• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulisan karya ilmiah pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penulisan karya ilmiah pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENULISAN KARYA ILMIAH PUSTAKAWAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(UIN SYAHID) JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh

Tari Eka Miyanti

107025103262

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Tari Eka Miyanti

Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta

Pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh Pustakawan UIN Syahid Jakarta terbagi menjadi dua kelompok yaitu: tugas yang sesuai dengan jabatannya dan tugas yang tidak sesuai dengan jabatannya. Keduanya mempengaruhi kinerja masing-masing pustakawan, bagi yang sesuai dengan jabatannya akan lebih fokus dalam bekerja, sebaliknya bagi yang tidak sesuai akan banyak membuat pekerjaan terbengkalai. Hal ini juga yang mempengaruhi pustakawan UIN Syahid Jakarta untuk menulis sebuah karya tulis ilmiah mengenai perpusdokinfo. Dalam penelitian ini Pustakawan UIN Syahid Jakarta yang melakukan penulisan karya ilmiah hanya 2 orang pustakawan dari 14 orang pustakawan yang dijadikan responden. Faktor-faktor yang mendukung pustakawan untuk menulis karya ilmiah adalah: angka kredit, menyebarkan pengetahuan baru, menumbuhkan pola pikir ilmiah, financial, terkenal, bersaing dengan ilmu lain, dan memanfaatkan waktu luang.

Selain faktor pendukung tersebut, terdapat pula alasan pustakawan yang tidak menulis karya ilmiah yaitu: tidak memiliki skills menulis, waktu kerja yang padat, tidak ada pelatihan, tidak diwajibkan, tidak percaya diri, dan malas. Sedikitnya pustakawan yang menulis karya ilmiah dalam penelitian ini, sehingga penulis hanya mengetahui 1-2 tulisan ilmiah saja yang mampu dipublikasikan, dari 5-8 tulisan yang telah dihasilkan oleh responden. Manfaat yang mampu pustakawan rasakan dari hasil penulisan karya ilmiah tersebut adalah: kenaikan jabatan, memperoleh ilmu pengetahuan baru, membuka wawasan, menambah

pendapatan, mengembangkan perpusdokinfo, meningkatkan prestasi, kepuasan

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan yang telah

memberikan segala nikmat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita

Nabi Muhammad SAW, sang pengantar jalan manusia menuju cahaya kebenaran

Ilahi juga semoga tetap tercurahkan kepada sahabat, keluarga dan para

pengikutnya yang senantiasa merindukan wajahnya yang agung nan indah.

Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua, yaitu ayah saya Pak Kamtori yang selalu memberikan nasehat,

dan untuk Ibuku Suminarti yang senantiasa mendoakan saya siang dan

malam, serta keluargaku terimakasih atas do’a dan dukungannya. Kalian

semua sangat berarti buat saya.

2. Ibu Alfida, MLIS selaku pembimbing skripsi saya yang dengan sabar

memberikan pengarahan dan komentar untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Bapak Prof. Dr. Oman

Fathurrahman, M.Hum, yang telah mmberikan kesempatan lagi bagi

penulis untuk menyelesaikan penulisan ini.

4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Bapak Pungki Purnomo,

MLIS dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si yang senantiasa memberikan

dukungan kepada saya dan motivasi agar terus melanjutkan penulisan

(7)

5. Suami saya Mas Darsono, Amd yang selalu menemani dalam mencari

informasi dan yang selalu mendoakan saya agar dapat menyelesaikan

tulisan skripsi ini.

6. Anakku tercinta Askari Muhammad Maherdika Dardak, yang selalu

membuat bunda semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Para responden penelitian saya yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, terimakasih telah meluangkan waktunya untuk menjawab

pertanyaan yang penulis berikan.

8. Buat sahabat dan teman-teman semua angkatan 2007 terimakasih atas

dukungan, semangat dan ide-ide yang telah diberikan untuk penulisan

skripsi saya ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari akan adanya kekurangan-kekurangan

dengan hasil tulisan ini. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan skripsi ini, dan penulis berharap

semoga hasil karya tulis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca,

khususnya bagi teman-teman calon pustakawan lainnya.

Jakarta, Juli 2014

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian... 6

D. Definisi Istilah ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

1. Lokasi Penelitian ... 8

2. Populasi dan Sampel ... 8

3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 9

4. Teknik Analisa Data ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pustakawan ... 13

1. Pengertian Pustakawan ... 13

(9)

3. Kegiatan Jabatan Fungsional Pustakawan ... 18

B. Karya Tulis Ilmiah ... 22

1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah ... 22

2. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah ... 24

3. Tujuan dan Fungsi Karya Tulis Ilmiah ... 25

C. Penulisan Karya Ilmiah bagi Pustakawan ... 26

D. Penelitian Sebelumnya ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Perpustakaan UIN Syahid Jakarta ... 31

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan ... 34

1. Visi Perpustakaan ... 34

2. Misi Perpustakaan ... 35

3. Tujuan Perpustakaan ... 36

C. Struktur Organisasi Perpustakaan ... 36

1. Struktur Organisasi Perpustakaan Utama ... 36

2. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas ... 38

D. Profil Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 39

E. Nama-nama Publikasi Ilmiah yang Diterbitkan oleh UIN Syahid Jakarta ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 41

(10)

C. Tanggapan Pustakawan UIN Syahid Jakarta Terhadap

Penulisan Ilmiah ... 49

D. Faktor Pendukung dan Intensitas Penulisan Karya Ilmiah yang Dilakukan Pustakawan UIN Syahid Jakarta... 55

1. Faktor-Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah ... 55

2. Intensitas Penulisan Karya Ilmiah ... 65

E. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah bagi Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 01 Nama-Nama Jurnal UIN Syahid Jakarta ... 40

Tabel 02 Daftar Responden yang Akan Diwawancarai ... 42

Tabel 03 Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 45

Tabel 04 Tanggapan Pustakawan Terhadap Penulisan Karya Ilmiah... 49

Tabel 05 Pernyataan Pustakawan untuk Melakukan Penulisan Karya Ilmiah ... 52

Tabel 06 Faktor-Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan UIN Syahid ... 55

Tabel 07 Alasan Pustakawan Tidak Menulis Karya Ilmiah ... 61

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 01 Struktur Organisasi Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta ... 37

Gambar 02 Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas ... 38

Gambar 03 Skema Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta ... 48

Gambar 04 Skema Alur Faktor Pendukung Penulisan Karya Ilmiah ... 59

Gambar 05 Skema Faktor-Faktor Penghambat Penulisan Karya Ilmiah ... 64

Gambar 06 Skema Penulisan Karya Ilmiah yang Dihasilkan Responden ... 67

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing

2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

3. Surat Izin Wawancara Kepada Pustakawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

4. Daftar Nama-Nama Pustakawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Daftar Pertanyaan Wawancara Penulis kepada Responden

6. Rincian Kegiatan Pustakawan dan Angka Kreditnya

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membuat

pustakawan harus berperan aktif dalam bidang keilmuannya. Di samping itu

perkembangan tersebut sangat mendukung pustakawan meningkatkan peranannya

dalam mendayagunakan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

melaksanakan kegiatan fungsional pustakawan. Dalam hal ini pustakawan

merupakan pejabat fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan

hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan

kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi serta

bidang kepustakawanan lainnya.1

Pustakawan yang kita ketahui adalah merupakan tenaga profesional yang

dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku.2 Oleh karena itu,

tak diragukan lagi jika pustakawan adalah orang yang terinformasi dengan baik,

dan juga mempunyai kesempatan untuk meneliti informasi dan menyebarkannya.

Sehingga pada saat yang bersamaan pustakawan juga akan menghasilkan sebuah

karya ilmiah seperti ilmuwan-ilmuwan lainnya yang sesuai dengan bidangnya

masing-masing.

1

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 pasal 1 ayat 1.

2

(15)

Menitikberatkan pada kegiatan fungsional pustakawan, dalam

mengembangkan profesi pustakawan tersebut maka akan kita ketahui bahwa hal

yang terpenting adalah membuat karya tulis atau karya ilmiah. Tulisan tersebut

harus di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi, serta menyusun

kumpulan tulisan untuk dipublikasikan (artikel dalam suatu jurnal atau majalah

ilmiah). Hal ini tercantum pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 pasal 5 bagian e ayat 1 dan 5.

Karya tulis ilmiah itu sendiri adalah suatu tulisan yang membahas suatu

masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,

pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes

laboratorium, ataupun kajian pustaka dan dianalisis berdasarkan pemikiran ilmiah.

Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris.3

Bahkan telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an tentang tulis menulis

seperti pada QS Al-‘Alaq ayat 4-5 yang artinya adalah: “Yang mengajarkan tulis

menulis dengan qalam (4). Dia mengajarkan manusia sesuatu yang tidak diketahui

(5).”4

Dari ayat di atas maksudnya adalah bahwa kiranya manusia mampu untuk

melakukan kegiatan tulis menulis dengan hal-hal yang baik sehingga, dengan

kegiatan tulis menulis ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan mampu

meningkatkan kemaslahatan umat. Dengan kegiatan tulis menulis juga dapat

mengajarkan kepada manusia lainnya untuk mengetahui apa yang sebelumnya

3 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis artikel dan Karya Ilmiah (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2007), h. 12-13 4

(16)

tidak mereka ketahui. Sehingga dengan kegiatan tulis menulis pustakawan juga

dapat mengamalkan makna dari ayat tersebut untuk kemajuan pengetahuan

tentang ilmu perpustakaan dan kepustakawanan.

Karya ilmiah juga berarti sebuah komunikasi ilmiah dalam masyarakat

ilmiah yang dicatat atau pula dapat dipublikasikan. Artikel ilmiah seorang peneliti

atau ilmuwan yang mengandung informasi ilmiah, yang secara terbuka dapat diuji

kebenarannya, kesahihannya, relevansinya, dan bobotnya oleh peneliti lain,

ilmuwan lain yang sebidang (peer group), bahkan oleh masyarakat ilmiah pada umumnya.5

Di balik teori di atas terdapat pengalaman empirik penulis yang membuat

penulis tertarik pada kegiatan penulisan ilmiah yang dilakukan oleh pustakawan

ini yaitu:

1. Ketika penulis ingin membuat makalah, paper, dan tugas lainnya, sangat sulit menemukan tulisan pustakawan yang up to date, khususnya pustakawan yang ada di UIN Syahid Jakarta;

2. Kejenuhan penulis menggunakan referensi lama atau tulisan yang telah

lama diterbitkan;

3. Banyaknya informasi yang diperoleh dari internet daripada dari buku

ataupun artikel.

Dari hal-hal tersebut di atas sangat memungkinkan bagi pustakawan dalam

membuat sebuah karya ilmiah yang sangat berperan dalam pengembangan profesi

5

(17)

pustakawan tersebut pada khususnya dan mengembangkan ilmu kepustakawanan

yang telah diperoleh agar dapat dimanfaatkan oleh khalayak ramai.

Ironisnya, banyak anggapan yang mengemukakan bahwa, pada

kenyataannya banyak sekali pustakawan yang tidak mempublikasikan hasil

penelitian ilmiah mereka melalui sebuah karya yang dapat dinikmati oleh orang

banyak, dalam hal ini hanya untuk kepentingan kenaikan jabatan saja. Keadaan

demikian, secara tidak langsung dapat menghambat perkembangan ilmu

kepustakawanan saat ini, terutama di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (selanjutnya disingkat UIN Syahid). Namun, untuk

membuktikan pendapat ini perlu diadakan sebuah penelitian kepada pustakawan

yang berada di lingkungan UIN Syahid itu sendiri mengenai “Penulisan Karya

Ilmiah Pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN

Syahid).”

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Pada latar belakang terdapat informasi-informasi yang menunjukkan

bahwa pengembangan profesi pustakawan juga dapat didukung pula oleh

penulisan karya ilmiah dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang

mereka hasilkan tersebut, baik secara individu atau secara kolektif . Hal tersebut

juga telah dijelaskan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada

tahun 2002 (amandemen dari tahun 1998).

Pokok penelitian ini terfokus pada pustakawan yang menghasilkan karya

ilmiah melalui penelitian yang mereka jalani. Jadi, penelitian ini dibatasi hanya

(18)

berada di lingkungan UIN Syahid baik pustakawan terampil, maupun pustakawan

ahli yang telah diterbitkan oleh UIN Syahid maupun penerbit lain (di luar

lingkungan UIN Syahid).

Pertanyaan-pertanyaan yang akan dicoba untuk dijawab melalui penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana intensitas penulisan karya ilmiah pustakawan UIN Syahid

khususnya yang telah dipublikasikan?

2. Faktor-faktor apa yang mendukung pustakawan UIN Syahid

melakukan penulisan karya ilmiah tersebut?

3. Apakah manfaat yang diperoleh dari hasil penulisan karya ilmiah

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penenelitian

Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa tujuan yang

diharapkan dapat dicapai oleh penulis yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui intensitas pustakawan UIN Syahid melakukan

penelitian dalam suatu bidang tertentu yang kelak menghasilkan

sebuah karya ilmiah.

b. Untuk mengetahui alasan apa yang melatarbelakangi pustakawan UIN

Syahid dalam penulisan karya ilmiah.

c. Untuk mendapatkan gambaran manfaat yang diperoleh oleh

pustakawan UIN Syahid ketika melakukan penulisan sebuah karya

(19)

2. Manfaat Penelitian

Adapun di samping tujuan yang ingin dicapai tersebut, penulis juga

mengharapkan manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Mendapatkan informasi tentang kegiatan fungsional pustakawan.

b. Mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang penulisan karya ilmiah

yang telah dihasilkan pustakawan tersebut.

c. Menjadikan penulisan karya ilmiah sebagai sarana dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan profesi, dan

penyebaran informasi secara luas.

D. Definisi Istilah

Berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam

penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pustakawan adalah pegawai negeri sipil yang berijazah di bidang

perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh

oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan

dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah dan atau unit

tertentu lainnya.6

2. Penulisan Ilmiahadalah karya tulis berupa kajian ilmiah, penelitian ilmiah

dan rancangan karya nyata yang bernilai ilmiah, baik untuk publikasi

6

(20)

dalam jurnal, skripsi, tesis ,atau disertasi yang keseluruhannya bersifat

dapat diuji kembali kebenarannya dalam kehidupan nyata.7

3. Publikasi atau terbitan adalah suatu kegiatan mengenalkan atau menarik

barang dan jasa agar memperoleh perhatian masyarakat luas.8

4. Karya adalah suatu hasil yang diciptakan oleh seseorang atau secara

bersama dengan orang lain, dalam hal ini misalnya buku, artikel, lagu-lagu

dan lain-lain yang hak ciptanya dilindungi undang-undang.9

E. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif yaitu sebuah penelitian yang memaparkan sebuah situasi atau

peristiwa. Metodologi penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran/lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki.10

Tujuan menggunakan penelitian ini adalah membuat gambaran atau

lukisan secara faktual dan akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antara

fenomena yang digali dalam rangka menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi

pada keintensitasan pustakawan UIN Syahid dalam penulisan karya ilmiah.

7

Ananda Santoso dan A.R.Al-Hanif. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Alumni, 1993), h. 390.

8

Sutarno NS, Kamus Perpustakaan dan Informasi (Jakarta: Jala Permata, 2008),h. 177

9

Sutarno NS, Kamus Perpustakaan dan Informasi, h. 90

10

(21)

1. Lokasi Penelitian

Di dalam pelaksanaan penelitian ini penyusun mengambil lokasi objek

penelitian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sesuai

dengan apa yang penyususn teliti yaitu “Penulisan Karya Ilmiah Pustakawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah karakteristik sejumlah subjek atau individu yang

memiliki sifat yang sama dalam suatu wilayah yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah pustakawan UIN Syahid yang berjumlah 30 orang.

Sedangkan sampel adalah bagian populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu,

sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan

populasi itu sendiri.11] Oleh karena itu, penulis menggunakan teknik

pengambilan sampel random berstrata (stratified random), yaitu metode pemilihan sampel yang diaplikasikan pada populasi yang berstrata

(berlapis-lapis). Sampel diambil dari tiap-tiap lapis atau strata dari populasi tersebut

dengan cara mengelompokkan pustakawan UIN Syahid sesuai dengan jabatan

dan golongan pustakawan tersebut, kemudian penulis memilih responden

dengan mengocok nama-nama yang telah dikelompokkan itu dengan terlebih

dahulu mencoret nama-nama pustakawan yang telah pensiun dan yang telah

menjadi dosen atau staf pengajar, sehingga penulis memperoleh 14 responden

untuk diwawancarai pada penelitian ini.

11

(22)

3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data berupa melakukan wawancara mendalam (depth interview) kepada responden tersebut yaitu pustakawan yang akan diteliti, dengan

menggunakan draft pertanyaan wawancara (terlampir).

Selain itu juga, meminta data yang dapat dijadikan bukti keabsahannya

kepada responden tersebut. Baik berupa bukti-bukti hasil penulisan karya

ilmiah yang telah dilakukan sehingga penulis akan mengetahui produk tulisan

yang telah dihasilkan oleh pustakawan tersebut.

4. Teknik Analisa Data

Pada bagian pertama, proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan

responden, observasi lapangan, dan sebagainya. Data-data tersebut tidak lain

hanyalah kumpulan kata-kata mentah yang masih perlu dibaca, dipelajari dan

ditelaah lebih lanjut. Untuk mengubah kata-kata mentah tersebut menjadi

bermakna kemudian mengadakan reduksi data.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasi

data dengan cara sedemikian rupa hingga akhirnya dapat ditarik

kesimpulan-kesimpulan. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

(23)

data kumpulan-kumpulan catatan dilapangan, pengkodean, penyimpanan,

kecakapan penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan dengan

merinci kompleksitas data menjadi bagian-bagian yang kemudian

dikategorisasikan menjadi berbagai tipologi pada langkah berikutnya, sambil

melakukan pengkodean. Kategorisasi dibuat berdasarkan pada kategori emik,

yaitu struktur atau pola konseptual dari responden yang sedang diteliti.

Dengan demikian peneliti tinggal memakai kategori-kategori yang telah ada.

Pada bagian kedua, membandingkan analisa masing-masing subyek

penelitian untuk menarik benang merah yang menunjukan persamaan dan

karakteristik khas pada masing-masing kasus. Dan pada bagian akhir, dari

semua data yang diperoleh selanjutnya dibuat kesimpulan atas data-data yang

bersifat umum dan memperhatikan pada data-data yang bersifat khusus.

Teknik perbandingan yang berkelanjutan ini berlangsung dengan melalui

tahapan, yaitu:

a. Membandingkan butir-butir yang mungkin dimasukkan pada setiap

kategori.

b. Menggabungkan kategori-kategori beserta cirri-cirinya.

c. Memberikan pembatasan pada masing-masing kategori, dan

d. Kategori-kategori tersebut kemudian dijadikan determinan pola-pola

sebagai temuan penelitian.

Penelitian tersebut dapat diselesaikan dan dapat diperoleh suatu laporan yang

telah disusun dengan sistematika penulisan yang lebih dapat dipahami. Dalam

(24)

Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2010”12

F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari 5 BAB, dan tiap bab terdiri dari sub bab sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, tujuan

penelitian, pembahasan dan perumusan masalah, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab II Membahas mengenai pengertian, pustakawan, jabatan fungsional,

penulisan ilmiah, dan hal-hal yang berkaitan.

Bab III Membahas mengenai sejarah UIN Syahid, jumlah pustakawan

beserta jabatan-jabatan mereka, dan beberapa informasi tentang

publikasi yang rata-rata menerbitkan tulisan para pustakawan

Bab IV Membahas tentang masalah inti penelitian yaitu penulisan karya

ilmiah pustakawan UIN Syahid.

Bab V Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran yang berkaitan

dengan penulisan karya ilmiah pustakawan UIN Syahid.

12

(25)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pustakawan

1. Pengertian Pustakawan

Tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan dapat disebut

pustakawan. Adapun definisi pustakawan menurut organisasi pustakawan

Indonesia (IPI) adalah orang yang memberikan layanan/jasa kepada

masarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya

berdasarkan Ilmu Perpustakaan.13

Banyak ilmuwan yang memberikan batasan pada kata pustakawan.

Dari sekian banyak batasan pengertian pustakawan, ada dua yang penulis

cermati, yaitu batasan yang diberikan oleh Prof. Sulistyo-Basuki dan yang

tercantum dalam Bab I Pasal I ayat 8 Undang-Undang No. 43 Tahun 2007

tentang perpustakaan yang berisi bahwa, Pustakawan adalah seseorang yang

memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Kemudian yang kedua adalah pengertian pustakawan yang terdapat

dalam BAB I Pasal I Ayat 1 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002 yang menyatakan bahwa,

Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

13

(26)

wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan,

dokumentasi dan informasi instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya

Menurut Hernandono pustakawan adalah “Pegawai Negeri Sipil yang

berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diberi

tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan kegiatan

perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi

pemerintah atau unit tertentu lainnya”. 14

Persyaratan pendidikan formal di bidang ilmu perpustakaan mengacu

kepada jabatan atau orang yang bertanggung jawab atas manajemen kerja

perpustakaan, sedangkan orang yang tidak mempunyai pendidikan formal

ilmu perpustakaan bisa disebut tenaga penunjang dan staf administrasi,

karena itulah tenaga pustakawan dapat dibedakan menjadi dua kelompok

tenaga kerja, yaitu tenaga profesional dan tenaga nonprofessional.15

Selain itu Pustakawan seperti halnya komponen lain di masyarakat,

menjadi salah satu pihak yang berkepentingan dalam upaya penyebaran

informasi masyarakat. Terutama, dalam menuju masyarakat metropolitan

yang informatif di era globalisasi informasi. Demikian disampaikan Dra

Pinky Saptandari MA, Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Airlangga, dalam makalah seminar berjudul “Akses

Informasi dan Pemberdayaan Masyarakat”,di Hotel Sahid Surabaya.

14

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h.12

15

(27)

Pustakawan setidaknya dapat memberi warna bagaimana memberdayakan masyarakat. Bagaimana potensi lain di luar media massa sebagai panglima informasi dikembangkan, untuk mengimbangi media massa yang tidak selalu mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat,”ujar Pinky.16

Dengan demikian penulis mampu mengambil kesimpulan bahwa apa

yang dimaksud dari pustakawan yang memiliki kompetensi adalah

pustakawan yang memiliki kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang

baik dalam segala hal. Pustakawan dituntut untuk mampu mengesuai

teknologi informasi dan kemampuan komunikasi yang baik sehingga dalam

memberikan pelayanan kepada pemustaka akan dapat dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Selanjutnya, dikatakan bahwa pustakawan mempunyai tugas

adalah tugas untuk memberikan pelayanan, penyebarluasan informasi, dan

mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pustakawan memiliki wewenang yaitu pustakawan mampu

menyebarluaskan informasi melalui perpustakaan yang dikelolanya dengan

cara yang dianggap dapat mewujudkan tujuan perpustakaan itu sendiri.

Pustakawan juga memiliki wewenang untuk tidak menyebarkan informasi

jika itu dianggap dapat merugikan kehidupan bangsa. Kemudian pustakawan

memiliki hak, yaitu hak untuk memperoleh kehidupan yang layak. Baik

sebagai manusia social ataupun sebagai profesional yang pustakawan emban.

Namun, di lain sisi pustakawan masih mendapatkan apresiasi yang

rendah oleh masyarakat. Padahal, pustakawan sebagai pengelola pusat

16

“Pustakawan Berperan dalam Penyebaran Informasi Masyarakat,” Kompas Jawa

(28)

informasi memiliki peran yang besar dalam menentukan tingkat minat baca

masyarakat, mulai dari pelayanan kepada pengunjung, pengadaan buku,

pengelolaan katalog, sirkulasi, tata letak buku, dan desain interior

perpustakaan. Rendahnya apresiasi terhadap pustakawan ini berkaitan dengan

rendahnya minat masyarakat mengunjungi perpustakaan. Saat ini masyarakat

cenderung memilih internet untuk sumber informasi karena lebih cepat,

lengkap, dan mudah untuk dikunjungi dari pada perpustakaan.17

Seiring waktu pula perpustakaan telah berkembang konsepnya tak lagi

sekadar merupakan rak dengan jajaran buku, melainkan sebagai resources center atau sumber daya informasi. Karena itu, tenaga pustakawan juga harus semakin kompeten, bukan sekadar penjaga buku.

Sedangkan yang dimaksud Pustakawan menurut Perpustakaan UIN

Syahid yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang jabatan Fungsional

Pustakawan dan Angka Kreditnya pada bab I pasal 1, yang disebutkan bahwa

pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

dan wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan kegiatan kepustakawanan kepada unit-unit perpustakaan

dokumentasi, dan informasi, instansi pemerintahan atau unit tertentu lainnya.

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan pustakawan adalah seseorang yang telah menjadi pegawai

negeri sipil dengan latar belakang pendidikan tentang ilmu perpustakaan atau

17

(29)

sejenisnya, dan memiliki keterampilan, kecakapan dan pengetahuan dalam

melakukan kegiatan-kegiatan kepustakawanan tempat ia bekerja, dalam hal

ini pada unit-unit perpustakaan, pusat dokumentasi baik pada instansi

pemerintahan maupun swasta.

2. Peran dan Tugas Pustakawan a. Peran Pustakawan

Pustakawan perguruan tinggi mengemban tanggung jawab yang

besar atas keberadaan dan kelangsungan hidup perpustakaan di

lingkungan perguruan tinggi. Hal ini di karenakan pustakawan adalah

orang yang mengelola perpustakaan dan orang yang paling mengerti

dalam hal penelusuran informasi sesuai dengan kebutuhan para

pengguna (user). Selain itu, pustakawan mampu mengklasifikasi, nengfiling dokumen file, lokasi koding bahkan menyimpan informasi

dalam bentuk database.

Pustakawan perguruan tinggi harus mampu bertindak

profesional dalam menjalankan tugasnya dan mengambil keputusan

baik dalam pemecahan suatu masalah, maupun dalam hal lainnya

yang berkaitan dengan penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi

adalah sarana penunjang yang utama dalam menjalankan Tri Dharma

(30)

b. Tugas Pustakawan

Tugas pustakawan adalah melaksanakan kegiatan utama dalam

lingkungan unit perpustakaan, yang meliputi kegiatan pengadaan,

pengolahan bahan pustaka, pendayagunaan dan pemasyarakatan

informasi baik dalam bentuk cetak, karya rekam maupun multimedia,

serta pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpustakaan

termasuk pengembangan profesi.

3. Kegiatan Jabatan Fungsional Pustakawan

Menurut BAB II Pasal 3 Ayat 2 Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002

menyebutkan bahwa jabatan fungsional itu merupakan jabatan karier yang

hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah menjadi Pegawai Negeri

Sipil (PNS).

Jabatan funsional pustakawan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Terampil, yaitu pustakawan yang

memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali

serendah-rendahnya diploma perpusdokinfo atau diploma bidang lain yang

disetarakan.

b. Jabatan Fungsional Pustakawan Tingkat Ahli, yaitu pustakawan yang

(31)

serendah-rendahnya Sarjana Strata 1 (S1) perpusdokinfo atau sarjana bidang lain

yang disetarakan.18

Keduanya memiliki tugas yang berbeda dalam menjalankan kegiatan

jabatan fungsional yang mereka emban. Secara rinci tugas kedua jabatan

tersebut telah diatur dalam Bab II Pasal 4 Ayat 1 dan 2 Keputusan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/2002.

Pustakawan yang telah mampu menjalankan tugas dengan baik dan

penuh tanggung jawab maka akan dapat menaikkan jabatan fungsionalnya

dengan melalui suatu penilaian dari unsur dan sub unsur jabatan fungsional

pustakawan tersebut dan diberikan angka kredit untuk setiap penilaian.

Berikut adalah penjabaran unsur dan sub unsur kegiatan pustakawan

yang dapat dinilai angka kreditnya adalah :

1. Pendidikan, meliputi:

a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah atau gelar;

b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepustakawanan serta

memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)

atau Sertifikat.

2. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber

informasi, meliputi:

a. Pengembangan koleksi;

b. Pengolahan bahan pustaka;

18

(32)

c. Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka;

d. Pelayanan informasi.

3. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi:

a. Penyuluhan;

b. Publisitas;

c. Pameran.

4. Pengkajian dan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi,

meliputi:

a. Pengkajian;

b. Pengembangan Perpustakaan;

c. Analisis/kritik karya kepustakawanan;

d. Penelaahan pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan

informasi.

5. Pengembangan profesi, meliputi:

a. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang perpustakaan,

dokumentasi dan informasi;

b. Menyususn pedoman/petunjuk teknis perpustakaan, dokumentasi dan

informasi;

c. Menerjemah/menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang

perpustakaan,dokumentasi dan informasi;

d. Melakukan tugas sebagai ketua kelompok/koordinator pustakawan

atau memimpin unit perpustakaan;

e. Menyusun kumpulan tulisan untuk dipublikasikan;

(33)

6. Penunjang tugas pustakawan, meliputi:

a. Mengajar;

b. Melatih;

c. Membimbing mahasiswa dalam penyusunan skripsi, tesis atau

disertasi yang brhubungan dengan perpustakaan, dokumentasi dan

informasi;

d. Memberikan konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan,

dokumentasi dan informasi;

e. Mengikuti seminar, lokakarya, dan pertemuan bidang

kepustakawanan;

f. Menjadi anggota organisasi profesi kepustakawanan;

g. Melakukan lomba kepustakawanan;

h. Memperoleh penghargaan/tanda jasa;

i. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya;

j. Menyunting pertemuan risalah ilmiah;

k. Keikutsertaan dalam Tim Penilai Jabatan Pustakawan.19

Hal-hal yang tersebut di ataslah yang dapat mempengaruhi jabatan

fungsional seorang pustakawan. Namun, yang menjadi perhatian penulis

hanya pada penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan perpustakaan,

dokumentasi dan informasi. Menurut Subag Layanan Umum Perpustakaan

Utama UIN Syahid Bapak. Drs. Anwar Syamsudin, MM mengatakan bahwa

penulisan karya ilmiah adalah sub unsur yang sangat besar perannya dalam

19

(34)

menyumbangkan angka kredit pustakawan dalam penilaian jabatan fungsional

mereka.

B. Karya Tulis Ilmiah

1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Penulisan karya ilmiah bukanlah kata baru dalam dunia pendidikan di

Indonesia, Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu

masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,

pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian

lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka. Kemudian dalam

memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah.20

Selain itu, menurut Ahmad Faliullah “Karya ilmiah atau tulisan

ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan)

yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang

diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan

orang lain sebelumnya.”21

Adapun pendapat lain mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah

merupakan suatu produk dari kegiatan ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu

tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan

berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh

melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini

menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban

20

Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis artikel dan Karya Ilmiah, h. 12-13

21

(35)

secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas

jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya

dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas

melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.22

Sedangkan menurut Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 mengartikan bahwa karya tulis

ilmiah di bidang perpusdokinfo adalah karya berupa laporan hasil kegiatan

ilmiah atau tinjauan atau ulasan ilmiah bidang perpusdokinfo yang disajikan

dengan menggunakan kerangka isi, aturan dan format tertentu yang

membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasan-gagasan

tertentu melalui identifikasi dan deskripsi permasalahan, analisis

permasalahan dan saran-saran pemecahannya.23

2. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah berdasarkan kadar keilmiahannya dapat dibagi menjadi

dua jenis yaitu:

a. Karya Tulis Ilmiah Murni

Karya tulis ilmiah murni memiliki tujuan tertentu dalam penulisannya

dan bersifat akademis. Selain itu juga karya tulis ilmiah murni memiliki

22

http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/pengertian-karya-tulis-ilmiah.html diakses pada 17 Desemper 2012 Pukul 11:03

23

(36)

jangkauan pembaca yang terbatas pada kaum ilmuwan atau akademisi.

Berikut beberapa contoh tulisan ilmiah murni, adalah sebagai berikut:

 Makalah

 Naskah publikasi

 Laporan akhir yang dibuat untuk tujuan akademis

b. Karya Tulis Ilmiah Populer

Karya tulis ilmiah populer merupakan karya tulis ilmiah yang dapat

dikonsumsi oleh masyarakat umum, dan tema-tema yang diangkat adalah

tema yang mudah dipahami secara umum oleh masyarakat luas, misalnya

tentang kesehatan, kecantikan, politik, daan lain-lain. Berikut beberapa

contoh tulisan ilmiah populer, adalah sebagai berikut:

 Esai

 Tajuk rencana

 Opini

 Resensi buku

 Artikel24

3. Tujuan dan Fungsi Karya Tulis Ilmiah a. Tujuan Karya Tulis Ilmiah

Pada umumnya karya tulis ilmiah mempunyai tujuan yang sama yaitu

agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau

24

(37)

ditolak oleh pembaca. Namun terdapat juga tujuan khusus yang mendasari

penulisan karya ilmiah tersebut seperti, tulisan tersebut mampu

memberikan informasi dan ilmu pengetahuan bagi pembacanya,

memperkuat pendapat sebelumnya yang telah ada, juga sebagai penemuan

baru dalam bidang keilmuan tertentu.

b. Fungsi Karya Tulis Ilmiah

Fungsi karya tulis ilmiah terbagi menjadi tiga yaitu, yang pertama

sebagai penjelasan (explanation) yaitu memberikan definisi yang jelas dan lugas mengenai suatu permasalahan yang sedang diteliti, kedua sebagai

ramalan (prediction) yaitu, memberikan perkiraan yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan berdasarkan pada fakta-fakta ilmiah yang

telah terjadi saat ini, dan yang terakhir sebagai kontrol (control) yaitu, memeriksa dan mengawasi penemuan-penemuan atau tulisan sehingga

tulisan ilmiah tersebut mampu dianggap layak atau tidak untuk

disebarluaskan kepada pembaca.25

25

(38)

C. Penulisan Karya Ilmiah Bagi Pustakawan

Karya para ilmuwan yang menghasilkan ilmu pengetahuan membuka

peluang kepada pustakawan, untuk dapat memberdayakan informasi dan

menyebarluaskannya. Para ilmuan tersebut mampu menyediakan informasi baru

melalui penelitian yang kemudian dipublikasikan untuk kebutuhan khalayak

ramai.

Belajar dari hal tersebut di atas, Iskandar Sulaiman selaku Pustakawan

Perpustakaan Utama UIN Syahid yang mengutip dari Prabowo Tjitropranoto

(1995) mengemukakan bahwa pustakawan harus mampu melaksanakan penelitian

dibidang perpustakaan untuk menentukan inovasi baru sebagai alternatif

pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah, yang pada

akhirnya penelitian ini dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah.26

Dengan kata lain bahwa penulisan karya ilmiah yang dilakukan

pustakawan dapat memberikan pemecahan-pemecahan masalah yang sering

dialami oleh pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Karena, secara tidak

langsung pustakawan akan mampu mengeluarkan inovasi-inovasi baru dalam

karya tulis yang dihasilkan tersebut.

Selain itu menurut Drs.Anwar Syamsuddin, MM pustakawan yang rajin

dan mampu menciptakan suatu karya tulis ilmiah akan dapat mengembangkan

potensi pustakawan yang ada di Indonesia. Maksudnya, ialah bahwa pustakawan

tidak akan di pandang sebagai ilmu melaikan sebagai profesi yang sangat mulia.

Selain alasan yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penulisan karya ilmiah

26

(39)

menyumbangkan poin angka kredit yang tinggi dalam jabatan fungsional, dengan

penulisan karya ilmiah juga pustakwan akan terus belajar untuk dapat memajukan

perpustakaan yang mereka kelola.27

Jadi, dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa penulisan karya ilmiah

yang dilakukan oleh pustakawan adalah suatu bentuk untuk menciptakan inovasi

baru, guna menyebarluaskan informasi, memberikan solusi dalam

menyosialisasikan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sebagai pusat ilmu

pengetahuan, juga mengasah keterampilan ilmiah pustakawan untuk menunjang

jabatan fungsional pustakawan itu sendiri pada khususnya.

D. Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya penulis belum menemukan judul yang serupa

dengan apa yang penulis tulis saat ini. Namun, terdapat beberapa poin-poin yang

hampir sama dalam sebuah tulisan yang ditulis oleh Pergola Irianti dalam

artikelnya yang berjudul “Profesi Pustakawan dan Kemandirian” yang di tulis di

Buletin Perpustakaan Nomer 25 yang terbit pada tanggal 1 Desember 1997.

Dalam penelitiannya Pergola Irianti mengatakan bahwa profesi pustakawan

telah ditetapkan pemerintah sebagai jabatan fungsional. Dengan jabatan

fungsional tersebut pustakawan dituntut untuk, memiliki pendidikan, keahlian,

dan keterampilan di bidang perpustakaan yang didapat melalui pendidikan formal,

penataran atau diklat dan sebagainya. Selain itu juga, pustakawan harus memiliki

27

(40)

kemandirian yaitu mampu memimpin diri sendiri tanpa adanya pengaruh dari

orang lain, menggunakan ilmu pengetahuan, menyebarkan dan melakukan

penelitian kembali mengenai ilmu pengetahuan tertentu, serta berperilaku dinamis

yaitu selalu mengikuti perkembangan dan tuntutan profesi, juga mampu

menyesuaikan diri dngan perkembangan sosial dan iptek.

Pergola Irianti menyebutkan salah satu cara pustakawan mengembangkan

ilmu pengetahuan dalam penyusuaian diri dibidang sosial, dapat dilakukan dengan

melakukan penilitian ilmiah yang kemudian dituangkan dalam tulisan karya

ilmiah. Dengan demikian pustakawan juga mampu melakukan tugasnya sebagai

penyebar informasi dan ilmu pengetahuan yang baru.

Selain tulisan dari Pergola Irianti, penulis juga menemukan beberapa poin

yang sama pada artikel yang di tulis oleh Sumarsih dengan judul “Profesi

Pustakawan: Tantangan dan Peluang” yang diterbitkan oleh Buletin FKP2T, Th

IV, No. 1 Januari-Juni 1999. Di dalam tulisannya Sumarsih menerangkan tentang

beberapa definisi perpustakaan dan pustakawan, pustakawan menurut Surat

Edaran Bersama/SEB Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 53469/MPK/1988

dan Nomor 15/SE/1988 tentang jabatan fungsional pustakawan adalah Pegawai

Negeri Sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi

yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan

kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi

pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.

Menurut Sumarsih, pustakawan memiliki beberapa kewajiban diantaranya

(41)

1. Setiap pustakawan harus tahu tentang tugas-tugasnya;

2. Setiap pustakawan harus berwawasan luas, terampil dalam

melaksanakan tugas dan meningkatkan pengetahuan;

3. Setiap pustakawan harus mampu berpikir dinamis dan berprestasi.

Pustakawan yang berwawasan luas akan senantiasa membaca dan melakukan

penelitian kembali dengan demikian pustakawan tersebut mampu meningkatkan

pengetahuannya sebagai individu yang berpikir dinamis. Prestasi yang dapat

diperoleh oleh pustakawan dari pola pemikiran tersebut adalah mampu

menyebarkan pengetahuannya kepada khalayak ramai, baik dengan cara

melakukan penulisan karya ilmiah tentang pengetahuan dan aspek sosial lain atau

membantu user untuk menemukan informasi yang dikehendaki.

Karya tulis ilmiah adalah peluang baru bagi pustakawan untuk

mengembangkan keterampilan pustakawan dalam menyebarkan informasi. Untuk

mampu bersaing dengan kemajuan teknologi dan arus globalisasi pustakawan juga

mampu menulis dalam bulletin-buletin, media massa, atau bahkan artikel

elektronik. Hal ini diharapkan mampu mengembangkan perpustakaan tempat ia

bekerja atau bahkan mengembangkan diri melalui kenaikan jabatan fungsionalnya

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Perpustakaan UIN Syahid Jakarta

Perpustakaan UIN Syahid pada awalnya merupakan peralihan nama dari

perpustakaan IAIN Jakarta, yang didirikan seiring dengan berdirinya IAIN itu

sendiri, yaitu sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tanggal

1 Juni 1957. Pada waktu itu kondisi perpustakaan masih sangat sederhana, hanya

terdiri dari satu ruangan dengan koleksi sebanyak 2000 eksemplar (eks), dan

hanya dikelola oleh seorang pegawai.

Pada tahun 1960-1964 Perpustakaan IAIN Jakarta dipimpin oleh Drs. A.

Syadali. Di bawah kepemimpinannya perpustakaan sudah mulai dikelola secara

lebih sistematis. Pada periode tersebut, koleksi buku diklasifikasikan menurut

DDC (Dewey Decimal Classification). Di samping itu sistem peminjaman juga sudah mulai tertib, dan jumlah pegawainya ada 4 orang.

Tahun 1964-1971 Perpustakaan IAIN Jakarta dikepalai oleh Ny. Nabilah

Lubis, beliau adalah sarjana muda ilmu perpustakaan dari Universitas Cairo,

Mesir. Pada masanya perpustakaan IAIN banyak menerima sumbangan buku dari

berbagai lembaga, khususnya kedutaan Mesir dan Saudi Arabia sehingga pada

Januari 1969 jumlah koleksi menjadi 1.320 judul dan 10.999 eks buku, 23 skripsi,

dan 310 eks majalah.

Selanjutnya, pada tahun 1971-1983 Perpustakaan IAIN Jakarta dipimpin

(43)

ditata lebih teratur dan menempati ruang yang lebih luas (gedung Aula Madya

saat ini). Pada masa inilah puncak prestasi perpustakaan berhasil diraih, tepatnya

pada tahun 1980 Perpustakaan IAIN Jakarta tercatat sebagai perpustakaan

perguruan tinggi terbaik se-DKI Jakarta.

Berikutnya pada tahun 1983-1984, perpustakaan IAIN dipimpin oleh Drs.

M. Kailani Eryono, alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan dari Universitas Indonesia.

Pada masanya Perpustakaan IAIN Jakarta berkembang dengan cukup pesat.

Selanjutnya pada tahun 1984-1998 Drs. Zaenal Arifin Toy MLIS, menjadi kepala

perpustakaan IAIN Jakarta. Pada masanya perpustakaan sempat pindah ke gedung

baru berlantai tiga di Jl. Kertamukti No.5 Pisangan Ciputat. Di bawah

kepemimpinan beliau telah dibentuk Sekretariat Kerjasama Perpustakaan (SKP)

yang anggotanya terdiri dari seluruh perpustakaan IAIN dan STAIN di Indonesia.

Selanjutnya SKP ini diubah namanya menjadi Jaringan Perpustakaan Perguruan

Tinggi Islam (JPPTI) yang dideklarasikan di Surabaya pada tahun 2003.

Periode berikutnya 1998-2000, perpustakaan IAIN dipimpin oleh Dra. M.

Djuhro S. Beliau juga seorang sarjana ilmu perpustakaan dari Universitas

Indonesia. Pada masa kepemimpinannya perpustakaan kembali pindah ke gedung

yang lebih baru yang dibangun di atas tanah eks gdung Sanggar Pravitasari.

Degan demikian lokasi perpustakaan dan kampus menjadi lebih dekat. Pada tahun

2001-2006, seiring dengan berubahnya status IAIN Menjadi UIN (SK Presiden no

31 tanggal 20 Mei 2002), maka secara otomatis nama perpustakaan pun ikut

berubah yaitu menjadi “Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta”. Perpustakaan Utama UIN Syahid dipimpin oleh Dr. H.

(44)

gedung dan perlengkapannya, penerapan sistem otomasi, penerapan sistem

keamanan koleksi dengan sensormatic, penambahan jenis layanan seperti warnet, audio visual, dan lain sebagainya.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 2004 bekerjasama dengan

Kedutaan Amerika Serikat, Perpustakaan Utama UIN Syahid telah membuka

American Corner (Amcor). Hingga tahun 2009 Perpustakaan Utama UIN Syahid telah melakukan upaya perubahan sistem otomasi berbasis web dengan nama

TULIS (The Technology of UIN for Library and Information System).

Selain dari Perpustakaan Utama, maka ada beberapa perpustakaan fakultas

yang tersebar di lingkungan UIN Syahid. Perpustakaan fakultas ini merupakan

bagian dari sistem pembelajaran di lingkungan fakultas, dan karenanya menjadi

basis pembelajaran, yang berfungsi sebagai Library and Learning Resources Center (LLRC).

Pengembangan perpustakaan fakultas ini sekali lagi merupakan kebijakan

strategis Rektor IAIN Syahid Jakarta tahun 1998, yakni meningkatkan standarisasi

fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan kampus. Program

kebijakan rektor tersebut diantaranya adalah mendiikan serta mengembangkan

perpustakaan di masing-masing fakultas.

Dalam pengembangannya terdapat beberapa perpustakaan fakultas di

lingkungan UIN Syahid yang berperan sebagai working library (perpustakaan kerja), dimana fungsinya adalah memberikan layanan kepada masing-masing

sivitas akademika fakultas. Di lingkungan UIN Syahid perpustakaan fakultas

(45)

 Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

 Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)

 Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH)

 Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

 Perpustakaan Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI)

 Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF)

 Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi (FST)

 Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)

 Perpustakaan Fakultas Psikologi

 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

 Perpustakaan Sekolah Pascasarjana

B.Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan 1. Visi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi senantiasa berupaya

untuk menjadi sumber referensi terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan

terutama dalam bidang kajian keislaman. Perpustakaan (baik perpustakaan

utama maupun perpustakaan fakultas) karenanya mengemban amanah

pencerdasan bangsa melalui perannya sebagai penyedia berbagai informasi

bagi masyarakat sivitas akademika UIN Syahid Jakarta.

Perpustakaan dalam upayanya mencerdaskan kehidupan bangsa mepunyai

visi terwujudnya perpustakaan riset dan perpustakaan kerja yang unggul,

handal dan terdepan sebagai pusat sumber informasi dalam pengkajian,

(46)

berorientasi pada nila-nilai keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan dalam

jaringan informasi nasional dan internasional.

2. Misi Perpustakaan

a. Menyediakan koleksi yang lengkap dalam bidang keislaman dan

bidang-bidang umum, sebagai pendukung kegiatan perkuliahan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

b. Menyediakan berbagai layanan yang tepat, akurat dan cepat dalm rangka

memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh sivitas akademika UIN Syahid

Jakarta.

c. Mengebangkan pemanfaatan perpustakaan secara efektif oleh seluruh

sivitas akademika dengan melaksanakan beberapa program information literacy.

d. Mengembangkan layanan jarak jauh untuk seluruh sivitas akademika UIN

Syahid dan masyarakat di luar UIN.

e. Membangun kerjasama yang efektif dengan masyarakat kampus dan

institusi atau organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri.

f. Mengembangkan kualitas SDM prpustakaan agar mampu menjalankan

profesinya sesuai perkembangan zaman.

g. Mengembangkan pengadaan dan pemanfaatan koleksi non cetak dan

perpustakaan online.

h. Mengembangkan layanan informasi berbasis web bagi sivitas akademika

UIN Syahid.

(47)

j. Menjalin hubungan kerjasama nasional dan internasional.

k. Mendokumentasikan dan menyediakan akses karya sivitas akademika.

3. Tujuan Perpustakaan

Secara umum tujuan perpustakaan UIN Syahid baik Perpustakaan Utama

maupun Perpustakaan Fakultas adalah mendukung keberhasilan semua

aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN, baik dalam

bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada

masyarakat.28

C. Struktur Organisasi Perpustakaan

1. Struktur Organisasi Perpustakaan Utama

Secara organisasi kepala perpustakaan utama bertanggungjawab langsung

kepada rektor melalui pembantu rektor bidang akademik. Dalam pelaksanaan

tugas-tugas operasional, kepala perpustakaan utama dibantu oleh wakil kepala,

tiga sub bagian yaitu, sub bagian umum, sub bagian layanan teknis, dan sub

bagian layanan umum, serta dibantu oleh kepala-kepala urusan dan kelompok

pustakawan. Sub bagian layanan teknis membawahi kepala-kepala urusan

(Kaur) seperti kaur pengadaan dan pengembangan koleksi, kaur pengolahan,

kaur pemeliharaan, dan kaur pustakawan dan SDM koleksi. Sedangkan sub

bagian layanan umum membawahi kaur sirkulasi, kaur referensi, kaur layanan

khusus dan kerjasama serta kaur otmasi, ICT dan Multimedia. Untuk lebih

jelasnya struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

28

(48)

Gambar 01

Struktur Organisasi Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta

2. Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas

Di dalam struktur organisasi, perpustakaan fakultas berada di

masing-masing fakultas, dan bertanggung jawab langsung kepada dekan melalui

pembantu dekan bidang akademik. Dalam pelaksanaan tugas-tugas

perpustakaan, kaur perpustakaan fakultas dibantu staf perpustakaan bidang

pengadaan, pegolahan, dan pelayanan. Hubungan antara perpustakaan fakultas

dengan perpustakaan utama bersifat koordinatif. Untuk lebih jelasnya struktur

(49)

Gambar 02

Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas.

D. Profil Pustakawan UIN Syahid Jakarta

Dalam mendukung kegiatan pendidikan dan pengembangan ilmu

pengetahuan UIN Syahid Jakarta menyediakan perpustakaan, sebagai unit yang

mempunyai peran strategis, dalam mewujudkan komitmen sebagai Universitas

Riset (Research University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class University), karena perpustakaan merupakan pusat sumber belajar dan sarana penelitian.

Dengan peran strategis tersebut, penggunaan perpustakaan perlu didukung

oleh kemampuan teknik-teknik yang efisien dan efektif dalam mencari informasi

(50)

dikelola oleh Pustakawan. Pustakawan, berperan penting dalam mengembangkan

informasi, fasilitas dan layanan yang terdapat di perpustakaan.

Pustakawan tersebut, tersebar di semua fakultas yang terdapat di UIN

Syahid Jakarta dan di Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta, dengan jumlah

keseluruhan + 30 orang (keterangan terlampir).

Pustakawan ini juga mengemban tugas yang berperan aktif dalam

penelitian ilmiah, sehingga tak sedikit pustakawan yang mampu menerbitkan

tulisan kaya ilmiah tersebut sehingga dapat disebarluaskan kepada segenap civitas

akademika UIN Syahid Jakarta khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Tugas dan kewajiban pustakawan UIN Syahid Jakarta telah dijelaskan

pada BAB sebelumnya.

E. Nama-nama Publikasi Ilmiah yang Diterbitkan oleh UIN Syahid Jakarta

Sebagai pemenuhan dan penunjang bagi Universias Riset, UIN Syahid

Jakarta sangat konsen terhadap usaha penerbitan jurnal-jurnal sebagai media

publikasi ilmiah bagi civitas akademika. Penerbitan jurnal dilakukan dalam

rangka menunjang kegiatan pendidikan, penelitian dan komunikasi, baik internal

maupun eksternal demi terwujudnya Research University.

Berikut ini daftar nama-nama jurnal yang diterbitkan oleh UIN Syahid Jakarta

adalah sebagai berikut:29

29

(51)

Tabel 01

Nama-Nama Jurnal UIN Syahid Jakarta

No. Nama Jurnal Penerbit Mulai Terbit Frekuensi

1 Buletin UIN Humas UIN 1973 12x

2 Mimbar UIN 1980 4x

3 Al-Maktabah Perpustakaan 1989 3x

4 Al-Turats Fakltas Adab 1995 3x

5 Al-Ashri Madrasah Pembangunan 1995 4x

6 Institut Lembaga Kemahasiswaan 1995 2x

7 Studia Islamika PPIM 1997 3x

8 Refleksi Fakultas Ushuluddin 1998 3x

9 Didaktika Islamika

Fakultas Tarbiyah 1999 3x

10 Ahkam Fakultas Syariah 1999 3x

11 Dakwah Fakultas Dakwah 1999 2x

12 Narasi Lembaga Penelitian 1999 2x

13 Fajar LPM 1999 2x

14 Kordinat Kopertais 1999 2x

15 Harkat Pusat Studi Wanita 1999 2x

16 Indo Islamika Sekolah Pascasarjana 2000 2x

17 Tazkiya Fakultas Psikologi 2001 2x

18 Al-Zahra Fakultas Dirasat Islamiyah 2001 2x

(52)

Dari daftar tersebut dapat diketahui bahwa sivitas akademika UIN Syahid

Jakarta, tentu dapat menuangkan hasil penelitian mereka dan

mempublikasikannya di salah satu jurnal yang telah ada tersebut, gunanya adalah

untuk mampu menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat

kepada sivitas akademika yang lain. Dengan demikian, tentu tujuan menjadi

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai penulisan ilmiah pustakawan UIN Syahid Jakarta.

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan

melakukan wawancara kepada 14 responden (pustakawan) di perpustakaan

Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil wawancara yang penulis lakukan kepada pustakawan tersebut untuk

selanjutnya dianalisis dan dibahas dalam bab ini, setelah melalui pemisahan dan

pengelompokkan yang dilakukan terhadap data-data yang diperlukan dalam karya

tulis ini.

A. Analisa Pustakawan UIN Syahid Jakarta

Telah kita ketahui bahwa pustakawan memiliki peran penting dalam

kemajuan pendidikan di Indonesia, pustakawan adalah garda terdepan dalam

mengelola informasi dan ilmu pengetahuan yang ada. Pustakawan dituntut untuk

senantiasa lebih cepat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, serta

menyebarluaskannya. Banyak sekali alasan yang mampu membuat pustakawan itu

dinyatakan sebagai gerbang para peneliti dan pembaca untuk mendapatkan

informasi yang mereka butuhkan. Begitupun dengan pustakawan yang ada di UIN

Syahid, banyaknya perpustakaan yang tersebar di lingkungan UIN Syahid tentu

(54)

Pustakawan UIN Syahid terdiri dari 30 orang, pustakawan tersebut terdiri dari 18

laki-laki dan 12 perempuan.

Dari keseluruhan pustakawan tersebut, penulis hanya mengambil 14

responden yang terdiri dari 9 orang pustakawan laki-laki dan 5 orang pustakawan

perempuan, yang telah melalui seleksi berstrata secara random, dengan terlebih

dahulu mencoret nama-nama pustakawan yang telah menjadi dosen di UIN

Syahid dan yang telah pensiun. Dalam hal ini responden diambil sesuai dengan

golongan atau pangkat dalam jabatan fungsional responden tersebut. Hasil dari

penyeleksian tersebut di peroleh data responden sebagai berikut:

Tabel 02.

Daftar Responden yang Diwawancarai

NAMA JABATAN

PANGKAT / GOLONGAN

H. Abdullah Hamri, S.AG Pustakawan Madya Pembina (IV/a)

Drs. Andi Baharuddin, S.IP,

M.Pd

Pustakawan Muda Penata Tk. I (III/d)

Drs. Anwar Syamsuddin, MM Pustakawan Madya Pembina Utama Muda

(IV/c)

Dra. Ida Darawat Pustakawan Muda Penata Tk.I (III/d)

Jambiha Pustakawan Pertama Penata Muda (III/a)

Kusaeri Pustakawan Penyelia Penata (III/c)

Drs. Mahfudz A. Junaidy Pustakawan Utama Pembina Utama Madya

(55)

Mariani, SE. Pustakawan Madya Pembina (IV/a)

Dra. Miswarti Yaunin Pustakawan Muda Penata Tk.I (III/d)

Nurhadi Pustakawan Penyelia Penata (III/c)

Nurhasanah, S.Pd Pustakawan Pertama Penata Tk.I (III/b)

Supiani, S.IP Pustakawan Madya Pembina (IV/a)

Yusnimar, S.IP Pustakawan Madya Pembina (IV/a)

Zuhri, S.IP Pustakawan Pertama Penata Muda TK.I (III/b)

Pustakawan-pustakawan inilah yang menjadi responden dalam penelitian

ini, yang kemudian dilakukan wawancara mendalam kepada para responden

tersebut. Responden bertugas diberbagai perpustakaan fakultas yang ada di UIN

Syahid, dan beberapa bagian di Perpustakaan Utama UIN Syahid. Kemudian

selanjutnya penulis akan menyebutkan responden 1 sampai dengan responden 14,

penyebutan tersebut tidak disesuaikan dengan nomor urut pada tabel di atas.

Alasannya adalah penulis ingin tetap menjaga kerahasiaan identitas responden

agar tulisan ini tetap objektif tanpa memandang responden mana yang

(56)

B. Kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta Sesuai dengan Jabatan Fungsional

Kegiatan pustakawan yang dilakukan sama dengan tanggung jawab yang

mereka emban setiap hari. Pustakawan UIN Syahid melakukan kegiatan rutin

sesuai dengan tempat/posisi mereka bekerja. Maksudnya adalah jika pustakawan

tersebut bertugas dibagian referensi maka, pustakawan tersebut harus mampu

merawat koleksi yang ada di bagian referensi dengan baik, serta menyediakan

layanan fotokopi untuk para user. Begitupun yang mendapat bagian sirkulasai, maka pustakawan tersebut harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada

para user, baik yang hendak meminjam koleksi ataupun yang hendak mengembalikan koleksi Perpustakaan Utama UIN Syahid.

Pustakawan yang bertugas di fakultas (Kaur Perpustakaan Fakultas) maka

akan melaksanakan kewajiban yang berhubungan dengan kegiatan perpustakaan

yang terdapat di fakultas. Pustakawan yang di fakultas dapat dibantu oleh asisten

pustakawan atau dikerjakan seorang diri, mulai dari proses pengadaaan,

pengolahan, pengorganisasian, sampai pada pelayanan kepada user. Dengan demikian, bahwa pustakawan harus mampu meng-update informasi dan ilmu pengetahuan agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada user.

Dalam kegiatan pustakawan ini, penulis telah melakukan observasi

langsung ke lapangan, bahwa memang hampir keseluruhan dari responden

pustakawan tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan yang telah ditugaskan

kepadanya, atau dengan kata lain sesuai dengan yang telah di tetapkan oleh kepala

(57)

Pustakawan dan Angka Kreditnya”. Namun, di perpustakaan fakultas yang hanya memiliki seorang pustakawan, hal ini akan menjadi tugas yang berlapis atau

ganda, karena responden tersebut mengerjakan seluruh kegiatan yang ada di

perpustakaan seorang diri.

Pustakawan yang memiliki tugas ganda tersebut, setiap harinya dituntut

untuk memiliki kecepatan bekerja, mengetahui kebutuhan user, memberikan pelayanan prima, dan mampu untuk mengorganisasi koleksi yang ada di

perpustakaan seorang diri. Akibatnya adalah membuat banyak sekali pekerjaan

yang terbengkalai dan menumpuk di ruang kerja responden tersebut, hal itu juga

berimbas kepada pelayanan kepada user yang kurang maksimal. Untuk lebih mengetahui pernyataan responden, berikut ini penulis telah menyajikannya dalam

sebuah tabel hasil wawancara tentang kegiatan Pustakawan UIN Syahid Jakarta,

adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 01  Nama-Nama Jurnal UIN Syahid Jakarta .........................................
Gambar 02  Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas ..................................
GAMBARAN UMUM
Gambar 01
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian-penelitian yang dilakukan di wilayah NTT membuktikan bahwa temuan budaya Paleolitik dan berbagai tinggalan fosil fauna telah memberikan petunjuk tentang proses

Aktivitas keaktifan siswa pada siklus II dalam proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis permainan diperoleh hasil bahwa aktivitas keaktifan

Kahit sa paggawa’y pagod ang katawan, Tulong ni ama ay laging nakaabang Suliranin ni ate ay nalulunasan, Sa tulong ni inang laging

[r]

MICROBUS (PENGADAAN MOBIL PEMANTAUAN LINGKUNGAN) Kegiatan PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tamiang Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2011 mengundang Penyedia

For the realization of the vision and mission of Healthy Indonesia 2015, we need a health service with a broad and comprehensive scope.To provide health

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penambahan berat badan bayi dengan berat badan lahir rendah antara metode kanggoro mother care dan inkubator di