• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengetahuan Pelanggan Residensial Terhadap Fitur Telepon dan Hubungannya Terhadap Kepuasan Pelanggan di Kandatel Ridar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengetahuan Pelanggan Residensial Terhadap Fitur Telepon dan Hubungannya Terhadap Kepuasan Pelanggan di Kandatel Ridar."

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

DI KANDATEL RIDAR

Tugas Sarjana

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

LAWRENCE BOSTON NIM : 010423054

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DI KANDATEL RIDAR

Tugas Sarjana

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

LAWRENCE BOSTON NIM : 010423054

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(Ir. Sugih Arto P. MM ) ( Ir. Ukurta Tarigan, MT )

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Sebagai ungkapan syukur, selayaknya dipanjatkan Puji syukur kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala karunia dan berkat Nya yang diberikan,

penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana ini.

Pelaksanaan Tugas Sarjana ini dilakukan di PT. (Persero) Telekomunikasi

Indonesia kantor Daerah Telekomunikasi Ridar, ditulis sebagai salah satu syarat

yang harus diselesaikan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas

Sumatra Utara.

Judul dari tugas akhir ini adalah “Analisis Pengetahuan Pelanggan

Residensial Terhadap Fitur Telepon dan Hubungannya Terhadap Kepuasan Pelanggan di Kandatel Ridar ”.

Dalam penulisan serta penyusuanan Tugas Sarjana ini, Penulis dibantu dan

didukung oleh berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM, sebagai sebagai dosen

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan laporan ini.

3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, sebagai sebagai dosen pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

(4)

4. Bapak Ir. Mohamad Zulkifri, sebagai General Manager Kantor Daerah

Telekomunikasi Ridar

5. Bapak Abdul Karim Almasyar, ST, sebagai Manager Area Network

Ridar Divisi Infratel .

6. Bapak Masagus Abdul Aziz, sebagai Manager Customer Care Kantor

Daerah Telekomunikasi Ridar sekaligus pembimbing mahasiswa dalam

melaksanakan penyelesaian Tugas akhir di Kandatel Ridar

7. Pegawai, staf dan karyawan Kandatel Ridar yang telah membantu

menyediakan data dan masukan dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini telah diupayakan secara sistimatis

untuk memudahkan pemahaman materi yang disajikan, namun tentu saja masih

terdapat kekurangan-kekurangan yang luput dari pemantauan penulis. Penulis

sangat berterima kasih atas segala saran dan kritik yang bersifat membangun serta

bermanfaat bagi kita.

Universitas Sumatra Utara, Tahun 2007

Penulis

(5)

iv

”Aku melayangkan mataku ke Gunung-gunung, dari manakah aku dapat pertolonganku, pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan Bumi”. Sebagai ungkapan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan kasih karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Sarjana ini.

Saya persembahkan Tugas Sarjana ini khusus untuk :

1. Isteri terkasih Kuji Margaretha Kusumahesti Rohi, yang dengan penuh semangat dan motivasi menggerakkan agar dapat menyelesaikan Tugas Sarjana walaupun keberadaan saya sudah pindah/mutasi ke Pekanbaru.

2. Anak-anak terkasih ( Daniel Mihado Hasudungan Pasaribu, Johan William Erlang Pasaribu, Samuel Roosevelt Pasaribu), yang sabar menemani dan penuh harapan dalam penyelesaian tugas-tugas kuliah pada saat di Medan, penyusunan kerja Praktek serta penyelesaian Tugas Sarjana di Pekanbaru.

3. Rekan-rekan mahasiswa yang memberikan bantuan, dukungan moral dan material serta saran-saran yang telah berguna dalam menyelesaikan laporan ini.

Pekanbaru, Oktober 2007 Penulis

(6)

xi

Gambar 3.1 Konsep Kepuasan Pelanggan ... III-18 Gambar 3.2 Diagram Jalur Yang Menyatakn Hubungan Kausal dari X1

sebagai Penyebab, ke X2 sebagai Akibat ... III-29 Gambar 3.3 Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal dari X1,

(7)

xii

1. Kusioner Pendahuluan ... L.1 2. Kusioner Tertutup ... L.4 3. Hasil Uji Validitas ... L.7 4. Hasil Uji Reliabilitas ... L.10 5. Data Penelitian dalam Skala Interval untuk X1 ( Pengetahuan ...

mengenai Produk dan Jasa ... L.11 6. Data Penelitian dalam Skala Interval untuk X2 dan X3 ...

(8)

ix

Tabel 3.1 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi ... III-34 Tabel 5.1 Hasil Tabulasi Kuisioner Pendahuluan ... V-1 Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... V-4 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... V-4 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendididikan... V-4 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... V-5 Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata2 Tagihan/bln ... V-5 Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Fitur Telepon ... V-6 Tabel 5.8 Pengetahuan Pelanggan Mengenai Fitur Telepon ... V-7 Tabel 5.9 Pengetahuan Pelanggan Mengenai Pemerolehan Fitur Telepon ... V-7 Tabel 5.10 Tingkat Pengetahuan Pelanggan Mengenai Kelengkapan dan

Fasilitas Tambahan ... V-8 Tabel 5.11 Tingkat Pengetahuan Pelanggan Mengenai Cara

Pemakaian dan Manfaat Fitur Telepon ... V-8 Tabel 5.12 Frekuensi Penggunaan Fitur Telepon ... V-9 Tabel 5.13 Jumlah Fitur Telepon Yang Digunakan ... V-9 Tabel 5.14 Kepuasan Pelanggan Terhadap Promosi Fitur-Fitur Telepon …….. V-10 Tabel 5.15 Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesesuaian Fitur Telepon

(9)

x

Tabel 5.17 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Waktu, Biaya dan

Effektifitas Fitur Telepon ... V-11 Tabel 5.18 Kepuasan Pelanggan Terhadap Kelancaran Operasional

Fitur Telepon ..……… V-12 Tabel 5.19 Kepuasan Pelanggan Terhadap Jasa Layanan Telepon Secara

Keseluruhan Dengan Adanya Fasilitas Fitur Telepon ... V-12 Tabel 5.20 Data hasil Jawaban Responden dalam Ordinal ... V-13 Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Validitas Persepsi Pelanggan ... V-15 Tabel 5.22 Transformasi Skala Ordinal Menjadi Skala Interval dengan

Untuk Variabel X1 ……… V-20 Tabel 5.23 Transformasi Skala Ordinal Menjadi Skala Interval dengan

Untuk Variabel X2 ……… V-21 Tabel 5.24 Transformasi Skala Ordinal Menjadi Skala Interval dengan

Untuk Variabel X3 ……… V-21 Tabel 5.25 Transformasi Skala Ordinal Menjadi Skala Interval dengan

(10)

v

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH ……….. iv

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… I-1

1.1 Latar Belakang Penelitian……… I-1 1.2 Perumusan Masalah ……… I-3 1.3 Tujuan Penelitian ..………. I-3 1.4 Manfaat Penelitian ………. I-4 1.5 Ruang Lingkup dan Asumsi ………. I-4 1.6 Sistematika Penulisan. ……….. I-5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...… II-1

(11)

vi

3.1 Pengetahuan Pelanggan……….. III-1 3.2 Definisi dan Jenis Fitur Telepon..……… III-5 3.3 Jasa ……. ……….………. III-10 3.4 Kepuasan Pelanggan ……….. III-17 3.5 Perancangan Sampel ………. III-20 3.6 Analisa Jalur ……….. III-27 3.7 Reliabilitas Alat Ukur ……… III-37 3.8 Validitas Alat Ukur ……….. III-40 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN….……… IV-1

(12)

vii

4.9 Analisis dan Pembahasan Hasil ………. IV-9 4.10 Kesimpulan dan Saran ……… IV-9 BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA……… V-1

5.1 Pengumpulan Data ……… V-1 5.2 Pengolahan Data ……… V-15 BAB VI ANALISIS PEMBAHASAN HASIL …………..……… VI-1

6.1 Karakteristik Responden ……… VI-1 6.2 Analisis Tingkat Pengetahuan Pelanggan Terhadap

Produk Fitur Telepon ………. VI-3 6.3 Analisis Pengetahuan Pelanggan Mengenai Pemerolehan

Fitur Telepon ……….………. VI-6

6.4 Analisis Pengetahuan Mengenai Penggunaan

Fitur Telepon ……….. VI-7

(13)
(14)

i

pelanggannya. Mengahadapi Persaingan di dunia usaha Telekomunikasi sekarang tidak hanya bergantung pada produk yang dihasilkan, tetapi juga dipengaruhi oleh nilai tambah yang diberikan pada produk tersebut dengan tujuan untuk memuaskan pelanggan. PT. Telkom Kandatel Ridar dalam menjual produknya juga berusaha memberikan nilai tambah dengan memberikan layanan berupa fitur telepon. Adapun fitur telepon yang dibahas dalam penelitian ini sebanyak 10 fitur yaitu Nada Sela, Andara, Tri mitra, Sandi Nada, Lacak, Telkom Memo, Klip, Permata, Keyword, Hunting.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan pengetahuan pelanggan telepon residensial mengenai jasa nilai tambah fitur telepon terhadap kepuasan pelanggan. Metode perhitungannya menggunakan Analisis Jalur untuk mengetahui hubungan antara tiga jenis pengetahuan pelanggan, yaitu : pengetahuan produk (X1), Pengetahuan pembelian/pemerolehan (X2), dan pengetahuan pemakaian/penggunaan (X3) sebagai variabel bebas dengan kepuasan pelanggan (Y) sebagai variabel tidak bebas hal ini disebabkan masih rendahnya pemakaian fasilitas fitur yang telah diberikan yaitu sebesar 30 % dari jumlah pelanggan yang memiliki 70 % dari jumlah pelanggan Residensial, demikian juga CSI ( Customer Satisfaction

Index) untuk layanan POTS tahun 2006 sebesar 71,75 % sedangkan harapan yang

ingin dicapai sebesar 76,19 %.

Dalam melakukan penelitian ini dilakukan cara menghitung tingkat pengetahuan pelanggan terhadap jasa nilai tambah dan hubungannya terhadap kepuasan pelanggan telepon residensial. Asumsi-asumsi untuk perhitungan yaitu kondisi perusahaan, teknologi tidak berubah, data pendukung masih valid, segmentasi pelanggan residensial.

Setelah dilakukan penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan produk dan pengetahuan pemakaian terhadap kepuasan pelanggan pada tingkat kepercayaan sebesar 10%. Hubungan total pengetahuan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan adalah 48,68 %, dan hubungan lain diluar penelitian adalah 16,85 %.

(15)

i

pelanggannya. Mengahadapi Persaingan di dunia usaha Telekomunikasi sekarang tidak hanya bergantung pada produk yang dihasilkan, tetapi juga dipengaruhi oleh nilai tambah yang diberikan pada produk tersebut dengan tujuan untuk memuaskan pelanggan. PT. Telkom Kandatel Ridar dalam menjual produknya juga berusaha memberikan nilai tambah dengan memberikan layanan berupa fitur telepon. Adapun fitur telepon yang dibahas dalam penelitian ini sebanyak 10 fitur yaitu Nada Sela, Andara, Tri mitra, Sandi Nada, Lacak, Telkom Memo, Klip, Permata, Keyword, Hunting.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan pengetahuan pelanggan telepon residensial mengenai jasa nilai tambah fitur telepon terhadap kepuasan pelanggan. Metode perhitungannya menggunakan Analisis Jalur untuk mengetahui hubungan antara tiga jenis pengetahuan pelanggan, yaitu : pengetahuan produk (X1), Pengetahuan pembelian/pemerolehan (X2), dan pengetahuan pemakaian/penggunaan (X3) sebagai variabel bebas dengan kepuasan pelanggan (Y) sebagai variabel tidak bebas hal ini disebabkan masih rendahnya pemakaian fasilitas fitur yang telah diberikan yaitu sebesar 30 % dari jumlah pelanggan yang memiliki 70 % dari jumlah pelanggan Residensial, demikian juga CSI ( Customer Satisfaction

Index) untuk layanan POTS tahun 2006 sebesar 71,75 % sedangkan harapan yang

ingin dicapai sebesar 76,19 %.

Dalam melakukan penelitian ini dilakukan cara menghitung tingkat pengetahuan pelanggan terhadap jasa nilai tambah dan hubungannya terhadap kepuasan pelanggan telepon residensial. Asumsi-asumsi untuk perhitungan yaitu kondisi perusahaan, teknologi tidak berubah, data pendukung masih valid, segmentasi pelanggan residensial.

Setelah dilakukan penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan produk dan pengetahuan pemakaian terhadap kepuasan pelanggan pada tingkat kepercayaan sebesar 10%. Hubungan total pengetahuan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan adalah 48,68 %, dan hubungan lain diluar penelitian adalah 16,85 %.

(16)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kantor Daerah Telekomunikasi Riau Daratan merupakan organisasi

Delivery channel berfungsi memberikan layanan serta kepuasan yang tinggi bagi

pelanggannya baik melalui perkembangan teknologi maupun melalui penambahan

layanan berbentuk Fitur. Perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi

informasi yang pesat, membuat peran telekomunikasi semakin vital bahkan kedua

teknologi tersebut menjadi urat nadi dan tumpuan ragam aktivitas manusia di

dunia ini. Telekomunikasi tidak hanya mampu memperpendek jarak interaksi

antar manusia tetapi juga berhasil mengglobalkan pasar, mengurangi biaya

transaksi, serta memacu produktivitas roda perekonomian dunia. Perkembangan

teknologi telekomunikasi semakin tak terbendung, kini masyarakat pengguna jasa

telekomunikasi tidak lagi hanya dapat menikmati jasa-jasa dasar telekomunikasi,

telepon bukan hanya berstandar pada Fixed Line, tapi juga selular yang memiliki

mobilitas tinggi dan merupakan jasa telekomunikasi yang bersifat personal

(personal communication).

Dalam era persaingan Global dimulai dengan regulasi Undang-undang

Telekomunikasi No. 36/1999 tanggal 8 September 2000 menyebabkan

perkembangan di bidang industri telekomunikasi di tanah air membuka tantangan

serta dinamika dunia Telekomunikasi menjadi terbuka lebar, persaingan antar

(17)

PT Telkom Kandatel Ridar menambah layanan telepon dengan berbagai fasilitas

fitur sebagai jasa nilai tambah (jasnita). Layanan tambahan fitur ini khusus

diberikan bagi pelanggan POTS (Plain Ordinary Telepon Service/fixed line)

banyak dikenal oleh masyarakat dan pelanggan telepon adalah 10 fitur, yaitu

Sandi Nada, Lacak, Nada Sela, Trimitra, Andara, Telkom Memo, Hunting,

Permata dan Key Word, Klip, dan Telkom Net Instant.

Profile pelanggan PT Telkom Kandatel Ridar adalah pelanggan

Residensial mendominasi 60 % dari seluruh jumlah pelanggan, perkembangan

fasilitas layanan fitur telepon sejak lima tahun terakhir cukup significant 70%

pelanggan Residensial sudah memperoleh fasilitas fitur telepon tersebut, namun

jumlah yang memanfaatkan fasilitas fitur telepon masih 30%.

Layanan tambahan tersebut merupakan upaya PT. Telkom untuk

memuaskan pelanggan, namun dari hasil pemantauan ternyata pelanggan belum

memanfaatkan fasilitas fitur telepon dengan optimal. Hal ini terjadi karena

pengetahuan pelanggan terhadap fitur tersebut masih rendah. Sementara,kepuasan

pelanggan akan meningkat jika pelanggan memiliki pengetahuan cukup mengenai

produk/jasa beserta jasa-jasa tambahannya (dalam hal ini adalah fitur telepon),

cara pemakaiannya, cara memperolehnya, sehingga pelanggan akan dapat

memanfaatkan fasilitas tersebut dengan optimum. Oleh sebab itu perlu dievaluasi

kembali melalui suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan

pelanggan telepon (Customer Product Knowledge) mengenai layanan tambahan

(18)

Index) untuk layanan POTS tahun 2006 sebesar 71,75 % sedangkan harapan yang

diinginkan CSI sebesar 76,19% sehingga terjadi CDI ( Customer Dissatisfaction

Index) sebesar 4,44 %

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diidentifikasi pada penelitian ini dibatasi pada

pokok-pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan pelanggan telepon residensial terhadap layanan

tambahan fasilitas fitur yang diberikan oleh PT. Telkom Kandatel

Ridar.

2. Sejauhmana pengetahuan pelanggan residensial mengenai fitur telepon

mempunyai hubungan dengan kepuasan pelanggan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui tanggapan pelanggan telepon residensial terhadap

layanan tambahan fasilitas fitur telepon di Kandatel Ridar

2. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan pengetahuan pelanggan

telepon residensial mengenai fitur telepon terhadap kepuasan

(19)

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Ilmiah

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi yang akan melakukan

penelitian lebih jauh dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan dapat

menambah wawasan pengetahuan bagi yang membacanya terutama

mengenai masalah pengetahuan pelanggan dan kepuasan pelanggan.

2. Kegunaan Praktis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam

mengevaluasi pelayanan PT Telkom Kandatel Ridar terhadap

pelanggan, khususnya layanan tambahan fasilitas fitur telepon pada

pelanggan residensial.

1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah

1. Penelitian dilakukan dalam Area Kandatel Ridar.

2. Segmentasi penelitian khusus pada pelanggan Residensial.

3. Periode penelitian bulan Juli sampai dengan September 2007

Adapun asumsi dan batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kondisi perusahaan tidak berubah selama penelitian.

2. Teknologi yang digunakan tidak berubah dan dalam kondisi masih

(20)

1.6.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penilaian tugas akhir ini,

maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika

sebagai berikut:

a. BAB I - PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah yang terjadi, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

b. BAB II – GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi mengenai gambaran umum mengenai sejarah dan kegiatan

perusahaan.

c. BAB III - LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori dari referensi-referensi serta literatur-literatur

yang sesuai dengan materi penelitian yang dijelaskan dan mendukung

terhadap analisis yang dilakukan terhadap masalah yang terjadi.

d. BAB IV - METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara

garis besar bagaimana langkah pemecahan persoalan dengan

(21)

Bab ini memuat data hasil penelitian sebagai bahan untuk melakukan

pengolahan data serta seluruh tahap-tahap pengolahan data yang

digunakan sebagai dasar pada analisia dan evaluasi data.

f. BAB VI – ANALISIS PEMBAHASAN HASIL

Pada bab ini dilakukan intepretasi dan analisis terhadap data yang telah

terkumpul dan diolah. Analisis dilakukan dengan mengacu pada referensi

serta literatur yang mendukung.

g. BAB VII - KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian

serta saran yang dapat diberikan berdasarkan intepretasi dan analisis yang

telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh.

(22)

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Telkom adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum, awalnya

bernama Post – en Telegraafdienst yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan

Staatsblad No.52., kemudian pada tahun 1906 dirubah menjadi Post, Telegraaf en

Telefoondients atau disebut PTT-Dienst oleh Pemerintah Hindia Belanda

berdasarkan Staatsblad No.395 tahun 1906. PTT-Dienst ditetapkan sebagai

Perusahaan Negara berdasarkan Staatsblad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia

Bedrijvenwet (I.B.W, Undang-Undang Perusahaan Negara).

Perkembangan berikutnya, secara kronologis disusun sebagai berikut:

Pada tahun 1960 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) No.19 tahun 1960 tentang

persyaratan suatu perusahaan Negara dan PTT-Dienst memnuhi syarat untuk tetap

menjadi suatu Perusahaan Negara (PN) dan dengan PERPU no 240 tahun 1961

berubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi.

Usaha PN Pos dan Telekomunikasi ternyata berkembang dengan pesat,

maka pada tahun 1965 Pemerintah mengadakan peninjauan kembali dengan

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 29 dan No.30 tahun 1965 terjadi

(23)

Mulai tanggal 28 April 1970 berdasarkan SK Menteri Perhubungan No.

1291/U/1970 PN Telekomunikasi berubah menjadi Perusahaan Umum

Telekomunikasi ( PERUMTEL ) yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah

No.36 tahun 1974. Dalam peraaturan tersebut dinyatakan juga bahwa Perusahaan

Umum Telekomunikasi sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum,

baik hubungan telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri.

Pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk membeli seluruh saham

PT. Indonesian Satellite Corporation (Indosat) dari American Cable & Radio

Corporation. Dengan Peraturan Pemerintah No 53 tahun 1980, diadakan

perubahan atas peraturan pemerintah No 36 tahun 1974 dengan menetapkan

PERUMTEL sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan

telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan

usaha penyelenggara jasa telekomunikasi untuk umum internasional.

Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991 dikeluarkan Pemerintah tanggal 1

Mei 1991 tentang pengalihan bentuk perusahaan umum (PERUM)

Telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), sebagaimana dimaksud

dalam Undang-undang No.9 tahun 1969 pada tanggal 24 September 1991. Sejak

itulah berdiri Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia atau

disebut juga PT TELKOM. Pada tahun yang sama dengan perubahan nama

PERUMTEL menjadi PT TELKOM, diluncurkan pula produk-produk jasa-jasa

tambahan pada fasilitas telepon dengan menggunakan teknologi modern, yaitu

lima fitur tambahan komunikasi suara Abbreviated Dialling, Call Forwarding,

(24)

Pengumuman mengenai pendirian PT Telkom dalam berita Negara

Republik Indonesia dilakukan pada tahun 1992 dengan No.5 tanggal 17 Januari

1992. Setahun kemudian tepatnya pada pertengahan tahun 1993 tempat

kedudukan PT Telkom pindah dari Jakarta ke Bandung, pada tahun yang sama

juga diluncurkan produk/jasa baru yaitu Telfax, Teleconference, Indonet dan

Premium Calling Card.

Perubahan status PT Telkom menjadi perusahaan public dan seluruh

ketentuan Anggaran Dasar PT Telkom dirubah. Pada tanggal 14 November 1995,

secara resmi saham PT Telkom diperdagangkan dipasar bursa Jakarta dan saham

PT Telkom juga diperdagangkan dibusa New York dan London. Menjelang

peluncuran Penawaran Perdana Perusahaan ke masyarakat pada tahun 1995, PT

Telkom merestrukturisasi seluruh kegiatan operasionalnya menjadi 7 (tujuh)

Divisi Regional (Divre) yang masing-masing saat ini melayani jasa

telekomunikasi berdasarkan wilayah yang ditentukan dan Divisi Network, yang

melayani jasa sambaungan langsung jarak jauh dalam negeri, melalui jaringan

transmisi utama Telkom serta Divisi Penunjang lainnya. Ketujuh Divisi Regional

tersebut adalah Divre I Sumatera, Divre II Jakarta dan sekitarnya, Divre III Jawa

Barat, Divre IV Jawa Tengah, Divre V Jawa Timur, Divre VI Kalimantan, Divre

VII Indonesia Timur. Pada bulan Oktober 1995, Telkom melakukan program

kerjas sama operasi (KSO) dengan lima perusahaan swasta untuk

mengembangkan dan mengelola lima dari tujuh Divre Telkom dan atas nama PT

(25)

Pada tahun 1996 PT Telkom diberi hak eksklusif menjadi Badan

Penyelenggara Jasa Telekomunikasi dalam negeri melalui Keputusan

Menparpostel No. KM 60/PT.102/MPDT.1995 tanggal 14 Agustus 1995.

Ketentuan eksklusif diberikan terhitung mulai 1 Januari 1996 dengan rincian

sebagai berikut :

a. Hak eksklusif penyelenggaraaan jasa telekomunikasi lokal dengan

dengan menggunakan jaringan tetap (Fixed Lines) dan Fixed Wireless

untuk jangka waktu minimum 15 tahun.

b. Hak eksklusif penyelenggaraan jasa telekomunikasi jarak jauh, untuk

jangka waktu minimal 10 tahun.

c. Hak eksklusif penyelenggaraan sebagaimana butir (a) termasuk

penyelenggaraan yang dilaksanakan untuk dan atas nama PT Telkom

melalui pola KSO.

Pada tahun yang sama juga diluncurkan produk/jasa baru yaitu Pasopati ( Paduan

Solusi Pelayanan Teknologi Informasi), Japati (Jaringan Pintar Teknologi

Informasi), Fitur, Telkom Memo, Jamus (Jaringan Multi Service) , Infonet dan

Telkomnet Instan.

Setahun kemudian PT Telkom kembali meluncurkan jasa nilai tambah

fitur telepon yaitu Permata ( Pertemuan Melalui Telepon Anda), yang dapat

melaksanakan pembicaraan dengan 30 orang sekaligus melalui telepon untuk

meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan pelanggannya. PT Telkom

pada tahun yang sama juga menyelenggarakan sayembara untuk

(26)

sayembara ini juga dimaksudkan sebagai promosi. Lima fitur telepon yang telah

di Indonesiakan adalah : Abreviated Dialing menjadi Sandi Nada, Call

Forwarding menjadi Lacak, Hot Line Delayed menjadi Andara, Call Waiting

menjadi Nada Sela, dan Three Party Call menjadi Tri Mitra.

Dikeluarkan UU telekomunikasi No 36 tahun 1999 untuk menggantikan

UU Telekomunikasi No 3 tahun 1989 menegaskan penghapusan hak eksklusif PT

Telkom yang awalnya direncanakan berakhir tahun 2016 dipercepat menjadi

tahun 2002.

2.2. Kandatel Riau Daratan ( Ridar )

PT Telkom Divisi Regional I Sumatera adalah bagian dari PT Telkom

merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diberi kewenangan dan tanggung

jawab untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi dengan menyediakan

jaringan dan layanan infocom. Pada tahun 2006 sesuai dengan Keputusan Direksi

Perusahaan Telekomunikasi Nomor KD 10 /PS150/CTG-10/2006 bulan Januari

2006 telah menetapkan struktur organisasi Kandatel yang baru dalam rangka

mengantisipasi persaingan serta kompetisi layanan telekomunikasi yang cukup

ketat pada era globalisasi dengan penerapan perdagangan bebas internasional dan

regional.

Kandatel Ridar sebagai salah satu ujung tombak layanan bertugas

menyelenggarakan aktivitas operasi layanan customer, sales, customer care,

operasi pemeliharaan access serta kesiapan dan kehandalan infrastruktur access

dipimpin seorang General Manager dan Deputy General Manager yang

(27)

dalam hal pelaksanaan tugas untuk mencapai kinerja perusahaan GM Kandatel

dibantu oleh beberapa Manager yaitu :

a) Manager Business Performance

Bertanggung jawab atas penyiapan rencana operasi Kandatel, penyediaan

guideline operasi, serta monitoring, evaluasi dan peningkatan

performansinya sehingga dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan operasi

bisnis Kandatel dilaksanakan dalam koridor pengendalian manajemen

secara memadai.

b) Manager Customer Care

Melakukan problem handling, resolving customer problem, track dan

manage customer complain, monitoring, control, evaluasi kualitas

pelayanan (QoS), SLA/SLG management, pelaksanaan program customer

loyalty & retention.

c) Manager Fixed Phone Sales

Bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas sales untuk produk fixed

phone ( wireless dan wireline ), baik berupa promosi, kegiatan-kegiatan

dalam rangka penjualan produk fixed phone, mikro demand, spreading &

canvassing outlet.

d) Manager Data & Value Added Services ( VAS )

Bertangung jawab atas pelaksanaan aktivitas sales untuk produk Data dan

Value Added Service, baik berupa promosi, kegiatas-kegiatan dalam

rangka penjualan produk Data dan VAS, mikro demans serta Customer

(28)

e) Manager Access Network Maintenance

Bertanggung jawab atas terjaganya kondisi kesiapan operasi access

network baik berupa pemeliharaan, meng-update dan entry data access

network, melakukan pengetesan, pengukuran dan pengecekan fisik access

network serta melakukan supporting access facilities.

f) Manager Access Network Operation

Bertanggung jawab atas berfungsinya secara efektif access network dalam

memenuhi layanan jasa kepada customer baik berupa pasang baru, mutasi,

penanganan gangguan.

g) Manager General Support

Bertanggung jawab atas efektifitas penyelenggaraan fungsi General

Support pada lingkup wilayah operasi Kandatel, sehingga kebutuhan

fasilitas penyelenggaraan operasi Kandatel dapat dipenuhi dan

dilaksanakan dengan lancer, serta dilaksanakan secara efisien dan dengan

administrasi yang tertib, baik berupa proses management logistic,

mengatur pendayagunaan serta aktivitas pengamanan asset.

2.3. Ruang Lingkup Divisi-divisi di Telkom

Ruang lingkup masing-masing divisi adalah sebagai berikut:

1. Divisi Regional

Bertanggung jawab serta berfungsi sebagai Delivery Channel dan

pengelolaan Customer khususnya segmen consumer/retail. Divisi

Regional adalah unit operasi dengan fokus pada penyelenggaraan

(29)

dikembangkan dari jasa infokom kepada Customer Segment

consumer/retail.

Adapun lingkup usaha Divisi Regional adalah sebagai berikut :

a) Voice : Fixed Wireless dan Fixed Wireline

b) Data & Internet : Telkomnet Premium, Telkomnet Instan, Speedy

c) Content & VAS : Layanan Fitur ( Lacak, Nada sela, Trimitra,

Sandi nada, Klip, Andara

2. Divisi Infrastruktur Telekominikasi (INFRATEL)

Divisi Infrastruktur Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Divisi

InfraTel adalah unit organisasi yang diberikan otoritas dan peran

sebagai pengelola infrastruktur Telekomunikasi yang merupakan unit

bisnis support service yang dibentuk untuk menjalankan peran sebagai

berikut :

a) Pengelolaan kegiatan layanan operasional infrastruktur yang

merupakan system Network bagi penyelenggaraan bisnis

infokom diseluruh unit bisnis Telkom.

b) Penyelenggara implementasi kebijakan di bidang Network

sesuai Roadmap dan kebijakan infrastruktur Telkom.

c) Implementasi kebijakan perusahaan di bidang Network secara

terintegrasi seperti :

1) Jaringan jarak jauh domestik dan Internasional

(30)

3) Jaringan untuk layanan Multimedia.

4) Pemenuhan kebutuhan Network untuk layanan baik

kepada segmen Konsumer maupun solusi untuk segmen

enterprise

3. Divisi Multimedia

Adalah Divisi yang mengelola jasa Multimedia dan Network Provider

untuk melayani masyarakat, langganan dan internal Telkom, Internet

Provider, Corporate Customers. Divisi ini bertanggung jawab untuk

melayani bisnis masa depan ditandai dengan adanya konvergensi

telepon, televisi kabel dan internet.

4. Divisi Informasi Sistem Center ( ISC )

Adalah Divisi yang menyediakan sistem informasi, baik untuk

kepentingan Telkom maupun pihak luar. Produk-produk layang yang

dihasilkan diantaranya software, Management Information System,

Sistem Informasi Kastamer (SISKA), Billing Process, Corporate

Database, Interkoneksi Billing dan Proses Telepon Selular.

5. Divisi Riset & Development Centre ( RDC )

Adalah Divisi yang melaksanakan Riset dan Pengembangan

Teknologi Telekomunikasi dan Informasi untuk kepentingan internal

Telkom. Riset ini mencakup riset pengembangan produk baru,

standarisasi perangkat, grand scenario technology dan uji kaji

laboratorium.

(31)

Adalah Divisi yang berfungsi sebagai Repair Center (Pusat

Perbengkelan) bagi kepentingan Telkom, meliputi pengetesan dan

modul repair, menyediakan suku cadang, perangkat dan konsultasi

teknis.

7. Divisi Telkom Training Centre ( TTC )

Adalah Divisi yang didirikan untuk mengembangkan sumber daya

manusia dalam bidang pertelekomunikasian dan berpusat di Bandung.

TTC PT. TELKOM merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan

dan latihan yang bertujuan untuk membentuk tenaga kerja

telekomunikasi yang siap pakai dalam rangka menghadapi tugas yang

akan diberikan di lapangan sesuai dengan kebutuhan PT. TELKOM.

Kantor Perusahaan Telkom berdasarkan akte perubahan yang terakhir

berkedudukan di Jl. Japati No.1 Bandung. Kantor Perusahaan bertanggung jawab

atas pencapaian sasaran pengelolaan perusahaan melalui kegiatan unit kerja

perusahaan secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan divisi, Kantor

Perusahaan hanyalah menetapkan hal-hal yang strategis, sedangkan penjabaran

operasionalnya dilaksanakan oleh masing-masing divisi.

Secara garis besar struktur manajemen Telkom meliputi Kantor

(32)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengetahuan Pelanggan

3.1.1. Pengertian Pengetahuan Pelanggan

Secara umum Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai berikut : (engel, et

al. 1994 : 316) 1 informasi yang disimpan dalam ingatan sedangkan pengetahuan

pelanggan didefinisikan sebagai himpuran bagian dari informasi total yang

relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar.

Dengan isi pengetahuan merupakan isi ingatan, psikologi kognitif

mengemukakan bahwa terdapat dua jenis pengetahuan dasar, yaitu : deklaratif dan

prosedural. Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) melibatkan faktor

subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan prosedural (procedural

knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini digunakan.

Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa fakta tersebut tidak

perlu sesuai dengan realitas objektif. Sebagai contoh, konsumen mungkin percaya

bahwa harga adalah indikator mutu, sekalipun keduanya benar-benar tidak

berhubungan.

Pengetahuan deklaratif dibagi menjadi dua kategori : episodik dan

semantik. Pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Misalnya

pengetahuan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan, kapan anda terakhir kali

1

(33)

membeli sejumlah pakaian ? “sebaliknya, pengetahuan semantik (Semantic

Knowledge) mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memberikan

arti bagi dunia seseorang. Ini adalah pengetahuan yang akan digunakan misalnya

dalam mendeskripsikan sebuah video cassette recorder.

3.1.2. Jenis-jenis Pengetahuan Pelanggan

Pengetahuan konsumen menurut engel, et al.2 dapat dibagi dalam tiga bidang umum pengetahuan konsumen yaitu :

1. Product Knowledge ( Pengetahuan produk )

Pengetahuan produk merupakan konglomerat dari banyak jenis

informasi yang berbeda. Pengetahuan produk mencakupi :

a. Kesadaran akan kategori merek produk di dalam kategori produk

b. Terminologi produk (misalnya, “Floopy disk” dalam kompuater)

c. Atribut atau ciri produk

d. Kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai

merek spesifik.

2. Purchase Knowledge ( Pengetahuan Pembelian )

Pengetahuan pembelian (purchase knowledge) mencakup bermacam

potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat

dengan pemerolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan dengan

keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan

pembelian harus terjadi.

2

(34)

a. Dimana membeli

Hal mendasar yang harus diselesaikan konsumen selama

pengambilan keputusan adalah dimana mereka harus membeli

suatu produk. Banyak produk dapat diperoleh melalui saluran yang

sangat berbeda. Misalnya dimana kantor pelayanan PT. Telkom.

Keputusan dimana membeli ditentukan sebagian besar oleh

pengetahuan pembelian. Pengetahuan produk, kesadaran, dan citra

adalah komponen penting dari pengetahuan pembelian.

Pengetahuan pembelian juga mencakup informasi yang dimiliki

konsumen mengenai lokasi produk ,salah satu aspek dari

pengetahuan lokasi ini melibatkan informasi konsumen mengenai

dimana produk tersebut sebenarnya.

b. Kapan Membeli

Komponen yang relevan dari pengetahuan pembelian adalah

kepercayaan konsumen mengenai kapan membeli, konsumen yang

mengetahui bahwa suatu produk pada waktu tertentu akan dijual

dengan memperoleh potongan harga maka konsumen mungkin

akan menunggu waktu tersebut.

3. Usage Knowlledge ( Pengetahuan Pemakaian )

Kategori ketiga dari pengetahuan konsumen digambarkan pada

pengetahuan pemakaian (usage knowledge). Pengetahuan seperti ini

mencakupi informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai

(35)

agar benar-benar menggunakan, tetapi tetap tidak mengetahui

bagaimana mengoperasikannya.

Kecukupan pengetahuan pemakaian konsumen penting karena

beberapa alasan pertama, konsumen tentu saja lebih kecil

kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki

informasi yang cukup menggunakan produk tersebut. Upaya

pemasaran yang cukup di rancang untuk mendidik konsumen tentang

bagaimana menggunakan produk juga dibutuhkan.

Penghalang serupa bagi pembelian terjadi bila konsumen memiliki

informasi yang tidak lengkap mengenai cara-cara yang berbeda atau

situasi dimana suatu produk dapat digunakan.

Menurut Peter J. olson 3 Pengetahuan pelanggan (pengetahuan produk

konsumen) memiliki tiga jenis pengetahuan produk yaitu :

1. Product as blundles of attributes (Produk Sebagai Perangkat Ciri )

Konsumen memiliki berbagai tingkatan pengetahuan tentang ciri

produk Pengetahuan tentang ciri abstrak (abstract attributes) mewakili

karakteristik subjektif tak nyata dari suatu produk seperti kualitas

kehangatan sebuah selimut atau gaya dan kenyamanan sebuah mobil..

2. Profuct as bundles of benefits (Produk Sebagai Perangkat Manfaat)

Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis, konsekuensi

fungsional (functional consequensce) (minuman menghilangkan rasa

3

(36)

haus) dan konsekuensi psikososial (psychososial concequence) adalah

dampak tak nyata dari penggunaan suatu produk yang dialami

konsumen (memberikan rasa percaya diri bila menggunakan hand

phone yang mahal).

3. Product as values satifies ( Produk Sebagai Pemuas Nilai )

Konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan

simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau

merek. Nilai adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat. Nilai

juga melibatkan afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan

tersebut (perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan), menyadari

bahwa nilai telah terpuaskan cenderung tidak nyata dan subjektif.

Sebaliknya, konsekuensi fungsional dan psikososial lebih nyata dan

lebih jelas ketika terjadi.

3.2 Definisi dan Jenis Fitur Telepon

Jasa nilai tambah (jasnita) merupakan fasilitas tambahan yang salah satunya

adalah Fitur telepon untuk memperkaya unjuk kerja telepon dan mepermudah cara

ber telekomunikasi yang disediakan oleh sentral-sentral telepon Telkom Divre.

Fitur-fitur telepon yang dimiliki oleh PT. Telkom Kandatel Ridar terbagi dua jenis

yaitu :

1. Fitur telepon yaitu fitur pada komunikasi suara melalui telepon

2. Fitur dengan teknologi ISDN

(37)

PT Telkom mengelola beberapa Jenis Fitur , antara lain :

3.2.1 Nada Sela

Definisi :

a. Fasilitas pada layanan telepon yang memungkinkan untuk mengetahui

panggilan telepon lain yang hendak masuk pada saat sedang

melakukan pembicaraan.

b. Dimungkinkan juga untuk mengadakan pembicaraan dengan

penelepon pertama atau penelepon kedua secara bergantian.

Manfaat :

a. Penyampaian pesan yang masuk tidak akan tertunda lagi, walaupun

telepon sedang sibuk

b. Tidak perlu khawatir menggunakan telepon pada saat menunggu suatu

panggilan penting.

c. Effisiensi waktu, karena dapat melakukan pembicaraan dengan dua

orang sekaligus secara bergantian.

3.2.2 Andara ( Direct On line )

Definisi :

a. Andara adalah fitur sentral yang memungkinkan pesawat telepon

secara otomatis terhubung ke nomor tertentu langsung setelah handset

diangkat

b. Dengan adanya fitur ini maka untuk pemakaianny, pesawat telepon

tersebut tidak memerlukan proses dial, dan hanya dapat tersambung ke

(38)

pelanggan(pemakai) karena tidak perlu menghapal nomor telepon

tujuan dan akan terhindar dari kemungkinan salah sambung.

Manfaat

a. Menghindari salah sambung karena kesalahan men-dial

b. Cocok untuk sambungan khusus antara lain :

o Dial-Up akses Internet

o Mesin ATM (automatic teller machine) milik bank

o Mesin otorisasi kartu debit atau kredit

o Koordinasi dalam suatu perusahaan atau instansi Pemerintah

c. Mencegah dipakainya pesawat telepon untuk hubungan ke nomor lain

3.2.3 Tri Mitra

Definisi :

a. Trimitra merupakan fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan

panggilan lain pada saat sedang berbicara lewat telepon

b. Fasilitas memungkinkan untuk melakukan pembicaraan tiga arah

waktu yang bersamaan dengan dua rekan / keluarga anda lainnya

Manfaat :

a. Hemat waktu: cukup dengan menggunakan pesawat telepon, dapat

menghubungi dua rekan pada saat yang bersamaan

b. Hemat biaya: biaya dapat dihemat karena pembicaraan dengan dua

rekan dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka secara langsung.

(39)

3.2.4 Sandi Nada Definisi :

Fasilitas pada layanan telepon untuk mensandikan nomor telepon yang

dipanggil menjadi nomor yang singkat dan mudah diingat

Manfaat :

a. Mengurangi terjadinya kesalahan dial

b. Mempercepat proses panggilan

c. Memudahkan mengingat nomor telepon relasi

3.2.5 Lacak Definisi :

a. Fasilitas untuk mengalihkan panggilan telepon ke nomor yang

dikehendaki oleh pemakainya

b. Pengalihan bisa ke telepon biasa, interlokal, internasional maupun

telepon seluler

c. Panggilan dialihkan jika tidak dijawab atau sedang sibuk Manfaat :

a. Pesan-pesan penting langsung dapat diterima tanpa harus tertunda

b. Tidak kehilangan pesan-pesan penting yang masuk melalui telepon,

sebab panggilan dapat dialihkan ke telepon lain di tempat sedang

berada, misalnya di kantor

(40)

3.2.6 Telkom Memo Definisi :

TELKOMMemo adalah layanan yang disediakan TELKOM kepada

pelanggan telepon untuk dapat menerima dan menyimpan pesan dari

pemanggil pada saat telepon Anda sedang digunakan atau tidak ada yang

menjawab.

Manfaat Layanan TelkomMemo

a. Pesan-pesan penting dari relasi atau mitra Anda tetap dapat diterima

meskipun telepon Anda sedang sibuk atau tidak ada yang menjawab.

b. Tidak memerlukan perangkat tambahan disisi pelanggan.

c. Kerahasiaan pesan terjamin karena pengambilan pesan hanya dapat

dilakukan dengan menggunakan password (kode sandi) pribadi.

d. Pesan dapat diambil dari telepon mana saja dan kapan saja. 3.2.7 Klip

Definisi :

KLIP (Kenali Langsung Identitas Pelangan) merupakan layanan tambahan

bagi pelanggan telepon (extended product POTS) yang memberikan

informasi berupa indentitas nomor telepon pemanggil

Manfaat: :

a. Untuk mengetahui nomor telepon pemanggil

b. Berfungsi sebagai pencatat nomor-nomor yang masuk untuk

(41)

3.2.8 Permata

Permata ( Pertemuan tanpa bertemu ) adalah suatu produk jasa dimana

dapat dilaksanakan suatu pembicaraan telepon serentak dengan dari

berbagai lokasi.

3.2.9 Keyword

Keyword adalah suatu produk jasa yang memberikan fasilitas berupa

password pada pelanggan bila pelanggan menginginkan,

menggunakan/tidak menggunakan fasilitas SLJJ.

3.2.10 Hunting

Hunting adalah suatu jenis layanan yang operasionalnya mengelompokkan

nomor induk beikut nomor ikutannya menjadi satu nomor identitas bagi

pelanggan sehingga nomor identitas pelanggan mudah mengingat nomor

tersebut.

3.3. Jasa

3.3.1. Pengertian Jasa

Sering sangat sulit dalam membedakan antara barang dan jasa sebagai

produk, hal ini disebabkan karena sering pembelian suatu produk barang juga

disertai dengan jasa-jasa tertentu yang menyertai barang tersebut (misalnya

pembelian perangkat telekomunikasi sering disertai jasa pelatihan bagi karyawan

yang akan mengoperasikan perangkat tersebut) Menurut Kotler (2000:428) 4, jasa

(services) didefinisikan sebagai berikut ‘A service is any act or performance that

4

(42)

one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in ownership of anything, its production may or may not be tied to a physical product.’

Jasa adalah suatu kegiatan atau performansi yang ditawarkan oleh satu pihak ke

pihak lain, yang sifatnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan

terhadap sesuatu dimana usaha untuk mewujudkannya dapat terkait atau pun

tidak terkait pada prodak fisiknya.

3.3.2. Klasifikasi Jasa

Pengklassifikasian Jasa dapat dilakukan berdasarkan besar kecilnya

proporsi jasa dengan jasa lain dan atau produk lain yang menyertai jasa itu

sendiri, komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total

suatu penawaran tersebut dan sebaliknya. Oleh Kotler (2000: 429) 5 jasa

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Barang berwujud murni (pure intengible goods). Penawaran yang

terdiri dari barang berwujud saja misalnya : sabun, tidak terdapat jasa

yang mendampingi produk tersebut.

2. Barang berwujud (tangible goods with a accompanying services) :

penawaran terdiri dari barang berwujud yang disertai oleh satu atau

lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik konsumen. Contoh : mobil,

komputer dan barang-barang lain yang memiliki teknologi tinggi.

5

(43)

3. Campuran (Hybrid) : Penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan

proporsi yang sama. Restoran, contohnya didukung oleh makanan dan

pelayanannya.

4. Jasa Utama, (major service with accompanying minor goods and

services): penawaran hanya terdiri dari jasa utama dengan jasa

tambahan atau barang pelengkap. Contohnya : penumpang pesawat

terbang membeli jasa transportasi.

5. Jasa Murni (pure service) : disini penawaran hanya merupakan jasa

murni tanpa disertai jasa dan atau barang pelengkap misalnya :

konsultasi psikoterapi.

3.3.3. Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2000 : 429) karakteristik yang dimiliki jasa dapat dibagi

empat, yaitu jasa :

1. Intangible ( Tidak Berwujud )

Jasa tidak sama seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

diraba, dibayar atau dicium sebelum jasa itu di beli atau di

konsumsi., seorang pembeli yang ingin mengurangi ketidakpastian

akan kualitas jasa akan mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa

tersebut, oleh itu mereka akan menarik kesimpulan mengenai

kualitas jasa dari ; tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol

(44)

“mengelola bukti” tersebut, yaitu “mewujudkan yang tidak berwujud”.

2. Inseparability ( Tidak Dapat Dipisahkan )

Pada umumnya bagaimana jasa di konsumsi berbeda dengan

mengkonsumsi produk fisik, biasanya jasa di konsumsi bersamaan

dengan menghasilkan jasa. Tidak seperti produk fisik yang

diproduksi, disimpan dalam persediaan di distribusikan melalui

berbagai saluran distribusi dan penjual dan kemudian baru

dikonsumsi jika jasa dilakukan oleh orang maka penyediaan

merupakan bagian dari jasa. Karena klien juga hadir pada saat itu

dilakukan maka interaksi penyedia klien merupakan ciri khusus dari

pemasaran jasa baik penyedia maupun klien mempengaruhi hasil

jasa.

3. Variability ( Variabilitas )

Jasa sangat bervariasi terutama pada kualitas jasa. Ini disebabkan

karena produksi jasa sangat tergantung pada siapa yang menyediakan,

dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan, Pada umumnya konsumen

sangat peduli dengan faktor variasi ini, oleh karena konsumen sering

meminta pendapat orang lain menentukan untuk membeli.

Perusahaan penyedia jasa dapat mengambil tiga langkah pada kontrol

kualitas jasa. Pertama adalah investasi dalam seleksi dan pelatihan

karyawan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses

(45)

menyiapkan rencana jasa yang menggambarkan proses dari peristiwa

jasa dalam sebuah bagan arus, dengan tujuan untuk mengenali

kemungkinan titik kegagalan dalam pemberian jasa. Langkah ketiga

adalah memonitor kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan

keluahan, survei pelanggan, dan belanja perbandingan, sehingga

pelayanan yang kurang dapat dideteksi dan diperbaiki.

4. Perishability ( Tidak Tahan Lama )

Jasa tidak bisa disimpan, ini dikarenakan karakteristik jasa yang tidak

berwujud (intangibility). Bila permintaan yang terjadi tetap tidak akan

menimbulkan masalah namun jika permintaan berfluktuasi, perusahaan

dapat menghadapi permasalahan yang rumit. Berbagai masalah yang

timbul antara lain :

a. Terjadi kapasitas yang idle pada saat permintan sepi.

b. Terjadi overload, sehingga akan ada konsumen/pelanggan yang

tidak terlayani, dan akan mengakibatkan kekecewaan, sehingga

akan beralih ke perusahaan yang lain.

3.3.4 Pengertian Jasa Telekomunikasi

Pengertian Jasa Telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untuk

memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi atau berkomunikasi dengan

menggunakan jaringan telekomunikasi (UU No. 36. 1999 psl 1 ayat 7). Sedangkan

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah jasa tambahan yang diberikan oleh

(46)

Diselenggarakannya Jasa Telekomunikasi bertujuan untuk mendukung

persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintah

serta meningkatkan hubungan antar bangsa. Secara khusus tujuan jasa

telekomunikasi pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal bagaimana PT. Telkom

dapat tetap memuaskan para pelanggannya dengan layanan tambahan berupa fitur

tersebut.

Jasa Telekomunikasi bermanfaat memberikan kemudahan para

pelanggannya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam melakukan

hubungan/komunikasi dengan menggunakan jaringan telekomunikasi.

3.3.5 Kualitas Jasa Pelayanan

Perusahan jasa di dalam mempertahankan pelanggannya selalu berusaha

secara konsisten dan kontinyu dalam memberikan kualitas jasa yang lebih tinggi

dari para pesaingnya pada produk yang sejenis hal ini merupakan suatu

keberhasilan sutau perusahaan, namun bila kualitas jasa yang diberikan dibawah

harapan dari yang di inginkan para pelanggan tersebut maka akan merugikan

perusahaan tersebut dan akibatnya loyalitas dan kepercayaan para pelanggan akan

(47)

3.3.6 Mengelola Kualitas Jasa

Pengelolaan kualitas jasa Kotler (2000 : 438)6 menggambarkan pentingnya kualitas jasa sebagai berikut :

1. Salah satu cara utama membedakan sebuah perusahaan jasa adalah

memberikan jasa dengan kualitas yang tinggi dari pesaing secara

konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi ekspektasi kualitas

jasa pelanggan sasaran.

2. Ekspektasi pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya,, mereka

membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika

jasa yang dialami terletak dibawah jasa yang diharapkan, maka

pelanggan tidak berminat lagi pada penyedia jasa.

3. Sebaliknya jika jasa yang dialami memenuhi atau bahkan melebihi

harapan, maka pelanggan tidak berminat lagi pada penyedia jasa yang

lain.

Pasasuraman, Zeithaml, dan Berry (dalam Kotler, 2000 : 439)7 membentuk model kualitas jasa sebagai syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang

diharapkan. Model tersebut mengidentifkasikan lima kesenjangan yang

mengakibatkan kegagalan pencapaian jasa. Kelima kesenjangan tersebut adalah:

1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen.

Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang diinginkan

konsumen/pelanggan, hal ini dapat disebabkan karena jasa sangat

bersifat variabel.

6

(48)

2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dengan spesifikasi kualitas

jasa. Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan

pelanggan tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan pencapaian jasa.

Para karyawan mungkin terlatih baik atau bekerja melampaui batas

tetapi tidak mampu atau tidak bersedia memenuhi standar. Atau

mereka dihadapkan pada standar yang berlawanan, seperti

menyediakan waktu untuk mendengarkan dan melayaninya dengan

cepat.

4. Kesenjangan antara pencapaian jasa dan komunikasi eksternal :

harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dapat dibuat

wakil-wakil dari iklan perusahaan..

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan :

Pengetahuan Pelanggan.

3.4. Kepuasan Pelanggan

3.4.1. Konsep Kepuasan Pelanggan

Tujuan dari suatu bisnis menurut Schraars (1991) dalam Tjiptono 8, pada dasarnya adalah untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas. Terciptanya

kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan

antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik

7

Pp 439 Ibid 8

(49)

bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi

perusahaan. Sedangkan definisi mengenai kepuasan pelanggan. Menurut beberapa

definisi mengenai kepuasan pelanggan menurut beberapa pakar adalah sebagai

berikut ; menurut Day (dalam Tjitono, 1999 : 24) menyatakan bahwa kepuasan

atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan

kerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

Engel, et al. (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan

evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau

melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (out

come) tidak memenuhi harapan.

Konsep kepuasan pelanggan sebagaimana definisi tersebut diatas dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Konsep Kepuasan Pelanggan

Sumber : Konsep kepuasan pelanggan (Tjiptono, 1999 : 25) Tujuan

Perusahaan

Produk

Nilai produk Bagi Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan

Harapan Pelanggan

(50)

Definisi yang diberikan pada umumnya menitik beratkan pada

kepuasan/ketidakpuasan terhadap produk atau jasa, pengertian tersebut juga dapat

diterapkan dalam penilaian kepuasan/ketidakpuasan terhadap suatu perusahaan

tertentu karena keduanya berkaitan erat.

Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa atau perusahaan

tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor

yang sering digunakan untuk mengevaluasi kepuasan terhadap jasa yang bersifat

intangible, konsumen umumnya menggunakan beberapa atribut atau faktor

berikut (Parasuraman, et.al, 1985) dalam (Tjiptono 1999 : 26) 9 :

a. Reliability : kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan

dengan tepat dan dipercaya

b. Responsiveness : kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan

jasa dengan cepat.

c. Assurance : Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

d. Empaty : Syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi bagi

pelanggan.

e. Tangible : Penampilan fasilitas fisik, seperti peralatan penunjang

karyawan, media komunikasi.

9

(51)

3.4.2. Harapan Pelanggan

Tjiptono (1999 : 28) 10 meyakini bahwa harapan pelanggan mempunyai

peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang & jasa) dan

kepuasan pelanggan.

Dalam mengevaluasinya pelanggan akan menggunakan harapannya

sebagai standara atau acuan, dengan demikian, harapan pelangganlah yang

melatar belakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai

berbeda oleh pelanggannya.

Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan

perkiraan atau keyakinanpelanggan tentang apa yang akan diterimanya,

Pengertian ini didasarkan kepada pandangan bahwa harapan merupakan standar

prediksi. Selain standar prediksi, ada pula yang menggunakan harapan sebagai

standar ideal.

3.5 Perancangan Sampel

Sampling menyangkut studi yang dilakukan secara rinci terhadap sejumlah informasi yang relatif kecil (sampel) yang diambil dari suatu kelompok yang lebih

besar (populasi). Sampling banyak digunakan karena adanya berbagai alasan,

misalnya: dalam kasus populasi tak terbatas peneliti tidak mungkin melakukan

sensus; dalam kasus yang populasinya homogen akan lebih efisien jika

menggunakan sampling daripada sensus; sampling lebih murah dan cepat

dibandingkan dengan melakukan sensus; dalam kasus penelitian yang sifatnya

10

(52)

“merusak” atau “berbahaya” (seperti uji coba bom atau tes darah), akan lebih baik

jika yang diuji hanya sampelnya saja; dan macam-macam pertimbangan lainnya.

3.5.1. Pembagian Teknik Sampling

Secara garis besar, metode sampling dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

probability sampling dan non probability sampling.

3.5.1.1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah metode sampling yang setiap anggota

populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai

sampel. Peluangnya tersebut dapat sama, dapat pula tidak sama besarnya denga

anggota populasi lainnya. Ada beberapa jenis probability sampling yang banyak

digunakan, antara lain sampling acak sederhana (simple random sampling),

sampling acak stratifikasi (stratified random sampling), cluster sampling,

sampling sistematis (systematic/quasi random sampling) dan sampling bertahap

(multistage sampling).

1. Sampling Acak Sederhana

Suatu sampel dikatakan random apabila setiap unsur atau anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, untuk itu

dapat digunakan metode undian dan metode bilangan random.

2. Sampling Acak Stratifikasi

Apabila unsur-unsur populasi tidak homogen, proses pengambilan sampel

dengan menggunakan metode sampling acak sederhana akan

(53)

mempunya kesempatan yang sama dan ada kemungkinan tidak mewakili

semua unsur yang ada dalam populasi. Untuk mengurangi pengaruh

faktor heterogenitas itu, dapat dilakukan pembagian unsur-unsur atau

anggota-anggota populasi ke dalam subkelompok yang disebut strata.

Stratifikasi atau pembagian ini dapat dilakukan berdasarkan ciri tertentu

dari populasi untuk keperluan penelitian.

3. Cluster Sampling

Pada metode ini unsur-unsur populasi dibagi dalam subkelompok yang

disebut klaster (kelompok). Pembagian unsur-unsur populasi ke dalam

klaster ini dapat dilakukan dengan menggunakan dasar wilayah

administrasi pemerintahan maupun batas-batas alam (seperti jalan, sungai,

gunung dan lain-lain). Selanjutnya setelah unsur-unsur populasi dibagi ke

dalam klaster ,maka dari beberapa klaster ini dipilih salah satu klaster

secara acak. Dari klaster yang terpilih ini, baru kemudian dipilih

sampelnya secara acak pula. Perbedaan metode ini dengan sampel acak

stratifikasi adalah pada pengambilan sampelnya. Pada sampling acak

stratifikasi, sampel dipilih dari seluruh strata, sedangkan pada cluster

sampling, sampel hanya diambil dari salah satu klaster saja. Oleh karena

masing-masing klaster ini mempunya sifat homogen, maka tidak perlu

seluruh klaster diambil sampelnya.

4. Sampling Sistematis

Dalam sampling sistematis, unsur-unsur populasi dipilih dengan jarak

(54)

memilih titik awal secara acak, lalu dipilih sampelnya setiap jarak interval

tertentu. Perbedaan antara sampling sistematis dengan sampling acak

sederhana adalah bahwa pada sampling sistematis, unsur-unsur populasi

itu tidak mempunyai kesempatan yang sama setelah ditentukan jarak

interval dan titik awal untuk memilih sampel. Meskipun demikian,

sampling sistematis mengandung keuntungan yaitu proses pemilihan

sampelnya dapat lebih cepat dilakukan, sehingga dapat menghemat biaya.

5. Sampling Bertahap

Biasanya sampel dipilih hanya satu kali, yaitu sebelum proses

pengumpulan data dilakukan. Cara ini memiliki kelemahan apabila

sampel tersebut ditentukan terlampau kecil. Oleh sebab itu apabila kita

menggunakan sampel yang kecil, sebaiknya sampel tersebut dipilih secara

bertahap (beberapa kali) sampai pada keadaan dimana dipandang telah

cukup untuk mengambil suatu kesimpulan. Proses seperti ini disebut

sampling bertahap (multistage sampling). Variasi lain dari sampling

bertahap adalah mengkombinasikan dua atau lebih teknik sampling

probabilitas lainnya.

3.5.1.2. Non Probability Sampling

Dalam non probability sampling, setiap unsur dalam populasi tidak memiliki

kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan

probabilitas anggota populasi tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Dalam non

(55)

penilaian subjektif dan tidak pada pnggunaan teori probabilitas. Lagi pula, tidak

ada teknik statistika yang tepat untuk mengukur random sampling error dari non

probability sampling. Walaupun begitu ada situasi-situasi tertentu dimana non

probability sampling lebih cocok dengan tujuan peneliti. Beberapa jenis non

probability sampling yang sering dijumpai adalah quota sampling, accidental

sampling, purposive sampling dan snowball sampling.

1. Quota Sampling

Quota Sampling merupakan metode memilih sampel yang mempunyai

ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Tujuannya

adalah memastikan bahwa berbagai sub kelompok dari suatu populasi akan

terwakilkan pada karakteristik sampel yang relevan dalam jumlah yang

diharapkan peneliti. Sampling stratifikasi juga memiliki tujuan seperti ini,

namun cara penentuan jumlah kuotanya berbeda, Dalam sampling kuota,

peneliti menentukan sendiri jumlah kuota yang ingin dicapai. Keuntungan

metode ini adalah mudah, murah dan relatif cepat melaksanakannya. Akan

tetapi, hasilnya hanyalah berupa kesan-kesan umum yang masih bersifat

“kasar” dan tidak dapat digenerelasisasikan. Dalam sampel kita dapat

dengan sengaja memasukkan orang-orang yang memiliki ciri-ciri yang kita

inginkan. Salah satu kelemahan yang perlu diperhitungkan adalah

kecenderungan memilih orang yang mudah didekati bahkan dekat dengan

kita, yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki

(56)

2. Accidental Sampling

Metode ini merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang

atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses. Oleh karena itu jelas

tidak mungkin kita menarik kesimpulan yang bersifat generalisasi.

Meskipun demikian, metode ini sangat murah, cepat dan mudah untuk

dilaksanakan. Teknik ini paling cocok digunakan untuk riset eksploratoris

guna menghasilkan gagasan, wawasan atau hipotesis yang selanjutnya

bakal diikuti dengan riset tambahan menggunakan sampling probabilitas.

3. Purposive Sampling (Judgmental Sampling)

Teknik ini memilih orangorang yang terseleksi oleh peneliti

berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut

yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti akan berusaha agar

dalam sampel tersebut terdapat wakil-wakil segala lapisan populasi.

Dengan demikian perlu diusahakan agar sampel memiliki ciri-ciri yang

esensial dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif,

dimana penentuan ciri-ciri tersebut sangat tergantung pada pertimbangan

atau penilaian subjektif dari peneliti.

4. Snowball Sampling

Snowball Sampling merupakan prosedur sampling dimana responden awal

dipilih berdasarkan metode-metode probabilitas, kemudian mereka diminta

untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan lainnya sehingga

(57)

kelompok semakin besar bagaikan bola salju yang menggelinding dari

puncak bukit ke bawah. Meskipun awalnya menggunakan sampling

probabilitas untuk memilih responden pertama, namun sampel akhirnya

adalah sampel non probabilitas. Sampel yang direkomendasikan

cenderung memiliki kesamaan dalam hal karakteristik demografis dan

psikografis dengan orang yang merekomendasikannya.

3.5.2. Penentuan Jumlah Sampel

Besarnya sampel-sampel yang akan diambil didasarkan pada formula

(58)

3.6. Analisis Jalur (Path Analysis)

3.6.1. Model Regresi dan Model Struktural

Suatu usaha untuk mengungkapkan hubungan antar fenomena alami yang

biasa disebut penelitian. Bila lebih jauh kita terjemahkan ke dalam bahasa

statistika, maka pengertian penelitian adalah usaha untuk mengungkapkan

hubungan antar variabel. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah pola hubungan yang bagaimana yang ingin kita ungkapkan, apakah pola hubungan

yang bisa digunakan untuk meramalkan/menduga nilai sebuah variabel respons

Y atas dasar nilai tertentu beberapa variabel prediktor X1, X2, …, Xk, atau pola

hubungan yang mengisyaratkan besarnya pengaruh variabel penyebab X1, X2,

…, Xk terhadap sebuah variabel akibat Y, baik pengaruh yang langsung secara

sendiri-sendiri maupun secara bersamaan.

Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan peramalan/pendugaan

nilai Y atas dasar nilai-nilai X1, X2, …, Xk, pola hubungan yang sesuai aadalah

pola hubungan yang mengikuti Model Regresi, sedangkan untuk tujuan hubungan

sebab akibat pola yang tepat adalah Model Struktural.

3.6.1.1. Model Regresi

Secara matematik model regresi dinyatakan oleh persamaan:

 

    

kXk

Y 0 1 ... ………..(3.1)

Dengan menggunakan persamaan (3.1) tujuan kita adalah meramalkan/menduga

nilai Y, rata-rata atau individual, atas dasar nilai-nilai X1, X2, …, Xk yang kita

tentukan.

11

Gambar

Gambar 3.1. Konsep Kepuasan Pelanggan
Tabel 3.1 Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi
Gambar 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian
Gambar 4.2. Flow Chart Pengolahan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

pedoman bagi pengusaha dari industri ini agar pelanggan tetap puas akan restoran mereka, dapat mempercayai produk dan melakukan pembelian ulang pada restoran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku mengeluh pelanggan telepon

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas produk, kualitas layanan, suasana, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan KaliMilk di

Terjadinya penurunan jumlah pelanggan (counter) yang melakukan pembelian produk sistem elektrik voucher pada PT. Ezyload Nusantara Surabaya menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan

Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan Produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi dengan kepuasan pelanggan yang ada di kedai

Peneliti menggunakan 3 (tiga) jenis skala yaitu skala kepercayaan, skala kepuasan pelanggan dan skala loyalitas pelanggan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam

Berdasarkan analisis jalur diketahui pengaruh langsung kualitas produk kepada loyalitas pelanggan adalah 0,122 tetapi diketahui pengaruh tidak langsung kualitas produk

Produk, Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan menunjukkan bahwa X 2 hitung (7240,03) lebih besar dari X 2 tabel (41,337), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima