• Tidak ada hasil yang ditemukan

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF nS4,k

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF nS4,k"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF ,

(Skripsi)

Oleh

Agustina Ambar Wulan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF ,

Oleh

Agustina Ambar Wulan

Bilangan kromatik lokasi diperkenalkan pada tahun 2000 oleh Chartrand dkk. sebagai perkembangan dari dua konsep dalam graf yaitu pewarnaan titik pada graf dan dimensi partisi graf. Misalkan c suatu pewarnaan sejati di dengan ( ) ( ) untuk dan yang bertetangga di . Misalkan adalah kelas warna dari ( ). Kode warna, ( ) dari adalah k-pasang terurut dengan ( , ) = min ( , ) untuk 1≤ . Banyaknya warna

minimum yang digunakan pada pewarnaan lokasi disebut bilangan kromatik lokasi dari , dinotasikan dengan ( ). Graf , diperoleh dari graf , dan setiap titik nya dihubungkan oleh suatu lintasan. Bilangan kromatik lokasi dari graf nS4,k sudah ditentukan yakni :χL(nS4,2) = 4 untuk 1 2

dan 5 untuk n lainnya; misalkan 3 χL(nS4,k) = + 1; 1 dan

+ 2untuk lainnya.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17 Agustus 1992. Penulis

merupakan anak keempat dari pasangan Bapak Iawar dan Ibu Rohayani, adik dari Hendra Widjaya, Budi Permana, dan Lina Sudarwati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dari Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Pahoman, Bandar Lampung pada tahun 1998. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 2 Pahoman, Bandar Lampung pada tahun 2004. Pendidikan sekolah

menengah pertama di SMP Negeri 16 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 4, Bandar Lampung pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Pada periode tahun 2010/2011 penulis terdaftar sebagai anggota GEMATIKA (Generasi Muda

HIMATIKA) Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA Unila. Penulis pernah menjadi anggota biro Kesekretariatan Organisasi Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA Unila pada periode tahun 2011/2012 - 2012/2013. Penulis

(8)

Pendapatan Kota Bandar Lampung serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang luar biasa

yang selalu diberikan kepadaku sehingga aku dapat menyelesaikan hasil

karyaku ini

Kupersembahkan hasil karyaku ini untuk Ayah, Ibuku tersayang, abangku

Hendra Widjaya, Budi Permana, Mbaku Lina, sebagai salah satu wujud

cintaku.

Terima kasih untuk setiap doa,semangat, dan kasih sayang yang selalu

menemani disetiap hariku.

Sahabat-sahabat terbaikku, terima kasih untuk semua kisah yang telah kita

(10)

MOTO

Sungguh bersama kesukaran dan keringanan, karna itu bila kau telah selesai

(mengerjakan yang lain) dan kepada Tuhan , berharaplah .

(Q.S Al Insyirah : 6-8)

Kesuksesan berbanding lurus pada tindakan yang dilakukan

.

Selalu berusaha menjadi seseorang yang berguna untuk orang di sekitar kita .

(11)

SANWACANA

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas izin

serta ridho-Nya dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi

kita.

Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik,

dan saran yang membangun sehingga skripsi ini mampu penulis selesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Asmiati, S,Si., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang senantiasa

membimbing, memberikan arahan, saran, dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Fitriani, S,Si., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

membantu dan memberikan pembelajaran serta bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Amanto, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik

dan saran pada penelitian ini.

4. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik dan selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung.

(12)

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lampung.

7. Untuk kedua orang tuaku yang luar biasa, abang tercinta Kahen, serta mbaku Lina

yang tak pernah lelah untuk memberikan doa, kasih sayang, perhatian serta dukungan kepada penulis.

8. Untuk Abu Dzar Algi Fahri atas semangat, nasehat, kesabaran, kebersamaan serta

waktu luang yang sangat bermanfaat selama ini.

9. Sahabat-sahabat penulis, Engine, Indri, Dian, Dinda, Tri, karim, Miftah, Ridho,

Sofyan, Andi, Puput, Senja, Dede, Fany, Rofa serta Nisa yang selalu ada menemani dan memberikan semangat melalui keceriaan serta kebersamaan . 10. Untuk Staff pengajar Soesilo 43 serta anak murid tercinta, para calon Brigadir dan

AKPOL yang memberikan keceriaan.

11. Untuk teman-teman Matematika 2010 dan keluarga besar HIMATIKA 12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan akan tetapi semoga

dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2015

Penulis,

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Permasalahan JembatanKonigsberg………...2

Gambar 2 GrafS4,k………....4

Gambar 3 Contoh graf dengan 5 titik dan 5 sisi………6

Gambar 4 Contoh graf dengan 5 titik dan 8 sisi………7

Gambar 5 Contoh graf lengkap K4……….8

Gambar 6 TG………...8

Gambar 7 Contoh graf dengan 6 titik dan 7 sisi ………9

Gambar 8 T adalahcontoh pohon dan H adalah contoh hutan ……….10

Gambar 9 GrafS4,k……….11

Gambar 10 Graf 3S4,5………...11

Gambar 11 Graf bintangK1,6………12

Gambar 12 Graf bintang gandaS3,2...12

(14)

Gambar 14 Contoh graf pohon pisang………...13

Gambar 15 Pewarnaan lokasi minimum dari graf G……….15

Gambar 16 Pewarnaan lokasi minimum pada graf lintasan Pn………..17

Gambar 17 Pewarnaan lokasi minimum padaSa,b……….17

Gambar 18 Pohon T berordendenganχ (T)= k………..……..18

Gambar 19 Pewarnaan lokasi minimum graf bintangK1,n……….18

Gambar 20 Konstruksi grafnS4,k………21

Gambar 21 Konstruksi batas bawahχ (S4,2)...……….…22

Gambar 22 Pewarnaan lokasi minimum grafS4,2……….………….23

Gambar 23 Konstruksi batas bawahχ (2nS4,2)………...…...24

Gambar 24 Pewarnaan lokasi minimum graf 2S4,2………….……….……...25

Gambar 25 Pewarnaan lokasi minimum grafnS4,k, untukn≥3……….……….26

Gambar 26 Pewarnaan lokasi minimum grafnS4,k, untukn ……...29

(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan yang berguna untuk kemajuan teknologi. Para peneliti terus melakukan penelitian untuk selalu menemukan

penemuan-penemuan baru yang dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuannya sebagai penunjang berkembangnya ilmu-ilmu lain.

Teori graf merupakan salah satu dari contoh ilmu matematika yang semakin lama semakin berkembang. Berawal dari permasalahan jembatan

Konigsberg (Konigsberg problem) memiliki tujuh jembatan yang menghubungkan empat daerah. Penduduk kota tersebut ingin melewati

ketujuh jembatan tersebut tepat satu kali dan kembali lagi ke tempat awal keberangkatan. Dari permasalahan tersebut, seorang matematikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 1736 menemukan jawaban, yaitu memodelkan

(16)

2

(edge). Representasi tersebut mempermudah menganalisis dan menentukan solusi dari permasalahan tersebut yang sangat membutuhkan dana besar dan waktu lama untuk membuktikannya secara langsung.

Gambar 1. Permasalahan JembatanKonigsberg

Salah satu ilmu dalam teori graf adalah bilangan kromatik lokasi. Konsep bilangan kromatik lokasi diperkenalkan pada tahun 2000 oleh Chartrand,

Erwin, Henning, Slater, Zhang sebagai perkembangan dari dua konsep dalam graf yaitu pewarnaan titik dan dimensi partisi graf. Kajian penentuan

bilangan kromatik lokasi graf dilakukan dengan membatasi kelas-kelas graf tertentu atau dengan membatasi bilangan kromatik lokasi tertentu.

Sejauh penelusuran literatur, penelitian yang terkait dengan penentuan bilangan kromatik lokasi dari graf pohon masih terbatas pada lintasan, graf

bintang, dan graf bintang ganda. Pada penelitian sebelumnya, telah berhasil ditentukan bilangan kromatik lokasi untuk kelas graf pohon, khususnya kelas graf pohon yang merupakan amalgamasi darinbuah graf bintang yang

tidak harus isomorfik dan dilanjutkan dengan menentukan sifat kemonotonannya (Asmiati dkk., 2011). Penelitian lainnya yang telah

(17)

3

kembang api (firecracker graphs) yakni kelas dari graf pohon yang

dikontruksi darinbuah graf bintang dengan menghubungkan satu daun dari setiap graf bintang menjadi sebuah lintasanPn(Asmiati. 2012).

Chartrand dkk. (2002) mendefinisikan bilangan kromatik lokasi sebagai

berikut. Misalkanc suatu pewarnaan sejati di Gdengan ( ) ( )untuk

dan yang bertetangga di G. Misalkan adalah himpunan titik-titik

yang diberi warna , yang selanjutnya disebut kelas warna, maka = { , , . . } adalah himpunan yang terdiri dari kelas-kelas warna dari

( ). Kode warna, ( ) dari adalah k-pasang terurut

( ( , ), ( , ), . , ( , ))dengan ( , ) = min ( , )

untuk 1≤ . Jika setiap titik di Gmempunyai kode warna yang berbeda, makac disebut pewarnaan lokasi dariG. Banyaknya warna minimum yang

digunakan pada pewarnaan lokasi disebut bilangan kromatik lokasi dari G,

dan dinotasikan dengan ( ).

Chartrand dkk.(2002) telah mendapatkan bilangan kromatik lokasi untuk

beberapa graf antara lain ( ) = 3 untuk 3, untuk 3 berlaku ( ), adalah 3 jikan ganjil dan 4 jikan genap, untuk graf bintang ganda

( , ), 1 dan 2, bilangan kromatik lokasinya adalah + 1.

Misalkan graf terhubung berorde 3, maka ( ) = jika dan hanya

(18)

4

Selanjutnya, Chartrand dkk. (2003) telah menunjukkan kelas-kelas graf

yang berorde n dengan bilangan kromatik lokasinya ( 1) dan juga

graf-graf yang mempunyai bilangan kromatik loksai dengan batas atasnya ( 2). Chartrand dkk. (2003) juga menunjukkan bahwa terdapat pohon

berorde 5 dengan bilangan kromatik lokasi n jika dan hanya jika {3,4, . . , 2, }.

1.2 Perumusan Masalah

Diberikan graf , sebagai berikut :

Gambar 2. Graf ,

Graf , diperoleh dari graf , dan setiap titik nya dihubungkan oleh

suatu lintasan. Pada penelitian ini akan ditentukan bilangan kromatik lokasi

grafnS4,kuntukn,ksebarang bilangan asli.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bilangan kromatik lokasi dari

(19)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan pemahaman mengenai bilangan kromatik lokasi dari suatu

graf

(20)

6

II. LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan

kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

2.1 Konsep Dasar Graf

Pada sub bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema tentang graf yang diambil dari Deo (1989).

Suatu graf G adalah pasangan himpunan terurut ( ( ), ( ) ) dengan ( )

menyatakan himpunan titik (vertex) tak kosong dan ( ) menyatakan himpunan

sisi (edge)yakni pasangan tak terurut dari ( ). Pada Gambar 3, terlihat ( )=

{ , , , , }dan ( ) = { , , , , }.

(21)

7

Graf digunakan untuk mempresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi visual dari graf adalah dengan menyatakan objek-objek sebagai bulatan atau titik, sedangkan hubungan antara objek

dinyatakan dengan sisi. Banyak sekali struktur yang bisa direpresentasikan dengan graf, dan banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan bantuan graf. Sebagai

contoh representasi dari graf adalah perjalanan bus untuk menemukan rute paling ekonomis dari sebuah terminal ke halte-halte yang harus dilewati tepat satu kali tanpa ada yang terlewati dua kali dan harus kembali ke terminal asal, merupakan

upaya untuk mengefisienkan biaya dan waktu pada sistem transportasi. Sistem transportasi perjalanan bus dapat dimodelkan dalam graf dengan halte sebagai

titik dan jalur yang menghubungkan halte-halte tersebut sebagai sisi.

Gambar 4. Contoh graf dengan 5 titik dan 8 sisi

Loop adalah sisi yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Sisi paralel

adalah sisi yang memiliki dua titik ujung yang sama. Pada Gambar 4, terdapat loop pada titik v2 yaitu e8, sedangkan e3, e6, e5dan e7 disebut sisi paralel. Graf

(22)

8

(simple graph). Graf pada Gambar 4. bukan graf sederhana (simple graf) karena terdapatloop(e9) dan sisi ganda (e5dane7).

Suatu graf G dikatakan graf lengkap jika untuk setiap pasangan titik terdapat sisi

yang menghubungkannya.

Gambar 5. Contoh Graf Lengkap K4

Misalkan adalah graf dengan himpunan titik ( ) dan sisi ( ), maka graf

dikatakan subgraf dinotasikan denganTG jika dan hanya jika ( )himpunan

bagian dari ( )dan ( )himpunan bagian dari ( ). Graf dikatakan subgraf

sejati jika dan hanya jika subgraf dari dan . Contoh subgraf dapat

dilihat pada gambar berikut:

Dua titik pada graf dikatakan bertetangga (adjacent) bila keduanya terhubung

(23)

9

dilihat bahwa sisi menempel (incident) dengan titik dan dan titik

menempel pada sisi dan . Titik bertetangga (adjacent) dengan titik

karena terdapat sisi-sisi yang menghubungkan dan . Demikian pula dengan

titik bertetangga dengan titik , dan titik bertetangga dengan titik .

Derajat (degree) dari suatu titik v ( ),dinotasikan dengan ( ) dari graf

adalah banyaknya sisi yang menempel pada titik . Jika setiap titik pada graf

mempunyai derajat yang sama, maka disebut graf reguler. Daun (pendant

vertex) adalah titik yang berderajat satu. Pada Gambar 4. d( ) = 2, ( ) = 5,

( ) = 3, ( ) = 5dan ( ) = 3. Graf tersebut tidak memiliki daun

karena setiap titiknya memiliki derajat lebih dari satu.

Jalan (walk) adalah barisan berhingga dari titik dan sisi dimulai dan diakhiri dengan titik sedemikian sehingga setiap sisi menempel dengan titik sebelum dan

sesudahnya. Contoh walk dari graf pada gambar 7 adalah v1e1v2e2v3e4v4e6v5

e7v6e3.

Gambar 7. Contoh Graf dengan 6 titik dan 7 sisi

(24)

10

atau siklus. Graf G pada Gambar 7. v1v2v3v4v5v6 adalah salah satu lintasan

tertutup. Siklus yang banyak titiknya genap disebut sirkuit genap, sedangkan jika banyak titiknya ganjil, maka disebut siklus ganjil. Graf G dikatakan terhubung

jika terdapat lintasan yang menghubungkan setiap dua titik yang berbeda

2.2. Kelas Graf Pohon

Pohon (tree) adalah graf terhubung yang tidak memuat siklus. Suatu Graf

adalah pohon jika dan hanya jika terdapat tepat satu lintasan untuk setiap

pasangan titik di Graf (Deo,1989).

Berikut ini akan diberikan beberapa kelas graf pohon yang berkaitan dengan penelitian ini.

Misalkan adalah graf terhubung, disebut pohon jika dan hanya jika tidak

memuat sirkuit. Gabungan dari pohon disebut hutan (forest) (Deo, 1989).

Gambar 8. T adalah contoh pohon dan H adalah contoh hutan

Graf , adalah graf yang diperoleh dari graf , dan setiap titik nya

(25)

11

Gambar 9. GrafS4,k

Gambar 10. Graf 3S4,5

Graf bintang K1,n (star) adalah suatu graf terhubung yang mempunyai satu

titik berderajatnyang disebut pusat dan titik lainya berderajat satu (Chartrand

(26)

12

Gambar 11. Graf bintangK1,6

Suatu graf pohon disebut graf bintang ganda (double star) jika graf pohon

tersebut mempunyai tepat dua titik x dan y berderajat lebih dari satu. Jika x dan y berturut-turut berderajat a + 1 dan b + 1, dinotasikan dengan Sa,b

(Chartrand dkk., 1998).

Gambar 12. Graf bintang gandaS3,2

Graf ulat (caterpillar graf) adalah graf pohon yang memiliki sifat apabila

dihapus semua daunnya akan menghasilkan lintasan (Chartrand dkk., 1998).

Gambar 13. Contoh graf ulat

Graf pohon pisang , adalah graf yang diperoleh dari n buah kegraf bintang

dengan cara menghubungkan sebuah daun dari setiap graf bintang , suatu titik

(27)

13

Gambar 14. Contoh Graf Pohon Pisang

2.3 Bilangan Kromatik Lokasi

Bilangan kromatik lokasi diperkenalkan oleh Chartrand dkk. (2002). Bilangan kromatik lokasi didefinisikan sebagai berikut. Misalkan c suatu pewarnaan sejati

di dengan ( ) ( ) untuk dan yang bertetangga di . Misalkan

adalah himpunan titik-titik yang diberi warna , yang selanjutnya disebut kelas

warna, maka = { , , . . } adalah himpunan yang terdiri dari kelas-kelas

warna dari ( ). Kode warna, ( ) dari adalah k-pasang terurut

( ( , ), ( , ), . , ( , )) dengan ( , ) = min ( , )

untuk 1≤ . Jika setiap titik di mempunyai kode warna yang berbeda, maka

c disebut pewarnaan lokasi dari . Banyaknya warna minimum yang digunakan

pada pewarnaan lokasi disebut bilangan kromatik lokasi dari , dan dinotasikan

(28)

14

Berikut ini diberikan teorema dasar tentang bilangan kromatik lokasi yang telah

dibuktikan oleh Chartrand dkk. (2002). Lingkungan dari , dinotasikan dengan

N(u) adalah himpunan titik-titik yang bertetangga dengan .

Teorema 2.1. Misalkan c adalah pewarnaan lokasi pada graf . Jika u dan v adalah dua titik yang berbeda di sedemikian sehingga d(u,w) = d (v,w) untuk

semua w ϵ V(G) – {u,v}, maka c(u)c(v). Secara khusus, jika u danv titik-titik

yang tidak bertetangga di sedemikian sehinggaN(u) =N(v), makac(u)c(v).

Bukti: Misalkan c adalah suatu pewarnaan lokasi pada graf terhubung dan misalkan П = { C1 ,C2 , .... , Ck} adalah partisi dari titik-titik kedalam kelas

Akibat 2.1. Jika adalah graf terhubung dengan suatu titik yang bertetangga dengankdaun, maka ( )≥ k+1.

Bukti: Misalkan v adalah suatu titik yang bertetangga dengan k daun, yaitu x1,

x2, .... ,xk di . Berdasarkan Teorema 2.1, setiap pewarnaan lokasi dari

(29)

15

dengan semua xi, maka v harus mempunyai warna yang berbeda dengan semua

daunxi. Akibatnya,χL(G)≥ k+1.

Berikut ini diberikan graf dan akan ditentukan bilangan kromatik lokasi dari graf tersebut.

G

Gambar 15. Pewarnaan lokasi minimum dari graf

Diberikan graf seperti yang terlihat pada Gambar 15. Akan ditentukan terlebih

dahulu batas bawah bilangan kromatik lokasi dari graf .Karena terdapat titik v3

yang mempunyai 3 daun, maka berdasarkan Akibat 2.1,χL( )≥ 4. (2.1)

Misalkan c adalah pewarnaan titik menggunakan empat warna. Pada graf

diberikan kelas warna sedemikian sehingga diperoleh = { , , , } dengan

= { , }, = { , , }, = { , }dan = { , }. Oleh karena

itu, didapatkan kode warna sebagai berikut :

( ) = (0,1,2,3); ( ) = (1,0,1,2); ( ) = (0,1,1,1); ( ) =

(1,0,2,2); ( ) = (1,2,0,2); ( ) = (1,2,2,0); ( ) =

(30)

16

Karena kode warna dari semua titik di berbeda, maka c adalah pewarnaan

lokasi. Jadi,χL( )≤ 4 (2.2)

Berdasarkan (2.1) dan (2.2), maka adalah pewarnaan lokasi dari dan

χL( ) = 4.

Selanjutnya akan didiskusikan bilangan kromatik lokasi dari beberapa kelas graf pohon.

Teorema 2.2.Bilangan kromatik lokasi graf lintasanPn(n≥ 3)adalah 3.

Bukti: Perhatikan bahwa χL (P1) = 1 dan χL (P2) = 2. Berdasarkan Akibat 2.1,

diperoleh χL (Pn) 2. Misalkan c adalah 2-pewarnaan lokasi pada Pn, n 3

akibatnya akan terdapat dua titik yang memiliki kode warna yang sama,

kontradiksi. MakaχL(Pn) 3;n 3.

Selanjutnya konstruksi batas atas pada Pn; n 3 sebagai berikut. Misalkan c

adalah 3-pewarnaan titik, c(v1)= 1; c(vi)= 2 untukigenap; dan c(vi)= 3 untuki 3

ganjil. Diperoleh kode warna ( ) = (0,1,2); ( ) = ( 1,0,1)untuk i

genap; ( ) = ( 1,1,0)untuk i 3 ganjil. Karena semua titik mempunyai

kode warna berbeda, maka c adalah pewarnaan lokasi. Akibatnya, χL (Pn) 3;

(31)

17

Gambar 16. Pewarnaan lokasi minimum pada graf lintasan Pn

Teorema 2.3.Untuk bilangan bulatadanbdengan 1≤ a≤ b danb≥ 2 χL(Sa,b) =b+1

Bukti : Berdasarkan Akibat 2.1, diperoleh batas bawah yaitu χL (Sa,b) ≥ b+1.

Selanjutnya, akan ditentukan batas atasnya, yaitu χL (Sa,b) ≤ b+1. Misalkan c

adalah pewarnaan titik menggunakan (b+1) warna sebagaimana terlihat pada

Gambar 17. Perhatikan bahwa kode warna dari setiap titik Sa,bberbeda, akibatnya

cadalah pewarnaan lokasi. Jadi χL(Sa,b)≤b+1.

Gambar 17. Pewarnaan lokasi minimum padaSa,b.

Chartrand dkk. (2003) telah mendapatkan bentuk graf pohon berorden≥5 yang memiliki bilangan kromatik lokasi dari 3 sampai n, kecuali n-1, sebagaimana

(32)

18

Teorema 2.4.Terdapat pohon dengan berorde n ≥5 yang mempunyai bilangan kromatikkjika dan hanya jikak (3,4,..,n-2,n).

Pewarnaan pada Teorema 2.4 dapat diberikan sebagai berikut:

v

2

v

3

v

4

v

5

Gambar 19. Pewarnaan lokasi minimum graf bintangK1,n

Karena terdapat daun sebanyak n,maka berdasarkan Akibat 2.1, χL( ) ≥ n+1.

Misalkanc adalah pewarnaan pada grafK1,n, dengan c(v1)= 1; c(vi)= i;i≥2. Kode

(33)

19

komponen warna lainnya. Sedangkan kode warna titik ; 2, akan bernilai 1 untuk komponen warna ke-1, 0 untuk warna ke-i,dan 2 untuk lainnya. Karena

kode warna dari semua titik adalah berbeda, makacmerupakan pewarnaan lokasi.

(34)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat penelitian yaitu pada semester ganjil tahun 2014

2015 bertempat di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan untuk menentukan bilangan kromatik lokasi dari

graf , yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan batas bawah dari✄ ✁

Berdasarkan Akibat 2.1. dapat ditentukan batas bawah trivial dari bilangan

kromatik lokasi . Hal ini dapat dilakukan karena terdapat titik pada

yang mempunyai daun, akibatnya,✄ ( ✂ ✧ ☎✆✁

2. Menentukan batas atas dari✄ ✁

Batas atas dari ✄ diperoleh dengan cara mengkonstruksi graf

✁Himpunan titik-titik pada graf dikelompokkan berdasarkan diameternya ke dalam kelas-kelas warna. Minimum banyaknya kelas-kelas

(35)

V. SIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan diberikan simpulan dan saran dari hasil yang sudah diperoleh untuk penelitian ini.

5.1. Simpulan

Adapun simpulan dalam penelitian ini secara umum adalah sebagai berikut :

1. χL(nS4,2) =

4 ; 1 2 5 ; lainnya

Misalkan 3.

2. χL(nS4,k) =

+ 1; 1

+ 2; lainnya

5.2. Saran

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menentukan bilangan kromatik lokasi

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Asmiati, Baskoro, E.T, Characteristic of graph Containing Cycle with Locating-chromatic Number Three,AIP Conf. Proc.,1450, 351-357, 2012.

Asmiati, Assiyatun, H, Baskoro, E.T, Suprijanto, D, Simanjutak, R, Uttunggadewa, S, The Locating-Chromatic Number of Firecracker Graphs. Far East Journal of Mathematical Science. 63(1), 11-23, 2012.

Asmiati, Assiyatun, H, Baskoro, E.T, Locating-Chromatic Number of Amalgamation of Stars.Bulletin Mathematics,4(2), 1-8, 2011.

Chartrand, G, Erwin, D, dan Zhang, P. 2003. Graph of Order n with Locating-chromatic Numbern-1, Discrete Mathematics,269, 65-79.

Chartrand, G, Erwin, D, dan Zhang, P. 2003. The Locating- Chromatic Number of a Graph,Aequationes Math,89-100.

(37)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………..i

DAFTAR GAMBAR……….ii

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….1

1.2 Perumusan Masalah……….…4

1.3 Tujuan Penelitian……….4

1.4 Manfaat Penelitian………...………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf………...6

2.2 Kelas Pohon ……….………..10

2.3 Bilangan Kromatik Lokasi………...13

(38)

3.2 Metode Penelitian………..20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bilangan Kromatik Lokasi Graf nS4,2...21

4.2 Bilangan Kromatik Lokasi Graf nS4,k untuk k ≥ 3…………...27

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 1. Permasalahan Jembatan Konigsberg
Gambar 2. Graf
Gambar 3. Contoh Graf dengan 5 titik dan 5 sisi
Gambar 4. Contoh graf dengan 5 titik dan 8 sisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan “-nya” baik sebagai kata ganti maupun penunjuk (bukan sebagai sufiks murni) adalah sangat umum dan sekitar satu dari tiap 14 kata tertulis dalam Bahasa Indonesia

Penulis lainnya mencoba memengaruhi pusat melalui penulisan karya dalam ragam bahasa yang khas Melayu Riau, dengan kadang-kadang menyediakan daftar kata dengan padanannya dalam

Kegiatan persiapan meliputi pembentukan tim kerja, koordinasi dengan instansi terkait dan penyiapan pelaksanaan Grand Design Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah

nasabah (debitur) dalam perjanjian baku kredit pada PT Bank Negara. Indonesia

Unit usaha perikanan Pancing Layangan yang beroperasi di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene pada umumnya mengoperasikan 4 macam alat tangkap pancing yaitu Pancing

pendapatan yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga laba bank meningkat,5. modal juga meningkat dan CAR

bagian per desa/kelurahan menjadi 1 (satu) bagian wilayah kecamatan dan memasukkannya ke dalam kotak suara untuk diteruskan kepada KPU Kabupaten/Kota bersama-sama

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perubahan perilaku masyarakat Kota Malang dalam menggunakan sarana transportasi untuk menunjang mobilitas mereka. Seiring