• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN CERMIN DINDING DAN PASAR IMPIAN PADA SISWA KELAS XI DI SMK WASKITA BEKRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN CERMIN DINDING DAN PASAR IMPIAN PADA SISWA KELAS XI DI SMK WASKITA BEKRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN CERMIN DINDING DAN PASAR IMPIAN, PADA SISWA KELAS

XI SMK WASKITA BEKRI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

Oleh

YUDA PRATAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN CERMIN DINDING DAN PASAR IMPIAN

PADA SISWA KELAS XI DI SMK WASKITA BEKRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

YUDA PRATAMA

Masalah dalam penelitian ini motivasi belajar siswa rendah. Permasalahan penelitian ini apakah motivasi belajar bisa ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding dan pasar impian pada siswa kelas XI di SMK Waskita Bekri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar bisa ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding dan pasar impian pada siswa kelas XI di SMK Waskita Bekri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode pre eksperimen dengan desain one group pretest-posttest, dan dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan uji Wilcoxon. Subyek penelitian 8 orang siswa kelas XI SMK Waskita Bekri yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan motivasi belajar mengalami peningkatan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding dan pasar impian. Hal ini ditunjukkan dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh zhitung =-2,530 dan ztabel 0,05 = 1,960. Karena zhitung < ztabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat peningkatan signifikan antara skor motivasi belajar sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok kepada subyek penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini motivasi belajar mengalami peningkatan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding dan pasar impian pada siswa kelas XI SMK Waskita Bekri Tahun Pelajaran 2012/2013. Saran 1.diberikan kepada siswa hendaknya mengikuti layanan bimbingan kelompok jika mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi belajar, 2.kepada guru bimbingan dan konseling hendaknya dapat membantu siswa meningkatkan motivasi belajar melalui penggunaan layanan bimbingan dan kelompok, 3.kepada peneliti lain hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai masalah yang sama dengan subjek yang usianya berbeda.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 5

3. Pembatasan Masalah ... 5

4. Rumusan Masalah ... 6

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian... 6

3. Ruang Lingkup ... 7

C. Kerangka Pikir ... 7

D. Hipotesis ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Motivasi Belajar ... 12

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 12

2. Prinsip- prinsip Motivasi Belajar ... 15

3. Macam-Macam Motivasi Belajar ... 16

4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 18

5. Peranan Motivasi dalam Belajar ... 20

B. Bimbingan Kelompok ... 21

(7)

4. Komponen dalam Bimbingan Kelompok ... 24

5. Dinamika Kelompok ... 25

6. Tahap-Tahap dalam Bimbingan Kelompok ... 27

C. Keterkaitan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Permainan Cermin Dinding dan Pasar Impian Pada Siswa Kelas XI SMK Wakita Bekri Lampung Tengah TP 2012/2013 ... 30

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metodologi Penelitian ... 32

B. Subyek Penelitian ... 35

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 36

E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknis Analisis Data ... 40

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 42

A. Hasil Penelitian 1.Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok ... 42

2. Deskripsi Data ... 43

3. Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 45

4. Data Skor Pretest dan Posttest ... 47

5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan ... 51

1.Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok... 54

(8)

1. Kesimpulan Statistik ... 78 2. Kesimpulan Penelitian ... 79 B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu percobaan yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia dimuka bumi ini.Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang.Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya.Pendidikan sering kali diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

(10)

suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa atau subjek belajar, setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar.

Dalam proses pembelajaran, motivasi memiliki fungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dalam kaitan pentingnya peningkatan motivasi belajar pada diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik. Seseorang melakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor, kebutuhan biologis, instink, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.

(11)

belajar siswa ialah dengan berbagai macam cara seperti memberikan layanan bimbingan kelompok, bimbingan perorangan (individu), konseling kelompok, memberikan reinforcement, dan lain-lain.

Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, jika dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal :

a. Mengetahui apa yang akan dipelajari

b. Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.

Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasr permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi dalam belajar (tidak mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari) maka kegiatan belajar mengajar tersebut akan sulit untuk berhasil.

(12)

guru,ada siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung, ada siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung,

Selain faktor-faktor diatas masih ada beberapa faktor lain yang menyebabkan motivasi belajar mereka rendah seperti: kurangnya fasilitas belajar yang dimiliki, kurangnya kesadaran akan pentingnya belajar, siswa kurang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, serta kurang perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya.Dengan melihat faktor-faktor penyebab kurangnya motivasi dalam belajar, cukup jelas menghambat proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran harus didukung semua elemen yang bersangkutan. Untuk itu, dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa ialah dengan melakukan layanan bimbingan kelompok terhadap siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

(13)

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakng masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Terdapat siswa yang kurang disiplin disekolah

b. Ada siswa yang kurang aktif dalam kelas pada waktu berlangsungnya pelajaran.

c. Siswa bermain hp saat proses belajar berlangsung.

d. Terdapat siswa yang sering tidak mengerjakan Pr yang diberikan guru. e. Ada siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung. f. Terdapat siswa yang mengobrol dengan temannya saat proses belajar

berlangsung.

3. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang timbul, dan keterbatasan kemampuan peneliti maka penelitian ini dibatasi ―Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Permainan Cermin Dinding Dan Pasar Impian Pada Siswa Kelas XI SMK Waskita Bekri Tahun Pelajaran 2012/ 2013 ‖.

4.Rumusan Masalah

(14)

a) Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding ?

b) Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan pasar impian ?

c) Apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding dan pasar impian ?

B Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a) Peningkatan motivasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding.

b) Peningkatan motivasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan pasar impian.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis

(15)

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pemikiran bagi siswa, guru pembimbing, dan tenaga kependidikan lainnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

3. Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang lingkup ilmu : Penelitian termasuk dalam lingkup Bimbingan Konseling khususnya mata kuliah BK Kelompok, BK Belajar, dan BK di Sekolah.

b. Ruang lingkup objek : Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.

c. Ruang lingkup subjek : Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK Waskita Bekri Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012 /2013. d. Ruang lingkup wilayah : Penelitian ini dilakukan di SMK Waskita

Bekri Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012 /2013.

e. Ruang lingkup waktu : Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012 /2013.

(16)

C. Kerangka Pikir

Prayitno ( 2004: 3) menjelaskan usaha memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru bimbingan konseling dapat membantu siswa dengan menggunakan layanan-layanan dalam bimbingan konseling, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok.Kegiatan ini membahas topik-topik umum, dimana masing-masing anggota di dalamnya saling mengemukakan pendapat, memberikan saran maupun ide - ide, menaggapi, saling berkomunikasi menciptkan dinamika kelompok yang intensif, topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif.

untuk mencapai prestasi yang baik pada pelajaran merupakan tujuan proses pembelajaran. demikian hambatan dalam proses pembelajaran tentu akan terjadi karena masih ada siswa yang belum memilki kesadaran akan tujuan belajar. Hal ini menunjukan kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa yang dapat menyebabkan tujuan belajar tidak tercapai secara optimal. Motivasi merupakan tahap awal dalam belajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk menggerakkan dan melakukan kegiatan belajar secara umum dapat mempengaruhi keberhasilan siswa.dengan adanya proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajarberfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi pada pelajaran. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.

(17)

dengan adanya usaha yang tekun, terutama didasari adanya motivasi belajar, maka seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya pada pelajaran. Pentingnya peningkatan motivasi belajar siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi yang baik pada pelajaran, kegiatan pembelajaran, motivasi belajar merupakan peranan yang penting dalam menciptakan kondisi atau suatu proses yang menggambarkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Siswa dapat menjadikan aktivitas belajar sebagai kebutuhan, karena seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu karena merasa ada suatu kebutuhan sehingga timbul motivasi dalam dirinya.

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya (Prayitno 1995:178). Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok (Romlah, 2001: 3).

(18)

berani membuka diri untuk menggali kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya karena adanya interaksi didalam kelompok.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa rendahnya motivasi belajar siswa diharapkan dapat ditingkatkan melalui penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian.

Berikut ini adalah bentuk kerangka pikir dari penelitian ini

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian.

Gambar 1.1memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa memiliki motivasi belajar rendah, kemudian peneliti mencoba untuk mengatasi masalah motivasi belajar siswa yang rendah tersebut dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian yang memiliki tujuan untuk menyadari akan penampilan, karakter dan kelebihan diri sendiri, mempelajari pendapat orang lain tentang penampilan, karakter dan kelebihan diri

seseorang, mempelajari aspek apa saja dari diri seseorang yang dapat diubah dan Layanan

Bimbingan Kelompok

Motivasi belajarsiswa

meningkat Motivasi belajar

(19)

yang perlu diterima, belajar untuk menerima dan menghargai identitas diri

sendiri.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah

Ha : Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian pada siswa kelas XI SMK Waskita Bekri Kabupaten Lampung Tengah.

Ho : Motivasi belajar siswa tidak dapat ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian pada siswa kelas XI SMK Waskita Bekri Kabupaten Lampung Tengah.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Winkel (1983 : 27) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa itu akan tercapai. Keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar diharapkan daya penggerak yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri siswa tersebut dapat lebih mengetahui arah kegiatan belajar yang akan dilakukan sehingga tujuan belajar yang diinginkan sesuai dan optimal.

(21)

Menurut McDonald (wasty soemanto, 1994 :206) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah perubahan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan dimana di dalamnya merupakan bagian dari belajar. Dorongan yang timbul untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam belajar diperoleh melalui proses belajar.

Sedangkan menurut Mc.Donald (Sardiman, 2011) yang mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya ― feeling‖ dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari pernyataan yang dikemukakan Donald ini mengandung tiga elemen penting:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa ― feeling‖, afeksi seseorang. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakn respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

(22)

Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arden (Sardiman :2011) yang menyatakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar yakni : 1.Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2.Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan untuk selalu untuk maju.

3.Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman-temanya.

4.Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.

5.Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pelajaran.

Kita tidak dapat mengetahui motivasi pada diri seseorang secara langsung motivasi pada diri seseorang dapat kita interprestasikan dari tingkah lakunya. Perbedaan antara tingkah laku yang tampak dengan proses-proses yang terjadi adalah penting untuk diperhatikan.

Menurut Mc.Donald ( Sardiman : 2011) mengatakan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan menurut hilgard & Russel motivasi itu merupakan bagian dari usaha learning.

Definisi ini berisi tiga hal yaitu :

1.Motivasi dimulai dengan perubahan tenaga didalam diri seseorang. 2.Motivasi itu ditandai oleh dorongan efektif

(23)

Menurut Whittaker ( dalam Sardiman 1994) motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Kesimpulan dari teori diatas adalah motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai.

2. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka mendorong motivasi belajar siswa di sekolah yang mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self motivation dan self discipline di kalangan murid-murid.

Hover ( Uno :2007) mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut : 1. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

2. Semua murid mempunyai kebutuhan –kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi dari luar yang dipaksakan.

4. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).

5. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.

6. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsanag motivasi 7. Tugas–tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat

yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

(24)

9. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid.

10. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah yang bersifat ekonomis.

11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat murid-murid yang mungkin tidak ada artinya atau kurang berharga bagi para siswa yang tergolong pandai.

12. Kecemasan yang besar akan menimbulkn kesulitan belajar. 13. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar.

14. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi akan cepat menunujjuu demoralisasi.

15. Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan. 16. Tekanan kelompok murid (per group) kebanyakan lebih efektif dalam

motivasi daripada ntekanan /paksaan dari orang dewasa .

17. Motivasi yang besar erat hubungannaya dengan kreativiats murid .

Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa prinsip motivasi belajar akan timbul dari dalam diri siswa dan sikap disiplin siswa pada saat disekolah, motivasi juga akan timbul dari pujian, tekanan kelompok, dan prinsip- prinsip yang tertulis pada penjelasan diatas.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang ada pada setiap siswa dalam melakukan setiap kegiatan berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam melakukan suatu kegiatan, seorang siswa dapat mempunyai motivasi lebih dari satu macam motivasi dalam belajarnya, karena itu menurut Sardiman (2011:86) motivasi belajar dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan

b. Motif-motif yang dipelajari

2. Motivasi dilihat dari jenis-jenis motivasinya a. Motif atau kebutuhan organis

(25)

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

4. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar (motivasi ekstrinsik). Menurut Hakim (2005:30) yang termasuk motivasi intrinsik antara lain :

1. Memahami manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran.

2. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan.

4. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.

Motivasi belajar juga dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik. Sebab, motivasi belajar siswa akan semakin kuat jika siswa memiliki motivasi ekstrinsik di samping motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut Hakim (2005:30-31) sebagai berikut:

1. Keinginan mendapat nilai ujian yang baik. 2. Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum. 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian.

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya ingin diaanggap sebagai orang pandai.

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain. 6. Keinginan menjadi siswa teladan.

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan.

8. Keinginan untuk menjadi sarjana.

9. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi.

10. Keinginan untuk menutup diri atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri sendiri. Misalnya, menderita cacat, miskin atau berwajah jelek dapat ditutupi atau dimbangi dengan pencapaian prestasi.

(26)

Motivasi siswa selain dipengaruhi oleh faktor luar juga dipengaruhi faktor dalam seperti Clelland (dalam Ubaydillah, 2006) yang menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:

1. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi) 2. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial) 3. Need for Power (dorongan untuk mengatur)

Siswa sebagai manusia juga ingin memenuhi kebutuhan akan berprestasi yang timbul dari dalam diri sehingga merupakan motivasi bagi siswa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar. Motivasi ekstrinsik penting bagi siswa untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, yaitu mendapatkan hasil yang baik dalam proses belajar. Siswa ingin berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang baik, siswa ingin membuat orang-orang yang menyayanginya bangga akan prestasi yang dicapai.

4. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi dalam belajar mempunyai peranan yang sangat besar pengaruhnya untuk mendorong kegiatan belajar siswa khusunya yang memiliki perilaku-perilaku maladaptif dan menyimpang sehingga mengganggu proses belajar bahasa siswa.

Fungsi motivasi belajar menurut pendapat Sardiman (2011:85) :

(27)

b.Menentukan arah perbuatan yakni kearah ynag hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c.Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan –perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seorang siswa melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik pula. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Makmun ( 2003: 40) menjelaskan bahwa untuk memahami motivasi dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

5) Pengorbanan untuk mencapai tujuan.

6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.

7) Tingkat kualifikasi prestasi/produk (output) yang dicapai dari kegiatan

yang dilakukan.

8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

(28)

untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Diharapkan juga kepada guru mata pelajaran dan guru pembimbing menberikan perhatian yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.

5. Peranan Motivasi Dalam Belajar

Peranan motivasi dalam kegiatan pembelajaran sangat penting dan memiliki pengaruh yang amat besar terhadap apa yang akan diperoleh siswa dalam hal ini lebih ditekankan pada tingkat prestasi dan keberhasilan siswa dalam hal belajar.

Menurut Sardiman (2011:78-80) motivasi sangat berperan dalam belajar karena motivasi mengandung nilai- nilai sebagai berikut :

1. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan siswa Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. 2. Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan motif, minat yang ada pada siswa.

3. Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya menurut kreativitas dan imajinitas guru untuk beruapaya secara sungguh-sungguh mencari caara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memilihara motivasi belajar siswa.

4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan uapaya pembianaan displin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.

5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang essensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang

turut menentukan pembelajarn yang efektif.‖

(29)

pihak lain, motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, menentukan ketekunan belajar.

B. Bimbingan kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Wingkel ( 2004: 71), bimbingan adalah proses membantu orang perorang dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, selanjutnya dinyatakan bahwa kelompok berarti kumpulan dua orang atau lebih.

Sedangkan menurut Prayitno, (1995: 61) bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri, dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan dalan bimbingan dan konseling.

(30)

apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok (Romlah, 2001: 3).

Melalui kegiatan bimbingan kelompok, individu yang dibimbing akan belajar melatih diri untuk mengembangkan diri terutama pengembangan dalam kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan diri sesuai bakat dan minat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal, menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

(31)

1. Mampu berbicara di depan orang banyak

2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak

3. Belajar menghargai pendapat orang lain,

4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya

5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif)

6. Dapat bertenggang rasa

7. Menjadi akrab satu sama lainnya

8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama (Prayitno, 1995:178-179).

Menurut Sukardi (2000: 48) bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan rasa percaya diri.

3. Asas-Asas Bimbingan kelompok

1. Asas kerahasiaan, yaitu para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain

2. Asas keterbukaan, yaitu para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.

3. Asas kesukarelaan, yaitu semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok. 4. Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak

boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku. 5. Asas kegiatan, yaitu partisipasi semua anggota kelompok dalam

(32)

Kesimpulan dari teori diatas bahwa didalam layanan bimbingan kelompok terdapat asas-asas yang diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan bimbingna kelompok sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Komponen Bimbingan Kelompok

Menurut Wingkel (2004: 71), Bimbingan adalah proses membantu orang perorang dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, selanjutnya dinyatakan bahwa kelompok berarti kumpulan dua orang atau lebih

1) Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling professional. Sebagaimana untuk jenis layanan konseling lainya, konselor memeiliki keterampilan khusus menyelenggarakan bimbingan kelompok. Secara khusus, PK diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus bimbingan kelompok.

2) Anggota Kelompok

(33)

(jumlah anggota kelompok), dan homogenitas/heterogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya jumlah anngota kelompok tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. kurang efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi 10 orang.

Kesimpulan dari penjelasan di atas yaitu bimbingan kelompok terdapat dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta anggota kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional.

5. Dinamika Kelompok

Dalam kegiatan bimbingan kelompok dinamika kelompok sengaja ditumbuh kembangkan. Dinamika kelompok adalah hubungan interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerjasama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok. Hubungan yang interpersonal inilah yang nantinya akan mewujudkan rasa kebersamaan di antara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu sama lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan yang berarti dan bermakna di dalam kelompok.

(34)

Kehidupan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok. Dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Dinamika kelompok unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.

Setiap anggota kelompok melalui dinamika kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan kediriannya dalam hubungan dengan orang lain. Ini tidak berarti bahwa kedirian seseorang lebih ditonjolkan daripada kehidupan kelompok secara umum. Dinamika kelompok akan terwujud dengan baik apabila kelompok tersebut, benar-benar hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok, juga sangat ditentukan oleh peranan anggota kelompok.

(35)

yang kuat, merupakan arah pengembangan pribadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu.

6. Tahap-tahap Bimbingan kelompok

Kegiatan layanan bimbingan kelompok pada umumnya terdapat empat tahap perkembangan kegiatan kelompok, yaitu: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran (Prayitno,2004).

Tahap-tahap itu dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Tahap pembentukan

Tahap ini tahap pengenalan dan perlibatan dari anggota ke dalam kelompok dengan bertujuan agar anggota memahami maksud bimbingan kelompok. Pemahaman anggota kelompok memungkinkan anggota kelompok aktif berperan dalam kegiatan bimbingan kelompok yang selanjutnya dapat menumbuhkan minat pada diri mereka untuk mengikutinya. Pada tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan suasana saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu teman-teman yang ada dalam kelompok. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan kelompok; menjelaskan cara-cara dan asas-kegiatan kelompok; anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan diri; dan melakukan permainan pengakraban.

(36)

Tahap ini tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap kegiatan. Dalam menjelaskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan pemimpin kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan bimbingan kelompok tugas atau bebas. Setelah jelas kegiatan apa yang harus dilakukan maka tidak akan muncul keragu-raguan atau belum siapnya anggota dalam melaksanakan kegiatan dan manfaat yang diperoleh setiap anggota kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan ynag akan ditempuh pada tahap berikutnya, menawarkan atau mengamati, apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga), membahas suasana yang terjadi, meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota dan bila perlu kembali ke beberapa tahap pertama (tahap pembentukan).

3) Tahap kegiatan

(37)

tersebut secara mendalam dan tuntas, serta dilakukan kegiatan selingan bila diperlukan. Sedangkan untuk bimbingan kelompok topik bebas, kegiatan yang dilakukan adalah masing-masing anggota secara bebas mengemukakan topik bahasan; menetapkan topik yang akan dibahas dahulu; kemudian anggota membahas topik secara mendalam dan tuntas, serta diakhiri kegiatan permaianan.

4) Tahap pengakhiran

Tahap ini terdapat kegiatan yaitu penilaian (evaluasi). Tahap ini merupakan tahap penutup dari serangkaian kegiatan bimbingan kelompok dengan tujuan telah tuntasnya topik yang dibahas oleh kelompok tersebut. Kegiatan kelompok berpusat pada pembahasan dan penjelasan tentang kemampuan anggota kelompok untuk menetapkan hal-hal yang telah diperoleh melalui bimbingan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemimpin kelompok berperan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri; pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan; kemudian mengemukakan pesan dan harapan.

(38)

diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

C. Keterkaitan Meningkatkan motivasi belajar dengan Layanan Bimbingan Kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian Pada Siswa Kelas XI SMK Waskita Bekri Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Konselor dalam menyelenggarakan konseling dapat menggunakan BK-17 Plus yang di dalam pola tersebut terdapat beberapa layanan salah satu nya adalah layanan bimbingan kelompok

Menurut Abimanyu dan Manrihu ( 1996: 12 ) konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui ahli (disebut konselor) kepada individu atau individu-individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah klien. Corey ( Djiwandono, 2005 ) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok didefinisikan sebagai suatu dinamika, proses antar pribadi yang memusatkan pada pikiran sadar, perasaan dan tingkah laku dalam situasi kelompok. Situasi kelompok dapat lebih tercipta dinamika yang menarik sehingga dapat membuat perasaan dan tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.

(39)

dalam bimbingan kelompok, siswa akan diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan menurut Maslow ataupun menurut Mc Clelland (Sardiman, 2011:1) sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa terutama dalam motivasi belajar.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pentingnya motivasi belajar bagi siswa, layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian diharapkan dapat digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa kelebihan yaitu mempelajari aspek apa saja dari diri seseorang yang dapat diubah dan yang perlu diterima, Menggali kebutuhan dan hasrat pribadi yang mendasar di dalam

kehidupan, mempelajari membuat prioritas tentang apa yang penting dalam

kehidupan belajar untuk menerima dan menghargai identitas diri sendiri yang

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari karangan ilmiah adalah terdapat suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu arah yang tepat dalam pemecahan masalah. Ketepatan pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan hasil yang optimal.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kartono (1996:267) mengemukakan :

―Metode eksperimen adalah metode percobaan dan observasi sistematis

dalam suatu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja yang diamati, sehingga

penelitian bisa mengatasi seluruh proses eksperimennya‖ .

(41)

Bentuk penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pre-eksperimental Design One-Group Pretest-Posttest Design karena

penelitian ini tanpa menggunakan kelompok kontrol dan desain ini terdapat

pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 2. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2012:109)

Keterangan :

O1: Skala yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan

kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

X: Perlakuan/treatment yang diberikan (pelaksanaan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMK Waskita Bekri

O2 : Skala yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMK Waskita Bekri, yaitu melihat peningkatan motivasi belajar sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan skala pengukuran yang pertama.

(42)

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah. Penelitian subyek ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan.

Subyek penelitian diambil menggunakan skala dan didapat subjek yang berjumlah 8 siswa, yang semuanya adalah siswa kelas XI SMK Waskita Bekri Tahun Pelajaran 2012/2013. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa rendah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, dan dari hasil proses bimbingan kelompok ini tidak dapat digeneralisasikan antara subyek yang satu tidak dapat mewakili subyek yang lain karena setiap individu berbeda.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 91).

Dalam penelitian ini bimbingan kelompok merupakan variabel independent

(43)

2. Definisi Operasional

Definisi opersional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar

impian (variable independen) adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal baik itu dalam menyusun rencana maupun pengambilan keputusan yang tepat, dalam layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian terdapat bertujuan untuk dapat mempelajari aspek apa saja dari diri seseorang yang dapat diubah dan yang perlu

diterima, Menggali kebutuhan dan hasrat pribadi yang mendasar di

dalam kehidupan, mempelajari membuat prioritas tentang apa yang

penting dalam kehidupan belajar untuk menerima dan menghargai

identitas diri sendiri yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa.

(44)

tujuan, pengorbanan, tingkat aspirasi, tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai dari kegiatan dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk memperoleh data yang sejelas-jelasnya. Menurut Arikunto (2002:126), metode pengumpulan data ialah cara memperoleh data. Peneliti akan menggunakan beberapa metode atau cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini penulis menggunakan cara-cara sebagai berikut dalam mengumpulkan data.

1. Skala Motivasi Belajar

Skala yang digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa adalah skala motivasi belajar yang dikembangkan dari jenis skala Likert.

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset atau penelitian (Arikunto, 2002:128).

(45)

2. Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2002 : 267).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, dimana untuk mengukurnya dilakukan dengan cara uji ahli. Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala.

Analisis item yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji validitas item yaitu dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.

Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid, dan jika rhitung < rtabel

berarti tidak valid.

Kesimpulannya jika 0,962 > 0,36 maka dikatakan valid, dan sebaliknya jika 0,962 < 0,36 dikatakan tidak valid. Skor jumlah yang valid adalah 45 item, dan yang tidak valid berjumlah 5 item. dijelaskan pada lampiran 4 hal 90.

E. Reliabilitas Instrumen

(46)

Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan secara internal consistency.

Pengujian reliabilitas secara internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian setelah data diperoleh selanjutnya dianalisis. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument (Sugiyono, 2008 : 131).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dan mengetahui tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha chambadda dengan rumus sebagai berikut:

2

11 1

1 t

t

S S k

k r

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan

ΣSt2

(47)

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria reliabilitas ( Basrowi 2007:62) sebagai berikut :

Koefisien r Kategori

0,8 – 1,000 Sangat tinggi

0,6 – 0,799 Tinggi

0,4 – 0,599 Cukup

0,2- 0,399 Rendah

0,0-0,199 Sangat rendah

Gambar 3. Kriteria Reabilitas

Terlihat dari gambar kriteria diatas didapat hasil reabilitas dari skala motivasi belajar adalah 0,964, jadi untuk reabilitas termasuk kriterias sangat tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Subjek penelitian diperoleh melalui purposive sampling, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilxocon dengan bantuan komputerisasi program SPSS.17.

Adapun rumus uji Wilcoxon ini adalah sebagai berikut :

(48)

Keterangan

T = jumlah rank dengan tanda paling kecil

µT = n(n+1)/4 dan

σT = √n(n+1)(2n+1)/24

Pengambilan keputusan analisis data akan didasarkan pada hasil uji z. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005: 241) yang menyatakan bahwa mengambil keputusan dapat didasarkan pada hasil uji z, yaitu :

Jika statistik hitung (angka z output) > statistik tabel (tabel z), maka H0

diterima (dengan taraf signifikansi 5%)

Jika statistik hitung (angka z output) < statsitik tabel (tabel z), maka H0

ditolak (dengan taraf signifikansi 5%).

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Waskita Bekri, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Kesimpulan Statistik

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan kelompok dengan permainan cermin dinding dan pasar impian dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI. Hal ini terbukti dari hasil pretest dan posttest, hasil perhitungan uji

(50)

2. Kesimpulan Penelitian

a) Layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Waskita Bekri.

b) Layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan pasar impian dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Waskita Bekri. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan skor motivasi belajar dari subjek penelitian setelah diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan tersebut.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMK Waskita Bekri adalah:

1. Kepada Siswa

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah, hendaknya mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan cermin dinding atau pasar impian yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling.

2. Guru BK

(51)

3. Kepada para peneliti

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dan Manrihu. 1996. Tekhnik dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Depatemen Pendidikan dan Kebudayan.

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja, Bandung

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Gramedia.

Basrowi dan Akhmad Kasinu. 2007. Metodologi Penelitian Sosial. Kediri: Jenggala Pustaka Utama

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hamalik. Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Manager. Bandung: Sinar Baru Algessindo.

Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta. Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS.

Jakarta: Gaya Media

Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia

(53)

Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling. Malang: Universitas Negeri Malang

Sardiman A.M.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Santoso, S. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Sukardi.2000.Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PT.Bumi Aksara.

Supriyono, Ahmadi, dan Abu. 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Soemanto, Wasty. 1994. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ubaydillah. 2006. Teori-Teori Motivasi Belajar. Jakarta: psikologi.com Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

(54)

Lampiran 1

Blue Print Skala

Variab el

Indikator Deskriptor No Item JM

L

(55)

Lampiran 2

SKALA MOTIVASI

Petunjuk :

1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti dan cermat sebelum menjawab. 2. Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda

sebenarnya.Untuk setiap pernyataan disediakan 5 buah alternatif jawaban yaitu SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai R : Ragu-Ragu TS : Tidak Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

3. Apapun jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, oleh sebab itu jawablah dengan jujur.

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Merasa malu apabila mendapatkan nilai yang rendah pada salah satu mata pelajaran

2 Berhenti belajar, ketika teman datang untuk mengajak bermain 3 Selalu mengerjakan pekerjaan rumah tanpa bantuan orang lain 4 Belajar dengan kesadaran sendiri, tanpa disuruh orang lain 5 Belajar saat disekolah saja

6 Belajar jika orang tua menyuruh

7 Selalu meringkas lebih dari satu buku, jika diberi tugas untuk meringkas salah satu mata pelajaran

8 Menanyakan kepada guru, jika mengalami masalah dalam belajar 9 Tugas yang diberikan guru selalu kerjakan dengan sungguh-sungguh 10 Jika diberi waktu untuk menyelesaikan tugas selama 2 hari, maka

hari kedua baru kerjakan

11 Selalu mengumpulkan tugas tepat waktu

(56)

No Pernyataan SS S KS TS STS mengerjakan tugas yang diberikan

14 Akan belajar lebih giat lagi, jika pelajaran itu dirasa sulit menurut teman-teman.

15 Selalu menyisihkan uang saku untuk membeli peralatan sekolah

16 Lebih memilih menggunakan uang saku untuk membeli baju main, daripada membeli buku pelajaran

17 Jika membutuhkan bahan pelajaran, saya akan mencontek dari teman saja 18 Memilih meminjam buku soal dari teman, dari pada membelinya

19 Untuk melengkapi buku pelajaran saya membelinya dengan uang saku 20 Menjadi juara kelas dengan mencontek pada saat ujian

21 Merasa sudah cukup untuk mendapat nilai 60 pada setiap pelajaran 22 Menurut saya, menjadi juara kelas adalah tidak penting

23 Belajar dengan baik dan menjadi juara kelas merupakan tugas saya sebagai pelajar

24 Tetap memperhatikan guru mengajar walaupun teman saya mengganggu 25 Akan pasrah dengan nilai yang saya dapat walaupun nilai itu buruk 26 Kurang percaya diri untuk menyelesaikan ujian dengan baik, sehingga

memutuskan untuk mencontek

27 Tugas yang diberikan guru tidak saya kerjakan dengan baik, karena saya merasa tugas itu tidak penting

28 Tidak semangat untuk belajar, bila guru yang mengajar sering member tugas

29 Dalam sehari, saya mengulang pelajaran dirumah selama dua jam

30 Waktu libur sekolah, sering saya pergunakan untuk mengikuti lomba-lomba yang diadakan walikota

31 Memanfaatkan waktu libur untuk mengikuti les ditempat bimbingan belajar 32 Dalam sehari, saya belajar kurang dari satu jam

33 Tetap belajar, walaupun tidak ada tugas 34 Mempergunakan waktu luang untuk bermain 35 Hanya belajar bila ada ujian

36 Selalu belajar setiap hari

37 Selalu focus saat guru menerangkan

38 Guru yang mengajar dengan sikap galak membuat saya enggan memperhatikan materi pelajaran yang diberikan

39 Saat guru menerangkan pelajaran sayaselalu memperhatikannya

40 Bila guru tidak masuk, saya mengajak teman untuk belajar bersama di kelas 41 Prestasi dalam ekskul merupakan kebanggaan buat saya dibandingkan

dengan prestasi di bidang kurikuler

42 Untuk lebih memahami suatu pelajaran, saya selalu membuat catatan kecil 43 Tidak pernah mengulang pelajaran dirumah, karena buat saya materi yang

saya dapat di sekolah saja sudah cukup

44 Selalu mempelajari dan mencari bahan pelajaran yang akan diberikan esok hari

(57)

Lampiran3

Variabel Indikator Deskriptor Pernyataan Penilaian Penilaian Peni

MotivasiBe

1.1.1 Terus- menerus dalam bekerja

mengerjakan tugas meskipun mengalami kesulitan

1.1.2 Banyak meluangkan waktu bermain karena belajar matematika membosankan 1.1.3 Menghabiskanwaktu di kantin,

ketikadiberitugas dari guru.

1.2.1 Setiap ada waktu luang belajar Matematikakarenaingin mendapat nilai bagus.

1.2.2 Mengumpulkan tugas Matematika tepat waktu.

2.2.1 Putusasasaatmengalamikesulitandalambe lajar

(58)

usasa dalam

2.2.3 Bekerja keras agar mendapatkan nilai yang bagus dalam pelajaran .

2.2.1

(59)

3. Kemandirian dalam

yang dipelajari pada pelajaran agar mudahdimengertiisinya.

3.1.1 Yakin kalautugas pada pelajaran akanmendapathasil yang baik.

3.1.2 Berusahakerasmengurangikebiasaanmeny ontek.

3.1.3 Beranimajumengerjakansoal di depankelas.

3.1.4 Merasakemampuansaya paling rendah di kelas.

3.1.5 Mempercayaijikatugas pelajaran sayadikerjakan orang lain akanmendapatnilaibagus.

(60)

4. Percaya pada hal yang

4.1.3 Memeriksakembali PR/tugas yang sudahdikerjakan.

4.1.4 Rajinmengerjakansoal-soallatihan di LKS

4.1.5 Mengerjakan PR/tugas pelajaran asal-asalan yang pentingdikumpul.

4.1.6 Percayadenganbelajarbisamenjadi orang sukses.

4.2.1 Mengikutibimbinganbelajar di luarsekolah.

4.2.2 Malas mengikuti bimbinganbelajar di

(61)

5. Senang mencari dan

4.3.1 Malubertanyaketikaadamateri pelajaran yang kurangdimengerti.

5.1.1 Dapat memecahkan dan mengerjakan soal-soal

(62)
(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

Keterangan:

(68)

Lampiran 4

Validitas Instrumen

butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 butir10 butir11 butir12 butir13 butir14 butir15 butir16 butir17 butir18 butir19

Ade Putri. P 5 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4

r hitung 0,58112 0,53873 0,65054 0,41939 0,77671 0,60924 0,5894 0,0488 0,64077 0,61814 0,67596 0,75245 0,72412 0,71723 0,61798 0,22723 0,66917 0,63396 0,74839 r tabel 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

ket' V V V V V V V TV V V V V V V V TV V V V

(69)

butir20 butir21 butir22 butir23 butir24 butir25 butir26 butir27 butir28 butir29 butir30 butir31 butir32 butir33 butir34 butir35 butir36 butir37 butir38 butir39

0,74751 0,49716 0,53807 0,6538 0,5749 0,65719 0,68897 0,05076 0,64019 0,56898 0,54103 0,56931 0,72775 0,60522 0,09804 0,57672 0,54055 0,57587 0,7418 0,64887 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

(70)

butir40 butir41 butir42 butir43 butir44 butir45 butir46 butir47 butir48 butir49 butir50

0,65719 0,69344 0,18608 0,64403 0,58094 0,47814 0,61399 0,68591 0,66993 0,36359 0,59783

0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

V V TV V TV V V V V V V

(71)

Lampiran 5

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.964 45

Koefesien r

Kategori

0,8000-1.0000

Sangat tinggi

0.6000-0,7999

tinggi

0,4000-0,5999

Sedang/cukup

0,2000-0,3999

Rendah

(72)

Lampiran 6

Hasil Uji Coba Skala

Sebelum dilakukannya penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba. Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 20 Juni 2013 di SMK Kesumadadi Lampung Tengah dan peneliti melibatkan Siswa kelas XI yang berjumlah 30 responden. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kesumadadi dengan alasan siswa tersebut memiliki kriteria yang hampir sama dengan siswa di SMK Waskita Bekri yang akan dijadikan subjek dalam penelitian. Persamaan ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa di SMK Kesumadadi Memiliki masalah yang sama dalam belajar terkait rendahnya motivasi belajar siswa, persoalan ini juga sama ditemukan di SMK Waskita Bekri.

Untuk mengukur korelasi skor item terhadap skor total yang diperoleh dari variabel digunakan rumus teknik korelasi Pearson product moment, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konstribusi suatu item terhadap instrument yang digunakan. Rumus korelasi Pearson product moment (Sugiyono, 2010) sebagai berikut:

Rumus korelasi product moment dari person sebagai berikt:

– –

Keterangan:

(73)

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dari 50 butir persoalan terdapat 5 butir yang tidak memiliki konstribusi terhadap instrument yang digunakan. Dari hasil tersebut,terdapat 45 butir yang berkontribusi, Dari 45 butir tersebut sudah mewakili semua deskriptor sehingga 5 butir yang tidak berkontribusi di buang. Berikut ini disajikan hasil uji coba:

Hasil Uji Konstrubusi

No Item r hitung r tabel Hasil uji coba

1 0.58 0,36 Berkonstribusi

2 0.53 0,36 Berkonstribusi

3 0.65 0,36 Berkonstribusi

4 0.41 0,36 Berkonstribusi

5 0.77 0,36 Berkonstribusi

6 0.60 0,36 Berkonstribusi

7 0.58 0,36 Berkonstribusi

8 0.04 0,36 Tidak Berkonstribusi

9 0.64 0,36 Berkonstribusi

10 0.61 0,36 Berkonstribusi

11 0.67 0,36 Berkonstribusi

12 0.75 0,36 Berkonstribusi

13 0.72 0,36 Berkonstribusi

14 0.71 0,36 Berkonstribusi

15 0.61 0,36 Berkonstribusi

16 0.22 0,36 Tidak Berkonstribusi

17 0.66 0,36 Berkonstribusi

18 0.63 0,36 Berkonstribusi

19 0.74 0,36 Berkonstribusi

20 0.74 0,36 Berkonstribusi

21 0.49 0,36 Berkonstribusi

22 0.53 0,36 Berkonstribusi

23 0.65 0,36 Berkonstribusi

24 0.57 0,36 Berkonstribusi

25 0.65 0,36 Berkonstribusi

(74)

27 0.05 0,36 Tidak Berkonstribusi

28 0.64 0,36 Berkonstribusi

29 0.56 0,36 Berkonstribusi

30 0.54 0,36 Berkonstribusi

31 0.56 0,36 Berkonstribusi

32 0.72 0,36 Berkonstribusi

33 0.60 0,36 Berkonstribusi

34 0.09 0,36 Tidak Berkonstribusi

35 0.57 0,36 Berkonstribusi

36 0.54 0,36 Berkonstribusi

37 0.57 0,36 Berkonstribusi

38 0,74 0,36 Berkonstribusi

39 0.64 0,36 Berkonstribusi

40 0.65 0,36 Berkonstribusi

41 0.69 0,36 Berkonstribusi

42 0.18 0,36 Tidak Berkonstribusi

43 0.64 0,36 Berkonstribusi

44 0.58 0,36 Berkonstribusi

45 0,47 0,36 Berkonstribusi

46 0,61 0,36 Berkonstribusi

47 0,68 0,36 Berkonstribusi

48 0,66 0,36 Berkonstribusi

49 0,36 0,36 Berkonstribusi

50 0,59 0,36 Berkonstribusi

(75)
(76)

Lampiran 9

(77)

Test Statisticsb

Postest1 -

Pretest

Postest2 -

Postest1

Postest3 -

Postest2

Z -2.524a -2.207a -2.530a

Asymp. Sig. (2-tailed) .012 .027 .011

a. Based on negative ranks.

(78)

Lampiran 10

(79)
(80)

Lampiran 11

PK :― Selamat siang semuanya…..‖ P : ―Siang Kak…‖

Pk : ― Bagaimana kabar kalian siang hari ini?‖ (sambil tersenyum)

P : ― Alhamdilillah baik Kak…….‖ (menjawab serentak)

PK :‖Baiklah , ... pertama-tama kakak mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian yang telah meluangkan waktunya pada pertemuan ini. Kita baru bertemu kali ini bukan?

P : ‖Ya, Kak‖

PK :‖... sebelum kita memulai kegiatan yang sebenarnya, terlebih dahulu saya akan bertanya apakah sebelumnya diantara kalian sudah ada yang pernah mengikuti kegiatan seperti ini ?‖ F :‖Belum, Kak kami baru kali ini mengikuti kegiatan seperti ini. Sebenarnya kita akan

mengadakan kegiatan apa, Kak?‖

PK :‖Baiklah, ternyata diantara kalian belum ada yang pernah mengikuti kegiatan bimbingan dan

konseling kelompok seperti ini ya ...‖. ‖Sekarang kakak akan menjelaskan beberapa hal

tentang pertemuan kita ini. Pertemuan kita ini diberi nama ‖Bimbingan Kelompok‖. Apakah

kalian sudah memahami, apa itu bimbingan kelompok? Coba siapa yang bisa menjelaskan apa itu bimbingan kelompok menurut pendapat kalian?‖

IH : ―Ya,saya Kak…. kalau menurut saya bimbingan kelompok itu kegiatan untuk membahas

suatu topik permasalahan‖

PK : ―Ya Bagus, Coba siapa lagi yang bisa memberikan pendapatnya?‖

KA :―Pendapat saya sama Kak, di sini kita akan membahas suatu topik yang akan dibimbing

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian.
Gambar 3. Kriteria  Reabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Bertitik tolak dari UU Nomor 24 Tahun 2003 , dengan mengacu pada prinsip keseimbangan antar cabang kekuasaan negara, dilakukan rekrutmen hakim konstitusi yang dilakukan oleh

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerpa konsep Balance Scorecard sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebab Balanced Scorecard yang telah dilakukan

Hasil penilaian dari guru fiqh terhadap media pembelajaran berbasis buku cerita pada mata pelajaran fiqh kelas IV MI Nurul Huda Sadar Sriwijaya adalah untuk aspek

The major direct influence of perceived environmental uncertainty on the quality of management accounting information is equal to 0.364 or 36.4%, means the better

Judul Skripsi ini adalah Aplikasi Panduan Wisata Kota Palembang Berbasis Web Mobile yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi mengenai objek wisata dengan menampilkan

a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar

Rumli (2004), mengemukakan hasil penelitiannya bahwa kurikulum muatan lokal yang ada masih belum maksimal. Input penyusunannya belum memperhatikan konsep pengembangan

[r]