• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh ukuran perusahaan, book to market, beta, earning dan financial distress terhadap subsequent return saham : pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh ukuran perusahaan, book to market, beta, earning dan financial distress terhadap subsequent return saham : pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BOOK TO MARKET, BETA, EARNING DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP SUBSEQUENT

RETURN SAHAM

(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009 – 2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh Amri Irawan NIM 109082000097

PROGRAM S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BOOK TO MARKET, BETA, EARNING DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP SUBSEQUENT RETURN

SAHAM

(Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009 – 2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh Amri Irawan NIM 109082000097

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin.,SE,.M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP Wilda Farah.,SE.,Msi.Ak.,CPA.,CA NIP. 19730615 200501 1 009 NIP. 19830326 200912 2 005

PROGRAM S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 3 Juni 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Amri Irawan

2. NIM : 109082000097

3. Jurusan : Akuntansi/ Akuntansi Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Book to Market, Beta, Earning dan Financial Distress terhadap Subsequent Return Saham

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Mei 2015

1. Zuhairan Yunmi Yunan.,SE.,M.Ak ( ) NIP. 19800416 2000912 1 002 Ketua

2. Dr. Rini.,SE.,Ak.,M.Si.,CA ( ) NIP. 19760315 200501 2 002 Sekretaris

3. Atiqah.,SE.,M.S.,Ak ( )

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 24 Juni 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Amri Irawan

2. NIM : 109082000097

3. Jurusan : Akuntansi/ Akuntansi Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Book to Market, Beta, Earning dan Financial Distress terhadap Subsequent Return Saham

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Juni 2015

1. Ade Sofyan Mulazid, Dr.,MA ( ) NIP. 19750101 200501 1 008 Ketua

2. Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA ( ) NIP. 19720516 200901 1 006 Sekretaris

3. Putriesty Mandasari,SE.,M.Si. ( ) NIP. 19840608 201101 2 010 Penguji Ahli

4. Dr. Amilin.,SE,.M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP ( ) NIP. 19730615 200501 1 009 Pembimbing I

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandata tangan di bawah ini: 1. Nama : Amri Irawan 2. NIM : 109082000097 3. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

4. Jurusan : Akuntansi/ Akuntansi Manajemen

Dengani ni menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Juni 2015

(6)

v

D A F T A R R I W A Y A T H I D U P

I D E N T I T A S P R I B A D I Nama : Amri Irawan Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat tangga lahir : Sulursari, 07 Agustus 1990 Alamat : Jl. H. Saidi I No. 57 Rt. 014/007

Kel. Cipete Utara, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Telepon/Hp : 0838 7568 3093

Email : amri.irawan@hotmail.com Anak ke dari : 1 dari 4 bersaudara

P E N D I D I K A N F O R M A L

Jenjang Pendidikan Tempat Tahun

Sekolah Dasar SD Negeri Sulursari 01 1997-2000 SD Negeri Pegangsaan 01 2000-2003 Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Jakarta 2003-2006 Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 46 Jakarta 2006-2009 Kuliah (S1) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2015 P E N D I D I K A N N O N F O R M A L / W O R K S H O P

Peserta Kursus Bahasa Inggris GEC

(7)

vi S E M I N A R / W O R K S H O P

Peserta Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi”

Peserta Workshop ACCURATE di MARABI STAPI INDONESIA 2015 Peserta Workshop Kaprodi Akuntansi pembuatan RPP kurikulum 2013 P E N G A L A M A N K E R J A

Guru Produktif dan Kaprodi Jurusan Akuntansi di SMK Darur Roja Cinere P E N G A L A M A N O R G A N I S A S I

Ketua MPK dan BPK (OSIS) SMP Negeri 1 Jakarta 2004-2005 Pengurus Ekstrakulikuler Futsal SMA Negeri 46 Jakarta

Pengurus Yamabushi Karate Dojo Cabang UIN Jakarta Anggota Operator Dapodikmen tingkat SMK kota Depok Pengurus Yayasan Darur Roja Kholiliyah Cinere, Kota Depok L A T A R B E L A K A N G K E L U A R G A

Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara

Ayah : Kaslam

Ibu : Kusmiyati

Wali : Nurokhman

(8)

vii

The Influence of Firm Size, Book to Market, Beta, Earning and the Financial Distress toward Subsequent Stock Return

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of the firm size, Book To Market, Beta, Earnings, Financial Distress and Subsequent Stock Return. The variables in this research using a Fama Three Factors variable (beta, firm size, book to market) and added earnings ratio, afterwards all these variables regressed back with subsequent stock returns. Sample of 65 companies listed in Indonesia Stock Exchange within timeperiod from 2009 - 2013 resulting in 325 samples of data penel.

This research is tested by two models which the first model is using the firm size, book to market , beta , earning on financial distress .The second model is using the firm size, book to market, beta, earning and financial distress on subsequent stock return. This research is using eviews 7.1 application with purposive sampling and regression analysis that using a fixed effect approach for both model. This research is using causality research with the quantitative data.

The results of research shows that the first model is finding the effect of bankruptcy prediction ( zscore ) which is influenced by the firm size, book to market , beta , and earning significantly and simultaneously generate Adjusted R-squared is almost at 95%. While the second models is finding the influence subsequent stock returns which are influenced by firm size, beta, earnings and zscore significantly and simultaneously generate Adjusted R-squared is almost by 45%.

(9)

viii

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Book To Market, Beta, Earning dan Financial Distress terhadap Subsequent Return Saham

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhi dari Ukuran Perusahaan, Book To Market, Beta, Earning, Financial Distress dan Subsequent Return Saham. Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel Fama Three Factors (beta saham, ukuran perusahaan, book to market) dan ditambah rasio earning, kemudian semua variabel tersebut diregresikan kembali dengan subsequent return saham.Sampel 65 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009 sampai 2013 sehingga menghasilkan data penel sebanyak 325 sampel.

Penelitian ini diuji dengan 2 model yaitu model pertama dengan persamaan Ukuran Perusahaan, Book To Market, Beta, Earning terhadap Financial Distress. Model kedua dengan persamaan Ukuran Perusahaan, Book To Market, Beta, Earning dan Financial Distress terhadap Subsequent Return Saham. Menggunakan aplikasi eviews 7.1 dengan metode pengambilan sampel purposive sampling dan analisis regresi menggunakan pendekatan fixed effect untuk kedua model persamaan tersebut. Jenis penelitian menggunakan penelitian kausalitas dengan sifat data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model I yaitu mencari pengaruh prediksi kebangkrutan (zscore) yang dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, book to market, beta saham, dan earning secara signifikan dan secara simultan menghasilkan Adjusted R-squared hampir sebesar 95% dan signifikan secara simultan, sedangkan model II yaitu mencari pengaruh subsequent return saham yang dipengaruhi ukuran perusahaan, beta saham, earning dan zscore secara signifikan dan secara simultan menghasilkan Adjusted R-squared hampir sebesar 45% dan signifikan secara simultan.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang menguasai segala yang ada dan tiada, tempat kembalinya setiap jiwa, asa dan karsa serta Yang Maha Penganugerah, yang telah memberikan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik pada akhirnya. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW selaku uswatun hasanah bagi setiap rangkaian kehidupan kita beserta para sahabat, keluarga dan pengikutnya.

Peneliti menyadari sebagai hamba Allah SWT yang memiliki kekurangan dan sebagai makhluk sosial yang bersifat interpedensi tentu tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh sebab itu peneliti ucapkan terima kasih yang setulusnya atas bantuan moril maupun materil kepada:

1. Orang tua tercinta yaitu Kaslam, Kusmiyati, Nurokhman, keluarga di Bekasi dan di Purwodadi yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan penulis disetiap waktu dan adikku Irma, Afal, Adit dan Alvino yang tercinta 2. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Dr.Amilin.,SE,.M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP selaku Dosen Pembimbing

(11)

x

6. Kak Wilda Farah.,SE.,MSi.Ak.,CPA.,CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Kak Vera berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi, saya berdoa semoga hajat kak vera berjalan dengan baik.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Nisa Khairany yang selalu memberi dukungan, kesetian dan semangat yang tiada hentinya dalam doa dan tindakan, terimakasih Nta, serta teman-teman segengnya yang asik dan menarik di Fakultas Tarbiyah, terimaksih salam hangat untuk kalian semoga cepat skripsian.

9. Sahabat seperjuanganku Fahmi Setiawan, Muhammad Umar, Rifki Sulviar, Erick Dermawan terimakasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis. 10.Sahabatku Galih, Koco, Adis, Adi, Gofur, Willy, Adam, Bonte, Wahi dan

rekan-rekan ACID Akuntansi C 2009 lainnya begitu juga teman-teman rekan guru dan siswa/i SMK Darur Roja dan Keluarga besar Yayasan yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.

11.Teman-teman Akuntansi UIN 2009 dan teman-teman Yamabushi Karate Dojo dan Sensei Suwito

Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis hanya dapat memohon dan berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan , semangat, masukan dan doa yang telah diberikan, Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda dan menjadi amal kebajikan di akhirat. Akhirnya Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Semoga Allah SWT senantiasa mengiringi setiap langkah kita. Amiin yaa rabbal „aalamiin, Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 05 Juni 2015

(12)

xi DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 17

C. Tujuan Penelitian ... 18

D. Manfaat Penelitian ... 19

1. Manfaat Bagi Pengembangan Akademik ... 19

2. Manfaat Bagi Pengembangan Praktik... 20

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 21

A. Tinjauan Literatur ... 21

1. Basis Teori ... 21

a. Signalling Theory ... 21

b. Resources Based Theory (RBT) ... 23

c. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 24

d. Capital Asset Pricing Model (CAPM) ... 27

(13)

xii

(14)

xiii

F. Pengujian Statistik ... 87

G. Operasionalisaisi Variabel Penelitian ... 94

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 101

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 101

B. Hasil Uji Analisis Data ... 106

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 106

2. Analisis Korelasi antar Variabel ... 110

3. Hasil Analisis Data Panel ... 110

a. Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap Z-Score ... 148

b. Book-to-market berpengaruh signifikan negatif terhadap Z-score ... 149

c. Beta berpengaruh signifikan negatif terhadap Z-score ... 150

d. Earning berpengaruh signifikan positif terhadap Z-score ... 151

e. Secara Simultan variabel Ukuran Perusahaan, Btm, Beta dan Earning serta ZScore ... 152

2. Model II Pengaruh ZScore, Ukuran Perusahaan, Beta, Book to Market, dan Earning, terhadap Return saham ... 152

a. Zscore berpengaruh signifikan negatifterhadap return saham ... 152

(15)

xiv

terhadap return saham ... 154 d. Beta berpengaruh signifikan positif terhadap

return saham ... 155 e. Earning berpengaruh signifikan positif

terhadap return saham ... 156 f. Secara Simultan variabel ZScore, Ukuran Perusahaan, beta,

(16)

xv DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

Tabel 1.1 Non Performance loan 2

Tabel 1.2 Kondisi Perkreditan Sektor Ekonomi 3

Tabel 1.3 Penurunan Laba Importir akibat Depresiais Rupiah 6

Tabel 1.4 Daftar perusahaan delisting 6

Tabel 2.1 Interpretasi Z-Score 35

Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu 50

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran 100

Tabel 4.1 Seleksi Sampel 101

Tabel 4.2 Profil Sampel Penelitian 102

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif 107

Tabel 4. 4 Hasil Uji Correlation iantar Variabel 110

Tabel 4. 5 Hasil regresi Common Effect Model I 111

Tabel 4. 6 Hasil regresi Common Effect Model II 112

Tabel 4. 7 Hasil regresi Fixed Effect (FEM) Model I 113

Tabel 4. 8 Hasil regresi Fixed Effect (FEM) Model II 114

(17)

xvi

Tabel 4. 10 Hasil regresi Random Effect Model (FEM) Model II 116

Tabel 4. 11 Hasil Uji Chow Model I 118

Tabel 4. 12 Hasil Uji Hausman Model I 119

Tabel 4. 13 Hasil Uji Chow Model II 119

Tabel 4. 14 Hasil Uji Hausman Model II 120

Tabel 4. 15 Regresi Terbaik Fixed Effect (FEM) Model I 122

Tabel 4. 16 Regresi Terbaik Fixed Effect (FEM) Model II 123

Tabel 4. 17 Hasil Ringkasan Hipotesis untuk Model I 128

Tabel 4. 18 Uji F Regresi Terbaik Fixed Effect (FEM) Model II 129

Tabel 4. 19 Hasil Ringkasa Hipotesis untuk Model II 135

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

Gambar 1.1 Nilai Tukar Rupiah dan Dollar US 5

Gambar 1.2 Perbandingan Indeks Harga Saham Sektoral

Manufaktur dengan IHSG 12

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 70

(19)

xviii

D A F T A R L A M P I R A N

K e t e r a n g a n H a l

Daftar Nilai Perusahaan Manufaktur 2009-2013 164

Hasil Uji Statistik Deskriptif 171

Hasil Regresi Common Effect (Pooled Least Square) Model I 172 Hasil Regresi Common Effect (Pooled Least Square) Model II 173 Hasil Regresi Fixed Effect (Fem) Model I 174

Hasil Regresi Fixed Effect (Fem) Model II 175

Hasil Regresi Random Effect Model (Rem) Model I 176

Hasil Regresi Random Effect Model (Rem) Model II 177

Hasil Uji Chow Model I 178

Hasil Uji Hausman Model I 179

Hasil Uji Chow Model II 180

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pada saat ini ketahanan dan kestabilan perekonomian Indonesia sedang diuji dengan berbagai kondisi gejolak perekonomian dunia yang tidak stabil. Berbagai krisis ekonomi yang melanda Benua Amerika di awal tahun 2008 dan Benua Eropa akibat krisis likuiditas serta perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan risiko makro ekonomi yang meningkat. Dengan berbagai keadaan ini dapat memungkinkan meningkatnya ketidakpastian perekonomian global diantaranya akibat dari ketidak pastian penanganan krisis di Eropa dan kekhawatiran fiscal cliff di Amerika Serikat, serta turunnya harga komoditas ekspor di pasar global (Erani dan Sri, 2013).

(21)

2 memerlukan dana yang besar. Bersumber dari pinjaman kreditor maka dapat menutupi permodalan operasi perusahaan manufaktur. Bank merupakan pemberi pinjaman yang banyak diambil. Jika dalam keadaan krisis yang berimbas operasi perusahaan maka kesulitan pembayaran pinjaman akan mempengaruhi kepercayaan bank. Kesulitan likuiditas ini akan tercermin pada peningkatan Non Performing Loan (NPL) dari tahun ke tahun mengalami penurunan semenjak krisis tahun 2008. Penurunan NPL dari tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel di bawah.

Tabel 1.1

Non Performance Loan

(22)

3 mengalami NPL tertinggi yaitu sektor basic industry, yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Kondisi Perkreditan Sektor Ekonomi

Sumber : Kajian Stabilitas Keuangan, per Maret 2013, www.bi.go.id Dengan melihat NPL perbankan, kita dapat mengetahui kredit bermasalah yang terjadi di perbankan. Semakin tinggi angka persentase NPL perbankan maka banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kredit bermasalah dengan perbankan (Maulidya, Rodhiyah, dan Saryadi, 2012).

(23)

4 masyarakat akan menjadi dana segar bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya menjadi lebih baik. (Budi dan Nurhatmini, 2003 dalam Nathaniel Nicky, 2008).

Para investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return). Rasa aman merupakan hal terpenting yang harus diberikan perusahaan dalam mengelolah permodalan investasinya. Kewajiban perusahaan yang mendapatkan permodalannya harus dapat memberikan imbal hasil dari permodalan tersebut, sehingga investor tidak salah dalam memilih saham perusahaan yang diinvestasikan. Karena tujuan utama investor yaitu mendapatkan imbal hasil dari investasi maka tugas manajer keuangan yang diartikan sebagai manajemen dana yang bertugas mengalokasikan dana investasi secara efektif (Murti, 2011).

(24)

5 diterima dari saham tersebut (Budi dan Nurhatmini, 2003 dalam Nathaniel Nicky, 2008).

Saat ini Indonesia dalam krisis nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS yang meningkat di atas Rp. 11.000 (Dat 03 waspada online, September 2013). Pelemahan ini dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.

Gambar 1.1

Nilai Tukar Rupiah dan Dollar US

Sumber: www.sahamok.com/grafik-usd-vs-idr-rupiah/

(25)

6 Tabel 1.3

Penurunan Laba Importir akibat Depresiasi Rupiah

Sumber : Kajian Stabilitas Keuangan, per Maret 2013, www.bi.go.id. Beberapa perusahaan dapat mengalami kerugian walaupun sudah masuk ke dalam lantai bursa. Beberapa perusahaan yang di kategorikan suspend oleh Busa Efek Indonesia (BEI) sehingga pencatatan saham dihapus jika perusahaan mengalami peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial maupun secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka. (Nur Firdaus, 2013).

Beberapa perusahaan yang mengalami delisting atau keluar dari pasar modal diantaranya terlihat di bawah ini.

Tabel 1.4

Daftar perusahaan delisting

Nama Perusahaan Tahun Keterangan

PT. Texmaco Jaya Tbk Oktober 2008 Delisting karna kesulitan likuiditas

Apexindopratama Duta Tbk.

(Apex) Maret 2009

Delisting karena kesulitan likuiditas

Siwani Makmur Tbk

(SIMA) Januari 2011

kondisi operasional dan keuangan yang memburuk Suryainti Permata Tbk

(SIIP) Februari 2012

Delisiting karena penyelesaian utang yang berlarut -laru

(26)

7 Tabel 1.4 (Lanjutan)

Nama Perusahaan Tahun Keterangan

PT Cipendawa Tbk (CPDW) 30 Juni 2013 Suspend PT Panca Wiratama Sakti Tbk

(PWSI) 2013 Suspend

PT Berlian Laju Tanker Tbk

(BLTA) 2013 Suspend

PT Central Proteinaprima Tbk

(CPRO) 2013 Suspend

PT Metro Batavia

(Batavia Air) Januari 2013 Pailit alias bangkrut PT Amstelco Indonesia Tbk Februari 2013 Suspend

Indo Setu Bara Resources Tbk

(CPDW) 2013 Suspend

PT Amstelco Indonesia (INCF) 2013 Suspend

Sumber :data diolah dari www.sahamok.com/emiten/saham-delisting/

Sangat berbahaya jika perusahaan yang sudah dalam kategori perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami krisis likuiditas maka akan merugikan banyak pihak terutama pemilik saham, perusahaan dan masyarakat. Investasi yang dilakukan investor akan sia-sia jika perusahaan yang di investasinya mengalami kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mengakibatkan financial distress maka akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan.

(27)

8 perusahaan itu sendiri. Secara tidak langsung kemampuan beradaptasi dengan lingkungan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup (going concern) perusahaan. Ketidak mampuan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah akan menurunkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan. Kondisi demikian dialami oleh banyak perusahaan saat krisis moneter terjadi.

Penerapan manajeman keuangan dalam perusahaan public telah ditetapkan dengan berbagai rambu-rambu BAPEPAM. Dalam keputusan BAPEPAM nomor kep-82/pm/1996 tentang keterbukaan informasi pemegang saham tertentu seperti penerapan kebijakan perlindungan terhadap minoritas share holder prinsip keterbukaan dalam laporan keuangan. Jika perusahaannya dalam keadaan kesulitan, maka berpeluang bagi pihak manajer untuk membuat informasi yang asymmetris terhadap pihak pemegang saham (stock holder) yang menyebabkan penilaian terhadap perusahaan tidak dapat seluruhnya sesuai dengan value dari asset yang ada.

(28)

9 keuntungan. Investor juga berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi, agar dana yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa mendatang dalam bentuk dividen atau capital gain. Jika informasi tersebut tidak mencerminan keadaan sesungguhnya perusahaan maka pembaca laporan tersebut akan tersesat.

Data yang asymmetris dapat ditemukan karena adanya hubungan keagenan yaitu hubungan antara pemilik modal dan pihak manajemen. Pemilik saham yang memiliki latar belakang, selera, kekayaan, kerangka waktu dan kesempatan pribadi yang berbeda. Namun semua itu memiliki tujuan yang sama yaitu memaksimalkan nilai pasar dari investasi pemegang saham atas perusahaan (Brealey, Myers, Marcus, 2007). Dengan adanya tujuan tersebut maka tugas manajerlah untuk melakukannya, sehingga berbagai cara dilakukan baik atau buruk, etis atau tidak.

(29)

10 Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting (Atmini dalam Hadi dan Anggarini, 2008).

Investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan beberapa

perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan(Thobarry, 2009).

Analisis financial distress dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Metode Altman Z-Score dapat diterapkan untuk pengujian karakteristik kegagalan usaha perusahaan dengan menentukan variabel yang efektif untuk memprediksi financial distress di masa depan. Model ini juga dapat digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan melalui rasio keuangan (Rida dan Adam, 2011). Menurut Foster (1986), dengan memperhatikan 4 (empat) hal yang mendorong analisis laporan keuangan dengan model rasio keuangan salah satunya mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau financial distress).

(30)

11 perusahaan tersebut sedang buruk, namun karena imbas permintaan dan penawaran berbagai spekulasi investor lain yang mangakibatkan tren harga saham di sektor tersebut turun. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para investor baru yang ingin membeli saham dalam harga diskon (murah). Dengan melihat market capitalization atau ukuran perusahaan dapat menjadi landasan bahwa perusahaan tersebut memiliki fundamental yang baik. Selain itu analisis beta saham juga dapat menjadi acuan akan ketahanan perusahaan dari pengaruh pasar yang ada.

R&I salah satu lembaga pemeringkat asal Jepang menilai perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh sekira 6 persen dalam jangka menengah. Hal tersebut dapat dilakukan bila dapat memperkuat basis industrinya dengan memanfaatkan Foreign Direct Investment (FDI). Selain itu, defisit fiskal kemungkinan akan tetap rendah, dengan sektor perbankan tetap terjaga, dan peningkatan beban utang pemerintah tidak bertambah. Dengan faktor-faktor tersebut, R&I menegaskan peringkat investasi Indonesia tetap di BBB- (Fakhri, 2013). Dengan adanya peningkatan perekonomian Indonesia maka pasar investasi di Indonesia masih menjanjikan.

(31)

12 dasar, mesin elektronik, industri alat angkutan dan transportasi lainnya, industri kertas dan percetakan (Wan, 2013).

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, bahwa kinerja keuangan perusahaan akan menjadi sorotan para investor dan kreditor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan, maka dengan keadaan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan mempengaruhi pandangan yang mengakibatkan penurunan kepercayaan yang berimbas penurunan kepercayaan investasi yang mempengaruhi saham perusahaan. Selain akibat krisis keuangan global dan melemahnya nilai tukar rupiah yang mengakibatkan penurunan nilai laba, maka penelitian ini ingin melihat akibat imbas berbagai kesulitan yang terjadi saat ini dengan keadaan saham perusahaannya. Dengan menggunakan populasi pada perusahaan manufaktur karena sektor ini termasuk sektor penting yang diantaranya membantu naik turunnya keadaan saham di IDX.

Gambar 1.2

Perbandingan Indeks Harga Saham Sektoral Manufaktur dengan IHSG

(32)

13 Maka dengan melihat hal ini maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Book To Market, Beta, Earning dan Financial Distress terhadap Subsequent Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009 – 2013”.

Penelitian-penelitian terdahulu oleh para ahli tentang saham sudah sering dilakukan William, Agung (2013) dengan menggunakan populasi perusahaan sektor aneka industri. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya bahwa variabel book to market dan earning yield berpengaruh signifikan sedangkan dividend yield tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham. Sehingga penelitian sekarang ingin menguji kembali variabel book to market untuk semua perusahaan di sektor manufaktur yang memiliki harga saham yang berfluktuatif cenderung turun pada keadaan tahun sekarang. Dengan melihat keadaan return saham perusahaan tersebut.

(33)

14 debt, net income to total assets, total debt to total assets, working capital to total assets, dan current ratio. Altman juga menemukan bahwa rasio-rasio tertentu, terutama likuidasi dan leverage, memberikan sumbangan terbesar dalam rangka mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan. Sehingga penelitian sekarang ingin menguji kembali rasio yang digunakan Altman dalam memprediksi financial distress di sektor manufaktur seperti yang dilakukan Altman.

Pengujian atas pengaruh book to market terhadap return saham dilakukan oleh Utama dan Lumondang (2009), didapatkan kesimpulan bahwa book to markat berpengaruh terhadap return saham. Hasil yang sama juga dibuktikan oleh penelitian Brad dan John (1997), yang berisi peningkatan book to market akan mempengaruhi net income perusahaan yang menjadi daya tarik investor dalam melihat harga saham dan mencapai imbal hasil yang diinginkan serta firm size, book to market berpengaruh signifikan terhadap security return. Kedua penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Sehingga penelitian sekarang ingin menguji kembali variabel Firm Size dan Book to Market yang diteliti oleh Brad dan John (1997) dan Bankruptcy risk oleh Utama dan Lumondang (2009). Kedua penelitian ini menggunakan variabel dependen return saham dan ingin menguji kembali penelitian sebelumnya untuk saham sektor manufaktur.

(34)

15 mempengaruhi imbal hasil (return) saham. Dalam penelitian Fama dan Frech (1992) memperkirakan bahwa book to market effect mungkin muncul karena adanya distress risk. Sehingga dalam penelitian sekarang ingin melihat kembali apakah book to market effect dan distress risk akan berpengaruh terhadap return saham perusahaan.

Peneliti menggunakan variabel financial distress kebanyakan dilakukan untuk mengukur kebangkrutan perusahaan namun dalam penelitian ini peneliti ingin melihat keadaan ini terhadap return saham perusahaan apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak, serta ukuran perusahaan (firm size) dan book to market dalam penelitian sebelumnya juga mempengaruhi return saham dan peneliti ingin melihat apakah di priode penelitian sekarang dapat mendapatkan hasil yang sama.

Penelitian tentang beta saham dilakukan oleh Herman dan Suk (2007), metode penelitian dengan menggunakan analisis simple regression dan kemudian menggunakan multiple regression. Dalam penelitian sekarang yang membedakan yaitu variabel financial distress. Penggunaan variabel beta dalam penelitian sekarang adalah ingin melihat tingkat risiko pasar pada perusahaan sektor manufaktur.

(35)

16 yang menggunakaan populasi semua perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Peneliti mengambil topik ini karena pada saat ini investasi sangat banyak diminati diantaranya oleh masyarakat luas, pengusaha maupun perusahaan dilihat dari banyaknya investor dan perusahaan sekuritas yang ada. Dalam berinvestasi hal-hal yang harus dilihat diantaranya kesehatan perusahaan. Perusahaan yang sehat akan memberikan imbal hasil yang baik. Penggunaan prediksi kesehatan perusahaan sangat membantu untuk melihat bagaimana pondasi keuangan perusahaan dalam mengahadapi keadaan bisnis usaha yang susah ditebak maka faktor prediksi kesehatan diperlukan baik pihak perusahaan maupun para investor.

(36)

17 yang sangat tepat untuk penelitian saat ini. Banyak penelitian sebelumnya hanya meneliti dengan satu regresi, namun penelitian ini menggunakan double regresi dengan melihat bagaimana keadaan subsequent return saham dilihat rasio kebangkrutan perusahaan. Metode uji yang digunakan yaitu dengan aplikasi eviews yang masih jarang digunakan dimana penelitian sebelumnya masih banyak menggunakan aplikasi spss. Peneliti menggunakan aplikasi eviews karena data yang digunakan peneliti menggunakan data panel, dimana data panel lebih tepat menggunakan aplikasi eviews dari pada yang lainnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini terfokus pada:

1. Apakah Ukuran Perusahaanberpengaruh secara parsial terhadap Financial Distress?

2. Apakah Book to Market berpengaruh secara parsial terhadap Financial Distress?

3. Apakah Beta berpengaruh secara parsial terhadap Financial Distress? 4. Apakah Earning berpengaruh secara parsial terhadap Financial Distress? 5. Apakah Ukuran Perusahaan, Book to Market, Beta dan Earning

berpengaruh secara simultan terhadap Financial Distress?

(37)

18 7. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap

Subsequent Return Saham?

8. Apakah Book to Market berpengaruh secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

9. Apakah Beta berpengaruh secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

10.Apakah Earning berpengaruh secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

11.Apakah Ukuran Perusahaan, Book to Market, Beta, Earning dan Financial Distress berpengaruh secara simultan terhadap Subsequent Return Saham?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang:

1. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaansecara parsial terhadap Financial Distress?

2. Untuk mengetahui pengaruh Book to Market secara parsial terhadap Financial Distress?

3. Untuk mengetahui pengaruh Beta secara parsial terhadap Financial Distress?

(38)

19 5. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Book to Market,Beta,

dan Earning secara simultan terhadap Financial Distress?

6. Untuk mengetahui pengaruh Financial Distress secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

7. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

8. Untuk mengetahui pengaruh Book to Market secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

9. Untuk mengetahui pengaruh Beta secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

10.Untuk mengetahui pengaruh Earning secara parsial terhadap Subsequent Return Saham?

11.Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Book to Market, Beta, Earning dan Financil Distress secara simultan terhadap Subsequent Return Saham?

D. Manfaat Penelitian

1.Manfaat Bagi Pengembangan Akademik

(39)

20 menilai keadaan perusahaan yaitu dalam keadaan sehat atau keadaan kesulitan keuangan.

b. Bagi peneliti penelitian ini bermanfaat untuk membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan teori yang dipelajari atas faktor yang mempengaruhi financial distress dan subsequent return saham perusahaan. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam penelitian berikutnya.

2.Manfaat Bagi Pengembangan Praktik

a. Bagi perusahaan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kebangkrutan atau keadaan financial distress dan subsequent return saham ini dapat menjadi sebuah evaluasi bagi kebijakan yang akan dan sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

b. Bagi stake holders penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan posisi keuangan perusahaan, sehingga diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat. c. Bagi calon investasi dan analisis penelitian ini dapat menjadi pedoman

atau bantuan untuk melihat investasi yang ingin dilakukannya sehingga dapat memudahkan para investor baru untuk berinvestasi. d. Bagi regulator penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam

(40)

21 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur 1. Basis Theory

a. Signalling Theory

Teori yang melandasi pengungkapan sukarela adalah teori pensinyalan (signalling theory). Teori ini menggambarkan tindakan yang lebih suka diambil oleh manajer level tinggi daripada manajer level rendah. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh calon investor dan pemegang saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik (good news). Di samping itu, manajemen berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan.

(41)

22 Menurut Jogiyanto (2000) dalam Yanti (2012), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham.Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

(42)

23 sehingga laporan yang sudah di auditlah yang memiliki kerelevanan yang cukup untuk dilihat atau dijadikan acuan menilai suatu perusahaan karena sudah tidak memiliki unsur keagenan dalam pembuatan informasi tersebut.

b. Resources Based Theory (RBT)

Resources Based Theory membahas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya dengan baik dapat menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Keunggulan kompetensi dan unik bisa menjadi sumbernilai ekonomi (Collis , 1991 dalam Mona, 2003)

(43)

24 adalah menentukan sumber daya kunci yang potensial bagi perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan identifikasi terhadap berbagai jenis sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sumber daya perusahaan mencakup seluruh aset, kapabilitas, proses organisasi, atribut-atribut, pengetahuan, dan sebagainya yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut memperbaiki tingkat efisiensi dan efektivitasnya. Sehingga memahami kelebihan dan kekurangan perusahaan akan menjadikan perusahaan tersebut mengetahui posisi perusahaan dengan perusahaan pesaingnya.

Sumber daya perusahaan tersebut memiliki kontribusi yang berbeda dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan sehingga perusahaan harus dapat menentukan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan yang berkelanjutan tersebut. Kemudian dalam melakukan analisis harga saham dapat digunakan keunggulan perusahaan yang paling dominan yang dapat membuat harga saham menghasilkan imbal yang diharapkan.

c. Teori Keagenan (Agency Theory)

(44)

25 yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agents, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Sinkey, 1992 dalam Sukarno, 2005)

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai:

agency relationship as a contract under which one or more person (the principals) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent”.

Dalam hubungan keagenan manajer sebagai pihak yang memiliki akses langsung terhadap informasi perusahaan, memiliki asymmetris informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Dimana ada informasi yang tidak diungkapkan oleh pihak manajemen kepada pihak eksternal perusahaan, termasuk investor. Informasi atau keputusan yang diambil oleh manajer akan mempengaruhi tingkat harga pasar atas saham perusahaan, karena keputusan tadi akan menentukan besarnya aliran kas masuk (bersih) yang diharapkan serta tingkat risiko yang tinggi baik risiko usaha maupun risiko keuangan yang harus ditanggung oleh perusahaan (Murti, 2011)

(45)

26 peraturan dan ketentuan yang berlaku. Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya.

Dalam penyampaian informasi oleh perusahaan yang sudah melantai dibursa maka penyampaian informasi harus dibuat.dalam peraturan keputusan direksi Pt Bursa Efek Jakarta nomor : Kep-306/Bej/07-2004 tentang “Peraturan Nomor I-E Tentang Kewajiban Penyampaian Informasi”, yang menyebutkan bahwa rangka

meningkatkan pelindungan terhadap pemodal melalui ketentuan yang dapat meningkatkan kualitas keterbukaan informasi perusahaan tercatat dipandang perlu menetapkan suatu ketentuan mengenai kewajiban penyampaian laporan dan keterbukaan informasi perusahaan tercatat.

(46)

27 menganalisis suatu nilai harga saham dilihat dari laporan keuangan yang sudah diaudit dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. d. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model merupakan model yang didasarkan atas proporsi bahwa tingkat pengembalian atas saham yang diperlukan sama dengan tingkat pengembalian bebas risiko, ditambah premi risiko yang hanya mencerminkan risiko yang ada setelah diversifikasi. Risiko memang sulit diukur karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Dalam perhitungan risiko secara matematis, mengharuskan adanya pengetahuan menenai teori probabilitas dan pengertian mengenai keuntungan portofolio dan risiko portofolio. (Moeljadi, 2006)

CAPM tidak lepas dengan beta saham yang menjadi kuncinya. Dalam buku Financial Management karangan Titman, Keown, Martin, 2011 menyebutkan bahwa:

The key insights of the CAPM are that investment with the same beta have expected rate of return and that investors will require a higher rate of return on investment with higher betas”.

(47)

28 Kesimpulan utama CAPM adalah risiko yang relevan dari saham individu merupakan kontribusi terhadap risiko portofolio yang diversifikasi dengan baik. Risiko yang tetap ada setelah didiversifikasi merupakan risiko pasar atau risiko yang melekat pada pasar. Hal itu dapat diukur oleh suatu tingakatan ketika saham tertentu dalam pasar cenderung bergerak ke atas dan ke bawah (Moeljadi, 2006).

e. Fama Three Factors Model

(48)

29 Fama dan French dengan Three Factors model-nya menemukan bahwa faktor risk market, size dan book to market berpengaruh terhadap returns saham. Sampai saat ini penelitian masih berlanjut diberbagai negara yang melibatkan kalangan lebih luas dan terbuka. 2. Imbal Hasil (Return) Saham

Secara rasional tujuan dalam melakukan investasi adalah memperoleh return. Demikain pula investasi dalam saham, investor tentu ingin mendapatkan return yang maksimal dari investasi yang ditanamkan (Murti, 2011).

(49)

30 tingkat risiko tertentu. Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). Investor tentunya tidak akan melakukan investasi jika tanpa adanya harapan akan return yang diperoleh di masa yang akan datang.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003). Dalam melakukan investasi terdapat beberapa metode pengukuran return, salah satunya adalah return total. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu.

Konsep return menurut (Ang, 1997) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Para investor termotivasi untuk melakukan investasi salah satunya adalah dengan membeli saham perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai dengan apa yang telah diinvestasikannya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi yang tidak ada hasilnya.Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(50)

31 saham dapat dibedakan menjadi dua jenis (Jogiyanto, 2003), yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan Return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.

Dalam peningkatan return saham terdapat laba saham sehingga meningkatnya return saham maka menigkat pula laba saham perusahaan. Laba saham perusahaan diatur dalam psak 56 revisi 2011 tentang “Laba Per Saham” yang diadopsi dari IAS 33 dan berlaku efektif 1 Januari 2012. Sehingga pengaturannya harus disesuaikan dengan psak tersebut, dimana menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan pengungkapan Laba Per Saham (LPS) pada akhirnya meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan antar periode.

Metode return saham dapat menggunakan 2 cara (Asri, 1987 dalam Hartono dan Paramitha, 2008) yaitu:

a) Memasukkan unsur dividen

(51)

32 b) Tanpa memasukkan unsur dividen

Jika unsur dividen tidak digunakan dalam perhitungan (investor mengabaikan dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja. Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:

Ri = P1 – P0 / P0 Keterangan :

Ri : Return yang diharapkan D1 : Dividen yang diharapkan

P1 : Harga pasar saham yang diharapkan P0 : Harga pasar saham saat penutupan 3. Financial Distress

Financial distress (kesulitan keuangan) adalah awal terjadinya kebangkrutan pada perusahaan, kesulitan likuiditas yang sangat parah membuat perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik. Kebangkrutan biasanya diartikan dengan kegagalan perusahan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan tujuannya (Rudianto, 2013). Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas.

Menurut Ross, et al,. (2012) Financial distress adalah:

(52)

33 Ada beberapa definisi kesulitan keuangan sesuai tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy,

dan legal bankruptcy. Kebangkrutan dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut, laporan keuangan perusahaan merupakan satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis.

Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi yang mengarah kepada kebangkrutan. Model analisis yang digunakan menggunakan z-score. Analisis z-score adalah metode untuk memprediksi keberlangsungan hidup suatu perusahaan dengan mengkombinasikan beberapa rasio keuangan yang umum dan pemberian bobot yang berbeda dengan lainnya (Rudianto, 2013).

(53)

34 kedua berupa nilai pasar yang ditunjukan entitas, dimana nilai aset entitas lebih rendah daripada hutang yang dimiliki sehingga berada pada posisi nilai kekayaan negatif, secara teknis entitas berada pada kondisi bangkrut sehingga bisa dikatakan entitas mengalami kegagalan bisnis (business failure).

Sehingga dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa perusahaan yang mengalami keadaan financial distress memiliki penyebab yang berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain, penyebab suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan disebabkan melalui faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kondisi keuangan maupun non keuangan. Faktor keuangan misalnya adalah jumlah hutang yang terlalu besar, kebijakan dividen, dan sebagainya. Faktor non keuangan misalnya kesalahan dalam pemilihan lokasi dan pasar, dan sebagainya. Faktor eksternal misalnya adalah bencana alam, persaingan yang hebat, berkurangnya permintaan, perubahan minat pasar, perubahan budaya, dan sebagainya.

4. Z-Score

(54)
(55)

36 Dari ketiga konsep Z-Score yang paling cocok dalam penelitian ini yaitu yang pertama tahun 1968 digunakan karena sesuai untuk perusahaan yang go-public.

Z=1,2WCTA+1,4RETA+3,3EBITTA+0,6MVEBVL+0,999STA

Keterangan:

Z = bankrupcy index

WCTA = working capital / total asset RETA = retained earnings / total asset

EBITTA = earning before interest and taxes/total asset MVEBVL = market value of equity / book value of total debt STA = sales / total asset

Nilai Z adalah indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis. Menurut Altman, terdapat angka-angka cut off nilai z yang dapat menjelaskan apakah perusahaan akan mengalami kegagalan atau tidak pada masa mendatang dan ia membaginya ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Jika nilai Z < 1,8 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai 1,8< Z < 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).

(56)

37 Rasio-rasio yang digunakan dalam model Altman original (1968) adalah sebagai berikut

1) Net Working Capital to Total Assets (WCTA)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang

dimilikinya.

Assets Total

Capital Working

Net WCTA

Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto), dimana modal kerja diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Jika dikaitkan dengan indikator-indikator kebangkrutan, maka indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator internal seperti: ketidakcukupan kas, hutang dagang membengkak, utilitas modal (harta kekayaan) menurun, penambahan hutang yang tak terkendali, dan beberapa indikator lainnya.

(57)

38 berarti modal kerja bertambah, demikian pula sebaliknya akan terjadi defisit (modal kerja berkurang) apabila sumber dana lebih kecil daripada penggunaan dana. Modal kerja bertambah karena penjualan aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Modal kerja berkurang karena pembelian aktiva tetap, hutang jangka panjang, dan modal sendiri.

2) Retained Earnings to Total Assets (RETA)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para

pemegang saham.

Assets Total

Earning tained

RETA Re

(58)

39 3) Earning Before Interest and Tax to Total Asset (EBITTA)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran

bunga dan pajak.

Assets Total

EBIT EBITTA

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor termasuk pemegang saham dan obligasi. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah: piutang dagang meningkat, rugi terus menerus dalam beberapa semester, pendapatan menurun, terlambatnya hasil penagihan piutang, kredibilitas perusahaan berkurang, serta kesediaan memberi kredit pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu yang ditetapkan.

Rasio ini dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktifitas penggunaan dana yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar daripada rata-rata tingkat bunga yang dibayar, maka berarti perusahaan menghasilkan uang yang lebih banyak daripada bunga pinjaman (Sawir, 2005).

4) Market Value of Equity to Book Value of Debt (MVEBVL)

(59)

40 Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar

Merupakan rasio yang mengukur aktivitas perusahaan. Rasio ini sering juga digunakan dalam bentuk persamaan Net Worth/Total Debt. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri.

Umumnya perusahaan-perusahaan yang gagal adalah perusahaan yang mengkonsumsi lebih banyak hutang dibandingkan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi . Rasio ini kebalikan dari Debt Equity Ratio yang dikenal di dalam rasio keuangan (Sawir, 2005).

5) Sales to Total Assets (STA)

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan

penjualan dan mendapatkan laba.

Assets Total

(60)

41 Rasio Penjualan/Total Aktiva merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (revenue). Semakin besar perputaran total aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada aktivitas perusahaan yang kemudian akan berpengaruh pada rasio-rasio tersebut di atas adalah : pangsa pasar menurun, berpindahnya penguasaan pangsa pasar pada pesaing, modal kerja menurun, kepercayaan konsumen berkurang, dan beberapa indikator lainnya.

(61)

42 dengan memperhatikan beberapa indikator yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan.

Metode Altman Z-Score pertama kali dikembangkan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya tujuan perhitungan nilai Z adalah untuk mengingatkan akan masalah keuangan yang mungkin membutuhkan perhatian serius dan menyediakan petunjuk untuk bertindak. Bila nilai Z perusahaan lebih rendah daripada yang dikehendaki manajemen, maka harus diamati laporan keuangan untuk mencari penyebab mengapa terjadi begitu.

Hal yang menarik mengenai Altman Z-Score adalah keandalannya sebagai alat analisis tanpa memperhatikan bagaimana ukuran perusahaan. Meskipun perusahaan sangat makmur, tapi bila nilai Z mulai turun dengan tajam, perusahaan harus segera waspada dan mengambil langkah tepat untuk memperbaiki kinerjanya.

(62)

43 a. Credit evaluation – untuk loan officers dan manajer kredit

dalam menerima atau menolak aplikasi pinjaman.

b. Private investment analysis – untuk stock brokers dan investor-investor individu dalam mengevaluasi tingkat keamanan investasi yang lakakukan.

c. M & A analysis – untuk mempertimbangkan kelayakan entitas sebelum dan sesudah reorganisasi perusahaan.

d. Turn around management – untuk mengembangkan rencana darurat dan strategi perubahan haluan untuk segera memperbaiki situasi yang memburuk.

e. Insurance under writing – untuk menilai potensi risiko kredit, mengusulkan untuk diasuransikan termasuk pembagian risiko dan self-insured retentions.

f. Corporate governance – analisis direksi dan komite audit untuk kemampuan kelangsungan perusahaan, pertimbangan risiko perusahaan, dan analisis skenario merger dan akuisisi

5. Firm Size (Ukuran Perusahaan)

(63)

44 karyawan dan total modal maka akan mencerminkan keadaan perusahaan yang semakin kuat (Basyaib, 2007 dalam Mutia et.al, 2011).

Firm size adalah ukuran dari suatu perusahaan yang dilihat dari market capitalization. Market capitalization adalah nilai total dari semua outstanding shares yang ada, perhitungannya dapat dilakukan dengan cara mengalikan banyaknya saham yang beredar dengan harga pasar saat ini. Market capitalization/Firm size dapat dihitung dengan rumus:

Firm Size = Harga Saham x Jumlah Saham Beredar Atau

Firm Size = log total asset

Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Dalam teori keagenan bahwa pihak manajer merupakan jembatan pemberi informasi ke pihak eksternal maka semakin besar ukuran perusahaan maka informasi yang disampaikan ke pihak eksternal semakin banyak dana akan menimbulkan biaya keagenan yang besar dari pada perusahaan yang kecil dengan penyampaian informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas public.

(64)

45 yang besar sering diversifikasikan lebih luas dan memiliki arus kas yang lebih stabil sehingga kemungkinan pailit lebih kecil dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, perusahaan yang besar akan lebih aman dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan kewajibanya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan memiliki arus kas yang stabil, dan hal ini berarti struktur modalnya juga akan meningkat.

6. Book to Market Ratio

(65)

46 “book common equity for the fiscal year ending in calendar year (t-1), divied by market equity at the end of December of the year (t-1)”.

Book to market ratio dihitung dengan membagi equity per share dengan closing price bulan Desember (akhir tahun), untuk membagi perusahaan menjadi dua yaitu perusahaan dengan book to market ratio rendah dan tinggi. Book to market ratio merupakan rasio yang sering digunakan dalam menganalisis besarnya keuntungan dari saham. Beberapa alasan investor menggunakan book to market ratio di dalam menganalisis investasi antara lain :

1. Book value memberikan pengukuran yang relatif stabil, untuk dibandingkan dengan market price. Untuk investor yang tidak mempercayai estimasi discounted cash flow, book value dapat menjadi benchmark dalam memperbandingkan dengan market price.

2. Karena standar akuntansi yang hampir sama pada setiap perusahaan, book to market ratio bisa dikomparasikan dengan perusahaan lain yang berada pada satu sektor, untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut masih undervalue atau sudah overvalue.

(66)

47 Penggunaan book to market menjadi indikator pengukur kinerja perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan akan memberikan nilai positif untuk rasio book to market dan sebaliknya. Dalam penelitian ini penggunaan book to marker rasio mengacu dalam penelitian Utama dan Lumondang (2000) yang menyebutkan bahwa penggunaan book to market menghilangkan nilai negatif karena tidak mencerminkan growth suatu perusahaan dan book to market menunjukkan rasio nilai perusahaan yang dihitung oleh akuntan terhadap nilai perusahaan yang dinilai publik. 7. Beta Saham

Menurut Jogiyanto (1998) dalam Nurzaemah (2012), beta pasar merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing sekuritas di pasar. Beta merupakan index dari risiko sistematis karena kondisi pasar. Kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turun dalam pasar tercermin dalam koefisien beta (β) sebagai unsur kunci CAPM. Rata-rata risiko saham didefinisikan sebagai saham yang cenderung bergerak naik turun sejalan dengan pasar umum, yang diukur oleh beberapa indeks, seperti Dow Jones Industrials, S&P 500, atau New York Stock Exchange (Moeljadi, 2006), dan terdiri dari :

(67)

48 turun sesuai dengan rata-rata pasar dan akan memiliki risiko yang sama dengan rata-rata pasar.

b. Beta = 0,5 mengindikasikan bahwa perubahan saham (akan naik dan turun) hanya separuh dari perubahan pasar saham itu hanya separuhnya, dan portofolio saham seperti ini akan memiliki setengah risiko portofolio = 1,0.

c. Beta = 2,0 mengindikasikan bahwa perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan rata-rata pasar. Nilai portofolio seperti ini dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek dan jika memegang portofolio seperti ini, maka seseorang yang sebelumnya jutawan dapat menjadi bangkrut dengan cepat (Moeljadi, 2006).

Beta mengambarkan perubahan return pasar sebesar X%, yang akan berpengaruh terhadap return sekuritas sebesar X%. Jika β > 1 berarti saham cenderung naik dan turun lebih tinggi dibandingkan perubahan pasar. Jika β < 1 berarti saham cenderung turun atau naik lebih rendah

dibandingkan perubahan pasar. Beta banyak digunakan sebagai ukuran risiko karena dalam berbagai penelitian empiris, Beta relatif cukup stabil sehingga memungkinkan penggunaan data historis sebagai prediktor Beta di masa akan datang.

8. Earning

Gambar

Gambar 1.2 Perbandingan Indeks Harga Saham Sektoral Manufaktur dengan
Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Tabel 2.2 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Studi Islam (PSI), merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji keislaman dengan wilayah telaah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan beragama. Pendekatan

Hal ini juga berimplikasi positif dalam pengelolaan sumber daya, karena masyarakat Wakatobi mempunyai kepercayaan diri yang cukup kuat untuk mampu mengelola sumber daya

Perbedaan kelengkapan pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) berdasarkan Indeks GRI (Global Reporting Initiative) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

maupun retak dan relatip bersih, meskipun dari hasil pemeriksaan visual untuk 144 lubang tabung bagian dalam dan tabung dinding luar serta buffle- buffle penukar

tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan terhadap ruang terbuka hijau dan taman jalan ini. Selain itu pula banyaknya alih fungsi ruang terbuka

laporan dan reviu konsep laporan pengendali teknis/pengendali mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b pada Formulir 15 dan Formulir 16 dalam Lampiran

Rendahnya kualitas pendidikan merupakan masalah pokok yang dihadapi Indonesia saat ini. Pola pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan membuat siswa sulit untuk

Sementara anak-anak di negara maju lain bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti sewa tempat tinggal dan makanan, anak muda Jepang