• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Penjejak Matahari Dual Axis Menggunakan Sensor LDR Serta Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Optimalisasi Penyerapan Tenaga Surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Penjejak Matahari Dual Axis Menggunakan Sensor LDR Serta Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Optimalisasi Penyerapan Tenaga Surya"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN A

HASIL PENGUKURAN PANEL SEL SURYA

1. Hasil Perbandingan Panel Surya Diam (Tanpa Pengarah) Dengan Panel

Surya Yang Bergerak (Pengarah)

Hasil analisis data arus listrik dan daya listrik yang dihasilkan oleh panel sel

surya diambil 1 sampel data pada pukul 08.00 WIB sebagai berikut :

a. Arus listrik c. Efesiensi Panel Surya Tanpa Pengarah (Statis)

��(%) = ������� � 100 %

d. Efesiensi Panel Surya Dengan Pengarah (Dinamis)

(2)

1. Pengukuran pada hari pertama

Daya Paling optimal di hari pertama pada pukul 13.00 yaitu 16,7 W Intensitas Rata-Rata Hari pertama 18742,73 LUX

2. Pengukuran Hari Kedua

(3)

Waktu

Daya Paling Optimal di hari kedua pada pukul 12.00 yaitu 19,46 W Intensitas rata-rata hari kedua 18293,55 LUX

(4)

22 Ω) (%)

Daya paling optimal di hari ketiga pada pukul 12.00 yaitu 20,76 W Intensitas rata-rata Hari ketiga 19235,09 LUX

(5)

10.00 11,2 0,51 5,71 16380 3,39 28 43

Daya paling optimal di hari keempat pada pukul 13.00 yaitu 17,91 W Intensitas Rata-rata Hari keempat 17019,64 LUX

(6)

14.00 14,8 0,67 9,92 19590 4,93 32,2 39

(7)

LAMPIRAN B

GAMBAR RANGKAIAN DAN ALAT

(8)
(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agus K, 2011. Rancang Bangun Sistem Penjejak Matahari Untuk

Mengoptimalisasi Tegangan Sel Surya. Jurnal Teknik Elektro. Volume 3

Halaman 11-10. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Amar, M. 2012. Rancang Bangun Sistem Penjejak Matahari 2 Sumbu Berbasis

Kontrol Adative Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS). Jurnal Sains Dan

Semi Pomits. Volume 1 (1) Halaman 1-6. Surabaya : ITS

Aminudin, M. 2010. Desain Dan Realisasi Sistem Tracking Matahari Pada Solar

Panel Menggunakan Matriks Vision Sensor Dengan Resolusi Rendah,

Jurnal Teknik Telekomunikasi. Bandung : Universitas Telkom

Aprilina, P. 2005. Pengembangan Produk Keramik Berpori Dengan Proses

Ekstrusi Pada Skala Laboratorium. Jurnal Teknik Kimia Indonesia.Volume

4 (2) Halaman 227-233. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Budiharto, Widodo,2007,”Proyek Sistem Akuisisi Data”, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Daryanto, 2010,“Teknik Mekatronika”,Penerbit : Satu Nusa,Bandung

Hendry, E. 2012. Perancangan Prototype Penjejak Cahaya Matahari Pada Aplikasi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jurnal Ilmiah Foristek. Volume 2 (2).

Bengkulu : Universitas Bengkulu

Karmon Sigalingging,1994 “Pembangkit Listrik Tenaga Surya”, Tarsito,

Bandung.

Rangkuti,Syahban,2011,”Mikrokontroller Atmel AVR”, Edisi Pertama. Penerbit :

Informatika,Jakarta

Uqud, A. 2014. Rancang Bangun Penjejak Matahari Untuk Panel Surya Pada

Sistem Teknologi HybridKonversi Energi Surya dan Angin. Jurnal Fisika.

Volume 2. Halaman 23-27. Surabaya : ITS

Wardhana,Lingga, 2006, “Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR seri ATMEGA

(11)

Wasana, S. 2013. Rancang Bangun Solar Tracking System Untuk

Mengoptimalkan Penyerapa Energi Matahari Pada Solar Cell. Jurnal

Teknik. Volume 3 (1) Halaman 27-28. Depok : Universitas Indonesia

(12)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Diagram Blok Sistem Rangkaian

ARAH CAHAYA

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Rancangan sistem dapat digambarkan berupa diagram blok di atas yaitu

konfigurasi sistem dan aliran input output sistem. Pada rancangan ini terdapat

input,proses,output dan display. Input sistem berasal dari kuat cahaya/intensitas

yang diperoleh dari matahari dan diubah menjadi besaran listrik oleh sensor dan

sel surya. Besaran yang diterima oleh 4 buah sensor digunakan untuk mengatur

arah panel ke arah dimana cahaya paling optimal. Dengan demikian data yang

diperoleh sensor diproses olek mikrokontroller dengan mendekati perbedaan

(13)

membuat mikrokontroller mengarahkan panel dengan menggerakkan motor ke

posisi yang paling tinggi intensitas cahaya nya. Dengan demikian output sistem

adalah prosees atau arah panel pada Axis X dan Axis Y. Output lain dari sistem

adalah energi yang dihasilan oleh panel berupa tegangan dan arus. Sedangkan

display menunjukkan besar tegangan yang diperoleh dari panel. Sensor

temperature eand Humidity DHT-11 berfungsi untuk menangkap atau

mendapatkan nilai Suhu dan kelembapan panel solar cell pada saat tersebut.

Modul RTC –pewaktu, dapat berfungsi sebagai jam, untuk membatasi pergerakan

solar tracker, pada saat malam hari , mikrokontroller akan mendapat nilai jam dari

modul RTC, pada saat malam hari, mikrokontroller akan berhenti menggerakkan

solar tracker untuk menghemat energi, jika sudah pagi hari atau matahari terbit,

maka mikrokontoller akan mulai menggerakkan panel surya lagi.

3.2Perancangan Sistem dan Realisasi Rangkaian

3.2.1 Sistem Hardware pada Alat Solar Tracking Dual Axis

Perancangan Hardware yaitu mekanis sistem penggerak/pengarah panel.

Dimana sistem dirancang dengan menggunakan 2 buah motor steper untuk Axis X

dan Y. Masing masing motor memiliki poros masing masing untuk menggerakkan

Axis. Dimana sebagai Rangka/penyangga dibuat dari bahan acliryc transparan.

Mekanik dirancang sedemikian rupa sehingga putaran motor akan menggerakkan

poros untuk memutar salah satu Axis. Untuk memperkuat torsi motor digunakan

gear plastik dengan perbandingan tertentu. Sehingga cukup kuat untuk

menggerakkan beban. Dua motor tersebut bekerja bersamaan untuk mencari arah

atau sudut yang paling optimal. Sensor diletakkan pada pusat atau titik tengah

panel karena titik tersebut paling optimal bagi sensor untuk mendeteksi titik fokus

atau arah sinar. Berikut adalah gambar foto nyata hasil rancangan mekani

pengarah panel.

3.2.2 Pengambilan Data Pergeseran Sudut Cahaya Matahari

Pengambilan data posisi/ sudut cahaya matahari sangat diperlukan. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pergeseran sudut cahaya matahari

(14)

Vin

R1

R2

Vout

18.00 WIB. Hasil yang diperoleh pada langkah ini digunakan untuk perhitungan

besar pergeseran arah panel sel surya dimana yang memiliki intensitas yang paling

tinggi.

3.2.3 Rangkaian Pengkondisi Signal Panel Surya

Rangkaian pengkondisi Signal ini berfungsi untuk menurunkan tegangan

keluaran yang dihasilkan oleh panel surya agar dapat dibaca oleh mikrokontroller

karena maksimal masukan ADC mikrokontroller adalah 5 volt. Kemudian di

dalam mikrokontroller ini menggunakan tegangan referensi sebesar 5 volt atau di

bawahnya. Rangkaian pengkondisi Signal ditunjukkan pada gambar.

Gambar 3.2 Rangkaian Pengkonsisi Signal Panel Surya

Besar R1 dan R2 disesuaikan dengan tegangan maksimum dari sumber

tegangan yang diukur. Kemudian disesuaikan dengan tegangan masukan

maksimal dari ADC. Pada panel surya mempunyai Vout maksimal 10.000 Volt.

Dan pada mikrokontroller menguunakan tegangan referensi sebesar 5 Volt. Agar

dapat dibaca oleh mikrokotroller telah diset masukan yang masuk ke ADC tidak

(15)

Maka nilai R1= 10k dan R2= 5k jika di masukkan ke dalam persamaan adalah

sebagai berikut:

= 2

1+ 2

= 5000

10000 + 5000 10 = 3,3

3.2.4 Rangkaian Mikrokontroller AVR ATMega 8535

Mikrokontroller ATMega 8535 merupakan mikrokontroller yang dirancang

singe chip sehingga perlu komponen tambahan sebagai pembangkit clock internal.

Komponen tersebut yaitu sebuah kristal 11,0592 MHz dan dua buah kapasior 22pf

sebagai pembangkit clock internal (on chip osilator) agar sistem dapat bekerja

dengan baik. Gambar 3.3 memperlihatkan rangkaian dari sistem minimum

mikrikontroller ATMega 8535 yang digunakan.

Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8535

Port I/O yang digunakan pada mikro ATMega 8535 adalah pada pin A.0, A.1,

A.2, A.3 dan A.4 yaitu masukan analog dari sensor. Masing-masing untuk Axis X

pada A.0 dan A.1. Sedangkan Axis Y pada A.2 dan A.3. Untuk A.4 adalah

masukan dari tegangan panel.

Output mikrokontroller diprogram pada port B, yaitu untuk menggerakkan

(16)

12 Volt

Motor Stepper

BD 139 Mikrokontroller

3.2.5 Subroutin Pengaturan Motor Steper

Motor steper dalam sistem berfungsi sebagai penggerak mekais dimana motor

steper merupakan sejenis motor DC yang digerakkan secara langkah demi

langkah. Motor steper dikendalikan oleh driver yaitu penguat arus. Jenis motor

steper yang digunakan adalah motor steper 4 fasa unipolar tipe magnet per magnet

dengan demikian motor memiliki 4 komponen untuk diberi arus agar motor dapat

digerakkan. Pemberian arus pada tiap kumparan secara beraturan akan

menyebabkan motor berputar. Putaran motor yang digunakan untuk

menggerakkan mekanik pengarah panel. Rancangan ini menggunakan 2 buah

motor untuk masing-masing Axis. Output motor dihubungkan dengan porors

melalui beberapa gear yang bertujuan memperkuat torsi putaran motor. Resolusi

putaran motor yang digunakan dalam rancangan ini adalah 1,8o/step. Sehingga

untuk mendapat 1 putaran dibutuhkan 200 step. Motor dikendalikan oleh

mikrokontroller melalui penguat transistor.

3.2.6 Rangkaian Penguat Arus/Driver

Rangkaian penguat berfungsi menguatkan arus agar mikrokontroller dapaat

mengendalikan beban yang lebih besar. Dalam hal ini adalah mekanis yaitu motor

stepper. Penguat dibuat dengan menggunakan transistor npn yaitu dengan

konfigurasi common emiter. Terdapat 4 buah transistor untuk motor steper.

Transistor bekerja on/of atau switching diamana pada saat logika 0 akan

menyebabkan transistor OFF. Pemberian logika input dikendalikan oleh

mikrokontroller.

(17)

3.2.7 Rangkaian Sensor DHT-11

Rangkaian sensor Suhu dan kelembapan menggunakan sensor DHT-11, sensor

ini telah terintegrasi dalam 1 modul sehingga hanya perlu diberi supply saja tanpa

perlu rangkaian tambahan lagi. Untuk berkomunikasi dengan mikrokontroller,

sensor DHT cukup dihubungkan dengan 1 pin mikrokontroller dan menggunakan

komunikasi 1-wire.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor DHT

3.2.8 Perancangan Sistem RTC DS 1307

RTC adalah jenis pewaktu yang bekerja berdasarkan waktu yang sebenarnya

atau dengan kata lain berdasarkan waktu yang ada pada jam kita. Agar dapat

berfungsi, pewaktu ini membutuhkan dua parameter utama yang harus ditentukan,

yaitu pada saat mulai (start) dan pada saat berhenti (stop).

(18)

RTC digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan system. Kerja system

berpatokan pada nilai waktu yang diberikan oleh RTC. Pada saat pagi hari,saat

matahari sudah terbit pada kira-kira jam 6 sesuai dengan nilai yang diberikan oleh

RTC, maka system akan mulai aktif dan menjejak matahari, sedangkan jika RTC

memberikan nilai waktu setengah 7 ke sistem, maka system akan off dan tidak

menjejak matahari lagi

Gambar 3.7 Rangkaian Aplikasi Modul RTC DS1307 Yang Dihubungkan Ke

(19)

3.3 Flowchart

ke Arah Selatan Baca Tegangan

(20)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi implementasi perancangan sistem dari hasil analisis dan

perancangan yang sudah dibuat, serta menguji sistem untuk menemukan

kelebihan dan kekurangan pada sistem yang dibuat.

4.1Implementasi Sistem

4.1.1 Implementasi Hardware Pada Sistem

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik degan mikrokontroler,

perlu diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada komponen tersebut.

Implementasi sistem perangkat keras ini digunakan papan PCB sebagai tempat

peletakan komponen dan jalur rangkaian sistem,dalam membuat rangkaian PCB

yang digunakan adalah software eagle. Adapun hasil implementasi rangkaian dan

tata letak komponen pada papan PCB adalah pada gambar dibawah :

(21)

Setelah komponen-komponen yang diperlukan telah te rsedia dan layout board

telah di transfer ke papan PCB, maka keseluruhan sistem yang akan dibangun

dirangkai di papan PCB. Setelah system dirangkai diatas papan PCB, maka

dilakukan pengujian komponen-komponen utama pada system dan pengujian

keseluruhan system.

4.1.2 Implementasi Perangkat Lunak Untuk Sistem

Perangkat lunak yang dibuat ini akan menjalankan fungsi-fungsi perangkat

keras yang telah dirangkai. Perangkat lunak ini dibuat dengan menggunakan

bahasa C dan kompiler ISP Programmer yang khusus digunakan untuk

mengkompile program-program dalam bahasa C yang dibuat untuk menjalankan

mikrokontroler dari keluarga AVR. Perangkat lunak ini sendiri terdiri atas

beberapa modul program yang lebih khusus dan spesifik untuk hardware atau

komponen tertentu.

Gambar 4.2 Tampilan Awal Editor Dan Compiler CodeVision AVR

4.2Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATMega8535

Pengujian pada sistem dilakukan pengecekan operasional terhadap fungsi

bagian-bagian sistem. Pengujian rangkaian Mikrokontroler dapat dilakukan

dengan cara menghubungkan rangkaian sistem minimum dengan sumber tegangan

5 V. Dimana pin 10 Mikrokontroler dihubungkan dengan tegangan 5 volt dan pin

(22)

Gambar 4.3 Rangkaian Pengujian Mikrokontroler

Kemudian pin 12 dan pin 11 dihubungkan ke XTAL dan dua buah kapasitor.

XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller ATMega8535 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset

(aktif rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroller

tersebut.

Sistem mikrokontroller merupakan sistem pengendali semua rangkaian yang

ada pada sistem. Sistem minimum mikrokontroller agar berhubungan dengan

sensor LDR untuk mendeteksi adanya perbedaan posisi intensitas cahaya

matahari, menerima data dari sensor DHT11, serta mengendalikan motor stepper

dan menampilkan tampilan LCD sebagai output, sSbuah program sederhana

diisikan kedalam mikrokontroller.

Karena pemrograman menggunakan mode ISP (In System Programming)

mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan

rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada

pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh

(23)

Gambar 4.4 Informasi Signature Mikrokontroler

Apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat,

bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode

ISP-nya. Secara elektronis rangkaian system minimum sudah bekerja dengan baik,

system minimum dari mikrokontroller dapat direspon / dikenali oleh programmer

downloader dan tegangan input pada kaki vcc berkisar 5 Volt

4.3Pengujian LDR Pada Panel Surya

Pengujian ini untuk mengetahui unjuk kerja dari rangkaian LDR yang telah

dibuat sesuai dengan perencanaan atau belum. Panel surya yang digunakan

mempunyai dimensi panjang 35 cm dan lebar 50 cm, LDR dissusun/diletakkan

pada bagian tengah panel surya dan jarak antara LDR adalah 10 cm serta sudut

yang dibentuk LDR terhadap garis normal adalah nol seperti yang ditunjukkan

oleh Gambar 4.5. Peletakan sensor LDR ini pada panel surya bertujuan untuk

(24)

Gambar 4.5 Posisi Penyusunan Sensor LDR Pada Panel Surya

Hasil pengujian dimulai dengan pengujian solar tracker dengan metoda solar

tracker diletakkan didalam ruangan. Metoda solar tracker diletakkan dalam

ruangan dengan cara memakai senter dan menembakkan cahaya senter tersebut ke

empat buah LDR. Pergerakan senter hanya memakai tangan penguji yang

bertujuan membandingkan intensitas cahaya yang diterima oleh LDR.

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah LDR dapat

mendeteksi perbedaan sudut datangnya sumber cahaya Untuk menguji hal

tersebut, solar tracker diletakkan dalam ruangan. Pengujian dilakukan dengan

memakai senter yang cahayanya ditembakkan ke panel surya dengan sudut secara

bergantian. Bila cahaya senter ditembakkan kearah salah satu LDR maka LDR

yang menerima cahaya senter terbesar akan menampilkan nilai yang paling besar.

Untuk mengetahui nilai hasil pembacaan dari LDR, sensor LDR dihubungkan

dengan ADC Atmega dan ditampilkan pada LCD dengan rangkaian seperti

dibawah ini.

Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian LDR Dan Mikrokontroller

Panel Surya

LDR LDR

LDR

(25)

Rangkaian diatas kemudian diisikan program untuk membaca nilai LDR dan

menampilkan nya di LCD Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1.

No Arah Cahaya Senter

Nilai Pembacaan ADC LDR Oleh Mikrokontroller

Tabel 4.1. Perbandingan Pembacaan LDR Oleh Mikrokontroller

Dari data tabel diatas, didapatkan kesimpulan bahwa perbedaan sudut

penyinaran sumber cahaya,dalam hal ini senter, mempengaruhi pembacaan dari

sensor LDR, nilai LDR yang tertera merupakan hasil pembacaan dari ADC

AtMega.

4.4Pengujian Motor Stepper dan Driver

Motor stepper yang digunakan dalam penelitian ini dalan motor stepper

unipolar dengan 4 jalur data dan satu jalur common. Stepper ini bekerja dengan

baik pada arus 500 mA dan tegangan 12 V. Transistor BD139 digunakan sebagai

perantara antara mikrokontroler dengan motor stepper. Motor sepper dapat

digerakkan dengan cara memberikan pulsa-pulsa pada datanya sebagai berikut:

Gambar 4.7 Pulsa Yang Diberikan Untuk Menggerakkan Motor Stepper

(26)

Pulsa ini dapat mengerakkan motor stepper sebanyak 1 siklus (4 step). Dengan

mengikuti keterangan diatas kita depat membuat program dari mikrokontroler

untuk menggerakkan motor stepper:

for (i=0;i<50;i++){

PORTB = 0x10;delay_ms(25);

PORTB = 0x20;delay_ms(25);

PORTB = 0x40;delay_ms(25);

PORTB = 0x80;delay_ms(25); }

Motor stepper yang digunakan dalam penelitian ini dalan motor stepper

unipolar dengan 4 jalur data dan satu jalur common. Stepper ini bekerja dengan

baik pada arus 500 mA dan tegangan 12 V. Transistor BD139 digunakan sebagai

perantara antara mikrokontroler dengan motor stepper. Motor sepper dapat

digerakkan dengan cara memberikan pulsa-pulsa pada datanya sebagai berikut:

Program ini akan menggerakkan stepper sebesar 90 derajat searah jarum jam.

Dimana motor stepper dihubungkan melalui port-port mikrokontroller, dan

program mikrokontroller diisikan dengan akumulator yang secara bertahap

nilainya di geser kearah kiri.

Perintah “for (i=0;i<50;i++)“ digunakan untuk membatasi jumlah step

pergeseran motor stepper. Dalam hal ini dibatasi sebanyak 50 kali. Artinya pada

program ini motor stepper diputar sebanyak 50 step. Dalam satu step motor

stepper ini dapat berputar sebesar 1,8 derajat. Dengan demikian pada program

motor stepper berputar sebesar 50 x 1,8 = 90 derajat

(27)

Kecepatan putaran motor stepper pada program ditentukan oleh delay,

semakin cepat delay maka perputarannya semakin cepat pula. Karena pada

program delay yang dipakai adalah 0,025 detik, maka lamanya waktu yang

dibutuhkan untuk memutar stepper sebesar 90 derajat adalah 50 x 0,025 detik =

1,25 detik.

Pada penelitian ini motor stepper 1 digunakan untuk memutar panel surya

secara horizontal dan motor stepper 2 untuk memutar panel surya secara vertikal.

motor stepper dihubungkan melalui gear kedua yang menempel pada panel surya.

Perbandingan keliling gear motor stepper dan gear kedua dibuat 1 : 3, kedua tepi

gir ini dibuat bersinggungan, maka perbandingan perputaran sudut untuk motor

stepper dengan gear kedua adalah 3 : 1. Artinya untuk 3 derajaT perputaran

stepper mampu memutar 1 derajat gear kedua.

4.5Pengujian Rangkaian RTC DS-1307

Pengujian rangkaian RTC DS-1307 dilakukan dengan memberi perintah

pengambilan data dari RTC DS-1307 dengan komunikasi jalur data I2C melalui

mikrokontroller. Berikut adalah listing programnya

#include <mega8535.h>

// DS1307 Real Time Clock initialization

// Square wave output on pin SQW/OUT: Off

// SQW/OUT pin state: 0

rtc_init(0,0,0);

rtc_set_time(12,30,00); //fungsi untuk melakukan setting pada RTC DS-1307 pertama

kali

(28)

{

4.6Pengujian rangkaian Sensor DHT11

Pada penelitian ini, sensor DHT11 digunakan untuk mengukur Suhu dan

kelembapan pada panel surya. Sensor DHT11 menggunakan protokol 1-wire,

cukup menggunakan 1 kabel untuk pertukaran data dengan mikrokontroller.

Proses pertukaran data antara modul mikrokontroler dengan sensor DHT11

dilakukan secara serial half-duplex menggunakan satu jalur data. Data Suhu dan

kelembaban dari DHT11 akan diproses terlebih dahulu oleh modul mikrokontroler

kemudian ditampilkan kepada pengguna dalam bentuk celcius (suhu) dan

persentase (kelembaban). Pengujian sensor DHT11 dengan cara menghubungkan

sensor dengan mikrokontroller AtMega dan LCD sebagai penampil output.

Kemudian mikrokontroller diisikan program untuk menampilkan hasil proses

pengukuran sensor di LCD.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor DHT11

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pengukuran dari sensor DHT11

tidak terlalu jauh dari nilai aktual/sebenarnya dengan rata persentase error sekitar

(29)

4.7Data Hasil Pengamatan

Pengujian dilakukan dengan mengukur panel surya mulai dari pagi pukul

08.00 WIB hingga sore pukul 18.00 WIB dengan interval waktu 1 jam selama 5

hari dimulai dari tanggal 17-21 Januari 2017. Perlakuan panel surya yaitu tanpa

pengarah (diam) dan dengan pengarah. Analisis data yang diukur oleh panel surya

diam dan dengan pengarah yaitu arus listrik, tegangan listrik dengan beban 22 Ω,

daya listrik serta Suhu dan kelembaban.

4.7.1 Data Hasil Pengamatan Daya Panel Surya Statis (Tanpa Pengarah)

dan Dinamis (Pengarah)

. Grafik hubungan Daya terhadap waktu pada hari pertama ditunjukkan pada

Grafik 4.1 sebagai berikut :

Grafik 4.1 Grafik Hubungan Daya Terhadap Waktu Pada Hari Pertama

Grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa besar Daya optimum yang dihasilkan

oleh panel surya diam dengan beban 22 Ω pada hari pertama yaitu pada pukul

13.00 WIB Sebesar 16,5 W untuk panel statis dan 16,7 W untuk Panel Dinamis. 0

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

(30)

Sistem Penjejak Dual Axis ini bekerja optimal pada saat Pagi dan Sore hari.

Sedangkan Pada siang hari Arus yang dihasilkan Pada Solar Tracker Statis dan

Dinamis tidaklah jauh berbeda (cenderung sama) dikarenakan posisi Matarahi

Tegak lurus pada siang hari.

. Grafik hubungan Daya terhadap waktu pada hari kedua ditunjukkan pada

Grafik 4.2 sebagai berikut :

Grafik 4.2 Hubungan Daya Terhadap Waktu Pada Hari Kedua

Grafik 4.2 diatas menunjukkan bahwa besar Daya optimum yang dihasilkan

oleh panel surya diam dengan beban 22 Ω pada hari Kedua yaitu Sebesar 19,46 W

untuk panel statis dan Dinamis. Sistem Penjejak Dual Axis ini bekerja optimal

pada saat Pagi dan Sore hari. Sedangkan Pada siang hari Arus yang dihasilkan

Pada Solar Tracker Statis dan Dinamis tidaklah jauh berbeda (cenderung sama)

dikarenakan posisi Matarahi Tegak lurus pada siang hari. 0

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

(31)

. Grafik hubungan Daya terhadap waktu pada hari ketiga ditunjukkan pada

Grafik 4.3 sebagai berikut :

Grafik 4.3 Hubungan Daya Terhadap Waktu Pada Hari Ketiga

Grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa besar Daya optimum yang dihasilkan

oleh panel surya diam dengan beban 22 Ω pada hari Ketga yaitu Sebesar 19,46 W

untuk panel statis dan Dinamis. Sistem Penjejak Dual Axis ini bekerja optimal

pada saat Pagi dan Sore hari. Sedangkan Pada siang hari Arus yang dihasilkan

Pada Solar Tracker Statis dan Dinamis tidaklah jauh berbeda (cenderung sama)

dikarenakan posisi Matarahi Tegak lurus pada siang hari.

Grafik hubungan Daya terhadap waktu pada hari keempat ditunjukkan pada

Grafik 4.4 sebagai berikut

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

(32)

Grafik 4.4 Hubungan Daya Terhadap Waktu Pada Hari Keempat

Grafik hubungan Daya terhadap waktu pada hari keempat ditunjukkan pada

Grafik 4.5 sebagai berikut

Grafik 4.5 Hubungan Daya Terhadap Waktu Pada Hari Kelima 0

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

D

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

(33)

4.7.2 Data Hasil Pengamatan Pengaruh Intensitas Cahaya dan Daya

terhadap Waktu

Grafik hubungan Intensitas Cahaya dan Daya terhadap waktu pada hari

pertama ditunjukkan pada Grafik 4.6 sebagai berikut :

Grafik 4.6 Hubungan Intensitas Cahaya dan Daya Terhadap Waktu Pada Hari

Pertama

Grafik hubungan Intensitas Cahaya dan Daya terhadap waktu pada hari pertama

ditunjukkan pada Grafik 4.7 sebagai berikut :

Grafik 4.7 Hubungan Intensitas Cahaya dan Daya Terhadap Waktu Pada Hari

Kedua

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

Daya (mW)

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

Daya (mW)

Intensitas (Lux)

26260 Lux

(34)

Grafik hubungan Intensitas Cahaya dan Daya terhadap waktu pada hari

pertama ditunjukkan pada Grafik 4.8 sebagai berikut :

Grafik 4.8 Hubungan Intensitas Cahaya dan Daya Terhadap Waktu Pada Hari

Ketiga

Grafik hubungan Intensitas Cahaya dan Daya terhadap waktu pada hari

pertama ditunjukkan pada Grafik 4.9 sebagai berikut :

Grafik 4.9 Hubungan Intensitas Cahaya dan Daya Terhadap Waktu Pada Hari

Keempat

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

Daya (mW)

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00

Daya (mW)

Intensitas (Lux)

24860 Lux

(35)

Grafik hubungan Intensitas Cahaya dan Daya terhadap waktu pada hari

pertama ditunjukkan pada Grafik 4.10 sebagai berikut :

Grafik 4.10 Hubungan Intensitas Cahaya dan Daya Terhadap Waktu Pada Hari

Kelima 0

5000 10000 15000 20000 25000 30000

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 Daya (mW)

Intensitas (Lux)

23970 Lux

(36)

4.8Perbandingan Data Hasil Pengamatan

Dapat diperoleh besarnya daya optimum yang dihasilkan dari penyerapan

cahaya matahari oleh panel surya dimana hasil pengukuran dari panel surya yang

diam (tanpa pengarah) dengan panel surya yang bergerak (pengarah) yang

diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata yang ditunjukkan pada Tabel 4.3

dibawah ini :

Panel Sel

Surya

I (A) Vout (Beban 22 Ω) P (Watt) T(oC) RH

(%)

Diam 0,65 14,35 10,11 29,75 41,55

bergerak 0,72 15,86 11,97

31,14 41,00

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Pengujian I, V, P, Suhu dan

Kelembaban-Vs-Waktu Yang Terukur Oleh Kedua Panel Sel Surya

Tabel 4.3 menunjukkan besar daya listrik terukur yang dihasilkan panel sel

surya yang bergerak lebih besar daripada yang diam ini dikarenakan panel sel

surya yang bergerak lebih optimum menyerap cahaya matahari sebab panel surya

bergerak mengikuti arah posisi pancaran cahaya matahari.

Sehingga Pertambahan Energi yang diperoleh dari panel surya yaitu

dirumuskan sebagai berikut :

� =

= ( � � − � � )− ( � � � � )

= 119,7 � 11 � − 111,21 � 11 �

= 131,67−101,53

(37)

BAB 5

KESIMPULAN

5.1Kesimpulan

1. Telah dirancang sebuah alat penjejak matahari (solar tracker) dual axis

dengan menggunakan sensor LDR dengan mengikuti arah gerak posisi

matahari. Hasil pengukuran diperoleh bahwa daya listrik rata-rata yang

dihasilkan oleh panel surya bergerak (pengarah) yaitu sebesar 10,92 Watt.

2. Pada penelitian diperoleh bahwa panel surya bergerak menghasilkan arus

listrik rata-rata sebesar 0,72 A dan tegangan rata-rata sebesar 15,86 V.

Sedangkan panel surya diam (tanpa pengarah) hanya menghasilkan arus

rata-rata 0,65 A dan tegangan rata-rata-rata-rata 14,35 V. Sehingga panel surya bergerak

lebih efektif dibandingkan dengan panel surya diam dengan nilai efisiensi

energi yang dihasilkan yaitu 5,89%

3. Dalam penelitian diperoleh bahwa suhu dan kelembaban sangat berpengaruh

pada besarnya daya yang dihasilkan. Dimana Suhu berbanding lurus dengan

daya listrik yang dihasilkan dan berbanding terbalik dengan kelembaban.

Selain itu, suhu dan kelembaban dipengaruhi oleh besar intensitas cahaya

matahari yang diserap oleh panel surya. Hasil yang diperoleh yaitu suhu dan

kelembaban optimum untuk panel surya diam (tanpa pengarah) yaitu Suhu

rata-rata 29,75oC dan kelembaban 41,55%. Sedangkan panel surya bergerak

rata-rata 31,14o C dan kelembaban 41%

5.2 Saran

1. Sebaiknya Motor Steper diganti dengan Motor Nema 16 atau 17 agar

pergerakan Panel Surya lebih stabil.

2. Sebaiknya sumbu ditambah menjadi 3 Sumbu, agar penyerapan panel surya

(38)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Panel Surya

Energi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh hampir

seluruh negara di dunia. Hal ini mengingat energi merupakan salah satu faktor

utama bagi terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu negara. Permasalahan energi

menjadi semakin kompleks ketika kebutuhan yang meningkat akan energi dari

seluruh negara di dunia untuk menopang pertumbuhan ekonominya justru

membuat persediaan cadangan energi konvensional menjadi semakin sedikit.

Saat ini total kebutuhan energi di seluruh dunia mencapai 10 Terra Watt

(setara dengan 3 x 1020 Joule/ tahun). Kebutuhan yang meningkat terhadap energi

juga pada kenyataanya bertabrakan dengan kebutuhan umat manusia untuk

menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi. Berbagai masalah ini

menuntut perlunya dikembangkan sumber energi alternatif yang dapat menjawab

tantangan di atas tersebut.

Solar cell merupakan sebuah hamparan semi konduktor yang dapat menyerap

photon dari sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Sel surya tersebut

dari potongan silikon yang sangat kecil dengan dilapisi bahan kimia khusus untuk

membentuk dasar dari sel surya. Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan

minimum 0,3 mm yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub

positif dan negatif. Pada sel surya terdapat sambungan (function) antara dua

lapisan tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor yang masing - masing yang

diketahui sebagai semikonduktor jenis “P” (positif) dan semikonduktor jenis “N”

(Negatif). Silikon jenis P merupakan lapisan permukaan yang dibuat sangat tipis

supaya cahaya matahari dapat menembus langsung mencapai junction. Bagian P

ini diberi lapisan nikel yang berbentuk cincin, sebagai terminal keluaran positif .

Dibawah bagian P terdapat bagian jenis N yang dilapisi dengan nikel juga sebagai

(39)

Solar cell merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar

matahari menjadi arus listrik. Energi matahari sesungguhnya merupakan sumber

energi yang paling menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan

(sustainable) serta jumlahnya yang sangat besar. Matahari merupakan sumber

energi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan kebutuhan energi masa

depan setelah berbagai sumber energi konvensional berkurang jumlahnya serta

tidak ramah terhadap lingkungan.

Pada solar cell dibutuhkan material yang dapat menangkap matahari, dan

energi tersebut digunakan untuk memberikan energi keelektron agar dapat

berpindah melewati band gapnya ke pita konduksi, dan kemudian dapat berpindah

ke rangkaian luar. Melaui proses tersebutlah arus listrik dapat mengalir dari solar

cell. Umumnya devais dari solar cell ini menggunakan prinsip PN junction.

Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh

permukaan bumi sebesar 69% dari total energi yang dipancarkan matahari. Suplai

energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar

biasa besarnya yaitu mencapai 0,5 miliar energi matahari atau kira-kira 1,3 x 1017

Watt (Karmon Sigalingging, 1994).

Melihat energi yang dikeluarkan dari pancaran matahari yang begitu besar,

pemanfaatan energi matahari menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk

dilakukan. Salah satu pemanfaatan energi matahari adalah penggunaan sel surya

yang berfungsi mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Dalam proses

konversi energi pada sel surya dipengaruhi banyak faktor yang dapat mengurangi

optimalisasi pada proses konversi energi. Diantaranya adalah faktor orientasi

terhadap matahari yang selalu berubah-ubah dapat mengurangi optimalisasi sel

surya dalam proses konversi energi matahari menjadi energi listrik. Sel surya akan

menghasilkan daya maksimal ketika posisinya saling tegak lurus dengan cahaya

matahari.(Karmon Sigalingging, 1994).

Faktor dari pengoperasian sel surya agar didapatkan nilai yang maksimum

sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain.

a. Suhu sel surya

Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika Suhu sel tetap

(40)

akan melemahkan tegangan (Voc). Gambar 2.1 menunjukkan setiap kenaikan

Suhu sel surya 10 º Celsius (dari 25º) akan berkurang sekitar 0,4 % pada total

tenaga yang dihasilkan atau akan melemah dua kali (2x) lipat untuk kenaikan

Suhu sel per 10º C.

Gambar 2.1. Karakteristik Suhu sel surya terhadap tegangan keluaran (Eduardo

Lorenzo, 1994)

b. Radiasi matahari

Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariasi dan sangat

tergantung keadaan spektrum matahari ke bumi. Pengaruh intensitas matahari

memiliki pengaruh yang besar terhadap arus (I) sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 2.2

Gambar 2.2 Pengaruh intensitas matahari pada nilai arus dan tegangan(Eduardo

Lorenzo, 1994)

c. Kecepatan angin bertiup

Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi sel surya dapat membantu

(41)

d. Keadaan atmosfir bumi

Keadaan atmosfir bumi seperti berawan, mendung, jenis partikel debu udara,

asap, uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maksimum

arus listrik dari sel surya.

e. Orientasi sel surya

Orientasi dari rangkaian sel surya ke arah matahari secara optimum adalah

penting agar sel surya dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah

orientasi, sudut orientasi dari sel surya juga sangat mempengaruhi hasil energi

maksimum. Sebagai contoh, untuk lokasi yang terletak di belahan utara latitude,

maka panel atau deretan sel surya sebaiknya diorientasikan ke Selatan, orientasi

ke timur-barat walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari

panel-panel sel surya, tetapi tidak akan mendapatkan energi matahari optimum.

f. Posisi letak sel surya terhadap matahari (tilt angle)

Sel surya pada Equator (latitude 0o) yang diletakkan mendatar (tilt angle = 0)

akan menghasilkan energi maksimum, sedangkan untuk lokasi dengan latitude

berbeda harus dicarikan “tilt angle” yang berbeda. Dengan mempertahankan sinar

matahari jatuh ke sebuah permukaan sel surya secara tegak lurus akan

menghasilkan energi maksimum ± 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Kalau tidak dapat

mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan sel surya, maka

energi yang didapatkan akan tidak maksimal.

2.2 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui

magnitude tertentu. Sensor merupakan jenis transduser yang digunakan

untuk mengubah variasi mekanis, magnetis,panas,sinar dan kimia menjadi

tegangan dan arus listrik. Sensor memegang peranan penting dalam

mengendalikan proses pabrikasi modern. (Petruzella, 2001 : 157) .

Sensor yang sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik salah

satunya adalah sensor cahaya (LDR). Sensor cahaya adalah alat yang

(42)

besaran cahaya menjadi besaran listrik. Sensor cahaya LDR (Light

Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang peka terhadap

cahaya. Nilai resistansi LDR akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya

yang diterima. Jika LDR tidak terkena cahaya maka nilai tahanan akan

menjadi besar (sekitar 10MΩ) dan jika terkena cahaya nilai tahanan akan

menjadi kecil (sekitar 1kΩ). (Novianty,Lubis,& Tony, 2012 : 1).

Cara kerja dari sensor ini adalah mengubah energi dari foton menjadi

elektron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor

ini mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yaitu sebagai pendeteksi

cahaya pada tirai otomatis. Beberapa komponen yang biasanya digunakan

dalam rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor),

Photodiode, dan Photo Transistor.

Gambar 2.3 Sensor cahaya (LDR)

(sumber : http://komponenelektronika.biz/sensor-cahaya.html)

Salah satu komponen yang menggunakan sensor adalah LDR (Light

Dependent Resistor), adalah suatu komponen elektronika yang memiliki

hambatan yang dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari

LDR akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yangmengenainya.

Pada dasarnya komponen ini merupakan suatu resistor yang memiliki nilai

hambatan bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan sensor

tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor beresistensi tinggi yang tidak

dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang

cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan

elektron memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron

bebas yangdihasilkan dan pasangan lubangnya akan mengalirkan listrik,

sehingga menurunkan resistansinya.

(43)

Transistor , secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai

kontak(junction)base-collector yang menjadi permukaan agardapat menerima

cahaya sehingga dapat digunakan menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih

detail PhotoTransistor merupakan sebuah benda padat pendeteksi cahaya yang

memiliki gain internal. Hal ini yang membuat foto transistor memiliki sensivitas

yang lebih tinggi dibandingkan photodiode / foto diode, dalam ukuran yang sama.

Alat ini dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal digital. Photo

Transistor sejenis dengan transistor pada umumnya,bedanya pada Photo

Transistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk

memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan PN.(sumber: komponenelektronika.biz)

2.3 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah mikrokomputer chip-tunggal yang dirancang secara

spesifik untuk aplikasi-aplikasi kontrol dan bukan untuk aplikasi-aplikasi

serbaguna. Aplikasi-aplikasi yang tipikal meliputi kontrol perangkat

perangkat-perangkat peripheral seperti motor, penggerak, printer, dan komponen-komponen

subsistem minor.(Tooley, 2003)

Mikrokontroller sesuai dengan namanya adalah suatu alat atau komponen

pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Bila dibandingkan

dengan mikroprosesor, mikrokontroller jauh lebih unggul kerena terdapat berbagai

alasan diantaranya :

1. Tersedianya Input/Outout

I/O dalam mikrokontroller sudah tersedia, sementara pada mikroprosesor

dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut, IC yang dimaksud

adalah PPI 8255.

2. Memori Internal

Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga

mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga

memerlukan IC memori eksternal

Dengan kelebihan-kelebihan diatas mikroprosesor tetap digunakan sebagai

(44)

yakni sebagai pegendali suatu sistem. Dengan menggunakan mikrokontroller

maka:

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari

sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelesuri karena sistemnya yang kompak.

Namun tidak sepenuhnya mikrokontroller bisa komponne IC TTl dan CMOS

yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar

menambah jumlah saluran input dan output (I/O) dengan kata lain,

mikrokontroller adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena

mikrokontroller sudah mengandung beberapa bagian yang langsung

dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke

analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC), dan sebagainya hanya

menggunakan Sistem Minimum yang tidak rumit.

Mikrokontroller adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya

mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroller memiliki nilai

tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam

suatu kemasan IC. Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s RISC processor)

standart memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode

16-bit dan sebagian besar instriksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda

dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki

arsitektur CISC (seperti komputer).

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga

ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya

yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan

fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka dikatakan

hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu

ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega 8535 juga

memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny,

AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang

tersedia serta fasilitas lainnya seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah

(45)

maksimal 16 MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan

varian MCS51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega 8535

sebagai mikrokontroller yang powerfull. Adapun diagram blok ATMega 8535

adalah sebagai berikut:

rr

Gambar 2.4 Diagram Blok ATMega 8535 (Lingga,2006)

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian

sebagai berikut :

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

(46)

9. Port antarmuka SPI.

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial

Kapabilitas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut:

1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

2. Kapasitas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.

3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.

2.3.1 Konfigurasi PIN ATMega 8535

Mikrokontroller ATMega 8535 mempunyai pin sebanyak 40 buah, dimana 32

pin diantaranya untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output

sesuai konfigurasi. Pada 32 tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang

masing-masing terdiri dari 8 pin. Pin lainya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator,

supplay tegangan, reset, serta tegangan reverensi untuk ADC. Konfigurasi pin

ATMega 8535 digambarkan sebagai berikut:

(47)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

ATMega 8535 adalah sebagai berikut :

 VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

 GND merupakan pin ground.

 Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC

 Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI.

 Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog dan Timer Oscilator.

 Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

 RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

 XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

 AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

 AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

2.3.2 Peta Memori ATMega 8535

ATMega memiliki dua jenis memori yaitu Data Memory dan Program

Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk

menyimpan data.

2.3.3 Program Memory

ATMega memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory untuk

menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi menjadi

dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section. Boot Flash

Section digunakan untuk menyampaikan program Boot Loader, yaitu program

yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.

Application Flash Section digunakan untuk menyampaikan program aplikasi

yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum

menjalankan program Boot Loader. Berdasarkan memori Boot Flash Section

(48)

konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program

pada Application Flash Section juga sudah aman.

Gambar 2.6 Peta Memori Program

2.3.4 EEPROM Data Memori

ATMega 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan

data. Lokasinya terpisah dengan sistem address register, data register dan control

register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai dari $000

sampai $1FF.

EEPROM

$000

$01FF

Gambar 2.7 EEPROM Data Memori

2.4 Motor Steper

Motor stepper adalah suatu alat penggerak yang memanfaatkan gaya tarik

magnet. Rotornya berhenti pada posisi kutub yang dieksitasi oleh arus yang

mengalir pada lilitan. Rotor pada motor biasanya berputar secara kontinyu jika

(49)

mengubah eksitasi kutub. Arus yang mengalir pada setiap lilitan hanya sesaat

sehingga bentuk arusnya berupa pulsa. Rotor berputar karena pulsa yang

bergantian. Kecepatan putaran rotor ditentukan oleh kecepatan perpindahan

pulsa dan sudut putaran sebanding dengan banyaknya pulsa yang

beberapa pasang kutub dimana setiap pasang kutub diaktifkan melalui prinsip

elektromagnetik oleh arus yang mengalir melalui kumparan yang dililitkan

pada masing - masing kutub. Pada saat sepasang kutub dalam keadaan aktif

sehingga akan timbul medan magnet yang kemudian menarik pasangan gigi

rotor terdekat, sehingga gigi akan bergerak ke posisi segaris dengan kutub.

Untuk menggerakkan sebuah motor stepper setiap pasang kumparan stator

harus disambungkan dengan aliran listrik dan diputuskan secara bergantian dalam

urutan yang benar. Dengan demikian, input ke motor berupa deretan pulsa yang

menghasilkan output ke setiap pasang kumparan stator.

Sistem penggerak yang biasa digunakan terdiri dari dua blok utama yaitu

pengatur urutan logika dimana menerima pulsa - pulsa input dan

menghasilkan pulsa - pulsa output dalam urutan sebagai mana yang

dibutuhkan untuk mengontrol penggerak agar menghasilkan pulsa output

dengan amplitudo yang sesuai.

Motor langkah (stepper) banyak digunakan dalam berbagai aplikasi,

dipergunakan apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau diperlukan

sebagian dari putaran motor. Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga

dijumpai dalam bidang industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat

di gunakan dalam perancangan suatu alat mekatronik atau robot. Pada

gambar 2.1 berikut ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah

(50)

I

III

IV

II

Gambar 2.8 Diagram motor langkah (stepper)

Magnet permanen berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila

kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, sehingga akan timbul medan

magnet dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut. Setiap

pengalihan arus ke kumparanberikutnya menyebabkan medan magnet berputar

menurut suatu sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada

badan motor langkah yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan

menentukan sudut perputaran motor. Jika pengalihan arus ditentukan, sehingga

rotor akan berhenti pada posisi terakhir. Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu

tinggi, sehingga slip akan dapat dihindari. Memerlukan umpan balik (feedback)

pada pengendalian motor langkah.

Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fasa (pole atau kutub),

pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan

secara bergantian, masing-masing 3 data (sesuai dengan jumlah fasa-nya),

sebagian di tunjukkan pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.9 Pemberian data/pulsa pada motor stepper

Pada saat yang sama, untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 (dua)

(51)

Pengatur

kata lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 (satu) sedangkan

lainnya bernilai 0 (nol).

Sistem penggerak yang biasa digunakan terdiri dari dua blok utama yaitu

pengaturan urutan logika dan sebuah penggerak ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.10 Sistem Penggerak Motor stepper

Pengatur urutan logika menerima pulsa – pulsa input dan menghasilkan

pulsa output dalam urutan sebagaimana yang dibutuhkan untuk mengontrol

penggerak agar menghasilkan pulsa output dengan amplitude yang sesuai.

2.5 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai

sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi

sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran

listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),

memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber

listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)

dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat

dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input

Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).

Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)

dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan

sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai

sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi

(52)

2.6 Modul LCD (Liquid Crystal Display)

M1632 merupakan modul LCDmatrix dengan konfigurasi 16 karakter dengan

2 baris dengan setiap karakernya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel (1

baris pixel terakhir adalah kursor). HDD44780 ini sudah tersedia dalam modul

M1632 yang dikeluarkan oleh Hitachi, Hyundai dan modul-mosul M1632 lainnya.

HDD44780 sebetulnta merupakan mikrokontroller yang dirancang khusus

untuk mengendalikan LCD da mempunyaii kemampuan untuk mengatur proses

scanning pada layar LCD yang terbentuk oleh 16 COM dan 40 SEG sehingga

mikrokontroller/perangkat yang mengakses modul LCD ini tidak erlu lagi

mengatur proses scanningpada layar LCD. Kikrokontroller atau perangkat

tersebut hanya mengirimkan data-data yang merupakan karakter yang akan

ditampilkan pada layar LCD atau perintah yang mengatur proses tampilan pada

LCD saja.

2.6.1 Kaki-Kaki Modul LCD

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronuk degan

mikrokontroler, perlu diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada komponen

tersebut.

a. Kaki 1 (GND)

Kaki ini berhubungan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan

untuk sumber daya HD44780 (khusu untuk modul M1632 keluaran hitachi,

kaki ini adalah VCC).

b. Kaki 2 (VCC)

Kaki ini berhhubungan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD

(khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)

c. Kaki 3 (VEE)

Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras

mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.

d. Kaki 4 (RS)

Register select, kaki pemilih register yang akan diakses, untuk akses ke

register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah,

(53)

e. Kaki 5 (R/W)

Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada

mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa ,odul LCD sedang pada

mode penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada

modul LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.

f. Kaki 6 (F)

Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki

ini diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.

g. kaki 7-14 (D0-D7)

Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data

sebanyak 4-bit atau 8 -bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan

data.

h. Kaki 15 (Anoda)

Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5

volt (hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

i. Kaki 16 (Katoda)

Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk

M1632 yang memiliki backlight).

2.6.2 Struktur Memory LCD

Modul LCD M1632 memiliki beberapa jenis memory yang digunakan untuk

menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD.

Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi tersendiri salah satunya yaitu

DDRAMmerupakan memori tempat karakter yang ditampilkan.

2.7 DHT11(Suhu And Humidity Sensor)

Sensor Suhu dan kelembaban yang dilakukan pada penelitian ini adalah

DHT11 Temperature and humidity sensor.DHT11merupakan sensor digital untuk

mengukur Suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini memiliki tingkat

stabilitas yang sangat baik dengan fitur kalibrasi yang sangat akurat. Walaupun

(54)

Gambar 2.11 Sensor DHT11 (Temperature And Humidity Sensor)

Sensor ini membutuhkan suplai voltase +5 volt. Pengukuran Suhu oleh alat ini

berkisar antara 0 – 50 oC, dengan eror ±2 oC. Sedangkan pada pengukuran

kelembaban berkisar antara 20 – 90 %RH, dengan eror ±5 %RH. Dimana data

(55)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peningkatan populasi dan pertumbuhan ekonomi memicu bertambahnya

permintaan terhadap energi dunia. Dengan persediaan energi saat ini berarti terjadi

penambahan pemakaian persediaan energi fosil dan meningkatnya emisi dari gas

yang dapat membahayakan lingkungan. Jika hal ini terjadi terus menerus maka

lingkungan dan masa depan kita tidak mempunyai cara untuk mengisi ulang lagi

sumber minyak tersebut. Dengan demikian perlu menemukan alternatif lain guna

mendukung atau mempertahankan kebutuhan saat ini dan gaya hidup yang

menggunakan energi yang dapat diperbaharui. Ada beberapa sumber yang dapat

diperbaharui yang tersedia dimana dapat digunakan dalam skala besar untuk

menghasilkan listrik di daerah terpencil dimana jaringan listrik tidak tersedia.

Yang termasuk dalam tipe ini antara lain energi matahari, angin, air, panas bumi,

dan lain-lain. Dalam penggunaan energi matahari dibutuhkan suatu alat konversi

yaitu sel-sel surya yang mengubah intensitas matahari menjadi aliran arus listrik.

Sel surya merupakan alat untuk mengubah sinar matahari langsung menjadi

listrik dimana digunakan untuk lampu lalu lintas, telephone, lampu jalan, rumah,

mobil listrik tenaga surya, dan lain-lain. Akan tetapi permasalahan sekarang ini

yaitu sel surya yang terpasang kebanyakan masih bersifat statis. Hal ini

menyebabkan penyerapan energi matahari tidak optimal. Oleh karena itu, perlu

dibuat suatu sistem yang dapat membuat sel surya selalu mengikuti arah

pergerakan matahari.

Beberapa penelitian sebelumnya telah membuat suatu sistem optimalisasi

pemanfaatan energi matahari namun penjejak matahari itu hanya dapat mengikuti

arah pergerakan matahari dari timur ke barat saja yang bergerak dengan satu

sumbu, sehingga penyerapan matahari tidak begitu optimal. Sehingga dalam

(56)

optimalisasi dari penjejak matahari. Akan tetapi, dalam pemanfaatan energi

matahari perlu diperhatikan pengaruh Suhu dan kelembaban yang akan

mengurangi kemampuan dalam menerima cahaya matahari. Oleh sebab itu, sistem

dua sumbu atau Dual Axis dilengkapi sensor Suhu dan kelembaban untuk

memungkinkan penjejak matahari dapat mengontrol posisi matahari lebih optimal

dengan mempertimbangkan pengaruh Suhu dan kelembaban. Hal ini

memungkinkan penjejak matahari dapat mengikuti arah matahari secara lebih

tepat sepanjang tahun.

Diharapkan alat penjejak matahari dengan judul “RANCANG BANGUN

PENJEJAK MATAHARI DUAL AXIS MENGGUNAKAN SENSOR LDR

SERTA PENGARUH SUHUDAN KELEMBABAN TERHADAP

OPTIMALISASI PENYERAPAN TENAGA SURYA” dapat mengatasi krisis

energi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan yang penulis kemukaan dalam merancang suatu alat menjejak matahari

diantaranya adalah:

1. Merancang suatu mekanisme gerak untuk mengarahkan panel surya ke arah

cahaya matahari dengan mempertimbangkan pengaruh Suhu dan kelembaban.

2. Merancang sistem kontrol yang dapat bekerja otomatis sebagai penjejak dan

pengendali arah panel surya.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas dan mendalam,penulis melakukan

pembatasan pada hal-hal tertentu yaitu:

1. Pembahasan rancangan sebatas aplikasinya dalam rancangan dan tidak

membahas teori-teori secara mendalam.

2. Rancangan menggunakan komponen-komponen elektronika yaitu :

Mikrokontroller ATMEGA 8535, LDR, DHT11, Kabel RS 232, Motor steper,

panel Surya, dan PC .

(57)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini adalah:

1. Mendesain solar tracker dual axis pada panel surya 20 Wp yang akan

mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik.

2. Mengetahui efektifitas panel surya yang bergerak (pengarah)

3. Mengetahui pengaruh Suhu dan kelembaban panel surya terhadap

optimalisasi penyerapan cahaya matahari.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat rancangan adalah untuk memperoleh serapan energi matahari secara

optimal.

2. Energi yang diperoleh dapat digunakan sebagai energi pengganti dari sumber

energi tak terbarukan.

1.6Sistematika Peulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat ini sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang

akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan

untuk proses pengambilan data, analisa, serta pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, tempat

(58)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa yang

diperoleh daripenelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Agus K, 2011. Rancang Bangun Sistem Penjejak Matahari Untuk

Mengoptimalisasi Tegangan Sel Surya. Jurnal Teknik Elektro. Volume 3

Halaman 11-10. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Amar, M. 2012. Rancang Bangun Sistem Penjejak Matahari 2 Sumbu Berbasis

Kontrol Adative Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS). Jurnal Sains Dan

Semi Pomits. Volume 1 (1) Halaman 1-6. Surabaya : ITS

Aminudin, M. 2010. Desain Dan Realisasi Sistem Tracking Matahari Pada Solar

Panel Menggunakan Matriks Vision Sensor Dengan Resolusi Rendah,

Jurnal Teknik Telekomunikasi. Bandung : Universitas Telkom

Aprilina, P. 2005. Pengembangan Produk Keramik Berpori Dengan Proses

Ekstrusi Pada Skala Laboratorium. Jurnal Teknik Kimia Indonesia.Volume

4 (2) Halaman 227-233. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Budiharto, Widodo,2007,”Proyek Sistem Akuisisi Data”, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Daryanto, 2010,“Teknik Mekatronika”,Penerbit : Satu Nusa,Bandung

Hendry, E. 2012. Perancangan Prototype Penjejak Cahaya Matahari Pada Aplikasi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jurnal Ilmiah Foristek. Volume 2 (2).

Bengkulu : Universitas Bengkulu

Karmon Sigalingging,1994 “Pembangkit Listrik Tenaga Surya”, Tarsito,

Bandung.

Rangkuti,Syahban,2011,”Mikrokontroller Atmel AVR”, Edisi Pertama. Penerbit :

Informatika,Jakarta

Uqud, A. 2014. Rancang Bangun Penjejak Matahari Untuk Panel Surya Pada

Sistem Teknologi HybridKonversi Energi Surya dan Angin. Jurnal Fisika.

Volume 2. Halaman 23-27. Surabaya : ITS

Wardhana,Lingga, 2006, “Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR seri ATMEGA

(60)

Wasana, S. 2013. Rancang Bangun Solar Tracking System Untuk

Mengoptimalkan Penyerapa Energi Matahari Pada Solar Cell. Jurnal

Teknik. Volume 3 (1) Halaman 27-28. Depok : Universitas Indonesia

(61)

RANCANG BANGUN PENJEJAK MATAHARI DUAL AXIS

MENGGUNAKAN SENSOR LDR SERTA PENGARUH SUHU

DAN KELEMBABAN TERHADAP OPTIMALISASI

PENYERAPAN TENAGA SURYA

SKRIPSI

DiajukanOleh :

TRY FADLY PRASETIYA

100801062

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(62)

RANCANG BANGUN PENJEJAK MATAHARI DUAL AXIS MENGGUNAKAN SENSOR LDR SERTA PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP OPTIMALISASI PENYERAPAN TENAGA

SURYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

DiajukanOleh : TRY FADLY PRASETIYA

100801062

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian
Gambar 3.2 Rangkaian Pengkonsisi Signal Panel Surya
Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8535
Gambar 3.4 Rangkaian Penguat Arus/Driver
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem operasi dari cloning IBM saat ini secara umum terbagi menjadi 2 aliran yaitu komersil yang di buat oleh Microsoft dan yang bersifat freeware yang di kembangkan oleh

Daya dukung lingkungan jasa ekosistem rekreasi dan ecotourism dapat dihitung berdasarkan aspek penggunaan lahan dan landscape (bentang lahan) menggunakan metode penginderaan

Jadi dapat di simpulkan bahwa pembelajaran pada siklus III telah mencapai keberhasilan baik dari segi proses maupun dari hasil jika di lihat dari 3 kriteria yang telah

En lærer, Anna beskriver fenomenet når hun skal skrive på tavlen på denne måten: ”Nå vil jeg at dere tar fram deres bøker og penner, og da hender det noe!” Dette er et

Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya diantaranya oleh Diana Wahyu Safitri, Moh Yamin Darsyah, dan Tiani Wahyu Utami, Fakultas Matematika dan Ilmu

Peneliti melihat perbedaan tingkat stres kerja yang signifikan antara responden pada Divisi Dealer, Leasing, and Agency dan Divisi IT Hasil penelitian ini sejalan dengan teori stres

Cara Mengatasi Hambatan Yang Timbul pada Sistem dan Pelaksanaan Perjanjian Leasing di PT Adi Sa rana Armada 57 BAB IV PENERAPAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PARA PIHAK

Untuk lebih jelasnya implementasi program dan kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Tinangkung Utara dapat dilihat pada