• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical Review Jurnal MODEL PERENCANAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Critical Review Jurnal MODEL PERENCANAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemilihan lokasi pada dasarnya merupakan suatu kegiatan menentukan lokasi yang

tepat untuk suatu usaha, kegiatan dengan tujuan tertentu yang memperhitungkan kelebihan

dan kekurangan lokasi tersebut. Teori lokasi merupakan teori dasar yang sangat penting

dalam analisis spasial. Teori lokasi memberikan kerangka analisis yang sistematis mengenai

pemilihan lokasi kegiatan ekonomi dan sosial, serta analisis interaksi antar wilayah. Teori

lokasi tersebut menjadi penting karena pemilihan lokasi yang tepat akan memberikan

penghematan cukup besar dalam ongkos angkut dan biaya produksi sehingga mendorong

terjadinya efisiensi baik di bidang produksi maupun bidang pemasaran.

Kebijaksanaan perekonomian pertanian Pemerintah menyebutkan bahwa, kegiatan

pertanian yang mencakup tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan

dan kehutanan diarahkan pada perkembangan pertanian maju, efisien dan tangguh.

Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi,

meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak dan nelayan, memperluas

lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang kegiatan industri, serta meningkatkan

ekspor. Sementara itu kebijaksanaan perekonomian di bidang industri disebutkan bahwa

pembangunan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang

diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang, yaitu

struktur ekonomi dengan titik berat industri yang maju didukung oleh pertanian yang

tangguh. Dengan memperhatikan kebijaksanaan nasional di atas, baik untuk pertanian

maupun industri, jelas bahwa basis ekonomi Negara Indonesia adalah pertanian yang

didukung ataupun mendukung kegiatan industri.

Oleh karena itu, untuk memperlancar terselenggaranya kebijaksanaan perekonomian

tersebut diperlukan suatu kegiatan yang dapat menjembatani transformasi antara sektor

pertanian dengan sektor industri. Agro industri merupakan pilihan yang menarik sebagai

suatu strategi untuk mendukung proses lanjut transformasi. Permasalahan yang sering

dijumpai tidak atau kurang berkembangnya agro industri selain tcrletak pada pendanaan

atau permodalan, juga terletak pada ketersediaan bahan baku yang tidak berkelanjutan dan

belum adanya peta komoditi pertanian sebagai bahan informasi mengenai ketersediaan

lahan yang sekaligus merupakan arahan komoditi berdasarkan kesesuaian lahan di suatu

lokasi, sehingga sering terjadi tumpang lindih dalam penggunaan lahan antara lahan

pertanian dengan penggunaan lahan lainnya (Sutalaksana, 1993). Oleh karena itu,

diperlukan suatu penataan ruang yang terencana untuk zonasi agro industri yang didukung

oleh metode kesesuaian lahan pertanian dan teori lokasi untuk penentuan lokasi industri,

(3)

Metode

Untuk mengembangkan suatu agro industri terdapat beberapa aspek yang perlu

diperhatikan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada dua aspek, yaitu aspek pertanian

sebagai ketersediaan bahan baku dan aspek industri sebagai sarana untuk mengolah bahan

baku hasil pertanian sehingga menjadi produksi yang mempunyai nilai tambah. Aspek

pertanian difokuskan pada dua kajian yang berbasis spasial. yaitu kajian diferensiasi areal

(lokasi lahan pengembangan wilayah zonasi agro industri dan kajian jenis tanaman) dengan

mempertimbangkan kesesuaian lahan. Aspek lokasi industri juga difokuskan pada dua

kajian berbasis spasial, yaitu kajian lokasi penyebaran industri dan kajian diferensiasi areal

sektor industri yang didukung oleh teori lokasi. Pemanfaatan kajian-kajian tersebut dengan

asumsi aspek-aspek yang lainnya tidak berpengaruh dalam pengembangan wilayah zonasi

agro industri.

Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan konsep

dan teori lokasi industri kemudian mengkaji penerapannya untuk penentuan lokasi

agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah.

BAB II PEMBAHASAN

Konsep Dasar Teori Lokasi

A. Pengertian dan Peran Agroindustri

Agroindustri merupakan suatu kegiatan industri yang memanfaatkan produk primer

hasil pertanian sebagai bahan baku untuk diolah sehingga menjadi produk baru baik

setengah jadi maupun produk jadi. Menururt Saragih (2000) agroindustri mencakup empat

subsistem yang saling terkait yaitu subsstem agribisnis hulu, subsistem agribisnis usaha

tani, subsistem agribisnis hilir, dan subsistem jasa penunjang. Agroindustri memiliki potensi

untuk mendorong pertumbuhan yang tinggi karena pangsa pasar yang besar dalam produk

nasional. Agroindustri juga dapat meningkatkan kecepatan transformasi struktur ekonomi

dari sektor pertanian ke sektor industri. Strategi pertanian yang berwawasan agroindustri

pada dasarnya menunjukkan bahwa pengembangan agroindustri menjadi penting untuk

mencapai beberapa tujuan yaitu: menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor

pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel,

menciptakan lapangan kerja, dan memperbaiki pembagian pendapatan (Hardinsyah, 2000).

Kementerian pertanian Indonesia menetapkan asas strategi pembangunan pertanian

yang dituangkan dalam pembangunan pertanian yang diwujudkan dalam pengembangan

agroindustri sebagai penggerak ekonomi nasional. Pada dasarnya strategi pembangunan

(4)

1. Pembangunan pertanian harus menjadi inti pembangunan nasional

2. Pembangunan pertanian harus dilakukan melalui pendekatan sistem agroindustri atau

agribisnis

3. Keberhasilan pembangunan agribisnis atau agroindustri sebagian besar tergantung pada

faktor instansi terkait dan perlu adanya koordinasi yang baik

4. Pengembanganagribisnis atau agroindustri harus dalam upaya meningkatkan daya saing,

membangun ekonomi kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi dalam kerangka

penguatan ekonomi wilayah

B. Teori Lokasi Weber

Alfred Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut

menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan di tempat yang menyebutkan

bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan ditempat yang memiliki biaya yang memiliki sewa

lahan paling minimal. Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang

minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Weber

mengemukakan enam teori sebagai berikut:

1. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.

2. Sumber daya dan bahan mentah. Tidak semua jenis sumber daya alam terdapat

disetiap tempat.

3. Upah tenaga kerja. Ada upah yang baku yang telah ditetapkan sehingga jumlahnya

sama di setiap tempat, tetapi ada pula upah yang merupakan hasil persaingan antar

penduduk.

4. Biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi tergantung pada massa bahan baku

serta jarak dari asal bahan baku ke lokasi pabrik.

5. Terdapat kompetisi antarindustri. Setiap industri pasti melakukan persaingan untuk

memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih besar.

6. Manusia selalu berfikir rasional untuk pengembangan industri.

Dengan mengguanakan asumsi diatas maka biaya transportasi akan tergantung pada

bobot barang dan jarak pengangkutan. Pada prinsipnya yang harus diketahui adalah unit

yang merupakan hubungan fungsional dengan biaya serta jarak yang harus ditempuh dalam

pengangkutan itu memiliki biaya yang sama. Disini dapat diasumsikan bahwa harga satuan

angkutan kemana-mana sama, sehingga perbedaan biaya angkutan hanya disebabkan oleh

bobot barang dan jarak yang ditempuh.

Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal dengan istilah segitiga lokasional

(5)

1. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang terisolasi.

Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat

memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.

2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.

3. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia

secara terbatas pada sejumlah tempat.

4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang

mobilitasnya tinggi.

Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber

menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi

optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan

baku atau pasar. Faktor-faktor teori Weber yang mempengaruhi penempatan lokasi industri:

1. Bahan Baku

Berdasarkan teori segitiga Weber, seorang produsen akan menentukan letak pabriknya

di lokasi yang dapat memberikan keuntungan optimal. Contohnya pada industri semen,

bahan baku semen mempunyai massa yang lebih besar apabila dibandingkan dengan

hasil produksinya. Hal inilah yang menyebabkan para produsen semen menempatkan

pabriknya di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku.

2. Tenaga Kerja

Pada umumnya produsen lebih menyukai tenaga kerja yang berasal dari sekitar daerah

lokasi industri. Karena biaya transportasi yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di pabrik

tersebut lebih murah, sehingga para buruh tidak menuntut upah yang terlalu tinggi.

3. Aksesibilitas

Aksesibilitas dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang

paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan. Semakin kecil biaya

transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan lokasi pemasaran maka total

biayanya juga semakin kecil. Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap

jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik terendah biaya transportasi

menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi.

Biaya transportasi akan bertambah secara proporsional dengan jarak. titik terendah

biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan

baku (input) dan distribusi hasil produksi.

C. Sistem Informasi Geografis (SIG)

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu

di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang

(6)

merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.

Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren,

pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi

lainnya.

Alasan Pemilihan Lokasi

Propinsi Lampung merupakan wilayah daratan dengan topografi wilayah yang berupa

pegunungan dan berbukit-bukit, yang berada pada ketinggian 0-1.500 meter di atas

permukaan laut. Wilayah ini memiliki perairan umum berupa sungai dan danau. Iklim daerah

Lampung termasuk tropis basah, dengan curah hujan beragam antara 1.297-2.660 milimeter

setiap tahun. Lahan di Propinsi Lampung sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan

pertanian. Propinsi Lampung terdapat banyak industri pengolahan yang bergerak pada

bidang agroindustri, terutama pada Kabupaten Lampung Tengah.

Asumsi yang dilakukan bahwa seluruh kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah

mempunyai peluang untuk didirikan pusai-pusat agro induslri untuk ketiga jenis tanaman

(padi, jagurig, singkong). Berdasarkan data pada "Lampung Tengah dalam angka tahun

1999", pada Kabupaten Lampung Tcngah terdapat 12 Kecamatan, yaitu Padang Ratu, Kali

Rejo, Bangun Rejo, Gunung Sugih, Trimurjo, Punggur, Seputih Rahman, Terbanggi Besar,

Seputih Mataram, Seputih Banyak, Rumbia, Seputih Surabaya.

Berdasarkan analisis tersebut maka penentuan lokasi agro industri untuk setiap jenis

tanaman dapat dikelompokkan pada 3 zonasi agro industri, yaitu wilayah Barat, Tengah dan

Timur. Wilayah Barat terdiri dari Kecamatan Padang Ratu, Kali Rejo dan Bangun Rejo,

Wilayah Tengah tcrdiri dari Kecamatan Gunung Sugih, Trimurjo. Punggur, Seputih Rahman,

dan Terbanggi Bcsar, sedangkan Wilayah Timur terdiri dari Kecamatan Seputih Mataram,

Seputih Banyak, Seputih Surabaya dan Rumbia. Dengan mempertimbangkan beberapa

aspek baik fisik (kesesuaian, penggunaan lahan), dan sosial ekonomi

(produksi/produktifitas), maka untuk wilayah barat dapat direkomendasikan pendirian lokasi

agro industri jenis tananam padi, karena kecamatan di wilayah barat sangat sesuai dan baik

untuk tanaman padi. Sedangkan penentuan lokasi sebaiknya terletak di Kecamatan Padang

Ratu, mengingat kecamatan ini mempunyai areal yang sangat luas dan memproduksi padi

yang cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya di wilayah barat. Rekomendasi

yang dianjurkan untuk wilayah tengah sebaiknya didirikan agro industri untuk jenis tanaman

jagung, karena untuk wilayah ini baik dari fisik (kesesuaian, penggunaan lahan) dan aspek

produktifilas/ produksi sangat baik dan sesuai untuk tanaman jagung. Lokasi agro industri

sebaiknya terletak di Kecamatan Gunung Sugih, mengingat selain mempunyai produksi

jagung yang cukup. kecamatan ini merupakan Ibu Kota Kabupaten Lampung Tengah,

sehingga memudahkan pemasaran karena terletak pada lokasi pasar. Sedangkan untuk

(7)

merupakan produksi singkong terbesar dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.

Penentuan lokasi agro industri sebaiknya terletak pada Kecamatan Rumbia, karena

kecamatan memproduksi tanaman singkong cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan

lainnya di wilayah timur.

Faktor-Faktor Lokasi

Dalam penentuan lokasi agroindustri pertanian di Kabupaten Lampung Tengah ini

dilakukan analisis penentuan faktor-faktor yang berpengaruh menggunakan analisis

kuantitatif. Output dari analisis tersebut adalah didapatkannya faktor-faktor yang

mempengaruhi lokasi agroindustri komoditas pertanian di Kabupaten Lampung Tengah

sebagai berikut:

1. Kuantitas bahan baku

Merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan industri, sehingga harus selalu tersedia

dalam jumlah besar demi kelancaran produksi. Bahan baku yang digunakan dalam

agroindustri di Kabupaten Lampung ini adalah produktivitas padi.

2. Jumlah tenaga kerja industri

Merupakan hal penting kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya.

3. Aksesibilitas

Lokasi industri harus menjangkau konsumen sedekat mungkin agar hasil produksi

mudah dipasarkan sehingga dalam hal ini kondisi jaringan jalan berhubungan

aksesibilitas antara industri dan bahan baku maupun industri ke pasar.juga berpengaruh

penting.

4. Kesesuaian Lahan

Informasi kesesuaian lahan diperoleh dari analisis peta satuan unit lahan yang didukung

olch data-data sosial yang dihasilkan dari cek lapang dan kuisioner yang telah

disebarkan. Bcrdasarkan pada pendekatan tcrsebut maka diperoleh informasi

kesesuian lahan untuk masing-masing tanaman padi. jagung dan singkong.

Implikasi Teori terhadap Lokasi yang dipilih

Penentuan alternatif lokasi dipengaruhi oleh faktor-faktor lokasi agroindustri yang ada

di Kabupaten Lampung Tengah. Adapun penjelasan tentang pengaruh faktor terhadap

penentuan lokasi agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut:

1. Kuantitas bahan baku

Kuantitas bahan baku memiliki pengaruh positif terhadap penentuan zonasi agroindustri

di Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini berarti ada hubungan antara jumlah bahan baku

(8)

bahan baku yang berkelanjutan, sehingga pelaksanaan agro industri juga dapat

berkelanjutan dan lestari.

2. Jumlah tenaga kerja industri

Tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah industri. Semakin

banyak jumlah tenaga kerja yang ada maka semakin besar pula jumlah industri. Di

Kabupaten Lampung Tengah, tenaga kerja yang menjadi pertimbangan yaitu tenaga

kerja dengan usia produktif (15-59 tahun).

3. Aksesibilitas

Selain atas dasar pertimbangan kuantitas bahan baku dan faktor tenaga kerja,

aksesibilitas juga memiliki peranan penting di dalam menentukan lokasi dari suatu

industri. Aksesibilitas dapat memacu proses interasi antar wilayah sampai ke daerah

yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan. Semakin kecil biaya

transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan lokasi pemasaran maka total

cost-nya juga semakin kecil. Zona agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah memiliki

lokasi yang aksesibel, artinya lokasi industri tersebut dapat dijangkau oleh sarana

transportasi, selain memiliki jaringan jalan yang memadai. Hal ini sangat penting dalam

kaitannya dengan pendistribusian produk semen ke daerah lain (pasaran/market).

Faktor-faktor penentuan lokasi di atas kemudian dijadikan input untuk analisis

berikutnya yaitu pcnentukan lokasi industri dilakukan dengan menganalisis aspek fisik yang

terdiri dari informasi penggunaan lahan saat ini, informasi kesesuian lahan dan analisis

finansial/aspek sosial ekonomi. Pendekatan yang digunakan adalah analisis

kcruangan/lokasi secara statistic (kuantitatif) dengan menghitung nilai jumlah harkat atau

skor parameter-parameter penentu.

Untuk memperoleh kesesuaian lahan , beberapa jenis tanaman dalam hal ini

tanaman padi, jagung dan singkong, maka ketiga peta tersebut di atas ditumpang-tindihkan

(proses SIG) dengan memperhatikan faktor pembatas. Penentuan kesesuaian lahan untuk

tanaman didasarkan pada faktor pembatas yang paling ringan, sehingga dalam satu lokasi

dimungkinkan sesuai untuk beberapa jenis tanaman yang berbeda diakibatkan faktor

pembatas untuk tanaman tersebut sama.

Dari hasil analisis tersebut maka menunjukkan bahwa ada 3 wilayah zonasi agro

industri, yaitu wilayah barat untuk agro industri padi (Kecamatan Padang Ratu), wilayah

tengah untuk agro industri jagung (Kecamatan Gunung Sugih), dan wilayah timur untuk agro

industri singkong (Kecamatan Rumbia).

Berdasarkan perbandingan asumsi teori dan fakta di lapangan dapat disimpulkan

bahwa ada kesesuaian kondisi antara asumsi teori dan fakta Kabupaten Lampung Tengah

sehingga dapat dilakukan identifikasi selanjutnya yaitu kesesuaian faktor-faktor menurut

(9)

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi agroindustri pertanian di

Kabupaten Lampung Tengah kemudian dibandingkan dengan faktor-faktor pemilihan lokasi

[image:9.595.44.546.165.775.2]

menurut teori lokasi Weber sebagai berikut:

Tabel 1.Keterkaitan faktor lokasi Weber dalam penentuan lokasi agroindustri

pertanian Kabupaten Lampung Tengah

No. Pencetus

Teori

Faktor-Faktor Penentuan

Lokasi menurut Teori

Penerapan penentuan lokasi di Kabupaten

Lampung Tengah

1. Alfred

Weber

Bahan Baku

Berdasarkan teori segitiga

Weber, seorang produsen

akan menentukan letak

pabriknya di lokasi yang

dapat memberikan

keuntungan optimal.

 Faktor kuantitas bahan baku menurut analisis

penentuan lokasi agroindustri Kabupaten

Lampung Tengah memiliki hubungan

signifikan yang berarti memang benar

bahan baku berpengaruh dengan penetapan

lokasi industri.

 Kawasan agroindustri yang dekat dengan

bahan baku pertanian dimanfaatkan secara

optimal dalam penerapannya. Bahkan zonasi

agroindustri dikelompokan berdasar kuantitas

bahan baku.

Tenaga Kerja

Pada umumnya produsen

lebih menyukai tenaga kerja

yang berasal dari sekitar

daerah lokasi industri.

Karena biaya transportasi

yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja di pabrik

tersebut lebih murah,

sehingga para buruh tidak

menuntut upah yang terlalu

tinggi.

 Faktor tenaga kerja menurut analisis

penentuan lokasi agroindustri Kabupaten

Lampung Tengah memiliki hubungan

signifikan yang berarti memang benar lokasi

industri memilih tenaga kerja yang berasal

dari sekitar lokasi .

 Hubungan antar keduanya positif, yang

berarti semakin banyak jumlah tenaga

kerja di suatu wilayah, semakin besar pula

jumlah industri. Hal ini karena biaya yang

dikeluarkan untuk memberi upah tenaga

kerja lebih murah tanpa biaya transportasi

(transport cost)

Aksesibilitas

Aksesibilitas dapat memacu

proses interaksi antar

 Faktor aksesibilitas menurut analisis

penentuan lokasi agroindustri Kabupaten

Lampung Tengah memiliki hubungan

(10)

No. Pencetus Teori

Faktor-Faktor Penentuan

Lokasi menurut Teori

Penerapan penentuan lokasi di Kabupaten

Lampung Tengah

wilayah sampai ke daerah

yang paling terpencil

sehingga tercipta

pemerataan pembangunan.

Semakin kecil biaya

transportasi antara lokasi

bahan baku menuju pabrik

dan lokasi pemasaran maka

total biayanya juga semakin

kecil.

mempengaruhi pola pergerakan dan interaksi

antar wilayah

 Hubungan antar keduanya positif, yang

berarti semakin mudah aksesibilitasnya,

interaksinya semakin bagus dan

mempegaruhi lokasi industri. Penentuan

lokasi industri sebisa mungkin lokasi yang

dekat dengan pasar untuk memudahkan

pemasaran

Sumber: analisis penulis, 2015

Lesson Learned

Pada prinsipnya beberapa teori lokasi digunakan untuk memberikan masukan bagi

penentuan lokasi optimum, yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi.

Teori lokasi industri yang diungkapkan oleh Weber menetapkan variabel bahan baku,

tenaga kerja, dan aksesibilitas sebagai faktor penentu penentuan lokasi industri. Sedangkan

Losch menyoroti dalam hal jarak pasar karena berhubungan dengan biaya transport.

Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu ditekankan pada

biaya transportasi yang rendah. Penentuan alternatif lokasi kawasan agroindustri berbasis

komoditas pertanian di Kabupaten Lampung Tengah apabila ditinjau dari teori Weber, maka

penentuan lokasi agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah sudah sesuai, meskipun

dalam hal faktor bahan baku pengaruhnya negatif sehingga harus dimaksimalkan. Namun

apabila ditinjau dari teori yang diungkapkan Losch ternyata penentuan alternatifindustri di

Kabupaten Lampung Tengah tidak dipengaruhi oleh jarak antara industri dan pasar.Fakta di

lapangan menunjukkan bahwa distribusi produk agroindustri lebih banyak dilakukan di

pasar-pasar yang skalanya lebih besar dan jaraknya lebih jauh meskipun ada pasar-pasar

skala kecamatan dan jaraknya lebih dekat.

Kesimpulan

Pengembangan agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah perlu dilakukan untuk

mengoptimalkan sektor pertanian. Dari review dan kajian yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa penentuan lokasi agroindustri di Kabupaten Lampung Tengah masih

relevan menggunakan teori lokasi Weber, yaitu berdasarkan pada bahan baku, tenaga kerja,

(11)

Metode Spasial (Pengindraan Jauh dan SIG) dan analisis kuantilatif dapat menentukan

zonasi agro indusiri dalam perencanaan wilayah tata ruang. Hasil analisis menunjukkan

bahwa ada 3 wilayah zonasi agro industri, yaitu wilayah barat untuk agro industri padi

(Kecamatan Padang Ratu), wilayah tengah untuk agro industri jagung (Kecamatan Gunung

Sugih), dan wilayah timur untuk agro industri singkong (Kecamatan Rumbia).

Daftar Pustaka

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi

Aksara

Weber, Alfred.tanpa tahun.Alfred Weber and Subsequent Developments in

Industrial Location Theory (http://faculty.washington.edu/krumme/450/weber.html)

dalam diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Perencanaan Wilayah dan Kota ITS

Sri Mulyani Widyanti., 2011, Penentuan Agroindustri Berbasis Jagung Terpilih di

Gambar

Tabel 1.Keterkaitan faktor lokasi Weber dalam penentuan lokasi agroindustri

Referensi

Dokumen terkait

variabel yang disinyalir dapat mempengaruhi luas alih fungsi lahan sawah di Jawa Timur. diantaranya, variabel jumlah rumah tangga, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah

Analisis kelompok pada 36 tanaman sampel srikaya di daerah Sokolilo, Pati, Jawa Tengah memiliki tingkat kemiripan terendah 27,91%, tanaman dapat dikelompokkan menjadi

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur 3. Kelompok Industri Kemasan dan Kotak

Pada penelitian ini telah dianalisis batas pengaruh Bagian Wilayah Kota (BWK) Pusat Kota Tomohon (Tomohon Tengah) terhadap Tomohon Timur, Tomohon Barat, Tomohon

Ilmu yang dapat kita ambil dari penelitian ini adalah kita bisa mengetahui bagaimana peran pembangunan kawasan wisata Jawa Timur Park II terhadap kondisi social ekonomi

1 Perencanaan Teknis Jalan Wilayah Timur Aceh (Otsus Aceh) 2 Perencanaan Teknis Jalan Wilayah Tengah Aceh (Otsus Aceh) 3 Perencanaan Teknis Jalan Wilayah Barat Aceh (Otsus Aceh)

Rute distribusi untuk pengiriman semen di wilayah Indonesia timur terbagi dalam 3 zona distribusi yaitu zona 1 wilayah distribusi Provinsi Maluku, zona 2 wilayah distribusi

Pulau Kalimantan terdiri dari 4 bagian; yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, selain empat wilayah yang termasuk dalam wilayah kenegaraan