini juga melatih siswa dalam meningkatkan
keteram-pilan berpikir kritis yaitu merumuskan kriteria jawaban yang mungkin. Kedua
keterampilan di atas meupakan indikator dari kemampuan memfokuskan
per-tanyaan.
Hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA
Negeri 10 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran
kimia masih didominasi oleh guru. Fakta tersebut menunjukkan bahwa tidak
ak-tifnya siswa saat proses pembelajaran berlangsung karena siswa hanya menerima
materi yang disampaikan oleh gurunya, sehingga tidak melatih siswa untuk
ber-pikir kritis. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengubah model mengajar guru
yang tepat agar siswa dapat menjadi aktif dan terampil berpikir. Hasil penelitian
Saputra(2012) yang berjudul “Efektivitas Model PembelajaranProblem Solving Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa”menjelaskan bahwa dengan menggunakan modelproblem
solvingdalam pembelajaran pada materi kesetimbangan kimia dapat
meningkat-kan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarmeningkat-kan hasil observasi dan hasil
pe-nelitian sebelumnya, maka dilakukan pepe-nelitian meng-gunakan modelproblem
5
Mata pelajaran kimia kelas XI semester genap terdapat beberapa standar
kompe-tensi (SK), salah satunya adalah SK 4 yaitu memahami sifat-sifat larutan
asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Pada SK 4 terdapat beberapa
kompe-tensi dasar (KD) salah satunya adalah KD 4.5 yaitu menentukan jenis garam yang
mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut. KD 4.5 ini
mem-pelajari pokok bahasan mengenai garam hidrolisis. Garam hidrolisis adalah salah
satu materi kimia yang memiliki konsep-konsep yang berhubungan dengan pokok
bahasan sebelumnya maupun konsep-konsep yang ada dalam materi garam
hidro-lisis saling berkaitan baik secara teoritis maupun matematis dalam penyelesaian
soal. Sehingga materi garam hidrolisis sesuai untuk mengaplikasikan
pembelajar-an menggunakpembelajar-an modelproblem solvingdalam meningkatkan keterampilan
ber-pikir siswa.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan, maka dilakukanlah penelitian pada
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Bandar Lampung dengan judul “Efektifitas ModelProblem Solvingdalam Meningkatkan Kemampuan Memfokuskan
Per-tanyaan Pada Materi Garam Hidrolisis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana Efektivitas ModelProblem Solvingdalam Meningkatkan Kemampuan
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan modelproblem solvingyang efektif dalam
meningkatkan kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa:
Efektivitas modelproblem solvingdalan meningkatkan kemampuan
memfokuskan pertanyaan siswa khususnya pada materi Garam Hidrolisis.
2. Bagi guru dan calon guru:
Guru dan calon guru memperoleh model pembelajaran yang efektif pada
materi Garam Hidrolisis.
3. Sekolah
Penerapan modelproblem solvingdalam pembelajaran merupakan alternatif
untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah yang
diguna-kan, maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila
adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa
7
nilai pretes-postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
pening-katan nilai pretes-postes siswa di kelas kontrol.
2. Menurut Meltzer peningkatan nilai pretes-postes siswa dihitung dengan
rumus gain ternormalisasi (n-Gain)(Rismalinda, 2014).
3. Langkah-langkah model problem solving menurut Suryani (2012) adalah
(a) ada masalah yang jelas, (b) mencari data atau keterangan yang dapat
di-gunakan untuk menyelesaikan masalah, (c) menetapkan jawaban sementara
dari masalah tersebut, (d) menguji kebenaran jawaban sementara tersebut, dan
(e) menarik kesimpulan
4. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah keterampilan berpikir kritis
menurut Ennis (1989) yaitu memberikan penjelasan sederhana dengan
ke-mampuan memfokuskan pertanyaan pada indikator merumuskan pertanyaan
dan merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
pada materi Garam Hidrolisis
5. Garam Hidrolisis adalah salah satu materi kimia yang memiliki
konsep-konsep yang berhubungan dengan pokok bahasan sebelumnya, baik secara
teoritis maupun perhitungan matematis dalam penyelesaian soal. Materi yang
dibahas pada pokok bahasan garam hidrolisis meliputi penentuan sifat
berapa larutan garam, menentukan komponen penyusun dan penyebab dari
be-berapa larutana garam yang mengalami hidrolisis sebagian dan total, serta
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang
berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil.
Menu-rut Hamalik (2005) menyatakan bahwa pembelajaran efektif adalah pembelajaran
yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar karena aktivitas yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran akan memberikan pengalaman baru bagi siswa untuk mendapatkan
pengetahuan baru pula. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas
seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami isi materi
yang sedang dipelajari. Sedangkan efektifitas pembelajaran menurut Siddiq
(2012) adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun
antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembe-lajaran yang diharapkan. Begitupun untuk keefektifan model pembepembe-lajaran.
Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila
ada-nya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa dikelas
eksperimen dan kelas kontrol yang ditujukkan dengan peningkatan nilai
postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan perubahan nilai
9
B.Model Pembelajaran Problem Solving
Kemampuan memecahkan masalah memerlukan proses berpikir. Jika masalah itu
berhasil dipecahkan berarti siswa mempelajari sesuatu yang baru. Oleh karena
itu, kemampuan siswa dalam berpikir seperti mengamati, bertanya, berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya perlu terus ditingkatkan. Pemikiran siswa
diarahkan pada hal-hal yang menuntut kemampuan mencari jawaban sebanyak
mungkin terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa dirangsang berpikir kreatif
dan dapat menjajagi bidang-bidang baru dan menghasilkan penemuan-penemuan
baru. Berkaitan dengan pengertian yang telah diuraikan, maka pemecahan
ma-salah atau problem solving dapat diartikan sebagai kemampuan yang
menunjuk-kan pada proses berpikir yang terarah untuk menghasilmenunjuk-kan gagasan, ide, atau
me-ngembangkan kemungkinan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
agar tercapai tujuan yang diinginkan ( Sumiati dan Asra, 2008 ).
Menurut Suryani (2012) langkah-langkah model problem solving yaitu meliputi :
1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
ma-salah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,
bertanya dan lain-lain.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di
10
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam hal ini siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban
ter-sebut betul-betul sesuai.
5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tadi.
Model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) memiliki kelebihan
sebagai berikut:
1. Model ini lebih dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan
dengan kehidupan siswa.
2. Proses belajar-mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. Apabila menghadapi
permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, masyarakat dan kerja kelak,
suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir peserta didik
se-cara kreatif dan menyeluruh, sebab dalam proses belajarnya siswa banyak
ber-latih memecahkan permasalahan dari berbagai segi dalam rangka
pemecahan-nya.
C.Keterampilan Berpikir Kritis
Menurut Robert Ennis berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan
re-flektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
eva-11
luasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan
argumentasi (Fisher, 2008).
Menurut Liwoso (Suyanti, 2010) proses pembelajaran berpikir kritis dimulai
dengan suatu pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak
ter-batas dan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan dan kesimpulan pola-pola
pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasan-alasan, penyimpangan, dan
prasangka baik para pengajar maupun para ahli membandingkan dan membentuk
lembaga penilaian. Sedangkan menurut Sembel (Suyanti, 2010) berpikir kritis
me-rupakan sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yang
mem-buat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang harus kita
percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Berpikir kritis bukanlah
dilaku-kan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah
memper-tanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa
ditemu-kan alternative atau solusi terbaiknya.
Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis (KBKr)
yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima
kelom-pok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana (elementary
clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan
(interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta
stra-tegi dan taktik (strategy and tactics).
Adapun kedua belas indikator tersebut adalah:
1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen.
12
4. Mempertimbangkan kredibilitas sumber.
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. 10. Mengidentifikasi asumsi.
11. Memutuskan suatu tindakan. 12. Berinteraksi dengan orang lain.
Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis Keterampilan berpikir
kritis
Sub keterampilan
berpikir kritis Indikator
1. Memberikan penjelasan sederhana
1. Menfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria jawaban yang mungkin. c. Menjaga pikiran terhadap
situasi yang sedang dihadapi
2. Menganalisis argumen a. Mengidentifikasi kesim-pulan
b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c. Mengidentifikasi alasan
yang tidak dinyatakan d. Mencari persamaan dan
perbedaan
e. Mengidentifikasi dan me-nangani ketidaktepatan f. Mencari struktur dari
argumen g. Meringkas 3. Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang me-nantang
a. bertanya dan menjawab pertanyaan mengapa? b. Apa alasan utama Anda? c. Apa yang Anda maksud
dengan...?
d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan menjadi
contoh?
f. Bagaimana mengaplikasi-kan ke kasus ini? g. Apa yang menjadi
13
Tabel 1 (Lanjutan)
Keterampilan berpikir kritis
Sub keterampilan
berpikir kritis Indikator
1. Memberikan penjelas-an sederhpenjelas-ana
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang me-nantang
i. Apakah ini yang Anda katakan,...?
j. Apakah yang ingin Anda katakan lagi mengenai hal tersebut? 2. Membangun
kemampuan dasar
4. Memutuskan sumber yang dapat dipercaya
a. Keahlian
b. Mengurangi konflik yang menarik perhatian c. Kesepakatan
antarsumber d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ditetapkan f. Mengetahui resiko g. Kemampuan
memberikan alas an h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
a. Mengurangi
menggunakan dugaan b. Mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan
c. Laporan yang dilakukan oleh pengamat
d. Mencatat hal-hal yang diperlukan
e. Pembuktian
f. Kemungkinan dalam pembuktian
g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam
menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat
atas kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
a. Kelas logika
b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretsi suatu
pernyataan 1) Penyangkalan 2) Kondisi yang
di-butuhkan dan secukupnya
3) Kata logika lainnya:
“hanya”, “jika dan hanya jika”. “atau”, “beberapa”,
14
Tabel 1 (Lanjutan)
Keterampilan berpikir kritis
Sub keterampilan
berpikir kritis Indikator
3. Menyimpulkan 7. Menginduksi dan mem-pertimbangkan hasil in-duksi
a. Menggeneralisasi a. Kekhasan dari sebuah
data: batasan cakupan data
b. Pengambilan contoh c. Tabel dan grafik b. Menyimpulkan
kesim-pulan yang bersifat penjelasan dan hipotesis
1. Tipe-tipe kesimpulan yang bersifat menjelaskan dan hipotesis:
1. Pernyataan sebab akibat
2. Menyatakan hal yang dapat dipercaya dan sikap orang lain. 3. Menginterpretasikan
maksud penulis 4. Menyatakan secara
historikal tentang hal-hal yang terjadi 5. Melaporkan definisi 6. Menyatakan sesuatu
yang merupakan alasan dan kesimpulan yang tidak tercantum.
2. Menginvestigasi a) Merancang
eksperimen, termasuk merancang variabel kontrol.
b)Mencari fakta dan fakta yang berlawanan c) Mencari penjelasan
yang mungkin
3. Kriteria memberikan anggapan yang tepat. a) Mengemukakan
kesimpulan yang dapat menjelaskan fakta b) Mengemukakan
kesimpulan berdasar-kan fakta
15
Tabel 1 (Lanjutan)
Keterampilan berpikir kritis
Sub keterampilan
berpikir kritis Indikator
3. Menyimpulkan 7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
d) Mengemukakan kesimpulan yang masuk akal
8. Membuat dan mengkaji hasil pertimbangan
a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi c. Menerapkan konsep
(prinsip-prinsip, hukum dan asas)
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan 4. Membuat penjelasan
lanjut
9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbang-kan definisi
a. Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang, ekspresi yang sama, cara kerja, contoh dan non contoh
b. Strategi definisi 1) Tindakan:
melaporkan maksud, menetapkan maksud, mengungkap-kan posisi pada suatu permasalahan (termasuk rencana dan definisi yang meyakin-kan) 2) Mengidentifikasi dan
mengendali-kan (a) Memberikan
perhatian kepada keadaan
(b) Jenis-jenis respon yang mungkin:
(i) “Definisi yang kurang tepat”
(respon yang sederhana) (ii) Pengurangan
keadaan yang bukan-bukan
“Menurut
definisi tersebut, ada hasil yang
16
Tabel 1 (Lanjutan)
Keterampilan berpikir kritis
Sub keterampilan
berpikir kritis Indikator
4. Membuat penjelasan lanjut
9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbang-kan definisi
(iii) Mempertimbang-kan alternatif interpretasi 3) Mendefinisikan istilah
dan mempertimbang-kan definisi konten (isi).
10. Mengidentifikasi asumsi
a. Alasan yang tidak dinyatakan
b. Asumsi yang dibutuhkan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu
tindakan
a. Mendefinisikan masalah b. Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi yang mungkin c. Merumuskan alternatif
solusi
d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan sementara
e. Merivew, memasukkan sumber ke dalam laporan dan membuat keputusan f. Memonitor pelaksanan 12. Berinteraksi dengan
orang lain
a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorika d. Mempresentasikan
posisi, baik lisan maupun tulisan
Pada penelitian ini, yang dikembangkan adalah kelompok memberikan penjelasan
sederhana dengan indikator kemampuan memfokuskan pertanyaan dan sub
indi-kator yang dipilih yaitu merumuskan pertanyaan dan merumuskan kriteria
17
D.Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan hasil penelitian terkait model pembelajaran problem solving :
1. Hasil penelitian Saputra (2012) menemukan bahwa pembelajaran dengan
model problem solving lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan
ber-pikir kritis siswa daripada dengan pembelajaran konvensional dengan nilai
rata-rata n-Gain keterampilan berpikir kritis siswa dengan sub indikator (1)
mengapa, (2) kemampuan untuk memberikan alasan, (3) mengemukakan
hipotesis, (4) membuat bentuk definisi (contoh dan non contoh), dan (5)
men-definisikan masalah. Untuk kelas kontrol dan eksperimen berturut-turut
adalah (1) -0.81 dan 0.73, (2) -0.63 dan 0.762, (3) -0.2 dan 0.49, (4) -0.5 dan
0.697, dan (5) 0.44dan 0.70
2. Penelitian Safitri (2013) menemukan bahwa pembelajaran melalui penerapan
model problem solving dapat berpengaruh terhadap tingkat kemampuan siswa
dalam mengklasifikasi dan menginferensi pada materi asam-basa. Hal ini
tebukti dari rata-rata nilai yang di dadapat dari perolehan nilai posttest.
Rata-rata nilai keterampilan klasifikasi untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah
berturut-turut 95 (sangat baik); 86,04 (sangat baik); dan 87,38 (baik).
Rata-rata nilai keterampilan inferensi untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah
berturut-turut 93,75 (sangat baik); 78,55 (baik); dan 64,58 (baik).
3. Penelitian Damayanti (2014) menemukan bahwa penerapan model
pem-belajarn Problem Solving disertai hierarki konsep dapat meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam dengan
18
menjadi 76,00% pada siklus II. Pada aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa
68,00% pada siklus I meningkat menjadi 80,00% pada siklus II dan aspek
afektif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan presentase dari 74,49% pada
siklus I meningkat menjadi 79,40% pada siklus II.
E. Analisis Konsep
Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi
untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk
meme-cahkan masalah, siswa harus mengetahui aturan yang relevan, dan
aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Analisis konsep
dengan konsep bujursangkar (Rosser, 1984:461) dalam Dahar (1989) antara lain
(1) Nama konsep. Dengan menyetujui nama untuk suatu konsep orang dapat
ber-komunikasi tentang konsep itu. (2) Atribut-atribut kriteria dan variabel konsep.
Atribut-atribut kriteria dari suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang perlu untuk
membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, dan untuk menentukan
apakah suatu objek baru merupakan suatu contoh dari konsep. Atribut-atribut
va-riabel konsep ialah ciri-ciri yang mungkin berbeda antara contoh-contoh tanpa
mempengaruhi inklusi dalam kategori konsep itu. (3) Definisi konsep. Pada
ting-kat formal siswa dapat belajar konsep melalui definisi yang diberikan.
Kemampu-an untuk menyatakKemampu-an suatu definisi dari suatu konsep dapat digunakKemampu-an. Sebagai
suatu kriteria bahwa siswa telah belajar konsep itu. (4) Contoh-contoh dan
non-contoh-noncontoh. (5) Hubungan konsep pada konsep-konsep lain : superordinat,
19
Tabel 2. Analisis konsep pada materi garam hidrolisis
No Nama/ Label
Definisi Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non
Contoh Kritis variabel Super Ordinat Ordinat Sub Ordinat
1 Garam Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Komponen kation dan anion garam dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida(Cl−), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.
Konsep konkret
Senyawa ionik ion positif (kation), ion negatif (anion) hasil reaksi asam dan basa Arrhenius Teori
asam-Garam netral garam asam garam basa
Garam netral adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat dan tidak mengubah warna kertas lakmus
Konsep konkret
20
Tabel 2 (Lanjutan)
No Nama/ Label
Definisi Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non
Contoh Kritis variabel Super Ordinat Ordinat Sub
Ordinat
3 Garam
asam
Garam asam adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah dan dapat mengubah kertas lakmus menjadi berwarna merah basa lemah
Jenis
Garam basa yaitu garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam lemah
Konsep konkret
Terbentuk dari basa kuat dan asam lemah
Jenis
Garam hidrolisi adalah reaksi anion atau kation suatu garam, atau keduanya, dengan air sehingga menggeser kesetimbangan air. Reaksi ini biasanya mempenga-ruhi pH larutan
Konsep abstrak
Reaksi anion atau kation suatu garam, atau keduanya, dengan air
Jenis kation dan anion
Teori asam dan basa Reaksi asam basa
Reaksi
kesetimbangan
21
Tabel 2 (Lanjutan)
No Nama/ Label
Definisi Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non
Contoh
Kritis variabel Super
Ordinat
Hidrolisis parsial adalah reaksi antara kation atau anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dengan air yang terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa kuat (garam basa) atau garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat (garam asam) dilarutkan dalam air
Konsep abstrak
- Reaksi kation dari asam lemah
bereaksi dengan air - Reaksi anion dari
basa lemah
bereaksi dengan air - Garam asam dan
garam basa dilarutkan dalam air
Jenis kation dan anion
Teori asam dan basa Reaksi asam basa berasal dari asam kuat berasal dari asam lemah dan basa
Hidrolisis total adalah reaksi antara kation dan anion yang berasal dari asam lemah dan basa le-mah dengan air yang terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa le-mah dilarutkan dalam air, dan sifat netral atau asam atau basa dari laru-tannya bergantung pada nilai Ka dan Kb untuk
Konsep abstrak
- Reaksi kation dengan air dan reaksi anion dengan air terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa lemah dilarutkan dalam air
Teori asam dan basa Reaksi asam basa berasal dari asam lemah dan basa
22
No Nama/ Label
Definisi Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh Non Contoh
Kritis variabel Super
Ordinat
Ordinat Sub Ordinat 7
Hidro-lisis total
ion-ion yang terhidrolisis.
Konsep abstrak
Jenis kation dan anion
Penyangga CH3COONH4
Al2(CO3)3 8 Tetapan
Hidro-lisis (Kh)
Tetapan
Kesetmbangan dari reaksi Hidrolisis
Berdasark an prinsip
Tetapan kesetimbangan
Jenis kation dan anion
Teori asam dan basa Reaksi asam basa
Reaksi kesetimbang an
Penyangga Tetapan
hidrolisis larutan garam NH4Cl 0,001
pH garam hidrolisi adalah bilangan yang menyatakan tingkat keasaman larutan garam yang menghidrolisis air
Berda-larutan garam yang
menghidrolisis air
[H+], [OH-] zat Garam yang mengalami hidrolisis
pH larutan asam dan
pH dari larutan (CH3COO)2Ca adalah 9,18
23
F. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan memfokuskan
pert-anyaan dengan indikator merumuskan pertpert-anyaan dan merumuskan kriteria
ja-waban yang mungkin menggunakan model problem solving. Model Problem
Solving melibatkan siswa terhadap permasalahan dalam pembelajarannya.
Pene-rapan model ini akan membuat siswa cenderung aktif melibatkan diri pada proses
pembelajaran, sehingga guru tidak mendominasi kelas. Tahap pertama,
meng-orientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat
menen-tukan atau menemukan permasalahan dari fenomena masalah yang telah
disam-paikan oleh guru, sehingga akan melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis yaitu merumuskan pertanyaan.
Tahap kedua yaitu mencari data atau keterangan yang digunakan untuk
memecah-kan masalah. Pada tahap ini, siswa mencari informasi sebanyak-banyaknya
me-ngenai masalah yang dihadapi. Kemudian, pada tahap ketiga yaitu menetapkan
jawaban sementara dari masalah. Pada tahap ini siswa mempertimbangkan
du-gaan jawaban berdasarkan data yang diperoleh, siswa akan dilatih untuk
mening-katkan keterampilan berpikir kritis yaitu merumuskan kriteria untuk
mempertim-bangkan jawaban yang mungkin. Tahap keempat yakni menguji kebenaran dari
jawaban sementara. Pada tahap ini siswa melakukan percobaan untuk
membukti-kan jawaban sementara. Kemudian melakumembukti-kan diskusi untuk membahas hasil
percobaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS berbasis
problem solving. Tahap kelima menarik kesimpulan; artinya siswa harus sampai
24
Penerapan model problem solving ini memberikan kebebasan untuk mengolah
semua informasi yang mereka dapatkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan
awal yang mereka miliki, sehingga dapat melatih siswa untuk mengembangkan
kemampuan yang dimiliki yaitu keterampilan merumuskan pertanyaan dan
me-rumuskan kriteria jawaban yang mungkin.
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Perbedaan n-Gain kemampuan memfokuskan pertanyaan siswa
semata-mata terjadi karena perubahan perlakuan dalam proses belajar siswa
mem-peroleh materi yang sama oleh guru yang sama.
2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kimia
sis-wa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 10 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2014/2015 diabaikan.
H. Hipotesis Umum
Hipotesis dalam penelitian ini adalah model problem solving efektif dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA
Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 215
siswa. Kemampuan akademik siswa pada tiap kelas adalah heterogen, sehingga
proporsi jumlah siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang
maupun kurang dalam tiap kelasnya hampir sama. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknikpurposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan teknik ini maka peneliti menetapkan
kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen yang mengalami pembelajarannya
menggunakan model problem solvingdan XI IPA 6 sebagai kelas kontrol yang
mengalami pembelajaran yang biasa digunakan guru di SMA Negeri 10 Bandar
26
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan modelproblem
solvingdan tanpa penggunaan modelproblem solving.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan memfokuskan
pertanyaan.
c. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah materi yang diberikan yaitu
garam hidrolisis.
C. Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kuanti-tatif yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretes) dan hasil tes
se-telah pembelajaran diterapkan (postes) siswa, serta data yang bersifat kualitatif
yaitu data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakam metode quasi eksperimen dengan desain
Non-Equivalent Control Group Design. Menurut Creswell (2003) terdapat
langkah-langkah yang menunjukan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:
Tabel 3. Rancangan Penelitian
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Kelas eksperimen O1 X1 O2
27
Keterangan :
X1 : Pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaranproblem solving - : Pembelajaran kimia tanpa menggunakan modelproblem solving
O1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretes O2 : Kelas ekserimen dan kelas kontrol diberi postes
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain silabus, rencana
pe-laksanaan pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, instrumen tes, rubrik penilaian
instrumen tes, lembar kerja siswa (LKS), lembar penilaian beserta rubrik afektif
dan psikomotor. Adapun instrumen tes yang digunakan berupa soal pretes dan
postes. Soal pretes yang digunakan adalah soal uraian yang mengukur
kemam-puan memfokuskan pertanyaan pada materi asam basa dan soal postes yang
di-gunakan adalah soal uraian yang mengukur kemampuan memfokuskan pertanyaan
pada materi Garam Hidrolisis. Dalam pelaksanaannya, kelas eksperimen dan
kelas kontrol diberikan soal pretes dan postes yang sama.
Agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus
valid. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat digunakan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
se-cara tepat. Pada penelitian ini menggunakan validitas isi yang dilakukan dengan
judgment. Validitas isi dengan carajudgmentmemerlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka dalam hal ini validitas isi dilakukan oleh ahli. Dalam hal ini
dilaku-kan oleh dosen pembimbing untuk memvalidasinya. Dalam hal ini pengujian
peneli-28
tian, tujuan pengukuran, indikator dan butir-butir pertanyaannya. Bila ternyata
unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap
valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan yang
bersangkutan.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah
1. Observasi Penelitian
a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 10 Bandar Lampung untuk
melaksanakan penelitian.
b. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI IPA
mengenai proses pembelajaran yang biasa dilakukan guru.
2. Menentukan Populasi dan Sampel
Menentukan populasi dan sampel penelitian berdasarkan wawancara
dengan guru bidang studi kimia di SMA Negeri 10 Bandar Lampung.
3. Mempersiapkan Instrumen dan Perangkat Pembelajaran
Tahap persiapan Yaitu membuat silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal tes, instrumen tes berupa soal pretes dan
postes, rubrik penilaian instrumen tes, lembar kerja siswa (LKS), lembar
penilaian beserta rubrik afektif dan psikomotor.
4. Validasi Instrumen
Instrumen yang telah dibuat divalidasi dengan carajudgmentyang
dilaku-kan oleh dosen pembimbing.
29
Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan dalam dua kelas, yaitu
kelas eksperimen yang diterapkan model pembelajaranproblem solving
dan kelas kontrol dengan pembelajaran yang biasa digunakan guru di SMA
Negeri 10 Bandarlampung yaitu dengan metode ceramah, diskusi dan
tanya jawab.
a) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi hidrolisis sesuai
dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing
kelas.
(1) Kelas eksperimen
Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, guru mengelompokkan
siswa dalam 5 kelompok secara heterogen.
a. Kegiatan Pendahuluan
- Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
- Guru memberikan motivasi dan apersepsi terkait materi yang
akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Tahap 1: Merumuskan masalah
- Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan
sebagai langkah permasalahan bagi siswa.
30
Tahap 2 : Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah
- Guru membimbing siswa untuk mencari referensi yang relevan
untuk memecahkan masalah.
- Siswa mencari referensi yang relevan untuk memecahkan
masalah.
Tahap 3 : Merumuskan hipotesis
- Guru membimbing siswa untuk mengembangkan pendapatnya
dalam bentuk hipotesis untuk menjawab yang diajukan pada
tahap sebelumnya.
- Siswa merumuskan hipotesis.
Tahap 4: Menguji kebenaran jawaban sementara
- Guru membimbing siswa dalam proses eksperimen, tugas dan
diskusi membuktikan jawaban sementara bersama dengan
teman sekelompoknya.
- Siswa melakukan eksperimen, tugas dan diskusi untuk
membuktikan jawaban sementara bersama dengan teman
se-kelompoknya.
Tahap 5 : Membuat kesimpulan
- Guru membimbing siswa mempresentasikan hasil eksperimen
dan diskusi serta melakukan tanya jawab
- Siswa mempresentasikan hasil eksperimen dan diskusi.
- Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan
31
- Siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen dan
diskusi.
- Guru memberikan penguatan dari kesimpulan siswa tentang
materi yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Penutup
- Guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.
(2) Kelas Kontrol
Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, guru mengelompokkan
siswa dalam 5 kelompok secara heterogen.
a. Kegiatan Pendahuluan
- Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.
- Guru memberikan motivasi dan apersepsi terkait materi yang
akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
- Guru memberikan pertanyaan untuk didiskusikan siswa
mengenai materi Garam Hidrolisis.
- Siswa berdiskusi untuk mencari jawaban tersebut.
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi nya.
- Guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil diskusi
siswa
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang baru saja
32
Kegiatan Penutup
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang baru saja
mereka dapatkan.
c) Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
6. Analisis data
7. Penulisan pembahasan
8. Simpulan
Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian Observasi Pendahuluan
Menentukan Populasi dan Sampel
Mempersiapkan instrumen dan perangkat pembelajaran
Validasi Instrumen
Pretes Kelas Eksperimen
Pembelajaran model problem solving
Pembahasan dan Simpulan Analisis Data
Postes
Kelas Kontrol
Pembelajaran yang biasa digunakan guru
disekolah (ceramah, diskusi dan tanya
33
G. Hipotesis Kerja
Rata-ratan-Gain keterampilan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada
materi Garam Hidrolisis yang diterapkan modelproblem solving lebih tinggi
daripada rata-ratan-Gain dengan tanpa menggunakan modelproblem solving.
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Teknik analisis data
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pretes
dan postes untuk mengukur kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan
yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
a. Perhitungan nilai pretes dan postes
Nilai pretes atau postes dirumuskan sebagai berikut :
Nilai =
Jumlah skor yang diperoleh siswaJumlah skor maksimal
x 100
b. Perhitungann-Gain
Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila
adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa
di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditujukkan dengan peningkatan
nilai pretes-postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
pening-katan nilai pretes-postes siswa di kelas kontrol.
Untuk mengetahui efektivitas kemampuan siswa dalam memfokuskan
per-tanyaan pada materi Garam Hidrolisis antara dengan menerapkan model
problem solvingdan tanpa menerapkan modelproblem solving, maka
34
(n-Gain)bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretes dan postes kedua
kelas. Menurut Meltzer dalam Rismalinda (2014) besarnya peningkatan
dihitung dengan rumusn-Gain,yaitu :
n-Gain= nilai postes-nilai pretes nilai maksimum -nilai pretes
2. Pengujian hipotesis a. Uji normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Rumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah :
H0: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Uji ini biasanya menggunakan ujiChi-Kuadrat:
χ =
(Oi Ei)
Ei
Sudjana (2005 : 293)
dengan krieria uji : terima H0jika χ2hitung χ2tabel dengan taraf signifikan 5% Keterangan :
χ2 : nilaiChi-Kuadrat
Oi : frekuensi pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
35
b. Uji homogenitas dua varians
Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua
kelompok sampel mempuyai varians yang homogen atau tidak.
H0: kedua kelas penelitian mempunyai varians yang homogen H1: kedua kelas penelitian mempunyai varians yang tidak homogen Rumus statistik untuk uji homogenitas (F) :
= ( )
( 1)
Keterangan :
= varians terbesar
= varians terkecil
Kriteria uji : terima H0jika Fhitung Ftabel, dengan taraf nyata 5%
c. Uji Persamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan apakah pada awalnya
kedua kelas penelitian memiliki kemampuan memfokuskan pertanyaan yang
berbeda secara signifikan atau tidak. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
Rumusan hipotesis:
H0: = : rata-rata nilai pretes kemampuan awal siswa dalam
memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai
pretes kemampuan awal siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas
36
H1: : rata-rata nilai pretes kemampuan awal siswa dalam
memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata
nilai pretes kemampuan awal siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas
kontrol.
Keterangan :
: rata-rata nilai pretes (x) pada kelas eksperimen
: rata-rata nilai pretes (x) pada kelas kontrol
x : kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana,
2002):
X = rata-rata nilai pretes kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas ekeriperimen
2
X = rata-rata nilai pretes kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas kontrol
s2 = varians gabungan
n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol
2 1
s = varians kelas eksperimen
37
2 2
s = varians kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian: terima H0jika -ttabel< thitung< ttabel dengan derajat kebebasan d(k) = n1+ n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1-α ).
d. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif
perlakuan terhadap sampel dengan melihatn-Gainantara pembelajaran pada
kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
Rumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0: µ1≤µ2 : Rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen (yang diterapkan model
problem solving) lebih tinggi daripada rata-ratan-Gain
kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas
kontrol (yang tidak diterapkan modelproblem solving)
H1: µ1>µ2 : Rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen (yang diterapkan model
problem solving) lebih rendah daripada rata-ratan-Gain
kemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas
kontrol (yang tidak diterapkan modelproblem solving)
Keterangan:
: rata-ratan-Gain(x) pada kelas eksperimen
: rata-ratan-Gain(x) pada kelas kontrol
38
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t (Sudjana,
2002):
X = rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas eksperimen
2
X = rata-ratan-Gainkemampuan siswa dalam memfokuskan pertanyaan pada kelas kontrol
s2 = varians gabungan
n1 = jumlah siswa pada kelas eksperimen n2 = jumlah siswa pada kelas kontrol
2 1
s = varians kelas eksperimen 2
2
s = varians kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian: terima H0jika t > t1-1/2αdengan derajat kebebasan
d(k) = n1+ n2–2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan α = 5% peluang (1-α ).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian efektifitas
model pembelajaranproblem solvingpada materi hidrolisis garam dapat
disimpulkan bahwa :
Rata-ratan-Gainkemampuan memfokuskan pertanyaan dengan model
pembelajaranproblem solvinglebih tinggi dari pada rata-ratan-Gain
kemampuan memfokuskan pertanyaan dengan tidak menggunakan model
pembelajaranproblem solvingpada materi hidrolisis garam, maka dapat
disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan modelproblem solving
efektif untuk meningkatkan kemampuan memfokuskan pertanyaan pada siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian serupa agar lebih
memperhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga
58
2. Model pembelajaranproblem solvingdapat dipakai sebagai alternatif model
pembelajaran bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J. W. 2003.Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches Second Edition. New Delhi: Sage Publications.
Damayanti, D. R. 2014. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Disertai Hierarki Konsep pada Materi Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)Universitas Sebelas Maret, 124.
Dahar, R. W. 1996.Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Ennis, R. H. 1989.Critical Thinking.University of Illinois. Urbana-Campaign.
Fisher, A. 2008.Berpikir Kritis : Sebuah Pengantar.Erlangga : Jakarta
Hamalik, O. 2005.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.
Mergendoller, John R dan Nan L Maxwell. 2005. The Effectiveness of Problem-Based Instruction : A Comparative Study Of Instructional Methods and Student Characteristics.The Interdiscriplinary Journal Of Problem Based Learning.1(2): 1-69.
Oktavia, V. 2013. Analisis Kemampuan Memfokuskan Pertanyaan dan Menganalisis Argumen pada Materi Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran Inquiriterbimbing. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Rismalinda, A. 2014. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Ilmiah dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Lancar pada Materi Kesetimbangan Kimia.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Safitri, N. 2013. Analisis Keterampilan Klasifikasi dan Inferensi pada Materi Asam-Basa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Siswa Kelas XI IPA.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
60
Siddiq, D. A. 2012. Efektivitas Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving dalam Meningkatkan Kemampuan Analisis Matematis Siswa.
Skripsi.Universitas Lampung. Bandarlampung.
Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung
Sumiati dan Asra. 2008.Model Pembelajaran.Wacana Prima. Bandung.
Suryani, L A. 2012.Strategi Belajar Mengajar. Ombak. Yogyakarta.
Suyanti, R. D. 2010.Strategi Pembelajaran Kimia.Graha Ilmu. Yogyakarta.
Thompson, C. 2011. Critical Thinking Across The Curriculum: Process Over Out-put.International Journal Of Humanities and Social Science. 1(9): 1-7.
Tim Penyusun. 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.BNSP. Jakarta.
____________. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Trianto. 2014.Model Pembelajaran Terpadu .Bumi Aksara. Jakarta.