TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI
BALITA MENGENAI PENTINGNYA PEMBERIAN
PREBIOTIK DI PUSKESMAS PADANG BULAN
TAHUN 2011
Oleh :
JUSTIN A/L MICHAL DASS
080100414
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI
BALITA MENGENAI PENTINGNYA PEMBERIAN
PREBIOTIK DI PUSKESMAS PADANG BULAN
TAHUN 2011
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
JUSTIN A/L MICHAL DASS
080100414
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Tingkat Pengetahuan Ibu yang mepunyai Balita Mengenai
Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan pada Tahun
2011
Nama : Justin A/L Michal Dass NIM : 080100414
Pembimbing Penguji I
(dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK) (dr. Nurchaliza Siregar, Sp.M)
NIP. 19460406 196902 1 001 NIP. 19700908 200003 2 001
Penguji II
(Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi )
NIP. 19760410 200312 2 002
Medan, Januari 2012 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri yang terbatas di dalam kolon, yang membantu meningkatkan kesehatan manusia. Prebiotik biasanya diperoleh dari makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Melalui statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada 2010, 85% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran lebih dari lima porsi sehari.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan.
Dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu 49.5%, kategori baik dan kurang masing-masing 5.2% dan 45.4%.
Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan berada rata-rata dalam kategori sedang.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita terhadap pentingya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan berada pada kategori sedang. Diharapkan pihak puskesmas dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemberian prebiotik kepada balita.
ABSTRACT
A prebiotic is a selectively fermented ingredient that allows specific changes, both in the composition and/or activity in the gastrointestinal microflora that confers benefits upon host well-being and health. Prebiotic main source is vegetables and fruits which contain lots of fibers. According to the statistics from World Health Organization (WHO) in 2010, 85% of Indonesians ate lees than 5 portions fruits and vegetables daily.
This study was conducted to apprehend the mothers with child below 5 years old, knowledge towards the benefit of providing prebiotic in Puskesmas Padang Bulan, Medan.
This research was conducted with descriptive research methode, the approach used in this study design was a cross sectional study and sampling by using total consecutive sampling .
With a total sample of 97 people, obtained the results of studies showing that the level of respondents knowledge on the benefits of providing prebiotic majority are at average category that is 49.5%, good and less categories respectively 5.2% and 45.4%.
From these results, it can be concluded that knowledge of mothers with child below 5 years old, towards the benefit of providing prebiotic is at average category. The authorized party are expected to provide information regarding the benefits of prebiotic toward the mothers
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan kurnia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu
area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan
hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan
laporan hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK
USU.
2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, dr. Zairul Arifin, Sp.A,
DAFK, yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk
membimbing dan mengarahkan penulisan dalam penyusunan laporan hasil
penelitian ini. Juga kepada dr. Nurchaliza Siregar, Sp.M dan ibu Nenni Dwi
A. Lubis, SP, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukan yang membangun untuk penelitian ini.
3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan.
4. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
5. Teman sejawat Juan Carson Marbun atas masukan dan bantuannya dalam
pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Teman sejawat Fadillah Akbar atas masukan dan bantuannya dalam
pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman sejawat Esanikaruppiah Jagathisen atas masukan dan bantuannya
8. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan
kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 6 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan .……...………... i
Abstrak... ii
Abstract... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi………... vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar... ix
Daftar Lampiran... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 3
1.3.Tujuan Penelitian... 3
1.4.Manfaat Penelitian... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5
2.1. Pengetahuan ... 5
2.1.1. Tingkat Pengetahuan ... 6
2.2. Prebiotik ... 7
2.2.1. Mengenai Prebiotik ... 7
2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik ... 8
2.2.3. Sumber Prebiotik ... 8
2.2.4. Manfaat yang diperoleh dari prebiotik... 10
2.2.5. Suplemen Prebiotik... 11
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL………... 12
3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 12
BAB 4 METODE PENELITIAN... 14
4.1. Jenis Penelitian ... 14
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 14
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14
4.4. Teknik Pengumpulan Data... 15
4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 16
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17
5.1. Hasil Penelitian ... 17
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 17
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 17
5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan ... 19
5.2. Pembahasan ... 22
5.2.1. Karakteristik Responden ... 22
5.2.2. Pengetahuan ... 25
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
6.1. Kesimpulan... 28
6.2. Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 30
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Karakteristik
Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu
18
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Karakteristik
Responden Menurut Usia Ibu
18
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Karakteristik
Responden Menurut Pekerjaan Ibu
19
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Pengetahuan
20
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan
20
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Responden Menurut Usia Ibu
21
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Responden Menurut Pekerjaan Ibu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Surat Izin Survei Awal Penelitian Lampiran 4 Lembar Ethical Clearence Lampiran 5 Surat Keterangan Hasil Penelitian Lampiran 6 Lembar Penjelasan Penelitian Lampiran 7 Informed Consent
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri yang terbatas di dalam kolon, yang membantu meningkatkan kesehatan manusia. Prebiotik biasanya diperoleh dari makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Melalui statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada 2010, 85% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran lebih dari lima porsi sehari.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan.
Dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu 49.5%, kategori baik dan kurang masing-masing 5.2% dan 45.4%.
Dari hasil analisa data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan berada rata-rata dalam kategori sedang.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita terhadap pentingya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan berada pada kategori sedang. Diharapkan pihak puskesmas dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemberian prebiotik kepada balita.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa
manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau
aktivitas bakteri (yang bermanfaat) yang terbatas di dalam kolon, yang
membantu meningkatkan kesehatan manusia (Roberfroid, 2007).
Prebiotik yang paling berpotensial terdiri dari karbohidrat, tetapi tidak
menyingkirkan bahan bukan karbohidrat untuk digunakan sebagai prebiotik. Di
dalam teori, dikatakan bahwa segala jenis antibiotik yang dapat mengurangi
jumlah bakteri yang berpotensi untuk membahayakan tubuh dan membantu
meningkatkan bakteri yang bermanfaat kepada tubuh, bisa dikatakan sebagai
prebiotik. Melalui definisi tersebut juga tidak dinyatakan secera spesifik
kumpulan atau jenis bakteri. Namun demikian, prebiotik dipercaya meningkatkan
jumlah dan/atau aktivitas dari Bifidobacteria dan bakteri asam laktat, karena
dipercaya dan disebutkan bahwa bakteri dari kedua golongan tersebut memberi
manfaat kepada manusia (Roberfroid, 2007).
Prebiotik merupakan makanan yang sangat spesifik (Moehji, 2002).
Prebiotik adalah makanan yang tidak dapat dicerna yang memberi manfaat
kepada tubuh Selain itu, prebiotik juga resisten terhadap suhu yang tinggi, yang
menyebabkan prebiotik ini tidak rusak secara struktural dan fungsional di dalam
makanan seharian. Namun demikian, kebanyakan dari kita mengkonsumsi hanya
separuh dari jumlah prebiotik yang diprlukan. Prebiotik biasanya diperoleh dari
makanan yang mengandung serat yang tinggi seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran. Melalui statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization
(WHO) pada 2010, 85% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi
buah-buahan dan sayur-sayuran lebih dari lima porsi sehari dengan ukuran satu porsi
buah-buahan setara dengan 150 gram sedangkan satu porsi sayuran setara
bahawa setiap orang seharusnya menkonsumsi lima porsi sayur-sayuran dan
buah-buahan setiap hari.
Prebiotik biasanya diperoleh dari diet serat inulin yang larut (soluble
dietary fibre inulin). Inulin biasanya dijumpai dalam tumbuhan yang
mengandungi fruktan (polimer dari fruktosa). Selain itu, tanaman ini kerap
dimakan sebagai makanan seharian, seperti bawang putih, bawang bombay,
bawang merah, dan asparagus mengandung kandungan inulin yang tinggi. Akibat
peningkatan konsumsi makanan yang diproses, prebiotik juga ditambahkan ke
dalam makanan sehari-hari seperti cereal, biskut, roti, minuman (susu), dan
yoghurt (Watzl, 2007).
Efek dari prebiotik dapat dilihat bila terdapat peningkatan dalam aktivitas
bakteri yang memberi manfaat kepada tubuh di dalam usus. Prebiotik merangsang
pertumbuhan bakteri tersebut (prebiotik berfungsi sebagai sumber makanan
kepada bakteri yang bermanfaat) seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli di dalam
usus besar dan meningkatkan resistensi terhadap patogen yang menginvasi tubuh.
Selain itu, manfaat lain prebiotik juga dapat mengembalikan keseimbangan flora
bakteri akibat penggunaan antibiotik, diare, stres dan obat lain (bukan antibiotik)
melaui proses tersebut (Munjal, 2009).
Prebiotik juga mengurangi pH pada usus. Efek ini terjadi akibat perubahan
metabolisme dari fermentasi protein (menghasilkan amoniak dan pH yang tinggi)
menjadi fermentasi karbohidrat (menghasilkan asam). Beberapa penyakit seperti
Crohn disease dan Irritable Bowel Syndrome (IBS) mempunyai karekteristik pH
yang tinggi, yang demikian mnurunkan pH sehigga mengurangi simptom penyakit
tersebut, tetapi bukan menyembuhkan dan membawa manfaat kepada pasien
(Munjal, 2009).
Manfaat lain prebiotik yang penting adalah kemampuan meningkatkan
sistem imun tubuh. Prebiotik sendiri tidak membawa manfaat langsung kepada
sistem imun, tetapi dengan mengubah flora usus, sistem imun tubuh bisa
terpengaruh. Stimulasi ini bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun terhadap
patogen. Selain itu mikroflora balita sangat tidak stabil. Banyak patogen oral
Oleh karena konsumsi makanan yang berserat rendah dan rentannya balita
untuk mendapat serangan penyakit, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan pemberian prebiotik pada oleh ibu mereka di
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Padang Bulan.
1.2. Rumusan Masalah
Sejauh manakah ibu mengetahui pentingnya pemberian prebiotik pada
balita?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita
mengenai pentingnya pemberian prebiotik di Puskesmas Padang Bulan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
Tujuan khusus untuk penlitian ini adalah:
2.
Mengetahui tingkat pendidikan ibu balita di Puskesmas Padang Bulan.
3.
Mengetahui distribusi usia ibu balita di Puskesmas Padang Bulan.
Mengetahui distribusi pekerjaan ibu di Puskesmas Padang Bulan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
Untuk Ibu
2.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai prebiotik. Selain itu penelitian ini dapa memberi informasi kepada
ibu mengenai pentingnya memberikan zat yang cukup kepada anak mereka.
Untuk Puskesmas Padang Bulan
3.
Menjadi sumber informasi bagi Puskesmas Padang Bulan, untuk mengetahui
pola makan balita di Puskesmas tersebut, dan mengambil tindakan untuk
meningkatkan gizi balita.
Meningkatkan ilmu pengetahuan saya mengenai prebiotik, karena prebiotik
merupakan sesuatu yang baru di bidang kesehatan, dan berbagai penelitian
telah dan sedang dijalankan untuk mengetahui manfaatnya dalam bidang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah individu
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan ini
terjadi melalui kemampuan pancaindera manusia yakni penglihatan, perciuman,
pendengaran, rasa dan raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Sebelum orang mengadopsi perilaku yang baru (berperilaku baru), di
dalam diri orang itu terjadi proses yang berurutan yakni:
a.) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b.) Interest, yaitu subjek merasa rasa tertarik kepda stimulus atau objek .Disini
sikap subjek sudah mulai muncul.
c.) Evaluation, di sini subjek akan menimbang-nimbang baik atau tidaknya
stimulus terhadap dirinya. Hal ini bererti sikap responden sudah jauh lebih
baik lagi.
d.) Trial, subjek sudah mencoba melakukan sesuatu sesuai stimulus. Di sini
subjek sudah mulai mencoba perilaku yang baru.
e.) Adoption, di sini subjek sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Rogers,1974).
Namun demikian, perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap
tersebut. Apabila penerimaan atau perilaku baru atau adopsi perilaku melalaui
proses seperti ini yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya
apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka
2.1.1. Tingkat Penegetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
yakni:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke pengetahuan tahap ini adalah mengingat kembali
(recall) suatu yang spesifik dari bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat penhetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur orang tersebut tahu tentang apa
yang diperlajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan.
2. Memahami (comprehension)
Memahami apa yang diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tesebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelasakan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramal
terhadap bahan yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunkan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini juga dapat
diartikan sebagai aplikasi dalam penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi-materi atau suatu
objek ke dalam komponen- knomponen , tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi, dan masih ada kaitnya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mennggambarkan
(membuat bagan) , membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu
formula baru dari formualasi –formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan terhadap teori atau
rumusan-rumusan yang sudah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah
ada. Misalnya, dapat membandingkan anak yang cukup gizi dan
anak-anak kekurangan gizi, dapat mentafsirkan penyebab ibu-ibu tidak mau ikut KB
(Keluarga Berencana).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
disesuikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).
2.2. Prebiotik
2.2.1. Mengenai Prebiotik
Prebiotik pertama kali ditemukan dan dinamai oleh Marcel Roberfroid
pada tahun 1995. Prebiotik ialah bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang
menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri di dalam sistem pencernaan yang
bermanfaat pada kesehatan manusia. Prebiotik merupakan bahan yang tidak dapat
dicerna yang digunakan sebagai sumber tanaga bagi beberapa jenis bakteri yang
secara semula jadi tinggal usus kecil (
Mengkonsumsi makanan yang mengandungi prebiotik sudah diamalkan
oleh nenek moyang kita baberapa ratus tahun yang lalu. (Agus, 2010). Bukti yang
terkuat adalah dijumpainya sisa makanan yang mengandungi inulin-oligofructose,
sotol, bawang merah dan bawang putih telah djumpai di dalam gua di Amerika
Utara. Selain itu, dijumpai berbagai perkakas memasak yang digunakan pada
masa itu. Selain itu bahan yang sama juga dumpai di Australia sehingga ke Eropa
mengandungi prebiotik seperti bawang, daun ubi dan berbagai sayuran telah
digunakan setiap hari dalam masakan sehari-hari. Oleh karena itu, ini bukanlah
merupakan suatu hal yang baru untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
(Angelo, 2002).
Satu hal yang masih menimbulkan perdebatan berbagai pihak adalah
mengenai kandungan prebiotik dalam ASI. Ada pihak yang mengatakan bahwa
galaktosakarida dalam ASI adalah prebiotik. Selain itu, ASI mengandung
probiotik (bakteri yang membawa manfaat kepada kesehatan dan bakteri tersebut
biasanya ialah Bifidobacterium), dengan demikian ASI sudah pasti mengandung
prebiotik (makanan untuk bakteri-bakteri tersebut). Bayi memperoleh prebiotik
yang pertama dari ASI (Munjal, 2009).
2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik
Prebiotik adalah serat yang merangsang pertumbuhan bakteri yang
memberi manfaat pada flora normal di usus kecil. Namun demikian, probiotik
merupakan mikroorganisme hidup yang diperoleh dari makanan yang kita makan
sehari-hari. Prebiotik ini akan melalui sistem pencernaan, masuk ke usus kecil dan
usus besar. Probiotik pada saat itu juga masuk ke usus kecil dan usus besar. Secara
normal (fisiologi), bakteri ini tidak merangsang aktivitas metabolik, namun
memberikan manfaat yang lain kepada tubuh (Shereen, 2010). Manfaat-manfaat
lain adalah meningkatkan sistem imun. Prebiotik dan probiotik secara simbiosis
bekerja sama untuk memberikan manfaat kesehatan kepada tubuh manusia. Selain
itu, akibat sinergisme (Depdikbud, 1994) yang diperolehi akibat penggabungan
prebiotik dan probiotik maka banyak makanan tambahan serta suplemen yang
telah diproduksi (Adriano, 2010).
2.2.3. Sumber Prebiotik
Secara dasarnya prebiotik merupakan karbohidrat (seperti oligosakarida),
tetapi bisa terdiri dari bahan bukan karbohidrat. Secara lazim, prebiotik
diklasifikasikan sebagai serat yang larut, yang mempunyai sifat khas yang tidak
Prebiotik ialah bahan yang secara selektif menghasilkan perubahan
spesifik dari segi komposisi dan aktivitas mikrofloora gastraointestinal, yang
mempunyai manfaat terhadap kesehatan manusia. Terdapat 2 jenis
fruktooligosakarida (FOS) yang cocok dengan definisi tersebut iaitu oligofruktosa
dan inulin. Pihak lain juga mengklasifikasikan galaktooligosakarida (GOS)
sebagai prebiotik (
Para peneliti kini lebih fokus terhadap perbedaan prebiotik rantai pendek,
prebiotik rantai panjang, dan full spectrum prebiotic (prebiotik spektrum penuh).
Prebiotik rantai pendek, seperti oligofruktosa yang mengandungi 2-8 rantai per
molekul, lazimnya dihasilkan lebih cepat di sebelah kanan kolon, yang akan
memberikan nutrisi kepada bakteri di tersebut. Prebiotik rantai-panjang, seperti
inulin yang mengandungi 9-64 rantai per molekul dan dihasilkan dengan lebih
perlahan, menjadi sumber nutrisi terhadap bahagian kolon sbelah kiri. (Coxam,
2007). Prebiotik spektrum penuh dihasilkan dari rantai prebiotik yang penuh
(lebih kurang 2-62 rantai per molekul), dan menjadi sumber makanan kepada
bakteri ke hampir seluruh bagian kolon, contohnya ialah Oligofructose-Enriched
Inulin (OEI). Mayoritas dari penelitian yang dilakukan terhadap prebiotik
biasanya menggunakan OEI sebagai bahan penelitian Stephanie, 2010)
(Hunges, 2001
Prebiotik dijumpai dalam berbagai sumber makanan. Makanan yang
mengandung prebiotik antara lain kacang kedelai, keladi liar atau berbagai akar
sayuran seperti ubi kayu dan kacang-kacangan. Inulin pula bersumber dari oat
mentah, barley, dan gandum (Almatsier, 2004). Selain itu makanan sehari-hari
kita seperti bawang merah, bawang putih, timun, salad dan berbagai buah-buahan
mengandungi prebiotik. Buah-buahan seperti seperti pisang, nenas, rambutan dan
semangka juga kaya akan prebiotik (Koon, 2010). Disini harus diingat bahwa
setiap makanan yang mengandungi prebiotik dalam jumlah tertentu ).
(Penington,
2.2.4. Manfaat yang Diperoleh dari Prebiotik
Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari konsumsi prebiotik.
Manfaat utamanya adalah untuk mencegah konstipasi. Manfaat ini telah
dibuktikan dengan beberapa penelitian. Banyak prebiotik adalah karbohidrat, yang
dihasilkan di usus besar, melalui proses fermentasi. Dengan pross fermentasi ini,
gas yang akan dihasilkan akan meningkatkan volume dan mengurangi masa transit
hasil pencernaan di dalam usus. Konstipasi ialah efek dari jangka waktu yang
diambil oleh hasil pencernaan yang lama di usus (masa transit yang panjang).
Oleh itu, dengan mengurangi jangka waktu ini, konstipasi dapat teratasi. Selain
itu, karbohidrat juga meningkatkan kandungan air di dalam usus dan asam yang
dihasilkan dari proses fermentasi bisa meningkatkan peristaltik usus. Kedua efek
ini juga akan mengurangi waktu transit makanan di usus (Angelo, 2002).
Prebiotik dapat mengembalikan keseimbangan flora di usus selepas
berlaku perubahan akibat penggunaan antibiotik, diare, stres dan pnggunaan obat
lain selain antibiotik. Hal ini terjadi akibat adanya mekanisme yang secara selektif
menstimulasi pertumbuhan bakteri dari kumpulan tertentu. Hal ini seterunya akan
memperbaiki keadaan keseimbangan flora pada bahagian usus (Lomax, 2010). Prebiotik juga mengurangi pH usus. Efek ini terjadi akibat adanya
perubahan dari metabolisme fermentasi protein (menghasikan amoniak dan pH
yang tinggi) menjadi fermentasi karbohidrat (menghasilkan asam). Beberapa
penyakit seperti Crohn disease dan Irritable Bowel Syndrome (IBS) mempunyai
karekteristik pH yang tinggi. Prebiotik dapat menurunkan pH sehingga
mengurangkan gejala penyakit tersebut. Selain itu, pH usus yang rendah juga
meningkatkan pergerakkan usus dan melindungi dari serangan dari bakteri
patogenik (Munjal, 2009).
Prebiotik sendiri tidak membawa manfaat kepada sistem imun, tetapi
dengan mengobah flora usus, sistem imun tubuh bisa berpengaruh. Stimulasi ini
bisa berfaedah karena meningkatkan sistem imun terhadap patogen. Terdapat
banyak penelitian yang telah dijalankan terhdap efek prebiotik terhadap sistem
imun. Walaupun begitu tidak dikatakan jenis secera spesifik prebiotik yang
membawa manfaat kepada sistem imun tubuh (Lomax, 2010).
Mikroflora untuk anak-anak kurang dari 5 tahun sangat tidak stabil. Banyak patogen oral yang bisa menggangu keseimbangan mikroflora tersebut (Saavedra, 2002). Oleh yang demikian substansi yang bisa memperbaiki keadaan
ini ialah prebiotik. Terdapat beberapa studi yang mengatakan bahawa
oligosakarida yang komersil mempunyai efek untuk menstabilkan keseimbangan
mikroflora tersebut dan menyediakan pH yang sesuai untuk aktivias pencernaan
(Cruz, 2010).
2.2.5. Suplemen Prebiotik
Oleh karena banyak manfaat yang diperoleh dari prebiotik, maka berbagai
jenis suplemen prebiotik telah dipasarkan. Konsumsi suplemen prebiotik dapat
memenuhi jumlah prebiotik yang diperlukan agar fungsi tubuh dapat berjalan
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan
• Definisi operasional: Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui (hasil tahu) ibu balita di Puskesmas Padang Bulan mengenai pemberian
suplemen prebiotik kepada balita mereka dan manfaatnya.
• Cara pengukuran: Pengukuran dilakukan dengan wawancara.
• Alat ukur: Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang telah disesuaikan dari berbagai sumber mengenai tingkat pengetahuan prebiotik dalam
kalangan orang tua. Pertanyaan adalah pertanyaan tertutup dengan jumlah
sebanyak 20 pertanyaan, dimana 7 pertanyaan untuk ibu mengenai prebiotik
serta pemberian suplemen prebiotik, 4 pertanyaan mengenai pola makan dan
pemberian ASI kepada balita, dan 5 pertanyaan untuk ibu dengan balita
berusia 12 tetapi kurang dari 59 bulan mengenai nutrisi balita dan 4 prtanyaan
untuk balita dngan kelainan.
o Pertanyaan 4, 10, 11, 16 dan 20, diberi skor a=4, b=3, c=2, d=1. Pengetahuan
- tingkat pendidikan ibu - usia ibu
- pekerjaan ibu
o Pertanyaan 1, 2, 3, 5,6 , 8, 13, 14, 15, 18 dan 19 diberi skor a=2 dan
b=1.
o Pertanyaan 7, 9 dan 12 diberi skor 1 bila < 6 bulan.
o Pertanyaan 17 , diberi skor 1
• Hasil Ukur: Hasil pengukuran untuk tingkat pengetahuan mengenai pemberian suplemen prebiotik oleh ibu dengan balita adalah sebagai berikut
(Pratomo, 1990) :
o Baik, jika skor yang didapat > 15 (>75%)
o Sedang, jika skor antara 8 – 15 (40 – 75%)
o Kurang, jika mendapat skor <8 (< 40%)
• Skala Pengukuran: Ordinal
3.2.2. Prebiotik
Prebiotik merupakan bahan yang tidak dapat dicerna yang digunakan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif, dengan
pendekatan cross sectional study, dimana dengan satu kali pengamatan, data
penelitian sudah didapat.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan. Alasan pemilihan lokasi
penelitian adalah seperti berikut:
1. Puskesmas ini memiliki program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
2. Belum pernah dilakukan penelitian seperti ini di puskemas tersebut.
3. Tingkat pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas ini teratur dan adanya
berbagai program untuk kesehatan anak dijalankan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang berkunjung ke Puskesmas
Padang Bulan.
4.3.2. Sampel Penelitian
4.3.2.1.Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi secara consecutive
sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
b. Kriteria eksklusi: Ibu yang tidak bersedia menjawab kuesioner atau kuesioner
tidak dijawab dengan lengkap.
4.3.2.2.Perkiraan Besar Sampel
Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil
berdasarkan rumus dibawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki
sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif 10% (Sastroasmoro, 2002). Maka
diperoleh sampel. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 97 sampel:
Besarnya sampel ditentukan dari rumus :
n =
d² Zα² PQ
n = (1.96) ² . 0,50 . (1-0.50)
(0,1)²
= 96.04
Keterangan :
n = Besar sampel
Zα² = deviasi baku alfa (1,96)
P = proporsi kategori (0,50)
Q = 1-P
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (0,1)
Dengan demikian sampel diperoleh nilai 96.04 dan dubulatkan pada 97 responden.
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Jenis Data
Jenis data adalah data primer. Data yang diambil melaui kuesioner. Di
dalam kuesioner tersebut ditanyakan identitas ibu (terutama nama, tingkat
pendidikan, umur, dan pekerjaan), pengetahuan ibu tentang prebiotik dan
4.4.2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data adalah melaui pemberian kuesioner. Kuesioner
tersebut diberikan kepada ibu balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer SSPS
(Statistical Package for Social Sciences) for Windows 17.0.
4.5.2. Analisis Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang pemberian prebiotik di
Puskesmas Padang Bulan. Penelitian ini diikuti 97 orang ibu yang telah bersedia
mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang
tertuang dalam kuesioner yang dibagikan.
Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan ibu
mengenai pemberian prebiotik, dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi lokasi
penelitian dan deskripsi karakteristik responden yang terdapat di Puskesmas
Padang Bulan.
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan. Puskesmas
Padang Bulan ini terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan,
Kecamatan Medan Baru.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 97 orang ibu yang
menpunyai balita di Puskesamas Padang Bulan. Gambaran karakteristik
responden yang diamati meliputi tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan ibu balita
di Puskesmas Padang Bulan. Data lengkap mengenai karakteristik responden
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persen (%)
S1 7 7.2
Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, dari 97 responden, diketahui bahwa tingkat
pendidikan sebagian besar ibu balita ialah SMP sebanyak 35 responden (36.1%),
kemudian SD sebanyak 25 responden (25.8%) , diikuti S1 sebanyak 7 responden
(7.2%) dan tidak bersekolah 7 (7.2%).
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Usia Ibu
Berdasarkan Tabel 5.2. di atas, diketahui bahwa orang sebagian besar ibu
balita di Puskesmas Padang Bulan, berusia antara 21-25 tahun, dengan 48
responden (49.5%), kemudian responden berusia 16-20 tahun dengan 24 orang
(15.5%), ibu yang berusia 31-35 tahun pula ialah 9 responden (9.3) dan terakhir 1
responden (1.0%) berusia antara 36-40 tahun.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Ibu
Pekerjaan Ibu Frekuensi (n) Persen (%)
Pegawai Negeri 13 13.4
Pegawai Swasta 8 8.2
Wiraswasta 42 43.3
Tidak Bekerja 34 35.1
Total 97 100
Berdasarkan Tabel 5.3. di atas, menunjukkan bahawa sebahagian besar ibu
bekerja sebagai wiraswasta dengan 42 responden (43.3%), kemudian ibu yang
tidak bekerja sebanyak 34 responden (35.1%), diikuti dengan pegawai negeri
sebanyak 13 responden (13.4%), delapaan reponden (8.2%) bekerja sebagai
pegawai swasta, yaitu jumlah terkecil.
5.1.3. Tingkat Pengetahuan
Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 14
pertanyaan mengenai pengetahuan ibu balita mengenai pemberian prebiotik.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitas
dan reliabilitasnya.
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga yaitu
baik, sedang, dan kurang. Pengetahuan seorang responden akan dikatakan baik
apabila jumlah skor untuk empat belas pertanyaan ialah dari 35-40. Pengetahuan
sedang, apabila jumlah skor untuk 14 pertanyaan ialah 25-34, pengetahuan
kurang, apabila jumlah skor untuk 14 pertanyaan ialah 14-24. Berdasarkan hasil
prebiotik di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2011 dapat dikategorikan pada
Tabel 5.4. di bawah ini.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)
Baik 5 5.2
Sedang 48 49.5
Kurang 44 45.4
Total 97 100
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden
terhadap pemberian prebiotik paling banyak berada pada kategori sedang
sebanyak 48 orang ibu (49.5%), diikuti dengan kategori kurang sebanyak 44
responden (45.9%), dan lima responden (5.2%) yang berada pada kategori baik.
Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden terhadap
pemberian prebiotik kepada balita menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 5.5.
Tidak
Bersekolah
0 0.0 0 0.0 7 7.2 7 7.2
Total 5 5.2 48 49.5 44 45.4 97 100
Berdasarkan Tabel 5.5. dapat diketahui tingkat pengetahuan responden
yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan terdapat pada
kelompok ibu berpendidikan S1 sebanyak tiga orang (3.1%). Sedangkan
pengetahuan responden yang paling kurang pula terdapat kelompok ibu yang
berpendidikan SD dengan jumlah 24 (24.7%).
Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden terhadap
pemberian prebiotik kepada balita menurut usia ibu dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Usia Ibu
Usia(tahun)
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
16-20 0 0.0 11 11.3 13 13.4 24 24.7
21-25 4 4.1 22 22.7 22 22.7 48 49.5
26-30 0 0.0 9 9.3 6 6.2 15 15.5
31-35 1 1.0 5 5.2 3 3.1 9 9.3
36-40 0 0.0 1 1.0 0 0.0 1 1.0
Total 5 5.2 48 49.5 44 45.9 97 100
Berdasarkan Tabel 5.6. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden
antara 21-25 tahun dengan empat responden (4.1%). Sedangkan pengetahuan
responden yang paling kurang adalah juga responden yang berusia antara 21-25
tahun dengan 22 responden (22.7%).
Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden terhadap
pemberian pemberian prebiotik kepada balita menurut pekerjaan ibu dapat dilihat
pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Pekerjaan Ibu
Berdasarkan Tabel 5.7. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden
yang paling baik dilihat dari karakteristik pekerjaannya terdapat pada ibu yang
bekerja sebagai pegawai negeri dan wiraswasta dengan jumlah responden
masing-masing ialah dua orang (2.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling
kurang terdapat pada ibu yang tidak bekerja dengan jumlah 22 responden (22.7%).
5.2. PEMBAHASAN
Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang
digunakannya. Karakteristik ibu yang mempunyai balita di Puskesmas Padang
Bulan pada tahun 2011, yang dinilai dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik
jenis tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan.
Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, dari 97 responden, diketahui bahwa tingkat
pendidikan sebagian besar ibu balita ialah SMP sebanyak 35 responden (36.1%),
diikuti S1 sebanyak 7 responden (7.2%) dan tidak bersekolah 7 (7.2%),
merupakan terendah. Dalam penelitian Rosliani, 2010, tingkat pendidikan ibu
yang terbanyak ialah SMP dengan 34 responden (56.8%), manakala yang terendah
ialah SD dengan 3 responden (3.2%).Terdapat persamaan antara data yang
diperoleh.
Berdasarkan karekteristik mengenai usia ibu pada Tabel 5.2. di atas,
diketahui bahwa orang sebagian besar (terbanyak) ibu balita di Puskesmas Padang
Bulan, berusia antara 21-25 tahun, dengan 48 responden (49.5%),) dan paling
sedikit 1 responden (1.0%) berusia antara 36-40 tahun. Dalam penelitian Rosliani,
2010 pula, jumlah responden terbanyak adalah umur ibu antara 24-32 tahun
dengan 61 responden manakala terkecil ialah 33-40 tahun dengan jumlah 16
responden. Disini dilihat terdapat kesamaan, dari rentang usia untuk kedua-dua
penelitian tersebut.
Berdasarkan karakteristik menurut pekerjaan ibu pada tabel 5.3. di atas,
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bekerja sebagai wiraswasta dengan 37
responden (38.1%), dan jumlah ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri ialah
sebanyak 9 orang (9.3%), yaitu jumlah terkecil. Namun demikian berdasarkan
penelitian Rosliani, 2010 sebahagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga
dengan 40 respoden (42.1%) (di dalam penelitian peneliti ialah ibu yang tidak
bekerja) dan terendah pula sebagai buruh dengan lima orang (5.3%). Terdapat
perbedaan antara data yang diperoleh antara yang tertinggi dan terendah karena
Berdasarkan Tabel 5.5. dapat diketahui tingkat pengetahuan responden
yang paling baik dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan terdapat pada
kelompok ibu berpendidikan S1 sebanyak tiga orang (3.1%). Sedangkan
pengetahuan responden yang paling kurang pula terdapat kelompok ibu yang
berpendidikan SD dengan jumlah 24 (24.7%). Menurut analisis peneliti, ibu
berpendidikan S1 memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang prebiotik
karena lebih banyak membaca dan mengetahui mengenai gizi dan makanan yang
bermanfaat bagi balita berbanding ibu yang mempunyai tingkat pendidikan SMA,
SMP, SD atau tidak bersekolah.
. Berdasarkan Tabel 5.6. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden yang
paling baik dilihat dari karakteristik usianya adalah responden yang berusia antara
21-25 tahun dengan empat responden (4.1%). Sedangkan pengetahuan responden
yang paling kurang adalah juga responden yang berusia antara 21-25 tahun
dengan 22 responden (22.7%). Menurut peneliti, terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan pada usia yang sama karena tingkat pendidikan dan pengaruh
lingkungan ibu dengan anak balita yang berbeda serta tingkat pendidikan.
Berdasarkan Tabel 5.7. diatas, dapat diketahui pengetahuan responden
yang paling baik dilihat dari karakteristik pekerjaannya terdapat pada ibu yang
bekerja sebagai pegawai negeri dan wiraswasta dengan jumlah responden
masing-masing ialah dua orang (2.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling
kurang terdapat pada ibu yang tidak bekerja dengan jumlah 22 responden (22.7%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan memiliki peranan penting dalam
menentukan kualitas hidup manusia dan memberikan motivasi untuk memperoleh
informasi yang berguna. Menurut pendapat peneliti, pegawai negeri dan
wiraswasta mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai prebiotik
karena mereka lebih terdedah dengan pelbagai pengetahuan terbaru terutama
mengenai makanan anak.
5.2.2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas Padang Bulan terhadap pemberian
prebiotik kepada balita seperti yang terlihat pada data statistik. Dari hasil analisa
data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan balita di Puskesmas
Padang Bulan berada rata-rata dalam kategori sedang.
Dalam penelitian ini, pengetahuan mengenai prebiotik yaitu apa itu
prebiotik dan kepentingan pemberiannya. Selain itu, terdapat pengetahuan umum
mengenai makanan mengandungi prebiotik terutamanya ASI, sayuran dan buahan.
Untuk mengukur tingkat pengetahuan responden terdapat 20 pertanyaan
ditanyakan, tetapi yang dianalisis hanyalah 14 pertanyaan. Pada tabel 5.4 dapat
dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pemberian prebiotik paling
banyak berada pada kategori sedang sebanyak 48 orang ibu (49.5%), diikuti
dengan kategori kurang sebanyak 44 responden (45.9%), dan 5 responden (5.2%)
yang berada pada kategori baik. Pertanyaan mengetahui apakah itu prebiotik
(pernyataan 1). Pertanyaan ini dijawab dengan ya oleh 63 responden (64.9%) dan
tidak dijawab oleh 34 responden (35.1%). Pertanyaan apakah yang dimaksudkan
oleh prebiotik (pertanyaan 2), jawabannya makanan yang tidak bisa dicerna yang
membawa manfaat kepada tubuh. Pertanyaan ini dijawab benar oleh 55 responden
(56.7%) manakala dijawab dengan salah 42 responden (43.3%). Pertanyaan
apakah terdapat perbedaan antara prebiotik dan preobiotik (pertanyaan 3),
jawabannya ialah ya. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 60 responden
(61.9%) manakala dijawab salah oleh 37 responden (38.1%). Pertanyaan apakah
sumber utama prebiotik kepada anak kurang dari 6 bulan (pertanyaan 4),
jawabannya ialah ASI. Pertanyaan ini dijawab tepat oleh 24 responden (24.7%)
dan 74 responden (75.3%) menjawab jawaban kurang tepat. Pertanyaan pernakah
memberikan suplemen prebiotik kepada anak (pertanyaan 5). Sebanyak 55
responden (56.7%) mejawab ya manakala 42 responden (43.3%). Pertanyaan
apakah jenis suplemen yang diberikan kepada anak balita (pertanyaan 6), jawaban
yang tepat ialah sirup. Sebanyak 36 responden (37.1%) menjawab dengan tepat
manakala 61 responden (62.9%) menjawab dengan kurang tepat. Pertanyaan
sekiranya ya, berapa lama pemberian (pertanyaan 7). Sebanyak 43 responden
dari 2 tahun, 23 responden (23.7%) pula menjawab lebih dari 2 tahun dan 10
responden (10.3%) pula menjawab tetap memberikan walapun melebihi usia lima
tahun. Pertanyaan apakah sampai saat ini ibu menyusui balita (Pertanyaan 8).
Sebanyak 44 responden (45.4%) dan 53 responden (54.6%) menjawab tidak.
Pertanyaan mengapa balita anda tidak diberikan ASI (Pertanyaan 10). Sebanyak
18 responden (18.6%) menjawab sibuk bekerja, 18 responden (18.6%) juga
menjawab anak tidak mau, 6 responden (6.2%) menjawab air susu tidak keluar
dan selebihnya 55 responden (56.7%) menjawab dengan bukan salah satu di atas
(BBSD). Pertanyaan makanan (selain ASI) apa yang diberikan kepada balita
tersebut (Pertanyaan 11), jawaban yang paling tepat ialah MP-ASI dari Depkes.
Sebanyak 18 responden (18.6%) menjawab dengan tepat manakala 79 responden
(81.4%) menjawab dengan kurang tepat. Pertanyaan selain makanan pokok utama
(nasi, dll), adakah balita sudah makanan mengandung sayuran berserat
(Pertanyaan 13). Sebanyak 43 responden (44.3 %) menjawab ya dan 55 responden
(55.7%) menjawab tidak. Pertanyaan jika ya, bagaimana frekuensi balita
mengkonsumsi sayur-sayuran/berserat (Pertanyaan 14), jawaban tepat ialah setiap
hari per minggu. Sebanyak 15 responden (15.5 %) menjawab dengan tepat dan
sebanyak 72 responden (84.5%) menjawab kurang tepat. Pertanyaan apakah balita
anda sudah diberikan buah-buahan (Pertanyaan 15). Sebanyak 55 responden
(55.6%) menjawab ya dan 42 responden (43.3%) menjawab tidak. Pertanyaan jika
ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi buah-buahan (Pertanyaan 16), dan
jawaban tepat ialah setiap hari per minggu. Sebanyak 15 responden (15.5 %)
mejawab dengan tepat manakala sebanyak 82 responden (84.5%) menjawab
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai pentingnya
pemberian prebiotik kepada balita di Puskesmas Padang Bulan, Medan
pada tahun 2011 paling banyak berada pada kategori sedang sebanyak 48
orang ibu (49.5%), diikuti dengan kategori kurang sebanyak 44 responden
(45.9%), dan 5 responden (5.2%) yang berada pada kategori baik.
2. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik
tingkat pendidikan terdapat pada kelompok ibu berpendidikan S1 sebanyak
3 orang (3.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang
pula terdapat kelompok ibu yang berpendidikan SD dengan jumlah 24
(24.7%).
3. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik
usianya adalah responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan 4
responden (4.1%). Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang
adalah juga responden yang berusia antara 21-25 tahun dengan 22
responden (22.7%).
4. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik
pekerjaannya terdapat pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri dan
wiraswasta dengan jumlah responden masing-masing ialah 2 orang (2.1%).
Sedangkan pengetahuan responden yang paling kurang terdapat pada ibu
yang tidak bekerja dengan jumlah 27 responden (27.8%).
6.2. Saran 1. Bagi ibu
Ibu balita di Puskesmas Padang Bulan, diharapakan mengetahui tentang
terdapat pada prebiotik. Selain itu, ibu juga diharapkan dapat memastikan
balita memperoleh makanan yang seimbang yang penting untuk tumbuh
kembang anak.
2. Bagi Puskesmas Padang Bulan, Medan
Pihak Puskesmas diharapkan dapat melaksanakan pelbagai program
penyuluhan mengenai pemberian prebiotik kepada balita dan memastikan
ibu mengetahui mengenai manfaat pemberian makanan berkhasiat
terutamanya yang berserat tinggi kepada balita.
3. Bagi Peneliti
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam
menggambarkan tingkat pengetahuan ibu dengan anak balita tentang
pemberian prebiotik kepada balita di Puskesmas Padang Bulan tahun
2011. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian
ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti
tidak hanya tingkat pengetahuan saja, tetapi juga sikap dan perilaku ibu
Daftar Pustaka.
Agus, M.K., 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Angelo, P.F. et al., 2002. Antitumorigenic Activity of the Prebiotic Inulin
Enriched with Oligofructose in Combination with the Probiotics
Lactobacillus rhamnosus and Bifidobacterium lactis on
Azoxymethane-Induced Colon Carcinogenesis in Rats. 1953-60.
Coxam, V., 2007. Current Data with Inulin-Type Fructans and Calcium, Targeting
Bone Health in Adults. J Nutr 137 (11): 2527.
Depdikbud, 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Geier, M.S. et al., 2006. Probiotics, Prebiotics and Synbiotics: A Role in
Chemoprevention for Colorectal Cancer? Cancer Biol Ther 5(10): 1265-9.
Gibson, G.R., Roberfroid M.B., 1995. Dietary Modulation of the Human Colonic
Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics. J Nutr. 209-220.
Hunges, K., Ludger, H., and Blau, M., 2001. Oligofructose and Long-Chain
Inulin: Influence on the Gut Microbial Ecology of Rats Associated with a
Human Faecal Flora. British Journal of Nutrition. 2110-31.
Jakarta : Depdikbud
Koon, Y. et al., 2010. Antihypertensive Properties of Plant-Based Prebiotics.
School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia.
Lomax, A.R., Calder P.C., 2010. Prebiotics, Immune Function, Infection and
Inflammation: A Review of the Evidence. Institute of Human Nutrition,
Macfarlane, S. et al., 2006. Prebiotics in the Gastrointestinal Tract. Aliment
Pharmacol Ther.
Moehji, S., 2002. Ilmu Gizi (Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi). Jakarta: Bhratara.
Munjal, U., Glei, M., Pool-Zobel, B.L., Scharlau, D., 2009. Fermentation
Products of Inulin-type Fructans Reduce Proliferation and Induce
Apoptosis in Human Colon Tumour Cells of Different Stages of
Carcinogenesis. British Journal of Nutrition. 663-671.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Penington, J.A.T. et al., 1986. Mineral Content of Foods and Total
Diets: The Selected Minerals in Food Survey. Journal of the American
Dietetic Association 86: 876.
Pratomo, H., Sudarti, 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan
Masyarakat.
Saavedra, J.M., Tschernia, A., 2002. Human Studies With Probiotics and
Prebiotics: Clinical Implications. Available from:
http://www.ingentaconnect.com/content/cabi/bjn/2002/00000087/900000s
2/art00015
Sastroasmoro, Sudigdo, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
FKUI.
[Accesed 16 March 2011]
2010. Prebiotics and Probiotics. Available from:
http://nutrition.about.com/od/therapeuticnutrition1/p/pro_prebiotics.html
Stephanie, S. dan Bernhard, W., 2007. Inulin and Oligofructose: Review of
Experimental Data on Immune Modulation. J Nutr.; 137: 2563. [Accesed 2 March 2011]
Whitney, E.N., Hamilton, E.M.T., 1984. Understanding Nutrition. Ed. III. New
LAMPIRAN 1
Lembar Informed Consent
Salam Sejahtera bagi kita semua
Kepada Ibu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas
kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner
ini.
Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Justin A/L
Michal Dass. Saya adalah salah seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk tahun 2008. Saat ini saya sedang
mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi
kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Adapun
judul penelitian saya adalah Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai Balita
mengenai Pentingnya Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011.
Prebiotik merupakan makanan tidak dapat dicerna, yang membawa
manfaat kepada host dengan secara selektif menstimulasi pertumbuhan dan/atau
aktivitas bakteri (yang bermanfaat) yang terbatas di dalam kolon, yang
membantu meningkatkan kesehatan manusia ( Roberfroid, 2007). Prebiotik
sangat bermanfaat kepada sistem imun balita yang penting untuk kesehatannya.
Selain itu, prebiotik juga dapat membantu meninhkatkan fungsi sistem
pencernaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
mengenai pemberian prebiotik dan suplemen prebiotik kepada balita.
Untuk itu saya mohon kesediaan Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini,
yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas
dan riwayat penyakit ibu dan balita serta pengetahuan ibu mengenai pembrian
Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam
penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Untuk penelitian in Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu
membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:
Nama : Justin A/L Michal Dass
Alamat : TASBI. Blok VV 123, Medan.
No. HP : 085831793007
Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Ibu saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Ibu dalam penelitian ini membawa
manfaat besar bagi kita semua.
Medan, 2011
Peneliti
LAMPIRAN 2
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :
Umur : Alamat : No. Telp:
Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu yang mempunyai Balita mengenai Pentingnya Pemberian Prebiotik di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011, maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-baiknya.
Medan, 2011
( )
Kuesioner Penelitian Tingkat Penegetahuan Ibu yang mempunyai Anak Balita mengenai pemberian Prebiotik kepada Balita, di Puskesmas Padang Bulan , Medan Tahun 2011.
Pelaksanaan Pengambilan Data: / / I IDENTITAS RESPONDEN
1. Identitas Ibu
a. Nama ibu :
b. Umur ibu : thn
c. Pekerjaan ibu :
d. Pendidikan terakhir :
e. Jumlah anak : (balita: orang)
** coret yang tidak perlu
II PENILAIAN TINGKAT KESEDARAN IBU BALITA MENGENAI
PEMBERIAN PREBIOTIK 1. Mengetahui apakah itu prebiotik?
A. Ya B. Tidak
2. Apakah yang dimaksudkan oleh prebiotik?
A. Makanan yang bisa dicerna, yang membawa manfaat kepada tubuh
B. Makanan yang tidak bisa dicerna yang membawa manfaat kepada
tubuh
3. Apakah terdapat perbedaan antara prebiotik dan preobiotik?
A. Ya B. Tidak
4. Apakah sumber utama prebiotik kepada anak kurang dari 6 bualn?
A. Asi
B. Sayuran
C. Buah-buahan
5. Pernakah memberikan suplemen prebiotik kepada anak?
A. Ya B. Tidak
6. Apakah jenis suplemen yang diberikan kepada anak balita?
A. Syrup
B. Tablet
7. Sekiranya ya, berapa lama?
bulan / tahun
III PENILAIAN MENGENAI KESEDARAN IBU MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN MENHGANDUNGI PREBIOTIK KEPADA BALITA
Asi dan Pola Makan Anak.
8. Apakah sampai saat ini ibu menyusui balita anda?
A. Ya B. Tidak
9. Jika tidak , sejak usia berapa balita anda masih mendapat asi:
...hari ...bulan
10.Mengapa balita anda tidak diberikan ASI?
A ibu sakit
B. Air susu tidak keluar
C. Anak tidak mahu
D. Ibu sibuk bekrja
11.Makanan (selain ASI) apa yang diberikan kepada balita tersebut:
A. Tidak ada
B. Makanan dari buatan pabrik
C. Makanan buatan rumah
Konsumsi Balita pada usia 12 sehingga 59 bulan.
12.Sejak usia brapakah balitadiberi makanan slain dari ASI ?... bulan
13.Selain makanan pokok utama (nasi, dll), adakah balita sudah makanan
mengandungi sayuran/berserat:
A. Ya B. Tidak
14. Jika ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi sayur-sayuran/bersrat :
A Setiap hari/ miggu
B. 4-6 minggu
C. 2-3 hari/minggu
D. Tidak pernah
15.Apakah balita anda sudah diberikan buah-buahan?
A. Ya B. Tidak
16.Jika ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi buah-buahan:
A Setiap hari/ miggu
B. 4-6 minggu
C. 2-3 hari/minggu
D. Tidak pernaH
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian Prebiotik, kepada balita yang mengalami kelainan (kongenital atau didapat) [DIISI JIKA BERKENAAN]
17.Apakah kelainan yang dialami oleh balita:
... (diisi jika ada kelainan)
A. Ya B. Tidak
19.Adakah balita mengkonsumsi makanan berserat?
A. Ya B. Tidak
20.Jika ya, bagaimana frekuensi balita mengkonsumsi sayur-sayuran/bersrat :
A Setiap hari/ miggu
B 4-6 minggu
C 2-3 hari/minggu
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Pendidkan pada Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid S1 7 7.2 7.2 7.2
SD 25 25.8 25.8 33.0
SMA 23 23.7 23.7 56.7
SMP 35 36.1 36.1 92.8
Tidak Bersekolah 7 7.2 7.2 100.0
Total 97 100.0 100.0
Batasan usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 16-20 24 24.7 24.7 24.7
21-25 48 49.5 49.5 74.2
26-30 15 15.5 15.5 89.7
31-35 9 9.3 9.3 99.0
36-40 1 1.0 1.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
pengetahuan prebiotik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid makanan yg dapat docerna 42 43.3 43.3 43.3
makanan yg tidak dapat dicerna
55 56.7 56.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
perbedaan prebiotik dan prebiotik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 37 38.1 38.1 38.1
ya 60 61.9 61.9 100.0
sumber prebiotik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid bssd 22 22.7 22.7 22.7
buahan 32 33.0 33.0 55.7
sayuran 19 19.6 19.6 75.3
asi 24 24.7 24.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
suplemen prebiotic
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 42 43.3 43.3 43.3
ya 55 56.7 56.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
jenis suplemen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid bssd 37 38.1 38.1 38.1
tablet 24 24.7 24.7 62.9
syrup 36 37.1 37.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
makanan dari perbuatan pabrik
23 23.7 23.7 54.6
makanan buatan rumah 26 26.8 26.8 81.4
MP-ASI dari Depkes 18 18.6 18.6 100.0
Total 97 100.0 100.0
makanan yang mengandungi sayuran/berserat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 54 55.7 55.7 55.7
ya 43 44.3 44.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
bagaimana frekuensi balita mengkunsumsi sayuan/berserat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 44 45.4 45.4 45.4
2-3hari/ minggu 24 24.7 24.7 70.1
4-6 hari/minggu 14 14.4 14.4 84.5
setiap hari/minggu 15 15.5 15.5 100.0
Total 97 100.0 100.0
balita penah diberikan buahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
ya 55 56.7 56.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
bagaimana frekunsi balita mengkonsumsi buahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 36 37.1 37.1 37.1
2-3 hari/minggu 23 23.7 23.7 60.8
4-6 hari/minggu 25 25.8 25.8 86.6
setiap hari/minggu 13 13.4 13.4 100.0
Total 97 100.0 100.0
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
tingkat pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 44 45.4 45.4 45.4
Sedang 48 49.5 49.5 94.8
Baik 5 5.2 5.2 100.0
Total 97 100.0 100.0
Pendidkan pada Ibu * tingkat pengetahuan Crosstabulation
tingkat pengetahuan
Total Kurang Sedang Baik
Pendidkan pada Ibu S1 Count 0 4 3 7
% of Total .0% 4.1% 3.1% 7.2%
% of Total 24.7% 1.0% .0% 25.8%
Batasan usia * tingkat pengetahuan Crosstabulation
tingkat pengetahuan
Pekerjaan ibu * tingkat pengetahuan Crosstabulation
tingkat pengetahuan
Pekerjaan ibu pegawai negeri Count 0 11 2 13
% of Total .0% 11.3% 2.1% 13.4%
pegawai swasta Count 0 7 1 8
% of Total .0% 7.2% 1.0% 8.2%
tidak bekerja Count 27 7 0 34
% of Total 27.8% 7.2% .0% 35.1%
wiraswasta Count 17 23 2 42
% of Total 17.5% 23.7% 2.1% 43.3%
Total Count 44 48 5 97