SISTEM MONITORING PENERIMAAN, PENIMBUNAN DAN
DISTRIBUSI MINYAK BBM PADA PROYEK PT.CINOVASI
REKAPRIMA DI PT.PERTAMINA
(DEPOT CIKAMPEK)
KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek
Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia
YAYAN SOPIAN
10106472
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur ke khadirat Allah SWT, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek lapangan yang berjudul“Sistem
Monitoring Penerimaan, Penimbunan Dan Distribusi Minyak BBM Pada
Proyek PT.Cinovasi Rekaprima Di PT.Pertamina (Depot Cikampek)”.
Laporan Kerja Praktek ini di susun guna memenuhi salah satu syarat dalam
penyelesaian pendidikan akhir program S1 di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Jurusan Teknik Informatika.
Kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah
memberikan segalanya doa maupun meteri kepada kami, juga tidak lupa kami
ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam proses kerja kami dilapangan diantaranya :
1. Bapak Ir. Ronaldi Junarto, selaku Direktur Utama PT.Cinovasi Rekaprima.
2. Bapak Ir. Jusan Qithri, Msc , selaku Direktur Operasional PT.Cinovasi
Rekaprima.
3. Bapak Ir. Donny Azhar, selaku Hardware Engineering Manager
PT.Cinovasi Rekaprima sekaligus pembimbing penulis selama
mengerjakan Kerja Praktek di PT.Cinovasi Rekaprima.
4. Bapak Andri Heryandi, S.T, M.T. selaku pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek ini.
ii
membantu memberi dukungan dan masukan sehingga Laporan Kerja
Praktek ini terselesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan
semua pihak yang mendukung kami, Amin.
Bandung, Januari 2010
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR... vi
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan... 2
1.3 Sistem Pelaksanaan Kerja Praktek ... 3
1.4 Sistematika Pelaporan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profile Kerja Praktek... 5
2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 5
2.1.2 Logo Perusahaaan ... 6
2.1.3 Tempat dan Kedudukan Perusahaan ... 6
2.1.4 Bentuk dan Badan Hukum Perusahaan ... 7
2.1.5 Bidang Pekerjaan Perusahaan ... 7
2.1.6 Bidang Pekerjaan Divisi/Departemen Tempat Kerja Praktek... 7
iv
2.2.3 OPC (Ole for Process Control) ... 12
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kerja Praktek... 15
3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek... 15
3.3 Membangun Aplikasi Sistem Monitoring BBM ... 16
3.3.1 Analisis Sistem... 16
3.3.2 Perancangan Sistem ... 20
3.3.3 Sistem Arsitektur Monitoring BBM ... 36
3.3.4 Perancangan Struktur Menu ... 36
3.3.5 Implementasi Sistem ... 40
3.3.6 Pengujian Sistem... 54
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 61
4.2 Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan informasi semakin mendesak sejalan dengan arus globalisasi
yang terjadi. Keberhasilan informasi sangat tergantung pada sarana dan prasarana
yang digunakan pada suatu sistem tertentu, komputer merupakan salah satu sarana
penting dalam sistem informasi. Pemakaian komputer dalam kehidupan telah
sangat meluas dan memasyarakat, tidak terbatas dilingkungan kerja, tetapi juga
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia industri , komputer mempunyai
peranan sangat penting dalam proses pengontrolan peralatan untuk mempermudah
kerja dalam menunjang operasional perusahaan baik dimasa sekarang maupun
dimasa yang akan datang.
Dalam bidang industri penggunaan mesin dan sistem komputerisasi dalam
pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang umum. Sistem monitoring
terhadap proses-proses yang terjadi harus dilakukan supaya kualitas dari produk
yang akan dihasilkan terjaga, serta meminimalisir hal-hal yang tidak dinginkan
selama proses terjadi. Dengan berkembang pesatnya teknologi komputer sistem
monitoring yang biasanya hanya mengandalkan teknologi lampu indicator
ataupun sistem analog menggunakan jarum penunjuk, sekarang telah beralih
menggunakan sistem computer yang menjadikan sistem monitoring menjadi lebih
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas diperlukan satu aplikasi yang
dapat memonitoring proses-proses yang terjadi di lapangan, maka penulis diberi
tugas untuk melaksanakan kerja praktek yang berhubungan dengan hal tersebut
dengan judul : “ SISTEM MONITORING PENERIMAAN, PENIMBUNAN
DAN DISTRIBUSI MINYAK BBM PADA PROYEK PT.CINOVASI
REKAPRIMA DI PT.PERTAMINA (DEPOT CIKAMPEK) ”.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penulis melakukan kerja praktek dalam proyek PT.Cinovasi
Rekaprima adalah :
1. Membantu perancangan sistem monitoring minyak BBM pada proyek
PT.Cinovasi Rekaprima.
2. Membangun suatu program aplikasi untuk melakukan monitoring proses
penerimaan, penimbunan, dan distribusi minyak BBM.
Sedangkan tujuan penulis melaksanakan kerja praktek ini adalah :
1. Untuk membantu memudahkan operator dalam melakukan pekerjaan
monitoring kondisi depot terutama yang berkaitan dengan bisnis proses
Depot Cikampek.
2. Mempermudah kerja operator dalam mengambil tindakan jika ada kondisi
proses yang tidak diharapkan terjadi di lapangan.
3. Menampilkan data-data lapangan yang berguna dalam pembuatan laporan
3
1.3 Sistem Pelaksanaan Kerja Praktek
Metodelogi penelitian yang diterapkan pada penelitian laporan kerja praktek
ini adalah :
1. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung ke lapangan untuk mengetahui proses yang terjadi dilapangan
secara langsung.
2. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang mengetahui terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan program aplikasi yang akan dibangun.
3. Literatur
Merupakan metode pembelajaran yaitu mempelajari pemikiran dari bahan,
buku-buku maupun sumber literatur lainnya yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dihadapi.
1.4 Sistematika Pelaporan
Penulisan laporan kerja praktek ini disusun secara sistematis guna
memudahkan pemahaman isi yang terkandung didalamnya. Sistematika penulisan
laporan kerja praktek ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sistem
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini meliputi sejarah, tempat dan Kedudukan, bentuk dan badan
hukum, Bidang Pekerjaan, Bidang Pekerjaan divisi/departemen
tempat Kerja Praktek dan Struktur Organisasi Perusahaan
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini meliputi jadwal, cara/teknik dan data kerja praktek
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan serta saran tentang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profile Tempat Kerja Praktek
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah perusahaan PT.Cinovasi Rekaprima berawal dari sebuah
laboratorium yang bergerak dalam bidang instrumentasi dan control dibawah
Departemen Teknik Fisika – Institut Teknologi Bandung, dengan diberi nama
Laboratorium Control atau disingkat LABKON.
Kegiatan utama laboratorium ini sebenarnya adalah tempat mahasiswa
melakukan penelitian dalam bidang instrumentasi serta otomasi, seiring dengan
perkembangan waktu karena banyak bidang yang berhubungan dengan dunia
industri maka kegiatan penelitian lebih banyak terlibat langsung dalam dunia
industri. Karena permasalahan di dunia industri sangat kompleks yang
memerlukan solusi yang tepat, tidak jarang dari pihak industri membawa
permasalahan tersebut ke dalam dunia pendidikan untuk dijadikan contoh kasus.
Atas dasar itulah karena melihat kepentingan bisnis yang baik maka dibuat
kerjasama antara pihak industri dengan lembaga pendidikan yang dalam hal ini di
wakili oleh laboratorium kontrol.
Perkembangan laboratorium kontrol sendiri mengalami perubahan lembaga
yang asalnya hanya cakupannya satu departemen teknik fisika berkembang
menjadi Pusat Instrumentasi Dan Otomasi dengan nama CITA (Center for
Institut Teknologi Bandung, yang mempunyai kegiatan mengadakan pelatihan dan
kerjasama bisnis dengan pihak industri.
Pada tahun 2006 dikarenakan ada kebijakan ITB mengenai kerjasama bisnis
industri dengan dunia pendidikan harus diluar area kampus, maka kemudian
lembaga CITA membentuk perusahaan dengan nama PT.Cinovasi Rekaprima
dengan tujuan untuk mengakomodir kerjasama bisnis dengan pihak industri,
sedangkan lembaga CITA sendiri kegiatannya terfokus kepada kegiatan pelatihan
serta pendidikan magang kepada mahasiswa.
2.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo PT.Cinovasi Rekaprima
2.1.3 Tempat dan Kedudukan Perusahaan
PT. Cinovasi Rekaprima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
engineering instrumentasi serta otomasi. Lokasi perusahaan PT.Cinovasi
7
2.1.4 Bentuk dan Badan Hukum Perusahaan
Bentuk permodalan Cinovasi Rekaprima adalah permodalan dalam negeri
berbadan hukum perseroan terbatas (PT) sebagai perusahaan swasta nasional yang
bergerak dalam bidang engineeering minyak dan gas, serta dalam bidang
pengukuran, PLC, dan otomatisasi.
2.1.5 Bidang Pekerjaan Perusahaan
Bidang pekerjaan yang ditangani oleh PT. Cinovasi Rekaprima antara lain:
1. Automation Software Development
2. Automation Software Customization
3. PLC System
4. Measurement and Control System Integration
5. Instrumented Safety Shut down System
6. Equipment/Instrumentation Reverse Engineering
7. Production Equipment/Instrumentation Reconditioning
2.1.6 Bidang Pekerjaan Divisi / Departemen Tempat Kerja Praktek
Penulis ditempatkan di divisi Hardware Engineering, dimana divisi ini
mengerjakan sistem yang berhubungan dengan hardware. Dikarenakan sistem
pekerjaan di PT. Cinovasi Rekaprima berbasis proyek, maka pada saat penulis
melakukan kerja praktek, penulis ditempatkan pada proyek Sistem Monitoring
2.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini adalah gambar struktur diagram PT.Cinovasi Rekaprima :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.Cinovasi Rekaprima
2.2 Landasan Teori
2.2.1 HMI (Human Machine Interface)
Human Machine Interface (HMI) atau sering juga disebut dengan Man
Machine Interface (MMI) adalah software yang digunakan untuk memonitor dan
mengontrol mesin atau proses di suatu pabrik.
Dalam dunia otomasi industri, HMI diinstall pada komputer desktop,
sebelum menggunakannya harus membuat aplikasi (project) terlebih dahulu sesuai
dengan fungsi yang diinginkan. Aplikasi/project tersebut dapat berisi
gambar-gambar yang akan ditampilkan, data-data yang akan dimonitor/dikontrol/di-log,
9
HMI versi ‘development’, dan setelah selesai dapat dijalankan dengan software
HMI versi ‘run time’untuk pemakaian sehari-hari oleh operator.
Software HMI umumnya memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menampilkan gambaran suatu mesin atau proses yang sedang berlangsung
2. Memonitor dan mengontrol data-data secara real time.
3. Fungsi-fungsi Alarm, Trending, Logging Data.
4. Dapat menerapkan sistem kode akses/password user.
Aplikasi HMI pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan peralatan yang
dikontrol tetapi melalui perantara data server. Data server dapat berupa program
OPC (OLE for Process Control) atau program Direct Driver khusus yang dibuat
khusus untuk satu controller/PLC tertentu. Pada gambar bawah dijelaskan
bagaimana sistem HMI memonitoring proses sebuah equipment.
Hampir sebagian besar HMI mengakses data peralatan melalui program controller
yang dikenal dengan nama PLC (Programmable Logic Controller). HMI hanya
mengakses data untuk monitoring serta mengontrol, sedangkan alur program
proses nya sendiri sudah terprogram dalam PLC.
2.2.2 PLC (Programmable Logic Controller)
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik
yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk
berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi
Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : sistem
elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
11
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Gambar 2.4 Sistem PLC
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan
di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan
meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan
tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang
memiliki output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah
sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output
yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu
sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada
operator.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses
yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap
sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam
memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator
atau peralatan lainnya.
2.2.3
OPC (Ole for Process Control)
OPC adalah sebuah standar industri untuk antarkonektivitas sistem.
13
merupakan kependekan dari OLE for Process Control. OPC menggunakan
teknologi COM dan DCOM-nya Microsoft untuk membolehkan suatu aplikasi
menukar-nukar data dengan satu atau lebih komputer melalui arsitektur TCP/IP.
OPC mendefinisikan sekumpulan antarmuka umum. Dengan demikian, aplikasi
akan mengambil data dengan format yang sama, tidak peduli asal datanya, apakah
dari PLC, DCS, penganalisa, perangkat lunak aplikasi, meteran, atau lainnya. Jadi,
OPC adalah solusi komunikasi yang tinggal diambil, dipasang dan dijalankan.
Keuntungan dengan adanya OPC antara lain :
1. OPC menstandarisasi komunikasi data kontrol proses
2. OPC menstandarisasi teknologi, bukan sebuah produk
3. OPC menyediakan interoperabilitas dan skalabilitas sesungguhnya
4. OPC bisa mengurangi waktu dan ongkos implementasi
Tujuan dari OPC adalah menyediakan sebuah infrastruktur standar untuk
pertukaran data kontrol proses. Misalnya, pabrik biasanya memiliki berbagai
macam sumber data seperti PLC, DCS, basisdata, meteran, RTU dan lain
sebagainya. Data-data ini tersedia melalui berbagai macam koneksi yang
berbeda-beda, misalnya, serial, ethernet, atau bahkan melalui pemancar radio. Sedangkan
aplikasi kontrol prosesnya bisa menggunakan berbagai macam sistem operasi
yang berbeda, seperti windows, UNIX, DOS, atau VMS.
Dulu, penjual (vendor) akan mengambil data-data ini untuk aplikasi mereka
menggunakan antarmuka peralatan mereka sendiri. Data akan tersimpan dalam
format kepemilikan (proprietary), artinya Anda hanya bisa mengakses data-data
disedikan. Setiap kali terjadi perubahan atau pengembangan, anda perlu (dipaksa)
mendatangi penjualnya (lagi).
Yang jelas, OPC menstandarisasi suatu teknologi, bukan suatu produk. Dengan
menggunakan standar OPC, data dapat dikirimkan dari berbagai macam sumber
data ke aplikasi apapun yang memenuhi standar OPC. Aplikasi-aplikasi ini
termasuk HMI atau Human Machine Interface, trender, spreadsheet, pengarsip
data, aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) dan lain sebagainya.
OPC merupakan sebuah standar komunikasi yang menyediakan
interoperabilitas dan skalabilitas sesungguhnya. Hal ini membolehkan Anda
memvisualisasikan, menganalisis, melaporkan, atau melakukan apa saja yang
Anda inginkan, melalui aplikasi dari pabrik mana saja menggunakan satu atau
lebih spesifikasi OPC.
Dengan memilih teknologi standar OPC, Anda mengaktifkan interoperabilitas
sesungguhnya, mengurangi ongkos implementasi, dan membuat sistem terskala
penuh untuk masa depan.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jadwal Kerja Praktek
Jadwal kerja praktek yang dilakukan penulis dilakukan selama 1 bulan,
dimulai dari tanggal 12 Oktober 2009 hingga tanggal 31 Desember 2009, dimana
penulis melakukan kerja praktek setiap hari, dari pukul 08.30 sampai dengan
pukul 17.30.
3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek
Kegiatan yang dilakukan penulis selama kerja praktek adalah penelitian dan
pengamatan dengan cara melakukan wawancara dengan pembimbing dan
karyawan perusahaan, sebagai bahan untuk penulis melakukan perancangan dan
pembuatan program sistem monitoring BBM. Adapun kegiatan yang dilakukan
penulis, antara lain :
Tabel 3.1. Uraian Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan Uraian
Masuk kerja Praktek Menentukan pembimbing kerja praktek di
instansi dan menentukan metoda kerja
praktek.
Profil Perusahaan Membahas kedudukan, tugas pokok,
fungsi, serta susunan organisasi dan tata
Tabel 3.1. Lanjutan
Mengenal sistem yang ada di perusahaan Mengetahui proses bisnis dan proses
teknis yang dijalankan di perusahaan.
Membangun program aplikasi Sistem
Monitoring BBM
Mempelajari sistem arsitektur, sistem
proses dari sistem monitoring BBM,
membuat perancangan sistem serta
implementasi sistem monitoring BBM.
3.3 Membangun Aplikasi Sistem Monitoring BBM
Sistem Monitoring BBM adalah program aplikasi yang dibangun untuk
membantu kepentingan perusahaan dalam melakukan monitoring proses yang
terjadi dilapangan sehingga meminimalkan waktu operasi serta mengurangi error
yang dilakukan operator. Progam aplikasi Sistem Monitoring BBM dibangun
dengan menggunakantool programmingdengan pendekatan berorientasi objek.
Program aplikasi ini dibangun dengan menggunakan metode Waterfall,
dimana proses-proses yang dilakukan meliputi analisis sistem, perancangan
sistem, implementasi sistem serta pengujian sistem.
3.3.1. Analisis Sistem
Proses analisis sistem dilakukan dengan cara melakukan observasi dan
wawancara yang dilakukan pada jadwal awal kerja praktek, dimana hal ini
dilakukan untuk mengetahui proses yang terjadi dilapangan secara langsung serta
mengetahui keinginan dari calon pengguna program aplikasi yang akan dibangun.
17
ada dan sangat membatu dalam menentukan spesifikasi program aplikasi yang
diinginkan oleh calon pengguna.
Proses analisis sistem ini dilakukan dengan pendekatan berorientasi objek
dimana model yang dibuat menekankan pada apa yang harus dilakukan bukan
pada bagaimana melakukannya, sehingga mendapatkan pemahaman sistem
seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap perancangan. Proses ini juga
membantu dalam perancangan program aplikasi yang akan dibuat. Perancangan
yang matang sangat dipengaruh oleh hasil analisis dari masalah yang dihadapi.
Salah satu cara untuk melakukan perencanaan adalah dengan cara pemodelan,
dimana pada proses pemodelan tersebut model program aplikasi dianalogikan
seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari
sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat
memahami sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah
sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik.
Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang
kemudian terkenal dengan sebuan segitiga sukses (the triangle for success).
Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan
toolyang digunakan.
Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang
sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap
metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang
Gambar 3.1Triangle of success
Dalam kegiatan proses perancangan sistem digunakan program Rational
Rose yang dapat membantu dalam pemodelan sistem. Berikut ini model analisis
pada aplikasi Sistem Monitoring BBM dengan pendekatan program bantu
Rational Rose.
a) Proses Bisnis
Dalam suatu organisasi mungkin terdapat banyak proses bisnis. Proses
bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan
keluaran (output) tertentu bagi customer tertentu. Sebuah proses bisnis
menekankan pada bagaimana sebuah organisasi dengan berfokus pada
produk yang dihasilkan proses tersebut. Proses disini adalah urutan aktivitas
tertentu terhadap waktu dan tempat, dengan sebuah titik awal, sebuah titik
akhir dan berbagaiinputdanoutputyang diidentifikasikan dengan baik.
Pemodelan dari sebuah proses bisnis merupakan bagian yang sangat
penting dalam rekayasa sofware yang akan diterapkan dalam lingkungan
organisasi tertentu. Memodelkan proses bisnis dapat membantu menangkap
garis besar skema dan prosedur yang menentukan apa yang dikerjakan suatu
19
bisnis tersebut memberikan gambaran mengenai dimana sebaiknya sistem
software yang akan dibuat dianggap cocok untuk diterapkan dalam struktur
dan pengujian sistem. Dibawah diterangkan Activity Diagram antara
operator dan Mesin PLC.
Tidak
PLC (Mesin) Operator
Cek Status parameter
Field Scan All Field device
Read status device
Gambar 3.3Activity DiagramCek Status Lapangan
3.3.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan langkah selanjutnya jika kita telah
menganalisis sistem yang akan di bangun. Perancangan ini mencakuprequirement
dari program aplikasi yang akan dibangun dan mendukung bisnis proses yang
telah dibuat pada analisis sistem. Requirement merupakan kondisi atau
kemampuan yang dipenuhi oleh program aplikasi yang akan dibuat. Requirement
dalam program aplikasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Fungtional requirement
Menentukan tindakan yang harus dapat dimainkan sebuah program aplikasi.
Requirement ini sering dimodelkan dalam bentuk use-case dalam use-case
21
sebuah program aplikasi. Functional Requirement mencakup fitur
kemampuan (Capabilities), sifat(Properties) use-casetersebut.
a) Actor
Actor menggambarkan pengguna program aplikasi. Actor membantu
suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan program
aplikasi. Sebagai contoh, sebuah actordapat memberikan masukan ke
dalam dan menerima informasi dari program aplikasi. Berikut ini
actordari Sistem Monitoring BBM.
Gambar 3.4ActorSistem Monitoring BBM
b) Use-Case Model dan Interaksinya dengan Aktor
Use-case Model menggambarkan prilaku program aplikasi, termasuk
didalamnya interaksi antara aktor dengan program aplikasi tersebut.
Use Case model dibuat untuk mengidentifikasi fungsionalitas yang
penting secara arsitektual dari perangkat lunak yang akan dibuat dari
Berikut merupakan Use Case Model dan interaksinya dengan aktor:
a. Diagram Use Case Proses Penerimaan
Gambar 3.5Use Case DiagramProses Penerimaan Minyak
Diagram Use Case Proses Penerimaan digunakan untuk
menjelaskan Operator dalam melakukan proses penerimaan
minyak Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case proses
penerimaan dilakukan dengan membuat Diagram Sequence dari
Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram
23
Gambar 3.6Sequence DiagramProses Penerimaan Minyak
Update Status MOV( ) Form Proses
: Operator
PackScan MOV Interf ace Dev ice
(PLC)
Kirim ni lai Preset( )
Kirim Status Penerimaan Selesai( )
Status penerimaan Selesai( )
Masukan Preset( )
Klik Start Receiv ing( )
Close Valv e MOV T-01( )
Close Valv e MOV R-01( )
Close Valv e MOV-047( ) Jalankan M ode Auto( )
Update Status MOV( )
Preset Count OK( )
Open Valv e MOV T-01( )
Open Valv e MOV R-01( )
Open Valv e MOV-047( ) Kirim Command Open Valv e( )
b. Diagram Use Case Proses Penimbunan
Gambar 3.7Use Case DiagramProses Penimbunan Minyak
Diagram Use Case Proses Penimbunan digunakan untuk
menjelaskan Operator dalam melakukan proses penimbunan
(blending tanki) minyak Untuk lebih menggambarkan Diagram
Use Case proses penimbunan dilakukan dengan membuat Diagram
Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan
25
c. Diagram Use Case Proses Distribusi
Gambar 3.9Use Case DiagramProses Distribusi Minyak
Diagram Use Case Proses Distribusi digunakan untuk menjelaskan
Operator dalam melakukan proses Distribusi (Penyaluran minyak
ke tanki). Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case proses
distribusi dilakukan dengan membuat Diagram Sequence dari Use
Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence
27
d. Diagram Use Case Monitoring Penerimaan
Operator
(f rom Actors)
View Penerimaan Login
(f rom Login)
<<include>>
Gambar 3.11Use Case DiagramMonitoring Penerimaan
Diagram Use Case Monitoring Penerimaan digunakan untuk
menjelaskan Operator dalam melakukan proses Monitoring
Penerimaan. Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case
proses monitoring penerimaan dilakukan dengan membuat
Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini
merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses
29
e. Diagram Use Case Monitoring Penimbunan
Operator
(f rom Actors)
View Penerimaan Login
(f rom Login)
<<include>>
Gambar 3.13Use Case DiagramMonitoring Penimbunan
Diagram Use Case Monitoring Penimbunan digunakan untuk
menjelaskan Operator dalam melakukan proses Monitoring
Penimbunan. Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case
proses monitoring Penimbunan dilakukan dengan membuat
Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini
merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses
31
f. Diagram Use Case Monitoring Distribusi
Gambar 3.15Use Case DiagramMonitoring Distribusi
Diagram Use Case Monitoring Distribusi digunakan untuk
menjelaskan Operator dalam melakukan proses Monitoring
Penimbunan. Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case
proses monitoring Penimbunan dilakukan dengan membuat
Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini
merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses
33
Berdasarkan Diagram-Diagram Use Case Diatas berikut keseluruhan Diagram Use Case Aplikasi Sistem Monitoring BBM :
35
Berdasarkan Diagram-diagram Sequence diatas berikut Diagram Class Aplikasi
Sistem Monitoring BBM :
Gambar 3.18Class DiagramSistem Monitoring BBM
2. Non functional requirment
Non Functional Requirement menggambarkan atribut dari program aplikasi
dan lingkungannya. Requirement ini biasanya masuk di dalam use-case dan
3.3.3 Sistem Arsitektur Monitoring BBM
HMI Monitoring (RSView SE)
AREA DISTRIBUSI
Gambar 3.19 Sistem Arsitektur Monitoring BBM
3.3.4 Perancangan Struktur Menu
Pembuatan aplikasi sistem monitoring BBM menggunakan software HMI
RSView SE, berbeda dengan software programming pada umumnya seperti
Borland Delphi, C++, Visual Basic dan sebagainya, software HMI RSView SE
37
Software ini lebih mudah digunakan karena lebih banyak menggunakan objek
yang telah tersedia dalam library yang telah dilengkapi dengan animasi objek serta
penggunaan script yang sederhana sehingga listing program hampir tidak ada
dikarenakan aplikasi ini tidak berjalan sendiri tetapi harus terpasang dengan
software HMI RSView itu sendiri dengan istilah software runtime, berbeda
dengan software programming umumnya yang lebih banyak menggunakan listing
program fungsi atau procedure dalam membuat aplikasi software sehingga untuk
membuat tampilan proses sangat sulit.
Sebelum membuat program aplikasi sistem monitoring BBM rancangan program
sebelumnya harus kita buat terlebih dahulu. Dalam software HMI RSView sendiri
kita dituntut membuat rancangan struktur menu yaitu halaman apa saja yang akan
ditampilkan dalam program aplikasi dikarenakan license HMI RSView
berdasarkan banyaknya halaman yang akan tampil dalam sebuah program
MAIN
AREA BOOSTER PROCESSDISPLAY
MOV RECEIVING
CK-P-13 & CK-P-20 PUMP DETAIL
ALARM SUMMARY
Gambar 3.20 Struktur Menu Sistem Monitoring BBM
Perancangan Sistem Monitoring dibagi berdasarkan area lokasi, ada 7 area proses
yang akan dimonitoring, yaitu:
1. Area Booster, di area ini merupakan awal dari sisi penerimaan BBM
39
diarea ini yaitu jalur penerimaan minyak ke Depot Cikampek serta jalur
pipeline minyak BBM ke Depot Plumpang (Jakarta). Instrument yang
akan dimonitoring serta dikontrol diarea ini adalah nilai besaran Densito
transmitter, MOV (Motor Operating Valve), dan status Booster.
2. Fasilitas Penerimaan, di area ini merupakan area pengukuran minyak
BBM yang akan diterima oleh Depot Cikampek. Instrument yang akan
dimonitoring serta di kontrol adalah MOV (Motor Operating Valve)
jalur manifold ke tanki timbun, nilai besaran Densito transmitter dan
metering skid.
3. Fasilitas Penimbunan, di area ini merupakan area penimbunan minyak
BBM dalam tanki, terdapat 9 tanki timbun BBM serta 2 tanki minyak
interface, selain tanki yang dimonitoring juga ada peralatan MOV dan
Pompa yang bisa dikontrol lewat aplikasi HMI.
4. Area Distribusi Premium, merupakan area pendistribusian minyak BBM
jenis Premium ke mobil tanki. Instrument yang dimonitoring diarea ini
adalah MOV (Motor Operating Valve) outlet tank timbun premium,
Pressure transmitter, pompa, FCV (Flow Control Valve) serta Batch
Controller.
5. Area Distribusi Solar, merupakan area pendistribusian minyak BBM
jenis Solar ke mobil tanki. Instrument yang dimonitoring diarea ini
adalah MOV (Motor Operating Valve) outlet tank timbun solar, Pressure
6. Area Distribusi Pertamax, merupakan area pendistribusian minyak BBM
jenis Pertamax ke mobil tanki. Instrument yang dimonitoring diarea ini
adalah MOV (Motor Operating Valve) outlet tank timbun pertamax,
Pressure transmitter, pompa, FCV (Flow Control Valve) serta Batch
Controller.
7. Area Solar Own Use, adalah area pendistribusian Solar yang dipakai
untuk kebutuhan Depot seperti untuk penyalaan Genset, instrument yang
dimonitoring di area ini antara lain: Pompa, Pressure transmitter.
Selain area tersebut diatas yang dimonitoring, rancangan yang diharapkan di
sistem monitoring adalah adanya tampilan trending yang merekam
perubahan data terutama data analog (densito trasmitter, level minyak) serta
alarm summary yang akan menampilkan alarm – alarm yang terjadi di
lapangan. Untuk kepentingan keamanan juga dilakukan proteksi terhadap
operator yang akan mengoperasikan aplikasi monitoring ini sehingga tidak
sembarang orang yang bisa mengoperasikan aplikasi monitoring.
3.3.5 Implementasi Sistem
A. Membuat Program HMI Dengan Software RSView SE
Seperti yang telah disampaikan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa
RSView SE adalah salah satu software HMI diantara sekian banyak software yang
sejenis seperti In-Touch, Citect, Nematron dan banyak lainnya.
RSView SE memiliki feature yang cukup lengkap seperti Add-On Architecture,
bemacam-41
macam feature lainnya, akan tetapi hal yang paling menarik bagi penulis dalam
penggunaan RSView SE adalah kemudahan dalam pembuatan programnya.
Untuk membuat program dengan RSView SE dapat dengan mengikuti
langkah-langkah berikut :
1. Membuat project
Seperti halnya pada pembuatan program komputer pada umumnya sebelum
kita mulai membuat form/graphic, dll, maka terlebih dahulu kita harus
membuat project. Project ini akan membentuk satu folder utama, namanya
sesuai dengan nama projectnya. Didalam folder ini akan dibuat pula beberapa
sub folder sesuai dengan bagian-bagian project dan sebuah file ber-ekxtensi
.rsv sebagai file projectnya.
2. Setup komunikasi
Setup ini dibutuhkan untuk memperkenalkan atau menghubungan perangkat
keras/device yang akan dikontrol / dimonitor dengan program RSView SE.
Untuk komunikasi dengan device PLC buatan Allen Bradley seperti PLC-5,
SLC atau Micrologix dapat menggunakan koneksi direct driver dengan
program driver RSLinx. Sedangkan untuk komunikasi dengan device lainnya
RSView SE menggunakan OPC atau DDE sebagai penghubungnya. OPC
memungkinkan RSView SE bertindak sebagai server maupun sebagai client,
atau komunikasi peer to peer dengan program/project RSView SE lain dan
atau OPC server lainnya. RSView SE dapat pula di set untuk komunikasi
dengan DDE server atau DDE client untuk bertukar data dengan aplikasi lain
3. Membuat graphic display
Graphic display adalah gambaran dari suatu proses, sehingga gambar yang
ditampilkan didalam graphic ini harus mencerminkan objek yang sedang
dikontrol/dimonitor, misalnya menggambar motor dengan simbol bulatan dan
huruf M didalamnya serta simbol-simbol untuk objek lain yang mudah
dimengerti oleh operator. Sebaiknya juga menggunakan kombinasi warna
untuk membedakan status objek tersebut (misalnya dalam keadaan operasi,
stop, alarm, dll) hal ini penting dilakukan agar operator dapat dengan mudah
menerjemahkan status peralatan tanpa harus melihat status summary maupun
alarm reportnya.
Untuk membuat graphic ada beberapa cara yang dapat digunakan seperti :
a) Menggunakan Drawing Tool untuk membuat gambar dan text.
Dengan fasilitas ini kita dapat membuat gambar bulat, segitiga,
segiempat dan bentuk gambar lainnya serta membuat gambar yang
lebih kompleks seperti trend atau alarm summary atau dapat juga
langsung memasukkan objek ActiveX.
b) Graphic juga dapat dibentuk dengan meng-drag and drop library
yang disiapkan oleh RSView SE maupun library yang dibuat sendiri.
c) RSView SE juga memungkinkan untuk meng-import graphic dari
gambar yang telah dibuat terlebih dahulu dengan program lain
43
4. Setup Tag
Sebelum membuat tag, kita harus memahami terlebih dahulu apa dimaksud
dengan tag di RSView SE, jenis dan kegunaannya. Tag dapat diartikan sebagai
Nama Variabel, baik untuk variabel device maupun memory (RAM). Tag
yang menerima data/nilai dari device controller seperti PLC, DCS dll atau dari
server OPC disebut Device Tags sedangkan yang menerima data/nilai dari
internal RSView SE disebut sebagai Memory Tags. Berdasarkan tipe data, tag
dapat dibedakan menjadi 3 tipe tag, yaitu :
1. Analog tag, menyimpan data numeric dalam range tertentu
2. Digital tag, menyimpan data dengan nilai 0 atau 1
3. String tag, menyimpan data string yang panjangnya maksimal 82
karakter
Untuk membuat tag kita dapat melakukannya dengan beberapa cara,
diantaranya:
a) Membuat tag berdasarkan kebutuhan (as needed), pembuatan dengan
cara ini biasanya dilakukan pada saat kita akan membuat animasi
atau event dari sebuah graphic. Cara ini dapat dilakukan dengan
menggunakan fasilitas tag browser.
b) Tag juga dapat dibuat terlebih dahulu / sebelum membuat graphic.
Dengan menggunakan fasilitas Tag Database Editor, kita dapat
c) Untuk tag device dari controller buatan Allen Bradley, kita bisa
langsung mengimport database device tersebut menjadi tag dengan
menggunakan fasilitas PLC Database Editor.
d) Import juga dapat digunakan untuk membuat tag yang berasal dari
server OPC.
5. Setup logging data
Logging sangat dibutuhkan untuk merekam seluruh aktifitas program, baik
yang dilakukan oleh operator, maupun kejadian-kejadian yang ditimbulkan
oleh device atau perlatan dilokasi. Logging yang dimaksud disini dapat berupa
Alarm Log, Activity Log maupun Data Log, ketiga hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan fasilitas masing-masing Alarm Log Setup Editor,
Activity Log Setup Editor dan Data Log Setup Editor. Semua informasi log
akan disimpan dalam format dBASE IV (.DBF) dan dapat ditampilkan dengan
program lain seperti Microsoft Excel, Crystal Report, dll. Khusus untuk Data
Log, kita dapat menyimpannya dalam media database yang lain dengan
menggunakan fasilitas ODBC.
6. Customize dan integrasi project
Salah satu fasilitas yang cukup menarik dari RSView SE adalah tersedianya
fasilitas VBA (Visual Basic for Application), dengan fasilitas ini kita dapat
meningkatkan kapabilitas program yang dihasilkan oleh RSView SE. Selain
itu dengan fasilitas ini kita juga dengan mudah dapat mengintegrasikan
program RSView SE dengan program-program lain yang mempunyai fasilitas
45
7. Pengamanan project
Pengamanan project dapat dilakukan dengan membuat pembatasan user /
operator dengan membuat User Account, dan mengaktifkan/meng-setup
security project melalui Security Code Editor. Dengan fasilitas ini kita dapat
membatasi aktifitas user untuk menjalankan perintah, menampilan graphic
atau pembatasan tag yang dapat diakses. Setelah melakukan step-step diatas
maka kita akan memiliki sebuah project yang siap untuk digunakan untuk
mengontrol, memonitor dan merekam seluruh aktifitasnya.
B. Instalasi Program Aplikasi
Untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat kita harus menginstall software
RSView SE pada komputer yang akan dijadikan monitoring proses , berikut
ini proses instalasi RSView SE yang umum digunakan untuk windows 9x
hingga windows XP:
1. Tutup semua aplikasi windows yang sedang terbuka
2. Taruh CD Installer RSView SE didalam CD-ROM Drive hingga
CD-ROM start secara otomatis. Atau jalankan Setup.exe melalui
windows explorer jika CD-ROM tidak dapat jalan secara otomatis.
3. Pilih opsi instalasi RSView SE (Development atau Run Time)
4. Ikuti petunjuk yang ditampilkan dalam proses instalasi.
5. Setelah proses instalasi akan ditampilkan permintaan untuk proses
aktivasi.
Aktivasi RSView SE dibedakan berdasarkan jenis instalasi (Development atau
tidak di-aktivasi? jawabnya; tetap bisa digunakan, tetapi dengan trial mode
tentunya. Dalam mode ini, RSView SE dapat digunakan untuk latihan karena
kita tetap dapat membuat project dengan tag memory sebagai sumber nilainya.
C. Penjelasan Aplikasi
Latar belakang warna untuk semua tampilan proses adalah warna hitam,
alasan digunakan warna hitam sebagai background tampilan dikarenakan
karena sistem monitoring dilakukan terus menerus supaya tidak membuat
lelah mata operator yang menjalankan monitoring tersebut sehingga merasa
nyaman dalam mengoperasikan aplikasi tersebut.
Hal-hal yang sangat penting dalam pengoperasian aplikasi sistem monitoring
BBM , antara lain :
a. Tampilan proses
Kondisi jika terjadi kondisi alarm dilapangan, maka aplikasi akan
menunjukkan warna merah yang berkedip. pada objek yang terjadi
alarm. Kondisi abnormal equipment ditunjukkan oleh warna
kuning/merah berkedip pada equipment bersangkutan. Warna pipa
tergantung pada jenis fluida yang mengalir, jika tidak ada aliran maka
pipa akan berwarna putih.
Setiap tampilan proses dirancang sederhana tapi menampilkan semua
informasi yang diperlukan. Warna yang dipilih adalah yang
47
b. Tampilan Popup
Tampilan popup memungkinkan operator untuk mengontrol atau melihat
kondisi detail equipment tertentu dari HMI.
c. Tag names data
Semua data analog dari lapangan akan ditampilkan pada HMI. Untuk
menghindari kesalahan, setiap tampilan data analog di HMI dilengkapi
dengan nama tag yang berkaitan.
d. Engineering Unit
Berikut adalah tabel engineering unit pada HMI.
Tabel 3.2 Tabel Engineering
Variable Engineering Units Abbreviations
Level Meter M
Suhu Derajat celcius DEG C
Tekanan Kilogram per centimeter kuadrat Kg/cm2
Aliran Liter per jam L/Hr
Densitas Gram per centimeter kubik Gr/cm3
e. Detail Tampilan
Indikasi alarm berupa teks ditempatkan berdekatan dengan equipment
yang berkaitan. Khusus untuk pompa, indikasi alarm untuk kondisi fault
ditunjukkan dengan perubahan warna pompa menjadi merah berkedip.
Popup window dapat ditampilkan dengan mengklik pada equipment
yang menampilkan detail dari equipment yang bersangkutan.
1) Tank
Popup window untuk tank menampilkan informasi sebagai
berikut:
1. Level, alarm status dan level data trending
2. Volume
3. Temperature, alarm status dan temperature data trending
4. Density
5. Product level
6. Ullage
7. Water Level
Gambar 3.20 TampilanPopup Tank
2) Pompa
Popup window untuk pompa menampilkan informasi sebagai
49
a) Tekanan
b) Alarm status
c) Control status
d) Operation status
e) Running hours
Gambar 3.21 TampilanPopupPompa
3) MOV (Motor Operating Valve)
Window popup MOV menampilkan informasi sebagai
berikut::
1. Operation status
2. Control Status
3. Communication Status
Tampilan popup MOV diatas berfungsi untuk melakukan
pengoperasian MOV secara manual, HMI hanya bisa
memerintahkan MOV untuk melakukan operasi buka (open)
dan tutup (close) serta melakukan override supaya MOV
membuka atau menutup.
Prosedure pengoperasian untuk tampilan popup MOV:
a) Untuk menampilkan button OPEN dan CLOSE, button
MANUAL terlebih dahulu harus ditekan.
b) Jika salah satu button OPEN dan CLOSE ditekan
maka button MANUAL akan menghilang.
c) Jika kondisi button CLOSE dan button OPEN dalam
kondisi ditekan,kondisi ini tidak diperbolehkan dalam
system, maka akan muncul button RESET.
4) PCV (Pressure Control Valve)
Popup window PCV (Pressure Control Valve) berfungsi
untuk memonitor dan mengontrol valve menggunakan
kontrol PID. PCV controller bisa dioperasikan dalam mode
AUTO/MANUAL Untuk melakukan tuning parameter
51
Gambar 3.23 TampilanPopup Pressure Control Valve
5) Densito trending
Popup Densito trending berfungsi untuk melihat trending dari
semua densito transmitter yang terhubung ke PLC, dalam
trending tersebut kita bisa melihat record dari nilai trending
sebelumnya.
1. Trending dan alarm summary dapat diakses operator
dengan menekan tombol navigasi yang terdapat pada
bagian atas tampilan.
2. Alarm summary akan menampilkan semua alarm yang
pernah muncul.
3. Trending menampilkan data secara real time dan
historical. Untuk data historical disimpan dalam hardisk
untuk periode 3 bulan dan setelah melewati batas 3
bulan data akan diupdate secara otomatis.
f. Sekuriti level dan user login
Untuk dapat menggunakan HMI diperlukan Login user. Terdapat 2 tipe
login user yaitu engineer level dan operator level. Login HMI akan
secara otomatis sama dengan user login dalam windows.
Tabel 3.3 Security Level dan User Login
User Operasi yang dapat dilakukan Login
Engineer
- Memonitor proses
- Melakukan kontrol dari HMI
- Merubah parameter kontrol
CIKAMPEK-ENG
Operator - Memonitor proses
- Melakukan kontrol dari HMI
53
g. Layout tampilan
Berikut ini adalah layout untuk setiap tampilan proses:
1. Banner Informasi
Bagian ini muncul pada setiap tampilan. Terdiri dari informasi tanggal
dan waktu, Login user aktif, status alarm terakhir dan tombol
acknowledge buzzer.
2. Tombol navigasi
Bagian ini muncul pada setiap tampilan. Terdiri atas tombol untuk
berpindah ke tampilan proses, alarm summary atau trending sesuai
dengan teks yang terdapat pada tombol. Selain itu juga terdapat
fasilitas untuk berganti login user dan mencetak tampilan window
yang sedang aktif.
3. Tampilan proses
Berbeda pada setiap tampilan. Operator dapat memonitor kondisi plant
berdasarkan tombol navigasi yang dipilih.
D. Pelatihan
Proses pengenalan program aplikasi ini juga dilakukan dengan tujuan untuk
mengenalkan pengguna pada program aplikasi yang nanti akan digunakan,
meliputi mengetahui cara menjalankan, mematikan, pengenalan antar muka,
mengenai warna dan objek , serta fungsi-fungsi yang terdapat pada program
3.3.6 Pengujian Sistem
Proses pengujian dilakukan dengan cara mencoba program aplikasi yang
sudah dibuat pada aplikasi Sistem Monitoring BBM yang telah terinstall. Dengan
interval waktu yang cukup sehingga pemakai mengetahui fungsi-fungsi dalam
program aplikasi yang baru dan dapat memberi tahukan fungsi yang masih kurang
atau mungkin dirasa tidak perlu.
Proses pengujian dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Functional
Pengujian dilakukan untuk memastikan fungsional setiap menu
yang ada pada program aplikasi, data-data dapat ditampilkan dan
sesuai dengan keinginan, yakni sesuai dengan filter data yang
diinputkan.
2. Performance
Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat
memenuhi persyaratan kinerja yang sesuai, meliputi kecepatan
dan keakuratan dalam menampilkan data yang diinginkan. Dalam
kategori ini, harus dirancang dengan baik sebab sangat
berpengaruh pada jalannya sistem.
Myers membedakan jenis program testing menjadi beberapa macam,
meliputi :
1. Module test: tes per modul dalam lingkungan yang tertutup.
2. Integration test : verifikasi antar muka antar modul dan bagian
55
3. External function test: verifikasi fungsi eksternal.
4. System test : verifikasi dan validasi kerja sistem dalam
lingkungan yang dibuat secara khusus.
5. Acceptance test: validasi sistem dan persyaratan pengguna.
6. Installation test : tes untuk menemukan kesalahan pada proses
instalasi.
7. Simulation test : tes yang mencoba untuk meniru keadaan pada
lingkungan pada saat sistem digunakan.
8. Field test: tes yang dilakukan pada lingkungan pemakaian pada
kondisi sebenarnya.
Steve McConnel mengusulkan bahwa sistem/perangkat lunak seharusnya
memiliki karakteristik-karakteristik luar dan dalam sebagai berikut :
Karakteristik luar yang meluputi karakteristik-karakteristik yang dapat diamati
secara langsung oleh pengguna, seperti :
1. Ketetapan
Tingkat kebebasan sistem dari kesalahan analisis, perancangan,
serta implementasi. Ketepatan disini maksudnya adalah sedekat
(atau sejauh) mana sistem/perangkat lunak yang kita
kembangkan memenuhi harapan serta kebutuhan pengguna
2. Daya guna
Tingkat kemudahan untuk belajar serta menggunakan sistem.
Sebuah sistem/perangkat lunak seharusnya mencoba memahami
sedang, maupun yang awam tentang komputer (meskipun
seharusnya ia memahami apa yang dapat dilakukan sistem
baginya), Karena pengguna bukanlah seseorang yang mau belajar
temtang komputer melainkan menggunakannya untuk melakukan
suatu pekerjaan tertentu, maka sistem/perangkat lunak
seharusnya dikembangkan untuk dapat digunakan oleh semua
pengguna dengan berbagai tingkat kemahiran.
3. Efisiensi
Pemakai minimal dari sumber daya sistem. Sistem/perangkat
lunak seharusnya dapat meminimalisasi penggunaan memori,
penggunaan sumber daya CPU, penggunaan ruang penyimpanan
(hardisk) dan sebagainya sehingga sistem/perangkat lunak dapat
digunakan dalam spesifikasi yang tidak terlalu tinggi yang dapat
dipenuhi oleh kebanyakan calon pengguna.
4. Keandalan
Mencakup kemampuan sistem/perangkat lunak untuk
menjalankan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan.
5. Integritas
Tingkat kemampuan sistem/perangkat lunak dalam mencegah
akses yang tidak sah atau tidak pada tempatnya ke program atau
data didalamnya. Yang termasuk dengan integritas adalah
menjaga sistem dari akses yang dilakukan oleh orang-orang yang
57
misalnya basis data serta berkas-berkas ( file-file ) lain yang
penting bagi organisasi dimana sistem/perangkat lunak kita
gunakan. Selain itu, integritas juga berarti menjaga konsistensi
data saat terjadi manipulasi-manipulasi penambahan,
pembaharuan, serta penghapusan data pada basis data.
6. Kemampuan adaptasi
Bagaimana sistem/perangkat lunak dapat dipakai dalam aplikasi
atau lingkungan yang lain dari lingkungan saat sistem/perangkat
lunak itu diciptakan. Salah satu kelemahan umum dari
pengembang yang tidak berpengalaman adakah merasa cukup
puas ketika sistem/perangkat lunak berjalan dengan baik di
lingkungannya namun saat di instal di lingkungan pengguana,
sistem/perangkat lunak itu kemudian bermasalah. Hal ini
sesungguhnya tidak boleh terjadi.
7. Keakuratan
Tingkat kebebasan sistem/perangkat lunak dari
kesalahan-kesalahan (bugs), khususnya ditinjau dari keluaran yang
dihasilkan. Keakuratan berbeda dengan ketepatan. Keakuratan
menentukan seberapa baik sistem melakukan pekerjaan yang
diberikan; tekanannya bukan pada apakah sistem dibuat dengan
8. Kekuatan
Tingkat kemampuan sistem melanjutkan fungsinya bila terdapat
masukan yang tidak sah atau kondisi lingkungan yang menekan.
Sebuah sistem yang baik, misal untuk ATM, seharusnya
dilengkapi dengan piranti-piranti yang mencegah perlakuan yang
tidak wajar dari pengguna, misal dengan menambahkan alarm,
pesan-pesan peringatan saat pengguna melakukan hal-hal yang
tidak wajar.
Karakteristik Dalam. Karakteristik dalam hal ini mencakup
karekteristik karakteristik yang dipikirkan oleh pengembang; baik itu
analisis, perancangan, ataupun pemrograman. Karakteristik dalam hal ini
mencakup :
1. Daya tahan
Kemudahan mengubah sistem/perangkat lunak untuk mengubah
atau menambah kemampuan , memperbaiki unjuk kerja atau
memperbaiki kerusakan. Ini dapat dicapai dengan dokumentasi
yang baik saat perencanaan , analis, perancangan serta
implementasi.
2. Keluwesan
Tingkat seberapa jauh kita dapat menempatkan sistem/perangkaat
lunak dalam lingkungan saat sistem/perangkat lunak diciptakan.
59
mengadaptasi kemungkinan-kemungkinan jika sistem/perangkat
lunak diinstal dilingkungan pengguna.
3. Kemudahan diinstal
Sejauh mana sistem/perangkat lunak yang dikembagkan mudah
diterapkan dilingkungan pengguna. Suatu sistem/perangkat lunak
betapapun canggihnya, akan ditinggalkan pengguna kalau sukar
diterapkan dilingkungan pengguna.
4. Daya guna ulang
Sampai dimana kemudahan kita dapat menggunakan bagian
sebuah sistem dalam sistem-sistem yang lain. Bagian ini sangat
penting sebab seringkali kita mengembangkan sistem/perangkat
lunak dimana bagiannya diperlukan sistem/perangkat lunak lain.
Modularisasi serta karakteristik-karakteristik yang dijanjikan
bahasa-bahasa pemrograman berorientasi objek memungkinkan
penggunaan ulang bagian dari sistem/perangkat lunak yang
diciptakan dalam suatu sistem dalam sistem yang lain.
5. Kemudahan dipahami
Jika kemudahan dipahami berbicara tentang hal yang makro
sifatnya, maka kemudahan dibaca lebih bersifat mikro, yaitu
kemudahan membaca serta mamahami kode sumber sebuah
sistem/perangkat lunak, khususnya pada tingkat pernyataan yang
6. Daya uji
Tingkat dimana kita sebagai pengembang dapat memeriksa setiap
unit dan sistem keseluruhan; tingkat dimana kita dapat
menyatakan bahwa sistem/ perangkat lunak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dalam SRS (System/Software
Requirement Spesification).
Metode pengujian yang digunakan adalah White-box Testing. Pengujian
jenis ini mengasumsikan bahwa spesifikasi logika adalah penting dan perlu
dilakukan pengujian untuk menjamin apakah sistem/perangkat lunak berfungsi
dengan baik. Tujuan utama dari strategi ini adalah pengujian berbasis kesalahan.
Dalam hal sistem berbasis objek, kita harus memeriksa semua objek yang terlibat
dalam sistem. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan pengujian ini,
yaitu :
a. Memeriksa semua fungsi dalam setiap objek dengan cara mengeksekusi
satu persatu. Tentu saja tidak realistis untuk memeriksa objek dengan
semua masukan yang mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan memilih-memilih masukan yang akan diujikan.
61
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat mengakhiri proses
perkuliahan di bangku universitas yang wajib dilakukan oleh setiap
mahasiwa/mahasiswi, selama satu bulan penulis melakukan praktek kerja
lapangan di sebuah perusahan yang bergerak dibidang engineering instrumentasi
dan otomasi mengenai sistem monitoring BBM, kesimpulan yang dapat kami
ringkas selama Praktek Kerja Lapangan dalam membangun Sistem Monitoring
BBM adalah sebagai berikut :
1. Sistem Monitoring BBM sangat berpengaruh terhadap proses bisnis
yang terjadi di Depot Cikampek. Dengan adanya sistem monitoring
BBM waktu kerja operator menjadi lebih efektip dan efisien karena
operator bisa mengawasi proses kerja di seluruh area.
2. Proses pengolahan data yang digunakan dalam bisnis proses menjadi
lebih cepat karena operator cukup dengan melihat data-data lapangan
dari aplikasi sistem monitoring tidak perlu langsung terjun ke
lapangan.
3. Kondisi-kondisi yang mengharuskan operator melakukan action yang
cepat terhadap kondisi di lapangan dengan adanya aplikasi sistem
Selama penulis melakukan Praktek kerja lapangan di PT.Cinovasi
Rekaprima, banyak hal yang penulis pelajari disini tidak hanya masalah teknis
tapi masalah sosial juga, serta satu hal pelajaran penting lainnya yaitu kita harus
siap bekerja walaupun bukan bidang kita dan tidak pernah kita pelajari selama ini,
tetapi kita harus bisa beradaptasi dengan pekerjaan yang akan kita geluti.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa tidak ada suatu aplikasi yang sempurna termasuk
aplikasi sistem yang telah penulis kerjakan dalam praktek kerja lapangan. Saran
dari penulis mengenai aplikasi yang telah dibangun dan terpasang di Pertamina
Depot Cikampek, antara lain:
a. Sistem aplikasi perlu diperluas area monitoring nya tidak hanya
terfokus ke dalam proses aliran minyak BBM. Hal – hal yang
berkaitan dengan proses itu sendiri misalkan fire safety, security
monitoring dan sebagainya. perlu dimasukan dalam aplikasi sistem
monitoring.
b. Sistem monitoring tidak hanya terfokus dalam satu komputer di area
control room, perlu ditingkatkan sistem arsitekturnya menjadi
berbasis client-server sehingga tidak hanya operator di control room
yang bisa melakukan monitoring proses.
c. Perlu dirancang sistem yang redundant jika komputer utama untuk
63
kerusakan bisa diminimalisir mengingat sistem monitoring
mempunyai peran sangan penting dalam proses yang terjadi
dilapangan.
d. Perlu ditingkatkan pemahaman pengetahuan tehadap proses yang
terjadi dilapangan khususnya yang berkaitan dengan sistem
monitoring karena secanggih apapun aplikasi yang dibangun jika
SDM sebagai pemantau sistem tidak memiliki pengetahuan yang
cukup maka akan terjadi kondisi yang tidak dinginkan karena
2. Nugroho, A. (2005), ANALISIS dan PERANCANGAN SISTEM
INFORMASI dengan METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK,
Informatika, Bandung.