• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Komunikasi orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja pada Suku Batak Di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pola Komunikasi orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja pada Suku Batak Di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Pola

Komunikasi

orangtua

Tunggal

Dengan

Anak

remaja

pada

suku

Batak

Di

Desa

GempolanKecamatan

Sei

Bamban

ENDANGASTUTI

101121051

SKRIPSI

FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS

SUMATERA

UTARA

(2)
(3)
(4)

Judul : PolaKomunikasiOrangtuaTunggalDenganAnakRemaja

PadaSukuBatakdiDesaGempolan KecamatanSeiBamban

KabupatenSerdangBedagai

Peneliti : EndangAstuti

Nim : 101121051

Jurusan : SarjanaKeperawatan(S.Kep)

TahunAkademik : 2011/2012

ABSTRAK

Polakomunikasiyangbaiksangatdibutuhkanolehorangtuatunggaldengananak

remaja. Begitu juga dengan orangtua tunggal pada suku batak. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan Pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak

remajapadasukubatakdiDesaGempolanKecamatanSeiBamban.Jenispenelitian

iniadalahDeskriptifnonhipotesis.Pengambilansampeldilakukandengantekhnik

purposivesamplingyaituberdasarkanpertimbangantertentuyangdibuatolehpeneliti

sendiriberdasarakanciri-ciriatausifat-sifatpopulasiterhadaporangtuatunggalyang

memilikianakremajapadasukubatak,yangberjumlah41orang.Pengumpulandata

dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisa

kemudianhasilanalisadatadisajikandalamtabeldistribusiFrekuensidanpersentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas komunikasi orangtua tunggal

dengananakremajapadasukubatakmemilikipolakomunikasifungsional(90,2%)

danorangtuatunggal yang memilikipolakomunikasidisfungsional (9,8%).Hasil

penelitian ini merupakan fakta yang dapat digunakan untuk praktek keperawatan

keluarga.Denganpenelitianinidiharapkankepadasemuapihakdapat memahami

polakomunikasi orangtuatunggal dengan anak remajapadasuku batak sehingga

mempermudah perawat dalam menyampaikaninformasi tentangkesehatankepada

keluargadenganorangtuatunggalpadasukubatak.

(5)

Title :KomunikasiOrangtuaTunggalDenganAnakRemajaPadaSuku

Batak in Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten

SerdangBedagai

Peneliti :EndangAstuti

Nim :101121051

Jurusan :S1Keperawatan(S.Kep)

YearAkademik :2011/2012

ABSTRACTION

Polagoodcommunicationsisveryrequiredbysingleparentwithadolescent.Soalso

withsingleparent[at]tribebatak.ThisresearchaimtotodepictPolasingleparent

communicationswithadolescent[at]tribebatakinDesaGempolanKecamatanSei

Bamban.thisResearchtypeisDeskriptifthenonhypothesis.Intakesampeldonewith

tekhnikpurposivesamplingthatispursuanttoselectedconsiderationwhichmadeby

theresearcheraloneberdasarakanmarkingornatureofpopulationtosingleparent

whichhavetheadolescent[at]tribebatak,whatamountto41people.Datacollecting

donebyusingkuesioner.DatawhichhavebeengatheredbytheXtheanalysisthen

theresultofdataanalysispresentedindistributiontablesFrekuensiandpercentage.

Resultofthisresearchindicatethatthesingleparentcommunicationsmajoritywith

adolescent[at]tribebatakhavethefunctionalcommunicationspattern(90,2%)and

single parent which have the communications pattern disfungsional ( 9,8%). this

Researchresultisfactabletobeusedtothepracticeoftreatmentoffamily.Withthis

research is expected to all [party/ side]s get the picture the single parent

communicationspatternwithadolescent[at]tribebataksothatwaterdownthenurse

insubmittingtheinformationconcerninghealthtofamilywithsingleparent[at]tribe

batak.

(6)

Prakata

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

AlhamdulillahsegalapujidansyukurpenulispanjatkankepadaAllahSWT

yangtelahmemberikanrahmatdanhidayah-Nya,shalawatdansalamsemogaselalu

tercurahkepadakekasihumat,Nabiakhirzamandanmanusiapanutan,Rasulullah

Muhammad SAW, keluarga dan sahabat, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsiyangberjudul”PolaKomunikasiOrangtuaTunggalDenganAnakRemaja

PadaSukuBatakDiDesaGempolanKecamatanSeiBambanKabupatenSerdang

Bedagai ”sebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikanpendidikandi Fakultas

KeperawatanUSUMedan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

memberikanbantuan,bimbingandandukungandalamprosespenyelesaianSkripsi

ini,sebagaiberikut:

1. Bapakdr.DediArdinataM.KesselakuDekanFakultasKeperawatanUniversitas

SumateraUtara.

2. IbuErniyati,S.Kp,MNSselakuPembantuDekanI,Ibu EviKarotaBukit,S.Kp,

MNSselakuPembantuDekanIIdanBapakIkhsanuddinA.Hrp,S.Kp,MNS

SelakuPembantuDekanIII.

3. IbuLufthiani,S.Kep,Ns.M.Kessebagaidosenpembimbingyangtelahbanyak

memberikanbimbingan,arahan,sarandandorongansemangatyangibuberikan

(7)

4. Ibu Salbiah, S.Kp, M.kep, selaku Penguji I yang telah membantu penulis

selama memberikan arahan dan bimbingan skripsi, Ibu Wardiyah Daulay,

S.Kep,Ns,M.KepselakuDosenPengujiIIProposal.

5. IbuWardiyahDaulay,S.Kep,Ns,M.KepselakuDosenPembimbingAkademik

yangtelahmemberidukungandanmotivasikepadapenulisselamamengikuti

pendidikandiFakultasKeperawatanUSU.

6. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang telah memperlancar proses akademik dan

administrasipenulis.

7. Terima kasih kepada Bapak Basar Siburian selaku Kepala Desa Gempolan

KecamatanSeiBambanKabupatenSerdangBedagaiyangtelahmemberikan

izinkepadapenulisuntukmelakukanpenelitian.

8. Teristimewa kepada keluargaku tercinta (Bapak H. Nasrudin, Ibu Hj.Sriana,

AlmHendroPurnomo(suami),MuhammadAndraPurnomo(Anak),Bambang

Sugianto (Abang),RudiSusanto(Abang),FangkiWibowo(Adik),dankepada

seluruhkeluargayangtelahmemberikancinta,doa,dorongan,menghiburdan

memotivasipenulis.

9. Terimakasihyangsebesar-besarnyakepadaBapakH.Saiman,IbuSriWahyuni

danDosenAkperBinaHUsadayangtidakdapatsayasebutkansatupersatu

yangmendorongdanmemberisemangatkepadasayaagarmelanjutkankuliah

(8)

10. Terimakasihjugasayaucapkankepadateman-temanseperjuanganAngkatan

2010FakultasKeperawatanyangtelahbanyakmemberikanmasukan,berbagi

ilmudanmendukungkuselamaini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak

kekurangan.Olehkarenaitu,dengankerendahanhatipenulissangatmengharapkan

kritikdansarandemikesempurnaanSkripsiini.SemogaAllahSWTyangpenuh

rahmatselalumemberikanberkatdankarunia-Nyakepadakitasemuadanterima

kasih buat semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis

semogaskripsiinidapatbermanfaatbagiIlmuPengetahuandibidangkeperawatan

Medan, Pebruari2012

(9)

DAFTARISI

HalamanJudul...i

HalamanLembarPengesahan...ii

Prakarta... iii

DaftarIsi ………... vi

DaftarSkema ... vii

DaftarTabel ... ix

Abstrak... xi

Bab1. Pendahuluan 1.LatarBelakang...1

2.PertanyaanPenelitian...5

3.TujuanPenelitian...5

4.ManfaatPenelitian...6

Bab2. TinjauanPustaka 2.1.KonsepKomunikasi...8

2.1.1PengertianKomunikasi...8

2.1.2Peraturan-peraturanDalamKomunikasi...9

2.1.3Unsur-unsurKomunikasi... 10

2.1.4Fungsikomunikasi... 12

2.1.5PolaKomunikasi 2.2.KonsepKeluarga... 12

2.2.1DefenisiKeluarga... 12

2.2.2TipeKeluarga... 12

2.2.3PeranKeluarga... 13

2.2.4FungsiKeluarga... 14

2.2.5KeluargaDenganOrangtuaTunggal... 15

2.3.KonsepRemaja... 2.3.1DefenisiRemaja... 12

2.3.2UsiaRemaja... 13

2.3.3TugasPerkembanganRemaja... 14

2.3.4PolaKomunikasiRemaja... 15

2.4.SukuBatak... 18

2.4.1KomunikasiSukuBatakToba... 18

Bab3. KerangkaPenelitian 3.1KerangkaKonseptual... 36

3.2DefenisiOperasional... 38

Bab4. MetodologiPenelitian 4.1DesainPenelitian... 42

4.2Populasi,SampelPenelitiandanTehnikSampling... 42

4.2.1PopulasiPenelitian... 42

4.2.2SampelPenelitian... 42

4.3LokasidanWakt uPenelitian... 43

4.4PertimbanganEtik... 44

4.5InstrumenPenelitian... 44

(10)

4.7PengumpulanData... 47 4.8AnalisaData... 47 Bab5. Pembahasan

5.1HasilPenelitian... 48 5.1.1KarakteristikResponden... 48

5.1.2PolaKomunikasiOrangtuaTunggaldenganAnakRemajapada

SukuBatak... 50 5.2Pembahasan... 53

PolaKomunikasiOrangtuaTunggaldenganAnakRemaja... 53

Bab6. Kesimpulan

6.1Kesimpulan... 60 6.2Saran... 60

DaftarPustaka

Lampiran-lampiran

1. LembarPersetujuanmenjadiRespondenPenelitian

2. KuesionerPenelitian

3. LembarBuktiKegiatanBimbinganSkripsi

4. LembarSuratPengambilanDatadariFakultasKeperawatan

5. LembarSuratPemberianIzinPengambilanDatadiDesaGempolan

KecamatanSeiBamban

6. AnalisaDatadanReabilitas

7. Tabulasidata

8. TaksasiDana

9. JadwalTentatifPenelitian

(11)

DAFTARSKEMA

Skema 1: Kerangka konseptual Pola Komunikasi Keluarga Orangtua Tunggal

(12)

DAFTARTABEL

Tabel5.1 Distribusifrekuensidanpersentasekarakteristikresponden... 49

Tabel5.2 Distribusifrekuensipolakomunikasiorangtuatunggaldengananak

remaja... 50

Tabel5.3 Distribusifrekuensidanpersentasepolakomunikasiorangtuatunggal

dengananakremajapadasukubatak... 50

Tabel5.4 Distribusifrekuensidanpersentasekarakteristikdemografidenganpola

(13)

Judul : PolaKomunikasiOrangtuaTunggalDenganAnakRemaja

PadaSukuBatakdiDesaGempolan KecamatanSeiBamban

KabupatenSerdangBedagai

Peneliti : EndangAstuti

Nim : 101121051

Jurusan : SarjanaKeperawatan(S.Kep)

TahunAkademik : 2011/2012

ABSTRAK

Polakomunikasiyangbaiksangatdibutuhkanolehorangtuatunggaldengananak

remaja. Begitu juga dengan orangtua tunggal pada suku batak. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan Pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak

remajapadasukubatakdiDesaGempolanKecamatanSeiBamban.Jenispenelitian

iniadalahDeskriptifnonhipotesis.Pengambilansampeldilakukandengantekhnik

purposivesamplingyaituberdasarkanpertimbangantertentuyangdibuatolehpeneliti

sendiriberdasarakanciri-ciriatausifat-sifatpopulasiterhadaporangtuatunggalyang

memilikianakremajapadasukubatak,yangberjumlah41orang.Pengumpulandata

dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisa

kemudianhasilanalisadatadisajikandalamtabeldistribusiFrekuensidanpersentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas komunikasi orangtua tunggal

dengananakremajapadasukubatakmemilikipolakomunikasifungsional(90,2%)

danorangtuatunggal yang memilikipolakomunikasidisfungsional (9,8%).Hasil

penelitian ini merupakan fakta yang dapat digunakan untuk praktek keperawatan

keluarga.Denganpenelitianinidiharapkankepadasemuapihakdapat memahami

polakomunikasi orangtuatunggal dengan anak remajapadasuku batak sehingga

mempermudah perawat dalam menyampaikaninformasi tentangkesehatankepada

keluargadenganorangtuatunggalpadasukubatak.

(14)

Title :KomunikasiOrangtuaTunggalDenganAnakRemajaPadaSuku

Batak in Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten

SerdangBedagai

Peneliti :EndangAstuti

Nim :101121051

Jurusan :S1Keperawatan(S.Kep)

YearAkademik :2011/2012

ABSTRACTION

Polagoodcommunicationsisveryrequiredbysingleparentwithadolescent.Soalso

withsingleparent[at]tribebatak.ThisresearchaimtotodepictPolasingleparent

communicationswithadolescent[at]tribebatakinDesaGempolanKecamatanSei

Bamban.thisResearchtypeisDeskriptifthenonhypothesis.Intakesampeldonewith

tekhnikpurposivesamplingthatispursuanttoselectedconsiderationwhichmadeby

theresearcheraloneberdasarakanmarkingornatureofpopulationtosingleparent

whichhavetheadolescent[at]tribebatak,whatamountto41people.Datacollecting

donebyusingkuesioner.DatawhichhavebeengatheredbytheXtheanalysisthen

theresultofdataanalysispresentedindistributiontablesFrekuensiandpercentage.

Resultofthisresearchindicatethatthesingleparentcommunicationsmajoritywith

adolescent[at]tribebatakhavethefunctionalcommunicationspattern(90,2%)and

single parent which have the communications pattern disfungsional ( 9,8%). this

Researchresultisfactabletobeusedtothepracticeoftreatmentoffamily.Withthis

research is expected to all [party/ side]s get the picture the single parent

communicationspatternwithadolescent[at]tribebataksothatwaterdownthenurse

insubmittingtheinformationconcerninghealthtofamilywithsingleparent[at]tribe

batak.

(15)

BABI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Masaremajamerupakanperiodekehidupanpenuhdengandinamika,dimana

padamasatersebutterjadiperkembangandanperubahanyangsangatpesat.Periode

ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada saat ini

remaja mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan tingkah laku, kenakalan dan

terjadinya kekerasan baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dari tindakan

kekerasan. Remaja sebagai pelaku kekerasan sering melakukan tindakan seperti

pembunuhan,penyerangan pemerkosaan, perkelahian dan kekerasan, penyerangan

antargeng,meluka ioranglain(Soetjiningsih,2004).

Ketikaanakmemasukimasaremajaterjadiperubahan-perubahanyangsangat

menonjolyangdialamiolehnya.Perubahan-perubahaniniterjadibaikdalamaspek

jasmaniahmaupunrohaniah,ataudalambidangfisik,emosional,sosialdanpersonal,

sehinggapadagilirannyamenimbulkanperubahanyangdrastispulapadatingkah

lakuremajayangbersangkutansertatantanganyangdihadapinya(Asmira2005).

Keluargapunyaperananpentingdalammembentukprilakuremaja.Sebagai

anggotakeluarga,anakremajatidakhanyamerupakansalahsatuanggotakeluarga,

tetapi juga turut ambil bagian dari kelompok-kelompok sosial lainnya diluar

keluarga. Iatidakhanyaberhubungandengananggota-anggotakeluarganyatetapi

(16)

2

hal ini orangtua bertanggung jawab untuk mendidik dalam rangka mengenal

norma-normadannilai-nilaiyangdianutbaikolehkeluargamaupunmasyarakat

kepada anak remaja. Komunikasi menjadi sangat pentingperanannyadidalam

pendidikankeluarga,karenadalammewariskannorma-normadannilai-nilaiini

diperlukan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Dengan semakin

baiknyakomunikasididalamkeluargamakasemakinbaikhubunganyangterjadi

antaranggotadalamkeluargatersebut(Asmira,2005).

Sehubungandenganmasatransisiyangtakmungkindielakkaninipara

orangtua perlu mempertimbangkan cara bagaimana yang sebaiknya ditempuh

dalamberkomunikasidenganmereka.Karenapadakenyataannya,padamasaini,

komunikasitidaklahmudahdilakukankadangkaladijumpaikegagalan-kegagalan

atauterjadikrisiskomunikasi.Krisisinitidakmemandangstatussosialkeluarga,

kaya atau miskin dapat mengalaminya. Anak yang diharapkan dapat menjadi

kebanggaankeluarga,ternyatatidakjarangberperilakumenyimpang,antisosial

danbahkansampaikepadatindakkriminal(Asmira,2005).

Remajadanpermasalahannyamemangsangatrumitsehinggakadangkala

orangtuamengalamikesulitandalamberkomunikasidenganmereka.Orangtua

berpendapatbahwadirinyasudahmelakukanhalyangterbaikbilaberkomunikasi

denganmereka.Sebaliknyaanakremajatetapasyikdengandunianya.Sehingga

kadang-kadangorangtuasedikitmengalamifrustasiapabilaberhadapandengan

(17)

3

Adakalanya, dalam kehidupan keluarga terjadi pertengkaran,

percekcokan ataukonflik antaraanak yangsatu dengan saudaralainnya. Bagi

orangtua yang bijaksana, tentu diharapkan akan dapat menengahi atau

menyelesaikanmasalahtersebutsecaraadil,tanpamenimbulkanrasadendamdi

antara anak-anaknya. Namun, tidak sedikit orangtua yang kurang bijaksana,

sehinggaorangtuabersikapmenyalahkansalahsatudanmembenarkananakyang

lainnya.Kemungkinanhaliniakanmenyebabkanrasadendamdansikapsaling

bermusuhan diantara anak-anaknya. Oleh karena itu, sikap yang baik dan

bijaksana bagi orangtua besikap netral dan objektif, artinya orangtua tidak

memihaksalahsatuanaknyadantidakmenyalahkanperilakuanaklainnya.

Keluarga dengan orang tua tunggal terdiri dari satu orang tua yang

merawatanak-anaknya,beradadirumah,merekajadiorangtuatunggaldisebabkan

karena kematian pasangan, perceraian atau memutuskan untuk tidak menikah

tetapimengadopsianak.Mengingatkrisisyangterjadikepadaorangtuatunggal

karena kehilangan pasangannya maka akan semakin meningkat resiko dari

lingkungansosialyangburuk.Akansemakinemosionaldalammenghadapisegala

situasidantentunyaakanbanyakmengalamibanyakkonflikdidalamkeluarga.

Pengaruhsumberfinansial

dan emosi juga mempengaruhi kesehatan keluarga dengan orang tua tunggal

(Potter & Perry, 2005). Maka orang tua harus dapat beradaptasi dengan

lingkungansosialagardapatmerawatanaknyadenganbaik(Foster,Mebel&Jo,

(18)

4

Demikianjugadampaknyaterhadapanakremajasebaiknyaorangdewasa

tidakmenganggapringandampakpsikologisnyaterhadapanak yangbarusaja

ditinggalsalahsatuorangtuanya.Pasalnyaanakyangbelumsiapmenghadapi

rasa kehilangan akan terpukul, dan kemungkinan besar mengalami perubahan

tingkah laku. Mungkin jadi pemarah, pembangkang, suka melamun, suka

tersinggung, suka menyendiri, dan sebagainya. Sebenarnya itu wajar saja,

meskipunbegitu,sebaiknyaorangtuaberhati-hatiagarprilakubuahhatinyatidak

melewatibatasnormal.Jikainiterjadi,anakbisakehilangankontrol,takmampu

lagiberpikirsehat(Khaltarina,2004dalampenelitianBudi,2009).

DalamforumdiskusiIkatankerukunanMahasiswaBatakIndonesia(2009)

BatakmerupakannamasebuahsukudiIndonesia,sukuinikebanyakanbermukim

diSumateraUtaradanterkenalakanlogatbahasanyayangterkesankerasbagi

orang-orangluar.Padahalbagimerekasepertiituadalahkeseharianyangmereka

gunakan.Adabermacam-macammargadidalamsebuahlingkupsukuBatakyang

pastinya antar mereka terdapat perbedaan karena pengaruh geografis. Namun

perbedaan tersebut malah menjadi keanekaragaman yang menarik dalam

kehidupansukutersebut.JikalogatdiucapkanolehorangBatakterkesankasar

dengansuarabesarkarenamemangsudahtatabudayayangmelekat.Halinitak

lainadalahpengaruhkondisigeografisdiBatakyangbanyakterdapatpegunungan

sehinggaantarsesamaorangbatakakanberbicaradengansuaralantangdankeras.

Dengan adanya perbauran budaya menyebabkan perubahan sikap terutama

penggunaanbahasa.Sehinggadalamkehidupansehari-harijikaBatak Karodan

(19)

5

BatakKarobisabicarabahasaBatakMandailing,demikiansebaliknya.Namun

biasanya mereka bisa memahami apa yang mereka bicarakan tersebut untuk

menyiasati kendala bahasa tersebut orang Batak berupaya melakukan dialog

budayasertamengenalkanbudayaBatakyangaslikepadagenerasimuda.Dengan

demikiankesenjanganbahasatuturitumerupakankendalautamayangdihadapi

sesamasukuBatak(IKMBI,2010).

DatadariKomisiPengawasanNasionaluntukPerlindunganAnakdalam

penelitianFarhanadanKurniatimenunjukkanbahwakenakalanremajameningkat

lebih dari100% pada tahun2005, yakni 2100 kasus padatahun 2004 hingga

mencapai4700kasus2005.Kebanyakankasuskenakalanremajainimelibatkan

narkotika,pertengkaran,masalahseksual,danpencurian.Komunikasiyangbaik

akanmemfasilitasikohesidanfleksibelkedalamlevelseimbang,dimanahalini

akan membuat fungsi keluarga sehat, dan terhindarnya keluarga dari masalah

kenakalanremaja.

Studipendahuluandilakukanpenelitidengancaramengumpulkandata

dari kekelurahan dan ditemukan data dari jumlah penduduk keseluruhan

berjumlah3.979jiwayangterdiridari1055kepalakeluarga,daritujuhdusun

yangberadadidesatersebutterdapatjumlahsekitarkuranglebih135keluarga

denganorangtuatunggal,baikorangtuatunggalyangmeninggalduniamaupun

yang bercerai, dari data tersebut peneliti hanya mengambil 50 keluarga yang

memilikianakremajayangsesuaidenganciri-ciridankriteriayangdiharapkan

(20)

6

beberapakeluarga yang anaknyaputus sekolah, dan mengakibatkan kenakalan

remaja.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

PolaKomunikasiOrangtuaTunggalDenganAnakRemajaPadaSukuBatakdi

DesaGempolanKecamatanSeiBambanKecamatanSerdangBedagai.

1.2 PertanyaanPenelitian

Bagaimanapolakomunikasikeluargaorangtuatunggaldengananakremaja

padasukuBatakdiDesaGempolanKecamatanSeibambanKabupatenSerdang

Bedagai.

1.3TujuanPenelitian

Menggambarkan polakomunikasi keluargaorangtua tunggal dengan anak

remajapadaSukuBatakdiDesaGempolanKecamatanSeiBambanKabupaten

SerdangBedagai.

1.4Manfaatpenelitian

Hasilpenelitianinidiharapkandapatbermanfaatbagi:

1.4.1 PendidikanKeperawatan

Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi tambahan bagi para

pendidikbahwatidakselamanyakeluargaorangtuatunggaldengananakremaja

memilikipolakomunikasidisfungsionaldanjugabermanfaatbagipesertadidik

dalammenambahwawasanmengenaipolakomunikasikeluargapadaorangtua

(21)

7

1.4.2 PelayananKeperawatan

Setelah mengetahui polakomunikasi keluarga orangtuatunggal dengan

anak remaja, dengan begitu akan mempermudah perawat dalam meberikan

pendidikan kesehatan terhadap keluarga orangtua tunggal dengan anak remaja

karenacenderungbersifatterbukasehinggadapatmempermudahdalammenerima

informasikesehatansecarabaik.

1.4.3 PenelitianKeperawatan

Melaluipenelitianinidiharapkanhasilpenelitianinibermanfaatdandapat

menjadi ilmu tambahan bagi peneliti selanjutnya. Peneliti juga mengharapkan

penelitianinidapatdikembangkanolehpenelitiselanjutnya,mengingatberagam

masalahyangterjadiapabilakeluargatersebutmenjadikeluargaorangtuatunggal

yangmemilikianakremaja,yangterkaitdenganpolakomunikasianakremaja

dengan orangtua tunggal, karena periode ini merupakan periode krisis dalam

(22)

BABII

TINJAUANPUSTAKA

2.1Komunikasi

2.1.1 Pengertian

Komunikasiadalahprosesbarbagimaknamelaluiperilakuverbaldannon

verbal.Segalaperilakudapatdisebutkomunikasijikamelibatkanduaorangatau

lebih.Komunikasiterjadisetidaknyasuatusumbermembangkitkanresponspada

penerimamelaluipenyampaiansuatupesandalambentuktandaatausimbol,baik

dalambentukverbal(kata-kata)ataubentuknonverbal(nonkata-kata),tanpaharus

memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu

sistemsimbolyangsama(Mulyana,2004).

Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan

perasaan.Prosesinimeliputiinformasiyangdisampaikanbaiksecaralisanmaupun

tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya

maupunpenampilandiri,menggunakanalatbantudisekelilingkitasehinggasebuah

pesanmenjadilebihkaya(HybelsdanWeaferII1992,Liliweri,2003).

2.1.2 Peraturan-peraturandalamkomunikasi

Wahlroos (2002) mengatakan bahwa terdapat beberapa peraturan dalam

(23)

9

kata-kata (komunikasi non verbal lebih kuat dari pada komunikasi verbal),

tentukanlahmanayangpentingdantekankanlahitu(tentukanmanayangtidak

penting dan abaikan itu), membuat komunikasi sepositif mungkin,

mengusahakanagarkomunikasijelasdanspesifik,dalammeberikanpertanyaan

hendaknyarealistisdanmasukakal,mengujisegalapengandaiandenganlisan

danpasanganbicarasetujusebelumbertindak,mengakuibahwasetiapkejadian

dapatdilihatdarisudutpandangyangberbeda-beda,mengakuibahwaanggota

didalam keluarga benar-benar mengenal dan mengetahui perilaku

masing-masing anggota dalam keluarga, mau belajar bagaimana menyetujui tanpa

perdebatanyangdekstruktif,maubersikapjujurdanterbukamengenaiperasaan

(mengemukakan) semua persoalan yang penting walaupun kita takut akan

menggangguperasaanlawanbicarakita,janganmelakukanteknikkomunikasi

yang tidak adil, jangan melakukan “pertengkaran yang kotor” hendaklah

menjadi pegangan kita tentang akibat dari komunikasi bukan maksud yang

terkandungdidalamnya,menerimasemuaperasaandanberusahamemahaminya,

janganterimasemuatindakan,tetapiberusahauntukmemahaminya,hendaklah

tenggangrasa,penuhperhatian,sopandanhormatterhadaplawanbicarakita

dan perasaan-perasaannya, jangan berkomunikasi seperti menceramahi atau

memberikuliahlebihbaikmengajukanpertanyaan, janganmenggunakandalih

dan jangan sampai termakan oleh dalih, jangan mengomel, berteriak dan

menggerutu,belajarkapanberguraudankapanserius,janganmeledekpihaklain

secaradekstruktif,belajarmendengarkan,sertaberhati-hatidenganpermainan

(24)

10

2.1.3 Unsur-unsurkomunikasi

Menurut Liliweri (2007) menjelaskan bahwa komunikasi sebagai

aktifitasmemilikibeberapaunsurdiantaranya:

a. Pengiriman (sender) atau sumber (resource) yaitu individu,

kelompok, atau organisasi yang berperan untuk mengalihkan

(transferring)pesan.

b. Encoding,pengalihangagasankedalampesan.

c. Pesan (message), gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada

oranglain.

d. Saluran (media), merupakan tempat dimana sumber menyalurkan

pesankepadapenerima,misalnyamelaluigelombangsuara,cahaya

atauhalamancetak.

e. Decoding,pengalihanpesankedalamgagasan.

f. Penerima (receiver),individuataukelompokyangmenerimapesan.

g. Umpanbalik(feedback),reaksiterhadappesan.

h. Gangguan(noise),efekinternalataueksternalakibatdariperalihan

pesan.

i. Bidang pengalaman (field of experience), bidang atau ruang yang

menjadilatarbelakanginformasidaripengirimanmaupunpenerima.

j. Pertukaranmakna(sharedmeaning),bidangatauruangpertemuan

(tumpangtindih)yangterciptakarenakebersamaan.

k. Konteks, situasi, suasana, atau lingkungan fisik, non fisik

(25)

11

2.1.4FungsiKomunikasi

Secaraumumterdapatlimakategorifungsi(tujuan)utamakomunikasi,

yaitu

a. Sumber atau pengiriman menyebarluaskan informasi agar dapat

diketahuipenerima.

b. Sumber menyebarluaskan informasi danm rangka mendidik

penerima.

c. Sumbermemberikaninteruksiagardilaksanakanpenerima.

d. Sumbermempengaruhikonsumendenganinformasiyangpersuasive

untukmengubahpersepsi,sikapdanperilakupenerima.

e. Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sambil

mempengaruhipenerima.

2.1.5PolaKomunikasi

Sehubungandengankenyataanbahwakomunikasitidakdapatdipisahkan

dari aktivitas seseorang, tentu masing-masing memiliki cara tersendiri dalam

berkomunikasi untuk mendapatkan suatu tujuan. Oleh karena itu, dalam

komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai manifestasi perilaku manusia

dalam berkomunikasi. Ada beberapa buku yang menerangkan beberapa jenis

(26)

12

a. Berdasarkan kasuistik perilaku orangtua dan anak yang sering

munculdalamkeluarga,makakomunikasiyangseringterjadidalam

keluargaadalahberkisardisekitarmodelStimulus–Reapons(S-R),

modelABX,danmodelinteraksional.

1. ModelStimulus-Respons

MerupakanPolakomunikasiyangpalingseringterjadididalamkeluarga.

Polainimenunjukkanpolakomunikasisebagaisuatuproses“aksi-reaksi”yang

sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal

(lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan

tertentuakanmerangsangoranglainuntukmemberikan responsdengancara

tertentu. Orangtua tampaknya harus lebih proaktif dan kreaktif untuk

memberikanrangsangankepadaanak,sehinggakepekaananakatasrangsangan

yangdiberikansemakinmembaik.

2. ModelABX

Merupakanpolakomunikasilainyangseringterjadidalamkomuniksi

antar keluarga yang dikemukakan oleh Newcomb dari perfektif psiko-sosial.

Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A) menyampaikan informasi

kepadaseseoranglainnya(B)mengenaisesuatu(X),bilaAdanBmempunyai

sifatpositifterhadapsatusamalaindanterhadapX(orang,gagasan,ataubenda)

hubunganinimerupakansimetri.BilaAdanBsalingmembenci,dansalahsatu

(27)

13

Akantetapi,bilaAdanBsalingmenyukai,namunmerekatidaksependapat

mengenaiX,makahubunganmerekabukansimetris(DjamarahdalamMulyana,

2004).

Banyak sebenarnya permasalahan yang dijadikan objek pembicaraan

dalam kehidupan ini. Mulai objek yang disenangi sampai yang dibenci.

Terkadangobjektertentudisenangiolehseseorang,tetapibelumtentudisenangi

oleh orang lain. Atau dua orang yang terlibat pembicaraan sama-sama

menyenangi atau membenci suatu objek. Silang pendapat atau kesamaan

pendapat adalah manusiawi. Maka dariitu jangan bermusuhan hanya karena

perbedaanpendapat,tetapiperbedaanpendapatharusdimusyawarahkanuntuk

mufakat.

3. ModelInteraksional

ModelInteraksionalberlawanandenganmodelS-R.Sementaramodel

S-R mengasumsikan manusia adalah pasif, sedangkan model Interaksional

menganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi digambarkan sebagai

pembentukanmakna,yaitupenafsiranataspesanatauperilakuoranglainoleh

parapesertakomunikasi.Beberapakonseppentingyangdigunakanadalahdiri

sendiridandirioranglain,simbol,makna,penafsirandantindakan.

Interaksiyangterjadiantarindividutidaksepihak.Antarindividusaling

aktif, reflektif, dan kreatif dalam memakai dan menafsirkan pesan yang

dikomunikasikan. Semakin cepat memberikan pemaknaan dan penafsiran

(28)

14

komunikasi individu yang satu tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada

individu ataukelompok lainnya untuk melakukan pemaknaan dan penafsiran

secaratepat(DjamarahdalamHutabarat2009).

b. Jika ditinjau menurut Friedman (1998), membagi pola

komunikasi menjadi dua jenis yaitu pola komunikasi fungsional dan pola

komunikasinonfungsional.

1. PolaKomunikasiFungsional

Pola komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci bagi sebuah

keluargayangberhasildansehatdandidefenisikansedemikianrupa,transmisi

langsung,danpenyambutanterhadappesan,baikpadatingkatinstruksimaupun

isi (Sell, 1993 dalam Friedman, 1998) dan juga kesesuaian antara tingkat

perintah/instruksidanisi(Sattir,1983dalamFriedman,1998).Dengankatalain

komunikasifungsionaldalamlingkungankeluargamenuntutbahwamaksuddan

artidaripengirimanyangdikirimlewatsaluran-saluranyangrelativejelasdan

bahwapenerimapesanmempunyaisuatupemahamanterhadapartidaripesanitu

miripdenganpengirim(Sells,1973dalamFriedman1998).

KarakteristikInteraksionalDariKeluargaFungsional

1. Interaksinya menyatakan adanya suatu toleransi dan memahami

(29)

15

2. Denganadanyasuatuketerbukaandankejujuranyangcukupjelas,

anggotakeluargamampumengakuikebutuhandanemosisatusama

lain.

3. Pola-pola komunikasi dalam sebuah keluarga fungsional

menunjukkan adanya penyambutan terhadap perbedaan, dan juga

penilaianminimum dankritiktidakrealistis yangdilontarkansatu

samalain.

4. Penilaian terhadap perilaku individual diharuskan oleh tekanan

tuntutan sosial eksternal atau perlunya sistem keluarga atau

perkembangan pribadi, melahirkan penilaian yang sehat dalam

keluargasecarakeseluruhan.

Polapolafungsionaldarikomunikasi

Curran (1983) dalam friedman adalah orang yg mempelajari

secara ekstensif dan menggambarkan keluarga sehat, ia menulis bahwa ciri

pertama dari keluarga sehat adalah komunikasi yang jelas dan kemampuan

mendengarsatusamalain.Komunikasisangatpentingbagikedekatanhubungan

agar berkembang dan terpelihara. Kemampuan anggota keluarga untuk

mengenal dan memberi respons terhadap peran-peran non verbal.

Diidentifikasikansebagaisuatuatributpentingkeluargasehat.

(30)

16

Komunikasi emosional berkenaan dengan ekspresi berbagai emosi

atauperasaan,mulaidariungkapankemarahan,sakithati,sedihdan

cemburu,hinggabahagia,kasihsaying,kelembutanhati.

2. Area-areaterbukadarikomunikasidanmembukadiri

Keluarga-keluargafungsionaladalahkeluarga-keluargadengan

pola-pola komunikasi fungsional, keterbukaan nilai, saling hormat

menghormati perasaan, pikiran dan perhatian, spontanitas, dan

membukadiri.

3. Hirarkikekuasaandanaturan-aturankeluarga

Sistem keluarga didasarkan pada hirarki kekuasaan atau urutan

kekuasaandimanakomunikasimengandungperintahdankewajiban.

Interaksifungsionaldanhirarkikekuasaanterjadiketikakekuasaan

didistribusikan menurut kebutuhan perkembangan, atau ketika

kekuasaandukuasakanmenurutkemampuandansumber-sumberdari

anggota keluarga dan sesuai dengan ketentuan budaya kekuasaan

keluarga.

4. Konflikkeluargadanresolusikonflik

Konflik dirancang memecahkan dualisme yang berbeda, konflik

merupakansuatucarauntukmencapaibeberapajenispersatuan.

Sebagai seorang penerima pesan dalam pola komunikasi fungsional

harus memiliki kemampuan mendengar secara efektif yang berarti dapat

(31)

17

Mendengar secara aktif berarti menjadi sungguh-sungguh, memikirkan

kebutuhan, keinginan orang lain, dan tidak mengganggu komunikasi

pengirim(Friedman,1998).

2. Polakomunikasidisfungsional

Berbeda dengan pola komunikasi disfungsional didefenisikan sebagai

pengirim (transmisi) dan penerima isi dan perintah dari pesan yang tidak

jelas/tidaklangsungatauketidak-sepadananantaratingkatisidanperintahdari

pesan.Aspektidaklangsungdarikomunikasidisfungsionalmenunjukkepada

pesan-pesanmenujusasaranyangtepat(langsung)ataudibelokkandanmenuju

oranglaindalamkeluarga(tidaklangsung).Jikapenerimanyatidakberfungsi

(disfungsional), maka akan terjadi kegagalan penerima mendengar,

menggunakan diskualifikasi, memberikan respons yang tidak sesuai, gagal

menggalipesanpengirim,gagalmenvalidasipesan.

Faktor-faktor yang melahirkan pola-pola komunikasi yang tidak

berfungsi(disfungsional)adalah:

1. Hargadiriyangrendahdarikeluargamaupunanggota,khususnya

orangtua.Tiganilaiterkaityangterusmenerusmenghidupkanharga

dirirendahadalahpemusatanpadadirisendiri,perlunyapersetujuan

(32)

18

2. Pemusatan pada diri sendiri dicirikan oleh memfokuskan pada

kebutuhan sendiri, mengesampingkan kebutuhan, perasaan dan

perfektiforanglain.

3. Kurangnya empati, keluarga yang berpusat pada diri sendiri dan

tidakdapatmentoleransiperbedaanjugatidakdapatmengenalefek

daripikiranperasaandanperilakumerekasendiriterhadapanggota

keluargayanglain,danjugamerekatidakdapatmemahamipikiran,

perasaan dan perilaku dari anggota keluarga lain. Mereka begitu

menghabiskan waktu hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendirisehinggamerekatidakmempunyaikemapuanuntukmenjadi

empatis.

4. Ekspresi perasaan tak jelas, dari komunikasi disfungsional yang

dilakukanolehpengirimadalahpengungkapanperasaanyangtidak

jelas karena takut ditolak, pengungkapan perasaan dari pengirim

harus diluar kebiasaan atau diungkapkan dengan suatu cara yang

tidakjelassehinggaperasaantersebuttidakdapatdiketahui.

5. Kemarahan terpendam, ungkapan perasaan yang tidak jelas,

pengirim merasa marah dengan penerima tetapi ia tidak

mengungkapkan marahnya secara jelas dan bias saja ia

melampiaskannyakepadaoranglainataubarang.

6. Ekspresi menghakimi, pernyataan menghakimi selalu membawa

kesanpenilaianmoraldimanajelasbagipenerimabahwapengirim

(33)

19

7. Ketidakmampuan mengungkapkan kebutuhan, pengirim yang

disfungsionaltidakhanyadapatmengungkapkankebutuhannya,tapi

karenatakutditolak,makaiatidakmampumendefenisikanprilaku

yang ia harapkan dari penerima untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhantersebut.

8. Penerima disfungsional, jika penerima tidak berfungsi maka akan

terjadi kegagalan komunikasi karena pesantidak diterima sebagai

manadiharapkan,mengingatkegagalanpenerimamendengar.

2.2Keluarga

2.2.1Pengertiankeluarga

Burgess, dkk (1963) dalam friedman (1998) membuat defenisi yang

berorientasipadatradisidandigunakansebagaireferensisecaraluas:keluarga

terdiridariorang-orangyangdisatukanolehikatanperkawinan,darahdanikatan

adopsi.Paraanggotakeluargabiasanyahidupbersama-samadalamsaturumah

tangga,ataujika merekahidupsecaraterpisah,merekatetapmenganggaprumah

tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan

berkomunikasisatusamalaindalamperan-peransosialkeluargaseperti

suami-istri,ayahdanibu,anaklaki-lakidananakperempuan,saudaradansaudari.

Keluargasama-samamenggunakankulturyangsama,yaitukulturyangdiambil

darimasyarakatdenganbeberapacirriuniktersendiri.

(34)

20

Keluarga dengan orangtua tunggal adalah bentuk keluarga yang

didalamnya hanya terdapat satu orang kepala rumah tangga, ayah atau ibu.

Varian tradisional keluarga dengan orangtua tunggal adalah bentuk keluarga

dimanakepalakeluargaadalahjanda,diceraikan,ditinggalpergi,atauberpisah.

Varian nontradisional dari bentuk keluarga dengan orangtua tunggal adalah

sebuahkeluargadimanasebagaikepalasecarapraktisselaluibubelumpernah

menikah(Friedman,1998).

2.2.3Perankeluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang

dalam situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran

keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seorang dalam

kontekskeluarga.Jadiperanankeluargamenggambarkanseperangkatperilaku

interpersonal,sifat,kegiatanyangberhubungandenganindividudalamposisi

dansituasitertentu.Perananindividudalamkeluargadidasariolehharapandan

polaperilakudarikeluarga,kelompok,danmasyarakat.

Setiapanggotakeluargamempunyaiperanmasing-masing,antaralain

adalah:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

(35)

21

anggotakeluargadanjugasebagaianggotamasyarakatkelompoksocial

tertentu.

2. Ibu

Ibusebagaipengurusanrumahtangga,pengasuhdanpendidikanak-anak,

pelindungkeluargadanjugasebagaipencarinafkahtambahankeluarga

danjugasebagai anggotamasyarakatkelompoksosialtertentu.

3. Anak

Anakberperansebagaipelakupsikososialsesuaidenganperkembangan

fisik,mental,socialdanspiritual(Setiadi,2008).

2.2.4 Fungsikeluarga

MenurutFriedman(1998),secaraumumfungsikeluargaadalahsebagai

berikut:

1. Fungsiefektif,adalahfungsikeluargayangutamauntukmengajarkan

segalasesuatuuntukmempersiapkananggotakeluargaberhubungan

denganoranglain.

2. Fungsisosialisasi,adalahfungsimengembangkandantempatmelatih

anakuntukberkehidupansocialsebelummeninggalkanrumahuntuk

berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk

(36)

22

3. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

danmenjagakelangsungankeluarga.

4. Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi, dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk

memenuhikebutuhankeluarga.

5. Fungsi perawat / pemelihara kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memilikiproduktivitasyangtinggi.

2.2.5TugasPerkembanganKeluargaDenganAnakRemaja

1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadidewasadansemakinmandiri.

2.Memfokuskankembalihubunganperkawinan.

3.Berkomunikasisecaraterbukaantaraorangtuadananak-anak.

2.3REMAJA

2.3.1 Pengertian

Remaja(adolescence)adalahmasatransisi/peralihandarimasa

kanak-kanakmenujumasadewasayangditandaidenganadanyaperubahanaspekfisik,

(37)

23

Masaremaja(adolescence)sepertiyangdinyatakanolehurutanperiode,

sebelum mencapai masa remaja, individu telah mengalami serangkaian

perkembangandanmemperolehbanyakpengalaman.Tidakadaanakperempuan

atauanaklaki-lakiyangmemasukimasaremajadalambentukdaftarkosong,

yang hanya memiliki kode genetic yang akan menentukan berbagai pikiran,

perasaan, dan perilakunya. Namun kombinasi antara factor keturunan,

pengalaman masa kanak-kanak dan masa remaja, menentukan rangkaian

perkembanganremaja(Santrock,2007).

Masaremajasebagaiperiodetransisiperkembanganantaramasa

kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,

kognitif,dansosio-emosional.Tugaspokokremajaadalahmempersiapkandiri

memasuki masa dewasa. Sebenarnya, masa depan dari seluruh budaya

tergantung pada seberapa efektifnya pengasuhan itu (Larson dkk, 2002 ;

Santrock,2007).

Perubahanbiologis,kognitifdansosio-emosionalyangdialamiremaja

dapatberkisarmulaidariperkembanganfungsiseksualhinggaprosesberpikir

abstrakhinggakemandirian.Paraahliperkembanganmembedakanmasaremaja

menjadi periode awal dan periode akhir. Masa remaja awal kurang lebih

berlangsungdimasasekolahmenengahpertamaatausekolahmenengahakhir

dan perubahan pubertal terjadi dimasa ini. Masa remaja akhir kurang lebih

terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Minat karir,

pacaran,daneksplorasiidentitasseringkalilebihmenonjoldimasaremajaakhir

(38)

24

2.3.2UsiaRemaja

Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara 12 21

tahun.Untukmenjadiorangdewasa,mengutippendapatErikson,makaremaja

akanmalaluimasakrisisdimanaremajaberusahauntukmencariidentitasdiri

(searchforself-identity)(Dariyo,2004).

Remplein(1962)dalamMonks(2004)usiaremajaberkisarantara11–

21tahun,danmenggolongkanmenjadi4tahapyaitu:

1. Pra-pubertas10½-13tahun(wanita),12–14tahun(laki–laki).

2. Pubertas13-15½ tahun(wanita),14–16tahun(laki–laki).

3. Remaja15½-16½tahun(wanita),16–17tahun(laki–laki).

4. Adolesensi16½-20tahun(wanita),17–21(laki–laki).

Thornburg (1982) dalam Dariyo (2004). Menggolongkan pembagian

remajamenjadi3tahapyaitu:

1. Remajaawal,usia13–14tahun

2. Remajatengah,usia15–17tahun

3. Remajaakhir,usia18–21tahun

Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan

dibangkusekolahmenengahtingkatpertama(SLTP),sedangkanmasaremaja

(39)

25

mereka yang tergolong remaja akhir, umumnya sudah memasuki dunia

perguruantinggiataululusSMUataumungkinsudahbekerja(Dariyo, 2004).

2.3.3Tugas–tugasPerkembanganRemaja

Tugas-tugas perkembangan (development tesk) yakni tugas-tugas atau

kewajiban yang harus dilalui oleh setiap individu sesuai dengan tahap

perkembangan individu itu sendiri. Keberhasilan individu dalam menunaikan

tugas perkembangan ini, akan menentukan perkembangan kepribandiannya.

Seorangindividuyangmampumenjalanidenganbaik,makatimbulperasaan

mampu, percaya diri, berharga, dan optimis mengahadapi masa depannya.

Sebaliknya,merekayanggagal,akanmerasakanbahwadirinyaadalahorang

yangtidakmampu,gagal,kecewa,putus-asa,ragu-ragu,rendahdiridanpesimis

menghadapimasadepannya.

Tugas-tugasperkembanganremaja,menurutHavighurst(dalamHelms

danTunner,1995),adabeberapa,yaitusebagaiberikut:

1. Menyesuaikandiridenganperubahanfisiologis-psikologis.

2. Belajarbersosialisasisebagaiseoranganaklaki-lakimaupunwanita.

3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orangtua dan orang

dewasalain.

4. Remaja bertugas untuk menjadiwarga Negara yang bertanggung

jawab.

5. Memperolehkemandiriandankepastiansecaraekonomis.

Tujuanutamaindividumelakukanpersiapandiridenganmenguasaiilmu

(40)

26

danmemperolehpenghasilanyanglayaksehinggadapatmenghidupidirisendiri

maupunkeluarganyananti.Sebabkeinginanterbesarseorangindividu(remaja)

adalahmenjadi orang yangmandiridan takbergantungdari orangtua secara

psikis maupun secara ekonomis (keuangan). Karena itu, seringkali remaja

mengambilkeputusandengan carabekerjaparuhwaktu,diselajambelajarnya

(part-time)(Dariyo,2004).

2.3.4PolaKomunikasiRemaja

Remajabisadikenalidaripolakomunikasinyayangunikdankhas.Unsur

yangmembuatpolakomunikasimerekaunikdankhasadalahungkapan dan

terminologiyangmerekagunakanseringkalimenurutpandanganorang-orang

dewasa tanpa aturan dan menyimpang dari kaidah berbahasa. Pandangan ini

tidaksepenuhnyasalahmeskipuntidakseluruhnyabenarkarenaseringkalipara

remajamenggunakanterminology,bahasakomunikasi,atautatabahasayang

sulitdipahamiolehoranglaindiluarkomunitasmereka.

Polakomunikasiyangberbedaantaraanak-anakremajadenganorang

sekitarnyaterutamaorangtuadapatmenyebabkanproseskomunikasimengalami

distorsi, padahal komunikasi adalah inti dari relasi interaksi antar orangtua

dengan anak-anak remaja. Jikalau para remaja menemukan keamanan dan

kenyamananberdiskusidenganorangtuanya,halinilebihbaikdaripadamereka

mencari informasi diluar rumah. Oleh sebab itu para remaja sebenarnya

(41)

27

dalam peampilannya tampaknya mereka seringkali acuh tak acuh dengan

orangtuaatauorang-orangdisekelilingnya(Surbakti,2008).

MenurutSurbakti,2008 terdapattigafungsiutamakomunikasiantara

anakremajadenganlingkungansekitarnya,yakni:

1. Menyampaikanpesan

Tujuan komunikasi antara anak remaja dengan orang-orang

disekitarnyaadalahmenyampaikanpesan,baikanaksebagaipenerima

pesan dan orang-orang sekitanya sebagai pemberi pesan ataupun

sebaliknya.Carayangpalingefektifuntukmenyampaikanpesanantara

keduanyaadalahmelaluikomunikasitatapmuka.Kelebihankomunikasi

tatapmukaadalahlangsungmengetahuireaksipenerimapesanpadasaat

pesan disampaikan. Kelemahanya, mudah mengundang konflik jika

tudakdikendalikandenganbaik.

2. Menerimapesan

Selain menyampaikan pesan, komunikasi juga bertujuan

menerimapesan.Dalamproseskomunikasianak-anakremajadanorang

di sekitanya secara bergantian menjadi objek (receiver) dan subjek

(sender)komunikasi.Syaratutamamenjadipenerimapesan(receiver)

adalah kesediaan untuk mendengarkan. Minimnya kesediaan untuk

mendengarkanpesanmenyebabkanpesantidakmencapaisasaranyang

(42)

28

Banyak orang yang kesulitan berkomunikasi dengan anak-anak remaja

karenatidaksalingmemahamipolakomunikasiyangsedangmerekagunakan.

Terkadangmerekasalingmempertahankanpolakomunikasinyamasing-masing.

Remajasedangberadadalamtarafpencarianidentitas,pengembangan,dan

coba-coba.Ketidakstabilanremajatampakdariperilakumerekayangmudahterinfeksi

olehberbagaipolakomunikasiyangmenurutmerekamenarikmeskipunbelum

tentubermanfaatbahkanmembingungkanoranglaintermasukorangtuamereka

sendiri.

Pola komunikasi remaja umumnya penuh dengan dinamika, terkadang

disertaisinismeatausarkasmeterhadapsituasi hidupsehari-hari.Istilah-istilah

yangmerekagunakanseringkaliyangsemakinharisemakintimpangataukarena

mereka merasakan sendiri betapa mereka mendapat tekanan dari sistem yang

mengaturkehidupanmerekasebagairemajayangsemakinharisemakinberatdan

mengekang kebebasan mereka. Untuk melampiaskan kekesalan atau tekanan

tersebut,merekaseringkalimenggunakansimbol-simbolkomunikasiyangkeluar

dariaturanberbahasa.

2.4SukuBatak

2.4.1KomunikasiSukuBatakToba

SukuBatakTobayangmerupakancabangdarisukuBataksepertiBatak

Karo,BatakSimalungun,BatakAngkola/Mandailing,BatakPakpak/Dairi,Batak

Toba. Suku Batak dewasa ini dalam kehidupan sehari-hari sudah dapat hidup

(43)

29

yanghidupmandiri dansudahmemilikiadatistiadatsebagaisatu etnik.Adat

istiadatitudilestarikandanditurunkankepadagenerasipeneruskarenadipercayai

adatistiadatdapatmemberikebahagiaan.

DalihanNatolumerupakansuatuhubungandanpedomansekaligushidup

bagiwargabagimasyarakatBatakToba,ataujugasebagailambangdemokrasi

danfalsafahhidup.Apabilaadadalammasyarakatperselisihankeluarga,maka

dalihannatoludapatlangsungterjunmengatasimasalahtersebutyangharusdapat

diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Dalam musyawarah itu

berbagaipihak,dariunsurhula-hula,dongantubu,danborudapatmengeluarkan

pendapatnyamasing-masingdalammencapaisuatukatasepakatuntukmencari

penyelesaiansuatumasalahtersebut(Suwardi,1999).

Walaupundiluarupacaraadat.Disampingitujugakesatuanyangdimiliki

masyarakatsangateratdalamberbagaibentukkegiatanorganisasi,sepertidalam

pelaksanaanupacaraadatmasyarakatdarigolonganDalihanNaTolumengambil

peranyamasing-masing.JadidarifalsafahDalihanNaToludapatdisimpulkan

bahwa masyarakat Batak Toba adalah masyarakat yang beradat istiadat dan

memilikisifatkebersamaanyangkuat.Bahasadanadatistiadatadalahbagiandari

kebudayaan dan kebudayaan inilah yang dimiliki oleh penduduk masyarakat

BatakToba.PendudukdiDesaGempolansecarakhususdalamkehidupan

sehari-hariadalahmemakaibahasaBatakTobakarenabahasaBatakTobaadalahbahasa

ibuyangmudahdipahamimasyarakatpemakainya.Bahasaibuyangdimaksudkan

adalahsalahsatusaranauntukkomunikasiyangdapatmengungkapkanperasaan

(44)

30

tatahidupmasyarakatyangtelahdituangkandalambentukbudaya.Olehkarena

itu,bahasabagipendudukdaerahsetempatmerupakanpencerminanhidup.Halini

terlihat dengan istilah panggilan dalam rangka partuturan yang menjalin rasa

persaudaraandemikelangsunganpergaulansecaratertib.

Penggunaan bahasa Batak Toba sebagai alat komunikasi sesama suku

Batak Toba, senantiasa berlangsung dalam hidup sehari-hari misalnya dalam

upacaraadat,kebaktiangereja,rapatpenatuaadat,dengankatalainbahasadaerah

dipakaidalammembicarakanhal-halyangdibutuhkandalamkehidupanbersama,

dalampercakapansehari-haritermasukdalamsastralisandantulisan(Suwardi,

(45)

BABIII

KERANGKAKONSEPTUAL

3.1KerangkaKonsep

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola

komunikasi orangtua tunggal yang ditinggal karena kematian maupun perceraian

yangmemilikianakremaja,halinidilakukanagardapatmemperolehhasilyanglebih

akurat. Pola komunikasi keluarga didefenisikan sebagai karakteristik pola-pola

interaksi sirkular dalam keluarga, disamping mempengaruhi dan mengorganisir

anggotakeluarga,pola-polaitujugamenghasilkanartidaritransaksidiantarapara

anggota keluarga (Petter, 1974 dalam Friedman, 1998). Pola komunikasi yang

digunakandalampenelitianiniadalahkomunikasimenurutFriedman(1998),karena

polakomunikasiinilebihoperasionaldalamkeluargadanlebihmudahdipahamioleh

peneliti.

Friedman (1998) membagi dua pola komunikasi yaitu : pola komunikasi

Gambar

Tabel 1. defenisi operasional
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Distribusi Karakteristik Responden (f = 41)
Tabel 2. Distribusi frekuensi Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja Pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban (f=41)
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi dengan pola komunikasi orangtua tunggal dengan anak remaja (f=41)

Referensi

Dokumen terkait

ACCESABILITY CAPACITY QUALITY AFFORDABILITY UTILITY PUBLIC COST ISTS. SUMBER: STANDFORD

The decision to partition the Indian Department costs into a land component and a military com- ponentÐwhich presumably comprised everything elseÐmay have convinced British

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W4, 2015 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Klasifikasi Usaha Non Kecil (M / B) yang dikeluar kan oleh Pemer intah Daer ah domisili peser ta yang masih ber laku, dengan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W4, 2015 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Begitu banyak kesalahan atau penyimpangan dalam pemakaian berbahasa Indonesia.Termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku

The SIFT (Lowe, 2004) algorithm was applied for searching for and matching the tie points. This algorithm was implemented in the OpenCV function library, with default

Pada tahun pertama penelitian ini akan menghasilkan model pendidikan karakter yang dilengkapi dengan 5 karya sastra anak berupa Buku Cerita Bergambar (BCB) sebagai media